158
PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) BERBASIS BUDAYA LOKAL KELAS V SD KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN DEVELOPMENT OF READING MATERIALS PROGRAMS OF SCHOOL LITERATION MOVEMENT (GLS) BASED ON LOCAL CULTURE CLASS V SD, PANGKEP PROVINCE SOUTH SULAWESI TESIS OLEH: MUSDALIFAH Nomor Induk Mahasiswa: 105.06.02.016.17 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) BERBASIS BUDAYA LOKAL

KELAS V SD KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

DEVELOPMENT OF READING MATERIALS PROGRAMS OF

SCHOOL LITERATION MOVEMENT (GLS) BASED ON

LOCAL CULTURE CLASS V SD, PANGKEP PROVINCE

SOUTH SULAWESI

TESIS

OLEH:

MUSDALIFAH Nomor Induk Mahasiswa: 105.06.02.016.17

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Page 2: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN

LITERASI SEKOLAH (GLS) BERBASIS BUDAYA LOKAL KELAS V SD KABUPATEN PANGKEP PROVINSI

SULAWESI SELATAN

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister

Program Studi Magister Pendidikan Dasar

Yang disusun dan diajukan oleh

MUSDALIFAH Nomor Induk Mahasiswa:.105.06.02.016.17

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Page 3: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 4: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

Page 5: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

Page 6: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

ABSTRAK

Musdalifah, 2019. Pengembangan Bahan Bacaan Gerakan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal Kelas V SD Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, Magister Pendidikan Dasar Dibimbing oleh Munirah dan Tarman A. Arief.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa "Bahan Bacaan untuk Mendukung Gerakan Literasi Sekolah Budaya lokal” dan menggambarkan kelayakannya sebagai bahan bacaan siswa kelas V SD. Penelitian ini berjenis Reseach and Developtment (R&D) yang sejalan dengan penelitian Borg and Gall

(1983: 772) Penelitian yang digunakan adalah penelitian teknik kuesioner tertutup. Penelitian ini di laksanakan Tiga sekolah yang menjadi lokasi

pengambilan data, yaitu: MIS Muhammadiyah, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9 Baru-Baru Tanga diasumsikan mencerminkan pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di Kabupaten Pangkajene. Terdapat 2 orang ahli, 9 orang guru dan 75 orang siswa dengan tehnik pengambilan sampel yaitu sampel analisis kebutuhan, sampel uji coba, sampai validasi ahli. Hingga terkumpul data

kemudian dianalisis dengan membuat tabulasi silang, mencari koefisien validitas dengan menggunakan rumus Gregory dan disajikan pada diagram tabulasi silang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan yang diperoleh prototipe Produk sahih dengan nilai koefisien validitas 0,875 yang berada dalam kategori tinggi (>75%). Hasil perhitungan tersebut dapat dimaknai bahwa Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” berada dalam tingkat kesahihan tinggi. Namun demikian kesahihan Produk belum sempurna jika tidak didukung oleh koefisien reliabilitas yang memadai. Reliabilitas menunjukkan ke-ajeg-an Produk yang dikembangkan. Hal ini berarti bahwa Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” reliabel secara konsisten dapat diterapkan di lapangan kapan dan dimanapun dengan hasil yang relatif sama. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan disimpulkan bahwa prototipe Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” sahih dan reliabel untuk diteruskan dan dikembangkan lebih lanjut.

Kata Kunci: Bahan, Bacaan, Literasi, Budaya, Lokal.

Page 7: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

Page 8: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum waahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanhu Wata’ala, atas segala karunia dan Ridho-Nya kepada penulis

sehingga tesisi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan Salam semoga

senantiasa tercurah atas Junjungan Nabi Rasulullah Muhahammad

Shallallhu Alaihi Wasallam, sebagai uswathun hasanah yang telah

mengantarkan manusia dari kegelapan kezaman yang cerah benderang

kepada seluruh ummatnya dan semoga keselamatan dilimpahkan kepada

keluarga, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya yang setia.

Penulis menyadari bahwa mulai dari penyususnan poposal sampai

rampung, banyak rintangan dan hambatan, hingga menjadi tesis namun

berkat bantuan motivasi dan do’a dari berbagai pihak sehingga dapat

menyelesaikan tesis dengan judul “Pengembangan Bahan Bacaan

Program Gerakan Literasi (GLS) Berbasis Budaya Lokal Kelas V SD

Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan” dapat diselesaikan. Tesis

ini disususn untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan study dan memperoleh gelar Megister Pendidikan Dasar

(M.Pd), pada program pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa hormat dan menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

Page 9: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

Ibu Dr. Munirah, M. Pd dan Bapak Dr. Tarman A. Arief, S.Pd,

M.Pd atas bimbingan, arahan, motivasi dan waktu yang telah

diluangkannya. Kepada penulis untuk berdiskusi dengan penuh perhatian

memberikan dorongan dan saran-saran yang sangat berharga kepada

penulis dalam penyusunan tesis selama menjadi dosen pembimbing, Ibu

Hj. Sulfasyah, S. Pd. M.Pd.,Ph.D dan Bapak Dr. Syafruddin, M. Pd yang

telah memberikan masukan dan saran sebagai dosen penguji pada saat

seminar proposal. Ibu Dr. St. Aida Azis, M.Pd dan Bapak Dr. Agustan S,

M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran sebagai dosen penguji

pada saat seminar Hasil.

Ketua program studi megister pendidikan dasar Ibu Hj. Sulfasyah,

S. Pd.,M.Pd.,Ph.D.atas kesempatan dan pasilitas yang diberikan kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Ucapan

terimakasih yang tulus penulis haturkan kepada Bapak Dr. H. Darwis

Muhdina, M. Ag selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar. Ucapan terimakasih kepada Asisten Direktur I,

Asisten Direktur II, Dosen Pascasarjana dan seluruh staf Tata Usaha yang

telah memberikan kemudahan kepada penulis, baik pada saat mengikuti

perkuliahan maupaun penyusunan laporan hingga berbentuk tesis.

Penulis juga menghaturkan terimakasih yang tulus dan ikhlas tak

terhingga kepada kedua almarhum orang tuaku yang memberikan doa,

cinta kasih sayang, didikan, kepercayaan dan pengorbanan yang selama

ini telah tercurah untuk ananda(Penulis).

Page 10: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

Terima kasih yang tulus juga penulis ucapkan untuk suami tercinta

Abdul Muis yang memberikan segala doa, cinta, perhatian, kasih sayang,

dorongan baik moril maupun materil, dengan penuh keikhlasan serta doa

restunya yang selalu mengiringi penulis dalam setiap langkah selama

menempuh pendidikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

dengan baik. Begitu juga kakaknda tercinta Hasmah Hajje yang

memberikan bantuan, materi,dan doa dalam menjalankan studi hingga

selesainya pendidikan penulis dengan mendapatkan gelar M. Pd.Ucapan

terima kasih dan penghargaan penulis Kepada Kepala SD Negeri 9

Baru-Baru Tanga Ibu Hj. Sitti Bahrah, S.Pd., Kepala MIS Muhammadiyah

Sibatua Ibu Hj. Inar Arifin, S. Pd., M. Pd., Kepala SD Negeri 47 Baru-Baru

Towa Asdar Ambo, S.Pd.,M.Pd., yang telah memberi kesempatan dan

pasilitas kepada penulis dalam melakukan penelitian.

Tak lupa pula penulis Ucapan terima kasih kepada teman-teman

mengajar di SDN 9 Baru-Baru Tanga serta rekan-rekan seperjuangan S2

Megister Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar

khususnya angkatan kedua dan rekan-rekan lain yang tidak dapat penulis

sebut satu persatu yang selalu mendukung, menemani dan memberikan

semangat. Dengan keterbatasan pengalaman ilmu maupun pustaka yang

ditinjau penulis, tesis ini tidak bebas dari berbagai kesalahan dan

kekurangan olehnya itu dengan penuh rendah hati penulis menerima

saran dan kritikan yang sifatnya membangun, Semoga tesis ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak dan semoga semua amal kebaikan yang

Page 11: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

tulus diberikan kepada penulis memperoleh imbalan dari Allah S.W.T

Aamiin ya Rabbal Alamiin......

Wassalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 24 Agustus 2020

Penulis

Musdalifah

Page 12: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. ii

LEMBAR PENERIMAAN PENGUJI ................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS................................... iv

ABSTRAK........................................................................................... v

ABSTRACT......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR........................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ................................. 9

D. Spesifikasi Produk yang di harakan...................................... 9

E. Manfaat Penelitian dan Pengembangan ............................... 10

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan... 11

G. Defenisi Operasional ............................................................. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................ 13

A. Kajian Teori.....................................................................................

1. Bahan Bacaan .......................................................................... 13

Page 13: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

2. Jenis Bahan Bacaan …………………….....…………….........

3. Bagian Isi Bahan Bacaan .....................................................

4. Pentingnya Bahan Bacaan ………………………..................

5. Literasi ……………………………..........................................

6. Dimensi Literasi ………………..............................................

7. Gerakan Literasi Sekolah………...........................................

8. Tujuan Melakukan Literasi....................................................

9. Manfaat dari Literasi.............................................................

10. Penguatan Pendidikan Karakter ………................................

11. Sastra Lisan …………............................................................

12. Kebudayaan Lokal .…………………………….......................

13. Perkembangan Psikologi Anak …………...............................

14. Hubungan Perkembangan Psikologi dan Sastra Anak .........

15. Metode Pengembangan RPP Kurikulum 2013......................

14

16

18

21

22

24

26

27

27

29

30

35

39

41

B Peneitian Yang Relevan............................................................... 60

C. Kerangka Pikir.............................................................................. 65

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 66

A. Desain Penelitian …………………………...…………...........

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan....................….....

C. Survei Pendahuluan…………………………..………....…....

D. Pengembangan Produk ………………………………....…...

E. Desain Produk ..... ….………………………...………...…....

F. Validasi Desain .. ………………………………………..…...

66

69

72

73

73

74

Page 14: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

G. Perbaikan Desain ........………………………………...….....

H. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian............ .............

I. Produk Akhir......................................................................

J. Pengumpulan Data .…………………...............................

K. Populasi dan Sampel........................................................

L. Instrumen Penelitian ………………………...…..................

M. Validasi Instrumen ………………………...........................

N. Teknik Menganalisis Data.................................................

1. Analisis data kesahihan.………..………...……..............

2. Analisis data keberterimaan...........................................

74

74

74

76

76

77

78

78

78

80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 82

A. Hasil Pengembangan Produk ............................................

B. Keberterimaan Produk ………………………………............

C. Kesahihan Produk ………………………….........................

D. Pembahasan dan Pemaknaan Hasil Analisis Data .............

82

99

101

106

BAB V PENUTUP 111

A. Kesimpulan ..........................................................................

B. Saran .....................................................................................

111

114

DAFTAR PUSTAKA................................................................... 126

RIWAYAT HIDUP....................................................................... 130

Page 15: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

2.1 Perbedaan Buku Teks Pelajaran dan Buku Bahan Bacaan Anak..........................................................................................

20

2.2 Perjenjangan Buku Menurut Kemampuan Membaca............... 38

3.4 Kiteria keberterimaan bahan bacaan literasi sekolah berbasis budaya lokal.............................................................................

81

4.1 Catatan dan saran perbaikan pakar penilai kesahihan prototipe...................................................................................

96

4.2 Rekapitulasi Skor kesahihan protitipe produk.......................... 106

4.3 Rekapitulasi Skor kebeterimaan protitipe produk..................... 107

4.4 Tabulasi Data Hasil Penilaian Pakar ........................................ 108

4.5 Tabulasi Silang (2x2) Penilaian Kesahihan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong..

109

4.6 Bentuk Kuesioner Penilaian untuk Pakar Media........................ 132

4.7 Mempermudah menjawab pertanyaan kuesioner...................... 135

4.8 Kesesuaian Bahan Bacaan Budaya Lokal................................. 138

Page 16: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Tabel Teks Halaman 2.1 Gambar Kerangka Berpikir.................................................. 65

3.1 Gambar langkah-langkag Research & Developmment ...... 68 3.2 Gambar Langkah-langkah Pengembengan yang peneliti

lakukan ................................................................................ 70

3.3 Gambar 3.3. Metode penelitian dan pengembangan.......... 75

Page 17: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mendasar dalam

kehidupan yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan mempunyai arti dalam

mempersiapkan sumber daya manusia, bangsa Indonesia yang unggul

diperlukan perencanaan yang sangat matang dan menyeluruh. Salah satu

upaya yang dilakukan adalah penataan kembali kurikulum pendidikan

dasar dan menengah serta pendidikan tinggi.

Perencanaan ini tentu saja mengundang banyak keprihatinan.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sebenarnya telah mencanangkan gerakan besar,yaitu Gerakan Literasi

Sekolah, selanjutnya disebut (GLS), sejak tahun 2015. Gerakan ini

bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan menumbuhkan budi pekerti

luhur anak bangsa melalui peningkatan minat baca mulai tingkat sekolah

dasar

Gerakan dengan tema “Bahasa Menumbuhkan Budi Pekerti” juga

merupakan implementasi dari Peraturan menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang menumbuhkan Budi Pekerti.

Hal ini sejalan pula dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 4 butir kelima yang menyatakan bahwa

Page 18: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

2

mencerdaskan bangsa dilakukan melalui pengembangan minat baca,

tulis, dan hitung bagi segenap warga masyarakat..

Gerakan Literasi Siswa juga selaras dengan program yang baru

pula dicanangkan oleh pemerintah, yakni Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK). PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan

pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi

olah hati, olah rasa, olah raga, dan olah pikir (literasi) dengan pelibatan

dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.

Sistem pendidikan di Indonesia, yang didasarkan pada sistem

pendidikan nasional, terdapat kesenjangan antara cita-cita dan

kenyataan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai faktor seperti kelemahan

pada sektor manajemen, dukungan pemerintah dan masyarakat yang

masih rendah, efektifitas dan efisiensi pembelajaran yang masih lemah,

inferioritas sumber daya pendidikan, dan terakhir lemahnya standar

evaluasi pembelajaran. Akibatnya, harapan akan sistem pendidikan yang

baik masih jauh dari sukses. Berbagai solusi dikemukakan termasuk

memperbarui kurikulum secara nasional juga masih menemui berbagai

kendala yang serius. Keadaan tersebut membutuhkan reformulasi yang

secara sistemik memperhatikan berbagai faktor yaitu politik, ekonomi,

sosial, dan budaya Indonesia.(Munirah: 2015).

Bahan bacaan dan sumber belajar, serta kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru pun disesuaikan kepada kurikulum yang berlaku.

Hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) tahun

Page 19: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

3

2016 menunjukkan minat baca siswa masih rendah. Dari 72 negara yang

mewakili 80 persen ekonomi global dunia, siswa di Indonesia mengalami

peningkatan cukup pesat, termasuk 4 terbaik dalam hal peningkatan,” ujar

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kementerian

Pendidikan Totok Suprayitno, seperti dikutip dari laman resmi Kemdikbud,

Rabu (7/12/2016).

Rendahnya minat baca siswa ini disebabkan berbagai faktor, yaitu

sistem pembelajaran yang belum mengharuskan siswa membaca buku,

budaya yang sulit dikembangkan, perkembangan teknologi internet yang

semakin mengalihkan minat baca siswa, dan minimnya buku yang sesuai

dengan kebutuhan siswa.

Upaya ini tentu saja membutuhkan dukungan dari banyak pihak.

Ibarat sebuah lingkaran, semua garis harus tersambung satu sama lain

sehingga membentuk sebuah pola yang indah dan teratur. Sekolah

sebagai tempat bernaung para siswa selama menimba ilmu memiliki

kewajiban untuk menyediakan berbagai fasilitas guna memberikan

dukungan untuk menumbuhkan literasi siswa seperti menyediakan

perpustakaan yang nyaman, petugas yang ramah, serta koleksi buku

dengan berbagai judul Seperti : Pangkep Boledong, Pangkep dalam

Kearifan Budaya Lokal, Cerita Rakyat Kabupaten Pangkep dan lain-lain.

Buku menjadi salah satu sarana untuk membangun dan

meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia. Buku juga mampu

membentuk peradaban bangsa melalui pemuatan nilai-nilai dan jati diri

Page 20: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

4

bangsa. Oleh karena itu, pemerintah dan semua pihak dapat

mengembangkan pengadaan buku, baik buku teks, buku panduan

pendidikan, buku refrensi, maupun buku bacaan. Hal ini sejalan dengan

Permendikbud No 8 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa selain buku

teks pelajaran, guru dapat menggunakan buku nonteks/bacaan dalam

proses pembelajaran karena buku tersebut dapat menambah

pengetahuan dan wawasan peserta didik (Kementrian Pendidkan 2016)

Untuk menambah wawasan peserta didik sebaiknya menggunakan

Bahan bacaan yang baik adalah bahan bacaan yang betul-betul

menunjang buku teks yang digunakan di sekolah, sebagaimana yang

dikatakan Tarman A. Arief (2016) bahwa: “Bahan ajar harus dirancang

secara sistematis berdasarkan lingkungan sekitar dan juga harus

dilengkapi dengan komponen-komponen yang dapat menunjang proses

belajar mengajar sehingga dapat mengantarkan siswa untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan”. Dengan demikian peserta didik bisa

meningkatkan kemampuan dalam memperluas wawasannya dengan

sering membaca bahan bacaan yang bermutu dan update sesuai dengan

keadaan sekarang salah satu contoh adalah bahan bacaan yang di

dalamnya berisi motivator atau biogragrafi orang-orang sukses, buku

bacaan seperti itu akan memotivasi peserta didik, sehingga mempunyai

tekad untuk maju yang diawali belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.

Jika buku tersebut ditujukan kepada siswa sekolah dasar, peneliti terlebih

dahulu harus mengetahui perkembangan psikologi, pedadogis, dan

Page 21: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

5

memperhatikan segala keperluan dan lingkup kehidupan khasnya yang

lain sehingga buku ini menjadi sangat istimewa bagi anak. Pada anak usia

10 Tahun, menurut Rahmanto (1988: 3) anak-anak menyukai cerita

kepahlawanan, petualangan, dan kejahatan.

Literasi Menurut Kemendikbud (2016:2) adalah kemampuan

mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas

melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,

menulis, dan berbicara. Sedangkan menurut peneliti literasi itu adalah

suatu kegiatan yang dilakukan dan sangat bermanfaat bagi siapa saja

yang mau membaca dan menulis. Lierasi membaca tercermin dalam

surah Al-Alaq ayat 1-5 yaitu

ك الذي خلق ) ك ال 2( خلق النسان من علق )1اقرأ باسم رب علم 4( الذي علم بالقلم)3كررم )( اقرأ ورب

(5النسان ما لم يعلم )

Artinya: “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari „Alaq, Bacalah dan Tuhanmulah yang

paling pemurah, yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan

kepada manusia apa yang belum di ketahuinya”. (Qs.96- Al-Alaq 1-5).

