Upload
trinhdien
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEMAMPUAN PREDIKSI LABA AGREGAT, FIRM SIZE
DAN GROWTH TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2013-2015
(Skripsi)
Oleh
M. Andre Raka Siwi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PREDICTION ABILITY OF AGGREGATE
PROFITS, FIRM SIZE AND GROWTH ON FUTURE CASH FLOWS IN
MANUFACTURING COMPANIES IN IDX 2013-2015
By
M. Andre Raka Siwi
The purpose of this study was to determine the influence of the ability of
prediction of aggregate profits, firm size and growth on future cash flows. The
population was used manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in the period 2013-2015 as many as 152 companies and the sample in
this study were 38 companies whitch selected through purposive sampling. This
study uses panel data model regression analysis techniques and used the program
analysis tool E-views 9.0. The results of the t test (Partial) indicated that
aggregate profit variable have a positive and not significant effect on the
prediction of future cash flows. Firm size variable have a positive and significant
effect on the prediction of future cash flows. Growth variables have a positive and
not significant effect on the predictions of future cash flows. The results of the F
test (simultaneous) indicated that the aggregate profit variable, firm size and
growth simultaneously have a significant effect on the predictions of future cash
flows.
Keywords: Future Cash Flow, Aggregate Profit, Firm Size and Growth.
ABSTRAK
PENGARUH KEMAMPUAN PREDIKSI LABA AGREGAT, FIRM SIZE
DAN GROWTH TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2013-2015
Oleh
M. Andre Raka Siwi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan prediksi
laba agregat, firm size dan growth terhadap arus kas masa depan. Populasi yang
digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013–2015 sebanyak 152 perusahaan dan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah 38 perusahaan yang ditentukan melalui purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi model data panel dan
menggunakan alat analisis program E-views 9.0. Hasil uji t (Parsial) menunjukkan
bahwa variabel laba agregat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
prediksi arus kas masa depan. Variabel firm size berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prediksi arus kas masa depan. Variabel growth berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap prediksi arus kas masa depan. Hasil uji F
(simultan) menunjukkan bahwa variabel laba agregat, firm size dan growth secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap prediksi arus kas masa depan.
Kata Kunci : Arus Kas Masa Depan, Laba Agregat, Firm Size dan Growth.
PENGARUH KEMAMPUAN PREDIKSI LABA AGREGAT, FIRM SIZE
DAN GROWTH TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2013-2015
Oleh
M. Andre Raka Siwi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Lahat, Sumatera
Selatan pada tanggal 2 Februari 1997, sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ir.
Fuadi (Alm) dan Ibu Hikmala Dewi yang beralamat di
jl. Penghijauan No.122 Rt.17, Rw.06, Bandar Jaya,
Lahat, Sumatera Selatan, Nomor seluler 081272262179
dan email [email protected]. Latar belakang pendidikan yang telah
dijalankan yaitu penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di
TK Pembina lahat pada tahun 2002, Sekolah Dasar (SD) di SD Santo Yosef Lahat
pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Santo Yosef Lahat
pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 4 Lahat yang
diselesaikan pada tahun 2014.
Tahun 2014, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Selama menjadi
mahasiswa penulis aktif di organisasi dengan menjadi anggota bidang Dana dan
Usaha (DANUS) dan menjabat sebagai Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Ilmu Administrasi Bisnis FISIP UNILA periobe 2016/2017. Pada
tahun 2018 penulis membentuk dan menjadi Pembina Aktif Ikatan Mahasiswa
Sumatera Selatan Unila (IKAM SUMSEL UNILA) yang merangkul semua
mahasiswa Sumsel di Unila. Lalu pada Agustus 2017, Penulis telah melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Way Ratai,
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
MOTTO
“No Change, No Future”
(Aus Rotten)
“Pahamilah Kata Cukup, Terapkan Dalam Hidup”
( M. Andre Raka Siwi)
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan nikmat-Nya
lah saya bisa menyelesaikan Skripsi ini untuk mendapatkan gelar Sarjana Administrasi
Bisnis
Tulisan ini saya persembahkan untuk almarhum Ayahanda dan Ibundaku tercinta
yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat, dan doa untuk kesuksesanku
Untuk Adik-Adikku dan nenek kakekku tercinta yang telah menyemangati dan
membuat saya termotivasi untuk menjadi panutan yang sukses dan membanggakan
keluarga
Seluruh dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis dan Staff tata usaha yang telah berjasa
dalam membimbing dan mengajarkan banyak pengalaman berharga selama saya
menempuh pendidikan di dunia perkuliahan.
Almamaterku Tercinta,
Universitas Lampung
SANWACANA
Assalamuala’ikum Wr. Wb.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan
Skripsi dengan judul “ PENGARUH PREDIKSI LABA AGREGAT, FIRM SIZE
DAN GROWTH TERHADAP ARUS KAS MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2013-2015. Penyusunan
skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu
Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa proses
penulisan dan penyusunan skirpsi ini dapat diselesaikan berkah bantuan dari berbagai
pihak, khususnya yang berada pada jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Untuk itu, sebagai wujud terimakasih
dan rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini :
1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Denden Kurnia D., M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti, M.M., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Fakutlas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasihat kepada penulis
dalam proses penyusunan skirpsi ini. Terimakasih Banyak Pak Rifa’i
6. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B., selaku dosen Pembimbing Utama yang sudah
seperti orang tua sendiri yang telah banyak memberikan arahan, motivasi,
pelajaran, serta bimbingan kepada penulis dan bersedia meluangkan waktu untuk
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Terimakasih Banyak Bu Mediya
7. Bapak Supriyanto, S.A.B., M.Si., selaku dosen Pembimbing Kedua yang sudah
seperti orang tua yang telah memberikan bimbingan, nasihatnya, motivasi, arahan,
dan selalu meluangkan waktu kepada penulis dalam menyusun Skripsi ini,
Terimakasih Banyak Pak Supri
8. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc., selaku dosen Pembimbing Mahasiswa yang
telah memberikan bimbingan arahan dan bantuannya dalam masa perkuliahan
serta dosen yang selalu memberikan masukan serta yang mengerti mahasiswa-
mahasiswanya. Terimakasih Banyak Pak Ali
9. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Lampung yang telah banyak membantu penulis.
10. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung,
terimakasih atas pengajaran ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan
kepada penulis.
11. Teruntuk yang paling ter-ISTIMEWA Ibundaku Hikmala Dewi, yang telah
memberikan segalanya untuk penulis. Terimakasih untuk setiap langkah dan
setiap peluh keringat yang menetes untuk semua perjuanganmu yang tiada lelah
untuk membahagiakan anak-anak mu. Terima kasih untuk cinta dan kasih sayang
serta doa yang engkau panjatkan dengan tulus dan menjadi rumah ternyaman
untuk pulang, You’re My Single Fighter, The Real Hero for Me. Semoga Allah
memberikan Surga-Nya kepada Ibu kelak. Aamiin
12. Teruntuk yang paling ter-ISTIMEWA juga Almarhum Ayahanda Ir. Fuadi, yang
telah memberikan segalanya untuk penulis. Terima kasih atas pesan terakhirmu
sebelum meninggal “Dahulukan pendidikan baru materi” yang membuat penulis
semangat mengejar gelar sarjana dan kini penulis menepati janji tersebut. Terima
kasih telah menjadi lelaki panutan dalam hidup penulis. Terimakasih untuk cinta
dan kasih sayang yang telah diberikan semasa hidup serta setiap langkah dan
setiap peluh keringat yang menetes untuk semua perjuanganmu dulu yang tiada
lelah untuk membahagiakan anak-anak mu hingga dapat menempuh pendidikan
setinggi mungkin. Semoga Allah memberikan Surga-Nya kepada Ayah. Aamiin
13. Kepada yang tersayang kedua adikku M. Reza Fahlevi dan M. Ichsan Ramadhani
untuk semangat, bantuan dalam penulisan skripsi, serta do’a nya. Kejar dan
jadilah lebih dr kakak, semangat dalam pendidikan kalian. Semoga kita dapat
menjadi kebanggaan keluarga dan dapat membahagiakan Ayah dan Ibu.
14. Untuk Nenek Lanang, Nenek Tino dan saudara-saudaraku yang memberika do’a
serta tidak pernah lelah memberi saran dan semangatnya. Terima Kasih Nek
15. Sahabat Tim Kondangan Godho, Arif, Allfran, Reni, Desi, Fida, Muti yang
memberikan warna gelap maupun terang dibangku perkuliahan, serta sebagai
saksi bisu bagaimana Skripsi ini dibuat dan diperjuangkan dengan kalian semua.
Terimakasih untuk semua senang, susah, sedih, dan cinta serta semua perasaan
yang tidak bisa diungkapkan kata-kata yang semuanya akan menjadi sebuah kisah
dalam masa perkuliahan dan tidak dapat terlupakan. Semoga kelak kita dapat
berkumpul kembali dengan keadaan sudah menjadi sukses untuk kita semua.
Aamiin.
16. Untuk teman seperantauanku Al A’raaf Yusuf, Chairul Umam, Fabio Anugrah
serta mas Ahmad Najibullah yang selalu menjadi teman yang sangat dapat
diandalkan dalam keadaan susah maupun senang. Terimakasih atas semua
pelajaran hidup dan telah menjadi kakak bagiku. Terimakasih untuk semua
kenangan yang akan menjadi sejarah hidup.
17. Rekan seperjuangan seperguruan Adminstrasi 2014, Mahmud Arifudin, Allfrandi
Riskan, Godho Supriadi Bimantoro, Lukas Posma TR Marbun, Putu Ari, Irfan
Rafi Pontoh, Adiwijaya Langnegara, Umar Indra, Ervan Subaidi, Reni
Susilawati, Mutiara Arrahmah, Desi Kurnia Mega, Mufida Ariani Putri, Nudiya
Afidah Moniaga, Eko Rahmat Hidayat, Laras Pratiwi, Aldi Adianta, Hotma Ully,
Dinda Ayu, Sabrina, Tiara serta teman-teman Administrasi Bisnis 2014 yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu terimakasih.
18. Teruntuk Widi Hastari yang selalu memberi semangat, perhatian, motivasi serta
dukungan yang tiada henti. Terimakasih selalu ada di setiap suka dan duka di
akhir perkuliahan, semangat terus kuliahnya dan semoga cepat menyusul dengan
gelarnya. Serta semoga kedepannya dapat menemani penulis dalam arti
sesungguhnya sebagai “teman hidup”. Aamiin.
19. Untuk rekan-rekan ABI 2012, 2013, 2015, 2016 dan 2017 seperti bang afiks,
bang daru, rizqy lele, djanu, gilang, ubay, icay, kubil, adi cacing, umara, wayan,
bintang, deni, iyan, reza, gama, aklas, abi, ayu dan semua yang tak dapat saya
sebutkan satu persatu. Terimakasih dan semoga kita dapat berkumpul dengan
keadaan sukses kelak.
20. Terimakasih kepada saudara-saudariku KKN Harapan jaya, Way Ratai Ilham,
Siska, Alda dan Lidya yang selalu menyemangati dalam kegiatan KKN maupun
perskripsianku. Jangan putus silaturahmi, selalu membumi. KUCAY!
21. Terimakasih kepada pengurus HMJ ILMU ADMINISTRASI BISNIS atas
kerjasamanya di satu tahun kepengurusan 2016/2017. Kalian Hebat!
22. Terimakasih kepada keluarga besar HMJ ILMU ADMINISTRASI BISNIS yang
telah memberikan penulis banyak pelajaran berharga serta untuk pengurus
selanjutnya titip dan jaga HMJ Ilmu Administrasi bisnis sebaik mungkin.
23. Terimakasih kepada Presidium Kosong 14, Mahmud Arifudin dan Laras Pratiwi
yang telah membantu, menyemangati, berbagi suka duka dan bekerja sama dalam
satu tahun kepengurusan. Sukses selalu Ketum dan Bendum!
24. Terimakasih kepada rekan-rekan Pembina IKAM SUMSEL UNILA Deka, Rio,
Ilham, Isyu, Randi, Clara S, Clara C, Adinda, Anissa, Leli, Loli, dll yang telah
berjuang bersama sama mendirikan dan membentuk IKAM SUMSEL UNILA.
25. Terimakasih kepada Halfi, Icandy, Gabil, Puhek, Sabilla, Ojik, dan semua
keluarga besar IKAM SUMSEL UNILA yang telah menjadi keluarga penulis di
perantauan. Serta untuk pengurus selanjutnya titip dan kembangkan IKAM
SUMSEL UNILA agar dapat merangkul semua mahasiswa Sumsel di Unila.
26. Terimakasih kepada 18+: Lukas dan Afi yang sudah menjadi sahabat terbaik
penulis di dunia perkuliahan, tempat berkelukesah, keluarga di perantauan.
Sukses terus cok, fi!
27. Terimakasih kepada Tahu Sumedang: Mirando, Akbar, Kinong, Riduan, Yoga,
Adin, Rimba, Yopi, Zerra, Andi, Kiteng, Uyik, Nizu, Chae, Piki,dll. Terimakasih
sudah menjadi sahabat-sahabat yang lebih dari keluarga dari SMA hingga saat ini
tetap kompak ber 20 lebih orang. Kalian hebat!
28. Seluruh teman-teman dari penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu serta
semua pihak yang telah membantu dan mendo’akan untuk menyelesaikan Skirpsi
ini yang akan penulis kenang sebagai bagian sejarah hidup penulis yang tidak
akan pernah dapat dilupakan selama hayat.
29. Almamater tercinta, atas kisah hidup perjuangan dimasa perkuliahan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skrpsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan
tetapi harapan semoga Skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat, Aamiin YRA.
Bandar Lampung, 14 Januari 2019
Penulis,
M. Andre Raka Siwi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
DAFTAR RUMUS ............................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Sinyal .................................................................................................. 8
2.2. Laporan Keuangan ........................................................................................ 10
2.3. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................................ 12
2.4. Komponen Laporan Keuangan .................................................................... 13
2.5. Analisis Laporan Keuangan .......................................................................... 14
2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan .............................................. 14
2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ................................................... 16
2.2.3. Teknik Analisis Laporan Keuangan ................................................... 18
2.6. Laba ............................................................................................................... 18
2.6.1. Pengertian Laba ................................................................................... 18
2.6.2. Tujuan Pelaporan Laba ....................................................................... 20
2.6.3. Jenis-Jenis Laba ................................................................................. 21
2.6.4. Laba Agregat ....................................................................................... 21
2.7. Ukuran Perusahaan (Firm Size) ..................................................................... 22
2.8. Pertumbuhan Perusahaan (Growth) .............................................................. 23
2.9. Arus Kas Masa Depan .................................................................................. 24
2.10. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 26
2.11. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 28
2.12. Model Penelitian ......................................................................................... 33
ii
2.13. Hipotesis ...................................................................................................... 33
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian .............................................................................................. 35
3.2. Populasi Dan Sampel .....................................................................................35
3.2.1. Populasi ............................................................................................... 35
3.2.2. Sampel ................................................................................................. 36
3.3. Jenis Dan Sumber Data ................................................................................. 37
3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 38
3.5. Definisi Konseptual ....................................................................................... 38
3.5.1. Laba Agregat ....................................................................................... 39
3.5.2. Arus Kas Masa Depan ......................................................................... 39
3.5.3. Firm Size ............................................................................................. 39
3.5.4. Growth ................................................................................................ 39
3.6. Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 40
3.7. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 40
3.7.1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 41
3.7.2. Analisis Regresi Berganda Model Panel Data ..................................... 41
3.7.3. Pemilihan Model. ................................................................................. 44
3.8. Uji Hipotesis .................................................................................................. 47
3.8.1. Uji Parsial (Uji Statistik t) .................................................................... 47
3.8.2. Uji Simultan (Uji Statistik F) ............................................................... 48
3.8.3. Uji Determinasi (R2) ............................................................................ 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ....................................................................... 52
4.1.1. PT Akasha Wira International Tbk. (ADES) ....................................... 53
4.1.2. PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) ............................................... 53
4.1.3. PT Asiaplast Industries Tbk. (APLI) .................................................. 54
4.1.4. PT Arwana Citramulia Tbk(ARNA) ................................................... 55
4.1.5. PT Astra International Tbk (ASII) ....................................................... 55
4.1.6. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) .......................................................... 56
4.1.7. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) ......................................... 56
4.1.8. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) ..................................... 57
4.1.9. PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) ........................................................... 57
4.1.10. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) ........................................ 58
4.1.11. PT Ekadharma International Tbk (EKAD) ........................................ 58
4.1.12. PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) ..................................................... 59
4.1.13. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) ................................ 59
4.1.14. PT Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk. (ICBP) ................................ 60
4.1.15. PT Champion Pacific Indonesia Tbk. (IGAR) ................................... 61
4.1.16. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) ....................................... 61
4.1.17. PT Indospring Tbk (INDS) ................................................................ 62
4.1.18. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) ................................. 62
iii
4.1.19. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) ........................................ 63
4.1.20. PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) .......................................................... 63
4.1.21. PT KMI Wire And Cable Tbk. (KBLI) .............................................. 64
4.1.22. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) ........................................................... 65
4.1.23. PT Lion Metal Works Tbk. (LION) ................................................... 65
4.1.24. PT Lionmesh Prima Tbk. (LMSH) .................................................... 66
4.1.25. PT Merck Tbk. (MERK) .................................................................... 66
4.1.26. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) ........................................ 67
4.1.27. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) ...................................... 68
4.1.28. PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (SCCO)........ 68
4.1.29. PT Sekar Laut Tbk. (SKLT) .............................................................. 69
4.1.30. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) ...................................... 69
4.1.31. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR).................................... 70
4.1.32. PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) ................................................ 70
4.1.33. PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. (SQBB) .......................... 71
4.1.34. PT Siantar Top Tbk. (STTP) .............................................................. 71
4.1.35. PT Mandom indonesia tbk. (TCID) ................................................... 72
4.1.36. PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO) ............................................. 72
4.1.37. PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) ................................................ 73
4.1.38. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) ........ 73
4.2. Hasil Analisis Data ......................................................................................... 74
4.2.1. Hasil Analisis Data Deskriptif ............................................................. 74
4.3. Hasil Regresi Model Panel Data .................................................................... 76
4.3.1. Uji Chow Test ....................................................................................... 78
4.3.2. Uji Hausman Test ................................................................................ 79
4.3.3. Interpretasi Model ................................................................................ 81
4.4. Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................................. 82
4.4.1. Uji Signifikan Parsial (Uji t) ................................................................ 82
4.4.2. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ........................................................... 83
4.4.3. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ..................................................... 84
4.5. Pembahasan .................................................................................................... 85
4.5.1. Pengaruh Prediksi Laba Agregat Terhadap Arus Kas Masa Depan .... 85
4.5.2. Pengaruh Firm Size Terhadap Arus Kas Masa Depan ......................... 87
4.5.3. Pengaruh Growth Terhadap Arus Kas Masa Depan ............................ 89
4.3.4. Pengaruh Laba Agregat, Firm Size dan Growth Terhadap
Arus Kas Masa Depan .......................................................................... 91
4.6. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 92
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 94
5.2. Saran .............................................................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Rata-Rata Arus Kas Operasi di BEI Tahun 2013-2015 ................................. 4
2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu .................................................................... 27
3.1. Sampel Penelitian ........................................................................................... 36
3.2. Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 40
3.3. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ...................... 51
4.1. Sampel Penelitian ........................................................................................... 52
4.2. Hasil Analisis Data Deskriptif ....................................................................... 75
4.3. Hasil Pengujian Pooled Least Square atau Common Effect Model ............... 77
4.4. Hasil Uji Chow atau Uji Likelihood Ratio ..................................................... 78
4.5. Hasil Uji Hausman ......................................................................................... 79
4.6. Hasil Pengujian Fixed Effect Model ............................................................... 80
4.7. Hasil Penghitungan Uji t ................................................................................ 82
4.8. Hasil Penghitungan Uji f ................................................................................ 83
4.9 Hasil Penghitungan Uji R-Squared (R2) ......................................................... 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 30
2.2. Model Penelitian ........................................................................................... 33
DAFTAR RUMUS
Rumus Halaman
2.1. Laba Agregat .................................................................................................. 22
2.2. Firm Size ........................................................................................................ 23
2.3. Growth ........................................................................................................... 24
2.4. Arus Kas Masa Depan .................................................................................... 25
3.1. Model Persamaan Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 42
3.2. Rumus Pooled Least Square .......................................................................... 43
3.3. Persamaan Fixed effect Model ....................................................................... 43
3.4. Rumus Random Effect model ......................................................................... 44
3.5. Rumus Uji Chow ............................................................................................ 44
3.6. Uji Parsial (T) ................................................................................................. 47
3.7. Uji Simultan (F) ............................................................................................. 49
3.8. Uji Determinasi (R2) ...................................................................................... 50
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perekonomian dunia mengalami perkembangan yang pesat.
