Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 238
PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI TERHADAP
KINERJA PEGAWAI POLITEKNIK ATI PADANG
Susi Yeni1), Rino Dwi Putra2)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP
ABSTRACT
Remuneration can increase employee motivation in improving its performance, this
is related to the provision of remuneration as a magnet for employees to work well
and well. The purpose of this study is to analyze the development of remuneration
and improvement of employee support polytechnic ATI Padang. This study uses a
type of quantitative research and the data used are primary data by distributing
questionnaires to respondents from the Padang Polytechnic as many as 78
respondents. The results of the study show that remuneration has a positive impact
on employee performance, positive motivation on employee performance and
remuneration, motivation together increases positively on employee performance.
Keywords: Employee Performance, Remuneration, Motivation
DOI : 10.6084/m9.figshare.7769966
Submit : 21 Februari 2019
Accepted : 27 Februari 2019
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya reformasi birokrasi merupakan usaha yang dilaksanakan
agar adanya perubahan dan pembaharuan mendasar terhadap metode pengelolaan
pemerintahan, terutama yang menyangkut aspek-aspek ketatalaksanaan,
kelembagaan, dan SDM-nya yaitu aparatur pemerintah. Dalam rangka untuk
mewujudkan serta menciptakan suatu tata kelola sistem pemerintahan atau
pengelolaan yang tertib dan baik, maka perlu dilaksanakan reformasi birokrasi oleh
semua kementerian/kelembagaan (Fitria, Idris, & Kusuma, 2014)
Reformasi birokrasi bermaksud untuk menjadikan perangkat negara agar
lebih produktif, baik dan berhasil dalam menjalankan serta melaksanakan pekerjaan
pemerintahan yang diembannya (Azis, 2016). Latar belakang adanya suatu
keharusan melaksanakan dan mewujudkan reformasi birokrasi karena masih
adanya praktik atau aksi korupsi, kolusi serta nepotisme atau KKN yang masih
dilakukan aparatur pemerintahan, bahkan masih berjalan atau terjadi sampai pada
saat ini (Soetisna, Ayuningtyas, & Misnaniarti., 2015)
Dengan adanya reformasi birokrasi diharapkan suatu organisasi atau
pemerintahan berhasil untuk mencapai tujuan reformasi tersebut yaitu untuk
menciptakan kepribadian dan karakter aparatur negara dengan loyalitas yang tinggi,
berintegritas, bertanggungjawab dan mempunyai kreativitas yang tinggi. Berkaitan
dengan adanya reformasi birokrasi, telah dikeluarkan Perpres No. 81 pada tahun
2010 (Pemerintah, 2010)
Untuk menghasilkan kinerja yang maksimal maka pihak perusahaan/
instansi harus dapat memikirkan bagaimana meningkatkan SDM yang ada pada
organisasi atau perusahaan tersebut. Supaya di masyarakat tersedia SDM yang
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 239
cakap, jujur maka dibutuhkan adanya pendidikan yang bermutu, tersedianya
berbagai pelayanan, sarana dan prasarana sosial, serta lowongan perkerjaan untuk
dapat menampung dengan lebih banyak tenaga kerja (Cahyono, 2012)
Remunerasi dapat mempengaruhi motivasi pegawai dalam meningkatkan
kinerjanya, hal ini dikarenakan pemberian remunerasi merupakan magnet bagi
pegawai agar bekerja tekun dan baik. Remunerasi atau kompensasi akan
berpengaruh dalam menumbuhkan dorongan kerja sehingga kinerja individu dapat
ditingkatkan. (Soetisna et al., 2015).
Semua perusahaan menginginkan karyawan/pegawai mereka untuk bekerja
dengan baik, tekun dan handal dengan adanya program kerja yang terstruktur dan
lebih efektif memungkin perusahaan untuk dapat menaikkan atau membangkitkan
kinerja pegawai. Bahkan pegawai yang memiliki tujuan dan maksud baik pun
mungkin saja tidak mengetahui apa yang diinginkan serta bagaimana cara
meningkatkan kinerja mereka, yang menyebabkan dibutuhkannya sistem
manajemen kinerja. Jika pemberhentian atau pemecatan seorang pegawai dirasa
perlu, maka perusahaan/instansi pemerintahan akan berhubungan dengan persoalan
hukum jika pemberi kerja tidak dapat memperlihatkan bukti bahwa pegawai
tersebut telah diberi tahu atau diperingati mengenai masalah kinerja (Murty &
Hudiwinarsih, 2012)
Motivasi dan imbalan dapat dikatakan faktor utama yang membuat
seseorang bekerja lebih baik dan tekun serta efektif dalam menjalankan tugas
mereka, merupakan kriteria pekerjaan karena menunjukkan bayaran yang akan
dikeluarkan oleh organisasi untuk pegawai, dengan demikian, kemampuan individu
pada pekerjaan yang mereka kerjakan harus diukur dan di bandingkan dengan
standar, setelah itu hasilnya dibicarakan kepada pegawai (Rahadi & Rianto, 2010).
