Upload
dinhminh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
207
Penentu Kepuasan Kerja Karyawan
Misna Ariani1), dan Syukma Salam2)
1,2)Universitas Balikpapan 1)[email protected]
Abstract
The purpose of this study was to identify the determinants of job satisfaction of employee
PT Ossiana Sakti Ekamaju Balikpapan tire retreading field and employee satisfaction is the
responsibility of the individual and the company. Human resources are one of the
important factors affecting the survival and the success of the company in a competitive
environment.
The number of sample used were permanent employees as many as 94 people, and the data
obtained using questionnaires given to employees, then analyzed using multiple linear
regression
The research proves that the determinants of job satisfaction of employees together are
leadership, work environment, job stress, and compensation.
Partial leadership has a positive and significant impact; work environment has a positive
and significant effect; work stress has a negative and significant impact; compensation has
a positive and significant impact; and compensation is the dominant influence on employee
job satisfaction
Keywords: Job Satisfaction, Leadership, Work Environment, work stress and
Compensation
Pendahuluan
Pemanfaatan dan pengelolaan
sumber daya manusia oleh perusahaan
merupakan salah satu fokus yang dapat
memberikan dampak positif yang baik
bagi perusahaan yaitu menimbulkan
kepuasan kerja bagi karyawannya.
Kepuasan kerja menurut Hasibuan
(2009:202) merupakan sikap emosional
yang ditunjukkan oleh seorang karyawan
yang menunjukkan sikap menyenangi
dan mencintai pekerjaannya. Tindakan
tersebut dicerminkan melalui moral
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Di
sisi lain, Robbins dalam bukunya
(2008:40) mendefinisikan kepuasan
kerja merujuk pada suatu perasaan
positif tentang pekerjaan seseorang yang
merupakan hasil dari evaluasi
karakteristiknya. Sedangkan Umam,
2010:192, menyatakan bahwa kepuasan
kerja merupakan hal lumrah yang dicari
oleh karyawan. Kepuasan kerja juga
dapat diartikan sebagai sikap (positif)
tenaga kerja terhadap pekerjaannya,
yang timbul berdasarkan penilaian
terhadap situasi kerja. Persaingan dan
tuntutan profesionalitas yang semakin
tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-
tekanan yang harus dihadapi individu
dalam lingkungan kerja.
Selain tekanan yang berasal dari
lingkungan kerja, lingkungan keluarga
dan lingkungan sosial juga sangat
berpotensial menimbulkan kecemasan.
Interaksi antara teman sekerja dan
pimpinan dapat mempengaruhi emosi
seseorang. Stress kerja yang dialami
oleh karyawan juga dapat memberikan
pengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan. Menurut Handoko (2008:200)
stress kerja adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi seseorang.
Menejerial atau kepimimpinan yang
efektif, menurut Winarno (2011:49),
208 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.207-216
menyatakan bahwa kepemimpinan pada
intinya merupakan proses mempengaruhi
orang lain dalam, mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Kompensasi dari perusahaan juga
merupakan salah satu faktor penting
yang dapat menimbulkan kepuasan kerja
bagi karyawan. Rivai (2009:357)
mengemukakan bahwa kompensasi
merupakan sesuatu yang diterima
karyawan sebagai pengganti kontribusi
jasa mereka pada perusahaan. Sedangkan
menurut Hasibuan, Malayu (2016:118)
Kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan.
Kompensasi berbentuk uang, artinya
kompensasi dibayar dengan sejumlah
uang kartal kepada karyawan
bersangkutan. Kompensasi berbentuk
barang, artinya kompensasi dibayar
dengan barang.
Penelitian kepuasan kerja sudah
sering dilakukan, namum penelitian ini
adalah ingin mengidentifikasi penentu
kepuasan kerja perusahaan swasta di
Balikpapan yaitu perusahaan swasta PT.
Ossiana Sakti Ekamaju Balikpapan.
Tinjauan Pustaka
Kepuasan Kerja
Kepuasan menurut Rivai (2008:475)
merupakan evaluasi yang
menggambarkan seseorang atas perasaan
sikapnya senang atau tidak senang, puas
atau tidak puas dalam bekerja. Karena
perasaan terkait dengan sikap seseorang.
