Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPEN
REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR TIBIA DI
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN UNTUK MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI
DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
Disusun oleh:
ICHSAN HNING PRABOWO
1762100005
PROGAM STUDI DIII FISIOTERAPI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
2020
ii
iii
iv
v
ABSTRACT
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPEN
REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR TIBIA DI
RS PKU MUHAMMDIYAH YOGYAKRTA
Ichsan Hning Prabowo, Amalia Solichati Rizqi, Rima Yunitasari.
Program Studi DII FISIOTERAPI
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
Background the case of Post Orif Reducton Internal Fixation of Tibia Fractures in
Yogyakarta has increased from year to year, this is because one of the factors is direct
and indirect trauma. Tibia fracture is a break in bone continuity caused by an accident
and excessive pressure on the tibia during trauma. Physiotherapy can help problems that
arise with exercise therapy modalities such as breathing exercise, active exercise,
passive exercise, transfer of ambulance and walking exercises. Objective the study was
to determine physiotherapy management in Post Orid Tibia Fracture conditions with
exercise therapy modalities in the form of breathing exercise, active exercise, passive
exercise, ambulance transfer and walking training in PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Hospital. This research method is a case study conducted at the PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Hospital, in February-March 2020. In this case study the problem
boundaries that will be discussed are pain, increasing the range of motion, odem, and
spasms. The subjects of the study were Post Orif tibia fracture patients. The modalities
to be applied are Exercise Therapy in the form of Breathing Exercise, Passive Exercise,
Active Exercise, and Ambulance Transfer. The measuring instruments used are Vase,
Goneometer, Midline and Palpation. The results of the study after 3 times of therapy,
the results of the silent pain assessment were obtained from T1: 1 to T3: 1, tenderness
from T1: 7 to T3: 5, motion pain from T1: 9 to T3: 8, the range of active joint motion
T1: 10 - 0 - 135 ○ becomes T3: 12 - 0 – 135 ○ , the range of motion for the passive joint
T1: 10 - 0 - 5 ○ becomes T3: 10 - 0 - 5 ○, Odem uses anthropometry Reference Point T1:
30 cm, 5 cm to the proxmial of the Reference Point: 34 cm, 10 cm in the proxmial
direction of the Reference Point: 36 cm, 5 cm to the distal: 32 cm to the T3 Reference
Point: 28 cm, 5 cm to the proximal from Reference Point: 31 cm, 10 cm to the proximal
from Reference Point: 34 cm, 5 cm to the distal from Reference Point: 30 cm,
Conclusion exercise therapy can reduce pain, increase the range of motion of joints,
reduce odem is reduced, and reduce spasms
Keywords: Fraktur, Physiortherapy Musculoskeletal, Interversion Fraktur
Physiortherapy
vi
ABSTRAK
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPEN
REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR TIBIA DI
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Ichsan Hning Prabowo, Amalia Solichati Rizqi, Rima Yunitasari.
Program Studi DIII Fisioterapi
Universitas Widya Dharma Klaten
Latar belakang Kasus Post Orif Reducton Internal Fixation Fraktur Tibia di
Yogyakarta dari tahun ketahun mengalami peningkatan, hal ini sebabkan salah satunya
faktor trauma langsung dan tidak langsung. Fraktur Tibia adalah terputusnya kontinuitas
tulang yang disebabkan kecelakaan dan tekanan berlebihan pada tibia saat trauma.
Fisioterapi dapat membantu permasalahan yang timbul dengan modalitas terapi latihan
berupa breathing exercise, aktif exercise, passive exercise, transfer ambulansi dan
latihan berjalan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui penatalaksaan Fisioterapi
pada kondisi Post Orid Frakttur Tibia dengan modalitas terapi latihan berupa breathing
exercise, aktif exercise, pasive exercise, transfer ambulansi dan latihan berjalan di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode Penelitian ini merupakan studi kasus yang
dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, pada bulan februari-maret 2020.