Menurut (Palagia, Brasit, & Yunus, 2012) Remunerasi merupakan
tambahan penghasilan yang diberikan kepada pegawai sehingga pegawai lebih
fokus dalam bekerja. Menurut (Murty & Hudiwinarsih, 2012) Motivasi dapat
dirumuskan sebagai tindakan yang mendorong individu untuk melaksanakan suatu
aktivitas atau pekerjaan dengan semaksimal mungkin dalam berproduksi sehingga
tercapainya tujuan organisasi. Seseorang yang mempunyai motivasi yang sangat
rendah, maka mereka mempunyai kecenderungan untuk memperlihatkan perasaan
tidak tenteram dan tidak suka terhadap pekerjaan yang dipercayakan dan diserahkan
kepadanya, dengan demikian seharusnya motivasi yang diberikan hendaknya lebih
besar kepada individu sebagai karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja
pegawai tersebut.
Menurut (Thoyibatun, 2009) Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang
diperoleh oleh pegawai dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas yang diberikan,
ukuran atau standarnya ditetapkan oleh pihak perusahaan yang memberikan
pekerjaan. Kinerja pegawai yang baik mampu menciptakan pengaruh bagi
keberhasilan suatu organisasi. Faktor utama terwujudnya penyelenggaraan
pembangunan dan tugas pemerintahan yaitu PNS berkedudukan sebagai perangkat
negara yang mempunyai fungsi untuk melakukan pelayanan bagi masyarakat
dengan jujur, adil, profesional, serta merata dalam menyelenggarakan semua
pekerjaan yang berhubungan pemerintahan, negara, dan pembangunan (Murty &
Hudiwinarsih, 2012). Sumber daya manusia (SDM) merupakan fokus pokok yang mesti
diperhatikan dan diperbaiki kinerjanya. Karena pegawai negeri menjadi komponen
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 240
yang penting guna pengelolaan reformasi dalam melaksanakan pemerintahan.
Pegawai akan memiliki jaminan kesejahteraannya apabila semua kebutuhan PNS
dapat tercukupi, meliputi kebutuhan finansial, yang diwujudkan pada program
imbalan jasa pegawai (Azis, 2016).
Melalui remunerasi ini pemerintah berkomitmen untuk menaikkan taraf
kehidupan dan kesejahteraan bagi semua pegawai negeri yang telah melaksanakan
kewajiban dan bertanggungjawab atas semua pekerjaannya dalam melayani
masyarakat sehingga pemberian remunerasi ini memberikan dampak yang baik
untuk peningkatan kinerja aparatur pemerintah. Hal ini sangat berpengaruh bagi
prestasi dalam hal meningkatkan kinerja pegawai (Fitria et al., 2014).
Remunerasi memiliki prinsip dasar berbasis kinerja yaitu adil dan
proporsional seperti yang telah ditetapkan dalam Undang - Undang Nomor empat
puluh tiga tahun seribu sembilan ratus Sembilan puluh sembilan yaitu
kesempurnaan kinerja aparatur negara yang mempunyai pengaruh terhadap
kelancaran penyelenggaraan pembangunan, tugas pemerintahan itu sendiri adalah
untuk mewujudkan masyarakat yang taat pada hukum yang berlaku, beradap,
makmur, adil serta memiliki moral yang tinggi dengan dilandasi kesetiaan, dan
ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan kebijakan
pemerintahan dahulu yaitu melaksanakan cara sama rata, maka dengan adanya
kebijakan remunerasi yang diterapkan pemerintah berbasis kinerja, imbalan atau
balas jasa yang diterima oleh seorang PNS akan dipengaruhi oleh bobot kerja yang
dilakukan, jabatan, pangkat atau kedudukan serta kinerjanya. Seperti yang telah
dijelaskan dalam UU Nomor. 43 Tahun 1999 pada pasal 7 ayat 1 yang menyatakan
bahwa semua pegawai berhak mendapatkan gaji secara adil dan layak yang
disesuaikan dengan beban pekerjaan yang diserahkan kepada pegawai serta
tanggung jawabnya. Selanjutnya pada ayat 2 ditegaskan bahwa gaji yang diberikan
kepada pegawai harus bisa memotivasi produktivitas dan kinerja serta dapat
menjamin kesejahteraan pegawai (Pemerintah, 1999)
Penilaian disiplin serta kinerja PNS di lingkungan Politeknik ATI-Padang
dibuat dengan tujuan untuk menumbuhkan disiplin dalam bekerja bagi seluruh
pegawai Politeknik ATI-Padang, serta terciptanya kelancaran pelaksanaan
pekerjaan dan iklim kerja yang mendukung dan sehat di lingkungan Politeknik ATI-
Padang, menciptakan perilaku yang profesional bagi seluruh pegawai,
meningkatkan kinerja pegawai, dan menjamin rasionalitas dalam penilaian disiplin
dan kinerja sebagai dasar dalam pemberian remunerasi atau disebut juga dengan
tunjangan kinerja.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada Politeknik ATI-
Padang adalah adanya perbedaan kinerja pegawai yang satu dengan pegawai yang
lainnya, dimana pelaksanaan tugas seringkali terbengkalai karna kurangnya rasa
tanggung jawab dan pemahaman akan apa yang dikerjakan serta lamanya
pengerjaan suatu pekerjaan dengan demikian dirasa perlu diberikannya motivasi
supaya para pegawai mempunyai kinerja yang lebih baik. Permasalahannya adalah
tindakan apa yang perlu dilaksanakan agar karyawan bisa bekerja secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan dari organisasi.
