Upload
sari-marta-krisna-ii
View
104
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKITDR. MOEWARDI SURAKARTA
Citation preview
1
PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT
DR. MOEWARDI SURAKARTA
Masnurhadi
Bambang Setiaji
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani, Tromol Pos1, Pabelan, Surakarta 57102
ABSTRACT
The purpose of this study is to show the influence of organization atmosphere and compensation to work productivity. The model has been examined in Dr. Moewardi Hospital Surakarta. The model placed organization atmosphere and compensation as independent variable, and work productivity as dependent variable. Data has been collected from respondents of this research are the employee in Dr. Moewardi hospital Surakarta. The number of sample is 64 person that be drawn by stratified random sampling. The analysis mainly based on Ordinary Least Square (OLS). Regression result also examined with normality test, heteroscedasticity test, autocorrelation test, and multicolinearity test. Result of this study proved that variable of organization atmosphere has positive and significant influence to work productivity. Variable of compensation has positive and significant influence to work productivity. The test of classical assumption show that spread of data have normal, and haven't heteroscedastic, autocorrelation, and multicolinearity. It was conclude that OLS method is fit enough as tools of analysis.
Key Words: organization atmosphere, compensation, and work productivity.
A. PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan suatu proses yang terarah guna meningkatkan
kualitas hidup manusia dan masyarakat yang dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan ke arah yang lebih baik untuk mencapai derajat kemakmuran dan
kesejahteraan secara adil dan merata. Secara sederhana pembangunan dapat
dilihat sebagai perangkat upaya yang terencana dan sistematik yang dilakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warga masyarakat.
Sejalan dengan pembangunan nasional, pembangunan sektor kesehatan
merupakan bagian integral dan sinergis dengan pembangunan sektor lainnya.
Paradigma pembangunan sektor kesehatan di Indonesia yang selama ini bertumpu
2
pada pengandalan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dengan tatapan ke depan
bahwa pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas. Target pembangunan ini pada
akhirnya akan tercapai melalui pemanfaatan keunggulan komparatif sehingga
dibutuhkan intervensi pemerintah cukup tinggi. Namun di tengah perubahan
struktur ekonomi global dan kemajuan Iptek di segala bidang muncul dalam
kecepatan dan intensitas goncangan yang tinggi sehingga hampir-hampir tidak
memberi peluang untuk mempertahan ketegaran paradigma dan pendekatan lama
tersebut sehingga perlu beralih pada paradigma yang tangguh.
Hal ini sangat esensial karena dalam kenyataan sejarah telah membuktikan
bahwa konsep pembangunan dengan paradigma pertumbuhan (growth paradigm),
atau paradigma ekonomi murni yang ditandai dengan Pertumbuhan Pendapatan
Nasional (GNP), telah gagal mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Terkait
dengan hal tersebut maka pola paradigma pembangunan yang semula bertumpu
pada asas pembangunan yang bermaszab modernisasi sudah saatnya beralih ke
paradigma yang melihat Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai motor penggerak.
Sejalan dengan pembangunan nasional, pembangunan sektor kesehatan
merupakan bagian integral dan sinergis dengan pembangunan sektor lainnya.
Paradigma pembangunan kesehatan di Indonesia yang selama ini yang bertumpu
pada pengandalan potensi pengelolaan modal dengan tatapan ke depan bahwa
pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas pada akhirnya akan tercapai melalui
pemanfaatan keunggulan komparatif.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta merupakan
institusi kesehatan milik Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Dasar hukum
pendirian adalah berdasarkan SKB Menteri Kesehatan R.I. No.
544/Menkes/SKB/X/1981, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0430/V/Th.
1981, dan Menteri Dalam Negeri No. 3241A Tahun 1981. RSUD Dr. Moewardi
Surakarta terletak dalam lahan seluas 39,915 M2. Jumlah tenaga yang ada adalah
1.319 orang, yang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga terapi fisik, tenaga keteknisan
medis, dan tenaga nonkesehatan.
