Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    1/54

    PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT

    TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN

    MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

    KEBUDAYAAN ISLAM DI KELAS VII C MADRASAH TSANAWIYAH

    NEGERI PLANDI JOMBANG

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS

    OLEH

    Setyo Dwi Putranto

    NIM 12110018

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    2016

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    2/54

    LEMBAR PENGESAHAN

    Penelitian Tindakan Kelas oleh Setyo Dwi Putranto ini telah diperiksa dan disetujui

    untuk dilaporkan

    Malang, ……………… 2016

    Dosen Pembimbing Lapangan

    Dr. H. Abdul Basith, M. Si 

     NIP. 19761002 200312 1 003

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    3/54

    ii

    ABSTRAK

    Setyo Dwi Putranto (12110014), Penerapan Strategi Cooperative Learn ing  Tipe

    Student Teams-Achievement Divisions   (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi

    Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VII C

    Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang, Laporan Penelitian Tindakan

    Kelas, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

    Penggunaan strategi yang tidak tepat dalam pembelajaran membuat siswa tidak

    termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga

    mereka merasa bosan, kurang bergaiarah, melamun, ramai sendiri, dll. Hal inilah

    yang mengindikasikan rendahnya motivasi siswa dan nantinya akan mempengaruhihasil belajar siswa menjadi kurang maksimal. Pemilihan strategi harus

    mempertimbangkan kondisi siswa, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, Untuk

    mengatasi fenomena itu diperlukan strategi pembelajaran yang mampu membuat

    siswa untuk memiliki semangat dan gairah dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu

    strategi yang mudah diterapkan adalah Cooperative Learning . Pembelajaran ini

    menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Lebih

    spesifiknya lagi adalah model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions

    (STAD). Strategi Cooperative Learning tipe  Student Teams-Achievement Divisions

    (STAD) merupakan metode belajar kooperatif yang paling sederhana dan telah lama

    digunakan secara ekstensif dalam berbagai penelitian.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan strategi

    Cooperative Learning tipe  Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam

    meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

    di Kelas VII C MTsN Plandi Jombang.

    Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan

    kelas (PTK). Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain:

    dokumentasi, tes, observasi, dan angket. Adapun tahapan penelitian ini berupa siklus

    yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dan dilaksanakan

    dalam dua siklus. Tiap siklus terdapat dua kali pertemuan.

    Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan strategi Cooperative Learning

    tipe  Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VII C MTsN

    Plandi Jombang. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa terjadi perubahan

     peningkatan motivasi belajar siswa dari sebanyak 16% setelah dilakukan tindakan. 

    Kata Kunci: Strategi Cooperative Learning, Student Teams-Achievement Divisions

    (STAD), Motivasi Belajar Siswa

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    4/54

    iii

    KATA PENGANTAR

    الرح

     

    ن  حرلا

     

     

    س

     

    ي ب

     

    Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

    Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan

    rahmat, taufiq dan inayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Laporan

    Praktek Kerja Lapangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

    dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

    Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

    SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari

    zaman kegelapan ke masa yang terang benerang agama Islam.

    Dalam penyusunan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

    yang telah memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan

    menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima

    kasih pada:

    1. 

    Yang Terhormat, Bapak Prof. Dr. H. Mudji Rahardjo, M.Si selaku Rektor

    Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

    2.  Yang Terhormat, Bapak Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

    dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Malang.

    3.  Yang Terhormat, Bapak Dr. H. Abdul Basith, M.Si selaku Dosen Pembimbing

    Lapangan Praktek Kerja Lapangan MAN Jombang.

    4. 

    Yang Terhormat, Ibu Dra. Umi Khoiriyah, M. Pd. I selaku Kepala Madrasah

    Tsanawiyah Negeri (MTsN) Plandi Jombang.

    5.  Yang Terhormat, Ibu Ida Laila S. Ag, selaku Guru Pamong Mata Pelajaran

    Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII MTsN Plandi Jombang.

    6.  Semua dewan guru yang telah membantu kami baik berupa moril maupun

    spiritual, yang kami butuhkan

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    5/54

    iv

    7.  Semua teman-temanku yang senasib dan seperjuangan di Kelompok PKL MTsN

    Plandi Jombang.yang telah menemani dan menasehati, serta membimbingku dan

     berbagi suka dan duka selama PKL berlangsung.

    8. 

    Siswa-siswi MTsN Plandi Jombang.yang telah menerima kami dengan hangat

    dan penuh cinta dan juga masukan-masukan yang nantinya sangat bermanfaat.

    Terkhusus kelas VII C yang rela menjadi bahan eksperimen saya dalam mengajar

    yang telah membantu penyusunan dalam menyelesaikan dan mensukseskan tugas

    akhir ini.

    Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada

    tara kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Laporan

    Praktek Kerja Lapangan ini. Kami hanya bisa mendo’akan semoga amal ibadahnya

    diterima oleh Allah SWT sebagai amal yang mulia.

    Kami sebagai manusia biasa, sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini

     banyak kekhilafan dan kekurangan, walaupun kami sudah berusaha mengantisipasi

    kekurangan itu. Karena itu sangat berharap saran dan kritik guna membangun

    selanjutnya. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

     Amin Ya Robbal Alamin. 

    Jombang, 1 Maret 2016

    Penyusun

    Setyo Dwi PutrantoNIM: 12110014 

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    6/54

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    7/54

    vi

    3. Objek Penelitian .......................................................................................... 25

    B. Rencana Tindakan ........................................................................................... 25

    1. Perencanaan Tindakan ................................................................................ 25

    2. Implementasi Tindakan ............................................................................... 27

    3. Observasi dan Interpretasi ........................................................................... 27

    4. Analisis dan Refleksi ................................................................................... 28

    C. Siklus Penelitian ............................................................................................. 28

    1. Siklus I ........................................................................................................ 28

    2. Siklus II ....................................................................................................... 29

    D. Pembuatan Instrumen ..................................................................................... 29

    E. Pengumpulan Data .......................................................................................... 30

    F. Indikator Kinerja ............................................................................................. 31

    BAB IV

    PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ............................................................. 32

    A. Paparan Data ................................................................................................... 32

    1. Siklus Pertama ............................................................................................. 32

    2. Siklus Kedua ............................................................................................... 36

    B. Pembahasan .................................................................................................... 40

    BAB VPENUTUP ................................................................................................................. 42

    A. Kesimpulan ..................................................................................................... 42

    B. Saran ............................................................................................................... 43

    DAFTAR RUJUKAN .............................................................................................. 44

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 45

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    8/54

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan

    dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi

    kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia, menaruh

    harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini.

    Karena dari tunas muda harapan bangsa, generasi penerus dibentuk.1 

    Berbagai upaya yang telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas

     pembelajaran antara lain pembaharuan kurikulum, model pembelajaran, kegiatan

     belajar mengajar, penilaian dan lain sebagainya. Salah satu unsur yang sering

    dikaji dalam hubungannya dengan motivasi siswa adalah model pembelajaran

    yang digunakan guru saat mengajar.

