25
437 Perdagangan Luar Negeri ....... PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA-AMERIKA HTSP. Siregar * Abstract This paper studies the relationship between Indonesia and the United States (US) in economy, particularly from international trade perspective. Attempting to use annual time series data from 1997-2008, the writer raises the questions, for instance, how is the development of foreign trade of the two countries? Which country takes more advantages from the bilateral relations? Critically, he tried to answer the question whether Indonesia’s export is more than its import or its export is less than its import. Various data, figures and tables had been applied to present his explanations. He argued the Indonesian government needs to diversify its export commodities and open new markets in the US. Kata Kunci: Perdagangan internasional, Indonesia-Amerika, ekspor, impor barang, surplus, defisit, devisa I. Latar Belakang Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat telah lama terjalin jauh sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Hubungan yang berawal dari perdagangan tersebut dalam perjalanannya berkembang luas. Peran kamar dagang kedua negara sangat besar di dalam menjalin keharmonisan hubungan kedua negara tersebut. Perjalanan hubungan bilateral Indonesia dengan Amerika yang telah lama tersebut tidak selamanya berjalan mulus. Seperti lazimnya dinamika sebuah hubungan, hubungan antara Indonesia dengan Amerikapun mengalami pasang- surut. Salah satu pengalaman yang tidak menyenangkan bagi bangsa Indonesia dalam berhubungan dengan Amerika Serikat pernah terjadi ketika Pemerintah * Penulis adalah peneliti bidang Ekonomi/Kebijakan Publik di P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI. Email: [email protected]

Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

Citation preview

Page 1: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

437Perdagangan Luar Negeri .......

PERDAGANGAN LUAR NEGERI

INDONESIA-AMERIKA

HTSP. Siregar*

Abstract

This paper studies the relationship between Indonesia and the

United States (US) in economy, particularly from international

trade perspective. Attempting to use annual time series data

from 1997-2008, the writer raises the questions, for instance,

how is the development of foreign trade of the two countries?

Which country takes more advantages from the bilateral relations?

Critically, he tried to answer the question whether Indonesia’s

export is more than its import or its export is less than its import.

Various data, figures and tables had been applied to present his

explanations. He argued the Indonesian government needs to

diversify its export commodities and open new markets in the

US.

Kata Kunci: Perdagangan internasional, Indonesia-Amerika, ekspor, impor

barang, surplus, defisit, devisa

I. Latar Belakang

Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat telah lama terjalin jauh

sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Hubungan yang

berawal dari perdagangan tersebut dalam perjalanannya berkembang luas. Peran

kamar dagang kedua negara sangat besar di dalam menjalin keharmonisan

hubungan kedua negara tersebut.

Perjalanan hubungan bilateral Indonesia dengan Amerika yang telah

lama tersebut tidak selamanya berjalan mulus. Seperti lazimnya dinamika sebuah

hubungan, hubungan antara Indonesia dengan Amerikapun mengalami pasang-

surut. Salah satu pengalaman yang tidak menyenangkan bagi bangsa Indonesia

dalam berhubungan dengan Amerika Serikat pernah terjadi ketika Pemerintah

* Penulis adalah peneliti bidang Ekonomi/Kebijakan Publik di P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI.Email: [email protected]

Page 2: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

438 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

Amerika Serikat mengambil kebijakan mengembargo persenjataan militer

Indonesia di era Pemerintahan Orde Baru. Kebijakan sanksi embargo tersebut

dikenakan kepada Pemerintah Indonesia karena Tentara Nasional Indonesia

(TNI) dinilai melanggar ketentuan perang di Timor Timur. Embargo peralatan

militer tersebut telah membuat Pemerintah Indonesia khususnya TNI tidak dapat

berbuat banyak khususnya dalam aksi-aksi kegiatan militer. Setelah berlangsung

relatif lama, akhirnya embargo terhadap persenjataan TNI dicabut.

Sementara hubungan Indonesia Amerika di bidang perdagangan,

beberapa waktu yang lalu, Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri

Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Amerika Serikat diwakili oleh Perwakilan

Perdagangan Amerika Serikat Susan C. Schwab telah menandatangani nota

kesepahaman tentang kerja-sama mengamankan perdagangan tekstil dan

produk tekstil kedua negara di Washington. Mendag. Pangestu menjelaskan

bahwa selama beberapa tahun ini tekstil dan produk tekstil merupakan bagian

penting dari ekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Dengan dicapainya

kesepakatan ini mencerminkan berlangsungnya peningkatan hubungan

perdagangan di antara kedua negara. Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah

untuk mencegah praktek transhipment illegal tidak terjadi lagi.1

Kesepakatan perdagangan Indonesia-Amerika tersebut kembali

menjelaskan kepentingan bersama kedua negara. Artinya kedua negara saling

membutuhkan dalam menjalin hubungan kerja-sama perdagangan internasional.

Data Departemen Perdagangan Amerika Serikat (US Departement of

Commerce) menyebutkan bahwa nilai total perdagangan kedua negara pada

tahun 2005 mencapai US$ 15,06 miliar. Nilai itu naik dibandingkan dengan tahun

2004 sebesar US$ 12,48 miliar dan pada tahun 2003 sebesar US$ 12,04

miliar. 2

Nilai ekspor Indonesia ke Amerika mencapai US$ 12,02 miliar pada

tahun 2005. Artinya, nilai itu naik dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar

US$ 11,15 miliar. Sementara nilai impor Indonesia dari Amerika tercatat sebesar

US$ 3,04 miliar pada tahun 2005. Nilai itu naik 14,1 persen dibandingkan dengan

nilai impor Indonesia dari Amerika pada tahun 2004. Di sisi lain, ekspor tesktil

dan produk tekstil Indonesia ke Amerika Serikat mencapai US$ 3,13 miliar

1 Lihat “Indonesia-Amerika Teken Pemberantasan Transshipment Ilegal” http://www.tempointeractive.com/hg/transhipment+illegal/Rabu, 27 September 20062 Ibid.

Page 3: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

439Perdagangan Luar Negeri .......

pada tahun 2005. Nilai impor itu naik sebesar 18,76 persen dibandingkan dengan

impor pada tahun 2004 yang hanya mencapai US$ 2,63 miliar.3

Sementara investasi Amerika di Asia, Indonesia merupakan negara keempat

terbesar setelah Jepang, Singapura dan Hongkong. Ini berarti investasi Amerika

tertanam di Indonesia dalam U.S. dolar. Belum lagi bantuan Amerika Serikat

lainnya kepada Indonesia seperti dalam bentuk loan.