Selain itu tantangan yang terberat lainnya dari diberlakukannya Reformasi
Birokrasi ini adalah disiplin kehadiran pegawai yang menurut peraturan adalah
minimal 7,5 jam per hari serta kinerja yang buruk yang membuat penulis tertarik
untuk melakukan penelitian ini.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 241
Pada saat dimulainya absensi dengan sidik jari pada Politeknik ATI-Padang
terjadi penolakan yang cukup besar, masalah ini timbul karena masih banyaknya
pegawai yang belum terbiasa dengan sistem baru tersebut, terutama bagi pegawai
yang sering terlambat, sering meninggalkan kantor pada saat jam bekerja belum
berakhir, dan lain-lain. Jadi pada intinya penggunaan sistem baru ini dianggap
mengganggu bagi para pegawai atau PNS yang tidak bisa menaati disiplin kerja.
Disiplin harus dimulai dari individu masing-masing pegawai, dengan
adanya kesadaran dari diri masing-masing maka akan dapat meningkatkan disiplin
pada diri sendiri sehingga terciptanya individu yang bertanggungjawab pada diri
sendiri dan pada organisasi tempat bekerja. Oleh karena itu sistem reformasi
birokrasi merupakan sebuah proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik bagi
pegawai dan juga bagi unit institusi, yang dapat dilakukan secara bertahap dan
konsisten, berhubung hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin. Dengan
adanya pengetahuan akan tingkat kedisiplinan yang meningkat, minimal terjadi
perubahan budaya kerja seseorang yang lebih baik.
Remunerasi diharapkan mampu memberikan motivasi dan pengaruh yang
baik bagi pegawai untuk lebih cakap dan berkompeten bekerja dalam meningkatkan
kinerjanya, karena dengan adanya renumerasi akan membawa perubahan bagi
organisasi atau institusi dengan adanya standar kinerja yang lebih baik. Penelitian
ini memfokuskan pada kajian sistem remunerasi dan motivasi di Politeknik ATI
Padang. Penelitian (Palagia et al., 2012) menemukan bahwa Remunerasi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Nilai t-hitung = 4,675 dengan
koefisien pengaruh remunerasi terhadap kinerja pegawai sebesar 0,375, dan nilai
signifikansi (si) = 0,000<0,05.
Penelitian (Azis, 2016) menyatakan bahwa remunerasi dapat dijadikan faktor
yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai. Dengan memperoleh nilai
t-hitung > t-tabel yaitu 11,924 > 2,011 dan nilai signifikansi diperoleh < 0,05 yaitu
0,000 < 0,005, sehingga Ho dalam penelitian ini tidak dapat diterima dan Ha
diterima. Ha dapat diterima karena dinyatakan adanya pengaruh secara positif dan
berpengaruh signifikan antara remunerasi dengan kinerja pegawai. Hasil penelitian
yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel remunerasi mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian (Murty & Hudiwinarsih, 2012) menemukan hasil bahwa motivasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, karena motivasi dapat
dirumuskan sebagai tindakan yang mendorong individu untuk melaksanakan suatu
aktivitas atau pekerjaan dengan semaksimal mungkin dalam berproduksi sehingga
tercapainya tujuan organisasi.
Penelitian (Brahmasari & Suprayetno, 2008) menemukan bahwa motivasi
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, karena motivasi sangat diperlukan
oleh pegawai untuk dapat mencapai kepuasan yang tinggi dalam bekerja walaupun
menurut sifatnya besaran dari kepuasan kerja itu sangat relatif atau berbeda.
Penelitian (Palagia et al., 2012) menemukan bahwa remunerasi dan motivasi
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Penelitian (Fitria et al., 2014)
menemukan bahwa remunerasi dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai.