    Salah satu model pembelajarn yang sering digunakan adalah cooperative

    learning . Cooperative learning   merupakan strategi yang memfokuskan pada

     belajar tim agar siswa saling membantu satu sama lainnya dalam menumbuhkan

    kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah dan

    mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.2

     

    Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD)  ini merupakan

    salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan

    model yang paling baik untuk permulaan bagai guru yan baru menggunakan

    1 Sardiman A. M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 1182

      Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik , penerjemah: Narulita Yusron(Bandung: Nusa Media, 2005), hlm. 5

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    9/54

    2

     pendekatan kooperatif. Student Teams-Achievement Divisions  mewajibkan

    individu untuk memberikan yang terbaik untuk timnya. Pada pendekatan ini

    terdapat beberapa komponen utama yakni presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor

    kemajuan individual dan penghargaan tim.3 

    Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran Sejarah

    Kebudayaan Islam di kelas VII C MTsN Plandi Jombang, ditemukan banyak

    siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan. Dalam

     pembelajaan tersebut, penulis mencoba menggunakan metode ceramah

    konvensional. Sebagian dari siswa terlihat diam memperhatikan, ada yang diam

    saja, ada yang menggunakan bangku untuk kothekan dan sebagian mondar-

    mandir ke bangku temannya untuk sekedar meminjam alat tulis. Jumlah siswa

    dalam kelas yang cukup banyak, membuat penulis kerepotan untuk

    mengkondisikan kelas. Penggunaan metode dan strategi yang tidak tepat dalam

     pembelajaran SKI membuat siswa tidak termotivasi untuk mengikuti

     pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga mereka merasa bosan, kurang

     bergaiarah, melamun, ramai sendiri, dll. Hal inilah yang menjadikan rendahnya

    motivasi siswa dan nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi

    kurang maksimal.

    Selain kurang bersemangat, siswa juga tidak terdorong untuk bersaing

    dengan temannya yang dapat mengerjakan tugas dari guru. Hal ini bisa terjadi

    karena kurangnya apresiasi dari penulis selaku guru kepada hasil pekerjaan

    siswa. Adapun motivasi belajar itu sendiri dapat ditimbulkan karena factor

    intrinsic yang berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil serta dorongan

    3 Ibid , hlm. 143

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    10/54

    3

    kebutuhan belajar juga adanya suatu cita-cita yang ingin dicapai. Sedangkan

    faktor yang berasal dari luar atau ekstrinsik seperti adanya penghargaan,

    lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik serta

    diberikan suatu rangsangan agar siswa berkeinginan untuk melakuakn aktivitas

     belajar.

    Berangkat dari permaslahan tersebut maka penulis tertarik untuk

    membuat penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan Strategi

    Cooperative Learning Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk

     Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

     Islam di Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang ” 

    B.  Rumusan Masalah

    1.  Bagaimana penerapan Strategi  Cooperative Learning Tipe  Student Teams-

     Achievement Divisions (STAD)  dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

    Islam di Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang?

    2. 

    Apakah penerapan Strategi  Cooperative Learning Tipe  Student Teams-

     Achievement Divisions (STAD)  dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan

    dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Islam di Kelas VII C Madrasah

    Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang?

    C.  Tujuan

    1.  Untuk mengetahui bagaimana penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe 

    Student Teams-Achievement Divisions (STAD)  dalam Pembelajaran Sejarah

    Kebudayaan Islam di Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi

    Jombang 

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    11/54

    4

    2.  Untuk mengetahui apakah penerapan Strategi  Cooperative Learning Tipe 

    Student Teams-Achievement Divisions (STAD)  dalam Pembelajaran Sejarah

    Kebudayaan Islam dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kelas VII

    C Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang 

    D.  Hipotesis Penelitian

    Penerapan Strategi  Cooperative Learning Tipe  Student Teams-Achievement

     Divisions (STAD)  dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat

    Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kelas VII C Madrasah Tsanawiyah

     Negeri Plandi Jombang 

    E.  Manfaat Penelitian

    1.  Manfaat Secara Teoritis

    Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam penerapan konsep metode

    STAD learning untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa

    dalam kegiatan pembelajaran.

    2. 

    Manfaat Secara Praktis

    Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi:

    a.  Bagi siswa

    1)  Siswa lebih bersemangat dalam proses pembelajaran

    2)  Dengan metode yang berfaiasi ini tidak membuat siswa merasa bosan,

    membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

     b.  Bagi guru

    1) 

    Mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa

    2) 

    Bahan pertimbangan dalam mengajar dan membimbing siswa untuk

    meningkatkan motivasi belajar siswa.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    12/54

    5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A.  Strategi Cooperative Learning

    1.  Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

     peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya

     berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik

    anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

    memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar

    dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

    menguasai bahan pelajaran.4 

    Sebagaimana menurut Wijayanti, pembelajaran kooperatif merupakan

    strategi belajar yang menempatkan peserta didik belajar dalam kelompok

    yang beranggotakan 4-5 peserta didik dengan tingkat kemampuan atau jenis

    kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran ini menekankan

    kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.5 

    Senada dengan pendapat Sugiyanto, pembelajaran kooperatif

    (Cooperatif Learning)  adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

     penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam

    memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.6 

    4  Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik ,

    (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 14.5  Wijayanti, Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning), (Surabaya: Karunia Press, 2002),

    hlm. 1.6 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif , (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), hlm. 37.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    13/54

    6

    Menurut Slavin (1985) pembelajaran kooperatif adalah suatu model

     pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok kecil

    secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

    heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans (2000) mengemukakan pembelajaran

    kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang

    khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja

    sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl (1994) menyatakan

     pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan sikap tolong menolong dalam

     perilaku sosial.7 

    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, belajar dengan model

    kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi peserta didik berani

    mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman dan saling

    memberikan pendapat (sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya

     peserta didik dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah.

    Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan

    karena peserta didik dapat bekerja sama dan saling tolong menolong

    mengatasi tugas yang dihadapinya.

    2.  Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

    Model pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan kerjasama di

    antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran

    kooperatif memiliki ciri-ciri:

    a. 

    Adanya kelompok peserta didik yang saling bekerja sama dalam proses

     belajar dan dalam menyelesaikan suatu masalah.

    7 Isjoni, Op.Cit ,hlm. 15.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    14/54

    7

     b.  Dalam satu kelompok terdiri dari peserta didik dengan kapasitas dan

    kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Kemudian mereka saling

    membantu dan saling melengkapi.

    c.  Perbedaan fisik maupun karakter di antara peserta didik justru menjadi

     bagian pembelajaran agar masing-masing peserta didik bisa saling

    memahami dan bekerjasama.

    d.  Kerja kelompok lebih ditekankan daripada kerja individu.8 

    Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja.

     Namun peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan

    khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini

     berfungsi untuk melancarkan hubungan, kerja dan tugas. Peranan hubungan

    kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota

    kelompok sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar

    anggota kelompok selama kegiatan.9 

    B.  Model Pembelajaran Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

    1.  Pengertian Model Pembelajaran STAD

    Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari

    model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil

    dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang peserta didik secara heterogen.

