19
ABSTRACT THE SENSITIVITY DIFFERENCE BETWEEN AEROBIC BACTERIA CAUSING CHRONIC SUPPURATIVE OTITIS MEDIA ON CIPROFLOXACIN AND AMOXICILLIN-CLAVULANIC ACID ANTIBIOTICS AT THE WEST NUSA TENGGARA PROVINCE GENERAL HOSPITAL Lalu Junaedy Amrullah, I Gusti Ayu Trisna Aryani, and Hamsu Kadriyan Background: Based on the survey by DEPKES RI on 1994-1996 there were 3% (6,6 million) Indonesian people who suffered from Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM). Some studies show that ciprofloxacin is still sensitive to the aerobic bacteria in CSOM, 85% and 58,5% at Karachi and Bangalore respectively. Amoxicillin-clavulanic acid is sensitive on some aerobic bacteria, but it is resistant on Pseudomonas, Bacillus spp. and S.aureus with the percentage over than 40%. At the West Nusa Tenggara Province General Hospital (RSUP NTB), the resistant of amoxicillin- clavulanic acid and ciprofloxacin antibiotic is up to 92,3% and 23,1% respectively. But the previous study was an observational study and didn’t analyze the antibiotics sensitivity difference. Method: This research was an analytical research using a cross-sectional design. The research subjects were 34 patients diagnosed as CSOM at the ENT clinic of RSUP NTB who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The middle ear fluid were taken and placed in a transport media, and then bacteria culture was done in a McConkey agar. A sugar test was performed to identify the type of bacteria, on the other hand a sensitivity test was performed to observe the bacterial inhibitory zone. The data was analyzed by T-Test if the distribution was normal, and a Mann-Whitney Test if the distribution was not normal. 1

Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

ABSTRACT

THE SENSITIVITY DIFFERENCE BETWEEN AEROBIC BACTERIA CAUSING CHRONIC SUPPURATIVE OTITIS MEDIA ON

CIPROFLOXACIN AND AMOXICILLIN-CLAVULANIC ACID ANTIBIOTICS AT THE WEST NUSA TENGGARA PROVINCE GENERAL

HOSPITALLalu Junaedy Amrullah, I Gusti Ayu Trisna Aryani, and Hamsu Kadriyan

Background: Based on the survey by DEPKES RI on 1994-1996 there were 3% (6,6 million) Indonesian people who suffered from Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM). Some studies show that ciprofloxacin is still sensitive to the aerobic bacteria in CSOM, 85% and 58,5% at Karachi and Bangalore respectively. Amoxicillin-clavulanic acid is sensitive on some aerobic bacteria, but it is resistant on Pseudomonas, Bacillus spp. and S.aureus with the percentage over than 40%. At the West Nusa Tenggara Province General Hospital (RSUP NTB), the resistant of amoxicillin-clavulanic acid and ciprofloxacin antibiotic is up to 92,3% and 23,1% respectively. But the previous study was an observational study and didn’t analyze the antibiotics sensitivity difference.

Method: This research was an analytical research using a cross-sectional design. The research subjects were 34 patients diagnosed as CSOM at the ENT clinic of RSUP NTB who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. The middle ear fluid were taken and placed in a transport media, and then bacteria culture was done in a McConkey agar. A sugar test was performed to identify the type of bacteria, on the other hand a sensitivity test was performed to observe the bacterial inhibitory zone. The data was analyzed by T-Test if the distribution was normal, and a Mann-Whitney Test if the distribution was not normal.

Result and conclusion: The most bacteria found in this study was Proteus mirabilis. The sensitivity of aerobic bacteria causing CSOM on ciprofloxacin was 79,4%, and 34,12% on amoxicillin-clavulanic acid with a 55,8% of resistant value. There was a significant difference on antibiotic sensitivity between ciprofloxacin and amoxicillin-clavulanic acid to the aerobic bacteria causing CSOM.

Key words : CSOM, sensitivity, ciprofloxacin, amoxicillin-clavulanic acid, aerobic bacteria.

1

Page 2: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

PENDAHULUAN

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) didefinisikan sebagai radang kronis

telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret

dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan (Helmi, 2005). Sekret biasanya encer atau

kental, bening atau berupa nanah. Di Masyarakat Indonesia pada umumnya biasa

disebut dengan istilah “Congek” (Soepardi, 2007). Otitis media disebabkan oleh

infeksi beberapa jenis kuman, baik kuman aerob maupun anaerob, namun yang

tersering adalah bakteri aerob. Bakteri aerob yang sering ditemukan bervariasi

pada beberapa center kesehatan. Sebagai contoh, bakteri aerob yang sering

ditemukan di Karachi, Pakistan antara lain Pseudomonas Aeruginosa,

Staphylococcus aureus, Proteus mirabilis, Klebsiela spp., Escherichia coli,

Staphylococcus epidermidis, dan Streptococcus spp. (Tahira, 2009).

