Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

  • Upload
    kenieta

  • View
    1.153

  • Download
    61

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    1/47

    PERBEDAAN ANTARA TOYOTA MANUFACTURING SISTEM (TPS) DENGAN

    LEAN MANUFACTURING SISTEM (LMS) DAN PENERAPANNYA PADA

    PERUSAHAAN

    Rahmat(1)

    Program Magister Teknik Mesin, Universitas Pancasila Jakarta

    ABSTRAK

    Negara Jepang dan Negara Barat sedikit banyak telah memberikan kontribusi yang besar

    bagi strategi manufaktur yang berbeda berdasarkan praktek mereka sendiri yang unik dan

    budaya. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membedakan

    pendekatan-pendekatan terhadap strategi manufaktur Jepang dari orang-orang Barat, yang

    dapat memberikan implikasi penting untuk praktek manufaktur dan kinerja perusahaan.

    Faktor-faktor yang dibandingkan untuk kedua pendekatan Jepang dan Barat meliputi

    strategi manufaktur, dasar, fokus, metode produksi, lini produksi, operasi, peralatan, tenaga

    kerja, kualitas, filosofi organisasi, strategi bisnis, perbaikan, dan tujuan keseluruhan.Perusahaan manufaktur Jepang dan Barat juga dibandingkan dalam hal budaya, personel,

    organisasi, manajemen, dan penilaian. Memadukan kelebihan antara Jepang dan Barat akan

    menjadi sebuah awal perjuangan yang jika berhasil, akan berakhir dalam peningkatan

    strategi manufaktur untuk mengejar daya saing yang lebih kompetitif.

    Kata kunci: Perbandingan; Jepang; strategi manufaktur; Barat

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    2/47

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Manufaktur dimulai dengan konsep memproduksi sesuatu menggunakan para

    pengrajin terampil, dan akhirnya berakhir dengan konsep produksi massal. Meskipun

    produksi massal telah menggantikan industri kerajinan sebagai pendekatan lebih disukai

    produksi, dua filosofi, yakni : Toyota Production System (TPS) dan Lean Manufacturing

    (LM) telah muncul dari Jepang untuk menggantikan praktek produksi massal di Barat

    (Worley & Doolen 2006; Dettmer 2011). Praktek kerja yang unik dan budaya dari kedua

    negara Jepang dan negara Barat telah mengakibatkan pengembangan strategi manufaktur

    yang berbeda pula.

    Perusahaan manufaktur Jepang dikatakan menekankan pendekatan jangka panjang,

    dan saat ini memimpin industri manufaktur di seluruh dunia. Sebaliknya, pendekatan

    jangka pendek yang diadopsi oleh perusahaan-perusahaan Barat menyebabkan mereka

    menderita dalam hal daya saing manufaktur . Perbedaan dalam pendekatan adalah salah

    satu di antara perbedaan utama antara Jepang dan Barat (Hayes & Wheelwright 1985;Abegglen & Stalk 1985; Hayes et al 1988; Voss & Blackmon 1998).

    Meskipun munculnya kekuatan ekonomi yang baru seperti China dan Korea Selatan

    di benua asia, dilaporkan memiliki kontribusi yang signifikan dari perkembangan ekonomi

    dunia sejak tahun 2009 (United Nations 2011), upaya utama untuk meningkatkan sistem

    manufaktur dan strategi terkait dengan TPS dan LM (khususnya, Jepang dan Amerika

    Serikat) ( Nordin et al . 2010). Oleh karena itu, mengidentifikasi perbedaan antara

    pendekatan Jepang dan Barat dapat membantu praktisi dan peneliti mendapatkan pelajaran

    dan masukan untuk pengembangan lebih lanjut dari strategi manufaktur yang lebih baik .

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    3/47

    1.1 METODOLOGI

    Metode yang digunakan pada analisa perbedaan antara toyota manufacturing

    sistem (TPS) dengan lean manufacturing sistem (LMS) dan penerapannya pada

    perusahaan adalah :

    1. Tahap pertama yaitu menggunakan data sekunder review dan analisis. Membacabeberapa buku referensi dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan strategi

    manufaktur telah diidentifikasi sebagai sumber pustaka.

    2. Tahap kedua menggunakan data yang terdapat dalam jurnal ilimiah baik nasionalmaupun internasional.

    3. Tahap ketiga melakukan teknik pengumpulan data dengan cara melakukaninterview terhadap beberapa karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.

    1.2 TUJUAN PENELITIAN

    Sesuai dengan permasalahan yang ditampilkan, maka tujuan penelitian ini dapat

    diuraikan sebagai berikut :

    1. Membedakan kedua system yang di pakai pada perusahaan Jepang dan perusahaanmanufaktur Barat terhadap strategi manufaktur dalam hal berbagai aspek.

    2. Mengetahui implikasi dari pendekatan yang berbeda pada praktek manufaktur jugabertujuan untuk lebih memahami kedua pendekatan tersebut.

    3. Mengetahui perusahaan-perusahaan dari kedua negara terebut yang menggunakankedua system manufaktur tersebut.

    1.3 RUANG LINGKUP PENELITIANUntuk mencapai tujuan tersebut, peneitian akan dilakukan pada perusahaan yang

    menerapkan Lean manufacturing system (LMS) dan Toyota production system (TPS).

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    4/47

    BAB II

    TEORI DASAR

    2.1. Sejarah Singkat Manufaktur

    Istilah manufaktur dimulai dengan pengrajin, pekerja terampil yang membuat apa

    yang orang butuhkan. Pada awal 1900-an, Fred Taylor dan Henry Ford bekerja sama untuk

    mengatasi kekurangan produksi pabrik yaitu : produktivitas rendah dan biaya operasi yang

    tinggi . Taylor memperkenalkan beberapa metode, seperti : standarisasi kerja, pengurangan

    waktu siklus, motion study, dan studi waktu. Sementara itu, Ford berinovasi dengan

    penggunaan jalur perakitan, gerakan berulang, dan pembagian kerja untuk membuat pabrik-

    pabriknya seefisien mungkin. Baru pada tahun 1960, Toyota Motor Corporation

    memfokuskan pada mengurangi limbah dan meningkatkan keterlibatan karyawan untuk

    meningkatkan strategi manufaktur yang diperoleh dari Henry Ford ( Krafcik 1988; Worley

    & Doolen 2006 , Dennis 2007 ).

    Sakichi Toyoda dan putranya Kiichiro Toyoda adalah pendiri Toyota Motor

    Corporation, yang memulai dengan produksi mesin jahit dan kemudian mengunjungiperusahaan yang memproduksi mobil pada tahun 1930 (McCarthy & Kaya 2004). Kiichiro

    Toyoda mengunjungi Ford Motor Company di Detroit untuk belajar dan mendapatkan

    pengalaman dari industri otomotif Amerika. Akhirnya, Kiichiro kembali ke Jepang dengan

    pengetahuan dasar yang komprehensif dari sistem produksi Ford, di mana dirinya sudah

    siap untuk memodifikasi sistem tersebut untuk membuatnya lebih cocok untuk produksi

    skala kecil ( Becker 2006).

    Setelah Kiichiro Toyoda meninggal pada tahun 1952, Taiichi Ohno terus meneliti

    dan mengembangkan TPS berdasarkan dua visi berikut yaitu : Kiichiros untuk memberikan

    produk "just in time"dan untuk memberdayakan karyawan sehingga membuat perubahan

    untuk mengembangkan dan memastikan kualitas produk dalam proses manufaktur (Bocock

    & Martin 2011; Poppendieck & Poppendieck 2006). Konsep pertama berasal dari buku

    Henry Ford Hari Ini dan Besok, yang membangun dasar dari sistem manufaktur.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    5/47

    Sedangkan konsep kedua berasal dari sistem supermarket penggantian produk di rak-rak,

    yang merupakan dasar dari memasok bahan terus menerus (Becker 2006). Toyota

    mempraktikkan sistem tarik untuk produksi, yang tergantung pada permintaan dari masing-

    masing departemen daripada peramalan, untuk mengatasi masalah kurangnya sumber daya

    setelah Perang Dunia II ( Ohno 1988 ).

    Pada tahun 1982, Toyota menandatangani perjanjian usaha patungan dengan

    General Motors untuk mengoperasikan pabrik di Fremont, California, bernama New United

    Motor Manufacturing Inc (NUMMI) ( Hallam et al 2010; . Shah & Ward 2007). John

    Krafcik menjabat sebagai insinyur berkualitas di NUMMI sebelum mengejar gelar Master

    di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pada tahun 1988, Krafcik sebagai anggota

    tim Program Kendaraan Bermotor Internasional (IMVP) di MIT, menciptakan istilah "

    bersandar " dalam tesis Master untuk menggambarkan sistem manufaktur yang digunakan

    oleh Toyota (Shah & Ward 2007).

    Penelitian Krafcik dilanjutkan oleh anggota IMVP di MIT dan menerbitkan sebuah

    buku best seller internasional bertajuk The Machine yang Mengubah Dunia bekerja sama

    dengan penulis, seperti Jim Womack, Daniel Jones, dan Daniel Roos (Holweg 2007). Buku

    ini memperkenalkan Lean Manufacturing (LM), menjelaskan secara rinci sistemmanufaktur Toyota tanpa memberikan definisi yang spesifik. Setelah penerbitan buku pada

    tahun 1990, konsep LM mulai dipraktekkan di seluruh dunia .

    Selama masa pengembangan LM , sejumlah besar istilah yang merujuk pada objek

    atau ide yang sama diciptakan . Istilah-istilah ini termasuk TPS, Sistem Produksi Jepang,

    Zero Inventory, stockless System, Waktu berbasis manufaktur , World Class Manufacturing

    (WCM), dan Manufacturing Practices Terbaik . Dalam penelitian berikutnya, istilah-istilah

    ini mengadopsi arti yang mirip dengan LM (Holweg 2007; Shah & Ward 2007).

    2.2. Sejarah Singkat Manufaktur Jepang

    Setelah akhir Perang Dunia II, Jepang dilarang memproduksi senjata militer.

