Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGENDALIAN RISIKO KESEHATAN KARENA PAJANAN MERKURIPADA KEGIATAN TAMBANG EMAS TRADISIONAL DIKABUPATEN
GUNUNG MAS, KALIMANTAN TENGAH
Health Risk Assessment To Handle Mercury Exposure of Traditional Miners InGunung Mas District, Central Kalimantan.
Inswiasri*
Abstract. Increasing informal gold mining activities can cause environmental pollution and affected thepublic health. So that, the study was needed in order to assess health risk of population working in or livingnear informal gold mining and processing in Gunung Mas District, Central Kalimantan. Subjects in crosssectional study were 112 informal miners and 112 living near informal gold mining and processing. Wemeasured content of mercury in ambient, water and fish; and interviewed the subjects. Subjects completedthe questionnaire. Estimation of health risk assessment and system dynamics analysis to handle the healthrisk were conducted too. Detection of mercury using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) andcold vapour method was conducted at Ecology Health Research Center Laboratory. The result showed that;the mean concentration of airborne mercury was 0.072 + 0,0198 mg/m3 in mining area and 0.0369 +0,0092 mg/m3 in out side of mining area respectively. The highest mean level of mercury in fish 0.3167ppm from market in Kurun District. Intake of inhalation mercury 0.02285 mg/kg, day for miners and0.01406 mg/kg, day for non-miner living near the informal mining and processing. Mean of RQ inhalation76.160 for miners and 46.876 for non-miners living near the informal mining and processing. RQinhalation tend to increase time to time. The miners have to handle mercury emission using retort.
Keywords: Risk assessment, informal gold miner, air pollution, mercury
Abstrak. Meningkatnya kegiatan tambang emas tradisional dapat menyebabkan pencemaran lingkunganyang akhirnya mempengaruhi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu perlu penelitian dengan tujuan untukmengkaji risiko kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah tambang emas tradisional dan sekitarnya diKabupaten Gunung Emas, Kalimantan Tengah. Penelitian dengan design potong lintang mengikut sertakan112 responden petambang dan 112 masyarakat di sekitar wilayah tersebut. Dalam penelitian ini diukurkadar Hg di udara, air dan ikan; responden diwawancara dengan menggunakan kuesioner. Dihitungperkiraan risiko kesehatan masyarakat dan dianalisis dengan menggunakan system dinamik untukmengendalikan risiko kesehatan tersebut. Kadar Hg diukur menggunakan alat Atomic AbsorptionSpectrophotometer (AAS) dengan menggunakan metode uap dingin dan dilakukan di laboratorium PusatEkologi Kesehatan. Hasil menunjukkan bahwa kadar Hg di udara adalah 0,072 + 0,0198 mg/m3, dan diluar wilayah petambang 0,0369 + 0,0092 mg/m3. Kadar tertinggi Hg rata-rata dalam ikan adalah 0,3167ppm didapat dari pasar Kuala Kurun. Asupan Hg rata-rata melalui pernapasan adalah 0,02285 mg/kg,hariuntuk petambang dan 0,01406 mg/kg,hari untuk non petambang yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.Rata-rata nilai prediksi risiko kesehatan (RQ) untuk para petambang melalui jalur pernapasan 76,160 dan46,876 untuk non petambang. Risiko kesehatan (RQ) cenderung meningkat dari waktu ke waktu, sehinggapetambang harus mengendalikan emisi Hg dengan menggunakan retort ketika membakar campuran Hgamalgam
Keywords: Kajian risiko kesehatan, petambang emas informal, pencemaran udara, merkuri
PENDAHULUAN
Kegiatan tambang emas rakyat yangpada umumnya menggunakan prosesamalgamisasi akan menghasilkan dampakpositif berupa emas yang dapat digunakanuntuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapijuga menimbulkan dampak negatif berupapencemaran lingkungan oleh uap Hg.
Sebanyak 10%-30% Hg yang digunakandalam kegiatan tersebut akan terlepas/hilangke lingkungan (Aspinall,C. et al, 2006).
Pengaruh Hg pada kesehatanbergantung pada bentuk senyawanya.Senyawa Hg anorganik dan Hg metalikdalam International Agency for Research onCancer (L4.RC) masuk grup 3 yaitu kelompok
' Peneliti pada Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
128
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011 : 128 - 143
bahan berbahaya yang tidak menimbulkankanker pada manusia; sedangkanmetilmerkuri dan senyawa-senyawanyamasuk dalam grup 2B yaitu kelompok bahanberbahaya yang mungkin bersifat karsinogenterhadap manusia. Merkuri merupakanneurotoksik yaitu racun terhadap sistemsyaraf pusat (Central Nervous System- CNS)(WHO,1976;1990;2001; ATSDR,1999). Efekdari Hg organik adalah pada gangguansyaraf, walaupun organ lain juga terlibatseperti sistem pencernaan, sistem pernapasan,hati, immunitas, kulit dan ginjal (Risher et al,2002). Keracunan metilmerkurimenimbulkan gangguan CNS seperti ataxia,pandangan menyempit, pendengaranmenurun, neuropathy.
