Upload
lykhanh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
58
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN
KEWARAGANEGARAAN SEBAGAI PRADIGMA PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN MAHASISWA
Ayu Dian Ningtias1
Abstract
The role of students is a means to learn these things because those who will
continue and implement the ideals of the Indonesian state. With new
thoughts and observing the observations that have occurred as a result of
unfulfilled goals. Citizenship Education is very important for the
development of student personalities in carrying out its role as a citizen.
With the approach of cognitive theory in the intellectual development of
students Values of Pancasila in the civic education course has an important
role because the values of Pancasila is a pradigma, basic foundation, and
motivation for all good deeds in daily life and in the state.
Keywords; Values of Pancasila, Kewaraganegaraan Education,
Development of Student Personality.
Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan dipandang, oleh sebagian mahasiswa sebagai mata
kuliah yang kurang menantang dan kurang diminati, dikarenakan Pendidikan
Kewarganegaraan dianggap bermuatan kepentingan politik oleh penguasa, terlepas dari
itu pendidikan kewarganegaraan telah diterapkan dan dikembangkan di seluruh dunia,
meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama, mata kuliah tersebut sering disebut
juga civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai
democracy education.2Pendidikan Kewarganegaraan ini memiliki peran strategis dalam
mempersiapkan warganegara yang cerdas, bertanggungjawab dan berkeadaban.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktur Jendaral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, tentang Rambu-
Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian Di Perguruan
Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan
1Penulis adalah Dosen Fakultas Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan
2Kaelan Dan Achmad Zubaidi, (2012),Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Yogyakarta :Paradigma, Hlm.1
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
59
Bahasa Indonesia. Dengan adanya ketentuan tersebut maka kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian tersebut wajib diberikan di semua fakultas dan jurusan di
seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan ilmu yang membahas tentang
bagaimana sikap seorang warga Negara sehingga dapat menjadi individu yang mampu
berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan konflik
dalam masyarakat secara damai berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai
universal, memiliki wawasan berbangsa dan bernegara serta nasionalisme yang tinggi,
memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai hak asasi manusia, demokrasi,
memiliki pemahaman civil society dan memiliki pemahaman intenasional beserta
tantangannya.
Peran mahasiswa adalah sarana untuk mempelajari hal-hal tersebut karena
mereka yang akan meneruskan dan melaksanakan cita-cita negara Indonesia. Dengan
pemikiran-pemikiran yang baru dan mengamati pengamatan yang telah terjadi sebagai
hasil cita-cita yang belum terpenuhi.3Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting bagi
pengembangan kepribadian mahasiswa dalam menjalankan perannya sebagai warga
Negara.
Pengembangan kepribadian memberikan peran yang sangat besar kepada anda
dalam rangka meningkatkan kualitas diri pribadi, kualitas hubungan dengan orang lain
agar anda mampu berhubungan dengan lingkungan, semangat untuk selalu menaikan
kapasitas dan kualitas kepribadian anda sehari hari, akan mendorong anda untuk
mengembangkan kepribadian kearah yang lebih baik.4Semakin baik kepribadian anda
dalam memberikan pelayanan kepada orang lain maka anda akan memberikan peran
yang semakin besar terhadap penciptaan hubungan yang baik antar orang, orang dengan
organisasi, dan organisasi dengan organisasi. Pada akhirnya akan saling menguntungkan
satu dengan yang lain. Sesungguhnya baik- baik manusia adalah yang mampu
memberikan manfaat kepada orang lain kalau anda ingin sukses maka tidak ada pilihan
3Nurhudiman, Peran Mahasiswa Sebagai Warga Negara Dalam Mencapai Cita-Cita Nasional (Makalah
Kewarganegaraan), Lampung : Universitas Lampung, 2011,
Http://Brintek.Blogspot.Co.Id/2013/03/Peran-Mahasiswa-Sebagai-Warga-Negara_8.Html, Diakses Pada
Tanggal 13 April 2017.
4Https://Zhaxiojie20.Wordpress.Com/2013/04/11/Peran-Manfaat-Dan-Tujuan-Pengembangan-
Kepribadian/ Diakses Pada Tanggal 13 April 2017
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
60
lain kecuali anda harus bermanfaat untuk orang lain.Sebagian besar mahasiswa masih
belum mencerminkan sikap sebagai insan akademis, yaitu memahami etika, tatacara
berkomunikasi, penggunaan nalar dalam bertindak, pemahaman terhadap hak,
tanggungjawab, dan kewajiban sebagaimana yang diharapkan, baik sebagai bagian dari
masyarakat kampus, maupun sebagai warga negara Indonesia.
