Upload
halien
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MANIPULASI AKTIVITAS RIIL
MELALUI ARUS KAS KEGIATAN OPERASI
TERHADAP KINERJA PASAR
DENGAN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Eka Yuni Saputri
Drs.H. Sudarno. M.Si., Akt., Ph.D
Universitas Diponegoro
ABSTRACT
This research aims to examine the effect of manipulation of real activitiesthrough cash flow operations of the company’s market performance with profit asan intervening variable. The real activity manipulation is one form of earningsmanagement that aims to increase its profit. With high profits, investors will beattracted to invest in the company and the impact on the increasing demand forthe stock so that the market performance increase.
This research used secondary data taken from the 100 years SWA rating of2007-2011, so the company’s financial statements used are the consolidatedfinancial year 2006-2010. Samples were determined by purposive sampling andtesting hyphotheses using regression test.
The result of this research showed that from 258 company used, therewere 153 company suspected to perform manipulation of real activities throughoperating cash flow activities and 105 company not to do. Next result is themanipulation of real activities through operating cash flow activities hassignificantly effect on the market performance and profit, the profit hassignificantly effect on the market performance, while the manipulation of realactivities through operating casg flow activities was not significantly affect on themarket performance with profit as an intervening variable.
Key words : Cash flow operating activities, real activity manipulation, profit,market performance.
2
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan mempunyai berbagai jenis kontrak (nexus of contracts),
misalnya kontrak kerja perusahaan dengan manajernya, kontrak pinjaman antara
perusahaan dengan krediturnya (Scott, 2000). Kontrak kerja yang dimaksud
merupakan kontrak kerja antara pemilik modal dengan manajer perusahaan. Di
dalam perusahaan terdapat kontrak dari pemilik (principal) untuk meminta orang
lain (agent) melakukan pekerjaan sesuai dengan kepentingan pemilik, disini lah
tercipta hubungan keagenan. Principal mendelegasikan beberapa kewenangan
kepada agent untuk menjalankan perusahaan dengan mengambil keputusan
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi
ketidakseimbangan karena perbedaan kepentingan (conflict of interest). Pihak
principal dan agent masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda, pihak
agent dituntut memenuhi kepentingan principal sedangkan agent mempunyai
kepentingan pribadi yang mungkin tidak sejalan dengan kepentingan principal.
Hubungan antara principal dan agent juga diiringi dengan
ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information), dimana agent memiliki
informasi yang lebih banyak daripada principal mengenai kondisi perusahaan. Hal
ini terjadi karena agent yang mengelola manajemen perusahaan, sedangkan
principal hanya menerima laporan dari pihak manajemen. Kondisi ini dapat
dimanfaatkan agent untuk menyembunyikan informasi yang tidak diketahui
principal dengan melakukan rekayasa yang disebut dengan manajemen laba.
Dalam proses penyusunan laporan keuangan, manajemen sebagai agent
dapat melakukan penyimpangan yaitu mempengaruhi tingkat laba yang
ditampilkan dalam laporan keuangan atau disebut dengan manajemen laba
(earnings management) ( Herawaty, 2008). Manajemen laba itu sendiri dapat juga
dijabarkan sebagai campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan
keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk
menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri (Saputro dan
Setiawati, 2004). Praktik manajemen laba itu sendiri banyak dilakukan oleh
3
manajemen karena mereka menganggap perusahaan lain juga melakukan hal yang
sama (Bagnoli dan Watts, 1975 dalam Rahmawati, 2007). Di Indonesia, penelitian
mengenai manajemen laba khususnya melalui manipulasi aktivitas riil telah
dilakukan oleh Andayani (2008). Hasilnya adalah perusahaan manufaktur
melakukan overproduksi, memberi diskon, dan kelonggaran kredit sebagai
indikasi adanya manajemen laba, yang menyebabkan biaya produksi menjadi
tinggi.
Kasus mengenai perusahaan yang melakukan manajemen laba cukup
banyak terjadi, salah satunya adalah kasus WorldCom Corp yang pada periode
2001 dan 2002 mengembungkan keuntungannya hingga US$ 3,9 milyar.
WorldCom memasukkan US$ 3,9 milyar yang merupakan biaya operasi normal
ke dalam pos investasi. Hilangnya pos biaya operasional menyebabkan
keuntungan menjadi besar karena biaya yang seharusnya mengurangi keuntungan
telah diperkecil. Dengan keuntungan yang tinggi, maka kinerja WorlCom terlihat
baik dan berdampak pada harga sahamnya.
Pada penelitian ini difokuskan pada manajemen laba yang dilakukan
melalui manipulasi aktivitas riil, karena manipulasi aktivitas riil berdampak pada
laporan arus kas sehingga dapat diketahui perusahaan melakukan manipulasi
aktivitas riil atau tidak melalui laporan arus kas. Roychowdhury (2003)
menyatakan bahwa arus kas yang terkena dampak dari manipulasi aktivitas riil
adalah arus kas kegiatan operasi. Graham et al. (2005) dalam Agmaria (2011)
menyatakan bahwa manajer menyukai tehnik manipulasi aktivitas riil dibanding
manajemen laba melalui akrual. Alasan lebih tertariknya menggunakan
manipulasi aktivitas riil daripada akrual yaitu, (1) manipulasi akrual lebih sering
dijadikan pusat pengamatan atau inspeksi oleh auditor dan regulator, (2) hanya
menitikberatkan perhatian pada manipulasi akrual merupakan tindakan yang
berisiko.