Perkembangan yang terjadi di antaranya adalah kemajuan di bidang keuangan dan
investasi. Kemajuan tersebut membuat perusahaan nasional dan multinasional kini
memiliki berbagai sumber pendanaan yang dapat membantu meningkatkan
produksi mereka, salah satunya melalui penjualan saham dan investasi di pasar
modal. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan
fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
Adanya pasar modal membuat pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh return sedangkan
pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk
kepentingan operasional dan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari operasi perusahaan.Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena
pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh return bagi
2
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Pasar modal
diharapkan dapat membuat aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena
pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan perusahaan
sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada
gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran
masyarakat luas.
Pendanaan pada saham Indonesia masih menjadi pilihan bagi para investor baik
investor domestik maupun mancanegara. Hal ini berdasarkan sebuah artikel yang
mengatakan bahwa “Berdasarkan data OJK, penghimpunan dana di pasar modal
sepanjang tahun lalu mencapai Rp 254,51 triliun. Perinciannya adalah surat utang
senilai Rp 156,71 triliun (termasuk obligasi berkelanjutan), rights issue Rp 88,20
triliun dan initial public offering (IPO) Rp 9,60 triliun. Realisasi pendanaan pada
2017 meningkat 30,27% dibandingkan realisasi 2016 senilai Rp 195,37 triliun.
Kencangnya perputaran dana di pasar modal berkorelasi positif dengan laju
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selama 2017, IHSG tumbuh 20% dan
hingga kini masih dalam tren bullish” (Putri, 2018).
Dalam mengambil keputusan investasi, para investor akan berpedoman pada
laporan keuangan sebagai acuan kondisi keuangan perusahaan dalam
pertimbangan layak atau tidaknya perusahaan tersebut sebagai sasaran untuk
berinvestasi. Laporan keuangan merupakan laporan yang bersifat historis, namun
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan pada periode yang akan
datang. Proses peramalan atau prediksi dibutuhkan oleh perusahaan untuk
merumuskan strategi perusahaan di waktu mendatang. Sesuai dengan tujuan dari
3
laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
bahwa “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”(PSAK No.1, 2009).
Para investor akan melakukan investasi jika terdapat pengembalian dari investasi
yang dilakukan. Pengembalian ini dapat berupa pembayaran dividen dan pokok
beserta bunga yang diterima dari perusahaan. Pengembalian ini akan diterima jika
perusahaan memiliki likuiditas yang baik yang dapat dilihat dari arus kas bersih
perusahaan. Arus kas digunakan sebagai acuan yang dapat digunakan untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
dapat digunakan untuk menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas.
Semakin tinggi arus kas operasi perusahaan, maka kepercayaan investor akan
perusahaan tersebut akan semakin tinggi.
Salah satu sektor yang dipercaya investor adalah sektor manufaktur. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual
produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari
pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang
siap dijual. Dimana hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga
membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap perusahaan.
Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk
membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi saham oleh
4
para investor. Rata-rata arus kas operasi dari 38 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dan
menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1:
Tabel 1.1 Rata-Rata Arus Kas Operasi Perusahaan Manufaktur di BEI
Tahun 2013-2015
Indikator 2013 2014 2015
Arus Kas Operasi
(dalam ribuan rupiah) 1.146.964.000 1.264.971.000 987.349.000
Sumber: Lampiran 5 ( Diolah, 2018)
Berdasarkan tabel 1.1, rata-rata arus kas operasi dari perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan Rp 118.007.000.000 pada
tahun 2014, rata-rata tahun 2013 berjumlah Rp 1.146.964.000.000 meningkat
menjadi Rp 1.264.971.000.000 pada tahun 2014, kemudian pada tahun 2015
mengalami penurunan sebesar Rp 277.622.000.000 yang semula berjumlah Rp
1.264.971.000.000 pada tahun 2014 menjadi Rp 987.349.000.000 pada tahun
2015.
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut
sebagai laporan yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur
tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam
memprediksi arus kas operasi masa depan (PSAK No.2, 2009).
5
Prediksi terhadap arus kas masa depan mencerminkan nilai pada sekuritas
perusahaan bergantung dari kemampuannya menghasilkan arus kas. Beberapa
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai
alat prediksi arus kas masa depan adalah Pendapatan (Laba), Ukuran Perusahaan
(Firm Size), dan Pertumbuhan Perusahaan (Growth).
Investor akan dapat memanfaatkan informasi laba untuk melihat kondisi keuangan
dan prospek yang dapat dicapai perusahaan dimasa mendatang. Salah satu laba
yang dapat memprediksi arus kas masa depan yaitu laba agregat. Laba agregat
adalah laba yang diperoleh dari laba bersih setelah pajak perusahaan. Laba agregat
memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan. Informasi mengenai
laba agregat pada pelaporan keuangan memberikan sinyal baik pada investor
dalam membuat suatu keputusan ekonomi (Emrinaldi dkk, 2017).
Firm size ditunjukkan dengan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu
indikator yang digunakan dalam mengukur firm size adalah total aset. Perusahaan
yang memiliki total aset besar akan menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah
mencapai tahap kedewasaan dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam
jangka waktu yang relatif lama. Firm size besar mencerminkan bahwa perusahaan
itu relatif lebih stabil. Hal ini memungkinkan bahwa semakin besar firm size maka
semakin kuat dalam memprediksi arus kas masa depan.
Indikator lain dalam memprediksi arus kas masa depan adalah growth. Salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur growth adalah pertumbuhan penjualan.
Pertumbuhan penjualan yang besar mencerminkan perusahaan memiliki
6
pertumbuhan yang tinggi. Growth yang tinggi mampu memperkuat prediksi arus
kas masa depan.
Berdasarkan informasi tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat judul
“Pengaruh Kemampuan Prediksi Laba Agregat, Firm Size Dan Growth
Terhadap Arus Kas Masa Depan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI
Periode 2013-2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang permasalahan, maka
perumusan yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar kemampuan prediksi laba agregat mempengaruhi arus kas
masa depan?
2. Seberapa besar kemampuan prediksi firm size mempengaruhi arus kas masa
depan?
3. Seberapa besar kemampuan prediksi growth mempengaruhi arus kas masa
depan?
4. Seberapa besar kemampuan prediksi laba agregat, firm size, growth secara
simultan mempengaruhi arus kas masa depan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan prediksi laba agregat
mempengaruhi arus kas
2. masa depan.
7
2 Untuk mengetahui eberapa besar kemampuan prediksi firm size
mempengaruhi arus kas masa depan?
3 Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan prediksi growth
mempengaruhi arus kas masa depan?
4 Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan prediksi laba agregat, firm
size, growth secara simultan mempengaruhi arus kas masa depan?
2.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana acuan dalam
memahami, menambah dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis mengenai
arus kas masa depan di masa mendatang
2. Bagi investor
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana informasi dan dapat
memberikan masukan untuk memprediksi posisi arus kas masa depan dari
suatu perusahaan dengan menggunakan informasi dari laba agregat, firm size
dan growth
3. Bagi perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pelaporan
laba agregat, firm size dan Growth oleh perusahaan guna mempermudah
investor dan kreditor memprediksi arus kas masa depan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Sinyal
Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi (Jama`an, 2008). Manajer memberikan informasi
melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi
konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini
mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan
membantu pengguna laporan keuangan dalam menyajikan laba dan aktiva yang
tidak overstate. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan untuk
merealisasikan keinginan stakeholder. Sinyal berupa promosi dan prinsip
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain.
Informasi yang dipublikasikan saat pengumuman akan memberikan sinyal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut
mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat
pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2012).
9
Pada saat informasi telah diumumkan dan diterima oleh semua pelaku pasar, maka
pasar akan terlebih dahulu menginterpretasikan apakah informasi tersebut
merupakan sinyal baik atau sinyal buruk. Informasi tersebut akan berpengaruh
terhadap volume perdagangan pasar. Informasi akuntansi memberikan sinyal
bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang sehingga
investor tertarik melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan
bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan pasar.
Dengan demikian, hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan,
kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan
saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
digunakan sebagai sinyal bagi pihak diluar perusahaan adalah laporan keuangan.
Informasi yang diungkapkan pada laporan keuangan hendaknya memuat
informasi yang relevan dan mengungkapkan semua informasi yang dianggap
penting untuk diketahui pihak luar sebagai pertimbangan keputusan. Jika
perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus
melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan.
Dengan demikian, pengungkapan laporan keuangan yang salah satunya berupa
laporan laba rugi bisa menjadi sinyal yang baik atau buruk yang nantinya akan
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Jika informasi tersebut
mengandung sinyal baik, maka permintaan saham cenderung meningkat yang
menyebabkan harga saham naik. Hal ini akan berpengaruh terhadap return saham
perusahaan.
10
2.2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu
tertentu (biasanya satu periode akuntansi) dan memberikan gambaran tentang
kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tersebut. Laporan
keuangan suatu perusahaan dapat dijadikan bahan penguji dari pekerjaan bagian
pembukuan dan sebagai alat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu
perusahaan pada waktu tertentu.
Pengertian lain dari laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan
keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaannya yang diperoleh
dalam suatu periode. Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung
dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya,
selain itu juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan perusahaan dalam memenuhi
kepentingan dari pihak-pihak lainnya (Kasmir, 2008).
Pihak-pihak yang menjadi acuan dari perusahaan dalam menyajikan laporan
keuangan (Harahap, 2004) adalah:
1. Pemegang saham
Pemegang saham adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah
memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan sehingga memerlukan laporan
keuangan untuk mengambil keputusan.