II. Permasalahan

Uraian di atas menggambarkan hubungan antara Indonesia dengan

Amerika khusus dalam sektor perdagangan luar negeri kedua negara. Gambaran

sesungguhnya tentang hubungan perdagangan Indonesia-Amerika terdapat

dalam Neraca Perdagangan Indonesia-Amerika. Seberapa besar manfaat yang

diperoleh dari perdagangan luar negeri Indonesia-Amerika dapat dilihat dari ekspor

dan impor barang dan jasa di masing-masing negara tersebut. Data tentang

perdagangan Indonesia-Amerika tersebut tercatat pada Neraca Perdagangan

Indonesia-Amerika dan juga pada Neraca Pembayaran atau Balance of Payment

(BOP).

Bagaimana hubungan perdagangan luar negeri Indonesia-Amerika

khususnya dalam ekspor-impor barang? Berapa besar nilai yang diperoleh dari

ekspor-impor barang antara Indonesia-Amerika? Apakah ekspor barang Indonesia

ke Amerika lebih besar daripada impor barang Indonesia dari Amerika? Atau

sebaliknya, ekspor barang Indonesia ke Amerika lebih kecil daripada impor

barang Indonesia dari Amerika? Siapa yang memperoleh surplus perdagangan

di antara kedua negara? Berapa besar angka pertumbuhan ekspor-impor dan

surplusnya? Apa manfaatnya Indonesia?

Tulisan ini mengkaji hubungan perdagangan Indonesia-Amerika

khususnya ekspor-impor barang dalam kurun waktu 12 tahun (1997 - 2008)

untuk mendapatkan gambaran sejauhmana manfaatnya bagi kedua negara,

khususnya bagi Indonesia.

III. Konsep Hubungan Antarnegara Dalam Bidang Perdagangan

Di alam globalisasi dewasa ini dapat dipastikan tidak ada lagi negara

yang melakukan perekonomian autarchy yaitu suatu bentuk perekonomian

3 Ibid.

Page 4: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

440 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

tanpa melakukan perdagangan dengan negara lain. Sulit bagi suatu negara

hanya mengandalkan perekonomiannya dari dalam negeri sendiri di alam

globalisasi dewasa ini. Kesulitan itu dapat dimengerti dengan menyadari bahwa

setiap negara mempunyai keterbatasan, perbedaan dan kelangkaan dalam

sumber daya ekonomi. Berangkat dari kesadaran akan keterbatasan, perbedaan

dan kelangkaan sumber daya ekonomi tersebut kemudian lahir keinginan untuk

meningkatkan derajat hidup bersama dengan melakukan kerja-sama ekonomi

(perdagangan internasional) dengan negara-negara lain.

Suatu negara ketika menjalin hubungan kerja-sama ekonomi dengan

negara lain baik itu menjual (mengekspor) atau membeli (mengimpor) barang

dan jasanya maka perekonomian negara-negara tersebut sudah dapat dikatakan

terbuka (open economy). Namun sejauh mana kerbukaan perekonomian itu

dapat diketahui melalui nilai rasio ekspor dan impor terhadap total Produk

Domestik Bruto (PDB).

Jika perdagangan telah dibuka, dan jika setiap negara berkonsentrasi

pada bidang yang memiliki keunggulan komparatif, maka kehidupan semua

orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di setiap negara dapat memperoleh

barang konsumsi dalam jumlah besar, untuk jumlah jam kerja yang sama, jika

orang melakukan spesialisasi pada bidang yang memiliki keunggulam komparatif

yang relatif tidak mempunyai keunggulan. Ketika perbatasan dibuka unruk

perdagangan internasional, pendapatan nasional setiap negara yang melakukan

perdagangan akan meningkat. 4

Pertumbuhan ekonomi suatu negara juga ditentukan oleh hubungan

kerja-sama ekonomi antarnegara baik itu bilateral apalagi multilateral. Hubungan

kerja-sama ekonomi tersebut ada yang dapat langsung memberi manfaat dan

juga ada yang memberikan manfaatnya dalam kurun waktu yang relatif panjang.

Perdagangan internasional merupakan contoh yang memberikan manfaat

langsung. Sementara yang manfaatnya relatif lebih panjang adalah penanaman

modal atau investasi.

Pertanyaan tentang apa yang menjadi dasar dari perdagangan (the basis

for trade) dan apa saja keuntungan yang diperoleh dari perdagangan (the gains

of trade) serta bagaimana dengan pola perdagangan (pattern of trade) menjadi

pokok dalam menjelaskan dasar teori perdagangan internasional.

4 Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, “Makro Ekonom”, Edisi Keempatbelas, Jakarta,Penerbit Erlangga, 1991: hal. 307

Page 5: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

441Perdagangan Luar Negeri .......

Berkaitan dengan perdagangan internasional, dikenal teori-teori yang

mencoba memahami alasan sebuah negara mau melakukan kerja-sama ekonomi

atau perdagangan dengan negara-negara lain. Ada beberapa teori perdagangan

internasional. Namun yang banyak digunakan sebagai acuan adalah teori

keunggulan absolut (absolute advantages) yang dikembangkan oleh Adam Smith

dan teori keunggulan komperatif (comparative advantages) yang dikembang

oleh David Ricardo.

Menurut Adam Smith, perdagangan akan meningkatkan kemakmuran

bila dilakukan melalui mekanisme perdagangan bebas. Dengan mekanisme

perdagangan bebas, para pelaku ekonomi dengan sendirinya akan terarahkan

melakukan spesialisasi untuk mencapai tingkat efisiensi yang baik. Dalam

melakukan spesialiasi tersebut harus berdasarkan keunggulan absolut yaitu

dengan melihat dari kemampuan produksi dengan biaya lebih rendah.

Sementara David Ricardo dengan prinsip keunggulan komperatif

mengatakan bahwa setiap negara akan berspesialisasi dalam produksi dan

mengekspor barang yang biayanya relatif rendah (artinya relatif lebih efisien

dibanding dengan negara lain); sebaliknya, setiap negara akan mengimpor barang

yang biaya produksinya relatif tinggi (dengan kata lain kurang efisien dibanding

negara lain). 5

Setiap negara mau tidak mau melakukan speliasiasi produksi dengan

ada perdagangan antarnegara. Mana komoditi yang relatif lebih efisien daripada

negara lain diekspor dan barang yang relatif kurang efisien daripada di negara

lain akan diimpor dari negara lain.