Dalam menanggapi berbagai peristiwa sosial baik di tingkat lokal maupun
nasional mahasiswa selayaknya berperan sebagai warga masyarakat akademik, sehingga
citranya mantap sebagai komponen sivitas akademika.Mahasiswa hendaknya lebih
tampil sebagai kekuatan moral (moral force) yang menyuarakan nurani masyarakat
(social conscience).Citra ini yang perlu dikukuhkan oleh perilaku mahasiswa umumnya,
bukan sekadar citra sebagai demonstran yang menyuarakan sikap tidak setuju atau
menentang tanpa menawarkan alternatif pemecahannya.Dalam mengungkapkan
ketidaksetujuan atau penolakan, mahasiswa sebaiknya menyarankan pula hasil
pemikirannya dalam bentuk alternatif jalan keluar pemecahan masalah.
Sebagai akibat dari globalisasi, pada saat sekarang ini terjadi perubahan yang
sangat cepat di tingkat lokal, nasional maupun intemasional. Mahasiswa perlu dibekali
kemampuan menganalisis dan mengantisipasi perubahan yang terjadi ini, berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah,nilai-nilai Pancasila dalam mata kuliah pendidikan
kewaraganegaraan sebagai pradigma pengembangan kepribadian mahasiswa.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskritptif-analitis5 dengan
pendekatan konseptual,mengkaji konsep-konsep pengembangan kepribadian dengan
teori kepribadian kognitif sebagai proses pembentukan kepribadian, dengan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaran untuk
bertujuan pengembangan kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, dan
penghayatan spiritual mahasiswa, agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab
serta berkontribusi pada daya saing bangsa, dengan dilakukan pencarian
sumberliterature yang paling relevan dan utama terkait dengan kajian nilai-nilai
5 Syahrul Kirom, (2015), Mempraksiskan Pancasila Dalam Penegakan Hukum Di Indonesia, Jurnal
Ilmiah Civis, Vol.V, No 1, Hlm.656.
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
61
Pancasila dalam mata kuliah pendidikan kewaraganegaraan sebagai pradigma
pengembangan kepribadian mahasiswa, serta selanjutnya dilakukan analisis yang lebih
tajam sehingga menghasilkan gagasan atau ide yang kreatif.Penelitian ini dimaksudkan
untuk memaparkan ulasan mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam
pengembangan kepribadian mahasiswa.
Hasil dan Pembahasan
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah untuk membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan
nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa
tanggungjawab dan bermoral, oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan sebagai
mata kuliah pengembangan kepribadian tidak dapat dipisahkan oleh pemahaman nilai-
nilai Pancasila, berikut adalah hasil analisis literature terkait nilai-nilai Pancasila dalam
mata kuliah pendidikan kewaraganegaraan sebagai pradigma pengembangan
kepribadian mahasiswa.
Pengembangan Kepribadian
Menurut Sedarmayanti6keperibadian adalah pola menyeluruh semua
kemampuan, perilaku, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik dari segi jasmani,
mental, rohani, maupun emosi, yang ditata dalam suatu cara yang khas dengan
mendapat pengaruh dari luar. Pola tersebut terwujud menjadi tingkah laku dalam usaha
menjadi manusia sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sehingga setiap orang memiliki
keperibadian yang berbeda dengan yang lainnya, karena setiap individu akan memiliki
keunikan dalam latar belakang kehidupannya, dinamika perilakunya, perkembangan
dirinya, aspek keperibadiannya dan pola interaksinya dengan lingkungan. Dalam upaya
memantapkan kepribadian mahasiswa, maka hal tersebut hendaknya mendapat
perhatian secara cermat untuk mengikuti suatu pengembangan baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
6Sedarmayanti, (2004), Pengembangan Keperibadian Pegawai, Bandung :Mandar Maju, Hlm.2
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
62
Dalam proses pembentukan kepribadian merupakan hasil sosialisasi. Proses
pembentukan kepribadian melalui sosialisasi dapat dibedakan sebagai berikut;7
1. Sosialisasi yang dilakukan dengan sengaja melalui proses pendidikan dan
pengajaran.
