21
Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268 Alamat Korespondensia: Ayu Dwidyah Rini, M.Pd, Dosen FE Universitas Negeri Malang Email: [email protected] PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN EKONOMI BERNUANSA PASAL 33 UUD 1945 AYU DWIDYAH RINI ABSTRACT The purpose of the development of learning design characteristic with Article 33 UUD 1945 is: (1) the approach and the learning process systematically to change the way of thinking, attitudes, critical thinking and analytical skills of students based on Article 33 of the 1945 Constitution and (2) developing lab site activity as a learning approach and process practice economy based on Article 33 UUD 1945 Constitution. Specifications of the research product is a learning devices that consists of learning activities nuanced with Article 33 UUD 1945, the interaction of learning, learning outcomes directly and reflecting on learning. This study used a qualitative approach with grounded theory method through the design of design-based research (DBR). Data were collected by document analysis, observations, interviews, surveys and focus group discussions (FGD) by 25 participants, and analyzed with content analysis, statistical-descriptive and comparative research. The result of the economic development of instructional design learning are: (1) The creation outcomes of learning situations nuanced with article 33, paragraph 1 of UUD 1945, (2) The creation of learning outcomes which indicate a change attitudes, and critical-thinking skills. Keywords: Learning Design, Teaching Learning Economics , Article of 33 UUD 1945. Perekonomian Nasional Indonesia berdasarkan aman-demen konstitusi Pasal 33 UUD 1945 di atas adalah “perekonomian” yang “disu- sun” sebagai “usaha bersama” atas “asas kekeluargaan,” demikian bunyi ayat (1) dalam pasal 33 UUD 1945. Penjelasan makna kata dalam tanda kutip tersebut menurut S-ES dikutip sebagai berikut: BAB XIV PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Pasal 33 (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. (Kutipan Amandemen Ke 4, UUD 1945, 10 Agustus 2002)

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN EKONOMI BERNUANSA PASAL ...ekp.fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/6.-Ayu-Dwidyah-Rini.pdf · dasar pada Pasal 33 UUD 1945. Ekonomi Pancasila adalah

  • Upload
    lephuc

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268

Alamat Korespondensia:Ayu Dwidyah Rini, M.Pd, Dosen FE Universitas Negeri MalangEmail: [email protected]

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN EKONOMIBERNUANSA PASAL 33 UUD 1945

AYU DWIDYAH RINI

ABSTRACTThe purpose of the development of learning design characteristic withArticle 33 UUD 1945 is: (1) the approach and the learning processsystematically to change the way of thinking, attitudes, critical thinking andanalytical skills of students based on Article 33 of the 1945 Constitution and(2) developing lab site activity as a learning approach and process practiceeconomy based on Article 33 UUD 1945 Constitution. Specifications of theresearch product is a learning devices that consists of learning activitiesnuanced with Article 33 UUD 1945, the interaction of learning, learningoutcomes directly and reflecting on learning. This study used a qualitativeapproach with grounded theory method through the design of design-basedresearch (DBR). Data were collected by document analysis, observations,interviews, surveys and focus group discussions (FGD) by 25 participants,and analyzed with content analysis, statistical-descriptive and comparativeresearch. The result of the economic development of instructional designlearning are: (1) The creation outcomes of learning situations nuanced witharticle 33, paragraph 1 of UUD 1945, (2) The creation of learning outcomeswhich indicate a change attitudes, and critical-thinking skills.

Keywords: Learning Design, Teaching – Learning Economics , Article of 33UUD 1945.

Perekonomian NasionalIndonesia berdasarkan aman-demenkonstitusi Pasal 33 UUD 1945 di atasadalah “perekonomian” yang “disu-sun” sebagai “usaha bersama” atas

“asas kekeluargaan,” demikian bunyiayat (1) dalam pasal 33 UUD 1945.Penjelasan makna kata dalam tandakutip tersebut menurut S-ES dikutipsebagai berikut:

BAB XIVPEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Pasal 33(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarkemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasiekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan, efisiensiberkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuanekonomi nasional.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalamundang-undang.

(Kutipan Amandemen Ke 4, UUD 1945, 10 Agustus 2002)

62 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

“Perekonomian” tentu meliputiseluruh wadah ekonomi, tidaksaja badan usaha koperasi, tetapijuga meliputi BUMN dan jugabadan usaha swasta.“Disusun” (dalam konteks ordeekonomi dan sistem ekonomi)artinya adalah bahwa pereko-nomian, tidak dibiarkan tersusunsendiri melalui mekanisme dankekuatan pasar, secara imperatiftidak boleh dibiarkan mengikutikehendak dan selera pasar.Dengan demikian peran Negaratidak hanya sekedar menginter-vensi, tetapi menata, mendesaindan merestruktur, untuk mewu-judkan kebersamaan dan asaskekeluargaan serta terjaminnyakeadilan sosial bagi seluruh rak-yat Indonesia. (Sri-Edi Swasono,2012b, 5-12).…..“Usaha bersama” adalahwujud paham mutualisme,sesuatu kehendak untuk senan-tiasa mengutamakan semangatbekerjasama dalam kegotong-royongan, dalam ke-jemaah-an,dengan mengutamakan kese-rikatan, tidak sendiri-sendiri.“Asas kekeluargaan” adalahbrotherhood atau ke-ukhuwah-an(yang bukan kinship nepotistik)sebagai pernyataan adanya tang-gungjawab bersama untuk men-jamin kepentingan bersama,kemajuan bersama dan kemak-muran bersama, layaknya maknabrotherhood yang menguta-makan kerukunan dan soli-daritas. Dalam negara yang plu-ralistik ini brotherhood adalahsuatu ke-ukhuwah-an yangwathoniyah. (Sri-Edi Swasono,2010, Bab VI, hlm. 48-52.)

Dengan demikian, pereko-nomian nasional kita seharusnyadisusun ke dalam suatu sistem eko-

nomi yang berlandaskan Pancasiladan orientasi daripada ekonomiPancasila adalah kerakyatan. Orien-tasi daripada ekonomi Indonesiameliputi tiga hal yaitu pertamapandangan mengenai sosialisme(kooperatif bukan diserahkan kepadakehendak pasar sebagaimana sistemekonomi kapitalis yang berasasliberalisme) Indonesia. Kedua asas –asas dalam ekonomi Indonesiaterkait dengan keadilan sosial. Ketigapenjabaran ekonomi Pancasila ber-dasar pada Pasal 33 UUD 1945.Ekonomi Pancasila adalah sistemekonomi atau sistem perekonomian,tetapi berbeda dengan sistem eko-nomi kapitalis atau sistem ekonomikomunis. Sistem Ekonomi Pancasilaadalah sistem ekonomi yang dijiwaioleh ideologi Pancasila, yaitu sistemekonomi yang menerapkan usahabersama yang berasaskan keke-luargaan dan kegotong – royongannasional (Swasono,1981 : 92).

Berpijak pada orientasi daripasal 33 UUD 1945 di atas, Makaorientasi perekonomian berdasarpasal 33 UUD 1945 perlu diwu-judkan dalam konteks pembelajaranekonomi. Kegiatan Pembelajaranekonomi adalah pendekatan untukmengejawantahkan pasal 33 UUD1945 bagi peserta didik (mahasiswa).Sejauh ini kegiatan pembelajaranekonomi didominasi oleh substansimuatan ekonomi liberal sehinggaprinsip – prinsip ekonomi yangdiajarkan dalam kegiatan pembe-lajaran ekonomi mengacu padabudaya sistem kapitalisme. Dengandemikian pembelajaran ekonomiditingkat perguruan tinggi di Indo-nesia, saatnya diarahkan kembali (re-orientasi). Upaya reorientasi pembe-lajaran ekonomi diawali denganredefinisi tentang sistem ekonomi,bunyi teks pasal 33 ayat 1 UUD

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 63

ISSN 2407-4268

1945, implementasi Pasal 33 UUD1945 dalam menyelesaikan masalahyang menyangkut hajat hidup orangbanyak serta re-desain pembelajaranekonomi yang mengacu pada Pasal33 UUD 1945. Artikel ini secarakritis dan konstruktif mencermatihakekat orientasi konstitusi ekonomi,serta apa dan bagaimanaperekonomian disusun dandiselenggarakan dalam rangkamenciptakan keadilan dan kesejah-teraan seluruh masyarakat Indonesiamenurut Pasal 33 UUD 1945.