Semakin cepat timbul perbedaan produktifitas di dalam suatu negara,

maka spesialisasi dan perdagangan akan semakin menguntungkan. Begitu pula

halnya antarnegara. Perdagangan internasional memungkinkan spesialisasi dan

pembagian kerja yang efisien – lebih efisien dibandingkan hanya mengandalkan

produktifitas domestik saja. 6

Menurut David Ricardo, perdagangan itu wajib karena setiap negara

akan melakukan spesialisasi dan menjual produknya ke negara lain dan

mengimpor produk negara lain. Bila suatu negara yang mengabaikan prinsip

keunggulan komparatif dalam menyelenggarakan perdagangan maupun

perekonomiannya, pada gilirannya akan menanggung akibat yang merugikan

atas standar kehidupan masyarakat dan laju pertumbuhan ekonominya.7

5 Ibid., hal. 3956 Ibid., hal. 4077 Ibid., hal. 408

Page 6: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

442 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

Diversifikasi atau keanekaragaman kondisi produksi merupakan alasan

mendasar setiap negara untuk terlibat dalam perdagangan internasional. Menurut

prinsif umum ini, perdagangan terjadi: (a) kerena perbedaan kondisi produksi,

(b) karena menurunnya biaya (atau timbulnya skala ekonomi); dan (c) karena

keanekaragaman selera.8

Prinsip keunggulan komparatif Ricardo ini mengatakan bahwa

perdagangan antar dua wilayah akan menguntungkan, meskipun salah satu

wilayah, secara absolut lebih produktif atau kurang produktif dibandingkan wilayah

lain pada semua komoditi. Sepanjang terdapat perbedaan efisiensi relatif atau

komparatif di antara negara, setiap negara pasti mempunyai keunggulan

komparatif atau kelemahan komparatif pada beberapa produk tertentu.

Keunggulan yang besar akan diperoleh bila suatu negara berspesialisasi pada

bidang yang mempunyai keunggulan komparatif, mengekspor produk tersebut

dan menukarkannya dengan produk negara lain yang di negaranya mempunyai

keunggulan komparatif.9

Dasar pemikiran tentang perdagangan internasional yang dikemukan

Ricardo sudah menjelaskan arti pentingnya perdagangan antarnegara itu.

Berangkat dari pemikiran Ricardo, Sadono Sukirno mengemukan bahwa ada 4

manfaat dari perdagangan internasional yaitu: 10

1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri;

2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi;

3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan;

4. Transfer teknologi modern.

Lebih jauh lagi, Sadono menjelaskan tentang faktor-faktor yang

mendorong terjadinya perdagangan internasional sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri;

2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara;

3. Adanya perbedaan kemampuan pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam mengelola sumber daya ekonomi;

4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk

menjual produk tersebut;

8 lbidt., hal. 4079 Ibid., hal. 40810 Lihat “Perdagangan Internasional” http://id.wikipedia.org/wiki/ Istimewa: Whatlinkshere/Perdagangan_internasional: Rabu, 27 September 2006 | 17:44 WIB

Page 7: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

443Perdagangan Luar Negeri .......

5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,

budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil

produksi dan adanya keterbatasan produksi;

6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang;

7. Keinginan membuka kerja-sama, hubungan politik dan dukungan dari negara

lain;

8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat

hidup sendiri.

Penjelasan lainnya yang juga menegaskan tentang betapa pentingnya

perdagangan antarnegara seperti yang dijelaskan Bradley R. Schiller dalam

bukunya “The Macro Economy Today” sebagai berikut:

“We want to demonstrate that two countries that trade can together

produce more output then they could in the absence of trade. If they

can, the gain from trade will be increased world output and thus a higher

standard of living in both countries.” 11

“Each country can arrive at the same decision itself by comparing its

own opportunity cost to those prevailing elsewhere and offering too trade

to mutual advantage. World output and thus the potential gains from

trade, will be maximized when each country pursues its comparative

advantage. It does not by exporting goods that entail relatively low

domestic opportunity costs and importing goods that in-value relatively

high domestic opportunity costs”. 12

Intinya bahwa perdagangan antarnegara akan meningkatkan output

dunia dan memberikan standard kehidupan yang lebih tinggi bagi negara-negara

yang melakukannya. Selain itu, Bradley melihat perdagangan internasional dari

sudut opportunity cost yaitu nilai yang hilang karena mengambil suatu keputusan

apakah lebih menguntungkan melakukan perdagangan antarnegara atau tidak

dan memilih barang yang mempunyai nilai efisiensi tinggi untuk diekspor.

Di dalam sebuah perekonomian, bila jumlah produksi barang dan jasanya

mengalami peningkatan maka perekonomian negara tersebut dapat dikatakan

bertumbuh. Namun, di dalam prakteknya, sejauhmana pertumbuhan tersebut

sulit untuk dihitung karena selain barang dan jasa tersebut beragam tetapi juga

satuan hitungnya berbeda-beda. Menghadapi kesulitan menghitung pertumbuhan

11 Bradley R.. Schiller, “The Macro Economy Today”, Fourth Edition, Random House, BusinessDivision, New York, 1989: hal. 44812 Ibid., hal. 452

Page 8: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

444 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

itu, para ekonom menghitung perubahan output dengan nilai uang yang tergambar

dalam nilai Produksi Domestik Bruto (PDB).

Dalam menghitung pertumbuhan suatu perekonomian dengan

menggunakan nilai PDB harus berdasarkan pada harga konstan yaitu harga

yang dianggap tidak berubah. Dengan menggunakan harga konstan, maka

pengaruh terhadap perubahan harga tidak tercatat sehingga angka yang muncul

merupakan nilai uang dari total output barang dan jasa dalam suatu kurun waktu

tertentu.13

Formula perhitungannya sebagai berikut:

PDBRt – PDBR t-1

Gt =

x 100% (3.1)

PDBR t-1

Di mana: Gt = pertumbuhan ekonomi periode t (triwulan atau tahunan)

PDBRt = Produk Domestik Bruto Riil (berdasarkan harga konstan)

PDBRt-1

= PDBR satu periode sebelumnya

Jika interval waktunya lebih dari satu periode, perhitungan tingkat

pertumbuhan ekonomi dapat menggunakan persamaan eksponensial sebagai

berikut:

PDBRt = PDBR

0 (1 + r) t (3.2)

Di mana:

PBDRt

= PDBR periode t

PDBR0

= PDBR periode awal

r = tingkat pertumbuhan

t = jumlah periode

Dengan dapat mengetahui tingkat pertumbuhan perdagangan

antarnegara maka dapat diperoleh gambaran awal tentang bagaimana negara-

negara itu saling membutuhkan. Di sisi lain, perhitungan rata-rata pertumbuhan

13 Rahardja Prathama & Mandala Manurung, “Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar”, EdisiKetiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005: hal. 138-139

Page 9: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

445Perdagangan Luar Negeri .......

perdagangan internasional dapat memberikan gambaran tentang bagaimana laju

pertumbuhan perekonomian negara tersebut.

