Upload
haquynh
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 52
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara Yang Listing Di BEI
2012-2014)
Leni Yuliyanti1) ,Rebecha Martha Tripena2)
1Universitas Pendidikan Indonesia 2Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract
The company has long-term goal is to maximize shareholder wealth. Maximizing shareholder wealth
can be reached by maximizing the present value. The purpose of this study is to determine the influence
of capital structure that measured by Debt to Equity Ratio (DER) and profitability that measured by
Return of Equity (ROE) on value of the firm that measured by Tobins’q on mining companies subsector
coal mining in Indonesia Stock Exchange 2012-2014. The research method that used is descriptive and
verificative study. As for the data collection technique that used is documentation study. This research
using secondary data collected from website of Indonesia Stock Exchange of firm’s financial report
from 2012-2014. The statistical analysis that used is multiple linier regression analysis of panel data
using Eviews 8. The result of this study show that capital structure has a positif influence to firm value
and profitability has not influence to firm value on mining companies subsector of coal mining in
Indonesia Stock Exchange 2012-2012 .
Keywords: capital structure, debt to equity ratio, profitability , Return on Equity, value of the firm,
Tobins’
1. PENDAHULUAN
Perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan cerminan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor
terhadap perusahaan. Selain itu, nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kesejahteraan pemilik.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Husnan & Pudjiastuti (2006 : 7) bahwa “ Semakin
tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.”
Margaretha (2011: 5) mengungkapkan bahwa “Nilai perusahaan yang sudah go public tercermin dalam
harga pasar saham perusahaan.” Harga saham perusahaan terbentuk atas permintaan dan penawaran di
pasar modal sehingga harga saham dapat dijadikan salah satu ukuran bagaimana nilai suatu perusahaan.
Salah satu indikator dalam perhitungan nilai perusahaan adalah Tobins’q.
Memaksimalkan nilai perusahaan dapat tercapai apabila perusahaan didukung oleh sumber
pendanaan yang kuat. Modal yang digunakan perusahaan berasal dari internal dan eksternal. Manajer
keuangan harus memperhatikan dampak perubahan pada kombinasi modal, hal ini penting karena
berpengaruh pada persepsi investor terhadap tingkat resiko dalam menginvestasikan dananya. Pada titik
tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari
penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya. Para manajer keuangan harus
merencanakan dengan tepat penggunaan utang atau modal sendiri yang digunakan, seperti dikemukakan
oleh Ambarwati (2010 : 2) bahwa “Perusahaan harus mengambil keputusan permodalan yang paling
optimal sehingga antara utang dan ekuitas benar-benar kombinasi yang dapat menghasilkan keuntungan
atau return bagi perusahaan yang akhirnya memaksimalkan nilai perusahaan”.
Definisi ini mengandung arti bahwa keputusan permodalan yang paling optimal antara hutang dan
modal sendiri akan menghasilkan keuntungan atau returns bagi perusahaan.
Manajer keuangan juga harus memperhatikan tingkat profitabilitas atau kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap persepsi investor tentang
prospek pertumbuhan perusahaan dikemudian hari. Perusahaan yang memiliki prospek baik dimasa
yang akan datang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas yang baik akan
meningkatkan kepercayaan perusahaan dan kreditor untuk menanamkan investasinya pada perusahaan.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 53
Sehingga investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya sehingga akan meningkatkan harga
saham. Meningkatnya harga saham akan meningkatkan juga pada nilai peruahaan. Wihardjo (2011)
menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu profitabilitas,
struktur modal, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan. Saputra (2011) menyebutkan ada beberapa
variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan
asset, pertumbuhan penjualan, struktur modal, dan struktur keuangan.
Salah satu sektor yang dapat dijadikan penopang dalam hal pembangunan ekonomi adalah sektor
pertambangan, yang merupakan sektor yang sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian global, hal
ini menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke enam terbesar negara yang memiliki kekayaan sumber
daya tambang. Sektor pertambangan termasuk ke dalam sektor primer dalam Bursa Efek Indonesia.
Sektor pertambangan memiliki empat sub sektor perusahaan, satu diantaranya adalah sub sektor batu-
batuan. Di antara sub sektor tersebut, sub sektor batubara merupakan yang paling sensitif terhadap
fluktuasi perekonomian global. Sepuluh tahun terakhir sektor pertambangan batubara Indonesia
mengalami pertumbuhan luar biasa yaitu produksi dan ekspor batubara naik sebesar lima kali lipat
antara tahun 2000 dan 2012. Namun, predikat Indonesia sebagai eksportir batubara ke dua terbesar di
dunia tidak menjamin bahwa nilai perusahaan batubara akan selalu meningkat. Nilai perusahaan
batubara justru mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2012-2014. Nilai perusahaan yang
diwakili oleh Tobins’q tahun 2012 berada pada angka 3,21 lalu tahun 2013 turun menjadi 1, 625 dan
anjlok ke angka -2,07 pada tahun 2014. Hal ini dapat dilihat ketika krisis finansial dan inflasi melanda
beberapa negara tujuan ekspor seperti India, China, dan Eropa hingga akhir tahun 2012, ekspor batubara
mengalami penurunan paling drastis dan juga diikuti oleh penurunan permintaan domestik Nilai
perusahaan yang terus menurun bahkan negatif, tidak akan menarik minat para investor. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan batubara harus bersaing agar mampu menghasilkan nilai perusahaan
yang baik, sehingga investor tertarik menginvestasikan modalnya.
Penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Cahyanto, dkk (2014) menyimpulkan bahwa Debt to Equity
Ratio & Return of Equity sama-sama memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Penelitian tersebut memiliki perbedaan hasil dengan yang dikemukakan oleh Rasyid (2015) bahwa
Capital structure does not significantly influence the value of the firm, and profitability has significant
influence for the firm value.
Berdasarkan pendahuluan diatas, terdapat perbedaan variabel, objek dan hasil penelitian yang satu
dengan penelitian lainnya, untuk itu dirasa perlu melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Pertambangan Subsektor Batubara Yang Listing Di BEI 2012-2014).” Tujuan diadakannya
penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan gambaran struktur modal pada subsektor batubara yang listing di BEI tahun
2012-2014.
2. Mendeskripsikan gambaran profitabilitas pada subsektor batubara yang listing di BEI tahun
2012-2014.
3. Mendeskripsikan gambaran nilai perusahaan pada subsektor batubara yang listing di BEI tahun
2012-2014.
4. Memverifikasi tentang pengaruh struktur modal perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan pada subsektor batubara yang listing di BEI tahun 2012-2014.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Teori Sinyal
Fahmi (2013: 295) memberikan penjelasan mengenai sinyal dari pasar terhadap konsumen, yaitu
“Tanggapan para investor terhadap sinyal positif dan negatif sangat mempengaruhi kondisi pasar,
mereka akan bereaksi dengan berbagai cara dalam menanggapi sinyal tersebut, seperti memburu saham
yang dijual atau melakukan tindakan dalam bentuk tidak bereaksi seperti wait and see atau tunggu dan
lihat dulu perkembangan yang ada baru ambil tindakan.”
Suatu perusahaan yang memprediksi labanya rendah akan cenderung untuk menggunakan tingkat
hutang yang rendah. Hutang perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan perusahaan
menghadapi kesulitan keuangan. Semakin sukses suatu perusahaan, kemungkinan akan menggunakan
lebih banyak hutang. Perusahaan ini dapat menggunakan tambahan bunga untuk mengurangi pajak atas
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 54
laba perusahaan yang lebih besar. Semakin aman perusahaan dari segi pembiayaan, tambahan hutang
hanya meningkatkan sedikit risiko kebangkrutan. Dengan kata lain, investor memandang hutang
sebagai sinyal dari nilai perusahaan. Febrianti (2012 : 14) menyatakan bahwa “Menurut signaling teori,
pembiayaan yang diperoleh melalui hutang maupun modal sendiri (penerbitan saham baru) dapat
memberikan suatu sinyal yang akan memberikan petunjuk kepada investor. Sinyal inilah yang akan
digunakan oleh investor untuk menilai prospek perusahaan di masa depan, sehingga akan
mempengaruhi nilai perusahaan.”
2.2. Trade Off Theory
Menurut trade-off teory bahwa perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat tertentu.
Perbandingan hutang yang optimal adalah 1 : 1. Penggunaan hutang tersebut akan dapat menghemat
pajak. Trade-off theory mempengaruhi manajer untuk menentukan proposi penggunaan hutang dalam
kaitannya antara penghematan pajak dengan biaya-biaya lainnya.
2.3. Struktur Modal
Van Horne dan Wachowicz, Jr (2007:211) mendefinisikan struktur modal sebagai berikut
“Struktur modal adalah bauran (atau proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaaan yang
terdiri dari hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa struktur modal merupakan kombinasi atau perimbangan antara hutang (hutang
jangka pendek maupun jangka panjang) dan modal sendiri yang digunakan perusahaan untuk
merencanakan mendapatkan modal. Pengukuran struktur modal diantaranya terdiri dari:
1. Rasio utang atas aktiva (Debt to Asset Ratio).
DAR menunjukan sejauh mana hutang yang dimiliki perusahaan dapat ditutupi oleh aktiva
perusahaan.
2. Rasio pelunasan utang (Debt Service Ratio)
DSR menunjukan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya non
kas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin besar pula kemampuan perusahaan menutupi utang – utangnya.
3. Rasio utang atas modal (Debt to Equity Ratio)
DER menunjukan setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER) yang
membandingkan antara penggunaan hutang dengan modal sendiri. Riyanto (2010 : 333)
menginterpretasikan debt to equity ratio sebagai “ Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.” DER yang baik tidak melebihi 100%, artinya
bahwa penggunaan hutang tidak lebih besar dari penggunaan modal sendiri atau 1 : 1.
Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai peruhaan selama tidak melebihi batas optimalnya
tersebut, sesuai dengan trade off theory. Dengan penggunaan hutang yang berlebihan dapat
mengakibatkan turunnya nilai perusahaan.