Re-desain pembelajarandikembangkan melalui pendekatancooperative learning dimanamahasiswa mengungkapkan suatupersoalan yang menyangkut hajathidup orang banyak, serta solusiyang dibuat terkait persoalan ter-sebut. Pembelajaran kooperatifmemberikan kesempatan kepadamahasiswa untuk membicarakanpengamatan yang mengacu padaimplementasi pemahaman pereko-nomian disusun sebagai usahabersama atas asas kekeluargaan, ide-ide, teori – teori dalam memahamikonsep Pasal 33 UUD 1945. Selainitu dalam pembelajaran diciptakansuasana kebersamaan dalam antaramahasiswa (komunitas mahasiswa)yang satu dengan yang lain dalamrangka mencapai tujuan bersamadalam mewujudkan perekonomianberbasis Pasal 33 ayat 1 UUD 1945.Re-desain pembelajaran dikem-bangkan dengan metode penelitianberbasis desain (design basedresearch). Desain pembelajarandikembangkan melalui penelitianberbasis desain dikarenakan inter-vensi dari penelitian desain (DBR)menciptakan orientasi proses desainyang konsisten dan iteratif dalammewujudkan hasil yang diharapkan.Keunggulan pengembangan desain

pembelajaran dengan penelitianberbasis desain (DBR) adalah prosesdesain secara sistematis (kegiatananalisis, desain, evaluasi dan revisiyang iterasi) mampu menciptakankeseimbangan antara tujuan daripenelitian dan realisasi hasil yangtelah dicapai. Intervensi dari desainpembelajaran menghasilkan perang-kat pembelajaran yang terdiri dari:skenario kegiatan pembelajaranbernuansa Pasal 33 UUD 1945, inte-raksi pembelajaran bernuansa Pasal33 UUD 1945, Hasil belajarlangsung serta refleksi pembelajaran.Perangkat pembelajaran bermanfaatbagi penunjang proses pembelajarandalam mengejawantahkan pere-konomian disusun sebagai usaha ber-sama berdasar atas asas keke-luargaan.

METODE

Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif melalui teknikgrounded theory. Pendekatan kuali-tatif untuk melakukan analisisdokumen, pengamatan, wawancara,survei dan eksplorasi serta focusgroup discussion. Penelitian terda-hulu (preliminary survey) dilakukanuntuk mengidentifikasi pandanganpraktisi serta keunggulan mahasiswa(kemampuan mahasiwa dalambentuk persepsi, aktivitas sertarespon mahasiswa dalam menja-barkan orientasi ekonomi yang ter-kandung dalam bunyi teks ayat 1pasal 33 UUD 1945) dalam mendes-kripsikan kajian Pasal 33 UUD 1945.Secara keseluruhan, metode pengem-bangan yang digunakan dalampenelitian ini adalah Design BasedResearch. Desain pengembangandigambarkan sebagai berikut.

64 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Gambar 1. Metode Pengembangan Design Based Research

Pengembangan desain pembelajarandilakukan dengan enam tahap: (1)identifikasi masalah, (2) perumusanproduk pengemabangan, (3)penyusunan desain dan pengem-bangan protipe sintaks, skenarioproduk. (4) uji coba prototipe sintaksdan skenario produk, (5) evaluasikelayakan prototipe sintaks, skenarioproduk, dan (6) penyempurnaan dankomunikasi hasil. Pengembangandesain pembelajaran dilakukandengan proses iterasi antara peneliti,

kolaborator serta penggunapenelitian (komunitas mahasiswa).Data yang diperoleh dari pengem-bangan desain pembelajaran dipeta-kan kedalam skema respon –konseptual mahasiswa, dan imple-mentasi pemahaman pasal 33 UUD1945 dalam menyelesaikan masalah,peta potensi ekonomi produktif.Serta pemetaan situasi kegiatantindak lanjut. Selanjutnya data yangtelah dipetakan akan dianalisisberdasarkan relevansi hasil dengan

Observasikebutuhan

pembelajaran

Kolaborasidengan

Pengguna,Peneliti Tim Ahli

DesainKonseptual

prototipe sertaredesain

Draft prototype

Draft Uji CobaProduk

KomunikasinHasil

ITERASI REFLEKSISTUDI PENDAHULUAN

StudiKepustakaanMempelajarikonsep – konsepdan teori yangberkaitandengan

PENGEMBANGAN

Tahap Pengembangan

Fase 1. MengidentifikasiMasalah

Survey LapanganMengumpulkandata berkenaandenganperencanaan &pelaksanaanRedesainPembelajaran

a) PedomanWawancara

b) AngketKebutuhanDosenEkonomiPembangunan.

c) AngketKebutuhanMahasiswa

d) Kamerauntukdokumentasi

Fase 2. Perumusan ProdukPengembangan denganBerkolaborasi dengan Praktisi

Fase 3. Penyusunan Desain &Pengembangan PrototipeSintaks & Skenario Produk

Fase 4. Uji coba ProtipeSintaks & Skenario Produk

Fase 5. Evaluasi KelayakanProtipe Sintaks & SkenarioProduk

Fase 6. . PenyempurnaanPrototipe danmengkomunikasikan

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 65

ISSN 2407-4268

teori yang mengacu pada Pasal 33UUD 1945 dengan menggunakananalisis isi, deskripsi pemahamanmahasiswa mengenai Pasal 33 UUD1945 dengan menggunakan analisisstatistik deskriptif dan berdasarkanperubahan budaya kekeluargaanyang mengacu pada perekonomiandisusun sebagai usaha bersama atasasas kekeluargaan dengan meng-gunakan analisis riset – komparatif.

HASIL PENGEMBANGAN

Paparan PelaksanaanPengembangan DesainPembelajaran

Pelacakan informasi dasarmengenai kecenderungan persepsiterkait orientasi ekonomi berda-sarkan ayat 1 pasal 33 UUD 1945dilakukan melalui kegiatan surveydan eksplorasi. Kegiatan pertamaadalah melakukan kontak awaldengan para praktisi. Kontak awaldilakukan sebagai pendekatan awalyang dilanjutkan dengan kegiatanpertemuan dengan para praktisi.Wawancara dilakukan dengan teknikwawancara terstruktur denganmengacu pada lima fokus mendasaryaitu untuk mengetahui persepsipraktisi terkait orientasi ekonomiIndonesia, rasionalitas para praktisimengenai kontraversi dan idealnyadari pasal 33 UUD 1945, rasionalitaspara praktisi dalam menjabarkanbentuk implementasi dalampembelajaran ekonomi, menjabarkankecenderungan praktisi dalam meng-hubungkan pendapat yang telahdibangun dalam menggambarkanwujud mekanisme kebersamaan da-lam praktik pembelajaran ekonomipada tingkat mahasiswa. Hasil darirespon para praktisi tersebut akandigunakan sebagai dasar surveylapangan dan eksplorasi.

Selanjutnya survei daneksplorasi dilakukan pada mahasiswajurusan Ekonomi Pembangunan.Pertemuan dihadiri oleh 90 (sem-bilan puluh) mahasiswa angkatan2011 dan 2012 dari tiga offeringyaitu DD, EE, dan L, pada per-temuan tersebut peneliti membagiangket dengan tujuan melacakinformasi terkait potensi yang dimi-liki mahasiswa yang didasarkan padapersepsi mahasiswa tentang orientasiperekonomian berdasarkan pasal 33UUD 1945, implementasi pema-haman pasal 33 UUD 1945 terkaitkontraversi dan idealnya pereko-nomian, serta pengidentifikasianpengalaman mahasiswa. Untukmengkaji informasi yang tertulispada angket, peneliti melakukanFGD dengan mahaiswa yang ber-sangkutan. FGD dilanjutkan dengankegiatan eksplorasi awal, yang digu-nakan untuk mendeskripsikan kecen-derungan persepsi awal mahasiswatentang teks ayat 1 pasal 33 UUD1945, serta logika berpikirmahasiswa dalam mengaitkan kon-traversi dan tindakan yang idealdalam menerapkan hakikat ayat 1pasal 33 UUD 194 dan informasididapatkan dalam situasi kegiatandiskusi mahasiswa. Selanjutnyakajian pada eksplorasi awal, akandilanjutkan dengan kegiatan eks-plorasi lanjut. Eksplorasi lanjutadalah bentuk kegiatan yang men-cakup kondisi aktivitas, produk,masalah dan aspirasi dari mahasiswasebagai pelaku ekonomi terkaitdengan rasionalitas mahasiswa dalammeningkatkan kapasitas produksi,pemasaran dan keberlangsunganusaha.

Kegiatan yang dipandang pa-ling potensial untuk ditetapkansebagai calon lab site yang dilakukanberdasarkan hasil eksplorasi lanjut

66 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

serta pertimbangan teknis opera-sional adalah wahana bazar sebagaipengembangan kegiatan dan aktivitasproduktif oleh komunitas mahasiswa.Penjajagan dilaksanakan dengan caradiskusi kelompok fokus (FGD),penyepakatan bersama antara pene-liti, dan komunitas mahasiswa. Wa-hana bazar disusun secara lebihimplist melalui kegiatan tindaklanjut. Adapun penyusunan bentukrencana tindak lanjut mencakup: (1)penyusunan kegiatan pokok, (2)pemeran serta kegiatan, (3) lokasikegiatan, dan target dari hasil waha-na bazar.

Paparan PengembanganIdentifikasi Masalah

Pada fase 1 pengembanganatau tahapan identifikasi masalah dananalisis situasi yang dikajiberdasarkan hasil wawancara denganpraktisi dan mahasiswa pada tahappreliminary survey, maka yangdibutuhkan dalam tahap perumusanpengembangan perangkat pem-belajaran mencakup hal sebagaiberikut.

