16
*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERPIDATO UNTUK SISWA SMP/MTs Sriwijayanti * Abstract : This research and development is motivated by the facts. One of them is writing and speaking is a productive and expressive language skills that are useful in the delivery of ideas or feelings. The objectives of this research is the development of 1) producing teaching materials for speech junior high school student/MTs are attractive in terms of appearance, 2) generate a speech teaching materials for junior high school student/MTs are attractive in terms of language, 3) producing teaching materials for speech junior high school student / MTs feasible in terms of content. Keywords : development of instructional materials, speeches, students junior high school student / MTs Menulis dan berbicara merupakan dua dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Kedua keterampilan ini tentunya akan berperan penting di kehidupan siswa baik untuk saat ini maupun akan datang. Menulis dan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif dan ekspresif yang berguna dalam penyampaian ide atau perasaan sehingga orang bisa saling memahami. Menulis dan berbicara, keduanya memiliki kedudukan yang sama dalam hal penyampaian ide. Keduanya pun merupakan perwujudan bahasa, yaitu bahasa tulisa dan bahasa lisan. Alwi, dkk. (1999:7) mengatakan bahwa setiap masyarakat memiliki ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis baru muncul kemudian. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran untuk menuliskan apa yang biasa dilisankan. Dalam Peraturan Menteri Diknas No.22 tahun 2006 dikatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah keterampilan pidato, yaitu menulis teks pidato dan berpidato. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, diperoleh informasi bahwa ada kecenderungan dari siswa mengalami kesulitan menemukan dan menuangkan ide ke dalam tulisan maupun lisan. Siswa perlu dipancing atau dibiasakan untuk menggali ide. Lebih jauh lagi, siswa cenderung enggan ketika harus berbicara terstruktur di depan orang lain. Mereka krisis percaya diri karena memang tidak dibiasakan/dilatih untuk mengutarakan pendapat secara lisan. Bermula dari kondisi-kondisi di ataslah penelitian ini dilakukan. Dimulai dengan melakukan penelitian prapengembangan, yaitu studi pendahuluan. Peneliti membagikan angket kepada 20 siswa dan melakukan wawancara kepada guru Bahasa Indonesia dan dosen. Dari kegiatan tersebut, didapat data mengenai keinginan siswa dan guru terhadap bahan ajar, khususnya untuk materi pidato.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERPIDATO UNTUK …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel22AF3913BD99F68DDECB1EF... · One of them is writing and speaking is a productive and expressive

  • Upload
    danganh

  • View
    214

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERPIDATO UNTUK SISWA

SMP/MTs

Sriwijayanti*

Abstract : This research and development is motivated by the facts.

One of them is writing and speaking is a productive and expressive language skills that are useful in the delivery of ideas or feelings. The objectives of this research is the development of 1) producing teaching

materials for speech junior high school student/MTs are attractive in terms of appearance, 2) generate a speech teaching materials for junior

high school student/MTs are attractive in terms of language, 3) producing teaching materials for speech junior high school student / MTs feasible in terms of content.

Keywords : development of instructional materials, speeches, students

junior high school student / MTs Menulis dan berbicara merupakan dua dari empat keterampilan berbahasa

yang harus dikuasai siswa. Kedua keterampilan ini tentunya akan berperan penting di kehidupan siswa baik untuk saat ini maupun akan datang.

Menulis dan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif dan ekspresif yang berguna dalam penyampaian ide atau perasaan sehingga orang bisa saling memahami. Menulis dan berbicara, keduanya memiliki

kedudukan yang sama dalam hal penyampaian ide. Keduanya pun merupakan perwujudan bahasa, yaitu bahasa tulisa dan bahasa lisan. Alwi, dkk. (1999:7)

mengatakan bahwa setiap masyarakat memiliki ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis baru muncul kemudian. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran untuk menuliskan apa yang biasa dilisankan.

Dalam Peraturan Menteri Diknas No.22 tahun 2006 dikatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah keterampilan

pidato, yaitu menulis teks pidato dan berpidato. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, diperoleh informasi bahwa

ada kecenderungan dari siswa mengalami kesulitan menemukan dan menuangkan ide ke dalam tulisan maupun lisan. Siswa perlu dipancing atau dibiasakan untuk menggali ide. Lebih jauh lagi, siswa cenderung enggan ketika harus berbicara

terstruktur di depan orang lain. Mereka krisis percaya diri karena memang tidak dibiasakan/dilatih untuk mengutarakan pendapat secara lisan.