    Dengan tak kenal lelah, Jepang mengubah dirinya ke negara adidaya ekonomi. Pemerintah

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    6/47

    Jepang dan industri manufaktur mengadopsi inisiatif untuk meningkatkan strategi

    manufaktur dan teknologi. Kepemilikan ekonomi yang kuat berasal dari ketekunan dan

    kemampuan perusahaan Jepang, sementara keahlian teknologi dikembangkan dengan

    belajar dan meningkatkan mesin industri yang diimpor dari Barat dengan kesabaran dan

    tekad. Karakteristik industri manufaktur Jepang adalah sebagai berikut (Balai 1983;

    Bolwijn & Brinkman 1987; Voss & Blackmon 1998; Frohlich & Dixon 2001) :

    1. Sebagian besar perusahaan Jepang memproduksi produk sejenis dengan yangdihasilkan oleh perusahaan Barat, tetapi produk Jepang itu murah, handal, dan tahan

    lama.

    2. Keunggulan manufaktur Jepang dapat dikaitkan dengan ajaran tradisional dalamstrategi manufaktur.

    3. Jepang telah mengadopsi kebijakan yang konsisten dalam mengejar efisiensi tinggidan kualitas, penekanan pada manufaktur berulang, produksi just-in-time, alur kerja

    halus, serta perbaikan terus-menerus.

    4. Pabrik-pabrik Jepang berlatih LM telah secara bersamaan mencapai biaya yanglebih rendah, kualitas yang lebih baik, fleksibilitas yang lebih tinggi, dan perkenalan

    produk baru lebih cepat.5. Perusahaan Jepang menekankan kecepatan dan fleksibilitas daripada volume dan

    biaya ditekankan oleh perusahaan Barat.

    2.2.1 Sejarah Toyota Production System (TPS)

    TPS merupakan cara berpikir Toyota untuk membuat mobil dengan kualitas yang

    lebih baik, harga reasonablebagi masyarakat luas dan tersedia sesuai permintaan. Filosofi

    dasarnya adalah kepuasan pelanggan, kualitas bagus, kaizen (perbaikan terus-menerus),

    dan tidak boros. Berbicara sejarah TPS tidak akan lepas dari penemuan atau munculnya

    ide-ide penggunaan toolsdalam TPS. Tools itu adalah: just-in-time, kanban, jidoka, multi

    function worker, dan standarisasi kerja. TPS merupakan filosofi manufaktur yang

    dikembangkan oleh Taiichi Ohno, Vice-President Executive Toyota, di tahun 1950-an yang

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    7/47

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    8/47

    (JIT). JIT merupakan sistem produksi tepat waktu, di mana setiap proses hanya

    memproduksi sejumlah komponen yang diperlukan pada langkah selanjutnya dalam lini

    produksi, sesaat sebelum diperlukan dengan tepat waktu.

    Pada 1956, Taiichi Ohno ke AS mengunjungi The Big Three (GM, Ford, dan

    Chrysler). Tujuannya, seperti Kiichiro Toyoda untuk menyadap secara selektif teknologi

    dan praktek terbaik dari industri otomotif yang telah mapan (bukan mendapatkan transfer

    teknologi langsung sehingga bisa tetap independen). Yang menarik, ide TPS itu justru

    bukan berasal dari pengamatannya terhadap pabrik otomotif tersebut. VP Executive Toyota

    ini mendapatkan inspirasi dari supermarketyang sejak lama telah bertebaran di AS.

    Terkesan pada kenyataan betapa konsumen bebas memilih apa dan berapa yang

    mereka inginkan, timbul idenya mengembangkan PULL SYSTEM. Dalam sistem ini,

    setiap lini produksi menjadi supermarket bagi lini produksi berikutnya. Setiap lini hanya

    akan mengganti item yang diperlukan atau dipilih oleh lini berikutnya sehingga sistemnya

    sangat ramping (secara umum disebut sistem LEAN PRODUCTION). Ia juga menciptakan

    sistem KANBAN (kartu penanda) untuk pengisian stok komponen atau hasil rakitan yang

    belum jadi (sub-rakitan).

    Untuk menunjang sistem yang perlu akurasi tinggi tersebut, dibentuk jaringan

    pemasok kelas dunia. Koordinasi erat dengan jaringan pemasok ini memungkinkan sistem

    inventori JIT yang super-efisien dan efektif. Dan, ketika disertai kemajuan teknologi,

    dikembangkanlah sistem perakitan super-canggih yang antara lain menggunakan robot.

    Namun, yang membuat Toyota number one adalah sistem manajemen SDM-nya

    yang efektif dan efisien, memiliki loyalitas tinggi dan komitmen kuat terhadap kualitas.

    TPS yang berkembang secara evolusioner di tengah segala kekurangan dan kendala pada

    dasawarsa awal membuat sistem yang dikembangkan secara organik itu meresap kuat

    kedalam budaya perusahaan. Dengan kata lain, di Toyota, TPS bukan lagi sekadar sistem

    produksi melainkan falsafah perusahaan.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    9/47

    Di antara strategi sukses yang ada, sistem lean thinkingyang merupakan inti TPS

    adalah yang paling banyak diimplementasi oleh berbagai industri, bukan hanya produsen

    otomotif. Inilah strategi yang ditanam Sakichi Toyoda (sang pendiri), diperkaya oleh

    Kiichiro Toyoda (CEO pertama) dari pengamatannya terhadap sistem produksi massal

    Ford, dan dikembangkan oleh Taiichi Ohno (VP Eksekutif di era Kiichiro) yang mengambil

    ide dari supermarket di AS.

    2.2.2 Prinsip Toyota Production System

    Konsistensi kinerja Toyota yang luar biasa adalah hasil dari keunggulan operasional

    (operational excellence). Toyota telah mengubah keunggulan operasional menjadi senjata

    strategis. Keunggulan yang didasarkan pada alat-alat dan metoda peningkatan kualitas

    seperti: Just in time, Kaizen, One piece flow dan Heijunka. Teknik-teknik tersebut telah

    melahirkan revolusi LEAN Manufacturing. Keberhasilan Toyota yang terus menerus

    dalam mengimplementasikan Best Practices secara berkesinambungan, tiada henti, fokus,

    disiplin dan mentransformasikannya kedalam budaya kerja hingga merasuk kepada setiap

    pekerja dan oraganisasi didalamnya. Bahkan mereka bersedia menghentikan kegiatan

    penghematan atau improvement bila memang bertentangan dengan prinsip kualitas,

    pelanggan dan keselamatan kerja. Beberapa prinsip yang membuat Toyota menjadi

    perusahaan kelas dunia adalah sebagai berikut :

    1. Prinsip Ke 1 : Filosofi Jangka PanjangToyota berusaha mengambil keputusan manajerial berdasarkan filosofi jangka

    panjang, meskipun mengorbankan sasaran keuangan jangka pendek. Memiliki misi

    filosofi yang mengantikan pengambilan keputusan jangka pendek. Bekerja, tumbuh dan

    selaraskan seluruh organisasi untuk mencapai sasaran bersama yang lebih besar darisekedar menghasilkan uang. Pahami tempat dalam sejarah perusahaan dan bekerja

    untuk membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi. Misi filosofi Toyota

    merupakan dasar semua prinsip-prinsip lainnya. Ciptakan nilai bagi pelanggan,

    masyarakat dan perekonomian; ini adalah titik awal anda. Evaluasi kemampuan setiap

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    10/47

    fungsi dalam perusahaan untuk meraihhal ini. Bertanggung jawablah. Usahakan

    memutuskan nasib sendiri. Bertindak secara mandiri dan percaya pada kemampuan

    sendiri. Terima tanggung jawab atas tindakan, pelihara dan tingkatkan kemampuan

    ketrampilan yang memungkinkan menambah nilai.

    Bagi mereka SAVING bukan berarti mengorbankan Keselematan dan

    Pelanggan. Mereka berfikir panjang dan demi tujuan jangka panjangnya, sesuai dengan

    filosofi dan misi Toyoda Family dalam setiap tapak perkembangan bisnisnya.

    Bertumbuh bersama dengan semua komponen organisasi, dan manusia adalah faktor

    utama sebagai pembeda. Pembelajaran adalah hal yang utama. Tumbuhnya pengertian

    menghasilkan daya cipta kreasi yang dasyat, menghalau hadangan masalah dengan

    tingginya motivasi kerja dan terbentuknya hasil dari sikap kesungguhan dan

    kepercayaan akan tujuan.

    Gambar 1. Four Points Toyota Way

    2. Proses Yang Benar Akan Memberikan Hasil Yang Benar

    Mereka menciptakan proses yang mengalir secara kontinu untuk mengangkat

    permasalahan kepermukaan. Mendesain ulang proses kerja agar mengalir secara

    kontinu dan memberi nilai tambah yang tinggi. Usahakan untuk menghilangkan waktu

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    11/47

    kosong (idle) dalam setiap proses kerja atau menunggu seseorang untuk

    mengerjakannya.

    Ciptakan aliran untuk mengerakan material dan informasi dengan cepat serta

    mengaitkan proses dan orang agar menjadi satu kesatuan sehingga masalah dapat segera

    diangkat kepermukaan. Buat proses mengalir menjadi kenyataan sebagai bagian budaya

    organisasi Anda. Ini adalah kunci untuk peningkatan berkesinambungan yang sebenar-

    benarnya dan untuk pengembangan karyawan.

    Gambar 2. Production Line Toyota Way

    Sebagian besar proses bisnis terdiri dari 90% Pemborosan dan 10% Pekerjaan

    bernilai tambah. Mengejutkan? Pekerjaan yang bernilai tambah artinya suatu pekerjaan

    yang benar-benar dihargai dan dibayar oleh pelanggan. Bila pekerjaan tersebut tidak

    memberikan dampak nilai jual artinya adalah pemborosan, sebab pelanggan atau

    pembeli t idak mau tahu atau menghargai segala pemborosan yang dilakukan pemasok.