Adapun dalam tafsir al-Maraghi “Al Qur‟an telah mengubah suatu

bangsa yang sangat rendah menjadi paling mulia, dengan perantaraan

keutamaan kalam. Jika tidak ada tulisan, tentu pengetahuan tidak

terekam, agama akan sirna dan bangsa belakangan tidak akan mengenal

sejarah umat sebelumnya” uraian tersebut diambil dari intisari (Qs. Al-

Alaq 1-5)

Page 22: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

6

Berdasarkan ayat dan tafsir al-Maraghi di atas menunjukkan

bahwa Gerakan literasi di kabupaten pangkep perlu di kembangkan

dengan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 23 Tahun 2015 yang di dalamnya tercantum kebijakan “kegiatan

15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”

sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam menyukseskan Gerakan

Literasi Sekolah.

Gerakan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta

didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan

dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti,

berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai

tahap perkembangan peserta didik.

Gerakan literasi sekolah menurut Kemendikbud (2016:3)

merupakan gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai

elemen.Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan

membaca siswa. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit

membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam

hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika

pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya, akan diarahkan ke tahap

pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan

Kurikulum 2013).

Dengan berdasar dari kurikulum 2013 maka Gerakan literasi yang

ada di Kabupaten Pangkep perlu dikembangkan karena telah di lengkapi

Page 23: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

7

berbagai macam bahan ajar termasuk bahan bacaan baik dalam buku

tematik maupun buku penunjang lainnya namun hampir semua bacaan

yang ada mengangkat tentang budaya di Pulau Jawa sehingga budaya

yang ada di Pangkep hampir tidak tersetuh. Jika hal tersebut di biarkan

secara terus menerus generasi penerus yang ada di Pangkep tidak akan

mengenal atau mengetahui budaya-budaya yang ada di Kabupaten

Pangkep.

Pangkep memiliki tempat empat dimensi yaitu darat, laut, gunung

dan sungai, dalam bingkai budaya siswa diharapkan memiliki banyak

pengetahuan tentang budaya Pangkajene dan Kepulauan seperti adanya

baju batik khas Kabupaten Pangkep produksi pemerintah Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan dengan logo Boledong makna nama ini

simbol dari hasil bumi Pangkep yang dikenal kaya akan ikan bandeng,

udang dan jeruk. Boledong singkatan dari bolu (ikan bandeng) lemo

(jeruk) dan doang (udang) bambu runcing simbol ibu kota Pangkajene

dan Kepulauan serta tulisan aksara lontara Bugis berbahasa Makassar

“Kualleangi Tallanga na Towalia” adalah falsafah hidup masyarakat Bugis

Makassar dalam menjalani kehidupannya sebagai makhluk sosial.

Filosofi ini mengandung dua makna nilai yang sangat tinggi dan

harus ditanamkan dalam diri siswa-siswi sekolah dasar Sulawesi Selatan

dengan karakteristik nilai pantang menyerah dan kerelaan berkorban.

Semua ini tergambar di batik Boledong. Didalam batik Boledong memuat

budaya-budaya lokal yang belum pernah mereka lihat secara langsung.

Page 24: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

8

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada tiga sekolah yaitu: Mis

Muhammadiyah, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9 Baru-Baru Tanga

di perlukan strategi untuk membangkitkan literasi siswa dengan

menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan menarik bagi siswa dan

mengembangkan bahan bacaan yang telah ada dengan memasukkan

kearifan lokal yang ada di kabupaten Pangkep, sehingga keterampilan

literasi siswa dapat meningkat.

Adapun cara-cara pengembangan literasi yang akan peneliti

lakukan agar literasi di sekolah meningkat adalah:

a. Menumbuhkan kesadaran pentingnya membaca

b. Membudayakan membaca di sekolah

c. Mengoptimalkan peran perpustakaan sekolah.

d. .Membentuk komunitas baca.

e. Memberi tugas kepada siswa agar Membuat Rangkuman

Berdasarkan Uraian di atas maka penulis melakukan suatu

penelitian berupa “Pengembangan Bahan Bacaan Program Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) Berbasis Budaya Lokal Kelas V SD Kabupaten

Pangkep Provinsi Sulswesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menyusun

rumusan masalah penelitian sebagai berikut.:

1. Bagaimana cara mengembangkan Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Berbasis Budaya Lokal?

Page 25: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

9

2. Bagaimana tingkat keberterimaan Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Berbasis Budaya Lokal?

3. Bagaimana tingkat kesahihan Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Berbasis Budaya Lokal?

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjawab semua

permasalahan yang telah dirumuskan sebagai berikut:

1. Menemukan cara mengembangkan Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal.

2. Memperoleh informasi tingkat keberterimaan Bahan Bacaan

Literasi Sekolah Berbsis Budaya Lokal.

3. Memperoleh informasi tingkat kesahihan Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal.

D. Spesifikasi Produk yang diharapkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini

yakni bahan bacaan budaya lokal menggunakan metode penelitian

Research and Development (R&D, Menurut Borg and Gall (1983:

772). Bahan bacaan berisi tentang budaya lokal, serta Pangkep

dalam kearifan budaya lokal, bahan bacaan budaya lokal

diharapkan dapat menghasilkan produk yang valid, praktis dan efektif

pada pembelajaran15 menit sebelum pelajaran dimulai di kelas V

Mis Muhammadiyah, kelas V SDN 47 Baru-Baru Towa dan kelas V

SDN 9 Baru-Baru Tanga Kecamatan Pangkajene dan Kepulauan.

Page 26: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

10

pembelajaran15 menit sebelum pelajaran dimulai difokuskan pada

materi bahan bacaan budaya lokal “Pangkep Boledong”.

E. Manfaat Penelitian dan Pengembangan

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil pengembangan ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan inovasi dengan

mengeksplorasi budaya lokal dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Manfaat Praktis

Hasil pengembangan ini di harapkan dapat bermanfaat secara praktis

bagi siswa, guru dan pemerintah.

Bagi Siswa

a Dapat menjadi dukungan sumber belajar pada pembelajaran liteasi

budaya lokal Pangkep sehimgga menjadi siswa yang berkarakter.

b Dapat lebih percaya diri dengan hasil belajar mereka.

Bagi Guru.

a Sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar

sehingga memudahkan guru memberi penjelasan tentang budaya

lokal Pangkep.

b Sebagai salah satu wujud yang dapat memotivasi guru untuk lebih

kreatif dalam menyediakan penunjang pendukung dalam

pembelajaran terkait sehingga memicu antusias siswa dalam belajar

Bahasa Indonesia, utamanya budaya lokal Pangkep.

Page 27: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

11

Bagi Pemerintah.

a. Dapat dijadikan contoh pembelajaran yang dapat disosialisasikan pada

jenis dan tingkat satuan pendidikan lainnya untuk peningkatan mutu

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui kegiatan-kegiatan

pelatihan terhadap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

b. Dapat memudahkan bagi pemerintah sebagai pengambil kebijakan

dalam pengidentifikasian dan penyediaan sarana dan prasarana yang

memadai dalam pembelajaran.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pengembangan ini didasarkan pada asumsi-asumsi

bahwa bahan bacaan program Gerakan Literasi Sekolah dapat

dikembangkan dengan mengintegrasikan budaya lokal

Pada pelaksanaanya, penelitian ini hanya mencakup

pengembangan bahan bacaan program Gerakan Literasi Sekolah

berbasis budaya lokal. Proses pengembangan hanya melalui enam

tahapan penelitian, yakni survei penelitian, pengembangan produk,

desain produk, validasi desain, perbaikkan desain, dan produk akhir.

Penyebaran kuesioner kebutuhan guru dan siswa berlokasi di Kabupaten

Pangkajene. Tiga sekolah yang menjadi lokasi pengambilan data, yakni

Mis Muhammadiyah, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9 Baru-Baru

Tanga diasumsikan mencerminkan pelaksanaan Gerakan Literasi

Sekolah di Kabupaten Pangkajene.

Page 28: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

12

G. Definisi Operasional

Beberapa istilah penelitian ini diberikan definisi operasional

sebagai berikut.

a. Pengembangan

Pengembangan adalah serangkaian prosedur/aktivitas yang

dilakukan peneliti untuk menganalisis kebutuhan, mengembangkan

prototipe, mendesain produk, validasi desain, revisi desain, dan

memproduksi masal produk sehingga bahan bacaan sangat layak

dipergunakan untuk siswa kelas 5 tingkat sekolah dasar.

b. Bahan Bacaan

Bahan Bacaan adalah buku nonteks pelajaran untuk mendukung

proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan dan jenis buku lain

yang tersedia di perpustakaan sekolah. Pengertian ini berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan

Pendidikan.

c. Budaya Lokal

Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat

suatu daerah yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses

belajar dari waktu kewaktu budaya lokal dapat berupa, hasil seni, tradisi,

pola pikir, atau hukum adat. Menurut Nawari Ismail (2011) yang dimaksud

budaya lokal adalah semua ide, aktivitas dan hasil aktivitas manusia

dalam suatu kelompok masyarakat dilokasi tertentu.

Page 29: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

13

BAB II

KAJIAAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bahan Bacaan

Bahan Bacaan merupakan salah satu buku yang dapat

mendukung Gerakan Literasi Sekolah dan Penguatan Pendidikan

Karakter. Bahan bacaan digunakan untuk meningkatkan kemampuan

literasi melalui kegiatan membaca dan menulis. Permendikbud No 8

Tahun 2016 menyebutkan bahan bacaan adalah buku nonteks pelajaran

untuk mendukung proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan

dan jenis buku lain yang tersedia di perpustakaan sekolah.

Di kalangan masyarakat, bahan bacaan juga dikenal sebagai buku

bacaan atau buku kepustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk

memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya.

Buku pengayaan diartikan sebagai buku yang memuat materi yang dapat

memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks dan keterampilan;

membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan,

dan masyarakat lainnya. Buku ini dapat menjadi bacaan bagi peserta

didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya.

Selain itu, dalam Pasal 1 Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016

berbunyi buku nonteks pelajaran adalah bahan bacaan untuk mendukung

Page 30: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

14

proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan dan jenis buku lain

yang tersedia di perpustakaan sekolah. Dengan kata lain, untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional, selain menggunakan buku teks pelajaran

sebagai sumber pembelajaran utama, guru dapat menggunakan buku

pengayaan dalam proses pembelajaran dan menganjurkan peserta didik

membacanya untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Mulyana Aina (2018) menyebutkan karakteristik bahan bacaan

adalah (1) materi dapat bersifat kenyataan atau rekaan; (2)

pengembangan materi tidak terkait langsung dengan kurikulum atau

kerangka dasarnya; (3) materi disajikan secara popular atau teknik lain

yang inovatif; (4) penyajian materi dapat berbentuk deskripsi, eksposisi,

argumentasi, narasi, puisi, dialog, dan/atau menggunakan penyajian

gambar; (5) penggunaan media bahasa atau gambar dilakukan secara

inovatif dan kreatif.

2. Jenis Bahan Bacaan

Berdasarkan dominasi materi/isi yang disajikan di dalamnya, Aina

Mulyana (2018) membagi bahan baacaan dalam tiga jenis klasifikasi,

yaitu kelompok bahan bacaaan: (1) pengetahuan, (2) keterampilan, dan

(3) kepribadian. Setiap jenis bahan bacaan kadang-kadang sulit

dibedakan, tetapi jika dikaji berdasarkan materi/isi yang mendominasi di

dalamnya maka dapat ditetapkan ke dalam salah satu jenis bahan

bacaaan.

Page 31: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

15

Bahan bacaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi

yang dapat memperkaya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

dan menambah kekayaan wawasan akademik pembacanya. Adapun ciri-

ciri bahan bacaan pengetahuan adalah ;

1) Materi/isi buku bersifat kenyataan;

2) Pengembangan isi tulisan tidak terikat pada kurikulum;

3) Pengembangan materi bertumpu pada perkembangan ilmu terkait.

4) Bentuk penyajian berupa deskriptif dan dapat disertai gambar; dan

5) Penyajian isi buku dilakukan secara popular.

Bahan bacaan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat

memperkaya penguasaan keterampilan bidang tertentu. Adapun ciri-ciri

Bahan Bacaan keterampilan adalah

1).Materi/isi buku mengembangkan keterampilan yang bersifat faktual;

2).Materi/isi buku berupa prosedur melakukan suatu jenis keterampilan;

3.)Penyajian materi dilakukan secara prosedural

4).Bentuk penyajian dapat berupa narasi atau deskripsi yang dilengkapi

gambar/ilustrasi.

5).Bahasa yang digunakan bersifat teknis.

Bahan bacaan kepribadian adalah buku yang memuat materi yang

dapat memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang.

Adapun ciri-ciri bahan bacaan kepribadian adalah:

1). Materi/isi buku dapat bersifat faktual atau rekaan;

Page 32: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

16

2) Materi/isi buku meningkatkan dan memperkaya kualitas kepribadian

atau pengalaman batin;

3) Penyajian materi/isi buku dapat berupa narasi, deskripsi, puisi, dialog

atau gambar;

4) Bahasa yang digunakan bersifat figuratif.

3. Bagian Isi Bahan Bacaan

Dalam Permendikbud No 8 Tahun 2016 disebutkan bahwa bagian

isi merupakan uraian materi tentang pokok bahasan yang sesuai dengan

judul buku. Uraian materi harus dapat mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap positif peserta didik. Untuk itu, aspek materi,

aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan aspek kegrafikaan yang perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut.

Asek Materi

1. Harus dapat menjaga kebenaran dan keakuratan materi,

kemutakhiran data dan konsep, serta dapat mendukung

pencapaian tujuan pendidikan nasional.

2. Menggunakan sumber materi yang benar secara teoretik dan

empirik

3. Mendorong timbulnya kemandirian dan inovasi.

4. Mampu memotivasi untuk mengembangkan dirinya.

5. Mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan

mengakomodasi kebhinekaan, sifat gotong royong, dan

menghargai pelbagai perbedaan.

Page 33: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

17

Aspek Kebahasaan.

1. Penggunaan bahasa (ejaan, kata, kalimat, dan paragraf) tepat,

lugas, jelas, serta sesuai dengan tingkat perkembangan usia.

2. Ilustrasi materi, baik teks maupun gambar sesuai dengan tingkat

perkembangan usia pembaca dan mempu memperjelas

materi/konten.

3. Bahasa yang digunakan komunikatif dan informatif sehingga

pembaca mampu memahami pesan positif yang disampaikan,

memiliki ciri edukatif, santun, etis, dan estetis sesuai dengan

tingkat perkembangan usia.

4. Judul buku dan judul bagian-bagian materi/konten buku

harmonis/selaras, menarik, mampu menarik minat untuk

membaca, dan tidak provokatif.

Aspek Penyajian Materi

1. Materi buku disajikan secara menarik (runtut, koheren, lugas,

mudah dipahami, dan interaktif) sehingga keutuhan makna yang

ingin disampaikan dapat terjaga dengan baik.

2. Ilustrasi materi, baik teks maupun gambar menarik sesuai dengan

tingkat perkembangan usia pembaca dan mampu memperjelas

materi/konten serta santun.

3 Penggunaan ilustrasi untuk memperjelas materi tidak mengandung

unsur pornografi, paham ekstrimisme, radikalisme, kekerasan,

sara, bias gender, dan tidak mengandung nilai penyimpangan

Page 34: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

18

lainnya.

4. Penyajian materi dapat merangsang untuk berpikir kritis, kreatif,

dan inovatif.

5. Mengandung wawasan kontekstual, dalam arti relevan dengan

kehidupan keseharian serta mampu mendorong pembaca untuk

mengalami dan menemukan sendiri hal positif yang dapat

diterapkan dalam kehidupan keseharian.

6. Penyajian materi menarik sehingga menyenangkan bagi

pembacanya dan dapat menumbuhkan rasa keingintahuan yang

mendalam.

Aspek Kegrafikaan

1. Ukuran buku sesuai dengan tingkat perkembangan usia dan

materi/konten buku.

2. Tampilan tata letak unsur kulit buku sesuai/harmonis dan memiliki

kesatuan.

3. Pemberian warna pada unsur tata letak harmonis dan dapat

memperjelas fungsi.

4.

5.

Penggunaan huruf dan ukuran huruf disesuaikan dengan tingkat

perkembangan usia.

Ilustrasi yang digunakan mampu memperjelas pesan yang ingin

disampaikan.

4. Pentingnya Bahan bacaan

Page 35: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

19

Dalam proses pembelajaran di kelas, guru masih memfokuskan

pembelajaran yang bertumpu pada buku teks pelajaran. Padahal buku

teks yang dicetak belum dibuat dalam format yang menarik, cenderung

padat, dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dipahami oleh

pembaca sasaran dengan latar belakang budaya yang beragam.

(Dewayani, 2017: 67). Bahan ajar harus dirancang secara sistematis

berdasarkan lingkungan sekitar dan juga harus dilengkapi dengan

komponen-komponen yang dapat menunjang proses belajar mengajar

sehingga dapat mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.(Tarnan. A. Arif, 2018)

Buku teks pelajaran, yang menjadi tumpuan proses pembelajaran,

harus memenuhi beberapa syarat yang telah ditetapkan Bank Dunia

seperti, kesesuaian pedagogis, relevansi konteks budaya (culturally

relevant) , dan kelayakan fisik (physically durable). Dewayani (2017: 68)

menyatakan buku selayaknya memenuhi kualifikasi kemampuan

penelitian (writing skill) , profesional (profesional skill), dan pendidikan

(pedagogical skill) . Apabila syarat tersebut tidak terpenuhi, sekolah dan

guru wajib mengakses buku pengayaan baik fiksi maupun nonfiksi.

Dewayani (2017: 68) menyatakan buku bahan bacaan mengasah

rasa emosi dan rasa keindahan siswa, mendorong partisipasi siswa dalam

pembelajaran, mengembangkan pengetahuan, mengaktifkan

pengetahuan latar siswa, mengembangkan kecerdasan visual, dan

Page 36: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

20

mengasah kemampuan menulis. Berikut perbedaan antara buku teks

pelajaran dan bahan bacan.

Tabel 2.1 Perbedaan Buku Teks Pelajaran dan Buku Bahan Bacaan Anak

Buku Teks Pelajaran Buku Nonteks/Pengayaan

Gaya Penelitian deskriptif,

menerangkan satu topik

Gaya penelitian naratif, menggunakan

deskripsi detail dan dialog khas anak

Topik dijelaskan dengan

gaya penyampaian yang

berjarak dari anak.