Sedangkan faktor yang memiliki
hubungan dengan pekerjaan, kondisi
pekerjaan teman sekerja, pengawasan,
promosi dan upah (gaji).
Hasibuan (2008:48) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah :
a. Balas jasa yang adil dan layak
b. Penempatan yang tepat sesuai dengan
keahlian
c. Berat ringannya pekerjaan
d. Suasana dan lingkungan pekerjaan
e. Peralatan yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan
f. Sikap pimpinan dalam
kepemimpinannya
g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak
Sedangkan Mangkunegara
(2008:120) menyatakan ada dua faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja,
yaitu :
a. Faktor Pegawai, yaitu kecerdasan,
kecapakan khusus, umur, jenis
kelamin, kondisi fisik, pendidikan,
pengalaman kerja, masa kerja,
kepribadian, emosi, cara berfikir,
persepsi dan sikap kerja.
b. Faktor pekerjaan, yaitu jenis
pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
(golongan), kedudukan, mutu
pegawai, jaminan financial,
kesempatan promosi jabatan, interaksi
sosial dan hubungan kerja.
Kepemimpinan
Winarno (2011:49) dalam bukunya
menyatakan bahwa kepemimpinan pada
intinya merupakan proses mempengaruhi
orang lain dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Sedangkan menurut Robbins
dan Judge (2011 : 410) menyatakan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
memengaruhi suatu kelompok menuju
pencapaian sebuah visi atau serangkaian
tujuan. Yulk, Gary (2015:9) menyatakan
bahwa kepemimpinan adalah yang
dibutuhkan dalam melaksanakan tugas
dan bagaimana melakukan tugas itu, serta
proses untuk memfasilitasi upaya
individu dan kolektif guna mencapai
tujuan bersama.
Salah satu indicator umum
keefektifan kepemimpinan adalah hingga
sejauh mana kinerja tim atau unit
organisasi itu meningkatkan dan sejauh
Ariani, Salam, Penentu Kepuasan Kerja....209
mana pencapaian tujuan difasilitasi.
Contoh ukuran kinerja yang objektif
mencakup volume penjualan, laba bersih,
margin laba, pangsa pasar, pengembalian
atas investasi, pengembalian atas asset,
produktivitas, biaya per unit output, biaya
yang berkaitan dengan pengeluaran yang
dianggarkan, dan perubahan nilai saham
perusahaan, (Yulk,Gary:2015:11).
Keberadaan seorang pemimpin
dengan gaya kepemimpinan yang tepat
sangat dibutuhkan untuk mengkoordinir
seluruh aktifitas kelompok organisasi
serta mengarahkan karyawan dalam
segala aktifitasnya, sehingga pada
akhirnya dapat pula menciptakan
profesionalitas dari karyawan itu sendiri.
Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2009:21) mendefinisi-
kan Lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan berbentuk fisik yang terdapat di
sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
Sedangkan lingkungan kerja nonfisik
adalah semua keadaan yang terjadi
berkaitan dengan hubungan kerja, baik
hubungan dengan atasan maupun dengan
rekan kerja, ataupun hubungan dengan
bawahan.
Secara garis besar, jenis lingkungan
kerja terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua
keadaan berbentuk fisik yang terdapat
disekitar tempat kita kerja dimana
dapat mempengaruhi karyawan baik
langsung maupun tidak langsung
(Sedarmayanti, 2009:51), adalah
sebagai berikut :
a. Penerangan/cahaya di tempat
kerja
b. Sirkulasi udara ditempat kerja
c. Kebisingan di tempat kerja
d. Bau tidak sedap di tempat
kerja
e. Keamanan di tempat kerja
f. Kebersihan
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Ada 5 aspek lingkungan kerja non
fisik yang bisa mempengaruhi perilaku
karyawan, yaitu :
a. Struktur kerja, yaitu sejauh mana
bahwa pekerjaan yang diberikan
kepadanya memiliki struktur kerja
dan organisasi yang baik.
b. Tanggung jawab kerja, yaitu
sejauh mana pekerja merasakan
bahwa pekerjaan mengerti
tanggung jawab mereka serta
bertanggung jawab atas tindakan
yang mereka lakukan.
c. Perhatian dan dukungan
pemimpin, yaitu sejauh mana
karyawan merasakan bahwa
pimpinan sering memberikan
pengarahan, keyakinan, perhatian
serta mengahargai mereka.
d. Kerja sama antar kelompok, yaitu
sejauh mana karyawan merasakan
ada kerjasama yang baik diantara
kelompok kerja yang ada.
e. Kelancaran komunikasi, yaitu
sejauh mana karyawan merasakan
adanya komunikasi yang baik,
terbuka, dan lancar, baik antara
teman sekerja ataupun dengan
pimpinan.
