Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 110
PENGARUH MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH
SULSELRABAR
Oleh:
Mappasomba
Email : [email protected]
Pembimbing I :
Ramli Manrapi
Email : [email protected] Pembimbing II :
Indrayani Nur
Email : [email protected]
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Bosowa
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the effect of motivation and work environment
on employee performance at PT PLN (Persero) Sulselrabar. The samples of this study
were 30 employees. The data were collected using questionnaires and analyzed by
multiple linear analyses. The results of this study showed that the motivation and work
environment have significant effect on employee performance. The motivation and work
environment should be improved in order to enhance the work performance because it
will be increase in line with the enhancement and fulfillment of motivation and work
environment.
-----------------
Keywords : motivation, work environment, work performance.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 111
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang
bergerak dibidang industry, perdagangan maupun jasa akan berusaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu
bahwa keberhasilan berbagai aktivitas dialam perusahaan dalam mencapai tujuan
bukan hanya tergantung pada keungguan teknologi, dana operasi yang yang
tersedia, sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada
aspek sumber daya manusia. Factor sumber daya manusia ini merupakan elemen
yang harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat bahwa era
perdagangan bebas akan segera dimulai, dimana iklim kompetisi yang dihadapi
akan sangat berbeda. Hal ini memaksa setiap perusahaan harus dapat bekerja
dengan lebih efisisen, efektif dan produktif. Tingkat kompetisi yang tinggi akan
memacu tiap perushaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
dengan memberikan perhatian pada aspek sumber daya manusia. Jadi manusia
dapat dipandang sebagai faktor penentu karena ditangan manusialah segala
inovasi akan direalisasikan dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan.
Karyawan yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan menigkatkan
kehidupan organisasi atau perusahaan. Loyalitas dan semangat kerja dapat dilihat
dari mereka merasa senang dengan pekerjaannya. Mereka akan memberikan lebih
banyak perhatian, imajinasi dan keterampilan dalam pekerjaannya. Dengan
demikian diperlukan suatu motivator bagi karyawan yaitu berupa pemenuhan
kebutuhan fisik dan non fisik. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut maka
karyawan akan bersedia bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka
akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap tugas dan tanggungjawabnya
sehingga hasil pekerjaan yang dicapai dapat menigkat. Untuk itulah dibutuhkan
suatu dorongan bagi kaaryawan didalam menyelenggarakan kegiatan disuatu
perusahaan. Dorongan itulah yang disebut motivasi.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapkan oleh organisasi
agar memberikan andil posistif terhadap semua kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja yang
tinggi dan lingkungan yang baik sehingga nantinya akan meningkatkan
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 112
produktifitas kerja yang tinggi. Motivasi dan lingkungan merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan oleh pihak manajemen bila mereka
menginginkan setiap karyawan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pencapaian tujuan perusahaan. Karena dengan motivasi serta lingkungan yang
baik, seorang karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya tanpa motivasi, seorang karyawan tidak dapat
memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa
yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun
seorang karyawan memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak
memiliki motivasi dan lingkungan yang baik dalam bekerja, hasil akhir dari
pekerjaan tidak akan memuaskan.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia mengandung pengertian yang erat kaitannya dengan
pengelolaan sumber daya manusia dalam perusahaan. Manusia salah satu factor
produksi yang perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari perusahaan, Karena
manusia sebagai penggerak aktivitas perusahaan, maka manajemen sumber daya
menitikberatkan perhatiannya kepada masalah-maslah kepegawaian.
Menurut Hasibuan (2012) Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan
seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2011:2) dalam buku manajemen sumber
daya manusia perusahaan mengatakan bahwa Manajemen sumber daya manusia
sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 113
Pengertian Motivasi
Menurut Hasibuan dalam Sutrisno (2010:111) Motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
untukmencapai kepuasan.