2.4. Profitabilitas
Perusahaan yang dapat memperoleh laba besar, maka dapat dikatakan berhasil atau memiliki
kinerja financial yang baik. Sebaliknya apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil, maka dapat
dikatakan perusahaan kurang berhasil atau kinerja yang kurang baik, hal tersebut dikarenakan
profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan.
Indikator profitabilitas yaitu :
1. Return on Investment (ROI)
ROI merupakan perbandingan antara penjualan dengan total asset. ROI berguna untuk
mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan volume penjualan.
2. Earning Per Share (EPS)
EPS merupaskan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham beredar. EPS berguna
untuk mengukur jumlah pendapatan per lembar saham biasa.
3. Return on Equity (ROE)
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 55
ROE merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total modal. ROE berguna
untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal
yang diinvestasikan.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Equity (ROE). ROE merupakan rasio
yang mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik perusahaan (pemegang saham) atas
modal yang disetorkannya untuk perusahaan tersebut. Secara umum, semakin tinggi ROE, semakin baik
kedudukan pemilik perusahaan sehingga akan menyebabkan baiknya penilaian investor terhadap
perusahan yang menyebabkan meningkatnya harga saham dan nilai perusahaan.
2.5. Nilai Perusahaan
Menurut Husnan & Pudjiastuti (2006 : 6) “Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.” Memaksimalkan nilai perusahaan
berarti memaksimumkan nilai sekarang dari semua keuntungan yang diterima oleh pemegang saham di
masa yang akan datang atau berorientasi jangka panjang. Untuk menghitung nilai perusahaan, terdapat
perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan dengan melakukan perbandingan atau rasio. Indikator
nilai perusahaan yaitu:
1. Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar saham. PER
mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah
laba yang diperoleh perusahaan.
2. Price Book Value (PBV)
PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. PBV
menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Nilai
buku merupakan harga yang dicatat pada nilai saham perusahaan.
3. Tobins’q (Q)
Tobin’q merupakan perbandingan antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku total hutanng dengan
nilai buku total asset.
Q = (𝑀𝑉𝑆+𝐷)
𝑇𝐴
Dimana :
MVS : nilai pasar ekuitas, yang diperoleh dengan mengalikan jumlah saham beredar
perusahaan dengan harga penutupan saham
D : nilai buku total hutang
TA : nilai buku total aset
Indikator nilai perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tobins’q. Rasio ini dinilai
bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam rasio ini memasukkan semua unsur hutang dan
modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang
dimasukan namun seluruh aset perusahaan. Tobin’s q dapat digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan, yaitu dari sisi potensi nilai pasar suatu perusahaan.
2.6. Kerangka Pemikiran
Nilai perusahaan yang baik adalah nilai perusahaan yang mampu memberi kemakmuran bagi para
pemegang saham. Apabila nilai perusahaan naik, pemilik perusahaan akan semakin sejahtera sebab
kekayaan yang mereka miliki juga semakin besar. Oleh sebab itu, perusahaan seharusnya berusaha
meningkatkan nilai perusahaan yang ditunjukkan melalui kenaikan harga saham. Nilai perusahaan dapat
dipengaruhi oleh struktur modal dan profitabilitas.
Struktur modal menjelaskan proporsi ideal antara penggunaan hutang dengan modal sendiri.
Penggunaan hutang yang lebih banyak mampu mengembangkan perusahaan sehingga nilai perusahaan
menjadi naik, karena adanya kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan dana yang ada untuk
operasional perusahaan yang mampu memberikan keuntungan. Sedangkan profitabilitas perusahaan
akan menunjukkan laba yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. ROE ini akan menjelaskan proporsi
antara penggunaan laba dengan modal sendiri bagi perusahaan. Dengan struktur modal yang optimal
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 56
dan profitabilas yang dicapai perusahaan naik hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kinerja yang baik. Dengan kinerja yang baik tersebut akan menjadi sinyal positif bagi investor untuk
menanamkan modalnya diperusahaan. Dengan demikian maka harga saham akan naik sehingga nilai
perusahaan akan meningkat.
Dari penjelasan di atas sangat terlihat jelas bahwa struktur modal dan profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan proporsi antara penggunaan hutang dan modal sendiri, dan
berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan atas total modal yang digunakan. Hal
tersebut akan menentukan bagaimana nilai suatu perusahaan di mata investor dan masyarakat.