    8 Gustaf Asyirint, Langkah Cerdas Menjadi Pendidik Sejati Berhasil , (Yogyakarta: Bahtera Buku, 2010),

    hlm. 59.9 Isjoni, Op.Cit , hlm. 64.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    15/54

    8

    Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,

    kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.1 0 

    Dalam Slavin menyatakan bahwa pada STAD peserta didik ditempatkan

    dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut

    tingkat hasil, jenis kelamin dan suku. Pendidik menyajikan pelajaran, dan

    kemudian peserta didik bekerja dalam satu tim mereka memastikan bahwa

    seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh

     peserta didik diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat ini mereka tidak

    diperbolehkan saling membantu.1 1 

    Strategi belajar kooperatif STAD merupakan metode belajar kooperatif

    yang paling sederhana dan telah lama digunakan secara ekstensif dalam berbagai

     penelitian. Strategi kooperatif ini juga lebih sesuai dipakai untuk semua jenjang

    kelas, berbagai materi ajar, dibandingkan dengan bentuk-bentuk model belajar

    kooperatif lainnya (Slavin, 1995). Sebagai strategi belajar kooperatif yang

    sederhana, STAD merupakan model yang bagus bagi seorang pendidik, yang

    akan memulai menerapkan belajar secara kooperatif (atau pendidik yang belum

    memiliki pengalaman/pengetahuan yang luas tentang belajar kooperatif.

    Strategi belajar kooperatif STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin

    dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (Slavin, 1995) merupakan

     produk dari psikologi behavioristik. Lebih lanjut Slavin menyampaikan bahwa

    dalam menerapkan teknik kooperatif STAD aktivitas pendidik-peserta didik

    dalam pembelajaran meliputi 5 (lima) komponen utama, yaitu: (1) presentasi

    1 0

     Trianto, Op.Cit , hlm. 52.1 1 Ibid , hlm. 52.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    16/54

    9

    kelas, (2) pembentukan kelompok, (3) pelaksanaan kuis, (4) penentuan

     peningkatan skor individual, dan (5) pemberian pengakuan atau penghargaan

    kepada kelompok. Kelima komponen ini mutlak sebagai komponen strategi

     belajar kooperatif STAD.1 2 

    2.  Langkah-langkah Pembelajaran STAD

    Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel berikut.

    Langkah Indikator Tingkah laku Guru

    Langkah 1 Menyampaikan tujuan dan

    memotivasi siswa

    Guru menyampaikan tujuan

     pembelajaran dan

    mengkomunikasikan kompetensi

    dasar yang akan dicapai serta

    memotivasi siswa

    Langkah 2 Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi

    kepada siswa

    Langkah 3 Mengorganisasikan siswa

    ke dalam kelompok

    kelompok belajar

    Guru menginformasikan

     pengelompokkan

    Siswa

    Langkah 4 Membimbimg kelompok

     belajar

    Guru memotivasi serta

    memfasilitasi kerja siswa dalam

    kelompok-kelompok belajarLangkah 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar

    tentang materi pembelajaran

    yang telah dilaksanakan

    Langkah 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan

    hasil belajar

    individual dan kelompok

    Tabel 1. Langkah Model Pembelajaran STAD 

    Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang

    didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan

    individu dalam setiap kuis. Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap

    kelompoknya didasarkan atas ketentuan pada tabel berikut.

    Skor KuisPoin

    peningkatan

    Lebih dari 10 point di bawah skor dasar 5

    1 2 Isjoni, Op.Cit, hlm. 74.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    17/54

    10

    1-10 point di bawah skor dasar 10

    Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20

    Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30

    Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor

    dasar 30Tabel 2. Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD1 3 

    Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar

    Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan

     poin peningkatan yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan

    menjumlah seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan

     jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok diberikan dengan empat

    kriteria seperti pada tabel 3 berikut.

    Kriteria Nilai Perkembangan

    Special teams 20,1 –  25,0

     Best teams 15,1 –  20,0

    Good teams 10,1 –  15,0

    General teams

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    18/54

    11

    Sedangkan menurut Hamzah B. Uno “Motivasi adalah dorongan dasar

    yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada dari

    seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan

    dorongan dalam dirinya”. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan

    atas motivasi tertentu mengandung tema atau model sesuai dengan motivasi yang

    mendasarinya.1 5 

    Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

    kekuatan yang terdapat dari dalam diri individu, yang menyebabkan individu

    tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi

    dapat diinterpretasikan dlam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau

     pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.1 6 

    Dari pengertian di atas maka motivasi yang ada dalam diri manusia

    sangatlah berperan penting ketika seseorang akan melakukan sesuatu. Motivasi

     juga tidak dapat diamati secara langsung namun kita dapat membangkitkannya

    dengan rangsangan serta dorongan yang menjadikan seseorang lebih termotivasi

    dengan apa yang dilakukannya.

    Sedangkan menurut R. Ibrahim & Nana Syaodih S. “Motivasi atau biasa

    disebut dorongan atau kebutuhan merupakan suatu tenaga yang berada pada diri

    individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan.

    Tenaga pendorong atau motif pada seseorang mungkincukup besar sehinga tanpa

    motivasi dari luar dia sudah bisa berbuat”. Tetapi motivasi dari luar juga sangat

    diperlukan karena motivasi yang bersifat internal saja masih kurang cukup untuk

    1 5

     Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuran, (Jakarta: Bumi Aksara 2000), hlm. 1-21 6 Ibid , hlm. 13

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    19/54

    12

    mendorong seseorang melakaukan sesuatu maka diperlukan motivasi yang

     bersifat eksternal, yaitu guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya.

    Karena setiap individu pada hakekatnya memerlukan motif eksternal sebagai

     pendorong dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan.1 7 

    Ada sejumlah indicator untuk mengetahui siswa yang memiliki motivasi

    dalam proses pembelajaran, antara lain:

    a.  Memiliki minat yang tinggi

     b. 

    Penuh semangat

    c.  Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi

    d.  Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu 

    e.  Memilika rasa percaya diri

    f.  Memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi

    g.  Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi

    h. 

    Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi

    2.  Bentuk-Bentuk Motivasi

    Upaya pengembangan motivasi dalam pembelajaran tidak hanya

    diberikan kepada siswa yang rendah motivasi belajarnya tetapi juga bagi

    siswa yang memiliki motivasi tinggi karena ada kemungkinan motivasi

    mereka mengalami grafik naik turun.

    1 7

     R. Ibrahim & Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka CIpta 2003), hlm. 27-28

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    20/54

    13

    Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat digunakan oleh seorang

    guru untuk mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang

    diberikan.

    Bentuk-bentuk motivasi tersebut adalah: 1 8 

    a.  Memberi Angka

    Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan belajar anak didik.

    Banyak siswa belajar, yang justru mengutamakan nilai yang tinggi.

    Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai

     pada raport yang baik

     b.  Hadiah

    Hadiah dapat dijadikan motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena

    hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang

    yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

    Sebagai contoh hadiah yang dibrikan untuk gambar yang baik mungkin

    tidan akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat

    menggambar

    c.  Pujian

    Pujian adalah motivasi yang positif, setiap orang sengan dipuji, orang yang

    dipuji akan merasa bangga karena hasil kerjanya mendapat pujian dari

    orang lain. Oleh karena itu,  supaya pujian ini bisa dijadikan motivasi,

    maka pemberian harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk

    suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar

    d. 