3
Keberadaan RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagai suatu institusi yang
bergerak dalam bidang jasa tidak luput dari ancaman dinamika persaingan yang
ada. Guna menjaga keberlangsungan dan eksistensi organisasi dalam menghadapi
tingkat persaingan diperlukan langkah strategis, Salah satu strategi yang dapat
diaplikasikan adalah dengan sistem pengelolaan masukan (input) dan luaran
(output) yang ada. Input mencakup sumberdaya manusia, fasilitas, dan modal
harus dikembangkan secara optimal. Sumberdaya manusia harus dapat
diberdayakan secara optimal guna mencapai produktivitas yang tinggi. Hal ini
sangat esensial, karena produktivitas merupakan suatu tujuan dari setiap
organisasi dan dapat dijadikan sebagai cerminan kinerja organisasi.
Menurut Kisdarto (2001:15) produktivitas adalah ukuran mengenai apa
yang diperoleh dari apa yang diberikan, seberapa jauh masukan (input) dapat
menghasilkan keluaran (output), baik kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan
standar baku yang telah ditetapkan. Ditambahkan Hasibuan (2000:128)
produktivitas merupakan perbandingan antara luaran dan masukan serta
mengutarakan cara pemanfaatan terhadap sumber-sumber dalam memproduksi
suatu barang atau jasa.
Pemberdayaan sumberdaya manusia dapat dijadikan tolok ukur prestasi
organisasi dalam menciptakan kebutuhan organisasi, yakni tenaga kerja yang
terjamin kredibilitasnya karena tercukupi kesejahteraannya dengan upah yang
baik dan tingkat produktivitas yang optimal. Tingginya hasil kerja karyawan
adalah produktivitas yang dicapai oleh karyawan itu pada tingkat tertentu.
Produktivitas karyawan bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang
mempengaruhi diantaranya motivasi, disiplin kerja, dan upah yang diberikan
kepada tenaga kerja. Faktor-faktor tersebut sangat penting dalam bidang industri
dan organisasi lainnya yang dibutuhkan untuk menjaga aktivitas dan prestasi kerja
karyawan sehingga yang dapat menunjang ketercapaian produktivitas kerja yang
tinggi
Fenomena di atas menarik untuk dikaji sebab hal tersebut secara langsung
berimplikasi terhadap terciptanya keberlangsungan dan eksistensi perusahaan.
Latar belakang itulah yang mengilhami dan mendorong untuk mengkaji lebih
4
lanjut yang dituangkan dalam sebuah penelitian tentang pengaruh iklim organisasi
dan kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan di Rumah Sakit Dr.
Moewardi Surakarta.
Merujuk pada uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, khususnya
terkait dengan permasalahan tentang produktivitas kerja, maka permasalahan
penelitiannya yaitu seberapa besar pengaruh iklim organisasi dan kompensasi
terhadap produktivitas kerja karyawan di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah explanatory yaitu menjelaskan pengaruh antara variabel
dengan pengujian hipotesa. Metode penelitian yang dikembangkan adalah metode
survey dengan jenis data interval dalam bentuk cross sectional di mana
pengambilan datanya hanya dilakukan satu kali.
2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah tenaga administrasi di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta yang berjumlah 423 orang. Sedangkan jumlah sampel ditentukan
sebesar 64 karyawan. Penentuan sampel diperoleh dengan mengambil 15% dari
jumlah populasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto (1995:170) yang
menyatakan bahwa jika subjek penelitian lebih dari 100 orang maka dapat diambil
10-15% atau 20-25% sebagai sampel.
Metode sampling yang ditempuh adalah probability sampling, yaitu setiap
elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi bagian yang sama
dalam sampel. Jenis metode yang digunakan adalah stratified random sampling,
yaitu pengambilan sampel berdasarkan strata atau kelas tertentu.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data primer penelitian ini diperoleh secara langsung dari responden atau
sumber data. Cara untuk memperoleh data primer itu adalah melalui kuesioner
yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan mengenai masalah
5
yang akan diteliti kepada karyawan. Daftar pertanyaan berisi pertanyaan-
pertanyaan tentang pokok permasalahan penelitian yaitu produktivitas kerja, iklim
organisasi, dan kompensasi. Dalam hal ini responden diberikan alternatif pilihan
dalam kategori jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Data Sekunder penelitian ini diperoleh dari buku-buku referensi dari
perusahaan seperti peraturan perundang-undangan tenaga kerja, buku daftar
kepegawaian, sejarah rumah sakit, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan
penelitian ini.
4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan
serta mengutarakan cara pemanfaatan terhadap sumber-sumber dalam
memproduksi suatu barang atau jasa.
b. Variabel Bebas (Independent Variable)
1) Iklim organisasi, yaitu lingkungan manusia di mana para pegawai
organisasi melaksanakan pekerjaan mereka. Iklim tidak dapat dilihat
dan disentuh tetapi iklim tersebut ada dan akan mempengaruhi segala
sesuatu yang terjadi dalam organisasi.
2) Kompensasi, merupakan imbalan jasa yang diberikan secara teratur
dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas
kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan
perusahaan.
6
5. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan metode regresi
berganda OLS (Ordinary Least Square). Adapun urutan pengujian yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut.
Susunan Model Empirik:
PK = β0 + β1IKO + β2KOMP + ei
Keterangan:
PK : nilai produktivitas kerja karyawan;
β0 : bilangan konstanta;
β1 : Koefisien dari iklim organisasi;
β2 : Koefisien dari kompensasi;
IKO : Iklim organisasi;
KOMP : Kompensasi; dan
e : error, yaitu variabel lain yang tidak masuk ke dalam model,
tetapi ikut mempengaruhi produktivitas karyawan.
6. Langkah Pengujian Hipotesis
a. Uji t-(T-test)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan
variasi variabel terikat (Kuncoro, 2001:97). Uji-t adalah uji
signifikansi secara parsial yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen); dan
2) Ha : βi ≠ 0 (ada pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen).
Kriteria uji adalah jika nilai t-hitung ≥ t-tabel, maka nilai β yang
diuji adalah bermakna atau signifikan, jika t-hitung ≤ t-tabel, maka
nilai β yang diperoleh kurang bermakna, atau nilainya tidak berbeda
dari nol.
7
b. Uji-F (Uji Serempak)
Uji-F merupakan perbandingan antara variasi variabel dependen
yang dijelaskan di dalam model dengan variasi yang dijelaskan oleh
variabel di luar model. Menurut Kuncoro (2001:98) bahwa uji statistik
F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
(independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria uji statistik F
adalah bila nilai-F > 4, maka semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Kuncoro,
2001:99). Perhitungan data dengan bantuan program SPSS.
c. Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2 ) merupakan perbandingan antara
variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh varabel independen
secara bersama-sama dibandingkan dengan variasi total variabel
dependen. Menurut Kuncoro (2001:100) bahwa koefisien determinasi
(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi
adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Kuncoro,
2001:100). Perhitungan uji ini dengan bantuan program SPSS.
Formula R2 sendiri menurut Gujarati (1995: 76) adalah sebagai
berikut.
Σ (Ŷ - Ÿ)2
Σ (Y - Ÿ)2
Nilai Ŷ adalah nilai Y-estimate atau estimasi garis regresi. Dan Ÿ
adalah nilai Y-rata-rata. Tidak ada ukuran yang pasti seberapa besar R2
R2 =
8
untuk mengatakan bahwa suatu variabel sudah tepat. Jika R2 semakin
besar atau mendekati 1, maka model semakin tepat.
d. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan melihat apakah asumsi-asumsi yang
mendasari formula OLS tes terpenuhi atau tidak dengan kriteria uji yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut.