Tabel 1. Identifikasi MasalahIdentifikasi & AnalisisSituasi

Komponen yang dibutuhkan

Konsep Pembelajaran Situasi PembelajaranKecenderungan ResponMahasiswa terkait bunyiteks ayat 1 pasal 33 UUD1945.

1. Penguatan pasal 33 ayat 1 UUD1945 dalam materi pembelajaranekonomi.

2. Terintergrasinya isi pasal 33 kedalam kurikulum inti dankurikulum dasar

3. Materi pembelajaran harusmenjelaskan dasar tindakanekonomi ( pasal 33 ayat 1), faktorpendorong serta sistem yangdibentuk berdasar pasal 33 ayat 1

1. Teknik Brainstorming sebagaibentuk teknik dalam kegiatanpembelajaran.

2. Pembelajaran harus mengkajifenomena riil yang ada dalammemaparkan kontraversi (gejala,proses, dampak) dengan kondisiidealnya serta penyusunan formatrencana tindakan

3. Pembelajaran moral sebagai bentukkarakteristik pembelajaran.

Kesadaran akanpentingnya kekeluargaandalam membangun usahabersama

1. Perwujudan interaksikekeluargaan dalampembelajaran

1. Pembentukan kegiatan musrenba(musyawarah rencanapembangunan) dalam pembelajaranmahasiswa

2. Mewujudkan kegiatan socialentrepeneurship dalam bentuksimulasi pembelajaran.

Maka berdasarkan identifikasi masa-lah di atas dapat dilihat konseppembelajaran yang dibutuhkan dalamskenario pembelajaran yaitu pengu-atan pasal 33 ayat 1 UUD 1945sebagai dasar materi dalam pembe-lajaran ekonomi serta terinter-grasinya isi pasal 33 ke dalamkurikulum inti dan dasar mata kuliahekonomi, perwujudan interaksi keke-luargaan dalam mekanisme pembe-lajaran ekonomi. Maka situasi pem-belajaran yang harus diciptakan

dalam pengembangan perangkatpembelajaran adalah (1) penciptaanteknik brainstorming (curah gagasan)dalam metode pembelajaran, (2)pembelajaran harus memunculkanpemetaan konseptual mahasiswayang mampu mengungkapan kon-traversi fenomena ekonomi (memuatgejala, proses, dan dampak dariaktivitas ekonomi) dengan kondisiideal dalam upaya solusi. (3)Pembentukan moral ekonomi yangmengacu pada orientasi pancasila

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 67

ISSN 2407-4268

dan pasal 33. (4) Kegiatan Mu-syawarah rencana pembangunansebagai bentuk pendekatan yangharus diciptakan dalam situasi pem-belajaran, dan (5) Kegiatan pembe-lajaran mewujudkan tindakan socialentrepeneurship yang diwujudkandalam bentuk simulasi praktik pere-konomian.

Perumusan Produk PengembanganBerdasar pada proses

pengidentifikasian masalah sertakomponen yang dibutuhkan dalampengembangan produk pembelajaran,pengembangan desain pembelajaranbernuansa pasal 33 UUD 1945adalah bentuk re-orientasi pembe-lajaran ekonomi yang mengahasilkanperangkat pembelajaran yang digu-nakan untuk: (a) pendekatan danproses pembelajaran secara siste-matik untuk mengubah cara berpikirmahasiswa baik secara personalmaupun kelompok, (b) pendekatandan proses pembelajaran secarasistematik untuk menerapkan pereko-nomian sesuai pasal 33 UUD 1945.Model skenario kegiatan berupapembelajaran kooperatif untuk (1)mencapai kesepahaman dan kesepa-katan serta (2) belajar memprak-tekkan perekonomian disusunsebagai usaha bersama. skenariokegiatan pembelajaran dirumuskandalam dua tipe yaitu skenario tipe Idan skenario tipe II. Dalam skenarioI (awal) peneliti menganalisis responmahasiswa terkait pemahaman pasal33 ayat 1 UUD 1945. Responmahasiswa dipetakan kedalam alurpemikiran mahasiswa yang akandipetakan dalam pemetaan semen-tara. Kegiatan yang dilakukan adalahpeneliti bertindak sebagai moderator,memberikan pertanyaan umumterkait orientasi dalam bunyi teksayat 1 Pasal 33 UUD 1945. Pada

kegiatan diskusi ini untukmenganalisis respon mahasiswa danmenyatukan pendapat penelitibersama mahasiswa sebagai prosespencapaian kesepahaman.

Selanjutnya skenario lanju-tan, peneliti bertindak sebagaimoderator dalam memimpin diskusi,pada tahapan ini kelas dibagi kedalam tiga kelompok. Pada skenariolanjutan (eksplorasi lanjut), kegiatanyang berlangsung adalah simulasimusyawarah dalam memecahkanmasalah yang diaplikasikan dalambentuk kegiatan nyata. Pada kegiatanini untuk mengkaji interaksi keke-luargaan yang terjadi dalam mewu-judkan kesepakatan dan kesepa-haman pendapat bersama sertabelajar merealisasikan hasil mufakatkedalam bentuk usaha bersama.Praktik dari usaha bersama berlang-sung pada skenario II tipe 2, kegiatanyang berlangsung adalah mekanismeinteraksi kekeluargaan dalam meren-canakan kegiatan praktik, sertamelaksanakan kegiatan praktik. Ske-nario pembelajaran dilaksanakan dikelas dalam satu minggu dilakukansebanyak dua kali pertemuan dengantiap pertemuan lima puluh menit(2x50 menit).

Penyusunan Desain,Pengembangan Prototipe Sintaksdan Skenario Produk

Pengembangan perangkatyang dihasilkan berdasarkan prosesiterasi hasil kesepakatan oleh penelitibersama kolaborator didasarkan padasintaks ketercapaian desain yang me-muat indikator ketercapaian sebagaiberikut: (1) Tercipta kesepakatan dankesepahaman dari proses meng-himpun logika berpikir secarapersonal dan kelompok yang dijiwaioleh sila pertama pancasila yangdidasarkan pada moralistik komu-

68 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

nitas mahasiswa dilandasi olehKetuhanan Yang Maha Esa (adanyaetik dan moral agama, bukanmaterialism). (2) Tercipta keber-samaan dan komitmen dalam pemi-likan faktor produksi anggota yangdiwujudkan dalam bentuk interaksikekeluargaan sebagai perwujudansila kedua pancasila, interaksikekeluargaan berorientasi padaKemanusiaan yang adil dan beradab(tidak mengenal pemerasan). Dalammewujudkan kebersamaan tersebutmaka peneliti tidak hanya sekedarmengintervensi, tetapi menata, men-desain dan merestruktur, untukmewujudkan kebersamaan dan asaskekeluargaan serta terjaminnyakeadilan sosial bagi seluruh anggotakomunitas mahasiswa. (3) Adanyainisiatif tindakan kooperasi dalammengelola faktor produksi semuaanggota (komunitas mahasiswa)yang diwujudkan dengan kegiatanusaha bersama yang disusun secarabersama sebagai perwujudan silapersatuan Indonesia (kekeluargaan,kebersamaan, nasionalisme, danpatriotisme ekonomi), (4) Terciptakesejahteraan anggota (komunitasmahasiswa) yang diciptakan melaluimusyawarah mufakat untukmemenuhi kepentingan bersamasebagai perwujudan sila Kerakyatan(mengutamakan ekonomi rakyat danhajat hidup orang banyak) sertakeadilan sosial (persamaan, kemak-muran masyarakat yang utama,bukan kemakmuran orang seorang).