Bermula dari kondisi-kondisi di ataslah penelitian ini dilakukan. Dimulai dengan melakukan penelitian prapengembangan, yaitu studi pendahuluan. Peneliti membagikan angket kepada 20 siswa dan melakukan wawancara kepada guru

Bahasa Indonesia dan dosen. Dari kegiatan tersebut, didapat data mengenai keinginan siswa dan guru terhadap bahan ajar, khususnya untuk materi pidato.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Dari studi pendahuluan tersebut diketahui bahwa bahan ajar pidato

seharusnya diawali dengan kegiatan menulis teks pidato dan diakhiri dengan berpidato. Bahan ajar seharusnya menuntun siswa untuk mudah mendapatkan

ide/topik pidato karena hal inilah yang mendasari siswa enggan menulis teks pidato. Tak hanya itu, siswa sebaiknya juga diajari untuk membuat teks pidato yang menarik dari pembuka, isi, dan penutup pidato karena setiap bagian ini

memiliki peran tersendiri. Penyusunan bahan ajar ini diawali dengan mengkaji kurikulum yang

berlaku untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipilih, serta indikator yang ditetapkan. Kemudian, peneliti melakukan studi lapangan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran menulis teks pidato

maupun berpidato serta mengetahui keinginan siswa dan guru terhadap bahan ajar. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan teori tentang pidato dan prinsip

pengembangan bahan ajar dari beberapa pustaka. Dari kajian teori tersebut, dibuat matriks/rekaman dalam bentuk tabel untuk memudahkan peneliti maupun pembaca dalam mempelajari pijakan teori yang digunakan.

METODE PENGEMBANGAN

Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008:64). Rancangan

penelitian ini berupa penelitian pengembangan dengan teknik analisis deskriptif kualita

Peneliti merumuskan bahwa penelitian pengembangan adalah prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengembangkan model atau produk yang disertai langkah- langkah untuk diuji coba terlebih dahulu kepada ahli yang

meliputi ahli materi, ahli pembelajaran, dan ahli media, selanjutnya dilakukan uji kelompok kecil. Prosedur dalam penelitian pengembangan ini mengadaptasi dari model penelitian Borg dan Gall (1983:775). Adapun prosedurnya sebagai berikut:

(1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop preliminary form of product, (4) preliminary field testing, (5) main product revision, (6) main

field testing, (7) operational product revision, (8) operasional field testing, (9) final product revision, (10) dissemination and implementation. Dari model penelitian yang dilakukan Borg dan Gall (1983:775) tersebut, peneliti

mengadaptasinya sebagai berikut: (1) tahap prapengembangan (perencanaan), (2) tahap pengembangan produk, (3) tahap uji coba produk, dan (4) tahap

pascapengembangan. Berikut bagan rancangan pengembangan yang diadaptasi oleh peneliti.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Data adalah hasil catatan peneliti, baik berupa angka ataupun fakta (Arikunto, 2006:118). Adapun jenis data pengembangan bahan ajar berpidato ini

berupa data verbal deskriptif dan data numerik. Data verbal dibedakan menjadi data verbal tertulis dan tidak tertulis. Data tertulis berupa catatan, komentar, kritik, maupun saran-saran yang dituliskan oleh subjek uji pada lembar penilaian yang

telah disediakan peneliti. Data tak tertulis berupa informasi lisan yang diperole h ketika wawancara dan juga masukan-masukan secara lisan dari ahli maupun

praktisi. Data verbal tak tertulis kemudian ditranskripsikan. Sedangkan data numerik diperoleh dari hasil penilaian subjek uji terhadap produk, yaitu berupa skor-skor yang terdapat pada angket penilaian.

Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari catatan

dari ahli dan wawancara informal. Sedangkan, analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data hasil dari angket penilaian berupa skor dengan menggunakan sebagai berikut.

Tahap Prapengembangan:

1. menganalisis SK dan KD yang

akan digunakan dalam bahan ajar.

2. menganalisis bahan pustaka

(sumber belajar, teori pidato) untuk

mengetahui kelebihan dan

kelemahan bahan.

3. menganalisis teori pengembangan

bahan ajar

4. menganalisis penelitian terdahulu

5. studi pendahuluan/ pemahaman

karakteristik siswa.

6. membuat matriks

prapengembangan.

7. mendeskripsikan hasil matriks

prapengembangan (data mentah)

8. mengolah data mentah menuju

spesifikasi produk

9. merumuskan spesifikasi produk

Tahap Pengembangan:

Menyusun bahan ajar sesuai

dengan spesifikasi produk.

Tahap Uji Kelayakan Produk:

1. Uji ahli (ahli materi dan ahli

pembelajaran)

2. Uji pemakai (guru dan

siswa) Tahap Pascapengembangan

Diadakan revisi berdasarkan penilaian,

kritik, dan saran dari subjek uji coba.

1. Jika layak, dapat direvisi, dapat

juga tidak.