Stress Kerja
Siagian (2008:300) dalam bukunya
menyatakan bahwa stress merupakan
kondisi ketegangan yang berpengaruh
terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi
fisik seseorang. Stress adalah respons
adaptif terhadap situasi eksternal yang
menghasilkan penyimpangan fisik,
psikologis, dan atau prilaku pada anggota
organisasi.
Mangkunegara (2008) berpendapat
bahwa: “Penyebab stress kerja antara lain
beban kerja yang dirasakan terlau berat,
waktu kerja yang mendesak, kualitas
pengawasan kerja yang rendah, iklim
kerja yang tidak sehat, perbedaan nilai
antara karyawan dengan pemimpin yang
frustasi dalam kerja.”
210 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.207-216
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah
timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampak yang negatif.
Manajemen stres lebih dari pada sekedar
mengatasinya, yakni belajar
menanggulanginya secara adaptif dan
efektif. Hampir sama pentingnya untuk
mengetahui apa yang tidak boleh dan apa
yang harus dicoba. Sebagian para
pengidap stres di tempat kerja akibat
persaingan, sering melampiaskan dengan
cara bekerja keras yang berlebihan. Ini
bukanlah cara efektif yang bahkan tidak
menghasilkan apa-apa untuk
memecahkan sebab dari stres, justru akan
menambah masalah lebih jauh.
Kompensasi
Suwatno dan Priansa (2011:220) me-
ngemukakan bahwa ”Kompensasi adalah
setiap bentuk pembayaran yang diberikan
kepada bawahan. ”Dengan demikian,
kompensasi mempunyai arti yang luas,
selain terdiri dari gaji, dan upah, dapat
pula berbentuk fasilitas perumahan, fasi-
litas kendaraan, pakaian seragam, tun-
jangan keluarga, tunjangan kesehatan,
tunjangan pangan dan masih banyak lagi
yang lainnya yang dapat dinilai dengan
uang serta cenderung diterima oleh kar-
yawan secara tetap.
Sedarmayanti (2016:263) mengemu-
kakan bahwa kompensasi adalah segala
sesuatu yang diterima oleh karyawan se-
bagai balas jasa kerja mereka. Sedangkan
Hasibuan, Malayu dalam bukunya (2016 :
118) mengemukakan bahwa : ”Kompen-
sasi adalah semua pendapatan yang ber-
bentuk uang, barang langsung atau tidak
langsung yang diterima karyawan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan.”
Tujuan pemberian kompensasi me-
nurut Rivai (2009:359) meliputi :
a. Memperoleh sumber daya manusia
yang berkualitas
b. Mempertahankan karyawan yang ada
c. Menjamin keadilan
d. Penghargaan terhadap perilaku yang
diinginkan
e. Mengendalikan biaya
f. Mengikuti aturan hukum
g. Memfasilitasi pengertian
h. Meningkatkan efisiensi administrasi
Kompensasi dapat dibedakan men-
jadi dua yaitu:
a. Kompensasi langsung (financial) ada-
lah kompensasi langsung dirasakan
oleh penerimanya, yakni berupa gaji,
tunjungan, dan insentif merupakn hal
karyawan dan kewajiban karyawan
dan perusahaam wajib untuk memba-
yarnya.
1. Gaji adalah balas jasa yang dibayar
secara periodik kepada karyawan
tetap serta mempunyai jaminan
pasti.
2. Tunjangan adalah kompensasi
yang diberikan perusahaan kepada
para karyawan, Karen karyawan
tersebut dianggap telah ikut ber-
partisipasi dengan baik dalam
mencapai tujuan perusahaan.