2.7. Hipotesis Penelitian
H1 : Struktur Modal dan Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H2 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H3 : Profitabiitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan
verifikatif. Metode deskriptif dan verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian mengenai
gambaran besarnya struktur modal, profitabilitas dan nilai perusahaan, serta memberikan gambaran
penuh tentang pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Variabel terikatnya adalah struktur modal yang diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio
(DER) dan profitabilitas yang diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE). Variabel bebasnya
adalah nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobins’q. Populasinya adalah perusahaan
subsektor batubara yang listing di BEI sebanyak 20 perusahaan. Teknik sample yang digunakan adalah
random sampling dengan teknik purposive sehingga sampelnya adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Perusahaan Sampel
No Nama Perusahaan
1 Adaro EnergyTbk
2 Atlas Resources Tbk
3 Berau Coal Energy Tbk
4 Baramulti Suksessarana Tbk
5 Bumi Resources Tbk
6 Darma Henwa Tbk
7 Delta Dunia Makmur Tbk
8 Golden Energy Mines Tbk
9 Garda Tujuh Buana Tbk
10 Indo Tambangraya Megah Tbk
11 Resource Alam Indonesia
12 Samindo Resources Tbk
13 Perdana Karya Perkasa Tbk
14 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
15 Petrosea Tbk
16 Toba Bara Sejahtera Tbk
Penelitian akan dilakukan terhadap laporan keuangan 16 sampel perusahaan yang memiliki data
lengkap selama periode 2012-2014, tiga tahun. Maka data observasi penelitian ini berjumlah 48 data.
3.2. Analisis Deskriptif
Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, untuk menghitung nilai struktur modal (variabel
𝑋1), profitabilitas (variabel 𝑋2) dan nilai perusahaan (variabel Y) yaitu dengan cara mendeskripsikan
setiap indikator-indikator variabel tersebut dari hasil pengumpulan data yang didapat.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 57
3.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.3.1. Penelitian
1) Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan Chi Square, hal ini untuk memastikan bahwa data dalam
penelitian ini berdistribusi normal. Adapun rumusan hipotesis adalah sebagai berikut
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 dengan 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 :
Jika nilai (𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ) > nilai (𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 ), maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika nilai (𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ) ≤ nilai (𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 ), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2) Uji Autokorelasi
Pengujian ini menggunakan Durbin Watson. Nilai Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan
nilai d-tabel. Hasil perbandingan akan meghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1) Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
2) Jika d > (4-dl) , berarti terdapat autokorelasi negatif
3) Jika du < d < (4-dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4) Jika dl < d < du atau (4-du), berarti tidak dapat diambil kesimpula
3) Uji Multikolinieritas
Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dilihat dari
Variance Inflation Factors (VIF) atau tolerance (1/VIF). Regresi yang bebas multikolinearitas
memiliki VIF disekitar satu atau tolerance mendekati satu. Jika untuk suatu variabel independen
nilai VIF > 10 dikatakan terjadi multikolinearitas yang kuat antarvariabel independen. (Rosadi,
2012 : 53)
4) Uji Heterokedastisitas
Dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan grafik tersebut adalah :
1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang,
melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.3.2. Pengujian Hipotesis
1) Teknik Estimasi Data Panel
Menurut Rohmana ( 2010 : 241) “Ada tiga teknik yang bisa kita gunakan , yaitu model dengan
model OLS (common), model fixed effect, model Random Effect.” Adapun pembahasan uji
yang akan digunakan untuk memeperoleh model yang tepat dalam mengestimasi regresi data
panel yaitu sebagai berikut :
a) Uji Signifikansi Fixed Effect Melalui uji F Statistik
Rumusan hipotesis dalam uji F statistik ini dinyatakan sebagai berikut :
𝐻0 : model mengikuti OLS
𝐻1 :model mengikuti Fixed Effect
Adapun kriteria penerimaan dan penolakan sebagai berikut :
Jika nilai p-value ≤ 5% maka 𝐻0 ditolak
Jika nilai p-value > 5% maka 𝐻0 diterima
b) Uji Signifikansi Random Effect Melalui Uji Lagrange Multiplier (Uji LM)
Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
𝐻0 : Model mengikuti OLS
𝐻1 : Model mengikuti Random Effect
Adapun kriteria penerimaan dan penolakan sebagai berikut :
Jika nilai LM statistik ≤ nilai kritis statistik chi squares maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak.
Jika nilai LM Statistik > nilai kritis statistik chi squares maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
c) Uji Signifikansi Fixed Effect atau Random Effect Melalui Hausman Test
Pengujian yang dilakukan menggunakan Hausman Test yaitu :
𝐻0 : model mengikuti Random Effect
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 58
𝐻1 : model mengikuti Fixed Effect
Kesimpulannya adalah :
Jika p-value ≥ 5% maka 𝐻0 diterima, Jika p-value < 5% maka 𝐻0 ditolak
2) Analisis Regresi Data Multipel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independent sebagai variabel prediktor yaitu struktur
modal dan likuiditas perusahaan dengan satu variabel dependent yaitu profitabilitas. Maka dari
itu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier multipel.
