48
BAHAN AJAR MATA KULIAH MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN Oleh : Ir. ISMAIL, MSIE Ir. BAMBANG ARGO W, MSi IR. IMAM TRIARSO, MSi DIAN AYUNITA NND, SPi JURUSAN PERIKANAN

BAHAN AJAR

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAHAN AJAR

BAHAN AJAR

MATA KULIAH MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN

Oleh :

Ir. ISMAIL, MSIE

Ir. BAMBANG ARGO W, MSi

IR. IMAM TRIARSO, MSi

DIAN AYUNITA NND, SPi

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2005

Page 2: BAHAN AJAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. DEFINISI PROYEK AGRIBISNIS

Proyek atau project (bahasa Inggris), dalam Oxford dictionary diartikan

sebagai “plan” or estimate using known facts. (Proyek merupakan sebuah rencana

atau perkiraan berdasarkan fakta yang ada). Menurut Kadariyah, et.al. (1999)

yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang

menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit) : atau

suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil

(return) di waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai, dan

dilaksanakan sebagai suatu unit.

Agribisnis menurut Downey & Erickson (1997) pengertiannya yaitu

mengenai tiga sektor yang saling tergantung secara ekonomis, yaitu sektor

masukan (input), produksi (farm, fisheries) dan sektor keluaran (output).

Agribisnis mencakup keseluruhan perusahaan yang terkait dengan 3 sektor bahan

masukan, usaha perikanan, produk yang memasok bahan masukan, terlibat dalam

produksi dan pada akhirnya menangani pemrosesan, penjualan, pendistribusian

sampai konsumen.

Menggabungkan pengertian di atas penulis memaknai proyek agribisnis

sebagai aktivitas yang direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai suatu unit

dengan harapan mendapatkan benefit pada tiga sektor input, produksi dan output

yang terkait dengan bidang agribisnis.

Page 3: BAHAN AJAR

Pembahasan dalam buku ini mengarah pada perencanaan pemilihan

investasi agribisnis dengan menggunakan analisis proyek agribisnis. Aktivitas

atau kegiatan yang dilaksanakan dapat berbentuk investasi baru seperti

pembangunan pabrik, pembukaan lahan untuk pertambakan, irigasi,

survai/penelitian, perluasan atau perbaikan program-program yang sedang

berjalan, dan sebagainya. Suatu proyek dapat diselenggarakan oleh instansi

pemerintah, badan-badan swasta, organisasi sosial, perusahaan maupun oleh

perorangan. (Clive Gray, et.al. 1992).

Sumber-sumber yang dipergunakan dalam pelaksanaan proyek agribisnis

dapat berbentuk barang-barang modal, tanah, bahan-bahan setengah jadi, bahan-

bahan mentah, tenaga kerja dan sebagainya. Sumber-sumber tersebut sebagian

atau seluruhnya dapat dianggap barang/jasa konsumsi yang dikorbankan dari

penggunaan masa sekarang untuk memperoleh benefit yang lebih besar di masa

mendatang.

Kegiatan yang dapat direncanakan berarti bahwa :

- Baik biaya maupun hasil-hasil pokok dari proyek agribisnis dapat dihitung

atau diperkirakan.

- Kegiatan dapat disusun sedemikian rupa sehingga dengan penggunaan

sumber-sumber yang terbatas dapat diperoleh benefit sebesar mungkin.

(sumber : Clive Gray, 1992).

1.2. TUJUAN ANALISIS PROYEK AGRIBISNIS

Maksud analisis proyek ialah untuk memperbaiki pemilihan investasi

karena sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan ialah terbatas, maka perlu

Page 4: BAHAN AJAR

sekali diadakan pemilihan antara berbagai macam proyek. Kesalahan dalam

memilih proyek dapat mengakibatkan pengorbanan terhadap sumber-sumber yang

langka. Karena itu perlu diadakan perhitungan percobaan sebelum melaksanakan

proyek untuk menentukan hasil dari berbagai alternatif dengan jalan menghitung

biaya dan kemanfaatan yang dapat diharapkan dari masing-masing proyek.

1.3. ASPEK EVALUASI

Proyek dapat dievaluasikan atas enam aspek , ialah :

a. aspek teknis,

b. aspek manajerial dan administratif,

c. aspek organisasi,

d. aspek komersial,

e. aspek finansial, dan

f. aspek ekonomis

Aspek teknis meliputi tentang input dan output dari barang dan jasa yang

akan diperlukan dan diproduksi oleh proyek.

Aspek manajerial dan administratif menyangkut kemampuan staf proyek

untuk menjalankan administrasi aktivitas dalam ukuran besar (large scale

activities). Keahlian manajemen hanya dapat dievaluasikan secara subyektif;

tetapi meskipun demikian, kalau hal ini tidak mendapat perhatian yang khusus,

maka banyaklah kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang kurang

realistis dalam proyek yang direncanakan.

Page 5: BAHAN AJAR

Aspek organisasi perhatiannya terutama ditujukan pada hubungan antara

administrasi proyek dengan bagian administrasi pemerintah lainnya dan untuk

melihat apakah hubungan antara masing-masing wewenang dan tanggung jawab

dapat diketahui dengan jelas.

