Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
108
PENGARUH TAMPILAN ETALASE, PENDEKATAN
PROMOSI, GAYA HIDUP BERBELANJA, DAN KARYAWAN
TOKO TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PADA
PENGUNJUNG HERMES PALACE MALL KOTA BANDA
ACEH
ISRA MIRANDHA1, ISKANDARSYAH MADJID2
1,2)Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to examine the impact of window display, promotional approaches,
shopping lifestyle and salesperson toward impulsive buying. The samples used in this study
are visitors, who experience purchasing at Hermes Palace Mall Banda Aceh. A
questionnaire was conducted as research instrumen for this research method. 211
respondents were analyzed by using puposive sampling technique. A Multiple Linear
Regression (MLR) used to examine and analyze the hypotheses. The result of this study
shows independent variables; promotioanal approaches, shopping lifestyle and
salesperson have a positive and significant impact (sig <0,05) toward impulsive buying.
Window display as independent variable however has a positive toward impulsive buying
(sig >0,05).
Key Word: Window Display, Promotional Approaches, Shopping Lifestyle, Salesperson,
Impulsive Buying
PENDAHULUAN
Globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini membuat persaingan yang ketat
antara produk dalam negeri dengan produk luar negeri. Perkembangan bisnis ritel
yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan
pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang ingin berhasil dalam
persaingan pada era milenium ini harus memiliki strategi perusahaan yang dapat
memahami perilaku konsumen.
Perusahaan yang baik adalah yang memahami betul siapa konsumennya dan
bagaimana mereka berperilaku. Davidson (dalam Raharjani, 2005) mengemukakan
bahwa kunci sukses dari management retailing adalah memahami dengan jelas
keinginan atau pengharapan konsumen. Seiring dengan berkembangnya bisnis ritel,
maka semakin bertambah pula pusat perbelanjaan, dengan berbagai produk yang
ditawarkan maupun promosi-promosi penjualan secara besar-besaran. Disatu sisi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
109
akan memberikan banyak pilihan tempat belanja bagi konsumen, namun disisi lain
membuat konsumen seringkali menjadi lebih kritis dalam melakukan pembelian
khususnya pembelian yang bersifat impulsif atau tidak terencana.
Pada awalnya belanja hanyalah suatu aktivitas yang menunjukkan suatu
sikap untuk mendapatkan barang maupun jasa yang menjadi keperluan sehari-hari,
namun tidak sedikit pula orang berbelanja hanya untuk memenuhi hasrat atau
dorongan dari dalam dirinya. Pembelian impulsif mengacu pada pembelian
langsung dengan tanpa tujuan berbelanja untuk membeli kategori produk tertentu
atau untuk memenuhi kebutuhan khusus. Menjelaskan bahwa perilaku pembelian
impulsif terjadi setelah mengalami keinginan membeli dan tanpa banyak refleksi
(Beatty dan Ferrell, 1998; dalam G. Muruganatham & Ravi Shankar Bhakat, 2013).
Semakin banyaknya toko ritel yang berkembang di Kota Banda Aceh
membuat masyarakat menjadi konsumen yang memiliki perilaku pembelian
impulsif atau tidak terencana tanpa disadari oleh mereka sendiri. Salah satu toko
ritel yang berkembang di Kota Banda Aceh adalah Hermes Palace Mall yang sangat
banyak menyediakan berbagai macam outlet yang dapat dikatakan hampir
memenuhi segala kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Dengan membaiknya kondisi pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kota
Banda Aceh, maka membaik pula daya beli dan konsumsi masyarakat Kota Banda
Aceh. Dengan begitu juga dapat mengubah pola gaya hidup masyarakat. Dengan
adanya pembangunan ritel modern memungkinkan ritel tradisional akan
terkesampingkan, karena masyarakat menginginkan tempat berbelanja yang
nyaman, aman, bersih dengan penawaran produk yang lebih berkualitas. Semua
karakteristik yang di inginkan oleh masyarakat tersebut tersedia pada toko ritel
modern seperti Hermes Palace Mall.
Banyak pengunjung Hermes Palace Mall yang datang kesana hanya sekedar
mengisi waktu senggangnya bersama keluarga maupun teman. Namun tidak jarang
sesampainya mereka disana mereka melakukan pembelian tanpa adanya
perencanaan terlebih dahulu.
