Upload
andi-nova
View
328
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Modul 1 Batuk si JhoniBobby Azila Carolina Irwin Andi Pretty Prastiwi Falbianus Veradita
Skenario Jhoni berumur 3 tahun dibawa ke puskesmas oleh ibunya dengan keluhan utama batuk, dan sedikit sesak. Tujuh hari yang lalu ia menderita influenza sama seperti kakaknya. Ibunya sudah memberinya obat tapi tidak ada perbaikan, tidak seperti kakaknya yang segera sembuh. Kondisi tidaklah baik. Dia menderita demam dan batuk dengan batuk berulang-ulang. Pemeriksaan fisik menunjukkan : cachexia, perut buncit, lemah, dan sedikit sesak. Pemeriksaan laboratorium hasilnya: telur Ascaris ++ pada fesesnya dan terdapat leukositosis. Terangkan pada si ibu apa yang terjadi pada anaknya?
Kata sulit Cachexia keadaan malnutrisi yang ditandai dengan anorexia, penurunan berat badan, muscle wasting, asthenia, depresi, nausea kronik dan anemia yang menyebabkan distress psikologis, perubahan dalam komposisi tubuh, gangguan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, cairan jaringan, keseimbangan asam basa, kadar vitamin dan elektrolit (Trujillo, 2005).
Key Word Anak laki-laki berumur 3 tahun Keluhan Utama: Batuk Sedikit sesak
Riwayat penyakit: 7 hari yang lalu menderita influenza bersamaan dengan kakaknya Pemberian obat yang sama, jhoni tidak sembuh tetapi kakaknya sembuh Demam dan batuk berulang
Key Word Keadaan Umum: Kondisi tidak baik
Pemeriksaan fisik:
Cachexia Perut buncit Lemah Sedikit sesak
Pemeriksaan laboratorium: Feses = Telur Ascaris ++ Terdapat leukositosis
Key ProblemAnak laki-laki berumur 3 tahun mengalami batuk dan sedikit sesak
Pertanyaan Apa etiologi dari keadaan yang dialami pada Jhoni? Bagaimana epidemiologi Ascariasis ? Bagaimana faktor resiko Ascariasis ? Bagaimana hubungan keluhan utama dengan hasil pemeriksaan laboratorium? Mengapa keluhan batuknya berulang? (akibatnya,infeksi virus dan bakteri,patologi, dan patofisiologi) Bagaimana siklus hidup Ascaris ? Bagaimana mekanisme terjadinya perut buncit, demam, cachexia, lemah, dan sesak? Mengapa setelah diberikan obat yang sama dengan kakaknya,tetapi jhoni tidak kunjung sembuh (batuk dan influenza)?
Pertanyaan Bagaimana hubungan keluhan utama dengan riwayat influenza? Bagaimana hubungan hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan feses (ascaris ++) pada jhoni? Mengapa terjadi peningkatan leukosit? Bagaimana langkah-langkah penegakan diagnosis? Bagaimana penatalaksanaan dari Ascariasis? Bagaimana komplikasi dari Ascariasis? Bagaimana prognosis dari Ascariasis?
Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Infeksi Parasit
Sasaran PembelajaranSetelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang: 1. Etiologi Ascariasis 2. Siklus hidup Ascaris 3. Epidemiologi ascariasis 4. Faktor predisposisi dari skenario 5. Manifestasi Klinis 6. Patomekanisme dari keadaan pasien (Batuk berulang, influenza, cachexia, perut buncit, lemah dan sesak) 7. Penegakan diagnosis ascariasis 8. Penatalaksanaan ascariasis 9. Komplikasi 10. Prognosis
alergi
Non infeksi
Batuk & sesak
infeksi
Virus
Bakteri
parasit
DD Etiologi Epidemiologi
Prognosis Kompilkasi Ascariasis Penatalaksanaan
Faktor Predisposisi Manifestasi Klinis Patomekanisme
Penegakan diagnosis
Epidemiologi Terdapat di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dengan suhu panas dan sanitasi lingkungan yang buruk. Di Indonesia prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak mencapai 60-70 %. Usia yang mudah terkena askariasis :1 10 tahun pada anak-anak
Etiologi Ascaris lumbricoidesAscaris lumbricoides (Cacing dewasa betina) Klasifikasi ilmiah Karakteristik Ukuran cacing dewasa Jantan : P. 15-30 cm L. 0,2-0,4 cm Betina : P. 20-35 cm L. 0,3-0,6 cm Umur cacing dewasa : 1 2 tahun Lokasi cacing dewasa : Usus halus Ukuran telur P. 60-70 m L. 40-50 m Jumlah telur/cacing betina/hari : 200.000 telur
Kerajaan : Animalia Filum : Nematoda Kelas : Secernentea Ordo : Ascaridida Famili : Ascarididae Genus : Ascaris Spesies : A. lumbricoides
Siklus Hidup
Patofisiologi & manifestasi klinis
Telur askaris infektif
Venule limfe hati jantung paru-paru
Larva merusak kapiler
Matur cacing dewasa
Usus halus
Larva rabditiformi s
Glotis epiglotis esopphagus
Kembali ke usus halus
FASE MIGRASI
1. Fase perpindahan larva dari darah ke paru-paru
Manifestasi Klinis
2. Fase cacing dewasa usus
Gejala klinis akibat askaris dapat asimtomatis. Gejala yang timbul biasanya sesuai dengan organ yang dilalui oleh larva atau cacing dewasa (migrasi) Gejala yang nyata bervariasi, dapat berupa : Nyeri perut dengan kolik di daerah epigastrium Perut buncit (pot belly) Mual, kadang-kadang sampai muntah Penderita cengeng Anoreksia Susah tidur Diare dll
Bila dikelompokkan menurut migrasi askaris, gejala klinis dapat berupa : 1. Spoliative Anak yang menderita askariasis biasanya Action dalam keadaan distrofi, hal ini disebabkan oleh diare dan anoreksia 2. Toksin Cimura dan Fujiberhasil membuat ekstrac askaris yang disebut Askaron. Namun pada penelitian berikutnya tidak dapat ditemukan toksin yang spesifik dari askaris. Manifestasi alergi : Asma, bronchial, urtikaria, hiperesonifilia dan sindrom loffer. Dalam lumen usus, cacing askaris dapat berkumpul dan membentuk suatu bolus yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan obstruksi (2:1000 / th).