2. Jika belum layak, wajib revisi

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

(1) Rumus pengolahan data per item

P= x x 100% xi

Keterangan: P : Presentase x : Jawaban responden dalam satu item

x1 : Nilai ideal dalam satu item 100% : Konstanta

(2) Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan

P= Ʃx x 100%

Ʃxi

Keterangan: P : Presentase

Σx : Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item Σx1 : Jumlah keseluruhan skor ideal dalam per item

100% : Konstanta Analisis data dilakukan dengan cara (1) mengumpulkan data verbal tertulis yang diperoleh dari angket penilaian, (2) mentranskrip data verbal lisan, (3)

menghimpun, menyeleksi, dan mengklasifikasikan data verbal lisan berdasarkan kelompok uji, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan analisis

sebagai dasar untuk melakukan tindak lanjut terhadap produk yang dikembangkan.

HASIL PENGEMBANGAN

Deskripsi Produk setelah Revisi

Bahan ajar ini diberi judul Menuangkan Ide lewat Pidato. Adapun untuk isinya terbagi menjadi tiga bab, yaitu (a) bab I berisi tentang bagaimana menulis

teks pidato yang menarik dari membuat pembukaan hingga penutup pidato. Kegiatan inti di dalamnya memuat materi (1) bahasa yang efektif beserta

latihannya, (2) sistematika pidato beserta latihannya, (3) membuka dengan menarik beserta latihannya, (4) menembak isi dengan jitu beserta latihannya, (5) menutup dengan manis dan berkesan beserta latihannya, dan (6) uji kompetensi.

(b) bab II berisi tentang bagaimana praktik berpidato yang menarik dan memukau dengan memanfaatkan suara dan gerak tubuh. Yang d i dalamnya memuat materi

dengan judul (1) “Memainkan Intonasi dengan Tepat” beserta latihannya, (2) “Bersuara dengan Jelas” beserta latihannya, (3) “Berartikulasi dengan Jelas dan Tepat” beserta latihannya, (4) “ Gerak Tubuh..” beserta latihannya, dan (5) Uji

Kompetensi. (c)bab III berjudul “Kotak Refleksi” merupakan bagian terakhir dari bahan ajar ini yang berupa wadah untuk menuangkan perasaan dan berbagi cerita

tentang hambatan menulis teks pidato dan berpidato, pengalaman berpidato, dan cara mengatasi hambatan. Setelah Bab III, terdapat daftar pustaka yang dinamai dengan “Sajian

Pustaka” dan di bagian sampul belakang terdapat biografi penulis yang dinamai dengan “Tentang Penulis”. Bahan ajar juga dilengkapi dengan video berpidato. Ini

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

bertujuan agar siswa mendapat model sebelum berpidato. Video didapat dengan

mengunduh dari laman unduhan video (youtube).

Penyajian dan Analisis Data Uji Coba Bahan Ajar Berdasarkan Aspek Isi

Data dari aspek isi bahan ajar diperoleh dari uji coba dengan ahli materi

pidato, ahli pembelajaran, praktisi (guru), dan siswa. Yang dimaksud isi pada pengembangan ini adalah teori/konsep, contoh, dan latihan- latihan yang disajikan.

Uji bahan ajar dengan ahli materi pidato dilaksanakan pada tanggal 24 November 2011 . Uji coba dilaksanakan kepada dosen sastra Universitas Negeri Malang yaitu Azizatus Zahro, M.Pd. Dalam uji coba bahan ajar yang melibatkan

ahli materi pidato ini, ada 5 aspek yang menjadi penilaian, yakni keakuratan, kedalaman, kelengkapan, kelayakan materi, dan kesesuaian ilustrasi. Adapun

fokus penilaian pada keakuratan, kedalaman, kelengkapan, dan kelayakan materi. Uji coba bahan ajar kepada ahli pembelajaran dilaksanakan pada tanggal

29 November 2011. Uji coba dilaksanakan kepada dosen sastra Universitas Negeri

Malang, yaitu Dr.Nurhadi. Ahli memberi kritik dan saran secara tertulis dan lisan untuk bahan ajar ini.

Data tentang aspek isi juga diperoleh dari pemakai, yaitu praktisi dan siswa. Uji coba praktisi dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2011 kepada Istiqomah, M.Pd, guru potensial 2010, Kota Batu. Uji coba pada siswa dilakukan

pada tanggal 3 Desember 2011 dengan subjek uji coba 27 siswa kelas IX-C, MTs Al-Muttaqin, Plemahan, Kediri.