Motivasi berasal dari kata lain movere yang berarti dorongan, daya penggerak
atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata movere,
dalam bahasa inggris, sering disepadangkan dengan motivation yang berarti
pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau
keadaan yang menimbulkan dorongan.
Menurut Edwin B. Flippo dalam Puji Hartatik (2014:161) Motivasi adalah
suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja,
sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary ounter dalam Suwatno (2011:171)
Motivasi kerja adalah sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk
mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan upaya
untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu.
Indikator Motivasi
Menurut Sedarmayanti dalam Marjuni (2017:104) indikator-indikator
motivasi kerja sebagai berikut:
1. Gaji (salary)
Gaji merrupakan factor penting untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan
keluarganya. Gaji selain berfungsi memenuhi kebutuhan pokok bagi setiap
pegawai juga dimaksudkan untuk menjadi daya dorong bagi setiap pegawai agar
dapat bekerja dengan penuh semangat.
2. Supervisi
Supervisi yang efektif akan membantu peningkatan produktivitas pekerja
melalui penyelenggaraan kerja yang baik dan perlengkapan pembekalan yang
memadai serta dukungan lainnya.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 114
3. Kebijakan dan Administrasi
Melalui pendekatan manajemen partisipatif, bawahan tidak lagi dipandang
sebagai objek, melainkan sebagai subjek.
4. Hubungan Kerja
Tercapainya hubungan yang akrab, penuh kekeluargaan dan saling
mendukung baik hubungan antara sesame pegawai atau antara pegawai dan
atasan.
5. Kondisi Kerja
Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan
yang memadai tentu akan membuat pegawai betah untuk bekerja.
6. Pekerjaan itu Sendiri
Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah mencapai sesuatu,
tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai Karena
keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk hasil performance yang
tinggi.
7. Peluang untuk maju
Peluang untuk maju merupakan pengembangan potensi diri seorang pegawai
dalam melakukan pekerjaan.
8. Pengakuan atau Penghargaan (advance)
Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh,
bahkan bias melebihi kepuasan yang bersumber dari pemberian kompensasi.
9. Keberhasilan (achievement)
Pencapaian prestasi atau keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaanakan
menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya.
10. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kewajiban seseorang untuk melaksanakan
fungsi-fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan
yang diterima.
Pengertian Lingkungan Kerja
Sunyoto (2013:43) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai berikut:
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 115
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan
yang dapat memengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan, misalnya kebersihan, music, penerengan dan lain-lain.
Menurut Husein Umar (2003:174) menjelaskan bahwa dalam suatu
organisasi lingkungan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: “Lingkungan Internal
merupakan aspek-aspek yang ada didalam perusahaan, yaitu aspek keuangan,
aspek sumber daya manusia, aspek pemasaran, aspek operasional, aspek
manajemen. Sedangkan Linkungan Eksternal dibagi menjadi dua kategori, yaitu
lingkungan jauh terdiri dari factor politik, factor teknologi, factor ekonomi, dan
factor social; sedangkan lingkungan industri terdiri dari aspek hambatan masuk,
aspek daya tawar pemasok, aspek daya tawar pembeli, aspek ketersediaan barang
substitusi, dan aspek persaingan dalam industri.”
Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu
(Sedarmayanti, 2011:21):
a. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat
disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori
yaitu:
1. Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti
pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya.
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya
temparatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran
mekanik, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.
b. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, maupun
hubungan dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 116
Indikator-indikator lingkungan kerja
Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti
(2011:46) adalah sebagai berikut:
1. Penerangan
Penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai gunamendapat
keselamatandan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya
penerangan yang terang tetapi tidak menyilaukan.
2. Suhu udara
Bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperature
luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi
panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
3. Suara bising
Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya
dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga
produktivitas kerja meningkat.
4. Penggunaan warna
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
sebaik-baiknya. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh
besar terhadap perasaan.
5. Ruang gerak yang diperlukan
Guna menjaga tempat dan kondisi dalam keadaan aman maka perlu
diperhatikan adanya ruang gerak setiap pegawai.