Ketercapaian perangkatpembelajaran dalam menciptakannuansa pembelajaran pasal 33 UUD1945 didasarkan pada empat poinmendasar yaitu pentingnya perananindividu dalam kelompok yangdijiwai KeTUHANAN Yang MahaEsa demi terciptanya kesepahamandan kesepakatan, pentingnya inte-

raksi kekeluargaan dalam kegiatanpembelajaran yang dilandasi rasakemanusiaan antar sesama untukmewujudkan kebersamaan dankomitmen bersama dalam mengelolafaktor produksi yang dimilikianggota, perwujudan usaha bersamadengan dilandasi rasa persatuandalam semangat kooperasi (gotongroyong) untuk mengelola semuafaktor produksi anggota serta ter-ciptanya kesejahteraan anggota(semua anggota komunitas) melaluimusyawarah mufakat untukmewujudkan kesejahteraan sosialdan keadilan social. Ketercapianatujuan dari perangkat pembelajarandi atas implementasikan kedalampelaksanaan pembelajaran yangdiwujudkan dalam skenariopembelajaran I (satu) dan II (dua).Kegiatan pada skenario I sebagaipendekatan dan proses belajar dalammengubah cara berpikir mahasiswadalam memahami bunyi teks pasal33 ayat 1 UUD 1945. Kegiatan yangdilakukan adalah mengamati kecen-derungan respon mahasiswa terkaitbunyi ayat 1 Pasal 33 UUD 1945.Dalam skenario satu terdapat duatahapan yaitu tingkatan satu kegiataneksplorasi awal dan tingkatan duaberupa eksplorasi lanjut. Padaeksplorasi awal kegiatan yangdilakukan dalam pembelajaranadalah peneliti (juga sebagai pen-damping pengguna) mengamatirespon mahasiswa yang tergabungdalam komunitas (volunteer), mere-kam kegiatan diskusi terkaitpertanyaan umum mengenai definisi“Perekonomian disusun sebagaiusaha bersama berdasar asas keke-luargaan”, hasil dari responmahasiswa akan dijabarkan dalambentuk Pemetaan persepsi sementara.Hasil dari pemetaan sementaradigunakan sebagai dasar dalam eks-

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 69

ISSN 2407-4268

plorasi lanjut dalam tingkatan dua.Pada tingkatan dua, skenario yangdilakukan adalah eksplorasi lanjut.Dalam eksplorasi lanjut kegiatanyang dilakukan adalah mengamatirespon mahasiswa, serta merekamkegiatan diskusi mahasiswa untukmenggali rasionalitas mahasiswaterkait implementasi pada tingkatsatu yang dijabarkan dalam peme-taan sementara dengan kajian kontra-versi serta pandangan yang idealterkait dengan simulasi demokrasidalam menyelesaikan masalah yangmenyangkut persoalan hajat hiduporang banyak melalui proses musya-warah mufakat. Dalam tahap eksplo-rasi lanjut, kegiatan yang terjadiadalah peneliti (sekaligus moderatordalam pembelajaran) yaitu (1)Membagi kelas kedalam tigakelompok kecil dimana tiap kelom-pok berisi 7-8 orang, (2) Peneliti(sekaligus moderator pembelajaran)menentukan kasus yang akandijadikan topik diskusi, (3) Tiapkelompok diminta memaparkan hasilmusyawarah anggota kelompokkedalam meta plane (bagan, grafik,atau tabel) dan disajikan kedalamkertas karton berukuran 10x5 cmyang telah disediakan oleh peneliti,(4) Forum diskusi antar kelompokdilakukan dengan: a) masing–masingkelompok memberikan tanggapanatas meta plane setiap kelompokdengan memberi lembar tanggapanyang disajikan dalam kertas kartonukuran 5x4 cm yang telah disediakanoleh peneliti dengan rincian; warnamerah-sangat setuju, warna kuning-cukup setuju warna biru-tidak setuju,warna putih-netral. b) moderatormengarahkan proses pencapaianmufakat diskusi.

Sebagai tahap eksekusipraktik akan diwujudkan dalamdesain skenario dua atau kegiatan

simulasi. Pada skenario dua ada 2tingkatan yang terjadi yaitu berupatindakan awal dan tindakan lanjut.Dalam kegiatan tindakan adalahyang dilakukan peneliti adalahberupaya menyadarkan mahasiswaakan pentingnya asas kekeluargaandalam usaha bersama. Kegiatan yangdilakukan pada tahapan tindakanadalah mendiskusikan untuk me-musyawarahkan penyusunan rencanakegiatan bersama dalam mewu-judkan mekanisme kebersamaan,serta simulasi praktik kegiatan yangtelah direncanakan bersama. Padatahapan ini mahasiswa diminta (1)Mengidentifikasi potensi yangdimiliki ke dalam penyusunan peren-canaan kegiatan, (2) Menentukanrencana kegiatan. (3) Melakukanpembagian tugas sesuai dengan po-tensi masing – masing anggota dan(4) Menentukan jadwal pelaksanaan.

Pemetaan Skema KonseptualDefinisi Kata PerekonomianDisusun

Dalam kegiatan ini maha-siswa mendefinisikan kata pereko-nomian disusun sebagai usahabersama berdasar atas asas kekeluar-gaan secara lisan. Intervensi yangdilakukan peneliti dalam kegiatan iniadalah mengatur kegiatan pembe-lajaran antara lain; menentukanmateri pembelajaran serta mengana-lisis pemikiran mahasiswa terkaitpendefinisian makna perekonomiandisusun sebagai usaha bersamaberdasar atas asas kekeluargaan.Pendapat mahasiswa akan ditatapeneliti kedalam pemetaan skemakonseptual dan dievaluasi melaluikegiatan menyimpulkan bersamadengan mahaisiswa. Berdasarkanhasil survei dan eksplorasi awal,terdapat enam konseptual mahasiswasecara personal terkait pendefinisian

70 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

perekonomian, disusun, sebagaiusaha bersama, berdasar atas asaskekeuargaan. Pendefinisian dimulaidari kata perekonomian, dari hasildiskusi yang berlangsung secarasistematis makna perekenomian yangdiasumsikan oleh mahasiswa per-tama adalah merupakan suatukegiatan dimana terdapat suatutransaksi, mahasiswa pertamamendefinisikan seperti demikiankarena didasarkan pada aktivitaspribadinya sehari – hari dimanamahasiswa tersebut sering mela-kukan transaksi ekonomi khususnyadalam kegiatan konsumsi, oleh sebabitu perekonomian bagi mahasiswatersebut merupakan kegiatan yangterdapat transaksi ekonomi khusus-nya dalam hal konsumsi. Makadilihat berdasar persepsi yangmelekat dalam pemikiran mahasiswatersebut dapat dikaji bahwapemikiran mahasiswa pertamamendefinisikan kata perekonomianmasih terbatas pada rutinitas aktivi-tas ekonomi yang menjadi polakebiasaan dalam kesehariannya.Selanjutnya oleh mahasiswa keduakata perekonomian didefinisikansebagai suatu sistem yang dibentukuntuk menerapkan suatu kebijakanyang digunakan untuk kesejahteraanmasyarakat. Pemikiran mahasiswakedua dalam mendefinisikan maknaperekonomian didasarkan pada polapikir yang dipengaruhi oleh sebuahtradisi suku (Batak) yang mengang-gap bahwa perekonomian samahalnya dengan aturan tersirat yangdiwujudkan dalam sebuah sistemyang turun temurun untuk diterapkandalam sebuah peraturan tertulis/-tersurat (kebijakan) yang diperun-tukkan bagi masyarakat dalamsebuah negara. Maka dilihat berdasarpemikiran yang tersirat pengetahuanmahasiswa kedua masih terbatas

pada pola tradisi yang melekat dalamdirinya, logika berpikir mahaiswayang tersirat adalah lebih cenderungdidominasi oleh tradisi/aturan yangmelekat dalam diri mahasiswatersebut. Disisi lain kataperekonomian oleh mahasiswa ketigadimaknai sebagai segala sesuatuyang berkaitan dengan ekonomi disuatu negara yaitu (integralistik) adalembaga kegiatan, dan sistem-sistemyang terkandung didalamnya. Logikaberpikir dalam memaknai kataperekonomian didasarkan padapengalaman mahasiswa tersebutdalam menyusun organisasi, dimanadalam organisasi terdapat aktivitassecara riil yang memuat aturanorganisasi, kegiatan organisasi danpelaksana organisasi maka jika dikajidari pesepsi yang tersirat dapatdilihat bahwa mahasiswa tersebutmemaknai perekonomian sebagaisegala aktivitas yang terjadi yangsaling terkait dan mempengaruhidimana diwujudkan oleh lembagayang menjalankan kegiatan ekonomiyang didasarkan pada sistem, makasistem adalah dasar dalammempengaruhi arah kegiatanlembaga ekonomi. Jika dikaji ber-dasarkan kemampuan berfikir kritismahasiswa ketiga ini dalammemaknai kata perekonomian secaratersirat dapat dikatakan mampudalam memandang perekonomiansebagai aktivitas yang mengarahpada gerakan ekonomi yangdiilustrasikan dalam gerakanpelaksana organisasi, maka dikaitkandengan perspektif ekonomipelaksana organisasi adalah pelak-sana ekonomi yaitu BUMN, BUMS,koperasi dengan demikian pereko-nomian adalah gerakan BUMN,BUMS, dan koperasi.

