23
Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan Fitur Control Access Point System Manager (CAPsMAN) Artikel Ilmiah Peneliti : Danny Iswoyo Filbert (672014128) Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2019

Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan Fitur

Control Access Point System Manager (CAPsMAN)

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Danny Iswoyo Filbert (672014128)

Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2019

Page 2: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan Fitur

Control Access Point System Manager (CAPsMAN)

Artikel Ilmiah

Dianjurkan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarja Komputer

Peneliti :

Danny Iswoyo Filbert (672014128)

Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2019

Page 3: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan
Page 4: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

1

Page 5: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

2

Page 6: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

3

Page 7: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

4

Page 8: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

5

1. Pendahuluan

Dari tahun ke tahun perkembangan jaringan internet semakin pesat, terutama di

zaman yang modern ini. Salah satunya teknologi jaringan berbasis wireless atau yang

biasa di sebut Wi-Fi. Sudah tidak asing dengan yang namanya Wi-Fi, yang merupakan

singkatan dari wireless fidelity ini adalah jaringan nirkabel komputer yang banyak

digunakan untuk mempermudah aktivitas orang-orang, Wi-Fi menggunakan frekuensi

gelombang radio dalam rentang 2,4GHz s/d 5GHz [1]. Wi-Fi telah berkembang lebih

luas lagi dalam teknologi untuk mengakses internet, memungkinkan seseorang yang

mempunyai gadget atau perangkat elektronik yang memiliki wireless device lainnya

dapat terhubung ke internet. Sekarang banyak tempat seperti bandara, perkantoran,

cafe, restoran, hotel, perumahan, kost, yang sudah menyediakan fasilitas Wi-Fi dengan

kecepatan jaringan yang berbeda-beda. Kehadiran Wi-FI menjadi penghubung bagi

setiap pengguna yang ingin mengakses internet dengan mudah pada area sekitar yang

memfasilitasi tempat tersebut dengan Wi-Fi untuk menarik pelanggan pada setiap

tempat usaha khususnya di tempat kumpul dan bersantai seperti cafe yang

menyediakan Wi-Fi. Mengenai Wi-Fi pastinya juga ada access point yang ada untuk

menghubungkan perangkat wireless ke jaringan internet. Pastinya banyak access point

yang tersedia bagi tempat-tempat yang besar dan lebar. Bagi tempat-tempat besar yang

menyediakan layanan Wi-Fi jangkauan sinyal yang dipancarkan dari access point yang

ada juga perlu di lihat apakah sinyal di tempat itu kuat atau lemah. Masalah yang

muncul pada tempat yang menyediakan layanan Wi-FI antara lain kendala pada

jangkauan sinyal yang dipancarkan dari access point, serta banyaknya access point

yang tersedia akan memperlambat apabila mau melakukan proses konfigurasi yang

akan diberikan pada setiap access point yang ada sehingga teknisi yang melakukan

proses konfigurasi ini perlu untuk login pada setiap access point yang ada dan

memakan banyak waktu dan ini merupakan proses yang tidak efektif dan efesien.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi CAPsMAN dapat

memberi jawaban atas masalah sinyal jangkuan dari access point dan bagaimana cara

Page 9: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

6

memberikan konfigurasi satu access point ke semua access point tanpa perlu untuk

login di setiap access point yang ada.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem

jaringan access point yang dapat melakukan konfigurasi secara terpusat sehingga bagi

tempat-tempat yang memiliki access point yang banyak tidak perlu untuk melakukan

konfigurasi satu per satu pada setiap access point yang ada sehingga lebih efektif dalam

proses konfigurasi yang tidak membutuhkan banyak waktu dalam melakukan

konfigurasi untuk banyak access point yang digunakan dan lebih efesien karena

CAPsMAN membantu mengontrol banyak access point secara terpusat tanpa perlu

login pada setiap access point yang ada serta mempermudah dalam proses monitoring

jaringan . Pada penelitian ini menggunakan perangkat Mikrotik untuk konfigurasi

CAPsMAN sehingga konfigurasi yang dilakukan hanya bisa diterapkan pada perangkat

mikrotik dengan menggunakan perangkat lunak berupa WinBox. Penelitian ini

dilakukan untuk mengefesiensikan proses konfigurasi pada setiap access point yang

ada sehingga konfigurasi yang dilakukan bisa diterapkan untuk semua access point

yang digunakan tanpa harus melakukan konfigurasi satu per satu pada setiap access

point yang ada.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu mengenai “Implementasi Controller Access Point System