Persamaan dari regresi linier multipel tersebut adalah sebagai berikut :
�̂� = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + ⋯ . . + 𝜷𝒌𝑿𝒌 + εi
( Widarjono, 2013 : 60)
3) Uji F (Uji Keberartian Regresi)
Uji F menguji pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat sekaligus tanpa
memperhatikan tingkat pengaruh dari setiap variabel secara terpisah. Hipotesis dalam
penelitian ini:
𝐻0 : Struktur modal dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
𝐻1 : Struktur modal dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Kriteria pengujian:
Jika nilai 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Jika nilai 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙, maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
4) Uji t (Uji Keberartian Koefisien Regresi)
Uji keberartian koefisien regresi (Uji t) menunjukkan pengaruh satu variabel independen secara
individual terhadap variabel terikatnya dengan menganggap variabel independen lainnya
bernilai tetap. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Adapun rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Untuk Variabel Independen 1 ( Struktur Modal )
H0 : 𝛽1= 0, tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
H1 : 𝛽1< 0, terdapat pengaruh positif struktur modal terhadap nilai perusahaan
Untuk Variabel Independen 2 (Profitabilitas)
H0: 𝛽2= 0, tidak terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
H1: 𝛽2< 0, terdapat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Kriteria Pengujian :
Jika nilai thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika nilai thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Deskriptif
1) Struktur Modal (DER)
Pada tahun 2012 nilai DER tertinggi dimiliki oleh PT. Bumi Resources Tbk, yaitu sebesar
17,75x atau 1775%. Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 17.75,00 hutang perusahaan
belum bisa dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 1,00. Nilai DER terendah di tahun 2012 sebesar
0,19 atau 19% yang dimiliki oleh Golden Energy Mines Tbk. Rata-rata tersebut menunjukkan
setiap Rp 19,00 utang perusahaan dapat dijamin oleh Rp 100,00 modal sendiri perusahaan. Hal itu
menunjukkan bahwa dalam menentukan sumber pendanaannya, perusahaan memilih untuk lebih
banyak menggunakan modal sendiri.
Rasio DER tertinggi pada tahun 2013 sebesar 23,97x atau 2397% berada pada perusahaan
Berau Coal Energy Tbk. Hal ini menunjukan kenaikan rasio DER Berau Coal Energy Tbk sebesar
1610% dari semula sebesar 7,87x. Sedangkan DER terendah dimiliki oleh Bumi Resources Tbk
sebesar -24,12x atau -2412%.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 59
Pada tahun 2014 DER tertinggi dimiliki oleh Delta Dunia Makmur Tbk sebesar 8,85x atau
885%. Artinya, setiap hutang sebesar Rp 8.85,00 belum bisa dijamin sebesar Rp 1,00 oleh modal
sendiri. Sedangkan DER terendah ditunjukkan oleh Berau Coal Energy sebesar -43,34x atau –
4334%.
2) Profitabilitas (ROE)
Pada tahun 2012, ROE tertinggi dimiliki oleh Garda Tujuh Buana Tbk sebesar 0,74 atau 74%.
Hal ini menunjukkan bahwa tahun tersebut perusahaan mendapatkan laba yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah modal yang digunakan. ROE terendah dimiliki oleh Bumi Resources
yaitu sebesar – 1,80 atau -180%.
ROE tertinggi tahun 2013 dimiliki Bumi Resources sebesar 2,18 atau 218%. Naiknya ROE
mengindikasikan terjadinya kenaikan laba bersih dari perusahaan. Kenaikan tersebut dijadikan
salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih perusahaan.
sehingga harga saham pun akan naik.
Sedangkan ROE terendah dimiliki Berau Coal Energy Tbk sebesar -2,13 atau -213%, angka ini
menurun sebesar 139% dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2014 ROE tertinggi dimiliki oleh Berau Coal Energy sebesar 213%, dan ROE
terendah sebesar 23% dimiliki oleh Atlas Resources Tbk.
3) Nilai Perusahaan (Tobins’q)
Tobins’q tertinggi dimiliki oleh Garda Tujuh Buana Tbk sebsar 6, 25 atau >1, Artinya bahwa
perusahaan dalam keadaan overvalued , manajemen berhasil mengelola aktiva perusahaan dan
potensi pertumbuhan investasi sangat tinggi . Sedangkan Tobins’q terendah tahun 2012 dimiliki
oleh Darma Henwa Tbk sebesar 0,23 yang berarti < 1. Hal ini menggambarkan bahwa saham dalam
kondisi undervalued. Manajemen telah gagal dalam mengelola aktiva perusahaan sehingga potensi
pertumbuhan investasi rendah.
Pada tahun 2013, Tobins’q tertinggi dimiliki oleh Bumi Resources sebesar 4,02, dan terendah
dimiliki oleh Samindo Resources sebesar 0,60. Pada tahun 2014 Tobins’q tertinggi dimiliki oleh
Golden Energy Mines sebesar 3,21. Tobins’q terendah dimiliki oleh Darma Henwa sebesar 0,62.
Rata-rata Tobins’q tahun 2012-2014 pun mengalami tren yang menurun walaupun masih
dalam kondisi overvalued, namun dikhawatirkan jika trennya terus menurun di tahun berikutnya
akan menurunkan minat investor terhadap penanaman modal perusahaan.
4.2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.2.1. Penelitian
1) Uji Normalitas
Berdasarkan uji JB nilai JB hitung sebesar 2,77, sedangkan Chi Square dengan dk=3, maka df
= 45 pada α = 5% adalah 61,65 dengan demikian nilai (𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ) ≤ nilai (𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 ), maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2) Uji Autokorelasi
Dari perhitungan nilai Durbin-Watson diperoleh sebesar 2,955 yang artinya 1,6231 < 2,955 <
(4-1,4500) sehingga dapat disimpulkan data penelitian ini tidak autokorelasi dan berbentuk
linier.