    Pelanggan tidak peduli akan forklift mondar-mandir terlalu banyak pergerakan atau

    kelebihan dalam print out kertas atau waktu tunggu change over. Pembeli inginkan:

    Kualitas, Harga dan Ketersediaan.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    12/47

    Gambar 3. Pemborosan Ditempat Kerja

    Dalam TPS dikenal adanya istilah 3M (Muda, Mura, Muri) yang harus

    dihilangkan. MUDA artinya aktifitas yang mubazir atau tidak memberikan nilai

    tambah. MURA artinya melakukan pekerjaan tidak sesuai prosedur atau semrawut.

    MURI artinya bekerja tidak sesuai beban seharusnya. Dalam upaya tersebut juga, TPS

    berprinsip JIT agar tersedianya produk saat dibutuhkan. Artinya TPS hanya

    memproduksi barang sesuai kebutuhan, dalam jumlah yang diperlukan dan waktu yang

    ditentukan. Ini menguntungkan karena menjaga minimum stok, kualitas terjaga, hemat

    dan motivasi karyawan terjaga.

    Gambar 4. Konsep 3 M

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    13/47

    Pengertian yang sederhana tentang MURA + MURI + MUDA

    Bila kita memindahkan 6,000 Kg XLPE (@ 1,000 Kg/Pallet) dengan forklift kapasitas

    2,000 Kg maka:

    1. MUDA adalah 6 Trips x 1,000 Kg ==> Pemborosan trasportasi.2. MURA adalah 2 trips x angkut 2 pallets + 2 trips x angkut 1 pallets ==> Tidak

    konsisten dan pemborosan transportasi.

    3. MURI adalah 2 trips x angkut 3 pallets ==> Mengangkut berlebihan danmenyebabkan kerusakan forklift.

    Yang terbaik adalah ==> 3 trips x angkut 2 pallets aman dan produktif.

    3. Gunakan SISTEM TARIK untuk Menghindari Produksi Berlebih

    SISTEM TARIK atau PULL memiliki pengertian yang sama. Perilaku sistem

    tarik secara pasti diperuntukan bagi barang pemakaian rutin atau fast moving.

    Sementara untuk slow moving atau barang dengan kriteria tertentu (sulit didapat atau

    tingkat kemahalannya) maka didasarkan atas perencanaan sesaat. Sistem Tarik ini

    berdampak langsung bagi rendahnya titik inventory (buffer stock) dan pencegahan

    terjadinya over-production dan over stock. Karena dikendalikan atas pesanan, maka

    seorang tukang Nasi Goreng secara nalar tidak akan memproduksi lebih atau dengan

    kata lain Pembuatannya pun digerakan atas perintah Order.

    Mengapa anda perlu membeli atau menyimpan barang, bila dengan angkat

    telepon dan dalam waktu 4 jam barang tersebut telah ada dimeja anda dan siap

    digunakan? Bandingkan, seberapa murah anda membeli 1 dengan membeli 10? Berapa

    resiko rusak atau kadaluwarsa atau resiko hilang? Ada banyak alasan karena

    kekawatiran dan ketakutan (ditakut-takuti pemasok Barang habis atau stock terakhir

    atau akan naik setelah tanggal... atau selepas ini tidak diproduksi lagi... dst). Apabila

    itu uang Anda apakah akan Anda beli hanya untuk disimpan?

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    14/47

    Kanban adalah istilah dalam Just In Time yang artinya Kartu yang dapat

    memberikan tanda Tarik atau Dorong tergantung sistem yang dipakai. Pada umumnya

    yang dimaksud disini adalah Tarik, meski di Toyota ada beberapa proses yang

    mengunakan sistem dorong karena keunikan proses dan pertimbangan produktivitasnya.

    Kanban adalah satu sistem yang mengorganisasikan sistem penyangga (buffer stock).

    Dan buffer stock itu adalah pemborosan. Bila mungkin ~ NOL. Jadi Kanban adalah

    adalah sesuatu yang Anda usahakan untuk dengan kerja keras tim kerja untuk

    dihilangkan.

    Gambar 5. Kanban System

    Bila sebuah lini proses memiliki 4 kartu Kanban, masing-masing terhubung

    dengan satu kotak komponen atau item. Aturannya adalah, Kotak tidak bisa bergerak

    tanpa disertai kartu Kanban. Apa yang terjadi bila satu kartu Kanban dihilangkan? 25%

    perputaran WIP berkurang dan akibatnya adalah munculnya masalah. Bagaimana

    dengan masalah tersebut? Masalah harus dihadapi dan dicarikan jalan keluar yang

    solutif dan produktif, hasilnya 25% pemborosan pada WIP atau penumpukan stock

    dihilangkan (Dikisahkan oleh Taiichi Ohno).

    Prinsip ke 2 dalam Just in Time dan Kanban dapat Anda lihat pada kegiatan

    supermarket. Satu lokasi hanya diperuntukan oleh produk tertentu dengan luasan

    tertentu (~ sama dengan jumlah tertentu). Apabila Anda berbelanja dan mengambil 6

    kotak susu, maka pramuniaga akan mengantinya dengan 6 kotak susu pula. Dan pada

    saat itu pula pramuniaga akan melakukan transaksi sistem yang memerintahkan untuk

    melakukan pengantian sejumlah yang sama.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    15/47

    Secara sederhana JUST IN TIME ataupun KANBAN memiliki prinsip

    yaitu: Buatlah kecepatan input mengalir sesuai dengan tarikan output (bila mungkin

    didasarkan atas Pembelian pelanggan).

    4. Meratakan Beban Kerja (Heijunka), Bekerja Seperti Kura-Kura Dan TidakSeperti Kelinci

    Heijunka adalah meratakan produksi baik dari segi volume maupun bauran

    (mix) produk. Memproduksi tidak berdasarkan urutan actual dari pemesanan pelanggan,

    yang naik dan turun secara tajam, tetapi mengambil jumlah total pesanan dalam satu

    periode dan meratakannya sehingga dibuat dalam jumlah dan bauran setiap hari.

    Pendekatan TPS sejak semula adalah untuk mempertahankan ukuran batch yang kecil

    dan membuat apa yang diinginkan oleh pelanggan (eksternal maupun internal).

    Pada aktivitas produksi, Persediaan diisi ulang dengan mengunakan system

    KANBAN. Aliran informasi dimulai dengan pesanan pelanggan dan berjalan mundur

    disepanjang lini produksi (operasi). Kartu disimpan di tempat tertentu dan dikirim ke

    sel produksi. Kartu-kartu ini menginstruksikan pad sel produksi, apa yang harus dibuat

    dan menentukan kecepatan kerja dari sel tersebut. Ketika sel mengunakan material

    (parts), sebuah KANBAN dikirimkan kembali ke sel produksi sebelumnya meminta

    untuk membuatnya lagi. Sistim tarik ini telah diciptakan sepanjang proses sampai

    dengan ke Pemasok.

    Membawa serta pihak pemasok untuk memberi dukungan bagi Just in time serta

    menemukan titik temu bagi kedua kepentingan adalah solusi penting bagi terciptanya

    system produksi one-piece-flow dengan beban rata. Setiap proses dibuat menjadi aliran

    tidak terputus, setiap bagian diperusahaan mendukungnya. Heijunka akan melibas

    segala pemborosan dengan melakukan pembauran (mix produk) baik jumlah maupun

    volume, yang terpenting adalah bekerja sesuai dengan permintaan pasar berdasar pada

    kemampuan pekerja, kapasitas mesin dan kemampuan pemasok. Ini akan menjadikan

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    16/47

    tempat kerja yang harmoni dan produktif. Kelihatannya mudah, tetapi tidak, Heijunka

    memerlukan kerja keras dan disiplin.

    Gambar 6. Zero Downtime Konsep

    Dengan study-time untuk menganalisa change-over, setup time dan cycle time

    serta membakukan procedure kerja, akan didapat satuan waktu yang ideal dan logis

    untuk membalance (meratakan) beban alur proses dengan baik.

    5. Membangun Budaya Berhenti Untuk Memperbaiki Masalah, Dengan TujuanMemperoleh Kualitas Yang Baik Sejak Awal

    Semua pabrikan memiliki masalah. Anda tidak bisa menyembunyikannya. Coba

    periksa sejumlah persediaan sehingga masalah terungkap (re-work, re-make, over stock,

    kedatangan lebih awal, permintaan berlebihan, cadangan berlebihan,...). Anda akan

    menghentikan proses produksi untuk perbaikan dan pencegahan, akan lebih baik

    dibanding munculnya masalah yang berulang karena Anda membiarkannya terjadi. Bila

    sistem diberhentikan, akan mendorong tim kerja untuk memecahkan masalah hingga

    tuntas, dan ini akan berdampak bagi kinerja yang efisien dan produktif, dan mutu

    adalah menjadi target utamanya.

    Jidoka adalah pilar ke-2 dalam rumah Toyota Production System. Ide ini

    ditemukan dan dikembangkan oleh Sakichi Toyoda (masih ingat alat pintal otomatis?),

    sebuah alat yang dapat mendeteksi adanya benang yang terputus dan mesin dengan

    otomatis akan berhenti. Jidoka sering disebut sebagai autonomation, peralatan

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    17/47

    dilengkapi dengan inteligensia manusia untuk menghentikan dirinya sendiri ketika ia

    memiliki masalah. Kualitas dalam proses (mencegah masalah untuk dilakjutkan ke

    proses berikutnya) jauh lebih efektif dan lebih murah daripada memeriksa dan

    memperbaiki setelah masalah kualitas terjadi.

    Jidoka didefinisikan dalam 4 tahapan proses ketika muncul ketidak-normalan,

    yaitu :

    1. Mendeteksi adanya ketidak-normalan sedari awal.2. Stop. Berhenti, menghentikan.3. Tindak lanjut perbaikan dengan segera.4. Investigasi terhadap akar masalah/penyebab dan ukur tingkat keberhasilan tindakan.

    Dibanyak perusahaan, seorang operator tidak diberikan kewenangan untuk

    menghentikan proses produksi, bahkan malah seorang manajerlah yang tetap

    memaksakan kehendaknya untuk menabrak rambu kualitas.