6. Keamanan kerja
Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat
memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan.
7. Hubungan pegawai
Salah satu upaya untuk menjaga hubungan pegawai di tempat kerja, dapat
dilihat hubunganpegawai bawahan dengan pimpinan.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 117
Pengertian Prestasi kerja
Menurut Bernardin dan Russel dalam Marjuni (2017:159) prestasi adalah
catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu
atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
Pada umumnya prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di
dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya (Sunyoto,
2013:18). Jika seorang tenaga kerja mempunyai perasaan berprestasi, maka ia
harus mempunyai cara untuk mengukur kemajuan yang dilakukannya. Mereka
menginginkan umpan-balik meskipun mereka tidak mendapatkan hadiah untuk
keberhasilan pekerjaan dan hukuman untuk kegagalan mereka.
Indikator Prestasi Kerja
Sutrisno (2010:152) mengatakan pengukuran prestasi kerja diarahkan pada
enam aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi organisasi, yaitu:
1. Hasil kerja.
Tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana
pengawasan dilakukan.
2. Pengetahuan pekerjaan.
Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan
berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas dari hasil kerja.
3. Inisiatif.
Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal
penanganan masalah-masalah yang timbul.
4. Kecekatan mental.
Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja, dan
menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada.
5. Sikap.
Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas
pekerjaan.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 118
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui pengaruh motivasi (X1) dan lingkungan kerja (X2)
terhadap prestasi kerja (Y) karyawan PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar
maka dilakukan uji regresi berganda dengan bantuan program SPSS for
windows 16 dengan hasil sebagai berikut :
TABEL 1
HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.276 5.357
.798 .432
Motivasi .249 .203 .205 1.227 .230
Lingkungan .581 .214 .453 2.718 .011
a. Dependent Variable: Prestasi kerja
Dari table diatas dapat diketahui persamaan regresi linear berganda adalah
sebagai berikut:
Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e
Y = 4.276+ 0.249X1 + 0.581X2 +e
Keterangan:
Y : Prestasi Kerja
X1 : Motivasi
X2 : Lingkungan
b0 : Konstanta : 4.276
b1 : 0.249
b2 : 0.581
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 119
1. Konstanta bo = 4.276 berarti jika Motivasi (X1) dan Lingkungan (X2) nilainya
adalah nol, maka Prestasi kerja (Y) nilainya adalah hanya sebesar 4.276.
2. Koefisien regresi variabel motivasi (X1) sebesar 0.249 berarti bahwa jika
motivasi mengalami peningkatan 1%, maka prestasi kerja (Y) akan mengalami
peningkatan sebesar 0.249, dengan asumsi variabel bebas lingkungan = 0.
3. Koefisien regresi variabel lingkungan (X2) sebesar 0.581, artinya jika
lingkungan meningkat 1%, maka prestasi kerja (Y) akan meningkat pula
sebesar 0.581, dengan asumsi variabel bebas motivasi (X1) nilainya = 0.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan variasi variabel
bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain,
koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-
variabel bebas motivasi (X1) dan lingkungan (X2) dalam menerangkan
variabel terikatnya prestasi kerja (Y). Nilai koefisien determinasi ditentukan
dengan nilai R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 2
HASIL PERHITUNGA R SQUARE
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .538
a .290 .237 1.709
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Motivasi
Berdasarkan tabel di atas ini R adalah 0.538a
atau 53,8% menurut pedoman
interpretasi koefisien korelasi, angka ini termasuk ke dalam kategori korelasi
berpengaruh sedang karena berada pada interval 0,40 - 0,599. Hal ini
menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan berpengaruh sedang terhadap
prestasi kerja.