Aspek isi ditekankan pada kesinambungan dengan SK dan KD, kemungkinan dan keberterimaan dilakukan oleh siswa SMP/MTs, baik dari teori, contoh, maupun latihan . Adapun data berkenaan dengan isi yang diperoleh dari

format penilaian keempat subjek uji coba di atas, tersaji di bawah ini

Tabel 1 Data dan Analisis Uji Coba Berdasarkan As pek Isi

No. Subjek Uji

Coba

Kriteria Skor Persentase

Kelayakan

1.

Ahli

Materi

Pidato

Segi keakuratan materi

a) Teori yang digunakan dalam bahan ajar in i sesuai

dengan teori yang valid.

b) Latihan-latihan yang dikembangkan dalam bahan

ajar ini sesuai dengan teori menulis teks pidato dan

berpidato.

c) Contoh-contoh yang disajikan dalam bahan ajar

sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran

menulis teks pidato dan berpidato.

4

3

3

100%

75%

75%

Rata-rata skor 10 83,3%

Segi kedalaman materi

a) Uraian materi t iap bab dijabarkan secara

mendalam.

b) Contoh-contoh muncul di tiap subbab dalam bahan

ajar ini.

c) Latihan-latihan yang dikembangkan dalam bahan

ajar ini muncul di tiap subbab

3

3

3

75%

75%

75%

Rata-rata skor 9 75%

Segi kelengkapan materi

a) Teori yang dijabarkan dalam bahan ajar ini

meliputi unsur-unsur pidato yang lengkap.

4

100%

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

b) Latihan-latihan yang dikembangkan memadai dan

memberi kesempatan siswa untuk berlatih

3

75%

secara mandiri

c ) Contoh-contoh teks pidato disajikan secara

lengkap dengan tema yang berbeda-beda.

3

75%

Rata-rata Skor

Segi kelayakan materi

a) Kemampuan teori dan kiat-kiat yang disajikan

dalam memot ivasi agar mau menulis dan berpidato

b) Latihan-latihan yang sajikan pada bahan ajar ini

mungkin untuk dilakukan

c) Kiat-kiat yang disajikan pada bahan ajar

dibutuhkan dan memungkinkan untuk dilakukan.

Rata-rata skor

10

4

3

3

10

83,3%

100%

75%

75%

83,3%

Keseluruhan 39 81,25%

Adapun fokus dari tujuh butir penilaian pada siswa berkaitan dengan aspek isi ini adalah kelengkapan dan kebaruan materi pidato, isi bahan ajar memudahkan

siswa untuk bisa membuat teks pidato yang baik, isi bahan ajar memudahkan siswa berpidato dengan baik , latihan- latihan soal dalam bahan ajar. Penyajian

data uji coba kepada 27 siswa kelas IX-C, MTs Al-Muttaqin adalah sebagai

berikut.

Tabel 2 Data Uji Coba Siswa Berdasarkan Aspek Isi

Kriteria Skor Distribusi

Frekuensi Siswa

Jumlah

skor

Persentase

Kelayakan

a. kelengkapan

dan kebaruan

materi p idato

4

3

2

1

20

5

2

-

80

15

4

-

74%

13,9%

3,8%

-

Total 99 91,7%

b. isi bahan ajar

memudahkan

siswa untuk

bisa membuat

teks pidato

yang baik

4

3

2

1

17

9

1

-

68

27

2

-

62,9%

25%

1,9%

-

Total 97 89,8%

c. isi bahan ajar

memudahkan

siswa untuk

bisa berpidato

dengan baik

4

3

2

1

12

12

3

-

48

36

6

-

44,4%

33,3%

5,5%

-

Total 90 83,3%

d. latihan-lat ihan

soal dalam

bahan ajar

4

3

2

1

20

7

-

-

80

21

-

-

74%

19,4%

-

-

Total 101 93,5%

Keseluruhan 387 89,6%

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Selain data numerik yang didapat dari penilaian bahan ajar kepada ahli dan

guru, didapat juga data verbal berupa kritik dan saran , yaitu

Tabel 3 Krtitik dan Saran Dari Ahli Materi Pidato

1. terdapat kesalahan cetak dan ket idakcermatan menggunakan kata-kata dan kalimat. sebaiknya,

hati-hati dalam memilih kata-kata.

2. kurang konsisten dalam memberikan subjudul.

3. terdapat perintah “Perhatikan Teks Pidato di Bawah In i!” d i awal subbab, tetapi tidak

dilanjutkan dengan perintah atau ajakan yang mengacu pada teks pidato tersebut. Justru y ang

muncul adalah uraian teori sehingga terkesan tidak sambung. Seharusnya, setelah ada perintah

memperhatikan, dilanjutkan dengan kegiatan/perintah menganalisis atau yang mengacu pada

teks pidato.

Dari Ahli Pembelajaran

1. Bahasa yang digunakan sebaiknya diganti menjadi bahasa perintah dan ajakan, bukan sajian

teori melulu. Hal ini akan membuat siswa untuk berpikir.