Aspek komersial menyangkut penawaran input (barang dan jasa) yang

diperlukan proyek, baik waktu membangun proyek maupun pada waktu proyek

sudah berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi oleh

proyek.

Aspek finansial menyangkut terutama perbandingan antara pengeluaran

uang dengan revenue earning proyek, apakah proyek itu akan terjamin dananya

yang diperlukan, apakah proyek akan mampu membayar kembali dana tersebut

dan apakah proyek itu akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara

finansial dapat berdiri sendiri.

Aspek ekonomis diperhatikan dalam rangka menentukan apakah proyek itu

akan memberikan sumbangan atau mempunyai peranan yang positif dalam

pembangunan ekonomi seluruhnya dan apakah peranannya itu cukup besar untuk

men-“justify” penggunaan sumber-sumber yang langka yang dibutuhkan.

1.4. ANALISIS FINANSIAL EKONOMI

Untuk setiap aspek yang tersebut diatas terdapat suatu macam analisis yang

menitikberatkan aspek itu. Tetapi dalam rangka ilmu evaluasi proyek biasanya

ditekankan hanya dua macam analisis, ialah :

Page 6: BAHAN AJAR

a. Analisis finansial, dimana proyek dapat dilihat dari sudut badan-badan atau

orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang

berkepentingan langsung dalam proyek.

b. Analisis ekonomis, di mana proyek yang dilihat dari sudut perekonomian

sebagai keseluruhan.

Dalam analisis finansial yang diperhatikan ialah hasil untuk modal saham

(equity capital) yang ditanam dalam proyek ialah hasil yang diterima oleh para

petani, pengusaha (businessmen), perusahaan swasta, suatu badan pemerintah,

atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansial

sering juga disebut “private returns”.

Analisis finansial ini penting artinya dalam memperhitungkan insentif bagi

orang-orang yang turut serta dalam menyukseskan pelaksanaan proyek. Sebab,

tidak ada gunanya untuk melaksanakan proyek yang menguntungkan dilihat dari

sudut perekonomian sebagai keseluruhan, jika para petani yang menjalankan

aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya.

Yang perlu diperhatikan dalam analisis finansial ialah waktu didapatkannya

returns. Negara dapat mengadakan investasi dalam suatu proyek yang

menguntungkan jika dilihat dalam jangka waktu dua puluh tahun, tetapi dalam

waktu lima tahun yang pertama belum memberikan hasil sama sekali. Tetapi dari

seorang swasta tidak dapat diharapkan untuk mengadakan investasi dalam proyek-

proyek semacam itu, karena dalam jangka waktu lima tahun pertama ia sudah

akan kehabisan modal.

Page 7: BAHAN AJAR

Dalam analisis ekonomis yang diperhatikan ialah hasil total, atau

produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai

dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa

melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam

masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. hasil itu disebut “the social

returns” atau “the economics returns” dari proyek.

Bagi para bijaksanawan (policy makers) yang penting ialah mengarahkan

pengunaan sumber-sumber yang langka kepada proyek-proyek yang dapat

memberikan hasil yang paling banyak untuk perekonomian sebagai keseluruhan,

artinya yang menghasilkan “social returns” atau “economics returns” yang paling

tinggi.

1.5. KRITERIA ANALISA

Suatu proyek memiliki umur ekonomis (economic life) tahunan bisa kurang

dari 5 tahun bahkan dapat mencapai puluhan tahun. Proyek maupun

merencanakan investasi yang memiliki umur ekonomis di atas 5 tahun, agak sukar

untuk melakukan perhitungan-perhitungan, khususnya ramalan mengenai

perkembangan ekonomi di masa-masa mendatang.

Permasalahan forecasting atau peramalan perkembangan masa mendatang

memerlukan analisa perkiraan terhadap suatu rencana investasi. Terdapat dua

ukuran/kriteria yang dapat dipergunakan, yaitu :

Page 8: BAHAN AJAR

a. Undiscounted Criterion

Ukuran/kriteria ini tidak mempermasalahkan apa yang akan diperoleh di

kemudian hari (in the future), berapa nilainya sekarang (present value) diukur

dengan nilai sekarang (Djamin, 1984). Kriteria ini dipergunakan untuk

menganalisa proyek/investasi yang mempunyai :

1. Umur ekonomis di bawah atau maksimum 5 tahun

2. Turn over capital yang cepat (quick yielding project)

Alat-alat untuk melakukan analisa ini, antara lain :

1. Membandingkan antara keuntungan yang diharapkan (MEC : Marginal

Efficiency of Capital) dengan tingkat bunga yang berlaku (i : interest rate).

Hasil analisa ada 3 kemungkinan :

MEC > i, rencana investasi dapat diteruskan

MEC < i, rencana investasi ditolak

MEC = i, tercapai break even point/impas

2. Ranking by Inspection

Analisa ini menitikberatkan pada selisih gross benefit (keuntungan kotor)

dengan biaya operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance cost).

3. Payback Period

Analisa investasi didasarkan pada pelunasan investasi oleh net benefit

(keuntungan bersih).

