Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN KEBIASAA MENGHAFAL
AL-QUR’ĀN MELALUI MEDIATOR SELF-REGULATED LEARNING
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
SISWA SMP ISLAM TERPADU YOGYAKARTA
Oleh: Mariah Kibtiyah
NIM. 20162010015
Disertasi
Diajukan Kepada Program Doktor
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Doktor Dalam
Ilmu Psikologi Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
1
ABSTRACT
A good understanding of mathematics is essential for success in modern
society, leading not only to prospects, academic achievement, good jobs but also
a better quality of life. Apart from big five personality, self-regulated learning,
the habit of memorizing Al- Qur’an are important factors in learning
achievement, especially in mathematics. This research aims to determine the
effect of big five personality and Al-Qur'ān memorization habits through self-
regulated learning mediators on mathematics learning achievement.
Furthermore, it also tests the effect of exogenous variables on endogenous
variables directly or indirectly.
This research used a quantitative approach. The number of subjects was
113 students from two SMP IT (Islam Terpadu Junior High Schools) in
Yogyakarta. The measuring instrument used were the big five personality scale,
the habit of memorizing Al-Qur'ān, self-regulated learning, and the document of
mathematics achievement for the 2019/2020 school year. The analysis of
research data used SEM-AMOS version 22.0, namely: 1) measurement model, 2)
and structural equation model simultaneously, so that the analysis process is
more efficient 3) The measurement model was calculated through confirmatory
factor analysis (CFA) on latent construct of research variables.
The research analysis shows (1) there is an effect of big five personality
and Al-Qur'ān memorization habits through self-regulated learning mediator
variables on mathematics learning achievement (2) The direct effect of the big
five personality dimensions on mathematics learning achievement is not
significant. Likewise, the habit of memorizing Al-Qur'ān also shows an
insignificant effect. However, there is a significant effect between the 4 (four)
big five personality dimensions, namely openness to experience, agreeableness,
neuroticism and conscientiousness and the habit of memorizing Al-Qur'ān
through self-regulated learning mediators on mathematics achievement.
Extraversion personality has a direct effect on mathematics learning
achievement. (3) The effect between self-regulated learning and mathematics
learning achievement is significant. Thus, it can be said that self-regulated
learning is a good mediator for personality and the habit of memorizing Al-
Qur'an on mathematics learning achievement.
2
مستخلص البحث
كان الفهم الجيد عن الرياضيات هو أمر ضروريّ للنجاح في المجتمع الحديث، ليس مما يؤدي إلى
و بصرف النظر عن شخصية الإنجاز الأكاديمي والعمل الجيد فقط و لكن إلى أفضل حياة نوعية أيضًا. الآفاق و
الخمسة الكبار و التعلم المنظم ذاتيًا، فإن عادة حفظ القرآن هو عامل مهم في إنجاز التعلم، و بالخصوص في
الرياضيات. و تهدف هذه الدراسة لتعرف تأثير شخصية الخمسة الكبار و عادة حفظ القرآن من خلال وسائط
. ثمّ اختبار تأثير المتغيرّ الخارجي إلى المتغيرّ الداّخلي بشكل مباشر او التعلم المنظم ذاتيًا إلى إنجاز الرياضيات
غير مباشر.
طلابا من مدرستين ۳ ۱۱و يستخدم هذا البحث نهجا نوعياّ. و كان عدد الموضوع البحث يعني
، و عادة في المتوسطة الإسلامية بجوكجاكرتا. أمّا أداة القياس المستخدمة هي مقياس الشخصية الخمسة الكبار
أمّا تحليل ۹۱۰۲/۰۲۰۲حفظ القرآن، و التعلم المنظم ذاتياً، و وثيقة درجة تحصيل الرياضيات للعام الدراسي
( و نموذج المعادلة ۲( نموذج القياس، ۱. يعني: ۲۲الإصدار SEM-AMOSالبيانات البحث باستخدام
ذج القياس من خلال تحليل العاملي التوكيدي( و يتم حساب نمو۳الهيكلية بالوقت ذاته، لأنّ أكثر كفاءة،
(CFA) .إلى البناء الكامن لمتغيرات البحث
( كان وجود تأثير للشخصية الخمسة الكبار وعادات حفظ القرآن من ۱و أظهرت نتائج تحليل البحث )
بعاد شخصية الخمسة ( التأثير المباشر لأ۲خلال متغير الوسيط التعلم المنظم ذاتياً في تحصيل تعلم الرياضيات، )
الكبار على تحصيل تعلم الرياضيات إنهّ غير كبير، و كذالك بعادة حفظ القرآن التي لا تظهر التأثير الكبير أيضا.
و لكن هناك التأثير الكبير بين الأبعاد الأربعة من شخصية الخمسة الكبار، هم: الانفتاح على التجربة، التوافق،
( ۳ادة حفظ القرآن من خلال وسيط التعلم المنظم ذاتيًا إلى إنجاز الرياضيات، )العصابية و الضمير الحي، و ع
إنّ التأثير بين التعلم المنظم ذاتياً و تحصيل تعلم الرياضيات كبير. إذاً، نستطيع أن نقول أنّ التعلم المنظم ذاتياً هو
وسيط جيد للشخصية وعادة حفظ القرآن في تحصيل تعلم الرياضيات.
3
ABSTRAK
Pemahaman yang baik tentang matematika sangat penting untuk sukses
dalam masyarakat modern, tidak hanya mengarah pada prospek, prestasi
akademik, pekerjaan yang baik tetapi juga kualitas hidup yang lebih baik. Selain
big five personality, self-regulated learning, kebiasaaan menghafal al-Qur’an
merupakan faktor penting dalam prestasi belajar, khususnya pelajaran
matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh big five
personality, dan kebiasaan menghafal al-Qur’ān melalui mediator self-
regulated learning terhadap prestasi belajar matematika. Selanjutnya menguji
pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen secara langsung ataupun
tidak langsung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah subjeknya 113
siswa dari dua sekolah SMP IT di Yogyakarta. Alat ukur yang digunakan adalah
skala big five personality, kebiasaan menghafal al-Qur’ān, self-regulated
learning, selain itu juga menggunakan dokumen nilai prestasi matematika
tahun ajaran 2019/2020. Analisis data penelitiaan menggunakan SEM-AMOS
versi 22.0 yaitu: 1) model pengukuran (Measurement Model), 2) dan
model persamaan struktural (structural equation model) secara serentak,
sehingga lebih efesien 3) Model pengukuran dihitung melalui confirmatory
factor analysis (CFA) terhadap konstrak laten variabel penelitian.
Hasil analisis penelitian menunjukkan (1) terdapat pengaruh big five
personality dan kebiasaan menghafal al-Qur’ān melalui variabel mediator self-
regulated learning terhadap prestasi belajar matematika (2) Pengaruh
langsung dimensi big five personality terhadap prestasi belajar matematika
adalah tidak signifikan. Demikian juga dengan kebiasaan menghafal al-Qur’ān
juga menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan. Namun demikian, terdapat
pengaruh yang signifikan antara 4 (empat) dimensi big five personality yaitu
openness to experience, agreeableness, neuroticism dan conscientiousness dan
kebiasaan menghafal al-Qur’ān melalui mediator self-regulated learning
terhadap prestasi matematika. Kepribadian extraversion berpengaruh secara
langsung terhadap prestasi belajar matematika. (3) Pengaruh antara self-
regulated learning dengan math learning achievement adalah signifikan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa self regulated learning merupakan
mediator yang baik bagi kepribadian dan kebiasaan menghafal al-Qur’ān
terhadap prestasi belajar matematika.
4
A. Latar Belakang
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa Standar
Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang salah satu
tujuannya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu serta bermartabat. Hal ini juga tertuang dalam
tujuan utama pembangunan nasional yang peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang dilakukan secara berkelanjutan melalui peningkatan mutu
pendidikan.
Asosiasi Guru Matematika Indonesia menyatakan bahwa mutu pendidikan
Indonesia khususnya dalam mata pelajaran matematika masih rendah (Zainuri,
2018). Menurut laporan POM (Project Operation Manual) program BERMUTU
(Better Education through Reformed Management and Universal Teacher
Upgrading), Indonesia mengikuti TIMSS (Trend International Mathematics and
Science Study) pada tahun 1999, 2003, 2007, 2011, 2015, dan 2017, diantaranya
hasil survei TIMSS pada tahun 2003 menempatkan Indonesia pada peringkat 34
dari 45 negara. Meskipun skor rerata naik menjadi 411 dari tahun 1999 yang
hanya mampu mencapai skor 403, dan lebih memprihatinkan lagi pada TIMSS
tahun 2007 menjadi rangking 36 dari 49 negara dengan rerata skor menurun
menjadi 405 (Mahrita, 1992). Pada tahun 2012, UNESCO merilis data mutu
pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara
(Satria, 2018).
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas
Pendidikan provinsi dan kota telah mengucurkan Tunjangan Profesi Pendidik
pada tahun 2017 sejumlah 56,7 triliun dari APBN yang nyatanya tidak memberi
efek yang signifikan terhadap kenaikan kompetensi guru(Szcze´sniak, Sopi
´nska, & KroplewskiZdzisław, 2019). Hal ini menjadi ironi ketika keterampilan
matematika dijadikan sebagai tolok ukur dalam melihat kesiapan Indonesia
menghadapi revolusi industri 4.0. Meski duduk di kelas IPA, murid tidak
terampil menyelesaikan pengoperasian yang sederhana, seperti penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, begitu juga dengan pecahan, peratusan,
dan perpuluhan.
Penelitian terbaru pada tahun 2018, penelitian tentang peningkatan
program pendidikan sistem (peningkatan) di Indonesia telah menerbitkan hasil
penelitiannya yang telah menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk
menyelesaikan masalah matematika sederhana tidak berbeda dari secara
signifikan antara siswa baru yang memasuki sekolah dasar dan yang merupakan
lulusan sekolah menengah. (Szcze´sniak et al., 2019).
Menurut PISA yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for
Economic CO-operation and Development) Selama empat tahun, posisi
Indonesia mengalami penurunan di semua bidang yang diuji: membaca,
matematika dan sains. Berdasarkan laporan PISA baru yang dirilis pada hari
5
Selasa, 3 Desember 2019, Skor Reading Indonesia berada di peringkat 77, maka
skor matematika berada di peringkat 72 dari 78 negara dan skor skrining
diklasifikasikan 70 dari 78 negara. Setiap negara memiliki sejumlah sampel yang
berbeda, OECD mengklaim bahwa 600.000 siswa dari 72 negara telah diuji di
PISA di seluruh dunia.