Menurut Roychowdhury (2003) manajemen laba melalui manipulasi
aktivitas riil adalah berpindahnya pengelolaan laba dari praktik operasi normal ke
praktik operasi tidak normal, yang dimotivasi oleh keinginan manajer untuk
menipu beberapa stakeholders agar percaya terhadap laporan keuangan yang
4
dibuat atas dasar operasi normal. Perpindahan dari praktik operasi normal ke tidak
normal mempunyai tujuan untuk memanipulasi besaran laba agar kinerja
perusahaan terlihat baik. Informasi mengenai kinerja perusahaan mengenai
pelaporan laba harus disampaikan kepada investor agar investor tetap menilai
bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
Manipulasi aktivitas riil yang dilakukan tidak hanya mempengaruhi
peningkaan laba yang terjadi pada suatu perusahaan, namun juga mempengaruhi
kinerja pasar perusahaan. Kinerja pasar itu sendiri merupakan suatu ukuran
kinerja perusahaan yang diukur dari tingkat pengembalian investasi jangka
panjang perusahaan atau return saham. Livnat dan Zarowin (1990) dalam
Agmarina (2011) menyatakan bahwa komponen arus kas dari operasi dan
pendanaan memiliki hubungan dengan kinerja pasar perusahaan (return saham).
Tingkat pengembalian yang diharapkan dapat dilihat dari harga pasar yang
ditentukan dan disesuaikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan untuk
investor. Penelitian mengenai manipulasi aktivitas riil dilakukan oleh Agmarina
(2011). Hasilnya adalah persahaan manufaktur lebih cenderung melakukan
manipulasi aktivitas riil dan manipulasi aktivitas riil ini berdampak pada kinerja
pasar.
Menurut Husnan dan Pudjastuti (1998) perusahaan yang memiliki
kemampuan untuk meningkatkan laba, cenderung harga sahamnya juga akan
meningkat, karena jika perusahaan memperoleh laba yang semakin besar, maka
secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan deviden yang semakin besar
dan akan berpengaruh secara positif terhadap return saham. Jadi dapat
disimpulkan jika perusahaan yang memiliki laba tinggi akan memiliki kinerja
pasar yang baik.
Beberapa penelitian tentang manajemen laba melalui manipulasi aktivitas
riil melalui arus kas kegiatan operasi hanya meneliti pengaruh manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi terhadap kinerja pasar perusahaan.
Sedangkan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi tidak bisa
secara tiba-tiba mempengaruhi kinerja pasar perusahaan, melainkan berpengaruh
5
terhadap laba terlebih dahulu. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menambahkan
variabel laba pada penelitian ini.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka penelitian ini dilakukan
untuk menguji pengaruh manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi
terhadap kinerja pasar dengan laba sebagai variabel intervening. Adapun
pertanyaan penelitian yang muncul adalah : (1) Apakah manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
pasar? (2) Apakah manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi
memiliki pengaruh positif terhadap laba perusahaan? (3) Apakah laba memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja pasar? (4) Apakah manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pasar
dengan laba sebagai variabel intervening.
Penelitian ini bertujuan untuk memberi bukti empiris mengenai pengaruh
manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dan laba terhadap
kinerja pasar, serta pengaruh manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan
operasi terhadap kinerja pasar melalui laba sebagai variabel intervening.
TELAAH PUSTAKA
Teori Agensi
Menurut Jansen dan Meckling (1976) dalam Ujiyantho dan Pramuka
(2007) teori agensi menjelaskan mengenai sebuah kontrak antara manajer (agent)
dengan pemilik (principal). Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara
anggota-anggota dalam perusahaan, dimana principal dan agent sebagai pelaku
utama. Principal itu sendiri merupakan pihak yang memberikan mandat kepada
agent untuk bertindak atas nama principal, sedangkan agent merupakan pihak
yang diberi amanat oleh principal untuk menjalankan perusahaan. Agent
berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanatkan oleh
principal kepadanya.
6
Wujud nyata teori agensi terdapat pada kontrak kerja yang mengatur hak
dan kewajiban masing-masing pihak. Kontrak kerja itu sendiri merupakan
seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik berupa
keuntungan, return maupun resiko-resiko yang disetujui oleh principal dan agent.
Teori agensi adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan
kepentingan principal dan agent dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott,
2000). Konflik kepentingan ini diasumsikan oleh teori agensi bahwa semua
individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Dimana agent, secara moral
bertanggungjawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal),
namun disisi lain agent juga mempunyai kepentingan memaksimumkan
kesejahteraan mereka.
Menurut Eisenhard (1989) dalam Aprilia (2010 ), teori agensi dilandasi
oleh tiga asumsi, yaitu :
a. asumsi tentang sifat manusia, menekankan bahwa manusia memiliki sifat
untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan
rasionalitas dan tidak menyukai resiko.
b. asumsi tentang keorganisasian, adanya konflik antar anggota organisasi,
efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asymmetric information
antara principal dan agent.
c. asumsi tentang informasi, informasi dipandang sebagai barang komoditi yang
bisa diperjual belikan.
Dalam teori agensi agent dan principal ingin memaksimumkan
keuntungan masing-masing dengan informasi yang dimiliki. Namun agent
memiliki banyak informasi (full information) dibandingkan dengan principal,
sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi. Asimetri informasi itu sendiri
adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent,
ketika principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent .
Sebaliknya, agent memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri,
lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan (Widyaningdyah, 2001)
Asimetri informasi dan konflik kepentingan ini lah yang mendorong agen
untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal.
7
Penyimpangan yang dapat terjadi adalah manajemen mempengaruhi tingkat laba
yang ditampilkan dalam laporan keungan atau yang sering disebut manajemen
laba (Herawati, 2008). Ditegaskan oleh Watts (1992) dalam Wahyudiharto (2009)
bahwa hubungan agensi kaitannya dengan laporan keuangan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh kepentingan pasar dan politik.
Manajemen Laba
Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk
mencapai tujuan khusus. Manajemen laba tersebut sebagai proses mengambil
langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik
didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting Princips (GAAP).
Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan
keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri.
Manajemen laba dapat dilakukan melalui aktivitas riil, dan dapat dideteksi
melalui arus kas operasi, biaya diskresioner, dan biaya produksi. Roychowdury
(2003) memberikan bukti bahwa manajer melakukan manipulasi melalui
aktivitas riil dengan memberikan potongan harga untuk meningkatkan penjualan,
mengurangi kos barang yang terjual melalui peningkatan persediaan dan
mengurangi biaya diskresioner untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.
Dechow dan Sloan (1996) dalam Lodovicus (2008) menemukan bahwa manajer
mengurangi biaya riset dan pengembangan pada akhir masa jabatan untuk
meningkatkan laba jangka pendek. Bushee (1998) menemukan bukti yang
konsisten dengan mengurangi biaya riset dan pengembangan untuk meningkatkan
laba. Burgstahler dan Dichev (1997) dalam Bandi (2009) menemukan bukti
bahwa analisis peramalan melakukan manajemen laba untuk menghindari
kerugian.
Roychowdhury (2003) mengatakan bahwa manajemen laba melalui
manipulasi aktivitas riil adalah berpindahnya pengelolaan laba dari praktik
operasi normal ke praktik operasi tidak normal, yang dimotivasi oleh keinginan
manajer untuk menipu beberapa stakeholders agar percaya terhadap laporan
keuangan yang dibuat atas dasar operasi normal. Perpindahan dari praktik operasi
8
normal ke tidak normal tidak memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan
walaupun manajer mencapai sasaran pelaporan. Manajer yang terlibat manajmen
laba mementingkan keuntungan pribadi untuk mencapai sasaran pelaporan karena
mereka bertindak sebagai agent.
Arus Kas Kegiatan Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Kas dan setara kas dari aktivitas
operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah perusahaan dapat
menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan luar.
Laba
Laba merupakan kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari
transaksi atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu
periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik
(Baridwan, 2004). Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk
menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti
laba per lembar saham. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan
prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian
laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi
yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan,
pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2006).
Kinerja Pasar
Kinerja pasar merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang diukur
dari tingkat pengembalian inestasi jangka panjang perusahaan atau return saham.
Tingkat pengembalian yang diharapkan dapat dilihat dari harga pasar yang
9
ditentukan dan disesuaikan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan untuk
investor.
Perumusan Hipotesis
Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi dan Kinerja
Pasar
Penelitian yang dilakukan oleh Livnat dan Zarowin (1990) dalam
Agmarina (2011) menemukan bahwa arus kas kegiatan operasi memiliki dampak
atau pengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori
agensi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu didalam perusahaan terdapat
konflik kepentingan dan asimetri informasi yang menyebabkan perusahaan
melakukan manajemen laba dan memiliki laba yang tinggi, sehingga berdampak
pada peningkatan harga saham serta pengembalian investasinya. Investor sebagai
principal melihat tren harga saham sebagai patokan kinerja pasar sebuah
perusahaan, jika harga saham perusahaan meningkat maka kinerja pasar
perusahaan baik. Kecenderungan investor yang hanya mengetahui sedikit
informasi mengenai perusahaan membuat manajer atau agent memiliki
kesempatan untuk melakukan manipulasi laba, salah satunya melalui manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Manipulasi aktivitas riil melalui
arus kas kegiatan operasi menyebabkan adanya perbedaan kinerja pasar antara
perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan
operasi dengan perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui
arus kas kegiatan operasi. Dimana perusahaan yang melakukan manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memeiliki kinerja pasar yang lebih
tinggi. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1 : Manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pasar
Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi Dan Laba
Hipotesis dilandaskan pada teori agensi yang digunakan dalam penelitian,
yaitu didalam perusahaan terdapat konflik kepentingan dan asimetri informasi
10
yang menyebabkan dalam proses penyusunan laporan keuangan, manajemen
sebagai agent dapat melakukan penyimpangan yaitu mempengaruhi tingkat laba
yang ditampilkan dalam laporan keuangan atau disebut dengan manajemen laba
(earnings management) ( Herawaty, 2008). Jadi terjadi kecenderungan jika
perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil akan mengubah angka-angka
dalam laporan keuangan yang akan berdampak pada meningkatnya laba
perusahaan. Dengan demikian rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai
berikut :
H2 : Manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi
mempunyai pengaruh positif terhadap laba
Laba Dan Kinerja Pasar
Hipotesis dilandaskan pada teori agensi yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu didalam perusahaan terdapat konflik kepentingan dan asimetri informasi
yang menyebabkan perusahaan melakukan manajemen laba yang menyebabkan
peningkatan laba perusahaan yang nantinya akan membuat peningkatan harga
saham serta return saham. Jadi jika perusahaan memiliki tingkat laba yang baik,
investor percaya jika perusahaan tersebut memiliki kinerja baik dan mampu
memberikan tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Dengan demikian
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H3 : Laba mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pasar
Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi, Laba dan
Kinerja Pasar
Hipotesis dilandaskan pada teori agensi yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu didalam perusahaan terdapat konflik kepentingan dan asimetri informasi
yang menyebabkan perusahaan melakukan manajemen laba dan menghasilkan
peningkatan laba perusahaan yang nantinya akan menyebabkan peningkatan harga
saham serta return saham. Jadi peningkatan kinerja pasar melalui manipulasi
aktivitas riil harus melewati laba terlebih dahulu, karena kinerja pasar tidak bisa
secara tiba-tiba meningkat tanpa memiliki laba yang tinggi guna membagikan
11
pengembalian investasi yang tinggi. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
adalah :
H4 : Manipulasi Aktivitas Riil melalui Arus Kas Kegiatan Operasi
Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Kinerja Pasar Melalui
Laba Sebagai Variabel Intervening
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Kinerja Pasar
Kinerja pasar merupakan kinerja yang dilihat dari tingkat pengembalian
investasi (return) jangka panjang perusahaan atau return saham terhadap investor.