3. Insentif adalah kompensasi yang
diberikan kepada karyawan ter-
tentu kerena keberhasilan prestasi-
nya atau mencapi target.
b. Kompensasi tidak langsung (non fi-
nancial) adalah kompensasi yang ti-
dak dapat dirasakan secara langsung
oleh karyawan yakni binefit dan ser-
vices (tunjangan pelayanan) benefit
dan services adalah tambahan yang
diberikan berdarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua karyawan
dalam usaha meningkatkan kesejahte-
raan mereka, seperti uang pensiun.
Metode Penelitian
Penelitian dalam penulisan ini di-
lakukan pada karyawan tetap PT. Ossiana
Sakti Ekamaju yang bergerak dalam
bidang vulkanisir ban. Data yang digu-
nakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh dari sumber pertama, baik dari
Ariani, Salam, Penentu Kepuasan Kerja....211
individu atau perseorangan, dengan
menggunakan kuesioner. Adapun data
sekunder adalah data yang diperoleh
melalui studi pustaka dengan cara
mempelajari berbagai penulisan yang
berkaitan dengan Perilaku organisasi,
manajemen sumber daya manusia serta
data-data yang ada kaitannya dengan
penelitian ini.
Populasi menurut Sugiyono
(2007:57) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek, subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu. Populasi adalah seluruh
karyawan berjumlah 124 orang
karyawan. Sedangkan Sampel yang
digunakan dalam penelitian jika
menggunakan rumus Slovin dengan
tingkatan kepercayaan 95%, dan tingkat
eror 5% adalah :
n = jumlah sample
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan
N= 124 karyawan
e2= (5%) = 0,05
Berdasarkan perhitungan rumus di
atas, jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 94 orang responden.
Analisis Data dengan melakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Suatu kui-
sioner dinyatakan reliabel atau handal ji-
ka jawaban seseorang terhadap pernya-
taan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Suatu konstruk atau va-
riabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai α > 0,60 dan tidak reliable jika nilai
α < 0,60 (Ghozali, 2009 : 42).
Pengujian Hipotesis dengan
menggunakan analisis regresi linier
berganda yaitu suatu analisis yang
bertujuan untuk menguji pengaruh
kepemimpinan, lingkungan kerja, stress
kerja dan kompensasi terhadap kepuasan
kerja karyawan. Dengan menggunakan
rumus regresi linear berganda yang
dikutip dari buku Usman dan Akbar
(2006 : 241) yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e
Di mana :
a = kontsanta
b1..b4 = koefisien regresi
Y= Variabel Kepuasan Kerja
X1 = Variabel Kepemimpinan
X2 = Variabel Lingkungan Kerja
X3 = Variabel Stres kerja
X4 = Variabel Kompensasi
e = stochastic disturbance atau sto-
chastic error term
Uji F adalah pengujian terhadap
Koefisien Regresi secara simultan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
F-test. Menurut Ghozali (2005:84) uji
statistik F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau
terikat dengan α 0,05.
Setelah uji F dilakukan pengujian
secara Parsial (Uji t), yaitu untuk menguji
dan menentukan koefisien regresi (b1)
yang paling besar. Selanjutnya dilakukan
pengujian secara parsial melalui uji-t.
Hasil Penelitian
Karakteristik responden ditunjukkan
oleh Tabel 1 bahwa yang menjadi
responden dalam penelitian ini lebih
banyak karyawan laki-laki sebanyak 86
(91,5%) dibandingkan perempuan sebesar
8 (8,5%). Hal ini disebabkan karena
kegiatan pekerjaan lebih banyak
dilakukan di pabrik sehingga dalam
212 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.207-216
prosesnya perusahaan ini lebih banyak
membutuhkan tenaga kerja laki-laki
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis kelamin
Deskripsi responden dengan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel 2 di
bawah ini :
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan
No Pendidik
an
Jumlah
Frekuensi Persentasi%
1 SMP 7 7,4%
2 SMA 73 77,7%
3 Diploma 4 4,3%
4 S1 10 10,6%
TOTAL 94 100%
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa
distribusi tingkat pendidikan terbanyak
pada penelitian ini adalah SMA sebanyak
77,7%, pendidikan Sarjana (S1) sebanyak
10,6%, SMP sebanyak 7,4% terakhir
Diploma sebanyak 4,3%.
Berdasarkan tabel 3 hasil yang dapat
diperoleh untuk model regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = 7,806 + 0,139X1 + 0,355X2 –
0,318X3 + 0,420X4
Nilai koefisien konstanta b0 sebesar
7,806 mengidentifikasikan bahwa pada
saat variabel kepemimpinan (X1),
lingkungan kerja (X2), stress kerja (X3),
dan kompensasi nilainya menunjukkan
nilai konstanta atau 0, maka variabel
kepuasan kerja karyawan (Y) sebesar
7,806. Pengujian secara simultan (Uji F)
merupakan uji untuk mengetahui apakah
variabel bebas secara bersama-sama ber-
pengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel tidak bebasnya. Dalam pengujian
ini Fhitung dibandingkan dengan Ftabel
dengan derajat signifikan 5% atau dengan
melihat probabilitas kesalahan kurang
dari 5% berarti variabel bebas secara
bersama-sama memang berpengaruh
sangat nyata terhadap variabel tidak
bebasnya. Teknik anilisis yang diper-
gunakan untuk membuktikan kebenaran
analisis regresi linear berganda dan hasil
yang diperoleh yaitu berbagai nilai
koefisien korelasi dan regresi, dengan
menggunkan F Test (Fisher Test) pada
Conviden level 95 a = 0,05 degree of
freedom (df2) = n – k = 94 – 4 =90
maka diperoleh Ftabel = 2,474 dan secara
bersama-sama ditunjukkan olah nilai
koefisien korelasi simultan (R) sebesar
0,704, R square sebesar 0,496 dan Adjust
R Square sebesar 0,473, hal ini berarti
kontribusi dari berbagai variabel bebas
terhadap perubahan variabel dependen
(kepuasan kerja karyawan) paling tinggi
70,4% ini menunjukan adanya hubungan
yang sangat erat antara variabel bebas X
dengan Variabel terikat Y, dan kontribusi
yang telah disesuaikan sebesar 47,3%
sedangkan sisanya 52,7% dipegaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Tabel 3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Jenis
Kelamin Jumlah
Frekuensi Persentase %
Perempuan 8 8,5%
Laki-laki 86 91,5%
Total 94 100%
Ariani, Salam, Penentu Kepuasan Kerja....213
Pengujian secara simultan (Uji F)
dapat ditunjukkan juga pada uji ANOVA
pada tabel 4.4 analisis ragam satu arah
(ANOVA) mengindikasikan bahwa
regesi secara statistik sangat signifikan.
Secara bersama-sama dapat dilihaat
pengaruh dari kepemimpinan, lingkungan
kerja, stress kerja dan kompensasi
terhadap kepuasan kerja adalah signifikan
yaitu 0,000 atau lebih kecil dari a = 0,50
(<5%), dengan nilai F adalah sebesar
21,891 sedangkan nilai df = 89, Uji –F.
Pada penelitian ini diperoleh nilai
Fhitung = 21,891 lebih besar dari Ftabel =
2,474 dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama yang diajukan dalam penelitian
ini terbukti kebenarannya yaitu bahwa
variabel kepemimpinan (X1), lingkungan
kerja (X2), stress kerja (X3), dan
kompensasi (X4) mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap kepuasan
kerja karyawan (Y). Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Siti Arofah (2015) yang menyatakan
bahwa kepemimpinan, lingkungan kerja,
dan kompensasi berpengaruh secara
simultan terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Tabel 4
Hasil Uji ANOVAb
a. Predictors: (Constant), Kompensasi
(X4), Kepemimpinan (X1),
Lingkungan Kerja (X2), Stress Kerja
(X3)
b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
(Y)
Variabel kepemimpinan (X1) secara
parsial memberikan kontribusi pengaruh-
nya terhadap kepuasan kerja karyawan
(Y), dibuktikan dengan Uji t dimana thitung
2,234 > ttabel 1,958, dan pada taraf
signifikan α = 0,028 < α = 0,05 (5%)
yaitu taraf kepercayaan dalam pengujian
sebesar 95%, hal ini menunjukkan bahwa
Kepemimpinan (X1) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan. Berdasarkan
r2 partial adalah sebesar 0,230, artinya
bahwa variabel Kepemimpinan (X1)
mempunyai kontribusi sebesar 23%
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, hal
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fauzan Muttaqien (2014)
yang menyatakan bahwa secara parsial
variabel kepemimpinan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan pada PT. BRI
(Persero),Tbk. Demikian pula hasil
penelitian Randeree, Kasim & Chaudhry,
Abdul Ghaffar (2012:61-85) bahwa ke-
puasan kerja karyawan sangat dipenga-
ruhi oleh kepemimpinan.
Variabel lingkungan kerja (X2)
secara parsial memberikan kontribusi
pengaruhnya terhadap kepuasan kerja
karyawan (Y) PT. Ossiana Sakti Ekamaju
Balikpapan (Y), dibuktikan dengan Uji t
dimana thitung 4,052 > ttabel 1,958, dan
pada taraf signifikan α = 0,000 < α = 0,05
(5%) yaitu taraf kepercayaan dalam
pengujian sebesar 95%, hal ini menun-
jukkan bahwa Lingkungan Kerja (X2)
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
Berdasarkan r2 partial adalah sebesar
0,395, artinya bahwa variabel Ling-
kungan Kerja (X2) mempunyai kontribusi
sebesar 39,50% terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan, hal ini sesuai dengan pene-
litian yang dilakukan oleh Siti Arofah
(2015) yang menyatakan bahwa ling-
kungan kerja berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan pada Bank Permata Cabang
Bangkong Semarang.
Variabel stress kerja (X3) secara
parsial memberikan kontribusi penga-
214 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.207-216
ruhnya terhadap kepuasan kerja karyawan
(Y), dibuktikan dengan taraf signifikan α
= 0,010 < α = 0,05 (5%) yaitu taraf
kepercayaan dalam pengujian sebesar
95% dan thitung 2,622 > ttabel 1,958, dan
hal ini menunjukkan bahwa Stress Kerja
mempunyai pengaruh yang negatif
signifikan terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan. Berdasarkan r2 partial adalah
sebesar 0,268, artinya bahwa variabel
Stress Kerja (X2) mempunyai kontribusi
sebesar 26,80% terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan, hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu
Enika Lestari Dewi dan I Gusti Salit
Ketut Netra (2015) yang menyatakan
bahwa variabel stress kerja berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan pada Bungalow
Restaurant and SPA Legian Kuta-Bali.
Variabel kompensasi (X4) secara par-
sial memberikan kontribusi pengaruhnya
terhadap kepuasan kerja karyawan (Y)
PT. Ossiana Sakti Ekamaju Balikpapan
(Y), dibuktikan dengan Uji t dimana thitung
4,985 > ttabel 1,958, dan pada taraf
signifikan α = 0,000 < α = 0,05 (5%)
yaitu taraf kepercayaan dalam pengujian
sebesar 95%, hal ini menunjukkan bahwa
Kompensasi (X4) mempunyai pengaruh
yang positif signifikan terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan. Berdasarkan
r2 partial adalah sebesar 0,467, artinya
bahwa variabel Kompensasi (X4) mem-
punyai kontribusi sebesar 46,70% ter-
hadap Kepuasan Kerja Karyawan, hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aprilia Christy Mawei, Olivia
Nelwan dan Yantje Uhing (2014) yang
menyatakan bahwa variabel kompensasi
berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan pada
PT. Bank BNI (Persero)Tbk, Kantor
Cabang Utama Manado.
Berdasarkan Uji Partial, bahwa
variabel yang dominan mempengaruhi
Kepuasan Kerja Karyawan (Y) adalah
variabel Kompensasi (X4), karena thitung >
ttabel (4,985 > 1,958) dengan r2 sebesar
46,70% lebih besar dari ke tiga variabel
bebas lainnya.
Kesimpulan
Kepemimpinan organisasi atau
lembaga mengacu kepada gaya pemimpin
yaitu memberikan arahan, melaksanakan
rencana dan memotivasi karyawan. Fe-
nomena yang berhubungan dengan pe-
kerjaan seperti kepuasan kerja terkait de-
ngan hubungan karyawan dengan rekan-
rekan dan atasan.