Salah satu penelitian telah mengidentifikasi dampak dari ciri big five
personality baik pada kemampuan kognitif atau keterampilan kolaborasi sosial
dalam kelompok, penelitian ini pertama-tama mengidentifikasi dampaknya pada
konstruk CPS (pemecahan masalah kolaboratif). Hasil dari pemodelan
persamaan struktural menemukan keterbukaan terhadap pengalaman (openness
to experience) dan kesesuaian (agreeableness) sebagai prediktor kinerja
CPS. Pemecahan masalah kolaboratif adalah keterampilan penting abad ke-21 di
dalam kolaborasi sosial dan pemecahan masalah kognitif, dan semakin
terintegrasi dalam program pendidikan, seperti Program yang berpengaruh untuk
Penilaian Siswa Internasional (PISA)
Perubahan dalam kebijakan ujian nasional ini yang akan digantikan oleh
penilaian kompetensi minimum dan investigasi karakter diambil sesuai dengan
hasil investigasi dan diskusi dengan berbagai pihak dan pakar dalam pendidikan,
yaitu guru, yaitu guru, orang tua dan siswa. Di halaman resmi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (gtk.kemdikbud.go.id) Literasi tidak hanya
ketrampilan membaca ,tetapi keahlian menganalisis membaca dan memahami
konsep isi artikel. Numerisasi analisis keahlian berdasarkan angka. Adapun
perubahan materi UN 2021 secara drastis segi kognitif ada dua materi, yakni
literasi dan numerasi :
1) Kecakapan Literasi dalam hal ini bukan sekadar kemampuan membaca.
Namun juga keahlian menganalisis bacaan serta memahami konsep di balik
tulisan tersebut.
2) Keahlian dalam Numerasi adalah upaya untuk menganalisis menggunakan
nomor. Mendikbud memberi tumpuan kepada literasi dan numerasi bukan
sekedar bahasa atau topik matematik. Lebih daripada kemahiran siswa yang
mengaplikasikan konsep untuk menganalisis bahan.
Hasil belajar yang baik adalah sebuah prestasi yang telah didapat oleh siswa.
Macam-macam prestasi belajar dapat dicapai sesuai dengan ptensi dan
kemampuan yang dimiliki (Djamarah, 2008). Prestasi belajar juga dianggap
sebagai perolehan kemampuan siswa yang dimanifestasikan dalam hasil belajar
(Schunk, 2012). Menurut Passer dan Ronald, sebuah dorongan untuk mencapai
prestasi belajar tinggi merupakan suatu bentuk keinginan positif untuk
menyelesaikan tugas dan mencapai kesuksesan dengan standar mutu yang tinggi
(Michael & Ronald, 2007).
Secara umum, faktor-faktor yang berpengaruh dalam memperoleh
keberhasilan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu
eksternal dan internal. Suryabrata menyatakan bahwa faktor internal terdiri dari
6
fisiologi dan psikologi. Faktor-faktor internal terdiri dari faktor fisiologis yang
terkait dengan faktor kesehatan jasmani dan faktor pancaindera dan psikologis
terkait dengan tingkat kecerdasan, kecerdasan, motivasi dan sikap. Faktor
eksternal termasuk dua faktor, yaitu lingkungan sosial dan non-sosial. Faktor-
faktor lingkungan sosial seperti guru, belajar teman, orang tua dan orang lain di
sekitar penelitian. Faktor-faktor lingkungan non-sosial seperti metode
pembelajaran, fasilitas pembelajaran, sumber belajar, kurikulum dan kondisi alam
(Suryabrata, 2007). Khusus bidang matematika ada beberapa faktor yang
berpengaruh yaitu : kemampuan, kesenangan, dan minat mereka pada matematika
dipandang sebagai faktor penting dalam pencapaian prestasi matematika (Peteros
et al., 2020).
Strategi belajar berdasarkan self-regulated learning menurut Zimmerman
dan Martinez-Pons dalam penelitiannya merupakan strategi pendekatan belajar
secara internal dan secara kognitif, yang dalam pelaksanaannya terdapat hubungan
positif yang sangat signifikan antara prestasi belajar dengan memakai strategi
belajar berdasarkan regulasi diri (Zimmerman & Martinez-Pons, 1990),
(Purwanto, 2017). Fakta empiris memperlihatkan bahwa keahlian siswa tinggi
tetapi ia tidak dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal, hal tersebut
menunjukkan bahwa ketidak mampuan individu dalam melakukan regulasi diri
ketika belajarnya.
Self-regulated learning atau belajar berdasarkan regulasi diri merupakan
aspek internal yang penting dalam meningkatkan perolehan prestasi belajar.
Belajar berdasar regulasi diri adalah suatu strategi yang mengacu pada kecakapan
individu untuk mengatur dirinya dalam proses belajar, dengan menyertakan
keahlian metakognisi, motivasi, dan behavioral skills (Zimmerman, 1989).
Feist dan Feist menjelaskan kepribadian sebagai sebuah pola yang relatif
menetap, trait, disposisi atau karakteristik dalam individu yang memberi
beberapa ukuran yang tetap tentang perilaku (Judge, Higgins, Thoresen, &
Barrick, 2006). Adapun faktor-faktor dalam big five menurut Costa dan McCrae
meliputi: neuroticsm, extraversion, openess to experience, agreeableness, dan
conscientiousness. Neuroticism berkenaan dengan emotional instability atau
ketidakstabilan emosi yang menggambarkan seseorang dengan masalah emosi
yang bersifat negatif. Goldbert mengemukakan “ lima faktor yang bisa digunakan
untuk menggambarkan kepribadian sesorang, yakni: (a) Neuroticism menjelaskan
seseorang yang memiliki masalah dengan emosi negatif seperti kekhawatiran dan
rasa tidak aman. Secara emosional, mereka tidak stabil, serta teman-teman
mereka yang lain, mereka juga mengubah perhatian pada sesuatu yang
berlawanan. Seseorang yang memiliki tingkat neurotisme rendah cenderung lebih
bahagia dan puas dengan kehidupan dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki tingkat neurotisme yang tinggi. Selain mengalami kesulitan
membangun hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat harga diri
yang rendah. Orang dengan nilai tinggi atau skor neurotisme adalah kepribadian,
7
pemarah, depresi dan emosional. (b) Extraversion (ekstraversi) Ini adalah dimensi
penting dalam kepribadian, di mana ekstravensi dapat memprediksi banyak
perilaku sosial.
“Seperti kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki jenis kepribadian yang
berbeda, perawatan yang berbeda juga diperlukan untuk setiap individu di sekolah,
dan bukan beberapa guru tidak memahami kepribadian murid-muridnya. Guru
yang hanya mempelajari teori topik dan tidak memperhatikan perkembangan
siswa akan menjadi pendidik apatis dan egois sehingga mereka tidak dicintai oleh
siswa. Dengan mempelajari bahkan guru yang tidak mengerti kepribadian siswa
akan sulit untuk mentransmisikan model pembelajaran yang dapat menarik siswa
sehingga proses transfer pengetahuan dapat dihambat dan memiliki dampak buruk
pada implementasi pembelajaran Siswa, termasuk dalam prestasi pembelajaran
matematika.
Terkait dengan perilaku kebiasaan menghafal al-Qur’ān, sebagaimana
diketahui bahwa tugas utama seorang siswa adalah belajar. Pada dasarnya potret
kehidupan siswa sudah padat dengan berbagai macam tugas sekolah dan ekstra
kurikuler yang menyita waktu. Jika seorang siswa menjadi seorang penghafal al-
Qur’ān , maka konsekuensinya ia harus melakukan aktivitas seorang penghafal al-
Qur’ān. Menghafal al-Qur'an untuk memperoleh keutamaannya memiliki berbagai
macam cara dn metode yang berbeda . Faktor-faktor tersebut adalah ntara lain
siswa yang merupakan manusia potensial, bakat atau kecerdasan yang
dimiliki, menurut Gardner adalah siswa yang memiliki kecerdasan majemuk dan
keberagaman. (Khafidah, Wildanizar, ZA, Nurhayati, & Raden, 2020).”
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis ditemukan bahwa
meskipun antusiasme siswa penghafal al-Qur’ān tinggi, tidak berarti siswa
meenghafal al-Qur’ān tidak mengalami permasalahan. Sebagian siswa yang
menghafal namun belum siap mental cenderung tidak mampu menerima dirinya
sendiri sebagai sosok yang penuh dengan tanggung jawab sebagai siswa maupun
sebagai penghafal al-Qur’ān. Hal ini berdampak pada ketidakoptimalan
perkembangan aspek dirinya sebagai siswa dalam menghafal al-Qur’ān.
Permasalahan juga bisa bersumber dari orang-orang disekitar yang
menganggap bahwa menghafal al-Qur’ān akan mengganggu aktivitas akademik.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan dan kebiasaan
menghafal al-Qur’ān oleh sebagian orang dianggap dapat mengganggu kinerja
akademik siswa, termasuk dalam pencapaiannya menguasai mata pelajaran
matematika. Upaya dalam menjadikan seseorang untuk dapat membiasakan
menghafal al-Qur’ān serta mengajarkan mereka tentang kemuliaan dan keutamaan
al-Qur’ān adalah urusan yang urgen dan sangat bernilai tinggi dalam kehidupan.
Individu yang terbiasa menghafal al-Qur’ān apalagi di usia dini akan belajar untuk
serius dalam menjalani hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Nasution tentang
pengaruh menghafal al-Qur’ān terhadap konsentrasi belajar pada siswa
membuktikan bahwa menghafal al-Qur’ān memiliki efek yang positif dalam
8
pengembangan keterampilan dasar pada siswa serta mampu meningkatkan prestasi
akademik siswa (Nadia, 2018).
Berangkat dari realitas dan idealitas yang ada, penelitian yang akan
dilakukan ini adalah belajar berdasar self-regulated learning, dan big five
personality sebagai faktor internal dan menjadikan kebiasaan menghafal al-
Qur’ān sebagai faktor eksternal yang memediasi hubungannya dengan prestasi
belajar matematika. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan siswa dalam belajar matematika berkorelasi dengan self-regulated
learning, big five personality dan kebiasaan menghafal al-Qur’ān.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apakah ada pengaruh yang signifikan big five personality, dan kebiasaan
menghafal al-Qur’ān melalui self-regulated learning terhadap prestasi belajar
matematika (math learning achievement) siswa SMP IT Yogyakarta ?