2. Sosialisasi yang dilakukan tanpa sengaja melalui proses interaksi sosial sehari-
hari dalam lingkungan masyarakatnya.
Berikut mengenai penjelasan tentang bagaimana proses pembentukan
kepribadian;
Gambar .1 Proses Pembentukan Kepribadian
Proses sosialisasi tersebut berlangsung sepanjang hidup manusia (sejak lahir
sampai tua) mulai lingkungan keluarga, kelompok, sampai kehidupan masyarakat yang
lebih luas. Melalui serangkaian proses yang panjang inilah, tiap individu belajar
menghayati, meresapi, kemudian menginternalisasi berbagai nilai, norma, pola-pola
tingkah laku sosial ke dalam mentalnya. Dari berbagai hal yang diinternalisasi itulah
seseorang memiliki kecenderungan untuk berperilaku menurut pola-pola tertentu yang
memberi ciri watak yang khas sebagai identitas diri dan terbentuklah kepribadian.
Kelompok masyarakat tempat mereka tinggal, secara sengaja atau tidak, selalu
berusaha untuk mengarahkan dan mempengaruhi anggota-anggotanya untuk selalu
mematuhi nilai, norma, kebiasaan-kebiasaan sehingga individu-individu tersebut
bertingkah laku sesuai dengan harapan kelompoknya. Jadi, sesungguhnya sosialisasi itu
merupakan aktivitas dua pihak, yaitu pihak yang mensosialisasi dan pihak yang
disosialisasi. Dari proses tersebut, terbentuklah kepribadian yang berbeda antara
masyarakat yang satu dan masyarakat lainnya.
7Http://Alintangcahyani.Blogspot.Co.Id/2015/10/Makalah-Embentukan-Kepribadian.Html Diakses Pada
Tanggal 13 April 2017
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
63
Pengalaman sosialisasi yang dilakukan masing-masing individu bisa saja
berbeda. Kepribadian yang tumbuh pada masing-masing individu tidak akan mungkin
sepenuhnya sama. Oleh karena itu, seseorang dapat melihat keragaman kepribadian
yang ditampilkannya dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya, ada pribadi-pribadi yang
mempuyai sifat penyabar, ramah, pemarah, egois, atau rendah diri. Semuanya itu
bergantung pada penyerapan dan pemahaman serta penghayatan nilai dan norma yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakatnya.
Sehubungan dengan itu, maka perguruan tinggi memegang peranan penting
dalam mengembangkan mahasiswa sebagai aset bangsa, yang pada hakikatnya
mencakup:
1. Pengembangan kemampuan intelektual, keseimbangan emosi, dan penghayatan
spiritual mahasiswa, agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab serta
berkontribusi pada daya saing bangsa.
2. Pengembangan mahasiswa sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan
masyarakat madani (civil society) yang demokratis, berkeadilan dan berbasis
pada partisipasi publik.
3. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan dan
aktualisasi diri mahasiswa, baik yang menyangkut aspek jasmani maupun
rohani.
Pengembangan kepribadian mahasiswa adalah suatu upaya yang dilakukan
dengan penuh kesadaran, berencana, teratur, terarah, dan bertanggung jawab dalam
mendukung kegiatan kurikuler. Berdasarkan pola pikir tersebut, terapat beberapa factor
yang mempengaruhi pengembangan mahasiswa;8
8Https://Personalitymegawatipurnamasari.Wordpress.Com/2014/12/04/Materi-Tentang-Paradigma-
Psikologi-Kepribadian-Kognitif-Dan-Behaviorisme/ Diakses Pada Tanggal 13 April 2017
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
64
Gambar .2 Factor Yang Mempengaruhi Pengembangan Intelektual
1. Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru,
tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan
pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman
tersebut.
2. Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak
memperolehmanfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan
membukakemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu
akan membatasisecara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung
dengan kecepatanyang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan
lingkungan dan kegiatan belajarsendiri.
3. Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik
dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari
tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). 9Kognitif
berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan
rasional (akal). Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk
9Http://Bdkpadang.Kemenag.Go.Id/Index.Php?Option=Com_Content&View=Article&Id=558:Agusrida
&Catid=41:Top-Headlines, Diakses Pada Tanggal 13 April 2017
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
65
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab
itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek
kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap
stimulus yang datang kepada dirinya.
