Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERAN PUBLIC RELATIONS LITTLE TALK COFFEE DALAM
MENINGKATKAN CITRA MELALUI PROGRAM LIVE MUSIC
Nurhaslinda Putri
Program Studi D-III Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Jakarta
Email: [email protected]
ABSTRACT
One of Little Talk Coffee’s public relations efforts in improving the company’s
image is to run a live music program. This research aims to determine the role of Little
Talk Coffee’s public relations in improving the image through live music program and to
find out the supporting and inhibitor factors of the public relations role in improving the
image through live music program. The author uses the concept of public relations that
has four dimensions, which are expert prescriber communication, problem solving
process facilitator, communication facilitator, and technician communicator. This
research uses descriptive qualitative research method. Data collection techniques of this
research are observation, documentation, and in-depth interviews. The author uses data
analysis techniques which are data reduction, display data, and verification. The author
uses source triangulation to validate data in this research. Based on the results of the
research, the role of public relations in improving company’s image through live music
program are to provide an advice that is related to live music program for top
management, be a problem solver for any problems that are related to live music
program, be a communication facilitator between top management, customer, and Little
Talk Coffee’s staff, be a technician communication who manage the social media of Little
Talk Coffee, especially on spreading the information about live music. The supporting
factors of public relations role in improving the image through live music program are
budgeting and facilities & infrastructure by top management, social media, staff Little
Talk Coffee and customer. While the inhibiting factors are the absence of the band,
weather factors, and complaints from the surrounding residents. The conclusion of this
research is Little Talk Coffee’s public relations has a role in improving the company’s
image by running the live music program.
Keywords: role of public relations, image, live music
ABSTRAK
Salah satu upaya public relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan citra
perusahaan merupakan mengadakan program live music. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran public relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan citra melalui
program live music dan untuk mengetahui faktor pendukung serta penghambat peran
public relations dalam meningkatkan citra melalui program live music. Penulis
menggunakan konsep peran public relations yang memiliki empat dimensi yaitu expert
prescriber communication, problem solving process facilitator, communication
facilitator, dan technician communicator. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
2
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah
observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam. Penulis menggunakan teknik analisis
data yang merupakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Uji keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil
penelitian, peran yang dimiliki oleh public relations Little Talk Coffee dalam
meningkatkan citra melalui program live music yaitu sebagai pemberi masukan dan saran
kepada top management terkait program live music untuk meningkatkan citra perusahaan,
sebagai pemecah masalah yang ada terkait program live music, sebagai fasilitator
komunikasi antara top management, customer, hingga staff Little Talk Coffee, serta
sebagai teknisi komunikasi yang berperan aktif untuk mengelola media sosial yang
dimiliki oleh Little Talk Coffee terutama dalam menyebarkan informasi mengenai
program live music guna meningkatkan citra perusahaan. Faktor pendukung peran public
relations Little Talk Coffee dalam menjalankan program live music untuk meningkatkan
citra adalah budgeting serta sarana dan prasarana oleh top management, media sosial,
staff Little Talk Coffee dan customer. Sedangkan faktor penghambatnya merupakan
ketidakhadiran band yang biasa tampil di Little Talk Coffee, faktor cuaca, dan keluhan
dari penduduk sekitar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah public relations Little Talk
Coffee memiliki peran untuk meningkatkan citra perusahaan dengan mengadakan
program live music.
Kata Kunci: Peran public relations, citra, live music
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin berkembang pesat, hal ini terlihat
dari semakin banyaknya pelaku usaha yang memulai dan menjalankan bisnis mereka.
Kuliner merupakan salah satu bisnis yang banyak diminati. Wajar saja karena semua
orang butuh makanan dan minuman. Dari sekian banyak, kopi bisa dikatakan merajai
bisnis beberapa tahun belakangan. Jumlah kedai kopi di kota-kota Indonesia makin
menjamur. Banyaknya bisnis kedai kopi di Indonesia membuat persaingan bisnis ini
menjadi kuat dan saling berusaha untuk menarik konsumen untuk melakukan pembelian.
