Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KONSENTRASI ETANOL PADA PROSES ISOLASI DANKARAKTERISTIK LIGNIN DARI LINDI HITAM HASIL PULPINGFORMACELL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)
(Skripsi)
Oleh
HADI SAPUTRA
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRACT
EFFECT OF ETHANOL CONCENTRATION ON ISOLATION PROCESSAND CHARACTERISTICS OF LIGNIN FROM BLACK LIQUOR
FORMACELL PULPING RESULTS FROM OIL PALM EMPTY BUNCHES(OPEFB)
By
HADI SAPUTRA
The process of black liquor isolation has often been done, but the use of organic
material as a sediment in the lignin isolation process has not been widely studied,
in this study ethanol was used as a precipitating material for black liquor from the
formacell pulping from oil palm empty fruit bunches (OPEFB). The purpose of
this study was to determine the characteristics of lignin isolated from formacell
pulping black liquor in terms of yield, pH value, methoxyl content, lignin
equivalent weight, and the best treatment was analyzed using an FT-IR
spectrophotometer. This research was conducted using ethanol treatment 5%,
10%, 15%, 20%, 25%, and 30%. Ethanol is added to the black liquor and
deposited to separate lignin. Each experiment was carried out three times and the
data obtained were analyzed descriptively then presented in the form of tables and
figures. The results showed that 5% ethanol treatment produced the best treatment
with a pH value of 1,00, a lignin yield of 2,12%, a methoxyl lignin weight of
17,03% and an equivalent lignin weight of 449,88.
Keywords : Formacell Pulping, ethanol, Spectrophotometer FT-IR, lignin
ABSTRAK
PENGARUH KONSENTRASI ETANOL PADA PROSES ISOLASI DANKARAKTERISTIK LIGNIN DARI LINDI HITAM HASIL
PULPINGFORMACELL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT(TKKS)
Oleh
HADI SAPUTRA
Proses isolasi lindi hitam sudah sering dilakukan, namun penggunaan bahan
organik sebagai pengendap pada proses isolasi lignin masih belum banyak diteliti,
sehingga pada penelitian ini digunakan etanol sebagai bahan pengendap pada lindi
hitam hasil pulping formacell dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik lignin yang diisolasi dari lindi
hitam hasil pulping formacell dilihat dari rendemen, nilai pH, kadar metoksil,
bobot equivalen lignin, dan perlakuan terbaik dianalisis menggunakan
spektrofotometer FT-IR. Penelitian ini dilakukan menggunakan perlakuan etanol
5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%. Etanol ditambahkan kedalam lindi hitam
dan diendapkan untuk memisahkan lignin. Setiap percobaan dilakukan sebanyak
tiga kali ulangan dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kemudian
disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan etanol 5% menghasilkan perlakuan terbaik dengan dengan nilai pH
1,00, rendemen lignin sebesar 2,12%, kadar metoksil lignin sebesar 17,03%, dan
bobot equivalen lignin sebesar 449,88.
Kata Kunci : Pulping Formacell, etanol, Spektrofotometer FT-IR, lignin
PENGARUH KONSENTRASI ETANOL PADA PROSES ISOLASI DANKARAKTERISTIK LIGNIN DARI LINDI HITAM HASIL PULPINGFORMACELL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)
Oleh
Hadi Saputra
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada
Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 08 Maret 1997, sebagai anak
kedua dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak Halimi dan Ibu Mas Tinawati. Pada
tahun 2002 panulis menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Sumur Putri Bandar
Lampung dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
pendidikan menengah di SMPN 3 Bandar Lampung, kemudian pada tahun 2011
penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Utama 2 Bandar Lampung dan lulus
tahun 2014. Penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Pada bulan Januari sampai Februari 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Karang Tanjung, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten
Lampung Tengah dengan tema “Pemberdayaan Kampung Berbasis Informasi dan
Teknologi”. Pada bulan Juli sampai Agustus 2017, penulis melaksanakan Praktik
Umum (PU) di PT. Indokom Samudra Persada, Tanjung Bintang, Lampung
Selatan dan menyelesaikan laporan PU yang berjudul “Mempelajari Penerapan
Sanitation Standart Operational Procedure (SSOP) pada Produksi Udang
Vannamei PCD IQF di PT. Indokom Samudra Persada Lampung Selatan”.
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa BEM
Fakultas Pertanian pada tahun 2016 sebagai staff Departemen Sosial Masyarakat
dan aktif di organisasi luar kampus seperti Sahabat Beasiswa pada tahun 2016-
2018 sebagai anggota divisi Unit Pengelolaan Chapter sub divisi Manajemen
Chapter dan Jendela Lampung pada tahun 2016 sebagai anggota divisi Kerjasama,
pada tahun 2017 sebagai anggota divisi Kerjasama dan pada tahun 2018 sebagai
anggota divisi Program.
i
SANWACANA
Ucapan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh
Konsentrasi Etanol pada Proses Isolasi dan Karakteristik Lignin dari Lindi Hitam
Hasil Pulping Formacell dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Sri Hidayati, S.T.P., M.P., selaku pembimbing pertama skripsi
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan perkuliahan,
saran, nasihat, motivasi dan kritikan dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Ir. Zulferiyenni, M.T.A., selaku pembimbing kedua skripsi yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan selama menyelesaikan
skripsi.
5. Bapak Ir. Ahmad Sapta Zuidar, M.P., selaku penguji yang telah memberikan
saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
ii
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar, staff administrasi dan laboratorium,
serta seluruh karyawan yang ada di jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Lampung.
7. Orang tua dan Keluarga tercinta yang selama ini tidak pernah berhenti
memberikan dukungan kepada penulis.
8. Fonny Budiyanto yang selalu mendukung, memotivasi dan memberikan
bantuan selama ini, juga menjadi partner penelitian.
9. Teman-teman THP angkatan 2014 yang telah memberi dukungan dan
semangat kepada penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan dan akan diterima dengan tangan terbuka. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.