Perekonomian juga didefi-nisikan oleh mahasiswa keempat

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 71

ISSN 2407-4268

sebagai suatu sistem yang prosesnyadalam pemenuhan kebutuhan atausuatu cara dalam memenuhi kebu-tuhan dengan keterbatasan sumberdaya dapat mendapatkan kesejah-teraan. Persepsi tersebut didasarkanpada pemahaman mahasiswa dalammembaca definisi ilmu ekonomiyaitu ilmu yang mempelajari caramemenuhi kebutuhan dengan sumberdaya yang terbatas untuk mencapaikesejahteraan (kepuasan), maka olehsebab itu dapat disimpulkan bahwamahasiswa memaknai perekonomianterbatas pada kajian ilmu ekonomiyang didapatkan dari proses belajardari literatur tertulis. Jika olehmahasiswa keempat perekonomiandimaknai sebagai cara pemenuhankebutuhan lain halnya denganpendefinisian perekonomian olehmahasiswa kelima, kata pereko-nomian dimaknai sebagai siklusekonomi yang didalamnya terdapatinteraksi antara produsen, konsumen,pemerintah dan masyarakat luarnegeri yang digambarkan melaluicircular flow. Persepsi mahasiswatersebut muncul karena berdasarpada membaca literatur ekonomi,pemahaman tentang makna yangtelah dibaca menununjukkan bahwakata perekonomian sebatas padacircular flow (diagram siklusekonomi) dengan demikian dapatdilihat bahwa pemahaman maha-siswa tersebut masih terbatas padakonteks kajian tersebut dan isi darikajian tersebut belum sepenuhnyadipahami secara khusus olehmahasiswa tersebut. Selanjutnyamenurut mahasiswa keenamperekonomian didefinisikan sebagailembaga yang berlandaskan prinsipekonomi. Pemahaman dari maha-siswa tersebut didasarkan padapengamatan pelaksana sektorekonomi yang ada di lapangan yaitu

DEPKEU, BUMN, BUMS, jugakoperasi. Dengan demikian dapatdilihat bahwa logika berpikir padamahasiswa tersebut didasarkan padaproses belajar yang didapatkan daripengamatan, sehingga kemampuanberfikirnya terbatas pada pengamatanyang didapatkan dan diketahuinya.

Dengan demikian pereko-nomian jika dijabarkan dari persepsimahasiswa dapat dimaknai sebagisuatu kegiatan ekonomi yangdibedakan berdasarkan jenisnyaantara lain; kegiatan produksi, kon-sumsi, dan distribusi. (2) Sistemekonomi, (3) Lembaga ekonomiyang dibedakan berdasar jenisnyaantara lain; BUMN, BUMS dankoperasi. (4) Cara pemenuhankebutuhan. (5) Interaksi produsen,konsumen, pemerintah, dan masya-rakat luar negeri dan (6) Lembagayang berprinsip ekonomi yangdibedakan berdasar lingkupnya yaitu,Menteri keuangan dan DEPKEU.Selanjutnya melalui interaksi pembe-lajaran enam tanggapan konseptualmahasiswa secara personal dirang-kum kedalam empat tanggapan yaituperekonomian merupakan hubungankegiatan ekonomi dalam menja-lankan sistem ekonomi dan sistemekonomi merupakan aplikasi darisebuah kegiatan ekonomi danlembaga ekonomi merupakanperwujudan dari sebuah sistem eko-nomi. Selanjutnya perekonomianjuga dimaknai sebagai hubungankegiatan ekonomi yang diatur olehsistem ekonomi dan sistem ekonomidilaksanakan melalui interaksi parapelaku ekonomi. Perekonomian jugadimaknai sebagai hubungan yangkompleks antara kegiatan ekonomi,sistem ekonomi, lembaga ekonomidalam memenuhi kebutuhan. Namundisisi lain perekonomian jugadimaknai sebagai hubungan dari

72 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

sistem ekonomi yang mengaturlembaga ekonomi yang diwujudkandalam interaksi para pelaku ekonomi.Jika dikaji berdasarkan pandanganpeneliti, perekonomian merupakanbentuk gerakan ekonomi yang terdiridari BUMN, BUMS dan koperasi.Maka dikaji berdasar hasil integrasikonseptual mahasiswa dan peneliti,perekonomian merupakan bentukgerakan ekonomi yang ditinjau daribentuk kegiatan ekonomi yang dilak-sanakan oleh lembaga ekonomi(BUMN, BUMS, dan Koperasi) yangdiwujudkan dalam sebuah sistemekonomi dan teraplikasi dalamsebuah interaksi perekonomian untukmemenuhi kebutuhan semua pelakuekonomi. Maka dapat disimpulkankemampuan berpikir mahasiswadalam memahami makna pereko-nomian didasarkan pada rutinitaskebiasaan, pola pikir (tradisi), penga-laman organisasi, membaca literatur,pengamatan.

Pada kegiatan eksplorasi awalsecara sistematik juga dipetakankonseptual mahasiswa dalam mema-hami makna disusun yang dijabarkankedalam enam makna yaitu,mahasiswa ketujuh memaknai katadisusun adalah dimana para pelakuekonomi merencanakan interaksipara pelaku ekonomi, dalam hal iniperekonomian direncanakan olehpara pelaku ekonomi maupunlembaga ekonomi melalui interaksibersama para pelaku ekonomi..Dalam hal ini pendefinisian katadisusun oleh mahasiswa ketujuhdidasarkan pada proses perencanaan,logikanya adalah pembentukan suatuorganisasi diawali pada proses peren-canaan yang dilakukan olehpelaksana organisasi. Dalam hal inilogika berpikir mahasiswa tersebutbanyak dipengaruhi pengalamanorganisasi. Maka jika dikaji berdasar

pasal 33 ayat 1 pembentukanperekonomian akan direncanakanoleh pelaksana ekonomi lembagaekonomi, lembaga ekonomi yangdimaksud adalah BUMN, BUMS,koperasi Pemerintah. Sedangkanoleh mahasiswa kedelapan disusundimaknai sebagai pelaksanaan(dilakukan). Kata pelaksanaandijelaskan sebagai cara lembaga eko-nomi melakukan perekonomian yangtelah direncanakan. Maka berdasarkajian yang disampaikan olehmahasiswa kedelapan kata disusundipandang sebagai suatu tata urutanyang sistematik. Selanjutnya olehmahasiswa kesembilan, kata disusundimaknai sebagai pengontrolan darikegiatan pelaksanaan, asumsi yangtersirat dari pandangan mahasiswatersebut adalah setelah perekonomiandirencanakan dan dilaksanakan olehlembaga ekonomi maka perlu adapengontrolan yang dilakukan olehsemua pihak. Setelah prosesperencanaan, pelaksanaan, pengon-trolan kata disusun oleh mahasiswakesepuluh dimaknai sebagi prosesevaluasi, asumsinya adalah disusunmerupakan bentuk manajemen yangmeliputi tahapan perencanaan,pelakasanaan, pengontrolan danpengevaluasian. Selanjutnya maha-siswa yang lain mendefiniskan katadisusun sebagai proses lanjutanpengaturan dan pembangunanperekonomian. Selanjutnyamahasiswa yang lain mendefinisikankata disusun adalah penggabungan(integralitas) dari proses peren-canaan, pelaksanaan, pengontrolan,pengevaluasian, pengaturan danpembangunan perekonomian. Namundilain pihak dikaji dari pandanganpeneliti yang dikaitkan dengan teorimengenai penjelasan makna katadisusun mengandung arti bahwadisusun adalah diatur, artinya

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 73

ISSN 2407-4268

perekonomian tidak hanya diin-tervensi oleh pemerintah tetapipemerintah menata, mendesain danmere-struktur perekonomian sebagaiusaha bersama yang didasarkan asaskekeluargaan (pengaturan secaraimperatif oleh pemerintah) makaberdasar paparan persepsi mahasiswatentang defini kata disusun, dapatdilihat bahwa pemikiran mahasiswadalam mendefinisikan kata disusunbanyak dipengaruhi pengetahuan danpengalaman teori manajemen,sehingga mengasosiasikan pikiran-nya dalam menyusun suatu kegaiatanharus dimulai dari perencanaan(planning), pelaksanaan, pengon-trolan (controlling), dan evaluasi.

Pemetaan Skema KonseptualDefinisi Usaha Bersama atas AsasKekeluargaan

Peninjauan kemampuan ber-pikir mahasiswa dalam mende-finisikan kata perekonomian dandisusun akan digunakan untukmembangun kerangka berpikirlanjutan dalam membangun maknausaha bersama yang didasarkan atasasas kekeluargaan. Menurut maha-siswi pertama usaha bersama adalahbentuk penggabungan modal olehbeberapa orang. Menurut mahasiswatersebut modal yang dibentukdiperoleh dari patungan (materi) olehbeberapa orang yang terlibat. Asumsimendasar yang mempengaruhipemikiran mahasiswa tersebut adalahpengalaman yang didapatkan dariorganisasi yang diikutinya (anggotaHMJ EKP), dari pengalaman yangdidapatkannya kebersamaan di-bangun dari pengumpulan modaloleh anggota. Terkait dengan usahabersama dalam perekonomian adalahkumpulan modal dalam bentukmateri dari lembaga ekonomi. Daripandangan tersirat pada mahasiswa

tersebut adalah perekonomiandisusun atau dibangun darikebersamaan modal yang diberikansecara rata oleh para pelakuekonomi. Maka jika dikaji secaraimplisit, persepsi mahasiswapertama, usaha bersama bisadiibaratkan dengan pengumpulanmodal yang dilakukan oleh anggotakoperasi. Dimana setiap anggotakoperasi secara bersama salingmenyumbang bagi koperasi. Darilogika berpikir mahasiswa tersebutdapat dilihat bahwa kemampuanberpikirnya dipengaruhi oleh penga-laman organisasi yang diikutinya.Sehingga pola pikirnya terbatas padaproses belajar yang didapatkan darikegiatan eksternal pembelajaran(pengalaman organisasi). Sebaliknyamahasiswa kedua menjelaskanbahwa penggerak usaha bersamaadalah asas kekeluargaan yangdigambarkan dalam bentukkebersamaan oleh beberapa subyekterkait dalam melaksanakan usahabersama, jika dikaji berdasarperspektif ekonomi asas keber-samaan adalah gambaran darikebersamaan oleh para pelakuekonomi (BUMN, BUMS, koperasi,masyarakat) dalam melaksanakanusaha bersama.