3) Uji Multikolinieritas
Dari perhitungan diketahui angka koefisien korelasi antar variabel independen tidak ada yang
melebihi 0,8, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini bebas
multikolinieritas.
4) Uji Heterokedastisitas
Gambar 1. Grafik Scatter Plots (Uji Heteroskedastisitas)
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 60
Dari gambar di atas terlihat bahwa titik titik data menyebar secara acak dan tersebar juga tidak
membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
pada model regresi dalam penelitian ini.
4.2.2. Pengujian Hipotesis
1) Hasil Analisis dengan Fixed Effect Model
Berikut ini tabel yang merupakan hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan Eviews
8.
Gambar 2. Tabel Hasil Analisis Regresi berganda dengan Fixed Effect Model
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi multipel pada tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai
konstanta adalah sebesar 0,5259. Untuk nilai koefisien struktur modal yang diproksikan dengan
DER (𝑋1) adalah sebesar 0,1695 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0087. Nilai koefisien
profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (𝑋2) adalah sebesar 0,000138 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,5995. Nilai R-square model sebesar 0,805158 menunjukkan bahwa 80,52
% nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel independen dalam model.
2) Analisis Regresi Data Multipel
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai konstanta adalah
sebesar 0,5259. Untuk nilai koefisien struktur modal yang diproksikan dengan DER (𝑋1)
adalah sebesar 0,1695 . Nilai koefisien profitabilitas yang diproksikan dengan ROE (𝑋2) adalah
sebesar 0,000138. Berdasarkan nilai koefisien tersebut, maka dibuat model regresi linier
berganda sebagai berikut:
Tobinsq = 0,5259 + 0,1695 DER + 0,000138 ROE
Dari model tersebut dapat dijabarkan bahwa:
a) Konstanta sebesar 0,5259. Nilai ini mengandung arti jika struktur modal dan profitabilitas
bernilai nol, maka nilai perusahaan akan bernilai 0,5259.
b) Koefisien regresi dari struktur modal sebesar 0,1695. Hal tersebut menunjukkan bahwa
struktur modal memiliki hubungan searah dengan nilai perusahaan. Artinya, setiap kenaikan
DER sebesar satu satuan makan akan menaikkan Tobins’q sebesar 0,1695. Berlaku juga
sebaliknya, jika DER turun, maka Tobins’q juga akan mengalami penurunan
c) Koefisien regresi dari profitabilitas sebesar 0,000138. Hal tersebut menunjukkan bahwa
profitabilitas memiliki hubungan searah dengan nilai perusahaan. Artinya setiap kenaikan
ROE seebesar satu satuan, akan menaikkan Tobins’q sebesar 0,000138. Hal ini juga berlaku
sebaliknya, apabila ROE turun, maka Tobins’q juga akan mengalami peurunan.
3) Uji F
Tabel 2. Uji F
R-squared 0.805158
Adjusted R-squared 0.694747
S.E. of regression 0.240801
Sum squared resid 1.739556
Log likelihood 11.51266
F-statistic 7.292399
Prob(F-statistic) 0.000001
Dari pengolahan data menggunakan Eviews versi 8 dihasilkan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7,29.
Sedangkan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dari tingkat signifikansi 5% dengan dk pembilang, k = 3 dan dk penyebut
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 61
48-3-1 = 44 maka nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang diperoleh adalah sebesar 2,82. Dari hasil pengujian diperoleh
kesimpulan bahwa nilai Fhitung > nilai Ftabel, yaitu 7,29 > 2,82 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Hasil dari probabilitas uji-F sebesar 0,00001 ≤ 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa regresi
berarti, artinya model regresi dalam penelitian ini dapat dipakai untuk membuat kesimpulan yang
menggambarkan bahwa terdapat pengaruh struktur modal dan profitabilitas perusahaan terhadap
nilai perusahaan secara signifikan.
4) Uji t
Tabel 3. Uji t
Variabel 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Sig, Keputusan
DER 1,7595 1,6794 0,0887 𝐻0 ditolak
ROE 0,5307 1,6794 0,5995 𝐻0 diterima
Variabel Struktur Modal
𝑋1: 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, yakni 1,7595 > 1,6794 maka 𝐻0 ditolak artinya terdapat pengaruh
struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Variabel profitabilitas
𝑋1: 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, yakni 0,5307 < 1,6794 maka 𝐻0 diterima artinya tidak terdapat
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data-data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan
kemudian peneliti mengolah data yang sudah terkumpul dan menganalisis serta melakukan pengujian
terhadap variabel-variabel yang terkait dengan penelitian..
Rata-rata struktur modal perusahaan batubara pada tahun 2012 sebesar 3,21x (kali) atau 321%.