Page 9: BAHAN AJAR

b. Discounted Criterion

Ukuran/kriteria ini memperhitungkan apa yang diperoleh dikemudian hari

(in the future), berapa nilainya sekarang (present value) dengan kata lain semua

aliran biaya (costs) dan manfaat (benefits) selama umur ekonomis

proyek/investasi kita ukur dengan nilai sekarang. Artinya kita mendiscount nilai

dikemudian hari dengan suatu discount faktor, misalnya dengan ukuran tingkat

bunga (i) yang berlaku saat ini sebagai discount faktor.

Alat-alat untuk melakukan analisa ini, antara lain :

1. B/C ratio (Benefit Cost Ratio)

2. NPV (Net Present Value) dari arus benefit dan biaya

3. IRR (Internal Rate of Return)

4. PI (Profitability Indeks)

Perhitungan mengenai analisa tersebut dibahas pada bab III.

Page 10: BAHAN AJAR

BAB II

TIME VALUE OF MONEY

2.1. TIME PREFERENSI

Time Preferensi merupakan suatu preferensi waktu (skala waktu) yang

menyetakan bahwa sejumlah sumber yang tersedia pada saat ini untuk dinikmati

lebih disenangi prang daripada sejumlah yang sama, tetapi baru tersedia dalam

beberapa tahun yang akan datang (misalkan baru tersedia untuk dua tahun

mendatang).

Pemikiran tersebut secara ekonomi didasarkan atas alasan-alasan sebagai

berikut :

a. Alasan inflasi, yaitu bahwa dengan adanya tingkat inflasi akan dapat

menurunkan nilai uang.

b. Alasan dikonsumsi, yaitu bahwa dengan uang yang sama, apabila

dikonsumsikan akan memberikan tingkat kenikmatan yang lebih,

dibandingkan dengan jika dikonsumsikan di masa yang akan datang.

c. Alasan risiko penyimpanan, yaitu bahwa dengan adanya risiko yang tidak

diketahui di waktu yang akan datang, maka praktis nilai uang di masa yang

akan datang memerlukan jumlah yang lebih besar.

Tentang nilai dari sesuatu uang ini menganut prinsip “A bird in hand is

worth two on the bush”.

Page 11: BAHAN AJAR

2.2. ANNUITY (UNIFORM SERIES) ATAU SEMACAM ANGSURAN

Yang dimaksud annuity adalah jumlah yang dibayar atau jumlah yang

diterima secara berturut-turut dari suatu periode yang ada.

Mengenai annuity ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Jumlah angsurannya sama (equal payments)

b. Jarak periode angsuran sama (equal period between payments)

c. Angsuran pertama pada akhir periode pertama.

2.3. KONVERSI ANTARA AT PRESENT (P), AT FUTURE (F) DAN

ANNUITY (A)

a. Compounding Factor

Untuk mencari nilai “F” jika telah diketahui P, i dan n. Dalam hal ini berarti

akan menghitung nilai di waktu yang akan datang.

Perhitungan secara matematis : F = P x (1 + i)n

Dengan rumus analisa proyek : F = P x ;

( dicari dalam tabel bunga)

b. Compouncing Factor for 1 per Annum

Untuk mencari nilai “F” jika diketahui A, i dan n. Berarti akan menghitung

nilai di waktu yang akan datang jika diketahui sejumlah uang tertentu yang

akan ditanamkan pada tiap akhir tahun selama umur proyek.

Page 12: BAHAN AJAR

Perhitungan secara matematis : F = A x

Dengan rumus analisa proyek : F = A x

( dicari dalam tabel bunga)

c. Sinking Fund Factor

Untuk mencari nilai “A”, jika telah diketahui F, i dan n. Berarti akan

menghitung jumlah uang yang harus itanam atau dicadangkan pada tiap akhir

tahun dengan memperhatikan bunga, agar “invest” berjumlah F di masa

datang.

Perhitungan secara matematis : A = F x

Dengan rumus analisa proyek : A = F x

d. Discount Factor

Menghitung sejulah uang di saat sekarang, bila diketahui sejumlah tertentu

uang di masa datang dengan memperhatikan periode tertentu.

Perhitungan secara matematis : P = F x

Dengan rumus analisa proyek : P = F x

e. Present Worth/Value of an Annuity Factor

Page 13: BAHAN AJAR

Berarti mencari nilai sekarang dari penjumlahan tetap sebesar 1 (satu) yang

dibayar/diterima tiap akhir tahun.

Perhitungan secara matematis : P = A x

Dengan rumus analisa proyek : P = A x

f. Capital Recovery Factor

Berarti akan menghitung sejumlah tetap yang harus dibayar pada setiap akhir

tahun untuk mengembalikan suatu pinjaman termasuk nilai pokok maupun

bunga.

Perhitungan secara matematis : A = P x

Dengan rumus analisa proyek : A = P x

2.4. MENCARI BESARNYA BUNGA (i)

Jika telah diketahui nilai P, F, dan n maka “i” dicari :

Secara matematis : i = atau =

Lihat pada tabel bunga nilai yang dekat dengan nilai “”

Selanjutnya lakukan interpolasi :

Page 14: BAHAN AJAR

i (yang dicari) = i (tingkat bawah) + x 1%

tk atas tk bawah

Page 15: BAHAN AJAR

BAB III

KRITERIA INVESTASI

3.1. DASAR ANALISIS FINANSIAL

Hal mendasar dalam analisis finansial adalah Laporan Keuangan. Laporan

keuangan berguna untuk mengukur posisi keuangan baik perusahaan maupun

proyek investasi. Laporan dasar keuangan yang biasa digunakan adalah Neraca,

Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas (Cashflow).