Didukung dengan adanya pramuniaga Hermes Palace Mall yang sangat
memadai untuk membantu para pengunjung dalam aktivitas berbelanja. Dari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
110
keadaan tersebut maka memungkinkan terjadinya transaksi pembelian pada Hermes
Palace Mall yang disebut dengan pemebelian impulsif.
Dari segi tampilan yang sangat minimalis dan menarik dari cara tata letak
produk dan penataan ruangan pada setiap outlet yang ditawarkan oleh Hermes
Palace Mall membuat para pengunjung untuk berbondong-bondong melakukan
aktivitas berbelanja dengan berbagai tujuan dan akhirnya memutuskan untuk
melakukan aktivitas berbelanja diluar rencana karena terpengaruh oleh tampilan
etalase yang disajikan secara baik.
Banyak sekali kegiatan promosi yang dilakukan oleh masing-masing outlet
di Hermes Palace Mall untuk menarik perhatian para calon konsumen untuk
mengunjungi outlet tersebut dengan tujuan akhir untuk melakukan transaksi
pembelian dengan harga promosi yang ditawarkan. Hermes Palace Mall sering kali
melakukan kegiatan promosi besar-besaran dalam berbagai hal seperti pada
peringatan hari nasional atau hari raya keagamaan serta kegiatan promosi besar-
besaran pada penghujung akhir tahun atau awal tahun tiba. Dengan begitu tidak
jarang para pengunjung terdorong untuk melakukan transaksi pembelian secara
rencana ataupun tak terencana pada Hermes Palace Mall.
Faktor lain yang mempengaruhi pembelian impulsif ini yaitu gaya hidup
masyarakatnya yang sangat mengikuti tren model dari zaman ke zamannya. Tidak
hanya diliat dari sudut pandang fashion, gaya hidup juga bersangkutan dengan
mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang dan menggambarkan
bagaimana seseorangg menghabiskan waku dan uangnya. Hermes Palace Mall
adalah salah satu tempat pilihan perbelanjaan yang sangat populer untuk memenuhi
segala macam karakteristik gaya hidup berbelanja masyarakat Kota Banda Aceh.
Hermes Palace Mall menawarkan berbagai macam jenis produknya kepada
masyarakat dengan status sosial tinggi maupun untuk masyarakat yang berstatus
sosial rendah, jadi siapa saja dapat mengunjungi Hermes Palace Mall tanpa melihat
dari status sosial seseorang.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pembelian Impulsif
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
111
Chang et al. (2014) menjelaskan bahwa pembelian impulsif merupakan
salah satu yang menjadi pertimbangan penting dalam kegiatan pemasaran,
kompleksitas dan seringnya perilaku pembelian impulsif terjadi dalam berbagai
jenis produk. Pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang di
antaranya adalah faktor lingkungan dan bagaimana konsumen menanggapi
rangsangan yang diberikan oleh lingkungan konsumen tersebut baik lingkungan
eksternal maupun lingkungan internal konsumen. Setiap orang memiliki perbedaan
dalam pembelian impulsif.
Tampilan Etalase
Berman dan Evans, (2011) menyatakan bahwa display memberikan
pelanggan mengenai informasi, menambah atmosfer toko dan melayani promosi.
Konsumen akan memperoleh pengaruh dari informasi yang diberikan peritel
melalui tampilan etalase sebuah toko ritel. Tampilan etalase dapat menarik
konsumen untuk masuk ke dalam ritel dan melakukan pembelian setelah
menyediakan gambaran visual produk-produk yang ditawarkan pada toko tersebut.
Pendekatan Promosi
Promosi penjualan adalah bagian dari bauran promosi. Promosi penjualan
merupakan insentif jangka pendek yang disertakan dalam penjualan produk (Kotler
dan Amstrong, 2008).
Gaya Hidup Berbelanja
Gaya hidup berbelanja didefinisikan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh
pelanggan sehubungan dengan serangkaian tanggapan pribadi dan pendapat tentang
pembelian produk (Tirmizi et al. 2009).
Menurut Cobb dan Hoyer, (1986) indikator pada gaya hidup berbelanja
yaitu: tanggapan atas tawaran iklan, pembelian model terbaru, berbelanja dengan
merek yang paling terkenal, merek terkenal yang dibeli memiliki kualitas yang
terbaik dan membeli berbagai merek lainnya daripada membeli merek yang biasa
dibeli.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
112
Karyawan Toko
Menurut Kotler dan Keller, (2009) mengatakan bahwa karyawan toko
adalah penghubung pribadi perusahaan dengan pelanggan. Banyaknya interaksi
yang dilakukan oleh karyawan toko membuat pelanggan lebih tertarik atau
terdorong untuk melakukan kegiatan pembelian impulsif (Han et al. 1991 dalam
Prashar et al. 2015). Menurut Foster, (2008) indikator-indikator dari karyawan toko
yaitu: kenyamanan, transaksi pembelian, dan kepuasan.