Usaha bersama berdasar asaskekeluargaan juga dimaknai olehmahasiswa yang lain sebagai suatuupaya yang dilakukan oleh beberapaorang untuk mencapai tujuanbersama. Menurut mahasiswa terse-but upaya merupakan suatu carauntuk mencapai apa yang telahdirencanakan. Bagi mahasiswa ter-sebut upaya dirasa penting karenawujud kebersamaan dalam usahabersama merupakan sebuah pende-katan yang merujuk pada mekanismeuntuk mencapai tujuan. Jika dikajisecara implisit bahwa pemikiran

74 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

mahasiswa tersebut dalammendefinisikan makna terbatas padapendekatan dalam menyelesaikanmasalah ekonomi maka upayadiaplikasikan dalam bentukmusyawarah untuk mencapai tujuanoleh sebab itu usaha bersamadimaknai sebagai cara dalammenyelesaikan masalah. Tujuanbersama yang dimaksud bisadiartikan rencana yang telah dibuatoleh para subyek terkait, atauterselesaikannya masalah yangmenyangkut orang banyak (subyekyang terkait). Sebaliknya olehmahasiswa keempat, usaha bersamaberdasar asas kekeluargaan dimaknaidalam perwujudan tanggung renteng,dengan artian untung- rugi suatuusaha dibagi dan dipikul bersama(ditanggung bersama). Secaraperspektif ekonomi tanggung rentengdapat diaplikasikan dalam bentukgotong royong yang diwujudkandalam semangat koperasi. Terwujud-nya gotong royong sebagai bentukusaha bersama dapat dicapai apabilamuncul kesepahaman dan kesepa-katan inilah kajian dari mahasiswakelima. Mahasiswa tersebutmenjelaskan bahwa gotong royonguntuk mencapai tujuan akanterbentuk melalui prosesmusyawarah yang membangun kese-pahaman dan kesepakatan ataudiibaratkan satu hati sama rasa. Jikadikaitkan dengan perspektif ekonomimusyawarah akan membangunakesepahaman dalam sistem ekonomidan kesepakatan dalam mencapaitujuan dari perekonomian.Kesepahaman dan kesepakatandiwujudkan dengan semangat keke-luargaan. Menurut mahasiwatersebut kesepahaman dan kesepa-katan adalah modal dasar dalammembangun usaha bersama. Kesepa-haman dan kesepakatan hanya dapat

dicapai melalui musyawarah yangdidasari atas dasar kepercayaan.Kepercayaan inilah sebagai wujudkekeluargaan. Maka dapat disimpul-kan bahwa usaha bersamamerupakan bentuk kesepahaman dankesepakatan yang dicapai denganmusyawarah yang dilandasi rasapercaya.

Landasan dari rasa keper-cayaan adalah rasa empati yangterjadi antar pelaku ekonomi, kajiantersebut merupakan asumsi darimahasiswa keenam yang mende-finisikan asas kekeluargaan adalahwujud rasa empati dalam mem-bangun usaha bersama. Menurutmahasiswa tersebut rasa empatiadalah hal mendasar yang dirasakandemi terbentuknya usaha bersama.Pemikiran mahasiswa tersebutdipengaruhi oleh sifat alamiah darimahasiswa tersebut, oleh sebab itumenurut mahasiswa tersebut jika rasaempati muncul maka akan mudahmencapai mufakat dalam mem-bangun usaha bersama. Ter-bangunnya usaha bersama dapatdiwujudkan dalam bentuk pembagiantugas dalam rumah tangga, menurutmahasiwa yang lain perekonomianibarat rumah tangga maka usahabersama yang dibangun dibentukdengan pembagian tanggung jawablewat tugas yang diberikan padasetiap anggota rumah tangga (parapelaku ekonomi). Pemikiran kritismahasiswa tersebut dikaji melaluipengalaman organisasi sebagi timkerja dalam organisasi. Maka djikadikaji secara implisit pemikiranmahaiswa tersebut dapat memahamisecara mendalam tentang wujudperekonomian yang diatur olehkepala rumah tangga (pemerintah)dalam menentukan bersama sertamemberikan tanggung jawabekonomi, bagi setiap anggota rumah

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 75

ISSN 2407-4268

tangga (BUMN,BUMS,Koperasi)dengan dilandasi rasa empati antaranggota. Rasa saling memilikimerupakan ciri khas sebagiperwujudan rumah tangga yangdigunakan sebagai simbol dalamperekonomian. Menurut mahasiswaketujuh dikatakan bahwa rasa salingmemliki sumber daya yang dimilikiantar anggota rumah tangga (BUMN,BUMS, Koperasi dan Pemerintah)adalah wujud dari asas kekeluargaandalam membangun usaha bersama.Jika dikaji secara perspektif ekonomisumber daya dalam perekonomianadalah segala yang dimiliki (alam,tenaga kerja, skill, modal), makasemua anggota perekonomian harusmempunyai rasa saling memiliki danbertanggung jawab secara bersamadalam mengelolanya. Inilah salahsatu wujud asas kekeluargaan dalammembangun usaha bersama. Asumsidari para mahasiswa tersebut secaraterkait sama halnya dengan prinsipTriple-Co yaitu saling memiliki (Co-ownership (pemilikan bersama, Co-determination (menentukan ber-sama), Co-responbility (bertang-gung jawab bersama). Berdasarkandari semua paparan persepsimahasiswa yang dievaluasi olehpeneliti dapat disimpulkan bahwadefinisi asas kekeluargaan dalammembangun usaha bersamadiwujudkan dalam bentuk salingmemiliki sumber daya pereko-nomian, rasa empati untuk mem-bangun usaha bersama dalam bentuksemangat gotong royong dalammencapai mufakat demi terciptanyakesejahteraan dalam perekonomian.Serta dapat dirumuskan bahwakemampuan berpikir kritis maha-siswa secara sistematik telahmengalami proses perubahan dalammemahami kajian pasal 33 ayat 1UUD 1945 atau kemampuan berfikir

kritisnya sudah berjalan dengan baikhanya saja membaca makna di baliktulisan belum mampu.Implementasi Pemahaman Pasal 33ayat 1 UUD 1945 untukMengaitkan dengan Kasus Nyata.

Kegiatan implementasipemahaman pasal 33 ayat 1 UUD1945 mewujudkan situasipembelajaran bernuansa pasal 33UUD 1945, dimana pada kegiatan inikomunitas mahasiswa (meng-gambarkan perekonomian) dimintauntuk mengaitkan kasus riil yangmenyangkut hajat hidup orangbanyak dan memberikan solusi yangberbasis pasal 33 ayat 1 UUD 1945.Terkait kontraversi dan idealnyadalam pemahaman pasal 33 ayat 1UUD 1945, mahasiswa dimintamencari kasus riil yang diketahuiberdasarkan pengetahuan ataupengamatan peristiwa yang dialamimahasiswa. Berdasarkan hal tersebutsebagai perwujudan “perekonomiandisusun”, Peneliti (pengim-plementasian kata disusun) secaraiteratif menganalisis kemam-puanberpikir mahasiswa dari interaksidiskusi dan mendesain hasil artefakpembelajaran yang berupa skemaimplementasi dan pengolahanekonomi produktif sertamengevaluasi hasil pemikiran maha-siswa terkait implemenatsi pema-haman pasal 33 ayat 1 UUD 1945terkait kasus yang menyangkut hajathidup orang banyak. Kasus yangditemukan berupa masalah riil terkaitmenurunnya kesejahteraan nelayanakibat pertambangan pasir besiillegal wilayah pantai selatan di desaTulungangung. Menurunnya kesejah-teraan nelayan daerah tulungagungdisebabkan oleh tingginya abrasi lautyang dipicu oleh eksploitasi pasirbesi. Menurunnya kesejahteraannelayan dilihat dari indikasinya