3.1.1. Neraca

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2004), Neraca (Balance Sheet) adalah

“gambaran sesaat” dari sebuah bisnis, yang menunjukkan pada pemilik nilai bisnis

itu pada tanggal tertentu. Kedua bagian utama neraca menunjukkan bagian-bagian

harta apa saja yang dimiliki oleh bisnis dan berapa besar yang diklaim oleh

pemilik modal dan pemberi pinjaman terhadap harta-harta itu. Neraca biasanya

disiapkan pada hari terakhir dalam satu bulan.

Neraca disusun dari persamaan dasar akuntansi : Harta = Kewajiban +

Ekuitas pemilik. Kenaikan atau penurunan pada suatu bagian dari neraca harus

diimbangi oleh kenaikan atau penurunan di bagian lainnya. Dari situlah maka

dinamakan neraca. Neraca memberikan dasar pengukuran terhadap masa datang

terhadap harta, kewajiban dan ekuitas.

Bagian pertama neraca menguraikan harta-harta perusahaan (dinilai

berdasarkan harga beli bukan harga pasar) dan menunjukkan nilai total dari segala

hal yang dimiliki oleh bisnis itu. Harta lancar (current assets) terdiri dari harta

Page 16: BAHAN AJAR

seperti kas dan jenis lain yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun

atau dalam daur usaha normal perusahaan, serta yang lebih lama lagi seperti

piutang dan persediaan dan harta tetap (fixed assets) yaitu harta yang diperoleh

untuk pemakaian jangka panjang dalam bisnis itu. Harta tidak berwujud

mencakup jenis-jenis yang meskipun bernilai tetapi secara fisik tidak bernilai,

seperti misalnya goodwill, hak cipta dan paten.

Bagian kedua menunjukkan kewajiban (liabilities) bisnis itu, klaim pemberi

pinjaman terhadap harta-harta perusahaan. Kewajiban jangka pendek (current

liabilities) adalah hutang-hutang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun atau

dalam satu daur operasi perusahaan, tergantung mana yang lebih panjang dan

kewajiban jangka panjang (long-term liabilities) yaitu kewajiban-kewajiban yang

jatuh tempo lewat satu tahun. Bagian neraca yang ini juga menunjukkan modal

pemilik (owner’s equity), nilai investasi pemilik dalam suatu bisnis. Ekuitas ini

merupakan faktor penyeimbang dalam neraca, yang menggambarkan seluruh

modal pemilik ditambah akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada para

pemilik.

3.1.2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement atau profit and loss statement atau

P&L) membandingkan pengeluaran terhadap pendapatan untuk menunjukkan laba

bersihnya (atau rugi bersihnya). Laporan laba rugi adalah “gambaran bergerak”

yang menggambarkan kemampulabaan perusahaan dari waktu ke waktu. Laporan

Page 17: BAHAN AJAR

laba rugi tahunan melaporkan hasil akhir (bottom line) dari kegiatan bisnis itu

selama satu tahun.

Untuk menghitung laba atau rugi bersih, pemilik mencatat pendapatan

penjualan selama tahun itu, yang mencakup semua pendapatan yang masuk ke

dalam bisnis itu dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dari sumber-sumber

lain (sewa, investasi dan bunga) juga harus dimasukkan ke dalam bagian

pendapatan bruto dengan barang yang dikembalikan dan diuangkan kembali oleh

pelanggan.

Harga pokok penjualan (cost of goods sold) mewakili jumlah biaya,

termasuk ongkos kirim, dari barang dagangan yang dijual selama periode waktu

setahun. Kebanyakan grosir dan pengecer menghitung harga pokok penjualan

dengan cara menambahkan pembelian terhadap persediaan awal dan

menguranginya dengan persediaan akhir. Perusahaan jasa umumnya tidak

memiliki harga pokok penjualan.

Beban operasi (operating expenses) meliputi biaya-biaya yang berkaitan

langsung dengan pengadaan produksi dan distribusi barang dagangan. Beban

umum (general expenses) adalah biaya-biaya yang terjadi dengan beroperasinya

bisnis. Beban lain-lain (other expenses) adalah kategori sisa yang mencakup

segala macam biaya yang belum masuk ke kedua kategori sebelumnya.

Pendapatan total dikurangi pengeluaran total menghasilkan laba (atau rugi) untuk

tahun itu.

3.1.3. Laporan Arus Kas

Page 18: BAHAN AJAR

Laporan arus kas (statement of cash flow) menunjukkan perubahan modal

kerja perusahaan dari awal tahun dengan menunjukkan sumber-sumber dana dan

penggunaan dana-dana itu. Banyak perusahaan kecil tidak pernah perlu membuat

laporan ini, tetapi beberapa kreditor, investor dan pemilik baru atau otoritas pajak

(IRS) biasanya memerlukan informasi ini.

