17
1 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA Masnurhadi Bambang Setiaji Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani, Tromol Pos1, Pabelan, Surakarta 57102 ABSTRACT The purpose of this study is to show the influence of organization atmosphere and compensation to work productivity. The model has been examined in Dr. Moewardi Hospital Surakarta. The model placed organization atmosphere and compensation as independent variable, and work productivity as dependent variable. Data has been collected from respondents of this research are the employee in Dr. Moewardi hospital Surakarta. The number of sample is 64 person that be drawn by stratified random sampling. The analysis mainly based on Ordinary Least Square (OLS). Regression result also examined with normality test, heteroscedasticity test, autocorrelation test, and multicolinearity test. Result of this study proved that variable of organization atmosphere has positive and significant influence to work productivity. Variable of compensation has positive and significant influence to work productivity. The test of classical assumption show that spread of data have normal, and haven't heteroscedastic, autocorrelation, and multicolinearity. It was conclude that OLS method is fit enough as tools of analysis. Key Words: organization atmosphere, compensation, and work productivity. A. PENDAHULUAN Pembangunan merupakan suatu proses yang terarah guna meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan ke arah yang lebih baik untuk mencapai derajat kemakmuran dan kesejahteraan secara adil dan merata. Secara sederhana pembangunan dapat dilihat sebagai perangkat upaya yang terencana dan sistematik yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warga masyarakat. Sejalan dengan pembangunan nasional, pembangunan sektor kesehatan merupakan bagian integral dan sinergis dengan pembangunan sektor lainnya. Paradigma pembangunan sektor kesehatan di Indonesia yang selama ini bertumpu

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI SURAKARTA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKITDR. MOEWARDI SURAKARTA

Citation preview

Page 1: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

1

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT

DR. MOEWARDI SURAKARTA

Masnurhadi

Bambang Setiaji

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan A. Yani, Tromol Pos1, Pabelan, Surakarta 57102

ABSTRACT

The purpose of this study is to show the influence of organization atmosphere and compensation to work productivity. The model has been examined in Dr. Moewardi Hospital Surakarta. The model placed organization atmosphere and compensation as independent variable, and work productivity as dependent variable. Data has been collected from respondents of this research are the employee in Dr. Moewardi hospital Surakarta. The number of sample is 64 person that be drawn by stratified random sampling. The analysis mainly based on Ordinary Least Square (OLS). Regression result also examined with normality test, heteroscedasticity test, autocorrelation test, and multicolinearity test. Result of this study proved that variable of organization atmosphere has positive and significant influence to work productivity. Variable of compensation has positive and significant influence to work productivity. The test of classical assumption show that spread of data have normal, and haven't heteroscedastic, autocorrelation, and multicolinearity. It was conclude that OLS method is fit enough as tools of analysis.

Key Words: organization atmosphere, compensation, and work productivity.

A. PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan suatu proses yang terarah guna meningkatkan

kualitas hidup manusia dan masyarakat yang dilakukan secara terus menerus dan

berkelanjutan ke arah yang lebih baik untuk mencapai derajat kemakmuran dan

kesejahteraan secara adil dan merata. Secara sederhana pembangunan dapat

dilihat sebagai perangkat upaya yang terencana dan sistematik yang dilakukan

untuk meningkatkan kesejahteraan hidup warga masyarakat.

Sejalan dengan pembangunan nasional, pembangunan sektor kesehatan

merupakan bagian integral dan sinergis dengan pembangunan sektor lainnya.

Paradigma pembangunan sektor kesehatan di Indonesia yang selama ini bertumpu

Page 2: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

2

pada pengandalan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dengan tatapan ke depan

bahwa pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas. Target pembangunan ini pada

akhirnya akan tercapai melalui pemanfaatan keunggulan komparatif sehingga

dibutuhkan intervensi pemerintah cukup tinggi. Namun di tengah perubahan

struktur ekonomi global dan kemajuan Iptek di segala bidang muncul dalam

kecepatan dan intensitas goncangan yang tinggi sehingga hampir-hampir tidak

memberi peluang untuk mempertahan ketegaran paradigma dan pendekatan lama

tersebut sehingga perlu beralih pada paradigma yang tangguh.