Bandar Lampung, Desember 2018
Hadi Saputra
iii
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi
I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang dan Masalah .................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian...................................................................................... 2
1.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)..................................................... 6
2.2. Pulping Formacell .................................................................................... 11
2.3. Etanol ....................................................................................................... 12
2.4. Isolasi Lignin............................................................................................ 13
2.5. Lindi Hitam .............................................................................................. 16
III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 18
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 18
3.2. Bahan dan Alat ......................................................................................... 18
3.3. Metode Penelitian..................................................................................... 19
3.4. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 19
3.5. Pengamatan .............................................................................................. 20
3.5.1. Uji kadar padatan total pada lindi hitam TKKS.............................. 203.5.2. Rendemen lignin ............................................................................. 21
iv
3.5.3. Kadar metoksil lignin ...................................................................... 213.5.4. Bobot ekuivalen lignin .................................................................... 223.5.5. Analisis lignin ................................................................................. 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 23
4.1. Karakterisasi Lindi Hitam Hasil Pemasakan TKKS Secara Formacell... 23
4.1.1. Nilai pH lindi hitam......................................................................... 234.1.2. Kadar padatan total pada lindi hitam TKKS ................................... 24
4.2. Nilai pH.................................................................................................... 24
4.3. Rendemen Lignin ..................................................................................... 26
4.4. Kadar Metoksil Lignin ............................................................................. 27
4.5. Bobot Ekuivalen Lignin ........................................................................... 29
4.6. Perlakuan Terbaik .................................................................................... 31
4.7. Analisis Lignin dengan Spektrofotometer FT-IR .................................... 33
V. KESIMPULAN.............................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
LAMPIRAN......................................................................................................... 44
Data Karakterisasi Isolat Lignin ........................................................................... 45Dokumentasi Kegiatan Penelitian ......................................................................... 46
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Komposisi tandan kosong kelapa sawit (TKKS).........................................57
2. Nilai pH lindi hitam hasil proses pemasakan secara formacell ...................23
3. Penentuan perlakuan terbaik lignin yang diisolasimenggunakan etanol ....................................................................................32
4. Pita serapan Spektrofotometer FT-IR isolat lignin dari lindi hitamhasil pulping formacell TKKS dengan penambahan konsentrasietanol 5% .....................................................................................................34
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Struktur selulosa............................................................................................. 8
2. Struktur hemiselulosa..................................................................................... 9
3. Struktur lignin ................................................................................................10
4. Diagram Isolasi Lignin yang telah dimodifikasi............................................20
5. Pengaruh konsentrasi etanol terhadap tingkat keasaman (pH) .....................25
6. Pengaruh konsentrasi etanol terhadap rendemen lignin.................................26
7. Pengaruh konsentrasi etanol terhadap kadar metoksil lignin.........................28
8. Pengaruh konsentrasi etanol terhadap bobot ekuivalen lignin.......................30
9. Hasil identifikasi dengan Spektrofotometer FT-IR pada isolat lignindari lindi hitam hasil pulping formacell TKKS dengan penambahankonsentrasi etanol 5% ....................................................................................33
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Pada proses pembuatan pulp dihasilkan berbagai jenis limbah, terutama lindi
hitam.Sehingga diperlukan proses pulping yang ramah lingkungan, salah satu
prosesnya adalah pulping formacell, dimana pada prosesnya menggunakan pelarut
organik, sehingga menghasilkan limbah berupa lindi hitam yang lebih ramah
terhadap lingkungan. Zuidar dan Hidayati (2013), melaporkan bahwa
penggunaan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan baku pada proses
pembuatan pulp dengan metode formacell menghasilkan pulp dengan kadar lignin
15,9%. Kelebihan penggunaan formacell atau pelarut organik formaldehid dalam
proses pulping adalah rendemen pulp tinggi, pendauran lindi hitam dapat
dilakukan dengan mudah, juga diperoleh hasil samping berupa lignin dan furfural
dengan kemurnian yang relatif tinggi dan ekonomis dalam skala kecil (Aziz dan
Sarkanen, 1989; Delmas, 2004; Poujoozi et al., 2004).
Komponen terbesar pada lindi hitam adalah lignin yang berkisar 46% dari padatan
totalnya (Sjostrom, 1995), karena itu proses isolasi dan pemisahan lignin lebih
memungkinkan. Lignin yang diperoleh dari proses isolasi dapat dimanfaatkan
secara komersial menjadi karbon fiber, adhesif, poliuretan, poliester, bioplastik,
dan bio oil untuk campuran minyak bumi dari fosil (Bonini et al., 2005; Kleinert
2dan Barth, 2008; Xu et al., 2006). Pada umumnya, untuk mendapatkan lignin
yang murni dari lindi hitam dapat diisolasi baik secara metode asam maupun
dengan metode basa. Menurut Lin (1992), secara umum proses isolasi lignin dari
lindi hitam hasil pulping dapat menggunakan asam seperti H2SO4, asam fosfat
(H3PO4), atau HCl. Penggunaan etanol sebagai larutan pemasak pada proses
pulping sudah banyak dilakukan, sementara penggunaan etanol tanpa katalis
untuk mengisolasi lignin belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga belum
diketahui kemampuan etanol dalam mengisolasi lignin dari lindi hitam dan
karakteristik lignin yang dihasilkan.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lignin yang didapatkan
dari isolasi menggunakan etanol pada berbagai konsentrasi dilihat dari nilai pH,
jumlah rendemen, kadar metoksil lignin, dan bobot equivalen lignin
1.3. Kerangka Pemikiran
Proses formacell adalah proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan
kimia organik seperti misalnya metanol, etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain.
Proses ini telah terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan
sangat efisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Dengan menggunakan
proses formacell diharapkan permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh industri
pulp dan kertas akan dapat diatasi. Hal ini karena proses formacell memberikan
beberapa keuntungan, antara lain yaitu rendemen pulp yang dihasilkan tinggi,
daur ulang lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah, tidak menggunakan unsur
sulfur sehingga lebih aman terhadap lingkungan, dapat menghasilkan by-products
3(hasil sampingan) berupa lignin dan hemiselulosa dengan tingkat kemurnian
tinggi.
Berdasarkan perbedaan kelarutannya, lignin dapat diisolasi dengan cara
mengendapkan lindi hitam menggunakan metode asam dan basa. Pengendapan
lignin dalam lindi hitam terjadi dikarenakan terjadinya reaksi kondensasi pada
unit-unit penyusun lignin yang semula larut akan terpolimerisasi dan membentuk
molekul besar (Davin dan Lewis, 2005; Sjostrom, 1995; Damat, 1989 dan Kim et
al., 1987). Reaksi kondensasi akan meningkat dengan meningkatnya keasaman.
Beberapa cara untuk memisahkan lignin dari bahan baku digunakan pereaksi
anorganik yaitu H2SO4 pekat dan HCl pekat dengan tujuan untuk mendestruksi
karbohidrat (Sugesty, 1991).
Menurut Sjostrom (1995), isolasi yang dilakukan pada pH rendah akan dihasilkan
rendemen yang lebih tinggi, karena reaksi polimerisasi yang terjadi pada pH yang
lebih rendah berlangsung lebih sempurna sehingga semakin banyak unit penyusun
lignin yang semula larut mengalami polimerisasi lagi dan membentuk polimer
lignin. Reaksi kondensasi akan meningkat dengan meningkatnya keasaman.
Lignin hasil isolasi dengan menggunakan H2SO4 dan HCl banyak mengandung
asam asetat, asam laktat, asam format dan asam-asam lainnya. Adanya ikatan
lignin-karbohidrat memungkinkan terjadinya degradasi senyawa-senyawa
karbohidrat selama isolasi berlangsung seperti pentosa dan asam-asam uronat
menjadi furfural, heksosa menjadi hidroksi metal furfural dan asam format
sehingga pH isolat lignin semakin rendah (Kim et al., 1987).
4Penggunaan larutan etanol telah dipatenkan sebagai metode pembuatan pulp
berbahan baku kayu, yaitu dengan menggunakan larutan pemasak etanol dan
Natrium Hidroksida (NaOH). Penambahan etanol ke dalam larutan soda
memperbaiki selektivitas reaksi kepada lignin. Sedangkan keberadaan Natrium
Hidroksida meningkatkan kemampuan etanol untuk mendelignifikasi pulp. Pada
pembuatan pulp berbahan baku jerami padi oleh Dewi et al. (2009), dengan
meningkatnya konsentrasi etanol yang digunakan pada larutan pemasak, maka
kandungan lignin yang hilang dari pulp semakin banyak. Bertambahnya
konsentrasi etanol maka rendemen pulp yang dihasilkan akan semakin rendah.