Untuk menyiapkan laporan ini, pemilik harus menggabungkan neraca dan

laporan laba rugi yang menunjukkan ringkasan operasi tahun berjalan. Dimulai

dari laba bersih untuk periode tersebut (dari laporan laba rugi). Kemudian

menambahkan sumber-sumber dana perusahaan dana pinjaman, kontribusi

pemilik, penurunan piutang, peningkatan hutang, penurunan persediaan,

penyusutan dan semua yang lainnya. Penyusutan termasuk dalam sumber dana

karena merupakan beban bukan kas yang telah dikurangkan pada pendapatan

sebagai biaya menjalankan bisnis. Tetapi karena pemilik telah membayar untuk

barang yang disusutkan itu, maka penyusutannya merupakan sumber dana.

Berikutnya pemilik mengurangnya dengan penggunaan dari dana-dana ini untuk

pembelian pabrik dan peralatan, dividen pada pemilik, pembayaran kembali

hutang, peningkatan piutang dagang, pengurangan hutang dagang, peningkatan

persediaan dan lain sebagainya. Selisih antara jumlah sumber-sumber total dan

penggunaan total merupakan peningkatan atau penurunan modal kerja. Dengan

mempelajari perubahan modal kerja perusahaan dan alasannya, pemilik dapat

menyusun rencana aksi keuangan yang lebih praktis untuk masa depan

perusahaan.

Page 19: BAHAN AJAR

Laporan-laporan lebih dari sekedar dokumen rumit yang digunakan oleh

para akuntan dan para pejabat keuangan. Bila digunakan dalam kaitannya dengan

alat-alat analisa yang diuraikan dalam bagian-bagian berikutnya, semua itu dapat

membantu manajer bisnis kecil merencanakan masa depan keuangan perusahaan

dan secara aktif membuat rencana untuk menghasilkan laba. Tetapi, penyiapan

laporan ini saja tidaklah cukup, pemilik dan karyawan harus memahami dan

menggunakan informasi yang terkandung di dalamnya untuk menjadikan bisnis

lebih efisien dan efektif.

3.2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

3.2.1. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara Present Value dari benefit dan Pesent Value

dari biaya. Rumusannya sebagaiberikut :

Bt : merupakan benefit sosial kotor sehubungan dengan suatu proyek pada

tahun t;

Ct : merupakan biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun t,

tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal (pembelian,

peralatan, tanah, konstruksi dan sebagainya) atau rutin;

N : adalah umur ekonomis dariproyek;

I : merupakan Social Opportunity Cost of Capital, yang ditunjuk sebagai

Social Discount Rate.

NPV =

Page 20: BAHAN AJAR

=

Dalam evaluasi suatu proyek tertentu tanda “go” dinyatakan oleh nilai NPV

0. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar Social

Opportunity Cost of Capital. Jika NPV < 0, proyek supaya ditolak, artinya ada

penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang

diperlukan proyek.

3.2.2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama

dengan nol, yaitu :

= 0

IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam

suatu proyek, asal setiap benefit bersih yang diwujudkan (yaitu setiap B t – Ct yang

bersifat positif) secara otonetis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan

mendapatkan tingkat keuntungan i yang sama yang diberi bunga selama sisa umur

proyek.

Biasanya rumus IRR tadi tidak dapat dipecahkan (dicari nilai i-nya) secara

langsung. Namun secara coba-cobaan pemecahan itu dapat didekati dalam waktu

cukup singkat.

Prosedurnya sebagai berikut :

Page 21: BAHAN AJAR

1) Dipilih nilai discount rate “i” yang dianggap dekat dengan nilai IRR yang

benar, lalu dihitung NPV dari arus benefit dan biaya.

2) Jika hasil NPV tadi negatif, hal itu berarti bahwa nilai percobaan i terlalu

tinggi (benefit di waktu yang akan datang di-discount dengan terlalu berat,

yang membuat Present Value biaya melebihi Present Value benefit), jadi

dipilih nilai percobaan i baru yang lebih rendah.

3) Jika sebaliknya hasil Present Value tersebut positif, diketahui bahwa nilai

percobaan i terlelu rendah (benefit di waktu yang akan datang belum di-

discount dengan cukup berat untuk disamakan dengan Present Value biaya),

jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih tinggi.

4) Nilai percobaan pertama untuk discount rate dilambangkan dengan i’ yang

kedua dengan i”, nilai percobaan pertama untuk NPV dilambangkan dengan

NPV’ dan yang kedua dengan NPV”. Asalkan salah satu kedua perkiraan NPV

tidak terlalu jauh dari nol (yang merupakan nilai NPV benar apabila i = IRR),

maka perkiraan IRR yang dekat didapat dengan memecahkan persamaan

berikut ini :

IRR = i +

3.2.3. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)

Untuk menghitung indeks ini terlebih dahulu dihitung untuk setiap

Page 22: BAHAN AJAR

tahun t. lalu Net B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa hingga

pembilangnya terdiri atas Present Value total dari benefit bersih dalam tahun-

tahun di mana benefit bersih itu bersifat positif, sedangkan penyebutnya terdiri

atas Present Value total dari biaya bersih dalam tahun-tahun di mana B t – Ct

bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor.

Rumusnya sebagai berikut :

Net B/C = ....................................