76 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

adalah menurunnya pendapatan nela-yan yang dikaji berdasar situasipenyebabnya yaitu rusaknya biotaperairan sekitar yang merupakanaplikasi dari tingginya eksploitasipasir besi serta merebahnya wilayahpertambangan ilegal. Menyingkapikajian tersebut intervensi penelitisecara iteratif (menggambarkancampur tangan pemerintah dalammengatur perekonomian) adalahmelakukan evaluasi analisis sertamenciptakan kesepakatan bersamaterkait menurunnya pendapatannelayan sebagai indikasi menurunnyakesejahteraan nelayan, seharusnyajika dikaitkan dengan tingginyaabrasi laut akan menyebabkan hasiltangkapan ikan para nelayanmenurun yang berdampak pada kese-jahteraan nelayan menurun dimanakonsekuensinya pada menurunnyapendapatan nelayan. Berkurangnyahasil tangkapan ikan bukan hanyadipicu oleh abrasi laut namun adakemungkinan dari rendahnya ke-mampuan para nelayan (skill) daerahtulungagung dalam menangkap ikan,alat yang digunakan dalammenangkap ikan belum mumpunimaka hal itu juga dapat mengurangihasil tangkapan ikan, disamping ituabrasi laut biasanya terjadi di tepilaut maka tangkapan ikan di tengahlaut kemungkinan besar tidak akanberkurang. Maka berdasarkanevaluasi pada kajian tersebut penelitimengubah keterampilan berpikirkritis-analistis dalam memaparkanhubungan sebab-akibat dalam suatumasalah. Berdasarkan perubahanketerampilan kritis-analistis komu-nitas mahasiswa maka usahabersama yang diciptakan olehkomunitas mahasiswa (sebagaigambaran aspirasi masyarakat)dalam membangun kegiatan usahabersama rakyat/masyarakat desa

tulungagung yaitu dirintisnya usahabersama dimana pengembangan ke-giatan masyarakata berbasis padakearifan lokal pelaku ekonomidaerah tulungagung, tanaman bakau,rumput laut, kerajinan produk lautserta ikan yang membutuhkandukungan partisipasi dari kebijakanPEMDA setempat dan kapasitasakademik komunitas mahasiswadiorientasikan pada aktifitas ekonomiproduktif berupa pengolahan danpemanfaatan berbasis potensi lokal.Pengolahan ekonomi produktifdiorientasikan pada aktifitas ekonomiproduktif yaitu antara lain; kegiatanseni karya berupa kerajinan produklaut (anting – anting dan kalung khasdaerah tersebut), kegiatan budidayatanaman bakau, kegiatan pengolahanproduk laut (ikan, rumput laut), danperintisan paguyuban masyarakatdesa yaitu berupa pengembanganwirausaha bersama (komunitasmahasiswa dan komunitas lokal),serta pusat kajian ekonomi rakyat.Hasil dari pengolahan tersebutdimanfaatkan sebagai perintisanpaguyuban desa berbasis swakarsadan swadaya membangun desa.

Pemetaan Situasi Kegiatan PraktikDalam Membangun Wahana Bazarsebagai Wujud PerintisanPerekonomian Disusun sebagaiUsaha Bersama atas AsasKekeluargaan.

Pemetaan situasi kegiatanadalah hasil dari tindakan awaldalam kegiatan menyadarkan komu-nitas mahasiswa akan pentingnyaasas kekeluargaan dalam mem-bangun usaha bersama yang dila-kukan melalui penyusunan rencanakegiatan yang akan digunakan dalammengejawantahkan perekonomiandisusun sebagai usaha bersama

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 77

ISSN 2407-4268

berdasarkan atas asas kekeluargaan.Intervensi peneliti dalam hal iniadalah mengatur tahapan kegiatanyang harus dilakukan oleh komunitasmahasiswa, adapaun tahapan yangharus disusun oleh komunitas maha-

siswa digambarkan dalam tabelberikut ini.

Tabel 2. Kegiatan Wahan BazarNo Kegiatan Pokok Pemeranserta Tempat Target Hasil

1. Penyusunan RencanaKegiatan Bazar

Peneliti dan KomunitasMahasiswa

FE UM, Rencana Kegiatan(draft proposalkegiatan)

2. Penyusunan bidangkegiatan

Komunitas Mahasiswa EkPFE UM

FE UM Terbentuknya SatgasPelaksana (KomunitasMahasiswa EKP FEUM)

3. Penyusunan AlurKegiatan

Satgas Pelaksana, Peneliti FE UM, Muataan Kekeluargaandalam alur kegiatan

Kegiatan pokok yang dilakukandalam kegiatan bazar tersebut adalahpenyusunan rencana kegiatan yangdilakukan oleh anggota komunitasserta diintervensi peneliti (intervensipeneliti dalam mengatur usahabersama berdasar atas asas keke-luargaan). Rencana kegiatanmeliputi: a) Penetapan konsep bazaryaitu menjual makanan khas maka-nan empat daerah yaitu, gresik,madiun, Jakarta, dan medan. Konsepkegiatan yang digunakan adalahmenyajikan live cooking yangdisajikan dalam setiap booth. Adaempat booth yang akan digunakansebagai representative makanan khasdaerah gresik, madiun, Jakarta, danmedan. Pembagian setiap bothdidasarkan pada tata letak urutanpenyajian makanan yang akandipamerkan. Urutan tata letakpenyajian booth didasarkan padapemetaan penyajian makanan darisabang sampai merauke. Selanjutnyaadalah penyusunan kelompok(satgas) kegiatan, dimana pemeranserta dalam perencanaan ini adalahsemua anggota komunitas mahasiswayang terlibat. Penyusunan kelompokdiwujudkan melalui pembagian tugas

dalam kegiatan dan prosesnyadilakukan melalui rapat keluargaekora community. Berdasarkan hasilrapat tersebut dihasilkan beberapabidang devisi antara lain: (1)Sosialisasi masyarakat, devisi inibertugas untuk menyosialisasikankegaiatan pokok bazar. (2) bidangdevisi negosiator (konsultan eko-nomi), bidang ini mempunyaitanggung jawab dalam perijinan(pengajuan proposal) pada lembagaotonom fakultas ekonomi. (3) Pema-saran, bidang devisi ini mempunyaitanggung jawab dalam memasarkanhasil produksi yang dihasilkan padapengunjung bazar (pada tahappelaksanaan bazar) serta mengoor-dinasikan kegiatan pembelian danpenjualan pada setiap booth. (4)Bidang produsksi, bidang inibertanggung jawab dalam prosesproduksi mulai dari membeli bahanmasakan, memasak, mengemas hasilproduksi, dan membersihkan pera-latan yang digunakan proses pro-duksi.

Peneliti sebagai pendampingpengguna mengarahkan komunitasmahasiswa dalam menyusunketercapaian kegiatan yang dida-

78 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

sarkan pada muatan kekeluargaanyang akan digunakan dalammendesaian alur kegiatan wahanabazar. Adapun muatan kekeluargaanyang diciptakan: (1) Pengendaliankegiatan oleh anggota secara demo-kratis, para anggota secara aktifberpartisipasi dalam kegiatan bazar(praevent, dan pasca event).Pengendalian anggota dilakukanmelalui musyawarah kegiatan yangdiaplikasikann dalam rapat keluargaanggota komunitas dalam hal:pengelolaan modal (semua modalyang ada baik berupa materi, asetfisik/penunjang maupun kemampuananggota dimiliki dan dikelolabersama oleh anggota komunitas),perumusan kegiatan (kerjasama da-lam kegiatan bazar mulai dari prakegiatan sampai pasca kegiatan),penyediaan aset dan perumusanpemeranserta kegiatan. (2)Partisipasi anggota, semua anggotamempunyai peranan (partisipasi)dalam kegaiatan bazar. (3)Kepedulian terhadap anggota. Pere-konomian diwujudkan dalam sebuahgerakan yang diaplikasikan sebagaigerakan komunitas mahasiswa dalammenyusun perencanaan kegiatanpokok, pemeranserta yang terlibat(anggota komunitas mahasiswa)dalam kegiatan adalah subyek daripenggerak kegiatan ekonomi sertaperumusan aset (pembangunan asetekonomi) yang harus disediakan,pembagian tugas yang dilaksanakanmelalui rapat keluarga komunitasmahasiswa adalah wujud dari asaskekeluargaan yang didasarkan padapengendalian anggota secarademokratis, partisipasi anggota sertakepedulian terhadap anggota (muatankekeluargaan kegiatan) adalahcerminan asas kekeluargaan (co-operativsm).KAJIAN DAN SARAN

Kajian terhadap SkenarioKegiatan

Berdasarkan refleksi danhasil yang dicapai pada fase pengem-bangan, kesimpulan dari tujuanpengembangan terjawab sebagaiberikut: (1) Secara sistematik,kegiatan operasional penelitianpengembangan skenario kegiatandalam fase pengembangan desainpembelajaran telah memberikan hasilbagi perubahan cara berpikir, sikapdan keterampilan kritis analistiskomunitas mahasiswa dengansemakin meningkatnya wawasan,pengetahuan mahasiswa mengenaidefinisi dari perekonomian disusunsebagai usaha bersama berdasarkanatas asas kekeluargaan. (2) Kegiatanbazar potensial dikembangkansebagai wahana dalam mem-praktekkan perekonomian disusunsebagai usaha bersama berdasar atasasas kekeluargaan. Kekuatankeberhasilan simulasi desainpembelajaran ditentukan oleh bebe-rapa hal antara lain: (a) Perumusanprinsip desain (sintaks desain), (b)Pemahaman intervensi (orientasiproses pengembangan) praktisi danpeneliti serta (c) teori yang dibangunoleh peneliti. Kerangka operasionalskenario kegiatan pembelajaransudah sesuai dengan langkah–langkah yang disarankan ahli danidentifikasi yang didapatkan dariwawancara dengan para praktisiyaitu penguatan pasal 33 ayat 1 UUD1945 dalam materi pembelajaranekonomi, terintergrasinya isi pasal 33ke dalam kurikulum inti dankurikulum dasar. Temuan daripengembangan ini sejalan denganpendapat yang dikemukakan olehWang dan Hannafin (dalamWitjaksono, 2010) bahwa karak-teristik dari penelitian berbasisdesain adalah contextual, dimana

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 79

ISSN 2407-4268

proses riset, temuan riset, danperubahan terjadi sejak awalterdokumentasi. Pengembangandesain pembelajaran sebagai pende-katan pembelajaran dan prosespembelajaran serta perintisankegiatan dalam mempraktekkanperekonomian telah mampu mem-bangun kepekaan, serta tanggungjawab pada komunitas mahasiswadalam menyelesaikan masalah. Kele-mahan dari skenario kegiatan adalahbelum adanya rambu-rambu dalampemilihan kasus dalam tahapskenario I kegiatan eksplorasi lanjutkarena dalam menciptakan keteram-pilan berpikir kritis-analistis dibutuh-kan pengkajian masalah secaraimplisit dan eksplisit

Kajian terhadap InteraksiPembelajaran

Kekutan dalam interaksipembelajaran yang diciptakan adalahsudah sesuai dengan langkah–langkah yang disarankan oleh ahlidan praktisi yaitu perwujudaninteraksi kekeluargaan dengan pen-dekatan cooperative learning yaitudalam bentuk musyawarah sebagaiinteraksi proses pembelajaran.Ketercapaian unsur interaksi pem-belajaran dalam pendekatancooperative learning yaitu: (1) komu-nitas mahasiswa dalam berkelompokmemiliki rasa ”sepenanggungan”, (2)komunitas mahasiswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalamkelompoknya seperti mereka sendiri,(3) siswa dalam anggota kelompokmemiliki tujuan yang sama, (4)komunitas mahasiswa membagitugas dan tanggungjawab diantarapara anggota kelompok, (5)komunitas mahasiswa secara per-sonal maupun dalam kelompok dike-nakan evaluasi secara adil olehpeneliti, (6) komunitas mahasiswa

dalam kelompok saling berbagikepemimpinan, dan membutuhkanketerampilan untuk belajar bersamaselama proses belajar, dan (7) semuaanggota komunitas mahasiswa mem-pertanggungjawabakan secara indivi-dual materi yang ditanganinya dalamkelompok.

Kajian terhadap Hasil ProdukPembelajaran

Kekuatan hasil produkpembelajaran baik produk langsungmeliputi artefak pembelajaran,pemetaan skema hakekat ekonomi,skema definisi pasal 33 ayat 1UUD1945, skema implementasipemahaman pasal 33 ayat 1, petapengolahan ekonomi produktif, ke-lompok kegiatan (kelompok sosia-lisasi, kelompok negosiator, kelom-pok produksi serta kelompokpemasaran), alur kegiatan sertaproduk akhir pembelajaran (refleksipembelajaran) telah mampumenciptakan ketercapaian sintaksskenario kegiatan pembelajaranyaitu: (1) Tercipta kesepakatan dankesepahaman dari proses meng-himpun logika berpikir secarapersonal dan kelompok yang dijiwaioleh sila pertama pancasila, (2)Tercipta kebersamaan dan komitmendalam pemilikan faktor produksianggota yang diwujudkan dalambentuk interaksi kekeluargaan seba-gai perwujudan sila kedua pancasila,(3) Adanya inisiatif tindakankooperasi dalam mengelola faktorproduksi semua anggota (komunitasmahasiswa) yang diwujudkan dengankegiatan usaha bersama yang disusunsecara bersama sebagai perwujudansila ketiga pancasila. (4) Terciptakesejahteraan anggota (komunitasmahasiswa) yang diciptakan melaluimusyawarah mufakat untukmemenuhi kepentingan bersama

80 | Ayu Dwidyah Rini

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

sebagai perwujudan sila ke empatdan lima pancasila. Kelemahannyaadalah belum adanya visi dan misiyang muncul dalam alur kegiatanserta pembentukan kelompokkegiatan. Selanjutnya belum ada pe-nyusunan secara detail pemetaanmuatan kekeluargaan yang dibentukkomunitas mahasiswa dalam alurkegiatan. Serta belum ada instrumentertulis dalam refleksi pembelajaran.

SARAN PEMANFAATANSaran Pendekatan fasePemantapan dan Pemanfaatan

Pada bagian tindak lanjut,informal-kolegial yaitu komunikasidan interaksi langsun dengan komu-nitas mahasiswa (yang sudah terjalinpada kegaiatan perintisan/ awal)perlu ditingkatkan untuk meman-tapkan posisi pengem-bangan.Formal-kolegial dalam bentukkomunikasi formal antara pihak FEUM dengan sukarelawan komunitasmahasiswa melalui peyusunan danpengajuan proposal tindak lanjutkegiatan bazaar. Hasil pengem-bangan diharapkan dapat digunakanoleh para pengguna penelitian dalammengembangkan kemampuan ber-pikir kritis-analistis belajar ekonomiberbasis pasal 33 UUD 1945. Hasilpengembangan dapat diadopsi peng-guna penelitian (mahasiswa) sebagairujukan belajar ekonomi berbasispasal 33 UUD 1945. Penerapandesain pembelajaran oleh pendam-ping pengguna perlu dimodifikasiterutama dalam mengembangkankompetensi dasar terkait upayadalam mengembangkan kemampuanberpikir kritis – analistis dalammengungkap paparan masalah sesuaidengan rumusan masalah.

Diseminasi dan PengembanganProduk Lanjut

Penelitian akan disemi-nasikan pada para komunitas maha-siswa karena komunitas mahasiwaadalah pengguna yang terlibat dalampenelitian, mulai dari kegaiatansurvei dan eksplorasi, rencana tindaklanjut. Oleh sebab itu pengembanganprototipe perlu disiapkan kajianawal/pra kondisi yang disesuaikandengan muatan pembelajaran ber-nuansa pasal 33 UUD 1945 khusu-nya dalam memunculkan situasipembelajaran bernuansa pasal 33aya1 UUD 1945 serta sebagaipraktik kegiatan usaha bersama alurkegiatan wahana bazar perludiwujudkan untuk mengembangkankapasitas potensi produktif komu-nitas mahasiswa dan sekaligus seba-gai bentuk/wujud nyata salah satuperintisan kegiatan pengembangandesain pembelajaran mahasiswajurusan EKP FE UM. Disamping itudesain pembelajaran perlumencantumkan visi dan misi sesuaidengan perumusakan dalam penyu-sunan indicator ketercapaian hasilpembelajaran. Sehingga visi dan misidapat digunakan dalam kegiatanpembelajaran untuk mencapai keber-hasilan hasil pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar danPembelajaran. Jakarta: RinekaCipta

Ploomp,Tjeerd dan Nieveen, Nienke.2010. An Introduction toEdiucational DesainResearch.Netherlands:Enschede.

Swarsono, Sri Edi. 1981.WawasanEkonomi Pancasila.Jakarta:UI Press.

Pengembangan Desain Pembelajaran Ekonomi… | 81

ISSN 2407-4268

Swarsono, S-E. 2009.“Keparipurnaan Ekonomi Pan-casila: Menegakkan EkonomiPancasila.” Naskahdisampaikan dalam KonggresPancasila, bekerjasama denganUGM & Mahkamah Konstitusi,Yogyakarta, 30 Mei - 1 Juni2009.

Swasono, Sri Edi 2010. Indonesiadan Doktrin KesejahteraanSosial - dari Klasikal danNeoklasikal sampai ke The Endof Laissez-Faire. Jakarta:Perkumpulan Pra Karsa.

Witjaksono, Mit. 2010. TinjauanBuku: “Indonesia dan DoktrinKesejahteraan Sosial - Dari

Klasikal dan Neoklasikalsampai ke The End of Laisses-Faire” (Sri-Edi Swasono,2010), dalam Jurnal Ekonomi& Studi Pembangunan, Vol. 2,No. 3, hlm. 204-206.

Witjaksono, Mit. 2013. Redefinisi,Reorientasi dan RedesainPembelajaran EkonomiMengacu Pada AmandemenPasal 33 UUD 1945. JurnalIlmu Pendidikan, 6(1):4

Universitas Indonesia. 2008.Kesokoguruan Koperasi DanTriple-Co.Jakarta: UniversitasIndonesia.