Kinerja pasar diukur menggunakan CAR (Cummulative Abnormal Return). CAR
merupakan akumulasi abnormal return, sehingga sebelum menghitung CAR
terlebih dahulu perlu dihitung return dan abnormal return.
Return merupakan imbalan atau hasil yang diperoleh di masa yang akan
datang. Return saham (Ri) dari suatu investasi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
, =( )
Keterangan :, : Return sesungguhnya pada hari t
: Harga saham hari t
: Harga saham hari sebelumnya
Menurut Jogiyanto (2000) dalam Agmarina (2011) abnormal return atau
excess return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap
return normal . Return normal merupakan return ekspektasi (return yang
diharapkan oleh investor). Tingkat keuntungan yang diharapkan dapat dihasilkan
dengan model-model tertentu, salah satunya market adjusted model. Model ini
12
tidak membutuhkan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena
return sekuritas yang diestimasikan adalah sama dengan return indeks pasar.
Untuk menghitung besarnya indeks pasar, perlu diketahui dahulu Indeks
Harga Saam Gabungan (IHSG) tiap periode, yang dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
IHSG = x 100%
Selanjutnya IHSG digunakan untuk menghitung return pasar dengan
rumus sebagai berikut :
=( )
Keterangan :
Rmt = Return indeks pasar pada waktu t
= IHSG pada waktu t
= IHSG hari sebelumnya
Abnormal return untuk masing-masing saham dapat dihitung dengan
mengurangkan return indeks pasar pada hari yang sama atau dengan rumus
sebagai berikut :
ARi,t = Ri,t – Rmt
Keterangan :
ARi,t = Abnormal return saham i pada waktu t
Ri,t = Return yang sesungguhnya terjadi untuk saham i
Rmt = Return indeks pasar pada waktu t
Cummulative abnormal return merupakan abnormal return yang
dihitung dari periode ke periode yaitu kumulatif dari return tidak normal, CAR
dapat dirumuskan sebagai berikut :
CARi,t = ∑ ,Keterangan :
CARi,t = Cummulative abnormal return sekuritas ke-i pada hari kr-t ( selama 7
hari)
ARi,t = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t
13
Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi
Manipulasi aktivitas riil merupakan praktik operasi yang tidak normal
untuk menaikkan laba perusahaan agar perusahaan terlihat baik dimata investor
dan akhirnya kinerja pasar perusahaan tersebut dikatakan baik.
Untuk mengidentifikasi perusahaan yang cenderung melakukan
manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi menggunakan arus kas
kegiatan abnormal (ABN_CFO). Arus kas kegiatan operasi abnormal diperoleh
dari selisih nilai arus kas kegiatan operasi aktual yang diskala denan total aktiva
satu tahun sebelum pengujian dikurangi denan arus kas operasi normal. Arus kas
kegiatan operasi abnormal dilihat dari standardized residual dari model
persamaan regresi, mereplikasi dari penelitian Roychowdhury (2003) yaitu :⁄ = ( 1⁄ )+ ( ⁄ )+ ( ⁄ )+
Keterangan :⁄ : Arus kas kegiatan operasi pada tahun t yang diskala dengan total
aktiva pada tahun t-1( 1⁄ ) : Intersep yang diskala dengan total aktiva pada tahun t-1 dengan
tujuan supaya arus kas kegiatan operasi tidak memiliki nilai 0
ketika penjualan dan lag penjualan bernilai 0⁄ : Penjualan bersih pada tahun t yang diskala dengan total aktiva pada
tahun t-1⁄ : Penjualan bersih pada tahun t-1 yang diskala dengan total aktiva
pada tahun t-1
Untuk mengetahui perusahaan yang diduga cenderung melakukan
manipulasi aktivitas riil melalui kegiatan operasi dan yang tidak, dilihat dari rerata
arus kas kegiatan operasi abnormal perusahaan tersebut. apabila rerata arus kas
kegiatan abnormal sampel berada di bawah 0 maka sampel diduga cenderung
melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi sedangkan
sampel yang berada di atas 0 berarti sampel yang diduga cenderung tidak
melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi.