3. Alergi
4. Traumatic Action
5. Erratic Action
Beberapa bahan iritan tertentu seperti tetrakloretilen (obat ankilostoma masa lalu) dan demam dapat sebagai factor yang merangsang migrasi aberantis askaris, diantaranya : dalam lambung : mual, muntah, nyeri perut terutama di epigastrium, dan kolik. Di nasofaring, askaris dapat migrasi ke tuba eustachii sehingga dapat menimbulkan Otitis Media Akut (OMA). laring-trakea-bronkus : penyumbatan jalan nafas dan asfiksia. Askaris dapat menetap di dalam duktus koledokus dan bila menyumbat saluran tersebut dapat terjadi ikterus obstruktif. Cacing juga dapat mengiritasi dan menyebabkan infeksi sekunder hati (abses kecil dan hepatitis). Di otak dan menimbulkan abses kecil Dalam ginjal dapat menyebabkan nefritis
6. Irritative Action
Bila terjadi jumlah yang banyak di usus halus maupun kolon, dapat merangsang dan menyebabkan diare ( apendisitis akut) dan muntah sehingga dapat terjadi dehidrasi dan asidosis, dan bila berlangsung menahun dapat terjadi malnutrisi.
Diagnosis Banding
Keterangan Angka Kejadian (juta) Daerah Endemik Tahap Infektif Jalur Infeksi Lokasi pada Gastrointestinal Ukuran Dewasa Larva melewati paru-paru Masa Inkubasi(hari) Lama Jumlah Telur per Hari
Ascaris lumbricoides 1221 Seluruh dunia Telur Oral Lumen jejunum 15 40 cm Iya 60 75 1 th 240,000
Necator americanus, Ancylostoma duodenale 740 Daerah panas Filariform larva Percutaneous Mukosa jejunum 7 12 mm Iya 40 100 N. americanus: 2 5 th A. duodenale: 6 8 th N. americanus: 4000 10,000 A. duodenale: 10,000 25,000 Iron-deficiency anemia pada infeksi berat
Strongyloides stercoralis 50 Daerah panas Filariform larva Percutaneous atau autoinfection Mukosa usus halus 2 mm Iya 17 28 Bertahun-tahun (krn autoinfection) 5000 10,000
Gejala Utama
Terkadang obstruksi gastrointestinal atau bilier
Gejala gastrointestinal; malabsorpsi atau sepsis bila hyperinfection
Tahap Diagnostik
Telur pada feses
Telur pada feses baru, larva pada Larva pada feses atau feses. aspirasi duodenal, sputum pada hyperinfection Mebendazole Pyrantel pamoate Albendazole Ivermectin Albendazole
Pengobatan
Mebendazole Albendazole Pyrantel pamoate Ivermectin
Penegakan Diagnosis Anamesis Riwayat pergi ke daerah endemik Sanitasi dan hygiene yang buruk Sering main ditanah Pemeriksaan Fisik cachexia Perut buncit Sesak Obstruksi ileus Diare Obstipasi
Pemeriksaan Penunjang Identifikasi telur askaris yang khas dalam feses dengan pemeriksaan mikroskopik Secara makroskopis, Adanya cacing askaris keluar bersama dengan muntah atau tinja penderita Pemeriksaan darah tepi menunjukkan eosinofilia pada awal infeksi.
Penatalaksanaan
Pencegahaan Perbaiki sanitasi, higiene pribadi & lingkungan kebiasaan mencuci tangan kebiasaan memakai alas kaki memotong kuku kebiasaan bermain ditanah kepemilikan jamban kebersihan lantai rumah ketersediaan air bersih
Komplikasi Obstruksi Usus Perforasi Usus
Prognosis Pada umumnya askariasis mempunyai prognosis yang baik. Dengan pengobatan angka kesembuhan 7090%