Manager (CAPsMAN) dan Wireless Distribution System (WDS) Jaringan Wireless Di

SMK Terpadu Al Ishlahiyah Singosari Malang” peneliti membahas tentang

Implementasi Control Access Point System Manager yang digunakan sebagai Control

Access Point Di SMK terpadu Al Ishlahiyah. Banyaknya SSID yang tersedia akan

mengganggu kinerja user dikarenakan saat berpindah tempat harus login kembali serta

diperlukan manajemen bandwidth. Melalui pengujian mendapatkan hasil router yang

di buat CAPsMAN serta disatukan dengan Wireless Distribution System (WDS) dapat

membantu guru, staff serta siswa di SMK terpadu Al Ishlahiyah melaksanakan aktifitas

Page 10: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

7

perkantoran dan belajar mengajar tanpa memikirkan terputus jaringan internet serta

tidak perlu login kembali saat berpindah dari gedung satu ke gedung lainnya [1].

Penelitian terdahulu selanjutnya yang berjudul “Analisa Perbandingan Kinerja

Fitur Mikrotik CAPsMAN Dengan Konfigurasi Tunnel Dan Tanpa Menggunakan

Tunnel Pada Router Mikrotik RB951-2n” peneliti membahas tentang pengujian

terhadap konfigurasi tunnel dan tanpa menggunakan tunnel. Untuk kecepatan

download data dan rata-rata bandwidth yang dibutuhkan saat download dengan

menggunakan 2 pengujian yang berformat ISO dan RAR dengan ukuran data 100 MB

sampai 900 MB. Maka di dapat hasil dari penelitian ini ialah konfigurasi CAPsMAN

tanpa tunnel lebih cepat dalam mentransfer data dibandingkan dengan menggunakan

tunnel karena paket data yang lewat tidak di periksa dan penambahan paket header

terhadap paket data yang dikirimkan dengan hasil rata-rata selisih dari paket yang

dikirimkan yaitu data ISO dan RAR 3 menit 6 detik dengan rata-rata bandwidth yang

digunakan 61,66 Kpbs [2].

Penelitian terdahulu selanjutnya yang berjudul “Manajemen Wireless Access Point

Pada Hotspot Server Menggunakan Controller Access Point System Management”

membahas tentang menggabungkan konfigurasi dan implementasi antara hotspot

server dengan Implementasi Controller Access Point System Manager. Bertujuan

untuk optimal dalam penerapan security yang diterapkan pada wireless access point

dan mempermudah dalam proses maintanance dan troubleshooting wireless. Dalam

tahap pengujian menerapkan 4 channel pada frekuensi yang berbeda pada masing-

masing channel agar tidak overlapping. Pada tahap ini dilakukan scanning sinyal

Control Access Point (CAP) dari hasil konfigurasi Controller Access Point System

Manager. Berdasarkan hasil scan wireless signal di dapat bahwa dari 4 CAP (Control

Access Point) yang di konfigurasi ke semua Control Access Point (CAP) telah terdaftar

di channel yang sudah ditentukan tujuannya agar sinyal yang di dapat tidak

overlapping dan dapat membuat roaming antar Access Point [3].