Kisah menampilkan tokoh anak sehingga

dekat dengan keseharian anak.

Padat teks dan minim

ilustrasi dan warna.

Dilengkapi dengan ilustrasi dan desain

yang menarik minat anak.

Informasi menjawab

pertanyaan yang terkait

dengan topik.

Kisah fiksi dan detail ilustrasi memancing

pertanyaan anak,

“Mengapa begini, mengapa begitu?”.

Pertanyaan ini bisa memancing diskusi

yang lebih jauh.

Dari uraian di atas dapat simpulkan, perlu adanya pengembangan

bahan bacaan yang dapat menunjang proses pembelajaran di kelas.

Bahan bacaan terdiri dari buku guru dan buku siswa. Buku guru dilengkapi

dengan indikator pemetaan pembelajaran, rancangan pelaksanaan

Page 37: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

21

pembelajaran, dan petunjuk bagi guru sedangkan buku siswa dilengkapi

dengan petunjuk siswa dan lembar aktivitas untuk menumbuhkan minat

baca siswa dengan mengintegrasikan budaya lokal.

Kompetensi dasar yang digunakan dalam pengembangan bahan

bacaan ini, yaitu 3.9 mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

dan 4.9 menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada

teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.

5. Literasi

Literasi secara etimologi berasal dari bahasa Latin literatus, yang

berarti orang yang belajar. Selain itu, dalam bahasa Latin juga terdapat

istilah litera yang meliputi penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi

yang menyertainya. Unesco menyebutkan bahwa literasi merupakan

rangkaian kemampuan menggunakan kecakapan membaca, menulis, dan

berhitung yang diperoleh dan dikembangkan melalui proses pembelajaran

dan penerapan di sekolah, keluarga, masyarakat.

Sementara itu, Kemendikbud tahun 2017 menyatakan selama tiga

dekade terakhir, makna dan cakupan literasi berkembang luas meliputi:

(a) literasi sebagai suatu rangkaian kecakapan membaca, menulis, dan

berbicara, kecakapan berhitung dan kecapakan dalam mengakses dan

menggunakan informasi; (b) literasi sebagai praktik sosial yang

penerapannya dipengaruhi oleh konteks; ( c) literasi sebagai proses

pembelajaran dengan kegatan membaca dan menulis sebagai medium

untuk merenungkan, menyelidiki, menanyakan, dan mengkritisi ilmu dan

Page 38: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

22

gagasan yang dipelajari; dan (d) literasi sebagai teks yang bervariasi

menurut subyek, genre, dan tingkat kompleksitas.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bawah literasi

merupakan kecakapan dalam berbagai bidang seperti membaca, menulis,

berbicara, berhitung, serta kecakapan dalam mendapatkan informasi.

6. Dimensi Literasi

Konsep literasi menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2017) sebagai berikut.

1. Literasi Baca dan Tulis

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami

informasi utuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks

tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan

potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

2. Literasi Numerasi

Literai numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa

memeroleh, mengintepretasikan, menggunakan, dan

mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika

untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks

kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang

ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb) untuk

mengambil keputusan.

3. Literasi Sains

Page 39: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

23

Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk

mampu mengidentifikasikan pertanyaan, memperoleh pengetahuan

baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan

berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana

sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan

budaya, serta keuangan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang

terkait sains.

4. Literasi Digital

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam

menemukan, mengevalusi, menggunakan, membuat informasi, dan

memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat dan

patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Literasi Finansial

Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan risiko, (b)

keterampilan, dan (c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat

keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan

kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat

berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

6. Literasi Budaya dan Kewargaan

Page 40: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

24

Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam

memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesa sebagai

identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah

pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban

sebagai warga masyarakat.

7. Gerakan Literasi Sekolah

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

mengadakan sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti

siswa yang dikenal sebagai Gerakan Literasi Sekolah ( GLS). Gerakan ini

bertujuan agar seluruh siswa memiliki budaya membaca dan menulis

sehingga tercipta pembelajar sepanjang hayat.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan salah satu bentuk gerakan

penumbuhan budi pekerti sebagaimana amanah dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 . Salah satu kegiatan

di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku

nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan

untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan

keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih

baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,

nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan

peserta didik.

Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku

kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi,

Page 41: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

25

kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua peserta

didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam Gerakan

Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah lahir dari hasil survei lembaga

riset yang mengukur keterampilan membaca peserta didik. Hasil penelitian

dan indeks berskala internasional tersebut tentu saja mengkhawatirkan.

Data tahun 2012 menunjukkan posisi negara Indonesia sebagai negara

yang masih tertinggal dalam urusan baca dan tulis Masyarakat.

Indonesia berada pada urutan ke-64 dan minat baca siswa berada

pada urutan ke 57. Indonesia hanya lebih baik dari negara Peru yang

menempati posisi paling terakhir dalam survei ini. Indonesia hanya

mendapat nilai 375 untuk matematika, membaca 396, dan ilmiah 382.

Dalam buku saku Gerakan Literasi Sekolah disebutkan bahwa tujuan

umum Gerakan Literasi Sekolah adalah menumbuhkembangkan budi

pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah

yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi

pembelajar sepanjang hayat.

Selain itu, tujuan khusus Gerakan Literasi Sekolah meliputi

menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di

sekolah, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar

literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan

dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan,

dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam

buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca

Page 42: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

26

Adapun prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah, yaitu sesuai

dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan

karakteristiknya, dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai

ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik, berlangsung

secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum, kegiatan literasi

dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan kecakapan berkomunikasi

lisan, dan mempertimbangkan keberagaman.

Adapun tahapan pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah meliputi

tiga langkah, yakni penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit

membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015) , meningkatkan

kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi bahan bacaan, dan

meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran:

menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata

pelajaran.

8. Tujuan Melakukan Literasi

Tujuan dalam melakuka literasi yaitu :

Mewujudkan serta mengembangkan budi pekerti yang baik dengan

teman-teman disekitar kita.

Melahirkan budaya membaca di lingkungan sekolah dan lingkunan

masyarakat.

Mengembangkan pengetahuan dengan membaca berbagai macam

informasi yang bermanfaat.

Page 43: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

27

Menumbuhkan pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan

tentang budaya lokal..

Membentuk jiwa yang berkarakter mampu berpikir kritis.

Memperkuat nilai-nilai kepribadian pada diri seseorang.

9. Manfaat Dari Literasi

Literasi bermanfaat untuk meningkatkan dan menambahkan kosa

kata pada diri setiap insan

Mengembangkan pengetahuan tentang kosa kata.

Menjadikan otak bisa bekerja secara optimal.

Menambahkan wawasan pada peserta didik.

Memperkuat jati diri dalam menangkap suatu informasi/penyampaian

dari sebuah bahan bacaan.

Meningkatkan kemampuan membaca secara verbal.

Mendidik kemampuan berpikir dan menganalisa suatu bacaan .

Membiasakan diri fokus dan konsentrasi dalam membaca bacaan.

Membiasakan diri untuk bisa menulis dan merangkai kata dengan

baik dan benar.

10. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan

di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter

peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir (literasi),

dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,

Page 44: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

28

keluarga, dan masyarakat. PPK ini juga merupakan amanat nawacita

yang telah dituangkan Presiden

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang

Penguatan Pendidikan Karakter. PPK dilaksanakan dengan menerapkan

nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai

religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,

rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan bertanggung jawab. Ini sesuai dengan bunyi Pasal 3

Nomor 87 Tahun 2017.

Urgensi penerapan Penguatan Pendidikan Karakter karena siswa

saat ini adalah generasi emas Indonesia yang pada tahun 2045 harus

memiliki jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna

menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Penerapan Penguatan

Pendidikan Karakter ini juga memperhatikan keanekaragaman budaya

Indonesia sehingga diharapkan akan lahir pemimpin yang berkepribadian

kuat dan bagus tanpa meninggalkan adat istiadat yang dimiliki.

Salah satu cara untuk mendukung Penguatan Pendidikan Karakter ini

adalah dengan mempersiapkan bacaan yang memiliki muatan karakter

lokal tempat siswa tersebut tinggal. Dengan memperkenalkan kearifan

lokal sejak dini, karakter siswa akan terbentuk sesuai dengan prinsip

hidup yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Selatan khususnya.

11. Sastra Lisan

Page 45: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

29

Sastra lisan merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki

oleh hampir semua masyarakat di seluruh dunia, tak terkecuali

masyarakat Indonesia. Sastra lisan ini merupakan warisan nenek moyang

yang diwariskan secara lisan. Dalam hal ini Hutomo (dalam Amir, 2013:

71), berpendapat bahwa sastra lisan adalah kesusastraan yang mencakup

ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan atau

diturunkan secara lisan (dari mulut ke telinga). Secara harfiah, sastra lisan

berarti sastra yang disampaikan secara lisan. Khusus tentang teks

bahasanya, menurut Amir (2013:75) sastra lisan diubah dalam

masyarakatnya dengan ragam sastra. Ragam sastra yang digunakan

seperti ragam yang mereka kenal bersama, atau menggunakan bahasa

daerah asal sastra itu. Sejalan dengan pendapat Hutomo, Lord (dalam

Amir, 2013: 71) menyatakan bahwa sastra lisan adalah sastra yang

dipelajari, disampaikan, dan dinikmati secara lisan. Unsur utama sastra

lisan adalah estetik. Sastra lisan merupakan sastra yang penyebarannya

melalui mulut ke telinga. Sastra lisan ada karena terdapat suatu kolektif

masyarakat pada zamannya yang terus dilestarikan, disampaikan, dan

dinikmati.

Taum (2013: 21) mengungkapkan sastra lisan merupakan

sekelompok teks yang disebarkan dan diturun-temurunkan secara lisan,

yang secara instrinsik mengandung sarana-sarana kesustraaan dan

memiliki efek estetik dalam kaitannya dengan konteks moral maupun

kultur dari sekelompok masyarakat tertentu. Berdasarkan pendapat diatas

Page 46: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

30

tentang sastra lisan, dapat menyimpulkan bahwa sastra lisan merupakan

sastra yang cara penyampaiayannya dengan secara lisan/ucapan dan

turun temurun, merupakan gambaran kultur/kebudayaan masyarakat.

12. Kebudayaan Lokal

Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang berasal dari bahasa

sansekerta yaitu buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari buddhi

(budia atau akal) yang tumbuh dan berkembang serta dimiliki dan diakui

oleh masyarakat suku bangsa setempat dan sekitarnya. Kebudayaan lokal

biasanya tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat suku daerah

tertentu karena merupakan warisan turun-temurun yang dilestarikan.

Budaya daerah ini akan muncul pada saat penduduk suatu daerah telah

memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama, sehingga menjadi

suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk-penduduk

yang lainnya. Budaya daerah mulai terlihat berkembang di Indonesia pada

zaman kerajaan-kerajaan pada saat sebelumnya .

Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dalam berinteraksi sosial yang

dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda

antara satu dengan yang lain. Menurut (Munirah 2016) “koordinatif

dicirikan dengan kualitas hubungan timbal balik antara keduanya, sedang

hubungan subordinatif mencerminkan satu kualitas hubungan yang hanya

sepihak, artinya dinamika budayalah yang mempengaruhi dinamika

Page 47: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

31

bahasa, dan bukan sebaliknya. Kedua, keberagaman budaya lokal di

Indonesia sebagai berikut; (1) keragaman suku bangsa, (2) keragaman

bahasa, (3) keragaman religi dan (4) Keberagaman seni dan budaya.

Tidak menjadi pembeda dan pemisah, tetapi dipandang sebagai kekayaan

yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang sepatutnya harus berbangga

menjadi warga negara Indonesia karena memiliki bahasa sendiri, yaitu

bahasa Indonesia yang mampu mendukung budaya bangsa dengan

perkembangan berkelanjutan terhadap ilmu pengetahuan”.

1. Gagasan Budaya Lokal

Kebudayaan itu didapatkan dari belajar Kebudayaan yang ada dan

dimiliki oleh setiap manusia (masyarakat dilingkungan itu) bukan

merupakan suatu yang sifatnya kodratif (budaya diturunkan tidak secara

biologis (proses yang ada pada organisme kehidupan) atau pewarisan

melalui unsure genetis atau keturunan), melainkan kebudayaan itu timbul

dari buah pikir manusia. Manusia dirahmati berupa akal oleh Allah supaya

manusia itu berfikir. Dengan adanya akal inilah yang nantinya dapat

membedakan sebuah kebudayaan yaitu perilaku yang dasarnya dari buah

akal pikiran (manusia) dan dasarnya dari insting (hewan). Ketika manusia

baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut

digerakkan olen insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk

dalam kebudayaan. Contohnya adalah kebutuhan akan makanan. Makan

adalah kebutuhan dasar tetapi tidak termasuk dalam kebudayaan. Tetapi

kebutuhan yang harus dipenuhi sebelum manusia makan seperti: apa

Page 48: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

32

yang akan dimakan, bagaimana cara mengolahnya, bagaimana makanan

adalah bagian dari kebudayaan. Semua itu terwujud dan tercipta karena

manusia itu belajar.

Suatu makhluk yang memiliki rasa social yang besar seperti yang

tercermin dalam pasukan semut dimana mereka selalu rajin, bergotong

royong, dikerjakan bersama, mereka membagi pekerjaannya, membuat

sarang dan mempunyai pasukan penyerbu yang semuanya dilakukan

tanpa pernah diajari atau tanpa pernah meniru dari semut yang lain hal itu

tumbuh dengan sendiri dalam kehidupan semut. Hal semacam itu bukan

merupakan suatu kebudayaan, karena perilaku mereka didasarkan atas

insting, yang sifatnya biologis dan diturunkan melalui keturunan atau

bawaan sejak lahir (faktor genetik) dan ini sifatnya sudah kodrati.insting

tidak dipelajari.

2. Pelestarian Kebudayaan

Agar dapat dikatakan sebagai suatu pelestarian budaya ataupun budaya

lokal bahwa upaya untuk mempertahankan agar supaya budaya tetap

sebagaimana adanya menurut Peursen(1988: 233), kebudayaan itu

sebenarnya bukan suatu kata benda akan tetapi suatu kata kerja,

kebiasaan-kebiasaan seorang individu harus dimiliki bersama oleh suatu

kelompok manusia. Para ahli Antropologi membatasi diri untuk

berpendapat, suatu kelompok mempunyai kebudayaan jika para warganya

secara bersama mempunyai sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan

yang sama yang didapat melalui proses belajar.

Page 49: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

33

Dari sinilah nantinya akan muncul suatu kebersamaan dan

menimbulkan suatu nilai-nilai dan kepercayaan yang mereka anggap itu

baik serta mereka mempercayainya.

3. Kebudayaan sebagai pola masyarakat

Dalam setiap masyarakat, oleh anggotanya dikembangkan

sejumlah pembatasan terhadap kebudayaan. Pembatasan itu dilakukan

untuk membuat suatu nilai atau norma-norma yang nantinya akan

dianggap sebagai sesuatu yang wajib yang harus diadakan dalam

keadaan-keadaan tertentu. Dilingkungan masyarakat sekitar kita sering

mendapati sebagian orang tidak melakukan suatu ritual atau

melaksanakan acara adat yang telah mereka sepakati, bila para anggota

masyarakat selalu mematuhi dan mengikuti norma-norma yang ada pada

masyarakatnya maka tidak akan ada yang disebut dengan pembatasan -

pembatasan kebudayaan. Pembatasan kebudayaan ini dimaksudkan

untuk membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat

yang lainnya sesuai dengan latar belakang masyaraktnya masing-

masing.

Dalam lingkup satu masyarakat pembatasan kebudayaan ini tidak

terasa, karena semua anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan

norma-norma aturan yang ada dalam masyarakat tersebut. Tetapi ketika

orang itu pindah kedaerah lain (masyarakat lain) dia baru menyadari

Page 50: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

34

pembatasan-pembatasan tersebut. Karena norma an aturan yang selama

ini mereka percayai tidak berlaku lagi dimasyarakat yang baru.

4. Kebudayaan Dinamis dan Adaptif

Pada umumnya kebudayaan itu dikatakan bersifat Dinamis karena

kebudayaan selalu berubah tanpa adanya gangguan budaya asing atau

budaya dari luar, dikatakan adaptif, karena kebudayaan melengkapi

manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan

fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang

bersifat fisik geografis maupun pada lingkungan sosialnya.

Dilingkungan sosialnya Banyak cara yang wajar dalam hubungan

tertentu pada suatu kelompok masyarakat memberi kesan ganjjal pada

kelompok masyarakat yang lain, tetapi jika dipandang dari hubungan

masyarakat tersebut dengan lingkungannya, barulah hubungan tersebut

bisa dipahami. Misalnya, sistem norma dari aturan adat suku bugis yang

disebut Pangaderreng dimana melahirkan budaya siri agar tidak tertimpa

rasa malu dan terhina akibat dari perbuatannya oleh karena itu dalam

mengasuh anak-anak, orang tua disuku bugis sangat menekankan prilaku,

kebiasaan dalam bertutur kata atau berbuat yang disebut pammali.

Masyarakat bugis meyakini bahwa pelanggaran terhadap pammali akan

mendapatkan ganjaran berupa kutukan.

Bagi orang diluar, kebudayaan tersebut susah mereka mengerti,

tetapi bagi masrakat pendukung kebudayaan yang melakukan pantangan-

Page 51: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

35

pantangan seperti itu, hal tersebut mungkin suatu cara menyesuaikan diri

pada lingkungan fisik dimana mereka berada

13. Perkembangan Psikologi Anak

Mengetahui perkembangan psikologi anak sangat penting. Para

pakar pendidikan dan psikologi perkembangan bahkan menyatakan

perkembangan anak harus dikuasai oleh seseorang yang ingin mendekat

dan menguasai dunia (sastra) anak.

Sarumpaet (2009: 5) menyatakan banyak tokoh besar yang

menanamkan pentingnya perhatian ini, mereka yang sesungguhnya

memberi landasan utama pendidikan dan pemahaman atas anak. John

Locke (1632—1704) menyebut pikiran anak baru lahir sebagai tabula

rasa, filsuf Prancis Jean-jacques Rousseau (1712—178) yang percaya

pentingnya perkembangan moral yang dalam bukunya Emile antara lain

menuntut pendidikan anak yang memerdekakan dan “Learninby Doing”

dan Bapak Psikoanalisis, Sigmund Freud (1856—1939) yang

menganggap pengalaman masa kanak-kanak sebagai sesuatu yang

penting dalam menunjang perkembangan mereka. Sarumpaet (2009: 6)

menyatakan bahwa dengan mengacu perkembangan anak secara

kognitif, sosial, dan moral kita mengakui bahwa anak adalah manusia utuh

yang memerlukan perkembangan. Pengakuan ini juga mengikatkan pada

permasalahan dan urgensi pendidikan dan pengajaran dalam dunia anak.