Hal ini sangat esensial karena dalam kenyataan sejarah telah membuktikan

bahwa konsep pembangunan dengan paradigma pertumbuhan (growth paradigm),

atau paradigma ekonomi murni yang ditandai dengan Pertumbuhan Pendapatan

Nasional (GNP), telah gagal mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Terkait

dengan hal tersebut maka pola paradigma pembangunan yang semula bertumpu

pada asas pembangunan yang bermaszab modernisasi sudah saatnya beralih ke

paradigma yang melihat Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai motor penggerak.

Sejalan dengan pembangunan nasional, pembangunan sektor kesehatan

merupakan bagian integral dan sinergis dengan pembangunan sektor lainnya.

Paradigma pembangunan kesehatan di Indonesia yang selama ini yang bertumpu

pada pengandalan potensi pengelolaan modal dengan tatapan ke depan bahwa

pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas pada akhirnya akan tercapai melalui

pemanfaatan keunggulan komparatif.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta merupakan

institusi kesehatan milik Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Dasar hukum

pendirian adalah berdasarkan SKB Menteri Kesehatan R.I. No.

544/Menkes/SKB/X/1981, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0430/V/Th.

1981, dan Menteri Dalam Negeri No. 3241A Tahun 1981. RSUD Dr. Moewardi

Surakarta terletak dalam lahan seluas 39,915 M2. Jumlah tenaga yang ada adalah

1.319 orang, yang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi,

tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga terapi fisik, tenaga keteknisan

medis, dan tenaga nonkesehatan.

Page 3: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

3

Keberadaan RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagai suatu institusi yang

bergerak dalam bidang jasa tidak luput dari ancaman dinamika persaingan yang

ada. Guna menjaga keberlangsungan dan eksistensi organisasi dalam menghadapi

tingkat persaingan diperlukan langkah strategis, Salah satu strategi yang dapat

diaplikasikan adalah dengan sistem pengelolaan masukan (input) dan luaran

(output) yang ada. Input mencakup sumberdaya manusia, fasilitas, dan modal

harus dikembangkan secara optimal. Sumberdaya manusia harus dapat

diberdayakan secara optimal guna mencapai produktivitas yang tinggi. Hal ini

sangat esensial, karena produktivitas merupakan suatu tujuan dari setiap

organisasi dan dapat dijadikan sebagai cerminan kinerja organisasi.

Menurut Kisdarto (2001:15) produktivitas adalah ukuran mengenai apa

yang diperoleh dari apa yang diberikan, seberapa jauh masukan (input) dapat

menghasilkan keluaran (output), baik kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan

standar baku yang telah ditetapkan. Ditambahkan Hasibuan (2000:128)

produktivitas merupakan perbandingan antara luaran dan masukan serta

mengutarakan cara pemanfaatan terhadap sumber-sumber dalam memproduksi

suatu barang atau jasa.

Pemberdayaan sumberdaya manusia dapat dijadikan tolok ukur prestasi

organisasi dalam menciptakan kebutuhan organisasi, yakni tenaga kerja yang

terjamin kredibilitasnya karena tercukupi kesejahteraannya dengan upah yang

baik dan tingkat produktivitas yang optimal. Tingginya hasil kerja karyawan

adalah produktivitas yang dicapai oleh karyawan itu pada tingkat tertentu.

Produktivitas karyawan bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang

mempengaruhi diantaranya motivasi, disiplin kerja, dan upah yang diberikan

kepada tenaga kerja. Faktor-faktor tersebut sangat penting dalam bidang industri

dan organisasi lainnya yang dibutuhkan untuk menjaga aktivitas dan prestasi kerja

karyawan sehingga yang dapat menunjang ketercapaian produktivitas kerja yang

tinggi

Fenomena di atas menarik untuk dikaji sebab hal tersebut secara langsung

berimplikasi terhadap terciptanya keberlangsungan dan eksistensi perusahaan.

Latar belakang itulah yang mengilhami dan mendorong untuk mengkaji lebih

Page 4: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

4

lanjut yang dituangkan dalam sebuah penelitian tentang pengaruh iklim organisasi

dan kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan di Rumah Sakit Dr.

Moewardi Surakarta.

Merujuk pada uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, khususnya

terkait dengan permasalahan tentang produktivitas kerja, maka permasalahan

penelitiannya yaitu seberapa besar pengaruh iklim organisasi dan kompensasi

terhadap produktivitas kerja karyawan di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

B. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah explanatory yaitu menjelaskan pengaruh antara variabel

dengan pengujian hipotesa. Metode penelitian yang dikembangkan adalah metode

survey dengan jenis data interval dalam bentuk cross sectional di mana

pengambilan datanya hanya dilakukan satu kali.