Berdasarkan uraian dari penelitian diatas, peneliti mengajukan hipotesis yang
dibuktikan secara empiris, yang dapat disimpulkan:
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 242
H1 : Remunerasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai
Politeknik ATI PadangRemunerasi mempunyai pengaruh terhadap
kinerja pegawai Politeknik ATI-Padang
H2 : Motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai
Politeknik ATI Padang.
H3 : Remunerasi dan motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
pegawai Politeknik ATI Padang
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang merupakan
suatu penelitian yang menggunakan data angka sebagai alat dalam tahapan
menganalisis tentang objek penelitian yang akan diteliti (Kunthojo, 2009) .Dalam
Penelitian ini akan melihat pengaruh antara variabel independen (bebas) yaitu
variabel remunerasi dan variabel motivasi dengan variabel dependen (terikat) yaitu
kinerja. Juga akan melihat hubungan (korelasi) apakah antara dua variabel X
(Bebas) dan variabel Y(Terikat) mempunyai hubungan atau tidak (Kuntjojo, 2009).
Penelitian dilakukan di Politeknik ATI Padang, yang berlokasi di Jalan Bungo
Pasang, Kelurahan Bungo Pasang, Kecamatan Koto Tangah, Padang. Populasi
dalam penelitian ini adalah pegawai (PNS) Politeknik ATI Padang yang, dan
penulis menentukan sampel seluruhnya dari jumlah populasi yang ada. Oleh sebab
itu pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
sampling jenuh atau total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila
menggunakan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian. Pada
penelitian ini penulis menggunakan skala likert, skala Likert dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat serta persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Metode kuesioner merupakan salah satu cara untuk memperoleh
data primer pada sebuah survei. (Ananda, Putra, & Hendrastyo, 2017)
Pada Penelitian ini penulis menghimpun data dari berbagai sumber dimana
jenis data dalam penelitian menggunakan data yaitu :
1. Data Primer
Data Primer merupakan suatu data yang langsung diperoleh dari tempat
penelitian dengan jalan wawancara dan juga menggunakan kuesioner pada
pihak responden atau pihak-pihak yang bersangkutan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapatkan atau bersumber secara tidak
langsung yang meliputi berbagai keterangan dari pihak lain, literatur-literatur,
dokumentasi yang didapat dari Politeknik ATI Padang yang dapat menjadi
bahan penelitian yang akan dilakukan.
Teknik pengumpulan data yang akan diterapkan dalam penelitian ini, adalah dengan
melakukan beberapa metode atau cara yaitu :
1. Wawancara atau Interviu
Teknik ini dilakukan agar penelitian lebih terarah guna mendapatkan hasil yang
lebih optimal, dimana penulis dapat memberikan pertanyaan secara lisan
kepada subjek penelitian ini (Gulo, 2002).
2. Kuesioner
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 243
Kuesioner adalah pengumpulan atau pengambilan data dengan menggunakan
angket atau daftar pertanyaan yang dibagikan kepada responden. Kuesioner
atau angket ini diberikan untuk memperoleh data primer dari para responden
(Gulo, 2002).
Definisi variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan pada
variabel dependen (Y) yaitu kinerja pegawai dan variabel independen yaitu
remunerasi (X1) dan motivasi (X2).
Tabel. 1
Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Indikator
1. Remunerasi
(X1)
Remunerasi merupakan tambahan
penghasilan yang diberikan
kepada pegawai sehingga pegawai
lebih fokus dalam bekerja.
(Palagia et al., 2012)
1. Gaji
2. Kehadiran
3. Adil
4. Transparan
2. Motivasi
(X2)
motivasi berarti sebagai sebuah
dorongan, kemauan yang muncul
dari dalam diri pegawai untuk
melakukan sesuatu pekerjaan atau
kegiatan karena adanya rasa
keinginan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup (Cahyono, 2012)
1. Tanggung jawab
2. Mempertimbangkan
Risiko
3. Umpan Balik
4. Kreatif dan
inovatif/potensi
5. Kepuasan Kerja
6. Keinginan menjadi
yang terbaik
3.
Kinerja
(Y)
Kinerja adalah hasil kerja baik
kuantitas maupun kualitas yang
dihasilkan karyawan atau dengan
kata lain perilaku nyata yang
diperlihatkan sesuai dengan semua
kewajiban atau pekerjaan yang
diberikan kepadanya (Murty &
Hudiwinarsih, 2012).
1. Kualitas Kerja
2. Kerja sama
3. Kuantitas Kerja
4. Kehadiran
Uji Asumsi Klasik,
1. Normalitas, Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residual yang
dibentuk model regresi linear memiliki distribusi normal atau tidak. Residual
adalah nilai selisih antara variabel Y dengan variabel Y yang
diprediksikan(Mansuri, 2016).
