28
Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013 67 PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001 DI PT. PHAPROS, TBK. Andhika Sekar Putri Abstract Occupational health and safety (OHS) management system implementation is an effort to reduce the loss of business. Therefore, the management of PT. Phapros, Tbk. decided to obtain OHSAS 18001 certification to support its performance in OHS. This study was conducted to determine the level of compliance related to the OHS company’s performance. The collected data were analyzed using factor analysis techniques, followed by Importance Performance Analysis (IPA), and then compared with measurements prior to the implementation of OHSAS 18001 using paired t test. The measurement result shows that there is no significant difference of the company’s performance level and the compliance level between company’s performance level and employee’s importance level compared between before and after implementation of OHSAS 18001. While there is a significant difference for employee’s importance level compared between before and after implementation of OHSAS 18001. Policies can be taken according to their priorities, such as high, medium, and low priority. One of the high priority program is to intensify training related to the employee’s OHS understanding and awareness. Key Words : occupational health and safety, OHSAS 18001, Importance Performance Analysis (IPA) 4

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

67

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJAKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJASEBELUM DAN SESUDAH PENERAPANOHSAS 18001 DI PT. PHAPROS, TBK.

Andhika Sekar Putri

AbstractOccupational health and safety (OHS) management system implementation is an effort toreduce the loss of business. Therefore, the management of PT. Phapros, Tbk. decided toobtain OHSAS 18001 certification to support its performance in OHS. This study wasconducted to determine the level of compliance related to the OHS company’sperformance. The collected data were analyzed using factor analysis techniques, followedby Importance Performance Analysis (IPA), and then compared with measurements prior tothe implementation of OHSAS 18001 using paired t test. The measurement result showsthat there is no significant difference of the company’s performance level and thecompliance level between company’s performance level and employee’s importance levelcompared between before and after implementation of OHSAS 18001. While there is asignificant difference for employee’s importance level compared between before and afterimplementation of OHSAS 18001. Policies can be taken according to their priorities, such ashigh, medium, and low priority. One of the high priority program is to intensify trainingrelated to the employee’s OHS understanding and awareness.

Key Words :occupational health and safety, OHSAS 18001, Importance Performance Analysis (IPA)

4

Page 2: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI68 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

PENDAHULUANBerkembangnya teknologi dan industri

membuat perusahaan harus mampu bertahanterhadap kompetisi pasar yang semakin ketat.Hal ini akan mendorong perusahaan untukmelakukan strategi peningkatan efisiensiproduksi. Meningkatkan produktivitas kerjamerupakan salah satu cara yang dapat ditempuhperusahaan agar dapat bertahan dan bersaingdi masa sekarang ini.

Perusahaan harus memperhatikansumber daya manusianya sehinggaproduktivitas kerja yang tinggi dapat dicapai.Salah satu upaya dalam mengurangi kerugianbisnis adalah dengan menerapkan sistemmanajemen keselamatan dan kesehatan kerja.Keselamatan dan kesehatan kerja (biasadisingkat sebagai K3) merupakan hak asasikaryawan dan merupakan salah satu cara untukmeningkatkan produktivitas karyawan.Pemerintah Indonesia yang diwakili olehDepartemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telahmenetapkan peraturan perundangan mengenaiSistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalamPeraturan Menteri Tenaga Kerja PER.05/MEN/1996.

Dengan adanya SMK3, diharapkankaryawan akan merasa lebih terlindungi sertaterjamin keselamatan ser ta kesehatannya,sehingga dapat meningkatkan efisiensi danproduktivitas kerja. Terdapat perubahan fokusdalam pengukuran kinerja K3, dari yangberdasarkan data retrospektif (lagging indicator)seperti angka kecelakaan, waktu yang hilangakibat terjadinya kecelakaan, dan sebagainya,menjadi leading indicator seperti audit K3 ataupengukuran iklim K3 di perusahaan (Flin et al.,2000).

Perubahan ini disebabkan adanyakesadaran bahwa faktor organisasi, manajerialdan manusia merupakan penyebab utama

terjadinya kecelakaan dibandingkan adanyakesalahan teknis (Weick et al., 1999).Komitmenmanajemen PT. Phapros, Tbk terhadap K3tercantum dalam manual perusahaan, yangantara lain menyatakan bahwa manajemenperusahaan berkomitmen untukmengkomunikasikan kepada karyawan terkaittentang pentingnya persyaratan pelanggan,lingkungan, kesehatan & keselamatan kerjaserta peraturan dan perundangan yang berlaku.

PT. Phapros, Tbk juga menyatakanbahwa perusahaan akan fokus kepada masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerjadengan menciptakan suatu sistem kesehatandan keselamatan kerja ditempat kerja denganmelibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasidalam upaya pencegahan penyakit,meminimalkan potensi yang dapat menimbulkankecelakaan dan penyakit akibat kerja, sertaterciptanya tempat kerja yang aman, efisiendan produktif.

Perusahaan akan melakukan identifikasibahaya, pengujian resiko dan penerapanpengendalian terukur yang diperlukan ser taperusahaan akan menentukan sasaran-sasarandan program untuk peningkatan manajemen dankinerja K3 yang berkesinambungan yang akandilakukan berkaitan dengan peningkatankesehatan dan keselamatan kerja.Dalamkebijakan perusahaan, juga dicantumkanmengenai komitmen perusahaan dalam menjagakesehatan dan keselamatan kerja.

Hal tersebut diwujudkan denganpenetapan sasaran perusahaan, yang salahsatu indikator kinerjanya adalah penurunan angkakecelakaan kerja. Pada tahun 2009, manajemenPT. Phapros, Tbk. memutuskan untuk melakukansertifikasi terhadap standar OHSAS 18001 untukmendukung kinerjanya dalam hal K3.Implementasi OHSAS 18001 dalam SMK3perusahaan pada dasarnya ber tujuan untuk

Page 3: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

69

meningkatkan kemampuan hidup sehat darikaryawan supaya tercapai tingkat produktivitasyang optimal. Keputusan ini diambil karenaperkembangan perusahaan yang mulaimengarah ke bisnis ekspor, dimana umumnyapasar internasional sudah mempersyaratkanpengelolaan K3 di perusahaan yangbekerjasama dengan mereka.

Selain itu stakeholder (karyawan,pemegang saham) serta pihak-pihak lain yangbekerjasama dengan perusahaan juga sudahmulai menyadari arti pentingnya pengelolaanK3 untuk perkembangan perusahaan.Sebelummulai dilakukannya proyek untuk sertifikasiterhadap standar OHSAS 18001, dilakukanpengukuran terhadap pencapaian penerapanSMK3 yang selama ini sudah dilakukan olehperusahaan. Digunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) yang bertujuanuntuk mengukur tingkat kepentingan dan kinerjasupaya dapat ditentukan skala prioritas dalamprogram K3 untuk mengadopsi ketentuan-ketentuan dalam OHSAS 18001 sebagai langkahpersiapan untuk sertifikasi. PT. Phapros, Tbk.mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001 versitahun 2007 pada tanggal 4 Februari 2010.

Didapatnya ser tifikat tersebut barumerupakan tahap pemenuhan persyaratan(compliance) terhadap klausul-klausul yangterdapat dalam standar OHSAS 18001. Perludilakukan evaluasi tingkat kinerja secara berkalauntuk dapat diperbaiki melalui proses perbaikanberkelanjutan (continous improvement).Dari datapada tabel 1., terlihat bahwa angka first aidsemakin meningkat setelah diterapkannyaOHSAS 18001 pada tahun 2010. Hal ini dapatdisebabkan karena meningkatnya kesadaran

untuk melaporkan terjadinya kecelakaan kerja,sehingga terlihat bahwa total jumlah kecelakaankerja meningkat, dengan jumlah terbesar adalahyang termasuk dalam kategori first aid.Meningkatnya jumlah first aid juga terjadi karenaadanya ter tib dokumentasi setelah adanyapenerapan OHSAS 18001, sehingga setiapterjadi kecelakaan kerja, sekalipun termasukdalam kategori near miss atau first aid, tetapdicatat dan dilaporkan sebagai kejadiankecelakaan kerja. Sementara jumlah lost timeinjury meningkat pada saat awal penerapanOHSAS 18001 di tahun 2010, namun turunmenjadi tidak ada pada tahun 2011, yang sudahsesuai dengan tujuan diterapkannya OHSAS18001.Target PT. Phapros, Tbk. untuk kinerja

K3 yang berhubungan dengankecelakaan kerja adalah zero accident, dimanadefinisi perusahaan untuk zero accident adalahtidak adanya kecelakaan kerja yang termasukdalam kategori lost time injury maupun fatality(menyebabkan hilangnya nyawa). Sementarauntuk kecelakaan kerja yang masuk dalamkategori near miss dan first aid, usahapengendaliannya adalah dengan memperbaikikinerja K3 di dalam perusahaan, antara laindengan sertifikasi OHSAS 18001. D e n g a npenerapan OHSAS 18001, diharapkan kondisikerja di perusahaan dapat menjadi lebih baik,juga dalam hal penggunaan alat pelindung diri/proteksi dan sistem tanggap darurat. Selainitu, diharapkan juga bahwa kesadaran karyawanmengenai pentingnya K3 dapat semakinmeningkat, sehingga dapat berperan ser tasecara aktif untuk mewujudkan lingkungan kerjayang aman dan sehat bersama-sama denganperusahaan.