Prevalensi Otitis media supurutif kronis di seluruh dunia bervariasi baik di

negara maju maupun berkembang, rentangnya mulai dari 1-46%. Data total

populasi di asia tenggara dengan estimasi prevalensi tinggi didapatkan hasil

bahwa dari 1.485.056.000 total populasi didapatkan 115.800.000 (7,79%) lebih

populasi di asia tenggara menderita OMSK. Diantaranya, 57.900.000 (50%)

dengan masalah pendengaran sebagai dampak dari OMSK. Sembilan puluh

persen angka kejadiaanya muncul di negara berkembang. OMSK merupakan

masalah yang sangat serius dibidang kesehatan THT terutama bagi negara

berkembang (WHO, 2004).

Hasil Survey Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran Depkes RI

pada tahun 1994-1996 menunjukkan angka prevalensi ketulian di Indonesia

adalah 0,4% dengan angka morbiditas telinga tengah 18,5%. Tiga koma sembilan

persen diakibatkan oleh penyakit pada telinga tengah dan penyumbang terbesar

adalah penyakit OMSK dengan angka 3 % dari jumlah keseluruhan

(Depkes,1997).

Hasil penelitian di Karachi, Pakistan menunjukkan bahwa antibiotik

ciprofloxacin masih sensitif terhadap sebagian besar organisme aerob. Persentase

yang didapatkan adalah 85% masih sensitif dan yang resisten hanya 15% dari 275

bakteri aerob yang berhasil dikultur (Tahira, 2009). Demikian pula, hasil

2

Page 3: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Venkatesha di Bangalore, menunjukkan

bahwa 85 dari 146 bakteri aerob (58,21%) yang masih sensitif. Khusus untuk

bakteri Pseudomonas Aeruginosa didapatkan 66,66% masih sensitif (26 dari 39

bakteri Pseudomonas Aeruginosa yang berhasil dikultur). Persentase tersebut

menunjukkan ciprofloxacin masih sensitif terhadap bakteri Pseudomonas

Aeruginosa (Mallikarjun, 2006).

Kombinasi antara amoksisilin-asam klavulanat sebagian besar masih sensitif

terhadap beberapa jenis bakteri aerob. Terdapat 6 jenis kuman aerob yang masih

sensitif terhadap ciprofloxacin dengan sensitifitas diatas 60% dan resisten

terhadap 3 jenis bakteri (Bacillus spp., Pseudomonas Aeruginosa dan S.aureus)

dengan persentase resisten diatas 40% dari jumlah masing-masing jenis bakteri

yang berhasil dikultur (Alshaimary, 2010).

Hasil penelitian di RSUP NTB, bakteri yang paling banyak ditemukan

adalah Pseudomonas Aeruginosa dan kedua adalah Staphylococcus Aureus. Untuk

antibiotik golongan amoksisilin-asam klavulanat menunjukkan angka resistensi

92,3%, sedangkan untuk ciprofloxacin masih sensitif dengan jumlah kuman

resisten hanya 23,1%. Akan tetapi, hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sukaryatin dkk, tersebut masih belum jelas kemaknaan hasilnya karena

penelitiannya yang bersifat observasi tanpa dilakukan analisis data perbedaan

sensitifitas antibiotik yang digunakan dalam penelitian tersebut (Sukaryatin,

2010).

Oleh karena permasalahan-permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang Perbedaan Sensitifitas Bakteri Aerob

Penyebab OMSK Terhadap Antibiotik Ciprofloxacin dan Amoksisilin-Asam

Klavulanat di RSUP NTB.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan

penelitian cross-sectional analytic pada pasien dengan penyakit OMSK. Setiap

pasien yang didiagnosis menderita penyakit OMSK akan diambil isolat telinga

tengahnya untuk kemudian dikultur dengan menggunakan media kultur bakteri

3

Page 4: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

yang kemudian dilanjutkan dengan uji sensitifitas antibiotik. Selanjutnya, akan

dilakukan analisis untuk membandingkan perbedaan sensitifitas antara antibiotik

ciprofloxacin dan amoksisilin-asam klavulanat terhadap bakteri aerob penyebab

OMSK.