Propinsi Kalimantan Tengah terdiriatas 14 kabupaten/kota. Luas wilayah 53.564km2 yang merupakan wilayah terluas nomor3 setelah Kalimantan Timur dan Papua, ataudapat dikatakan luasnya + 1,5 kali P. Jawa.Jumlah rumah tangga 454.521 dengan totalpenduduk 1.913.788 jiwa. Kegiatanpenambang emas rakyat di PropinsiKalimantan Tengah tersebar di 12 kabupaten.Salah satu kabupaten yang mengatur tentangkegiatan tambang emas rakyat adalahkabupaten Gunung Mas yang mempunyailuas wilayah 10.804 km2 dengan jumlahrumah tangga 16.600 terdiri atas 83.530 jiwa(BPS, 2006).
Kabupaten Gunung Mas merupakanwilayah pemekaran dari Kabupaten Kapuaspada tahun 2002 sesuai dengan Undang-undang no.5 tahun 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Katingan,Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara,Kabupaten Lamandau, Kabupaten GunungMas, Kabupaten Pulang Pisau, KabupatenMurung Raya dan Kabupaten Barito Timur diPropinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayahKabupaten Gunung Mas 10.804 km2 denganjumlah penduduk 81.933 jiwa pada akhirtahun 2005 dan terdiri atas 42.736 laki-lakidan 39.197 perempuan. Sehingga kepadatanpenduduk 7,58 jiwa per km2(BPS, 2006).
Apabila buangan bahan berbahayauap Hg tersebut tidak dikelola dengan baikakan terakumulasi di lingkungan melebihinilai ambang batas, maka akan dapatmengakibatkan terganggunya kesehatanmasyarakat di sekitar wilayah tersebut.Sebelum timbul gangguan kesehatanmasyarakat, dengan kondisi lingkungan yangdemikian, maka perlu perkiraan bagaimanarisiko kesehatan masyarakat yang tinggal diwilayah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untukmengkaji risiko kesehatan oleh logamberbahaya Hg yang digunakan dalamkegiatan tambang emas rakyat di KabupatenGunung Mas, Kalimantan Tengah.
BAHAN DAN CARA
Berdasarkan teori US EPA, tahun1989; Dept. of Health and Ageing andenHealth Council, 2002; dapat disusunlangkah-langkah analisis risiko seperti dalamGambar 1
129
Pengendalian risiko kesehatan.. .(Inswiasri)
Lama pajanan,status gizi, umur,rokok, alkohol
AnalisisPajanan
(3)
ldentifikasibahaya (1)
SumberPajanan:Hg
kegiatantambang emas
KonsentrasiHg:Udara, air,ikan
Pajanan padamanusia: Intakemelalui udara,air, ikan
1KonsentrasiHg:Dalam urine,rambut dan darah
-*'Akesehatan
Sumber pajanan lain:Kosmetik, tambal
gigi
Karakterisasirisiko non -kanker
Dose-respons(2)
Manajemen Risiko:Pengendalian
Risiko: Simulasimodel (5)
Komunikasirisiko (6)
Gambar 1 Langkah-langkah Analisis Risiko Penggunaan Hg dalam Kegiatan Tambang EmasRakyat
(1) Identiflkasi Bahaya. Dalam kegiatantambang emas rakyat menggunakanbahan berbahaya Hg dalam prosesamalgamisasi. Manusia akan terpajanoleh uap Hg melalui udara ketikamelakukan pemijaran emas-amalgam.Uap Hg yang mencemari udara akanjatuh ke perairan. Hg dalam perairan iniakan mengkontaminasi ikan dan terjadimetilasi. Ikan yang dikonsumsi manusiamerupakan sumber bahaya Hg(metilmerkuri). Hg yang terdeposit dalamtanah, akan bertemu dengan zat organikmenjadi Hg-organik dan larut dalam air.Hg dalam air ini merupakan sumberbahaya (Hg-organik) melalui minum air.
(2) Dose-response. Menggunakan data dose-response dari kajian yang telah ada yaitunilai RfD untuk dosis referensi dari jalurmakanan dan minuman dan RfC untukjalur pernapasan.
(3) Analisis Pajanan. Dapat dihitung intakeHg melalui masing-masing jalur pajananuntuk dibandingkan dengan dosisreferensi. Selain itu akan didapatkan jugahubungan antara variabel dependen danvariabel independen.
(4) Karakterisasi risiko non-kanker. Denganmembandingkan intake dengan dosisreferensi, akan didapat nilai RQ(perkiraan risiko). Bila nilainya >1.Langkah (1) sampai (5) merupakankajian risiko.
(5) Semakin besar nilai RQ, maka semakinbesar pula kemungkinan timbulnya efekyang merugikan kesehatan. Oleh karenaitu perlu dibuat skenario-skenariomenurunkan risiko dengan menggunakananalisis dinamik dalam managemenrisiko.
(6) Berdasarkan skenario yang dibuat, dapatdipilih salah satu skenario untuk
130
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011:128 -143
diimplementasikan dan dikomunikasikandalam komunikasi risiko.