Penambahan konsentrasi etanol mengakibatkan semakin besarnya konsentrasi ion
OH- yang ada pada larutan pemasak sehingga kemampuan delignifikasi semakin
baik.
Lignin dapat direaksikan dengan gugus lain sehingga menghasilkan senyawa baru
dengan struktur yang berbeda. Berdasarkan perbedaan kelarutannya, lignin dapat
diisolasi dari lindi hitam dengan cara mengendapkannya pada pH 2 menggunakan
H2SO4 ataupun HCl. Pengendapan lignin dalam larutan sisa pemasak terjadi
sebagai akibat reaksi kondensasi pada unit-unit penyusun lignin (p-koumaril,
koniferil, dan sinapil alkohol) yang semula larut, akan terpolimerisasi dan
membentuk molekul yang lebih besar (Davin dan Lewis, 2005;Sjöström, 1995;
Kim et al.,1987). Pada prinsipnya etanol merupakan senyawa yang tidak terlalu
reaktif terhadap senyawa lain, hal ini karena etanol memiliki sifat
kelektronegatifan yang sangat rendah akibat adanya senyawa karbon. Pada
penelitian ini juga ingin melihat potensi pengguanaan etanol untuk mengisolasi
lignin tanpa katalis tambahan maupun tanpa pemanasan, diduga etanol mampu
5membentuk endapan bersama lignin pada lindi hitam karena adanya transfer OH-
dari etanol yang menyebabkan kelarutan lignin berkurang karena gaya
elektrostatik lignin berkurang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Indonesia adalah negara dengan luas areal kelapa sawit terbesar di dunia, yaitu
sebesar 34,18% dari luas areal kelapa sawit dunia. Pencapaian produksi rata-rata
Indonesia tahun 2004 - 2008 sebesar 40,26% dari total produksi kelapa sawit
dunia (Fauzi, 2012). Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu
jenis limbah padat yang paling banyak dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit.
Menurut Darnoko (1992), dari satu ton tandan buah segar (TBS) yang diolah akan
dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta minyak inti
sawit (PKO) sebanyak 0,05 ton (5%). Sisanya merupakan limbah dalam bentuk
tandan buah kosong, serat dan cangkang biji yang jumlahnya masing-masing
sekitar 23%, 13,5% dan 5,5% dari tandan buah segar. Tandan kosong kelapa
sawit yang merupakan 23% dari tandan buah segar, mengandung bahan
lignoselulosa sebesar 55 - 60% berat kering. Dengan produksi puncak kelapa
sawit per hektar sebesar 20 - 24 ton tandan buah segar per tahun berarti akan
menghasilkan 2,5 - 3,3 ton bahan lignoselulosa. TKKS termasuk biomassa
lignoselulosa, yang kandungan utamanya adalah selulosa 38,76%, hemiselulosa
26,69% dan lignin 22,23%. Kandungan selulosa yang cukup tinggi pada TKKS
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp untuk kertas. Komposisi
tandan kosong kelapa sawit bisa dilihat pada Tabel 1.
7Tabel 1. Komposisi tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
No. Parameter Kandungan(%)
1 Lignin 22,23
2 Selulosa 38,76
3 Holoselulosa 65,45
4 Pentosan 26,69
5 Kadar Abu 6,59
6 Zat Ekstraktif 6,47
Sumber : Darnoko et al. (1995)
Selulosa merupakan polimer linier glukan dengan struktur rantai yang seragam.
Unit – unit terikat dengan ikatan β – 1,4 glikosidik. Dua unit glukosa yang
berdekatan bersatu dengan mengeliminasi satu molekul air di antara gugus
hidroksil pada karbon 1 dan karbon 4 (Fengel dan Wegener, 1984). Selulosa
mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi berkisar antara 50.000 hingga
2,5 juta bergantung pada sumbernya. Ukuran panjang rantai molekul selulosa
dinyatakan sebagai derajat polimerasi (DP). Derajat polimerasi dihitung dengan
cara membagi bobot selulosa dengan bobot molekul glukosa (Fengel dan
Wegener, 1984). Struktur selulosa bisa dilihat pada Gambar 1.
8
Gambar 1. Struktur selulosa.Sumber : Min et al. (2013)
Hemiselulosa merupakan senyawa prekursor (pembentuk) selulosa. Monomer
penyusun hemiselulosa biasanya adalah rantai D-glukosa, ditambah dengan
berbagai bentuk monosakarida yang terikat pada rantai, baik sebagai cabang atau
mata rantai, seperti D-mannosa, D-galaktosa, D-fruktosa, dan pentosa-pentosa
seperti D-xilosa dan L-arabinosa. Hemiselulosa merupakan polisakarida yang
mengisi ruang antara serat-serat selulosa dalam dinding sel tumbuhan.
Hemiselulosa bersifat non-kristalin dan tidak bersifat serat, mudah mengembang
karena itu hemiselulosa sangat berpengaruh terhadap bentuknya jalinan antara
serat pada saat pembentukan lembaran, lebih mudah larut dalam pelarut alkali dan
lebih mudah dihidrolisis dengan asam (Casey, 1960). Struktur hemiselulosa dapat
dilihat pada Gambar 2.
9
Gambar 2. Struktur hemiselulosa.Sumber : Min et al. (2013)
Lignin merupakan senyawa turunan alkohol kompleks yang menyebabkan dinding
sel tanaman menjadi keras. Lignin bersifat termoplastik, dapat melunak pada
suhu tinggi (120°C). Lignin merupakan bahan adesif yang sangat efektif dan
ekonomis, yang berperan sebagai bahan pengikat. Lignin juga dikenal sebagai
bahan baku yang mampu mengikat ion logam, serta mencegah logam untuk
bereaksi dengan komponen lain dan menjadikannya tidak larut dalam air (Davin
dan Lewis, 2005). Menurut Fengel dan Wegener (1995), lignin dibangun oleh
tiga komponen utama yaitu p-kumaril alkohol, koniferil alkohol, dan sinapil
alkohol.
Zat organik polimer yang banyak dan penting dalam dunia tumbuhan selain
selulosa adalah lignin. Lignin terdapat di dalam dinding sel dan sebagian terdapat
pada lamela tengah (di daerah antar sel). Struktur lignin sangat beraneka ragam
tergantung dari jenis tanamannya (Davin dan Lewis, 2005). Menurut Fengel dan
Wegener (1995), struktur molekul lignin sangat berbeda bila dibandingkan dengan
polisakarida karena terdiri atas sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenil
10propana. Selama perkembangan sel, lignin dimasukkan sebagai komponen
terakhir dalam dinding sel, menembus diantara fibril-fibril sehingga memperkuat
dinding sel. Secara umum polimer lignin disusun oleh unit - unit fenil propana
yaitu p-kumaril alkohol, koniferil alkohol, dan sinapil alkohol yang merupakan
senyawa induk (prazat) dari lignin.Struktur lignin dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur dasar lignin.Sumber : Min et al. (2013)
Lignin merupakan komponen makro molekul kayu ketiga yang berikatan secara
kovalen dengan selulosa dan hemiselulosa. Lignin termasuk senyawa polimer
tiga dimensi yang terdiri dari unit fenil propana yang diikat dengan C-O-C dan
C-C (Davin dan Lewis, 2005). Lignin dapat dibagi menjadi beberapa kelas
menurut unsur - unsur strukturnya yaitu lignin guaiasil (terdapat pada kayu lunak
sebagian besar merupakan produk polimerisasi dari koniferil alkohol), dan lignin
guaiasil-siringil (khas kayu keras merupakan kopolimer dari koniferil alkohol dan
sinapil alkohol) (Fengel dan Wegener, 1995). Gugus - gugus fungsi sangat
mempengaruhi reaktivitas lignin. Polimer lignin mengandung gugus - gugus
metoksil, gugus hidroksil fenol, dan beberapa gugus aldehida ujung dalam rantai
samping (Sjostrom, 1995). Menurut Achmadi (1990), gugus fungsi yang sangat
11mempengaruhi reaktivitas lignin terdiri dari hidroksil fenolik, hidroksil benzilik,
dan gugus karbonil.