Dalam teori ekonomi makro, salah satu indikator yang memperlihatkan

bahwa telah terjadi alokasi secara efisien dalam suatu perekonomian adalah

dengan melihat nilai output nasional suatu negara pada suatu kurun waktu

tertentu. Nilai output nasional yang juga dikenal sebagai pendapatan nasional

atau Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) tersebut

dapat menggambarkan beberapa hal penting suatu perekonomian.

Pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja,

barang modal, uang dan kemampuan kewirausahawan) digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa. Secara umum, makin besar pendapatan nasional

suatu negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya.

Kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

produktifitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang disepakati

tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional per kapita. Nilai output per

kapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah

penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output per kapita makin

besar, tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara itu alat ukur

tentang produktifitas rata-rata adalah output per tenaga kerja. Makin besar

angkanya, makin tinggi produktifitas tenaga kerja.

Ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian.

Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk,

maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi

pendapatannya.14

Kebijakan menjalin hubungan kerja-sama ekonomi suatu negara dengan

negara lain merupakan suatu upaya dari suatu negara untuk mengoptimalkan

kinerja makro ekonomi negara tersebut agar lebih baik daripada sebelum

melakukan hubungan kerja-sama ekonomi dengan negara lain.

Di dalam melaksanakan hubungan kerja-sama ekonomi dengan negara

lain tersebut terdapat tiga kebijakan perdagangan internasional yang biasa

dilakukan oleh negara sedang berkembang (NSB) yaitu substitusi impor (import

substitution), promosi ekspor (export promotion) dan proteksi (protection). 15

14 Ibid., hal. 1115 Ibid., hal. 306 – 310

Page 10: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

446 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

a. Kebijakan Substitusi Impor (Import Substitution Policy)

Kebijakan substitusi impor (import substitution) adalah kebijakan

memproduksi di dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya diimpor.

Pemerintah membangun dan atau memberikan kesempatan kepada sektor

swasta untuk mendiirikan industri-industri yang dapat memproduksi barang-

barang yang tadinya diimpor. Kebijakan ini paling sering ditempuh pada tahap

awal pembangunan ekonomi khususnya pembangunan industri.

Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dari kebijakan substitusi

impor (SI):

1) Mengurangi ketergantungan pada impor;

2) Memperkuat sektor industri;

3) Memperluas kesempatan kerja;

4) Menghemat devisa.

b. Kebijakan Promosi Ekspor (Export Promotion Policy)

Promosi ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat

jenuhnya pasar domestik, sebab pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada

pasar domestik. Kebijakan PE umumnya dilakukan setelah berhasil

melaksanakan SI, kendati ada juga yang melakukan secara bersamaan.

Kebijakan PE merupakan kebijakan di bidang industri yang mengutamakan

pengembangan jenis-jenis industri yang menghasilkan produk-produk untuk

ekspor.

Ada empat faktor yang dapat menjelaskan bahwa kebijakan PE mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dibandingkan kebijakan SI,

yaitu:

1) Kaitan sektor pertanian dengan sekotr industri, misalnya agroindustri yang

berkembang karena berorientasi pada bahan baku pertanian. Dengan

adanya kaitan ini, maka permintaan sektor industri terhadap sektor pertanian

tetap dapat dipertahankan.

2) Skala ekonomi (economies of scale) dapat dicapai karena permintaan

ekspor yang skalanya cukup besar, sehingga dapat diproduksi secara

manufaktur/masal.

3) Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya

persaingan pada pasar dunia.

4) Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi dapat diatasi.

Page 11: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

447Perdagangan Luar Negeri .......

c. Kebijakan Proteksi (Protection Policy)

Tahap kebijakan substitusi impor (SI) dan promosi ekspor (PE)

dijembatani oleh proteksi. Bagi NSB, alasan proteksi adalah perlindungan

sementara industri-industri yang masih dalam tahap awal perkembangan (infant

industries argument). Dengan proteksi, industri domestik dilindungi dari sisi

harga produk dan skala produksi, sehingga dapat menjalani tahap pembelajaran

(learning process).

Sehubungan dengan kebijakan proteksi, ada dua proteksi yang dikenal

dalam perdagangan internasional yaitu: tarif (tariff) dan (quota). Tarif merupakan

pajak terhadap barang impor sedang kuota adalah pembatasan jumlah barang

impor.

3.1. Hubungan Ekspor-Impor dengan Permintaan dan Penawaran Valuta

Asing

Di dalam hubungan antarnegara dalam hal perdagangan luar negeri

(international trade) baik itu transaksi ekspor maupun impor dibutuhkan alat

tukar uang. Masing-masing negara di dunia ini memiliki mata uangnya sendiri-

sendiri. Masing-masing negara berkeinginan menggunakan mata uang sendiri

dalam melakukan transaksi perdagangan internasional.

Nilai tukar (kurs) valuta asing (foreign exchange rate) adalah harga mata

uang negara asing dalam satuan mata uang domestik.16 Pasar valuta asing

(foreign exchange market) adalah tempat berlangsungnya perdagangan berbagai

mata uang negara yang berbeda di mana nilai tukar ditentukan.17

Dalam perdagangan valuta asing dikenal kurs nominal dan kurs riil.

Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. 18 Dengan kata

lain, kurs nominal adalah tingkat nilai tukar uang di antara dua mata uang yang

diperdagangkan di pasar valuta asing.

Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara.

Kurs riil menyatakan tingkat di mana kita bisa memperdagangakan barang-

barang dari sutu negara untuk barang-barang dri negara lain. Kurs rill kadang-

kadang disebut terms of trade. Tingkat harga perdagangan barang domestik

16 Gregory Mankiw, “Teori Makroekonomi”, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 45017 Ibid.18 Ibid. hal. 123

Page 12: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

448 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

dengan barang luar negeri tergantung kepada harga barang dalam mata uang

lokal dan pada tingkat kurs yang terjadi. 19

Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah dn

barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs rill rendah, barang-barang

luar negeri relatif lebih mahal dan barang-barang domestik relatif lebih murah. 20

Ketika kurs riil rendah, harga barang-barang dalam negeri relatif lebih murah.