Dalam studi kasus ini batasan permasalahan yang akan dibahas yaitu nyeri,
meningkatkan lingkup gerak sendi, odem, dan spasme. Subjek penelitian pasien Post
Orif Fraktur Tibia. Modalitas yang akan diterapkan yaitu Terapi Latihan berupa
Breathing Exercise, Pasif Exercise, Aktif Exercise,Transfer Ambulansi. Alat ukur yang
digunakan adalah Vas, Goneometer, Midline dan Palpasi. Hasil penelitian setelah
dilakukan terapi selama 3 kali didapatkan hasil hasil penilaian nyeri diam dari T1 : 1
menjadi T3 : 1, nyeri tekan dari T1 : 7 menjadi T3 : 5, nyeri gerak dari T1 : 9 menjadi
T3 : 8, lingkup gerak sendi aktif T1 : 10 – 0 – 135 O menjadi T3 : 12 – 0 – 135 O,
lingkup gerak sendi pasif T1 : 10 – 0 – 5 O menjadi T3 : 10 - 0 – 5 O, Odem
menggunakan antropometri Titik Refensi T1: 30 cm, 5 cm ke proksmial dari Titik
Refensi: 34 cm, 10 cm ke arah proksmial dari Titik Refensi: 36 cm, 5 cm ke arah distal :
32 cm menjadi Titik Refensi T3: 28 cm, 5 cm kearah proksimal dari Titik Refensi : 31
cm, 10 cm kearah proksimal dari Titik Refensi : 34 cm, 5 cm kearah distal dari Titik
Refensi : 30 cm, Spasme T1 terdapat spasme, T2 terdapat spasme dan T3 spasme dapat
berkurang. Kesimpulan terapi latihan dapat mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup
gerak sendi, mengurangi odem berkurang, dan mengurangi spasme.
Kata kunci:Fraktur, Fisoterapi Muskulokeletal, Intervensi Fisoterapi Fraktur
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta kedua orang tua yang senantiasa melimpahkan
segala curahan kasih sayang dan dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
Karya Tulis Ilmiah tentang “PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA
KASUS POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR TIBIA” .
Penyusun karya tulis imiah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak rektor Prof. Dr.H. Triyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Widya
Dharma Klaten.
2. Bapak Winarno Heru Murjito, S.Psi, M.Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi dan
Kesehatan Universitas Widya Dharma Klaten.
3. Ibu Amalia Solichati Rizqi, Sst.Ft.M.Si selaku Kepala Progdi Fisioterapi
Universitas Widya Dharma Klaten juga selaku Pembimbing 1 yang sabar dan
penuh kasih sayang dalam membimbing saya.
4. Ibu Rima Yunitasari, S.Fis, M.PH selaku pembimbing 2 yang dengan sabar
membimbing 2 yang dengan sabar dan ikhlas membimbing punulis dalam
pembuatan Karya Tulis Ilimiah ini.
5. Bapak Abdul Haris, Sst.Ft.Ftr selaku pembimbing pratek klinis di RS PKU
Muhmmadiyah Yogyakarta.
6. Kedua orang tua saya yang selalu semangat memberi support kepada saya.
7. Teman-teman yang selalu menemani dan menyemangati saya.
Saya sadari dalam bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik atas Karya Tulis Ilmiah ini masih
akan sangat membantu. Akhir kata saya selaku penulisan mengucapkan banyak terima
kasih.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN………….......................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 6
A. Kerangka Teori ..................................................................................... 6
1. Definisi Kasus........................................................................... 10
2. Faktor Penyebab ....................................................................... 10
3. Tanda dan Gejala ...................................................................... 11
4. Dampak dan Masalah ............................................................... 12
5. Anatomi Fisiologi ..................................................................... 14
6. Biomekanika ............................................................................. 17
7. Deskripsi ................................................................................... 18
a. Patologi ......................................................................... 18
b. Etiologi ......................................................................... 19
c. Patofisiologi .................................................................. 19
d. Manisfestasi Klinis ....................................................... 20
8. Pemeriksaan dan Pengukuran Kusus ........................................ 20
9. Teknologi Fisioterapi………………………………………… 21
10. Hipotesis……………………………………………….…….. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 25
A. Desain Penelitian .................................................................................. 25
B. Subyek Penelitian ................................................................................. 25
C. Tempat dan Waktu................................................................................ 25
D. Definisi Operasional ............................................................................. 25
E. Teknologi Fisioterapi ............................................................................ 27
F. Jalannya Penelitian ............................................................................... 28
ix
G. Variabel ................................................................................................ 28
H. Analisis Data......................................................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA ..................................... 31
A. Hasil ...................................................................................................... 31
B. Pembahasan .......................................................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 43
A. Kesimpulan ........................................................................................... 43
B. Saran ..................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Diera modern yang berkembang telah di temukan bahwa setiap tahun terdapat
1,24 juta orang meninggal di sebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, sedangkan 20–50
juta orang lainnya menggalami disabilitas akibat kecelakaan lalu lintas yang
berkembang pesat ditemukan penemuan-penemuan baru teurtama dibidang kesehatan.
Penulisan tersebut salah satunya tentang tubuh manusia bahwa didalam tubuh terdapat
bagian yang terpenting dalam kehidpan sehari-hari salah satunya kaki. Dalam
menjalankan fungsinya kaki sering kali mendapat tekanan yang berlebih yang melebih
di luar batas kemampuan sehingga berakibat patah tulang atau frakur. Pernyebab fraktur
bermacam-macam dan yang paling besar factor kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja
dan lain-lain. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian nomor delapan dan
merupakan penyebab kematian teratas pada penduduk usia 15 -29 tahun di dunia dan
jika tidak segera ditanggani dengan serius pada tahun 2030 kecelakaan lalu lintas akan
meningkat dan menjadi penyebab kematian kelima di dunia (Agus Desiartama &
Aryama, 2017).
Fraktur atau patah tulang pemecahan atau kerusakan suatu bagian terutama tulang.
Trauma atau cedera adalah mekanisme penyebab fraktur terjadi, yang dibagi menjadi
trauma langsung, trauma tidak langsung, trauma ringan, Trauma langsung dapat
diakibatkan benturan langsung pada tulang. Trauma tidak langsung terjadi bila tumpuan
benturan dan fraktur berjauhan,misalnya jatuh terpelest. Sedangkan trauma ringan
adalah keadaan dimana tulang itu sendiri sudah rapuh. Fraktur membutuhkan waktu
cukup lama dalam proses penyembuhannya, maka dari itu penangan segera
dilaksanakan untuk mempercepat penyembuhan tulang secara maksimal dan untuk
menghindari hal yang tidak inginkan. Jika tidak segera di lakukan penangan yang tepat
akan berakibat kompilkasi yaitu neuro vaskulur, malunion, ataupun kecacatan permanen
yang dapat terjadi akibat penatalaksanan yang tidak tepat (Muhammad Dwi Nugroho,
2015).
2
Manajemen fraktur terdiri rekognisi, reposisi, reduksi, retaining, serta rehabilitasi.
Manajemen fraktur memiliki tujuan reduksi, imobilisasi, dan pemulihan fungsi normal.
Reognisi bertujuan menentukan tindakan reposisi, reduksi dan retaining yang tepat
sehingga rehabilitasi optimal. Reposisi, reduksi, dan retaining merupakan suatu
rangkaian tindakan yang tidak bisa dipisahkan. Tindakan operasi dilakukan untuk
reduksi dan stabilisasi dengan eksternal fiksasi, serta memperbaiki kerusakan pada
vaskuler, karingan lunak, saraf, otot, dan tendon (Chandra Bagus R., 2011).
Ketika terdiagnosis fraktur ada beberapa tindakan medis yang dilalukan salah
satunya tindakan bedah dari Post Open Reduction Internal Fixation (ORIF). Post Orif
merupakan serangkain usaha yang di lakukan untuk memperbaiki fraktur pada yang
diikuti fiksasi internal, biasanya menggunakan plate and screw. Keuntungan ORIF
adalah tercapainya reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga pasca
operasi tidak perlu lagi dipasang gibs dan mobilitas cepat dilakukan (Kneale, 2011).
Tindakan ORIF ini berguna untuk menstabilisasi tulang patah yang telah direduksi
dengan menggunakan screw, plate, paku, dan pin logam dalam pembedahan yang di
lakuakan asptik (Lewis, 2011).
Salah satu tindakan selain ORIF yang dapat dilakukan pada fraktur ialah
tindakan Open Reduction External Fixation ( OREF). Post Oref merupakan serangkain
usaha unuk memperbaiki farktur menggunakan eksternal fiksasi. Metode yang
digunakan metode ilizarov,yang merupakan metode limb lengthening menggunakan
eksternal fiksasi aparatur ilizarov yang di letakkan pada tulang dan jaringan lunak
sekitarnya setealah dilakukan pemisahan tulang dan difiksasi untuk menjaga agar tidak
terjadi pergeseran tulang dan membantu dalam proses pemanjagan tulang (Akhmad
Alfajri et al, 2017). Permasalahan paska pembedahan ortopedi berkaitan nyeri, perfusi,
jaringan, promosi kesehatan, mobiltasi fisik, dan konsep diri. Paska ORIF merupakan
fase rehabilitasi, dimana pada fraktur ektermintas bawah perkiraan waktu rehabilitasi
untuk fraktur tibia dan fibula 16 – 24 minggu. Fase rehabilitasi paska bedah ortopedi
status fungsional berada di bawah level rendah dibandingakan prehabilitasi dan paska
rehabilitasi dimana status fungsional berada dibawah level minimal.Tujuan utama
pasien mengalami prosedur paska bedah Ortopedi adalah memfasilitasi untuk kembali
berfungsi secara mandiri yang merupakan fokus sentral program rehabilitasi Ortopedi
3
Indikator hasil dari fase rehabilitasi adalah status fungsional yang perlu dinilai saat akan
pulang berdasarkan kemampuan beraktivitas dengan harapan sebagai persiapan saat
dirumah. Status fungsional sebagai kapasitas fungsional dan penurunanya dilihat dari
kapasitas fungsi residual dengan defisit fungsi residual. Faktor-faktor yang
mempengaruhi status fungsional paska ORIF pada ektermitas bawah yang meliputi usia,
lama, menjalani perawatan paska operasi, jenis fraktur, nyeri, kelelahan, motivasi serta
dukungan keluarga (Chandra Bagus R., 2011).
Fraktur mengakibatkan gangguan muskuluskeletal yang mempengaruhi tolerasi
dalam beraktivitas. Paska ORIF gangguan muskuloskeletal bervariasi dari jenis fraktur
dilihat dari jenis fraktur, sendi, dan otot yang secara keseluruhan menimbulan
penuruana imobilitas dan pada fraktur tibia menimbulkan kekakuan pada lutuT.
(Chandra Bagus R., 2011).
Eksternal fixasi adalah suatu tindakan orthopedi open reduction yang digunakan
untuk fiksasi tulang, terutama fraktur yang kompleks sehingga dapat mengoreksi
deformitas organ. External fixation menggunakan pin dan wire yang dimasukkan
kedalam tulang melalui kulit dengan tujuan untuk stabiliasi tulang yang mengalami
fraktur. Alat tersebut bisa berbentuk monolateral atau sirculer yang alami yang
dihubungkan ketulang dengan tekanan dari wire dan pins. Reaksi fisik yang dirasakan
seseorang terjadi berbeda-beda tergantung imun, nutrisi, hygenie dan usia (Desak
Wayan Suarsedwi, 2017).