2.2. Pulping Formacell
Bahan baku utama yang digunakan dalam industri pembuatan pulp adalah serat
yang berasal dari tanaman dengan kandungan utama berupa selulosa (Masduqi
dan Wardhani, 2005). Pulp sendiri merupakan bahan baku dalam industri
pembuatan kertas. Pulp dihasilkan dari proses pulping yaitu suatu proses
pemisahan serat dari bahan berlignoselulosa seperti kayu, bambu, kapas, atau sisa
bahan hasil pertanian (tandan kosong kelapa sawit, ampas tebu, jerami dan serat
nenas). Ada beberapa macam proses pulping yaitu proses pembuatan pulp
konvensional (proses mekanik, kimia, dan semikimia) dan proses pembuatan pulp
non-konvensional (pulp organosolve). Proses pulping merupakan proses
pelarutan lignin terutama yang terdapat pada dinding tengah, sehingga serat-serat
selulosa terpisah dari lignin. Menurut Sugesty et al. (1986), proses pembuatan
pulp merupakan proses delignifikasi dan penghilangan senyawa lain selain
selulosa.
Pemasakan pulp organosolve mulai banyak dikembangkan karena lebih menekan
pencemaran lingkungan. Pulp organosolve adalah suatu proses pulping yang
menggunakan pelarut organik seperti etanol, methanol, aseton, asam asetat,
kelompok amina dengan atom C rendah dan lainnya sebagai pelarut pemasak
(Simanjuntak, 1994). Ada beberapa teknik pemasakan dengan menggunakan
pelarut organik, yaitu dengan menggunakan proses alcell (etanol), proses
acetocell (asam asetat), proses organocell (metanol) (Muladi et al., 2002). Proses
12ini tidak menghasilkan emisi sulfur diudara sehingga relatif lebih ramah
lingkungan (Muurinen, 2000).
Selain itu terdapat teknik pemasakan pulp organosolve dengan menggunakan
proses formacell. Menurut Nimz dan Schone (1993) formacell merupakan proses
pulp yang dihasilkan oleh campuran asam asetat, asam formiat, dan air dengan
suhu tertentu. Asam formiat merupakan salah satu pelarut organik yang sering
digunakan sebagai larutan pemasak dalam pembuatan pulp. Keunggulan utama
asam formiat dibanding dengan pelarut lain adalah proses pembuatan pulp dapat
dilakukan pada suhu dan tekanan lebih rendah (Muurinen, 2000). Proses
pembuatan pulp secara formacell memiliki keunggulan yaitu rendemen pulp
tinggi, pendauran lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah, juga diperoleh hasil
samping (by product) berupa lignin dan furfural dengan kemurnian yang relatif
tinggi (Aziz dan Sarkanen, 1989; Delmas, 2004).
2.3. Etanol
Etanol merupakan salah satu komponen kimia yang karakteristiknya telah
diketahui. Produk fermentasi yang tertua, yaitu hasil dari campuran madu-air
yang dihasilkan lebah pada era Babilonia lama. Pada abad ke-11, destilasi etanol
mulai dikembangkan dan penggunaanya pun sudah semakin meluas.
Karakteristik etanol antara lain berat molekul 46,7 g/mol, titik didih 78,32oC, titik
beku -114,15oC dan densitas 0,78942 g/cm3. Lignin dapat dipisahkan dari kayu
dengan pencucian menggunakan etanol. Larutan etanol dengan range konsentrasi
menengah dapat digunakan untuk melakukan delignifikasi baik pada softwood
maupun hardwood. Metode recovery etanol dalam proses ethanol pulping telah
13dipatenkan. Cairan lindi hitam di-flash, dan kemudian dievaporasi sebelum etanol
didestilasi untuk recovery (Dewi et al., 2009).
Penggunaan larutan etanol telah dipatenkan sebagai metode pembuatan pulp
berbahan baku kayu, yaitu dengan menggunakan larutan pemasak etanol dan
Natrium Hidroksida (NaOH). Penambahan etanol ke dalam larutan soda
memperbaiki selektivitas reaksi kepada lignin. Sedangkan keberadaan Natrium
Hidroksida meningkatkan kemampuan etanol untuk mendelignifikasi pulp.
Penggunaan etanol memungkinkan waktu pemasakan yang lebih singkat.
Kekuatan pulp yang dihasilkan sedikit lebih rendah dari pulp kraft, tetapi
brightness yang dihasilkan lebih tinggi dari pulp kraft. Etanol yang digunakan
dalam larutan pemasak dapat diregenerasi dengan cara flashing dan distilasi.
Dengan cara tersebut, kehilangan etanol selama proses dapat diabaikan. Pulp
yang dimasak dengan alkohol membutuhkan waktu dan energi yang lebih sedikit
pada saat proses beating. Penambahan reagen anorganik (seperti NaOH) pada
larutan etanol dalam proses pemasakan pulp berbahan baku ampas tebu
menurunkan tekanan digester dan menghasilkan pulp dengan sifat-sifat mekanis
yang lebih baik. Pulp yang dihasilkan dari proses ini lebih mudah untuk di-
bleaching (Dewi et al., 2009).
2.4. Isolasi Lignin
Isolasi lignin merupakan tahap pemisahan lignin. Berbagai teknik isolasi lignin
telah dipelajari, tetapi pada prinsipnya sama yaitu diawali dengan proses
pengendapan padatan. Menurut Damat (1989), pengendapan lignin dalam larutan
sisa pemasak terjadi sebagai akibat terjadinya reaksi kondensasi pada unit-unit
14penyusun lignin (para-koumaril alkohol, koniferil alkohol dan sinapil alkohol)
yang semula larut akan terpolimerisasi dan membentuk molekul yang lebih besar.
Menurut Achmadi (1990), sifat-sifat lignin yang disebabkan oleh struktur molekul
dan letaknya dalam dinding sel menyebabkan isolasi lignin dalam bentuk tak
berubah, belum dapat dilakukan. Semua metode isolasi menunjukkan
kekurangan, baik secara mendasar mengubah struktur lignin asli maupun
melepaskan bagian lignin yang nisbi tak berubah.