Seperti dalam hal IRR, maka Net B/C itu akan terdapat apabila sedikit salah

satu nilai Bt – Ct bersifat negatif. Kalau halnya tidak begitu, maka Net B/C seperti

IRR adalah tak terhingga.

Kalau rumus tadi sama dengan 1 berarti :

[Bt – Ct > 0] = [Bt – Ct < 0]

Hal itu membawa hasil :

= , atau = 0

Dengan perkataan lain, NPV proyek = 0. Kalau rumus tadi memberikan

hasil lebih besar daripada 1, berarti NPV > 0. Jadi Net B/C 1 merupakan tanda

“go” untuk suatu proyek, sedangkan Net B/C < 1 merupakan tanda “no-go”.

[Bt – Ct > 0]

[Bt – Ct < 0]

Page 23: BAHAN AJAR

BAB IV

ANALISIS SOSIAL

Salah satu alat analisis sosial suatu proyek adalah dengan menggunakan

Shadow Price. Shadow price (disebut juga accounting price) dapat dianggap

sebagai semacam penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga

pasar dari beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu. (Kadariyah, et.al,

1999).

Shadow price dari suatu produk atau faktor produksi merupakan social

opportunity cost, yaitu nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam

penggunaan alternatif yang terbaik. (Clice Gray, et.al, 1999).

Dalam analisis proyek terdapat arus benefit dan biaya :

a) Benefit suatu proyek berbentuk output (hasil produksi), yang dapat terdiri dari

barang fisik ataupun jasa. Output dapat dibagi menurut barang atau jasa

tradeable dan nontradeable. Dalam proses produksi output, entah tradeable

atau nontradeable, biasanya digunakan suatu kombinasi input baik tradeable

maupun nontradeable.

Tradeable output dinilai berdasarkan harga paritas (border price), yaitu harga

C.I.F. untuk produk yang menjadi sasaran impor andaikata tidak dihambat

oleh kebijaksanaan resmi, dan harga F.O.B. untuk produk yang dapat

diekspor. Shadow price yang digunakan adalah border price itu, sedangkan

terhadap barang nontradeable, shadow price-nya adalah harga yang ditentukan

oleh interaksi permintaan dan penawaran di pasar, dikurangi pajak tidak

langsung dan ditambah subsidi.

Page 24: BAHAN AJAR

b) Biaya merupakan input yang digolongkan dalam dua kelompok :

(i) Sarana produksi atau bahan baku serta barang dan jasa intermediate yang

dibeli dari prosdusen lain. Sama halnya dengan output, harga input

ditentukan berdasarkan jenis barang tersebut, apakah tradeable atau

nontradeable. Dalam perbitungan benefit netto, biaya adalah benefit yang

negatif.

(ii) Faktor produksi. Setelah pembelian saran produksi, sumber-sumber

finansial yang tersedia untuk suatu proyek dibagi menurut pembiayaan

atas faktor-faktor produksi yang dipekerjakan dalam proyek, yaitu tenaga

kerja dan modal.

Balas jasa bagi tenaga kerja adalah upah, gaji dan tunjangan, sedangkan

balas jasa bagi modal terdiri dari bunga dan keuntungan. Dengan demikian,

shadow price dari tenaga kerja merupakan shadow wage (upah) bagi seorang

karyawan dengan karakteristik tertentu sebagaimana diobahas dalam pembahasan

berikut. Di lain pihak, shadow price faktor produksi modal tidak lain adalah social

opportunity cost modal yang dipergunakan untuk men-discount arus benefit dan

biaya suatu proyek dalam rangka menghitung kriteria investasi sesuai pembahasan

dalam Bab 3, 4 dan 5. Persamaan tersebut akan ditunjukkan kemudian.

Shadow price dari valuta asing adalah angka yang menerjemahkan border

price yang dinyatakan dalam devisa sedemikian rupa sehingga harga-harga

tersebut diungkapkan dalam mata uang nasional. Angka itu disebut shadow

exchange rate, yaitu nilai tukar implisit. Tentunya valuta asing bukan merupakan

faktor produksi dalam pengertian yang sama seperti tenaga kerja dan modal,

Page 25: BAHAN AJAR

meskipun mempunyai sifat logis yang serupa dengan shadow wage dan shadow

interest rate. Ketiga “harga” itu umum berlaku untuk suatu perekonomian secara

keseluruhan. Shadow exchange rate ikut menentukan nilai dari semua sarana

tradeable yang masuk dalam suatu proyek, selain juga mempengaruhi nilai dari

semua benefit yang tradeable.

Bab ini menjelaskan perihal bagaimana menentukan shadow price faktor

produksi modal, tenaga kerja dan valuta asing. Di samping ketiga faktor tersebut,

beberapa ekonom dewasa ini juga menggunakan konsep shadow price untuk (i)

pangan, yaitu bahan makanan pokok dan (ii) penerimaan negara yang bebas untuk

dialokasikan (jadi, tidak terikat pada pelunasan utang, penggajian pegawai negeri

dan sebagainya).

Cara Penerapan Shadow Price

Mengenai cara penerapan shadow price tadi, kebiasaan yang dikenal sejak

dari semula adalah sebagai berikut :

a. Dalam hal Foreign Exchange Rate (nilai tukar), perhitungan pendapatan dan

biaya proyek diperoleh dari perkalian angka shadow price-nya dengan jumlah

semua input dan output yang bersifat tradeable kali harganya di pasar dunia.

