Upload
alim-sumarno
View
96
Download
4
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : PRAYOGA FAJAR KURNIAWAN, http://ejournal.unesa.ac.id
Citation preview
MUSIK SOH
DI DESA SUKOREJO KECAMATAN PARENGAN
KABUPATEN TUBAN
(TINJAUAN MUSIKOLOGIS)
Oleh :
Prayoga Fajar Kurniawan
082134233
JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2011/2012
1
Abstrak
SOH music Parengan Tuban village founded in 1990. SOH music in the village of Tuban
regency Parengan created by a musician from the area named Mr. Eko. This music is included in
the category of creative music. He was inspired to create music SOH of the surrounding
environment, which many craftsmen pitcher (where water from the clay which is used in rural
areas). From there Mr. Eko was inspired to turn a pitcher into a musical instrument. SOH
philosophy arises from a broom stick, which when we swept using a broom stick which means it
will sound SOH SOH members from the consists of several characters, but still in one discipline.
As a lot of sticks lidinya, but remained in a tie. Therefore, to accommodate their creativity in
music Music SOH formed.
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan alat musik saat ini sudah sangat kompleks. Seperti halnya alat musik
akustik maupun elektrik telah berkembang luas hingga menembus batas-batas koridor pada
umumnya. Pada ranah teknik permainan, alat musik akustik seperti biola, viola, cello, dan
lainnya dapat dimainkan oleh pemain yang berbakat pada tingkat kesulitan yang sangat tinggi.
Teknik memainkan alat musik cello dengan cara digesek bergeser menjadi dipetik dengan
mengkombinasikan nada yang harmonis sehingga menjadi sebuah akord. Saat ini alat musik
akustik sudah banyak bergeser menjadi alat musik elektrik. Seperti contohnya alat musik biola
yang dirancang menggunakan pick up guna menunjang keras lemahnya bunyi yang
dikeluarkan. Kesemuanya adalah hasil dari proses kreativitas dan imajinatif seniman dalam
menyampaikan ide atau gagasan melalui sebuah media alat musik.
Seniman kreatif sangat peka terhadap rangsangan lingkungan dalam mengeksplorasi
alat musik yang digemarinya. Di antara sebagian seniman kreatif yang telah melakukan hal-
hal tidak pada umumnya adalah Yngwie Malmsteen. Dia pernah memainkan gitar elektrik
dengan cara tidak dipetik melainkan digesek menggunakan tongkat penggesek biola. Seniman
lainnya adalah grup Appocalipso yang memainkan alat musik cello seperti permainan gitar
elektrik dengan menambahkan effect distortion. Namun perkembangan alat musik gesek pada
saat ini tidak hanya mencakup aspek teknik permainan dan sifat keakustikannya saja.
Eksplorasi pada bunyi yang dikeluarkan oleh sebuah media juga dapat menjadi alternatif ide
dan gagasan seniman seperti yang dilakukan oleh Eko Kasmo.
Eko Kasmo adalah seorang musisi asal Tuban yang berhasil mengeksplorasi sebuah
kendi yaitu alat yang biasanya dijadikan sebagai tempat minum disulap menjadi alat musik
3
perkusi. Bunyi yang dikeluarkan oleh kendi tersebut berasal dari kendi yang dipukul
menggunakan telapak tangan. Musik yang dikeluarkan dari kendi tersebut oleh Eko Kasmo
dinamakan “Musik SOH”.
Penulis sangat tertarik dengan apa yang dilakukan oleh Eko Kasmo dalam
mengeksplorasi sebuah kendi menjadi sebuah alat musikperkusi. Fenomena tersebut sangat
menarik untuk diungkap melalui pendekatan musikologis terutama pada akustik organologi
yang terkandung dalam “musik SOH” dan teknik permainannya.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini difokuskan pada unsur-unsur musikologis yang terkandung dalam “Musik
SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban. Bertolak dari fenomena “Musik SOH” sebagai
alat musik perkusi, maka dalam penulisan ini ditarik sebuah permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang penciptaan “Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban?