Page 4: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI70 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

Tabel 1.Data angka kecelakaan kerja tahun 2009 – 2011 di PT. Phapros, Tbk.

Catatan :Near miss : kejadian hampir celakaFirst aid : terjadi luka yang dapat diatasi dengan persediaan obat yang ada di kotak P3K(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) sehingga karyawan dapat langsung bekerja kembaliLost time Injury : terjadi luka yang menyebabkan karyawan tidak dapat kembali bekerja padahari ituSumber : unit EHS (Environment, Health, and Safety) – PT. Phapros, Tbk.

2009 2010 2011

Near Miss 0 3 4

First Aid 3 92 95

Lost Time Injury 5 6 0

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAMenurut Covan (1995), keselamatan

kerja mempunyai konteks yang lebih luas, yaitumencakup baik aspek keselamatan maupunaspek kesehatan kerja. Pendapat yang samadikemukakan oleh Handley (1977) bahwakeselamatan dan kesehatan kerja merupakangabungan penger tian, sehingga sebenarnyapenggunaan istilah kecelakaan kerja adalahmengacu pada masalah-masalah dalamkeselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karenaitu, upaya untuk menerapkan prinsip-prinsipkeselamatan dan kesehatan kerja di suatuorganisasi pada dasarnya adalah untukmencegah kecelakaan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerjamerupakan bagian integral dari perlindunganpekerja dan perlindungan perusahaan. Pekerjaadalah bagian integral dari perusahaan, jaminankeselamatan dan kesehatan kerja akanmeningkatkan produktivitas pekerja danproduktivitas perusahaan (Sucofindo, 1998).

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat dilihat bahwa di dalam istilah

keselamatan telah mengandung unsur-unsurkesehatan, misalnya adanya unsur risiko,bahaya, luka, dan penyakit. Maka pembahasantentang masalah-masalah kesehatan kerjasudah termasuk dalam keselamatan kerja(Winarsunu, 2008).

Penerapan SMK3 merupakan salah satucara menjamin konsistensi dan efektivitasperusahaan dalam pengendalian sumber bahayadan meminimalkan risiko, mengurangi danmencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerjaserta memaksimalkan efisiensi perusahaan yangpada akhirnya dapat meningkatkan produktivitasperusahaan untuk memacu peningkatan dayasaing barang dan jasa yang dihasilkan olehperusahaan, terlebih untuk mengantisipasipemberlakuan sertifikasi

K3 ataupun standar K3 secarainternasional. Sistem manajemen K3 diarahkanuntuk mengendalikan kecelakaan kerja, dan inijelas melengkapi konsep dalam standarmanajemen modern yang juga didukung olehSistem Manajemen Lingkungan, sehingga dapatmemenuhi obsesi zero delay, zero defect, zero

Page 5: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

71

emission, dan zero accident (Green Company,2002).

Manajemen sebagai suatu ilmu perilakuyang mencakup aspek sosial dan aspek eksaktidak terlepas dari tanggung jawab keselamatandan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaanmaupun pengambilan keputusan dan organisasi,segi kecelakaan kerja, segi gangguan kesehatan,maupun pencemaran lingkungan harusmerupakan bagian dari biaya produksi. Sekalipunsifatnya sosial, setiap kecelakaan atau tingkatkeparahannya tidak dapat dilepaskan dari faktorekonomi dalam suatu lingkungan kerja.Pencegahan kecelakaan dan pemeliharaanhygiene serta kesehatan kerja tidak saja dinilaidari segi biaya pencegahannya, tetapi juga darisegi manusianya (Silalahi, 1995).

Tujuan dan sasaran dari SMK3 adalahmenciptakan suatu sistem keselamatan dankesehatan kerja di tempat kerja denganmelibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasidalam rangka mencegah dan mengurangikecelakaan dan penyakit akibat kerja ser taterciptanya tempat kerja yang aman, efisien,dan produktif (Sucofindo, 1998).

OHSAS 18001Berawal dari dengan penerbitan suatu

pendekatan sistem manajemen, yaitu Healthand Safety Management – HS(G)65 yangdikembangkan oleh Health and Safety Executivedi Inggris yang diterbitkan terakhir pada tahun1977. Pada bulan Mei 1996, muncul standarpelaksanaan K3, yaitu BS 8800 (British Standard8800) yang bertujuan untuk meningkatkan kinerjaorganisasi melalui penyediaan pedomanmengenai bagaimana manajemen K3berintegrasi dengan manajemen dari aspek bisnisyang lain. Pada tahun 1999, muncul standarOHSAS (Occupational Health and SafetyAssessment Series) 18001 yang dikeluarkan

sebagai spesifikasi dan didasarkan pada modelyang sama dengan ISO 14001. Bersamaandengan itu, terbit pula OHSAS 18002 sebagaipedoman penerapan OHSAS 18001. OHSASmenyatakan persyaratan sistem manajemenK3, agar organisasi mampu mengendalikanrisiko-risiko K3 dan meningkatkan kinerjanya.Standar OHSAS ditujukan untuk mengelola aspekkesehatan dan keselamatan kerja, bukan untukmengelola area-area kesehatan dan keselamatanlain seperti program kesejahteraan/kesehatankaryawan, keselamatan produk, kerusakanproperti ataupun dampak lingkungan.

IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS(IPA)

Importance-Performance Analysis(IPA) dirumuskan oleh Martilla dan James padatahun 1977, juga dikenal sebagai Action GridAnalysis (AGA) oleh Blake, Shrader, dan James(1978). IPA bukan hanya sekedar analisametodologi, tetapi juga secara implisit bermaknasebagai sebuah teori dari perilaku. IPAdiperkenalkan sebagai sebuah cara untukmemahami kebutuhan dan keinginan konsumen,seperti halnya untuk membuat keputusan yangbaik mengenai bagaimana merespon konsumendengan pemahaman tentang bagaimana orangberpikir mengenai kepentingan dan performadari karakteristik-karakteristik produk yang dapatdimanipulasi, maka adalah masuk akal untukberpikir beberapa kesimpulan mengenaimodifikasi perilaku pada sebuah karakter.

Pada contoh diagram importance-performance analysis matrix, terdapat apa yangShrader dan James (1978) namakan dengangrid aksi (action grid) untuk “fasilitas/sarana”.Grid ini menuntun peneliti dalam memberikannilai rata-rata dari kepentingan dan performapada karakteristik- karakteristik tersebut. “Grandmeans” dapat menentukan sebuah sistem garisalternatif (alternative axis system) mengacu

Page 6: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI72 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

pada sumbu koordinat pada diagram tersebut.Dari 4 buah kuadran dari diagram tersebutadalah:

1. Keep up the good work : kepentingantinggi, performa tinggi

2. Concentrate here : kepentingan tinggi,performa rendah

3. Low priority : kepentingan rendah,performa rendah

4. Possible overkill : kepentingan rendah,performa tinggi

Dari hasil survei yang sederhana,didukung dengan grafik berbasis nilai rata-rata,dapat diidentifikasikan bahwa usaha perbaikanharus diberikan dalam area yang memilikikepentingan tinggi dan performa rendah.

ANALISIS STATISTIK1. Uji Beda (t-test)

Uji beda adalah teknik analisa statistikyang digunakan untuk melihat ada tidaknyaperbedaan nila rata-rata dari dua kelompoksampel. Pada penelitian ini, uji beda digunakanuntuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai/indeks yang didapat dari metode Importance-Per formance Analysis antara sebelum dansesudah ser tifikasi OHSAS 18001 berbedasignifikan secara statistik.