Pengaruh Tampilan Etalase Terhadap Pembelian Impulsif
Kesan pertama dari tampilan toko biasanya dibuat pada tingkat penglihatan,
dapat disarankan bahwa tampilan utama dapat mempengaruhi, setidaknya untuk
beberapa derajat, pilihan konsumen dari toko ketika mereka tidak sesuai dengan
tujuan tertentu mengunjungi toko tertentu dan membeli barang tertentu (Karbasivar
dan Yarahmadi, 2011).
Lingkungan belanja di toko adalah penentu yang sangat penting dari
pembelian impulsif. Faktor-faktor seperti di toko yang berlatar belakang musik,
tampilan toko, suasana, promosi, harga, kebersihan, kepadatan atau kemacetan dan
tampilan karyawan semua di daerah toko (Zhou dan Wong, 2004). Oleh karena itu
dapat disimpulkan hipotesisnya sebagai berikut:
H1: Tampilan etalase berpengaruh terhadap pembelian impulsif.
Pengaruh Pendekatan Promosi Terhadap Pembelian Impulsif
Banerjee dan Saha (2012) menemukan bahwa kegiatan promosi melalui
potongan harga dan diskon memicu terjadinya pembelian impulsif. Tendai dan
Crispen (2009) memperlihatkan bahwa kupon dan voucher belanja mempengaruhi
pembelian impulsif. Oleh karena itu dapat disimpulkan hipotesisnya sebagai
berikut:
H2: Pendekatan promosi berpengaruh terhadap pembelian impulsif.
Pengaruh Gaya Hidup Berbelanja Terhadap Pembelian Impulsif
Semakin tinggi konsumen berbelanja dengan motivasi hedonis dan berbelanja
menjadi sebuah gaya hidup, besar pula kemungkinan terjadinya pembelian secara
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
113
implusif (Kosyu, 2014). Hawkins et al. (2007) menyatakan bahwa para pembeli
mencari variasi dan perbedaan yang mungkin menjadi alasan utama untuk beralih
merek serta melakukan pembelian impulsif. Dengan begitu dapat disimpulkan
hipotesisnya sebagai berikut:
H3: Gaya hidup berbelanja berpengaruh terhadap pembelian impulsif.
Pengaruh Karyawan Toko Terhadap Pembelian Impulsif
Park dan Lennon, (2006) menemukan bahwa perilaku pembelian impulsif
hampir secara exclusive dikendalikan oleh rangsangan. Beberapa penelitian
menunjukkan efek positif dari berinteraksi dengan karyawan toko pada
kecenderungan untuk membuat pembelian impulsif (Yu dan Bastin, 2010). Maka
dari itu sifat ramah yang dimilikin karyawan toko juga mampu memberikan
pengaruh terhadap pembelian impulsif. Dengan begitu dapat disimpulkan
hipotesisnya sebagai berikut:
H4: Karyawan toko berpengaruh terhadap pembelian impulsif.
Berdasarkan beberapa hipotesis yang telah dikemukakan diatas maka model
kerangka penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Model Kerangka Penelitian
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Pendekatan
Promosi
(X2)
Karyawan
Toko
(X4)
Gaya
Hidup
Berbelanja
(X3)
Pembelian
Impulsif
(Y)
Tampilan
Etalase
(X1)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
114
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling.
Jenis non probability sampling yang dipilih adalah penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Responden adalah pengunjung atau konsumen Hermes Palace Mall Kota
Banda Aceh
b. Responden yang berusia dari remaja sampai dewasa
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 211 responden
dari kesuluran responden yang masuk.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui penelitian
lapangan, dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan mengedarkan
kuesioner. Untuk memperoleh data yang diperlihatkan dalam penelitian ini penulis
menggunakan kuesioner (angket) dengan menggunakan skala interval dalam bentuk
skala likert (Sekaran, 2011).