2. Bagaimana akustik organologi yang terkandung dalam “Musik SOH” di Desa Parengan
Kabupaten Tuban?
3. Bagaimana teknik permainan dalam “Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum makalah ini yaitu untuk mengungkap fenomena “Musik SOH” di Desa
Parengan Kabupaten Tuban ke dalam bentuk karya tulis ilmiah. Adapun tujuan khusus dalam
penulisan “Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban ini meliputi :
1. Untuk mendeskripsikan latar belakang “Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban.
2. Untuk menganalisa akustik organologi yang terdapat pada “Musik SOH” di Desa
Parengan Kabupaten Tuban.
4
3. Untuk mendeskripsikan Teknik Permainan “Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten
Tuban,
D. Manfaat Penelitian
Penulisan ini secara teoretik dapat memberikan kontribusi atau manfaat dalam
memahami fenomena “Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban. Kajian ini juga
bermanfaat secara signifikan untuk memahami latar belakang penciptaan “Musik SOH” di
Desa Parengan Kabupaten Tuban sehingga dapat memperkaya wacana kesenian yang ada di
Indonesia pada umumnya dan Tuban pada khususnya.
5
II. PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara yang dilakukan peneliti dalam menetapkan,
mengumpulkan, menganalisis, serta memvalidasi data guna menjawab rumusan masalah yang
telah ditetapkan. Adapun cara-cara yang digunakan dalam mengungkap fenomena musik SOH di
Desa Parengan Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut:
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Bogdan dan
Taylor dalam Moleong (2009: 4), bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Perilaku yang diamati dalam penelitian adalah gerak atau
aktivitas seniman musik SOH yaitu Eko Kasmo dalam melakukan kegiatan berkesenian, baik
pada tahap eksplorasi maupun latihan. Di dalam pengamatan tersebut, dilakukan teknik-
teknik guna mendapatkan data. Secara keseluruhan, desain kualitatif ini dimaksudkan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya.
b. Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data meliputi usaha membatasi penelitian,
mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara baik yang terstruktur maupun
tidak, foto, serta usaha-usaha untuk merancang protokol guna merekam/ mencatat informasi
(Creswell, 2010: 266). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik-teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
6
1. Observasi
Observasi dilakukan secara tidak langsung, yaitu peneliti tidak berperan serta (non
partisipan) dalam kegiatan/ aktivitas yang dilakukan oleh seniman musik SOH. Dalam hal
ini peneliti hanya mengamati dari luar saja semua perilaku dan aktivitas yang dilakukan
seniman tersebut. Kegiatan, aktivitas, maupun perilaku yang diamati oleh peneliti direkam
dan dicatat sebagai usaha untuk mengumpulkan data.
Aktivitas subjek yang menjadi sasaran penelitian meliputi: (1) kehidupan sehari-hari
subjek, (2) proses eksplorasi subjek terhadap kendi, (3) proses latihan dalam mengolah
suara dan ritme yang dihasilkan oleh kendi, (4) proses kreatif subjek, (5) aktivitas
berkesenian subjek dengan masyarakat setempat.
2. Foto
Teknik foto juga dilakukan guna menunjang analisis data yang dilakukan oleh
peneliti. Foto ini berupa materi audio dan video, sertifikat penghargaan, dokumen yang
ditulis oleh Djagat Pramudjito, dan foto-foto objek terkait dengan akustik organologi
yang akan diuraikan peneliti. Penfotoan berupa rekaman audio dimaksudkan untuk
memberi kesempatan bagi partisipan dalam berbagi pengalamannya secara langsung
(Creswell, 2010: 270).