Penyajian dan Analisis Data Uji Coba Bahan Ajar Berdasarkan Aspek

Tampilan

Tampilan bahan ajar ditekankan pada ilustrasi gambar yang digunakan, baik pada sampul maupun pada isi, pemilihan judul bahan ajar dan judul isi, tata

letak, tipografi dan ukuran huruf, dan pemilihan warna. Adapun data aspek tampilan yang diperoleh dari format penilaian keempat subjek uji coba di atas tersaji di bawah ini.

Tabel 4 Data Ujicoba Berdasarkan Aspek Tampilan

No. Subjek Uji Coba Kriteria Skor Persentase

Kelaya-

kan

1. Ahli Materi

Pidato

Segi Kesesuaian Ilustrasi

a) Gambar pada sampul sesuai dengan judul

dan isi bahan ajar.

b) Gambar-gambar pada isi bahan ajar cocok

dalam mendukung visualisasi terhadap apa

yang dibaca.

3

3

75%

75%

Rata-rata skor 6 75%

2. Ahli

Pembelajaran

Wujud dan tampilan bahan ajar

a) Tampilan bahan ajar ini menarik karena

dibuat dengan format yang menarik dan

mudah dibaca.

b) Ilustrasi gambar yang disajikan dalam

sampul bahan ajar ini sesuai dengan isi dan

judul bahan ajar.

c) Tata letak menarik dan proporsional.

3

2

2

75%

50%

50%

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Lanjutan Tabel 4 Data Uji Coba Berdasarkan Aspek Tampilan

No. Subjek Uji Coba Kriteria Skor Persentase

Kelayakan

2.

3.

Ahli

Pembelajaran

Rata-rata skor

Prakt isi (Guru)

d) Komposisi/perpaduan warna yang

digunakan menarik dan proporsional

e) Judul bahan ajar dan judul-judul bab dalam

bahan ajar in i dibuat secara menarik dan

menimbulkan rasa ingin tahu bagi pembaca.

f) tipografi yang meliputi ukuran huruf, jenis

huruf, marg in, dan tata letak dalam bahan

ajar ini didesain secara menarik dan tepat

untuk siswa SMP/MTs

g) Bahan ajar in i memenuhi kriteria kreatif dan

komprehensif.Kemenarikan tampilan bahan

ajar

a) Tampilan sampul dengan proporsi warna,

gambar, dan tulisan yang tepat.

b) Ilustrasi yang disajikan dalam sampul bahan

ajar ini sesuai dengan isi atau materi

pembelajaran p idato.

c) Judul bahan ajar dan judul bab dalam bahan

ajar ini dibuat secara menarik dan

menimbulkan rasa ingin tahu bagi pembaca.

d) Gambar-gambar yang disajikan dalam

bahan ajar in i sesuai dengan ilustrasi.

e) Tipografi yang meliputi ukuran huruf, jen is

huruf, marg in, dan tata letak dalam bahan

ajar ini didesain secara menarik.

f) Bahan ajar in i memenuhi kriteria kreatif dan

menarik.

3

1

2

3

16

3

3

4

4

3

3

75%

25%

50%

50%

57,1%

75%

75%

100%

100%

75%

75%

Rata-rata skor 20 83,3%

Adapun fokus dari tujuh butir penilaian pada siswa berkaitan dengan aspek tampilan ini adalah aspek ketujuh, yaitu kemenarikkan bahan ajar. Penyajian data

uji coba kepada 27 siswa kelas IX-C, MTs Al-Muttaqin adalah sebagai berikut. Tabel 5 Data Uji Coba Siswa Berdasarkan Aspek Tampilan

Kriteria Skor Distribusi

Frekuensi Siswa

Jumlah

skor

Persentase

Kelayakan

Kemenarikkan

bahan ajar

4

3

2

1

12

9

5

1

48

27

10

1

44,4%

25%

9,25%

0,92%

Total 86 79,57%

Selain data numerik yang didapat dari penilaian bahan ajar kepada ahli dan guru, didapat juga data verbal berupa kritik dan saran , yaitu

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Tabel 6 Kritik dan Saran Mengenai Tampilan Bahan Ajar

Dari Ahli Pembelajaran

1. Spasi antar baris yang terlalu lebar dan margin (tepi) kiri dan kanan terlalu luas,

sebaiknya dirapatkan supaya lebih terlihat seperti buku.

2. Sampul yang kurang menarik dari segi warna dan penataan. Alangkah lebih baik jika

didesain ulang.