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Era teknologi saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sumber daya manusia berkualitas telah menjadi kebutuhan dalam semua
aspek kehidupan. Siswa yang dapat mencapai kesuksesan di bidang akademik
akan menjadi salah satu kualitas dan sumber daya profesional yang siap
menghadapi tantangan di masa depan.
Upaya untuk mendapatkan prestasi akademik yang optimal tidak
mudah, karena banyak faktor membantu mempengaruhinya. Secara umum,
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu, a) faktor internal, yaitu, kondisi / kondisi fisik dan spiritual
individu, dan b) faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan di Indonesia
terutama skeliling individu. (Syah, 2006). Faktor internal individu berperan
dalam mencapai prestasi akademik siswa yang optimal. Salah satu strategi
yang diterapkan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk mengoptimalkan
pencapaian akademik siswa adalah self-regulated learning. Teori self-
regulated learning mengacu pada teori Zimmerman bahwa self-regulation
learning sehubungan dengan generasi pemikiran diri, perasaan, dan tindakan
yang direncanakan dan studi timbal balik yang cocok untuk mencapai tujuan
pribadi atau dengan kata lain self-regulation learning berhubungan dengan
metakognitif, motivasi, dan perilaku yang berpartisipasi aktif untuk mencapai
tujuan personal (Shu-Shen, 2002). Panadero, Jonsson, dan Botella
menyatakan bahwa self-regulated learning merupakan upaya aktif individu
untuk meraih tujuan yang dibuatnya dalam aktivitas belajar dengan
menggunakan strategi yang melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan
perilaku (Panadero, Jonsson, & 3, 2017). Senada dengan definisi yang
dikemukakan Panadero, Zimmerman dan Schunk menegaskan bahwa self-
regulated learning adalah upaya mengatur diri dalam belajar, dengan
mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif
9
(Cetin, 2015).
Proses belajar merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh dalam
pencapaian hasil nelajar di sekolah. Banyak faktor yang memungkinkan
terjadinya perolehan hasil belajar yang memuaskan, di anatara faktor tersebut
mampu meningkatkan prestasi belajar dan bahkan sebaliknya dapat menghambat
perolehan prestasi belajar siswa. Faktor yang dapat memengaruhi tinggi
rendahnya prestasi pembelajaran siswa adalah faktor internal. Faktor internal
kadang-kadang dikonversi menjadi hambatan dan pendukung keberhasilan
individu. Orang yang memiliki kemampuan untuk mengatur perilaku, proses dan
perilaku yang efektif, yang kemudian dapat menumbuhkan inisiatif, inisiatif-
inisiatif pembelajaran dapat mendukung kesuksesan mereka.
Proses mengatur, mengelola dan mengendalikan segala kemampuan yang
dimiliki siswa dalam belajar ini memurut Zimerman (Shu-Shen, 2002) dan
Boekaets, Pintrich dan Zeidner (Boekaerts, Pintrich, & Zeidner, 2000) dikenal
dengan istilah belajar berdasar regulasi diri (self-regulated learning).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wong bahwa kemampuan regulasi diri
siswa yang baik dapat meprediksi pencapaian prestasi yang maksimal
(Sukkyung, Myley, Sun, & Lim, 2012). Siswa yang menerapkan peraturan diri
dalam pembelajaran memiliki kemampuan untuk mengatur dengan melibatkan
kemampuan metakognisi aktif, motivasi dan behavioral skills dengan aktif.
Alsa dalam penelitiannya menemukan bahwa ada korelasi yang sangat
signifikan antara belajar berdasar regulasi diri dengan prestasi belajar
matematika(Alsa & Martaniah, 2005). Adanya keinginan pencapaian prestasi
yang optimal dapat terlihat dari adanya keinginan atau motivasi belajar yang
tinggi siswa. Belajar berdasar regulasi diri juga mempertimbangkan aspek
motivasi sebagai satu aspek penentu keberhasilan siswa dalam pencapaian
prestasi belajar. Scuhnk menambahkan, dari motivasi inilah akan menimbulkan
perilaku yang merupakan upaya untuk mengatur diri, menyeleksi dan
memanfaatkan lingkungan sebagai salah satu sumber yang membantu
pencapaian prestasi belajar atau sbagai gambaran dari salah satu aspek regulasi
diri itu sendiri (Pipere & Mieriņa, 2017). Self-regulated learning adalah Upaya
yang dilakukan oleh individu regulasi diri dalam pembelajaran dengan
memasukkan kapasitas metakognisi, motivasi dan bhavioral skills. Untuk
menemukan pembelajaran yang diatur sendiri dalam penelitian ini, ia
menggunakan skala pembelajaran yang diatur sendiri berdasarkan dimensi
yang disajikan oleh Zimmerman meliputi: 1) Metakognitif, yang
mengandung perencanaan pembelajaran, pengorganisasian, pengukuran; 2)
Motivasi, termasuk strategi kontrol untuk melindungi diri mereka pada
kegiatan yang mengandung motivasi intrinsik, otonomi dan kepercayaan
diri;dan 3) behavioral skill, terdiri dari upaya individu menyusun,
menyeleksi, memanfaatkan serta menciptakan lingkungan fisik dan sosial
yang mendukung aktivitas belajarnya (Zimmerman, 2010a).
10
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa self-regulated
learning memiliki efek yang kuat dalam mengoptimalkan prestasi akademik.
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh
Broadbent dan Poon Ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki prestasi
tinggi menggunakan strategi self-regulated learning yang tinggi,
dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki prestasi rendah (Broadbent
& Poon, 2015). Efek yang kuat dari self-regulated learning learning dalam
prestasi akademik ini juga ditunjukkan dalam sebuah penelitian Roth bahwa
pada kelompok individu yang berprestasi tinggi menggunakan strategi self-
regulated learning yang tinggi dengan skor 13 hingga 14 lebih,
dibandingkan individu yang berprestasi rendah (Roth, Ogrin, & Schmitz,
2016).
Selain regulasi diri, kepribadian juga dapat mempengaruhi prestasi
belajar, termasuk prestasi belajar matematika menunjukkan adanya korelasi
positif antara neuroticsm, extraversion, dan openess to experience terhadap
prestasi dalam konteks belajar (Feist. & Feist, 2010). Temuan yang sejalan
juga dikemukakan oleh Hoseniefar, dkk yang menyatakan bahwa openess to
experience berkorelasi positif dengan prestasi belajar sebab terkait dengan
keingintahuan dan ketertarikan yang bersifat luas (Hoseniefar, dkk, 2011).
Keterbukaan siswa terhadap hal-hal baru atau informasi baru dari lingkungan
dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi siswa dalam belajar. Di samping
itu, temuan Furnham dan Bachtiar menunjukkan bahwa extraversion
berkorelasi dengan prestasi, baik prestasi diukur sebagai divergent thinking,
self rated , maupun creative judgement (Furnham & Bachtiar, 2008), Cacha
menambahkan bahwa siswa yang lebih ekstrover memiliki kemampuan
mengolah informasi dengan lebih cepat karena memiliki kecerdasan figural
yang membuat mereka cenderung lebih spontan dalam merespon situasi
sosial di sekitarnya (Cacha, 1976).
Hal ini disebabkan neuroticsm dikarakteristikkan dengan sifat
pencemas dan depresi yang dianggap dapat menghambat prestasi belajar
siswa. Temuan unik dikemukakan oleh Byron dan Khazanchi bahwa
neuroticsm berkorelasi negatif dengan tugas-tugas kreativitas verbal, akan
tetapi justru berkorelasi positif dengan tugas-tugas figural (Byron &
Khazanchi, 2011).
Tipe kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah big five
personality yang menjabarkan lima faktor kepribadian, yaitu: openess to
experience (O), conscientiousness (C), extraversion (E), agreeableness (A), dan
neuroticsm (N) yang kemudian disingkat menjadi OCEAN (John, Robins, &
Pervin, 2001). Dari lima faktor di dalam big five, masing-masing dimensi terdiri
dari beberapa facet. Facet merupakan trait yang lebih spesifik dan merupakan
bagian dari lima faktor besar tersebut. Komponen dari faktor-faktor dalam
kepribadian big five berdasarkan NEO PI-R yang dikembangkan Costa dan
11
McCrae adalah:
Dari berbagai penemuan penelitian didapatkan hasil bahwa alat ukur
kepribadian big five tidak selalu memberikan struktur yang sama dengan teori
aslinya. Faktor budaya sebagai salah satu yang memengaruhi terbentuknya
kerpibadian akan memengaruhi respon individu pada aitem-aitem dalam alat
ukur, apalagi jika aitem tersebut mengandung social desirability.
Kebiasaan menghafal al-Qur’ān merupakan bagian dari aktivitas ibadah
umat Islam, sehingga termasuk dalam aktivitas yang dianjurkan dalam
agama. Aktivitas yang benar membutuhkan alasan yang benar pula pada saat
akan dilakukan agar tidak mudah goyah selama aktivitas tersebut
dilaksnakan. Wiyarto dalam penelitiannya menemukan mahasiswa yang
menjadi santri di pondok pesantren meghafal al-Qur’ān didorong oleh
keinginan yang ada di dalam dirinya sebagai perwujudan penghambaan
kepada Allah SWT. Keinginan menghafal al-Qur’ān tersebut yang akan
menyadarkan siswa pada saat berada dalam kondisi bermasalah sehingga
tidak mudah menjadikan aktivitas menghafal al-Qur’ān sebagai “kambing
hitam” yang mengganggu performa akademik (Andy, 2012).
Keterhubungan antara kebiasaan menghafal al-Qur’ān dan performa
akademik siswa dapat dilihat melalui dinamika yang terbentuk dari dua
variabel tersebut berdasarkan uraian di atas. Siswa yang menjadikan Allah
SWT sebagai achor utamanya akan memiliki keberanian dan tanggung jawab
untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam hidup termasuk juga
kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas di sekolah. Kedekatan kepada
Sang Pencipta melalui perilaku kebiasaan menghafal al-Qur’ān tersebut
akan memandu siswa tetap berada dalam track tujuan hidup yang diridai
Allah SWT. Jika ia dihadapkan dengan rutinitas harian yang padat dan tugas
yang saling beririsan waktunya, ia akan berpikir bagaimana semua bisa
dilakukan dengan baik sehingga tidak menghambat perkembangan dirinya.
Rasa yakin kepada pertolongan Allah SWT mampu menerima dirinya
dengan banyak peran sebagai seorang siswa yang punya kewajiban belajar
dan juga sebagai seorang muslimin yang berperan sebagai penghafal al-
Qur’ān.
Telah banyak uraian disampaikan berkenaan dengan belajar berdasar
self-regulated learning, big five personality dan kebiasaan menghafal al-
Qur’ān. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan self-
regulated learning, big five personality dan kebiasaan menghafal al-Qur’ān
terhadap prestasi belajar matematika.
Berdasarkan hubungan antara variabel yang telah dijelaskan di atas,
maka kerangka pemikiran konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut:
12
Gambar 2. 1: Kerangka Pemikiran Penelitian
Keterangan :
1. Pengaruh langsung big five personality terhadap prestasi belajar
matematika.
2. Pengaruh big five personality terhadap prestasi belajar matematika (
math learning achievement) yang dimediasi oleh self-regulated
learning.
3. Pengaruh kebiasaan menghafal al-Qur’ān terhadap prestasi belajar
matematika ( Math Learning Achievement) yang dimediasi oleh self-
regulated learning.
4. Pengaruh kebiasaan menghafal al-Qur’ān terhadap prestasi belajar
matematika ( Math Learning Achievement).
5. Pengaruh langsung self-regulated learning terhadap Prestasi Belajar
Matematika.
Hipotesis
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini 1 hipotesis mayor dan 6 hipotesis minor, sebagai berikut :
1. Hipotesis Mayor
Model teoritik pengaruh big five personality dan kebiasaan membaca al-
Qur’ān melalui mediator self-regulated learning terhadap prestasi belajar
matematika bersifat fit sesuai dengan data empiris.
2. Hipotesis Minor 1
Terdapat pengaruh signifikan kebiasaan membaca al-Qur’ān melalui
mediator self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika (math
learning achievement).
3. Hipotesis Minor 2
Terdapat pengaruh signifikan openess to experience melalui mediator self-
regulated learning terhadap prestasi belajar matematika.
4. Hipotesis Minor 3
13
Terdapat pengaruh signifikan conscientiousness melalui mediator self-
regulated learning terhadap prestasi belajar matematika.
5. Hipotesis Minor 4
Terdapat pengaruh signifikan extraversion melalui mediator self-regulated
learning terhadap prestasi belajar matematika.
6. Hipotesis Minor 5
Terdapat pengaruh signifikan agreeableness melalui mediator self-
regulated learning terhadap prestasi belajar matematika.
7. Hipotesis Minor 6
Terdapat pengaruh signifikan neuroticism melalui mediator self-regulated
learning terhadap prestasi belajar matematika.
METODE PENELITIAN
Penelitian deskriptif kuantitatif, dalam penelitian ini, bersifat explanatory
research, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan pengaruh antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesa yang dirumuskan (seringkali disebut
penelitian penjelasan) (Singarimbun, 2003). Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini, pendekatan berdasarkan informasi statistika untuk mengkaji
pengaruh variabel self-regulated learning, big five personality, kebiasaan
menghafal al-Qur’ān terhadap prestasi belajar metematika.
Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah beberapa siswa sekolah
SMP Islam Terpadu. Alasan pemilihan siswa tersebut sebagai subjek penelitian,
adalah:
Tabel 3. 1: Sebaran subjek Penelitian
No Nama SMP IT Populasi Jenis Kelamin Sampel
P L
1 SMP IT LHI 164 20 23 43
2 SMP IT Salman al Farisi 135 37 33 70
T o t a l 113
Teknik untuk menentukan subjek dalam penelitian yang menggunakan
teknik pengambilan purposive sampling dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan sampel adalah
siswa SMPIT kelas VII, VIII dan IX yang mengikuti kelas tahfiz al Qur’an
(Sugiyono, 2018).
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat, diperlukan metode
pengumpulan data. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan
skala variabel. self-regulated learning, tipe kepribadian big five, dan perilaku
menghafal al-Qur’ān sebagai proses pengumpulan data kuantitatif.
Mempertimbangkan bahwa untuk mengukur variabel prestasi belajar
matematika siswa, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi. Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
menggunakan bahan yang ada atau tersedia dalam file tertentu di lingkungan
14
penelitian. Satu set data berisi aspek atau atribut tertentu yang akan digunakan
sebagai bahan studi staple dalam penelitian ini (Martono, 2014).
Pengolahan data statistic pada penelitian in menggunakan SEM AMOS versi 22.0.
Tahapan Analisis SEM melalui lima Tahapan, yaitu : 1). Spesikasi Model, 2)
Identifikasi Model 3). Estimasi Model, 4) Evaluasi Model, 5). Modifikasi model
(Haryono, 2017).
Validitas data diperoleh dalam pemrosesan SEM di AMOS ketika
melihat nilai factor loading. Ringkasan pijakan penentuan validitas dapat
dilihat pada tabel :
Tabel 3. 2: Ringkasan Acuan validitas
Validitas Parameter Nilai Acuan
Factor loading (λ) Lebih besar dari 0,5
c.r Lebih besar dari 2 kali s.e
Probabilitas Lebih kecil dari 0,05
Selain itu, bukti validitas konstruk dilakukan, serta tes reliabilitas konstruk. Tes
ini dilakukan untuk menunjukkan keakuratan konsistensi dan ketepatan instrumen.
Dalam keandalan penelitian ini menggunakan teknik Alfa Cronbach.
Kriteria Goodness of Fit (GoF)
Setelah menguji model pengukuran dan model struktural, maka sedang
menguji model dalam model total atau total penyesuaian sesuai dengan
goodness of fit (GoF). GoF adalah indikasi perbandingan antara model yang
merupakan dispesifikasi dengan matriks kovarians antara indikator atau
variabel yang diamati. Jika GoF dilakukan dengan baik, maka model dapat
diterima dan sebaliknya jika GoF terjadi hasil buruk, maka model harus
ditolak atau modifikasi model (Ghazali & Laten, 2015).
Tabel 3. 3: Kriteria goodness of fit (GoF)(Ghazali & Laten, 2015), (Haryono,
2017)
Kriteria Indeks Ukuran
Nilai Acuan
Chi-Square (2) Probabilitas (P) > 0,05
CMIN/df 2,00
Root mean square error
of
< 0,08
approximation (RMSEA)
Comparative fit index (CFI) > 0,9 (mendekati 1)
Parsimonious comparative
fit
> 0,6
index (PCFI)
Akaike information criteria (AIC) AIC<AIC
saturated
model &
15
independence
model
Uji Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian, tes hipotesis dilakukan. Hipotesis penelitian
diterima atau ditolak, maka uji hipotesis dilakukan. Tes hipotesis dilakukan dengan
menggunakan aturan tes tes secara manual. Tes dilakukan dua tahap, yaitu, mencoba
seluruh model dan hipotesis individual.
Selain itu, untuk menguji pentingnya pengaruh antara variabel laten dapat
dilihat dari tes model pengukuran atau model struktural yang disampaikan
sebelumnya. Untuk mengetahui besarnya efek variabel dalam variabel lain. Amos
menyajikan pengaruh setiap variabel yang dirangkum dalam efek langsung. (direct
effect) efek tidak langsung (indirect effect) dan efek total (total effect).
Tabel 3. 1: Kaidah dan interpretasi indeks model fit
Indeks Tidak Baik Cukup Baik Sangat Baik
CMIN/DF > 5 > 3 > 1
CFI <0.90 <0.95 >0.95
SRMR >0.10 >0.08 <0.08
RMSEA >0.08 >0.06 <0.06
PClose <0.01 <0.05 >0.05
Sumber : (Haryono, 2017) (Hu & Bentler, 2009) dalam (Gaskin & Lim, 2016)
Cutoff Criteria for Fit Indexes in Covariance Structure Analysis:
Conventional Criteria Versus New Alternatives, recommend
combinations of measures.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah menguji pengaruh big five personality, kebiasaan menghafal
al-Qur’ān melalui variabel mediator self-regulated learning terhadap prestasi belajar
matematika (math learning achievement/MLA) di SMP IT Yogyakarta. Hipotesa
penelitian pertama mayor yang diajukan pengaruh big five personality, kebiasaan
menghafal al-Qur’ān melalui variabel mediator self-regulated learning terhadap
prestasi belajar matematika (math learning achievement/MLA) bersifat fit artinya
didukung oleh data empiris.
Uji model fit mediation analysis dengan Structural Equation Modelling
menggunakan IBM® SPSS
® Amos 22.0
16
Gambar 4.1 : Model fit mediation analysis
Tabel 4.18 : Model fit mediation analysis
Indeks Nilai Kriteria Interpretasi
CMIN 6,292 -- --
DF 1 -- --
CMIN/DF 6,292 Antara 1 dan 3 Tidak baik
CFI 0,959 >0.95 Sangat Baik
SRMR 0,037 <0.08 Sangat Baik
RMSEA 0,217 <0.06 Tidak Baik
PClose 0,025 >0.05 Cukup Baik
Hasil olah data menunjukkan bahwa model yang diajukan tidak
memenuhi beberapa kriteria goodness of fit, namun beberapa kriteria dapat
dipenuhi dengan baik. CFI > 0,95, SRMR < 0,08 memenuhi kriteria
dengan sangat baik, dan PClose >0,01 masih dalam toleransi diterima
sebagai ukuran fit atau tidaknya sebuah model. Chi square dengan p< 0,05,
CMIN/DF, dan RMSEA memperlihatkan nilai dibawah kriteria. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Model yang diajukan sudah sesuai
dengan model hipotetiknya.
Pengaruh langsung (direct effect) antara kebiasaan menghafal al-
Qur’ān (KMA) dengan prestasi belajar matematika (math learning
achievement/MLA) sebesar -0,035 dengan p>0,05, menunjukkan bahwa
hasil tersebut tidak signifikan. Namun demikian dengan dengan self-
17
regulated learning (SRL) sebagai moderator, memperlihatkan pengaruh
yang signifikan sebesar 0,417 dengan p < 0,01. Ini berarti self-regulated
learning adalah mediator yang baik bagi kebiasaan menghafal al-Qur’ān
dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika, di mana pengaruh
kebiasaan menghafal al-Qur’ān terhadap self-regulated learning adalah
sebesar 0,215 dengan p<0,05.