    Memberi Tugas

    1 8 Moh.Uzer Usman, 

    Menjadi Guru Profesional , (Bandung: Remaja Rosda Karya 1992). hlm.24-25

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    21/54

    14

    Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut suatu pelaksanaan untuk

    dilaksanakan.guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai

     bagian yang tidak terpisahkan dari tugas belajar anak didik. Tugas dapat

    diberikan dalam beberapa bentuk. Tidak hanya dalam bentuk krja

    kelompok, tetapi bisa juga dalam bentuk perorangan. Anak didk yang

    menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan

     pelajaran. Mereka berusaha meningkatkan perhatian dan konsentrasi

    terhadap penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru, sebab bila

    mereka tidak memperhatikan maka tidak akan mampu menyelesaikan

    tugas yang diberikan oleh guru. Dari sini terlihat adanya motivasi terhadap

     pelajaran yang disampaikan oleh gur karena adananya tugas

    e.  Hukuman

    Hukuman sebagai reinforcement  yang negatif tetapi kalau diberikan secara

    tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru memahami

     prinsip-prinsip pemberian hukuman.

    Adapun cara yang dapat dilalukan oleh guru untuk membangun dan

    mengembangkan motivasi belajar siswa diantaranya adalah:1 9 

    a.  Pernyataan penghargaan secara verbal

     b. 

    Menggunakan nilai ulangan

    c. 

    Menimbulkan rasa ingin tahu

    d. 

    Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

    e. 

    Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

    f.  Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar

    1 9 Hamzah B. Uno, Op.Cit , hlm. 34-37

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    22/54

    15

    g.  Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

    kensep dan prinsip yang telah dipahami

    h. 

    Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang tealh dipelajari

    sebelumnya

    i.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

    kemampuannya di depan umum

     j.  Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa

    dalam belajar

    k.  Memenfaatkan kewibawaan guru secara tepat

    l.  Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

    m.  Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai

    n.  Membuat suasana persaingan sehat diantara para siswa

    D.  Sejarah Kebudayaan Islam

    1.  Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

    Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan perkembangan

     perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah,

     bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan system kehidupan

    atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah. Karakterisik

    Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada kemampuan mengambil

    ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh

     berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena social, budaya, politik,

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    23/54

    16

    ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan

     peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.2 0 

    Sejarah Kebudayaan Islam di MTs merupakan salah satu mata

     pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan

    kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah

    Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa

     Nabi Muhammad SAW dan  Khulafaurrasyidin, Bani ummayah, Abbasiyah,

    Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia. Secara substansial,

    mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam

    memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,

    menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan

    yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak,

    dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di

    MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai

     berikut:2 1 

    a.  Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari

    landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun

    oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan

     peradaban Islam.

     b. 

    Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

    tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan

    masa depan.

    2 0 Kemenag RI, Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia, No. 912 tahun 2013 tentang Kurikulum

    Madrasah 2013 Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta: Kemenag, 2013)2 1 Ibid  

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    24/54

    17

    c.  Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

     benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

    d. 

    Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

     peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa

    lampau.

    e. 

    Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari

     peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh

     berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,

    ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan

    dan peradaban Islam

    Adapun ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam (SKI) di Madrasah

    Tsanawiyah meliputi: 2 2 

    a. 

    Pengertian dan tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam

     b. 

    Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah

    c.  Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinah

    d.  Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin

    e.  Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah

    f.  Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Abbasiyah

    g. 

    Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah

    h. 

    Memahami perkembangan Islam di Indonesia

    2.  Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SKI

    Adapun KI dan KD SKI pada Madrasah Tsanawiyah (kurikulum

    2013) kelas VII sebagai berikut :

    2 2 Ibid

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    25/54

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    26/54

    19

    Tabel 4. KI KD Sejarah Kebudayaan Islam MTs Semester Ganjil

    KELAS VII semester genap

    Kompetensi inti Kompetensi Dasar

    Menghargai dan menghayati

    ajaran agama Islam

    1.1. Menghargaiperilaku  Khulafaaurraasyidiin

    cerminan dari akhlak Rasulullah SAW.

    1.2. Merespon langkah-langkah yang diambil

    oleh khalifah daulah Bani Umayyah untuk

    kemajuan umat Islam dan budaya Islam

    1.3. Merespon keshalihan dan kesederhanaan

    Umar bin Abdul Azis merupakan

    cerminan perilaku Rasulullah SAW.1.4. Merespon diri dari sisi-sisi negatif

     perilaku para penguasa daulah Dinasti

    Umayah

    Menghargai dan menghayati

     perilaku jujur, disiplin,

    tanggung jawab, peduli

    (toleransi, gotong royong),

    santun, percaya diri dalam

     berinteraksi secara efektif

    dengan lingkungan sosial dan

    alam dalam jangkauan

     pergaulan dan keberadaannya

    2.1. Merespon nilai-nilai yang terkandung dari

     prestasi-prestasi yang dicapai oleh

     Khulafaaurraasyidiin untuk masa kini dan

    yang akan datang.

    2.2. Merespon gaya kepemimpinan

     Khulafaaurraasyidiin.

    2.3. Merespon nilai-nilai dari perkembangan

    kebudayaan/ peradaban Islam pada masa

    Dinasti Bani Umaiyah untuk masa kini dan

    yang akan datang.

    2.4. Menghargai kesederhanaan dan kesalihan

    Umar bin abdul Aziz dalam kehidupan

    sehari-hari.

    2.5. Menghargai keteladanan semangat para

    ilmuan muslim pada masa  Dinasti Bani

    Umaiyah untuk masa kini dan yang akan

    datang

    Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,

    konseptual dan prosedural)

     berdasarkan rasa ingin

    tahunya tentang ilmu

     pengetahuan, teknologi, seni

     budaya terkait fenomena dan

    kejadian tampak mata

    3.1. Memahami berbagai prestasi yang dicapaioleh Khulafaaurraasyidiin.

    3.2. Memahami sejarah berdirinya Dinasti

    Bani Umayyah.

    3.3. Memahami perkembangan kebudayaan /

     peradaban Islam pada masa Dinasti Bani

    Umaiyah.

    3.4. Memahami tokoh ilmuwan muslim dan

     perannya dalam kemajuan

    kebudayaan/peradaban Islam pada masa

    Dinasti Bani Umayyah.

    3.5. Memahami sikap dan gaya kepemimpinan

    semua dalam sudut

     pandang/teori.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    27/54

    20

    Umar bin Abdul Azis.

    Mengolah, menyaji dan

    menalar dalam ranah konkret

    (menggunakan, mengurai,

    merangkai, memodifikasi danmembuat) dan ranah abstrak

    (menulis, membaca,

    menghitung, menggambar,

    dan mengarang) sesuai dengan

    yang dipelajari di sekolah dan

    sumber lain yang semua dalam

    sudut pandang/teori.

    4.1. Meniru model kepemimpinan

     Khulafaaurraasyidiin.

    4.2. Menyajikan kisah ketegasan Abu Bakar

    as-Siddiq dalam menghadapi kekacauanumat Islam saat wafatnya Nabi Muhammad

    SAW.