3. Cetakan akhir bahan ajar yang kurang jelas sehingga harus hati-hati ketika mencetaknya.

Dari Siswa

1. Ada beberapa hasil cetakan yang tidak jelas sehingga sulit dibaca.

2. Isinya tulisan semua, tidak ada tabel, bagan, atau yang lainnya.

Penyajian dan Analisis Data Uji Coba Bahan Ajar Berdasarkan Aspek

Kebahasaan

Aspek kebahasaan ditekankan pada sisi kekomunikatifan , kelogisan, dan kesesuaian bahasa dengan siswa SMP/MTs. Adapun data aspek kebahasaan yang diperoleh dari format penilaian keempat subjek uji coba di atas tersaji di bawah

ini.

Tabel 7 Data dan Analisis Data Uji Coba Berdasarkan Aspek Kebahasaan

No. Subjek Uji Coba Kriteria Skor Persentase

Kelayakan

1.

1.

Ahli

Pembelajaran

Ahli

Pembelajaran

Kebahasaan

a) Bahan ajar menggunakan bahasa Indonesia

ragam formal yang sesuai dengan

perkembangan bahasa siswa SMP/MTs

b) Bahasa memberi kemudahan dalam

memahami teori, latihan, dan contoh-contoh

pidato.

2

3

50%

75%

Rata-rata skor 5 62,5%

2. Prakt isi (Guru)

Kebahasaan

a) Teori, contoh, dan latihan menggunakan

bahasa Indonesia yang komunikatif dan

logis.

b) Petunjuk dan lat ihan disampaikan dengan

menggunakan bahasa Indonesia ragam

formal yang komunikatif dan logis.

c) Contoh-contoh pidato disajikan dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar

4

4

4

100%

100%

100%

Rata-rata skor 12 100%

Adapun fokus dari tujuh butir penilaian pada siswa berkaitan dengan aspek tampilan ini adalah aspek keenam, yaitu bahasa yang digunakan pada bahan ajar. Penyajian data uji coba kepada 27 siswa kelas IX-C, MTs. Al-Muttaqin adalah

sebagai berikut.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Tabel 8 Data dan Analisis Data Uji Coba Siswa Berdasarkan Aspek Kebahasaan

Kriteria Skor Distribusi

Frekuensi Siswa

Jumlah

skor

Persentase

Kelayakan

Bahasa yang

digunakan

pada bahan

ajar

4

3

2

1

15

10

2

-

60

30

4

-

55,5%

27,7%

3,7%

-

Total 94 86,9%

Berdasarkan penilaian bahan ajar oleh subjek uji coba, bahan ajar berpidato ini tidak perlu direvisi. Akan tetapi, karena tidak hanya dari penilaian,

tetapi juga dari kritik dan saran, revisi tetap dilakukan pada beberapa poin untuk menyempurnakan bahan ajar, di antaranya pada sampul, tata letak isi bahan ajar, latihan pada bahan ajar, dan tampilan materi bahan ajar.

KAJIAN DAN SARAN

Kajian Produk Bahan Ajar Bermain Peran yang Telah Direvisi

Pembelajaran sebagai suatu proses berkelanjutan mengandung unsur-unsur

dasar, yaitu tujuan pembelajaran, bahan ajar, alat dan metode, serta evaluasi. Tujuan pembelajaran tentu mengacu pada kurikulum yang ada. Dari situ dapat

dilihat bahwa bahan ajar menjadi suatu bentuk yang diharapkan bisa membantu siswa untuk mencapai dan mewarnai tujuan pembelajaran (Sudjana, 2009:29).

Menurut Pannen dan Purwanto (2001:6) bahan ajar adalah bahan-bahan

atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Bahan ajar yang baik disusun dengan

struktur dan urutan yang sitematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi peserta didik untuk

mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi peserta didik, dan memberikan rangkuman.

Sehubungan dengan hal tersebut, bahan ajar berpidato yang memuat kompetensi menulis teks pidato dan beridato ini dapat dijadikan sebagai panduan guru ketika mengajarkan kompetensi-kompetensi tersebut karena di dalamnya

berisi pengembangan materi, contoh, latihan, dan evaluasi yang disusun secara sistematis, lengkap, dan relevan dengan substansi kompetensi yang seharusnya

dikuasai siswa. Selain itu, bahan ajar ini tentu juga dapat dijadikan sebagai panduan siswa untuk belajar mandiri maupun dengan terbimbing oleh guru di sekolah.