Tabel 4.19 : Koefesien Pengaruh antar variabel Penelitian
Efek OtE Consc Extra Agree Neuro KMA SRL
SRL
langsung
-0,236** 0,461** -0,062 -
0,208*
-
0,206* - -
MLA -0,001 0,171 0,277
* -0,125 0,175
-
0,067
0,391
**
SRL Tidak
Langsung
- - - - - - -
MLA -0,092 0,180 -0,024 -0,081 -0,080 - -
SRL
Total
-0,236** 0,461** -0,062 -
0,208*
-
0,206* - -
MLA -0,093 0,351 0,252 -0,206 0,094 -
0,067
0,391
**
*signifikan dengan p<0,05
**signifikan dengan p<0,01
a. Model Penelitian dan hubungan antar Variabel
a. Efek Langsung
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat nilai efek langsung dan tidak
langsung antar variabel. Efek langsung adalah hubungan antar variabel yang
tidak dimediasi oleh variabel lain, sedangkan efek tidak langsung adalah
hubungan antar variabel dimediasi oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini yang berpengaruh langsung adalah extraversion
terhadap Prestasi belajar matematika adalah signifikan dengan koefisien
korelasi sebesar 0,277 (p<0,01). Dapat dikatakan bahwa extraversion
berpengaruh terhadap Prestasi belajar matematika. seseorang yang memiliki
faktor extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial,
berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang
dengan tingkat extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga
akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Peer group mereka juga
dianggap sebagai orang-orang yang ramah, fun-loving, affectionate, dan
talkative. Dan berdasarkan aitem yang siswa-siswi banyak pilih adalah terkait
dengan sikap mudah bergaul dan supel serta suka menahan emosi. Ada tiga
bentuk transmisi nilai : 1) orang tua; 2) Guru dan 3) teman sebaya, teman
sebaya (Berry, Poortinga, Segall, & R.Dasen, 2002) ini berpengaruh karena
budaya boarding, mereka lebih banyak berinteraksi dengan teman kamar atau
asrama. Melalui interaksi ini maka tanpa mereka sadari terjadi proses
pembelajaran positif yaitu kebiasaan menghafal al-Quran.
18
Salah satu hasil penelitian mengungkapkan ciri-ciri kepribadian secara
signifikan terkait dengan prestasi akademik. Analisis regresi bertahap
menunjukkan karakteristik kepribadian menyumbang 48 persen dari variasi
dalam prestasi akademik salah satu ciri kepribadiannya adalah extraversion
(Hakimi, Hejazi, & Lavasani, 2011). Penelittian lain menyebutkan bahwa
extraversion dan keterbukaan berhubungan positif dengan pemrosesan
elaborative ciri kepribadian lainnya sebesar 14% dari varians dalam nilai
rata-rata kelas (IPK) (Komarraju, Karau, Schmeck, & Avdic, 2011). Hasil
penelitian ini menemukan ciri-ciri kepribadian, ekstraversion pengaruh teman
sebaya signifikan terhadap prestasi belajar matematika sebagaimana
penelitian yang dilakukan Rapallini, dkk menyatakan bahwa pengaruh teman
sebaya signifikan terhadap prestasi matematika (Rapallini & Rustichini,
2019), hasil penelitian Zhung bahwa extraversion hubungan teman sebaya
berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar matematika dan
motivasi akademik memainkan peran mediasi antara hubungan teman sebaya
dan prestasi matematika (L. Li, Peng, Lu, Liao, & Li, 2020). Skor yang tinggi
pada faktor ini menggambarkan individu yang mudah bergaul, aktif, banyak
berbicara, memiliki hubungan interpersonal yang baik sesuai hasil penelitian
Pervin dan John hasil tentang extraversion menunjukkan bahwa ruang kelas
dengan proporsi teman sebaya dapat meningkatkan lebih tinggi prestasi
pendidikan (Raposo & Gonçalves, 2020).
Sedangkan pengaruh antara self-regulated learning dengan prestasi
belajar matematika (math learning achievement) adalah signifikan dengan
koefisien korelasi sebesar 0,391 (p<0,01). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa self regulated learning merupakan mediator yang baik
bagi big five personality. Hal ini berarti kepribadian subjek mempengaruhi
self-regulated learningnya, lalu secara signifikan mempengaruhi prestasi
belajar matematika subjek.
Salah satu fokus pendidikan adalah mengembangkan peserta didik
mandiri. Peserta didik mandiri adalah aktif yang menggunakan pengetahuan
dan strategi untuk mengatur pembelajaran mereka secara adaptif dan efisien
(Zimmerman, 2010b), (Zimmerman, 2002). Sebagaimana temuan dari studi
intervensi menetapkan bahwa pembelajaran mandiri yang efektif self
regulated learning dikaitkan dengan peningkatan prestasi akademik
(Schmitz & Wiese, 2006), kontribusi pada intervensi self regulated
learning yang efektif terhadap matematika pada pelajar usia
sekolah. Secara khusus, matematika mungkin lebih menantang bagi siswa
yang mengalami transisi sulit dari matematika dasar ke matematika
lanjutan. Tantangan dalam kurikulum matematika tingkat lanjut dapat
menyebabkan kegagalan siswa, kurangnya minat dalam memperoleh prestasi
matematika, dan penurunan yang merugikan dalam proses pembelajaran
selanjutnya dalam matematika (Berger, Mackenzie, & Holmes, 2015).
19
Dalam domain matematika (Cleary, Kitsantas, & Dowdy, 2017)
menguji intervensi self regulated learning dan menemukan peningkatan
self regulated learning siswa sekolah menengah dan prestasi matematika.
Bukti lain hasil penelitian (Rosário, Núñez, Valle, González-Pienda, &
Lourenço, 2013) bahwa proses pembelajaran dengan penggunaan self-
regulated learning pada siswa dapat meningkatkan prestasi matematika.
Intervensi self regulated learning bermanfaat untuk peningkatan
kinerja pelajar dalam berbagai domain akademis. Bukti empiris menunjukkan
bahwa self regulated learning dikaitkan dengan kinerja akademik secara
umum. Siswa yang berprestasi juga melaporkan lebih sering menggunakan
strategi self regulated learning daripada siswa berkinerja rendah. Ini
mendukung bahwa strategi self regulated learning berhubungan dengan
prestasi akademik di seluruh domain akademik dan konteks tugas (Moos &
Azevedo, 2008). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa siswa dengan self-
regulated learning tinggi memiliki kemampuan koneksi matematis yang lebih
baik daripada siswa dengan self-regulated learning sedang dan rendah. Siswa
dengan self regulated learning sedang memiliki kemampuan koneksi
matematis yang lebih baik dibandingkan siswa dengan self regulated learning
rendah (Putri, Budiyono, & Indriati, 2018).
b. Efek Tidak langsung
1. Big five personality terhadap prestasi belajar matematika
Pengaruh langsung antara dimensi big five personality dengan
prestasi belajar matematika (Math Learning Achievement/MLA) adalah
tidak signifikan dengan p<0,05, yang berarti bahwa kepribadian tidak
berpengaruh langsung dengan MLA. Demikian juga dengan kebiasaan
menghafal al-Qur’ān (KMA) juga menunjukkan korelasi yang tidak
signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa big five personality dan
kebiasaan menghafal al-Qur’ān bukanlah prediktor yang tepat untuk MLA.
Namun demikian, terdapat korelasi yang signifikan antara 3 (tiga) dimensi
big five personality yaitu Openness to Experience (OtE), Agreeableness
(Agree), dan Conscientiousness (Consc) dengan self-regulated learning
masing-masing sebesar -0,522, -0,709, dan 0,725 dengan p<0,01.
Sedangkan korelasi antara self-regulated learning dengan math learning
achievement adalah signifikan denga koefisien korelasi sebesar 0,624
(p<0,01)
Studi lain meneliti hubungan antara model kepribadian big five
personality dan penggunaan strategi belajar mandiri. Ukuran strategi
belajar yang diatur sendiri dan sifat kepribadian big five personality
diberikan kepada sejumlah mahasiswa, Penelitian ini juga membandingkan
kontribusi relatif dari faktor kepribadian dan strategi belajar mandiri dalam
memprediksi prestasi akademik. Hasil dari regresi berganda hierarkis
menunjukkan bahwa sifat kepribadian Intelek memberikan kontribusi
20
independen untuk varians dalam IPK siswa, sedangkan upaya regulasi
memediasi efek conscientiousness dan agreeableness (Bidjerano & Dai,
2017)
Sedangkan pengaruh antara self-regulated learning dengan prestasi
belajar matematika (math learning achievement) adalah signifikan dengan
koefisien korelasi sebesar 0,391 (p<0,01). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa self regulated learning merupakan mediator yang baik
bagi big five personality. Hal ini berarti kepribadian subjek mempengaruhi
self-regulated learningnya, lalu secara signifikan mempengaruhi prestasi
belajar matematika subjek.
Penelitian lain menunjukkan bahwa ciri kepribadian memberikan
kontribusi independen terhadap varians dalam prestasi belajar siswa,
sedangkan self-regulated learning memediasi efek dari conscientiousness
dan agreeableness terhadap prestasi akademik siswa (Bidjerano & Dai,
2007), Sorić, Penezić, & Burić menjelaskan melalui hasil penelitiannya
bahwa orientasi tujuan, memediasi conscientiousness and extraversion
memprediksi prestasi akademik (Sorić, Penezić, & Burić, 2017). Sedangkan
untuk big five personality dengan self-regulated learning ada pengaruh
langsung dalam penelitian ini.
2. Kebiasan menghafal al-Qur’ān Self Regulated Learning terhadap Prestasi
Belajar Matematika
Pengaruh langsung antara kebiasaan menghafal al-Qur’ān (KMA)
dengan prestasi belajar matematika (math learning achievement/MLA)
sebesar -0,035 dengan p>0,05, menunjukkan bahwa hasil tersebut tidak
signifikan. Namun demikian dengan dengan self-regulated learning (SRL)
sebagai moderator, memperlihatkan pengaruh yang signifikan sebesar 0,417
dengan p < 0,01. Ini berarti self-regulated learning adalah mediator yang
baik bagi kebiasaan membaca al-Qur’ān dalam mempengaruhi prestasi
belajar matematika, di mana pengaruh kebiasaan menghafal al-Qur’ān
terhadap self-regulated learning adalah sebesar 0,215 dengan p<0,05.