Peralatan Analisis Data
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tampilan etalase, pendekatan
promosi, gaya hidup berbelanja, dan karyawan tokoterhadap pembelian impulsif
pada Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh, akan dianalisis dengan menggunakan
peralatan analisis data yaitu regresi linear berganda. Pengujian dan analisis data
primer dilakukan dengan menggunakan perangkat SPSS dengan formulasi regresi
linear berganda menurut Malhotra (2009). Bila digambarkan secara matematis
hubungan variabel tersebut adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Keterangan:
Y = Pembelian Impulsif
α = Konstanta
X1 = Tampilan Etalase
X2 = Pendekatan Promosi
X3 = Gaya Hidup Berbelanja
X4 = Karyawan Toko
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
115
β1...β3 = Koefisien
e = Error Term
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu
dengan menggunakan uji Person product-moment coefficient of correlation dengan
bantuan SPSS version 20. Pengujian validitas kuesioner didasarkan pada
perbandingan nilai r-hitung dan nilai r-tabel. Berikut ini dapat dijelaskan mengenai
hasil pengujian validitas kuesioner didasarkan pada perbandingan nilai r-hitung dan
nilai r-tabel dari variabel independen dan variabel dependen:
Tabel 1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Dependen Y (n=211)
No Pernyataan Variabel Koefisien
Korelasi
Nilai Kritis
5% (N=211) Keterangan
1 A1
Y
0,701
0,135
Valid
2 A2 0,778 Valid
3 A3 0,809 Valid
4 A4 0,814 Valid
1 B1
X1
0,812
0,135
Valid
2 B2 0,774 Valid
3 B3 0,764 Valid
4 B4 0,655 Valid
1 C1
X2
0,753
0,135
Valid
2 C2 0,819 Valid
3 C3 0,735 Valid
4 C4 0,848 Valid
1 D1
X3
0,645
0,135
Valid
2 D2 0,775 Valid
3 D3 0,723 Valid
4 D4 0,654 Valid
5 D5 0,543 Valid
6 D6 0,427 Valid
1 E1
X4
0,741
0,135
Valid
2 E2 0,758 Valid
3 E3 0,786 Valid
4 E4 0,775 Valid
5 E5 0,773 Valid
6 E6 0,694 Valid
7 E7 0,675 Valid
Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa nilai korelasi atau r hitung untuk
semua item pertanyaan yang terdapat pada masing-masing variabel menunjukkan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
116
angka yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r-tabel, dengan koefisien
korelasi diatas nilai kritis (nilai r-tabel) product moment yaitu sebesar 0,135
sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan valid,
Uji Reabilitas
Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha
yang digunakan untuk pengujian kuesioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisis
ini digunakan untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan skala
variabel yang ada. Ukuran reliabilitas dianggap handal berdasarkan pada koefisien
Cronbach alpha lebih dari 0,60 (Malhotra, 2009). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Reabilitas
No Variabel Jumlah
Item
Cronbach’s Alpha Keterangan
Hitung Standar
1 Tampilan Etalase 4 0,743 0,60 Handal
2 Pendekatan Promosi 4 0,799 0,60 Handal
3 Gaya Hidup Berbelanja 6 0,703 0,60 Handal
4 Karyawan Toko 7 0,864 0,60 Handal
5 Pembelian Impulsif 4 0,780 0,60 Handal
Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017
Dari hasi uji reliabilitas yang ditunjukkan pada tabel diatas, diperoleh nilai
Cronbach’s alpha masing-masing sebesar 0,743, 0,799, 0,703, 0,864 dan 0,780.
Dengan demikian seluruh pertanyaan yang digunakan dalam variabel penelitian ini
handal, karena telah memenuhi Cronbanch’s Alpha dengan nilai alpha lebih dari
0,60 (Malhotra, 2009).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pedoman pengambilan keputusan tentang yang mendekati atau merupakan
distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov menurut (Ghozali, 2013)
yaitu bila nilai signifikan >0,05 berarti distribusi data normal sedangkan bila nilai
signifikan <0,05 berarti distribusi data tidak normal. Hasil pengujian normalitas
data dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
117
Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017
Menurut Yu et. al (2008) mengatakan bahwa untuk mamastikan bahwa
distribusi data berjalan normal dan tidak terjadi penyimpangan secara signifikan
dari distribusi yang diharapkan maka yang dilihat adalah nilai Asymptotic
significance 2–tailed. Berdasarkan uji statistik normalitas menggunakan uji K-S
pada tabel 4.4 menunjukkan p-value 0,323 dimana lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas di uji dengan melihat VIF (Variance Inflating Factor) dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Persyaratan untuk
dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas adalah apabila VIF prediktor tidak
melebihi nilai 10 dan nilai toleransinya >0,10 (Ghozali, 2013). Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Multikolinearitas Variabel Independen Penelitian
Variabel Collinearity Statistics Keterangan
Dependen Independen Tolerance VIF
Unstandardized
Residual
N 211
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,56894949
Most Extreme Differences
Absolute ,066
Positive ,041
Negative -,066
Kolmogorov-Smirnov Z ,953
Asymp. Sig. (2-tailed) ,323
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
118
Y Pembelian
Impulsif
X1 Tampilan Etalase 0,757 1,321 Bebas
Multikolinearitas
X2 Pendekatan Promosi 0,766 1,305 Bebas
Multikolinearitas
X3 Gaya Hidup
Berbelanja 0,805 1,243
Bebas
Multikolinearitas
X4 Karyawan Toko 0,817 1,224 Bebas
Multikolinearitas
Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat kita ketahui bahwa syarat untuk
lolos dari uji multikolinearitas sudah terpenuhi oleh seluruh variabel independen,
yaitu tolerance tidak kurang dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor)
yang tidak lebih dari 10. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak berkorelasi antara variabel
independen satu dengan variabel independen lainnya.