Dalam negeri lebih banyak membeli produk dalam negeri daripada membeli

barang impor. Sementara bagi orang-orang asing membeli barang dalam negeri

orang lain lebih menguntungkan. Perubahan perilaku akibat perubahan kurs riil

tersebut meningkatkan ekspor neto (ekspor–impor = produksi-

konsumsi+investasi+belanja pemerintah.)

Namun ketika kurs riil tinggi, barang-barang dalam negeri relatif lebih

mahal dibandingkan dengan barang impor. Sebagai konsekuesinya, penduduk

dalam negeri lebih banyak membeli barang impor dan orang-orang asing sedikit

membeli barang dalam negeri. Hal tersebut menyebabkan ekspor neto dalam

negeri menurun.

Terjadinya permintaan (demand) terhadap mata uang negara lain atau

valuta asing (foreign exchange) bila suatu negara membutuhkan barang dan

jasa yang diproduksi oleh negara lain. Jadi, bila impor meningkat, ceteris paribus,

maka permintaan valuta asing meningkat. Dalam kurva permintaan, impor yang

meningkat akan menggeser kurva permintaan terhadap valuta asing ke kanan.

Sedangkan, impor yang berkurang akan menggeser kurva permintaan terhadap

valuta asing ke kiri.

Sementara penawaran (supply) terhadap valuta asing muncul dan

meningkat bila negara lain membutuhkan barang dan jasa dari negara lainnya.

Dengan kata lain, bila ekspor meningkat, ceteris paribus, maka penawaran

terhadap valuta asing pun meningkat. Selain itu, penawaran terhadap valuta

asing juga meningkat bila arus masuk modal meningkat. Bila ekspor barang

dan jasa meningkat, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan. Begitupun

bila arus masuk modal meningkat maka kurva penawaran akan bergeser ke

kanan.

Paparan di atas menjelaskan bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan adanya nilai tukar mata uang (exchange rate) adalah karena adanya

perdagangan antarnegara. Ketika Indonesia menjual atau mengekspor barang-

19 Ibid., hal 12520 Ibid.

Page 13: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

449Perdagangan Luar Negeri .......

barang ke Amerika, Indonesia mendapatkan US $ sebagai imbalannya. Sementara

ketika Indonesia membeli atau mengimpor barang-barang dari Amerika, Indonesia

membayarnya dengan US $. Semakin meningkat keinginan untuk membeli

barang-barang produk Amerika yang terlihat dalam impor, kondisi tersebut akan

meningkatkan permintaan terhadap US $.

3.2. Hubungan Surplus - Defisit Neraca Perdagangan dengan Cadangan Devisa

Setiap transaksi perdagangan barang dan jasa dicatat dalam Neraca

Perdagangan. Neraca perdagangan yang merupakan komponen penting dicatat

di dalam Neraca Pembayaran. Neraca pembayaran (Balance of Payment, BOP)

merupakan catatan statistik ringkas tentang transaksi ekonomi internasional

yang dilakukan oleh penduduk suatu negara (perekonomian) dengan penduduk

negara (perekonomian) lainnya. Neraca pembayaran adalah laporan rugi laba

(income statement) yang merupakan ringkasan arus keluar-masuk barang, jasa

dan asset-aset dalam suatu perekonomian selama kurun waktu (periode) tertentu.18

Struktur/rincian Neraca Pembayaran

1. Transaksi Berjalan (Current Account)

a) Neraca Perdagangan (Balance of Trade)

b) Neraca Jasa (Balance of Service)

c) Neraca Nonbalas Jasa (Transfer Payment)

2. Neraca Modal (Capital Account)

a) Neraca Modal Pemerintah (Official Capital)

b) Neraca Modal Swasta (Private Capital)

3. Penyimpangan Statistik (Statistical Discrepancy)

4. Penyelesaian Resmi (Official Settlement)

Dalam Neraca Perdagangan (Balance of Trade) dicatat transaksi ekspor

dan impor barang pada suatu kurun waktu tertentu. Dalam hal ini, bila nilai

ekspor barang lebih besar daripada nilai impor disebut mengalami surplus

perdagangan. Sedangkan bila nilai ekspor barang lebih kecil daripada nilai

impor barang disebut mengalami defisit perdagangan.

18 Ibid., hal. 90

Page 14: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

450 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

Hal yang sama juga berlaku bagi Neraca Jasa (Balance of Service).

Bila nilai ekspor jasa lebih besar daripada impor jasa maka disebut surplus

neraca jasa. Bila nilai impor jasa lebih besar daripada nilai ekpor jasa, maka

disebut defisit neraca jasa.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami surplus transaksi berjalan

bila total ekspor barang dan jasa lebih besar daripada total impor barang dan

jasa. Surplus akan meningkatkan cadangan devisa. Semakin besar surplus

maka semakin besar cadangan devisa. Sementara defisit akan mengurangi

cadangan devisa. Semakin besar defisit maka semakin berkurang cadangan

devisa.

Devisa atau foreign exchange reserves adalah cadangan mata uang

asing dan obligasi yang disimpan oleh bank sentral dan autoritas perbankan.

Namun, di dalam pengertian umum devisa termasuk mata uang asing, surat

berharga dan emas. Itu semua merupakan asset bank sentral dalam bentuk

cadangan valuta asing, umumnya dalam dollar A.S., euro, yen, poundsterling.

Fungsi devisa adalah sebagai alat pembayaran luar negeri (perdagangan,

ekspor, impor, dan lain-lain), alat pembayaran utang luar negeri seperti perjalanan

dinas, biaya korps diplomatik kedutaaan dan konsultan, dan hibah, serta sebagai

sumber pendapatan negara. Sementara sumber devisa negara adalah hasil

ekspor barang, pinjaman luar negeri/hutang luar negeri, penerimaan bunga dan

deviden luar negeri, penerimaan hadiah dan sumbangan luar negeri, pengiriman

mata uang asing dari orang Indonesia yang ada di luar negeri, wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Berikut ini posisi cadangan devisa Indonesia 2007 & 2008 dalam juta

dolar A.S. Komposisinya terdiri dari cadangan dalam valuta asing (yang terdiri

dari surat berharga dan UKA & simpanan), RFP, SDRs, Emas dan lain-lain.

28 David Shambaugh, op.cit., hal. 166-170.29 Ibid.

Page 15: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

451Perdagangan Luar Negeri .......

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir periode 2007 & 2008 dapat

ditampilkan dalam gambar sebagai berikut:

Sumber: Diolah dari Bank ndonesia

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir periode 2007 sebesar

56920,13 juta dolar A.S. yang terdiri dari jumlah cadangan dalam mata uang

asing (yang terdiri dari surat berharga dan UK & simpanan), RFP, SDRs, emas,

dan lain-lain. Cadangan devisa tersebut turun sebesar 5280,82 juta dolar A.S.

atau sebesar 10,23% pada akhir periode 2008 menjadi sebesar 51639,31 juta

dolar A.S.