Berdasarkan psikologi perkembangan kognitif, setiap fase
perkembangan kognitif akan sesuai dengan tugas perkembangan kognitif.
Menghafal dalam proses kognitif termasuk kategori C1 dengan kata lain
Low Order Thinking Skill (LOTS) yaitu kemampuan dasar dari proses
belajar perilaku yang terlihat adalah : membaca, menamai, menandai,
menghafal, meniru, mencatat dan mengulang. Sedangkan belajar matematika
untuk tingkatan SMP sudah menuntut kemampuan Higher Order Thinking
Skill (HOTS) yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik
seperti : penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan
keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Para siswa sering tidak berhasil
menguasai materi matematika, terutama karena tuntutan matematika pada
level yang lebih tinggi meningkat (Grønmo, Lindquist, Arora, & Mullis,
21
2015). Namun demikian dengan self regulated learning sebagai moderator,
memperlihatkan pengaruh yang signifikan sebesar 0,417 dengan p < 0,01.
Ini berarti self-regulated learning adalah mediator yang baik bagi kebiasaan
menghafal al-Qur’ān dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika, di
mana pengaruh kebiasaan menghafal al-Qur’ān terhadap self-regulated
learning adalah sebesar 0,215 dengan p<0,05. Intervensi SRL bermanfaat
untuk peningkatan kinerja pelajar dalam berbagai domain akademis. Bukti
empiris menunjukkan bahwa SRL dikaitkan dengan kinerja akademik secara
umum. Siswa yang berprestasi juga melaporkan lebih sering menggunakan
strategi SRL daripada siswa berkinerja rendah yang melaporkan jarang
menggunakan strategi. Ini mendukung bahwa strategi SRL dikaitkan dengan
prestasi akademik di seluruh domain akademik dan konteks tugas (Moos &
Azevedo, 2008). Orientasi tujuan sepenuhnya memediasi hubungan antara
ciri-ciri kepribadian siswa dan prestasi akademik mereka, tetapi hanya untuk
Conscientiousness (Sorić et al., 2017). Dalam landasan teori salah satu
dimensinya tentang orientasi tujuan, para siswa yang menghafal al-Qur’ān
bertujuan 1) Penghafal al-Qur’ān kehidupannya selalu dipenuhi dengan
berbagai macam keberkahan; 2). para penghafal al-Qur’ān mmpunyai
ketenangan dan kedamaian jiwa karena senantiasa membaca al-Qur’ān
setiap harinya, dan selalu berzikir; 3). Kemulian dan derajat yang tinggi di
surga, dan semua itu tergantung dari banyaknya hafalan; 4). Kedua
orangtuanya kelak akan dimuliakan di hari akhir; mereka belum berorientasi
pada prestasi akademik, khususnya prestasi belajar matematika. Hasil
penelitian lain bahwa ketekunan usaha terkait erat dengan motivasi dan
prestasi daripada konsistensi minat untuk siswa sekolah menengah (Muenks,
Yang, & Wigfield, 2018), Duckworth, dkk mendefinisikan grit sebagai
hasrat dan ketekunan seseorang menuju tujuan jangka panjang. Mereka
mengusulkan bahwa itu terdiri dari 2 komponen: konsistensi minat dan
ketekunan (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007), ketekunan
usaha siswa memprediksi nilai mereka nanti. Penelitian lain tentang
ketabahan menunjukkan bahwa ketekunan memprediksi prestasi akademik
secara positif (Szcze´sniak et al., 2019).
Hasil penelitian terhadap beberapa siswa terlatih memiliki
kemampuan lebih tinggi dari rekannya tidak terlatih dalam tugas memori.
Memori ini juga memperkirakan tingkat kinerja masa depan yang lebih
tinggi, menunjukkan bahwa kemajuan mereka untuk tugas yang lain juga
mengalami peningkatan (Gaskill & Murphy, 2004). Di banyak studi, kerja
memori telah ditemukan sebagai prediktor kuat hasil matematika (Bos, Ven,
Kroesbergen, & Luit, 2013). Sebuah studi lanjutan menyelidiki perubahan
perkembangan dalam memori kerja dan kemampuan kognitif, menunjukkan
bahwa perbedaan yang sama antara usia, kerja memori, penyimpanan dan
kecepatan pemrosesan di kedua domain verbal dan visuospasial
22
berkontribusi paling besar terhadap pencapaian matematika (Bayliss,
Jarrold, Baddeley, Gunn, & Leigh, 2005), (Li & Geary, 2013).
Zimmerman mengatakan bahwa penerapan self-regulated learning ini
efektif dalam proses pembelajaran khusus (Zimmerman, 1998), kebiasaan
menghafal al-Qur’ān adalah pembelajaran khusus, maka berdasarkan hasil
penelitian ini kebiasaan menghafal al-Qur’ān dimediasi oleh self-regulated
learning berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar matematika.
Menetapkan tujuan dan perencanaan (goal setting and planning), yaitu
pernyataan yang mengindikasikaan rencana siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan atau sub tujuan dan rencana untuk mengurutkan prioritas,
menentukan waktu, dan menyelesaikan rencana semua aktivitas yang terkait
denagan tujuan tersebut. Mengatur lingkungan (environmental structuring),
yaitu pernyataan yang menunjukan upaya siswa untuk mengatur lingkungan
belajar agar belajar lebih nyaman, (baik fisik maupun psikologi), mengulang
dan mengingat (rehearsing and memorizing), yaitu pernyataan yang
menunjukan upaya siswa untuk mengingat materi pelajaran (Zimmerman,
1989). Ada 4 faktor yang ada dalam diri individu dalam hal belajar
berdasarkan regulasi diri salah satunya adanya tujuan yang ingin dicapai
(Zimmerman, 2016).
Menghafal al-Qur’ān merupakan harta berharga bagi orang-orang
ikhlas, karena al-Qur’ān adalah firman Tuhan yang bisa menjadi syariah
bagi para pembacanya di hari kiamat nanti. Menghafal al-Qur’ān untuk
memperoleh keutamaannya memiliki berbagai macam cara yang
berbeda . Faktor-faktor tersebut adalah siswa yang merupakan manusia
potensial, bakat atau kecerdasan yang dimiliki, siswa yang memiliki
kecerdasan majemuk dan keberagaman (Khafidah et al., 2020). Paradigma
mengejutkan dari penelitian ini ditemukan bahwa ternyata menghafal al-
Qur’an tidak berpengaruh terhadap peningkatan prestasi Metematika secara
langsung tetapi harus dimediasi oleh variabel self-rgulated learning. Oleh
karena itu terbuka peluang bagi pihak sekolah memberikan semacam
pelatihan self regulated learning dalam rangka meningkatkan metakognisi,
ketrampilan berperiku positif pada siswa sejak dini.
Self-regulated learning adalah mediator yang baik bagi kebiasaan
menghafal al-Qur’ān dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Hasil penelitian lain bahwa ketekunan usaha terkait erat dengan motivasi
dan minat terhadap prestasi belajar untuk siswa sekolah menengah. Self-
regulated learning mempunyai dampak yang sangat luar biasa terhadap
psikologis remaja penghafal Al-Qur’an, jika subjek tidak bisa meregulasi
diri dengan baik, maka anak bisa melakukan hal hal yang negatif, seperti
ketika malas menghafal Al-Qur’an selalu main bersama teman-teman, telat
pulang ke pondok, begitupun sebaliknya jika anak tersebut dapat meregulasi
dirinya dengan baik, maka anak tersebut akan dapat menghafal Al-Qur’an
23
dengan baik, dan mendapatkan hasil yang baik juga, dan dapat
menghafalkan Al-Qur’an lebih banyak lagi.
Menghafal al-Qur’ān salah satu cara meningkatkan kecerdasan
(Hidayat, 2017) karena prosesnya mengembangkan seluruh kecerdasan
induvidu secara simultan meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual. Hafidz terbiasa mengingat-ingat setiap
huruf, kata dan kalimat. Kebiasaan menghafal al-Qur’ān kemudian menjadi
langkah awal bagi seseorang yang ingin mendalami ilmu apapun.
c. Pengaruh Total
Pengaruh total dari model penelitian ini adalah full mediation, artinya
variabel eksogen tidak mampu mempengaruhi secara signifikan variabel
endogen tanpa melalui variabel mediator. Hal ini sesuai dengan peran
mediasi menurut (Baron & Kenny, 1986) mediasi penuh (fully mediated)
akan terjadi apabila pengaruh variabel pemediasi terhadap variabel endogen
signifikan sementara pengaruh variabel eksogen terhadap pemediasi tidak
signifikan.
Pengaruh langsung (direct effect) antara kebiasaan menghafal al-
Qur’ān (KMA) dengan prestasi belajar matematika (math learning
achievement/MLA) sebesar -0,035 dengan p>0,05, menunjukkan bahwa
hasil tersebut tidak signifikan. Namun demikian dengan self-regulated
learning (SRL) sebagai moderator, memperlihatkan pengaruh yang
signifikan sebesar 0,417 dengan p < 0,01. Ini berarti self-regulated learning
adalah mediator yang baik bagi kebiasaan membaca al-Qur’ān dalam
mempengaruhi prestasi belajar matematika, di mana pengaruh kebiasaan
menghafal al-Qur’ān terhadap self-regulated learning adalah sebesar 0,215
dengan p<0,05.
Pengaruh langsung antara dimensi big five personality dengan prestasi
belajar matematika adalah tidak signifikan dengan p<0,05, yang berarti
bahwa kepribadian tidak berpengaaruh langsung dengan prestasi
matematika. Demikian juga dengan kebiasaan menghafal al-Qur’ān juga
menunjukkan korelasi yang tidak signifikan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa big five personality dan kebiasaan membaca al-Qur’ān bukanlah
prediktor yang tepat untuk prestasi belajar matematik. Namun demikian,
terdapat korelasi yang signifikan antara 4 (empat) dimensi big five
personality yaitu openness to experience, agreeableness, neuroticism dan
conscientiousness dengan Self-Regulated Learning masing-masing sebesar -
0,236, -0,208, -0,206 dan 0,461 dengan p<0,05.
Hasil pemelitian ini membuktikan bahwa self regulated learning
merupakan mediator yang baik bagi big five personality dan kebiasaan
menghafal al-Qur’ān. Hal ini berarti big five personality dan kebiasaan
menghafal al-Qur’ān mempengaruhi self-regulated learning, kemudian
24
secara signifikan mempengaruhi variabel endogen yaitu prestasi belajar
matematika subjek penelitian.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan beberapa hasil sebagaimana yang telah dirumuskan,
sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh big five personality dan kebiasaan menghafal al-Qur’ān
melalui variabel mediator self-regulated learning terhadap prestasi belajar
matematika yang bersifat fit, karena didukung oleh data empiris di lapangan.
2. Terdapat pengaruh big five personality yaitu openness to experience,
conscientiousne,extraversion, agreeableness dan neuroticism, dengan prestasi
belajar matematika baik langsung maupun melalui variabel mediator Self-
regulated learning.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan kebiasaan menghafal al-Qur’ān melalui
variabel mediator self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika.
4. Model penelitian ini adalah full mediation, artinya variabel eksogen tidak mampu
mempengaruhi secara signifikan variabel endogen tanpa melalui variabel
mediator. Hal ini big five personality dan kebiasaan menghafal al-Qur’ān
mempengaruhi self-regulated learning, kemudian secara signifikan mempengaruhi
prestasi belajar matematika subjek penelitian.
Implikasi Manajerial
Berbagai hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
diperoleh hasil bahwa ada pengaruh big five personality dan kebiasaan menghafal al-
Qur’ān melalui variabel mediator self-regulated learning terhadap prestasi belajar
matematika. Adapun implikasi manajerial penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini menegaskan bahwa extraversion berpengaruh secara langsung
terhadap prestasi belajar matematika di SMPIT. Sebaiknya pihak skolah
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para siswa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan cara mengungkapkan pendapat, bersosialisasi, serta lingungan
bergaul yang positif.
2. Impikasi manajerial selanjutnya adalah, hasil penelitian ini menyatakan bahwa
kebiasaan menghafal al-Qur’ān berpengaruh secara tidak langsung terhadap
prestasi matematika. Selanjutnya pihak sekolah mampu untuk memfasilitasi
dengan baik ektrakuriluler terkait tahfidz al-Qur’ān. Terutama dalam manajemen
waktu, metode dan pendampingan ustadz yang terus-menerus sebagai motivasi
bagi para penghafal al-Qur’ān
3. Hasil penelitian total effect adalah full mediation ini menegaskan bahwa self-
regulated learning berpengaruh secara langsung terhadap prestasi belajar
matematika dan variabel mediator yang baik bagi big five personality dan
kebiasaan menghafal al-Qur’ān. Perspektif self regulated learning dalam
pembelajaran dan prestasi siswa tidak hanya istimewa , tetapi juga memiliki
implikasi tentang bagaimana guru harus berinteraksi dengan siswa dan bagaimana
sekolah harus diatur. Oleh karena itu terbuka peluang bagi pihak sekolah
25
memberikan semacam pelatihan self regulated learning dalam rangka
meningkatkan metakognisi, ketrampilan berperiku positif pada siswa sejak dini.
Saran Penelitian ini telah menghasilkan beberapa hal baru yang memberikan
pemikiran baru khususnya pada dunia pendidikan. Namun demikian terdapat juga
keterbatasan, yang harapannya dapat diperbaiki pada penelitian selanjutnya,
keterbatasan tersebuat antara lain :
1. Perlu diketahui bahwa untuk menguji model dengan structural equation
modelling dengan menggunakan confirmatory factor analysis, kebutuhan
minimal subjek adalah 200 sampai dengan 400 orang. Jadi untuk penelitian
lebih lanjut disarankan untuk meningkatkan jumlah subjek penelitian.
2. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa dimensi pengukuran diubah karena
ada beberapa dimensi yang tidak relevan untuk digunakan dalam penelitian
ini. Ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penelitian selanjutnya
yang lebih besar, bahwa selain memperhatikan pengambilan sampel teknis,
diperlukan instrumen pengukur yang lebih kontekstual.
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, A., & Martaniah, S. M. (2005). Program belajar, jenis kelamin, belajar
berdasar regulasi diri dan prestasi belajar matematika pada pelajar SMA
Negeri di yogyakarta. 42(1), 15–33.
Andy. (2012). Motivasi menghafal al qur’an pada mahasantri pondok pesantren
tahfizhul qur’an di surakarta. Surakarta.
Bayliss, D. M., Jarrold, C., Baddeley, A. D., Gunn, D. M., & Leigh, E. (2005).
Mapping the Developmental Constraints on Working Memory Span
Performance. Developmental Psychology, 41(4), 579–597.
https://doi.org/https://doi.org/10.1037/0012-1649.41.4.579
Berger, N., Mackenzie, E., & Holmes, K. (2015). Positive attitudes towards
mathematics and science are mutually benefcial for student achievement: a
latent profle analysis of TIMSS 2015. The Australian Educational Researcher,
47, 409–444.
Bidjerano, & Dai. (2017). The relationship between the big-five model of personality
and self-regulated learning strategies. Learning and Individual Differences, Vol
17, 1. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.lindif.2007.02.001
Bidjerano, T., & Dai, D. Y. (2007). The relationship between the big-five model of
personality and self-regulated learning strategies. Learning and Individual
Differences, 17(1), 69–81.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.lindif.2007.02.001
Boekaerts, Pintrich, & Zeidner. (2000). Handbook of self regulation. CA : Academic
Press.
Bos, I. F. den, Ven, S. H. G. van der, Kroesbergen, E. H., & Luit, J. E. H. van.
(2013). Working memory and mathematics in primary school children: A meta-
analysis. Educational Research Review, 10, 29–44.
https://doi.org/doi.org/10.1016/j.edurev.2013.05.003
Broadbent, J., & Poon, W. L. (2015). Self-regulated learning strategies & academic
26
achievement in online higher education learning environments: A systematic
review. https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2015.04.007
Byron, K., & Khazanchi, and S. (2011). A Meta-Analytic Investigation of the
Relationship of State and Trait Anxiety to Performance on Figural and Verbal
Creative Tasks. Personality and Social Psychology Bulletin, 37(2), 269–283.
https://doi.org/10.1177/0146167210392788
Cacha, F. B. (1976). Figural Creativity, Personality, and Peer Nominations of Pre-
Adolescents. Gifted Child Quarterly, 20(2), 186. Retrieved from
https://doi.org/10.1177/001698627602000219
Cetin, B. (2015). Academic Motivation And Self-Regulated Learning In Predicting
Academic Achievement in College. Journal of International Education
Research (JIER), 11(2), 95–106. https://doi.org/10.19030/jier.v11i2.9190
Cleary, T. J., Kitsantas, A., & Dowdy, E. (2017). Motivation and Self-Regulated
Learning Influences on Middle School Mathematics Achievement. Journal
School Psychology Review, 46(1), 88–107.
Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta.
Duckworth, A. L., Peterson, C., Matthews, M. D., & Kelly, D. R. (2007). Grit:
Perseverance and Passion for Long-Term Goals. Journal of Personality and
Social Psycholog, 92(6), 1087–1101. https://doi.org/DOI: 10.1037/0022-
3514.92.6.1087
Feist., & Feist. (2010). Teori Kepribadian (Edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika.
Furnham, A., & Bachtiar, V. (2008). Personality and intelligence as predictors of
creativity. Personality and Individual Differences, 45(7), 613–617. Retrieved
from https://doi.org/10.1016/j.paid.2008.06.023
Gaskill, P. J., & Murphy, P. K. (2004). Effects of a memory strategy on second-
graders’ performance and self-efficacy. Contemporary Educational Psychology,
Volume 29(1), 27–49.
Gaskin, J., & Lim, J. (2016). Model fit measures.
Ghazali, I., & Laten, H. (2015). Partial Lrast Squares Konsep, Teknik dan Aplikasi
menggunakan Program Smart PLS 3.0. Semarang: Badan Penerbit : Universitas
Diponegoro.
Grønmo, L. S., Lindquist, M., Arora, A., & Mullis, I. V. S. (2015). TIMSS 2015
Mathematics Framework.
Haryono, S. (2017). Metode SEM untuk Penelitian Manajemen AMOS Lisrel PLS,.
Jakarta Timur: PT : Luxima Metro Media.
Hidayat, F. (2017). Kajian Psikologi Pembelajaran Hafal Quran bagi Anak Usia Dini.
Proceedings of The 2nd Annual Conference on Islamic Early Childhood
Education, 83–94.
Hu, L., & Bentler, P. M. (2009). Cutoff criteria for fit indexes in covariance structure
analysis: Conventional criteria versus new alternatives. Structural Equation
Modeling: A Multidisciplinary Journal, 1–55. Retrieved from
https://doi.org/10.1080/10705519909540118
John, O. P., Robins, R. W., & Pervin, L. A. (2001). Handbook of Personality: Theory
and Research. New York: John Wiley & Sons Inc.
Judge, T. A., Higgins, C. A., Thoresen, C. J., & Barrick, M. R. (2006). The Big Five
Personality Traits , General Mental Ability, and Career Success Across The Life
Span. Personnel Psychology, 52 (3), 621–652.
https://doi.org/https://doi.org/10.1111/j.1744-6570.1999.tb00174.x
27
Khafidah, W., Wildanizar, W., ZA, T., Nurhayati, N., & Raden, Z. (2020). The
Application of Wahdah Method in Memorizing The Qur’an for Students of
Smpn 1 Unggul Sukamakmur. International Journal of Islamic Educational
Psychology, 1(1), 37–49. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.18196/ijiep.v1i1
Li, Y., & Geary, D. C. (2013). Developmental Gains in Visuospatial Memory Predict
Gains in Mathematics Achievement. PLoS ONE.
https://doi.org/https://doi.org/10.1371/journal.pone.0070160
Mahrita. (1992). Hubungan antara Keterampilan Belajar dengan Kemandirian
Belajar serta Motiyasi Berprestasi dan Jangka Waktu Pendidikan Tertentu
Penelitian di.
Martono, N. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
memahami-asesmen-kompetensi-dan-survei-karakter-pengganti-un. (2019).
Kompasiana. Retrieved from https://www.kompasiana.com
Michael, P., & Ronald, S. (2007). Psychology: The Science of Mind and Behavior
(Ed. 3). New York: McGraw-Hill Companies.