Hasil Analisis Regresi
Hasil dari Analisis Pengaruh Tampilan Etalase, Pendekatan Promosi, Gaya
Hidup Berbelanja dan Karyawan Toko Terhadap Pembelian Impulsif dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
Nama Variabel B Standar
Error t-hitung t-table sign
Konstanta (a) -0,299 0,436 -0,687 0,265 0,493
Tampilan Etalase (X1) 0,048 0,080 0,595 0,265 0,553
Pendekatan Promosi (X2) 0,306 0,078 3,930 0,265 0,000
Gaya Hidup Berbelanja (X3) 0,348 0,094 3,706 0,265 0,000
Karyawan Toko (X4) 0,238 0,088 2,719 0,265 0,007
Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017
Melalui hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program
SPSS seperti terlihat pada tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi berganda
sebagai berikut ini:
Y = -0,299 +0,048X1 + 0,306X2+ 0,348X3+0,238X4
1. Konstanta sebesar -0,299 artinya jika faktor-faktor pengaruh Tampilan
Etalase (X1), Pendekatan Promosi (X2), Gaya Hidup Berbelanja (X3) dan
Karyawan Toko (X4) dianggap konstan, maka besarnya Pembelian Impulsif
adalah sebesar -0,299.
2. Koefisien regresi Tampilan Etalase (X1) sebesar 0,048, artinya bahwa setiap
kenaikan 1 persen dalam variabel Tampilan Etalase, maka secara relatif akan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
119
mempengaruhi Pembelian Impulsif sebesar 4.8%, dengan demikian setiap
peningkatan pada Tampilan Etalase maka akan mempengaruhi Pembelian
Impulsif pada pengunjung Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh.
3. Koefisien regresi Pendekatan Promosi (X2) sebesar sebesar 0,306. Artinya
bahwa setiap perubahan dalam satu unit variabel Pendekatan Promosi maka
secara relatif akan meningkatkan Pembeian Impulsif sebesar 30,6%, dengan
demikian semakin tinggi pengaruh Pendekatan Promosi maka akan semakin
mempengaruhi Pembelian Impulsif pada pengunjung Hermes Palace Mall
Kota Banda Aceh.
4. Koefisien regresi Gaya Hidup Berbelanja (X3) sebesar sebesar 0,348. Artinya
bahwa setiap perubahan dalam satu unit variabel Gaya Hidup Berbelanja
maka secara relatif akan meningkatkan Pembelian Impulsif sebesar 34,8%,
dengan demikian semakin tinggi pengaruh Gaya Hidup Berbelanja maka akan
semakin mempengaruhi Pembelian Impulsif pada pengunjung Hermes Palace
Mall Kota Banda Aceh.
5. Koefisien regresi Karyawan Toko (X4) ssebesar 0,238. Artinya bahwa setiap
perubahan dalam satu unit variabel Karyawan Toko maka secara relatif akan
meningkatkan Pembelian Impulsif sebesar 23,8%, dengan demikian semakin
tinggi pengaruh Karyawan Toko maka akan semakin mempengaruhi
Pembelian Impulsif pada pengunjung Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh.
Berdasarkan hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa dari keempat
variabel yang diteliti, ternyata variabel Gaya Hidup Berbelanja (X3) mempunyai
pengaruh dominan terhadap Pembelian Impulsif dengan nilai koefisien sebesar
0,348 atau sebesar 34,8%.
Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen secara keseluruhan
terhadap variabel dependen yang diteliti maka akan diuji berdasarkan uji ANOVA
seperti dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Analysis Of Variance (ANOVA)
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
120
1
Regression 24,637 4 6,169 18,665 0,000b
Residual 67,978 206 0,330
Total 92,615 210
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
b. Predictors: (Constant) Tampilan Etalase (X1), Pendekatan Promosi (X2),Gaya Hidup
Berbelanja (X3), Karyawan Toko (X4)
Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017
Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 18,665 sedangkan
Ftabel pada tingkat signifikansi α = 5% adalah sebesar 2,42, hal ini memperlihatkan
bahwa Fhitung > Ftabel dengan d=tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian hasil
perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif
dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa Tampilan Etalase (X1), Pendekatan
Promosi (X2), Gaya Hidup Berbelanja (X3) dan Karyawan Toko (X4) secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Pembelian Impulsif (Y).
Dengan demikian terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
pengaruh Tampilan Etalase (X1), Pendekatan Promosi (X2), Gaya Hidup
Berbelanja (X3) dan Karyawan Toko (X4) terhadap Pembelian Impulsif (Y) pada
pengunjung Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh, dengan demikian hipotesis
alternatif (Ha) yang diajukan diterima dan sebaliknya menolak hipotesis nol (H0),
hal ini dikarenakan diperoleh nilai dari hasil perhitungan yang menunjukkan nilai
Fhitung> Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0,000.
Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Untuk menguji faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap Niat
Pembelian Konsumen secara parsial (setiap variabel) dapat dilihat dari hasil uji-t.
Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada tabel dimana dapat diketahui besarnya
thitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau signifikansi
sebesar α = 5%. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji t
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) -0,299 0,436 -0,687 0,493
X1 0,048 0,080 0,041 0,595 0,553
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
121
X2 0,306 0,078 0,268 3,930 0,000
X3 0,348 0,094 0,247 3,706 0,000
X4 0,238 0,088 0,180 2,719 0,007
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Sumber :Output SPSS 20 diolah, 2017
1. Hasil penelitian terhadap variabel Tampilan Etalase memiliki nilai t-hitung
sebesar 0,595. Sedangkan nilai t-tabel yang telah diperoleh yaitu 0,265.
Karena nilai t-hitung > t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan. Namun nilai signifikan pada variabel Tampilan Etalase
yaitu 0,553 menandakan bahwa Tampilan Etalase (X1) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Pembelian Impulsif (Y). Hal ini dikarenakan nilai
signifikansinya lebih besar daripada tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Hal
ini dapat disebabkan dengan kurang menariknya produk yang dipajang pada
tampilan depan, tidak adanya perubahan mengenai info produk baru, serta
faktor lainnya yang harus ditinjau ulang oleh masing-masing gerai. Jadi,
hipotesis pada Tampilan Etalase yaitu:
Ha1: Tampilan Etalase tidak berpengaruh terhadap Pembelian Impulsif.
2. Hasil penelitian terhadap variabel Pendekatan Promosi memiliki nilai t-hitung
sebesar 3,930. Sedangkan nilai t-tabel yang telah diperoleh yaitu 0,265.
Karena nilai t-hitung>t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari variabel Pendekatan Promosi (X2) terhadap
Pembelian Impulsif (Y) dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hal ini
dikarenakan nilai signifikansinya lebih kecil daripada tingkat signifikansi 5%
(α = 0,05). Hal ini didukung penelitian sebelumnya dilakukan oleh Benerjee
dan Saha, (2012) menemukan bahwa kegiatan promosi melalui potongan
harga dan diskon memicu terjadinya pembelian impulsif. Jadi, hipotesis pada
Pendekatan Promosi yaitu:
Ha2: Pendekatan Promosi berpengaruh terhadap Pembelian Impulsif.
3. Hasil Penelitian terhadap variabel Gaya Hidup Berbelanja (X3) memiliki
nilai t-hitung sebesar 3,706. Sedangkan nilai t-tabel yang telah diperoleh yaitu
0,265. Karena nilai t-hitung>t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan dari variabel Gaya Hidup Berbelanja (X3) terhadap
Pembelian Impulsif (Y) dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Hal ini
dikarenakan nilai signifikansinya lebih kecil daripada tingkat signifikansi 5%
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
122
(α = 0,05). Hal ini didukung penelitian sebelumnya dilakukan oleh Kosyu,
(2014) menyatakan bahwa semakin tinggi konsumen berbelanja dengan
motivasi hedonis dan berbelanja menjadi sebuah gaya hidup, besar pula
kemungkinan terjadinya pembelian impulsif. Jadi, hipotesis pada Gaya Hidup
Berbelanja yaitu:
Ha3: Gaya Hidup Berbelanja berpengaruh terhadap Pembelian Impulsif.