Hasil perkalian ini kemudian dimasukkan dalam arus pendapatan dan biaya

dari proyek yang bersangkutan. (Mengenai harga pasar dunia, dewasa ini

dipakai istilah “Border Prices”, yaitu tingkat harga internasional yang berlaku

pada perbatasan negara yang bersangkutan terhadap luar negeri. Untuk jenis

barang yang dewasa ini sebagian atau seluruhnya diimpor, maka Border Price

Page 26: BAHAN AJAR

yang relevan adalah harga impor c.i.f. lepas dari pelabuhan (dikurangi segala

jenis pajak seperti bea masuk, pajak penjualan impor dan lain sebagainya).

Sedangkan untuk jenis barang yang dewasa ini diekspor atau nantinya mau

diekspor sebagai hasil proyek yang bersangkutan, maka border price yang

relevan adalah harga ekspor f.o.b. pada titik masuk ke pelabuhan ekpor (jadi

tidak termasuk biaya untuk jasa pelabuhan).

b. Dalam hal Shadow Wage (upah), jumlah tenaga kerja tak terdidik yang dipakai

dalam proyek diukur dalam jam kerja, hari kerja, bulan kerja, dan lain

sebagainya, kemudian hasilnya dikalikan dengan angka shadow wage-nya,

yang kemudian dimasukkan dalam arus pendapatan/biaya dari proyek.

c. Cara penerapan shadow price of capital (tingkat bunga) tidak diterapkan

seperti kedua jenis tersebut di atas. Andaikata ditetapkan bahwa modal yang

ditanamkan dalam suatu proyek hendaknya dapat memberikan keuntungan

yang cukup untuk menutupi shadow price of capital sebesar ie, maka ini

berarti bahwa proyek tersebut akan ditolak, kecuali apabila NPV-nya 0

(yakni tidak negatif). NPV mana dihitung berdasarkan arus pendapatan dan

biaya yang di-discount pada tingkat ie. Sesuai dengan alasan tadi shadow price

of capital diterapkan dengan mend-discount pendapatan dan biaya dalam

setiap tahun t pada tingkat ie (yaitu mengalikannya dengan discount factor

(1 + ie)-t) kemudian menghitung NPV untuk proyek tersebut.

Menurut konsep terdahulu tentang shadow prices ini, discounting yang

dilaksanakan terhadap keuntungan bersih di masa yang akan datang. Berarti

sekaligus mencerminkan Rate of Time Preference (RTP) dari masyarakat. Yakni,

Page 27: BAHAN AJAR

kelebihan proporsional keuntungana bersih [pada tahun (t + 1) di atas keuntungan

bersih pada tahun t yang diperlukan, sehingga dengan demikian masyarakat

dijadikan “indefferent” terhadap konsumsi jumlah tersebut pad atahun t, daripada

mengonsumsi jumlah yang lebih besar tadi pada tahun t + 1. Diasumsikan bahwa

Marginal Efficiency of Capital (MEC) akan sampai ke tingkat yang sama seperti

Rate of Time Preference, karena dalam keadaan keseimbangan kesediaan

masyarakat untuk menabung, yang ditentukan oleh Rate of Time Preference itu,

akan menjadi sama dengan keuntungan marginal yang didapatkan dari investasi

yang menjadi tujuan dari tabungan itu. Seandainya MEC turun di bawah RTP,

maka hal itu akan mengakibatkan tabungan pun menurun, sumber yang tersedia

untuk investasi, maupun jumlah proyek yang dapat dilaksanakan semakin

terbatas, sehingga tingkat keuntungan yang diberikan oleh rupiah terakhir yang

ditanamkan akan bertambah.

Page 28: BAHAN AJAR

CONTOH SOAL

Annuity yang Dibayar Pada Awal Tahun/Periode

Contoh :

Nyonya “D” akan menerima annuity Rp 20.000,- selama 6 tahun, yang

dimulai pada tahun (awal tahun) pertama. Jika bunga 14% setahun, berapa besar

nilai saat ini? (Dari annuity tersebut)

Rumus yang digunakan : P = A x (A x )

Annuity yang Dibayar Setelah Periode Pertama (with Deverred Annuity)

Deverred Annuity sering digunakan dalam pembayaran hutang dengan

pemberian periode kelonggaran (grace periode).

Contoh :

“Negara” pada tanggal 1 Januari 2004 mendapat Loan $500.000,- dengan

tingkat bunga 12%, maka :

1. Jika utang dibayar sekaligus pada akhir tahun ke-20, maka penyelesaiannya :

F = P x

2. Jika annuity dibayar selama 8 tahun, mulai akhir tahun pertama, maka

penyelesainnya :

A = P x

3. Jika annuity tersebut dibayar selama 8 tahun, mulai akhir tahun ke-10, maka

langkah penyelesaiannya menjadi sebagai berikut :

Page 29: BAHAN AJAR

- untuk mencari besar hutang pad akhir tahun ke-10 (awal tahun ke-11)

adalah :

F = P x , misal F10 =

- Selanjutnya nilai F tahun ke-10 tersebut diannualkan (yaitu akan diangsur

selama 8 tahun) :

A =

CONTOH SOAL

1. Mesin “A” dibeli dengan harga Rp 10.000,-, umur ekonomis 5 tahun,

depresiasi tiap tahun 25%. Hitung nilai mesin setelah 5 tahun.