2. Analisis FaktorTujuan utama dari analisis faktor adalah

mendefinisikan struktur suatu data matrik danmenganalisis struktur saling hubungan (korelasi)antar sejumlah besar variabel (test score, testitem, jawaban kuisioner) dengan caramendefinisikan satu set kesamaan variabel ataudimensi dan sering disebut dengan faktor. Jadianalisis faktor ingin menemukan suatu carameringkas (summarize) informasi yang adadalam variabel asli (awal) menjadi satu setdimensi baru atau variate (factor). Hal ini

dilakukan dengan cara menentukan strukturlewat data summarization atau lewat datareduction (pengurangan data) (Ghozali, 2006).

VARIABEL PENELITIAN1. Proteksi dan Tanggap Darurat

Pencegahan kecelakaan danpemeliharaan hygiene serta kesehatan kerjatidak saja dinilai dari segi biaya pencegahannya,tetapi juga dari segi manusianya (Silalahi,1995).

Dalam OHSAS 18001 (2007) disebutkanbahwa organisasi harus membuat, menerapkandan memelihara prosedur untuk mengidentifikasibahaya yang ada, penilaian risiko, danpenetapan pengendalian yang diperlukan. Untukpenetapan pengendalian dalam rangkamenurunkan risiko dilakukan berdasarkan hirarkieliminasi, substitusi, pengendalian teknik, tandaperingatan dan alat pelindung diri. Selain itu,organisasi harus menanggapi keadaan daruratdan melakukan pencegahan atas akibatpenyimpangan terhadap ketentuan K3, dansecara berkala menguji prosedur untukmenanggapi keadaan darurat.

Dalam prosedur kerja yang digunakanharus sudah memasukkan mengenai adanyaperhatian mengenai K3, terutama dalampengoperasian alat/mesin. Dalam pelaksanaanpekerjaan juga harus diidentifikasi mengenaikebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) yangdiperlukan untuk aktivitas tersebut. Risikokeadaan darurat yang dapat terjadi padaperusahaan, baik karena adanya kesalahandalam melakukan prosedur kerja maupun lainnya,perlu diidentifikasi oleh perusahaan supayadapat ditetapkan prosedur dalam menghadapitindakan darurat dan efeknya. Prosedur tanggapdarurat harus diketahui oleh seluruh karyawan,pengunjung, kontraktor, dan semua yangberaktivitas di dalam perusahaan, termasuk carapenanganannya (misal : penanganan tumpahan

Page 7: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

73

bahan berbahaya, pemadaman api, dansebagainya).

Variabel proteksi dan tanggap daruratyang diteliti dalam penelitian ini diukur denganmenggunakan indikator :

1. Penggunaan Alat Pelindung DiriAlat pelindung diri (APD) merupakansegala perlengkapan yangdimaksudkan untuk digunakan, yangberfungsi untuk melindungi dari satuatau lebih risiko terhadap keselamatanmaupun kesehatan.

2. Memperhatikan Prosedur K3 dalamPengoperasian Alat/MesinDalam pengoperasian alat/mesin produksiterdapat prosedur yang harus dipatuhiuntuk menghindarkan dari risiko kerusakanalat/mesin maupun keselamatan dankesehatan operator. Suatu prosedur jugaharus memberi petunjuk yang terkaitdengan K3 dan dipahami oleh seluruhkaryawan yang terkait denganpelaksanaan prosedur tersebut.

3. Pelatihan Tanggap Darurat

Perusahaan memiliki prosedur tanggapdarurat yang merupakan tata caradalam menghadapi suatu situasigawat darurat (misal : kebakaran,banjir, gempa bumi) yang mungkinterjadi. Prosedur ini harusdisosialisasikan pada seluruhkaryawan dan juga dilakukan simulasisecara periodik untuk membiasakandiri supaya tidak panik bila situasitersebut benar-benar terjadi

4. Pelatihan Penggunaan APARSeluruh karyawan harus mampumenggunakan Alat Pemadam ApiRingan (APAR) sebagai upaya untukpencegahan atau penanggulangankebakaran, untuk meminimalkan risikokerusakan material maupun korban.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan padatingkat harapan (importance) karyawan dantingkat kinerja (performance) perusahaan dalamhal proteksi dan tanggap darurat antara sebelumdan sesudah penerapan OHSAS 18001.

Gambar 1.Indikator Variabel Proteksi dan Tanggap Darurat

Page 8: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI74 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

2. Kondisi KerjaKondisi di area kerja turut berpengaruh

dalam kenyamanan dan keamanan karyawan,begitu juga mengenai penempatan danpenggunaan peralatan kerja secara efektif danefisien. Pengkondisian di area kerja yang harusdilakukan sebagai pemenuhan persyaratan diindustri farmasi mencakup suhu, kelembaban(bila perlu), penerangan, kebisingan, sistemtata udara, dan sebagainya. Area kerja harusdirancang sedemikian rupa secara terpaduuntuk memenuhi persyaratan dalam hal mutu/kualitas produk, persyaratan lingkungan danK3.

Iklim K3 adalah istilah yang digunakanuntuk mendeskripsikan persepsi bersama daripara karyawan mengenai bagaimanamanajemen K3 di tempat kerja pada suatuwaktu tertentu. Dalam OHSAS 18001 (2007),organisasi harus mengidentifikasi bahaya danmenilai risiko antara lain untuk bahaya-bahayayang terjadi di sekitar tempat kerja hasilaktivitas yang terkait dengan pekerjaan yangdilakukan yang masih dalam kendali organisasi,termasuk untuk prasarana, peralatan danmaterial yang ada di tempat kerja, jugarancangan tempat kerja, proses yangdilakukan, instalasi, mesin/peralatan.

Variabel kondisi kerja yang ditelitidalam penelitian ini diukur denganmenggunakan indikator :

1. Kesadaran terhadap Prosedur KerjaProsedur kerja merupakan urutantahapan dalam melakukan suatupekerjaan, supaya suatu pekerjaandapat dilakukan dengan cara yangsama secara konsisten. Prosedurkerja harus benar-benar dipahamioleh karyawan terkait yangmelakukan pekerjaan tersebut.

2. Selalu Diingatkan Arti Penting K3 olehPerusahaan

Perusahaan ber tujuan untukmembentuk lingkungan kerja yangaman dan nyaman, karena lingkunganfisik tempat kerja dan lingkunganorganisasi merupakan hal yangmempengaruhi sosial, mental dan fisikuntuk karyawan. Kondisi di lingkungankerja dapat memberikan pengaruhyang positif maupun negatif terhadapmoral maupun kesehatan karyawan.

3. Penggunaan Peralatan Kerja SecaraEfektif dan EfisienSetiap karyawan dapat berperan sertadalam penggunaan peralatan kerjasecara efektif dan efisien, yangmerupakan salah satu cara untukmenghemat biaya, meningkatkanefisiensi, meminimalkan risikokecelakaan kerja dan pada akhirnyaakan meningkatkan daya saingperusahaan.

4. Adanya Peringatan TerhadapPelanggaran K3Peringatan terhadap adanyapelanggaran mengenai K3 perludilakukan karena terkait dengankeselamatan dan kesehatan kerja, baikbagi karyawan sendiri, rekan kerjanyadan perusahaan secara keseluruhan.Pelanggaran terhadap ketentuan K3dapat mengakibatkan hal yang fatal,seperti kematian maupun pemberiansanksi pada perusahaan oleh pihakyang berwenang.

5. Perusahaan Memperhatikan Suhu diLingkungan KerjaKondisi di lingkungan kerja dapatsecara langsung mempengaruhiproduktivitas karyawan. Hal initermasuk untuk suhu di lingkungankerja. Pengaturan suhu lingkungankerja dilakukan menggunakan AC (air

Page 9: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

75

conditioner) di area kantor/administrasi maupun AHU (air handlingunit) di area produksi. Selain itu,pengaturan suhu ruangan diperlukanjuga untuk pengkondisian alat/mesin(misal : komputer, instrumen analisamaterial, dan sebagainya).

6. Tingkat Penerangan di Area KerjaTingkat penerangan/pencahayaan dapatberpengaruh pada keselamatan dankesehatan kerja, dan juga berkaitandengan produktivitas karyawan.

Pencahayaan yang kurang atau terlaluterang dapat menyebabkan mata cepatlelah, yang dapat menyebabkanterjadinya kecelakaan kerja maupun biladalam jangka panjang dapatmempengaruhi kesehatan mata.

H2: Terdapat perbedaan yang signifikan padatingkat harapan (importance) karyawan dantingkat kinerja (performance) perusahaan dalamhal kondisi kerja antara sebelum dan sesudahpenerapan OHSAS 18001.