Moos, D. C., & Azevedo, R. (2008). Self-regulated learning with hypermedia: The
role of prior domain knowledge. Contemporary Educational Psychology, 33(2),
270–298. Retrieved from https://doi.org/10.1016/j.cedpsych.2007.03.001
Muenks, K., Yang, J. S., & Wigfield, A. (2018). Associations between grit,
motivation, and achievement in high school students. Motivation Science, 4(2),
158–176. https://doi.org/https://doi.org/10.1037/mot0000076
Nadia, F. N. (2018). Pengaruh Menghafal Alquran terhadap Konsentrasi Belajar pada
Siswa. Jurnal Ilmu Alquran Dan Tafsir, 3 (2), 103–115.
Panadero, E., Jonsson, A., & 3, J. B. (2017). Effects of self-assessment on self-
regulated learning and self-efficacy: Four meta-analyses. Educational Research
Review, 22(October 2018), 74–98. https://doi.org/10.1016/j.edurev.2017.08.004
Peteros, E., Gamboa, A., Etcuban, J. O., Dinauanao, A., Sitoy, R., & Arcadio, R.
(2020). Factors Affecting Mathematics Performance of Junior High School
Students. International Electronic Journal of Mathematics Education, 15(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.29333/iejme/5938
Pipere, & Mieriņa. (2017). Exploring non-cognitive predictors of mathematics
achievement among 9th grade students. Learning and Individual Differences,
59(August), 65–77. https://doi.org/10.1016/j.lindif.2017.09.005
Purwanto, N. (2017). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Putri, E. R., Budiyono, B., & Indriati, D. (2018). Mathematical connection ability in
7th grade students viewed from self-regulated learning. Journal of Physics:
Conference Series, 1469.
Rosário, P., Núñez, J. C., Valle, A., González-Pienda, J., & Lourenço, A. (2013).
Grade level, study time, and grade retention and their effects on motivation, self-
regulated learning strategies, and mathematics achievement: a structural
equation model. European Journal of Psychology of Education Volume, 28,
1311–1331.
Roth, A., Ogrin, S., & Schmitz, B. (2016, August 1). Assessing self-regulated
learning in higher education: a systematic literature review of self-report
instruments. Educational Assessment, Evaluation and Accountability, Vol. 28,
pp. 225–250. https://doi.org/10.1007/s11092-015-9229-2
28
Satria. (2018). Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Masih Rendah
https://ugm.ac.id/berita/4057-mutu. pendidikan. matematika.
masih.rendah.di.indonesia. Retrieved from https://ugm.ac.id/berita/4057-mutu.
pendidikan. matematika. masih.rendah.di.indonesia.
Schmitz, B., & Wiese, B. S. (2006). New perspectives for the evaluation of training
sessions in self-regulated learning: Time-series analyses of diary data. Learning
and Individual Differences, 31(1), 64–96. Retrieved from
https://doi.org/10.1016/j.cedpsych.2005.02.002
Schunk, D. H. (2012). Schunk, D. H, Learning theories : An educational perspective
(6th ed), Upper Saddle River. NJ. Peorson Education. Inc. (2012), hlm 157. (6th
ed). Upper Saddle River: NJ. Peorson Education. Inc.
Shu-Shen. (2002). Children’s Self-Efficacy Beliefs, Goal-Setting Behaviors, and Self-
Regulated Learning.
Singarimbun, M. (2003). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LPJES.
Indonesia.
Siswono, & Eko, T. Y. (2018). Permasalahan Pembelajaran Matematika dan Upaya
Mengatasinya,. Retrieved from https://academia.edu/5752392/
permasalahan_pembelajaran_matematika_dan_upaya_mengatasinya.
Sorić, I., Penezić, Z., & Burić, I. (2017). The Big Five Personality Traits, Goal
Orientation, and Academic Achievement. Learning and Individual Differences,
54, 126–134. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.lindif.2017.01.024
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukkyung, Myley, Sun, •, & Lim. (2012). Effects of Student Perceptions of Teachers’
Motivational Behavior on Reading, English, and Mathematics Achievement: The
Mediating Role of Domain Specific Self-Efficacy and Intrinsic Motivation.
https://doi.org/10.1007/s10566-015-9326-x
Suryabrata, S. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syah, M. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Szcze´sniak, M., Sopi ´nska, B., & KroplewskiZdzisław. (2019). Big Five Personality
Traits and Life Satisfaction: The Mediating Role of Religiosity. Religions,
10(7), 437. https://doi.org/10.3390/rel10070437
Zainuri. (2018). Pakar matematika bicara tentang prestasi matematika Indonesia.
Retrieved from https://zainurie.wordpress.com.
Zimmerman, B. J. (1989). A Social Cognitive View of Self-Regulated Academic
Learning. Article in Journal of Educational Psychology.
https://doi.org/10.1037/0022-0663.81.3.329
Zimmerman, B. J. (1998). Academic studing and the development of personal skill:
A self-regulatory perspective. Journal Educational Psychologist, 33(2–3), 73–
86. Retrieved from https://doi.org/10.1080/00461520.1998.9653292
Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a self-regulated learner: An overview. Theory
into Practice, Vol. 41, pp. 64–70. https://doi.org/10.1207/s15430421tip4102_2
Zimmerman, B. J. (2010a). Becoming a Self-Regulated Learner: An Overview.
JSTOR, Vol. 41, 64–70. https://doi.org/-
Zimmerman, B. J. (2010b). Self-Regulated Learning and Academic Achievement: An
Overview. Educational Psychologist, 3–17. https://doi.org/DOI: 10.1207/
s15326985ep2501_2
Zimmerman, B. J. (2016). Becoming a self-regulated learner : An overview becoming
29
learner : Self-regulated overview. Theory Into Practice, 41(April), 61–70.
https://doi.org/10.1207/s15430421tip4102
Zimmerman, B. J., & Martinez-Pons, M. (1990). Student differences in self regulated
learning : Relating grade, sex, and giftedness to self efficacy andsetrategy use.
Journal of Educational Psychology, 85, 51–59.
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
Nama : Mariah Kibtiyah
Tempat dan Tanggal Lahir : Kotawaringin Timur, 22 Januari 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat asal : Jalan. Ramin II No.18 Pahandut. Kec.
Panarung Kota Palangkaraya
Kalimantan Tengah.
Pekerjaan : Dosen FTIK IAIN Palangkaraya
Alamat domisili : Jalan. Wates Km.3.5 Sidorejo 02. No.
01 Ngestiharjo Kasihan Bantul DI
Yogyakarta
Nama Ayah : Mohammad Thamrin (alm)
Nama Ibu : Rukaini
Nama Suami : Aminullah
Nama Anak : Ahmad Ali Rabbani
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun
Lulus
Pendidikan
(sarjana, magister)
Sekolah/Perguruan
Tinggi
Jurusan/
Program
Studi
1987 SDN Inpres Jaaya
Kelapa Kec. Samuda
Kotawaringin Timur
Kalimatan Tengah
Kec. Samuda
Kotawaringin Timur
Kalimatan Tengah
-
30
1989 MTsN Siman
Ponorogo
Prov. Jawa Timur -
1991 MAN Siman
Ponorogo
Prov. Jawa Timur -
1996 Strata 1 IAIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta
Tarbiyah/PAI
2003 Strata 2 UGM Yogyakarta Psikologi/
Psikologi
Pendidikan
PELATIHAN PROFESIONAL
NO Jenis Pelatihan
1 Pelatihan Kepemimpinan Gender
2 Pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme SDM
Pengurus PSG se-Indonesia (di Bogor)
3 Workshop AKIP/lakip
4 Pelatihan Pembelajaran aktif bagi Dosen
5 Workshop kurikulum berbasis kompetensi
6 Workshop Penilaian Karya ilmiyah
7 Workshop metodelogi Berbasis multi paradigma
9 Workshop Penelitian Perspektif Gender Kemenag RI (UI Depok)
10 TOT Empat Pilar (MPR-RI)
JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI
Peran/Jabatan Institusi( Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio,
Manajemen Sistem Informasi Akademik
dll)
Tahun …
s.d. …
Dosen/Pengajar IAIN Palangka Raya 1999-
sekarang
Sekretaris Lab. Kependidikan STAIN Palangka Raya 1998 s/d
2000
Sekretaris Unit Pusat Studi Gender STAIN Palangka
Raya
2004 s/d
2008
Kepala Unit Pusat Studi Gender STAIN Palangka
Raya
2009 - 2010
Pengurus/anggota K2P-PTKI Konsorsium Keilmuan
Psikologi di Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam Kemenag RI
2010 - 2016
Kajur Dakwah & Komunikasi Islam 2015 - 2016
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun Jenis/ Nama Organisasi Jabatan/jenjang
keanggotaan
2009-2014 DPP Persatuan Wanita Tarbiyah Biro : Pendidikan,
31
Islamiyah (PERWATI) Provinsi
Kalimantan Tengah
Penelitian dan
Pengembangan.
2012-2017 Himpunan Wanita Karya (HWK)
Provinsi Kalimantan Tengah
Sekretaris Umum
2013-2018 Pengurus Wilayah Badan Kontak
Majelis Taklim (PW.BKMT)
Propinsi Kalimantan Tengah
Bidang : Pendidikan Dan
Pelatihan
KARYA ILMIAH
1 Efektifitas permainan kooperatif dalam meningkatkan ketrampilan
sosial anak taman kanak-kanak
2 Sibling rivalry dalam perspektif Islam
3 Cara menanamkan kebiasaan salat berjamaah di MTsN 2 Palangka
Raya
4 Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Anak Yang
Berkebutuhan Khusus (Autis) Di SDIT Sahabat Alam Kota Palangka
Raya
5 Etos Kerja Perempuan Suku Dayak di Pinggiran Daerah Aliran Sungai
Kahayan Kalimantan Tengah.
6 Representasi Pemberitaan Kasus-kasus Kekerasan Rumah Tangga
(KDRT) dalam Media Republika
7 Persepsi Stakeholders Terhadap Jurusan Dakwa dan Komunikasi Islam
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Palangkaraya
9 Emotional Intelligence With Learning Achievements Reviewed From
Islamic Education
10 Penguatan Karakter Religius untuk Meningkatkan psycholocal
welbeing Pada Buruh Gendong Perempuan di Pasar Giwangan
11 Peningkatan Minat Baca Anak-Anak Melalui Classroom Reading
Program Perpustaan EAN di Kadipiro Yogyakarta
12 Self-Regulated Learning Of Islam To Help Shape The Habit Of
Memorizing Al-Qur'an
13 The Influence of Al-Qur'an Memorazation Habitual Behavior on
Mathemaics Achievement through Self-Regulated Learning
Yogyakarta, 15 Desember 2020
Mariah Kibtiyah