Penelitian terdahulu selanjutnya yang berjudul “Implementasi Wireless Mesh

Network Menggunakan Controller Access Point System Manager Di Lingkungan

Page 11: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

8

Kampus Universitas Muhammadiyah Riau” membahas tentang perangkat wireless

bergantung pada panjang kabel penghubung access point ke switch. Menggunakan

mode desain jaringan wireless tersebut mengakibatkan jangkauan sinyal Wi-Fi terbatas

dikarenakan area lingkungan kampus II yang luas sehingga client kesulitan

mendapatkan jaringan ketika mengakses Wi-Fi lewat perangkat mobile. Dengan

adanya Wireless Mesh Network (WMN) dapat menjadi alternatif untuk mengatasi

permasalahan yang telah diuraikan, di mana pada implementasinya dengan

menggunakan satu SSID hotspot-UMRI client cukup login sekali mesti berpindah-

pindah tempat, serta menggunakan Controller Access Point (CAP) untuk

mengkonfigurasi dan mengontrol perangkat CAP secara terpusat menggunakan

Controller Access Point System Manager (CAPsMAN). Dengan begitu memudahkan

client dalam mengakses internet lewat mobile, karena internet dapat di akses kapanpun

dan di manapun hanya dengan satu SSID meski berpindah tempat tanpa autentikasi

kembali selagi masih berada pada area hotspot-UMRI [4].

Penelitian terdahulu berikutnya dengan judul “Implementasi Hotspot Login

Menggunakan CAPsMAN Mikrotik Pada Wilayah Yang Berbeda” peneliti membahas

tentang bagaimana untuk mengatur siapa saja yang dapat terkoneksi dengan jaringan

tersebut, berapa lama pengguna terhubung, berapa jumlah kuota yang diberikan baik

upload maupun download. Fitur ini terdapat pada userman mikrotik dengan radius

server. Untuk membuat CAPsMAN pada dua tempat yang berbeda, antar jaringan

harus terhubung. Maka di buatlah jalur khusus access point tersebut. Penelitian ini

dilakukan pada CV. Prima Brata yang ingin membuat jaringan wireless terpusat antara

kantor pusat dan kantor cabang. Beberapa access point yang digunakan menerapkan

topologi basic service set yaitu jaringan wireless yang menggunakan satu access point

untuk melayani sejumlah client dengan VPN. Penerapan dengan topologi extended

service set dalam jaringan wireless pada suatu lokasi menjawab permasalahan di mana

administrator sulit untuk mengatur beberapa access point yang ada pada satu jaringan

wireless yang sama, sehingga dengan CAPsMAN memberi efesien waktu konfigurasi

yang selama ini harus dilakukan pada setiap perangkat access point, hanya dengan

Page 12: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

9

mengubah mode pada access point menjadi CAP dan memanggil IP router CAPsMAN

secara otomatis access point akan terkonfigurasi. Dengan memanajemen user dengan

user manager yang disinergikan oleh CAPsMAN dapat membantu administrator untuk

memberikan, memantau dan mengatur username dan password secara terpusat

sehingga client wireless dapat menggunakan user dan password yang sama pada

jaringan wireless yang menggunakan CAPsMAN [5].

Controller Access Point System Manager (CAPsMAN) merupakan suatu fitur

Access Point Controller. Memungkinkan dilakukannya kontrol, monitoring maupun

konfigurasi terhadap beberapa access point secara bersamaan. CAPsMAN ini sangat

berguna jika memiliki lebih dari satu access point, puluhan bahkan ratusan access

point, tentu akan menyulitkan jika access point dalam jumlah banyak tersebut tidak

dapat di monitoring atau di konfigurasi secara bersama-sama atau secara terpusat.

Istilah CAPsMAN merujuk ke Controlled Access Point system Manager yang berarti

access point yang dapat masuk dalam suatu sistem pengendalian [6].