Berbagai upaya dilakukan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen
sehingga menumbuhkan persepsi mengenai citra perusahaan yang baik di mata konsumen
dan masyarakat.
Beberapa kedai kopi tidak hanya menawarkan menu kopi yang khas, melainkan
juga desain dan suasana tempat yang nyaman menjadi salah satu usaha untuk menarik
konsumen dan meningkatkan citra perusahaannya. Salah satunya merupakan kedai kopi
yaitu Little Talk Coffee yang berdiri sejak tahun 2016 dan berlokasi di Perumahan Vida
3
Bekasi, Kota Bekasi. Seperti kutipan wawancara penulis dengan Vikto Betaliano yang
merupakan public relations Little Talk Coffee,
“Little Talk Coffee merupakan coffee shop yang berlokasi di Vida Bekasi, Kota
Bekasi. Di sini kita menyediakan berbagai menu mulai dari minuman hingga
makanan. Tempat yang kita tawarkanpun terbilang nyaman dan unik, di sini kita
juga menyediakan live music di setiap hari Jum’at dan Sabtu. Tujuannya untuk
ningkatin citra perusahaan, dan pastinya untuk narik customer.”
Tidak hanya menawarkan menu makanan dan minuman serta pelayanan yang baik
untuk menarik customer dan meningkatkan citra, Little Talk Coffee juga dengan
mengadakan program live music. Live music di Little Talk Coffee diadakan setiap hari
Jum’at dan Sabtu setiap minggunya. Program live music di Little Talk Coffee diadakan
mulai dari tahun 2018. Dalam hal ini, dibutuhkan peran public relations. Public relations
merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara tepat dan
kontinu sekaligus menjaga keberlangsungan hidup organisasi yang bersangkutan. Citra
adalah objek PR yang menjadi kebutuhan institusi layaknya sumber daya lainnya.
Peranan public relations disini adalah sebagai praktisi yang memiliki tugas untuk
membantu perusahaan meningkatkan citra Little Talk Coffee melalui program yang
dimilikinya, yaitu live music. Walaupun dalam menjalankan tugasnya, public relations
memiliki faktor pendukung dan penghambat. Menurut Broom dan Dozier (2006: 139)
terdapat 4 tipe peran public relations, yaitu penasehat ahli (expert prescriber), fasilitator
proses pemecahan masalah (problem solving process facilitator), fasilitator komunikasi
(communication facilitator) dan teknisi komunikasi (communication technician).
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang penulis ambil, yaitu
bagaimana peran public relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan citra melalui
program live music dan bagaimana faktor pendukung serta penghambat peran public
relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan citra melalui program live music?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan oleh penulis, maka tujuan dari
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui peran public relations Little Talk Coffee
4
dalam meningkatkan citra melalui program live music dan untuk mengetahui faktor
pendukung serta penghambat peran public relations Little Talk Coffee dalam
meningkatkan citra melalui program live music.
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu komunikasi khususnya
bagi para pelajar atau mahasiswa public relations mengenai peran public relations
dalam meningkatkan citra perusahaan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi public relations
mengenai peran public relations dalam meningkatkan citra perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Public Relations
Public relations atau hubungan masyarakat adalah sebuah fungsi manajemen
yang khas yang membantu dalam membangun dan memelihara hubungan mutualistik dari
komunikasi, pemahaman, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan publik;
melibatkan manajemen masalah atau isu; membantu manajemen untuk terus memperoleh
informasi dan responsif terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung
jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu manajemen untuk terus
mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; berfungsi sebagai sistem
peringatan dini untuk membantu mengantisipasi tren; serta memanfaatkan penelitian dan
teknik komunikasi etis sebagai alat utamanya.
Bidang kajian public relations disepakati sangat penting karena hidup-matinya
perusahaan bergantung pada kesuksesan public relations dalam mengelola hubungan
dengan publik. Pada teknisnya, public relations bertanggung jawab dalam mengatur
hubungan internal dan eksternal. Internal terkait dengan sistem yang ada di dalam
organisasi atau instansi sebagai ruang lingkup kerja seorang public relations. Sedangkan
hubungan eksternal adalah ikatan public internal terhadap public eksternal, seperti
manajemen perusahaan dengan publik.
5
Peran Public Relations
Perkembangan profesionalisme public relations yang berkaitan dengan
pengembangan peranan public relations, baik sebagai praktisi maupun profesional dalam
suatu organisasi atau perusahaan, menurut Dozier D.M., (1992) merupakan salah satu
kunci untuk memahami fungsi public relations dan komunikasi organisasi. Selain itu, hal
tersebut juga merupakan kunci untuk pengembangan peranan praktisi PRO (pejabat
Humas) dan pencapaian profesionalisme dalam public relations. Peranan praktisi public
relations officer menurut Dozier dan Broom (dalam Rosady Ruslan, 2006: 20) dibedakan
menjadi dua, yakni peranan manajerial (communication manager role) dan peranan teknis
(communication technician role). Peranan manajerial dapat diuraikan menjadi tiga
bagian, yaitu expert prescriber facilitator, problem solving facilitator, dan
communication facilitator.
A. Expert Prescriber Communication
Praktisi public relations diposisikan sebagai ahli dan menjadi penasihat bagi
pimpinan organisasi. Peran sebagai penasihat meliputi memberikan masukan dan
pertimbangan terkait proses pembuatan keputusan. Untuk menjalankan peran ini secara
maksimal, praktik PR harus “dekat” dengan top management. Tujuannya supaya segala
masukan dapat disampaikan secara langsung. Manajemen puncak menyerahkan PR
ditangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif saja. Praktisi yang
beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan
program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Hubungan praktisi pakar
PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan pasiennya. Artinya,
pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah
disarankan atau usulan dari pakar PR tersebut dalam memecahkan dan mengatasi
persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
B. Problem Solving Process Facilitator
Praktisi public relations menjadi fasilitator ketika menyelesaikan suatu masalah.
Apabila memungkinkan, praktisi PR dapat menjadi leader dalam penanganan krisis.
Untuk menjalankan peran ini, baik secara teoritis maupun teknis lapangan. Peranan
praktisi public relations dalam proses pemecahan persoalan public relations ini
6
merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan
organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi
persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
C. Communication Facilitator
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan
komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. Praktisi public
relations berperan sebagai fasilitator atau jembatan komunikasi antara organisasi dengan
publik, baik internal maupun eksternal. Termasuk di dalamnya, praktisi PR harus mampu
menjadi penengah bila terjadi kesalahan persepsi. Praktisi PR harus netral sehingga
semua pihak sama-sama merasa diuntungkan.
D. Technician Communicator
Praktisi PR dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan
layanan di bidang teknis. Praktisi PR dituntut memahami dan menguasai berbagai alat
komunikasi. Praktisi PR juga harus mengikuti perkembangan zaman terkait alat
komunikasi. Apabila tidak mengikuti perkembangan zaman, komunikasi antara
organisasi dengan publik akan terhambat.
Citra
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang
hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations.
Pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi
wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Penilaian atau tanggapan
masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat, kesan-kesan yang
baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga/organisasi atau produk barang dan
jasa pelayanannya yang diwakili oleh pihak humas/PR. Citra perusahaan berkaitan
dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra
perusahaan yang positif, lebih dikenal, serta diterima oleh publiknya, mungkin tenang
7
sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga
berkaitan dengan tanggung jawab sosial sebagainya. Dalam hal ini pihak humas berupaya
atau bahkan bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaa
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif. Bogdan dan Taylor (1975: 5) mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau
lisan orang dan atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif mempelajarai
masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-
pengaruh.
Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi
kasus. Yin (1994) menjelaskan bahwa studi kasus dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian berupa bagaimana (how) dan mengapa (why). Studi kasus
dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem, dimaksudkan kesatuan ini dapat berupa
program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu,
atau ikatan tertentu.
Key Informan dan Informan
Dalam menentukan narasumber, penulis menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Key informan dari
penelitian ini adalah Public Relations Little Talk Coffee. Sedangkan informan dari
penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manager dan customer dari Little Talk Coffee.
8
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, penulis membagi
sumber data tersebut dengan menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
Wawancara mendalam merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan kepada
narasumber (informan atau informan kunci) untuk mendapat informasi yang mendalam.
Komunikasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai bersifat intensif dan masuk
kepada hal-hal yang bersifat detail. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang rinci
dan memahami latar belakang sikap dan pandangan narasumber. Kegiatan observasi di
sini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek
untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik Miles and Huberman
dilakukan secara interaktir melalui proses data reduction, data display, dan verification.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,
memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir
dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir.
2. Penyajian Data (Data Display)
Dengan men-display-kan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Teks yang bersifat naratif merupakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif. Sehingga dapat memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, mengetahui apa yang harus dikerjakan selanjutnya.
9
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehinggal setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.
Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber dengan
menganalisis hasil wawancara penulis dengan sumber key informan dan informan untuk
menguji keabsahan data yang diperoleh.
PEMBAHASAN
Peran Public Relations Little Talk Coffee dalam Meningkatkan Citra Melalui
Program Live music
Dari hasil wawancara penulis dengan narasumber key informan yaitu public
relations, penulis menyimpulkan bahwa Little Talk Coffee membutuhkan seorang public
relations untuk menjalin komunikasi perusahaan dengan customer dan klien-klien yang
bekerja sama dengan Little Talk Coffee untuk mencapai tujuan utamanya yaitu menunjang
peningkatan sales. Selain itu juga, untuk membantu top management dengan cara
memberikan masukan maupun saran. Peranan praktisi public relations officer menurut
Dozier dan Broom (dalam Rosady Ruslan, 2006: 20) dibedakan menjadi dua, yakni
peranan manajerial (communication manager role) dan peranan teknis (communication
technician role). Peranan manajerial dapat diuraikan menjadi tiga bagian, yaitu expert
prescriber facilitator, problem solving facilitator, dan communication facilitator. Sama
halnya dengan peran yang dimiliki oleh public relations Little Talk Coffee untuk menjalin
hubungan antara manajemen, staff, hingga customer yang merupakan peran sebagai
communication facilitator. Selain itu, untuk memberikan kebijakan seperti masukan dan
evaluasi terhadap manajemen, serta meningkatkan citra yang merupakan peran sebagai
expert prescriber facilitator. Untuk mencari jalan keluar jika terjadi masalah yang
merupakan peran sebagai problem solving facilitator. Dan yang terakhir merupakan peran
sebagai technician communication.
10
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang
hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations.
Public relations dan manager Little Talk Coffee menganggap bahwa citra perusahaan
merupakan hal yang penting, karena dengan terbangunnya citra yang baik, maka orang-
orang pun akan penasaran dan datang ke Little Talk Coffee, hal tesebut dapat membuat
peningkatan sales dan membantu Little Talk Coffee dalam mencapai tujuannya. Citra
organisasi terbentuk dari beragam sebab, mulai dari identitas fisik seperti logo dan gedung
yang dimiliki sebuah perusahaan, identitas nonfisik seperti sejarah dan filosofi, kualitas,
mutu, pelayanan, hingga aktivitas dan pola hubungan yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan para narasumber informan,
mereka mengatakan bahwa pandangan terhadap Little Talk Coffee adalah positif. Mereka
merasa puas dengan pelayanan baik yang dimiliki oleh Little Talk Coffee dan program
live music yang ada, ambience yang dimiliki Little Talk Coffee pun merupakan hal yang
sangat berpengaruh terhadap pandangan dari para customer. Dapat disimpulkan bahwa
Little Talk Coffee memiliki citra yang baik.
Dalam meningkatkan citra melalui aktivitas perusahaan, public relations Little
Talk Coffee mengadakan program live music yang diadakan di hari weekend, lomba,
hingga workshop. Namun hal yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan citra Little
Talk Coffee menurut para narasumber adalah program live music. Perbedaan yang terlihat
terletak dipeningkatan sales yang dimiliki oleh Little Talk Coffee, dengan adanya peran
public relations dalam menjalankan program live music merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh dan berhasil untuk meningkatkan citra perusahaan.
A. Expert Prescriber Communication
Praktisi public relations diposisikan sebagai ahli dan menjadi penasihat bagi
pimpinan organisasi. Peran sebagai penasihat meliputi memberikan masukan dan
pertimbangan terkait proses pembuatan keputusan. Untuk menjalankan peran ini secara
maksimal, praktik PR harus “dekat” dengan top management. Tujuannya supaya segala
masukan dapat disampaikan secara langsung. Sama halnya dengan yang terjadi di Little
Talk Coffee, public relations memiliki peran untuk memberikan masukan atau usulan
kepada top management terakit dengan usaha untuk meningkatkan citra perusahaan dan
lain sebagainya. Dalam memberikan masukan, public relations Little Talk Coffee
11
menjelaskan berdasarkan review. Mulai dari review kegiatan yang pernah dilakukan oleh
Little Talk Coffee, review menu yang dimiliki oleh coffee shop lain, dan lain-lain.
Masukan yang diberikan pun harus sesuai dengan konsep yang dimiliki oleh Little Talk
Coffee.
Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan problem,
mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Dalam
memberikan masukan kepada top management melalui meeting ataupun diskusi, public
relations Little Talk Coffee dapat memberikan penjelasan dan argumentasi yang dapat
dipertanggung jawabkan dikemudian harinya. Seperti masukan mengenai pengadaan
program live music di Little Talk Coffee, dimana public relations Little Talk Coffee dapat
mempertanggung jawabkan jalannya program tersebut kepada manajemen.
B. Problem Solving Process Facilitator
Praktisi public relations menjadi fasilitator ketika menyelesaikan suatu masalah.
Apabila memungkinkan, praktisi PR dapat menjadi leader dalam penanganan krisis.
Untuk menjalankan peran ini, baik secara teoritis maupun teknis lapangan. Sama halnya
dengan yang dilakukan oleh public relations Little Talk Coffee dalam menangani masalah
yang muncul terkait program live music, salah satunya ketika sound yang digunakan
menghasilkan suara yang buruk, public relations Little Talk Coffee memberikan arahan
kepada staffnya untuk meminjam sound dari tempat lain sebagai jalan keluar dari masalah
tersebut.
Peranan praktisi public relations dalam proses pemecahan persoalan public
relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil tindakan
eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan
profesional. Seperti hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis, penulis
dapat menyimpulkan bahwa peran public relations Little Talk Coffee dalam
menyelesaikan masalah yang terjadi pada program live music adalah professional dan
rasional, dimana yang dilakukan oleh public relations Little Talk Coffee adalah quick
respon dan mencari jalan keluar dengan menyediakan plan A plan B.
12
C. Communication Facilitator
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan
komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. Praktisi public
relations berperan sebagai fasilitator atau jembatan komunikasi antara organisasi dengan
publik, baik internal maupun eksternal.
Seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap para narasumber,
public relations Little Talk Coffee berperan sebagai fasilitas komunikasi antara
perusahaan dengan publik. Cara yang dilakukan oleh public relations Little Talk Coffee
untuk mendapatkan masukan maupun keluhan dari customer ialah dengan menanyakan
secara langsung atau randomly asking. Public relations Little Talk Coffee juga
menggunakan media sosial yang dimilikinya untuk mendapatkan masukan dan keluhan
mengenai Little Talk Coffee dengan melihat kolom komentar dan review dari customer.
Dalam menanggapi atau menjawab masukan dan keluhan melalui media sosial, public
relations Little Talk Coffee seringkali menjawab di kolom komentar yang diberikan oleh
customer. Menurut narasumber informan terkait respon dari public relations Little Talk
Coffee terhadap masukan dan keluhan customer, penulis menyimpulkan bahwa respon
dari public relations Little Talk Coffee adalah baik dan mau untuk menerima
masukan/keluhan. Dalam merealisasikan masukan dari customer, public relations Little
Talk Coffee mendiskusikan hal tersebut terlebih dahulu dengan top management. Dalam
menjalankan peran sebagai fasilitas komunikasi pada publik internal, public relations
Little Talk Coffee menjadi perantara penyampaian pesan maupun informasi antara staff
dengan top management di Little Talk Coffee.
D. Technician Communicator
Praktisi PR dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan
layanan di bidang teknis. Praktisi PR dituntut memahami dan menguasai berbagai alat
komunikasi. Praktisi PR juga harus mengikuti perkembangan zaman terkait alat
13
komunikasi. Apabila tidak mengikuti perkembangan zaman, komunikasi antara
organisasi dengan publik akan terhambat.
Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, public relations dapat
menggunakan media sosial atau internet untuk berkomunikasi dengan publiknya. Sama
halnya dengan public relations di Little Talk Coffee yang berperan untuk mengelola
media sosial yang dimiliki oleh Little Talk Coffee, mulai dari zomato, instagram, dan
google business. Tujuan dari peran public relations Little Talk Coffee sebagai teknisi
komunikasi adalah untuk meningkatkan tingkat awareness dari customer maupun calon
customer dan meningkatkan citra perusahaan. Public relations Little Talk Coffee
menggunakan media sosial instagram dan zomato untuk meng-update menu yang
dimiliki serta ambience dari Little Talk Coffee. Selain itu, public relations juga meng-
update kegiatan live music yang dimilikinya melalui media sosial instagram yang
bertujuan agar orang-orang mengetahui bahwa ada program live music di Little Talk
Coffee.
Seperti hasil wawancara penulis dengan narasumber informan, mereka
mengetahui keberadaan Little Talk Coffee dan program live music yang dimiliki oleh
Little Talk Coffee adalah melalui media sosial Little Talk Coffee. Dalam hal
berkomunikasi dengan customer, public relations Little Talk Coffee berperan aktif dalam
menggunakan media sosial yang dimiliki Little Talk Coffee agar dapat selalu
berkomunikasi seperti menjawab pertanyaan maupun masukan dari customer.
Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Public Relations Little Talk Coffee dalam
Meningkatkan Citra Melalui Program Live Music
Dalam menjalankan peran public relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan
citra melalui program live music, terdapat faktor-faktor yang mendukung maupun
menghambat dalam proses pencapaian tujuan. Berdasarkan hasil penelitian yang ditelah
dilakukan oleh penulis, ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi peran public
relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan citra melalui program live music.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat merumuskan beberapa poin yang menjadi
faktor pendukung dalam pelaksanaan peran public relations Little Talk Coffee dalam
meningkatkan citra perusahaan melalui program live music, antara lain:
14
1. Budgeting. Budget yang diberikan oleh management adalah faktor utama dalam
mendukung terlaksananya program live music dalam meningkatkan citra Little Talk
Coffee. Karena dengan budget yang diberikan oleh manajemen, public relations dapat
membayar band yang akan tampil di live music.
2. Sarana dan prasarana. Top management Little Talk Coffee memberikan sarana dan
prasarana untuk mendukung jalannya program live music. Mulai dari alat-alat band,
tempat atau panggung, lighting, sound system dan lain sebagainya.
3. Media sosial. Dengan adanya media sosial dari Little Talk Coffee, public relations
Little Talk Coffee dapat memberikan informasi mengenai program live music. Tujuan
memberikan informasi melalui media sosial adalah untuk meningkatkan tingkat
awareness dan menarik customer untuk datang menikmati program live music di Little
Talk Coffee.
4. Staff Little Talk Coffee. Barista Little Talk Coffee sangat membantu jalannya program
live music, seperti untuk melayani dan menanyakan feedback kepada customer
mengenai program live music.
5. Customer. Customer merupakan faktor pendukung agar program live music di Little
Talk Coffee agar terus berjalan. Karena dengan feedback dan kehadiran customer,
Little Talk Coffee dapat mendapatkan sales atau pemasukan yang lebih besar.
Dalam menjalankan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan utama, pasti tidak
selalu berjalan mulus. Hampir selalu ditemukan beberapa faktor yang menjadi
penghambat dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis, penulis dapat menyimpulkan faktor-faktor yang menjadi
penghambat public relations Little Talk Coffee dalam menjalankan perannya untuk
meningkatkan citra melalui program live music. Faktor penghambat yang ada, antara lain:
1. Ketidakhadiran band. Terkadang band yang biasa tampil di Little Talk Coffee dapat
berhalangan hadir, hal tersebut dapat menjadi penghambat dalam menjalankan
program live music karena public relations Little Talk Coffee harus mencari band
pengganti yang dapat tampil dan sesuai dengan harga yang telah ditentukan oleh top
management.
2. Faktor cuaca. Cuaca tidak selalu dapat diprediksikan. Area live music di Little Talk
Coffee merupakan area outdoor. Jika turun hujan saat berjalannya live music, maka
15
hal tersebut dapat mengganggu jalannya live music, terutama dalam mendapatkan
customer untuk datang.
3. Keluhan dari penduduk sekitar. Penduduk sekitar di area Little Talk Coffee terkadang
merasa terganggu dengan suara keras yang terdengar ketika live music sedang berjalan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis oleh penulis,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Public relations Little Talk Coffee memiliki peran untuk meningkatkan citra
perusahaan dengan menjalankan program live music. Peran pertama merupakan expert
prescriber communication, dimana public relations Little Talk Coffee memiliki peran
untuk memberikan masukan dan saran kepada top management terkait program live
music untuk meningkatkan citra melalui review dan argumentasi atau penjelasan yang
dapat dipertanggung jawabkan dikemudian hari. Peran kedua merupakan problem
solving process facilitator, dimana public relations Little Talk Coffee memiliki peran
untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan masalah yang ada dalam program live
music, seperti memberikan arahan kepada staff Little Talk Coffee ketika sound system
yang hancur. Selanjutnya, peran sebagai communication facilitator. Dimana public
relations Little Talk Coffee memiliki peran untuk menjadi perantara antara perusahaan
dan publiknya, mulai dari customer, top management maupun staff Little Talk Coffee.
Public relations Little Talk Coffee berperan untuk mendapatkan dan menjawab
keluhan serta masukan dari customer, salah satunya mengenai program live music yang
dimilikinya. Menyampaikan informasi terhadap staff kepada top management dan
sebaliknya. Peran keempat merupakan technician communicator, dimana public
relations Little Talk Coffee berperan aktif dalam mengelola media sosial yang dimiliki
oleh Little Talk Coffee seperti zomato, instagram, dan google business guna
meningkatkan citra Little Talk Coffee dan meng-update program live music di media
sosialnya.
2. Dalam menjalankan peran public relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan
citra melalui program live music, terdapat beberapa faktor yang menjadi faktor
pendukung maupun faktor penghambat dari peran public relations Little Talk Coffee.
16
Faktor pendukung peran public relations Little Talk Coffee dalam meningkatkan citra
melalui program live music adalah budgeting serta sarana dan prasarana yang
disediakan oleh top management, bantuan dari staff Little Talk Coffee media sosial,
dan customer. Faktor penghambat peran public relations Little Talk Coffee dalam
meningkatkan citra melalui program live music adalah ketidakhadiran band yang biasa
tampil di Little Talk, faktor cuaca, dan keluhan dari penduduk sekitar.
SARAN
Untuk meningkatkan efektivitas dan keberhasilan peran public relations dalam
meningkatkan citra melalui program live music, maka penulis menyampaikan berbagai
saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Little Talk Coffee.
Adapun saran-saran yang dapat penulis sumbangkan adalah sebagai berikut:
1. Agar kinerja peran public relations dapat berjalan dan terlaksana dengan baik, maka
penulis menyarankan untuk menambahkan praktisi public relations di Little Talk
Coffee agar public relations Little Talk Coffee dapat memberikan hasil yang lebih
maksimal dalam mewujudkan segala tujuan terutama peningkatan citra perusahaan
melalui program live music.
2. Melakukan evaluasi internal secara rutin dan teratur mengenai Little Talk Coffee
terutama peningkatan citra melalui program live music agar dapat meningkatkan
kinerja tiap-tiap fungsi yang ada dan dapat menanggulangi secara cepat segala hal yang
dapat menjadi faktor penghambat dalam proses pencapaian tujuan dari Little Talk
Coffee.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku.
Ardianto, Elvinaro. 2014. Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Darsun, Hidayat. 2014. Media Public Relations: Pendekatan Studi Kasus Cyber Public
Relations Sebagai Metode Kerja PR Digital. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. 2017. Metode Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas, dan Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.
17
Gassing, Syarifuddin S. dan Suryanto. 2016. Public Relations. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Indrawan, Rully. dan Poppy Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan dan Pendidikan
(Revisi). Bandung: PT Refika Aditama.
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana.
Nazir, M. 2017. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Neolaka, Amos. 2014. Metode Penelitian dan Statistik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ruslan, Rosady Ruslan. 2016. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi:
Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Suwatno. 2018. Pengantar Public Relations Kontemporer. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Yuliaty, Kinkin. 2010. Manajemen Public Relations. Jakarta: Laboraturium Sosial Politik
Press.
Sumber Lain.
Anwar, Rofiq. 2015. Peran Praktisi Public Relations dalam Organisasi-Organisasi di
Yogyakarta. Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 7, No. 1. Hlm. 46-55.
https://ejournal.unisnu.ac.id/JKIN/article/view/290/572 diakses pada tanggal 3 Mei
2019 pukul 21.45 WIB.
Azmi, Abdul Halim. 2014. Efektivitas Acara ‘Siaran Pedesaan’ LPP RRI dalam
Meningkatkan Usaha Ternak Kelinci Kelompok Tani Madurasa Kelurahan Lok
Bahu Samarinda, Universitas Mulawarman, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 2, No.
1. Hlm. 454. https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/?p=1306 diakses pada
tanggal 22 Mei 2019 pukul 19.00 WIB.
Hens, Henry. 2018. Maraknya Kedai Kopi di Indonesia, Bakal Bertahan Lama atau
Sekadar Tren? https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3727952/maraknya-kedai-
kopi-di-indonesia-bakal-bertahan-lama-atau-sekadar-tren diakses pada tanggal 3
Mei 2019 pukul 18.22 WIB.
Yuliawan, Teddi Prasetya. dan Fathul Himam. The Grasshopper Phenomenon: Studi
Kasus Terhadap Profesional yang Sering Berpindah‐pindah Pekerjaan. Jurnal
Psikologi, Vol. 34, No. 1. Hlm. 76-88.
https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7090 diakses pada tanggal 18 Mei 2019
pukul 22.15 WIB.