Disain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengandesain potong lintang mengukur kadar Hg diudara, air dan ikan sebagai pajanan yang adadi lingkungan. Menggali informasi tentangasupan ikan setiap hari dengan menggunakankuesioner, asupan air setiap hari diasumsikan2 1/orang sesuai dengan standar WHO danasupan udara inhalasi 0,83 m3/jam/orang.Selanjutnya dilakukan estimasi risikokesehatan yang dinyatakan dengan RiskQuotient (RQ). Pengendalian RQ dilakukandengan analisis system dynamics.
Populasi Dan Sampel
Populasi adalah penduduk setempatyang terpajan langsung maupun yangterpajan tidak langsung oleh Hg dalamkegiatan proses tambang emas. Sampeladalah penduduk setempat di KabupatenGunung Mas dengan kriteria inklusi sebagaiberikut:
Bertempat tinggal di Desapetambang emas yang berlokasi di sekitartambang atau sepanjang sungai Kahayan dantelah tinggal di daerah tersebut minimal 5tahun.
Berumur lebih dari 15 tahun (usiakerja), laki-laki atau perempuan mempunyaikesempatan yang sama.
Kriteria eksklusi:
Memenuhi kriteria inklusi a dan b,tetapi rambutnya beruban atau dicat.
Besar Sampel
Salah satu hipotesis dalam penelitianini adalah ada perbedaan kadar Hg dalamurin berdasarkan pekerjaan sebagaipetambang lebih tinggi dibanding bukanpetambang.
Bila Ui adalah kadar Hg rata-ratadalam urin petambang dan |i2 adalah kadarHg rata-rata dalam urin bukan petambang(kontrol) dengan variansi a2, kesalahan tipe 1(a) 5% dan kesalahan tipe 2 (P) 20%, makaHo: ii. n2
= 0 dan Ha = Ui. HZ > 0.
Besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut (Lemeshow et al, 1997):
Karena o2 tidak diketahui makadihitung dengan cara:
2 _ 2 _a P
,
_ 2 _{m-i)
Z (no = 1,645; Z(H>) = 0,842. 26 + 5
Dari penelitian terdahulu yangdilakukan oleh Jasmin et al, 2006 diketahuibahwa ^ = 321,45 ± 186,71 ug/1 dengann = 27
n = 6= 252,639 + 1,75 ug/1 dengan
= 906391.5385 = 29238,4367
31
n = 2 ("29238.4367̂ (1.645 + 0.842f =(321,45-251,54)2
131
Pengendalian risiko kesehatan.. .(Inswiasri)
= 361691.1574 = 74,0054887,4081
Jumlah sampel adalah 74 untuk satukelompok. Jumlah sampel ini akan baikhasilnya bila dilakukan sampling dengansimple random sampling. Pada komunitasyang berada di 3 kecamatan sangat sulitmelakukan sampling dengan cara simplerandom sampling. Alternatif design samplingadalah claster yang dibatasi oleh kecamatan.Oleh karena itu besarnya sampel perludikoreksi dengan efek design (DEFF) yangbesarnya berkisar 1,5 - 2,0. Dengandemikian besar sampel dengan non simplerandom sampling adalah 74 x 1,5 = 111untuk satu kelompok. Jadi jumlah sampelseluruhnya adalah 2 x 1 1 1 = 222.
Penelitian ini dilakukan bulanJanuari - Desember tahun 2007
Bahan yang diperiksa adalah medialingkungan yang merupakan komponenlingkungan yang menjadi media Hg untukbisa masuk ke dalam tubuh manusia,meliputi: udara yang dihirup oleh manusiasetiap hari, air yang menjadi sumber airminum (air yang digunakan oleh masyarakatsehari-hari meliputi air sumur, PAM dan airsungai). air badan air (sungai), sedimensungai, dan ikan yang dimakan olehpenduduk sehari-hari.
Responden dikumpulkan di tempatyang sudan ditentukan untuk mengikutipenelitian. Setelah respondenmenandatangani informed consent, dicatatidentitasnya dan dilakukan wawancaradengan menggunakan kuesioner yang telahdisediakan untuk menggali informasi tentanglama kerja, frekuensi kerja atau bertempattinggal di wilayah tersebut. Selanjutnyaresponden ditimbang dengan menggunakantimbangan badan dan diukur tingginya untukmendapatkan informasi tentang status gizi.
Pengambilan sampel lingkungan(udara, air dan ikan), dan pemeriksaan kadarHg mengikuti US-EPA standard method edisi19, tahun 1995 dan Standar NasionalIndonesia (SNI).
Perkiraan Risiko Kesehatan
Dalam menghitung risiko yangdisebabkan oleh penggunaan Hg dalamkegiatan tambang emas rakyat ada 3 rutepajanan yaitu risiko kesehatan karena
(a) menghirup udara yang terpajanuap Hg digunakan rumus sebagai berikut.