14
Laba
Laba merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari aktivitas
kerja yang dilakukannya. Laba diperoleh dari selisih pendapatan dan biaya yang
terjadi dalam perusahaan. Laba diukur menggunakan laba akuntansi, yaitu laba
tahunan dibagi dengan jumlah saham umum yang beredar ( Aboody et al, 2002
dalam Naimah dan Siddharta, 2006).
Laba akuntansi =
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesi. Perusahaan yang masuk swa100 yaitu 100 perusahaan
terbaik menurut SWA 100 yang terdaftar sebagai “Indonesia’s Best Wealth
Creators” periode 2007 sampai dengan 2011. Pemilihan sampel dalam penelitian
ini menggunakan purposive judgmental sampling method. Kriteria pemilihan
sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang berturut-turut masuk dalam 100 perusahaan terbaik versi
swa100 periode 2007-2011 sehingga data laporan keuangan yang
digunakan dalam penelitian adalah dari periode tahun 2006-2010.
2. Memiliki periode akuntansi yang berakhir pada 31 desember.
Metode Analisi Data
Tahap-tahap dalam menganalisis data adalah melakukan uji statistik
deskriptif, uji normalitas, uji regresi untuk mencari arus kas kegiatan abnormal
dan uji hipotesis dengan analisis regresi linier berganda serta analisis jalur (Path
Analysis). Model persamaan untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Hipotesis Pertama:
L = + +
Hipotesis kedua dan ketiga :
KP = + + +
15
Dimana : KP = Kinerja pasar
ML = Manajemen Laba
L = Laba
Sedangkan pengujian hipotesis keempat yaitu manipulasi aktivitas riil
mempunyai pengaruh terhadap kinerja pasar dengan laba sebagai variabel
intervening. Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek penelitian
Penelitian ini didasarkan pada data keuangan yang tersedia di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan merupakan perusahaan yang masuk swa100 yaitu 100
perusahaan terbaik menurut SWA 100 yang terdaftar sebagai “Indonesia’s Best
Wealth Creators” periode 2007 sampai dengan 2011. Berdasarkan pemilihan
sampel yang telah dilakukan dengan metode purposive judgmental sampling,
diperoleh 52 perusahaan yang terdaftar sebagai “Indonesia’s Best Wealth
Creators” secara berturut-turut pada tahun 2007-2011, sehingga jumlah sampel
akhir diperoleh sebanyak 258 tahun perusahaan. Dari jumlah sampel tersebut,
terdapat 153 tahun perusahaan yang diduga melakukan manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi dan 105 tahun perusahaan yang diduga tidak
melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi.
Tabel 1
Perolehan Sampel Penelitian
Jumlah tahun perusahaan yang berturut-turut terdaftarsebagai“Indonesia’s Best Wealth Creators” pada tahun 2007-2011
260
Jumlah tahun perusahaan yang laporan tahunannya tidak lengkap 2Data tahun perusahaan yang digunakan sebagai sampel 258Data tahun perusahaan yang diduga cenderung melakukanmanipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi
153
Data tahun perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukanmanipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi
105
Sumber : www.idx.co.id dan diolah, 2012
16
Analisis Statistik Deskriptif
Table 2
Deskriptif Variabel
Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviasi
CFOt/At-1 -0,235 1,460 0,14179 0,20368
1/At-1 0 0 0 0
St/At-1 0,001 3,855 0,86447 0,73302
St-1/At-1 0,004 2,601 0,74376 0,60586
CAR 0,00 0,69 0,2336 0,12662
Laba 1,09 171,03 17,7100 19,30944
ABN_CFO -2,95 3,50 -0,1499 0,74606
Sumber : Output SPSS, 2012
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini dilakukan
dengan menggunakan one-sampe Kolmogorov Smirnov test.
Hasil dari analisis uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.3. Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 7,06 dan signifikan pada 0,702, hal ini mengindikasikan bahwa data
residual terdistribusi normal.
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Z 0,706
Sig. 0,702
Sumber : Output SPSS, 2012
Uji Regresi
Untuk mencari arus kas kegiatan operasi abnormal perlu dilakukan regresi
untuk melihat standardized residual. Persamaan regresi yang dimaksud adalah
replikasi dari penelitian Roychowdhury (2003) yaitu :
17
⁄ = ( 1⁄ )+ ( ⁄ )+ ( ⁄ )+ .......................... (3.10)
Hasil dari regresi di atas menghasilkan koefisien St/At-1 sebesar 0,410
dengan t hitung sebesar 2,230 dan tingkat signifikan sebesar 0,027. Sedangkan St-
1/At-1 mempunyai koefisien sebesar 0,104 dengan t hitung sebesar 0,563 dan
tingkat signifikan sebesar 0,574.
Table 4Hasil Regresi Arus Kas Abnormal
Koefisien t
St/At-1 0,410 2,230**
St-1/At-1 0,104 0,563
**Signifikan pada tingkat 5%Sumber : Output SPSS, 2012
Dari hasil persamaan regresi di atas dapat dilihat dari hasil standardized
residual bahwa perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki nilai arus kas kegiatan
operasi abnormal dibawah 0, sedangkan perusahaan yang diduga cenderung
melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki
arus kas kegiatan operasi abnormal diatas 0. Dari jumlah sampel sebanyak 258
perusahaan, terdapat 153 perusahaan yang diduga cenderung melakukan
manipulasi aktivitas riil dan sisanya 105 perusahaan diduga cenderung tidak
melakukan manipulasi aktivitas riil.
Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis pertama ditunjukkan pada tabel 4.5 yang
memperlihatkan nilai koefisien ABN_CFO sebesar -0,296 dengan nilai t hitung
sebesar -4,267 dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Tingkat signifikan pada
penelitian lebih kecil dari 0,05 jadi dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama
diterima.
Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
18
pasar diterima dengan koefisien ABN_CFO yang bernilai negatif, ini karena
perushaaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil diindikasikan dengan nilai
ABN_CFO yang bernilai negatif. Hipotesis pertama ini didukung oleh perbedaan
nilai CAR antara perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi dan perusahaan yang diduga
cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan
operasi. Uji statistik deskriptif nilai CAR ditunjukkan pada tabel 4.6 yang
memprlihatkan bahwa nilai rata-rata perusahaan yang diduga melakukan
manipulasi aktivitas rill melalui arus kas kegiatan operasi lebih besar dari
perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi (0,2569 > 0,2015). Hasil uji beda perbedaan
nilai CAR ditunjukkan pada tabel 4.6 yang memperlihatkan bahwa perbedaan
tersebut signifikan pada tingkat signifikan 0,002.
Hasil pengujian hipotesis kedua ditunjukkan pada table 4.5 yang
memperlihatkan bahwa nilai koefisien ABN_CFO sebesar -0,149 dengan t hitung
sebesar -2,365 dan tingkat signifikan sebesar 0,019. Tingkat signifikan pada
penelitian lebih kecil dari 0,05 jadi dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua
diterima.
Hasil pengujian hipotesis ketiga ditunjukkan pada tabel 4.5 yang
memperlihatkan bahwa nilai koefisien laba sebesar 0,134 dengan t hitung 1,939
dan tingkat signifikan sebesar 0,054. Tingkat signifikan pada penelitian lebih
besar dari 0,05 namun lebih kecil dari 0,1 jadi dapat dikatakan bahwa hipotesis
ketiga diterima.
Hasil pengujian hipotesis keempat ditunjukkan pada tabel 4.5 yang
memperlihatkan bahwa nilai koefisien manipulasi laba sebesar -0,004 dengan t
hitung sebesar -1,363. Oleh karena t hitung lebih kecil dari t tabel dengan tingkat
signifikansi 0,10 yaitu sebesar 1,65, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
keempat ditolak.
19
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis
V.Independen V.Intervening V.Dependen B t
ABN_CFO CAR -0,296 -4,267*
ABN_CFO Laba -0,149 -2,365**
Laba CAR 0,134 1,939***
ABN_CFO Laba CAR -0,004 -1,363
*Signifikan pada tingkat 1% **Signifikan pada tingkat 5%
***signifikan pada tingkat 10%
Sumber : Output SPSS, 2012
Tabel 6
Hasil Uji Beda
Perusahaan Rata-rata CAR t
Melakukan Manipulasi Aktivitas Riil 0,2569 3,124**
Tidak Melakukan Manipulasi Aktivitas Riil 0,2015
*Signifikan pada tingkat 1% **Signifikan pada tingkat 5% ***signifikan pada
tingkat 10%
Sumber : Output SPSS, 2012
Interpretasi Hasil
Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi dan Kinerja
Pasar
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
pasar. Penelitian ini didasari oleh hubungan keagenan dimana terjadi konflik
kepentingan yang terjadi antara pihak yang memberi wewenang (principal) dan
pihak yang menerima wewenang (agent), yang akhirnya mendorong pihak agent
untuk melakukan suatu penyimpangan dalam proses penyusunan laporan
keuangan dengan meningkatkan laba untuk mengoptimalkan keuntungan investor.
Penyimpangan tersebut dilakukan oleh agent untuk mendapatkan kompensasi
yang besar, dan bentuk penyimpangan yang sering dilakukan oleh manajer adalah
20
melalui manipulasi aktivitas riil, yaitu tindakan manipulasi untuk mempengaruhi
arus kas.
Tindakan manipulasi aktivitas riil memiliki dampak pada kinerja pasar
perusahaan, karena manipulasi aktivitas riil dilakukan untuk meningkatkan laba
sehingga laporam keuangan terlihat baik di mata investor dan calon investor. Jika
laporan keuangan terlihat baik maka akan menarik minat investor untuk
berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga permintaan saham meningkat dan
berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan.
Hasil analisis dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil
koefisien sebesar -0,296 dengan nilai t hitung sebesar -4,267 dan tingkat
signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan ini lebih kecil dari 0.05, ini berarti
bahwa H1 diterima. Hasil penelitian menunjukan hipotesis pertama diterima
karena manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi secara
signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pasar. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktorina dan Hutagaol (2008) yang
menyatakan bahwa perusahaan yang diduga cenderung melakukan manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memiliki kinerja pasar yang lebih
besar dari pada perusahaan yang diduga cenderung tidak melakukan manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Dengan adanya manipulasi
aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi maka terdapat perbedaan kinerja
pasar antara perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas
kegiatan operasi dengan perusahaan yang tidak melakukan manipulasi aktivitas
riil melalui arus kas kegiatan operasi. Dimana perusahaan yang melakukan
manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi memeiliki kinerja pasar
yang lebih tinggi.
Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi dan Laba
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi mempunyai pengaruh positif terhadap laba
perusahaan. Penelitian ini didasari oleh hubungan keagenan dimana terjadi konflik
kepentingan yang terjadi antara pihak yang memberi wewenang (principal) dan
21
pihak yang menerima wewenang (agent), yang akhirnya mendorong pihak agent
untuk melakukan suatu penyimpangan dalam proses penyusunan laporan
keuangan dengan meningkatkan laba.
Hasil analisis dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan hasil
koefisien sebesar -0,149 dengan nilai t hitung sebesar -2,365 dan tingkat
signifikan sebesar 0,019. Nilai signifikan ini lebih kecil dari 0.05, ini berarti
bahwa H2 diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan hipotesis kedua diterima
karena manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi secara signifikan
mempunyai pengaruh positif terhadap laba perusahaan. Dalam proses penyusunan
laporan keuangan, manajemen sebagai dapat melakukan penyimpangan yaitu
mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan atau
disebut dengan manajemen laba (earnings management) ( Herawaty, 2008). Jadi
terjadi kecenderungan jika perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil
akan mengubah angka-angka dalam laporan keuangan yang akan berdampak pada
meningkatnya laba perusahaan.
Laba dan Kinerja Pasar
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah laba perusahaan mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja pasar. Hasil analisis dengan menggunakan
regresi berganda menunjukkan hasil koefisien sebesar 0,134 dengan nilai t hitung
sebesar 1,939 dan tingkat signifikan sebesar 0,054. Nilai signifikan ini lebih besar
dari 0.05 namun lebih kecil dari 0,1, ini berarti bahwa H3 diterima. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima karena laba secara
signifikan berpengaruh terhadap kinerja pasar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agensi yang menyatakan jika
perusahaan memiliki laba yang tinggi maka laporan keuangan akan terlihat baik
sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut,
sehingga permintaan saham meningkat dan berpengaruh terhadap kinerja pasar
perusahaan.
22
Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas Kegiatan Operasi, Laba dan
Kinerja Pasar
Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja
pasar dengan laba sebagai variabel intervening. Hasil analisis dengan
menggunakan analisis jalur menunjukkan hasil koefisien sebesar -0,004 dengan
nilai t hitung sebesar -0,1363. Oleh karena t hitung lebih kecil dari t tabel dengan
tingkat sgnifikansi 0,1 yaitu sebesar 1,65, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis keempat ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori agensi yang menyatakan jika
di dalam perusahaan terdapat konflik kepentingan dan asimetri informasi yang
dimanfaatkan oleh agent untuk melakukan manipulasi laba sehingga laba menjadi
tingg dan laporan keuangan akan terlihat baik sehingga menarik minat investor
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga permintaan saham
meningkat dan berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan. Tidak diterimanya
hipotesis keempat berarti tidak terbukti adanya pengaruh tidak langsung
manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi terhadap kinerja pasar.
Alasan tidak diterimanya hipotesis ini dapat disebabkan karena adanya
penambahan laba sebagai variabel intervening untuk mengetahui pengaruh secara
tidak langsung.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Simpulan
Penelitian ini mengenai pengaruh manipulasi aktivitas riil melalui arus kas
kegiatan operasi terhadap kinerja pasar dengan laba sebagai variabel intervening.
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja pasar sebagai variabel dependen,
manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi sebagai variabel
independen dan laba sebagai variabel intervening.
23
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang masuk swa100 yaitu
100 perusahaan terbaik menurut SWA 100 yang terdaftar sebagai “Indonesia’s
Best Wealth Creators” periode 2007 sampai dengan 2011. Berikut adalah
kesimpulan yang diberikan berdasarkan hasil pengujian seluruh hipotesis :
1. Hasil uji regresi berganda dan uji beda t-test menunjukkan bahwa
manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi secara signifikan
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pasar.
2. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa manipulasi aktivitas riil
melalui arus kas kegiatan operasi secara signifikan mempunyai pengaruh
positif terhadap laba
3. Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa laba secara signifikan
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pasar.
4. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa manipulasi aktivitas riil melalui
arus kas kegiatan operasi tidak mempunyai pengaruh positif secara
signifikan terhadap kinerja pasar dengan laba sebagai variabel intervening.
Jadi laba bukan sebagai variabel mediasi.
Keterbatasan
Penelitian ini telah berusaha mengembangkan penelitian terdahulu, namun
masih terdapat beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dimaksud meliputi :
1. Keterbatasan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian karena
minimnya jumlah perusahaan yang masuk SWA 100 berturut-turut selama
5 tahun.
2. Keterbatasan periode pengamatan yaitu hanya dilakukan selama 5 tahun.
Menurut penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa semakin
panjang periode yang digunakan maka semakin baik hasil analisisnya.
3. Dari sisi teori penelitian ini kurang layak karena memiliki hubungan
matematis antara variabel manipulasi aktivitas riil melalui arus kas
kegiatan operasi dan laba.