4. Dan berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil penelitian terhadap variabel
Karyawan Toko memiliki nilai t-hitung sebesar 2,719. Sedangkan nilai t-tabel
yang telah diperoleh yaitu 0,265. Karena nilai t-hitung>t-tabel maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari variabel Karyawan
Toko (X4) terhadap Pembelian Impulsif (Y) dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,007. Hal ini didukung penelitian sebelumnya dilakukan oleh Park
dan Lennon, (2006) menemukan bahwa pembelian impulsif dipengaruhi oleh
kualitas dari interaksi pengunjung dengan pelayan toko pada saat melakukan
aktivitas berbelanja. Jadi, hipotesis pada Karyawan Toko yaitu:
Ha4: Karyawan Toko berpengaruh terhadap Pembelian Impulsif.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian secara simultan (Uji-F) variabel Tampilan Etalase (X1),
Pendekatan Promosi (X2), Gaya Hidup Berbelanja (X3) dan Karyawan Toko
(X4) berpengaruh signifikan terhadap Pembelian Impulsif (Y) pada
pengunjung Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh.
2. Pengujian secara parsial (Uji-T) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel Tampilan Etalase (X1) berpengaruh positif namun tidak berpengaruh
secara signifikan. Sedangkan varibel Pendekatan Promosi (X2), Gaya Hidup
Berbelanja (X3) dan Karyawan Toko (X4) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap varibel Pembelian Impulsif (Y) sebagai variabel dependen.
3. Berdasarkan koefisien determinasi yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa
variabel Tampilan Etalase (X1), Pendekatan Promosi (X2), Gaya Hidup
Berbelanja (X3) dan Karyawan Toko (X4) menyumbang proposi terhadap
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
123
variabel Pembelian Impulsif sebesar 25.2%. Sedangkan selebihnya yaitu
74.8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang dijadikan
indikator dalam variabel penelitian.
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka penulis memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh harus berupaya untuk meningkatkan
lagi efek tampilan etalase pada masing-masing gerai agar seperti menyusun
produk yang dijual dengan menarik, adanya pergantian pajangan setiap
adanya produk baru sehingga dapat membuat para pengunjung Hermes Palace
Mall Kota Banda Aceh tertarik untuk memasukinya dengan efek yang
diberikan oleh tampilan etalase pada masing-masing gerai.
2. Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh hendaknya terus mempertahankan
variabel-variabel yang terkait dengan pendekatan promosi, karena semakin
banyak promosi yang ditawarkan kepada konsumen maka akans emakin
membuat pengunjung untuk terus berdatangan melakukan pembelian secara
ta terencana pada Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh.
3. Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh hendaknya terus dapat
mempertahankan dan menambahkan lagi kualitas produk dan merek yang di
tawarkan sehingga membuat para pengunjung terus tetap setia untuk
merealisasikan gaya hidup berbelanja mereka pada Hermes Palace Mall Kota
Banda Aceh secara berkelanjutan.
4. Hermes Palace Mall Kota Banda Aceh hendaknya terus dapat menjaga
hubungan baik anatara karyawan atau pramuniaga dengan para pengunjung,
yang mana hal tersebut akan membuat pengunjung merasa diperhatikan dan
kemudian akan timbul perilaku pembelian yang tak terencana yang di
akibatkan adanya interaksi antara keduanya, sehingga pengunjung tidak akan
beralih ke toko ritel lainnya.
REFERENSI
Amiri, Farhad., Jalal, Jasour., Mohsen, Shirpour., and Tohid, Alizadeh. (2012),
Evaluation of Effective Fashionism Involvement Factors on Impulse
Buying of Costumers and Condition of Interrelation between These
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
124
Factor, Journal of Basic and Applied Scientific Research. Vol. 2(9),
9413-9419
Banerjee, S. and Saha, S. (2012), Impulse Buying Behaviour in Retail Stores–
Triggering The Senses,Asia Pacific Journal of Marketing & Management
Review, Vol. 1(2), 1-21
Berman, Berry and Joel R. Evans. (2011). Retail Management. USA: Prentice Hall
Chang, Hyo Jung., Ruoh-Nan and Molly, Eckman. (2014), Moderating Effects of
Situational Characteristics on Impulse Buying,International Journal of
Retail & Distribution Management. Vol. 42 (4), 298-314
Cooper D. R., and P.S. Schindler. (2006). Business Research Methods. 9th Edition.