IV. Analisis Neraca Perdagangan Barang Indonesia dan Amerika Serikat

Neraca Perdagangan (Balance of Trade) merupakan bagian penting

dari Neraca Pembayaran (Balance of Payment) yang merupakan ringkasan

laporan rugi laba dari arus keluar-masuk barang, jasa dan asset-aset dalam

suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu, maka untuk dapat mengetahui

bagaimana hubungan perdagangan luar negeri Indonesia-Amerika akan dianalisis

hubungan ekonomi kedua negara tersebut dengan menggunakan data neraca

perdagangannya.

Data pada tabel berikut ini adalah data perdagangan barang Amerika

Serikat (ekspor, impor dan selisih) dengan Indonesia dalam juta dolar A.S. selama

12 tahun dari tahun 1997 – 2008.

2007 2008

56920,13

51639,31

Gamar 3.1.

Posisi Cadangan Devisa Indonesia 2007 & 2008 (Juta Dolar A.S.)

Gambar 3.1.

Page 16: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

452 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

Table 4.1.

Trade in Goods (Imports, Exports

and Trade Balance) with Indonesia

All figures are in millions of U.S. dollars

No Year

E

Sumber: Diolah dari U.S. CENSUS BUREAU, FOREIGN TRADE

Tabel 4.1. di atas merupakan neraca perdagangan Amerika yang memuat

catatan transaksi perdagangan Amerika-Indonesia (ekspor, import, dan selisih)

selama kurun waktu 12 tahun dari periode 1997-2008 yang bersumber dari U.S.

Census Bureau, Foreign Trade. Untuk membaca tabel neraca perdagangan

Amerika di atas, bagi Indonesia adalah sebaliknya. Artinya bila ekspor bagi

Amerika maka itu berarti impor bagi Indonesia. Begitu pula impor bagi Amerika,

maka bagi Indonesia adalah ekspor.

Berdasarkan Neraca Perdagangan (Balance of Trade) Amerika di atas,

nilai ekspor barang Indonesia ke Amerika lebih besar daripada nilai impor barang

Indonesia dari Amerika. Bagi Indonesia, Indonesia mengalami surplus neraca

perdagangan dengan Amerika (ekspor > impor). Sedangkan bagi Amerika

sebaliknya. Artinya Amerika mengalami defisit perdagangan dengan Indonesia.

Page 17: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

453Perdagangan Luar Negeri .......

Total nilai impor barang Indonesia dari Amerika selama periode 1997-

2008 sebesar 37.805,80 juta dolar A.S. dan total nilai ekspor barang Indonesia

ke Amerika selama periode 1997-2008 sebesar 134.033,20 juta dolar A.S. Secara

rata-rata impor barang Indonesia dari Amerika selama periode 1997-2008 sebesar

3.150,48 juta dolar A.S dan rata-rata ekspor barang Indonesia ke Amerika

selama periode 1997-2008 sebesar 11.169,43 juta dolar A.S.

Pada masa sebelum terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, nilai ekspor

barang Indonesia dari Amerika pada tahun 1997 mengalami kenaikan sebesar

545,40 juta dolar A.S. atau naik sebesar 13,71% daripada tahun 1996. Di saat

masa krisis ekonomi terjadi di Indonesia pada tahun 1997 ke tahun 1998, impor

barang Indonesia dari Amerika mengalami penurunan sebesar 2.223,10 juta

dolar A.S. atau turun sebesar 49,16% daripada tahun sebelumnya.

Nilai impor barang Indonesia dari Amerika yang tertinggi terjadi pada

tahun 2008 sebesar 5.913,10 juta dolar A.S. dan yang terendah terjadi pada

tahun 1999 sebesar 2.038,40 juta dolar A.S. Nilai impor barang Indonesia dari

Amerika yang tertinggi terjadi pada masa peristiwa krisis keuangan melanda

Amerika. Sementara impor barang Indoensia dari Amerika yang terendah terjadi

masa krisis ekonomi melanda Indonesia yaitu tahun 1999.

Tabel di atas menjelaskan bahwa total nilai impor barang Indonesia

dari Amerika sebesar 37.805,80 juta A.S. lebih kecil dibandingkan dengan ekspor

barang Indonesia ke Amerika sebesar 134.033,20 juta dolar A.S. Dengan kata

lain, Indonesia lebih banyak menjual barang ke Amerika daripada menerima

barang dari Amerika. Bagi Indonesia, karena ekspor barang Indonesia ke Amerika

lebih besar daripada impor barang Indonesia dari Amerika, maka Indonesia

mengalami surplus perdagangan (ekspor > impor) dengan Amerika sebesar

96.226,90 juta dolar A.S.

Dari sisi Amerika, Amerika lebih sedikit menjual (mengekspor) barang

ke Indonesia sebesar 3.150,48 juta dolar A.S. dibandingkan dengan Amerika

membeli (mengimpor) barang dari Indonesia sebesar 134.033,20 juta dolar A.S.

Bagi Amerika, karena ekspor barang Amerika ke Indonesia (bagi Indonesia berarti

impor) lebih kecil daripada impor barang Amerika dari Indonesia (bagi Amerika

berarti ekspor) dari Amerika, maka Amerika mengalami defisit perdagangan

(ekspor < impor) dengan Indonesia.

Page 18: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

454 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

4.1. Tingkat Pertumbuhan Ekspor-Impor Barang Amerika dengan

Indonesia

Untuk mengetahui berapa besar tingkat pertumbuhan ekspor barang

Indonesia ke Amerika dengan interval satu tahun, maka dapat dilakukan

perhitungan dengan menggunakan formula perhitungan pertumbuhan sebagai

berikut:

Ekspor t – Ekspor

t - 1

G t =

_________________x 100% (4.1)

Ekspor t-1

Di mana: Gt = Pertumbuhan ekspor periode t

Ekspor t = Ekspor pada periode t

Ekspor t - 1

= Ekspor satu periode sebelumnya

Dengan menggunakan formula perhitungan pertumbuhan di atas diperoleh

hasil angka pertumbuhan ekspor-impor barang Indonesia ke dan dari Amerika

selama kurun waktu 12 tahun sejak 1997 hingga 2008 sebagaimana terlihat

pada tabel berikut ini:

Table 4.2.