    4.3. Menyajikan kisah tentang kehidupan

    Umar bin Abdul Azis dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Tabel 5. KI KD Sejarah Kebudayaan Islam MTs Semester Genap

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    28/54

    21

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.  Setting Penelitian

    1.  Lokasi Penelitian

    a.  Profi l Madrasah

    1) 

     Nama Madrasah : MTsN Plandi Jombang 

    2) 

    Madrasah dibuka tahun : 1978 

    3)  Alamat

    a)  Desa : Pandanwangi 

     b)  Kecamatan : Diwek  

    c)  Kabupaten : Jombang 

    d)  Provinsi : JawaTimur  

    e)  Telpon : 0321-863289 

    f)  Alamat email : [email protected] 

    4) 

    Ijin Pendirian/Operasional

    a) 

    Instansi yang mengeluarkan : SK Menteri Agama

    Republik Indonesia

     b)   Nomor SK : 16 Tahun 1978

    c)  Tanggal SK : 16 Maret 1978

    d)   NSS : 121135170004

    e)   NPSN : 20504179

    5)  Waktu Penyelenggaraan : Pagi

    6) 

    Status Kepemilikan Gedung Madrasah : Negara

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    29/54

    22

    7)  Status Tanah

    a)  Surat Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri

     b) 

    Luas Tanah : 9.500 M2

     

    b.  I denti tas Kepala M adrasah

    1)   Nama Kepala Madrasah : Dra. Umi Khoiriyah, M. Pd. I

    2) 

     NIP : 19680720 199803 2 001

    3)  Pendidikan Terakhir : Universitas Darul Ulum Jombang

    S2 Manajemen Pendidikan Agama

    4)  Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 20 Juli 1968

    5)  SK Pengangkatan

    a)  Instansi yang mengeluarkan : Kementerian Agama

     b)   Nomor SK :

    c)  Tanggal SK :

    c. 

    Program Madrasah

    1)  Visi : 

    “Bertaqwa, Berkepribadian , Berkemampuan Teknologi dan Unggul

    Dalam Mutu serta Berwawasan Lingkungan” 

    2)  Misi :

    a) 

    Melaksanakan program pendidikan yang mengacu pada sistem

    nilai, agama dan budaya masyarakat

     b)  Meningkatkan mutu pembelajaran dengan ICT

    c)  Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non

    akademik

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    30/54

    23

    d)  Meningkatkan siswa yang lolos dalam kompetisi KSM, OSN dan

    AKSIOMA

    e) 

    Menumbuhkembangkan minat baca, tulis siswa

    f)  Menigkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan berbahasa Arab

    siswa

    g) 

    Meningkatkan nilai rata –  rata ujian nasional

    h)  Menumbuhkan budaya bersih dan sadar terhadap lingkungan

    3)  Tujuan

    a)  Membentuk peserta didik yang memiliki ketaqwaan terhadap

    Tuhan Yang Maha Esa dan mampu mengamalkan setiap

    keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari.

     b)  Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan yang

    memadai untuk dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih

    tinggi serta mampu meraih prestasi akademik optimal sesuai

    kemampuan, minat, dan bakatnya.

    c)  Membentuk peserta didik yang berbudi pekerti luhur, berbudaya,

    mampu menghormati orang tua, guru, dan sesama peserta didik,

    serta memperkokoh kerukunan dan gotong royong warga

    madrasah

    d) 

    Membentuk peserta didik yang memiliki wawasan luas dalam

    segala bidang melalui teknologi informasi dan komunikasi serta

     bahasa asing yang dikuasainya.

    e)  Menjadi juara lomba KSM, OSN dan AKSIOMA minimal tingkat

     propinsi

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    31/54

    24

    f)  Implementasi K-13 yang mengintegrasikan Nilai karakter

    g)  Menjadikan suasana madrasah yang sejuk, aman dan nyaman

    h) 

    Melibatkan semua elemen Madrasah untuk berpartisipasi secara

    aktif dalam pembelajaran yang berbasis lingkungan hidup

    2.  Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan pada Semester Genap di minggu ketiga bulan

    Januari tanggal 19 Januari 2016 hingga minggu ketiga bulan Februari tanggal

    17 Februari 2016 dan dilaksanakan dalam 2 Siklus. Setiap satu siklus

    membutuhkan dua kali pertemuan (tatap muka).

    Pertemuan

    Ke-

    Tanggal Materi Pembelajaran

    1 19 Januari

    2016

    Metode Pengangkatan dan

    Kepemimpinan Khalifah

    a. 

    Abu Bakar Ash-Shidiq

     b. 

    Umar bin Khattabc.

     

    Utsman bin Affan

    d.  Ali bin Abi Thalib

    2 26 Januari

    2016

    Evaluasi Siklus 1

    Tabel 6. Materi Pembelajaran dan Waktu Pelaksanaan Siklus I

    Pertemuan

    Ke-

    Tanggal Materi Pembelajaran

    3 10 Februari2016

    Prestasi yang diraih khalifah:a.

     

    Abu Bakar Ash-Shidiq

     b.  Umar bin Khattab

    c.  Utsman bin Affan

    d.  Ali bin Abi Thalib

    4 17 Februari

    2016

    Evaluasi Siklus 2

    Tabel 7. Materi Pembelajaran dan Waktu Pelaksanaan Siklus II

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    32/54

    25

    3.  Objek Penelitian

    Fokus objek penelitian yang sesuai dengan judul diatas adalah para

    siswa kelas VII C MTsN Plandi Jombang sejumlah 44 siswa. Terdiri dari 23

    siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan. Kemudian ditambah guru mata

     pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Wali kelas VII C dan juga pihak

     pengawas segala kegiatan yang ada di lingkungan sekolah dalam proses

     belajar mengajar. Sebagai informan tambahan yaitu Waka-Kurikulum MTsN

    Plandi Jombang dan para guru lain yang dapat dijadikan informan.

    B.  Rencana Tindakan

    Konsep pokok penelitian tindakan Kurt Lewin terdiri dari empat

    komponen, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hubungan

    keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.2 3 

    1.  Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan

    dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas, untuk keperluan ini langkah-

    langkah yang akan dilakukan harus direncanakan secara rinci sehingga benar-

     benar dapat dijadikan peganggan dalam melaksanakan tindakan.2 4 

    Dalam perencanaan ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan

    awal yang perlu disiapkan, yaitu :

    a.   Melakukan observasi kelas 

    2 3

     Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas (Malang: UM Press, 2008), hlm. 412 4 Ibid , hlm. 52

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    33/54

    26

    Persiapan awal yang akan dilakukan oleh peneliti adalah melakukan

    observasi kelas. Tujuan dari observasi kelas ini adalah untuk mengetahui

    situasi dan kondisi yang ada dalam kelas yang akan diteliti dalam

     penelitian tindakan kelas.

    b.   Mendiskusikan dengan guru pamong

    Tahap kedua adalah melakukan diskusi dengan guru pamong, dimana

    dengan tujuan untuk pelaksanaan penelitian meliputi masalah yang akan

    diangkat dalam penelitian, jadwal penelitian serta standar kompetensi dan

    kompetensi dasar yang sesuai dengan metode yang akan diterapkan.

    c. 

     Membuat strategi dan teknik pembelajaran 

    Pada tahap ini persiapan pembelajaran yang sesuai dengan metode yang

    akan diterapkan meliputi menentukan stategi penggunaan dan teknik

     pembelajaran yang akan digunakan.

    d. 