2. Uji Multikolinearitas, Uji Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara
dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier
yang sempurna atau mendekati sempurna. Uji Multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah pada metode regresi terdapat adanya korelasi antar
variabel bebas atau independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonearitas di dalam model regresi dilihat dari nilai toleran dan lawannya
serta variance inflation factor (VIF) (Mansuri, 2016).
3. Uji Heteroskedastisitas, Uji Heterokedastisitas yaitu uji dengan
mengkorelasikan nilai absolute residual hasil regresi dengan masing-masing
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 244
variabel independen. Uji heteroskedastisitas dipakai untuk menguji apakah
terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada semua pengamatan dalam
model regresi. Heteroskedastisitas tidak terjadi apabila nilai probabilitas Fhitung
lebih besar dibandingkan dengan tingkat alpha 0,05 (5%) maka dapat
disimpulkan telah bebas dari heteroskedastisitas, begitu sebaliknya.
Heterokedastisitas telah terjadi apabila nilai probabilitas F hitung lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat alpha 0,05 (5%), maka dapat disimpulkan belum
terbebas dari heteroskedastisitas (Mansuri, 2016).
Uji Kualitas Data/ Instrumen
1. Uji Validitas, validitas menunjukkan pada kemampuan ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukur dalam pengumpulan data untuk
menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai,
artinya untuk mendapatkan data yang tepat atau keadaan sesungguhnya dengan
apa yang sedang diukur. Dengan kata lain instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan dianggap memiliki validitas yang tinggi, jika instrumen
tersebut benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur sesuatu secara tepat.
Validitas merupakan ciri yang harus dimiliki oleh instrumen pengukuran
karena berhubungan langsung dengan dapat tidaknya data dipercaya
kebenarannya (Kuntjojo, 2009).
2. Uji Reliabilitas, Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat
ukur, apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang.
reliabilitas berarti konsistensi atau keandalan yang berasal dari kata reliability.
Uji Hipotesis
Uji F (Uji Simultan)
Uji kelayakan atau keterandalan model disebut juga dengan uji F (uji
simultan), yang merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang
dianggap layak atau tidak layak. Uji ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai F hitung lebih
kecil dari tingkat eror (alpha) 0,05 maka dapat dikatakan model regresi layak
dan begitu juga sebaliknya. (Mansuri, 2016).
Uji t (Uji Koefisien Regresi) Uji t dilakukan untuk mendapatkan hasil apakah ada
pengaruh antara variabel-variabel independen secara parsial atau tersendiri
terhadap variabel dependen Nilai 0,05 (5%) merupakan tingkat signifikan yang
dimiliki dalam pengujian ini (Mansuri, 2016). Apabila probabilitas (signifikan)
lebih besar dari 0,05 (5%) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
pengaruh antara variabel independen terhadap dependen. Begitu pun
sebaliknya apabila probabilitas (signifikan) kurang dari 0,05 (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel independen terhadap variabel dependen
telah mempunyai pengaruh (Mansuri, 2016)
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan apabila peneliti bertujuan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik atau turunnya) variabel dependen, bila
terdapat dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktif
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Uji ini dilaksanakan untuk
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 245
mengetahui pengaruh variabel bebas (X) yang jumlahnya lebih dari satu
terhadap variabel terikat (Y) (Mansuri, 2016).
Persamaan regresi linear berganda yang dipergunakan untuk menganalisis
variabel tersebut adalah: Y = βº + β¹X¹ + β²X² + e
Dimana : Y = Kinerja Pegawai
X1 = Remunerasi
X2 = Motivasi
βº = Konstanta
β¹ β² = Koefisien Parameter (regresi)
e = Disturbance eror
Analisis Regresi Linier Berganda, Analisis R2 (R Square) atau koefisien
determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan kepada pegawai Politeknik ATI Padang yang
terletak di jalan Bungo Pasang Tabing Padang, yang berada di bawah Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia. Kuesioner yang disebarkan
berjumlah 87 buah, jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 9 buah atau 10 %,
dan kuesioner yang dapat diolah sebanyak 78 atau 90%. Berdasarkan golongan
responden terdiri dari gol IV/d 1 orang, gol IV/c 4 orang, gol IV/b 3 orang, Gol IV 17
orang, Gol III/d 11 orang, Gol III/c 15 orang, gol III/b 24 orang, gol III/a 4 orang, gol
II/d 3 orang, Gol II/c 2 orang, gol II/b 2 orang dan gol 1/c 1 orang. Berdasarkan jenis
kelamin responden terdiri dari 42 orang (49%) laki-laki dan 45 orang (51%)
perempuan.
