Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan
Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
90
MODEL REKRUTMEN, SELEKSI, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN,
PENILAIAN KINERJA, DAN KOMPENSASI KARYAWAN DALAM
PERSPEKTIF MANAJEMEN SYARI’AH
Abstract
This research aims to represent the design of the
recruitment process model, selection, training and
development, assessment of performance and
compensation of employees based on sharia perspectives
on the company or organization. Using qualitative
research type approaches with literature study methods
and descriptive analysis. The results of the study showed
that the model of recruitment, selection, training and
development, assessment of performance and
compensation that is based on sharia values, will give the
ability of an Insani resource that has technical capability,
and has the moral, loyalty and sense of responsibility in
a company.
Keywords:
Recruitment, selection, Sharia Management Model.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merepresentasikan
rancang model proses rekrutmen, seleksi, pelatihan dan
pengembangan, penilaian kinerja dan kompensasi
karyawan berdasarkan perspektif syari’ah pada
perusahaan atau organisasi. Menggunakan pendekatan
jenis penelitian kualitatif dengan metode studi literatur
dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
model rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan,
penilaian kinerja dan kompensasi yang implemtasinya
didasari dengan nilai-nilai syari’ah, akan memberikan
oauput sumber daya insani yang memiliki kemampuan
secara teknis, dan memiliki moral, loyalitas serta rasa
tanggung jawab di sebuah perusahaan.
Kata Kunci: Model Rekrutmen, Seleksi, Manajemen Syari’ah
Miko Polindi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bengkulu E-mail: [email protected]
Ida Farida Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Gunung Djati Bandung
E-mail: [email protected]
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan
Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
91
PENDAHULUAN
Karyawan atau sumber daya manusia
merupakan komponen yang sangat penting
dalam suatu perusahaan atau organisasi. Karena
sumber daya manusia adalah motor penggerak
untuk melakukan setiap aktivitas yang ada di
perusahaan tersebut. Sumber daya manusia
diartikan sebagai “sumber” dari kekuatan yang
berasal dari manusia-manusia yang dapat
didayagunakan oleh perusahaan, yang merujuk
kepada individu-individu yang ada pada suatu
perusahaan tersebut. (Meldona, 2009). Sumber
daya manusia merupakan satu-satunya sumber
daya yang memiliki akal perasaan, keinginan,
keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan
karya. (Sutrisno, 2012).
Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa
sumber daya manusia merupakan individu atau
insani yang memiliki daya akal pemikiran,
perasaan, keterampilan dan pengetahuan serta
dorongan untuk berkarya. Sumber daya manusia
berperan lebih besar daripada modal financial
dalam perusahaan. Sehingga sumber daya
manusia memiliki peranan yang sangat penting
dalam menjalankan kegiatan operasional pada
perusahaan. Oleh karena itu untuk menjalankan,
mengatur dan mengendalikan sebagai fungsi
operasionalnya, maka diperlukan suatu
manajemen sumber daya manusia.
Fungsi operasional manajemen sumber
daya manusia meliputi tentang penentuan atau
pengaturan aktivitas sumber daya manusia yang
ada dalam suatu perusahaan. Aktivitas yang
dimaksud disini adalah semua kegiatan yang
berkaitan dengan sumber daya manusia.
Sedangkan kegiatan manajemen sumber daya
manusia adalah seputar penentuan aktivitas
karyawan, dimulai dari seleksi calon karyawan,
pelatihan dan pengembangan karyawan serta
semua aktivitas lain terkait dengan awal masuk
karyawan hingga masa pensiun atau pemutusan
hubungan kerja. (Sinn, 2012)
Perusahaan harus mempunyai prestasi
sebagai faktor pembeda dengan perusahaan lain
yang dimiliki oleh setiap sumber daya manusia
yang ada pada perusahaan, hal inilah yang akan
menjadikan perusahaan lebih baik dalam
menjalankan tujuannya. Jika suatu perusahaan
dikelola dengan baik oleh sumber daya manusia
maka seluruh kegiatan operasional perusahaan
akan berjalan secara efektif dan efesien. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu manajemen sumber
daya manusia yang baik dan berkualitas oleh
perusahaan agar dapat menciptakan sumber
daya manusia yang handal kedepannya.
Setiap perusahaan tentu menginginkan
sumber daya manusia yang memiliki
produktifitas dan kualitas yang mumpuni.
Namun untuk mendapatkan sumber daya
manusia semacam itu tidaklah mudah, harus
dilakukan model perekrutan, seleksi, pelatihan
dan pengembangan serta penempatan yang tepat
agar perusahaan memperoleh sumber daya
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
92
manusia yang produktif. Pelaksanaan
rekrutmen, seleksi dan penempatan tidak cukup
dengan hanya keahlian saja, tetapi harus diiringi
dengan memiliki kepribadian yang baik sesuai
dengan prinsip syari’ah. (Cupian, 2020). Proses
rekrutmen, dan seleksi harus dilakukan dengan
baik dan tepat agar tersedianya karyawan yang
pantas dan layak untuk menempati posisi
pekerjaan tertentu dalam perusahaan. (Mardiah,
2016).