Berdasarkan Hasil SPSS Model Summary, yaitu R2
(R Square) dari model
regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 120
dalam menerangkan variabel terikat. Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai R2
=
0,290 atau 29,0% yang menunjukkan bahwa prestasi kerja dipengaruhi oleh
variabel motivasi dan lingkungan kerja. Sisanya sebesar 71,0 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis ini
terdapat dua pengujian yaitu :
Uji Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel motivasi dan lingkungan
kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap
prestasi kerja . Uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 3
HASIL PERHITUNGAN UJI F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 32.143 2 16.071 5.505 .010a
Residual 78.824 27 2.919
Total 110.967 29
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Motivasi
b. Dependent Variable: Prestasi kerja
Dari uji ANOVA atau F, didapatkan angka signifikan (Sig) (0, 010a) yang
berada diatas 0,05 dan angka Fhitung sebesar 5.505 dimana angka Fhitung lebih besar
dari Ftabel sebesar 3.35. Dengan demikian bahwa Fhitung > Ftabel maka hasil ini
menunjukkan bahwa variabel bebas (motivasi dan lingkungan) berpengaruh
terhadap variabel terikat (prestasi kerja).
Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui masing-masing atau secara parsial
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 121
TABEL 4
HASIL PERHITUNGAN UJI T
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.276 5.357
.798 .432
Motivasi .249 .203 .205 1.227 .230
Lingkungan .581 .214 .453 2.718 .011
a. Dependent Variable: Prestasi kerja
Berdasarkan pada hasil tabel 4.11 uji t dilakukan dengan membandingkan
nilai thitung dengan ttabel dengan tingkat kesalahan 5%.
1. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja
Hasil Uji t (parsial) antara variabel motivasi terhadap prestasi kerja
karyawan menunjukkan thitung 1.227 dimana nilainya lebih kecil dari ttabel 1.70329
dan nilai signifikasinya sebesar 0.230 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05
maka variabel motivasi tidak berpengaruh parsial terhadap prestasi kerja
karyawan. Dari hasil yang di dapat bahwa thitung < ttabel dengan kata lain Ho
diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya tidak terdapat pengaruh motivasi
terhadap prestasi kerja.
2. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Hasil Uji t (parsial) antara variabel Lingkungan terhadap Prestasi
menunjukkan thitung 2.718 dimana nilainya lebih besar dari ttabel 1.70329 dan nilai
signifikasinya sebesar 0.011 lebih besarl dari nilai probabilitas 0,05 maka variabel
lingkungan berpengaruh parsial terhadap prestasi kerja. Dari hasil yang di dapat
bahwa thitung > ttabel dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya
terdapat pengaruh lingkungan terhadap prestasi kerja.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 122
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis hasil dan pembahasan tentang pengaruh
motivasi dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja, maka diperoleh
kesimpulan yaitu :
1. Bahwa motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh dan signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan PT PLN (persero) Wilayah sulawesi selatan, tenggara
dan barat (sulselrabar).
2. Berdasarkan hasil regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel
motivasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan dan variabel lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap prestasi kerja . Variabel X1 adalah motivasi dengan
koefisien sebesar 0,205 variabel X2 adalah lingkungan kerja dengan koefisien
sebesar 0.453.
Vol 3, No. 007 (2017) Mappasomba 123
DAFTAR PUSTAKA
Hartatik, Indah puji. 2014, Buku Praktis Mengembangkan SDM, Laksana,
Yagyakarta.
Hasibuan, Malayu. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan,PT Remaja Rosda karya, Bandung
Marjuni, Sukmawati. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan. I.
Sah Media, Makassar.
Moenir. 2005. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Bumi Aksara,
jakarta
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi
Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan Ke-5, PT
Refika Aditama, Bandung
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-8,
Kencana, Jakarta.
Suwatno dan Juni Priansa Doni, 2011, Manajenen SDM dalam organisasi
public dan bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, CAPS,
Yogyakarta.
Sunyoto, Danang, 2013, Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya
Manusia (Praktik Penelitian). Catatan ke-2, CAPS, Yogyakarta.
Siagian, Sondang P,2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta
Umar, Husein. 2003.Strategic Management In Action, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta