14
OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 427 OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC INTEGRATION OF INDONESIAN’S ECONOMY Nurul Istifadah Economics And Business Airlangga University Surabaya [email protected] Abstract The development of the world economy led to the process of globalization and the increasing openness of economic relations between nations. This global conditions improve competition in both domestic and world markets. Some trade agreements between countries and between the region over the years, in an effort to create a more free trade and open. An example is AFTA, which is a free trade agreement between ASEAN countries in which the date of January 1, 1993 it was agreed that tariff / customs trade among ASEAN countries was reduced to 0-5 percent over a period of 15 years. AFTA agreement led to the agreement and the ASEAN economic integration leads to the formation of the ASEAN single market. The goal is to create an integrated market (single market) among ASEAN member countries. And, the goal is to increase the economic competitiveness of ASEAN as a production base in the face of competition in the world market. Thus, the production is directed by leveraging the advantages of each ASEAN member country. Establishment of the ASEAN economic integration will certainly have an impact on the creation of a number of opportunities and challenges. The purpose of this analysis is to identify and analyze the opportunities and challenges of ASEAN economic integration and national economic development strategy in the face of the global phenomenon. The analysis showed that ASEAN economic integration opportunities for Indonesia's economy is expanding market potential for the opening of Indonesia's export commodities and increased competition among businesses, increasing the quality of the goods, economies of scale, and increased GDP of Indonesia. While the challenge is the loss of employment opportunities due to a market for products other ASEAN member countries are unable to compete due. Another challenge is the limited authority of the state in setting fiscal policy, financial, and monetary policy in an effort to influence the performance of the domestic economy. Key words: globalization, ASEAN economic integration, opportunities and challenges

Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 427

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC

INTEGRATION OF INDONESIAN’S ECONOMY

Nurul Istifadah

Economics And Business Airlangga University Surabaya

[email protected]

Abstract

The development of the world economy led to the process of globalization and the increasing

openness of economic relations between nations. This global conditions improve competition

in both domestic and world markets. Some trade agreements between countries and between

the region over the years, in an effort to create a more free trade and open. An example is

AFTA, which is a free trade agreement between ASEAN countries in which the date of

January 1, 1993 it was agreed that tariff / customs trade among ASEAN countries was

reduced to 0-5 percent over a period of 15 years.

AFTA agreement led to the agreement and the ASEAN economic integration leads to the

formation of the ASEAN single market. The goal is to create an integrated market (single

market) among ASEAN member countries. And, the goal is to increase the economic

competitiveness of ASEAN as a production base in the face of competition in the world

market. Thus, the production is directed by leveraging the advantages of each ASEAN

member country.

Establishment of the ASEAN economic integration will certainly have an impact on the

creation of a number of opportunities and challenges. The purpose of this analysis is to

identify and analyze the opportunities and challenges of ASEAN economic integration and

national economic development strategy in the face of the global phenomenon.

The analysis showed that ASEAN economic integration opportunities for Indonesia's

economy is expanding market potential for the opening of Indonesia's export commodities

and increased competition among businesses, increasing the quality of the goods, economies

of scale, and increased GDP of Indonesia. While the challenge is the loss of employment

opportunities due to a market for products other ASEAN member countries are unable to

compete due. Another challenge is the limited authority of the state in setting fiscal policy,

financial, and monetary policy in an effort to influence the performance of the domestic

economy.

Key words: globalization, ASEAN economic integration, opportunities and challenges

Page 2: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

428 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

PELUANG DAN TANTANGAN INTEGRASI EKONOMI ASEAN

BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA

Nurul Istifadah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya

[email protected]

Abstrak

Perkembangan ekonomi dunia saat ini semakin mengarah pada proses globalisasi dan

meningkatnya keterbukaan hubungan ekonomi antar-bangsa. Kondisi global ini semakin

meningkatkan persaingan, baik di pasar domestik maupun dunia. Berbagai kesepakatan

perdagangan antar-negara maupun antar kawasan regional selama ini, dalam usaha untuk

menciptakan perdagangan yang lebih bebas dan terbuka. Salah satu kesepakatan tersebut

adalah AFTA (ASEAN Free Trade Area), yaitu kesepakatan perdagangan bebas antar negara

ASEAN dimana sejak tanggal 1 Januari 1993 disepakati bahwa tarif/bea masuk perdagangan

antar negara ASEAN diturunkan menjadi 0-5 persen selama kurun waktu 15 tahun.

Pembentukan AFTA mengarah pada kesepakatan integrasi ekonomi ASEAN dan

mengukuhkan terbentuknya pasar tunggal ASEAN. Tujuannya adalah untuk menciptakan

pasar yang terintegrasi (pasar tunggal) antar negara anggota ASEAN. Dan, sasarannya

adalah meningkatkan daya saing ekonomi ASEAN sebagai production base dalam

menghadapi persaingan di pasar dunia, sehingga kegiatan produksi diarahkan dengan

memanfaatkan keunggulan masing-masing negara anggota ASEAN.

Terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN tersebut tentu saja akan berdampak pada

terciptanya sejumlah peluang dan tantangan. Tujuan makalah ini adalah mengidentifikasi

dan menganalisis peluang dan tantangan integrasi ekonomi ASEAN serta menyusun strategi

pengembangan ekonomi nasional dalam menghadapi fenomena global tersebut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa peluang integrasi ekonomi ASEAN bagi perekonomian

Indonesia adalah potensi pasar yang semakin luas bagi terbukanya komoditas ekspor

Indonesia serta meningkatnya kompetisi di antara pelaku usaha, kualitas barang, skala

ekonomi, dan GDP Indonesia. Sedangkan tantangannya adalah hilangnya kesempatan kerja

akibat menjadi pasar bagi produk negara anggota ASEAN lainnya akibat tidak mampu

bersaing, serta terbatasnya wewenang negara dalam menetapkan kebijakan fiskal, keuangan,

dan moneter dalam upaya mempengaruhi kinerja ekonomi dalam negeri.

Kata kunci: globalisasi, integrasi ekonomi ASEAN, peluang dan tantangan.

Page 3: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 429

Pendahuluan

Perkembangan ekonomi dunia saat ini semakin mengarah pada proses globalisasi dan

meningkatnya keterbukaan hubungan ekonomi antar-bangsa. Berbagai kesepakatan

perdagangan antar-negara maupun antar kawasan regional selama ini, dalam usaha untuk

menciptakan perdagangan internasional dan regional yang lebih bebas dan terbuka. Kondisi

global ini semakin meningkatkan persaingan, baik di pasar domestik maupun pasar dunia.

Fenomena globalisasi ini juga semakin mendorong bangkitnya kesadaran regionalisasi dan

integrasi ekonomi.

Salah satu contoh regionalisasi dan integrasi ekonomi adalah terbentuknya AFTA (ASEAN

Free Trade Area), yaitu kesepakatan perdagangan bebas antar negara ASEAN. Kesepakatan

AFTA merupakan hasil dari pertemuan Menteri Perdagangan ASEAN-6 di Singapura pada

tanggal 28 Januari 1992 dimana sejak tanggal 1 Januari 1993 disepakati bahwa tarif/bea

masuk perdagangan antar negara ASEAN diturunkan menjadi 0-5 persen selama kurun waktu

15 tahun dan tahun 2018 untuk empat negara ASEAN lainnya (Prabowo, 2004:21). Negara

ASEAN-6 meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Brunei

Darussalam, sedangkan empat negara ASEAN lainnya adalah Vietnam, Laos, Myanmar, dan

Kamboja.

Pembentukan AFTA mengukuhkan terbentuknya pasar tunggal ASEAN. Tujuannya adalah

untuk menciptakan pasar yang terintegrasi (pasar tunggal) antar negara anggota ASEAN.

Dan, sasarannya adalah meningkatkan daya saing ekonomi ASEAN sebagai production base

dalam menghadapi persaingan di pasar dunia, sehingga kegiatan produksi dilakukan dengan

memanfaatkan keunggulan masing-masing negara anggota. Dengan menghilangkan

hambatan tarif dan nontarif inter-regional di kawasan ASEAN, daya saing negara-negara

ASEAN diharapkan lebih kompetitif sehingga rasio volume perdagangan ASEAN maupun

volume perdagangan masing-masing negara anggota ASEAN terhadap volume ekspor dunia

semakin meningkat.

Proses kesepakatan integrasi ekonomi ASEAN didasarkan pada lima pilar, yaitu liberalisasi

aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, serta modal. Konsekuensi integrasi

ekonomi atau pembentukan pasar tunggal ASEAN tersebut bagi Indonesia adalah memberi

peluang pasar yang semakin luas bagi terbukanya komoditas ekspor Indonesia, namun juga

memberi tantangan bagi Indonesia yang akan menjadi pasar bagi produk dan jasa dari negara-

negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu, perekonomian Indonesia harus mampu menangkap

peluang dan meminimalkan tantangan integrasi ekonomi ASEAN tersebut dengan

memaksimalkan seluruh potensi ekonominya.

Manfaat dari peluang dan tantangan integrasi ekonomi ASEAN sejatinya akan dapat

diperoleh secara optimal apabila syarat dasar proses integrasi ekonomi dapat tercapai, yaitu

kemampuan negara dan kesiapan infrastruktur dalam mempersiapkan diri menuju proses

integrasi ekonomi ASEAN tersebut. Dengan demikian, kemampuan negara dalam

memaksimalkan peluang dan kesiapan dalam menghadapi tantangan merupakan prasyarat

mutlak bagi perekonomian nasional untuk memenangkan persaingan dalam pasar tunggal

ASEAN yang akan diberlakukan pada tahun 2015 lebih cepat dari rencana semula pada tahun

2020.

Page 4: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

430 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Konsep Integrasi Ekonomi

Istilah integrasi pada awalnya digunakan untuk menggambarkan kombinasi atau penyatuan

beberapa perusahaan dalam suatu industri baik secara vertikal maupun horizontal.

Sedangkan istilah integrasi dalam konteks negara menggambarkan penyatuan beberapa

negara dalam satu kesatuan, diawali dengan kemunculan teori Custom Union oleh Viner.

Berbagai definisi integrasi berkembang hingga saat ini. Salah satunya dikemukakan oleh

Holzman yang menyatakan bahwa integrasi ekonomi sebagai situasi dimana dua kawasan

menjadi satu atau mempunyai satu pasar yang ditandai harga barang dan faktor produksi yang

sama di antara dua kawasan tersebut. Definisi tersebut mengasumsikan tidak ada hambatan

dalam pergerakan barang, jasa dan faktor produksi di antara dua kawasan dan adanya

lembaga-lembaga yang memfasilitasi pergerakan tersebut.

Proses integrasi ekonomi selalu ditandai oleh proses integrasi pasar di antara negara yang

berpartisipasi dalam integrasi. Integrasi pasar merupakan suatu konsep dimana pelaku pasar

dalam kawasan yang berbeda atau negara-negara anggota dalam union digerakkan oleh

kondisi supply dan demand. Kondisi ini ditunjukkan dengan pergerakan lintas barang, jasa,

dan faktor produksi yang meningkat pesat dalam satu union.

Proses integrasi ekonomi dilandasi oleh konsep dasar bahwa manfaat ekonomi yang akan

diperoleh dari proses tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya atau resiko yang

mungkin dihadapi. Kebijakan liberalisasi maupun kesepakatan integrasi digunakan sebagai

alat untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan mendorong pertumbuhan dalam

rangka meningkatkan kemakmuran. Namun demikian, isu kedaulatan negara juga menjadi

salah satu kritik yang sering dilontarkan terhadap kesepakatan integrasi ekonomi tersebut.

Hal ini karena adanya pandangan bahwa integrasi ekonomi akan mengurangi kedaulatan

nasional suatu negara karena adanya kesepakatan kebijakan bersama.

Metode Analisis

Identifikasi dan analisis peluang dan tantangan perekonomian Indonesia dalam menghadapi

integrasi ekonomi ASEAN yang akan diberlakukan efektif pada tahun 2015 dilakukan

dengan menggunakan analisis SWOT (Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats).

Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari kesepakatan integrasi

ekonomi ASEAN. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal, sedangkan peluang

dan ancaman merupakan faktor eksternal. Identifikasi kekuatan dan kelemahan digunakan

sebagai dasar untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan/ancaman dari dampak

integrasi ekonomi ASEAN. Kemudian, disusun strategi peningkatan ekonomi dan daya saing

nasional berdasarkan hasil identifikasi SWOT, yang meliputi:

1. Strategi SO disusun berdasarkan kekuatan perekonomian nasional (strengths) dalam

meraih keuntungan (advantage) dari peluang integrasi ekonomi ASEAN (opportunities)

2. Strategi WO disusun untuk mengatasi kelemahan perekonomian nasional (weaknesses)

yang dapat menghambat keuntungan (advantage) dari peluang integrasi ekonomi ASEAN

(opportunities)

Page 5: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 431

3. Strategi ST disusun berdasarkan kekuatan perekonomian nasional (strengths) dalam

menghadapi ancaman sebagai dampak dari terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN

(threats)

4. Strategi WT disusun untuk mengatasi kelemahan perekonomian nasional (weaknesses)

dalam menghadapi ancaman integrasi ekonomi ASEAN (threats)

Pembahasan dan Hasil Analisis

Gambaran Perekonomian ASEAN

Pertumbuhan ekonomi ASEAN selama tujuh tahun terakhir menunjukkan perkembangan

yang meningkat pesat, yaitu meningkat dua kali lipat. Pada tahun 2010, Gross Domestic

Product (GDP) nominal ASEAN telah tumbuh hingga mencapai USD 1.8 Triliun. Jika

ASEAN adalah sebuah entitas tunggal, maka posisi ekonomi ASEAN tersebut berada di

urutan kesembilan dunia setelah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman, Perancis, Brazil,

Inggris, dan Italia.

Tabel 1.1

Distribusi Perdagangan ASEAN dengan Mitra Dagang Utama

Tahun 2008-2010 (%)

Pangsa (%)

Negara Mitra Ekspor Impor Total

2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010

ASEAN 24.52 24.60 25.02 29.18 23.81 25.83 26.78 24.23 25.41

Jepang 12.18 10.14 9.61 12.62 13.26 10.64 12.39 11.61 10.10

European Union (EU)-251/ 10.18 11.06 10.74 13.58 11.29 9.60 11.83 11.17 10.20

China 12.18 9.69 10.55 10.29 11.45 12.21 11.26 10.52 11.34

Amerika 9.09 10.00 9.38 12.17 9.22 8.84 10.58 9.63 9.13

Republik Korea 4.61 4.27 4.20 4.20 5.58 5.50 4.41 4.89 4.82

Australia 2.04 3.87 3.29 4.05 2.20 2.07 3.02 3.08 2.71

India 1.98 3.35 3.36 3.62 1.97 1.99 2.78 2.70 2.71

Negara lainnya 23.23 23.02 23.84 10.29 21.23 23.31 16.94 22.17 23.59

Total ASEAN 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: www.aseansec.org

Catatan: */ Austria, Belgia, Syprus, Republik Czech, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis,

Jerman, Greece, Hungaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxemburg, Malta, Belanda,

Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Inggris.

Negara mitra dagang terbesar ASEAN adalah Jepang, European Union, Amerika Serikat, dan

China. Bahkan, dengan China telah ditandatangani kesepakatan CAFTA (China-ASEAN

Free Trade Areas) pada tanggal 1 Januari 2010. Namun, pangsa perdagangan ASEAN

sebenarnya berasal dari antar negara anggota ASEAN sendiri (intra ASEAN). Tabel 1.1 di

atas menunjukkan bahwa pada tahun 2010 pangsa perdagangan intra ASEAN mencapai 25,41

persen dari total perdagangan ASEAN. Oleh karena itu, potensi perdagangan internasional

ASEAN sebenarnya justru berasal dari negara-negara anggota ASEAN sendiri.

Page 6: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

432 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Volume perdagangan intra ASEAN terus mengalami peningkatan. Pangsa perdagangan intra

ASEAN didominasi oleh tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Singapura

mendominasi share perdagangan intra ASEAN dengan kecenderungan yang semakin

meningkat. Namun demikian, tidak demikian halnya dengan kontribusi perdagangan

Indonesia. Kontribusi Indonesia dalam perdagangan intra ASEAN menunjukkan

kecenderungan yang semakin menurun dan perannya digantikan oleh Thailand. Lihat Tabel

1.2 berikut ini.

Tabel 1.2

Kontribusi Enam Negara Anggota ASEAN Terhadap Ekspor Intra ASEAN

Tahun 2002 - 2009 (%)

Negara 2002 2003 2004 2005 2009 Pertumbuhan

Singapura 37.60 38.60 43.90 45.20 41.25 1.16

Indonesia 16.10 21.70 19.80 12.10 12.47 -3.14

Filipina 1.20 2.30 2.70 3.00 2.96 11.93

Malaysia 29.80 24.10 23.40 27.80 20.42 -4.62

Thailand 11.00 10.80 6.90 9.70 16.32 5.05

Brunei Darussalam 4.30 2.50 3.30 2.40 0.62 -21.46

Sumber: www.aseansec.org

Kecenderungan turunnya peran ekonomi Indonesia dalam perdagangan intra ASEAN

merupakan indikasi turunnya daya saing perekonomian Indonesia dibandingkan negara-

negara ASEAN lainnya. Perkembangan peran ekonomi Thailand dalam perdagangan intra

ASEAN merupakan bentuk warning terhadap daya saing ekonomi nasional. Menurut

penelitian Global Competitiveness Report (GCR) tentang daya saing global, peringkat daya

saing Indonesia terus menerus turun. Turunnya peringkat daya saing ini menurut GCR

disebabkan karena kondisi infrastruktur, institusi dan pendidikan dasar di Indonesia yang

masih buruk. Peran infrastruktur, institusi (birokrasi), dan pendidikan yang berkualitas

(human capital) dalam proses produksi sangatlah penting. Sehingga, inefisiensi ketiga faktor

tersebut dapat menyebabkan tingginya cost of production dan berakibat pada rendahnya daya

saing komoditas nasional. Di Asia, negara dengan tingkat daya saing global yang tinggi

adalah Singapura dan Taiwan. Lihat Tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3

Peringkat Daya Saing Indonesia

Tahun 2006-2012

Tahun Peringkat Keterangan

2006-2007 50 dari 125 Negara -

2007-2008 54 dari 134 Negara Turun

2008-2009 55 dari 134 Negara Turun

2009-2010 43 dari 133 Negara Naik

2010-2011 44 dari 139 Negara Turun

2011-2012 46 dari 139 Negara Turun

Sumber: World Economic Forum, Global Competitiveness Report.

Page 7: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 433

Gambaran Perekonomian Indonesia

Seperti terlihat dalam Gambar 1 dan 2 di bawah ini disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan

ekonomi nasional semakin meningkat. Tingkat pertumbuhan ekonomi diukur dari kenaikan

PDB (Produk Domestik Bruto) atas dasar harga konstan atau kenaikan PDB per kapita.

Produk Domestik Bruto Indonesia atas dasar harga konstan tahun 2000 dalam periode tahun

2006-2011 terus meningkat secara konsisten walaupun tidak sebesar PDB harga berlaku. Hal

ini menunjukkan bahwa beban inflasi nasional masih sangat besar. Demikian juga untuk nilai

PDB per kapita, yang menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat pula. Kedua

indikator tersebut menggambarkan capaian hasil pembangunan nasional di bidang ekonomi.

Sumber : BPS, diolah.

Perekonomian Indonesia selama ini didominasi oleh output tiga sektor ekonomi, yaitu

industri manufaktur; perdagangan, hotel & restoran; serta sektor pertanian. Dalam Tabel 1.4

di bawah ini terlihat bahwa selama periode tahun 2006-2011, kontribusi industri manufaktur

terhadap PDB nasional adalah yang tertinggi, yaitu antara 25,81-27.83 persen, namun dengan

kecenderungan yang semakin menurun. Sebaliknya, sektor perdagangan, hotel & restoran

memiliki kecenderungan kontribusi yang semakin meningkat terhadap PDB nasional.

Tabel 1.4

Distribusi PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2006-2011 (%) No Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan

1 Pertanian, Peternk, Kehutn & Perikn 14.21 13.82 13.67 13.58 13.17 13.17 -1.26

2 Pertambangan & Galian 9.10 8.72 8.28 8.27 8.06 8.06 -1.99

3 Industri Manufaktur 27.83 27.39 26.79 26.16 25.81 25.81 -1.25

4 Listrik & Gas & Air Bersih 0.66 0.69 0.72 0.78 0.78 0.78 2.79

5 Bangunan 6.08 6.20 6.29 6.44 6.48 6.48 1.09

6 Perdagangan, Restoran & Hotel 16.92 17.33 17.47 16.91 17.31 17.31 0.38

7 Pengangkutan & Komunikasi 6.76 7.25 7.97 8.82 9.42 9.42 5.70

8 Keuangn, Real Estate & Jasa Persh 9.21 9.35 9.55 9.60 9.55 9.55 0.61

9 Jasa-Jasa 9.24 9.25 9.27 9.43 9.41 9.41 0.31

Produk Domestik Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

PDB tanpa migas 92.22 92.74 93.14 93.47 93.83 93.83 0.29

-

1.000.000,0

2.000.000,0

3.000.000,0

4.000.000,0

5.000.000,0

6.000.000,0

7.000.000,0

Gambar 1 PDB Indonesia (Milyar Rp)

Harga Berlaku Harga Konstan

-

2.000,0

4.000,0

6.000,0

8.000,0

10.000,0

12.000,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 2 PDB per Kapita (Ribu Rp)

Page 8: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

434 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

Sumber: BPS, diolah.

Meskipun kontribusi industri manufaktur terhadap PDB cenderung turun, namun apabila

dikelola secara efisien diharapkan dapat meningkatkan daya saing perekonomian nasional

karena kontribusinya paling besar dibanding sektor lain dalam perekonomian nasional.

Efisiensi proses produksi industri manufaktur dapat dilakukan dengan mengalokasikan

sumber daya secara efisien, efektif dan lebih inovatif (Ramelan, 1998; Landiyanto, 2005).

Oleh karena itu, prioritas utama perekonomian nasional adalah dengan mengembangkan

industri manufaktur unggulan di setiap daerah yang berbasis potensi sumber daya lokal

dengan menggunakan tehnologi yang lebih inovatif.

Ditinjau dari aspek spasial, lokasi industri manufaktur nasional menyebar tidak merata ke

seluruh provinsi. Penyebaran yang tidak merata ini disebabkan karena potensi dan

sumberdaya masing-masing provinsi tidak sama. Perbedaan potensi ini dipengaruhi oleh

proses pemberdayaan sumber daya di masing-masing provinsi sebagai satu kesatuan ekonomi

nasional yang berbeda-beda.

Pada kenyataannya, lokasi industri manufaktur nasional terkonsentrasi hanya di beberapa

wilayah strategis di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Output industri manufaktur di pulau

Jawa menyumbang lebih dari 70 persen total output industri manufaktur nasional. Provinsi

Jawa Timur dan Jawa Barat, merupakan pusat konsentrasi industri manufaktur di pulau Jawa

dan bahkan Indonesia. Sebagian besar kawasan industri berada di provinsi Jawa Barat.

Provinsi Jawa Barat menyumbang lebih dari 25 persen total output industri manufaktur

nasional dengan trend yang meningkat, sedangkan Jawa Timur menyumbang lebih dari 16

persen total output industri manufaktur nasional, namun dengan trend yang semakin

menurun. Lihat Tabel 1.5 berikut ini.

Tabel 1.5

Distribusi Industri Manufaktur Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Berdasar Kontribusi Masing-Masing Pulau di Indonesia

Tahun 2003-2008 (%)

No Pulau/Provinsi 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 Sumatera 17.08 16.95 16.60 16.52 16.54 16.31

2 Jawa 69.22 69.71 70.59 71.24 71.81 72.22

2.1. DKI Jakarta 11.62 11.82 11.86 11.88 11.87 11.72

2.2. Jawa Barat 23.70 23.53 24.40 25.29 25.92 26.87

2.3. Jawa Tengah 10.43 10.67 10.68 10.66 10.74 10.68

2.4. DI Yogyakarta 0.59 0.58 0.57 0.55 0.53 0.52

2.5. Jawa Timur 16.18 16.38 16.37 16.10 16.09 15.97

2.6. Banten 6.71 6.73 6.71 6.76 6.65 6.47

3 Bali dan Nusa

Tenggara

0.65 0.66 0.66 0.66 0.68 0.70

4 Kalimantan 10.87 10.44 9.93 9.30 8.67 8.43

5 Sulawesi 1.80 1.86 1.83 1.90 1.92 1.97

6 Maluku dan Papua 0.37 0.39 0.39 0.39 0.39 0.38

Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: BPS, diolah.

Page 9: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 435

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa industri manufaktur merupakan salah satu

sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan dan merupakan penggerak

perekonomian nasional. Industri manufaktur memiliki linkage yang besar terhadap sektor

ekonomi lainnya. Apabila industri manufaktur meningkat, maka akan mendorong

peningkatan di sektor ekonomi lainnya. Namun demikian, selain potensi di atas, industri

manufaktur juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: fenomena sunset industry, trend

pertumbuhan yang semakin turun, serta daya saing yang masih rendah di pasar global.

Integrasi Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community)

ASEAN dibentuk pada tahun 1967 oleh lima negara pendiri, yaitu Filipina, Indonesia,

Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kini ASEAN terdiri dari sepuluh negara anggota, yaitu

Brunei Darussalam (1984), Vietnam (1995), Myanmar dan Laos (1997), dan Kamboja

(1999).

Kerjasama ASEAN pada awalnya ditujukan untuk kerjasama yang berorientasi politik, yaitu

untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara. Namun, dalam

perkembangannya, seiring dengan tantangan perkembangan global, kerjasama ASEAN

semakin diperkuat oleh semangat stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan Asia Tenggara,

antara lain melalui percepatan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya dengan tetap

memperhatikan kesetaraan dan kemitraan sebagai landasan untuk tercapainya masyarakat

ASEAN yang sejahtera dan damai. Oleh karena itu, kerjasama ASEAN didasarkan pada tiga

pilar utama, yaitu ASEAN Security Community, ASEAN Economic Community dan ASEAN

Socio-Cultural Community dimana ketiganya membentuk ASEAN Community.

ASEAN Economic Community terbentuk karena adanya kesepakatan atau integrasi ekonomi

yang telah menjadi elemen penting dalam proses globalisasi. Integrasi ekonomi dilandasi

oleh konsep dasar bahwa manfaat ekonomi yang akan diperoleh lebih besar dibanding

biaya/resiko yang mungkin dihadapi. Kebijakan integrasi ekonomi ASEAN dimaksudkan

untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi

ASEAN dalam rangka meningkatkan kemakmuran seluruh masyarakat ASEAN serta

memperkuat daya saing kawasan ekonomi ASEAN dalam rangka menghadapi persaingan

global.

ASEAN Economic Community (AEC) merupakan proses integrasi ekonomi akibat dari proses

liberalisasi perdagangan barang dan jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja di kawasan

negara-negara ASEAN yang membentuk pasar tunggal ASEAN. Integrasi ekonomi ASEAN

ditindaklanjuti dengan beberapa kesepakatan perdagangan dan investasi (PTA, 1977; AFTA,

1992; AFAS, 1995; serta AIA, 1998) yang kemudian diikuti dengan perumusan sektor

prioritas integrasi dan kerja sama di bidang moneter. Bahkan, untuk menghadapi tantangan

global telah diputuskan mempercepat pembentukan AEC dari tahun 2020 menjadi tahun

2015. Percepatan integrasi ekonomi ASEAN ini diharapkan dapat memanfaatkan semua

potensi yang ada.

Pembentukan AEC dilakukan melalui empat kerangka strategis, yaitu pasar tunggal dan

kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang

merata, serta perekonomian ASEAN yang terintegrasi dengan perekonomian global (Djaafara

dan Budiman, 2009). Pembentukan AEC diharapkan dapat meningkatkan skala ekonomi

ASEAN sehingga daya saing ASEAN dapat meningkat dan berdampak positif pada

kesejahteraan masyarakat ASEAN sehingga pertumbuhan ekonomi merata dan kesenjangan

Page 10: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

436 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

ekonomi antar negara ASEAN dapat diperkecil. Melalui integrasi ekonomi ASEAN secara

bertahap negara-negara anggota ASEAN membebaskan aliran perdagangan barang, jasa, dan

faktor produksinya, serta melakukan harmonisasi peraturan-peraturan terkait lainnya secara

bertahap dan terjadwal.

Berbagai langkah implementatif kemudian ditindaklanjuti sebagai keberlanjutan dari proses

integrasi ekonomi ASEAN, seperti: peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi,

pengembangan sumber daya manusia, kerjasama kebijakan makroekonomi dan moneter,

peningkatan infrastruktur, pengembangan transaksi on-line (e-ASEAN), peningkatan

keterlibatan sektor swasta dan lain-lain. Integrasi ekonomi ASEAN diharapkan juga memberi

manfaat bagi sektor swasta yang terlibat dalam proses integrasi.

Target waktu pencapaian AEC terbagi dalam empat fase, yaitu 2008-2009, 2010- 2011, 2012-

2013, dan 2014-2015. Grand design AEC menjadi arah bagi negara-negara anggota ASEAN

untuk mencapai AEC 2015. Mengingat pentingnya perdagangan eksternal bagi ASEAN

(outward looking) dan strategi pembangunan ekonomi di negara-negara ASEAN (inward

looking), maka grand designnya adalah:

1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran

bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih

bebas.

2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi dengan elemen

peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual,

pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerce.

3. ASEAN sebagai kawasan dengan perkembangan ekonomi yang merata dengan

elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN

untuk negara-negara CLMV ( (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam) yang termuat

dalam Initiative for ASEAN Integration.

4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global

dengan elemen pendekatan koheren dengan ekonomi di luar kawasan, dan

meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.

Peluang dan Tantangan Integrasi Ekonomi ASEAN bagi Perekonomian

Nasional

Terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN tidak disangkal akan menciptakan sejumlah

peluang dan tantangan. Peluangnya adalah terciptanya pasar yang semakin luas bagi

komoditas ekspor Indonesia. Disamping itu, juga meningkat nya kompetisi di antara pelaku

usaha, kualitas barang, skala ekonomi, serta meningkatnya PDB nasional, dll. Sedangkan

tantangannya adalah hilangnya kesempatan kerja akibat menjadi pasar bagi produk negara

anggota ASEAN lainnya akibat tidak mampu bersaing serta terbatasnya wewenang negara

dalam menetapkan kebijakan fiskal, keuangan, dan moneter dalam upaya mempengaruhi

kinerja ekonomi dalam negeri.

ASEAN sebagai suatu kawasan merupakan pasar yang sangat potensial untuk dimanfaatkan.

Pada tahun 2006 penduduk ASEAN mencapai sekitar 567,6 juta orang. Pertumbuhan

ekonomi ASEAN sebesar 5,7%. Nilai PDB ASEAN pada tahun 2006 mencapai USD 1,1

trilliun, sehingga PDB per kapita mencapai USD 1.890. Jumlah populasi, luas geografi dan

Page 11: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 437

nilai PDB terbesar di ASEAN harus dapat menjadi kekuatan agar Indonesia dapat menjadi

pemain besar dalam pasar tunggal ASEAN.

Kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara eksportir, tidak hanya produk berbasis sumber

daya alam, tetapi juga komoditas manufaktur lainnya. Prospek perekonomian ASEAN juga

menjadi salah satu tujuan penanaman modal yang menarik bagi investor dunia. Hal ini

menjadikan ASEAN sebagai peluang pasar maupun basis produksi yang menjanjikan bagi

komoditas ekspor Indonesia. Indonesia sebagai salah satu kontributor besar dalam

perdagangan ASEAN harus dapat memanfaatkan potensi daya tarik tersebut melalui

perluasan pasarnya, dan bukan sebaliknya sebagai tempat pemasaran produk ekspor negara-

negara ASEAN lainnya.

Di samping peluang-peluang yang sudah dideskripsikan di atas, terdapat pula tantangan

terkait akan terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Yaitu, adanya

kesamaan keunggulan kompetitif dengan negara anggota ASEAN lainnya, baik daya saing

komoditas maupun sumber daya manusianya. Selain itu, tantangan lainnnya adalah

membanjirnya produk asing terutama yang berasal dari negara anggota ASEAN sendiri

Untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan yang akan dihadapi sebagai dampak

dari integrasi ekonomi ASEAN tersebut, maka strategi perekonomian nasional harus bersifat

multi sektoral dan regional. Dengan keterbatasan sumber daya, strategi pengembangan

ekonomi nasional diarahkan pada komoditas unggulan nasional yang berasal dari komoditas-

komoditas andalan masing-masing daerah (local economy) melalui pendekatan prioritas

(priority approach). Hal ini diharapkan dapat menciptakan keunggulan kompetitif untuk

memenangkan persaingan global.

Salah satu sektor prioritas dalam perekonomian nasional adalah industri manufaktur.

Pengembangan industri manufaktur harus berorientasi spasial dan regional. Kebijakan

pengembangan industri manufaktur diarahkan untuk mendorong spesialisasi komoditas yang

memiliki keunggulan kompetitif di masing-masing daerah sehingga mampu menciptakan

nilai tambah, perluasan kesempatan kerja, serta perolehan devisa yang optimal.