7
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Latar Belakang Musik SOH di Desa Parengan Kabupaten Tuban
Musik SOH di desa Parengan Kabupaten Tuban berdiri tahun 1990. Musik SOH
di Desa Parengan Kabupaten Tuban di ciptakan oleh seorang musisi asal daerah tersebut
yang bernama Bapak Eko. Musik ini termasuk dalam kategori musik kreatif. Beliau
menciptakan musik SOH tersebut diilhami dari lingkungan sekitarnya, yang mana banyak
sekali pengrajin kendi (tempat air dari tanah liat yang biasa digunakan di pedesaan). Dari
situ Bapak Eko terinspirasi untuk menyulap sebuah kendi menjadi sebuah alat musik.
Dalam bermain beliau juga tidak sendiri. Beberapa teman-teman musisi dari
daerah setempat juga membantu memainkan musik SOH tersebut. SOH timbul dari
filosofi sapu lidi, dimana saat kita menyapu menggunakan sapu lidi akan terdengar SOH
yang artinya anggota dari SOH tersebut terdiri dari beberapa karakter tetapi tetap dalam
satu disiplin ilmu. Seperti sapu lidi yang banyak sekali lidinya, tetapi tetap dalam satu
ikat. Maka dari itu, untuk menampung kreatifitas mereka dalam bermusik dibentuklah
Musik SOH.
Dalam buku Metode Pengembangan Seni, Joseph Machlis (1963) mendefinisikan
musik sebagai berikut:
Bahasa emosi. Menurutnya musik merupakan suatu media komunikasi. Musik
seperti halnya bahasa memiliki tata bahasa, ilmu kalimat, dan retorik. Namun
demikian lanjutnya, musik dibedakan dengan bahasa. Elemen “kata” pada bahasa
adalah materi konkret yang memiliki makna yang tetap, sedangkan “bunyi dan
nada” pada musik bersifat abstrak dan hanya bermakna ketika dia berada di
antara nada-nada lainnya yang tersusun indah dan harmonis.
8
Musik SOH juga menjadi suatu media komunikasi antara pemain satu dan yang
lainnya. Musik SOH memiliki tata cara permainan tersendiri sehingga memiliki
karakteristik suara tersendiri. Serta merupakan musik ciri Khas dari desa Parengan
Kabupaten Tuban.
b. Akustik Organologi Kendi yang digunakan
Untuk memahami alat musik SOH yaitu kendi,penulis melakukan kajian akustik
organologi untuk memastikan asal bunyi yang dikeluarkan oleh kendi. Dengan demikian,
penulis mengidentifikasi tentang hukum teoretis suara secara sederhana beserta sifat-
sifatnya. Akustik (accoustic) yaitu (1) merupakan ilmu pengetahuan tentang suara (bunyi)
yang berkenaan dengan keindahan dan kesempurnaan pendengaran dalam suatu ruang; (2)
akustik juga dapat diartikan sebagai alat musik dengan suara asli tanpa bantuan penguat
bunyi elektrik (Banoe, 2003: 18).
Berdasarkan penggetar utama penghasil bunyinya, kendi digolongkan sebagai idiofon.
Hal ini diperkuat oleh sistem klasifikasi alat musik Sachs-Hornbostel yang membedakan
alat musik melalui sumber penggetar utama dari bunyi yang dihasilkan oleh sebuah alat
musik.Beberapa alat musik dalam sistem klasifikasi Sachs-Hornbostel adalah:
1. Membranofon, dimana penggetar utama penghasil bunyi adalah membran
atau kulit. Contohnya gendang dan drum.
2. Idiofon, dimana penggetar utama penghasil bunyi adalah badan atau
tubuh dari alat musik itu sendiri. Contohnya gong, cymbal, dan alat
perkusi.
3. Aerofon, dimana penggetar utama penghasil bunyi adalah udara.
Contohnya seruling, terompet, dll.
9
4. Kordofon, dimana penggetar utama penghasil bunyi adalah dawai yang
direnggangkan. Contohnya gitar dan biola.
Sifat akustik sebuah alat musik juga dapat menyebabkan warna suara yang berbeda.