Page 30: BAHAN AJAR

Thn-0 Thn-1 Thn-2 Thn-3 Thn-4 Thn-5

1. Investasi

2. Depresiasi

3. Nilai sisa

10.000

-

10.000

- - - - -

(?)

2. Perusahaan melakukan investasi sebesar Rp 10.000,- dan umur perencanaan

ekonomis 5 tahun. IRR diharapkan sebesar 10% dan tingkat pajak

diasumsikan 50%. Depresiasi dilakukan dengan metode garis lurus. Informasi

chasflow sebelum pajak dari tahun ke-1 sampai tahun ke-5 diasumsikan tetap

yaitu Rp 4.000,-. Hitunglah :

a. Depresiasi

b. Net CF

c. PP

d. NPV

e. IRR

f. PI

Note :

Nilai Present worth of an annuity factor untuk :

i = 10%; n = 5 th adalah 3,791i = 11%; n = 5 th adalah 3,695i = 12%; n = 5 th adalah 3,604i = 13%; n = 5 th adalah 3,517i = 14%; n = 5 th adalah 3,433i = 15%; n = 5 th adalah 3,352i = 16%; n = 5 th adalah 3,274

(sumber : tabel bunga)

DAFTAR PUSTAKA

Djamin, Zulkarnain. 1984. Perencanaan dan Analisa Proyek. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.

Page 31: BAHAN AJAR

Downey, W. David dan Erickson P. Steven. 1987. Manajemen Agribisnis (terjemahan). Erlangga, Jakarta.

Gray, Clive, et. al. 1996. Pengantar Evalusi Proyek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kadariyah, et. al. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.

Rangkuti, Freddy. 2004. Bussiness Plan. Gramedia, Jakarta.

Zimmerer, W. Thomas dan Scarborough, M. Norman. 2004. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil (Edisi Bahasa Indonesia). Indeks, Jakarta.

KATA PENGANTAR

Teriring ucapan syukur kehadirat Allah SWT akhirnya penyusunan bahan

ajar untuk mata kuliah Manajemen Agribisnis Perikanan dapat terselesaikan.

Page 32: BAHAN AJAR

Bahan ajar ini disusun untuk pegangan mahasiswa perikanan dalam

mengikuti mata kuliah Manajemen Agribisnis Perikanan. Bahan ajar ini terdiri

dari 4 Bab yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Bab I berisi tentang

definisi proyek agribisnis, tujuan analisis proyek agribisnis, aspek evaluasi,

analisis finansial dan ekonomi serta kriteria analisa yang biasa digunakan untuk

menilai suatu proyek agribisnis. Bab II mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan nilai uang berdasarkan waktu (time value of money). Bab III berisi tentang

kriteria investasi untuk proyek maupun usaha agribisnis yaitu mengenai dasar

analisis antara lain Neraca, Laporan Laba Rugi dan Arus Kas. Juga membahas

tentang dasar keputusan investasi antara lain NPV (Nett Present Value), IRR

(Internal Rate of Return), dan Nett B/C (Benefit/Cost). Sedangkan pada Bab IV

membahas mengenai analisis sosial. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan contoh

soal sebagai bahan latihan mahasiswa.

Kesempurnaan masih jauh dari bahan ajar ini. Sehingga kritik dan saran

sangat diharapkan untuk dapat memperbaiki isi dari bahan ajar ini.

Semarang, September 2005

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………… i

Daftar Isi………………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….… 1

Page 33: BAHAN AJAR

1.1. Definisi Proyek Agribisnis………………………………………… 1

1.2. Tujuan Analisis Proyek Agribisnis……………………………… 2

1.3. Aspek Evaluasi ……………………………………………………. 3

1.4. Analisis Finansial Ekonomi ………………………………………. 4

1.5. Kriteria Analisa …………………………………………………… 6

A. Undiscounted Criterion ……………………………………….. 7

B. Discounted Criterion ………………………………………….. 8

BAB II TIME VALUE OF MONEY ……………………………………… 9-14

2.1. Time Preferensi …………………………………………………... 9

2.2. Annuity (Uniform Series) ………………………………………... 10

2.3. Konversi Antara Present, Future & Annuity …………………... 11

2.4. Mencari Besar Bunga ( I ) ……………………………………….. 12

BAB III KRITERIA INVESTASI ………………………………………... 15-21

3.1. Dasar Analisis Finansial …………………………………………. 15

3.1.1. Neraca …………………………………………………………. 15

3.1.2. Laporan Laba Rugi …………………………………………… 16

3.1.3. Laporan Arus Kas ……………………………………………. 17

3.2. Pengambilan Keputusan Investasi ……………………………... 19

3.2.1. Net Present Value …………………………………………….. 19

3.2.2. Internal Rate Of Return ……………………………………... 20

3.2.3. Nett Benefit/Cost Ratio ………………………………………. 21

BAB IV ANALISIS SOSIAL ……………………………………………... 23-25

CONTOH SOAL …………………………………………………………... 27-29

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 30