Gambar 2.Indikator Variabel Kondisi Kerja

3. Peran Serta Perusahaan dan KaryawanKomitmen tentang pelaksanaan sistem

manajemen K3 harus dinyatakan olehmanajemen puncak, yang kemudiandisosialisasikan pada seluruh karyawan sertapemasok dan kontraktor yang bekerjasamadengan perusahaan.

Cooper & Phillips (2004) melakukanpenelitian untuk mengukur iklim K3 di

perusahaan, indikator yang digunakan antaralain adalah perilaku manajemen perusahaanterhadap K3, tindakan yang dilakukanmanajemen perusahaan terhadap hal yangterkait dengan K3 dan pentingnya trainingmengenai K3.

Perusahaan harus melakukanidentifikasi bahaya, penilaian risiko danmenetapkan pengendalian terhadap risiko

Page 10: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI76 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja, yangdalam hal ini juga dibutuhkan partisipasi dariseluruh karyawan. Sehingga dari hasil identifikasitersebut dapat diketahui kebutuhan pelatihanyang harus dilakukan untuk mengisi gapkompetensi yang ada.

Karyawan perlu dilibatkan dalam analisarisiko yang terkait dengan aktivitas yangdilakukan selama melakukan pekerjaan di dalamperusahaan.

Variabel peran serta perusahaan dankaryawan yang diteliti dalam penelitian ini diukurdengan menggunakan indikator :

1. Keterlibatan Karyawan dalam HalIdentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko,dan Penetapan PengendalianIdentifikasi bahaya, penilaian risiko danpenetapan pengendalian untuk kegiatanyang rutin maupun non rutin, termasukkegiatan yang dilakukan olehkontraktor, supplier dan tamu.Karyawan dilibatkan dalam hal inikarena mereka merupakan personelyang secara langsung melakukanhampir seluruh aktivitas dariperusahaan. Keluaran yang diinginkanadalah suatu program pencegahanmaupun pengendalian dari suatu risikoyang sudah teridentifikasi.

2. Diadakannya Training K3Pendapat bahwa kecelakaan danpenyakit akibat kerja merupakan risikoyang tidak bisa dihindari sudahditinggalkan. Kemajuan teknologi danperilaku karyawan merupakanbeberapa faktor yang sangatberpengaruh pada keselamatan dankesehatan kerja, sehingga perusahaanharus proaktif dalam menciptakanlingkungan kerja yang aman dannyaman, yang pada akhirnya akanmeningkatkan produktivitas karyawan.

Untuk menciptakan kesadaranmengenai lingkungan kerja yang amandan nyaman, dan dengan biaya yangseefisien mungkin, maka dilakukantraining/pelatihan yang terkait denganK3 pada karyawan. Fokus dan materipelatihan menyesuaikan denganpeser ta pelatihan, namun seluruhkaryawan wajib setidaknya menjalanipelatihan dasar mengenai K3.Pelatihan adalah salah satu cara untukmeningkatkan pengetahuan karyawanmengenai K3 sehingga dapat timbulkesadaran untuk meningkatkankesehatan dan mencegah terjadinyapenyakit.

3. Pemasangan/Penempelan Simbol-simbol Peringatan Tanda BahayaSimbol peringatan tanda bahayaberfungsi sebagai alat kontrol secaraadministratif dalam upayapengendalian risiko. Terdapat berbagaimacam simbol yang sudah merupakanstandar internasional mengenai K3.Seluruh karyawan, kontraktor, vendormaupun tamu harus mengetahui artidari simbol-simbol K3 ini, yangdijadikan sebagai salah satu materipelatihan dasar K3 dan tercantumdalam kar tu penerimaan tamu dantanda pengenal bagi non karyawan(kontraktor, vendor, tamu) yang masukdalam area perusahaan.

4. Perusahaan Telah MenyediakanFasilitas Kesehatan yang MemadaiKaryawan merupakan salah satu asetberharga perusahaan, maka dari itukesehatannya harus dijaga untukmendukung produktivitasnya. Dalamupaya menjaga dan meningkatkankesehatan karyawan, manajemen PT.Phapros, Tbk. menyediakan fasilitas

Page 11: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

77

kesehatan bagi karyawannya, antaralain tersedianya poliklinik dengan dokterperusahaan saat jam kerja bagikaryawan yang berada di pabrik danpenggantian biaya kesehatan.

5. Reaksi Perusahaan terhadapKerusakan pada Alat/MesinAlat/mesin merupakan salah satu asetberharga perusahaan yang diperlukanuntuk menjaga kelangsungan aktivitasperusahaan. Oleh karena itu dilakukankegiatan perawatan alat/mesin secararutin untuk meminimalkan risikoterjadinya kerusakan alat/mesin yangdapat mengakibatkan terganggunyaproses produksi serta membutuhkanbiaya untuk perbaikan dan penundaanwaktu penyelesaian produk.

6. Ketersediaan Alat Pemadam ApiRingan (APAR)APAR merupakan pertahanan pertamaapabila terjadi kebakaran. Peletakanakan dilakukan secara seksamadengan mempertimbangkan aktivitasdan material yang digunakan dalamsuatu lokasi. Posisi APAR harusmudah dilihat dengan jelas, mudahdicapai dan diambil serta dilengkapidengan penandaan.

H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan padatingkat harapan (importance) karyawan dantingkat kinerja (performance) perusahaan dalamhal peran serta perusahaan dan karyawanantara sebelum dan sesudah penerapanOHSAS 18001.

Gambar 3.Indikator Variabel Peran Serta Perusahaan dan Karyawan

Page 12: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI78 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

4. Kesadaran Mengenai K3Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi tenaga kerja, juga untukmeningkatkan kesadaran dan pengetahuankaryawan. Dalam pelatihan mengenai K3 harusjuga mencakup mengenai risiko-risiko yangberhubungan dengan aktivitas kerja yangdilakukan oleh karyawan (misalnya untukmeningkatkan kesadaran karyawan dalampenggunaan APD).

Pada penelitian yang dilakukan olehHenning, et al. (2009), diteliti hubungan antaraperbedaan individual dengan sikap K3 di tempatkerja. Perbedaan individual mempunyaihubungan yang sistematis dengan sikap terkaitpekerjaan yang lain dan juga perilaku di tempatkerja. Sehingga penelitian ini memberikankontribusi pada penelitian mengenai organisasidan juga K3 di tempat kerja. Hasil penelitianmenyatakan bahwa perbedaan individualmempunyai hubungan yang signifikan dengansikap K3. Sehingga dalam rangka meningkatkankinerja K3 dalam perusahaan, kesadarankaryawan mengenai K3 perlu ditingkatkan untukmendapatkan sikap K3 di tempat kerja yangsesuai.

Variabel kesadaran mengenai K3 yangditeliti dalam penelitian ini diukur denganmenggunakan indikator :

1. Pemahaman K3 oleh KaryawanPemahaman mengenai K3 olehkaryawan merupakan yang pentingmengingat seluruh aktivitas yang

dilakukan pasti mengandung risiko-risiko tersendiri yang sebenarnya dapatdiminimalkan dampak negatifnyaapabila dilakukan tindakanpengendalian yang sesuai. Sebagaisuatu program yang dibuat bagipekerja maupun perusahaan, sistemmanajemen K3 diharapkan dapatmenjadi upaya pencegahan dariterjadinya kecelakaan kerja maupunpenyakit akibat kerja.

2. Penyuluhan Penggunaan APDPenyuluhan penggunaan alatpelindung diri (APD) dilakukan untukmeningkatkan kesadaran karyawanmengenai pentingnya menjagakeselamatan pada saat bekerja danmeminimalkan risiko terkena penyakitakibat kerja. Penggunaan APDbertujuan untuk melindungi karyawanterhadap risiko dari aktivitas yangdilakukannya. Dengan adanyapenyuluhan penggunaan APDdiharapkan karyawan dapatmengetahui cara menggunakan APDdengan benar dan meningkatkankesadaran untuk menggunakan APD.

H4 : Terdapat perbedaan yang signifikan padatingkat harapan (importance) karyawan dantingkat kinerja (performance) perusahaan dalamhal kesadaran mengenai K3 antara sebelumdan sesudah penerapan OHSAS 18001.

Gambar 4.Indikator Variabel Kesadaran Mengenai K3

Page 13: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

79

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIANDikembangkan konsep kerangka

pemikiran penelitian, yaitu dengan menganalisisatribut dimensi yang berpengaruh p a d a

Gambar 5.Kerangka pemikiran penelitian

tingkat kinerja K3 setelah penerapan OHSAS18001 dalam perusahaan menggunakanImportance-Performance Analysis (IPA) sepertipada gambar 5.

METODE PENELITIANJenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenispenelitian teknik analisis dengan statistikparametrik, yaitu yang berhubungan denganinferensi statistik (pengambilan keputusan atasmasalah tertentu) yang membahas parameter-parameter populasi seperti rata-rata, proporsi,dan sebagainya (Santoso, 2000).

Penelitian dilakukan terhadap sampeldengan subyek yang sama, namun mengalamidua perlakuan yang berbeda, yaitu sebelumdan sesudah implementasi OHSAS 18001.

Metode Pengumpulan DataDalam penelitian ini digunakan 4

(empat) tingkat penilaian yang digunakan untukmengukur sikap, pendapat, dan persepsiseseorang atau sekelompok orang mengenaisuatu fenomena sosial.

Untuk harapan yang dirasakankaryawan diberikan 4 (empat) tingkat penilaian,yaitu :

1. Jawaban sangat penting diberi bobot4 (empat)

2. Jawaban penting diberi bobot 3 (tiga)3. Jawaban cukup penting diberi bobot

2 (dua)4. Jawaban tidak penting diberi bobot 1

(satu)Untuk kinerja perusahaan diberikan 4

(empat) tingkat penilaian, yaitu :1. Jawaban sangat baik diberi bobot 4

(empat)2. Jawaban baik diberi bobot 3 (tiga)3. Jawaban cukup baik diberi bobot 2

(dua)4. Jawaban tidak baik diberi bobot 1

(satu)

Page 14: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI80 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

Tabel 2.Indikator dalam kuisioner mengenai penerapan OHSAS 18001 di PT. Phapros, Tbk.

No. Deskripsi Indikator1 Pemahaman K3 oleh karyawan2 Kesadaran terhadap prosedur kerja3 Keterlibatan karyawan dalam hal identifikasi bahaya, penilaian risiko,

dan penetapan pengendalian4 Diadakannya training K35 Pemasangan/penempelan simbol-simbol peringatan tanda bahaya6 Selalu diingatkan arti penting K3 oleh perusahaan7 Perusahaan telah menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai8 Penggunaan peralatan kerja secara efektif dan efisien9 Reaksi perusahaan terhadap kerusakan pada alat/mesin10 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)11 Penyuluhan penggunaan APD12 Memperhatikan prosedur K3 dalam pengoperasian alat/mesin13 Pelatihan tanggap darurat14 Ketersediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)15 Pelatihan penggunaan APAR16 Adanya peringatan terhadap pelanggaran K317 Perusahaan memperhatikan suhu di lingkungan kerja18 Tingkat penerangan di area kerjaSumber : Tetuko, A.A. (2009)

PopulasiPopulasi dari penelitian ini adalah

karyawan pabrik PT. Phapros, Tbk. di JalanSimongan no. 131 Semarang yang berjumlahlebih dari 600 orang. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasiyang memiliki karakteristik yang relatif samadan dianggap dapat mewakili populasi. Dalampenelitian ini, diambil sampel sejumlah 45

orang karyawan dari Depar temenPengadaan, Satuan Pengawasan Internal,Manajemen Risiko, PPIC (Production Planningand Inventory Control), R&D (Research and

Development), Engineering, Quality Operation,Produksi, Keuangan, dan Akuntansi.

ANALISA DATADigunakan alat analisis Impor tance-

Performance Matrix (Martilla dan James, 1977),yaitu sebuah teknik untuk mengidentifikasi skalaprioritas tingkat kepentingan kinerja K3 di PT.Phapros, Tbk. Konsep ini sebenarnya berasaldari konsep SERVQUAL. Intinya adalahmengukur tingkat kepentingan kinerja, diukurdalam kaitannya dengan apa yang seharusnyadikerjakan oleh suatu organisasi agar

Page 15: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

81

menghasilkan produk atau jasa yang berkualitastinggi. Hasil yang muncul berupa angka, yangmerupakan hasil rata-rata skor kinerjapelaksanaan dengan skor kepentingan. Tingkatkepentingan dan kinerja inilah yang akanmenentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan.Secara umum pengukuran impor tance andperformance matrix ini terdiri dari 4 kuadran,yaitu:

1. Kuadran I (Prioritas Utama)Terletak di bagian kiri atas, merupakanwilayah yang memuat atribut-atributyang dianggap penting, namun padakenyataannya kinerja faktor-faktor inibelum sesuai dengan yang diharapkan.Variabel-variabel yang masuk dalamkuadran ini harus ditingkatkankinerjanya, yaitu dengan perbaikansecara berkesinambungan.

2. Kuadran II (Kinerja Dipertahankan)Terletak di bagian kanan atas,merupakan wilayah yang memuatatribut-atribut yang dianggap kinerjanyasudah sesuai dengan yang diinginkan,sehingga tingkat kepentingan dankinerja relatif lebih tinggi. Variabel-variabel yang termasuk kuadran iniharus tetap dipertahankan k a r e n asemua variabel ini menjadikan sistemtersebut unggul di mata perusahaan.

3. Kuadran III (Prioritas Rendah)Terletak di bagian kiri bawah, yangmerupakan wilayah yang memuatatribut-atribut yang dianggap kurangpenting, dan pada kenyataannyakinerja yang dihasilkan tidak terlaluistimewa. Peningkatan kinerja variabel-variabel yang termasuk dalam kuadranini dapat diper timbangkan kembalikarena pengaruhnya terhadap manfaatyang didapat sangat kecil.

4. Kuadran IV (Berlebihan)Terletak di bagian kanan bawah,merupakan wilayah yang memuatatribut-atribut yang dianggap tidakpenting dan dirasakan terlaluberlebihan. Variabel-variabel yangtermasuk dalam kuadran ini dapatdikurangi kinerjanya supayaperusahaan dapat menghemat biaya.

Uji t (t test) adalah suatu metodeanalisa statistik parametrik yang bertujuan untukmenguji apakah rata-rata populasi sama dengansuatu harga tertentu maupun apakah rata-ratadua populasi sama ataukah berbeda secaranyata. Untuk pengujian terhadap dua sampelyang berhubungan (misal : sebelum dansesudah suatu perlakukan tertentu), digunakanuji t berpasangan (t paired test).

Untuk menganalisa kinerja K3 diperusahaan, digunakan :

1. Pendekatan kuantitatif menggunakanimpor tance-performance analysis.Menganalisa diagram impor tance-performance dapat dicapai secarasistematis dengan mempertimbangkanmasing-masing atribut sesuai denganurutan kepentingan relatif mereka,bergerak dari atas ke bawah diagram.Perhatian khusus akan diberikan padaobservasi ekstrim karena merekamengindikasikan perbedaan yangterbesar antara kepentingan dankinerja, dan mungkin menjadi indikatorkunci.

2. Analisa statistik, dengan menguji adatidaknya perbedaan secara nyata/signifikan terhadap hasil importance-performance analysis terhadap tingkatkepentingan dan tingkat kinerjasebelum dan sesudah penerapanOHSAS 18001.

Page 16: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI82 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASILPENELITIANUji Validitas

Uji validitas ini dilakukan untukmengetahui/menganalisis sejauh manaketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalammelakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1992). Suatuinstrumen dinyatakan valid apabila mampumengukur apa yang diinginkan dan dapatmengungkapkan data dari variabel yang ditelitisecara tepat. Hasil pengujian validitas terhadapvariabel kepentingan (Y) dan kinerja (X) dapatdilihat pada tabel 3.

Uji ReliabilitasUji reliabilitas dilakukan untuk mengukur

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapatdipercaya (Azwar, 1992). Uji reliabilitasmerupakan uji kehandalan yang bertujuan untukmengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapatdipercaya.

Uji reliabilitas dilakukan dengan ujistatistik Cronbach Alpha (a). Suatu konstrukatau variabel dinyatakan reliabel jika memberikannilai Cronbach Alpha > 0,6 (Ghozali, 2006).

Hasil perhitungan untuk tingkat kinerjamemberikan nilai Cronbach Alpha (a) sebesar0,902, sehingga dapat dikatakan masing-masingvariabel dari kuisioner adalah reliabel dan layakdigunakan sebagai alat ukur.

Hasil perhitungan untuk tingkatkepentingan memberikan nilai Cronbach Alpha(a) sebesar 0,900, sehingga dapat dikatakanmasing-masing variabel dari kuisioner adalahreliabel dan layak digunakan sebagai alat ukur.

Analisis FaktorAnalisis faktor ingin menemukan suatu

cara meringkas (summarize) informasi yangada dalam variabel asli (awal) menjadi satuset dimensi baru atau variate (factor). Hal inidilakukan dengan cara menentukan strukturlewat data summarization atau lewat datareduction (pengurangan data) (Ghozali, 2006).