Warna suara disebut juga dengan kolorit. Kolorit dapat disebabkan oleh berbagai faktor
baik karena sumber bunyi itu sendiri maupun pengaruh resonatornya. Secara garis besar
dapat dikemukakan bahwa perbedaan warna suara itu dapat disebabkan oleh:
a. Bahan sumber bunyi yang berlainan.
b. Bentuk sumber bunyi yang berlainan.
c. Cara membunyikan yang berlainan.
Berikut adalah gambaran mengenai spesifikasi kendi yang sering digunakan oleh
Bapak Eko:
a. Kendi kecil
Spesifikasi Kendi kecil adalah sebagai berikut:
Bahan dasar : Tanah Liat
Tinggikendi : 13 cm
Diameter Atas : 4 cm
Diameter tengah : 13 cm
Diameter Bawah : 6 cm
Diameter lubangsamping : 1,5 cm
Tebal kendi : 0.5 mm
Hasil analisis akustik organologi terhadap kendi yang digunakaBapakEko adalah
sebagai berikut:
10
4 cm
13 cm
13 cm
1,5 cm
6 cm
c. Teknik Permainan kendi pada musik SOH
Teknik permainan adalah cara atau teknik sentuhan pada alat musik (Banoe, 2003:
409). Dalam teknik permainan “Musik SOH” yang dilakukan oleh BapakEko akan didapat
unsur-unsur musik yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, penulismengkaji dan
menganalisa teknik permainan BapakEko dalam memainkan “kendi”. Berikut adalah dasar
pijakan yang digunakan untuk menelaah lebih dalam terkait dengan bagaimana cara
seniman Bapak Eko melakukan teori musik pada “Musik SOH” :
a. Posisi : yaitu posisi pemain dalam memainkan alat musik. Dalam hal ini yang
dimaksud penulis adalah posisi BapakEko dalam memainkan kendi.
BerikutadalahgambarposisimemegangkendimenurutBapakEko :
11
Posisi memegang kendi yaitu tangan kanan berada pada lubang bagian kendi
sebelah atas sedangkan tangan kiri berada pada lubang kendi samping.
b. Teknik permainan: yaitu cara atau teknik sentuhan pada alat musik. Berikut beberapa
teknik permainan yang digunakan untuk memainkan kendi :
1. Slaps
Slaps adalah teknik permainan kendi dengan cara tangan kiri menutup
lubang kecil secara penuh, sedangkan tangan kanan memukul lubang besar secara
penuh tanpa celah. Berikut adalah gambar teknik permainan slaps pada kendi :
12
2. Taps
Taps adalah teknik permainan kendi dengan cara telapak tangan kiri
menutup setengah pada bagian lubang kecil kendi, sedangkan jarinya memukul
sisi kendi yang bergantian dengan jari tangan kanan, dan telapak tangan kanan
berperan sebagai penutup lubang pada kendi bagian atas.
Kuat lemahnya bunyi pada teknik permainan taps terletak pada telapak tangan
kanan. Jika ingin menghasilkan suara taps yang kuat dan jernih, telapak tangan
kanan membuka lubang pada bagian atas kendi secara penuh. Berikut adalah
gambar teknik permainan taps.
3. Swoop
Swoop adalah teknik permainan kendi dengan cara tangan kiri membuka
lubang kecil secara penuh, sedangkan tangan kanan memukul lubang besar pada
bagian atas dengan sedikit member celah dan langsung mengangkatnya seolah
menyambar, sehingga menghasilkan suara bung-bung yang menukik secara tiba-
13
tiba ke pitch yang lebih tinggi. Berikut adalah gambar dari teknik permainan
swoop.
Suara yang keluar dari kendi berasal dari ruang kosong ditengah kendi serta
memakai bantuan tangan untuk memukulnya. Bunyi yang dihasilkan pun cukup unik
dan menarik.