Fraktur menimbulkan kerusakan pada jaringan sekitar seperti otot, vaskuler, dan
saraf akibat trauma fragmen tulang akibat pembedahan dan menimbulkan nyeri paska
pembedahan ekstremitas bawah memiliki intesitas nyeri hebat dengan kejadian sampai
70 % dengan durasu 3 hari. Nyeri mengurangi ROM sebagai respon normal sehingga
aktivitas terbatas, yang diakibatkan kelemahan otot, kehilangan massa otot dan nyeri
lebih lanjut (Chandra Bagus R., 2011).
Tindakan pembedahan merupakan stimulus fisiologis terajdinya kelelahan karena
penurunan perfusi jaringan. Kelelahan pada sistem muskuloskeletal mengakibatkan
gejala berupa nyeri otot, nyeri pada sendi, sakit kepala dan kelemahan. Kelelahan secara
langsung berhubungan dengan penurunan kapasitas fisik dalam pemenuhan
4
ADL(Activity Daily Living). Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan kelelahan
dengan status fungsional mempunyai hubungan signifikan (Chandra Bagus R., 2011).
Menurut WCPT (World Confederation for Physical Therapy) fisioeterapi adalah
tenaga medis kesehatan profesional yang berkerja untuk manusia segala umur yang
bertujuan untuk memelihara, mengembalikan fungsi dan ketertengantungan bila
sesorang atau indivindu mendapatkan gangguan kemampuan atau masalah yang
disebabkan kerusakan fisik, psikis dan lain sebagainya (Akhmad Alfajri et al, 2017).
Setelah Post Orif Reduction Internal Fixation (ORIF) dilakukan, fisioterapi dapat
berperan untuk memaksimalkan proses penyembuhan dan menghindari cidera lebih
lanjut. Penangan yang paling tepat diberikan setelah Post Orif Reduction Internal
Fixation (ORIF) ialah terapi latihan. Terapi latihan merupakan suatu modalitas
fisoterapi dengan menggunakan latihan gerak tubuh secara pasif maupun akitf. Terapi
latihan bertujuan untuk meingkatkan ruang gerak sendi, memperkuat otot-otot, dan
dapat mengurangi nyeri. Dengan terapi latihan yang dilakukan secara rutin dan
berulang-ulang maka otot-otot yang mengalami cedera dapat kembali pulih. Pemberian
latihan dapat dilakukan secara bertahap dengan berbagai macam posisi dan sesuai
ukuran yang dapat meningkatkan bagian yang cedera dan sebatas tidak menimbulkan
nyeri pada pasien, dan perlu memperhatikan toleransi pasien (Kuswandi et al, 2017).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah dalam penulisan
ini sebagai:
1. Bagaimanakah penatalaksaan terapi latihan pada kasus Open Reduction Internal
Fixation Fraktur Tibia di RS PKU Muhammadiyah Yogykarta ?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut didapatkan tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksaan terapi latihan kasus Post Orif Reduction Internal
Fraktur Tibia di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
5
2. Tujuan khusus
a. Mengidentfikasi faktor penyebab pada kasus Post Orif Reduction Internal
Fixation Fraktur Tibia di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Mengidentifikasi penatalaksaan terapi kasus Post Orif Reduction Internal
Fixation Fraktur Tibia di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
D. Manfaat penulisan
1. Bagi institusi
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan
memberikan informasi mengenai penangan kasus Post Orif Reduction Internal
Fixation Fraktur Tibia pada pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bagi subyek penulisan
Agar subyek maupun masyarakat bisa melakukan penangan yang tepat dari kasus
Post Orif Reduction Internal sehingga memungkinkan segera prognosis pasien lebih
optimal.Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar dari penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Manfaat penulisan karya tulis ilmiah (KTI) yang berjudul ‘’Penatalaksanaan
Terapi Latihan Pada Kasus Post Open Reduction Internal Fixation Fraktur Tibia Di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta’’.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pasien bernama bapak jasmin usia 55 tahun jenis kelamin laki laki dengan diagnosa
Post Orif Fraktur Tibia mengalami berbagai permasalahan nyeri pada kaki, penurunan
LGS, odem dan spasme (ketegangan otot) dengan modalitas Terapi Latihan selama 3
kali mendapatkana hasil:
1. Mengurangi nyeri
2. Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi
3. Mengurangi odem
4. Mengurangi spasme
B. Saran
Mengingat bahwa Fraktur Tibia merupakan permasalan pada tulang di sebabkan
tekanan berlebihan pada tulang sehingga mengakibatkan patahan pada Tibia dan
biasanya dijumpai terutama pada orang-orang yang mengalami kecelakaan, maka
hendaknya penanganan atau pencegahan harus dilakukan sejak dini.