Hasil uji normalitas secara statistik adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika Signifikansi
(Asymp.sig) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika Signifikasi (Asymp.sig)
< 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
data remunerasi, data motivasi dan data kinerja pegawai secara keseluruhan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 78
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,98692754
Most Extreme Differences Absolute ,073
Positive ,073
Negative -,069
Test Statistic ,073
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 246
mempunyai nilai Asymp.sig (2 tailed) sebesar 0,200. Karena signifikansi lebih dari
0,05 maka data remunerasi, motivasi dan kinerja pegawai dinyatakan terdistribusi
normal.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 37,410 8,186
4,570 ,000
Remunerasi ,938 ,312 ,324 3,007 ,004
,886 1,129
Motivasi ,416 ,173 ,260 2,411 ,018
,886 1,129
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Metode pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas yaitu jika
toleran lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Dari tabel 4.6 (tabel coefficients) dapat diketahui bahwa nilai toleran dari kedua
variabel independen lebih dari 0,01 yaitu data remunerasi dengan nilai toleran
0,886, dan data motivasi dengan nilai toleran 0,886 dan VIF kurang dari 10, jadi
dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
Tabel 4
Hasil Uji Heterokedastisitas Correlations
Remunerasi Motivasi ABS_RES
Spearman's rho Remunerasi Correlation Coefficient 1,000 ,329** ,028*
Sig. (2-tailed) . ,003 ,058
N 78 78 78
Motivasi Correlation Coefficient ,329** 1,000 -,001
Sig. (2-tailed) ,003 . ,996
N 78 78 78
ABS_RES Correlation Coefficient ,028* -,001 1,000
Sig. (2-tailed) ,058 ,996 .
N 78 78 78
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Berdasarkan uji heteroskedastisitas melalui SPSS Versi 25 dapat diketahui
bahwa nilai signifikan pada variabel independen remunerasi adalah 0,058 > 0.05,
jadi pada variabel remunerasi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya
heteroskedastisitas, dan variabel motivasi dilihat dari nilai si 0,996 lebih besar dari
0,05 maka sudah dipastikan bahwa variabel motivasi juga tidak terjadinya
heteroskedastisitas. Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung
angka korelasional atau r-hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir
pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r-tabel. Berdasarkan hasil pengujian
didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena koefisien korelasi
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 247
rhitung > rtabel. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel
remunerasi dengan 78 responden. Variabel remunerasi terdiri atas 5 butir pernyataan,
dari ke 5 butir pernyataan tersebut adalah valid (rhitung > rtabel), variabel motivasi terdiri
atas 10 butir pernyataan, dari ke 10 butir pernyataan tersebut adalah valid (rhitung >
rtabel). Variabel motivasi terdiri atas 18 butir pernyataan, dari ke 18 butir
pernyataan tersebut adalah valid (rhitung > rtabel).
Tabel 5
Hasil Uji Validitas Variabel Remunerasi
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
RM1 0.665 0.223 Valid
RM2 0.656 0.223 Valid
RM3 0.645 0.223 Valid
RM4 0.690 0.223 Valid
RM5 0.695 0.223 Valid Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Variabel remunerasi terdiri atas 5 butir pernyataan, dari ke 5 butir pernyataan tersebut
adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel 5 menunjukkan hasil uji validitas dari variabel motivasi
kerja pegawai pajak dengan 78 responden.
Tabel 6
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Variabel motivasi terdiri dari 10 butir pernyataan, dan 10 butir pernyataan tersebut
adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari
variabel Kinerja Pegawai dengan 78 sampel.
Tabel 7
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
MT1 0.705 0.223 Valid
MT2 0.655 0.223 Valid
MT3 0.526 0.223 Valid
MT4 0.465 0.223 Valid
MT5 0.450 0.223 Valid
MT6 0.568 0.223 Valid
MT7 0.508 0.223 Valid
MT8 0.734 0.223 Valid
MT9 0.755 0.223 Valid
MT10 0.715 0.223 Valid
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
KP1 0.272 0.223 Valid
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 248
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Variabel kinerja terdiri atas 18 butir pernyataan, dan ke 18 butir pernyataan
tersebut adalah valid (rhitung > rtabel).
Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Reability
Cut Off Keterangan Statistic
Remunerasi (X1) 0.786 0.70 Reliabel
Motivasi (X2) 0.804 0.70 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0.859 0.70 Reliabel Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Metode pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas menggunakan
batasan 0,60, reliabilitas kurang dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima dan diatas 0,8 adalah baik (Priyatno, 2016). jadi dari tabel uji reliabilitas
diatas dapat disimpulkan bahwa variabel remunerasi, motivasi dan kinerja pegawai
adalah reliabel atau dapat diterima karena besar dari 0,70.