    Di Toyota, hal itu tidak mungkin terjadi. Waktu dan biaya yang dibutuhkan

    bagi pemborosan (reject/scrap) dan re-work (pengerjaan ulang) adalah 2 kali atau lebih

    besar disamping hilangnya atas kesempatan waktu untuk menghasilkan produk.

    Mengapa harus kompromi?.Kuncinya adalah PELATIHAN + KEPATUHAN + KEDISIPLINAN dimulai

    dari hal kecil, oleh pimpinan hingga operator. Semua itu adalah rangkaian proses dan

    perjalanan panjang, pembakuan sistem kerja, kejelasan dan perbaikan setiap hari

    menjadikan cara kerja baru yang lebih baik dan mendorong mental budaya kerja

    disiplin dan handal. Budaya MALU untuk melepas kesalahan atau barang reject ke

    seksi berikutnya adalah awal dari perbaikan kualitas. Setiap pekerja dalam rantai

    proses, seharusnya memeriksanya sebelum produk itu sampai pada seksi kerja

    berikutnya. Sebagai pekerja dan anggota lini, seharusnya Malu ketika kesalahan itu

    ditemukan pada proses berikutnya.

    Buatlah cara yang sederhana bagi operator untuk dapat mendeteksi jika

    kesalahana itu terjadi, libatkan seluruh komponen tim untuk menjadi pekerja bagi

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    18/47

    perbaikan. Keterlibatan meningkatkan kemampuan dan kemahiran dalam trouble-

    shooting. Dan itu artinya kualitas. 4 alat kualitas adalah:

    1. Pergi dan lihat kesalahan dan masalah yang terjadi.2. Analisa situasi ditempat kejadian.3. Gunakan One-piece-flow (alur kerja kontinu) dan Andon (lampu peringatan)

    untuk mengungkap masalah.

    4. Bertanyalah Mengapa sebanyak lima kali untuk setiap kondisi sebelummenyimpulkan.

    Membangun kualitas adalah Prinsip, bukan teknologi. Apa gunanya bendera 3

    warna (Merah, Kuning dan Hijau) yang disediakan disebuah mesin?

    Itulah tanda visual. Merah artinya mereka memerlukan bantuan Anda segera untuk

    menyelesaikan masalah kualitas. Andon atau lampu tanda peringatan dan visual control,

    sangat membantu dan memotivasi pekerja untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

    Gambar 7. Konsep JIDOKA

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    19/47

    6. Standar Kerja Merupakan Fondasi Bagi Peningkatan Berkesinambungan Dan

    Pemberdayaan Karyawan

    Standarkan apa yang Anda kerjakan hari ini. Standar tersebut merupakan

    fondasi yang diperlukan yang akan menjadi dasar peningkatan hari esok. Jika Anda

    menganggap standardisasi sebagai hal terbaik yang Anda ketahui hari ini, tetapi

    masih dapat ditingkatkan di hari esok, Anda akan maju. Namun jika Anda berfikir

    bahwa standar adalah sesuatu yang membatasi, maka kemajuan akan berhenti.

    Standar yang kaku hanya akan menghasilkan batasan, dan akhirnya melahirkan

    birokrasi baru. Birokrasi yang akan membuat organisasi Anda, berhenti dan kemudian

    tertinggal. Prinsip penting, bahwa standarisasi adalah dasar dari Peningkatan

    Berkesinambungan dan Kualitas Produk.

    Adalah sebuah kesalahan bagi para Manajer yang menyatakan bahwa

    standardisasi adalah melakukan sesuatu menurut prinsip ilmiah dan pembuktiannya,

    cara yang terbaik dan ideal, kemudian membakukannya. Salah. Ini-lah yang

    menyebabkan kekakuan dan kebuntuan dalam mengali potensi kreativitas yang hidup

    ditempat kerja. Bukan-kah tempat kerja adalah sesuatu yang Dinamis?

    Gambar 8. Konsep Proses Standarisasi

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    20/47

    Cara pertama untuk mengetahui sebuah kesalahan dalam kualitas adalah

    bertanya Apakah standar kerja telah diikuti dengan baik dan benar?. Bila jawabannya

    IYA, maka yang perlu diperbaiki diubah diganti adalah standar kerjanya. Namun

    apa yang biasanya terjadi? Menyalahkan atau mencari penyebab lain sebelum

    melakukan peninjauan ulang terhadap sistem standar kerja yang ada saat ini.

    Tugas penting saat mengimplementasikan standardisasi adalah menemukan

    keseimbangan antara menyediakan prosedur kaku agar diikuti karyawan dan

    menyediakan kebebasan untuk berinovasi dan menjadi kreatif untuk memenuhi target

    yang menantang secara konsisten dalam hal biaya, kualitas dan pengiriman. Kuncinya

    adalah terletak pada tugas orang (pekerja/operator/pihak yang sangat berkaitan dalam

    pekerjaan tersebut) untuk menulis standar kerja.

    7. Gunakan Pengendalian Visual Agar Tidak Ada Masalah Yang Tersembunyi

    Kendali Visual adalah setiap alat komunikasi yang digunakan dalam lingkungan

    kerja untuk menunjukan dalam waktu sekejap bagaimana pekerjaan seharusnya

    dilakukan dan apakah terjadi penyimpangan terhadap standar.

    Pengendalian visual lebih dari sekedar mengungkapkan penyimpangan dari target

    melalui bagan, grafik, penandaan dan menempatkannya di tempat yang mudah

    ditemukan, tempat berkumpulnya atau lalu-lalangnya orang banyak. Visual

    berarti dapat melihat:

    1. Proses apakah berjalan sesuai rencana.2. Apakah proses dalam kendali kualitas.3.

    Apakah persediaan atau tumpukan WIP melebihi batas minimum atau maximum.

    4. Apakah peralatan itu tersedia, mudah ditemukan dan mengetahui bila alat tidakditempat atau hilang.

    5. Visual berarti memotivasi untuk menjadi lebih baik.6. Visual berarti pencegahan

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    21/47

    Intinya adalah Visual Control = Visual Management = Visual Factory = Glass

    Management = Transparent System diciptakan untuk dapat mengendalikan proses

    kerja agar pemborosan dan penyimpangan ditempat kerja dapat dihilangkan. Dan

    terlebih lagi adalah membuat suasana kerja menjadi semakin terukur dan memotivasi.

    Bagan manajemen visual atau sering disebut visual board harus memungkinkan

    komunikasi dan berbagi komunikasi, dan yang lebih penting lagi adalah yang

    ditampilkan pada visual board adalah hal-hal:

    1. Hal-hal yang critical untuk pencapaian hasil hari ini dan minggu ini yangberhubungan dengan harapan pelanggan atas produk kita (Mutu, Biaya, Waktu

    pengiriman).

    2. Hal-hal yang memotivasi untuk berbuat lebih, mencapai hasil optimal dan menjadilebih baik.

    3. Hal-hal yang membimbing pekerja untuk dapat menemukan informasi denganmudah dan informasi itu dapat membantunya untuk berprestasi dalam memproduksi

    mutu, biaya dan percepatan produksi.

    Gambar 9. Contoh Pengendalian Visual

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    22/47

    8. Gunakan Hanya Teknologi Handal Yang Sudah Benar-benar Teruji Untuk

    Membantu Orang-orang dan Proses Anda

    Kita sering bersikukuh membela apa yang kita ketahui dan yakini sebagai hal

    yang benar. Sehingga hanya membatasi diri pada pilihan-pilihan yang langsung terdapat

    didepan kita dan gagal memikirkan apa yang sesungguhnya mungkin (dan mungkin

    lebih dahsyat). Memang yang ideal adalah menerima masukan dari suara pelanggan

    (Voice of Customer) dan mentransformasikan kedalam kemampuan (keungulan) dari

    proses dan manusia yang dimiliki, sehingga dapat menghasilkan produk yang

    berkualitas, waktu serta hasil produktif dan biaya atau harga yang bersaing.

    Gambar 10.Konsep Teknologi handal Dengan Skill TerujiPenyiapan sumber daya manusia harus menjadi target utama dalam jangka

    pendek maupun jangkan panjang. Peralatan dan proses didesign sedemikian hingga

    membangun keunggulan organisasi, sekaligus menyakinkan setiap orang dalam

    organisasinya untuk menjadi percaya akan keunggulan dan kekuatan yang dimiliki

    organisasi tersebut. Lucunya, justru anggota team dan manusia dalam organisasi tidak

    mempercayainya. Inilah peran leader sangat penting dalam melakukan Visioning &

    Directing. Never weaken your organizationuntuk mencapai hasil yang Dahsyat, hanya

    karena keraguan kecil yang dibicarakan setiap hari di kantin atau dipantry.

    Di Toyota, solusi elegan dikenali dari perbandingan antara kesederhanaan dan

    kekuatan. Solusi yang mencapai hasil optimal atau yang diinginkan dengan upaya yang

    sedikit mungkin. Adalah upaya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    23/47

    sebelumnya. Keeleganan adalah gabungan antara Ketrajaman + Penghematan + Mutu.

    Keleganan adalah menemukan solusi, bertemakan kesederhanaan, melibatkan

    kreatifitas, mempergunakan kecerdasan. Dimulai dari hal-hal kecil ditempat kerja

    hingga produk yang benar-benar diinginkan pelanggan.

    Pelajari keunggulan dan lakukan perbaikan bagi kelemahan. Tetap focus dan

    meningkatkan daya saing dengan menghilangkan pemborosan di lini proses. Rekayasa

    Industri di departemen Engineering, focus pada Manufacturing design, Process

    Engineering, Maintenance Design, Quality Design, Environment dan Reliability

    Design. Inilah tantangan dan peran utama.

    1. Mudahkanlah pekerja untuk bekerja untuk mengasilkan produktivitas dan mutu2. Hilangkan factor variasi pada input, proses dan hasil3. Deteksi dini bagi variasi dan kesalahan4. Standardisasi bagi sistem kerja (work instruction), tahapan proses dan proses

    control yang mudah dilakukan pekerja dan menghilangkan variasi

    5. Multi skill operator dan kemudahan pengulangan pekerjaan dengan sedikit variasiatas hasil

    Dan yang sering muncul dalam assumsi pemikiran yang menjebakadalah membodohkan pekerja atau pekerja manja, namun bila ditilik lebih

    dalam, memang itu yang seharusnya terjadi yaitu kemudahan bagi pekerja dalam

    mengasilkan produk dan mutu dengan cara mudah dan rendah variasi, meski extrimnya

    pekerja bekerja dengan mata tertutup. Dan disitulah letak keunggulan sebuah rekayasa

    proses. Bukankan letak produktivitas ada pada Hasil dan Mutu?