Populasi pada penelitian ini merupakan populasi terjangkau yakni pasien

Otitis Media Supuratif Kronis yang menjalani perawatan di poli penyakit THT

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang termasuk dalam

kriteria inklusi. Jumlah sampel minimal yang diambil yakni 34 pasien dengan unit

analisis bakteri aerob penyebab OMSK. Kriteria inklusi adalah berumur di atas 5

tahun, pasien yang secara klinis didiagnosis otitis media supuratif kronis oleh

dokter spesialis THT dan bersedia diikutsertakan dalam penelitian. Sementara

kriteria ekslusinya adalah pasien baru/lama yang sedang menjalani pengobatan

antibiotik topikal atau sistemik.

Terdapat dua variabel pada penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel

tergantung. Variabel bebas adalah antibiotik ciprofloxacin dan amoksisilin-asam

klavulanat dan variabel tergantung adalah sensitifitas bakteri aerob terhadap

antibiotik ciprofloxacin dan amoksisilin-asam klavulanat

Definisi operasional dari penelitian ini adalah

1. Otitis media supuratif kronis adalah penyakit infeksi telinga bagian tengah

yang disebabkan oleh berbagai macam bakteri dengan perforasi membran

timpani dan sekret encer atau kental bening atau berupa nanah yang

berlangsung lebih dari dua bulan. Pada penelitian yang digunakan adalah

OMSK tipe benigna, pada fase aktif tanpa disertai tanda-tanda komplikasi,

yaitu dengan kolesteatoma.

2. Diameter zona hambat adalah ukuran area pada media biakan atau tempat

koloni bakteri tidak dapat tumbuh. Masing-masing cakram antibiotik

ciprofloxacin dan amoksisilin-asam klavulanat diletakkan pada media biakan

kultur bakteri penyebab otitis media supuratif kronis. Pada penelitian ini zona

hambat yang terbentuk diukur dengan penggaris secara manual, dan dimaknai

berdasarkan kriteria standar dari Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum

Provinsi NTB.

4

Page 5: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

Tabel Ukuran zona hambat masing-masing antibiotik

AntibiotikUkuran diameter zona hambat masing-masing antibiotik

Resisten Intermediate Sensitif

Amoksisilin-

Asam klavulanat≤16 mm 17-19 mm ≥ 20 mm

Ciprofloxacin ≤ 15 mm 16-20 mm ≥ 21 mm

(Instalasi Laboratorium RSUP NTB, 2007)

3. Antibiotik adalah regimen obat yang digunakan untuk mengeradikasi kuman

penyebab OMSK. Dalam penelitian ini digunakan dua jenis antibiotik, yaitu

antibiotik ciprofloxacin dan amoksisilin-asam klavulanat.

4. Umur dalam penelitian ini adalah umur pasien diatas 5 tahun, kemudian

dikelompokkan menjadi kategori umur antara lain 5-12 tahun untuk anak-

anak, 13-17 tahun untuk remaja, 18-55 tahun untuk dewasa, ≥56 tahun untuk

usia lanjut.

5. Kultur bakteri adalah proses memperbanyak bakteri dengan menyediakan

kondisi lingkungan yang sesuai

6. Bakteri aerob adalah bakteri gram negatif maupun gram positif yang

metabolismenya menggunakan oksigen

Lokasi penelitian adalah poli penyakit THT RSUP NTB dan Lab Biomedika

RSUP NTB, waktu penelitian adalah dari bulan Maret hingga April 2011. Data

yang didapatkan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Untuk menganalisis

perbedaan sensitifitas dari kedua antibiotik tersebut apabila distribusi data normal

maka digunakan uji beda T-Test, apabila distribusi data tidak normal maka

digunakan uji non parametrik yaitu mann-whitney test.

5

Page 6: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

Alur Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, terdapat 34 pasien yang terdiagnosa OMSK dan

kemudian menjadi sampel penelitian. Dari 34 sampel tersebut, sampel berjenis

kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

Gambar 1 Distribusi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin

6

Page 7: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

Karakteristik sampel berdasarkan umur didapatkan kelompok umur terbanyak

yang terdiagnosa OMSK adalah 18-55 tahun, dengan jumlah 17 orang (50%).

Gambar 2 Distribusi sampel penelitian berdasarkan umur

Bakteri aerob penyebab OMSK terbanyak yang ditemukan pada penelitian ini

adalah Proteus mirabilis yang ditemukan pada 29,4% sampel penelitian,

kemudian diikuti oleh Pseudomonas aeruginosa (26,4%) dan Staphylococcus

aureus (23,5%).