     Menyusun materi yang akan disampaikan

    Tahap selanjutnya adalah menyusun materi yang akan di digunakan

    dengan tujuan agar materi yang disampaikan sesuai dengan kompetensi

    inti dan kompetensi dasar.

    e.   Menyiapkan evaluasi tindakan

    Tahap ini adalah sebagai tahap akhir dari pembelajaran, evaluasi

    tindalkan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

    terhadap materi yang disampaikan.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    34/54

    27

    2.  Implementasi Tindakan

    Implementasi tindakan yaitu jabaran tindakan yang akan dilakukan

    meliputi sekenario kerja, tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang

    akan diterapakan.2 5 

    Dalam implementasi tindakan ini, peneliti bertindak sebagai peneliti

    serta sebagai pengamat. Peneliti akan terlibat langsung dalam proses

     pembelajaran kemudian mengamati penggunaan metode cooperative learning

    tipe STAD  dan kemudian mengamati aktivitas siswa dalam proses

     pembelajaran 

    3.  Observasi dan Interpretasi

    Kegiatan ini merupakan kegiatan pengumpulan data. Obserasi

    dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data

    tentang proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian tindakan

    kelas.2 6 

    Kegiatan observasi ini dilakukan saat proses pembelajaran

     berlangsung yang mempunyai tujuan untuk mengetahui dan memperoleh

    gambaran lengkaap secaara objektif tentang perkembangan proses

     pembelajaran dan pengaruh dari penggunaan model pembelajaran.STAD

    sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan motivasi

     belajar siswa. Selain itu untuk mengevaluasi perbaikan tindakan yang akan

    dilakukan selanjutnya.

    2 5

     Ibid , hlm. 532 6 Ibid , hlm. 54

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    35/54

    28

    4.  Analisis dan Refleksi

    Analisis dan refleksi adalah kegiatan yang memfokuskan pada upaya

    untuk menganalisis, mensintess, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan.

    Dalam tahap ini, peneliti menganalisis untuk memastikan bahwa metode

     pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD sesuai dengan tujuan

     pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

    Kemudian data yang telah terkumpul diolah dan disajikan dalam bentuk

    deskriptif dan ditarik sebuah kesimpulan.

    C.  Siklus Penelitian

    Dalam penelitian ini dibutuhkan 2 siklus untuk mengetahui hasil belajar

    yang signifikan menyangkut perkembangan minat dan hasil belajar siswa dalam

    mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Penelitian ini dilakukan

    selama 4 kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 19 Januari 2016 sampai

    dengan pada tanggal 17 Februari 2016. 

    Adapun perencanaan tindakan kelas yang dibuat untuk dilaksanakan

    dalam penelitian adalah sebagai berikut : 

    1. 

    Siklus I

    Pertemuan I

    19 Januari 2016 

    Kegiatan

    1.  Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

    2.  Menyajikan Informasi

    3.  Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok

    kelompok belajar

    4.  Penugasan kelompok belajar

    5.  Membimbimg kelompok belajar

    Pertemuan II

    26 Januari 2016 

    Kegiatan

    1. 

    Evaluasi tugas kelompok

    2. 

    Menyajikan Informasi

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    36/54

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    37/54

    30

    Dokumentasi ini meliputi data-data yang terkait dengan siswa baik berpa

    nilai, foto yang menggambarkan aktivitas siswa pada saat proses

     pembelajarab berlangsung.

    3.  Lembar angket

    Angket ini berupa pernyataan dengan lima kategori jawaban yakni sangat

    setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.2 7  Pernyataan

    disesuaikan dengan indicator motivasi yang digunakan. Angket ini digunakan

    untuk mengetahui sikap dan tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi

    cooperative learning tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

    4.  Lembar tes

    Tes yang digunkan dalam penelitian ini meliputi lembar kegiatan siswa dan

    kuis. Dalam lembar kegiatan siswa, pertanyaan berupa uraian terbatas

    sedangkan dalam kuis, pertanyaan berupa pilihan ganda dan jawaban singkat.

    Tujuan utama pemberian tugas yakni untuk member peran aktif kepada siswa

    agar motivasi belejarnya meningkat.

    E.  Pengumpulan Data

    Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan metode dokumentasi, metode tes, observasi dan angket.

    1.  Metode dokumentasi

    Metode ini dilakukan untuk memperoleh data, kondisi siswa pada pra

    siklus.

    2. 

    Metode Tes

    2 7 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 190

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    38/54

    31

    Metode tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa.

    Instrument tes berbentuk uraian dan disusun berdasarkan indiator-

    indikator yang telah ditetapkan.

    3.  Metode Observasi

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi kelompok

     belajar pada saat sebelum dan sesudah penggunakan metode pembelajaran

    Student Teams Achievement Divisions  (STAD). Metode ini dilakukan

    oleh peneliti pada setiap siklus pembelajaran yang dilaksanakan oleh

     peneliti. Sehingga peneliti langsung dapat mengamati sendiri perjalanan

     pembelajaran yang dilaksanakan.

    4.  Metode Angket

    Angket ini digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa pada saat

     pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode Student Teams

     Achievement Divisions (STAD).

    F.  Indikator Kinerja

    Penelitian dengan judul “ Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe

    Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi

     Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Kelas VII C

     Madrasah Tsanawiyah Negeri Plandi Jombang ”. Diharapkan dengan

    menggunakan metode cooperative learning tipe STAD ini maka dapat

    meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran SKI. Indikator yang

    ditentukan selama penelitian yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD ini,

    siswa kelas VII C mampu memiliki semangat yang tinggi dalam merespon

     pembelajaran, mampu bekerja sama dengan teman, mengalami peningkatan hasil

     belajar dan juga mampu mandiri dalam pembelajaran.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    39/54

    32

    BAB IV

    PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

    A.  Paparan Data

    Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

     pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam

     penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, dalam satu siklus

    terjadi 2 kali pertemuan. Pada penelitian ini menggunakan bantuan dari rekan

    sejawat untuk membantu dokumentasi dan lain-lain, akan tetapi dalam

     pelaksanaannya peneliti melakukannya sendiri.

    1.  Siklus Pertama

    Dalam siklus pertama ini terdiri dari empat tahap yang meliputi

     perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi.

    a.  Perencanaan

    Pada siklus pertama, peneliti melakukan tindakan selama 2 kali

     pertemuan (4 x 40 menit) selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan

     pembelajaran yang dilakukan untuk memberikan pemahaman seara garis

     besar terhadap materi yang akan dibahas sehinga dapat mengaktifkan

    siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

    Sebelum pelaksanaan siklus pertama peneliti mempersiapkan

     beberapa hal sebagai tahap perencanaan dalam sebuah penelitian tindakan

    kelas yaitu :

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    40/54

    33

    1)  Menyiapkan RPP sesuai dengan materi yang akan dibahas

    2)  Menyiapkan materi

    3) 

    Menyiapkaan sumber-sumber belajar, seperti Buku Sejarah

    Kebudayaan Islam Kurikulum 2013, buku LKS Sejarah Kebudayaan

    Islam dan buku Sejarah Kebudayaan Islam lain yang relevan , dan

    internet.