Teori kognitif merupakan proses untuk mengetahui sesuatu atau belajar yang
dipandang sebagai suatu usaha untuk memahami sesuatu. Pengertian lain menyebutkan
bahwa teori kognitif merupakan cara mempersepsikan dan menyusun informasi yang
berasal dari lingkungan sekitar yang dilakukan secara aktif oleh seorang pembelajar.
Cara aktif yang dilakukan dapat berupa mencari pengalaman baru, memecahkan suatu
masalah, mencari informasi, mencermati lingkungan, mempratekkan, mengabaikan
respon-respon guna mencapai tujuan. Pada teori kognitif pengetahuan yang diperoleh
dari proses belajar sebelumnya sangat mempengaruhi atau menentukan terhadap
perolehan pengetahuan baru dipelajari.
Dalam proses pembelajaran sering kali gaya kognitif itu dianggap terletak di
perbatasan antara antara kecerdasan dan sifat-sifat pribadi padahal gaya kognitif itu
adalah gaya berfikir dan mungkin juga dipengaruhi oleh kecerdasan, selain itu gaya
kognitif juga mempengaruhi hubungan-hubungan sosial dan sifat-sifat pribadi.10
Bahwa antara proses perkembangan dengan proses mengajar-belajar (the
teaching-learning process) yang dikelola oleh dosen terdapat “benang merah” yang
mengikat kedua proses tersebut sehingga hampir tidak ada proses perkembangan
mahasiswa baik jasmani maupun rohaninya yang sama sekali terlepas dari proses
belajar-mengajar sebagai pengejawantahan proses pendidikan.11
Hal ini disebabkan oleh
kematangan fisik dan mental, pancaindra pun siap menerima stimulus-stimulus dari
lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun sudah ada.
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa di Indonesia meliputi membentuk
manusia yang berjiwa Pancasila, berjiwa kepemimpinan yang baik, berdedikasi dan
kepeloporan dalam pembangunan, serta memiliki ketahanan fisik dan mental yang
tangguh. Para mahasiswa sebagai warga negara Indonesia perlu dididik agar berjiwa
Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berbudi
10
Mahmud, Dimyati, (1989),Psikologi Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
Hlm.111 11
Syah, Muhibbin, (2008), Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Raja Gravindo Persada, Hlm.45
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
66
luhur, berwawasan kebangsaan yang luas, terbuka dan mampu bermusyawarah serta
memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Para mahasiswa sebagai generasi muda
diberikan peluang untuk mengembangkan dirinya melalui kegiatan organisasi
kemahasiswaan di lingkungan kampus, kegiatan komunikasi dan latihan manajemen
yang terarah dalam rangka memantapkan sikap, wawasan dan kemampuan
kepemimpinan sebagai generasi penerus di masa depan.
Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila diyakini sebagai produk kebudayaan bangsa Indonesia yang telah
menjadi system nilai selama berabad-abad lamanya.12
Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan sesuatu cermin dari kehidupan masyarakat Indonesia dan secara
tetap telahmenjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia.
Berikut penjabaran nilai-nilai Pancasila;13
Sila Pertama :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan YME sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing
2. Hormat-menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaaan
yang berbeda-beda
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain
Sila Kedua :
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia
2. Saling mencintai sesama manusia
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain
12
Srijanti, A. Rahman H.I.,(2009),Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Graha
Ilmu, Hlm.17 13
Https://Puputmelati301.Wordpress.Com/Nilai-Pancasila/ Diakses Pada Tanggal 13 April 2017
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
67
5. Menjujung tinggi nilai kemanusiaan
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
7. Berani membela kebenaran dan keadilan
8. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain
Sila Ketiga :
1. Menempatkan persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi dan golongan
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3. Cinta tanah air dan bangsa
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
5. Memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bhinekka tunggal ika
Sila Keempat :
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
2. Tidak memaksakan kehendak dan orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat
5. Itikad baik dengan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati dan nurani yang luhur
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan YME
Sila Kelima :
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong royong
2. Bersikap adil
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4. Menghormati hak-hak orang lain
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
68
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
6. Menjauhi sikap pemerasan
7. Tidak boros
8. Tidak bergaya hidup mewah
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
10. Suka bekerja keras
11. Menghargai hasil karya orang lain
12. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial
Pancasila berisi lima sila yang hakikatnya berisi lima nilai dasar yang sangat
Fundamental.Nilai-nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan yang maha esa,nialai
kemanusian yang adila dan beradab,nilai persatuaan Indonesia,nilai kerakyatana yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan nilai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam permusywaratan perwakilan dan
nilai keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Upaya aktualisasi pelaksanaan
Pancasila yang sungguh-sungguh akan sangat mendukung timbulnya berbagai perilaku
yang sesuai(relevan)dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Pengembangan kepribadian tentu harus diarahkan kepada cita-cita yang luhur.