Pada penelitian yang terdahulu penggunaan CAPsMAN di tambahkan dengan

metode yang berbeda-beda untuk membuktikan apakah CAPsMAN dengan metode

yang digunakan akan lebih baik dengan hanya menggunakan CAPsMAN saja. Pada

penelitian yang saat ini yang sedang di teliti. CAPsMAN dibutuhkan pada setiap tempat

yang mempunyai jaringan wireless agar bisa melakukan aktifitas penggunaan internet

karena pastinya ada lebih dari satu access point yang digunakan untuk menyebarkan

sinyal dari SSID jaringan yang ada dan mempermudah client saat terkoneksi pada

jaringan wireless dari konfigurasi CAPsMAN yang digunakan sehingga client tidak

perlu login kembali apabila berpindah-pindah tempat. Model CAPsMAN yang

digunakan pada penelitian ini masih tetap memanfaatkan CAPsMAN yang sudah ada.

Page 13: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

10

3. Metode dan Perancangan

Gambar 1. Metode PPDIOO

Tahapan penelitian yang digunakan dalam Perancangan Jaringan Wireless

Menggunakan Mikrotik Dengan Fitur Controller Access Point system Manager

(CAPsMAN) menggunakan metode PPDIOO yang dapat di lihat pada Gambar 1 [8].

Pada tahap Persiapan (Prepare) dilakukan dengan cara mempersiapkan kebutuhan apa

saja yang diperlukan dalam perancangan jaringan wireless. Survei tempat, perangkat

yang digunakan pada penelitian meliputi perangkat keras dan perangkat lunak.

Perangkat keras yang digunakan meliputi router mikrotik RB951ui-2HnD, router

mikrotik RB941-2nD, kabel UTP, handphone dan laptop sebagai client untuk uji coba

apakah jaringan wireless yang di buat dapat digunakan dan diterapkan dengan baik.

Perangkat lunak yang digunakan adalah WinBox.

Pada tahap Perencanaan (Plan) dilakukan perencanaan pembuatan arsitektur

jaringan yang akan digunakan untuk perancangan jaringan wireless yaitu meliputi

WAN sebagai sumber koneksi internet yang sudah tersedia di tempat. Perangkat router

mikrotik RB951ui-2HnD sebagai controller yang nantinya akan mengatur setiap

access point yang terhubung dengan perangkat controller sehingga apabila ingin

melakukan konfigurasi untuk setiap perangkat access point maka tinggal login dan

Page 14: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

11

menambahkan konfigurasi yang diinginkan. Perangkat router mikrotik RB941-2nD

sebagai access point yang akan ditempatkan juga pada daerah yang di pilih untuk

mengatasi sinyal lemah dari access point yang dipancarkan sehingga sudut-sudut

ruangan bisa mendapatkan sinyal yang baik atau sangat baik. Laptop yang akan

digunakan untuk memonitor perangkat yang terkoneksi dengan jaringan wireless

tersebut, serta perangkat handphone sebagai client yang digunakan untuk mencoba

apakah jaringan wireless yang di buat sudah dapat digunakan dengan baik.

Gambar 2. Arsitektur Topologi Jaringan

Pada tahap Desain (Design) dilakukan perancangan arsitektur topologi jaringan

yang akan digunakan. Pada gambar 2 dapat dijelaskan bahwa dari internet yang

terhubung dengan TP-Link wireless N300 2T2R access point dengan SSID yang sudah

di disable, perangkat ini hanya menjadi gateway dengan IP 192.168.1.1. Pada

perangkat TP-Link wireless pada ether 1 menuju ke perangkat CAPsMAN dengan IP

192.168.30.1/24 pada perangkat ini akan dilakukan konfigurasi yang akan di pakai

untuk banyak access point. Untuk ether 2 pada perangkat CAPsMAN diberikan IP

192.168.30.254/24 pada laptop yang digunakan untuk monitoring setiap aktivitas dari

perangkat client yang terhubung dengan CAP dan CAPsMAN. Pada perangkat

Page 15: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

12

CAPsMAN untuk ether 3 dan ether 4 menuju ether 1 pada perangkat CAP 1 dan CAP

2 dengan IP 192.168.30.4/24 untuk CAP 1 sedangkan IP 192.168.30.6/24 untuk CAP

2. Konfigurasi dari perangkat CAPsMAN apabila sudah terhubung dengan setiap

perangkat CAP maka pada bagian perangkat CAP inilah yang akan menyediakan SSID

yang sudah di konfigurasi pada perangkat CAPsMAN sehingga client bisa terkoneksi

ke internet apabila sudah mengetahui username dan password pada SSID tersebut.