Tarigan (1995: 65) mengatakan pada usia 8—10 tahun terdapat

dua ciri utama perkembangan pribadi anak-anak, yaitu ciri kepribadian

Page 52: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

36

untuk mengadakan kerja sama atau koordinasi sangat tinggi pada

penilaian anak kelas empat, tetapi menurun pada kelas-kelas akhir dan

rasa cemas atau rasa takut anak-anak semakin berkurang pada bahaya-

bahaya yang langsung atau mungkin terjadi. Implikasi pada kedua ciri-ciri

tersebut dengan mendorong dan meningkatkan kegiatankegiatan sastra

yang memberi peluang bagi anak-anak mengadakan kerja sama;

sediakan dan berikan buku-buku yang memberi penekanan kerja sama

tema utamanya dan berikan kumpulan sastra yang berisi tentang

kecemasan/ketakutan untuk digunakan sebagai bahan diskusi dan

pengembangan pemahaman anakanak terhadap kecemasan-kecemasan

yang tidak realistik.

Masih menurut Tarigan (1995: 66) pada usia 10—12 tahun

terdapat tiga ciri utama perkembangan pribadi anak-anak. Pertama

banyak anak yang telah menginternalisasikan kontrol atau pengawasan

mereka; mereka yakin dan percaya bahwa sedang berada dalam

pengawasan. Kedua kemandirian atau keberdikarian merupakan suatu ciri

utama pribadi mereka yang sangat bernilai/berharga bagi anak-anak.

Ketiga perubahan fisik yang cepat membuat anak sadar diri dan

mengkritik diri sendiri. Implikasi pada ketiga ciri tersebut dengan cara

memberikan buku-buku sastra yang melukiskan perkembangan

pengawasan/kontrol yang terinternalisasi atau dari dalam diri/hati anak-

anak, menyediakan karya sastra yang mengilustrasikan atau melukiskan

perkembangan/pengembangan kemandirian baik yang bertokoh pria

Page 53: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

37

maupun yang bertokoh wanita, dan cerita-cerita mengenai anak-anak

lainnya yang mengalami masalah yang muncul menjelang masa dewasa

untuk membandingkan dengan masalah mereka.

Hal senada juga diungkapkan Rahmanto (1988: 29). Menurutnya

dalam pemilihan bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan

psikologis hendaknya diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar

pengaruhnya terhadap minat dan keenganan anak didik dalam banyak

hal.

Tahap-tahap perkembangan psikologi dikelompokkan Rahmanto, (1988:

30) sebagai berikut.

1.Tahap penghayal (8—9 tahun )

Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata tetapi

masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.

2. Tahap Romantik (10—12 tahun )

Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke

realitas. Meski pandangannya tentang dunia ini masih sangat sederhana,

tapi pada tahap ini anak telah menyenangi cerita-cerita kepahlawanan,

petualangan, dan bahkan kejahatan.

Menurut dokumen Perjenjangan Buku Nonteks Pelajaran di Indonesia

(Puskurbuk dalam Dewayani, 2-17:71), buku dikategorikan dalam tujuh

jenjang dengan perkiraan usia dan kelas sebagai berikut.

Tabel 2.2. Perjenjangan Buku Menurut Kemampuan Membaca

Jenjang Jenjang Perkiraan Perkiraan Format

Page 54: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

38

Pembaca Usia Kelas Buku

A Pramem

baca

0-3 tahun Bayi

hingga

balita

Buku kain, buku tebal,

buku taktil untuk bayi,

dan buku dengan

format

interaktif

B Membaca

dini

3-6 tahun PAUD/TK Buku besar dan buku

bergambar

C Membaca

awal

6-9 tahun SD Kelas

rendah

Buku besar dan buku

bergambar

D Membaca

lancar

9-12

tahun

SD Kelas

Tinggi

Buku bergambar, buku

dengan sedikit ilustrasi

E Membaca

Lanjut

12-15

tahun

SMP Buku dengan bab,

novel remaja, komik

F Membaca

Mahir

15-18

tahun

SMA Semua jenis buku

G Membaca

Kritis

>18

Tahun

Dewasa Semua jenis buku

14. Hubungan Perkembangan Psikologi dengan Sastra Anak

Sesuai dengan perkembangan manusia terhadap kemampuan

kognitifnya, Piaget dalam (Kurniawan, 2009: 4) menyatakan pada usia 7—

11 tahun disebut operasioperasi berpikir konkret. Pada usia tersebut anak-

Page 55: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

39

anak mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, tetapi hanya

ketika mereka pada mengacu kepada objek-objek dan aktivitas-aktivitas

yang konkret.

Dengan keterampilan berbahasa yang dimiliki seperti menyimak,

berbicara, menulis, dan membaca, anak mulai memahami sastra. Dengan

kemampuan menyimak anak tertarik mendengarkan dongeng,

kemampuan bicara membuat anak menuturkan pengalamannya,

kemampuan membaca anak bisa memahami cerita, dan kemampuan

menulis anak mampu meluapkan imajinasinya.

Kurniawan (2009: 41) menyatakan pada usia ini, anak-anak lebih

menyukai dunia sastra dibanding dengan dunia yang terdapat dalam ilmu

lain, misalnya berhitung. Hal ini terjadi karena sastra anak adalah sastra

yang ditulis berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman anak-anak.

Anak-anak, dengan cara berpikirnya yang konkret dan tidak logis ini,

membuat mereka menyukai cerita-cerita fantasi dan dongeng, karena

dalam dongeng cerita fantasi ini, hal-hal yang tidak logis dalam kehidupan

diceritakan dengan logika anak-anak, misalnya benda-benda dan binatang

bisa bicara, sehingga dengan cerita tersebut, anak-anak merasa memiliki

kedekatan dengan benda dan binatang tersebut yang setiap hari dijumpai

dalam lingkungannya.

Noor (2011: 55) menyatakan dunia dongeng merupakan dunia

yang fantastis dan penuh dengan warna-warni kehidupan. Menghidupkan

kisah dengan mendongeng akan menciptakan nuansa tersendiri

Page 56: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

40

khususnya bagi anak-anak. Menurut Sunindyo dalam Noor (2011: 58),

perkembangan minat anak terhadap bacaan berupa cerita adalah

sebagai berikut.

1. Usia 8—9 Tahun

Lebih menyukai cerita-cerita fabel. Selain itu, mereka juga menyukai

cerita-cerita dari kehidupan nyata seperti cerpen-cerpen pada masalah

atau novelet anak—anak.

2. Usia 10 Tahun

Pada usia ini anak-anak perempuan mulai menyukai cerita-cerita yang

berkaitan dengan misteri kehidupan rumah tangga, seperti film Ratapan

Anak Tiri. Anak lelaki seusianya umumnya tidak/belum menyukai hal ini.

Intinya cerita perjalanan biografi (cerita sejarah).

3. Usia 11 Tahun

Minat pada biografi (sastra sejarah) terus berkembang. Akan tetapi, minat

baca pada usia ini meluas pula kepada cerita-cerita petualangan. Mereka

amat menyukai cerita seperti Sinbad dan Lima Sekawan.

4. Usia 12 Tahun

Usia ini dianggap sebagai puncak minat baca cerita. Pada umur ini

anakanak lebih menyukai biografi pahlawan yang menonjolkan kisah

heroiknya. Misalnya, kisah heroik Jenderal Soedirman lebih disukai pada

masa ini. Dapat disimpulkan bahwa mengacu pada perkembangan

psikologi anak, sastra mampu membuka pengalaman dan memberikan

pengetahuan baru.

Page 57: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

41

15. Metode Pengembangan RPP Kurikulum 2013

Metode Pengembangan Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran

Kurikulum 2013 yang telah direvisi untuk menguatkan pendidikan karakter

dapat dengan cara memasukkan/menyisipkan kristalisasi nilai-nilai

pendidikan karakter seperti religius, mandiri, nasionalis, gotong royong,

dan integritas, pada format penyusunan rancangan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Dengan adanya kristalisasi tersebut akan memudahkan

guru untuk melakukan Penguatan Pendidikan Karakter kepada siswa di

kelas sehingga generasi emas milenial ini akan menjadi pemimpin yang

berkarakter.

Dibawah ini format penyusunan Rencana Pelaksaaan Pembelajaran

(RPP) yang mengandung Penguatan Pendidikan Karakter(PPK).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SDN 9 Baru-Baru Tanga

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Ekosistem ( Tema 5) yang dihubungkan dengan

bahan bacaan Pangkep Boledong

Sub Tema : Komponen Ekosistem (Sub Tema 1)

Pembelajaran ke : 1

Alokasi waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

Page 58: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

42

2.. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan

logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompeten

si Indikator

3.7 Menguraikan

konsep-konsep

yang saling

berkaitan pada

teks nonfiksi.

3.7.1 Menyebutkan pokok

pikiran dalam bacaan

teks nonfiksi.

4.7 Menyajikan

konsep-konsep

yang saling

berkaitan pada

teks nonfiksi ke

dalam tulisan

dengan bahasa

4.7.1. Membuat pertanyaan-

pertanyaan

sehubungan dengan

bacaan.

4.7.2 Membuat teks nonfiksi

tentang Hewan

berdasarkan jenis

Page 59: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

43

sendiri. makanannya.

Muatan : IPA

No Kompetensi Indikator

3.5 Menganalisis hubungan

antar komponen

ekosistem dan jaring-

jaring makanan di

lingkungan sekitar.

3.5.1 Mengidentifikasi

hewan berdasarkan

jenis makanannya.

4.5 Membuat karya tentang

konsep jaring-jaring

makanan dalam suatu

ekosistem

1.5.1 Membuat bagan

tentang

penggolongan hewan

berdasarkan jenis

makanannya.

C. TUJUAN

1. Dengan memperhatikan secara teliti teks bacaan Pangkep

Boledong yang disajikan, siswa mampu menemukan pokok pikiran

dalam bacaan secara tepat.

2. Dengan menyimak penjelasan dan memperhatikan secara cermat

teks bacaan, siswa mampu membuat pertanyaan-pertanyaan

sehubungan dengan bacaan. secara tepat.

3. Dengan membuat bagan, siswa mampu mengelompokkan hewan

berdasarkan jenis makanannya secara benar.

4. Dengan melakukan pengamatan dan pengumpulan informasi, siswa

mampu membuat teks bacaan Pangkep Boledong tentang

penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya secara tepat.

Page 60: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

44

D. MATERI

1. Bacan tentang ekosistem Pangkep Boledong

2. Golongan hewan berdasarkan jenis makanannya masing-

masing.

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Teknik : Example Non Example

Metoden : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi

dan Ceramah.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Page 61: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

45

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Pembukaan 1. Pembelajaran dimulai dengan

mengucapkan salam, menanyakan

kabar dan mengecek kehadiran/

mengabsen siswa.

2. Pembelajaran dilanjutkan dengan

membaca do’a dipimpin oleh salah

seorang siswa. Siswa yang diminta

membaca do’a adalah siswa siswa yang

hari ini datang paling cepat. (Saling

Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).

3. Siswa diingatkan untuk selalu

mengutamakan sikap disiplin setiap

saat dan manfaatnya bagi tercapainya

cita-citanya kedepan.

4. Menyanyikan lagu Indonesia Raya

atau lagu nasional lainnya seperti

Garuda Pancasila. Guru memberikan

penguatan tentang pentingnya

menanamkan semangat

Nasionalisme.

5. Pembiasaan membaca/ menulis/

15 menit

Page 62: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

46

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

mendengarkan/ berbicara selama 15-

20 menit materi non pelajaran seperti

tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,

makanan/minuman sehat , cerita

inspirasi dan motivasi . Sebelum

membacakan buku guru menjelaskan

tujuan kegiatan literasi dan mengajak

siswa mendiskusikan pertanyaan-

pertanyaan berikut:

Apa yang tergambar pada sampul

buku.

Apa judul buku

Kira-kira ini menceritakan tentang apa

Pernahkan kamu membaca judul

bukuseperti Pangkep Boledong?

Page 63: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

47

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Inti Kegiatan Pembuka

Guru membuka pelajaran dengan

memperkenalkan judul tema, yaitu “

Ekosistem dan Pangkep Boledong.”

Guru memberikan penjelasan bahwa

dalam tema/bacaan ini siswa akan

mencari informasi dan memahami

lebih rinci tentang ekosistem bacaan

Pangkep Boledong.

Guru mengajak siswa untuk

mengamati dua gambar yang

disajikan. Siswa diminta menjelaskan

perbedaan antara kedua gambar

yang tersedia.

Guru meminta siswa menuliskan

pertanyaan-pertanyaan yang ingin

diketahui siswa tentang ekosistem/

Pangkep Boledong serta komponen-

komponennya untuk kemudian siswa

menempelkannya di papan tulis yang

telah disediakan.

Selama proses pembelajaran

berlangsung, siswa dapat menuliskan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

yang dimilikinya atau pertanyaan.

14 menit

Page 64: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

48

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

milik teman-temannya.

Kegiatan ini dapat membiasakan

siswa berpikir kreatif dan terampil

dalam mencari informasi untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan.

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Siswa membaca dan mencermati

dialog pembuka kegiatan pembelajaran,

Page 65: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

49

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

beri penekanan pada kata ekosistem

dan bahan bacaan Pangkep Boledong.

Tanyakan kepada siswa: Menurut

kalian, apakah ekosistem itu?’Apa yang

kalian ketahui tentang

ekosistem?’Apakah peranan ekosistem

bagi makhluk hidup?”“Menurutmu,

apakah semua tempat terdiri atas

ekosistem yang sama?”

Page 66: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

50

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Gunakan pertanyaan-pertanyaan di

atas untuk merangsang/menstimulus

rasa ingin tahu siswa tentang topik

yang akan didiskusikan.

Minta siswa untuk mengingat kembali

hal-hal yang mereka temukan di

lingkungan sekitar mereka, “Coba

perhatikan lingkungan sekitar kita.

Ekosistem apa saja yang dapat kita

temui di sekitar kita?”

A. Ayo Membaca

Siswa membaca teks dengan

saksama bacaan tentang Ekosistem.

Siswa membaca teks ekosistem

yang terintegrasi dengan baik

tentang Pangkep Boledong

Page 67: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

51

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Guru memimpin diskusi kelas dengan

menanyakan kata-kata yang sukar

serta hal-hal penting seputar bacaan.

Siswa mengemukakan dan

menuliskan pokok pikiran serta

informasi penting yang ditemui di

setiap paragraf bacaan (kegiatan ini

merupakan kegiatan yang digunakan

untuk mencapai KD 3.7 Menguraikan

konsep-konsep yang saling berkaitan

pada teks nonfiksi).

Page 68: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

52

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Guru memberikan penjelasan kembali

tentang “pokok pikiran”.

Siswa saling berdiskusi tentang pokok

pikiran serta informasi penting yang

telah mereka tuliskan.

B. Ayo Membaca

Siswa mencermati teks bacaan yang

disajikan pada buku siswa tentang

jenis makanan hewan.

Siswa bersama-sama mendiskusikan

tentang isi teks bacaan tersebut.

Page 69: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

53

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Siswa menuliskan hal-hal yang masih

belum ia pahami ke dalam tabel

pertanyaan yang nanti dapat ia cermati

kembali saat siswa sudah memperoleh

jawabannya.

Sarankan kepada siswa untuk

membuat catatan kecil yang dapat

membantu siswamengingat kembali

jenis-jenis makanan hewan.

Siswa bersama dengan

kelompoknya,mencari gambar hewan-

hewan dari majalah atau surat kabar.

Kemudian, siswa diminta

mengklasifikasikan hewan-hewan

yang ditemui berdasarkan jenis

makanannya (kegiatan ini digunakan

untuk makin memperdalam

pemahaman siswa tentang kategori

hewan berdasarkan jenis makanannya

dalam KD IPA 3.5.

Memahami ekosistem dan jaring-jaring

Page 70: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

54

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

makanan di lingkungan sekitar

dan 4.5. Membuat karya tentang

konsep jaring-jaring makanan dalam

suatu ekosistem.)

Pada kegiatan ini, siswa dapat

mempergunakan informasi yang

mereka dapatkan dari teks bacaan

yang disajikan di Buku Siswa.

Siswa menuliskan kesimpulan dari

hasil kerja kelompok-kelompok lain

yang ditampilkan dalam gallery walk.

C. Ayo Menulis

Page 71: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

55

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Siswa membuat tulisan nonfiksi

yang membandingkan dua jenis

hewan berdasarkan jenis

makanannya yang terdiri atas

tiga paragraf (kegiatan ini

dilakukan untuk mencapai KD BI 3

dan 4.7).

D. Kerja Sama dengan Orang Tua

Mintalah siswa untuk melakukan

kegiatan mengamati hewan piaraan

atau hewan pilihannya bersama

dengan orang tua mereka

Page 72: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

56

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

menggunakan sumber informasi yang

ada di rumah. Dorong siswa untuk

mencatat hasil diskusi dengan orang

tuanya untuk dipaparkan di depan

kelas esok harinya.

Page 73: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

57

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

AW

Penutup 1. Siswa mampu mengemukan hasil

belajar hari ini

2. Guru memberikan penguatan dan

kesimpulan

3. Siswa diberikan kesempatan berbicara

/bertanya dan menambahkan

informasi dari siswa lainnya..

4. Penugasan dirumah, Siswa diberi

tugas untuk membuat ronce dari

bahan manik-manik dengan bantuan

orang tua.

5. Menyanyikan salah satu lagu daerah

untuk menumbuhkan nasionalisme,

persatuan, dan toleransi.

6. Salam dan do’a penutup di pimpin

oleh salah satu siswa.

15

menit

G. PENILAIAN

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru

untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil

penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil

Page 74: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

58

belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi

ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap,

tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek

dengan rubric penilaian sebagai berikut.

1. Bentuk Penilaian: Nontes (Tulisan Nonfiksi)

Instrumen Penilaian: Rubrik

KD Bahasa Indonesia 3.7 dan 4.7

Catatan: Rubrik digunakan sebagai pegangan guru dalam memberikan

umpan balik terhadap tugas teks nonfiksi. Hasil dari kegiatan ini tidak

harus dimasukkan ke dalam buku nilai (sangat bergantung pada kesiapan

siswa). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah sebagai kegiatan untuk

memahamkan siswa tentang penulisan teks nonfiksi. Guru dapat melihat

keberhasilan pembelajaran tentang teks nonfiksi dari hasil keseluruhan

kelas secara umum.