Menurut Ghozali (2006), analisis faktormenghendaki bahwa matriks data harus memilikikorelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisisfaktor. Salah satu uji yang dapat digunakanuntuk melihat interkorelasi antar variabel dandapat tidaknya analisis faktor dilakukan adalahmeasure of sampling adequacy (MSA). NilaiMSA bervariasi dari 0 sampai 1, jika MSA <0,50maka analisis faktor tidak dapat dilakukan.Analisis faktor yang dilakukan untuk penelitianini termasuk dalam exploratory factor analysis,yaitu mencari pengelompokan baru dari variabelasli menjadi variabel yang jumlahnya semakinsedikit.

Dari hasil perhitungan didapat nilai MSA0,726, sehingga analisis faktor dapat diteruskantanpa harus menghilangkan variabel yang sudahditentukan. Hasil ekstraksi didapatkan faktordengan eigen value > 1,00 sebanyak 4 buahfaktor. Kemudian dilakukan pengelompokanberdasarkan loading factor-nya.

Hasil yang didapat dari penelitian inikemudian dibandingkan dengan hasilpengukuran rata-rata nilai kinerja dankepentingan sebelum implementasi OHSAS18001. Perbandingan hasil sebelum dansesudah implementasi OHSAS 18001 dapatdilihat pada tabel 4.

Diagram IPA dari hasil dari rata-ratakinerja dan kepentingan karyawan terhadapperusahaan sesuai dengan atribut yangdigunakan sebagai alat ukur dapat dilihat padaGambar 6.

Page 17: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

83

Tabel 3.Hasil Pengujian Validitas Kepentingan (Y) dan Kinerja (X)

Page 18: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI84 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

Tabel 4.Perbandingan hasil pengukuran rata-rata nilai kinerja dan kepentingan sebelum dan

sesudah implementasi OHSAS 18001

Keterangan :- tetap : Atribut yang tingkat kesesuaiannya tetap (tidak ada perubahan posisi/ kuadran dalam diagram)- naik : Atribut yang mengalami kenaikan tingkat kesesuaian (dinilai dari posisi/kuadran dalam diagram)- turun : Atribut yang mengalami penurunan tingkat kesesuaian (dinilai dari posisi/kuadran dalam diagram)

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Page 19: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

85

Gambar 6.Diagram rata-rata nilai kinerja dan kepentingan

HASIL ANALISIS IPAAtribut Tingkat Kesesuaian Tetap di KuadranII

Atribut yang masuk dalam kuadran IImerupakan kekuatan perusahaan, karenamemiliki kepentingan yang tinggi dan kinerjayang tinggi pula. Oleh karena itu, kinerja atribut-atribut ini harus dipertahankan. Atribut yangtetap berada dalam kuadran II baik sebelum

maupun sesudah implementasi OHSAS 18001adalah :

1. Atribut 2.Kesadaran Terhadap Prosedur Kerja

2. Atribut 4.Diadakannya Training K3yang cukupterhadap atribut-atribut yang masukdalam kelompok ini. Pengelolaan yangburuk pada atribut-atribut ini dapat

Page 20: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI86 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

mengakibatkan penurunan kinerjaperusahaan secara keseluruhan.

3. Atribut 5.Pemasangan/penempelan Simbol-simbol Peringatan Tanda Bahaya

4. Atribut 7.Perusahaan Telah MenyediakanFasilitas Kesehatan yang Memadai

5. Atribut 14. Ketersediaan AlatPemadam Api Ringan (APAR)

Atribut yang tetap berada dalam kuadranIII baik sebelum maupun sesudah implementasiOHSAS 18001 adalah :

1. Atribut 8.Penggunaan Peralatan Kerja SecaraEfektif dan Efisien

2. Atribut 9.Reaksi Perusahaan TerhadapKerusakan pada Alat/Mesin

3. Atribut 16.Adanya Peringatan TerhadapPelanggaran K3

4. Atribut 17. Perusahaan MemperhatikanSuhu di Lingkungan Kerja

Atribut dengan Tingkat Kesesuaian yangMeningkat

Adanya atribut dengan tingkatkesesuaian yang meningkat menunjukkanadanya peningkatan dalam kinerja perusahaanmaupun peningkatan kesadaran karyawanmengenai pentingnya K3. Atribut yang termasukdalam kelompok ini adalah :

1. Atribut 3.Keterlibatan Karyawan Dalam HalIdentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko,dan Penetapan Pengendalian

2. Atribut 6.Selalu Diingatkan Arti Penting K3 olehPerusahaan

3. Atribut 10.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

4. Atribut 13.Pelatihan Tanggap Darurat

5. Atribut 15.Pelatihan Penggunaan Alat PemadamApi Ringan (APAR)

6. Atribut 18. Tingkat Penerangan diArea Kerja

Atribut dengan Tingkat Kesesuaian yangMenurun

Adanya atribut dengan tingkatkesesuaian yang menurun menunjukkan adanyapenurunan dalam kinerja perusahaan maupunpeningkatan kesadaran karyawan dalam halyang terkait dengan K3.

Atribut Tingkat Kesesuaian Tetap di KuadranIII

Atribut yang masuk dalam kuadran IImerupakan variabel yang memiliki tingkatkepentingan dan kinerja yang rendah, yaitu dibawah rata-rata. Meskipun demikian, tetapharus diberikan perhatian dan pengelolaan yangterkait dengan K3 dapat meningkatkan tingkatkepentingan terhadap hal yang terkait denganK3. Atribut yang termasuk dalam kelompok iniadalah :

1. Atribut 1.Pemahaman K3 oleh Karyawan

2. Atribut 11.Penyuluhan Penggunaan AlatPelindung Diri (APD).

3. Atribut 12.Memperhatikan Prosedur K3 dalamPengoperasian Alat/Mesin

HASIL UJI T BERPASANGANUji t berpasangan ber tujuan untuk

Page 21: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

87

menguji dua sampel yang berpasangan, apakahmempunyai rata-rata yang secara nyata berbedaataukah tidak. Sampel berpasangan (pairedsample) adalah sebuah sampel dengan subyekyang sama namun mengalami dua perlakuanatau pengukuran yang berbeda (Santoso, 2000).

Untuk mengukur signifikansi korelasiantara rata-rata nilai suatu variabel sebelumdan sesudah perlakuan, dalam hal ini adalahsebelum dan sesudah implementasi OHSAS18001, dilakukan uji t berpasangan. Suatukorelasi dinyatakan signifikan apabila besarnyanilai probabilitas < 0,05.

Perbandingan dilakukan terhadapvariabel yang sama pada kondisi sebelumpenerapan OHSAS 18001, yaitu pada tahun2009, dengan sesudah penerapan OHSAS18001, yaitu pada tahun 2012. Variabel yangdibandingkan adalah tingkat kinerja, tingkatkepentingan, dan tingkat kesesuaian (indeks).

Hasil dapat dilihat pada tabel 5. Hasilperhitungan untuk tingkat kinerja memberikannilai probabilitas sebesar 0,198, sehinggadapat dikatakan tidak signifikan karena nilainya> 0,05.

Hasil perhitungan untuk tingkatkepentingan memberikan nilai probabilitassebesar 0,007, sehingga dapat dikatakansignifikan karena nilainya < 0,05. Peningkatanyang signifikan terhadap tingkat kepentingandapat terjadi karena meningkatnya kesadarankaryawan mengenai pentingnya K3, sehinggapenilaian karyawan dalam hal tingkatkepentingan meningkat secara signifikan setelahimplementasi OHSAS 18001.

Hasil perhitungan untuk tingkatkesesuaian secara keseluruhan untuk seluruhatribut memberikan nilai probabilitas sebesar0,521, sehingga dapat dikatakan tidak signifikan

karena nilainya > 0,05. Tingkat kesesuaian rata-rata meningkat dari 85,42% sebelumimplementasi OHSAS 18001 menjadi 86,63%setelah implementasi OHSAS 18001. Hal inimenunjukkan peningkatan dalam hal penerapansistem K3, namun kinerja perusahaan masihperlu ditingkatkan karena peningkatan tingkatkesesuaian ternyata tidak berbeda secarasignifikan.

Sementara itu, perbandingan terhadapvariabel hasil analisis faktor dapat dilihat padatabel 6.