1 = X R X tE X fE X Ut
Wb X tavg
I = asupan (intake), mg/kg,hari
C = Konsentrasi risk agent, mg/m3
untuk medium udara, mg/liter untuk airminum, dan mg/kg untuk makanan/pangan
R = laju asupan atau konsumsi, 0,83mVjam untuk inhalasi orang dewasa.
tE waktu pajanan, jam/ hari
fE = frekuensi pajanan, hari/tahun
Dt = durasi pajanan, tahun (real timeatau proyeksi x 350 hari, 30 tahun untuk nilaidefault residential)
Wb = berat badan, dalam kg
Tavg periode waktu rata-rata (D x365 hari/tahun untuk zat non-karsinogen, 70tahun x 365 hari/tahun untuk zat karsinogen).
RQ =KfC
= 3xlO'4mg/m3
(b) dan (c) Rute melalui minum airyang tercemar oleh Hg organik dan makanikan yang terkontaminasi oleh Hg organik:
_ C X R X Dt
Wb X tavg
C = Konsentrasi Hg dalamair minum (mg/1)
R = asupan air minum untukorang dewasa = 2 1/hari
RfD = 1 x 10 "* mg/kg-day
RQikan = ̂
132
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011:128 - 143
1989)RfD = 1 x 10 •* rag/kg-day (US EPA,
Simulasi Model Pengendalian Risiko
Penyusunan simulasi ModelPengendalian Risiko Kesehatan dilakukandengan langkah-langkah sebagai berikut:
Penyusunan konsep. Gejala atauproses yang akan ditirukan perlu dipahami,antara lain dengan jalan menentukan unsur-unsur tersebut saling berinteraksi, salingberhubungan dan saling bergantungan.Unsur-unsur tersebut bersatu dalammelakukan kegiatan. Berdasarkan unsur-unsur dan keterkaitannya, dapat disusungagasan atau konsep mengenai gejala atauproses yang akan disimulasikan. Modelsimulasi bertujuan untuk menggambarkankecenderungan risiko non-kanker yangmungkin timbul di masa mendatang olehpajanan Hg dari kegiatan tambang emasrakyat. Risiko kesehatan ini berasal daririsiko yang disebabkan Karena inhalasi (RQudara), dari konsumsi ikan (RQ ikan) dandari konsumsi air minum (RQ air). Kausalloop diagram secara keseluruhan dapatdilihat seperti dalam Gambar 1.
Untuk mencari jalur utama masuknyapajanan ke dalam tubuh manusia,
berdasarkan analisis pajanan, dipilih faktormana yang paling berkontribusi dilihat darimodel analisis terakhir. Inilah yang akandijadikan model analisis risiko dan analisissystem dynamics untuk mencari solusinya(Budi Soesilo, 2006; Muhammadi dkk,2001).
Simulasi dapat dilakukan denganmenggunakan model yang telah dibuat.Perilaku model itu dianggap menirukangejala atau proses yang diamati. Untukmelihat kecenderungan risiko kesehatan dimasa mendatang, maka dibuat beberapaskenario yang akan disimulasikan.Bagaimana gambaran risiko 10 tahun hingga20 tahun mendatang bila tidak dilakukanintervensi. Selanjutnya bagaimana gambaranrisiko kesehatan bila konsentrasi Hg dalamintake diturunkan. Hasil simulasi tersebutselanjutnya digunakan untuk memahamiperilaku gejala atau proses serta mengetahuikecenderungannya di masa mendatang.Struktur internal masalah dapat dipahamisecara lebih rinci dengan memahami perilakudan kecenderungannya. Pemahaman iniberguna untuk memperoleh solusi yangterbaik mengenai masalah yang dihadapidalam manajemen dan memperkirakankecenderungan keadaan di masa mendatang.
133
Pengendalian risiko kesehatan.. .(Inswiasri)
Asupan ikan
Konsentrasi C ikan
RfC
Asupan udara
Frekuensipajanan f E
Durasipajanan_tE
Gambar 2. Causal Loop Diagram Risiko Kesehatan Masyarakat di Wilayah Tambang, GunungMas, Kalimantan Tengah
Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis secaradeskriptif maupun analitik. Selanjutnyapengendalian risiko kesehatan dianalisisdengan menggunakan system dynamics.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lingkungan
Kadar Hg di udara dapat dilihatdalam Tabel 1
Tabel 1 Kadar Hg dalam Udara wilayah penelitian
Nilai Statistik
MinimumMaksimumRata-rataMedianStd. DeviasiStd. Error
Kadar Hg di Udara(mg/m3)
0,00470,17330,05670,04600,04260,0055
Kadar Hg di udara ambien wilayahpenelitian maksimum terukur adalah 0,1733mg/m3 dengan rata-rata 0,0567 ± 0,0110mg/m3. Kadar rata-rata tersebut sudah
melebihi nilai normal wilayah pemukimanyang berkisar 10-20 ng/m3. Bila dibedakanberdasarkan wilayah tambang dan non-tambang, hasilnya seperti dalam Tabel 2.