2. Manajer perusahaan
Informasi keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan
untuk mengetahui perkembangan keuangan perusahaan yang dikelolanya.
11
3. Bankers/Kreditur
Informasi keuangan dijadikan dasar oleh pihak bank untuk menilai tingkat
kesehatan suatu perusahaan yang akan dan telah melakukan pinjaman modal
dan infromasi keuangan juga dijadikan dasar untuk mengetahui tingkat
kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman.
4. Investor
Informasi keuangan dijadikan dasar dalam berinvestasi dan memperhitungkan
modal yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan akan memberikan
keuntungan atau tidak.
5. Pemerintah
Informasi keuangan digunakan sebagai dasar dalam penetapan besaran pajak
yang akan dibayarkan oleh suatu perusahaan dan juga untuk mengetahui
kemampuan suatu perusahaan dalam pemberian UMR karyawan serta
pemberian fasilitas-fasilitas bagi karyawan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
Penyajian laporan keuangan oleh suatu perusahaan dimaksudkan untuk
memberikan informasi kuantitatif mengenai keuangan perusahaan tersebut pada
suatu periode baik untuk kepentingan manajemen, pemilik perusahaan,
pemerintah, atau pihak-pihak lain. Laporan keuangan mermuat informasi
mengenai jumlah kekayaan dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (disisi aktiva).
Kemudian tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta
modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
12
Dari penjelasan diatas, bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dapat mempermudah manajemen dalam menilai
kinerja manajemen perusahaan. Laporan keuangan diterbitkan untuk berbagai
pihak yang membutuhkan dan menjadi alat analisis untuk menentukan langkah
apa yang dilakukan perusahaan kedepannya dengan melihat persoalan yang ada.
2.3. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
suatu perusahaan kepada pihak internal atau eksternal perusahaan, baik pada saat
tertentu maupun pada periode tertentu. Tujuan pembuatan laporan keuangan
(Kasmir, 2008) yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
13
Prinsip akuntansi Indonesia menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu
(Harahap, 2009) adalah:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapar dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam ramgka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perubahan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Dengan demikian, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi
tentang harta dan kewajiban yang dimiliki perusahaan pada saat ini atau pada
periode tertentu untuk digunakan sebagai ukuran dalam pengambilan keputusan
pihak-pihak yang membutuhkan.
2.4. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aset, liabilitas, ekuitas,
14
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
Menurut DSAK-IAI (dalam PSAK, 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri
dari komponen-komponen berikut ini:
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode..
4. Laporan arus kas selama periode.
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lainnya.
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.5. Analisis Laporan Keuangan
2.5.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk
laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis
15
(Wild dan Halsey, 2005). Menurut Bernstein (dalam Dermawan dan Purba, 2013)
mengatakan bahwa analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan
teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari
laporan tentang ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam
pengambilan keputusan.
Teknik analisis laporan keuangan dapat digunakan dengan berbagai metode. Salah
satu metode yang dapat digunakan adalah analisis rasio keuangan. Rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan (berarti). Rasio keuangan menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antar pos dan dapat
dibandingkan dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dengan
memberikan penilaian.
Analisis rasio memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya
(Harahap, 2004) yaitu:
1. Rasio merupakan angka-angka atau statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dari model prediksi.
16
5. Menstandarisir firm size perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain secara
periodik atau “time series”.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
Pernyataan lain menyatakan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu
metode dan teknik analisa penelaahan atau mempelajari daripada hubungan-
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan
(Munawir, 2004). Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk
mengetahui posisi keuangan, hal operasi dan perkembangan-perkembangan
perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data atau faktor keuangan serta
kecenderungan yang terdapat dalam suatu laporan keuangan ataupun dalam
beberapa laporan keuangan kooperatif.
2.5.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan terhadap hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih
berarti bagi pihak-pihak pengguna laporan keuangan apabila data tersebut
dibandingkan per-periode atau lebih. Hasil analisis laporan keuangan secara
mendalam diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan
diambil. Bagi para kreditur jangka panjang dan pemegang saham selain berminat
atau menaruh perhatian pada kondisi keuangan jangka pendek, mereka juga
17
mengutamakan pada kondisi keuangan jangka panjang, karena betapapun baiknya
kondisi keuangan jangka pendek tidak menjamin bahwa dalam jangka panjang
akan lebih baik (Munawir, 2004).
Tujuan analisis laporan keuangan (Harahap, 2009) adalah sebagai berikut:
1. Penyaringan (screening)
Analisis dilakukan dengan melihat secara analistis untuk laporan keuangan
dengan tujuan beberapa alternatif analisis bisnis seperti investasi, merger dan
lain-lain. Dalam hal screening setelah membaca dan memahami analisis
keuangan diharapkan dapat menyaring aktifitas bisnis yang menggairahkan
dimasa depan.
2. Pemahaman (understanding)
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Peramalan (forecasting)
Analisis dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa
sekarang dan yang akan datang.
4. Diagnosa (diagnosing)
Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah dalam
manajemen khususnya dibidang operasi dan keuangan.
5. Penilaian (evaluation)
Analisis digunakan untuk menilai prestasi manajemen operasi, keuangan dan
lain-lain. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi yang
dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan dan lebih dalam.
Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi
18
dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran
penyusunan laporan keuangan.
2.5.3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik analisis laporan keuangan dapat digunakan dengan metode antara lain
metode komparatif, analisis trend, laporan keuangan bentuk commond size,
metode index time series, analisis rasio (Harahap, 2009). Terdapat beberapa teknik
analisis lain, seperti analisis sumber dan penggunaan dana, analisis break
even,analisis gross profit, dupont analysis. Model analisis yang digunakan dalam
menganalisa laporan keuangan seperti bankruptcy model, net flow prediction
model, take over prediction model
2.6. Laba
2.6.1. Pengertian Laba
Dalam laporan keuangan yaitu laporan laba rugi terdapat komponen yang disebut
laba. laba adalah pendapatan yang menyangkut keuangan perusahaan yang
disajikan dalam laporan keuangan yang diperoleh dari kegiatan operasional
(Syafriadi, 2000). Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.
Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada
ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi dalam hal ini laba hanya
merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan tersendiri secara ekonomik
seperti halnya aktiva dan hutang (Ghozali, 2006).
Tidak adanya persamaan pendapat dalam mendefinisikan laba secara tepat
disebabkan oleh perbedaan perspektif dalam melihat konsep laba. Para pemakai
19
laporan keuangan mempunyai konsep laba sendiri yang dianggap paling cocok
untuk pengambilan keputusan mereka. Fisher dan Bedford (dalam Ghozali, 2006)
menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba yang umum dibicarakan
dan digunakan dalam ekonomi. Konsep laba tersebut adalah:
1. Physic income, yang menunjukkan konsumsi barang/jasa yang dapat
memenuhi kepuasan dan keinginan individu.
2. Real income,yang menunjukkan kenaikan dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh kenaikan cost of living.
3. Money income, yang menunjukkan kenaikan nilai moneter sumbersumber
ekonomi yang digunakan untuk konsumsi sesuai dengan biaya hidup (cost of
living)
Disisi lain, akuntan mendefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai
satu kesatuan. Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan
antara perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi
selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Belkaoui (dalam Ghozali, 2006) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki
lima karakteristik sebagai berikut:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi actual terutama yang berasal dari
penjualan barang/jasa.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja
perusahaan selama satu periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
20
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expenses) dalam
bentuk cost history.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan
tersebut.
2.6.2. Tujuan Pelaporan Laba
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan
yang dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan
konsep yang selama ini digunakan diharapkan para pemakai laporan dapat
mengambil keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Tujuan
pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pihak
yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan:
1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital ).
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.
3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
4. Sebagai alat pengendalian aloksai sumber daya ekonomi suatu Negara.
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.
8. Sebagai dasar pembagian dividen.
21
2.6.3. Jenis-Jenis Laba
Dalam laporan laba rugi, laba dapat dikelompokkan dalam beberapa elemen,
yaitu:
1. Laba kotor, yaitu selisih lebih penjualan bersih terhadap harga pokok barang
dagang yang dijual.
2. Laba usaha, yaitu selisih antara laba kotor dengan total biaya usaha.
3. Laba bersih sebelum pajak (Disagregat) yaitu penambahan atau pengurangan
laba usaha dengan pendapatan dari beban di luar usaha.
4. Laba bersih setelah pajak (Agregat) yaitu laba setelah dikurangi pajak
penghasilan yang merupakan angka terakhir dalam laporan laba rugi dan
merupakan kenaikan bersih terhadap ekuitas pemilik dari aktivitas penciptaan
laba selama periode bersangkutan.
2.6.4. Laba Agregat
Laba agregat diperoleh dari laba bersih setelah pajak suatu perusahaan (Ebaid,
2011). Laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruh
pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak.
Dengan demikian, sesungguhnya laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan
bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan
sebagai dividen (Febrianto dan Widiastuty, 2006).
Angka laba bersih dapat ditemukan pada laporan laba rugi yang merupakan alat
prediksi arus kas masa depan (PSAK No.1). Nilai laba di masa lalu, yang
didasarkan pada biaya historis dan nilai berjalan, berguna dalam meramalkan nilai
arus kas masa mendatang (Raharjo, 2012).
22
Penelitian menyatakan bahwa laba agregat secara parsial memiliki kemampuan
untuk memprediksi arus kas operasi masa depan (Yuwana dan Christiawan,
2014). Namun hal ini bertentangan dengan penelitian lain yang mengatakan
bahwa laba agregat tidak berpengaruh positif terhadap prediksi arus kas operasi
masa mendatang dan tidak signifikan dalam memprediksi arus kas operasi masa
mendatang. (Rispayanto, 2013). Laba agregat dapat diukur dengan rumus :
... Laba Agregat = Laba Bersih – Pajak............................................................... 2.1
2.7. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Firm Size merupakan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan
dengan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan baik dalam bentuk aktiva lancar
maupun aktiva tetap (Lee dan Yoon, 2012). Salah satu tolak ukur yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan
tersebut.
Firm Size dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir
setiap studi untuk alasan yang berbeda (Sawir, 2004). Pertama, firm Size dapat
menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal.
Kedua, firm size menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan.
Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat
perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba.