1) Uji Normalitas
Asumsi yang digunakan adalah variabel pengganggu e dari suatu
regresi berdistribusi normal yang memenuhi asumsi bahwa variabel e
memiliki rata-rata nol (zero mean of disturbance), artinya bahwa garis
regresi pada nilai variabel independen tertentu sehingga rata-rata error
yang di atas regresi dan di bawah regresi kalau dijumlahkan hasilnya
nol. Jika variabel e berdistribusi normal, maka variabel yang diteliti
(produktivitas kerja) juga berdistribusi normal. Menurut Gujarati
(1995:143) untuk menguji normalitas e dapat digunakan formula
Jarque Berra (JB test) berikut.
( )
−+=
24
3
6
22 KSnJB
Arti S adalah skewness (kemencengan) dan K kurtosis
(keruncingan). Nilai-nilai kemencengan dan keruncingan atau S dan K
dapat diperoleh dari program SPSS, pada analisis deskriptif. Hasil
hitung JB kemudian dibandingkan dengan tabel Chi Square (χ2)
dengan derajat bebas 2, karena asumsi yang digunakan data
terdistribusi normal, maka hasil yang diperoleh adalah JB hitung ≤
(χ2 ) tabel.
9
2) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual (e)
dari model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari satu
observasi ke observasi lainnya. Artinya, setiap observasi mempunyai
reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang
melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model (Kuncoro,
2001:112). Jika terdapat heteroskedastisitas maka uji-t menjadi tidak
menentu, riset menjadi tidak jelas apakah variabel yang diuji
pengaruhnya signifikan atau tidak.
Metode yang digunakan untuk menguji adanya
heteroskedastisitas adalah Uji Lagrange Multiplier (LM).
Rumus yang digunakan adalah:
LM = R2 x N
Keterangan:
LM = Lagrange Multiplier
R2 = R Squre
N = Jumlah Sampel
Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai LM lebih kecil
dari Chi Square (χ2 ) tabel dengan derajat bebas 2 dan alpha 1% maka
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, sebaliknya jika lebih besar dari
Chi Square (χ2 ) maka residual (e) mengalami heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana terdapat trend di dalam
variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung
trend. Autokorelasi itu sendiri bermakna adanya korelasi data yang
diurutkan dengan order waktu (dalam data time series) atau antar
tempat (dalam data cross sectional). Autokorelasi terjadi jika antara e,
et, dan et-1 terdapat korelasi yang tinggi. Korelasi antara e, et, dan et-1
pada tabel di atas perlu dicek. Jika ternyata ada korelasi maka
10
hubungan menjadi tidak jelas, apakah peningkatan variabel dependen
disebabkan oleh peningkatan otomatis dirinya sendiri atau peningkatan
karena pengaruh independen variabel.
Jika terdapat autokorelasi maka nilai parameter β1, β2, dan β3
yang diperoleh tetap linear dan tidak bias. Akan tetapi, varian atau Sb1,
Sb2, dan Sb3 bias. Ini artinya parameter tidak efisien. Akibatnya, uji
signifikansi variabel yang dilakukan dengan uji t, dimana nilai t = β/Sb
tidak bisa ditentukan.
4) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi linear yang sempurna antar
beberapa atau semua variabel bebas (independen). Uji ini dilakukan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yaitu apabila
korelasi antara dua variabel bebas lebih tinggi dibandingkan korelasi
salah satu atau kedua variabel bebas tersebut dengan variabel terikat
(Kuncoro, 2001:114).
Uji Multikolinearitas diperoleh dengan melihat pada nilai
tolerance dan nilai inflasi variance (VIF). Nilai tolerance untuk semua
variabel independen tidak mendekati 0,1. Nilai VIF diketahui bahwa
semua variabel independen dalam penelitian ini kurang mendekati 10.
Menurut Gujarati (1995:328)) semakin tinggi nilai VIF maka semakin
tinggi kolinearitas antara variabel independen.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
Tabel 1 Hasil Regresi Berganda
Variabel Koefisien Regresi Standar Error Nilai t Signifikan
Konstanta 5,821 2,373 2,453 0,017
Iklim Organisasi 0,484 0,164 2,958 0,004***
11
Kompensasi 0,604 0,173 3,480 0,001***
Keterangan:
*** : Signifikan secara statistis pada alpha 1%
1. Uji-T
Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat secara parsial. Uji
signifikansi secara parsial dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen); dan
b. Ha : βi ≠ 0 (ada pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen).