Saran yang dapat penulis kemukakan disini adalah sebagai berikut:
1. Saran bagi pasien, agar bisa lebih hati-hati dalam beraktifitas sehari-hari karena
berjalan masih menggunakan kruck. Selain menjalani terapi yang teratur, latihan
dirumah juga lebih baik dalam menentukan keberhasilan pasien dan kesabarannya
juga diperlukan untuk mendapatkan hasil dari pasien yang diinginkan.
2. Kepada masyarakat, hendaknya tetap menjaga kesehatan dan kebugaran melalui
aktifitas yang seimbang dan apabila terjadi fraktur pada Tibia yang dikuti rasa
nyeri hendaknya segera diperiksakan ke dokter atau tim medis lain. Pada
akhirnya, penyakit Fraktur Tibia pasti akan berpotensi menimpa semua orang
seiring dengan cara melakukan aktivitas/rutinas yang salah sehingga
menagakibatkan fraktur, namun demikian upaya tim medis dalam hal ini
fisioterapis sedapat mungkin mempertahankan kualitas hidup pasien dengan tetap
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa ketergantungan dari orang lain.
44
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non
Farmologi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, Vol.2 (1),Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
Alfadhalani, Yuni Meuthia, Doly Fillus Valent. (2013). Perbaikan Rancangan Kruk
Ketiak Untuk Penderita Cedera Dan Cacat Kaki. Jurnal Optimasi Sistem
Industri, Vol. 12, Oktober 2013: 400-410. Jurusan Teknik Industri Andalas
Agus Desiartama & I G N Wien Aryama (2017), (2017). Gambaran Karakteristik Pasien
Fraktur Femur Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Oarang Dewasa Di Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Dempasar Bali. E-Jurnal Medika, Vol. 6 No. 5,
Mei 2017 ISSN : 2303-1395
Akhmad Alfajri Amin, Didik Purnomo, Wahyudi Nyono Putra,2017. Pengaruh Terapi
Latihan Pada Post Operasi Pemasangan Ilizarov Pada Fraktur Tibia.
AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA SEMARANG.Jurnal
Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 1, No. 2, Tahun 2017, ISSN 2548-8716
Asrizal, R.A. (2014). Closed Fracture 1/3 Middle Femur Dextra. Medulla,2(3).
Amin Syukur, 2014. Penatalaskanaa Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Tibia 1/3
Distal Dekstra Di RSUD SALATIGA, Program Studi Universiitas
Muhammadiyah Surakarta 2014 8 buku 3. “Canda: Eleseveir Subres.
Black, J.M.,& Hawks, J.H. (2014) Keperawatan medikal bedah edisi
Chandra Bagus Ropyanto, (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Fungsional Pasien Paska Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
Fraktur Ekstermitas Bawah Di RS. Orthopedi PROF. SOEHARSO Surakarta.