Gambar 3 Distribusi sampel penelitian berdasarkan bakteri penyebab

Frekuensi bakteri penyebab berdasarkan kelompok umur didapatkan bahwa

Proteus mirabilis sebagian besar (60%) ditemukan pada kelompok umur 5-12

tahun, sedangkan bakteri lainnya lebih banyak ditemukan pada kelompok umur

18-55 tahun.

7

Page 8: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

Gambar 5 Frekuensi bakteri penyebab berdasarkan kelompok umur

Hasil uji kepekaan antibiotik pada penelitian ini didapatkan bahwa bakteri

terbanyak, yaitu Proteus mirabilis masih sensitif pada kedua antibiotik, dengan

sensitifitas terhadap ciprofloxacin 90% dan amoksisilin-asam klavulanat 80% .

Untuk pengujian bakteri terbanyak kedua pada penelitian ini, yaitu Pseudomonas

aeruginosa, masih sensitif terhadap ciprofloxacin dengan sensifitas mencapai

77% dan 100 % resisten terhadap amoksisilin-asam klavulanat.

Secara keseluruhan bakteri yang masih sensitif terhadap ciprofloxacin pada

penelitian ini berjumlah 27 bakteri (79%), sedangkan pada amoksisilin-asam

klavulanat terdapat 12 bakteri (35,2%). Jumlah bakteri yang intermediat terhadap

ciprofloxacin berjumlah 4 bakteri (11%). dan tidak jauh berbeda dengan jumlah

bakteri yang intermediat terhadap amoksisilin-asam klavulanat, yaitu sebanyak 3

bakteri (8,82%). Bakteri aerob penyebab OMSK yang resisten terhadap

ciprofloxacin hanya 3 bakteri (8,8%), sedangkan bakteri yang resisten terhadap

amoksisilin-asam klavulanat mencapai 19 bakteri (55,8).

8

Page 9: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

Gambar 7 Perbandingan sensitifitas trimetoprim-sulfametoksazol dan

amoksisilin-asam klavulanat

Hasil uji beda sensitifitas bakteri aerob penyebab OMSK terhadap

ciprofloxacin dan amoksisilin-asam klavulanat didapatkan bahwa nilai P kurang

dari 0,05 (0,000), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima,

yang bermakna terdapat perbedaan yang signifikan pada sensitifitas bakteri aerob

penyebab OMSK terhadap ciprofloxacin dibandingkan amoksisilin-asam

klavulanat.

Tabel 4 Hasil Mann-Whitney test terhadap data sensitifitas bakteri penyebab OMSK.

Diameter

Mann-Whitney U 289,500

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000

a Grouping Variable: antibiotik

Berdasarkan data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa didapatkan bahwa

ciprofloxacin masih lebih baik sensifitasnya dibandingkan amoksisilin-asam

klavulanat terhadap semua bakteri aerob penyebab OMSK. Perlu pertimbangan

lebih dalam tentang regimen terapi amoksisilin-asam klavulanat sebagai regimen

terapi pada OMSK karena didapatkan angka resistensi bakteri yang cukup besar

yang mencapai lebih dari 50%.

9

Page 10: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa

kesimpulan penelitian yaitu diantaranya:

1. Bakteri terbanyak penyebab OMSK di penelitian ini adalah Proteus mirabilis.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada sensitifitas bakteri aerob penyebab

OMSK terhadap antibiotik ciprofloxacin dan amoksisilin-asam klavulanat.

SARAN

Hal-hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut :

1. Perlu pertimbangan yang lebih mendalam lagi terhadap regimen terapi

amoksisilin-asam klavulanat sebagai pilihan terapi pada OMSK karena

didapatkan angka resistensi yang cukup besar yang mencapai lebih dari 50%

dari keseluruhan bakteri yang berhasil dikultur.

2. Perlu penelitian lebih lanjut terhadap regimen-regimen terapi antibiotik

lainnya pada terapi OMSK dengan mekanisme penelitian yang sama.

3. Diperlukan jenis sampel yang spesifik lagi untuk penelitian ini misalnya

pengambilan sampel berdasarkan umur dan lama keluarnya sekret.

4. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap regimen terapi yang digunakan

pada rentang usia 5-12 tahun karena hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa

antibiotik ciprofloxacin lebih tinggi sensitifitasnya sedangkan kita ketahui

antibiotik tersebut dikontraindikasikan pada rentang usia tersebut.

5. Perlu penelitian lanjut terhadap jenis bakteri dan sensitifitasnya terhadap

antibiotik, misalnya dari jenis bakteri anaerob

10

Page 11: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

DAFTAR PUSTAKA

Adams, George L., Lawrence R. Boies., Peter A. Higler. 1997. Boeis: Buku Ajar Ilmu Penyaki THT. EGC: Jakarta.