134
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011:128 -143
Tabel 2. Kadar Merkuri Dalam Udara Wilayah Tambang dan Non-Tambang Kabupaten GunungMas
Jumlah sampelMinimumMaksimumRata-rataMedianStandard DeviasiStandard Error
Kadar Hg dalam Udara (mg/m3)Tambang
300,01320,17800,07250,05650,04890,0089
Non-Tambang30
0,00470,08230,03690,03580,02540,0046
Kadar Hg rata-rata udara wilayahtambang (rata-rata ± 2 SE) adalah 0,0725 ±0,0198 mg/m3 dan kadar rata-rata Hg udarawilayah non-tambang 0,0369 ± 0,0092mg/m3. Bila dibandingkan dengan kadarmaksimal yang diperbolehkan untuk wilayahkerja menurut American Conference ofGovernmental Industrial Hygienist (ACGIH,1999) yaitu 0,05 mg/m3, maka kadar Hg di
udara wilayah petambang sudah melebihikadar tersebut.
Bila dikelompokkan dalam 2kelompok yaitu kadar Hg udara yangmelebihi nilai ambang tempat kerja (0,05mg/m3) dan yang tidak melebihi nilaiambang, maka dapat dilihat seperti dalamTabel 3.
Tabel 3. Kadar Hg Udara Berisiko dan Tidak Berisiko Berdasarkan Wilayah Di KabupatenGunung Mas
Wilayah
TambangNon-tambangTotal
Kadar Hg udaraBerisiko Tidak berisiko17 (56,7%) 13 (43,3%)10(33,3%) 20(66,7%)
27 (45%) 33 (55%)
Total
30(100%)30(100%)60(100%)
OR
2,615
Kadar Hg udara yang melebihiambang batas di wilayah tambang ada 56,7%sedangkan di wilayah non-tambang ada33,3%. Odds ratio risiko terkena dampakkesehatan berupa neurotoksik kelompok
petambang adalah 2,615 kali dibandingkelompok non-petambang (dengan 95% CI:0,917-7,457).
Kadar Hg dalam air dapat dilihatdalam Tabel 4.
Tabel 4. Kadar Merkuri Dalam Air Bersih di Kabupaten Gunung Mas
Keterangan
Jml sampelMinimumMaksimumRata-rataMedianStd. deviasiStd. Error
Kadar HgPAM
300,08001,83000,47800,11000,57990,1059
dalam air (ppb)Sumur
300,04002,19000,52900,12000,66370,1212
Sungai
300,09
9,12002,84951,68002,78450,5084
Berdasarkan Tabel 4. kadar Hg rata-rata dalam air bersih masyarakat paling tinggiterdapat dalam air sungai yaitu 2,8495 +
1,0168 ppb (rata-rata ± 2 SE). Kadar Hg rata-rata dalam air PAM adalah 0,4780 ± 0,2118
135
Pengendalian risiko kesehatan.. .(Inswiasri)
ppb, dan kadar Hg rata-rata dalam air sumuradalah 0,5290 ± 0,2424 ppb.
Kadar Hg maksimum yangdiperbolehkan menurut Permenkes no.
907/2002 dan no 416/1990 adalah 0,001 mg/1atau 1,00 ppb.
Kadar Hg dalam ikan dapat dilihatseperti dalam Tabel 5.
Tabel 5. Kadar Merkuri Dalam Ikan Yang Dikonsumsi Masyarakat di Kabupaten Gunung Mas
Keterangan •
Jml sampelMinimumMaksimumRata-rataMedianStd. deviasiStd. Error
Kadar HgKahayan Hulu
100,0000,650
0,27000,26380,26530,0839
dalam ikan (ppm)Kurun
100,0500,680
0,31670,28030,24560,0777
Sepang10
0,030,57
0,20640,09950,21810,0690
Kadar Hg rata-rata dari pasar dikecamatan Kurun paling tinggi biladibandingkan dengan kadar Hg dalam ikanyang didapat dari pasar di lokasi lain.
Bila kadar Hg dalam ikan tersebutdibandingkan dengan kadar Hg yang
diperbolehkan dalam ikan menurut keputusanBadan Pengawasan Obat dan Makanan no.3725/B/SK/VII/89 yaitu 0,5 ppm, makakadar Hg dalam ikan yang melebihi batasantersebut ada 26,7%.
Tabel 6 Perbedaan Intake Hg
Intake Hg(mg/kg,hari)
Melalui UdaraMelalui konsumsiairMelalui konsumsiikan
Petambang
0,02285
0,0000619
0,000322
BukanPetambang
0,01406
0,0000567
0,000273
P
P = 0,002
P = 0,868
p = 0,007
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwaintake Hg melalui udara dan ikan berbedasecara bermakna dengan p = 0,002 dan p =0,007. Intake Hg melalui konsumsi airminum kelompok petambang maupun non-petambang tidak berbeda secara bermaknadengan p = 0,868.
ANALISIS RISIKO
Perhitungan risiko kesehatan darimasing-masing jalur asupan yang terdapatpada Tabel 7.