Artinya bahwa setiap Rp 321,00 hutang perusahaan belum bisa dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp
100,00 . Rata-rata struktur modal tahun 2013 sebesar 1,63 atau 163%, artinya bahwa setiap Rp 1.63,00
hutang perusahaan belum bisa dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp 100,00 . Sedangkan rata-rata
struktur modal tahun 2014 sebesar (2,07) atau (207%). Pada tahun 2012 nilai DER tertinggi dimiliki
oleh PT. Bumi Resources Tbk, yaitu sebesar 17,75x atau 1775%. Nilai DER terendah di tahun 2012
sebesar 0,19 atau 19% yang dimiliki oleh Golden Energy Mines Tbk. Rata-rata tersebut menunjukkan
setiap Rp 19,00 utang perusahaan dapat dijamin oleh Rp 100,00 modal sendiri perusahaan. Hal itu
menunjukkan bahwa dalam menentukan sumber pendanaannya, perusahaan lebih memilih untuk lebih
banyak menggunakan modal sendiri karena memiliki rasio DER kurang dari 100% dan penentuan
komposisi sumber pendanaan dapat dikatakan optimal karena besarnya hutang tidak melebihi modal
sendiri.
Rasio DER tertinggi pada tahun 2013 sebesar 23,97x atau 2397% berada pada perusahaan Berau
Coal Energy Tbk. Sedangkan DER terendah dimiliki oleh Bumi Resources Tbk sebesar (24,12x) atau
(2412%).
Pada tahun 2014 DER tertinggi dimiliki oleh Delta Dunia Makmur Tbk sebesar 8,85x atau 885%.
Artinya, setiap kenaikan hutang sebesar Rp 1,00 akan dijamin sebesar Rp 8.85,00 oleh modal sendiri.
Sedangkan DER terendah ditunjukkan oleh Berau Coal Energy sebesar (43,34x) atau (4334%), yang
mengalami penurunan sebesar 67,31x dari tahun 2013.
Perusahaan dianggap profitable jika perusahaan mampu memberikan keuntungan atau laba bagi
perusahaannya. Rata-rata pofitabilitas perusahaan batubara yang diukur oleh ROE pada tahun 2012-
2014 adalah 0,67%. Rata-rata ROE pada tahun 2012 adalah -0,04%, profitabilitas pada angka yang
negative menunjukan bahwa perusahaan mengalami kerugian. ROE terendah dimiliki oleh PT. Bumi
sebesar -1,80% dan tertinggi dimiliki oleh PT. Garda Tujuh Buana (GTBO) sebesar 0,74%, angka
tersebut sudah menunjukan bahwa ROE yang dimiliki GTBO tahun 2012 sudah baik karena di atas rata-
rata tahun 2012.
Rata-rata ROE tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,085%,kenaikan ini cukup bagus karena
melampaui rata- rata ROE tahun 2013. ROE terendah dimiliki oleh PT. Berau Coal Energy (BRAU)
sebesar -2,13%, hal ini tidak baik bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan ROE tertinggi
dimiliki oleh PT. Bumi sebesar 2,18% .
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 62
Rata-rata ROE tahun 2014 sebesar 0,223%, yang berarti mengalami kenaikan sebesar 0,178%.
ROE yang terendah dimiliki oleh PT. Atlas Resources sebesar -0,23%. Sedangkan ROE tertinggi
dimiliki oleh PT. BRAU sebesar 2,03, artinya bahwa perusahaan memiliki keuntungan yang baik
sehingga penggunaan lebih efisien.
Tobins’q yang baik adalah yang memiliki nilai >1 yaitu perusahaan dalam kondisi overvalued,
artinya bahwa manajemen berhasil mengembangkan perusahaan dengan pertumbuhan investasi yang
tinggi. Rata-rata Tobins’q tahun 2012-2014 adalah 1,92. Keadaan Tobins’q tahun 2012 sudah baik yang
ditunjukkan oleh rata-rata tahun 2012 sebesar 2,50. Tobins’q terendah dimiliki oleh PT. Darma Henwa
yaitu 0,63, artinya bahwa saham dalam kondisi undervalued atau berada di bawah nilai wajarnya .
Tobins’q tertinggi dimiliki oleh PT. Garda Tujuh Buana sebesar 6,25. Rata-rata Tobins’q tahun 2013
sebesar 1,82, angka ini mengalami penurunan sebesar 0,68 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tobins’q terendah tahun 2013 dimiliki oleh PT. Samindo Resources sebesar 0,6. Tobins’q tertinggi
dimiliki oleh PT. Bumi Resources sebesar 4,02. Sedangkan rata-rata Tobins’q tahun 2014 1,4, angka
ini kembali mengalami penurunan kembali sebesar 0,39. Bahkan Tobins’q terendah senilai 0,62 dapat
dikatakan bahwa saham sedang beada di bawah nilai wajarny. Tobins’q tertinggi dimiliki PT. Golden
Energy Mines sebesar 3,21.