Pada tahap Implementasi (Implement) di mulai dengan melakukan konfigurasi

pada perangkat CAPsMAN yang nantinya pada konfigurasi yang diberikan bisa

diterapkan pada setiap access point yang ada tanpa harus login pada setiap perangkat

access point dan melakukan konfigurasi di dalam perangkat tersebut, sehingga lebih

efektif dan efesien saat menggunakan CAPsMAN untuk perangkat access point yang

berjumlah banyak. Perangkat yang dijadikan sebagai CAPsMAN nantinya yang akan

mengatur semua access point yang ada. Konfigurasi yang ingin ditambahkan hanya

dengan melakukan login melalui perangkat CAPsMAN. Pada tahapan ini setelah

dilakukan konfigurasi maka di uji coba apakah konfigurasi yang diberikan sudah

berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau belum.

Pada tahap Operasi (Operate) dilakukan pengecekan apakah penerapan

konfigurasi CAPsMAN yang dilakukan dapat sesuai dengan yang dibutuhkan.

Konfigurasi CAPsMAN akan dilakukan pada router mikrotik RB951ui-2Hnd yang

akan dijadikan sebagai controller. Perangkat controller nantinya akan mengatur setiap

access point yang ada serta mengatur setiap client yang terhubung pada perangkat CAP

apakah sudah bekerja sesuai dengan konfigurasi yang sudah diberikan.

Pada tahap Optimalisasi (Optimaze) akan dilakukan pengecekan kembali pada

setiap konfigurasi yang telah dilakukan. Kemungkinan pada tahapan ini untuk mencari

kekurangan apa yang ada pada konfigurasi di setiap perangkat yang sudah berjalan.

Jika ada ditemukan kekurangan, maka akan kembali pada tahap awal perencanaan dan

dilakukan penambahan yang diperlukan dan apabila tidak ada maka semua yang

direncanakan dari awal sampai pada tahap operasi sudah berjalan dengan baik.

Page 16: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

13

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil dari pembahasan berupa implementasi adalah dengan melakukan konfigurasi

pada perangkat RB951ui-2Hnd terlebih dulu. Perangkat CAPsMAN sebagai controller

yang akan mengatur setiap access point yang digunakan. Konfigurasi yang diberikan

akan menentukan apakah satu konfigurasi berhasil diterapkan untuk setiap perangkat

access point yang digunakan.

Gambar 3. Konfigurasi CAPsMAN

Pada gambar 3 dapat dijelaskan konfigurasi yang akan dilakukan pertama-tama

login pada perangkat RB951ui-2HnD pada menu CAPsMAN. Konfigurasi pada

parameter channel, datapath dan security. Untuk bagian nama channel yang akan

digunakan yaitu channel 11 dengan frequency 2462 Mhz, control channel width 20

Mhz dan menggunakan band 2ghz-b/g/n yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz.

Kemudian konfigurasi pada bagian datapath dengan name datapath 11, panggil

parameter bridge untuk memasukkan kedua interface ke bridge yang sama dan uncheck

parameter local forwading supaya traffik client wireless dari masing-masing CAP akan

di tangani oleh router CAPsMAN. Konfigurasi pada bagian security dengan nama

security 11 dengan authentication type yang digunakan hanya WPA PSK dan WPA2

PSK sebagai keamanan untuk perangkat dengan encryption aes ccn dan passphrase

adalah password untuk SSID yang akan digunakan oleh client wireless.

Page 17: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

14

Konfigurasi yang dilakukan pada bagian configuration terdapat 5 parameter di

dalamnya tetapi hanya 4 parameter yang digunakan yaitu wireless, channel, datapath,

security. Pada bagian configuration akan di buat nama jaringan yang akan digunakan.