Tabel 7. Risiko Kesehatan Total Responden Di Kabupaten Gunung Mas tahun 2006 - 2008
Keterangan
Jumlah sampelMinimumMaksimumRata-rataMedianStd. deviasi
Risiko kesehatan total respondenPetambang Non-Petambang
112 11424,875 22,771
188,010 116,59178,000 50,17674,182 48,53130,803 22,771
136
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011:128 -143
Rata-rata risiko total petambang78,00 dan kelompok bukan petambang50,176. Risiko tersebut dapat dirinci
berdasarkan kelompok petambang dan non-petambang seperti terlihat dalam Tabel 8.
Tabel 8. Risiko Kesehatan Responden Di Kabupaten Gunung Mas tahun 2006 - 2008
Risiko kesehatan karenaudara
Risiko kesehatan karenakonsumsi air
Risiko kesehatan karenakonsumsi ikanrveieiaugdu XT XT — — —
„ „ , Non- _ . Non- - ^ Non-Petambang n , Petambang _ , , Petambang _.e Petambang _ Petambang 6 Petambang
Jml sampelMinimumMaksimumRata-rataMedianStd. deviasi
11223,397
183,93176,16071,51129,980
1148,577
101,36246,87645,57521,092
1120,0292,4890,6190,4700,519
1140,0342,7830,5670,5060,532
1120,238
12,4613,2212,4372,614
1140,102
12,4462,7332,2652,157
Semua responden baik sebagaipetambang maupun non-petambangmendapat risiko kesehatan dari udara RQudara >1.
Apakah risiko kesehatan masing-masing jalur berbeda secara bermakna dapatdilihat seperti dalam label 9.
Tabel 9. Perbedaan Risiko Kesehatan Rata-Rata Responden Di Kabupaten Gunung Mas Tahun2006 - 2008
Risiko Kesehatan(RQ)
Melalui UdaraMelalui konsumsi
airMelalui konsumsi
ikanRisiko kesehatan
total
Petambang
76,160
0,0000619
0,000322
78,000
Non-Petambang
46,876
0,0000567
0,000273
50,176
P
P = 0,002
P = 0,868
P = 0,007
p = 0,008
Risiko mendapatkan gangguan syarafkelompok petambang lebih tinggi dibandingrisiko non-petambang (sangat berbeda nyatadengan p = 0,008). Risiko total ini didapatdari risiko karena minum air, karena makanikan dan karena menghirup udara yangtercemar.
Risiko kesehatan karena konsumsiair minum antara kelompok petambang dan
bukan petambang tidak berbeda secara nyatadengan p = 0,868.
Simulasi Pengendalian Risiko
Diagram sebab risiko yang terjadikarena pajanan Hg dari udara yang akanditurunkan dapat dilihat seperti dalamGambar4.1.
137
Pengendalian risiko kesehatan.. .(Inswiasri)
/Vaktu_rata_rata_tavg
3enyerapan_Hg_udi
:raksi_Penyerapan_Hg_udi
3erat_badan_Wb
Lama_tinggal_DI
rrekuensi_pajanan_1
[_PajananJ
Gambar 3. Causal Loop Diagram Risiko Kesehatan dari Pajanan Udara
Berdasarkan Gambar 3, terlihatbahwa risiko kesehatan karena menghirupudara tercemar (RQ udara) makin meningkatbila intake Hg dari udara tinggi. Intake Hgudara makin tinggi bila konsentrasi Hg udarameningkat. Konsentrasi Hg udara meningkatbila ada kenaikan Hg udara.
Pengendalian risiko utamanya adalahdengan cara menurunkan kenaikan kadar Hgdalam udara, atau meningkatkan dilusi Hgudara setempat seperti yang terlihat dalamGambar 4.
Penurunanemisi Hg
Lama_tinggal_Dt Frekuonsi_pajanan_f
Peningkatan Dilusi_Hg_ud~r
Gambar 4. Causal Loop Diagram Penurunan Risiko Kesehatan Karena Udara Tercemar
138
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011:128-143
Berdasarkan Gambar 4 dapat dicarisolusi untuk menurunkan risiko kesehatandengan penurunan kenaikan kadar Hg udaraatau penyerapan/dilusi Hg udara wilayahtersebut. Menurunkan kenaikan Hg udarapada prinsipnya adalah menurunkan emisiproses pengolahan bahan tambang,sedangkan untuk meningkatkan dilusi Hg diudara dapat dicapai dengan adanya
Upaya_Penurunan_Emisi
kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah.
Skenario 1 adalah pengendalianrisiko kesehatan dengan cara menurunkanemisi dapat dilihat dalam Gambar 5. Gambar5. dibangun berdasarkan fungsi GRAPHantara waktu dan penurunan emisi Hg.Fungsi graph dipilih untuk data statistik atauempirik yang bersifat non-linier.
fraksi_penyerapan_Hg_udr_1
Rasio RQ
ConsentrasiJHg_udr_1kenaikan_Hg_udr_1 \ Penyerapan_Hg udr
fraksi_kenaikan_Hg_udr_1*~>s ~
RQ udara Riil 1
RQ_Harapan
lama_tinggaLDt_1Frequensi-pajanan-f-1
Gambar 5. Stock Flow Diagram Pengendalian RQ udara dengan penurunan emisi
Bila model tersebut dijalankan, makaterlihat mulai tahun 2010 kadar Hg udaramulai menurun. Prediksi kadar Hg udarapada tahun-tahun berikutnya dapat dilihatseperti dalam Gambar 6
Berdasarkan Gambar 6, terlihat jelasbahwa kadar Hg di udara wilayah tersebutakan meningkat terus bila tidak dilakukanintervensi. Namun setelah dilakukanintervensi dengan cara penurunan emisi Hgdari kegiatan tambang emas rakyat, kadar Hgudara pada tahun 2011 mulai menurun.Kecepatan penurunan emisi tersebutbergantung pada kemampuan parapetambang. Seiring dengan penurunan emisi,
risiko kesehatan masyarakat (RQ) juga akanmenurun seperti terlihat dalam Gambar 7.
Gambaran Risiko kesehatanmasyarakat pada tahun 2011 mulai menurun,dan menurun terus hingga tahun 2019 terlihatbahwa risiko kesehatan masyarakat sudah < 1yang berarti kondisi udara di wilayah tersebutaman bagi kesehatan masyarakat yangtinggal di wilayah tersebut.
Skenario 2; Pengendalian denganpeningkatan penyerapan Hg udara. Modelpengendalian dengan cara peningkatanpenyerapan Hg udara dapat dilihat dalamGambar 8.
139
Pengendalian risiko kesehatan...(Inswiasri)
2.«S 2004 2,«K >.OH 2,010 2012 2.0U 2018 2018 2.020
TAHUN
perilaku Hg udara tanpa intervensiperilaku Hg udara dengan intervensi
Gambar 6. Simulasi Penurunan Hg udara dengan cara penurunan emisi
prediksi RQ udara tanpa intervensiprediksi RQ udara dengan intervensi.
Gambar 7. Risiko Kesehatan Masyarakat Dengan Penurunan Emisi
Peningkatan penyerapan Hg di udara padaskenario 2 adalah upaya untuk membatasiudara yang mengandung Hg tersebut agartidak mengalir pada wilayah yang lebih luasatau dengan kata lain membuat barier dengancara penghutanan kembali. Pada skenario 2ini digunakan juga fungsi GRAPH untukpeningkatan dilusi Hg udara. Bila datapengukuran dalam penelitian ini dimasukkandalam Gambar 8 dan model dijalankan, makahasilnya akan terlihat seperti dalam Gambar9.
Gambar 9 menunjukkan prediksikadar Hg di udara tanpa intervensi dandengan intervensi terlihat masih tetapmeningkat (hanya berbeda sedikit). Seiringdengan gambaran prediksi kadar Hg di udara,
gambaran risiko kesehatan masyarakatterlihat seperti pada Gambar 10
Pada skenariopenyerapan Hg udara)
2 (peningkatanperbedaan risiko
kesehatan masyarakat tidak banyak. Sampaipada tahun 2020, risiko kesehatanmasyarakat masih tinggi juga. Kalau skenario2 ini dipilih sebagai intervensi, maka sampaitahun 2020 kesehatan masyarakat di wilayahtersebut masih tetap berpotensi terkenagangguan syaraf akibat pajanan Hg udara.
Dengan demikian pilihanpengendalian risiko kesehatan adalah dengancara menurunkan emisi Hg (skenario 1).
140
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011 : 128-143
Rasio_RQJ
RQ_Harapan_1
ConsentrasOHg_udr_2
kenaikan_Hg_udr_2 \ Penyerapan_Hg_udr_2
fraksi_kenaikan_Hg_udr_2
RQ_udara_Riil_2
Waktu_rata_rata_tavg^
lama_tinggal_DtJre<'uensi-Paianan-f-2
ifraksLpenyerapan_Hg_udr_2
lntervensi_2
Upaya_Peningkatan_Dilusi
Peningkatan_DilusLHg_Udara_2
Gambar 8. Stock Flow Diagram Pengendalian Hg udara dengan cara Peningkatan Penyerapan HgUdara
,0»[H9]ud<.ra(2)
2,002 2,004 2,006 2,008 2.010 2,012 2,014 2,016 2,018 2,020
TAHUN
Gambar 9. Gambaran kadar Hg udara pada peningkatan penyerapan Udara di Kabupaten GunungMas, Kalimantan Tengah
141
Pengendalian risiko kesehatan.. .(Inswiasri)
*^Ri3 iriars (2)
TAHUN
Gambar 10 Gambaran Risiko Kesehatan dengan Peningkatan Penyerapan Hg Udara di KabupatenGunung Mas, Kalimantan Tengah
KESIMPULAN
Kadar Hg rata-rata di udara wilayahpetambang lebih tinggi dan mempunyairisiko bagi petambang terhadap gangguansyaraf 2,615 kali (CI 95%: 0,917 - 7,457)dibanding wilayah non-petambang.
Intake Hg rata-rata dari udara adalah0,0184 + 0|)012 mg/kg,hari, intake Hg rata-rata melalul;air minum 0,000059 ± 0,000008mg/kg,hari,: dan intake Hg rata-rata melaluikonsumsi ikan 0,00030 ± 0,00004 mg/kg,hari. Intake t Hg melalui udara dan ikanberbeda secara bermakna dengan p = 0,002dan p = 0,007 sedangkan intake Hg melaluikonsumsi air minum kelompok petambangmaupun non-petambang tidak berbedasecara bermakna dengan p = 0,868.