Hasil perhitungan untuk tingkat kinerja,tingkat kepentingan maupun tingkat kesesuaianpada seluruh faktor didapatkan nilai probabilitashampir seluruhnya > 0,05, sehingga dikatakansebagai tidak signifikan. Terdapat satu nilaiprobabilitas yang < 0,05 yaitu pada tingkatkepentingan faktor 2 (kondisi kerja), sehinggaperbedaan antara sebelum dan sesudahimplementasi OHSAS 18001 dapat dikatakansignifikan. Peningkatan ini dapat terjadi karenameningkatnya kesadaran karyawan mengenaipentingnya K3 pada kondisi kerja yang dihadapidi lokasi kerjanya sehari-hari, sehingga penilaiankaryawan dalam hal ini meningkat secarasignifikan setelah implementasi OHSAS 18001.

Hasil penelitian yang menunjukkanbahwa sebagian besar parameter / faktor belummempunyai perbedaan yang signifikan antarasebelum dan sesudah implementasi OHSAS18001 menandakan bahwa perusahaan masihharus terus meningkatkan usahanya dalammensosialisasikan seta melaksanakan program-program yang terkait dengan K3. Dibutuhkanwaktu dan usaha keras untuk dapat merubahbudaya perusahaan yang sebelumnya menjadibudaya perusahaan yang lebih sadar terhadapK3.

Page 22: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI88 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

Tabel 5.Hasil uji t berpasangan untuk seluruh variabel

Tabel 6.Hasil uji t berpasangan terhadap hasil analisis faktor

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKANKesimpulan Hipotesis

Berdasarkan hasil dari keempat variabelpenelitian (proteksi dan tanggap darurat, kondisikerja, peran serta perusahaan dan karyawan,serta kesadaran mengenai K3), maka dapatdiambil kesimpulan terhadap hipotesis yangdiajukan pada bagian awal penelitian, yaitu :

1. Setelah penerapan OHSAS 18001,tidak ada perbedaan terhadap terhadaptingkat harapan (impor tance)karyawan, tingkat kinerja(per formance) perusahaan ser ta

tingkat kesesuaian antara harapankaryawan dan kinerja perusahaandalam hal proteksi dan tanggap daruratdibandingkan dengan sebelumpenerapan OHSAS 18001.

2. Setelah penerapan OHSAS 18001,tidak ada perbedaan terhadap terhadaptingkat kinerja (per formance)perusahaan serta tingkat kesesuaianantara harapan karyawan dan kinerjaperusahaan dalam hal kondisi kerjadibandingkan dengan sebelumpenerapan OHSAS 18001, sementara

Page 23: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

89

terdapat perbedaan yang signifikanpada tingkat harapan (impor tance)karyawan dalam hal kondisi kerjadibandingkan dengan sebelumpenerapan OHSAS 18001.

3. Setelah penerapan OHSAS 18001,tidak ada perbedaan terhadap terhadaptingkat harapan (impor tance)karyawan, tingkat kinerja(per formance) perusahaan ser tatingkat kesesuaian antara harapankaryawan dan kinerja perusahaandalam hal peran serta perusahaan dankaryawan dibandingkan dengansebelum penerapan OHSAS 18001.

4. Setelah penerapan OHSAS 18001,tidak ada perbedaan terhadap terhadaptingkat harapan (impor tance)karyawan, tingkat kinerja(per formance) perusahaan ser takaryawan didapatkan perbedaan yangsignifikan antara sebelum dan sesudahpenerapan OHSAS 18001. Hal ini dapatdisebabkan karena sudah mulaiadanya peningkatan pemahamankaryawan mengenai pentingnya K3,yang merupakan hasil dari sosialisasidan pelatihan mengenai K3 ser taperbaikan-perbaikan yang dilakukanoleh perusahaan dalam rangkamemperbaiki kondisi di tempat kerjadan peningkatan fasilitas perusahaanyang terkait dengan pencegahankecelakaan kerja.

Program K3 yang sudah dilakukanoleh perusahaan masih harus tetap dilanjutkan,juga perlu ditambahkan program yang lain sesuaidengan hasil penelitian ini, antara lainpeningkatan kinerja dalam program pelatihan,penyediaan fasilitas yang terkait dengan K3(misalnya alat pelindung diri, APAR, detektorkebakaran) serta komitmen perusahaan dalampenerapan OHSAS 18001.

Implikasi TeoritisAlvarado, et al. (2005) menyimpulkan

bahwa iklim K3 dalam suatu organisasiberpengaruh secara signifikan terhadappelaporan kecelakaan kerja. Hal ini didukungjuga dengan hasil penelitian mengenai K3 diPT. Phapros, Tbk., dimana setelah implementasiOHSAS 18001 terdapat peningkatan pelaporankejadian kecelakaan kerja, terutama untukkejadian first aid.

Implikasi ManajemenHasil analisis menunjukkan bahwa pada

rata-rata penilaian kepentingan dan kinerja,terdapat kesenjangan antara hasil yangdidapatkan untuk tingkat kepentingan dan tingkatkinerja. Meskipun demikian, didapat rata-ratatingkat kesesuaian (TKi) lebih dari 80%, yaitutercapai sebesar 86,63%, sehingga dapatdikatakan masuk dalam kategori memuaskan.Terdapat kenaikan TKi sebesar 1,21%dibandingkan dengan pengukuran sebelumadanya penerapan OHSAS 18001, yangmeskipun secara statistik dipandangtingkat kesesuaian antara harapan karyawandan kinerja perusahaan dalam hal kesadaranmengenai K3 dibandingkan dengan sebelumpenerapan OHSAS 18001.

Kesimpulan PenelitianBerdasarkan hasil perhitungan yang

telah dilakukan terhadap keempat variabelpenelitian (proteksi dan tanggap darurat, kondisikerja, peran serta perusahaan dan karyawan,serta kesadaran mengenai K3), maka dapatdiambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Tingkat kesesuaian harapan karyawandan kinerja perusahaan yang terkaitdengan kinerja K3 setelah penerapanOHSAS 18001 untuk variabel proteksidan tanggap darurat adalah 85,63%.

2. Tingkat kesesuaian harapan karyawan

Page 24: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI90 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

dan kinerja perusahaan yang terkaitdengan kinerja K3 setelah penerapanOHSAS 18001 untuk variabel kondisikerja adalah 87,25%.

3. Tingkat kesesuaian harapan karyawandan kinerja perusahaan yang terkaitdengan kinerja K3 setelah penerapanOHSAS 18001 untuk variabel peranser ta perusahaan dan karyawanadalah 87,81%.

4. Tingkat kesesuaian harapan karyawandan kinerja perusahaan yang terkaitdengan kinerja K3 setelah penerapanOHSAS 18001 untuk variabelkesadaran mengenai K3 adalah83,44%.

Dari hasil penelitian, didapatkan hasilbahwa tidak ada perbedaan pada tingkat kinerja(per formance) perusahaan ser ta tingkatkesesuaian antara harapan karyawan dan kinerjaperusahaan antara sebelum dan sesudahpenerapan OHSAS 18001. Hal ini dapat menjadipenyebab masih tingginya angka kecelakaankerja yang termasuk dalam kategori first aidseperti dapat dilihat tabel 1. Sementara untuktingkat harapan (impor tance) sebagai tidaksignifikan, namun tetap menunjukkan adanyapeningkatan terhadap pencapaian tingkatkesesuaiannya.

Tidak adanya peningkatan yangsignifikan dalam hal tingkat kesesuaian yangterkait dengan kinerja K3 setelah penerapanOHSAS 18001 antara lain dapat disebabkankarena dalam meningkatkan kesadaran danmerubah kebiasaan karyawan bukanlah hal yangmudah dan dapat dilakukan dalam waktu singkat.Seperti yang disebutkan oleh Henning, et.al.(2009) dalam penelitiannya, bahwa adanyaperbedaan perilaku individual yang terkait denganpreferensi ser ta kecenderungan dalammenghadapi risiko dan pengendalianberpengaruh pada perilaku K3 dalam suatuorganisasi.