New York: McGraw-Hill
Foroughi, Amir., Buang, Aishah, N., Senik, C. Z., and Hajmisadeghi, S. R. (2013)
Impulse Buying Behaviour and Moderating Role of Gender Among
Iranian Shoppers, Journal of Basic and Applied Scientific Research, Vol.
3(4), 760-769
Foster, Bob (2008) Manajemen Ritel. Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam (2011) Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gilbert, David (2003) Retailing Marketing Management, 2th Edition. England.
Endinburgh Gate: Pearson Educated Limited
Hawkins, D. I., Roger, I. J., Coney, K. A., and Mookerjee, A (2007) Consumer
Behavior, NewDelhi: McGraw Hill.
Karbasivar, A., and Yarahmadi, H.(2011) Evaluating Factors on Consumer Impulse
Buying Behavior, Asian Journal of Business Management, Vol. 2(4),
174-181
Kchaou, Sahraoui, Abir., and Amara, Ben, Rim. (2014) The Role of Sales
Promotion in Inducing Impulse Purchase, International Journal of
Management Excellence, Vol. 3(1), 229-1648
Kosyu, D. A. (2014), Pengaruh Hedonic Shopping Motives Terhadap Shopping
Lifestyle dan Impulse Buying (Survei pada Pelanggan Outlet Stradivarius
di Galaxy Mall Surabaya). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 14 (2)
Kotler, Philip., and Amstrong, Gerry (2008) Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 3,
Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip., and Keller, L. K (2009) Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 13,
Jakarta: Erlangga
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustus 2017: 108-125
125
Malhotra, Naresh K. (2009). Riset Pemasaran. Pendekatan Terapan, Jilid 1. Jakarta:
PT. Indeks
Muruganantham, G., and Bhakat, Shankar, R.(2013), A Riview of Impulse Buying
Behavior. International Jornal of Marketing Studies, Vol. 5(3)
Park J. and Lennon S. J (2006) Psychological and Environmental Antecedents of
Impulse Buying Tendency in The Multichannel Shopping Context.
Journal of Consumer Marketing, Vol. 23, 58-68.
Prashar, S., Parsad, C., Tata, Vijay, S., and Sahay, V (2015) Impulse Buying
Structure in Retailing: An Interpretive Structural Modeling Approach.
Journal of Marketing Analytics, Vol. 3(4), 215-233
Raharjani, J (2005) Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja (Studi Kasus Pada
Pasar Swalayan Di Kawasan Seputar Simpang Lima Semarang). Jurnal
Studi Manajemen Dan Organisasi, Vol. 2(1)
Sekaran, Uma. (2011). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Solomon, Michael R. (2011). Consumer Behavior: Buying, Having and Being, 9th
Edition, New Jersey: Pearson Addison Wesley
Tendai, Mariri and Crispen, Chipunza. (2009) In-store Environment and Impulsive
Buying, African Journal of Marketing Management, Vol. 1(4), 102-108.
Tirmizi, A. M., Rehman, Ur, Kashif and Saif. M. Iqbal. (2009), An Empirical Study
Of Consumer Impulse BuyingBehavior In Local Markets. European
Journal of Scientific Research, Vol. 28(4), 522-532
Verplanken, B. and Herabadi, A. (2001), Individual Differences in Impulse Buying
Tendency: Feeling and no Thinking. European Journal of personality.
Vol 14, 71-83
Virvilaite, R., Saladiene, V., and Bagdonaite, R. (2009). Peculiarities of Impulsive
Purchasing in the Market of Consumer Goods. Journal of Inzinerine
Ekonomika-Engineering Economics. Vol 2, 1392-2785
Yu C. and Bastin, M. (2010), Hedonic Shopping Value and Impulse Buying
Behavior in Transitional Economies: A Symbiosis in The Mainland
China Marketplace. Journal of Brand Management, Vol 18(2), 105-114
Zhou, L., and Wong, A. (2004) Consumer Impulse Buying and In-store Stimuli in
Chinese Supermarkets, Journal of International Consumer Marketing,
Vol. 16(2), 37-53.