Hasil uji F menyatakan bahwa struktur modal dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan pengujian melalui t parsial bahwa struktur modal Artinya bahwa setiap
kenaikan struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan, dan jika struktur modal turun maka nilai
perusahaan turun. Hal ini disebabkan karena penggunaan hutang memiliki andil besar di dalam
peningkatan nilai perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Artinya bahwa
setiap kenaikan struktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan, dan jika struktur modal turun maka
nilai perusahaan turun. Hal ini disebabkan karena penggunaan hutang memiliki andil besar di dalam
peningkatan nilai perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan
oleh Parhusip,dkk (2016), Febrianti (2012), Hermuningsih (2012), dan Antwi (2012) bahwa struktur
modal berpengaruh positif tehadap nilai perusahaan.
Hasil pengujian koefisien yang kedua yaitu profitabilitas perusahaan memiliki hubungan dengan
nilai perusahaan. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Namun berdasarkan uji t bahwa tidak terdapat pengaruh
antara profitabilitas tehadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan
oleh Warouw,dkk (2016), Rosy(2013), dan Hestinoviana,dkk (2013) bahwa ROE tidak memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Tidak berpengaruhnya ROE terhadap harga saham perusahaan
tambang di Bursa Efek Indonesia karena laba diperoleh tidak sesuai dengan modal yang ditanamkan.
Berarti bahwa perusahaan tidak dapat menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri karena
perusahaan sangat tergantung pada modal investor dan pinjaman pihak luar sehingga investor tidak
menilai ROE dalam berinvestasi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1) Gambaran Struktur Modal pada perusahaan batubara tahun 2012-2014 mengalami penurunan
2) Gambaran Profitabilitas pada perusahaan batubara tahun 2012-2014 mengalami kenaikan walau
tidak signifikan
3) Gambaran nilai perusahaan pada perusahaan batubara tahun 2012-2014 mengalami penurunan
4) Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya struktur modal punya
pengaruh searah terhadap nilai perusahaan
5) Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5.2. Saran
1) Hasil penelitian mengindikasikan bahwa masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan yang belum dimasukan dalam model penelitian ini. Sehingga
penulis selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel lain.
2) Objek penelitian ini adalah perusahaan batubara di BEI, sehingga peneliti selanjutnya disarankan
memperluas objek penelitian dan menambahkan rentang waktu penelitian.
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5
Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 63
3) Berdasarkan pada hasil penelitian, perusahaan disarankan untuk lebih memperhatikan komposisi
optimal dari struktur modal dan tingkat kemampuan memperoleh laba agar dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
6. REFERENSI
Ambarwati, S.D.A. (2010). Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu
Antwi, S, Mills Atta, E.F.E , and Zhao, X . (2012). Capital Structure and Firm value : Empirical
Evidence from Ghana Stock Exchange. International Journal of Business and Social Science
Vol.3 No.22
Barakat.A, Samhan.H (2016). The Effect of Financial Structure, Financial Leverage and Profitability
on Industrial Companies Share Value: Applied Study on a Sample of Saudi Industrial Companies.
Riset
Cahyanto,A,S, dkk (2014). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif
dan Komponennya yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.11
No.1, Malang: Universitas Brawijaya
Fahmi, I. (2013). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta
Febrianti,M. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Industri
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.14 No. 2. Jakarta: STIE
Trisakti
Hestinoviana,V.dkk. (2013). The Influence of Profitability, Solvability, Asset Growth, And Sales
Growth Toward Firm Value, Study on Mining Companie Which Listed on Indonesia stock
Exchange. Faculty of Administrative Science. Malang: Universitas Brawijaya
Husnan,S dan Pudjiastuti, E . (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN
Lufianti, L. (2011). Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan studi pada Perusahaan
Subsektor Alas Kaki yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010. Skripsi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Mahdaleta.E , Muda.I, Nasir,M (2016). Effects of Capital Structure and Profitability on Corporate
Value with Company Size as the Moderating Variable of Manufacturing Companies Listed on
Indonesia Stock Exchange 2012-2014. Academic Journal of Economic Studies Vol. 2, No.3.
Sumatera & Pekanbaru: University of Sumatera & Bina Widya Campus
Margaretha, F. (2011). Manajemen Keuangan untuk Manajer Non Keuangan. Jakarta: Erlangga
Parhusip,dkk. (2016). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI 2011-2014. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.37 No.2.
Malang: Universitas Brawijaya
Rasyid,A. (2015). Effects of Ownership Structure, Capital Structure, Profitability, and Company’s
Growth Towards Firm Value. International Journal of Business and Management Invention Vol.4
Issues 4, Papua: University of Yapis Jayapura
Riyanto, Bambang. (2010). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.Yogyakarta:
BPFE
Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung. Laboratorium
Pendidikan Ekonomi & Koperasi, FPEB, UPI.
Rosadi, D. (2012). Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews. Yogyakarta: Andi
Rosy,W. (2013). Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen. Surabaya: Universitas
Katolik Widya Mandala
Van Horne,J.C, &Wachowicz, JR ,J.M . (2007 ). Prinsip - Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat
Warouw,C.dkk. ( 2016). Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Farmasi di BEI. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi vol.16 No. 02.
Manado: Universitas Sam Ratulangi
Widarjono,A. (2013). Ekonometrika (Pengantar dan Aplikasinya). Yogyakarta: UPP STIM YKPN