Tabel 9
Hasil Uji F (Uji Secara Simultan)
KP2 0.615 0.223 Valid
KP3 0.589 0.223 Valid
KP4 0.727 0.223 Valid
KP5 0.572 0.223 Valid
KP6 0.584 0.223 Valid
KP7 0.634 0.223 Valid
KP8 0.361 0.223 Valid
KP9 0.622 0.223 Valid
KP10 0.577 0.223 Valid
KP11 0.595 0.223 Valid
KP12 0.482 0.223 Valid
KP13 0.586 0.223 Valid
KP14 0.529 0.223 Valid
KP15 0.526 0.223 Valid
KP16 0.293 0.223 Valid
KP17 0.637 0.223 Valid
KP18 0.655 0.223 Valid
ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 571,101 2 285,551 11,151 ,000b
Residual 1920,552 75 25,607 Total 2491,654 77
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai b. Predictors: (Constant), Motivasi, Remunerasi
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 249
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil uji F diperoleh nilai Fhitung
sebesar 11,151 > Ftabel sebesar 2,72 dengan tingkat 0,000 < 0,05. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa
remunerasi, motivasi terhadap kinerja pegawai Politeknik ATI Padang berpengaruh
secara simultan (bersama-sama).
Tabel 10
Hasil Uji t Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 37,410 8,186 4,570 ,000
Remunerasi ,938 ,312 ,324 3,007 ,004
Motivasi ,416 ,173 ,260 2,411 ,018
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaruh Remunerasi terhadap Kinerja Pegawai Politeknik ATI Padang
Variabel remunerasi memiliki nilai p-alue 0,004 < 0,05 artinya signifikan,
sedangkan hitung > tabel, yaitu (3,007 > 1,99). Hal ini berarti Ha diterima sehingga
dikatakan bahwa remunerasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai
Politeknik ATI Padang.
2. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Politeknik ATI Padang
Variabel motivasi memiliki nilai p-value 0,018 < 0,05 artinya signifikan,
sedangkan thitung > ttabel, yaitu (2,411 > 1,99). Hal ini berarti Ha diterima
sehingga dikatakan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja
pegawai Politeknik ATI Padang. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa
semakin besar motivasi kerja maka akan semakin bagus kinerja pegawainya.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa adanya pengaruh signifikan antara
motivasi dan Kinerja Pegawai.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan perhitungan regresi berganda antara remunerasi (X1), motivasi
(X2) dan kinerja pegawai(Y) dengan menggunakan SPSS versi 25 dalam
perhitungannya diperoleh hasil sebagai berikut :
Y = 37,410 + 0,938X1+ 0,416X2
Dimana :
Y = Kinerja Pegawai
X1 = Remunerasi
X2 = Motivasi
βº = Konstanta
β¹ β² = Koefisien Parameter (regresi)
e = Disturbance eror
Interpretasi dari persamaan regresi linear berganda diatas adalah sebagai berikut :
1. Konstanta βº = 37,410
Artinya apabila remunerasi dan motivasi tetap, maka kinerja pegawai akan
tetap sebesar 37,410
2. Koefisien b1 = 0,938
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 250
Artinya jika remunerasi meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja pegawai
akan meningkat sebesar 0,938
3. Koefisien b1 = 0,416
Artinya jika motivasi meningkat sebesar 1 satuan, maka kinerja pegawai akan
meningkat sebesar 0,416.
Analisis koefisien determinasi (R Square)
Analisis R2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 11
Hasil Adjusted R Square
Sumber : Hasil Olahan Data SPSS Versi 25, 2018
Dari tabel Model Summary diatas dapat diketahui nilai R2 (adjusted R Square)
adalah 0,209. Jadi Sumbangan pengaruh dari variabel independen yaitu 20,9%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
PEMBAHASAN
Pengaruh Remunerasi terhadap Kinerja Pegawai Politeknik ATI Padang
Variabel remunerasi memiliki nilai p-value 0,004 < 0,05 artinya signifikan,
sedangkan thitung > ttabel, yaitu (3,007 > 1,99). Hal ini berarti Ha diterima sehingga
dikatakan bahwa remunerasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai
Politeknik ATI Padang. Secara parsial, hasil dari pengolahan data penelitian
melalui olahan statistik, memperlihatkan implementasi bagi Politeknik ATI Padang
yaitu :
Jika faktor remunerasi diperhatikan oleh pimpinan Politeknik ATI Padang akan
dapat mempengaruhi kinerja pegawai, dan sebaliknya apabila pimpinan kurang
memperhatikan remunerasi maka tidak akan berpengaruh pada peningkatan kinerja
pegawai
Pendapat penulis sejalan dengan pendapat (Palagia et al., 2012) menemukan bahwa
Remunerasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Nilai thitung = 4,675
dengan koefisien pengaruh remunerasi terhadap kinerja pegawai sebesar 0,375, dan
nilai signifikansi (sig) = 0,000<0,05. Dan juga sependapat dengan (Azis, 2016)
menyatakan bahwa remunerasi dapat dijadikan faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja pegawai. Dengan memperoleh nilai t_hitung > t_tabel yaitu
11,924 > 2,011 dan nilai signifikansi diperoleh < 0,05 yaitu 0,000a < 0,005.