2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah tenaga administrasi di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta yang berjumlah 423 orang. Sedangkan jumlah sampel ditentukan

sebesar 64 karyawan. Penentuan sampel diperoleh dengan mengambil 15% dari

jumlah populasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto (1995:170) yang

menyatakan bahwa jika subjek penelitian lebih dari 100 orang maka dapat diambil

10-15% atau 20-25% sebagai sampel.

Metode sampling yang ditempuh adalah probability sampling, yaitu setiap

elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi bagian yang sama

dalam sampel. Jenis metode yang digunakan adalah stratified random sampling,

yaitu pengambilan sampel berdasarkan strata atau kelas tertentu.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data primer penelitian ini diperoleh secara langsung dari responden atau

sumber data. Cara untuk memperoleh data primer itu adalah melalui kuesioner

yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan mengenai masalah

Page 5: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

5

yang akan diteliti kepada karyawan. Daftar pertanyaan berisi pertanyaan-

pertanyaan tentang pokok permasalahan penelitian yaitu produktivitas kerja, iklim

organisasi, dan kompensasi. Dalam hal ini responden diberikan alternatif pilihan

dalam kategori jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS),

Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Data Sekunder penelitian ini diperoleh dari buku-buku referensi dari

perusahaan seperti peraturan perundang-undangan tenaga kerja, buku daftar

kepegawaian, sejarah rumah sakit, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan

penelitian ini.

4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan

serta mengutarakan cara pemanfaatan terhadap sumber-sumber dalam

memproduksi suatu barang atau jasa.

b. Variabel Bebas (Independent Variable)

1) Iklim organisasi, yaitu lingkungan manusia di mana para pegawai

organisasi melaksanakan pekerjaan mereka. Iklim tidak dapat dilihat

dan disentuh tetapi iklim tersebut ada dan akan mempengaruhi segala

sesuatu yang terjadi dalam organisasi.

2) Kompensasi, merupakan imbalan jasa yang diberikan secara teratur

dan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas

kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan

perusahaan.

Page 6: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

6

5. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan metode regresi

berganda OLS (Ordinary Least Square). Adapun urutan pengujian yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut.

Susunan Model Empirik:

PK = β0 + β1IKO + β2KOMP + ei

Keterangan:

PK : nilai produktivitas kerja karyawan;

β0 : bilangan konstanta;

β1 : Koefisien dari iklim organisasi;

β2 : Koefisien dari kompensasi;

IKO : Iklim organisasi;

KOMP : Kompensasi; dan

e : error, yaitu variabel lain yang tidak masuk ke dalam model,

tetapi ikut mempengaruhi produktivitas karyawan.

6. Langkah Pengujian Hipotesis

a. Uji t-(T-test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan

variasi variabel terikat (Kuncoro, 2001:97). Uji-t adalah uji

signifikansi secara parsial yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen); dan

2) Ha : βi ≠ 0 (ada pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen).

Kriteria uji adalah jika nilai t-hitung ≥ t-tabel, maka nilai β yang

diuji adalah bermakna atau signifikan, jika t-hitung ≤ t-tabel, maka

nilai β yang diperoleh kurang bermakna, atau nilainya tidak berbeda

dari nol.

Page 7: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

7

b. Uji-F (Uji Serempak)

Uji-F merupakan perbandingan antara variasi variabel dependen

yang dijelaskan di dalam model dengan variasi yang dijelaskan oleh

variabel di luar model. Menurut Kuncoro (2001:98) bahwa uji statistik

F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

(independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria uji statistik F

adalah bila nilai-F > 4, maka semua variabel independen secara

serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Kuncoro,

2001:99). Perhitungan data dengan bantuan program SPSS.

c. Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2 ) merupakan perbandingan antara

variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh varabel independen

secara bersama-sama dibandingkan dengan variasi total variabel

dependen. Menurut Kuncoro (2001:100) bahwa koefisien determinasi

(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi

adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Kuncoro,

2001:100). Perhitungan uji ini dengan bantuan program SPSS.

Formula R2 sendiri menurut Gujarati (1995: 76) adalah sebagai

berikut.

Σ (Ŷ - Ÿ)2

Σ (Y - Ÿ)2

Nilai Ŷ adalah nilai Y-estimate atau estimasi garis regresi. Dan Ÿ

adalah nilai Y-rata-rata. Tidak ada ukuran yang pasti seberapa besar R2

R2 =

Page 8: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

8

untuk mengatakan bahwa suatu variabel sudah tepat. Jika R2 semakin

besar atau mendekati 1, maka model semakin tepat.

d. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan melihat apakah asumsi-asumsi yang

mendasari formula OLS tes terpenuhi atau tidak dengan kriteria uji yang

harus dipenuhi adalah sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Asumsi yang digunakan adalah variabel pengganggu e dari suatu

regresi berdistribusi normal yang memenuhi asumsi bahwa variabel e

memiliki rata-rata nol (zero mean of disturbance), artinya bahwa garis

regresi pada nilai variabel independen tertentu sehingga rata-rata error

yang di atas regresi dan di bawah regresi kalau dijumlahkan hasilnya

nol. Jika variabel e berdistribusi normal, maka variabel yang diteliti

(produktivitas kerja) juga berdistribusi normal. Menurut Gujarati

(1995:143) untuk menguji normalitas e dapat digunakan formula

Jarque Berra (JB test) berikut.

( )

−+=

24

3

6

22 KSnJB

Arti S adalah skewness (kemencengan) dan K kurtosis

(keruncingan). Nilai-nilai kemencengan dan keruncingan atau S dan K

dapat diperoleh dari program SPSS, pada analisis deskriptif. Hasil

hitung JB kemudian dibandingkan dengan tabel Chi Square (χ2)

dengan derajat bebas 2, karena asumsi yang digunakan data

terdistribusi normal, maka hasil yang diperoleh adalah JB hitung ≤

(χ2 ) tabel.

Page 9: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

9

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual (e)

dari model yang diamati tidak memiliki varian yang konstan dari satu

observasi ke observasi lainnya. Artinya, setiap observasi mempunyai

reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang

melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model (Kuncoro,

2001:112). Jika terdapat heteroskedastisitas maka uji-t menjadi tidak

menentu, riset menjadi tidak jelas apakah variabel yang diuji

pengaruhnya signifikan atau tidak.

Metode yang digunakan untuk menguji adanya

heteroskedastisitas adalah Uji Lagrange Multiplier (LM).

Rumus yang digunakan adalah:

LM = R2 x N

Keterangan:

LM = Lagrange Multiplier

R2 = R Squre

N = Jumlah Sampel

Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai LM lebih kecil

dari Chi Square (χ2 ) tabel dengan derajat bebas 2 dan alpha 1% maka

tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, sebaliknya jika lebih besar dari

Chi Square (χ2 ) maka residual (e) mengalami heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan di mana terdapat trend di dalam

variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung

trend. Autokorelasi itu sendiri bermakna adanya korelasi data yang

diurutkan dengan order waktu (dalam data time series) atau antar

tempat (dalam data cross sectional). Autokorelasi terjadi jika antara e,

et, dan et-1 terdapat korelasi yang tinggi. Korelasi antara e, et, dan et-1

pada tabel di atas perlu dicek. Jika ternyata ada korelasi maka

Page 10: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

10

hubungan menjadi tidak jelas, apakah peningkatan variabel dependen

disebabkan oleh peningkatan otomatis dirinya sendiri atau peningkatan

karena pengaruh independen variabel.

Jika terdapat autokorelasi maka nilai parameter β1, β2, dan β3

yang diperoleh tetap linear dan tidak bias. Akan tetapi, varian atau Sb1,

Sb2, dan Sb3 bias. Ini artinya parameter tidak efisien. Akibatnya, uji

signifikansi variabel yang dilakukan dengan uji t, dimana nilai t = β/Sb

tidak bisa ditentukan.

4) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi linear yang sempurna antar

beberapa atau semua variabel bebas (independen). Uji ini dilakukan

untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas yaitu apabila

korelasi antara dua variabel bebas lebih tinggi dibandingkan korelasi

salah satu atau kedua variabel bebas tersebut dengan variabel terikat

(Kuncoro, 2001:114).

Uji Multikolinearitas diperoleh dengan melihat pada nilai

tolerance dan nilai inflasi variance (VIF). Nilai tolerance untuk semua

variabel independen tidak mendekati 0,1. Nilai VIF diketahui bahwa

semua variabel independen dalam penelitian ini kurang mendekati 10.

Menurut Gujarati (1995:328)) semakin tinggi nilai VIF maka semakin

tinggi kolinearitas antara variabel independen.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

Tabel 1 Hasil Regresi Berganda

Variabel Koefisien Regresi Standar Error Nilai t Signifikan

Konstanta 5,821 2,373 2,453 0,017

Iklim Organisasi 0,484 0,164 2,958 0,004***

Page 11: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

11

Kompensasi 0,604 0,173 3,480 0,001***

Keterangan:

*** : Signifikan secara statistis pada alpha 1%

1. Uji-T

Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel

bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat secara parsial. Uji

signifikansi secara parsial dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen); dan

b. Ha : βi ≠ 0 (ada pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen).

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (a) koefisien

regresi untuk variabel iklim organisasi adalah sebesar 0,484 dan t-hitung

sebesar 2,958 dengan tingkat signifikansi sebesar (0,004), atau pada taraf

kepercayaan (99%). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

positif variabel iklim organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta; (b) koefisien regresi untuk variabel

kompensasi adalah sebesar 0,604 dan t-hitung sebesar 3,480 dengan

tingkat signifikansi sebesar (0,001), atau pada taraf kepercayaan (99%).

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif variabel

kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

2. Uji-F

Uji-F bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variabel yang

dipilih sudah cukup tepat (besar peranannya) dan menunjukkan apakah

semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Kriteria ujinya adalah jika nilai-F > 4, maka

semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi

variabel dependen. Hasil analisis menunjukkan nilai-F adalah 65,849 > 4,

Page 12: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

12

maka semua variabel independen yaitu Iklim Organisasi dan Kompensasi

secara serentak dan signifikan mempengaruhi Produktivitas Kerja.

3. Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mendeteksi ketepatan

paling baik dari garis regresi. Uji ini untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel perilaku

konsumen. Kriterianya jika nilai R2 mendekati satu (1). Ini berarti variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Hasil analissis menunjukkan nilai

R2 adalah 0,683 berarti bagus atau 68,3 % variabel yang dipilih pada

variabel independen dapat menerangkan variasi variabel dependen

(produktivitas kerja), sedangkan sisanya 31,7 % diterangkan variabel

residualnya.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Hasil analisis diperoleh dengan menggunakan Jargue Berra (JB

test) dengan derajat bebas 2 pada level keyakinan 95% adalah 7,37 dan

keyakinan 99% adalah 9,21. Langkah uji normalitas yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

( )

−+=

24

3

6

22 KSnJB

Hasil analisis menunjukkan bahwa JB hitung sebesar 7,493 lebih

kecil dari 9,21 berarti data termasuk dalam kelas berdistribusi normal pada

keyakinan 99% sehingga terpenuhi asumsi normalitas jika variabel e

berdistribusi normal maka variabel yang diteliti juga berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Page 13: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

13

Hasil analisis terhadap uji heteroskedastisitas dengan uji Lagrang

Multiplier (LM test), besarnya (R2 X N) sebesar 1,92. Artinya, nilai ini

lebih kecil dari Chi Square (χ2 ) sebesar 9,2 maka tidak menunjukkan

gejala heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Cara yang digunakan untuk menguji adanya autokorelasi dapat

dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson. Nilai dU sebesar 1,534

dan nilai 4-dU sebesar 2,466. Nilai DW berada berada di antara 1,534

<2,261<2,466, berarti nilai ini tidak terjadi gejala autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji adanya korelasi linier yang

sempurna antar variabel kualitas pelayanan. Jika terjadi multikolinearitas

yang serius menyebabkan koefisien pada model menjadi tidak signifikan.

Uji multikolinearitas diperoleh dengan melihat pada nilai tolerance dan

nilai inflasi variance (VIF). Gambaran nilai VIF dan tolerance dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

Independen

V I F Tolerance Kesimpulan

Iklim Organisasi Kompensasi

0,3447 0,3447

0,290 0,290

Tidak ada multikolinearitas Tidak ada multikolinearitas

Sumber: Diolah dari Sumber Data Primer.

Menurut Gujarati (2003:475)) semakin tinggi nilai VIF maka

semakin tinggi kolinearitas antara variabel independen. Kriteria uji yang

digunakan untuk menentukan bahwa nilai VIF tidak kolinear adalah

Page 14: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

14

kurang dari 10. Demikian pula nilai tolerance untuk semua variabel

independen tidak mendekati 0,1. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

VIF adalah kurang dari 10, berarti tidak menunjukkan gejala kolonieritas.

Demikian pula nilai tolerance pada masing-masing variabel independen

tidak mendekati 0,1 berarti tidak terdapat multikolinearitas dalam

penelitian ini.

Hasil pengujian hipotessis menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi

terbukti memiliki pengaruh signifikan positif terhadap produktivitas kerja

karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Artinya, jika iklim organisasi

semakin baik maka produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr. Moewardi juga

meningkat. Penelitian ini mendukung penelitian Hastono (2004) mengkaji tentang

pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas karyawan di Bank Pembangunan

Daerah Jawa Tengah Cabang Wonogiri. Penelitian yang mengambil populasi pada

pegawai yang bekerja di Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang

Wonogiri yang berjumlah 76 orang. Cara pengambilan sampel adalah dengan

Survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas karyawan di Bank Pembangunan

Daerah Jawa Tengah Cabang Wonogiri.

Variabel kompensasi terbukti memiliki pengaruh signifikan positif

terhadap produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Artinya jika kompensasi meningkat maka produktivitas kerja karyawan di RSUD

Dr. Moewardi juga meningkat. Penelitian ini mendukung penelitian Sujadi (2003)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan 60 responden. Hasilnya adalah

dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

UMS di antaranya adalah kompensasi, lingkungan kerja, jaminan sosial,

pendidikan/latihan, dan kepuasan kerja dengan metode regresi linier berganda

berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. Sedangkan insentif dan

pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak

manajemen dalam menentukan kebijakan dalam meningkatkan produktivitas kerja

Page 15: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

15

yang akan diterapkan bagi karyawan. Di samping itu, secara akademik dapat

digunakan sebagai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang ilmu manajemen, dan sekaligus dapat digunakan sebagai acuan

peneliti selanjutnya.

D. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan menjadi sebagai

berikut.

(1) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel iklim organisasi

terbukti memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

(2) Variabel kompensasi terbukti memiliki pengaruh positif terhadap

produktivitas kerja karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

(3) Hasil analisis menunjukkan nilai R2 adalah 0,683 berarti model yang dipilih

hanya mampu menerangkan 68,3 % variasi variabel dependen (produktivitas

kerja karyawan), sedangkan sisanya 31,7 % diterangkan variabel residualnya

selain iklim organisasi dan kompensasi.

Page 16: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

16

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian (Ed. 1). Jakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 1995. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Davis, Keith, Newstrom J. 1985. Perilaku dalam Organisasi (Terj. Agus Dharma). Jakarta: Erlangga.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP Press.

Gujarati DN. 1995. Basic Econometric (3rd ed). New York: Mc Graw-Hill Inc.

Hasibuan Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hastono. 2004. “Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Kerja di BPD Jateng Cabang Wonogiri” (Tesis). Surakarta.: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Husnan S. 1990. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE.

Kisdarto, Atmosoeprapto. 2001. Produktivitas Aktualisis Budaya Perusahaan. Jakarta: Gramedia.

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.

Moelyono, M. 1993. Penerapan Produktifitas dalam Oragnisasi. Jakarta: PAU Studi Ekonomi Universitas Indonesia.

Poernomo, Didit dan Ismiyati Sri. 1985. ”Dampak Kenaikan Upah Minimum terhadap Sektor-sektor Industri di Indonesia” dalam Jurnal Empirika

No.23, BPPE Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi (Terj. Hadyono Pujoatmaka). Jakarta: Prenhallino.

Santoso, Singgih. 2000. SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik Secara

Profesional. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Setiadji, Bambang. 2001. “Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja terhadap Pegawai Dinas Kehewanan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Wonogiri” dalam Jurnal Manajemen Daya Saing, Pascasarjana UMS.

Page 17: PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN  DI RUMAH SAKIT  DR. MOEWARDI SURAKARTA

17

Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Program Pascasarjana.

Siagian P. S. 1992. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Simanjuntak, P.J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sinungan, M. 2000. Produktivitas “Apa dan Bagaimana”. Jakarta: Bumi Aksara.

Steers, Richard M. 1985. Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Sudaryanto. 2002. ”Pengaruh Disiplin Kerja dan Upah Insentif terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana UMS.

Sujadi. 2003. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta” (Tesis). Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sukarno, Edi. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Teknis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Swastha, Basu. 1992. Manajemen Pemasaran Modern (Edisi ke-2). Yogjakarta: Liberty.