Perusahaan dengan firm size besar merupakan target investasi bagi investor.
Perusahaan besar lebih mungkin untuk menerbitkan surat berharga dari
perusahaan-perusahaan kecil, ini konsisten dengan pandangan bahwa transparansi
23
perusahaan secara positif berkaitan dengan penerbitan surat berharga (Didier, dkk.
2014).
Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukan bahwa perusahaan
tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dalam tahap ini arus kas sudah positif
dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama.
Selain itu, mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total aset yang kecil.
Peningkatan firm size mampu memprediksi arus kas masa depan (Shubita, 2013).
Firm Size dapat diukur dengan rumus:
.. Firm Size = Ln (Total Aset)..............................................................................2.2
2.8. Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Growth merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran
perusahaan. Growth dapat diukur dengan cara melihat pertumbuhan penjualannya.
Pertumbuhan penjualan menggambarkan pencapaian suatu perusahaan.
Pertumbuhan penjualan ini juga dapat menunjukkan daya saing perusahaan dalam
pasar. Apabila pertumbuhan penjualan perusahaan positif dan semakin meningkat,
maka akan mengindikasikan nilai perusahaan yang besar, yang merupakan
harapan dari pemilik perusahaan. Para investor menggunakan pertumbuhan
penjualan sebagai indikator untuk melihat prospek dari perusahaan tempat mereka
akan berinvestasi nantinya (Pantow, dkk; 2015).
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki
kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang
24
(Kusumajaya, 2011). Hal ini juga akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh
perusahaan ketika penjualannya meningkat. Apabila penjualan perusahaan
meningkat maka prediksi terhadap arus kas masa depan juga meningkat.
Sebaliknya, ketika terjadi penurunan penjualan maka menurunkan prediksi arus
kas masa depan (Jordan, 2007). Growth mempengaruh prediksi arus kas masa
depan (Lee dan Yoon, 2012). Growth dapat diukur dengan rumus:
....... Growth = ×100% ...............................................2.3
Tingkat growth dapat dilihat dari selisih tahun penelitian dengan tahun
sebelumnya yang di bagi dengan penjualan tahun sebelumnya. Hal ini
dikarenakan selisih penjualan tersebut adalah pertumbuhan penjualan selama satu
tahun dan dilakukan perbandingan dengan penjualan sebelumnya untuk
mengetahui berapa persen pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut.
2.9. Arus Kas Masa Depan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2, 2007) menyatakan
bahwa: “Arus kas historis adalah indikator arus kas yang paling baik dalam
menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang yang dibuat melalui
prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya menentukan hubungan antara
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.” Prediksi
merupakan alat bantu yang penting untuk pengambilan suatu keputusan berkaitan
dengan resiko yang dihadapi. Kegiatan memprediksi terjadi karena adanya waktu
senjang (time lag) antara kebutuhan di waktu yang akan datang yang berhubungan
dengan peristiwa yang terjadi sekarang. Kecenderungan untuk memprediksi suatu
25
peristiwa khususnya dalam bidang ekonomi akan memberi dasar yang baik untuk
suatu perencanaan.
Bagi para pengguna internal perusahaan, prediksi arus kas operasi ini dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang,
sedangkan bagi para pemakai eksternal, prediksi arus kas operasi digunakan untuk
melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Jika
prestasi perusahaan yang baik, tentunya pihak eksternal seperti investor akan lebih
nyaman dan memiliki keyakinan dalam melakukan kegiatan investasinya. Bagi
para pengguna laporan keuangan, prediksi arus kas masa depan ini dapat menjadi
informasi penting yang membantu dalam pengambilan keputusan. Arus kas masa
depan ini dapat dihitung dengan rumus:
Arus Kas Masa Depan = Ln (Arus kas operasi)t+1
....................................2.4
Agar data dapat dipakai untuk melakukan prediksi, maka diperlukan persamaan
matematis. Metode yang dapat dipakai yaitu metode kuadrat terkecil (Least
Squares Method). Persamaan dalam metode ini yang berbentuk linier sebagai
berikut:
...... Yt = a + bYt-1.................................................................................................2.5
Keterangan:
Yt = Arus Kas Masa Depan
a = Merupakan konstanta
b = Merupakan koefisien regresi
Yt-1 = Arus kas periode sebelumnya
Nilai a dan b ditentukan dengan rumus :
a = ∑Y(∑X2) - ∑X∑XY dan b = n∑XY - ∑X∑Y
n∑X2 – (∑X)
2 n∑X
2 – (∑X)
2
26
2.10. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa literatur dan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan
dalam penelitian ini:
1. Perdana (2008) melakukan penelitian bahwa earnings dan arus kas secara
bersama-sama memiliki kemampuan dalam memprediksi earnings dan arus kas
di masa datang. Akan tetapi earnings tidak berpengaruh terhadap Arus Kas
Masa Depan dan berpengaruh terhadap earnings dimasa depan, sedangkan
Arus Kas tidak berpengaruh terhadap earnings dimasa depan dan berpengaruh
terhadap Arus Kas Masa Depan.
2. As’ad (2010) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa arus kas operasi,
arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba berpengaruh dalam
memprediksi arus kas masa depan dengan arus kas operasi merupakan
komponen yang paling akurat untuk menganalisis arus kas.
3. Khalida (2013) mengatakan bahwa laba agregat dan disagregrat memiliki
kemampuan dalam memprediksi arus kas aktivitas operasi satu tahun
mendatang. Selain itu, laba disagregat yang terdiri atas arus kas aktivitas
operasi dengan total komponen akrual memiliki kemampuan yang lebih baik
dibandingkan laba agregat dalam memprediksi arus kas operasi satu tahun
mendatang. Laba agregat dan disagregrat tidak memiliki kemampuan dalam
memprediksi return saham. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan laba
disagregat yang lebih baik dibandingkan laba agregat dapat digunakan untuk
memprediksi arus kas operasi satu tahun mendatang.
27
4. Yuwana (2014) menyimpulkan bahwa variabel laba bersih secara parsial
memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.
Demikian pula dengan variabel arus kas operasi secara parsial memiliki
kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan.
5. Emrinaldi (2017) telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa laba
agregat dan laba disagregat berpengaruh terhadap arus kas masa depan, baik
secara langsung maupun dengan dimoderasi firm size dan growth.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Hasil penelitian
1 Perdana
(2008)
Earnings, Arus Kas 1. Earnings dan arus kas secara bersama-sama
memiliki kemampuan dalam memprediksi
earnings dan arus kas di masa datang.
2. Earnings berpengaruh siginifikan terhadap
earnings dimasa datang,
3. Arus kas tidak berpengaruh siginifikan
terhadap earnings dimasa datang,
4. Earnings berpengaruh tidak siginifikan
terhadap arus kas dimasa datang
5. Arus kas berpengaruh signifikan terhadap
arus kas dimasa datang,
2 As’ad
(2010)
Arus kas operasi,
Arus kas investasi,
Arus kas pendanaan,
dan Laba
1. Arus kas Operasi berpengaruh dalam
memprediksi arus kas masa depan
2. Arus kas Investasi berpengaruh dalam
memprediksi arus kas masa depan
3. Arus kas Pendanaan berpengaruh dalam
memprediksi arus kas masa depan
4. Laba berpengaruh dalam memprediksi arus
kas masa depan
3 Khalida
(2013)
Laba Agregat, Laba
Disagregat, Arus kas
operasi satu tahun
mendatang, return
saham
1. Laba agregat dan disagregrat memiliki
kemampuan dalam memprediksi arus kas
aktivitas operasi satu tahun mendatang
2. Laba agregat dan disagregrat tidak memiliki
kemampuan dalam memprediksi return
saham
3. Laba disagregat yang terdiri atas arus kas
aktivitas operasi dengan total komponen
akrual memiliki kemampuan yang lebih baik
dibandingkan laba agregat dalam
memprediksi arus kas operasi satu tahun
mendatang
4 Yuwana
(2014)
Laba, Arus Kas 1. Variabel laba bersih secara parsial memiliki
kemampuan untuk memprediksi arus kas
operasi masa depan
28
No Peneliti Variabel Hasil penelitian
2. Variabel arus kas operasi secara parsial
memiliki kemampuan untuk memprediksi arus
kas masa depan
5 Emrinaldi
(2017)
Laba Agregat, Laba
Disagregat, Arus kas
Masa Depan
1. Laba agregat secara simultan berpengaruh
terhadap arus kas masa depan.
2. Kemampuan prediksi laba agregat meningkat
ketika variabel laba agregat dimoderasi oleh
variabel Firm size dan growth.
3. Laba disagregat yang terdiri dari arus kas
operasi dan total akrual secara simultan
berpengaruh terhadap arus kas masa depan.
4. Kemampuan prediksi laba disagregat
meningkat ketika variabel laba disagregat
dimoderasi oleh variabel Firm size dan
growth.
Sumber: Data Diolah, 2017
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menggunakan tiga
variabel independen (X) yaitu laba agregat, firm size, dan growth. Objek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan yaitu tahun 2013-
2015. Perbedaan lainnya adalah penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif
yang dilakukan dengan program Econometric Views (Eviews) 9.0.
2.11. Kerangka Pemikiran
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer).
Salah satu bagian dari Pasar modal yang banyak menjadi sasaran investasi adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah suatu
29
perusahaan yang aktivitasnya mengelola bahan mentah atau bahan baku sehingga
menjadi barang jadi lalu menjualnya kepada konsumen. Umumnya kegiatan
seperti ini sering disebut dengan proses produksi. Perusahaan manufaktur dalam
setiap pekerjaan atau kegiatan operasional yang dilakukannya tentu memiliki
acuan dan standar dasar yang digunakan oleh para karyawan yang bekerja,
biasanya acuan standar tersebut disebut dengan SOP (Standar Operasional
Prosedur).
Investor yang akan menanamkan modalnya ke perusahaan manufaktur akan
berpedoman pada laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan
hal yang penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham,
investor dan calon investor, banker, kreditur, dan pelaku lainnya dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan setiap tahunnya.