Growth Rate of U.S. Trade in Goods

(Imports, Exports & Balance) with Indonesia

1997-2008 (%/Year)

No Year

Growth Rate

 

 

Exportmpors

Source: Diolah dari U.S. Census Bureau, Foreign Trade

Page 19: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

455Perdagangan Luar Negeri .......

Tabel 4.2. di atas menggambarkan angka pertumbuhan ekspor,(export)

impor (import), dan selisih (balance) Amerika dengan Indonesia selama kurun

waktu 12 tahun dari 1997-2008. Data di atas merupakan hasil perhitungan angka

pertumbuhan dari data perdagangan internasional Amerika dengan menggunakan

formula perhitungan pertumbuhan.

Gambar 4.1. di atas menggambarkan tingkat pertumbuhan ekspor barang

Amerika ke Indonesia dalam persen per tahun selama kurun waktu 12 tahun

dari 1997-2008. Bagi Indonesia, grafik di atas menunjukkan angka pertumbuhan

impor barang Indonesia dari Amerika terendah sebesar 49,16% terjadi pada

tahun 1998 di mana Indonesia memasuki tahun pertama krisis ekonomi.

Pertumbuhan impor barang Indonesia dari Amerika minus 49,16% itu dikarenakan

Indonesia sedang diterpa berat oleh krisis ekonomi sehingga daya beli sangat

menurun yang menyebabkan kemampuan membeli barang impor dari Amerika

turun drastis.

Page 20: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

456 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

Sejak saat krisis ekonomi di Indonesia tersebut, angka pertumbuhan

impor barang Indonesia dari Amerika mengalami koreksi pertumbuhan yang

relatif perlahan. Pada tahun 1999 naik menjadi 11,34% namun masih negatif.

Tahun 2000 angka pertumbuhan mulai positif kembali. Hal itu tidak berlangsung

lama dan kembali mengalami penurunan. Dari tahun 1996 ke tahun 2007 angka

pertumbuhan impor barang Indonesia dari Amerika naik relatif tajam hingga

mencapai 37,56%.

Gambar 4.2. di atas menunjukan angka pertumbuhan impor barang

Amerika ke Indonesia. Bagi Indonesia, impor barang tersebut adalah ekspor

barang Indonesia ke Amerika. Angka pertumbuhan ekspor barang Indonesia ke

Amerika yang terendah sebesar -4,55% terjadi pada tahun 2002. Angka

pertumbuhan ekspor barang Indonesia ke Amerika yang luar biasa terjadi pada

tahun 2004 sebesar 13,61% dengan nilai ekspor sebesar 10.810,50 juta dolar

A.S. Kenaikan itu berangkat dari angka pertumbuhan minus 1,33%. Dari periode

tahun 2004 dengan catatan angka pertumbuhan yang fantatis, tingkat

pertumbuhan ekspor barang Indonesia ke Amerika mengalami kelesuan dan

kembali membaik pada tahun 2008 sebesar 10,47%. Peristiwa membaiknya

kembali tingkat pertumbuhan ekspor barang Indonesia ke Amerika bersamaan

dengan terjadinya krisis keuangan di Amerika yang kemudian menjadi krisis

keuangan global.

Page 21: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

457Perdagangan Luar Negeri .......

Gambar 4.3. di atas menunjukan rata-rata tingkat pertumbuhan selisih antara

ekspor dan import Amerika-Indonesia. Bagi Indonesia, ekspor barang Indonesia

ke Amerika lebih besar daripada impor barang Indonesia dari Amerika. Karena

ekspor barang lebih besar daripada impor barang, maka Indonesia mengalami

surplus perdagangan dengan Amerika. Bagi Amerika, karena ekspor barang

Amerika ke Indonesia lebih kecil daripada impor barang Amerika dari Indonesia,

maka Amerika mengalami defisit perdagangan dengan Indonesia.

Selama periode 1997-2008 Indonesia mengalami kenaikan nilai surplus

kecuali pada tahun 2001, 2002 dan 2003. Tingkat kenaikan nilai surplus tertinggi

yang dicapai Indonesia dalam perdagangan dengan Amerika terjadi pada tahun

1998 sebesar 2.375,50 juta dolar A.S atau sebesar 50,91%. Sementara nilai

tingkat kenaikan surplus terendah yang diperoleh oleh Indonesia adalah sebesar

-495,40 atau sebesar -6,53%.

Bila perhitungan tingkat pertumbuhan ekspor-impor dengan formula (4.1)

di atas hanya melihat tingkat pertumbuhan per tahun, maka untuk menghitung

tingkat atau angka pertumbuhan rata-rata dalam satu kurun waktu tertentu,

maka digunakan formula yang lain. Dengan menggunakan perhitungan

persamaan eksponensial dapat dihitung tingkat rata-rata pertumbuhan ekspor–

impor barang Indonesia ke dan dari Amerika sebagai berikut:

Eksport = Ekspor

0 (1 + r) t (4.2)

Di mana:

Eksport

= Ekspor periode t

Ekspor0

= Ekspor periode awal

r = tingkat pertumbuhan

t = jumlah periode

Ekspor 2008

= Ekspor 1997

(1 + r)12

Log (Ekspor 2008

) = Log (ekspor 1997

) + 12 Log (1 + r)

12 Log (1 + r) = Log (ekspor 2008

) - Log (ekspor 1997

)

  = Log (5913,1) - Log (4522,2)

  = 3,771815224 - 3,655349766

  = 0,11646546

Log (1 + r) = 0,116465458021663/12

  = 0,009705455

1 + r = 1,022599215

Page 22: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

458 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

r = 0,022599215

r = 2%

Perhitungan di atas berdasarkan data ekspor barang Amerika ke Indonesia yang

bagi Indonesia berarti import barang Indonesia dari Amerika. Jadi berdasarkan

perhitungan tersebut maka diperoleh hasil rata-rata tingkat pertumbuhan impor

barang Indonesia dari Amerika selama kurun waktu 12 tahun dari 1997-2008

adalah sebesar 2%.

Impor 2008

= Impor 1997

(1 + r)18

Log (Impor 2007

) = Log (impor 1997

) + 18 Log (1 + r)

12 Log (1 + r) = Log (impor 2008

) - Log (impor 1997

)

  = Log (15799) - Log (9188,3)

  = 4,198629599 - 3,963235167

  = 0,23539443

Log (1 + r) = 0,235394432527936/12

  = 0,019616203

1 + r = 1,046203582

r = 0,046203582

r = 5%

Perhitungan di atas berdasarkan data impor barang Amerika dari

Indonesia yang bagi Indonesia berarti ekspor barang Indonesia ke Amerika.

Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh hasil rata-rata tingkat

pertumbuhan ekspor barang Indonesia ke Amerika selama kurun waktu 12 tahun

dari 1997-2008 adalah sebesar 5%.

Surplus 2008

= Surplus1997

(1 + r)12

Log (Surplus2008

) = Log (Surplus1997

) + 12 Log (1 + r)

12 Log (1 + r) = Log (Surplus 2008

) - Log (Surplus 1997

)

  = Log (9885,9) - Log (4666,1)

  = 3,995016213 - 3,668954042

  = 0,32606217

Log (1 + r) = 0,326062171079246/12

  = 0,027171848

1 + r = 1,064564176

r = 0,064564176

r = 6%

Page 23: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

459Perdagangan Luar Negeri .......

Perhitungan di atas berdasarkan data defisit perdagangan Amerika

dengan Indonesia yang bagi Indonesia berarti merupakan surplus perdagangan

dengan Amerika. Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh hasil

rata-rata tingkat pertumbuhan surplus perdagangan barang Indonesia dengan

Amerika selama kurun waktu 12 tahun dari 1997-2008 adalah sebesar 6%.

V. Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan

Indonesia selama periode 1997-2008 telah berhasil menjual atau

mengekspor barang Indonesia ke Amerika sebesar total nilai 134.033,20 juta

dolar A.S. Sementara Indonesia hanya membeli atau mengimpor barang dari

Amerika selama periode 1997-2008 sebesar 37.805,80 juta dolar A.S.

Perbandingan nilai antara ekspor barang Indonesia ke Amerika dengan impor

barang Amerika ke Indonesia lebih besar nilai ekspor barang Indonesia ke

Amerika daripada Indonesia mengimpor barang dari Amerika. Bagi Indonesia,

itu berarti Indonesia mengalami surplus perdagangan (ekspor e” impor) dengan

Amerika selama periode 1997-2008 sebesar nilai total 96.227,40 juta dolar

A.S.

Hubungan perdagangan barang antara Indonesia - Amerika selama

periode 1997-2008 memberikan keuntungan bersama kepada masing-masing

negara. Oleh karena itu hubungan kerja-sama ekonomi Indonesia-Amerika saling

membutuhkan. Di satu sisi Indonesia dapat menjual atau mengekspor barang-

barang Indonesia ke Amerika. Di sisi yang lain Amerika juga dapat menjual

barangnya ke Indonesia yang bagi Indonesia adalah impor barang Amerika.

Amerika merupakan salah satu pasar utama barang produk Indonesia.

Amerika sebagai pasar utama barang produk Indonesia mengandung arti

menjalin hubungan kerja-sama ekonomi dengan Amerika lebih memberikan

keuntungan bagi Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia merasa perlu untuk

menjaga keharmonisan hubungan Indonesia-Amerika karena neraca

perdagangan Indonesia-Amerika membuktikan bahwa Indonesia memperoleh

surplus perdagangan dengan Amerika sebesar 96.226,40 juta dolar A.S. selama

kurun waktu 1997-2008.

Rata-rata tingkat pertumbuhan ekspor barang Indonesia ke Amerika

selama periode 1997-2008 sebesar 5%. Rata-rata tingkat pertumbuhan impor

barang Indonesia dari Amerika selama kurun waktu 18 tahun sebesar 2%. Itu

Page 24: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

460 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

artinya rata-rata tingkat pertumbuhan ekspor barang Indonesia ke Amerika lebih

besar 3% daripada rata-rata tingkat impor barang Indonesia dari Amerika.

Sementara rata-rata tingkat pertumbuhan surplus perdagangan Indonesia dengan

Amerika sebesar 6% selama periode 1997-2008.

Indonesia memperoleh manfaat langsung dari hubungan dagang dengan

Amerika dalam konteks selalu mengalami surplus perdagangan.

B. Rekomendasi

Neraca perdagangan Indonesia-Amerika selalu menunjukkan bahwa

Indonesia selalu mengalami surplus perdagangan dengan Amerika karena nilai

ekspor barang Indonesia ke Amerika e” daripada impor barang dari Amerika.

Sebagai konsekuensi logisnnya, Indonesia harus bersikap tetap menjaga

hubungan internasional khususnya dengan Amerika Serikat secara saling

menghargai dan saling memberikan manfaat di dalam kebijakan luar negeri

Indonesia.

Sementara usaha-usaha meningkatkan cadangan devisa harus

diupayakan secara maksimal dengan cara di antaranya meningkatkan ekspor

dan mengurangi impor baik secara volume maupun pangsa pasar serta

menggalakkan diversifikasi ekspor.

Kendati Amerika masih tetap menjadi pasar utama ekspor Indonesia,

alternatif pasar baru harus menjadi target perdagangan Indonesia di kemudian

hari. Pasar baru ini akan melahirkan keanekaragamkan komoditi ekspor baru.

Page 25: Perdagangan Luar Negeri Indonesia Amerika 2009

461Perdagangan Luar Negeri .......

Daftar Pustaka

Mankiw ,N. Gregory, 2003, Teori Makro Ekonomi, (Imam Nurmawan,

Penerjemah), Jakarta: Penerbit Indeks

Rahardja, Prathama & Manurung, Mandala, 2005, “Teori Ekonomi Makro, Suatu

Pengantar”, Edisi Ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Samuelson A., Paul & Nordhaus D., William, 1992, “Makro Ekonomi”, Edisi

Keempatbelas, Jakarta: Penerbit Erlangga

Schiller, Bradley R., 1989 , “The Macro Economy Today”, Fourth Edition, New

York: Random House, Business Division

Internet:

“Perdagangan Internasional”, http://id.wikipedia.org/wiki/ Istimewa:

Whatlinkshere/ Perdagangan_internasional

“Perkembangan Perdagangan Indonesia – Amerika Serikat

Bulan Maret 2002" http://www.dprin.go.id/indonesia/Publikasi/atase/

usa032002.htm,

“Teken Pemberantasan Transshipment Ilegal”http://www.tempointeractive.com/

hg/transhipment+illegal/Indonesia-Amerika Teken Pemberantasan

Transshipment Ilegal/Rabu, 27 September 2006 | 17:44 WIB

“Tolak-kedatangan-bush-di-indonesia” http://nofieiman.com/2006/11/Tolak-

kedatangan-bush-di-indonesia/ Rabu, 27 September 2006

“Trade in Goods (Imports, Exports and Trade Balance) with Indonesia”, http://

www.census.gov/foreign-trade/balance/

“ TABEL VI.6. Posisi Cadangan Devisa”, http://www.bi.go.id/biweb/Html/SekiTxt/

T3x606.txt