Permainan kendi menggunakan rasa dan beberapa bentuk ritmis yang sudah
disepakati. Gabungan beberapa ritmis yang dimainkan dari kendi akan membentuk
suatu musik yang indah. Yang perlu diperhatikan dalam permainan Musik SOH ini
adalah ritmis, tempo, dan dinamika.
1. Tempo : yaitu waktu atau kecepatan. Peneliti akan menganalisis tempo yang sering
digunakan dalam permainan alat musik gergaji gesek beserta pengaruh dan
pertimbangan-pertimbangan penggunaan tempo tersebut.Tempo didalam musik
digolongkan kedalam 3 bagian yaitu:
a) Tanda ukuranwaktuatau tempo lambat
Largissimo = Sangat lembut (sangat perlahan-lahan)
Largo = Lebar (perlahan-lahan)
14
Adagio = Lambat
Lento = Lambat menyeret
Grave = Khidmat dan berat
Largetto = Agak pelan
b) Tanda ukuran waktu atau tempo sedang
Andante = Berjalan biasa
Andantino = Agak cepat dari Andante (kurang cepat)
Moderato = Sedang
AllegroModerato = LebihcepatdaripadaModerato dan lebihlambatdaripadaAllegro
c) Tanda ukuranwaktuatau tempo cepat
Allegretto = Ringan dan agakcepat
Allegro = Cepat
Presto = Cepattergesa-gesa
Prestissimo = Secepat-cepatnya
Jika ingin memainkan musik ini, sesama pemain harus memperhatikan tempo, agar
musik dapat mengalun dengan jelas. Musik SOH sering menggunakan tempo Alegretto
(ringan dan agak cepat) dan allegro (Cepat).
c. Dinamika : yaitu keras lemahnya bunyi.
Dinamika yang menunjukkan perubahan tempo dan intensitas antara lain:
a)Tanda < disebut crescendo (disingkat cresc), artinya bertambah kuat.
b) Tanda > disebut decrescendo (disingkat decresc), artinya melemah (Depdikbud,
1982:34).
15
”Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban hasilnya juga tidak kalah
menarik dengan instrument ritmis pada umumnya. Bisa dibunyikan lembut, kuat sesuia
dengan selera dan alunan musik yang dimainkan.
16
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulakan :
- ”Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban diciptakan oleh musisi asli daerah
Tuban yaitu Bapak Eko. Musik ini adalah musik kreasi dan berisi luapan emosi
tentang ekonomi serta diilhami dari kebiasaan masyarakat sebagai pengrajin kendi.
- ”Musik SOH” di Desa Parengan Kabupaten Tuban memiliki teknik permainan yang
unik, kendi memang bukan instrumen musik tetapi dapat menghasilkan bunyi yang
harmonis dan dapat berfungsi sebagai pengganti instrumen ritmis.
B. Saran
Sebagai putra daerah yang berkecimpung di bidang kesenian, maka saran yang dapat saya
berikan antara lain :
- Untuk para seniman hendaknya mempertahankan eksistensi ”Musik SOH” di Desa
Parengan Kabupaten Tuban dengan cara banyak mengadakan pertunjukan atau
festifal tentang musik ini, supaya musik ini dapat diketahui masyarakat banyak dan
menginspirasikan orang yang melihat supaya tergugah untuk mempelajarinya.
- Untuk generasi muda yang sudah mengetahui ”Musik SOH” di Desa Parengan
Kabupaten Tuban, khususnya generasi muda Tuban, supaya mau mempelajari musik
ini. Terlebih-lebih generasi muda mempunyai ide kreatif baru untuk membuat musik
SOH menjadi unik dan terkenal.
17
DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius.
Bebas, (Online), ("http://id.wikipedia.org/wiki")
Kasmo, Eko. 2012. Nara Sumber. Tuban.
Media Internet. 3 April 2012. 13.00 WIB. Wikipedia Indonesia. Ensiklopedia
Tim Penyusun, 1982. Pengetahuan Dasar musik, Depdikbud.
18