Dari hasil analisis yang didapat daripenelitian ini, maka dapat disarankan prioritaskebijakan terhadap atribut pengukuran yangdapat diambil oleh perusahaan untukmeningkatkan kinerjanya dan memenuhi harapankaryawan, yaitu kebijakan manajerial dengankategori :

1. Prioritas Tinggi Untuk atribut yang dianggap pentingoleh pihak karyawan dengan kinerjaperusahaan yang masih perluditingkatkan (berada dalam kuadranI) atau yang sudah memiliki kinerjayang baik (berada dalam kuadran II)dan perlu dipertahankan. Perusahaanharus melakukan perbaikan terusmenerus terhadap atribut dalamkategori ini.Atribut yang masuk dalam kategoriprioritas tinggi adalah :a. Penggunaan alat pelindung diri

(faktor 1, proteksi dan tanggapdarurat)

b. Memperhatikan prosedur K3dalam pengoperasian alat/mesin(faktor 1, proteksi dan tanggapdarurat)

c. Pemahaman K3 oleh karyawan(faktor 4, kesadaran mengenai K3)

2. Prioritas SedangUntuk atribut yang dianggap pentingoleh pihak karyawan dengan kinerjaperusahaan yang sudah cukup baik(berada dalam kuadran II) atau yangsemula (sebelum penerapan OHSAS18001) masuk dalam kuadran I(prioritas tinggi) kemudian sesudahpenerapan OHSAS 18001 sudahmasuk dalam kuadran III (prioritasrendah) atau kuadran IV (kinerjaberlebihan). Perusahaan harusmempertahankan kinerjanya terhadap

Page 25: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

91

atribut dalam kategori ini.Atribut yang masuk dalam kategoriprioritas sedang adalah :a. Pelatihan tanggap darurat (faktor

1, proteksi dan tanggap darurat)b. Kesadaran terhadap prosedur

kerja (faktor 2, kondisi kerja)c. Keterlibatan karyawan dalam hal

identifikasi bahaya, penilaianrisiko, dan penetapanpengendalian (faktor 3, peranserta perusahaan dan karyawan)

d. Diadakannya training K3 (faktor3, peran serta perusahaan dankaryawan)

e. Pemasangan/penempelan simbol-simbol peringatan tanda bahaya(faktor 3, peran serta perusahaandan karyawan)

f. Perusahaan telah menyediakanfasilitas kesehatan yang memadai(faktor 3, peran serta perusahaandan karyawan)

g. Ketersediaan APAR (faktor 3,peran ser ta perusahaan dankaryawan)

3. Prioritas RendahUntuk atribut yang dianggap kurangpenting oleh pihak karyawan dengankinerja perusahaan yang berlebihan(berada dalam kuadran IV), yangsemula (sebelum penerapan OHSAS18001) masuk dalam kuadran III(prioritas rendah) kemudian sesudahpenerapan OHSAS 18001 sudahmasuk dalam kuadran II (pertahankankinerja), yang semula (sebelumpenerapan OHSAS 18001) masukdalam kuadran IV (kinerja berlebihan)kemudian sesudah penerapan OHSAS18001 sudah masuk dalamkuadranIII (prioritas rendah), atau yang

sebelum maupun sesudah penerapanOHSAS 18001 masuk dalam kuadranIII (prioritas rendah). Perusahaan cukupmemberikan prioritas yang rendahterhadap kinerjanya terhadap atributdalam kategori ini.Atribut yang masuk dalam kategoriprioritas rendah adalah :a. Pelatihan penggunaan APAR

(faktor 1, proteksi dan tanggapdarurat)

b. Selalu diingatkan arti penting K3oleh perusahaan (faktor 2, kondisikerja)

c. Penggunaan peralatan kerjasecara efektif dan efisien (faktor2, kondisi kerja)

d. Adanya peringatan terhadappelanggaran K3 (faktor 2, kondisikerja)

e. Perusahaan memperhatikan suhudi lingkungan kerja (faktor 2,kondisi kerja)

f. Tingkat penerangan di area kerja(faktor 2, kondisi kerja)

g. Reaksi perusahaan terhadapkerusakan pada alat/mesin (faktor3, peran serta perusahaan dankaryawan)

h. Penyuluhan penggunaan APD(faktor 4, kesadaran mengenai K3)

Hasil penelitian ini dapat digunakanoleh perusahaan untuk menentukan lebih lanjutprogram yang akan dilakukan untuk meningkatkankinerja K3 setelah penerapan OHSAS 18001.Salah satu program yang dapat dilakukan adalahpeningkatan program pelatihan yang terkaitdengan K3, yaitu pelatihan yang bertujuan untukmeningkatkan pemahaman dan kesadarankaryawan mengenai K3, antara lain pelatihanmengenai 5 R (Ringkas-Rapi-Resik-Rawat-Rajin) yang bertujuan untuk membangun budaya

Page 26: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI92 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

kerja disiplin, yang pada akhirnya akanmenciptakan tempat kerja yang aman, sehinggapelaksanaan program 5R di perusahaan perludigalakkan.

Keterbatasan PenelitianResponden dari penelitian ini adalah

karyawan PT. Phapros, Tbk., sehingga hasildari penelitian ini tidak dapat digeneralisir untukperusahaan lain yang memiliki karakteristik yangberbeda dengan PT. Phapros, Tbk.

Agenda Penelitian MendatangUntuk agenda penelitian selanjutnya,

dapat diusulkan untuk dilakukan penelitian lebihlanjut, yaitu :

1. Pengukuran tingkat kesesuaian antaratingkat kepentingan dan tingkat kinerjasetelah penerapan OHSAS 18001dilakukan selama minimal 5 tahun,untuk kemudian dibandingkan terhadappencapaian pada saat sebelumpenerapan.

2. Dilakukan perubahan terhadap atributpertanyaan yang digunakan, supayalebih tepat sasaran, lebih jelas bagiresponden dan dengan pengelompokanfaktor yang lebih baik.

Page 27: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001DI PT. PHAPROS, TBK.

93

DAFTAR PUSTAKA

Alvarado, C.J., Smith, M.J., Hoonakker, P.L.T., Carayon, P., 2005, Safety Climate and its Relationshipto Self-reported Injury, Human Factors in Organizational Design and Management,Volume VIII, Elsevier, Amsterdam.

Anonim, 2007, OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001:2007,International Standard Organization, London.

Azwar, Saifudin, 1992, Statistik Induktif, Edisi Keempat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Cooper, M.D. & Phillips, R.A., 2004, Exploratory Analysis of the Safety Climate and SafetyBehavior Relationship, Journal of Safety Research, Volume 35, Elsevier, Amsterdam.

Flin, R., Mearns, K., O’Connor, P., Bryden, R., 2000, Measuring Safety Climate : Identifying theCommon Features, Safety Science, Volume 34, Elsevier, Amsterdam.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV, BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Henning, J.B., Stufft, C.J., Payne, S.C.,Bergman, M.E., Mannan, M.S., Keren, N., 2009, The Influence of Individual Differenceson Organizational Safety Attitudes, Safety Science, Volume 47, Elsevier, Amsterdam.

HSE Project, 2010, Safety Climate Assessment Toolkit, Safety Climate Measurement – UserGuide and Toolkit, UK.

Mangkuprawira, Tb. S., 2007, Catatan tentang Manajemen SDM dan Mutu SDM – Keselamatandan Kesehatan Kerja, http://ronawajah.wordpress.com/2007/09/07/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/ access on Oct 2nd, 2009.

Republik Indonesia, 1970, Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, Jakarta.

Republik Indonesia, 1981, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja, Departemen Tenaga KerjaRepublik Indonesia, Jakarta.

Republik Indonesia, 1996, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996 tentang SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja RepublikIndonesia, Jakarta.

Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, DepartemenTenaga Kerja Republik Indonesia, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo,Jakarta.

Silalahi, B. & Silalahi, R., 1995, Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, PT. PustakaBinaman Pressindo, Jakarta.

Page 28: PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DAN …

Jurnal Bisnis STRATEGI94 Vol. 22 No. 1 Juli 2013

PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN OHSAS 18001

DI PT. PHAPROS, TBK.

Tetuko, A.A., 2009, Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)Dalam Rangka Memperoleh Sertifikat OHSAS 18001:2007, Universitas Gadjah Mada,Yogyakar ta.

Tjiptono, F., 2005, Pemasaran Jasa, Banyumedia, Malang.

Topobroto, H.S., 2002, Kebijakan dan Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia,ILO, Jakarta. Weick, K., Sutcliffe, K., Obstfeld, D., 1999, Organizing for High Reliability: Processes of Collective Mindfulness, Research in Organizational Behaviour, Volume1, Stanford Jai Press, California.

Winarsunu, T., 2008, Psikologi Keselamatan Kerja, UMM Press, Malang.

Zeithami, V.A., Pasuraman, A., 1990, Delivering Quality Service : Balancing Customer Perceptionsand Expectations, The Free Press, New York.

www.csrindonesia.com/data/articles/greencompany/20080208134740-a.pdf access on Aug 30th,2009.

www.lboro.ac.uk/departments/sbe/downloads/pmdc/safety-climate-assessment-toolkit.pdf, accesson Mar 27th, 2012.

www.portalbumn.go.id/sucofindo access on Aug 30th, 2009.

www.sucofindo.co.id/pdf/annual%20Report%291998%20ina.pdf access on Aug 30th, 2009.