Metode isolasi yang pertama sering dinamakan lignin asam (lignin Klason) yang
diperoleh setelah penghilangan polisakarida dari kayu yang diekstraksi (bebas
damar) dengan hidrolisis H2SO4 68% - 78% (biasanya 72%). Asam-asam lain
(seperti HCl) dapat digunakan juga untuk hidrolisis, tetapi metodenya mempunyai
kekurangan yang serius, yaitu struktur lignin berubah secara intensif selama
hidrolisis. Semua pemisahan lignin dengan metode asam ini selalu
mengakibatkan kondensasi lignin dan masuknya unsur S atau Cl. Polisakarida
dapat dihilangkan dengan enzim-enzim dari bubuk kayu yang digiling halus.
Metodenya lebih rumit, tetapi lignin enzim selulotik (CEL) yang dihasilkan pada
dasarnya tetap mempertahankan struktur aslinya tanpa perubahan. Lignin juga
dapat dihidrolisis dengan dioksana yang mengandung air dan asam klorida tetapi
terjadi perubahan struktur yang cukup besar (Sjostrom, 1995).
Menurut Rostika et al. (2002), untuk mendapatkan lignin yang murni dan
kandungan zat anorganik yang lebih sedikit diperlukan kondisi optimum pada saat
pengasaman dan pemisahan lignin. Kurang lebih setengah dari bahan organik
yang terdapat di dalam larutan sisa pemasak pulp kertas adalah lignin dan sisanya
15terdiri dari asam karboksilik yang terbentuk sebagai hasil degradasi karbohidrat
kayu. Beberapa cara untuk memisahkan lignin dari bahan baku digunakan
pereaksi anorganik yaitu H2SO4 pekat dan HCl pekat dengan tujuan untuk
mendestruksi karbohidrat (Sugesty, 1991). Menurut Setiawan (2001), isolasi
lignin merupakan tahap pemisahan lignin.
Menurut Sjostrom (1995), isolasi yang dilakukan pada pH rendah akan dihasilkan
rendemen yang lebih tinggi, karena reaksi polimerisasi yang terjadi pada pH yang
lebih rendah berlangsung lebih sempurna sehingga semakin banyak unit penyusun
lignin yang semula larut mengalami polimerisasi lagi dan membentuk polimer
lignin. Reaksi kondensasi akan meningkat dengan meningkatnya keasaman.
Beberapa cara untuk memisahkan lignin dari bahan baku digunakan pereaksi
anorganik yaitu H2SO4 pekat dan HCl pekat dengan tujuan untuk mendestruksi
karbohidrat (Sugesty, 1991). Lignin hasil isolasi dengan menggunakan H2SO4
dan HCl banyak mengandung asam asetat, asam laktat, asam format dan
asam-asam lainnya. Adanya ikatan lignin-karbohidrat memungkinkan terjadinya
degradasi senyawa-senyawa karbohidrat selama isolasi berlangsung seperti
pentosa dan asam-asam uronat menjadi furfural, heksosa menjadi hidroksi metal
furfural dan asam format sehingga pH isolat lignin semakin rendah
(Kim et al., 1987).
162.5. Lindi Hitam
Lindi hitam (Black Liquor) adalah sisa cairan pemasak yang dihasilkan dari
proses pembuatan pulp yang telah berubah sifat kimianya maupun warna yang
keluar dari digester dengan pulp hasil pemasakan pada proses kraft
(Kocurek, 1983). Lindi hitam dibentuk oleh reaksi antara kayu dan lindi putih
(White Liquor) di dalam digester. Dalam proses pemulihan (chemical recovery),
lindi hitam dikenal dalam dua macam yaitu lindi hitam pekat (Heavy Black
Liqour) dan lindi hitam encer (Weak Black Liqour). Lindi hitam encer (WBL)
yaitu lindi hitam yang didapat dari pencucian dengan kandungan padatan atau
total solid antara 14% - 18%, sedangkan apabila telah melalui proses pemekatan
(evaporasi) dengan total solid antara 60% - 65% dinamakan lindi hitam pekat
(HBL) (Kim et al., 1987).
Lindi hitam yang sering disebut Black Liqour merupakan campuran sisa cairan
pemasak pada proses pulping yang berasal dari digester dan filtrat pencuciannya.
Lindi hitam adalah sisa cairan pemasak yang dihasilkan dari unit proses
pembuatan pulp yang telah berubah sifat kimianya maupun warna yang keluar
dari digester dengan pulp hasil pemasakan pada proses kraft. Jumlah lindi hitam
yang dihasilkan per jumlah produksi pulp bervariasi tergantung dari proses
pemasakan dan rendemen yang dihasilkan. Lindi hitam yang dihasilkan oleh
beberapa proses berkisar antara 2600 – 2800 lb padatan ADT pulp. Lindi hitam
dibentuk oleh reaksi antara kayu dan lindi putih didalam digester. Dalam proses
pemulihan (Chemical Recovery), lindi hitam dikenal dalam dua macam yaitu lindi
hitam pekat (Heavy Black Liqour) dan lindi hitam encer (weak black liqour).
17Lindi hitam encer (WBL) yaitu lindi hitam yang didapat dari pencucian dengan
kandungan padatan total solid antara 14% - 18%, pH lindi hitam 12 ke atas.
Sedangkan apabila telah melalui proses pemekatan/evaporasi dengan total solid
antara 60 - 65% dinamakan lindi hitam pekat (HBL) (Kim et al., 1987).
Senyawa yang terkandung dalam lindi hitam tersebut berasal dari dua sumber
yaitu bahan baku yang merupakan senyawa organik serta sisa cairan pemasaknya
yang merupakan senyawa anorganik. Senyawa organik yang terdapat dalam lindi
hitam terdiri dari senyawa bentukan dari sodium salt dari lignin, resin, dan fatty
acid, asam dari karbohidrat, dan sedikit senyawa organik lain yang terdapat dalam
kayu. Kandungan senyawa organik tersebut terdapat dalam black liquor sebanyak
65%. Sedangkan senyawa anorganik yang terkandung dalam lindi hitam yaitu
senyawa yang merupakan sisa bahan kimia pemasak sebanyak 35%. Sisa bahan
kimia tersebut adalah sodium carbonate, sodium thiosulfate, sodium sulfide, dan
sodium hydrosulfide (Sjostrom, 1995).
Karakteristik dari larutan sisa pemasak pulp dari proses soda ataupun dari proses
yang lainnya berwarna coklat kehitaman dan berbau tidak enak. Warna coklat
kehitaman dari larutan sisa pemasak pulp disebabkan oleh adanya bahan organik
dan anorganik yang larut ataupun yang tersuspensi dalam larutan setelah proses
pemasakan bahan baku. Bahan organik tersebut diantaranya zat ekstraktif dan
lignin yang terdegradasi. Adapun bau yang ditimbulkan oleh larutan sisa pemasak
pulp tersebut disebabkan oleh adanya senyawa belerang bivalen diantaranya metil
merkaptan, dimetil sulfida ((CH3)2S) dan dimetil disulfida (CH3-S-S-CH3) yang
merupakan turunan dari hidrogen sulfida (Sjostrom, 1995).