    Semua bagian mengambil peran ini, yaitu peran Standardisasi dan hilangnya

    variasi hasil kerja. DFSS (Design for Six Sigma) mendorong terciptanya hasil elegan

    dengan jaminan mutu dan bersaingnya harga.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    24/47

    Gambar 11. Konsep Design for Six Sigma

    Bekerja dalam Kaizen adalah bekerja memperbaiki keadaan yang ada saat ini

    dengan dukungan inovasi dan kreatifitas untuk meningkatkan performa pencapaian.

    Pengembangan dan modifikasi dari proses yang ada dengan sumber daya yang tersedia

    dengan pilihan terakhir pada investasi teknologi.Investasi Kapital adalah pilihan

    terakhir.

    Memulai dengan hal-hal kecil ditempat kerja, merubah kebiasaan baik menjadi

    lebih baik. Menyempurnakan proses yang masih menghasilkan variasi. Melakukan

    inovasi engineering untuk mendeteksi sebelum terjadinya variasi dan lebih penting lagi

    memudahkan problem solving dan tindakan pencegahan.

    9. Kembangkan Pemimpin yang Benar-benar Memahami Pekerjaan, Menjiwai

    Filosofi dan Mengajarkan kepada Orang Lain

    Sering kali perusahaan sebagai organisasi lupa, bahwa suksesi dan

    pengembangan ketrampilan jangka panjang adalah sangat penting bagi kekuatan sebuah

    organisasi, apalagi untuk proses yang unik.

    Contohnya adalah pada bagian penerimaan karyawan (Recruiting Department),

    mereka mengunakan metoda seleksi dan bahkan mau membayar lebih bagi para Head-

    hunter. Ini adalah perekrutan cara tradisional. Ada cara lain dari pada mencari atau

    seleksi trasional, yaitu dengan metoda menjaring. Menjaring artinya akan mendapatkan

    lebih banyak calon, dibutuhkan atau tidak bagian Recruitment harus menyediakan talent

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    25/47

    Stock yang handal, karena jumlah kandidat yang ada dalam data stock tidak-lah

    terbatas.

    Dibanyak perusahaan Jobs Description dan Intruksi Kerja (Work Instruction),

    bentuknya naratif dan lebih parah lagi adalah ke dua form tersebut diketik dan

    diterbitkan hanya untuk keperluan Audit Quality. Pernahkah terpikirkan, bahwa dari

    sini-lah awal Qualitas itu ada. Pertanyaannya mengapa ke dua form tidak masuk dalam

    daftar pelatihan? Dibuat visual, singkat dan mudah?

    Intruksi kerja adalah landasan untuk mengembangkan bakat. Hal ini sulit untuk

    dimengerti dan disadari. Kemudian, Mengapa mempersulit pekerja untuk menghasilkan

    produktivitas yang artinya prestasi? Bila bentuk Intruksi kerja yang naratif, sulit

    dimengerti, diberikan tanpa pelatihan... artinya hanya pemborosan. Karena intruksi

    kerja yang ada tidak membimbing pekerja untuk berprestasi.

    Apalagi bila kenyataannya untuk menyelesaikan satu masalah saja, mesti harus

    menunggu seseorang. Bagaimana kalau seseorang itu berhalangan? Bisakah digantikan

    dengan selembar kertas yang bernama OPL atau Instruksi Kerja atau Panduan Trouble

    Shooting?

    Gambar 12. OPL Konsep

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    26/47

    10. Kembangkan Orang dan Kelompok Yang Memiliki Kemampuan Istimewa,

    Dan Yang Menganut Filosofi Perusahaan Anda

    Keseimbangan yang ideal antara kemampuan individual dan kerja kelompok

    antara peran individual yang berkualitas dan kerja team yang efektif adalah dambaan

    setiap organisasi. Dan inilah yang diupayakan di perusahaan yang bernama TOYOTA.

    Kinerja kelompok adalah sangat penting, namun peran individu yang brilian

    sekaligus cemerlang adalah pondasi penting bagi keefektifan kinerja kelompok.

    Kelompok kerja semestinya bisa melaju dengan lebih efektif dan kencang jika tidak

    terbebani oleh beberapa individu yang memberatkan langkahnya.

    Pengembangan Kerja Individual yang sangat baik adalah sambil

    mempromosikan kerja tim yang efektif. Dengan sendirinya, bahwa tim yang hebat,

    tentu diisi oleh anggota tim yang handal. Dan untuk membentuk sebuah tim yang

    handal tidak dalam satu malam, apalagi untuk membuat seorang individu yang

    cemerlang dalam kerja kelompok.

    Membangun budaya kerja kelompok memerlukan waktu bertahun-tahun dengan

    harus konsisten menerapkan pendekatan dan prinsip budaya sesuai visi dan misi

    perusahaan.

    Gambar 13. Piramida Kinerja Kelompok

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    27/47

    Gambar 14. Tujuan Team Work

    11. Hormati Jaringan Mitra Dan Pemasok Anda Dengan Memberi Tantangan

    Dan Membantu Mereka Untuk Meningkatkan Diri

    Beberapa Industri bersikap arogan terhadap pemasoknya (mereka merasa

    sebagai Pelanggan yang harus dilayani sebagai raja), bahkan mereka membebani

    pemasok dengan biaya. Biaya-biaya itu ada yang ilegal hingga yang dilegalkan seperti

    wajib mengikuti pelatihan, pemenuhan persyaratan. Bila demikian bukan-kah

    unjungnya adalah berkurangnya daya saing bagi perusahaan tersebut? Aneh... Namun

    terjadi. Bagaimana dengan perusahaan tempat anda bekerja?

    Ringankah beban pemasok, mudahkan mereka sehingga mereka dapat

    bertumbuh bersama dan memberikan servis prima yang berujung pada daya saing dan

    konsistensi mutu. Temukan mitra kerja yang solid dan berkembang bersama demi

    keuntungan kedua belah pihak, ini sering disebut sebagai pola MUTUAL BENEFIT.

    Di TOYOTA ada program yang disebut dengan nama SIC (Supplier

    Improvement Commitee) atau lebih dikenal dikalang pemasok sebagai Sick Supplier

    Club (pemasok yang sakit). Itu mungkin dianggap lucu, namun benar. Banyak

    perusahaan yang membaik dan bahkan menjadi hebat oleh tanggan-tangan ahli TPS

    (Toyota Production System) yang secara khusus didirikan oleh Taiici Ohno untuk

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    28/47

    menjadikan mitra kerja pemasok yang handal. Organisasi ini dinamakan OMCD ~

    Operation Management Consulting Division.

    Gambar 15. Konsep Suplier & Vendor Mutual Benefit

    12. Pergi Dan Lihat Sendiri Untuk Memahami Situasi Sebenarnya (Genchi

    Genbutsu)

    Amati lantai produksi tanpa prasangka dan dengan pikiran kosong. Ulangi

    pertanyaan MENGAPA sebanyak lima kali pada setiap permasalahan. Selesaikan

    masalah dan tingkatkan proses dengan datang ke sumber permasalahan dan secara

    pribadi mengamati dan memverifikasi data dan bukan hanya berteori berdasarkan apa

    yang dikatakan orang lain atau yang ditunjukan layar komputer.

    Berfikirlah dan berbicaralah berdasarkan data yang telah Anda verifikasi

    sendiri. Bahkan para manajer dan eksekutif tingkat tinggi harus pergi dan melihat

    sendiri masalah yang ada, sehingga mereka akan memiliki lebih dari sekedar

    pemahaman yang dangkal terhadap situasi.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    29/47

    Gambar 16. Konsep Go & Study

    13. Buat Keputusan Secara Perlahan-Lahan Melalui Konsensus, Pertimbangkan

    Semua Pilihan Dengan Seksama; Kemudian Implementasikan Keputusan

    Dengan Sangat Cepat

    Jika Anda mendapat proyek yang direncanakan untuk diterapkan secara penuh

    dalam waktu satu tahun, menurut saya, perusahaan Amerika pada umumnya akan

    menghabiskan waktu tiga bulan untuk perencanaan, lalu mereka akan

    mengimplementasikannya. Namun mereka akan menghadapi berbagai masalah

    setelah implementasi tersebut dan mereka menghabiskan sisa tahun itu untuk

    mengoreksi masalah-masalah yang ada. Namun, untuk jangka waktu proyek yang

    sama, TOYOTA akan menghabiskan sembilan bulan sampai 10 bulan untuk

    melakukan perencanaan dan mengimplementasikan secara perlahan misalnya

    produksi percontohan (pilot product) dan menerapkannya secara penuh pada akhir

    tahun dengan hampir tidak ada masalah lagi.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    30/47

    Di TOYOTA, Analisis Strategi dan taktik adalah sangat penting. Tidak ada

    hal yang diasumsikan. Segala sesuatunya diverifikasi. Tujuannya adalah melakukan

    semuanya dengan benar. Bagaimana Anda sampai pada suatu keputusan itu sama

    pentingnya dengan kualitas keputusan itu sendiri. Lima elemen dalam memutuskan

    dengan seksama:

    1. Menemukan apa yang sebenarnya terjadi (Genchi Genbutsu).2. Memahami penyebab yang mendasarinya, yang menjelaskan hal-hal yang

    terlihat di atas permukaan dengan menanyakan 5 x MENGAPA.

    3. Mempertimbangkan solusi alternatif seluas-luasnya dan mengembangkanpenjelasan secara rinci untuk solusi yang dipilih.

    4. Membangun consensus di dalam kelompok, termasuk karyawan dan mitra kerja(pemasok).

    5. Menggunakan alat komunikasi yang sangat efisien untuk melakukan satusampai empat, sebaiknya dalam satu sisi dari selembar kertas secara visual.