Salah satu bagian dari laporan keuangan yang dilihat adalah firm size, growth,
laba agregat yang dapat digunakan untuk melakukan peramalan agar dapat
mengambil kebijakan yang tepat bagi semua pihak. Salah satu hal yang dapat
diramalkan adalah arus kas masa depan. Arus kas masa depan diprediksi untuk
mengetahui keuangan perusahaan di masa mendatang sehingga investor dapat
menentukan sikap dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut. Berdasarkan
kajian teori yang telah dibahas maka peneliti membuat alur penelitian yang
tertuang dalam gambar, sebagai berikut:
30
.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Hubungan Kemampuan Prediksi Laba Agregat Terhadap Arus Kas Masa
Depan
Laba agregat memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan
(Farshadfar dan Monem, 2011). Laba tidak hanya menunjukkan perbedaan
informasi tentang arus kas yang terhubung pada transaksi masa lalu, tetapi juga
berhubungan dengan prediksi arus kas masa depan (Barth, dkk, 2001). Informasi
mengenai laba pada laporan keuangan memberikan sinyal yang baik bagi investor
dalam membuat suatu keputusan ekonomi.
Parawiyati dan Baridwan ( dalam Yuwana dan Christiawan, 2014) menjelaskan
bahwa proses menghasilkan laba akuntansi menunjukan proses menghasilkan arus
kas. Hubungan antara laba dan arus kas lebih jelas terlihat pada saat penyajian
Pasar Modal
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2015
Laporan Keuangan
Firm Size
Laba Agregat
Growth
Arus Kas Masa Depan
31
laporan arus kas, dimana menentukan arus kas operasi dengan mengurangkan laba
bersih dari item-item yang tidak berpengaruh terhadap arus kas.
Laba bersih berhubungan dengan arus kas, yang berarti bahwa laba bersih pada
periode sekarang bisa memberikan informasi tentang arus kas perusahaan
sekarang dan arus kas masa depan yang diharapkan. Jika laba lebih besar, maka
arus kas sekarang juga akan lebih besar dan rata-rata probabilitas arus kas masa
depan akan meningkat. Hasil penelitian Khalida (2013) menyimpulkan bahwa
laba agregat memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan suatu
perusahaan. Yuwana dan Christiawan (2014) menyimpulkan bahwa laba agregat
yang dibahasakan dengan laba bersih secara parsial memiliki kemampuan untuk
memprediksi arus kas operasi masa depan
Hubungan Kemampuan Prediksi Firm Size Terhadap Arus Kas Masa Depan
Menurut Sawir (2004) Firm Size dinyatakan sebagai determinan dari struktur
keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda. Pertama, ukuran
perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana
dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-
menawar dalam kontrak keuangan. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala
dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh
lebih banyak laba. Perusahaan dengan firm size besar merupakan target investasi
bagi investor. Perusahaan besar lebih mungkin untuk menerbitkan surat berharga
dari perusahaan-perusahaan kecil, ini konsisten dengan pandangan bahwa
transparansi perusahaan secara positif berkaitan dengan penerbitan surat berharga
(Didier, dkk; 2014).
32
Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukan bahwa perusahaan
tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dalam tahap ini arus kas sudah positif
dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama
(Hasan, 2013). Shubita (2013) menyatakan peningkatan ukuran perusahaan (firm
size) mampu meningkatkan prediksi arus kas masa depan. Penelitian Lee dan
Yoon (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (firm size) mempengaruhi
prediksi arus kas masa depan.
Hubungan Kemampuan Prediksi Growth Terhadap Arus Kas Masa Depan
Growth merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran
perusahaan. Growth dapat diukur dengan cara melihat pertumbuhan penjualannya.
Pertumbuhan penjualan menggambarkan pencapaian suatu perusahaan.
Pertumbuhan penjualan ini juga dapat menunjukkan daya saing perusahaan dalam
pasar. Apabila pertumbuhan penjualan perusahaan positif dan semakin meningkat,
maka akan mengindikasikan nilai perusahaan yang besar, yang merupakan
harapan dari pemilik perusahaan. Para investor menggunakan pertumbuhan
penjualan sebagai indikator untuk melihat prospek dari perusahaan tempat mereka
akan berinvestasi nantinya (Pantow, dkk; 2015).
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki
kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang
(Kusumajaya, 2011). Apabila penjualan perusahaan meningkat maka prediksi
terhadap arus kas masa depan juga meningkat. Sebaliknya, ketika terjadi
penurunan penjualan maka menurunkan prediksi arus kas masa depan (Jordan,
2007).
33
2.11. Model Penelitian
Untuk memperjelas kaitan antar variabel dengan pembagiannya, maka penulis
melakukan penggambaran ulang atas model penelitian yang berhubungan antar
variabel, dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.2. Model Penelitian
Keterangan:
1. Prediksi laba agregat mempengaruhi arus kas masa depan
2. Prediksi firm size mempengaruhi arus kas masa depan
3. Prediksi growth mempengaruhi arus kas masa depan
4. Prediksi laba agregat, firm size, growth secara simultan mempengaruhi arus
kas masa depan
2.13. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui
data empirik yang terkumpul (Sugiyono, 2010). Berdasarkan uraian kerangka
pemikiran dan hasil kajian empiris di atas, maka peneliti mengajukan beberapa
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Laba Agregat (X1)
Arus Kas Masa Depan
(Y) Firm Size (X2)
Growth (X3)
34
1. Ha1 : Kemampuan prediksi laba agregat berpengaruh signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho1 :Kemampuan prediksi laba agregat berpengaruh tidak signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
2. Ha2 : Kemampuan prediksi firm size berpengaruh signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho2 : Kemampuan prediksi firm size berpengaruh tidak signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
3. Ha3 : Kemampuan prediksi growth berpengaruh signifikan terhadap
arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho3 :Kemampuan prediksi growth berpengaruh tidak signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
4. Ha4 : Kemampuan prediksi laba agregat, firm size, dan growth secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan
pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho4 : Kemampuan prediksi laba agregat, firm size, dan growth
secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap arus kas
masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan. Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah
explanatory research. Explanatory research adalah metode penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh
antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2015). Dengan
pertimbangan data yang telah tersedia, maka penelitian ini juga termasuk dalam
studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang tediri dari objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 152 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2013 sampai tahun 2015.
36
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil untuk
keperluan penelitian. Pemilihan sampel ditentukan secara purposive sampling,
yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria dan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2012). Kriteria-kriteria yang dipilih untuk dijadikan sampel
adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
tidak mengalami delisting selama tahun 2013-2015.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan
lengkap dari tahun 2013-2015.
3. Laporan keuangan perusahaan menggunakan mata uang Indonesia.
4. Selama periode pengamatan, perusahaan yang bersangkutan tidak mengalami
kerugian.
5. Selama periode pengamatan, perusahaan yang bersangkutan tidak mengalami
kekurangan arus kas operasi (minus).
Berdasarkan kriteria diatas, jumlah perusahaan manufaktur yang sesuai dengan
kriteria penelitian berjumlah 38 perusahaan.
Tabel 3.1. Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan
1 ADES PT Akasha Wira International
Tbk 20 KAEF PT Kimia Farma Tbk
2 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk 21 KBLI PT KMI Wire And Cable Tbk
3 APLI PT Asiaplast Industries Tbk 22 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
4 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk 23 LION PT Lion Metal Works Tbk
5 ASII PT Astra International Tbk 24 LMSH Pt lionmesh prima Tbk
6 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 25 MERK PT Merck Tbk
7 BUDI PT Budi Starch & Sweetener
Tbk 26 MLBI
PT Multi Bintang Indonesia
Tbk
37
No Kode Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan
8 CPIN PT Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 27 ROTI
PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk
9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 28 SCCO
PT Supreme Cable
Manufacturing & Commerce
Tbk
10 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria
Tbk 29 SKLT PT Sekar Laut Tbk
11 EKAD PT Ekadharma International
Tbk 30 SMBR
PT Semen Baturaja (Persero)
Tbk
12 GGRM PT Gudang Garam Tbk 31 SMGR PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk
13 HMSP PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 32 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
14 ICBP PT Indofood Cbp Sukses
Makmur Tbk 33 SQBB
PT Taisho Pharmaceutical
Indonesia Tbk
15 IGAR PT Champion Pacific
Indonesia Tbk 34 STTP PT Siantar Top Tbk
16 INDF PT Indofood Sukses Makmur
Tbk 35 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
17 INDS PT Indospring Tbk 36 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk
18 INTP
PT INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA
TBK
37 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk
19 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia
Tbk 38 ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
Sumber: Lampiran 1 (Diolah, 2018)
3.3. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data
yang berupa angka-angka yang di dapatkan dalam laporan keuangan. Data yang
dikumpulkan merupakan data berkala (time series) yaitu data yang
menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu ata periode secara historis. Data ini
dikumpulkan dari tahun 2013 sampai 2015. Sumber data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data sekunder yaitu data dengan mengakses langsung pada
situs Bursa Efek Indonesia (BEI) di website www.idx.co.id dan situs resmi
masing-masing perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini.
38
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data
(Sugiyono, 2007). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan memperoleh
informasi melalui laporan penelitian, buku-buku, jurnal, ensiklopedia, dan
sumber-sumber tertulis baik cetak maupun elektronik.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah jenis data penelitian yang berupa: faktur, jurnal-
jurnal, memo, atau dalam bentuk laporan program. Data-data yang digunakan
berasal dari dokumen yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan cara
menelusuri dan mencatat informasi yang diperlukan. Sumber dokumentasi
penelitian ini diperoleh dari IDX, ICMD, dan dari laporan keuangan yang telah
dipublikasikan di BEI dari tahun 2013 sampai dengan 2015.
3.5. Definisi Konseptual
Definisi konseptual yaitu penegasan penjelasan suatu konsep dengan
mempergunakan konsep-konsep (kata-kata) lagi, yang tidak harus menunjukkan
sisi-sisi (dimensi) pengukuran (tanpa menunjukkan deskriptor dan indikatornya
dan bagaimana mengukurnya). Definisi konseptual adalah pemikiran peneliti
tentang konsep penelitian yang akan dijalankan oleh peneliti.