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang
Analisis Pati dan Karbohidrat Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung; dan UPT Laboratorium Terpadu dan
Sentra Inovasi Teknologi, Fakultas MIPA, Universitas Lampungpada bulan April
hingga Juli 2018.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lindi hitam TKKS dari
hasil pulping formacell, NaCl, NaOH, HCl, air, aquades, etanol, kertas saring,
indikator phenolpthalin, aluminium foil, dan plastik klip klok.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah lemari asam, cawan
aluminium, timbangan digital, cawan porselen, kompor listrik, desikator, beaker
glass, erlenmeyer, pH meter, pipet tetes, pipet volume, pengaduk, gelas ukur, labu
ukur, corong, sentrifuse, alat titrasi dan spektrofotometer FT-IR (Fourier
Transform Infra-Red Spectroscopy).
193.3. Metode Penelitian
Penelitian ini diawali dengan proses pemasakan TKKS secara Formacell,
dilanjutkan dengan proses isolasi lignin pada lindi hitam yang dihasilkan dari
hasil penyaringan pulping menggunakan etanol pada 5%, 10%, 15%, 20%, 25%,
dan 30% dari volume lindi hitam yang kemudian diendapkan selama 10 jam.
Kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 50 - 60°C selama 24 jam. Setiap
percobaan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang kemudian dianalisis
secara deskriptif.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Proses isolasi lignin menggunakan metode yang dilakukan oleh Hidayati et al.
(2018) Sebanyak 200 ml lindi hitam yang telah disaring (filtrat) diendapkan
ligninnya dengan cara pengadukan dan penambahan oleh etanol dengan
konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% (persen v/v) dari volume lindi
hitam yang kemudian dihomogenkan dengan pengadukan. Proses pengadukan
dilakukan secara perlahan-lahan kemudian diukur pH masing-masing tiap
perlakuan, selanjutnya didiamkan selama 10 jam agar pengendapan sempurna.
Endapan lignin dipisahkan dari lindi hitam dengan menggunakan kertas saring.
Endapan kemudian dikeringkan dengan oven selama 24 jam suhu
50 - 60°C. Pengamatan yang dilakukan adalah: kadar air, rendemen lignin, kadar
lignin, kadar metoksil lignin, bobot ekuivalen lignin, analisa lignin dengan
spektrofotometer FT-IR (Rostika et al., 2002).
20
Gambar 4. Diagram isolasi lignin yang telah dimodifikasi.Sumber : Hidayati et al. (2018)
3.5. Pengamatan
3.5.1. Uji kadar padatan total pada lindi hitam TKKS
Kadar padatan total pada lindi hitam TKKS ditentukan dengan menggunakan
metode (SNI 06-1839-1990). Sebanyak 10 ml lindi hitam dimasukkan ke dalam
cawan porselen yang telah diketahui beratnya, kemudian cawan yang berisi lindi
hitam ditimbang (a). Sampel diuapkan di atas penangas air sampai kering,
kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105ºC selama 4 jam. Setelah itu,
didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pemanasan dan penimbangan
200 ml Lindi hitam
Pengadukan dengan penambahan etanol 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan30% dari volume lindi hitamyang ditambahkan sebanyak 200 ml. Kemudian
dihomogenkan. Lalu diukur pH-nya, kemudian didiamkan selama 10 jam
Penyaringan dengan menggunakankertas saring
Pengeringan dengan oven 50 - 60ºCselama 24 jam
Filtrat
Lignin
Penepungan(mortar)
21dilakukan sampai beratnya konstan (b). Padatan total dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
dimana :
P = padatan total dalam lindi hitam (%)
a = berat contoh uji (gram)
b = berat residu padatan total (gram)
3.5.2. Rendemen lignin
Rendemen lignin dihitung berdasarkan perbedaan berat antara lignin yang
diperoleh setelah dikeringkan dengan berat padatan total dari lindi hitam yang
digunakan dengan menggunakan metode (NREL, 2008).
3.5.3. Kadar metoksil lignin
Kadar metoksil lignin ditentukan menurut metode (ASTM 15120-81). Sebanyak
0,5 gram lignin dibasahi dengan 5 ml etanol, kemudian disuspensikan dalam
100 ml aquades yang berisi 1 gram NaCl. Selanjutnya, dinetralkan dengan NaOH
0,1 N menggunakan indikator phenolpthalin dan ditambahkan 25 ml NaOH
0,25 N, dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit pada suhu kamar dalam
keadaan tertutup. Setelah itu, ditambahkan 25 ml HCl 0,25 N dan dititrasi dengan
P = ba x 100%
Rendemen (%) = Lignin KeringPadatan Total Lindi Hitam x 100%
22NaOH 0,1 N sampai akhir perubahan warna yang bertahan (sedikitnya 30 detik).
Kadar metoksil ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : 3,1 = Bobot molekul metoksil x 100 x (1 g / 1000 mg)
3.5.4. Bobot ekuivalen lignin
Bobot ekuivalen lignin dapat ditentukan dengan metode menurut (Santoso, 1995).
Sebanyak 0,5 gram lignin isolat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan
dibasahi dengan 5 ml etanol. Campuran tersebut dibubuhi dengan 1 gram NaCl
yang kemudian ditambahkan 100 ml aquades dan 6 tetes indikator phenolpthalin.
Larutan tersebut kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N samapi pH 7,5. Bobot
ekuivalen lignin isolat dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
3.5.5. Analisis lignin
Analisa lignin dapat ditentukan dengan metode menurut (Rostika et al., 2002).
Isolat lignin (sebanyak 1 mg tepung lignin) ditambahkan dengan KBr (sebanyak
150 mg), kemudian dibuat bentuk pelet yang selanjutnya dianalisis dengan
spektrofotometer FT-IR (Cary 630 FTIR Agilent) dengan bilangan gelombang
4000 cm-1 sampai 400 cm-1 (panjang gelombang 2,5–25πm).
Kadar Metoksil Lignin (%) = ml NaOH x N NaOH x 3,1Berat sampel (gram)
Bobot Ekuivalen Lignin = 1000 x gram sampel( ml x N )NaOH
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa perlakuan
terbaik yang mengacu pada nilai rendemen adalah pada konsentrasi etanol 5% dengan
nilai pH 1,00, rendemen lignin sebesar 2,12%, kadar metoksil lignin sebesar 17,03%,
dan bobot equivalen lignin sebesar 449,88, walaupun tidak berbeda nyata dengan
konsentrasi etanol 10%.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, S. 1990. Kimia Kayu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas. IlmuHayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hlm.
Anggraini, D., dan Roliadi. H. 2011. Pembuatan Pulp dari Tandan Kosong KelapaSawit untuk Karton pada Skala Usaha Kecil. Jurnal Penelitian HasilHutan Vol. 29 No. 3, September 2011: 211-225.
Argyropoulos, D.S., and Menachem. S.B. 1998. Lignin. In Biopolymers FromRenewable Resources; Kaplan, D.L, Ed; Springer-Verlag. Chapter 12.92, 322 hlm.
Aziz, S. dan Sarkanen. K. 1989. Organosolv Pulping-a Review. TAPPIJournal. March 1989. (3): 72.
Badan Penelitian Kehutanan Indonesia. 1997. Ensiklopedi Kehutanan Indonesia.Edisi Pertama. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Kehutanan.Jakarta. 20 hlm.
Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 06-1839-1990. Cara Uji Padatan Total,Alkali Total dan Alkali Aktif dalam Lindi Hitam. Badan StandarisasiNasional. Jakarta. 4 hlm.