    4)  Memberikan tugas kelompok sebagai pengamatan dalam proses

     pembelajaran

    5)  Menyiapkan tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa

    6)  Menyiapkan angket motivasi belajar siswa

    b.  Pelaksanaan

    Dalam tindakan siklus pertama ini peneliti membagi menjadi 2

    kali pertemuan : 

    Pertemuan Pertama (19 Januar i 2016)  

    Pada pertemuan pertama ini pelajaran dilaksanakan pada tanggal

    19 Januari 2016 pada jam ke 1 sampai ke 2 yaitu pada jam 07.00 sampai

    08.20. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, peneliti menyebarkan

    angket motivasi untuk diisi tiap-tiap siswa,

    Pada pertemuan ini peneliti membagi kelas dalam 8 kelompok,

    setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kemudian peneliti membagi materi

    terkait Metode Pengangkatan dan Kepemimpinan Khalifah kepada

    seluruh siswa. Kemudian peneliti memberikan arahan kepada siswa untuk

     berkumpul sesuai kelompoknya yang sudah dibagi tadi. Pengembangan

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    41/54

    34

    materi bisa dilakukan tiap-tiap anggota kelompok untuk membuka atau

    mencari informasi dari buku paket maupun LKS.

    Setelah tiap kelompok mendiskusikan materi yang sudah

    diberikan, masing – masing siswa mencatat dan merangkum hasil daripada

    diskusi dan informasi yang didapat dari setiap sumber belajar. Setelah

     proses diskusi selesai, masing-masing kelompok diberikan tugas untuk

    menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan peneliti. Sebelum

     pembelajaran diakhiri, siswa diingatkan untuk mengumpulkan tugas yang

    diberikan berupa resuman materi.

    Pertemuan kedua (26 Januar i 2016)

    Pada pertemuan kedua ini, soal tugas yang di berikan pada

     pertemuan kemarin dibahas atau dievaluasi bersama untuk mengetahui

    seberapa jauh pemahaman dan juga hasil belajar siswa terhadap materi

    yang sudah dibahas dalam kelompok masing-masing.

    Setelah melakukan evaluasi atas jawaban soal tugas kelompok,

    selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap kemampuan individu siswa.

    Masing-masing siswa diberi lembar kuis untuk dikerjakan secara pribadi

    tanpa bantuan dari teman satu kelompok.

    Hasil kuis langsung dikoreksi dan dibahas bersama kemudian

     peneliti memberikan penghargaan atau pujian kepada kelompok yang

     berprestasi ataupun siswa yang mendapatkan hasil belajar paling baik.

    Kegiatan yang tertakhir, peneliti menerangkan hal-hal yang dirasa

    kurang jelas atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Kemudian

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    42/54

    35

    merefleksikan kembali materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya

    untuk direnungkan hikmah di dalamnya.

    c. 

    Pengamatan

    Pada siklus pertama yang dilakukan selama dua kali pertemuan ini

     peneliti mendapat gambaran bahwa dalam proses belajar mengajar mata

     pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam perlu adanya metode yang menarik

    terlebih untuk para siswa yang rame seperti dalam kelas VII C ini,

    sehingga peserta didik akan dapat termotivasi untuk antusias mengikuti

     pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

    Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan

     belajar mengajar menggunakan metode cooperative learning tipe STAD

    ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan hanya saja ada beberapa

    hal yang masih perlu dievaluasi oleh peneliti, seperti suasana kelas yang

    ramai dan kesiapan siswa dalam mengikuti diskusi di kelas.

    Kemudian dalam hal evaluasi, banyak siswa yang mendapatkan

    nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Dari 44 siswa yang mengikuti

    evaluasi 36 siswa mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan 8 siswa

    lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Rata-rata hasil belajar

    mengalami kenaikan prosentase sebanyak 6% dibanding dengan hasil

     belajar pada materi sebelumnya.

    d.  Refleksi

    Hasil observasi dilapangan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

    kegiatan pembelajaran berjalan cukup baik namun masih ada beberapa

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    43/54

    36

    hal yang perlu dievaluasi kembali oleh peneliti, begitu juga suasana

     persaingan antar kelompok dan kondisi siswa belum sesuai dengan apa

    yang telah direncanakan peneliti.

    Kemudian dalam hal evaluasi sudah banyak siswa yang

    mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Namun hal ini

     perlu ada peningkatan lagi agas seluruh siswa mampu memnuhi KKM

    secara keseluruhan.

    2. 

    Siklus Kedua

    Dalam siklus pertama ini terdiri dari empat tahap yang meliputi

     perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi.

    a.  Perencanaan

    Pada siklus pertama, peneliti melakukan tindakan selama 2 kali

     pertemuan (4 x 40 menit) selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan

     pembelajaran yang dilakukan untuk memberikan pemahaman seara garis

     besar terhadap materi yang akan dibahas sehinga dapat mengaktifkan

    siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

    Sebelum pelaksanaan siklus pertama peneliti mempersiapkan

     beberapa hal sebagai tahap perencanaan dalam sebuah penelitian tindakan

    kelas yaitu :

    1)  Menyiapkan RPP sesuai dengan materi yang akan dibahas

    2)  Menyiapkan materi

    3)  Menyiapkaan sumber-sumber belajar, seperti Buku Sejarah

    Kebudayaan Islam Kurikulum 2013, buku LKS Sejarah Kebudayaan

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    44/54

    37

    Islam dan buku Sejarah Kebudayaan Islam lain yang relevan , dan

    internet.

    4) 

    Memberikan tugas kelompok sebagai pengamatan dalam proses

     pembelajaran

    5)  Menyiapkan tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa

    6) 

    Menyiapkan angket motivasi belajar siswa

    b.  Pelaksanaan

    Dalam tindakan siklus pertama ini peneliti membagi menjadi 2

    kali pertemuan : 

    Pertemuan Pertama (10 Februari 2016)  

    Pada pertemuan pertama ini pelajaran dilaksanakan pada tanggal

    10 Februari 2016 pada jam ke 1 sampai ke 2 yaitu pada jam 07.00 sampai

    08.20.

    Pada pertemuan ini peneliti membagi kelas dalam 8 kelompok,

    setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kemudian peneliti membagi materi

    terkait Prestasi Khulafaurrasyiddin kepada seluruh siswa. Kemudian

     peneliti memberikan arahan kepada siswa untuk berkumpul sesuai

    kelompoknya yang sudah dibagi tadi. Pengembangan materi bisa

    dilakukan tiap-tiap anggota kelompok untuk membuka atau mencari

    informasi dari buku paket maupun LKS.

    Setelah tiap kelompok mendiskusikan materi yang sudah

    diberikan, masing – masing siswa mencatat dan merangkum hasil daripada

    diskusi dan informasi yang didapat dari setiap sumber belajar. Setelah

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    45/54

    38

     proses diskusi selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

    diskusinya.

    Kemudian tiap kelompok diberikan tugas untuk menjawab

     pertanyaan yang sudah disiapkan peneliti kemudian dikumpulkan.

    Sebelum pembelajaran diakhiri, siswa diingatkan untuk mengumpulkan

    tugas yang diberikan berupa resuman materi.

    Pertemuan kedua (17 Februari 2016)

    Pada pertemuan kedua ini, soal tugas yang di berikan pada

     pertemuan kemarin dibahas atau dievaluasi bersama untuk mengetahui

    seberapa jauh pemahaman dan juga hasil belajar siswa terhadap materi

    yang sudah dibahas dalam kelompok masing-masing.

    Setelah melakukan evaluasi atas jawaban soal tugas kelompok,

    selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap kemampuan individu siswa.

    Masing-masing siswa diberi lembar kuis untuk dikerjakan secara pribadi

    tanpa bantuan dari teman satu kelompok.