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (a) koefisien
regresi untuk variabel iklim organisasi adalah sebesar 0,484 dan t-hitung
sebesar 2,958 dengan tingkat signifikansi sebesar (0,004), atau pada taraf
kepercayaan (99%). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif variabel iklim organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta; (b) koefisien regresi untuk variabel
kompensasi adalah sebesar 0,604 dan t-hitung sebesar 3,480 dengan
tingkat signifikansi sebesar (0,001), atau pada taraf kepercayaan (99%).
Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif variabel
kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
2. Uji-F
Uji-F bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel yang
dipilih sudah cukup tepat (besar peranannya) dan menunjukkan apakah
semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Kriteria ujinya adalah jika nilai-F > 4, maka
semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen. Hasil analisis menunjukkan nilai-F adalah 65,849 > 4,
12
maka semua variabel independen yaitu Iklim Organisasi dan Kompensasi
secara serentak dan signifikan mempengaruhi Produktivitas Kerja.
3. Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mendeteksi ketepatan
paling baik dari garis regresi. Uji ini untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel perilaku
konsumen. Kriterianya jika nilai R2 mendekati satu (1). Ini berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Hasil analissis menunjukkan nilai
R2 adalah 0,683 berarti bagus atau 68,3 % variabel yang dipilih pada
variabel independen dapat menerangkan variasi variabel dependen
(produktivitas kerja), sedangkan sisanya 31,7 % diterangkan variabel
residualnya.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Hasil analisis diperoleh dengan menggunakan Jargue Berra (JB
test) dengan derajat bebas 2 pada level keyakinan 95% adalah 7,37 dan
keyakinan 99% adalah 9,21. Langkah uji normalitas yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
( )
−+=
24
3
6
22 KSnJB
Hasil analisis menunjukkan bahwa JB hitung sebesar 7,493 lebih
kecil dari 9,21 berarti data termasuk dalam kelas berdistribusi normal pada
keyakinan 99% sehingga terpenuhi asumsi normalitas jika variabel e
berdistribusi normal maka variabel yang diteliti juga berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
13
Hasil analisis terhadap uji heteroskedastisitas dengan uji Lagrang
Multiplier (LM test), besarnya (R2 X N) sebesar 1,92. Artinya, nilai ini
lebih kecil dari Chi Square (χ2 ) sebesar 9,2 maka tidak menunjukkan
gejala heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Cara yang digunakan untuk menguji adanya autokorelasi dapat
dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson. Nilai dU sebesar 1,534
dan nilai 4-dU sebesar 2,466. Nilai DW berada berada di antara 1,534
<2,261<2,466, berarti nilai ini tidak terjadi gejala autokorelasi.
d. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji adanya korelasi linier yang
sempurna antar variabel kualitas pelayanan. Jika terjadi multikolinearitas
yang serius menyebabkan koefisien pada model menjadi tidak signifikan.
Uji multikolinearitas diperoleh dengan melihat pada nilai tolerance dan
nilai inflasi variance (VIF). Gambaran nilai VIF dan tolerance dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Independen
V I F Tolerance Kesimpulan
Iklim Organisasi Kompensasi
0,3447 0,3447
0,290 0,290
Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas
Sumber: Diolah dari Sumber Data Primer.
Menurut Gujarati (2003:475)) semakin tinggi nilai VIF maka
semakin tinggi kolinearitas antara variabel independen. Kriteria uji yang
digunakan untuk menentukan bahwa nilai VIF tidak kolinear adalah
14
kurang dari 10. Demikian pula nilai tolerance untuk semua variabel
independen tidak mendekati 0,1. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
VIF adalah kurang dari 10, berarti tidak menunjukkan gejala kolonieritas.