Parameter yang diberikan hanya name, mode, SSID, dan country. Untuk bagian name

CAPsMAN sebagai master configuration, mode AP yang akan diberikan pada setiap

CAP dengan SSID welcome home dan isi country sesuai wilayah yaitu indonesia. Pada

bagian channel, datapath dan security di sini hanya perlu memanggil parameter yang

sudah di konfigurasi. Untuk konfigurasi pada bagian CAP maka masuk di parameter

provisioning rules, router CAP yang belum di konfigurasi akan diberikan konfigurasi

melalui provisioning rules yang nantinya router CAPsMAN yang akan mengatur setiap

CAP yang ada dan bisa di lihat pada gambar 4.

Gambar 4. Konfigurasi Provisioning untuk setiap perangkat CAP

Pada gambar 4 dapat dijelaskan masing-masing CAP yang belum diberikan

konfigurasi. Melalui perangkat router CAPsMAN di bagian provisioning. Pada bagian

radio MAC bisa di isi secara manual atau otomatis. Untuk konfigurasi pada bagian ini

menggunakan satu konfigurasi untuk banyak access point untuk melihat apakah satu

konfigurasi yang diberikan bisa diterapkan untuk setiap access point. Pada bagian radio

Page 18: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

15

MAC di isi 00:00:00:00:00:00 sehingga semua perangkat CAP akan mendapatkan

konfigurasi yang sama dari router CAPsMAN sedangkan jika ingin setiap perangkat

CAP menerima konfigurasi yang berbeda maka pada bagian radio MAC di isikan MAC

address dari CAP. Untuk action parameter yang digunakan create dynamic. Artinya di

sini sistem akan membuat secara otomatis sebuah CAP interface ketika ada AP/Radio

yang terkoneksi dengan status bounding. Pada bagian master configuration sendiri

hanya perlu memanggil kembali parameter yang sudah di konfigurasi pada menu

configuration.

Pada konfigurasi perangkat CAP. Konfigurasi yang diberikan untuk melihat

apakah masing-masing CAP sudah mendapatkan konfigurasi dari CAPsMAN. Untuk

konfigurasi pada bagian CAP berada di menu wireless pada bagian CAP berikan

centang pada bagian enable untuk mengaktifkan perangkat CAP. Pada bagian interface

pilih wlan1 dengan discovery interface yaitu bridge CAP dan memberi centang pada

lock to CAPsMAN supaya perangkat CAP dan CAPsMAN dapat terhubung dapat di

lihat pada gambar 5.

Gambar 5. Perangkat CAP sudah terhubung dengan Perangkat CAPsMAN

Page 19: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

16

Pada gambar 5 dapat dijelaskan bahwa konfigurasi CAPsMAN dapat terhubung

dengan perangkat CAP yang artinya bahwa perangkat CAP 1 dan CAP 2 sudah di

manage oleh perangkat CAPsMAN sendiri. Perangkat CAP yang sudah terhubung

dengan CAPsMAN maka pada bagian wireless table akan muncul status managed by

CAPsMAN, channel:2462/20-eC/gn(20dBm). SSID: Welcome Home. Dapat

dijelaskan artinya setiap perangkat CAP yang terhubung pada perangkat router

CAPsMAN akan di control oleh router CAPsMAN sebagai controller yang mengatur

secara terpusat dengan frekuensi 2462 yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz, 20-eC

adalah channel width, g n adalah mode Wi-Fi dengan 20 dBm power. Untuk status RS

pada bagian sebelah kiri wlan1 artinya R (Running) ada client yang sedang terhubung,

S (Slave) interface ini tergabung dalam sebuah bridge.