Adapun komponen-komponen yang dapat dilihat dalam bahan ajar ini adalah isi bahan ajar, tampilan bahan ajar, dan bahasa yang digunakan dalam

bahan ajar. Secara garis besar, deskripsi bahan ajar setelah revisi sebagai berikut. Aspek Isi Bahan Ajar

Bahan ajar disajikan dengan prinsip-prinsip instruksional dan sistematika

tertentu. Pannen dan Purwanto (2001:2) menyatakan bahwa komponen utama di dalam sistematika bahan ajar adalah (1) tinjauan kompetensi, (2) pendahuluan,

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

(3) bagian inti, (4) penutup, (5) daftar pustaka, dan (6) lampiran. Penyusunan dan

penyajian isi bahan ajar harus sistematis agar dapat memudahkan pembelajaran di dalam kelas walaupun sebenarnya, urutan KD yang tercantum dalam lampiran

Peraturan Menteri Diknas No.22 tahun 2006 yang berupa rincian kompetensi dasar dan standar kompetensi untuk SMP/MTs tidaklah sama. Dalam hal ini, sistematis yang dimaksud ada dua.

Pertama, komponen utama bahan ajar telah disusun secara berurutan, yaitu dari halaman depan, kata pengantar, persebaran butir pelajaran yang berisi SK,

KD, indikator pembelajaran, halaman tempat kita bisa menemukan materi, petunjuk isi buku, daftar isi, dan materi bahan ajar yang termaktub dalam bab I dan bab II. Kemudian ada bab III yang merupakan ruang untuk merefleksikan

kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. Terakhir adalah daftar pustaka. Kedua, urutan bab dalam bahan ajar ini telah disusun berdasarkan urutan

yang sesuai karena kegiatan dimulai dari menulis teks pidato dan diikuti dengan kegiatan berpidato yang disesuaikan dengan langkah- langkah pembelajaran. Kedua hal di atas disusun agar terjadi kegiatan yang berkelanjutan dan siswa

mudah dalam memahami materi yang akan dipelajari. Bahan ajar ini berisi bagian-bagian: 1) bagian pendahuluan, 2) bagian inti,

3) bagian penutup, 4) daftar pustaka, 5) tentang penulis. Bagian pendahuluan terdiri atas 1) halaman judul, 2) kata penulis, 3) persebaran butir pelajaran, 4) petunjuk isi buku, 5) ada apa saja dalam buku ini.

Aspek Tampilan Bahan Ajar

Bahan ajar ini disajikan dalam bentuk buku. Aspek tampilan menjadi perhatian karena siswa tertarik untuk membaca sebuah buku jika memiliki

tampilan yang menarik. Paling tidak, mereka akan membuka halaman demi halaman buku tersebut. Tampilan yang dimaksud di sini adalah desain sampul,

pemilihan judul, penggunaan ilustrasi, tata letak, dan tipografi (jenis dan ukuran huruf serta margin dan spasi antar baris). Desain sampul meliputi pemilihan gambar, warna, dan tata letak. Dengan

sampul yang menarik, siswa akan tertarik untuk membukanya. Adapun untuk pemilihan judul-judul, peneliti berusaha memanfaatkan judul- judul itu untuk

memengaruhi psikologis siswa. Motivasi siswa untuk membaca dan berubah menjadi lebih berani berusaha ditingkatkan dari judul-judul ini. Pannen dan Purwanto (2001:36—37) menyatakan bahwa ilustrasi

digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang akan disampaikan. Selain itu juga memberi variasi pada bahan ajar sehingga lebih menarik dan

memudahkan pembaca untuk memahami dan mengingat informasi yang ada. Secara singkat dinyatakan bahwa ilustrasi memiliki fungsi deskriptif, fungsi ekspresif, fungsi analitis, dan fungsi kuantitatif. Sejalan dengan itu, dalam bahan

ajar ini, peneliti memanfaatkan ilustrasi berupa gambar/foto dan bagan yang mewarnai buku agar tidak berisi tulisan saja. Diharapkan siswa akan lebih tertarik

dan mudah mengingat konsep-konsep yang ada. Di bawah ini terdapat beberapa bagian tampilan bahan ajar yang telah direvisi.

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Sampul bahan ajar (dari kiri ke kanan: sampul belakang dan depan)

Bingkai sekat bab

Ilustrasi gambar bab

Tujuan pembelajaran

Judul bab

Tampilan ilustrasi sekat antar bab

Tampilan petunjuk isi bahan ajar

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Contoh-contoh tampilan penyajian teori dan latihan

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Aspek Kebahasaan Bahan Ajar

Bahan ajar dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dirancang

berdasarkan asumsi bahwa pebelajar itu memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi (Panen dan Purwanto, 2001:21). Di samping itu, terdapat beberapa kriteria penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar. Muslich (2010: 303-305)

menyebutkan kriteria kelayakan bahasa yang baik, antara lain sebagai berikut. 1) kesesuaian pemakaian bahasa dengan perkembangan inelektual, sosial, dan

emosional siswa. 2) pemakaian bahasa yang komunikatif, indikatornya adalah keterbacaan pesan

dan ketepatan kaidah kebahasaan.