39
3.5.1. Laba Agregat (LA)
Menurut Revsine (dalam Febriyanti, 2004), komponen laba agregat (net income)
adalah laba perusahaan setelah item operasi yang tidak berlanjut, item-item
khusus, dan pos luar biasa. Dalam PSAK No.25 disebutkan bahwa laba atau rugi
bersih untuk periode berjalan terdiri atas unsur-unsur berikut, yang masing-
masing harus diungkapkan pada laporan laba rugi.
3.5.2. Arus Kas Masa Depan
Arus kas aktifitas operasi, merupakan total seluruh arus kas dari aktifitas operasi.
Arus kas yang digunakan merupakan arus kas arus kas operasi yang disesuaikan
atas bagian akrual dari item-item luar biasa dan discontinued operastions
(Ibrahim, 2011).
3.5.3. Firm Size (FS)
Firm size merupakan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan
dengan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan baik dalam bentuk aktiva lancar
maupun aktiva tetap (Lee dan Yoon, 2012)
3.5.4. Growth (GR)
Growth merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukuran
perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan cara melihat
pertumbuhan penjualannya. Pertumbuhan penjualan menggambarkan pencapaian
suatu perusahaan (Pantow, dkk; 2015).
40
3.6. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah batasan pengertian tentang variabel yang didalamnya
sudah mencerminkan indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur
variabel yang bersangkutan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
NO Variabel Definisi Indikator Pengukuran
1 Laba Agregat
Laba Bersih Penjualan
Setelah Pajak Pada
Perushaaan Manufaktur
Di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
Laba bersih
setelah pajak
Laba Agregat = Laba
Bersih – Pajak
2 Arus Kas Masa
Depan
Prediksi arus kas masa
depan dalam penelitian
ini menggunakan arus
kas dari aktivitas operasi
yang menyangkut
operasi terhadap arus
kas masa depan
perushaan manufaktur
diu Bursa Efek Indonesia
(BEI)
Arus Kas
Operasi
Arus Kas Masa Depan =
Ln (Arus kas operasi)t+1
3 Firm Size
Skala untuk mengukur
besar kecilnya suatu
perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
Total Aset Firm Size = Ln (Total
Aset)
4 Growth
Skala untuk mengetahui
pertumbuhan penjualan
perusahaan manufaktur
di Bursa Eferk Indonesia
(BEI)
Pertumbuhan
Penjualan
Growth =
Sumber: Data Diolah, 2017
3.7. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif, analisis regresi model data panel, pengujian kelayakan model dan
41
pengujian hipotesis. Alat pengelolahan data dalam penelitian ini adalah software
microsoft excel dan E-Views 9.0.
3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umumatau generalisasi (Sugiyono, 2014). Analisis yang termasuk dalam statistik
deskriptif antara lain penyajian data melalui gal, grafik, diagram lingkaran,
pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil,
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan perhitungan
prosentase. Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk
mengetahui rumusan umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil
pengukuran mean, nilai minimal dan maksimum, serta standar deviasi semua
variabel tersebut.
3.7.2. Analisis Regresi Model Data Panel
Analisis regresi merupakan metode sederhana untuk melakukan investigasi
tentang hubungan fungsional di antara beberapa variabel. Hubungan antara
beberapa variabel tersebut diwujudkan dalam suatu model matematis. Dalam
penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda, yaitu teknik analisis untuk mengetahui pengaruh hubungan beberapa
variabel independen dengan variabel dependen (Winarno, 2015). Analisis regersi
linear berganda pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
42
kemampuan prediksi laba agregat, firm size, dan growth terhadap arus kas masa
depan pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2013-2016. Persamaan model
regresi dalam penelitian ini adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e.......................................................(3.1)
Keterangan :
Y = Expected Return
α = Konstanta
β1-β4 = Koefisien Regresi
X1 = Laba Agregat
X2 = Firm Size
X3 = Growth
e = Standart error
Persamaan dalam analisis regresi seperti diatas dapat menggambarkan garis
regresi. Semakin dekat jarak antara data dengan titik yang terletak pada garis
regresi, berarti semakin baik prediksi yang ada. Dalam penelitian ini untuk
membantu mengolah data yang berbentuk data panel maka digunakan alat analisis
eviews 9.0. Eviews merupakan program komputer yang digunakan untuk
mengolah data statistika dan data ekonomerika (Winarno, 2015). Eviews
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berbentuk time series,
cross section maupun data panel. Keuntungan menggunakan data panel adalah
pertama, data panel merupakan gabungan dua data yaitu time series dan cross
section yang mampu menyediakan data lebih banyak sehingga akan menghasilkan
degree of freedom yang lebih besar. Kedua, data penel menggabungkan informasi
dari dara time series dan cross section sehingga dapat mengatasi masalah yang
timbul ketika ada masalah penghilangan variabel. Menurut Winarno (2015) untuk
mengestimasi model data panel terdapat beberapa teknik, yaitu:
43
1. Common Effect
Teknik yang digunakan dalam metode Common Effect hanya dengan
mengkombinasikan data time series dan cross section. Dengan hanya
menggabungkan kedua jenis data tersebut maka dapat digunakan metode
OLS untuk mengestimasi model data panel. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan
bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai rentang
waktu. Hasil analisis regresi ini dianggap berlaku pada semua objek pada
semua waktu.Rumus estimasi dengan menggunakan fixed effect sebagai
berikut:
yit =β1 + β2 + β3X3it +........+ βnXnit + μit................................(3.2)
2. Fixed Effect
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Fixed Effect.
Fixed effectyang dimaksud adalah bahwa satu objek memiliki konstanta
yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Metode dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope)
tetap antar perusahaan dan antar waktu, namun intersepnya berbeda antar
perusahaan namun sama antar waktu (time invariant). Persamaan model
ini adalah sebagai berikut:
yit = α1 + α2D2 +........+αnDn +β2X2it +......+βnXnit+ μit ........(3.3)
3. Random Effect
Metode Random Effectdigunakan untuk mengatasi kelemahan metode
fixed effect yang menggunakan variabel semu, sehingga model
44
mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu metode
random effect menggunakan residual yang dianggap memiliki hubungan
antar waktu dan antar objek. Dalam menganalisis dengam metode
random effect ini objek cross section harus lebih besar daripada
banyaknya koefisien. Rumus estimasi dengan menggunakan random
effect sebagai berikut:
yit = β1 +β2X2it +......+ βnXnit + εit + μit...................................(3.4)
3.7.3. Pengujian Model
Pada Eviews ada beberapa uji yang perlu dilakukan diantaranya dengan
menggunakan uji chow dan uji hausman. Uji chow adalah pengujian F statistik
untuk memilih model pooled least square (PLS) atau model common effect yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Uji Hausman adalah uji yang digunakan
untuk memilih model fixed effect atau random effect.
1. Uji Chow
Merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel
lebih baik dengan menggunakan model pooled least square (PLS) atau model
common effect. Uji Chow dalam penelitian ini menggunakan program eviews 9.
Rumus yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
...............................................................................(3.5)
Keterangan :
RRSS = Restricted Residual Sum Square
URSS = Unrestricted Residual Sum Square
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data dari time series
K = Jumlah variabel penjelas
45
Hipotesis dalam uji chow adalah sebagai berikut:
Ho: common effect model atau pooled ordinary least square
Ha: fixed effect model
Menurut Prasanti dkk (2015) untuk menentukan nilai tabel dapat menggunakan
degree of fredom (df). df = (n-1, nt-n-k), dimana n merupakan jumlah perusahaan,
t merupakan jumlah periode penelitian dan k merupakan variabel independen
penelitian. Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Chow
adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai chi square statistik > nilai tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
2. Jika nilai chi square statistik < nilai tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Dasar pengambilan keputusan uji Chow melalui perbandingan nilai statistik dan
nilai tabel yaitu sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas cross section F dan chi square> α(0,05) maka Ho
diterima. Jadi, model yang cocok adalah common effect model.
2. Jika nilai probabilitas cross section F dan chi-square< α(0,05) maka Ho
ditolak. Jadi, model yang cocok adalah fixed effect model.
Apabila hasil uji chow menyatakan Ho diterima maka menggunakan model
common effect dan Ha diterima maka teknik regresi data panel menggunakan
model fixed effect dan untuk selanjutnya dilakukan uji Hausman.
46
2. Uji Hausman
Merupakan uji untuk memilih antara modelfixed effect dan modelrandom effect
lebih baik daripada model common effect. Didasarkan pada ide bahwa least
square dummy variables (LSDV) dalam metode fixed effect dan generalized least
square (GLS) dalam metode random effect adalah efieisen sedangkan ordinary
least square (OLS) dalam metode common effect tidak efisien. Statistik uji
Hausman ini mengikuti distribusi statistik chi square dengan degree of freedom
sebanyak k(df=k), dimana k merupakan jumlah variabel independen. Hipotesis uji
Hausman adalah sebagai berikut:
Ho : random effect
Ha : fixed effect
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Hausman
melalui perbandingan nilai statistik dangan nilai tabel (Winarno, 2015) adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai statistik Hausman> nilai chi square tabel, maka Ha diterima dan
Ho ditolak.
2. Jika nilai statistik Hausman< nilai chi square tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
Menurut Winarno (2015) dasar pengambilan keputusan menggunakan uji
hausman juga dilakukan melalui nilai probabilitas, sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas> α(0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi,
model yang cocok adalah random effect model.
2. Jika nilai probabilitas< α(0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi,
model yang cocok adalah fixed effect model.
47
3.8. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh kemampuan prediksi
laba agregat, firm size, dan growth terhadap arus kas masa depan pada perusahaan
manufaktur di BEI tahun 2013-2016. Untuk menguji variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y) baik secara parsial maupun simultan dilakukan
dengan uji parsial (uji t), uji simultan (uji F) dan koefisien determinasi (R2).