Gambar 6. Ping antar perangkat CAPsMAN dan CAP

Dari gambar 5 dapat di lihat bahwa perangkat CAPsMAN berhasil saling

berkomunikasi dengan proses ping antar alamat IP. Alamat IP DNS google 8.8.8.8

menunjukkan bahwa perangkat CAPsMAN sudah terhubung ke akses internet. Untuk

alamat IP CAPsMAN 192.168.30.1/24, sedangkan IP CAP 1 dengan alamat IP

192.168.30.4/24, IP CAP 2 dengan alamat IP 192.168.30.6/24. CAP 1 dan CAP 2

Page 20: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

17

mendapatkan IP yang diberikan dari CAPsMAN secara otomatis saat setelah di

konfigurasi.

Gambar 7. Client yang terhubung dengan SSID yang sudah di konfigurasi

Pada gambar 7 dapat dijelaskan ada beberapa client yang terhubung pada

perangkat CAP dengan SSID yang sudah di konfigurasi artinya konfigurasi yang telah

dilakukan pada perangkat CAPsMAN dapat digunakan pada setiap CAP 1 dan CAP 2

yang ada sehingga setiap client yang login dan sudah diberikan IP dari CAPsMAN saat

terkoneksi dengan jaringan yang ada maka client secara otomatis akan langsung

muncul pada menu registration table yang akan terlihat seperti interface yang

terkoneksi dengan client, SSID yang digunakan, mac address serta aktifitas internet

yang sedang dilakukan oleh client juga dapat terlihat sehingga mempermudah juga

dalam proses monitoring jaringan. Pada registration table terlihat client dengan tx rate

dan rx rate paling besar. Interface cap-AP 1-1, SSID welcome home dengan MAC

address 54:8C:A0:F5:2F:5D dengan data rate tx 135 Mbps artinya link antar access

point dan CAPsMAN bisa mengalirkan data sampai dengan maksimal 135 Mbps,

40Mhz adalah lebar channel dan data rate rx 121,5 Mbps, 40Mhz, dan rx signal -54.

Uptime client juga terlihat berapa lama client setelah login pada jaringan yang ada dan

melakukan aktivitas penggunaan internet. Untuk nilai data rate bisa berubah-ubah

bergantung pada kuat lemahnya sinyal.

Page 21: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

18

Gambar 8. Trafik Client dari perangkat CAPsMAN

Pada gambar 8 dapat dijelaskan ada client yang sedang melakukan aktivitas

penggunaan internet. Source (src) menunjukkan alamat IP dari client, destination (dst)

menunjukkan IP alamat tujuan. Tx rate itu data download dari source download ke

destination, rx rate data upload dari source upload ke destination, tx packet yang ada

pada saat source download ke destination sedangkan rx packet yang ada pada saat

source upload ke destination. Monitoring trafik dapat melihat client yang melakukan

aktivitas tx rate paling besar, client dengan IP 192.168.30.27 dengan alamat IP tujuan

157.40.25.31 dengan data download tx rate 12.2 Mbps, data upload rx rate 316.6 Kbps,

tx packet 1074 dan rx packet 571.

Hasil dari konfigurasi yang sudah dilakukan dapat dijelaskan bahwa fitur

CAPsMAN bisa efektif saat banyak access point lebih dari satu atau lebih. CAPsMAN

lebih efesien saat dilakukan pada saat proses konfigurasi dimana satu konfigurasi bisa

diterapkan untuk setiap access point yang terhubung dengan perangkat CAPsMAN

sehingga tidak memakan banyak waktu yang dibutuhkan dalam proses konfigurasi dan

mempermudah administrator ataupun teknisi dalam melakukan proses konfigurasi.

Pada proses konfigurasi terbukti bahwa konfigurasi yang sudah dilakukan dapat

Page 22: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

19

diterapkan pada setiap access point yang terhubung dengan perangkat CAPsMAN.