Sebagai salah satu negara yang memberi kontribusi besar dalam perekonomian ASEAN dan

besarnya potensi ekonomi yang dimiliki, Indonesia harus mampu memanfaatkan kekuatan

internal tersebut dengan memberdayakan sektor-sektor potensial serta mengefisiensikan

proses produksi melalui peningkatan kualitas human capital, restrukturisasi birokrasi, serta

pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

Simpulan dan Implikasi Kebijakan

Pelaksanaan integrasi ekonomi ASEAN rencananya akan dipercepat pelaksanaannya pada

tahun 2015. Bentuk integrasi ekonomi ASEAN tersebut adalah terbentuknya pasar tunggal

ASEAN. Bagi perekonomian Indonesia, peluang kesepakatan integrasi ekonomi ASEAN

tersebut harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan meminimalkan tantangan yang

mungkin akan dihadapi sebagai konsekuensi diberlakukannya kesepakatan integrasi ekonomi

ASEAN. Untuk menghadapi peluang dan tantangan tersebut, maka strategi perekonomian

nasional harus bersifat multi sektoral dan regional. Dengan keterbatasan sumber daya, maka

strategi pengembangan ekonomi nasional diarahkan pada komoditas unggulan nasional yang

Page 12: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

438 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012

berasal dari komoditas-komoditas andalan masing-masing daerah (local economy) melalui

pendekatan prioritas (priority approach). Hal ini diharapkan dapat menciptakan keunggulan

kompetitf untuk memenangkan persaingan global.

Sebagai salah satu negara yang memberi kontribusi besar dalam perekonomian ASEAN dan

besarnya potensi ekonomi yang dimiliki, Indonesia harus mampu memanfaatkan kekuatan

internal tersebut dengan memberdayakan sektor-sektor potensial serta mengefisienkan proses

produksinya melalui peningkatan kualitas human capital, restrukturisasi birokrasi, serta

pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan.

Implikasi dari strategi tersebut, antara lain:

1. Perlunya kerjasama yang serasi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Hal ini

diharapkan akan mewujudkan kekuatan bersama yang saling mendukung. Pembangunan

ekonomi nasional seharusnya menempatkan dunia usaha dan masyarakat sebagai pelaku

utamanya, sedangkan pemerintah berperan sebagai fasilitator dan penentu kebijakan yang

membawa perekonomian nasional ke arah dan tujuan peningkatan pertumbuhan ekonomi

serta kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan iklim investasi yang kondusif dengan

menyediakan fasilitas/infrastruktur yang memadai sebagai dukungan terhadap terciptanya

iklim usaha yang lebih kompetitif.

2. Mengembangkan sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif melalui

peningkatan efisiensi produksi sehingga cost of productionnya renda, serta

3. Meningkatkan peran industri kecil dan menengah bersama dengan industri besar sebagai

dasar kekuatan struktur industri nasional karena sebagian besar penduduk Indonesia

berada di sektor usaha kecil dan menengah. Penataaan struktur industri diarahkan pada

upaya-upaya yang mendorong tumbuhnya industri kecil, menengah, dan industri besar

secara bersama-sama dan proporsional.

Daftar Pustaka

1. Antara News, Daya Saing Indonesia, 2007. Terperosok, http://www.antara.co.id, akses tgl

3 Juni 2010.

2. Astuti, Dewi, 2010. Peringkat Daya Saing RI Naik dari 42 jadi 35, http://web.bisnis.com,

akses tgl 2 Juni 2010

3. Badan Pusat Statik Indonesia

4. Capello, Roberta, (2007), Regional Economics, Routledge, New York.

5. Djingan, 1996, Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

6. Khor, Martin, 2002a. Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan, Globalization and

the South: Some Critical Issues Third World Network (TWN), terjemahan, Cindelaras

Pustaka Rakyat Cerdas (CPRC), Yogyakarta.

7. Khor, Martin, 2002b. Globalisasi Dan Krisis Pembangunan Berkelanjutan, Cindelaras

Pustaka Rakyat Cerdas (CPRC), Yogyakarta.

8. Landiyanto, E Agustinus, 2005, Spesialisasi dan Konsentrasi Spasial pada Sektor Industri

Manufaktur di Jawa Timur, paper, dipresentasikan di Jakarta dalam Seminar Industry and

Trade pada tanggal 17 November 2005.

9. Markusen, James R and Ethier, Wilfred, 1996. Multinationals Technical Difussion, and

Trade, Journal of International economics 41, 1-28.

Page 13: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ASEAN ECONOMIC...( Nurul Istifadah) 439

10. Morgan, Theodore, 1975. Economic Development : Concept and Strategy, Harper & Ror

Publishers, New York.

11. Prabowo, Dibyo dan Sonia Wardoyo, 2004. AFTA Suatu Pengantar, BPFE, Yogyakarta.

12. Tjokroamidjojo, Bintoro, 1986. Perencanaan Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta.

13. Wifipedia, 2010. Laporan Daya Saing Global, http://id.wikipedia.org, akses tgl 9 Juni

2010

14. Winantyo, et al, 2009, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)2015, PT Elex Media

Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta.

Page 14: Opportunities and Challenges Asean Economic Integration Of ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1300/5/PROS_Nurul I... · Perkembangan ekonomi dunia saat ini ... perdagangan

440 | Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012