Demikian pula nilai tolerance pada masing-masing variabel independen
tidak mendekati 0,1 berarti tidak terdapat multikolinearitas dalam
penelitian ini.
Hasil pengujian hipotessis menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi
terbukti memiliki pengaruh signifikan positif terhadap produktivitas kerja
karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Artinya, jika iklim organisasi
semakin baik maka produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr. Moewardi juga
meningkat. Penelitian ini mendukung penelitian Hastono (2004) mengkaji tentang
pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas karyawan di Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Cabang Wonogiri. Penelitian yang mengambil populasi pada
pegawai yang bekerja di Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Wonogiri yang berjumlah 76 orang. Cara pengambilan sampel adalah dengan
Survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas karyawan di Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Cabang Wonogiri.
Variabel kompensasi terbukti memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Artinya jika kompensasi meningkat maka produktivitas kerja karyawan di RSUD
Dr. Moewardi juga meningkat. Penelitian ini mendukung penelitian Sujadi (2003)
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan
Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan 60 responden. Hasilnya adalah
dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan
UMS di antaranya adalah kompensasi, lingkungan kerja, jaminan sosial,
pendidikan/latihan, dan kepuasan kerja dengan metode regresi linier berganda
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. Sedangkan insentif dan
pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak
manajemen dalam menentukan kebijakan dalam meningkatkan produktivitas kerja
15
yang akan diterapkan bagi karyawan. Di samping itu, secara akademik dapat
digunakan sebagai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang ilmu manajemen, dan sekaligus dapat digunakan sebagai acuan
peneliti selanjutnya.
D. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan menjadi sebagai
berikut.
(1) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi
terbukti memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
(2) Variabel kompensasi terbukti memiliki pengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
(3) Hasil analisis menunjukkan nilai R2 adalah 0,683 berarti model yang dipilih
hanya mampu menerangkan 68,3 % variasi variabel dependen (produktivitas
kerja karyawan), sedangkan sisanya 31,7 % diterangkan variabel residualnya
selain iklim organisasi dan kompensasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian (Ed. 1). Jakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.
Davis, Keith, Newstrom J. 1985. Perilaku dalam Organisasi (Terj. Agus Dharma). Jakarta: Erlangga.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP Press.
Gujarati DN. 1995. Basic Econometric (3rd ed). New York: Mc Graw-Hill Inc.
Hasibuan Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hastono. 2004. “Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja di BPD Jateng Cabang Wonogiri” (Tesis). Surakarta.: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Husnan S. 1990. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.
Kisdarto, Atmosoeprapto. 2001. Produktivitas Aktualisis Budaya Perusahaan. Jakarta: Gramedia.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.
Moelyono, M. 1993. Penerapan Produktifitas dalam Oragnisasi. Jakarta: PAU Studi Ekonomi Universitas Indonesia.
Poernomo, Didit dan Ismiyati Sri. 1985. ”Dampak Kenaikan Upah Minimum terhadap Sektor-sektor Industri di Indonesia” dalam Jurnal Empirika
No.23, BPPE Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi (Terj. Hadyono Pujoatmaka). Jakarta: Prenhallino.
Santoso, Singgih. 2000. SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Setiadji, Bambang. 2001. “Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja terhadap Pegawai Dinas Kehewanan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Wonogiri” dalam Jurnal Manajemen Daya Saing, Pascasarjana UMS.
17
Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Program Pascasarjana.
Siagian P. S. 1992. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Simanjuntak, P.J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sinungan, M. 2000. Produktivitas “Apa dan Bagaimana”. Jakarta: Bumi Aksara.
Steers, Richard M. 1985. Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Sudaryanto. 2002. ”Pengaruh Disiplin Kerja dan Upah Insentif terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UMS.
Sujadi. 2003. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sukarno, Edi. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Teknis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Swastha, Basu. 1992. Manajemen Pemasaran Modern (Edisi ke-2). Yogjakarta: Liberty.