Aggarwal, Mukkes, Ramanuj Sinha., Vasudeva Murali., et all. 2005. Comparative Efficacy and Safety Evaluation of Cefaclor vs Amoxycillin+clavulanate in Children with Acute Otitis Media(AOM). Available at: http://medind.nic.in/icb/t05/i3/icbt05i3p233.pdf

Alsaimary, Ihsan E, Ahmed M. Alabbasi, Jassim M. Najim. 2010. Impact of Multi Drug Resistant Bacteria on The Patogenesis Of Chronic Supuraive Otitis Media. Availabe from: http://www.academicjournals.org/ajmr/PDF/Pdf2010/4Jul/Alsaimary%20et%20al.pdf

Ballenger, Jhon Jacob. 1997. Penyakit Telinga Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Jilid 2, Edisi 13. Binapura Aksara: Jakarta

Budiarto, Eko. 2002. Metodologi Penelitian Kedokteran Sebuah Pengatar. EGC: Jakarta.

Depkes RI. 1997. Survey kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran pada 7 Propinsi di Indonesia tahun 1994-1996. Depkes Ri: Ditjen Pembinaan Kesehatan masyarakat.

Finlay, Jane., Linda miller., James A. Poupard. 2003. A Review of the Antimicrobial Activity of Clavulanate.(www.oxfordjournal.org ). Available at: http://jac.oxfordjournals.org/content/52/1/18.full.pdf+html.

Gomersall, Charles. 2010.The Dept of Anaesthesia & Intensive Care, The Chinese University of Hong Kong received funding for research on levofloxacin from Daiichi Pharmaceuticals  in 2002 and 2003. Available at: http://www.aic.cuhk.edu.hk/web8/quinolones.htm#ciprofloxacin

Helmi. 2005. Otitis Media Supuratif Kronis. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.Katzung, Betram G. 2006. Basic And Clinical Pharmacology. McGraw-Hill : San

Francisco.Koppad, Mallikarjun. 2006. Aerobic Bacteriological Study Of Chronic

Supurative Otitis Media And Their Antibiogram. Available at: http://119.82.96.197/gsdl/collect/disserta/index/assoc/HASH01c0/3c786506.dir/doc.pdf

.Lalwani, Anil K. 2007. Current Diagnostic And Treatment Otolaryngology Head And Neck Surgery Second Edition. McGraw-Hill Company : New York.

Loy, A H C., A L Tan., P K S Lu. 2002. Microbiology Finding Of Chronic Suppurative Otitis Media In Singapure. Singapure Medical Journal Vol 43(6): 469-499. Available at : www.sma.org.sg/smj/4306/4306a4.pdf.

11

Page 12: Naskah Publikasi sensitifitas ciprofloxacin vs amoksi-clav

Moersintowarti B. Narendra, 2002, Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi I, Jakarta : IDAI Jakarta

Sastroasmoro, Sudigdo., Sofyan Ismael. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara : Jakarta.

Second Meeting of the Subcommittee of the Expert Committee on the Selection and Use of Essential Medicines.2008. Fluoroquinolones in children. Second Meeting of the Subcommittee of the Expert Committee on the Selection and Use of Essential Medicines:Geneva.

Seopardi E., Arsyad Efiaty., Jenny Bashiruddin., et all. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Sukaryatin E., Rambu M., Kadriyan H., Trisna A., dkk. 2010. Pola Dan Sensitifitas Antibiotik Pada Pasien Kuman Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Benigna Di RSUP Mataram. Jurnal Kedokteran Mataram Edisi 5 Februari 2010 Hal. 1-5: Mataram.

Tahira, Mansoor, Mohammed Ayub Musani., Gulnaz Khalid., et all. 2009. Pseudomonas Aeruginosa In Chronic Suppurative Otiis Media: Sensitivity Spectrum Against Various Antibiotics In Karachi. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20524487.

Virella, Gabriel. 1997. Microbiology And Infectious Disease Third Edition. Williams And Willkins Waverly Company : USA.

World Health Organization. 1996.PREVENTION OF HEARING IMPAIRMENT FROM CHRONIC OTITIS MEDIA.Available at: www.who.int

World Health Organization. 2004. Chronic Suppurative Otitis Media: Burden Of Illness And Management Options. Who : Geneva. Available From : www.who.int/pbd/deafness/activities/hearing_care/ otitis _ media .pdf .

12