    Hasil kuis langsung dikoreksi dan dibahas bersama kemudian

     peneliti memberikan hadiah kepada kelompok yang berprestasi ataupun

    siswa yang mendapatkan hasil belajar paling baik.

    Kegiatan yang tertakhir, peneliti menerangkan hal-hal yang dirasa

    kurang jelas atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Kemudian

    merefleksikan kembali materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya

    untuk direnungkan hikmah di dalamnya. Dan juga penyebaran angket

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    46/54

    39

    motivasi siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan model

    STAD.

    c. 

    Pengamatan

    Pada siklus kedua yang dilakukan selama dua kali pertemuan ini

     peneliti mendapat gambaran bahwa dalam proses belajar mengajar mata

     pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sudah cukup mampu untuk

    mengkondisikan siswa-siswa dalam kelas VII C ini, sehingga peserta

    didik terlihat termotivasi untuk antusias mengikuti pembelajaran Sejarah

    Kebudayaan Islam.

    Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan

     belajar mengajar menggunakan metode cooperative learning tipe STAD

    ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan hanya saja ada beberapa

    hal yang masih perlu dievaluasi oleh peneliti, seperti fasilitas kelas yang

    kurang memadai untuk menampilkan slide kepada peserta didik.

    Kemudian dalam hal evaluasi, banyak siswa yang mendapatkan

    nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Dari 44 siswa yang mengikuti

    evaluasi 41 siswa mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan 3 siswa

    lainnya mendapatkan nilai di bawah KKM. Rata-rata hasil belajar

    mengalami kenaikan prosentase sebanyak 3% dibanding dengan

     prosentase hasil belajar pada materi sebelumnya atau mengalami

     peningkatan sebanyak 9% dari sebelum tindakan.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    47/54

    40

    d.  Refleksi

    Hasil observasi dilapangan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

    kegiatan pembelajaran berjalan cukup baik namun masih ada beberapa

    hal yang perlu dievaluasi kembali oleh peneliti, seperti kreativitas dan

    kepercayaan diri peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusi

    kelompok.

    Kemudian dalam hal evaluasi sudah banyak siswa yang

    mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Namun hal ini

     perlu ada peningkatan lagi agas seluruh siswa mampu memnuhi KKM

    secara keseluruhan.

    B.  Pembahasan

    Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII C MTsN Plandi

    Jombang adalah menggunakan strategi Cooperative Learning tipe STAD. Dalam

     penelitian ini tentunya peneliti mengalami hambatan, namun hambatan tersebut

    tidak begitu berat, terutama mengenai cara penerapan model pembelajaran STAD

    dapat menjadikan siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan dapat

    meningkatkan motivasi belajar siswa.

    Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di mulai tanggal 19 Januari 2016

    sampai tanggal 17 Februari 2016. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus

    selama empat kali pertemuan. Pertemuan pertama peneliti agak kesulitan ketika

    membentuk kelompok-kelompok. Beberapa peserta didik enggan untuk

     bergabung dengan kelompok teman yang kurang disukainya. Meskipun begitu

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    48/54

    41

     peneliti memotivasi peserta didik untuk belajar bersosial yang baik dan saling

     bekerja sama bantu-membantu.

    Penerapan model pembelejaran STAD ini memberikan pengalaman baru

     bagi siswa karena biasanya, metode yang sering digunakan adalah ceramahdan

     belajar mandiri. Peserta didik dicoba untuk mengenal lingkungan sekitar dan

    mengembangkan sikap avektif. Hingga pertemuan keempat, peserta didik telah

    mengalami perubahan yaitu berupa peningkatan motivasi belajar dan peningkatan

    hasil belajar siswa terhadap materi SKI. 

    Dalam penerapan model pembelejaran STAD ini guru bukan hanya

    membuat para siswa aktif, melainkan guru membimbing dan memotivasi siswa

    untuk selalu aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan. Kebiasaan siswa yang

    ramai bisa dikurangi dengan model pembelajaran seperti ini. 

    Penerapan model pembelejaran STAD dalam meningkatkan motivasi belajar

    siswa dalam pembelajaran SKI ternyata cukup efektif dan efisien dan dapat juga

    di ketahui dari hasil angket sebelum dan sesudah tindakan. Dalam angket

    tersebut, rata-rata prosentase peningkatan motivasi siswa mengalami peingkatan

    sebesar 16%.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    49/54

    42

    BAB V

    PENUTUP

    A.  Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian diatas maka bisa ditarik kesimpulan sebagai

     berikut: 

    1.  Penerapan strategi Cooperative Learning tipe Student Teams-Achievement

     Divisions menekankan pada kerjasama kelompok dan kemampuan individu

    siswa dalam memahami materi dari diskusi kelompok. Pengakraban peserta

    didik terhadap teman di lingkungan sekitar dengan model pembelajaran ini

    menuntut peserta didik untuk bisa berkolaborasi dan bersaing dengan

    kelompok yang lain dalam satu kelas untuk mendapatkan penghargaan atau

    hadiah. Sehingga tidak hanya sekedar memotivasi siswa akan tetapi juga

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    2.  Penerapan strategi Cooperative Learning tipe Student Teams-Achievement

     Divisions  bisa dikatakan berhasil dalam meningkatkan motivasi belajar

    siswa dalam pemebelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Peningkatan

    motivasi belajar tersebut bisa diamati berdasarkan hasil angket motivasi

    siswa yang menunjukkan kenaikan rata-rata prosentase sebanyak 16%.

    Ditambah lagi dengan peningkatan hasil belajar dari sebelum tindakan

    hingga setelah tindakan sebesar 9%. Hal ini menunjukkan peningkatan

    motivasi semangat yang tinggi dari siswa dalam mengikuti pembelajaran

    SKI.

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    50/54

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    51/54

    44

    DAFTAR RUJUKAN

    Gustaf Asyirint,  Langkah Cerdas Menjadi Pendidik Sejati Berhasil , (Yogyakarta:

    Bahtera Buku, 2010)

    Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000)

    Isjoni,  Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar

     Peserta Didik , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)

    Kemenag RI,  Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia, No. 912 tahun 2013

    tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Agama Islam dan Bahasa

     Arab, (Jakarta: Kemenag, 2013)

    Moh.Uzer Usman,  Menjadi Guru Profesional , (Bandung: Remaja Rosda Karya

    1992)

    R. Ibrahim & Nana Syaodih, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka CIpta,

    2003)

    Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik , penerjemah:

     Narulita Yusron (Bandung: Nusa Media, 2005)

    Sardiman A. M.,  Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: Rajawali Pers,

    2011)

    Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif , (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010)

    Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)

    Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

    Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas (Malang: UM Press, 2008)

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    52/54

    45

    Wijayanti,  Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning), (Surabaya:

    Karunia Press, 2002)

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN SKI

    SIKLUS I

    Gambar 1. Persiapan Pembelajaran  Gambar 2. Pembentukan Kelompok  

    Gambar 3. Kerja Tim Gambar 4. Kuis Individu 

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    53/54

    46

    Gambar 5. Apresiasi

    Gambar 6. Evaluasi 

    SIKLUS II

    Gambar 7. Persiapan Pembelajaran  Gambar 8. Kerja Tim 

  • 8/18/2019 Penerapan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams

    54/54

    Gambar 9. Membantu Kesulitan  Gambar 10. Kuis Individu 

    Gambar 11. Apresiasi Gambar 12. Evaluasi