Bahar, N. 1984. Isolasi dan Analisis Lignin dari Pinus Merkusi. Berita Selulosa(20): 119-124 hlm dalam Santoso, A. 2003. Sintesis dan Pencirian ResinLignin Resolsinol Formaldehida untuk Perekat Kayu Lamina. (Disertasi)Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.160 hlm.
Baskoro, I.B.W. 1986. Pengaruh Antrakinon-Soda terhadap Sifat-Sifat PulpAmpas Tebu dan Jerami. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.18hlm.
Bonini, C., Auria., Emmanuel.L, Ferri.R., Pucciarello. R., and Sabia. A.R.2005. Polyutrethanes and Polyester from Lignin. J. Appl. Polym. Sci. Vol.98 (3): 1451 - 1456.
38Casey, J.P. 1960. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Technology. Vol. 1.
Interscience Publishers INC. New York. 225 hlm.
Connors, W.J., Lorenz, L.F., and Kirk, T.K. 1978. Chromatographic Separation ofLignin Models by Molecular Weight using Sepandhex LH-20.Holzforschung 31(3) dalam Fengel, D. Dan G. Wegener. 1995. Kayu :Kimia, Ultrastruktur dan Reaksi. Gadjah Mada Press University.Yogyakarta.
Creswell, C. J., Runquist, O.A., Campbell, M. M. 1982. Analisis SpektrumSenyawa Organik. Terjemahan K. Padmawinata dan I. Soediro. PenerbitITB. Bandung. 337 hlm.
Damat. 1989. Isolasi Lignin dari Larutan Sisa Pemasak Pabrik Pulp denganMenggunakan H2SO4 dan HCl. (Skripsi). Jurusan Teknologi IndustriPertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.Bogor. 3 hlm.
Damris, Haryanto, M., dan Bakar, A. 1999. Studi Pemanfaatan Lignin dariLimbah Pembuatan Pulp sebagai Pengkompleks untuk Analisis Logam Cu(II), Zn(II) dan Pb(II). Laporan Penelitian Starter Grant, FakultasKeguruandan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi. Jambi. 16 hlm.
Darnoko. 1992. Potensi Pemanfaatan Limbah Lignoselulosa Kelapa Sawit melaluiBiokonversi. Berita Penelitian Perkebunan. 2(2): 85-87.
Darnoko, Guritno,P., Sugiharto, A., dan Sugesty, S. 1995. Pembuatan Pulp dariTandan Kosong Sawit dengan Penambahan Surfaktan. J. PenelitianKelapa Sawit. 3(1): 75–87.
Davin, L.B., and Lewis, N.G. 2005. Lignin Primary Structures and Dirigent Sites.Current Opinion in Biotechnology. 16: 407-415.
Delmas, M. 2004. Valorisation of Cereal Straws Through Selective Separation ofCellulose, Lignins and Hemicelluloses. University of Toulouse. NationalPolytechnic Institute. Department of Chemistry. 1-8.
Dewi, T. K., Wulandari , A., dan Romy. 2009.Pengaruh Temperatur, LamaPemasakan, dan Konsentrasi Etanol pada Pembuatan Pulp Berbahan BakuJerami Padi dengan Larutan Pemasak NaOH-Etanol. Jurnal Teknik Kimia,Vol. 16, No. 3: 11-20.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Statistika Perkelapa Sawitan Indonesia.Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia.Jakarta. 83 hlm.
39Fauzi, Y. 2012. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar Swadanya. Jakarta. 229 hlm.
Fengel, D., dan Wegener,G. 1995. Kayu: Kimia, Ultrastruktur dan Reaksi.Gadjah Mada Press University. Yogyakarta. 729 hlm.
Fengel, D., dan Wegener, G. 1989. Eds. Wood Chemistry, Ultrastructure danReactions;Walter de Gruyter: Berlin. 613 hlm.
Gilligan, J. J. 1974. The Organic Chemicals Industries. Dalam J. L. Pyle.Chemistry and Technology Backlash. Prentice-Hall, Inc., New York.
Guerra, A., Filpponen,I. L., Lucia., Saquing, C., Baumberger, S., andArgyropoulos, D. 2006. Toward a Better Understdaning of The LigninIsolation Process from Wood. J. Agric.Food Chem. (54): 5939-5947.
Heradewi. 2007. Isolasi Lignin dari Lindi Hitam Proses Pemasakan OrganosolvSerat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). (Skripsi). Institut PertanianBogor. Bogor. 109 hlm.
Hergert, H. L. 1971. Infrared Spectra. Willey Interscience, New York. 267 -297.Indrainy, M.2005. Kajian Pulping Semi mekanis dan PembuatanHandmade PaperBerbahan Dasar Pelepah Pisang. (Skripsi). InstitutPertanian Bogor. Bogor. 56 hlm.
Hidayati, S., Zuidar, A.S., Satyajaya, W., Murhadi, Retnowati, D. 2018. Isolationand Characterization of Formacell Lignins from Oil Empty FruitsBunches. IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering 344(2018) 012006. 15 Hlm.
Judoamidjojo, R.M., Said,E.G., dan Hartoto. L. 1989. Biokonversi. DepartemenPendidikandan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Tinggi. Pusat AntarUniversitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 20 hlm.
Kementerian Pertanian. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri KelapaSawit. Subdit Pengelolaan Hasil Pertanian. Indonesia: KementerianPertanian. Jakarta. 83 hlm.
Kirk R.E., and Othmer, D.F. 1952. Encyclopedia of Chemical Technology. Vol.3.Thenterscience Encyclopedia, Inc., New York. Pp.327-338.
Kleinert, M., and Barth, T. 2008. Towards in Lignicellulosic Biorefinery: DirectOne Step Conversion of Lignin to Hydrogen-Enriched Biofuel. EnergyFuels. Vol. 22 (2): 1371-1379.
40Kim, H., Hill, M.K., and Fricke, A.L. 1987. Preparation of Kraft Lignin From
Black Liquor. Tappi Journal 12 : 112-115.
Lin, S.Y., and Carlton, W.D. 1992. Methods in Lignin Chemistry. BerlinHeidelberg: Springer-Verlag. 69: 627-642.
Lowoko, M., Henrikkson, G. and Gellerstedt, G. 2003. New Method for TheQuantitative Preparation of Lignin-Carbohydrate Complex fromUnbleached Softwood-Kraft Pulp: Lignin-Polysaccharides Networks.Holzforschung: 57. 69-74.
Masduqi, A., dan Wardhani, S. 2005. Minimalisasi Limbah Pada Industri Pulpdan Kertas. Institut Teknologi Sepuluh November. Yogyakarta.(Prosiding) Seminar Nasional Kimia Lingkungan VII. 38 hlm.
Meier, H., Buchs, A., Buchala, J., dan Homewood, T. 1981. Dalam Fengel, D.dan G. Wegener. 1995. Kayu: Kimia, Ultrastruktur dan Reaksi. GadjahMada Press University.Yogyakarta. Nature 289. 821-822.
Min, D.Y., Smith, S.W.,Chang, H.M., and Jameel, H. 2013. Influence of IsolationConditionon Structure of Milled Wood Lignin Characterized byQuantitative C Nuclear Magnetic Resonance Spectroscopy. Bioresources 8(2): 1790-1800.