3.8.1. Uji Parsial (Uji t)
Uji Hipotesis yang pertama adalah uji t, menurut Ghazali (2011), uji T pada
dasarnya bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen.Tingkat signifikasi yang dipilih adalah 5% (α = 0,05) dan derajat
kebebasan (df) = n-k-1 untuk memperoleh nilai t tabel sebagai batas daerah
penerimaan dan penolakan hipotesis.Menurut Sugiono(2014) nilai t dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
..............................................................................................................(3.6)
Keterangan :
x = Rata-rata hitung sampel
μ = Rata-rata hitung populasi
s = Standar deviasi sampel
n = Jumlah sampel
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
1. Ha1 : Kemampuan prediksi laba agregat berpengaruh signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho1 :Kemampuan prediksi laba agregat berpengaruh tidak signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
48
2. Ha2 : Kemampuan prediksi firm size berpengaruh signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho2 : Kemampuan prediksi firm size berpengaruh tidak signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
3. Ha3 : Kemampuan prediksi growth berpengaruh signifikan terhadap
arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho3 :Kemampuan prediksi growth berpengaruh tidak signifikan
terhadap arus kas masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Dasar pengambilan keputusan yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika nilai t-hitung < nilai t-tabel maka variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehinggaHo
diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel , maka variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima.
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji t juga dilakukan melalui nilai
probabilitas, sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas > α (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai probabilitas < α (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.8.2. Uji Simultan (Uji F)
Menurut Ghazali (2011), uji F pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan
apakah semua variabel bebas atau independen yang di masukkan dalam model
49
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau
dependen.Uji F ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi.Tingkat
signifikansi yang dipilih dengan tingkat kesalahan analisis (α) = 5% derajat bebas
pembilang df1=(k-1) dan derajat bebas penyebut df2=(n-k), k merupakan
banyaknya parameter (koefisien) model regresi linear dan n merupakan julah
pengamatan.Menurut Sugiono(2014) Nilai F dapat dirumuskan sebagai berikut:
........................................................................................................(3.7)
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel
Rumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
4. Ha4 : Kemampuan prediksi laba agregat, firm size, dan growth secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan
pada perusahaan manufaktur di BEI.
Ho4 : Kemampuan prediksi laba agregat, firm size, dan growth
secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap arus kas
masa depan pada perusahaan manufaktur di BEI.
Dasar pengambilan keputusan yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika nilai F-hitung < nilai F-tabel maka variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga Ho
diterima dan Ha ditolak.
50
2. Jika nilai F-hitung > nilai F-tabel , maka variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima.
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji F juga dilakukan melalui nilai
probabilitas, sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas > α (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai probabilitas < α (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.8.3. Uji Determinasi (R2)
Menurut Ghazali (2011), Koefisien determinasi (R²) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang
kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
Dalam penelitian ini pengukuran menggunakan Adjusted R2
karena lebih akurat
untuk mengevaluasi model regresi tersebut. Rumus yang digunakan untuk
menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
..............................................................(3.8)
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
b1-5 = Koefisien regresi variabel dependen
X1-X3 = Variabel Independen
Y = Expected return
51
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1.000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono (2014)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis data dan pengajuan hipotesis tentang pengaruh
prediksi laba agregat, firm size dan growth terhadap arus kas masa depan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Laba agregat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap prediksi arus
kas masa depan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan penolakan
hipotesis pada penelitian ini yaitu bisa disebabkan karena manajemen
perusahaan yang disebabkan terjadinya perbedaan kebijakan perusahaan
dalam menentukan atau menilai komponen yang diakui sebagai aktivitias
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan perusahaan. Sehingga,
menyebabkan laba bersih tidak berpengaruh dalam memprediksi arus kas
operasi masa mendatang.
2. Firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap prediksi arus kas masa
depan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak melakukan
tindakan membesar-besarkan laba dan menyajikan laba dan aktiva dalam hal
95
ini adalah firm size yang tidak overstate sehingga memudahkan pemakai
laporan keuangan untuk memprediksi arus kas masa depan.
3. Growth berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap prediksi arus kas
masa depan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan
growth yang relatif tidak stabil memiliki pengaruh yang positif namun tidak
berpengaruh signifikan terhadap prediksi arus kas masa depan.
4. Secara simultan, laba agregat, firm size dan growth berpengaruh signifikan
terhadap arus kas masa depan.
5.2 Saran
Berdasarkan pada hasil analisis serta kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan sebaiknya dapat lebih lengkap dan konsisten dalam
mengungkapkan informasi kegiatan-kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan laba agregat, firm size, growth dan arus kas kepada para stakeholder
2. Bagi investor sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dengan
melihat prediksi arus kas masa depan perusahaan agar dapat menentukan
keputusan dengan tepat.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan penelitian ini
lebih lanjut dan dapat memperbaiki penelitian ini, misalkan dengan cara
mengganti objek penelitian, menambahkan sampel penelitian maupun
mengganti atau menambahkan variable penelitian agar hasilnya lebih
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Mufid Adi. 2010. Kemampuan Informasi Komponen Arus Kas Dan Laba
Dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan. Semarang. Skripsi
Universitas Diponegoro.
Britama.com. 29 juli 2018. Profil Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia.
http://britama.com/#
Barth, M.E., Cram, D.P. And Nelson. 2001. Accrual and The Prediction of Future
Cash Flows, The Accounting Review, Vol. 6.
Dermawan, Syahrial, Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan “Cara
Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan”. Edisi Kedua. Jakarta.
Mitra Wacana Media.
Didier, et.al. 2014, Capital Market Financing, Firm Growth, Firm Size
Distribution. Working Paper: National Bureau Of Economic Research.
Djahidin, Farid. 1983. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Ebaid, Ibrahim El-Sayed. 2011. “Accrual and the prediction of future cash flow”,
Management research review, Vol. 34 No. 7, 2011.
Emrinaldi, Nur dan Ramadhanisa, Meutia. 2017. Pengaruh Kemampuan Prediksi
Laba Agregat Dan Laba Disagregat Terhadap Arus Kas Masa Depan
Dengan Size Dan Growth Sebagai Variabel Moderasi. Riau. Forum Bisnis
Dan Kewirausahaan Universitas Riau.
Farshadfar, Shadi dan Monem, Reza. 2011. Discretionary Accruals and The
Predictive Ability of Earnings In The Forecast of Future Cash Flows:
Evidence from Australia, Journal: Corporate Ownership & Control /
Volume 9, Issue 1, 2011.
Febriyanti, Galuh Artika. 2004. Perbandingan Keakuratan Model Laba Permanen,
Transitori dan Agregat Dalam Memprediksi Laba Masa Depan.Simposium
Nasional Akuntansi VII Bali.
Febrianto, R dan Widiastuty, E. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang
Lebih Bermakna Bagi Investor?. Solo. Simposium Nasional Akuntansi
VIII.
Ghozali dan Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Cetakan Keempat. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang.
Badan Penerbit UNDIP.
. 2015. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan
keempat. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan kedelapan.
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta.
BPFE.
Idx.co.id. 25 april 2018. Laporan Keuangan dan Tahunan.
https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba
Empat
Jama'an. 2008. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas
Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan
Keuangan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan , 43- 52.
Jogiyanto, H.M. 2012. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2. Jogjakarta.
BPFEJogjakarta.
Jordan, Charles E 2007, An Analysis of The Comparative Predictive Abilities of
Operating Cash Flows, Earnings, And Sales, Journal of Applied Business
Research Vol: 23, No: 3.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Khalida,Vina Firdausia/. 2013. Perbandingan Kemampuan Laba Agregat dan
Laba Disagregat Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Satu Tahun
Mendatang dan Return Saham. Semarang. Skripsi Universitas
Diponegoro.
Kieso, Donald E Dan Jerry J Weygandt. 2007. Akuntansi Intermediate. Edisi
Bahasa Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Kusumajaya. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Tesis: Universitas Udayana.
Lee, Cheol dan Yoon, Sung Wook. 2012. The Effects of Goodwill Accounting
onInformativeness of Earnings: Evidence fromEarnings Persistence and
Earnings’ Ability toPredict Future Cash Flows, Journal ofAccounting and
Finance Vol. 12(3).
Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta. Salemba
Empat.
Pantow, Dkk. 2015. Analisa Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return on
Asset, dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan yang Tercatat di
Indeks LQ 45, Jurnal EMBA Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal.961- 971
Perdana, Dimas Putra. 2008. Kemampuan Earnings Dan Arus Kas Dalam
Memprediksi Earnings Dan Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang.
Jakarta. Salemba Empat.
Prasanti, Ayu, T Wuryadanti & Rusgiyono.A. 2015. Aplikasi Regresi Data Panel
untuk Pemodelan Tingkat Penagguran Terbuka Kabupaten/Kota di
Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Gaussian. 4(3), hlm; 687-696.
PSAK No. 1 Tahun 2009 Tentang Penyajian Laporan Keuangan.
No. 2 Tahun 2009 Tentang Laporan Arus Kas.
Raharjo, Ginanjar Dian. 2012. Kemampuan Laba dan Arus Kas Dalam
Memprediksi Laba dan Arus Kas Masa Mendatang. Semarang. Skripsi S1
Universitas Diponegoro.
Rispayanto, Shofiahilmy. 2013. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba
Bersih dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi
Masa Mendatang.Padang. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Riyadi, Sugeng. 2012. “Meski Ekonomi Tumbuh Melambat, Imbal Hasil Investasi
Saham Masih Kompetitif” http://www.finacerrol.co.id, diakses tanggal 25
Juni 2012.
Shubita, Mohammad Fawzi 2013, The Forecasting Ability of Earnings and
Operating Cash Flow, Journal of Contemporary Research In Business
Vol: 5, No:3.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung. ALFABETA.cv
. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa.
. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. ALFABETA.cv
. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.
ALFABETA.cv.
Syafriadi, Hepi. 2000. Kemampuan Earnings dan Arus Kas Dalam Memprediksi
Earnings dan Arus Kas Masa Depan. Studi di Bursa Efek Jakarta, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1, April, h. 76—88.
Widiana, Maya. 2011. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dan Arus
Kas Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Mendatang Pada Perusahaan
Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi.
Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jawa
Timur.
Wild, john. K.R. Subramanyam. Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Delapan, Buku Dua. Alih Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu.
Jakarta. Salemba Empat.
Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Yaniartha, P.D’Yan. 2011. Kemampuan Prediksi Laba Dan Arus Kas Dalam
Memprediksi Laba dan Arus Kas Pada Masa Mendatang. Jurnal
Akuntansi Dan Bisnis Vol. 6(02) ISSN 1907-3771.
Yuwana, Vina dan Christiawan, Yulius Jogi. 2014, Analisis Kemampuan Laba
dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa
Depan. Business Accounting Review, 2 (1), 45 60. Hal