    Gambar 17. Konsep Plan, Do Check & Action

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    31/47

    14. Menjadi Organisasi Pembelajar Melalui Refleksi Diri Tanpa Kompromi

    (Hansei) Dan Peningkatan Berkesinambungan (Kaizen)

    Di Toyota, mereka tiada hentinya mempelajari OPL (one point lesson); dari

    yang kecil dan sedikit hingga menjadi Leason Learned yang luar biasa. Mereka

    catat, mereka buku-kan; mereka sebar luaskan hingga seluruh level terkait. Tiada

    henti dan penuh semangat perbaikan di tempat kerja.

    Setiap kegiatannya adalah untuk menghapuskan pemborosan di semua lini

    kerja dengan satu tujuan menurunkan biaya dan meningkatkan daya saing perusahaan.

    Setiap individu di dalam oraganisasi tahu benar tentang itu, dan telah menjadi The

    Way Of Working Live.

    Pekerja, para supervisor, manajer dan hingga level eksekutif benar

    menjalankan organisasi seperti tidak ubahnya pemilik modal. Mereka merasa tidak

    dapat hidup tanpa kepuasan pelanggan, hasil kerja yang bermutu, berdaya saing dan

    hidup dalam pelayanan.

    Dalam setiap permasalahan yang muncul, selalu bersama-sama dengan fikiran

    positif untuk dapat menyelesaikan masalah dengan mengungkapkan kejadian yang

    sebenarnya, akar masalah yang sebenarnya tanpa bertujuan menyalahkan ataumenghakimi. Mereka sadar, bila akar penyebab dimatikan, maka efektifitas kerja

    dapat ditingkatkan, suatu kesalahan hanya untuk sekali saja, dan tidak berulang.

    Melakukan diskusi, brainstorming, mengamati proses, mendeteksi

    penyimpangan, mencari tahu sumber penyebab permasalahan, melibatkan lintas

    fungsi department; seakan-akan semua merasa bersalah dan wajib memperbaikinya.

    Sehingga esok pagi, segala sesuatunya dapat diketahui jawabannya,

    distandardisasikan proses/kerja, disebar luaskan dan menjadi bagian pencegahan

    masalah yang sama muncul kembali.

    Kesadaran pekerja benar-benar diatas rata-rata; Bekerja sebagai ibadah ;

    Bekerja dengan loyalitas dan integritas Tinggi. Untuk Perusahaan dan masa depan

    Pekerjanya. Inilah pendekatan Toyota dalam problem solving approach mencari akar

    penyebab.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    32/47

    Gambar 18. Konsep Lean Thinking

    2.2.3 Perusahaan Yang Menerapkan TPS

    Denso adalah anggota dari Toyota Group, salah satu cabangnya di Indonesia adalah

    PT Denso Indonesia (DNIA). Berkat TPS, DNIA memproduksi sekitar 1.200 unit filter

    udara mobil berbagai tipe per hari di Pabrik Sunter. Produknya itu dipasok ke industri-

    industri mobil terkemuka, lokal dan Asia Tenggara. Proses produksi dimulai dari tempat

    menurunkan komponen dari pemasok, baik lokal maupun impor. Komponen ini ada yang

    langsung dikirim ke assembly line, ada pula yang mampir dulu ke bagian machining.

    Di assembly line, setiap operator memeriksa part yang diterimanya. Bila cacat,

    disisihkan dan diberi catatan (hasil kerja operator sebelumnya harus diperiksa). Perakitan

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    33/47

    dilakukan oleh 3 operator dan 1 mesin otomatis sederhana. Operator mengerjakan tugasnya

    dengan cekatan dan terukur, rapi, dan sesuai standar menggunakan peralatan handal-

    sederhana yang hemat biaya. Penyusunan stasiun kerja (workstations) diusahakan saling

    berhadapan atau membentuk huruf U; U-LAYOUT, hal ini bertujuan agar tata letak

    menjadi kompak (padat) dan saling berdekatan sehingga memudahkan pekerja untuk saling

    berinteraksi dan memudahkan rotasi pekerjaan.

    Setelah perakitan selesai, sub-rakitan memasuki oven conveyor untuk proses

    pengeringan lem besi. Sub-rakitan akan berjalan di atas konveyor berkecepatan 20

    cm/menit memasuki oven sepanjang 2,5 meter; atau selama 23 menit, dengan semburanblowerdan suhu 90C. Di ujung konveyor dipasang kawat portal dengan alarm agar ada

    isyarat jika produk akan jatuh ke lantai. Kawat ini adalah salah satu POKA-YOKE, yaitu:

    suatu peralatan hasil inovasi di lantai produksi yang mempunyai keandalan tinggi dan

    berbiaya rendah untuk digunakan dalam sistem JIDOKA sehingga mengurangi kesalahan

    dalam setiap proses.

    Setelah proses pengeringan, produk diproses oleh 2 operator; operator printingdan

    packing. Di depan operator printing digantungkan DEKI-DAKA (lembar kendali hasil)yang harus dicatat setiap jamnya oleh operator printingmengenai jumlah produksi aktual

    per jam berbanding target produksi per jam. Di depan operator paling hilir (downstream);

    operatorpacking, digantungkanjadwal perintah produksitiap tipe yang harus diselesaikan

    pada hari itu. Hal ini menandakan bahwa sistem produksi berjalan berdasarkan tarikan

    operator sebelumnya (PULL SYSTEM).

    Dalam sistem produksi di tempat ini tidak ada gudang untuk produk jadi, produk

    jadi hanya menunggu di shooter finish goods dan staging area. Tidak ada barang yang

    mengalir tanpa KANBAN. Kanban produk jadi oleh operator packing dipindai dengan

    fasilitas komputer untuk data ke bagian inventori.

    Di depan setiap operator digantungkan lembar standarisasi kerjayang berisi hal-hal

    penting apa saja yang harus diperhatikan, tangan mana yang harus bergerak, dan langkah

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    34/47

    apa selanjutnya. Lembar ini mencegah terjadinya penyimpangan sehingga membantu

    membangun kualitas dalam prosesBuild in Quality(BiQ).

    Di lantai produksi tampak terdapat lampu sirene berwarna kuning. Ini disebut

    ANDON, yaitu isyarat untuk menunjukkan bahwa di unit itu ada masalah dan butuh

    bantuan. Selain andon kuning, terdapat juga andon hijau dan andon merah. Kuning

    menandakan ada masalah kekurangan bahan, hijau berarti sistem berjalan normal, dan

    merah menandakan lini/mesin berhenti karena ada masalah. Bila andon kuningdinyalakan

    maka MIZUSUMASHI (operator penanganan bahan dan kanban) akan datang untuk

    membantu di mana proses tetap berjalan.

    Dengan TPS yang begitu efisien, teliti dan komprehensif, produk-produk Denso

    terkenal memiliki kualitas tinggi. Kualitas tinggi adalah berkat diterapkan Build in Quality

    (BiQ) di mana diterapkan konsep operator adalah inspektor, seperti halnya supermarket

    operator selanjutnya adalah konsumen yang berhak menerima kualitas dan kuantitas terbaik

    dari kerja operator sebelumnya dan berhak komplain. Hasilnya kualitas terjaga, perbaikan

    hanya pada proses awal, bukan di tengah atau di akhir. Kualitas dibangun di dalam proses,

    bukan melalui repair atau perbaikan di proses selanjutnya. Dan tentu saja ada SOP

    (standard operation procedure) yang jelas. Untuk mencapai sasaran harga yang

    reasonable, TPS memilih mengurangi pemborosan untuk meningkatkan keuntungan.

    Dalam buku The Toyota Way, hasil penelitian Jeffrey K. Liker selama 20 tahun, ada

    delapan pemborosan yang didentifikasikan TPS dan selalu terus menerus dicari untuk

    dikeluarkan dari prosesnya, yaitu:

    1. produksi berlebih (over-production);2. waktu menunggu;3. transport yang tidak diperlukan;4. pemrosesan berlebih (inefficient processes);5. inventori berlebih,6. gerakan yang tidak diperlukan (unnecessary motion);

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    35/47

    7. produk defect; dan8. kreativitas karyawan yang tidak digunakan.Dalam TPS dikenal adanya istilah 3M (Muda,Mura,Muri) yang harus dihilangkan.

    MUDA artinya aktifitas yang mubazir atau tidak memberikan nilai tambah. MURA artinya

    melakukan pekerjaan tidak sesuai prosedur atau semrawut. MURI artinya bekerja tidak

    sesuai beban seharusnya. Dalam upaya tersebut juga, TPS berprinsip JIT agar tersedianya

    produk saat dibutuhkan. Artinya TPS hanya memproduksi barang sesuai kebutuhan, dalam

    jumlah yang diperlukan dan waktu yang ditentukan. Ini menguntungkan karena menjaga

    minimum stok, kualitas terjaga, hemat dan motivasi karyawan terjaga.

    2.3. Sejarah Singkat Manufaktur Barat

    Manufaktur di Amerika tidak sepenuhnya berkembang sampai setelah perang tahun

    1812 dengan Inggris. Terlebih pabrik dan industri yang dikembangkan di Amerika setelah

    perang untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses ke produk yang diperlukan

    mereka sendiri tanpa bergantung pada negara lain. Sektor manufaktur kemudian

    berkembang menjadi skala yang lebih besar selama Perang Dunia II karena permintaanmesin meningkat .

    Perang memaksa produsen untuk memastikan cara untuk menghasilkan mesin

    otomotif dan peralatan tersedia cepat dengan jumlah besar, dengan tetap menjaga kualitas

    produk. Frederick Taylor memperkenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, yang

    bertujuan untuk mengoptimalkan dan menyederhanakan pekerjaan, dan akhirnya

    meningkatkan produktivitas pekerja (Taylor 1996). Menurut pandangan Taylor (Taylor

    1996), optimasi lebih penting daripada bekerja keras untuk menghindari usaha yang sia-sia.

    Kolaborasi antara pekerja dan manajer juga memiliki peran penting dalam keberhasilan

    bisnis (Taylor 1996). Secara keseluruhan, revolusi manufaktur di Amerika melibatkan pasar

    massal, desain standar, dan pemanfaatan bagian dipertukarkan untuk mencapai volume

    tinggi produksi (Drejer et al. 2000).

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    36/47

    2.3.1 Sejarah Lean Manufakturing

    Lean manufacturing atau lean production atau dikenal sebagai lean, merupakan

    metode optimal untuk memproduksi barang melalui peniadaan waste (pemborosan) dan

    penerapan flow (aliran), sebagai ganti batch dan antrian. Lean manufacturing adalah

    filosofi manajemen proses yang berasal dari Toyota Production System (TPS), yang

    terkenal karena menitikberatkan pada peniadaan seven waste dengan tujuan peningkatan

    kepuasan konsumen seccara keseluruhan.

    Karakteristik dari lean meliputi struktur lantai produksi yang aktif melakukan

    pemecahan masalah dengan penerapan kaizen dan continuous improvement, serta

    pelaksanaan lean manufacturing melalui tingkat inventory yang rendah, manajemen

    kualitas yang mengutamakan tindakan preventif (pencegahan) dibandingkan tindakan

    corretive (perbaikan), penggunaan pekerja yang sedikit, ukuran lot yang kecil serta

    penerapan konsep Just in Time (JIT).

    Lean manufacturing adalah strategi pencapaian yang signifikan, perbaikan yang

    berkesinambungan melalui eliminasi seluruh pemborosan waktu dan sumberdaya pada

    seluruh proses. Adapun yang dimaksud dengan pemborosan di sini meliputi 7 hal, yaitu:

    1. Transportasi2. Inventarisasi3. Pergerakan (proses)4. Waktu tunggu5. Produksi yang berlebihan6. Proses yang berlebihan7. Kerusakan produk

    Kunci sukses Lean Manufacturing ada pada point-point seperti :

    1. Mengurangi pengaturan biaya dan waktu2. Small lot production

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    37/47

    3. Keterlibatan karyawan dan pemberdayaan4. Fokus kualitas pada sumbernya5. Pull productionataujust in time6. Perawatan equipment yang berkesinambungan7. Tenaga kerja yang multi-skill8. Keterlibatan supplier

    Sedangkan elemen utama dari lean productionadalah sebagai berikut :

    1. Produksi just in time (JIT), adalah suatu metode produksi yang membawa semuabahan baku dan suku cadang yang dibutuhkan dalam setiap produksi tepat pada saat

    dibutuhkan. Tujuan dari JIT adalah persediaan yang nol dengan kualitas 100%.

    2. Pengawasan kualitas yang ketat, dimana penghematan biaya maksimum dari JITakan tercapai jika pembeli menerima barang yang sempurna dari pemasok. Dengan

    demikian pemasok harus menerapkan prosedur pengawasan yang sangat ketat

    sebelum barang tersebut diserahkan kepada pabrikan.

    3. Penyerahan beulang kali dan dapat diandalkan, dimana pengiriman ini sebaiknyadilakukan setaip hari untuk menghindari penumpukan persediaan. Bilamana terjadi

    keterlambatan akan pengiriman atau tidak memenuhi pemasokan maka pemasok

    dikenakan denda atau pemutusan kontrak kerja.

    4. Lokasi yang lebih dekat, dengan adanya lokasi yang berdekatan dengan pelangganutama, maka penyerahan dapat diandalkan sehingga akan timbul komitmen yang

    besar dengan pelanggan utama.

    5. Telekomunikasi, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, makapemasok dapat membangun sistem penyerahan yang lebih baik lagi.

    6. Jadwal produksi yang stabil, dimana pelanggan menyerahkan jadwal produksinyapada pemasok sehingga pemasok dapat menyerahkan barang sesuai dengan jadwal

    produksi pelanggan.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    38/47

    7. Sumber tunggal dan keterlibatan awal pemasok, dimana dengan adanya JIT ini baikpemasok maupun pelanggan sudah terlibat dalam penyusunan kontrak kerja dan

    syarat-syarat lainnya.

    Lean Manufacturingbisa didefinisikan sebagai : Pendekatan sistematis untuk

    mengidentifikasikan dan mengeliminasipemborosan/waste melalui perbaikan

    berkesinambungan dengan aliran produk berdasarkan kehendak konsumen (pulll system)

    dalam mengejar kesempurnaan. Pull System dikenal juga dengan Just In Time ( JIT ) atau

    Produksi Tepat waktu.

    Waste didefiniskan sebagai segala aktivitas pemakaian sumber daya (resources)

    yang tidak memberikan nilai tambah (value added) pada produk. Pada dasarnya

    semua wasteyang terjadi berhubungan erat dengan dimensi waktu. JIT mendefinisikan ada

    8 jenis wasteyang tidak memberikan nilai dalam proses bisnis atau manufaktur, antara lain

    adalah sebagai berikut (Liker, 2006):

    1. Produksi berlebihan (overproduction)

    Memproduksi lebih banyak dari yang permintaan, atau memproduksi sebelum

    diinginkan. Hal ini terlihat pada simpanan material. Ini adalah akibat dari produksi

    berdasarkan permintaan spekulatif.

    Produksi berlebihan juga berarti membuat lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh

    proses berikutnya, membuat sebelum diinginkan oleh proses berikutnya, atau membuat

    lebih cepat dari yang dibutuhkan oleh proses berikutnya.

    Penyebab over produksi : Logikajust-in-case(untuk jaga-jaga), Penggunaan

    otomatisasi yang salah, Proses setupyang lama, Penjadwalan yang salah,

    Ketidakseimbangan beban kerja, Rekayasa berlebihan, Inspeksi berlebihan, dll.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    39/47

    2. Menunggu (Waiting)

    Waktu menunggu dalam proses harus dihilangkan. Prinsipnya adalah memaksimalkan

    penggunaan / efisiensi pekerja daripada memaksimalkan penggunaan mesin-mesin.

    Penyebab menunggu termasuk: Ketidakseimbangan beban kerja, Pemeliharaan yang

    tidak terencana, Waktu setupyang lama, Penggunaan otomatisasi yang salah, Masalah

    kualitas yang tidak selesai, Penjadwalan yang salah, dll.

    3. Transportasi (transportation)

    Tidak ada nilai tambah pada produk. Daripada memperbaiki transportasi, akan lebih

    baik bila dikurangi atau dihilangkan. Beberapa penyebab transportasi tinggi: Layout

    pabrik yang buruk, Pemahaman yang buruk terhadap aliran proses produksi, Ukuran lot

    besar, lead time besar, dan area penyimpanan yang besar.

    4. Memproses secara keliru/berlebihan (Inefficient Process)

    Harus dihilangkan dengan cara bertanya mengapa sebuah proses diperlukan dan

    mengapa sebuah produk diproduksi. Semua langkah proses yang tidak diperlukan harus

    dihilangkan. Beberapa penyebabnya: Perubahan produk tanpa perubahan proses,

    Logikajust-in-case, Keinginan konsumen yang sebenarnya tidak jelas, Proses

    berlebihan untuk menutupi downtime, Kurang komunikasi.

    5. Work In Process (WIP)

    Material antar operasi yang timbul karena lot produksi yang besar atau proses-proses

    dengan waktu siklus yang panjang. Penyebab inventory berlebihan: Melindungi

    perusahaan dari inefisiensi dan masalah-masalah tak terduga, Kompleksitas produk,

    Penjadwalan yang salah, Peramalan pasar yang buruk, Beban kerja tidak seimbang,

    Supplier yang tidak bisa diandalkan, Kesalahan komunikasi.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    40/47

    6. Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion)

    Gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu, seperti mencari, meraih, memutar akan

    membuat proses memakan waktu lebih lama. Daripada melakukan otomatisasi terhadap

    gerakan sia-sia, operasionalnya sendiri yang seharusnya diperbaiki. Penyebabnya antara

    lain: efektifitas manusia/mesin yang buruk, metode kerja yang tidak konsisten, layout

    fasilitas yang buruk, pemeliharaan dan organisasi tempat kerja yang buruk, gerakan

    tambahan saat menunggu

    7. Produk cacat (defective product)

    Memproduksi barang cacat, sehingga membutuhkan pengerjaan ulang atau bahkan

    dibuang karena tidak bisa diperbaiki. Jelas ini merupakan pemborosan pemakaian

    bahan, waktu, tenaga kerja, dan sumber daya yang lain. Aktivitas ini merupakan kesia-

    siaan yang sempurna. Mencegah timbulnya cacat lebih baik daripada mencari dan

    memperbaiki cacat. Penyebabnya antara lain: Kontrol proses yang lemah, Kualitas

    buruk, Tingkat inventory tidak seimbang, Perencanaan maintenance yang buruk,

    Kurangnya pendidikan / training / instruksi kerja, Desain produk, Keinginan konsumentidak dimengerti.

    8. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan (Underutilizing People)

    Kehilangan waktu, gagasan, keterampilan, peningkatan, dan kesempatan belajar karena

    tidak melibatkan atau mendengarkan karyawan. Penyebabnya antara lain: Budaya

    bisnis, politik, Perekrutan yang buruk, Rendah / tidak adanya investasi untuk training,

    Strategi upah rendah, turnover tinggi. Sehingga dengan kata lain tidak ada perbedaanyang signifikan antara JIT dengan lean manufacturing. Hal demikian dikarenakan just

    in time merupakan elemen utama dari lean manufacturing. Dan lean manufacturing

    melakukan penerapan konsep just in time.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    41/47

    2.3.2 Perusahaan Yang Menerapkan Lean Manufakturing

    General Motors (GM) adalah salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Mereka

    mengadopsi dan menerapkan metode Lean Manufacturing yang digagas oleh Toyota sejak

    awal dekade 80-an. Pada tahun 1994, GM dan Toyota membentuk joint venture yang

    disebut New United Motor Manufacturing Inc., sebagai pionir yang mengimplementasikan

    metode Lean dalam perusahaan manufaktur otomotif untuk pertama kalinya di Amerika

    Serikat.

    Hingga kini, GM terus menerapkan dan mengembangkan metode-metode Lean

    Manufacturing untuk membuat proses operasional mereka tetap efisien dan cost-effective.