Penelitian ini mengidentifikasi dan
ingin membuktikan penentu kepuasan
kerja karyawan PT. Ossiana Sakti Eka-
maju Balikpapan dan berdasarkan pada
hasil penelitian terbukti, bahwa secara
bersama-sama variabel bebas yang me-
liputi Kepemimpinan, Lingkungan Kerja,
Stress Kerja, dan Kompensasi secara
bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap Kepuasan Kerja Kar-
yawan.
Secara parsial kepemimpinan
mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan; lingkungan kerja mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan; stress
kerja mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan; kompensasi mempunyai
pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja; dan penentu
dominan yang mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan adalah kompensasi.
Daftar Rujukan
Aprilia Christy Mawei, dkk. 2014.
Kepemimpinan, Penempatan, dan
Kompensasi Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada
PT. Bank BNI (Persero), tbk KCU
Manado. Jurnal EMBA ISSN 2303-
1174. Diakses : 10 November 2015.
Ariani, Salam, Penentu Kepuasan Kerja....215
Basuki, dan Indah Susilowati. 2005.
Dampak Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja Terhadap
Semangat Kerja. Jurnal JRBI. Vol 1
No. 1. Hal : 31-47.
Fauzan Muttaqien. 2014. Pengaruh
Kepemipinan dan Kompensasi
Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Outsourcing Pada PT.
BRI (Perseo), tbk Cabang
Lumajang. Jurnal WIGA Vol. 4 No.
1. ISSN No 2088-0944. Diakses :
10 November 2015.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Edisi Keempat.: Undip :
Semarang.
Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia. edisi revi-
si. cetakan kesembilanbelas. PT.
Bumi Aksara : Jakarta.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2008.
Evaluasi Kinerja SDM. Refika
Aditama : Bandung.
Ni Putu Enika Lestari Dewi, dkk. 2015.
Pengaruh Sterss Kerja dan Motivasi
Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada Matahari
Bungalow Restaurant and Spa
Legian Kuta Bali. E-jurnal
Manajemen Unud, Vol.4, No. 7,
ISSN : 2302-8912. Diakses : 10
November 2015.
Randeree, Kasim & Chaudhry, Abdul
Ghaffar. 2012. Leadership-style,
Satisfaction and Commitment.
Engineering, Construction and
Architectural Management Vol.19
No.1, 2012 pp.61-85. Emerald
Group Publishing Limited.
Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sum-
ber Daya Manusia Untuk Perusa-
haan. Raja Grafindo Persada : Ja-
karta.
Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku
Organisasi, Edisi Kesepuluh. PT
Indeks : Jakarta
Rocky Potale dan Yantje Uhing. 2014.
Pengaruh Kompensasi dan Stress
Kerja terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan pada PT. Bank Sulut
Cabang Utama Manado. Jurnal
EMBA ISSN 2303-1174. Diakses :
11 November 2015.
Sedarmayanti, 2009. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja.
Ilham Jaya : Bandung.
___________ 2016. Manajemen Sumber
Daya Manusia: Reformasi Birokra-
si dan Manajemen Pegawai Negeri
Sipil. Edisi Revisi, Cetakan kelima.
PT Refika Aditama: Bandung.
Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara : Jakarta.
Siti Arofah. 2015. Pengaruh Kompensasi,
Keahlian dan Lingkungan Kerja
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
pada Bank Permata Cabang
Bangkong Semarang. Jurnal
Manajemen Vol.1. No. 1. ISSN
2442-4064. Diakses : 16 November
2015.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif & RND.
Alfabeta : Bandung.
Suwatno dan Donni Juni Priansa, 2011,
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Dalam Organisasi Publik dan
Bisnis, cetakan pertama. Alfabeta :
Bandung.
216 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.207-216
Umam, K. 2010. Perilaku Organisasi.
CV. Cetakan 1. CV Pustaka Setia :
Bandung.
Winarno, 2011. Pengembangan Sikap
Enterpreneurship dan Intrapre-
neurship. PT. Indeks :Jakarta.