Dengan kepribadian yang dimilikinya, seseorang dapat menentukan cara meraih cita-
citanya yang sesuai dengan kepribadian bangsa.nilai-nilaiPancasila merupakan
perwujudan cita-cita yang luhur yang dapat dimantapkan dalam Proses pembelajaran di
perguruan tinggi Indonesia, dengan menerapkan hakikat pendidikan yang berwujud
empat pilar pendidikan sebagai berikut:14
(1) Learning to Know termasuk prinsip
learning to lern, learning to think dan life long education; (2) Learning to Do; (3)
Learning to Be dan (4) Learning to Live Together. Pendidikan Kewarganegaraan lebih
diarahkan kepada pemantapan dan pemahaman serta pengembangan filosofi untuk
kepentingan pembentukan dan pengembangan kepribadian warga negara yang cendekia,
cerdas, dan menguasai kompetensi profesinya dengan nilai-nilai Pancasila.
14
Sunarso, (2011), Pendidikan Kewarganegaraan Buku Pegangan Mahasiswa, Yogyakarta : Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ekonomi Universitas Negeri,Hlm.6
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
69
Kesimpulan
Nilai yang ada dalam Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Kelima nilai tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dimana mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar
Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang
bersifat universal, objektif.Pancasila juga merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati
nurani bangsa Indonesia, karena bersumber pada kepribadian bangsa.Nilai-
nilaiPancasila ini menjadi landasan dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik
dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kenegaraan.Karena dengan nilai-nilai Pancasila
dapat menuntun seluruh masyarakat dalam atau luar kampus untuk beretika, tatacara
berkomunikasi, penggunaan nalar dalam bertindak, pemahaman terhadap hak,
tanggungjawab, dan kewajiban sebagaimana yang diharapkan, baik sebagai bagian dari
masyarakat kampus, maupun sebagai warga negara Indonesia.
Daftar Pustaka
Kaelan Dan Achmad Zubaidi, (2012),Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi, Yogyakarta : Paradigma.
Mahmud, Dimyati, (1989), Psikologi Pendidikan,Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
Sedarmayanti, (2004), Pengembangan Keperibadian Pegawai, Mandar Maju, Bandung.
Srijanti, A. Rahman H.I.,(2009),Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa,
Yogyakarta :Graha Ilmu.
Sunarso, (2011), Pendidikan Kewarganegaraan Buku Pegangan Mahasiswa,
Yogyakarta :Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi Universitas Negeri.
Syah, Muhibbin, (2008), Psikologi Pembelajaran, Jakarta :Raja Gravindo Persada.
Jurnal
Syahrul Kirom, (2015), Mempraksiskan Pancasila Dalam Penegakan Hukum Di
Indonesia, Jurnal Ilmiah Civis, Vol.V, No 1.
Website
Nurhudiman, Peran Mahasiswa Sebagai Warga Negara Dalam Mencapai Cita-Cita
Nasional (Makalah Kewarganegaraan), Universitas Lampung, 2011,
Http://Brintek.Blogspot.Co.Id/2013/03/Peran-Mahasiswa-Sebagai-Warga-
Negara_8.Html,
Semnas Sipendikum FH UNIKAMA 2017
70
Https://Zhaxiojie20.Wordpress.Com/2013/04/11/Peran-Manfaat-Dan-Tujuan-
Pengembangan-Kepribadian/
Http://Alintangcahyani.Blogspot.Co.Id/2015/10/Makalah-Embentukan-
Kepribadian.Html
Https://Personalitymegawatipurnamasari.Wordpress.Com/2014/12/04/Materi-Tentang-
Paradigma-Psikologi-Kepribadian-Kognitif-Dan-Behaviorisme/
Http://Bdkpadang.Kemenag.Go.Id/Index.Php?Option=Com_Content&View=Article&I
d=558:Agusrida&Catid=41:Top-Headlines
Https://Puputmelati301.Wordpress.Com/Nilai-Pancasila/