    Salah satunya adalah implementasi pada bagian administrasi di departemen purchasing,

    untuk efisiensi proses administratif.

    Aplikasi Metode Lean dalam Proses Administratif di Bagian Purchasing

    Sebagai bagian dari budaya Lean di proses manufaktur GM, perusahaan tersebut

    kemudian menerapkannya untuk mengefisienkan proses administratifnya. Salah satu

    kasusnya, tim purchasing GM mengedepankan persoalan mengenai proses Request for

    Quote (RFQ) yang dikirimkan kepada para supplier. Karea setiap RFQ harus memilikidaftar yang mendetail mengenai system requirement, RFQ yang dibuat tercetak memakan

    sangat banyak kertas, yang ketebalannya kira-kira mencapai hingga 6 inci.

    Dengan menggunakan analisa value stream mapping (VSM), GM mengidentifikasi

    beberapa cara untuk mengurangi pemakaian kertas untuk keperluan RFQ. Pemakaian kertas

    berlebihan memang telah menimbulkan waste bagi GM. Bukan hanya biaya yang

    dikeluarkan untuk membeli lebih banyak kertas, tapi juga biaya yang dikeluarkan untuk

    keperluan printing dan packaging, misalnya tinta dan karton, juga energi yang digunakan

    untuk mengantarkan setiap dokumen RFQ kepada supplier potensial.

    Solusi yang dikemukakan GM adalah mengubah proses RFQ kepada sistem yang

    berbasis elektronik. Sistem baru tersebut bukan hanya paperless dan ramah lingkungan, tapi

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    42/47

    juga menyelamatkan GM dari berbagai biaya tambahan dan waste yang ditimbulkan oleh

    pencetakan, pengemasan, dan biaya pengiriman untuk setiap dokumen RFQ. Dengan

    menggunakan sistem berbasis internet, GM mampu meningkatkan efisiensi pada

    procurement sekaligus menurunkan biaya, menghemat waktu, serta mengeliminasi waste.

    Dengan mendistribusikan RFQ secara elektronik, GM mengestimasi bahwa

    perusahaan akan mampu berhemat sekitar 2 ton kertas pertahunnya. Disamping keuntungan

    finansial, hal ini juga akan meningkatkan sustainability dalam proses administrasi GM.

    2.4. Definisi Dan Model Konseptual Strategi Manufaktur

    Beberapa peneliti telah mengusulkan definisi masing-masing dan penjelasan

    dalam menggambarkan strategi manufaktur. Definisi strategi manufaktur

    disederhanakan dalam Tabel 1 (Dangayach & Deshmukh 2001). Secara singkat, strategi

    manufaktur dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan untuk meningkatkan kinerja

    saat ini perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan panjang.

    Aktivitas manufaktur memiliki potensi untuk mempengaruhi kemampuan

    kompetitif perusahaan (Rho et al. 2000). Strategi manufaktur sebagai komponen

    fungsional yang penting dari strategi bisnis diusulkan oleh Skinner (1969). Ward &

    Duray (2000) telah menyarankan manufaktur model strategi, merekomendasikan bahwa

    strategi kompetitif dan manufaktur dipengaruhi oleh dinamika lingkungan, dimana

    strategi manufaktur secara langsung dipengaruhi oleh strategi bersaing. Model

    konseptual strategi manufaktur disajikan pada gambar 1.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    43/47

    Tabel 1. Definisi strategi manufaktur

    Peneliti Definisi

    Skinner (1969) Exploiting certain properties of the manufacturing functions

    as a competitive weapon.

    Hayes & Wheelwright (1985) Consistent pattern of decision making in the manufacturing

    function that is linked to the business strategy.

    Hill (1987) Coordinated approach which strives to achieve consistency

    between functional capabilities and policies for success

    in the marketplace.

    Swamidass & Newell (1987) A tool for effective use of manufacturing strength as a

    competitive weapon for achievement of business and

    corporate goals.

    Swink & Way (1995) A decision and plan affecting resources and policies

    Sumber : Dangayach & Deshmukh 2001

    Gambar 19. Model konseptual strategi manufaktur

    Sumber: Ward & Duray 2000

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    44/47

    Ada dua unsur inti dalam strategi manufaktur, yaitu : tugas manufaktur dan pola

    pilihan manufaktur seperti yang disarankan oleh Miller & Roth (1994). Pilihan

    manufaktur merupakan prioritas kompetitif, seperti kualitas, biaya, pengiriman, dan

    fleksibilitas, bahwa struktur keprihatinan manufaktur dan infrastruktur yang dibuat oleh

    perusahaan untuk menyelesaikan tugas-tugas manufaktur yang telah ditentukan (Rho et

    al. 2000). Tiga pendekatan yang luas telah digunakan dalam studi manufaktur, yaitu,

    kemampuan manufaktur, pilihan strategis, dan praktik terbaik (Miller & Roth 1994).

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    45/47

    KESIMPULAN

    Seiring berkembangnya Lean manufacturing, akhirnya muncul beberapa hal yang

    membedakan Lean dari TPS dalam implementasinya.

    1. Seeking profitMengejar profit adalah suatu fokus target utama yang dilakukan perusahaan Toyota

    secara intens dengan prinsip pemaksimalan profit (price cost = profit) dan

    kebutuhan mereka. Oleh karena itu, mereka melakukan pengujian cost reduction

    sistematik untuk menghitung keuntungan. Pada implementasinya, Lean dapat

    melakukan penurunan pada pengukuran tersebut dan melakukan tindakan fiksasi

    dari hal tersebut dengan konsep improvement flow atau pull. Namun pada

    akhirnya kemunculanvalue curve analysiscukup menjanjikan lean improvement

    untuk mencapai ukuran performansi bottom-line.

    2. Tool orientationKecenderungan pada beberapa program untuk hanya menggunakan tool seperti

    standardisasi kerja, value stream mapping, visual control, dll. untuk menyelesaikan

    masalah yang ada di luar kendali mereka sendiri. Toolshanyalah sebuah cara lain

    untuk bekerja di berbagai tipe masalah, tetapi tools tidak dapat menyelesaikan

    masalah maupun memperlihatkan akar dari suatu masalah dengan sendirinya tanpa

    tindakan dari Anda. Tools yang dipekerjakan pada Toyota lebih sering digunakan

    untuk memperjelas suatu masalah dibanding menyelesaikannya. Hal ini terjadi

    karena adanya limit ataupun blind spot dari tool itu sendiri. Sebagai contoh, Value

    Stream Mapping memfokuskan pada material dan informasi dari masalah flow

    tetapi tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi masalah seputar Metrics, Man,

    maupun Methods. Untuk menyelesaikan masalah secara tuntas kita harus melihat

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    46/47

    dan menganalisis semua waste atau segala masalah yang terkait dengan kualitas,

    downtime, personnel development, masalah terkait cross training, capacity

    bottlenecks, atau hal yang berkaitan dengan profit, keamanan, metrics atau moral,

    dll. Tidak ada tools yang dapat melakukan hal tersebut sekaligus. Untuk

    memunculkan masalah, Anda membutuhkan tools lain yang mungkin lebih luas

    cakupannya dan lebih efektif.

    3. Management technique rather than change agents

    Hal ini telah menjadi suatu prinsip bagi Toyota sejak awal tahun 1950an ketika

    mereka memilai untuk membesar-besarkan pengembangan dari skill set production

    manager dan supervisor dalam mengarahkan natural team work dan tidak

    memperhatikan bagaimana pengembangan yang terjadi pada level staff. Dalam

    konteks Lean, hal ini menunjukkan bahwa terjadi implementasi push

    dibandingkan dengan implementasi pull dari suatu tim itu sendiri. Pengembangan

    skill ini tidak terjadi pada level atau area yang mencakup para specialist dari suatu

    pekerjaan itu sendiri. TPS sendiri menganggap pengembangan skill set untuk paraspecialist tidak efektif karena jumlah specialist itu sendiri yang sangat banyak jauh

    melebihi jumlah manager maupun supervisor. Di beberapa perusahaan yang

    mengaplikasikan Lean, banyak dari mereka yang membalikkan prioritas dari TPS

    dalam hal ini. Mereka memperbesar upaya pengembangan mereka di tahap para

    staff specialist dimana tingkatan skill dari para supervisor mereka diharapkan dapat

    meningkat dengan sendirinya seiring dengan waktu dan pengalaman kerja yang

    dilakukan oleh mereka mengingat bahwa supervisor memang orang-orang yang

    terlatih untuk itu. Lean sendiri telah mengalami perkembangan sejak

    kemunculannya dari TPS. Secara prinsipal keduanya bisa dibilang sama namun

    diorganisir dengan cara yang berbeda dan tidak selalu identik. TPS sendiri lebih dari

    sekedar salah satu set dari Lean tools. TPS dan Lean adalah suatu teknik yang luar

    biasa dan pendekatan holistik adalah kunci sukses dari implementasi keduanya.

  • 5/24/2018 Perbedaan Antara Toyota Production System Dengan Lean Manufacturing Systems

    47/47

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mohd Irwan Bin Salleh. Lean Manufacturing, Total Quality Management and SixSigma : What are difeerences and similarities?, Faculty Of Manufacturing

    Engineering, Universiti Teknikal Malaysia Melaka, May 2007.

    2. Mohd Nizam Ab Rahman, Chan Kien Ho, Rahim Jamian,Norhidayah FathirahRamli and Neo Ming Cherng. Journal Comparative Study of Manufacturing

    Strategy between Japanese and Western Approaches: An Overview, Malaysia, May

    2012.

    3. Becker, R. M. 2006. Lean Manufacturing and the Toyota Production System.http://www.bxlnc.com . Accessed on: 05

    thApril 2014.

    4. Ohno, Taiichi), Toyota Production System: Beyond Large-Scale Production,Productivity Press, March 1998.

    5. Toyota Globa Site. Toyota Production System. http://www.toyota-global.com.Accesedon: 14thMarch 2014.

    6. Liker, J. The Toyota Way: 14 Management Principles from the World's GreatestManufacturer. 2004.