Access point yang terhubung dengan perangkat CAPsMAN juga membantu

menjangkau area yang memiliki sinyal pancaran jaringan yang lemah, sehingga

membantu client pada saat berpindah-pindah tempat tanpa harus terputus dalam

jaringan dan tidak harus login kembali pada jaringan yang sudah digunakan dan

membantu dalam proses monitoring jaringan setiap client.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian berjudul “Perancangan Jaringan

Wireless Pada Mikrotik Menggunakan Fitur Control Access Point System Manager

(CAPsMAN)” sangat efektif dan efesien untuk diterapkan pada access point yang

berjumlah puluhan hingga ratusan serta tidak memakan banya waktu dalam proses

konfigurasi, hanya dengan melakukan proses konfigurasi pada perangkat CAPsMAN

maka semua perangkat CAP yang terhubung bisa menerima satu konfigurasi untuk

banyak acess point yang tersedia. Dengan adanya fitur CAPsMAN. Konfigurasi yang

diberikan pada bagian perangkat CAPsMAN terbukti dapat diterapkan untuk setiap

access point yang ada sehingga access point yang digunakan dan tersebar juga dapat

membantu menjangkau area yang memiliki sinyal lemah yang terpancar dari setiap

access point dan mempermudah bagi admin maupun teknisi dalam melakukan

penambahan konfigurasi yang dibutuhkan.

Pada penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan yang memungkinkan dapat

disempurnakan oleh peneliti lain bila ingin meneliti lebih dalam lagi tentang

CAPsMAN. Untuk saat ini mikrotik juga sudah mempunyai aplikasi mikrotik mobile

untuk dapat login pada perangkat mikrotik yang tersedia di playstore sehingga admin

bisa memonitor lewat smartphone dalam satu jaringan yang sama. Ada beberapa saran

yang bisa dijadikan sebagai tambahan lain pada penelitian berikutnya seperti

merancang interface baru dalam monitoring. Peneliti lain juga bisa merancang jaringan

CAPsMAN yang bisa di monitor dalam segment jaringan wilayah yang berbeda.

Page 23: Perancangan Jaringan Wireless Pada Mikrotik Menggunakan

20

6. Daftar Pustaka

[1] Hermawan. 2019. “Pengertian WiFi Beserta Fungsi dan Cara Kerja WiFi”.

https://www.nesabamedia.com/pengertian-wifi-beserta-fungsi-dan-cara-kerja-wifi/. Di akses 29 agustus 2019.

[2] Ratnasari, Farida, Firdaus. 2017. “Implementasi Controller Access Point System

Manager (CAPsMAN) Dan Wireless Distribution System (WDS) Jaringan

Wireless Di SMK Terpadu Al Ishlahiyah Singosari”. Malang : STMIK Pradnya

Paramita Malang.

[3] Warman, Nofrizal. 2016. “Analisis Perbandingan Kinerja Fitur Mikrotik

CAPsMAN Dengan Konfigurasi Tunnel Dan Tanpa Menggunakan Tunnel Pada

Router Mikrotik RB951-2N”. Padang : Institut Teknologi Padang.

[4] Rifai, Sudibyo. 2018. “Manajemen Wireless Access Point Pada Hotspot Sertver

Menggunakan Controller Access Point System Management”. Jakarta. STMIK

Nusa Mandiri Jakarta.

[5] Amien, Wibobo. 2018. “Implementasi Wireless Mesh Network Menggunakan

Controller Access Point System Manager Di Lingkungan Kampus Universitas

Muhammadiyah Riau”. Riau : Universitas Muhammadiyah Riau.

[6] Sandi, Pratama, Leksono, Anwar. 2019.“Implementasi Hotspot Login

Menggunakan CAPsMAN Mikrotik Pada Wilayah Yang Berbeda”. Pekanbaru :

Universitas Bina Sarana Informatika.

[7] Towidjojo, Eno. 2015. “Implementasi Wireless LAN Indoor”. Palu : Jasakom.

[8] Solikin, I. 2017. Penerapan Metode PPDIOO dalam Pengembangan LAN dan

WLAN. Palembang : Jurnal TEKNOMATIKA. Vol 07, No.01:65-73.