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Politeknik ATI Padang
Variabel motivasi memiliki nilai p-value 0,018 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan
thitung > ttabel, yaitu (2,411 > 1,99). Hal ini berarti Ha diterima sehingga dikatakan
bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Politeknik ATI
Padang. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa semakin besar motivasi kerja
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,479a ,229 ,209 5,060
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Remunerasi
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 251
maka akan semakin bagus kinerja pegawainya. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa adanya pengaruh signifikan antara motivasi dan Kinerja Pegawai.
Secara parsial, hasil dari pengolahan data penelitian melalui olahan statistik,
memperlihatkan implementasi bagi Politeknik ATI Padang yaitu :
Jika faktor motivasi diperhatikan oleh pimpinan Politeknik ATI Padang akan dapat
mempengaruhi kinerja pegawai. Dan sebaliknya apabila pimpinan kurang
memperhatikan motivasi maka tidak akan berpengaruh pada peningkatan kinerja
pegawai.
Pendapat penulis sejalan dengan penelitian (Palagia et al., 2012) menemukan hasil
bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, dan juga sejalan
dengan penelitian (Cahyono, 2012) yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai.
SIMPULAN
1. Variabel remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai Politeknik ATI Padang, yang dapat dilihat dari hasil uji hipotesis
bahwa thitung koefisien remunerasi adalah 3,007 lebih besar dari ttabel yaitu 1,99
serta variabel remunerasi memiliki nilai p-value 0,004 < 0,05 yang berarti
mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti Ha diterima sehingga
dikatakan bahwa remunerasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai
Politeknik ATI Padang.
2. Variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
Politeknik ATI Padang, yang dapat dilihat dari hasil uji hipotesis bahwa thitung
koefisien motivasi adalah 2,411 lebih besar dari ttabel yaitu 1,99. Variabel
motivasi memiliki nilai p-value 0,018 < 0,05 berarti motivasi mempunyai
pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti Ha diterima sehingga dikatakan bahwa
motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Politeknik ATI Padang.
Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa semakin besar motivasi kerja maka
akan semakin bagus kinerja pegawainya.
3. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa remunerasi dan
motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Politeknik ATI Padang
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua STIE KBP,
Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing Skripsi, Pembimbing Akademik,
Direktur Politeknik ATI Padang, pegawai Politeknik ATI Padang, Khususnya buat
Suami, anak-anak dan kedua orang tua penulis yang telah menjadi semangat dan
memberikan motivasi serta dukungannya bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, F., Putra, R. D., & Hendrastyo, V. S. (2017). Kesuksesan Implementasi
System Application Product (SAP) studi kasus di PT. Semen Padang. Jurnal
Pundi, 1(1), 1–10. https://doi.org/10.31575/jp.v1i1.4
Azis, N. (2016). Pengaruh Remunerasi terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Tuban. Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 1–126.
Brahmasari, & Suprayetno. (2008). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya
pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 252
Indonesia). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 10(1996), pp.124-135.
https://doi.org/10.9744/jmk.10.2.pp. 124-135
Cahyono. (2012). Analisa Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Dosen Dan Karyawan di Universitas Pawyatan
Daha Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen, (5), 283–298.
Fitria, Idris, & Kusuma. (2014). Pengaruh Remunerasi, Motivasi Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Pengadilan Tinggi Agama
Samarinda. eJournal Administrative Reform, 2(3), 1691–1704.
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. In Gramedia Widiasarana Indonesia (p.
262).
Kuntjojo. (2009). Metodologi Penelitian. Metodologi Penelitian. Retrieved from
https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/04/metodologi-penelitian.pdf
Mansuri. (2016). Modul Praktikum Eviews Pengantar. In Modul Praktikum Eviews
(p. 54).
Murty, & Hudiwinarsih. (2012). Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Komitmen
Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi (Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur Di Surabaya). The Indonesian Accounting
Review, 2(2), 215–228.
Palagia, Brasit, & Yunus. (2012). Remunerasi, motivasi, dan kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai pada kantor pajak. Jurnal Analisis, 1(1), 73–78.
Pemerintah. (1999). Tentang Perubahan Atas UU Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian.
Pemerintah. (2010). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010
TentangG Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025.
Priyatno, D. (2016). Belajar Alat Analisi Dara Dan Cara Pengolahannya Dengan
SPSS. (D. Priyatno, Ed.) (I). Yogyakarta: Gava Media.
Rahadi, & Rianto. (2010). Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia. In Tunggal
Mandiri Publishing (p. 182).
Soetisna, Ayuningtyas, & Misnaniarti. (2015). Penerapan Sistem Remunerasi dan
Kinerja Pelayanan. Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 10, N(August).
https://doi.org/10.21109/kesmas.v10i1.811