Tesis Universitas Indonsesia. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister
Ilmu Keperawatan
Didik Punomo, Kuswardani dan Radiya Mutiara Asyita.. (2017) Pengaruh Terapi
Latihan Pada Post Orif Dengan Plate And Scew Neglected Close Fracture
Femur Exercise Therapy Effect In Post Orif Dengan Plate And Screw
45
Negletcted Close Fracture Femur. Jurnal Fisioterapi (JFR) Vol. 1, No. 2, Tahun
2017 , ISSN 2548-8716
Didik Purnomo, Zainal Abidin dan Riz Dwi Wicaksono. (2017) Pengaruh Micro Wave
Diarthermy Dan Terapi Latihan Pada Osteoarthirits Genu. Jurnal Fisoterapi dan
Rehabitasi (JFR) Vol. 1, No. 2, Tahun 2017, ISSN 2548-8716
Dimas Adi Anggoro dan Irine Dwitasari Wulandari. (2019) Penatalaksaan Fisioterapi
Pada Ostearthritis Knee Billateral, Dengan Modalitas Tens, Laser Dan Terapi
Latihan. Jurnal Pena Vol. 33 No.2 Edisi September 2019
Desak Wayan Suarsewi. (2017) Pin Site Care Using Chorhexidine; Case Study Report.
Jurnal Jumantik Volume 2 Nomor 1,1 Mei 2017
Helmi, Zairin N. (2012). Buku Ajaran Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Selemba
Medika Jurnal Asuhan Keperawatan (2012) Fraktur Post Tibia;EGC
Herdarto, D. (2015). Efek Active Stretching Otot Plantar Flexor Angkle Terhadap
Penurunan Nyeri Fasciitis Plantaris, Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Yogyakrta.
Hery Sasongko, Tintin Sukartini, Erna Dwi Wahyuni, Made Mahaguna Putra. 2019 The
Effects of Combination of Range Motion and Deep Breathing Exercise on Pain
in Post-Orthopedic Surgery Patients, Buleleng, Bali, Indonesia Indonesian
Journal of Medicine (2019), 4(1): 46-53 .04.01.0846 e-ISSN: 2549-0265
Kuswardani,Suci Amanati,Zainal Abidin. 2017. Pengaruh Terapi Latihan terhadap Post
ORIF Fraktur Mal Union Tibia Plateu dengan Pemasangan Plate and Screw.
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) Vol. 1, No. 1, Tahun 2017 ISSN
2548-8716
Lewis, 2011. Medical Surgical Nursing Assesment And Management of Clinoical
Problems Volume 2. Mosby: ELSEVIER
Nugraha, I.B.Aditya., Gede Kambayana. (2017). Prinsip Latihan Penderita
Osteoarthritis.Jurnal Rheumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam. 44(2)
Noorisa, et al. 2017. The Characteristic Of Patients With Femoral Fracture In
Department Of Orthopaedic And Traumatology Rsud Dr. Soetomo Surabaya
2013–2016. Journal of Orthopaedi & Traumatology Surabaya, 6/1, 1-11
46
Muhammad Dwi Nugroho. 2015. Penatalaksanaan Neglected Close Fracture 1/3
Proximal Tibia Dextra pada Seorang Wanita Berusia 47 Tahun. J.Medula
Unila Volume 4 Nomor 2 Desember 2015 halaman 115
Musa Arafah dan Martinal, I. K.(2019). Laporan kasus Fraktur Tibial Planteu Fraktur
Tibial Plateau Posterior; Klasifikasi Three Column Concept dan Tantangan
Approach operasi. Jurnal Saintika Medika Jurnal Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran Keluarga. Vol. 15 No. 1 Juni 2019 p-ISSN : 0216-759X e-ISSN :
2614-X476X
Noor Helmi, Z. (2014). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba
Medika.
Nurkholis Ipang Ripai. (2018). Pengaruh Sports Massage Pada Ektermintas Bawah
Terhadap Denyut Nadi, Frekuensi pernafasan, dan Fleksibiltas Pemain Sepak
Bola. Skripsi Univertas Yogyakarta.
Rosyidi K, 2013. Muskuloskeletal. Jakarta: Trans Info Media
Siti Aisyah (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan Pendekatan Non Farmalogi.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1). Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Snell, Richard. 2012. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran.Ed 6. Jakarta.
Erlangga.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth,edisi 8. Jakarta : EDC