Muladi, S., Arung, S., Nimz, N.M., dan Faix, O. 2002. Organosolv Pulping danBleaching of Pulp with Ozone. Lembaga Penelitian UniversitasMulawarman. Samarinda. 258-265.
Muurinen, E. 2000. Organosolv Pulping (A Review dan Distillation Study Relatedto Peroxyacid Pulping). Fakultas Teknologi Universitas Oulu. Chicago.314 hlm.
Nimz, H.H., and Schoen, M. 1993. Non Waste Pulping and Bleaching withAcetic Acid. Proc. ISWPC Beijing. May 25-28. 258 – 265.
NREL, 2008. Determination of Structural Carbohydrat and Lignin in Biomass.Biomass Program Analysis Technology Team Laboratory Procedure,National Renewable Energy Lab. 18 hlm.
Rahmawati, N. 1999. Struktur Lignin Kayu Daun Lebar dan Pengaruhnyaterhadap Laju Delignifikasi. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 88hlm.
41Ralph, J., Marita, J.,Ralph, S., danHatfield,R. 2000. Solution-State NMR of
Lignins.InAdvances in Lignocellulosic Characterization; Argyropoulos,D., Rials,T., Eds; TAPPI Press: Atlanta. 55-108.
Rostika. 2002. Karakteristik Lignin Dari Limbah Pemasakan Kayu HutanTanaman Industri (HTI) Secara Kromatografi. Balai Besar Penelitiandan Pengembangan Industri; Departemen Perindustrian dan Perdagangan.42 (2): 67-74.
Rudatin, S. 1989. Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lignin dari Limbah IndustriPulp dan Kertas di Indonesia. Departemen Perindustrian RI. Balai BesarPenelitian dan Pengembangan Industri Selulosa. Bandung. Berita Selulosa(25) 1: 14-17.
Rudatin, S. 1991. Ultrafiltrasi Lindi Hitam Proses Sulfat Kayu Acasia Manginum.Departemen Perindustrian RI. Balai Besar Penelitian danPengembangan Industri Selulosa. Bandung.Berita Selulosa (27) 4.
Ruhyat, N. 2001. Pembuatan Pulp dengan Pelarut Organik (Studi Literatur).Kompilasi Simposium Selulosa dan Kertas V (3-5 Agustus 2001). BalaiBesar Penelitian danPengembangan Industri Selulosa. Bandung. 25 hlm.
Salminah, M. 2001. Karakteristik Lignin Hasil Isolasi Larutan Sisa Pemasak PulpProses Semi Kimia pada Berbagai Tingkat pH. (Skripsi). JurusanTeknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.Bogor. 50 hlm.
Salud, E.C., dan Faix, O. 1980. The Isolation and Characterization of Lignin ofShorea Species. Holzforchung 34: 113-121 dalam Santoso, A. 2003.Sintesis dan Pencirian Resin Lignin Resolsinol Formaldehida untukPerekat Kayu Lamina. (Disertasi) Program Pasca Sarjana, InstitutPertanian Bogor, Bogor.160 hlm.
Santoso, A. 1995. Pencirian Isolat Lignin dan Upaya Menjadikannya sebagaiBahan Perekat Kayu Lapis. (Tesis) Program Pasca Sarjana InstitutPertanian Bogor. Bogor. 42 hlm.
Santoso, A. Ruhendi, S, Achmadi, S, dan Hadi, Y.S. 2001. Kualitas KopolimerLignin Fenol Formaldehida sebagai Perekat Kayu Lapis. MajalahPolimer Indonesia. Pusat penelitian Fisika-LIPI. Bandung (4) 1 &2.
Santoso, A. 2003. Sintesis dan Pencirian Resin Lignin Resolsinol Formaldehidauntuk Perekat Kayu Lamina. (Disertasi) Program Pasca Sarjana, InstitutPertanian Bogor. Bogor. 55 hlm.
42Schroeter, M. C. 1991. Possible Lignin Reaction in The Organocell Pulping
Process. J. Tappi. 74 (10).
Setiati, R, Wahyuningrum, D, dan Kasmungin, S. 2016. Analisis SpektrumInfrared pada Proses Sintesa Lignin Ampas Tebu Menjadi SurfaktanLignosulfonat. Jurnal Seminar Nasional Cendikiawan. Bandung. 11 hlm.
Setiawan, Y., dan Ruhyat,E.C.C. 2001. Pemanfaatan Lindi Hitam (Black Liquor).Industri Kertas Sembahyang (Joss Paper) untuk Pembuatan Dispersan.Departemen Perindustrian RI. Balai Besar Penelitian dan PengembanganIndustri Selulosa. Bandung. Berita Selulosa. (37) 3 & 4.
Simanjuntak, H.M. 1994. Mempelajari Pengaruh Komposisi Larutan Pemasak danSuhuPemasakan pada Pengolahan Pulp Acetosolv Kayu EucalyptusDeglupta. (Skripsi) Institut Pertanian Bogor. Bogor. 69 hlm.
Sjostrom, E. 1995. Kimia Kayu: Dasar-Dasar dan Penggunaannya Edisi 2.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 68-72 dan 182 hlm.
Sugesty, S. 1984. Analisa Lignin Klason dari Berbagai Bahan Baku. SimposiumSelulosa dan Kertas VI. Bandung. 22 hlm.
Sugesty, S., Nursyamsu, A., dan Dina, A. 1986. Lignin dari Beberapa Bahan BakuPulp. Berita Selulosa (12). Departemen Perindustrian RI. Balai BesarPenelitian dan Pengembangan Industri Selulosa. Bandung. 23 hlm.
Syahmani. 2000. Isolasi, Sulfonasi dan Asetilasi Lignin dari Tandan KosoSawit dan Studi Pengaruhnya terhadap Proses Pelarutan Urea (Tesis)Falkultas FMIPA, Institut Teknologi Bandung. Bandung. 66 hlm.
Utama, M., Ritonga, T., dan Nurhadi, A. 2002. Characteristics of ParaserianthesFalcataria-Poly-methyl Methacylate Composite Prepared by GemmaImediation Technique. Proceedings. LIPI-JSPS Core University Programin The Field of Wood Science. The Fourh International Wood ScienceSymposium: 2-5 September 2002. Serpong. 160 hlm.
Wirman. 1995. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi HCl dalam Pemasakan terhadapSifat Pulp Asetosolv yang Dipucatkan dari Kayu Leda(Eucalyptusdeglupta BI). Institut Pertanian Bogor. Bogor. 103 hlm.
Xu, F., Sun, J., Sun.R., Fowler, P., dan Baird, M.S. 2006. Comparative Study ofOrganosolveLignin from Wheat Straw. Ind. Crops Product. Vol. 23 (2):180-193.
43Yaku, F., Yamada,Y., and Koshijima, T. 1981. Lignin-Carbohydrate Complex.
Part IV. Lignin as a Side Chain of The Carbohydrate in Bjöerkman LCC.Holzforschum: 35(4). 177-181.
Zuidar. A. S dan Hidayati, S. 2013. Kajian Penggunaan Katalisator Asam Sulfatdan Lama Pemasakan Pada Proses Produksi Pulp Asetosolv dari AmpasTebu dan Bambu Betung. Universitas Lampung. Lampung. 12 hlm.