Risiko kesehatan karena menghirupHg udara rata-rata untuk petambang 76,160dan untuk kelompok non-tambang 46,876.Risiko tersebut berbeda secara bermakna.Risiko kesehatan yang didapat karenakonsumsi air minum untuk kelompokpetambang dan non-petambang tidakberbeda secara bermakna. Semua nilai risikokesehatan yang disebabkan karenamenghirup udara tercemar Hg baikkelompok petambang maupun non-petambang telah melebihi 1 (RQ > 1). Halini sangat berbahaya bagi masyarakat yangtinggal di wilayah tersebut karena sangat
berpotensi terkena gangguan syaraf yangdisebabkan oleh menghirup udara yang telahtercemar uap Hg.
Upaya untuk menurunkan risikokesehatan dengan cara penurunan emisi Hgdi udara harus 1-1,2 kali emisi Hg padatahun 2008 agar target RQ < 1 dapat dicapaipada tahun 2017-2019.
SARAN
Untuk Pemerintah Daerah: Penataanruang wilayah setempat terpisah antarapemukiman dan proses penambangansehingga Hg di udara dapatterendapkan/jatuh ke tanah di lokasi prosespenambangan (tidak di pemukiman).
Untuk Petambang: Menggunakanalat pemijar secara tertutup (retort) yangdapat dirakit sendiri dengan menggunakanbahan-bahan setempat.
Untuk Peneliti: Penelitian lanjutanyang mengukur dampak kesehatan danbiomarker pajanan; Penelitian serupa yangcakupannya lebih luas, sehingga didapathasil yang komprehensif; Penelitian tentangkebijakan Pemerintah dalam menanganikasus petambang emas rakyat; Penelitiantentang biaya dan manfaat kegiatan tambangemas rakyat.
142
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 3, September 2011:128 -143
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami ucapkan kepadaDr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, yang telahmenyediakan waktu untuk penyempurnaandalam analisis system dynamics. Terimakasih juga kepada Ibu Kapuslit Ekologi danStatus Kesehatan dr. Faizati Karim, MPH,yang telah memberi kepercayaan dalampenelitian tersebut. Dan kepada teman-teman sejawat peneliti yang sangatmembantu dalam pelaksanaan penelitiantersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Aspinall C., (2001). Small-scale mining in Indonesia.Report of MMSD Project, no. 79, September2001.
Biro Pusat Statistik, (2006). Profil PropinsiKalimantan Tengah.
Biro Pusat Statistik, (2006). Statistik LingkunganHidup, tahun 1998 - 2006.
Budhi Soesilo, (2006). Modul Praktikum MK AnalisisSistem dan Aplikasi Komputer, JenjangMagister Program Studi Kajian llmuKesehatan Lingkungan PSL - UI.
Departement of Health and Ageing and enHealthCouncil, (2002). Environmental Health RiskAssessment, guidelines for assessing humanhealth risks from environmental hazards.2002.
International Agency for Research on Cancer WorldHealth Organization, (1993). IARCMonographs on the Evaluation ofCarcinogenic Risks to Humans. Volume 58.Beryllium, Cadmium, Mercury, andExposures in the Glass ManufacturingIndustry.
International Programme on Chemical Safety (IPCS),2001; Environmental Health Criteria 223,Neurotoxicity Risk Assessment for HumanHealth: Principles and Approaches. Geneve.
Lemeshow Stanley, (1997). Besar Sample DalamPenelitian Kesehatan. Diterjemahkan olehDibyo Pramono, Gadjah Mada UniversityPress.
Muhammadi, Erman Aminullah, Budhi Soesilo,(2001). Analisis Sistem Dinamik,Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi,Manajemen, UMJ Press, Jakarta.
Risher J.F., Murray H.E., and Prince G.R., (2002).Organic Mercury Compounds: HumanExposure and its Relevance to PublicHealth. Journal of Toxicology and IndustrialHealth, 2002, vol.18, no. 3:109 - 160.
United State Departement of Health and Services,Public Health Service, (1999). Agency forToxic Substances and Disease Registry,Toxicological Profile for Mercury, 1999.
United State-Environmental Protection Agency,(1989). Risk Assessment Guidance forSuperfund volume I, Human HealthEvaluation Manual (Part A). Interim final.1989.
United State-Environmental Protection Agency,(1997). Ecological Risk AssessmentGuidance for Superfund: Process forDesigning and Conducting Ecological RiskAssessments. Interim final.
United State-Environmental Protection Agency:Integrated Risk Information System,Mercury, elemental (CASRN 7439 - 97 - 6)online:http://www.epa.gov/ncea/iris/subst/037Q.htm
United State-Environmental Protection Agency:Integrated Risk Information System,Methylmercury (MeHg) (CASRN 22967 -92-6) online:http://www.epa.gov/ncea/iris/subst/0073.htm
143