3) keruntutan dan keterpaduan alur pikir, indikatornya adalah keruntutan dan keterpaduan antarbab serta antarparagraf.

Oleh karena itu, mengingat bahwa bahasa adalah media utama penyampaian isi bahan ajar yang memiliki kriteria, mengatasi heterogenitas, serta hasil prapengembangan, peneliti menggunakan bahasa Indonesia yang formal

komunikatif, kalimat sederhana, menggunakan istilah- istilah yang mungkin belum dikenal siswa, tetapi menambah pengetahuan mereka, serta tidak menggunakan

kata-kata jorok. Sebagai tambahan, berdasarkan hasil uji coba pada empat subjek uji, peneliti mengubah bahasa sajian teori menjadi bahasa ajakan atau perintah sehingga siswa diajak dan diberi pengalaman belajar. Adapun aspek kebahasaan

produk (bahan ajar) terlihat seperti di bawah ini.

kalimat ajakan atau

perintah yang

mengajak siswa agar

berpikir/menemukan

konsep

Aspek kebahaasaan isi (teori) bahan ajar

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa naskah bahan

ajar yang berjudul Menuangkan Ide lewat Pidato. Hasil pengembangan produk ini dapat dijadikan suplemen untuk pembelajaran pidato di kelas IX dan dipelajari baik oleh siswa secara mandiri dan terbimbing, maupun oleh guru untuk mengajar

materi menulis teks pidato dan berpidato. Bahan ajar ini adalah salah satu alternatif bagi siswa untuk menambah

wawasan tentang pidato. Bahan ajar ini dapat membantu siswa untuk mengatasi hambatan-hambatan yang sering mereka rasakan ketika menulis teks pidato dan berpidato. Selain itu, latihan- latihan yang ada dalam bahan ajar ini dilakukan

secara bertahap dan mudah untuk diikuti. Oleh karena itu, disarankan bagi siswa untuk memanfaatkan bahan ajar ini dan mengikuti semua prosedur pembala jaran

yang ada di dalamnya secara mandiri maupun dengan bimbingan guru sehingga dapat memudahkan proses pembelajaran pidato. Bahan ajar ini dilengkapi dengan teori, contoh-contoh, dan latihan-latihan

menulis teks pidato secara bertahap dan berpidato. Meskipun demikian, peran guru tetap dibutuhkan agar pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru diperlukan

jika siswa ada yang belum memahami bagian-bagian yang ada dalam bahan ajar tersebut. Guru juga disarankan menciptakan kreativitas dalam kegiatan belajar siswa walaupun sudah ada bahan ajar tersebut. Bahan ajar adalah alat. Oleh

karena itu, dalam pemanfaatannya, guru bisa mengkreasikan kegiatan di kelas. Bahan ajar bermain peran ini masih belum sempurna. Dengan demikian,

peneliti lain dan penulis bahan ajar disarankan untuk mengembangkan bahan ajar mengenai bermain peran atau kompetensi yang lain demi memenuhi kebutuhan siswa akan bahan ajar yang bermutu.

Penyebaran produk juga dapat melalui jurnal penelitian. Penyebaran bahan ajar melalui jurnal penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada

guru dan instansi pendidikan lainnya tentang pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar bermain peran. Penyebaran melalui jurnal penelitian memiliki manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu yang berkaitan dengan

pengembangan bahan ajar.

Aspek kebahaasaan isi (latihan/soal) bahan ajar

bahasa yang digunakan

pada soal

*Sriwijayanti adalah mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini

diangkat dari Skrispsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 201 2.

Penyebaran produk juga dapat melalui MGMP Bahasa Indonesia. Forum

MGMP ini merupakan wadah yang tepat untuk menyebarluaskan hasil pengembangan bahan ajar. Forum ini dianggap tepat karena forum ini merupakan

ajang pertemuan guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian guru-guru yang berkumpul di forum ini dapat memperoleh informasi baru tentang penyusunan bahan ajar. Selain itu guru juga dapat memanfaatkan bahan ajar

tersebut untuk kepentingan pembelajaran. Hasil pengembangan produk bahan ajar ini dapat disarankan untuk

dipelajari dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang membutuhkan bahan ajar berpidato. Dengan demikian, peneliti dapat memperoleh masukan berupa saran balik untuk mengembangkan bahan ajar yang lebih baik lagi.

DAFTAR RUJUKAN

Alwi, Hasan, dkk. 1999. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Borg, Walter dan M.Damien Gall. 1983. Educational Research: an Introduction.

New York dan London:Longman.

Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Pannen, Paulina dan Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta:PAU-PPAI,

Universitas Terbuka.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:Algesindo.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.