24
Saran
Sehubungan dengan keterbatasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk :
1. Menggembangkan variabel penelitian yang memungkinkan mendapat
dampak dari adanya manipulasi aktivitas riil, seperti peringkat obligasi.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan semua jenis perusahaan
yang listing, tidak terpaku pada perusahaan yang masuk pada SWA 100.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan sebelum memilih data akuntansi harus
dipikirkan hubungan matematisnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Agmarina, Meiza. 2011. Dampak Manipulasi Aktivitas Riil Melalui Arus Kas KegiatanOperasi Terhadap Kinerja Pasar. Universitas Diponegoro. Semarang
Andayani, Wuryan. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen LabaMelalui Aktivitas Riil. UPN Veteran. Yogyakarta
Aprilia, Hasmi. 2010. Indikasi Manajemen Laba Melalui Manipulasi Aktivitas Riil.Universitas Diponegoro. Semarang
Bandi. 2009. Kualitas Laba Dalam Perspektif Akrual Arus Kas Dan Pensinyalan Deviden.Universitas Diponegoro. Semarang
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. BPFE-UGM. Yogyakarta
Copeland, Ronald, and Lucas Liscastro. 1998. Income Smoothing. Journal AccountingResearch. Supplement. p. 101–115.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. BadanPenerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Hanafi, Mamduh dan Halim. 2003. Analisa Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN.Yogyakarta
Harahap, Sofyan, S. 2006. Analisis Kritis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Herawati, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating VariableDari Pengaruh Earning Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal AkuntansiDan Keuangan, Vol 10, N0 2
IAI. 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta
Meythi. 2006. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi LabaSebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang
Oktorina, Megawati dan Yanthi Hutagaol. 2008. Analisis Arus Kas Kegiatan Operasi DalamMendeteksi Manipulasi Aktivitas Riil Dan Dampaknya terhadap Kinerja Pasar.Simposium Nasional akuntansi XI. Pontianak
Puryanti, Hesti. 2010. Agency Theory. Universitas Pancasakti. Tegal
Rachmat, Adie. 2010. “ Artikel Tentang Laba”. http/adie-wongindonesia.blogspot.com.(Diakses pada tanggal 21 oktober 2011)
Rahmawati, Anastasia R.S dan Sri Seventi P. 2007. Model Strategi Manajemen Laba PadaPerusahaan Publik Di Bursa Efek Indonesia: Suatu Pemeriksaan PergeseranKlasifikasi Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Saham, Pemilihan Metoda Akuntansi,Dan Pengaturan Waktu Transaksi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
26
Roychowdhury, Sugata. 2003. Management of Earnings through the Manipulation of RealActivities That Affect Cash Flow from Operation. Paper Work. Sloan School ofManagement MIT.
Saputro, J. A. dan Setiawati, L. 2004. Kesempatan Bertumbuh dan Manajemen Laba: UjiHipotesis Political Cost. JRAI Vol. 7. No. 2 Mei.
Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Prentice Hall Int,. Inc.
Siregar, Mey Siskha. 2008. Analisis laporan Arus Kas Pada PT.Sewi Kawasan Industri MM2100. Universitas Sumatra Utara. Medan
Suad Husnan, Enny Pudjiastuti, 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua,Penerbit : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
Sugiri, Slamet. 1998. Earning Management: Teori, Model, dan Bukti Empiris.
Sujana Ismaya. 2005. Kamus Akuntansi. Bandung: Pustaka Grafika.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme CorporateGovernance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium NasionalAkuntansiX. Makasar
Wahyudiharto. 2009. Opini: Teori Keagenan (Agency Theory). Universitas Diponegoro.Semarang
Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh TerhadapEarning Management Pada Perusahaan Go Public Indonesia. Jurnal Akuntansi DanKeuangan, Vol 3, No 2
www.bi.go.id
www. Idx.co.id
www.SWA.co.id
27
LAMPIRAN : SAMPEL PENELITIAN
No Kode Tahun Masuk SWA2006 2007 2008 2009 2010
1 AKRA 1 1 1 1 12 ANTM 1 1 1 1 13 AMFG 1 1 1 1 14 AALI 1 1 1 1 15 ASII 1 1 1 1 16 AUTO 1 1 1 1 17 BNBR 1 1 1 1 18 UNSP 1 1 1 1 19 BBCA 1 1 1 1 1
10 BDMN 1 1 1 1 111 BNII 1 1 1 1 112 BMRI 1 1 1 1 113 MEGA 1 1 1 1 114 BBNI 1 1 1 1 115 NISP 1 1 1 1 116 PNBN 1 1 1 1 117 BNLI 1 1 1 1 118 BBRI 1 1 1 1 119 BRPT 1 1 1 1 120 RMBA 1 1 1 1 121 BLTA 1 1 1 1 122 BUMI 1 1 1 1 123 DPNS 1 1 1 1 124 FASW 1 1 1 1 125 BMTR 1 1 1 1 126 GGRM 1 1 1 1 127 SMCB 1 1 1 1 128 HMSP 1 1 1 1 129 INTP 1 1 1 1 130 INDF 1 1 1 1 131 ISAT 1 1 1 1 132 INCO 1 1 1 1 133 JRPT 1 1 1 1 134 KLBF 1 1 1 1 135 KIJA 1 1 1 1 136 LPKR 1 1 1 1 137 MPPA 1 1 1 1 138 MEDC 1 1 1 1 139 MLBI 1 1 1 1 140 TKIM 1 1 1 1 141 PGAS 1 1 1 1 142 PLIN 1 1 1 143 LSIP 1 1 1 1 144 RALS 1 1 1 1 1
28
45 SMGR 1 1 1 1 146 SMRA 1 1 1 147 PTBA 1 1 1 1 148 TINS 1 1 1 1 149 TLKM 1 1 1 1 150 TURI 1 1 1 1 151 UNVR 1 1 1 1 152 UNTR 1 1 1 1 1