2. Bentuk Penilaian: Nontes (Tabel Hewan Berdasarkan Jenis Makanan)

Instrumen Penilaian: Rubrik

KD IPA 3.5 dan 4.5

Page 75: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

59

Catatan:

Rubrik digunakan sebagai pegangan guru dalam memberikan umpan

balik terhadap tugas membuat tabel penggolongan hewan

berdasarkan jenis makanannya. Hasil dari kegiatan ini tidak harus

dimasukkan ke dalam buku nilai (sangat bergantung pada kesiapan

siswa), Tujuan utama dari kegiatan ini adalah sebagai kegiatan untuk

memahamkan siswa tentang hewan berdasarkan jenis makanannya.

Guru dapat melihat keberhasilan pembelajaran tentang hewan

berdasarkan jenis makanannya dari hasil keseluruhan kelas secara

umum.

Page 76: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

60

H. SUMBER DAN MEDIA

1. Buku Pedoman Guru Tema 5 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 5 Kelas 5

(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2019).

2. Buku teks, buku bacaan tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan

Jenis Makanannya, Pangkep Boledong, gambar-gambar hewan dari

media cetak, dan majalah, serta lingkungan sekitar.

Refleksi Guru

Catatan Guru

1. Ide Baru :……….

2. Masalah :………..

3. Spesial Momen :………….

Mengetahui Baru-Baru Tanga,17 Juli 2019

Kepala Sekolah, Guru Kelas V,

HJ. SITTI BAHRAH,S.Pd.

NIP. 196410051984112002

( Permendikbud No 22 Tahun 2016)

Page 77: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

61

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan.Yang relevan

dengan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Watifah (2016) dengan Judul

Pengembangan perpustakaan digital bahasa Indonesia Untuk

meningkatkan literasi informasi kelas X siswa Sekolah menengah atas di

Bandar Lampung penelitian ini menggunakan metode penelitian

pengembangan, tujuan penelitian ini adalah: Mendeskripsikan potensi

dikembangkannya perpustakaan di sekolah, Menghasilkan produk

berbentuk multimedia (perpustakaan digital), Menganalisis efektivitas

multimedia interaktif pada perpustakaan, Menganalisis efisiensi

perpustakaan digital di SMA Bandar Lampung, dan Menganalisis daya

tarik perpustakaan digital di SMA Bandar Lampung. Namun penulis

melakukannya di Seokalah Dasar dengan judul yang berbeda j\kalau

Nurul Watifah menggunakan pengembangan perpustakaan sedangkan

penulis menggunakan pengembangan bahan bacaan.

Hasil penelitian menunjukkan 1) sekolah memiliki potensi, yakni

setiap sekolah menyediakan sekitar 2-3 unit komputer pada ruang

perpustakaan, sudah memiliki ruang laboratorium komputer sendiri,

komputer yang disediakan sesuai dengan jumlah siswa, spesifikasi

komputer sesuai dengan tuntutan software, 2)sebuah produk

perpustakaan digital berbasis komputer yang dimuat dalam kepingan CD

(Compact Disk), 3) efektivitas produkdigunakan uji t dari hasil pretest dan

Page 78: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

62

posttest yang diberikan kepada siswa. Hasil uji t menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan mean hasil posttest (83,75) > pretest (36,6875)

dengan t hitung (35.364)>t tabel (1.671) dengan demikian perpustakaan

digital lebih efektif dapat meningkatkan literasi, 4) efisiensi produkdengan

penghematan waktu 25%, pelaksanaan penggunaan perpustakaan digital

lebih sedikit dibandingkan waktu yang direncanakan, dan 5) daya tarik

produk sangat baik dengan hasil sebesar 92,13%.. Dan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan di bidang

pembelajaran, khususnya bagi Teknologi Pendidikan dalam kawasan

desain.

Hal ini sejalan pula dengan penelitan yang di lakukan Dian

Anggraini (2018) dengan judul pengembangan buku pengayaan untuk

mendukung Gerakan literasi sekolah dan penguatan pendidikan Karakter

melalui cerita rakyat lokal budaya tujuan penelitian ini adalah untuk

Mendeskripsikan kebutuhan siswa dan guru, Mendeskripsikan

karakteristik dan mendeskripsikan kelayakan terhadap buku pengayaan,

untuk menunjang Gerakan Literasi Siswa dan Penguatan Pendidikan

Karakter melalui cerita rakyat. Penelitian ini dikategorikan sebagai

penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa adanya (J.W.

Creswell dalam Sangadji dan Sopiah, 2010: 24). Jadi, metode deskriptif

dalam penelitian ini dimanfaatkan untuk menganalisis saran, evaluasi,

Page 79: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

63

koreksi, dan penilaian dari para pakar.dengan menggunakan metode

penelitian Research and Development (R&D) yang relevan oleh Borg and

Gall Jadi, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini

berupa narasi dan deskripsi hasil dari evaluasi penilaian yang diberikan

oleh subjek penelitian yaitu pakar materi, pakar media, dan praktisi.

Pemaparan menggunakan kata-kata untuk menjawab rumusan-rumusan

masalah yang sudah ditentukan. Setelah data terkumpul, kemudian

dihitung skor rata-rata setiap aspek kriteria yang dinilai dengan

menggunakan rumus( Sudjana, 2010:109) dan diubah ke dalam hasil

persentase/proporsi. Skor persentase diperoleh dengan cara menghitung

rata-rata jawaban berdasarkan instrumen penilaian menurut pakar materi,

pakar media, dan praktisi. Rumus menghitung persentase kelayakan buku

pengayaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan buku

pengayaan berdasarkan kebutuhan siswa dan guru berupa buku

pengayaan memiliki multifungsi, untuk mendukung Gerakan Literasi

Sekolah dan Penguatan Pendidikan Karakter. Buku guru memuat

indikator pemetaan pembelajaan, rancangan pelaksanaan pembelajaran,

dan petunjuk guru. Buku siswa memuat petunjuk siswa dan lembar

aktivitas yang dapat menjadi tolok ukur pembentukan karakter siswa.

Hasil validasi tiga pakar menunjukkan buku pengayaan ini sangat layak

digunakan untuk mendukung GLS dan PPK dengan perolehan nilai rata-

rata sebesar 88 persen,

Page 80: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

64

B. Kerangka Pikir

Kerangka Pikiran Pembelajaran bahasa Indonesia mengajarkan

siswa dalam menggunakan empat aspek keterampilan dalam berbahasa,

empat aspek tersebut adalah: mendengar (menyimak), berbicara,

membaca, dan menulis untuk mereka berkomunikasi.

Pada empat aspek keterampilan dalam berbahasa sangat perlu

diterapkan karena adanya kurikulum baru dan rendahnya budaya

membaca siswa, dalam melaksanakan gerakan literasi siswa yang meiliki

banyak kendala diantaranya adalah: Kurangnya penggiat literasi, kondisi

perpustakaan yang kurang mendukung, buku yang kurang menarik, buku

bacaan kurang memadai utamanya buku budaya lokal Pangkep dalam

mengatasi kendala tersebut maka peneliti melakukan pelaksanaan

gerakan literasi sekolah dan yang dilakukan yaitu: Bedah perpustakaan,

dukungan kepala sekolah, guru, komite sekolah, pemerintah dan orang

tua, mengembangkan perpustakaan, serta menambah koleksi buku

bacaan.

Dan akan berkembang secara optimal dengan cara terus-menerus

dibimbing dan dilatih atau diasah. Salah satu dari empat aspek

keterampilan berbahasa dalam pelajaran bahasa Indonesia yaitu

keterampilan membaca. Keterampilan membaca yang dipelajari di

Sekolah Dasar kelas V yaitu membaca pemahaman terhadap bahan

bacaan. Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan yang dilakukan

dengan membaca yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari teks

Page 81: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

65

atau bahan bacaan yang dibaca. Standar kompetensi serta kompetensi

dasar dalam membaca karena kurikulum harus tercapai dan dikuasai

serta dipahami oleh siswa.

Untuk mengukur ketercapaian kompetensi membaca maka

dibutuhkan instrumen tes membaca pemahaman yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum yang diharapkan.Insturmen tes membaca pemahaman

adalah soal-soal yang digunakan untuk mengukur ketercapaian

kompetensi membaca siswa.

Page 82: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

66

Model Kerangka Pikir:

Upaya mengatasi kendala pelaksanaan

gerakan literasi sekolah Bedah perpustakaan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Dukungan dari keala sekolah, guru,

Komite pemerintah dan orangtua.

Mengembangkan perpustakaan

Menambah koleksi buku bacaan

siswa

Adanya Kurikulum

baru dan

Rendahnya minat

baca siswa

Pelaksanaan Gerakan

Kendala Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Kondisi Perpustakaan Kurangnya Penggiat Buku yang kurang menarik Buku bacaan kurang memadai

utamanya bacaan budaya lokal

Pangkep

Page 83: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

66

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and

Development (R&D), sebagai suatu proses kegiatan yang digunakan

untuk mengembangkan dan menghasilkan produk. Penelitian dan

pengembangan ini tidak hanya berorientasi pada produk, tetapi juga

berhubungan dengan prosedur dan proses, sebagaimana pendapat Borg

and Gall (1983: 772).

Bahwa: :Educational Research and development (R&D) is a process

used to develop and validate educational products. The steps of this

process are usually referred to as the R&D cycle, which consists of

studying research findings pertinent to the product to be developed,

developing the products based on these findings, field testing it in the

setting where it will be used eventually, and revising it to correct the

deficiencies found in the filedtesting stage. In more rigorous programs of

R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product

meets its behaviorally defined objectives.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Sugiyono (2013: 297)

bahwa Research and Development adalah Metode penelitian dan

pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

Page 84: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

67

produk tersebut. Karakteristik Research and Development adalah

penelitian berbentuk siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan,

permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan suatu produk

tertentu. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang

dipergunakan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk

dan diuji keefektifan serta kelayakannya.

Penelitian pengembangan bidang pendidikan merupakan suatu

jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk pendidikan bisa. Mengembangkan produk pendidikan

bisa menghasilkan produk yang belum pernah atau melakukan inovasi

terhadap produk yang telah ada agar lebih bermanfaat. Contohnya buku

pengayaan cerita rakyat dikembangkan dan menghasilkan produk buku

pengayaan untuk mendukung Gerakan Literasi Sekolah dan Penguatan

Pendidikan Karakter melalui cerita rakyat. Memvalidasi kelayakan, berarti

produk yang diciptakan layak untuk digunakan. Prosedur penelitian dan

pengembangan mencakup 10 langkah umum yaitu:

(1) Studi pendahuluan dan pengumpulan data (research and

information collecting),

(2) Perencanaan (planning),

(3) Pengembangan produk awal ( develop preliminary form of product),

(4) Uji coba awal (preliminary field testing),

(5) Revisi untuk menyusun produk utama (main product revision),

Page 85: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

68

(6) Uji coba utama (main field testing),

(7) Revisi untuk menyusun produk operasional (operational product

revision),

(8) Uji coba produk operasional (operational field testing),

(9) Revisi produk final (final product revision), dan

(10) Diseminasi dan implementasi produk hasil pengembangan

(dissemination and implementation). Sebagaimana digambarkan pada

gambar 3.1 sebagai berikut.

Gambar 3.1 Langkah-langkah Research & Development menurut Borg &

Gall (1983:772).

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

mengambarkan dan menginterpretasikan objek apa adanya (J.W.

Creswell dalam Sangadji dan Sopiah, 2010: 24). Jadi, metode deskriptif

dalam penelitian ini dimanfaatkan untuk menganalisis saran, evaluasi,

koreksi, dan penilaian dari para pakar.

Main Product Revision

1 5 4 3 2

6 9 10 8 7

Develop Preliminary Frorm a Product

Preliminary Pield

Testing

Research and Information

collecting Planning

Main Field

Testing

Operational Product Revision

Operational Field

Testing

Final Product Revision

Dissemination and

Implementation

Research Development

Development

Page 86: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

69

Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

(contohnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya)

secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006:6).

Pada penelitian ini peneliti memberikan analisis terkait hasil dari

dari pengumpulan data agar didapat informasi sebanyak-banyaknya dari

subjek terkait evaluasi terhadap produk buku pengayaan untuk

menunjang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan PPK melalui cerita rakyat

di sekolah dasar. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dalam

pada penelitian berupa narasi dan deskripsi hasil dari evaluasi penilaian

yang diberikan oleh subjek penelitian yaitu pakar materi, pakar media,

dan praktisi. Pemaparan menggunakan kata-kata untuk menjawab

rumusan-rumusan masalah yang sudah ditentukan.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah Sesuai

dengan kebutuhan, penelitian ini hanya berlangsung dari langkah ke-1

sampai dengan langkah ke-7. Langkah ke-8, ke-9 dan ke-10 tidak

dilaksanakan.

Page 87: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

70

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembengan yang peneliti lakukan

Sesuai dengan kebutuhan, penelitian ini hanya berlangsung dari

langkah ke-1 sampai dengan langkah ke-7. Langkah ke-8, ke-9 dan ke-10

tidak dilaksanakan. Prosedur penelitian dan pengembangan yang

dilakukan peneliti mencakup 7 langkah yaitu:

1. pengumpulan data (research and information collecting),

2. Perencanaan (planning),

3. Pengembangan produk awal ( develop preliminary form of product),

4. Uji coba awal (preliminary field testing),

5. Revisi untuk menyusun produk utama (main product revision),

6. Uji coba utama (main field testing),

1.Awal Penelitian

dan Pengumpu

lan data

2. Perencanaan 3. Pembuatan

Produk Awal

7. Perbaikan

Produk Operasional

6. Uji Coba

Lapangan

5.Perbaikan

Produk

Awal

4.Uji Coba

Awal

Page 88: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

71

7. Revisi untuk menyusun produk operasional (operational product

revision),

Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini mengacu pada R

& D cycle Brog and Gall (1983). Beberapa langkah penelitian yang dapat

dijelaskan secara rinci yang peneliti lakukan sebagai berikut:

a.Tahap prapengembangan produk, terdiri dari dua langkah:

Langkah pertama: penelitian pendahuluan dan pengumpulan

informasi. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui

kebutuhan belajar terkait dengan penggunaan pengembangan bahan

bacaan gerakan literasi sekolah berbasis budaya lokal, sedangkan

pengumpulan informasi adalah menggali informasi-informasi

mengenai potensi yang memungkinkan untuk menerapkan produk

hasil pengembangan.

Langkah kedua: Perencanaan pengembangan produk berdasarkan

analisis hasil penelitian pendahuluan dan kajian teoretik.

b. Tahap pengembangan produk, terdiri dari tiga langkah (dimulai dari

langkah ke-3 sampai dengan langkah ke-5)

Langkah ketiga: pengembangan produk awal. Pengembangan yang

telah dibuat sesuai dengan langkah kedua, dikembangkan produk

awal bahan bacaan gerakan literasi sekolah berbasis budaya lokal.

Page 89: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

72

Langkah keempat: uji lapangan produk awal. Uji ini adalah merupakan

evaluasi/ validasi terhadap produk awal bahan bacaan yang berhasil

dikembangkan pada langkah ketiga. Pada uji coba lapangan produk

awal bahan bacaan ini terdiri dari evaluasi/ validasi oleh ahli media,

ahli materi, guru kelas V SD, dan uji terbatas I (uji perseorangan dan

uji kelompok kecil) yang terdiri dari 30 siswa yang ada pada populasi

calon pengguna produk.

Langkah kelima: revisi produk awal untuk menghasilkan produk

utama. Berdasarkan hasil pada langkah keempat, dilakukan revisi

produk awal bahann bacaan sesuai dengan saran baik dari evaluator

ahli maupun siswa ( calon pengguna ).

c. Tahap penerapan produk, terdiri dari langkah ke-6 dan langkah ke-7

langkah keenam ujiterbatas II ( uji kelompok besar/ lapangan ) Uji

terbatas II adalah merupakan evaluasi skala terbatas untuk

mengetahui efektivitas dan daya tarik produk utama bahan bacaan

gerakan literasi sekolah berbasis budaya lokal

Langkah ketujuh: revisi produk utama untuk menghasilkan produk

operasional.

C. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan meliputi kegiatan: (a) mencari sumber pustaka

dan hasil penelitian terdahulu dan relevan. Pada tahapan ini peneliti

melakukan survei ke berbagai tempat seperti perpustakaan provinsi dan

kota dan lokasi tempat penelitian dilakukan; (b) menganalisis kebutuhan

Page 90: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

73

siswa dan guru terhadap bahan bacan yang berisi tentang budaya lokal

Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap

bahan bacaan.

D. Pengembangan Produk

Tahap pengembangan produk ini meliputi (a) menentukan bahan

bacaan yang akan dikembangkan; (b) mengembangkan/menyadur bahan

bacaan dengan menyisipkan Siri na Pacce untuk menguatkan pendidikan

karakter siswa, dan . Pada tahap ini peneliti mulai merancang draf produk

bahan bacaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan

mengintegrasikan budaya lokal.

E. Desain Produk

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan merancang dan

mendesain bahan bacaan untuk menunjang Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) dan PPK melalui budaya lokal. Peneliti mengembangkan draf

menjadi sebuah produk yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru

sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkah pengembangan draf sebagai

berikut. (a) Menyusun urutan budaya lokal yang telah dikembangkan, (b)

Membuat petunjuk bagi guru dan siswa untuk menggunakan bahan

bacaan ini agar menunjang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan PPK dan

(c) Memodifikasi rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) bagi guru

kelas V SD dengan tema “Ekosistem yang di hubungkan dengan bahan

bacaan pangkep boledong”.

Page 91: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

74

F. Validasi Desain

Validasi desain adalah proses penilaian rancangan produk yang

dilakukan dengan memberikan penilaian berdasarkan pemikiran rasional.

Validasi desain dalam penelitian ini dikaji oleh pakar media, materi, dan

praktisi. Hal ini dilakukan untuk memeroleh masukan dan penilaian untuk

penyempurnaan. Proses dalam validasi desain tersebut melihat beberapa

aspek kelayakannya, yaitu isi, keterbacaan, penyajian, dan grafis

.G. Perbaikan Desain

Setelah desain bahan bacaan divalidasi melalui dosen pembimbing

dan para pakar, saran berupa kelemahan akan diperbaiki demi

penyempurnaan bahan bacaan.

H. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah di Kabupaten Pangkep

yang meliputi MIS Muhammadiyah Sibatua, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan

SDN 9 Baru-Baru Tanga, pada tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Januari berdasarkan pertimbangan efisiensi

waktu, tenaga, dan biaya.Penelitian ini dilaksanakan pada semester

genap tahun ajaran 2018/2019

I.Produk Akhir

Produk akhir merupakan produk yang telah direvisi berdasarkan

saran dan kritik dari para pakar. Langkah penelitian pengembangan ini

divisualisasikan sebagai berikut.

Page 92: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

75

Metode Penelitian dan Penegmbangan

Penjelasan:

Awal Penelitian

Pengumpulan

Data

Merencanakan Pembuatan

Produk Awal

(Prototipe)

Uji Coba Awal

Evaluasi

Pakar

Evaluasi

Teman

Sejawat

Melakukan Per

baikan Produk

Awal

Uji Coba

Lapangan

Perbaikan Produk

Operasional

Evaluasi

Praktisi Finish

revisi

- Naskah (Dokumen) Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis

Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

Gambar 3.3. Metode penelitian dan pengembangan

- Penelitian dan pengumpulan data awal - Pengumpulan literatur dan hasil penelitian yang terkait - Penyusunan proposal penelitian

- Merencanakan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal - Perencanaan tema bacaan Pangkep Boledong - Perencanaan layout bahan bacaan

- Pengembangan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

- Evalusi pakar dilaksanakan untuk mengetahui validitas atau kesahihan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

- Evaluasi teman sejawat dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberterimaan (kepraktisan) Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

- Perbaikan prototipe menjadi produk awal

- Melibatkan 9 Guru dan 75 Siswa Sekolah Dasar di 3 sekolah yaitu: MIS Muhammadiyah Sibatua Pangkep, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9 Baru-Baru Tanga

- Perbaikan produk

Page 93: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

76

J. Pengumpulan Data

Sugiyono (2016: 199) mengatakan kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Setiyadi (2006: 54) mengatakan ada dua jenis

kuesioner, yaitu kuesioner pertanyaan tertutup dan kuesioner pertanyaan

keterbuka. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan

kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup memiliki kelebihan kepada peneliti

di antaranya memudahkan dalam mengolah data dan mengarahkan

jawaban kepada masalah penelitian yang dianalisis.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teknik kuesioner

tertutup. Kuesioner dipergunakan untuk untuk menilai dan menguji

kelayakan pengembangan buku pengayaan untuk menunjang GLS dan

PPK melalui cerita rakyat. Kuesioner akan diisi oleh oleh pakar materi,

guru, dan siswa.

K. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian tahap I adalah tiga Sekolah Dasar di Kabupaten

Pangkep. Penetapan sampel pada masing-masing tahapan penelitian mengacu

pada prosedur pengembangan sehingga sampel yang ditentukan sesuai dengan

kebutuhan pada masing-masing tahapan. Sampel yang digunakan pada

Page 94: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

77

penelitian tahap I terdiri dari sampel analisis kebutuhan, sampel uji coba, sampai

validasi ahli.

L. Intrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kuesioner. Kuesioner terkait

dengan analisis kebutuhan siswa dan guru serta kuesioner kedua

berbentuk skala likert untuk penilaian pakar materi, pakar media, dan

praktisi terhadap kelayakan bahan bacaan program GLS dengan

mengintegrasikan budaya lokal. Sugiyono (2016: 134) menyatakan skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Penelitian ini menggunakan gradasi dari sangat baik, baik, cukup,

kurang dan sangat kurang jawaban dari item instrumen. Sugiyono (2016:

135) menyatakan jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

skala likert memunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Skala likert untuk penilaian pakar materi, media, dan praktisi

menggunakan lima kategori. Penilaian dilakukan terhadap empat aspek

kriteria, yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian materi, dan

kegrafikaan.

Aspek kriteria kelayakan pengembangan bahan bacaan

program Gerakan Literasi Siswa dengan mengintegrasikan budaya lokal

ini menggunakan penilaian kelayakan bahan bacaan yang dikembangkan

berdasarkan PP No 8 Tahun 2016 tentang Buku yang Digunakan oleh

Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Instrumen

Page 95: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

78

penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk

centang ataupun pilihan ganda (Sugiyono, 2015: 135). Penelitian ini

menggunakan bentuk centang (Ѵ) pada kolom yang tersedia.

M. Validitas Instrumen

Sugiyono mengemukakan validitas merupakan derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat

dilaporkan oleh peneliti (2016: 363) . Artinya data yang dikatakan valid

adalah data yang memiliki kesamaan antara data yang dilaporkan dengan

objek penelitian.

Pendapat serupa juga dilontarkan Nasution (2004: 74). Menurut

Nasution suatu alat pengukur dinyatakan valid, jika alat itu mengukur apa

yang harus diukur oleh alat tersebut. Meter itu valid karena memang

mengukur jarak. Demikian pula timbangan valid karena mengukur berat.

Bila timbangan tidak mengukur berat akan tetapi hal yang lain, timbangan

itu tidak valid untuk itu. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan validitas isi (content analysis). Validitas isi menggunakan

pertimbangan pakar terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat.

Pakar akan memberikan penilaian dan saran terhadap semua aspek yang

hendak diukur.

N. Teknik Menganalisis Data

1. Menganalisis data kesahihan

Page 96: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

79

Untuk menentukan koefisien validitas Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal digunakan metode dari Gregory dalam

Mansyur (2014: 97-98) sebagai berikut:

a. Membuat tabel data hasil penilaian validator

b. Memasukkan hasil penilaian validator ke dalam tabel tabulasi

silang (2x2) yang terdiri dari kolom A, B, C, dan D.

c. Menghitung koefisien validasi dengan rumus sebagai berikut:

CBA

DKv

Keterangan:

A = Sel yang menunjukkan ketidaksetujuan antara kedua

penilai.

B dan C = Sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara

penilai pertama dan kedua (penilai pertama setuju, penilai

kedua tidak setuju, atau sebaliknya).

D = sel yang menunjukkan persetujuan yang valid antara kedua

penilai.

Mengkonversi nilai koefisien validitas. Menurut Ihsan dalam

Mansyur (2014:17), nilai koefisien validitas jika melebih (>0,75) maka

dikatakan model tersebut valid.

Jika Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

dinyatakan valid dilanjutkan dengan perhitungan reabilitas. Nilai reabilitas

Page 97: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

80

model dihitung dengan menggunakan rumus dari Emmer & Millet dalam

Mansyur (2014: 120) sebagai berikut:

%1001 xBA

BAR

Keterangan:

R = Koefisien Reabilitas

A = Nilai total maksimum atau nilai rata-rata tertinggi hasil

penilaian kedua validator

B = Nilai total minimum atau nilai rata-rata terendah hasil

penilaian kedua validator.

Koefisien reliabilitas selanjutnya dibandingkan dengan kategori.

Jika koefisien yang diperoleh >0,75 maka reliabilitas model tinggi.

2. Analisis data keberterimaan

Untuk memperoleh informasi mengenai tingkat keberterimaan

Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal diperoleh dengan

membandingkan antara skor daya terima dengan skor standar

Adapun langkah-langkah analisis data keberterimaan model

sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimum ideal.

b. Menentukan skor minimun ideal.

c. Mengubah skor maksimum ideal dan skor minimum ideal ke

dalam rentang skala 0-100

d. Menentukan range

R = Skor maksimum ideal – Skor minimum ideal

Page 98: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

81

e. Menghitung Kriteria Objektif dengan rumus:

K

RO

Keterangan:

O = Kriteria Objektif

R = Range

K = Kategori

f. Menentukan skor standar

ST = Skor maksimum – Kriteria objektif

g. Menghitung skor daya terima responden serta skor rata-

ratanya.

h. Membandingkan skor daya terima dengan skor standar.

Untuk memaknai perbandingan skor keberterimaan dan skor

standar menggunakan tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 : Kriteria Keberterimaan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

Skor Kriteria

X < ST Kurang

X ≥ ST Baik

Page 99: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

82

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Produk

Prosedur pengembangan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Budaya

lokal dalam penelitian dan pengembangan produk ini dilakukan melalui tujuh

tahap yakni 1) Penelitian dan Pengumpulan data awal, 2) Perencanaan, 3)

Pembuatan Produk Awal, 4) Uji Coba Awal, 5) Perbaikan Produk Awal, 6) Uji

Coba Lapangan, 7) Perbaikan Produk Operasional.

Adapun hasil yang diperoleh pada setiap tahap di atas diuraikan

sebagai berikut:

1. Awal Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian awal dilakukan dengan sasaran pokok yakni melakukan

kajian terhadap pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah atau Gerakan Literasi

Sekolah di MIS Muhammadiyah Sibatua, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9

Baru-Baru Tanga . Sasaran utama pengumpulan data awal adalah pelaksanaan

Gerakan Literasi Sekolah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya,

khususnya yang berkaitan dengan bahan bacaan yang dimiliki oleh sekolah.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang

bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru,

kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah,

orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa,

Page 100: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

83

masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan,

dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Seperti umumnya di banyak sekolah, kegiatan Gerakan Literasi

Sekolah yang dilaksanakan di sekolah tempat penelitian ini berlangsung

adalah berupa pembiasaan membaca peserta didik 15 menit sebelum

pembalajaran dimulai. Kegiatan membaca dilakukan oleh seluruh warga

sekolah, guru dan siswa.

Pengamatan dan pengumpulan data awal yang dilakukan pada tiga

sekolah yaitu: MIS Muhammadiyah Sibatua, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9

Baru-Baru Tanga meliputi pengamatan pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

yang meliputi kelebihan dan kekurangan pelaksanaannya. Di samping itu

pengamatan juga difokuskan pada ketersediaan buku referensi yang

menunjang kelancaran pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah.

Data awal juga diperoleh dengan melakukan serangkaian wawancara

terhadap siswa maupun guru mengenai pelaksanaan Gerakan Literasi

Sekolah. Data yang diperoleh dari wawancara dipergunakan untuk

memperkaya dan menambah variasi data yang dihasilkan dari pengamatan.

Data yang dikumpulkan dari hasil pengamatan dan wawancara dapat

dikemukakan bahwa pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di MIS

Page 101: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

84

Muhammadiyah Sibatua, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9 Baru-Baru Tanga

sudah berjalan namun masih banyak kekurangan yang terjadi diantaranya:

1. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah belum secara konsisten

dilaksanakan setiap hari oleh setiap kelas. Beberapa kelas hanya

melaksanakan kegiatan membaca 15 menit 3-4 kali seminggu.

2. Belum ada perencanaan yang matang dan terkordinasi pelaksanaan

Gerakan Literasi Sekolah yang diikuti oleh seluruh guru.

3. Belum ada kegiatan supervisi dan monitoring pelaksanaan Gerakan

Literasi Sekolah sehingga kegiatan Gerakan Literasi Sekolah hanya

bersifat sukarela.

4. Kegiatan membaca yang dilakukan siswa bersifat seremonial belaka.

Beberapa siswa nampak membaca namun setelah ditanyakan apa

yang dia baca, ternyata tidak diketahui.

5. Buku-buku penunjang sebagai bahan bacaan masih sangat terbatas.

Jika ada itupun kurang menarik minat baca siswa karena umumnya

materi bacaannya mengenai budaya yang kurang akrab dengan

kehidupan siswa.

Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut penulis berkesimpulan

bahwa salah satu cara untuk meningkatkan minat siswa dalam

mensuskseskan Gerakan Literasi Sekolah adalah dengan menyediakan

bahan bacaan yang menarik bagi siswa. Bahan bacaan tersebut isinya

haruslah akrab dengan latar belakang kehidupan keseharian siswa.

Page 102: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

85

2. Perencanaan Pembuatan Produk

Berdasarkan hasil penelitian awal maka dibuat rencana tindakan

berupa membuat dan mengembangkan bahan bacaan literasi sekolah

berbasis budaya lokal. Untuk keperluan tersebut maka disusun langkha-

langkah sebagai berikut:

a) Mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang berbasis lokal sulawesi

selatan yang akan dijadikan sumber untuk pengembangan bahan

bacaan.

b) Mendiskusikan dengan teman-teman guru di sekolah tempat penelitian,

tema apa yang menarik dan diminati oleh siswa.

c) Mengumpulkan berbagai referensi cara membuat lay out bahan bacaan

untuk dipergunakan dalam mendesain bahan bacaan.

3. Pembuatan Produk Bahan Bacaan Awal (prototipe)

Bahan-bahan bacaan baik dalam bentuk buku maupun dalam bentuk

softcopy yang bersumber dari internet dibaca dan dianalisis untuk

menentukan tema yang menarik untuk dikembangkan menjadi bahan bacaan

siswa.

Alasan pemilihan dan pengembangan bahan bacaan bersumber dari

bacaan yang sudah ada sebelumnya ketimbang menciptakan sendiri, bahan

bacaan adalah sebagai berikut:

1. Bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat umur siswa Sekolah Dasar

(SD) sangat banyak ditemukan di internet sedangkan anak usia

Page 103: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

86

Sekolah Dasar (SD) masih kurang pengetahuan dalam melakukan

pencarian bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat usia mereka.

2. Pengembangan bahan bacaan dari bacaan yang sudah ada dapat

menjadi produk bagi guru-guru yang kurang memilliki kemampuan

dalam mengarang cerita. Ini juga dapat menjadi langkah awal (starting

point) untuk menciptakan sendiri cerita hasil karangan guru sendiri.

Berdasarkan literatur yang ada, akhirnya penulis memilih salah satu

judul bacaan yang berjudul “Pangkep Boledong”. Pemillihan judul ini untuk

dikembangkan berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa guru di MIS

Muhammadiyah Sibatua, SDN 47 Baru-Baru Towa, dan SDN 9 Baru-Baru

Tanga yang menganjurkan untuk mengembangkan judul “Pangkep

Boledong”, diantara beberapa judul yang peneliti sodorkan untuk dipilih.

Bahan yang sudah dipilih tersebut selanjutnya ditulis ulang dan

disesuaikan dengan kebutuhan siswa sebagai pengguna bahan bacaan

tersebut. Agar menarik bagi siswa, bahan bacaan diberikan berbagai ilustrasi

berupa gambar. Ini dimaksudkan agar siswa lebih mudah memahami isi

bacaan dengan menghubungkan ilustrasi gambar yang disediakan. Bahan

bacaan yang dikembangkan dan dihasilkan dalam tahap ini dinamakan

produk awal Bahan Bacaan Literasi Budaya Lokal.

Produk awal yang dihasilkan dalam kegiatan pengembangan tahap ini

dideskripsikan sebagai berikut:

Page 104: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

87

1. Produk awal berupa Bahan Bacaan Literasi Budaya Lokal dengan

judul “Pangkep Boledong”

2. Bahan Bacaan terdiri atas 32 halaman kertas A4 dengan huruf

Arial font 14..

3. Produk awal terdiri atas 3 bagian yakni halaman awal (kover), isi

dan halaman akhir berupa referensi yang dijasikan rujukan tulisan.

Produk awal yang dihasilkan pada tahap ini selanjutnya akan

mengalami serangkaian uji coba untuk menghasilkan produk yang sesuai

dengan kebutuhan

4. Uji Coba Awal Bahan Bacaan

Sebuah produk yang baik harus memenuhi 3 persyaratan utama yakni

1) sahih atau valid, 2) berterima atau praktis dan 3) tepat sasaran atau efektif.

Untuk keperluan tersebut maka Bahan Bacaan Literasi Sekolah Budaya

Lokal harus diuji untuk mengetahui apakah ketiga syarat tersebut terpenuhi.

Syarat kesahihan dan keberterimaan dilakukan dengan menilai produk

dengan menggunakan instrumen penilaian. Penilaian kesahihan produk

dipengaruhi oleh kajian teoretis yang membangun produk. Oleh sebab itu

penguji (validator) yang layak menilai adalah pakar yang menguasai

landasan teoretis pengembangan produk dan kajian-kajian yang

melandasinya. Untuk keperluan uji kesahihan produk maka validator yang

dilibatkan adalah pakar dari kalangan praktisi (guru).

Page 105: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

88

Keberterimaan produk dipengaruhi oleh persepsi penilai (judgedment)

berdasarkan pengalamannya sebagai guru. Semakin berpengalaman

seorang penilai sebagai guru maka hasil penilaian yang dilakukannya

semakin baik. Semakin banyak guru yang dilibatkan dalam penilaian produk

maka hasil penilaian juga akan semakin baik dan dapat dipertanggung

jawabkan.

Adapun uji keefektifan produk dilakukan dengan menerapkan secara

langsung produk dilapangan. Uji keefektifan produk bertujuan untuk melihat

keefektifan produk dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan

demikian pengujian keefektifan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Budaya Lokal

setelah diterapkan dengan cara mengamati dan mengumpulkan persepsi

siswa dalam menggunakan produk tersebut.

a. Uji Keberterimaan Produk

Uji keberterimaan produk dimaksudkan untuk mengetahui apakah

produk yang dikembangkan praktis digunakan di lapangan. Oleh sebab itu

Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya perlu dilakukan pengujian

yang dilakukan oleh guru-guru yang telah memiliki pengalaman.

Guru yang terlibat dalam uji keberterimaan produk sebanyak sembilan

orang guru dari tiga sekolah yakni dari MIS Muhammadiyah Sibatua, SDN 47

Baru-Baru Towa, dan SDN 9 Baru-Baru Tanga masing-masing tiga orang guru.

Setiap guru diberikan naskah Bahan Bacaan Literasi Sekolah Budaya serta

Page 106: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

89

instrumen keberterimaan produk. Naskah kemudian dinilai. Analisis data dan

pembahasan uji keberterimaan produk dibahas pada bagian tersendiri.

b. Uji Kesahihan Produk

Pada uji coba awal, produk berupa prototipe Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Budaya Lokal diuji. Pengujian terhadap prototipe produk dilakukan

dalam dua tahap yakni:

a. Uji keberterimaan produk yang dilakukan oleh guru yang berpengalaman

dengan menggunakan instrumen keberterimaan produk

b. Uji kesahihan prototipe produk yang dilakukan oleh validator ahli dengan

menggunakan instrumen kesahihan produk.

Hasil, analisis data dan pembahasan uji kesahihan dan keberterimaan

produk dibahas secara detail pada bagian tersendiri. Meskipun dari hasil

pengujian dan analisis data diketahui bahwa Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Budaya Lokal valid dan reliabel namun beberapa catatan yang diberikan oleh

pakar menjadi acuan dalam memperbaiki prototipe produk dan lainnya

berupa saran untuk kelanjutan penelitian sebagaimana tabel 4.1 berikut;

Tabel 4.1 : Catatan dan Saran Perbaikan Pakar Penilai Kesahihan Prototipe

Produk

NO

VALIDATOR AHLI

MASUKAN

HAL. SARAN PERBAIKAN

1. 1. Paragraf pertama terlalu panjang.

Page 107: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

90

1.

Hj. Masnasari, M.Pd

Perlu disingkat agar anak-anak tidak

bosan dalam membaca.

2. Diksi. Kata pula pada paragraf 1 baris

keempat tidak perlu digunakan.

3. Baris kelima terdapat kesalahan

penulisan. Tertulisa kebanggan

seharusnya kebanggaan.

4. Paragraf ke dua baris ke-3 tertulis

kelur, seharusnya keluar.

2. 1. Paragraf ke-2 tertulis di halam,

seharusnya halaman.

2. Paragra ke-5, tertulis pekangan,

harusnya pekarangan.

3. Paragraf ke-4 tertulis disipakan,

harusnya disiapkan.

4. Pada tabel referensi. Pada kolom

sumber, harus dicantumkan tanggal

pengambilan link sumber dari internet

Page 108: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

91

NO

VALIDATOR AHLI

MASUKAN

HAL. SARAN PERBAIKAN

2.

Abdul Wahab, M.Pd.

1 1. Paragraf pertama, bab I tidak

menggunakan gmbar , baiknya

menggunakan gambar.

2. Baris keempat dari terakhir terdapat

kesalahan penulisan. Tertulis menujuk

seharusnya menunjuk.

2. Paragraf ke-6 baris ketiga kata terakhir

tertulis Bandeng . Seharusnya kata

tersebut tidak perlu ada dan diganti

dengan kata Bolu.

4. 1. Paragraf ke-4 baris ke 5 tertulis

Boledong Pangkep seharusnya

Pangkep Boledong

2. Paragraf ke-5 baris ke-3 tertulis

diperkiran, seharusnya diperkirakan.

5 Paragaf pertama tertulis Boledong

Pangke , harusnya angkep Boledong

6. 1. Paragraf pertama sebaiknya

Page 109: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

92

menggunakan banyak gambar.

2. Paragraf ke-2 baris ke-4 tertulis

makasar bisatonji makanya pangkep

un menggunakan kata Pangkep

boledong.....

3. Paragraf ke-3 baris ke-4 tertulis

BoLeDong, seharusnya seru Boledong

4. Paragraf ke-4 tertulis disipakan,

harusnya disiapkan.

7. 1. Paragraf ke-1 baris ke-2 pada bab II

kearifan lokal budaya seharusnya

kearifan budaya lokal tertulis Paragraf

ke-1 baris ketiga tertulis giugusan,

seharusnya gugusan.

2. Paragraf kedua baris pertama tertulis

dulu, seharusnya dahulu

8. 1. Paragraf ketujuh baris kelima tertulis

mengangkut, seharusnya

menyangkut.

2. Paragraf pertama baris ketujuh tertulis

maksalah, seharusnya masalah.

Page 110: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

93

3. Paragraf kedua baris ketiga tertulis tak

ada satupun..., seharusnya tak

satupun.

4. Paragraf terakhir baris ke-2 daari

terakhir pada bab VI tertulis lesun,

seharusnya Lesung.

3 Guru- Guru

Kelas V SD

9. 1. Dalam Hal ini Penulisan huruf betul-

betui di perhatikan.

2. Pada penggunaan tanda baca harus

betul-betul di gunakan pada

tempatnya..

3. Pengetikan sebaiknya di perhatiakan

betul huruf demi huruf hingga menjadi

sebuah kalimat.

4. Dalam merangkai kalimat sebaiknya

menggunakan bahasa buku agar

bacaan Pangkep Boledong yang

berbasis budaya lokal daapat

dikategorikan sangat baik.

Page 111: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

94

Berdasarkan masukan dari validator maka prototipe Bahan Bacaan

Literasi Sekolah Berbasis Budaya direvisi dengan mengacu pada hal-hal

yang disarankan oleh validator. Revisi yang dilakukan pada prototipe produk

dalam hal perbaikan pengetikan, perbaikan penggunaan Bahasa Indonesia

yang benar sebagaimana yang diusulkan pada tabel di atas. Prototipe produk

yang telah diperbaiki selanjutnya di namakan produk Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Budaya Lokal.

5. Perbaikan Produk Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya

Lokal

Hasil penilaian guru ahli pada aspek keberterimaan produk umumnya

mereka berpendapat bahwa produk Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis

Budaya Lokal yang dikembangkan sudah baik namun perlu adanya revisi

kecil. Saran dari guru ahli selanjutnya dijadikan rujukan dalam melakukan

perbaikan terhadap Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya yang

meliputi:

Penggunaan bahasa Indonesia yang benar termasuk pemilihan kata yang

sesuai dan penyederhanaan kalimat.

Perbaikan dalam penggunaan tanda baca (koma, titik).

Naskah produk Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

yang telah diperbaiki inilah yang selanjutnya dipergunakan pada uji

keefektifan produk melalui uji coba lapangan.

Page 112: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

95

6. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilaksanakan dengan melibatkan 75 orang siswa

yang terdiri atas 30 orang siswa dari kelas V Mis Muhammadiyah Sibatua

dan sebanyak 25 orang di SDN 47 Baru-Baru Towa serta 20 orang siswa

kelas V dari SDN 9 Baru-Baru Tanga.

Sasaran akhir uji coba adalah untuk mengetahui keefektifan produk.

Dengan demikian uji coba lapangan pada pelaksanaannya bertujuan:

a. Untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Budaya di kelas.

b. Untuk memperoleh saran-saran dari guru pelaksana produk mengenai

pelaksanaan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Budaya Lokal di kelas

sebagai bahan untuk perbaikan produk.

Uji coba penggunaan produk dilaksanakan selama dua minggu atau

sembilan kali pertemuan. tiga kali pertemuan dilaksanakan di MIS

Muhammadiyah Sibatua, Tiga kali pertemuan di SDN 47 Baru-Baru Towa

dan Tiga kali pertemuan dilaksanakan di SDN 9 Baru-Baru Tanga.

Uji produk dilaksanakan dengan memberikan bahan bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” pada setiap siswa

untuk dijadikan bahan bacaan saat pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

yakni 15 menit sebelum proses belajar di mulai.

Saat kegiatan berlangsung, perilaku siswa diamati dengan fokus

adanya perubahan persepsi ke arah positif ketika menggunakan Bahan

Page 113: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

96

Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

dibandingkan dengan menggunakan bahan bacaan lainnya.

Di samping itu juga diadakan wawancara bebas terhadap siswa dan

guru mengenai kesan mereka menggunakan Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”. Wawancara dan pengamatan

ini dilaksanakan untuk memperoleh masukan langsung dari pengguna produk

mengenai penggunaan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya

Lokal di kelas.

Masukan yang diharapkan diperoleh berpedoman pada pertanyaan:

- Apakah Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya dapat di

pahami? (mudah, sedang atau sulit)?

- Jika diperbaiki, pada bagian mana dan bagaimana perbaikannya?

- Apakah terlihat adanya perilaku siswa yang mengarah kepada minat

berliterasi?

- Apakah ada perbedaan kesan menggunakan Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” dibandingkan

bahan bacaan lainnya?

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data bahwa secara umum

Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berrbasis Budaya Lokal “Pangkep

Boledong” mudah dipahami. Siswa lebih bersemangat dan serius mengikuti

kegiatan Gerakan Literasi Sekolah dengan menggunakan Bahan Bacaan

Page 114: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

97

Literasi Sekolah Budaya Lokal “Pangkep Boledong” karena cerita, tokoh

maupun latar cerita yang ada di dalamnya akrab dengan kehidupan siswa.

Ada perbedaan yang cukup mencolok persepsi dan aktivitas siswa

saat menggunakan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

“Pangkep Boledong”. Seluruh siswa terlihat sangat antusius dan penasaran

ingin segera menuntaskan bahan bacaannya. Beberapa siswa telah

menuntaskan bahan bacaan pada hari kedua dari tiga hari yang ditargetkan.

Waktu 15 menit alokasi waktu yang diberikan bagi siswa dimanfaatkan

secara maksimal. Jika sebelumnya umumnya siswa tidak menggunakan

waktu 15 menit secara maksimal maka dengan menggunakan Bahan Bacaan

Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” waktu 15 menit

dimanfaatkan secara maksimal.

4) Perbaikan Produk

Secara umum tidak terdapat hal yang prinsipil yang harus diperbaiki

pada naskah produk Bahan Bacaan Literasi Sekolah Budaya Lokal

“Pangkep Boledong” setelah uji coba I. Beberapa masukan yang menjadi

dasar perbaikan produk sebagai berikut:

- Jenis huruf dan font diganti dengan jenis yang lebih menarik dan

menyenangkan.

- Produk sebaiknya dicetak berbentuk buku sehingga lebih terkesan buku

ketimbang diktat.

Page 115: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

98

7. Perbaikan Produk Operasional

Produk yang telah diperbaiki berdasarkan masukan pada uji coba

lapangan selanjutnya dievaluasi lagi dengan melibatkan seluruh guru yang

terlibat dalam penelitian ini. Secara keseluruhan guru yang terlibat dalam

mengevaluasi produk sebanyak sembilan orang yakni tiga orang masing-

masing dari setiap sekolah yakni dari MIS Muhammadiyah Sibatua, SDN 47

Baru-Baru Towa dan .SDN 9 Baru-Baru Tanga

Evaluasi produk dilakukan dalam dua tahap yakni (1) memberikan

naskah produk kepada setiap guru untuk dibaca dan diberi catatan perbaikan

dan (2) pertemuan dalam bentuk diskusi untuk mengumpulkan saran dan

pendapat dari semua guru. Berdasarkan kedua langkah tersebut

dikumpulkan saran perbaikan sebagai berikut:

- Kesalahan pengetikan diperbaiki kembali.

- Tampilan naskah Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

“Pangkep Boledong” agar lebih menarik perlu dicetak berwarna.

- Perlu dibuat sampul naskah Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis

Budaya Lokal yang lebih menarik dan berwarna (full color).

Berdasarkan saran-saran di atas maka Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Berbasis Budaya Lokal diperbaiki kembali. Produk Operasional Bahan

Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal yang dihasilkan

dideskripsikan sebagai berikut:

Page 116: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

99

a) Kover lebih menarik tanpa mencantumkan lembaga Perguruan Tinggi

seperti pada produk sebelumnya.

b) Naskah produk akhir Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis

Budaya Lokal setebal 34 halaman dengan susunan:

- Sampul depan

- Isi setebal 92 halaman dengan jenis huruf Arial.

B. Keberterimaan Produk

Uji keberterimaan Produk dimaksudkan untuk mengetahui apakah

Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

yang dikembangkan praktis digunakan di lapangan atau tidak. Guru ahli yang

terlibat dalam penilaian keberterimaan Produk sebanyak sembilan orang

masing-masing tiga orang guru dari MIS Muhammadiyah Sibatua , SDN 47

Baru-Baru Towa dan SDN 9 Baru-Baru Tanga. Guru ahli diminta memberikan

penilaian terhadap naskah Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya

Lokal “Pangkep Boledong” dengan menggunakan instrumen keberterimaan

Produk. Hasil penilaian guru ahli terhadap keberterimaan Produk dalam

kategori baik. Adapun perhitungan selengkapnya dirangkum pada Tabel 4.4

berikut:

Page 117: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

100

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Keberterimaan Produk

No Aspek yang dinilai

Nomor Penilai

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A. Kelayakan Isi

Krite

ria

1. 3 3 4 3 3 4 3 3 4

2. 4 4 3 4 3 4 3 4 4

3. 4 3 4 3 4 3 4 4 4

4. 4 4 4 3 4 3 4 3 4

5. 4 4 4 3 4 3 4 3 4

B. Kebahasaan

krite

ria

1. 4 3 4 3 4 3 4 4 3

2. 3 4 4 4 3 4 4 4 4

3. 4 4 3 4 3 4 4 4 3

4. 3 4 4 4 4 4 4 4 4

5. 4 4 3 4 4 3 3 4 3

C. Penyajian

Materi

krite

ria

1. 4 4 4 3 4 4 4 4 4

2. 3 4 4 4 4 4 4 4 4

3. 4 4 4 3 3 4 4 4 4

4. 3 4 4 4 4 4 4 4 3

5. 4 4 4 4 3 4 4 4 4

D. Kegrafikaan

krite

ria

1. 4 4 3 4 3 4 4 3 4

2. 4 4 3 4 4 4 4 4 4

3. 3 4 4 4 4 4 4 3 4

4. 4 3 4 3 4 3 4 4 4

5. 3 4 4 4 4 3 4 3 4

Skor maksimun ideal

80 80 80 80 80 80 80 80 80

Skor manimun ideal

20 20 20 20 20 20 20 20 20

Skor Objektif 53 53 53 53 53 53 53 53 53

Skor responden

127

133

130

129

129

131

133

134

132

Skor Standar 88 88 88 88 88 88 88 88 88

Keberterimaan baik

baik

baik

baik

baik

baik

baik

baik

baik

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa keberterimaan Bahan

Bacaan Literasi Sekolah Budaya Lokal “Pangkep Boedong” dalam kategori

Page 118: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

101

baik. Ini juga mengandung pengertian bahwa Produk dapat diteruskan lebih

lanjut untuk diimplementasikan di lapangan.

C. Kesahihan Produk

Kesahihan prototipe Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya

Lokal “Pangkep Boledong” dinilai oleh dua orang yakni pakar. Penilaian

dilakukan terhadap naskah prototipe dengan mengggunakan instrumen

kesahihan Produk.

Adapun rekapitulasi skor yang diberikan oleh kedua pakar

didistribusikan pada tabel berikut

Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Kesahihan Prototipe Produk

No Uraian Penilaian

Pakar

I II

A. Kelayakan Isi

1. Kesesuaian dengan perkembangan psikologi siswa 3 2

2. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa dan guru 3 3

3. Kesesuaian dengan kebutuhan literasi 3 3

4. Mendukung PPK siswa 3 3

5. Kebenaran substansi materi 3 3

B. K ebahasaan

1. Keterbacaan tulisan 3 3

2. Kelaziman istilah yang

digunakan

3 3

3.. Keefektifan kalimat yang digunakan 3 4

Page 119: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

102

4. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia 4 4

5. Judul bahan bacaan dan bagian-bagiannya

menarik minat baca

2 3

Lanjutan Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Keberterimaan Prototipe Produk

No

Uraian

Penilaian Pakar

I II

C. Penyajian Materi

1. Kesesuaian cerita dengan perkembangan

psikologi siswa

3 3

2. Kesesuaian bacaan dengan lingkungan dan

budaya Masyarakat Pangkep

3 3

3. Kesesuaian bacaan untuk menambah jiwa gotong

royong, rekigius, kemandirian, nasionalisme dan

integritas

3 3

D. Kegrafikan 3 3

1. Bacaan memenuhi kelengkapan fisik bacaan

(bagian awal, bagian isi dan bagian akhir)

3 4

2. Panjang bacaan sesuai dengan usia

perkembangan siswa

3 3

3. Harmonisasi warna ilustrasi, grafis, ketepatan

letak ilustrasi (gambar), ketepatan penggunaan

huruf dan ukurannya dan gambar memperjelas

fungsi dan pesan cerita

3 3

Pada tabel di atas terlihat bahwa kesahihan Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” dinilai berdasarkan

Page 120: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

103

aspek: a) Kelayakan Isi, b) Kebahasaaan, c) Penyajian Materi, dan d)

Kegrafikan. Hasil penilaian pakar terhadap kesahihan Produk dirangkum

pada tabel tabulasi data berikut:

Tabel 4.4 Tabulasi Data Hasil Penilaian Pakar

Penilaian Pakar I Penilaian Pakar II

Kurang Relevan

(skor 1-2)

Relevan (Skor 3-4)

Kurang Relevan (skor 1-2)

Relevan (Skor 3-4)

B5 A1, A2, A3, A4,

A5, B1, B2, B3,

B4, C1, C2, C3,

D1, D2,D3, D4,

A1 A2, A3, A4, A5,

B1, B2, B3, B4,

B5, C1, C2, C3,

D1, D2,D3, D4

Berdasarkan tabulasi data di atas terlihat bahwa pakar I menilai aspek

Kebahasaan (B) pada kategori ke-lima yang berbunyi: Judul bahan bacaan

dan bagian-bagiannya menarik minat baca yang selanjutnya disingkat B5

dianggap kurang relevan.

Terjadi perbedaan pendapat dengan pakar II yang menilai B5 relevan.

Sedangkan aspek A: Kelayakan Isi pada kriteria 1: Kesesuaian dengan

perkembangan psikologi siswa disingkat A1 ternyata menurut penilaian pakar II

tidak relevan. Adapun aspek dan kriteria yang lain kedua pakar saling

sepakat. Dari 23 item penilaian terdapat 16 item yang disepakati oleh kedua

pakar sebagai item-item yang relavan.

Page 121: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

104

Untuk melihat bagaimana tingkat kesahihan (validity) Bahan Bacaan

Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” berdasarkan

penilaian pakar maka data di atas dianalisis dengan langkah: 1) membuat

tabulasi silang, 2) mencari koefisien validitas dengan menggunakan rumus

Gregory dan disajikan pada diagram tabulasi silang (2x2) berikut:

Pakar I

Kurang Relevan (skor 1-2)

Relevan (Skor 3-4)

Pakar II

Kurang Relevan (skor 1-2)

(A) 0

(B) 1

Relevan (Skor 3-4)

(C)

1

(D)

21

Gambar 4.5.Tabulasi Silang (2x2) Penilaian Kesahihan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

Dari tabulasi silang di atas dihitung koefisien validitas Produk dengan

rumus Gregory dalam Mansyur (2014:17) sebagai berikut:

DCBA

DKv

875,0

24

21

21110

21

Hasil perhitungan diperoleh bahwa prototipe Produk sahih dengan nilai

koefisien validitas 0,875 yang berada dalam kategori tinggi (>75%). Hasil

Page 122: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

105

perhitungan tersebut dapat dimaknai bahwa Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” berada dalam tingkat kesahihan

tinggi.

Namun demikian kesahihan Produk belum sempurna jika tidak

didukung oleh koefisien reliabilitas yang memadai. Reliabilitas menunjukkan

ke-ajeg-an Produk yang dikembangkan. Hal ini berarti bahwa Bahan Bacaan

Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” reliabel secara

konsisten dapat diterapkan di lapangan kapan dan dimanapun dengan hasil

yang relatif sama.

Nilai reliabilitas Produk dihitung dengan rumus Emmer & Millet dalam

Mansyur (2014) sebagai berikut:

%1001 xBA

BAR

Keterangan:

R = Koefisien Reliabilitas

A = Nilai total maksimum atau nilai rata-rata tertinggi hasil

penilaian kedua pakar

B = Nilai total minimum atau nilai rata-rata terendah hasil penilaian

kedua pakar Dari tabulasi silang (2x2) di atas diketahui bahwa nilai A = 55 dan

B = 112 maka koefisien reliabilitas dapat dihitung:

Page 123: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

106

%1001 xBA

BAR

%1006667

66671 x

%100133

11 x

= (1- 0,007) x 100%

= 99,3%

Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh sebesar 0,983 menunjukkan

bahwa koefisien reliabilitas Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya

Lokal “Pangkep Boledong” dalam kategori tinggi (>0,75).

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan disimpulkan

bahwa prototipe Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

“Pangkep Boledong” sahih dan reliabel untuk diteruskan dan dikembangkan

lebih lanjut.

E. Pembahasan dan Pemaknaan Hasil Analisis Data

Langkah-langkah pengembangan Produk seperti yang telah digariskan

oleh Depertemen Pendidikan Nasional (2010) yang terdiri atas sepuluh tahap

yakni: 1) Penelitian dan pengumpulan data awal, 2) Perencanaan, 3)

Pembuatan Produk Awal, 4) Uji Coba Awal, 5) Perbaikan Produk Awal, 6) Uji

Coba Lapangan, 7) Perbaikan Produk Operasional, 8) Uji Coba Operasional,

9) Perbaikan Produk Akhir dan 10) Desiminasi Nasional.

Page 124: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

107

Namun demikian, kegiatan pengembangan yang telah dilakukan

dalam penelitian ini hanya sampai pada langkah ke-7 yakni dihasilkannya

produk operasional Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

“Pangkep Boledong”.

Produk operasional Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya

Lokal “Pangkep Boledong” yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan

produk yang telah terbukti dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.

Naskah yang dihasilkan telah melalui rangkaian uji kesahihan, uji

keberterimaan serta uji coba lapangan.

Sebelum dilakukan pengembangan lebih lanjut, Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” lebih dahulu diuji

tingkat validitas atau kesahihannya. Jika koefisien validitas yang diperoleh

rendah maka Produk harus diperbaiki lebih dahulu kemudian dilakukan uji

validitas kembali. Sebaliknya jika nilai yang diperoleh tinggi dan menunjukkan

bahwa Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep

Boledong” sahih, maka naskah dapat dikembangkan lebih lanjut.

Pengujian kesahihan Produk dilakukan oleh dua orang pakar yang

terdiri dari pakar bahasa. Produk dinilai dengan menggunakan instrumen

kesahihan Produk. Instrumen yang digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh

Tiga orang ahli yang memutuskan instrumen valid untuk digunakan. Dari hasil

pengujian pakar diperoleh nilai koefisien kesahihan Bahan Bacaan Literasi

Page 125: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

108

Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” sebesar 0,875 dan

koefisien reliabilitas sebesar 0,993

Koefisien validitas yang diperoleh memperlihatkan bahwa tingkat

kesahihan Produk tinggi dalam rentang 0,00 – 1,00. Ini berarti bahwa Bahan

Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” yang

dikembangkan secara teoretis layak diteruskan untuk dikembangkan lebih

lanjut.

Kesahihan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

“Pangkep Boledong” dapat diartikan bahwa Produk yang secara konstruksi

terdiri atas aspek a) Kelayakan Isi, b) Kebahasanaa, c) Penyajian Materi, dan

3) Kegrafikan. semuanya sahih.

Dari hasil perhitungan reliabilitas Produk diperoleh nilai koefisien

sebesar 0,993. Nilai ini cukup besar (>0,75) untuk menunjukkan bahwa

Produk memenuhi syarat reliabel. Ini berarti bahwa Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” secara teoretis

meskipun dipergunakan berkali-kali pada waktu yang berlainan tetap

memperlihatkan hasil yang sama. Dengan kata lain, Bahan Bacaan Literasi

Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” secara konsisten dapat

dipergunakan sebagai bahan bacaan Gerakan Literasi Sekolah.

Berdasarkan hasil uji kesahihan dan reablitas Produk dapat simpulkan

bahwa Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep

Page 126: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

109

Boledong” sahih dan reabel sehingga dapat diteruskan dan dikembangkan

lebih lanjut

Uji keberterimaan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya

Lokal “Pangkep Boledong” dimaksudkan untuk mengukur kepraktisan jika

dipergunakan di lapangan. Karena yang akan menggunakan Bahan Bacaan

Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” adalah guru,

maka uji keberterimaan juga dilakukan oleh sembilan orang yang dianggap

berpengalaman dan memiliki kompetensi yang tinggi.

Uji keberterimaan dilakukan dengan cara menilai secara langsung

Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong”

dengan menggunakan instrumen keberterimaan Produk. Keberterimaan

dinilai pada aspek a) Kelayakan Isi, b) Kebahasaan, c) Penyajian Materi, dan

d) Kegrafikan. Hasil penilaian diperoleh keputusan bahwa Bahan Bacaan

Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” memiliki nilai

keberterimaan dalam kategori baik.

Keberterimaan dikatakan baik karena semua skor penilai berada di

atas skor standar yaitu 88. Jika skor rata-rata penilai sebesar 130,89

dibandingkan dengan skor keberterimaan maka diketahui bahwa

kebeterimaan Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

“Pangkep Boledong” 48,74% berada di atas skor minimal yang

dipersyaratkan.

Page 127: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

110

Hasil ini mengisyaratkan bahwa Bahan Bacaan Literasi Sekolah

Bebasis Budaya Lokal “Pangkep Boledong” dapat diterima oleh guru sebagai

sebuah bahan yang dapat dijadikan acuan untuk diterapkan di lapangan.

Dengan kata lain, Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal

“Pangkep Boledong” dapat dijadikan referensi oleh siswa dalam Gerakan

Literasi Sekolah (GLS).

Page 128: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

111

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan disimpulkan sebagai

berikut:

1) Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep

Boledong” dikembangkan melalui keterlibatan guru secara aktif dalam

setiap tahap pengembangan Produk yang terdiri atas 1) penelitian dan

pengumpulan data awal, 2) Perencanaan, 3) Pembuatan Produk Awal, 4)

Uji Coba Awal, 5) Perbaikan Produk Awal, 6) Uji Coba Lapangan, 7)

Perbaikan Produk Operasional. Langkah-langkah penelitian dan

pengembangan ini mengacu pada R & D cycle Brog and Gall (1983).

Beberapa langkah penelitian yang dapat dijelaskan secara rinci yang

peneliti lakukan sebagai berikut:

a.Tahap prapengembangan produk, terdiri dari dua langkah:

Langkah pertama: penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi.

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan belajar

terkait dengan penggunaan pengembangan bahan bacaan gerakan

literasi sekolah berbasis budaya lokal, sedangkan pengumpulan

informasi adalah menggali informasi-informasi mengenai potensi yang

memungkinkan untuk menerapkan produk hasil pengembangan.

Page 129: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

112

Langkah kedua: Perencanaan pengembangan produk berdasarkan

analisis hasil penelitian pendahuluan dan kajian teoretik.

b. Tahap pengembangan produk, terdiri dari tiga langkah (dimulai dari

langkah ke-3 sampai dengan langkah ke-5)

Langkah ketiga: pengembangan produk awal. Pengembangan yang telah

dibuat sesuai dengan langkah kedua, dikembangkan produk awal bahan

bacaan gerakan literasi sekolah berbasis budaya lokal.

Langkah keempat: uji lapangan produk awal. Uji ini adalah merupakan

evaluasi/ validasi terhadap produk awal bahan bacaan yang berhasil

dikembangkan pada langkah ketiga. Pada uji coba lapangan produk awal

bahan bacaan ini terdiri dari evaluasi/ validasi oleh ahli media, ahli materi,

guru kelas V SD, dan uji terbatas I (uji perseorangan dan uji kelompok

kecil) yang terdiri dari 30 siswa yang ada pada populasi calon pengguna

produk.

Langkah kelima: revisi produk awal untuk menghasilkan produk utama.

Berdasarkan hasil pada langkah keempat, dilakukan revisi produk awal

bahann bacaan sesuai dengan saran baik dari evaluator ahli maupun

siswa ( calon pengguna ).

c. Tahap penerapan produk, terdiri dari langkah ke-6 dan langkah ke-7

Page 130: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

113

langkah keenam ujiterbatas II ( uji kelompok besar/ lapangan ) Uji

terbatas II adalah merupakan evaluasi skala terbatas untuk mengetahui

efektivitas dan daya tarik produk utama bahan bacaan gerakan literasi

sekolah berbasis budaya lokal

Langkah ketujuh: revisi produk utama untuk menghasilkan produk

Operasional.

2) Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep

Boledong” memenuhi kriteria keberterimaan sehingga tergolong praktis

dipergunakan di lapangan. Karena Pangkep memiliki tempat empat

dimensi yaitu darat, laut, gunung dan sungai, dalam bingkai budaya

siswa diharapkan memiliki banyak pengetahuan tentang budaya

Pangkajene dan Kepulauan seperti adanya baju batik khas Kabupaten

Pangkep produksi pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

dengan logo Boledong makna nama ini simbol dari hasil bumi Pangkep

yang dikenal kaya akan ikan bandeng, udang dan jeruk. Boledong

singkatan dari bolu (ikan bandeng) lemo (jeruk) dan doang (udang)

bambu runcing simbol ibu kota Pangkajene dan Kepulauan serta tulisan

aksara lontara Bugis berbahasa Makassar “Kualleangi Tallanga na

Towalia” adalah falsafah hidup masyarakat Bugis Makassar dalam

menjalani kehidupannya sebagai makhluk sosial.

Page 131: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

114

2) Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep

Boledong” memenuhi kriteria kesahihan (validity) dan reliabilitas yang

tinggi sehingga Produk secara teoretis dapat dimanfaatkan sebagai

bahan bacaan dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

B. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, khususnya pada bagian

kelebihan dan kelemahan, disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahan Bacaan Literasi Sekolah Berbasis Budaya Lokal “Pangkep

Boledong” terbukti praktis dipergunakan sebagai bahan bacaan

Gerakan Literasi Sekolah di sekolah. Oleh sebab itu sebaiknya guru di

SD dapat mengembangkan bahan bacaan lainnya dengan mengikuti

langkah-langkah pengembangan agar diperoleh bahan bacaan lainnya

yang dapat dipergunakan dalam Gerakan Literasi Sekolah.

2. Bagi peneliti, untuk menghasilkan media yang menarik, sebaiknya

dilakukan penelitian awal secara lebih mendalam lagi sehingga dapat

menghasilkan media yang benar-benar menarik bagi siswa serta

sesuai dengan kebutuhan siswa.

3. Pengembangan dalam penelitian ini hanya sampai ke tahap ujicoba

lapangan, Oleh sebab itu disarankan untuk peneliti lebih lanjut dapat

mengembangkannya melalui uji coba yang lebih luas..

Page 132: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

115

INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN

PENILAIAN VALIDASI BAHAN BACAAN

PANGKEP BOLEDONG

OLEH

MUSDALIFAH

105.06.02.016.17

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Page 133: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

116

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN VALIDASI BAHAN BACAAN

A. Petunjuk

Dalam rangka menyusun Tesis berjudul “Pengembangan Bahan Bacaan

Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Berbasis Budaya Lokal Kelas V SD

Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan”, maka mahasiswa:

Nama : Musdalifah

NIM : 105.06.02.016.17

Program Studi Magister Pendidikan Dasar

Mengembangkan perangkat instrumen untuk menilai Validasi

Pengembangan Bahan Bacaan sebagai salah salah satu instrumen

penelitian.

Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian terhadap instrumen

tersebut dengan menggunakan lembar validasi ini. Penilaian diberikan

dengan jalan memberi tanda centang (√) atau silang (×) pada kolom yang

sesuai dengan pernyataan yang diberikan. Kriteria penilaian terdapat pada

kolom di sebelah pernyataan.

Untuk memudahkan revisi atau penyempurnaan instrumen Penilaian

Validasi Pengembangan Bahan Bacaan tersebut, bapak/Ibu dimohon

kesediaannya untuk menuliskan saran-saran perbaikannya pada bagian akhir

lembar ini atau langsung menuliskannya pada bagian yang akan diperbaiki.

Atas bantuan bapak/Ibu mengisi lembar penilaian ini diucapkan banyak

terimakasih.

Pangkajene, Oktober 2019

Mahasiswa

Musdalifah

Page 134: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

117

B. Rubrik Penilaian

NO

URAIAN

VALIDASI

1 2 3 4

A.

Aspek Petunjuk:

1. Kejelasan pernyataan petunjuk pengisian instrumen Penilaian Validasi Pengembangan Bahan Bacaan Pangkep Boledong

Sangat kurang jelas

kurang jelas

jelas Sangat jelas

2. Kejelasan maksud pengisian Penilaian Validasi Pengembangan Bahan Bacaan Pangkep Boledong

Sangat kurang jelas

kurang jelas

jelas Sangat jelas

B.

Aspek Cakupan:

1. Kelengkapan pernyataan/informasi yang ditanyakan

Sangat kurang lengkap

kurang lengkap

lengkap Sangat lengkap

2. Kesesuaian pertanyaan dengan kriteria yang dimaksud pada Penilaian Validasi Pengembangan Bahan Bacaan Pangkep Boledong.

Sangat kurang sesuai

kurang sesuai

sesuai Sangat sesuai

C.

Aspek Bahasa:

1. Kesesuaian penggunakan bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia.

Sangat kurang sesuai

kurang sesuai

sesuai Sangat sesuai

2. Rumusan pernyataan komunikatif.

Sangat kurang sesuai

kurang sesuai

sesuai Sangat sesuai

3. Kemudahan memahami kalimat atau kata-kata yang digunakan

Sangat sulit dipahami

Sulit dipahami

Mudah dipahami

Sangat mudah dipahami

Page 135: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

118

C. Saran-saran

Mohon bapak/ibu untuk menuliskan butir-butir revisi berikut atau

langsung menuliskannya pada bagian Penilaian Validasi Pengembangan

Bahan Bacaan Pangkep Boledong.

......................................................................................................................................

.

......................................................................................................................................

.

......................................................................................................................................

.

......................................................................................................................................

.

......................................................................................................................................

.

......................................................................................................................................

.

………………., ………….. ….2019

Penilai,

(......................................................)

Page 136: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

119

INSTRUMEN

VALIDASI BAHAN BACAAN PANGKEP BOLEDONG

Page 137: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

120

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR

2019

Page 138: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

121

I. RUBRIK PENILAIAN (Untuk Pakar Media)

Petunjuk

1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik,

B=baik, C = Cukiup, dan K=kurang, berdasarkan penilaian

Bapak/Ibu terkait Bahan bacaan Pangkep Boledong.

2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan Bahan

bacaan Pangkep Boledong.

No. INDIKATOR PENILAIAN

Jawaban Deskripsi/ Saran

Validator

SB

(4)

B

(3)

C

(2)

K

(1)

1 Kelayakan Isi

a. Kesesuaian

dengan

perkembangan

psikologi siswa

b. Kesesuaian dengan

kebutuhan siswa dan

guru

c. Kesesuaian dengan

kebutuhan literasi

d. Mendukung PPK siswa

e. Kebenaran substansi

materi

2 K ebahasaan

a. Keterbacaan tulisan

b. Kelaziman istilah yang

digunakan

Page 139: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

122

c. Keefektifan kalimat yang digunakan

d. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia

e. Judul bahan bacaan dan bagian-bagiannya menarik minat baca

3 Penyajian Materi

a. Kesesuaian

petunjuk guru dan

siswa dengan

bacaan

b. Kesesuaian cerita

dengan perkembangan

psikologi siswa

c. Kesesuaian bacaan

dengan lingkungan

anak didik.

d. Kesesuain bacaan

dengan budaya

Masyarakat Pangkep

e. Kesesuaian bacaan

untuk menambah jiwa

gotong royong, rekigius,

kemandirian,

nasionalisme dan

integritas

4 Kegrafikan

a. Bacaan memenuhi

kelengkapan fisik

bacaan (bagian

awal, bagian isi

dan bagian akhir)

Page 140: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

123

b. Panjang bacaan sesuai

dengan usia

perkembangan siswa

c. Ketepatan letak ilustrasi

(gambar)

d. Harmonisasi warna

ilustrasi, grafis dan

gambar memperjelas

fungsi dan pesan cerita

e. Ketepatan penggunaan

huruf dan ukurannya.

Skor rata-rata

Page 141: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

124

II. RUBRIK PENILAIAN (Untuk Pakar Materi dan Praktisi)

Petunjuk

1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik,

B=baik, C = Cukiup, dan K=kurang, berdasarkan penilaian

Bapak/Ibu terkait Bahan bacaan Pangkep Boledong.

2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan Bahan

bacaan Pangkep Boledong.

No. INDIKATOR

PENILAIAN

JAWABAN

Deskripsi/ Saran

Validator SB

(4)

B

(3)

C

(2)

K

(1)

1 Kelayakan Isi

a. Kesesuaian bacaan

dengan KI dan KD

b. Kesesuaian bacaan dengan RPP

c. Kesesuaian bacaan

untuk menunjang

kegiatan GLS

d. Kesesuaian bacaan

untuk PPK siswa

e. Kesesuaian bacaan

untuk PPK siswa

2 Kebahasaan

a. Keterbacaan tulisan

Page 142: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

125

b. Kelaziman istilah

yang digunakan

c. Keefektifan kalimat

yang digunakan

d. Kesesuaian dengan

kaidah bahasa

Indonesia

e. Judul bahan bacaan

dan bagian

bagiannya menarik

minat baca

3 Penyajian Materi

a. Kesesuaian petunjuk

guru dan siswa

dengan bacaan

b. Kesesuaian cerita

dengan

perkembangan

psikologi siswa

c. Kesesuaian bacaan

dengan lingkungan

anak didik

d. Kesesuain bacaan

dengan budaya

Pangkep.

e. Kesesuaian bacaan

sebagai pembentuk

jiwa gotong royong,

kemandirian, religius,

nasionalisme, dan

integrasi

4 Kegrafikaan

a. Bahan bacaan

pengayaan memenuhi

kelengkapan fisik

Page 143: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

126

anatomi bahan bacaan

(bagian awal, bagian

isi, bagian akhir)

b. Ukuran bahan bacaan sesuai dengan perkembangan siswa

c. Ketepatan tata letak

ilustrasi

d. Harmonisasi warna

ilustrasi, grafis, dan

gambar memperjelas

fungsi dan pesan

cerita

e. Ketepatan

penggunaan huruf dan

ukuran

Skor Rata-Rata

Page 144: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 145: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …

LAMPIRAN SURAT

PENELITIAN

Page 146: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 147: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 148: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 149: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 150: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 151: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 152: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 153: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 154: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 155: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 156: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 157: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …
Page 158: PENGEMBANGAN BAHAN BACAAN PROGRAM GERAKAN …