Mengingat saat ini institusi yang berbasis
syari’ah terus semakin berkembang, tentu
pengembangan sumber daya manusia
khususnya bagi institusi yang berbasis syari’ah
semakin menjadi kebutuhan. Sehingga
diperlukan model tentang bagaiman cara
rangakaian proses mulai dari perekrutan,
seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian
kinerja dan kompensasi dalam perspektif
manajemen syari’ah. Aspek perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, penelitian ini akan
merepresentasikan rancang model proses
rekrutmen, seleksi, pelatihan dan
pengembangan, penilaian kinerja dan
kompensasi dalam perspektif syari’ah.
TINJAUAN TEORITIS
Rekrutmen
Rekrutmen merupakan proses yang
dilakukan dalam operasional manajemen
sumber daya manusia pada suatu
perusahaan/organisasi setelah melakukan
penentuan analisis pekerjaan (job analysis).
Aktivitas ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan/organisasi yang
kekurangan tenaga kerja (sumber daya manusia)
pada bidang pekerjaan tertentu. Sehingga
melakukan perekrutan sumber daya manusia
guna menempati posisi pekerjaan yang di
butuhkan.
Dalam beberapa literatur ada banyak
sumber yang mendiskripsikan definisi tentang
rekrutmen itu sendiri. Ada yang mendefinisikan
bahwa rekrutmen adalah suatu proses mencari
tenaga kerja dan mendorong serta memberikan
pengharapan kepada mereka untuk melamar
pekerjaan pada perusahaan. (Sastrohadiwiryo,
2005) Rekrutmen adalah kegiatan untuk
mendapatkan sejumlah tenaga kerja dari
berbagai sumber, sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan, sehingga mereka mampu
menjalankan misi perusahaan atau organisasi
untuk merealisasikan visi/tujuan. (Yuniarsih,
2009) Rekrutmen adalah sebuah proses dalam
mencari dan menarik (membujuk untuk
melamar) pelamar untuk memenuhi syarat
untuk mengisi jabatan/posisi tertentu yang
lowong, yang telah diidentifikasi dalam
perencanaan sumber daya manusia, berawal dari
calon karyawan dicari dan berakhir saat lamaran
mereka diterima, sehingga hasil dari rekrutmen
adalah sekumpulan pelamar kerja yang akan
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
93
diseleksi untuk menjadi karyawan baru.
(Meldona, 2009) Dari beberapa definisi
ditersebut, secara umum dapat dipahami bahwa
rekrutmen adalah proses pencarian calon tenaga
kerja baik dari eksternal maupun internal
perusahaan/organisasi sebelum masuk kepada
tahap seleksi. Kegiatan rekrutmen ini
merupakan kelanjutan dari dari apa yang sudah
direncanakan pada proses awal perencanaan
sumber daya manusia perusahaan/organisasi.
Seleksi
Seleksi adalah kegiatan untuk menentukan
dan memilih tenaga kerja yang memenuhi
kreteria yang telah ditetapkan perusahaan serta
memprediksi kemungkinan keberhasilan atau
kegagalan individu dalam pekerjaan yang akan
diberikan kepadanya. (Sastrohadiwiryo, 2005).
Artinya seleksi adalah proses pemilihan dari
sekelompok pelamar pekerja, yang paling
memenuhi kreteria seleksi untuk posisi yang
tersedia, yang dilakukan oleh perusahaan.
Seleksi calon tenaga kerja merupakan
langkah ketiga pada pemilihan karyawan dalam
kegiatan manajemen sumber daya manusia di
suatu perusahaan/organisasi. Dimana langkah
awal yakni melakukan analisis pekerjaan,
kemudian melakukan rekrutmen kemudian
sampai kepada proses seleksi. Pada prinsipnya
seleksi calon tenaga kerja atau karyawan adalah
membandingkan karyawan yang diinginkan
dengan calon karyawan. (Abu Fahmi, 2014).
Dalam praktiknya sering kali seleksi
dijalankan bilamana terdapat jumlah pelamar
(tenaga kerja) melebihi kebutuhan. Seleksi
umumnya dilakukan bilamana tenaga kerja yang
dibutuhkan lebih kecil dari jumlah tenaga kerja
yang bersedia bekerja dalam perusahaan.
(Marihot Manullang, 2006). Akan tetapi hal
tersebut merupakan suatu kesalahan umum yang
dilaukan oleh suatu perusahaan/organisasi
bilamana konsep itu di terapkan. Karena
menurut hemat penulis, seleksi haruslah tetap
dilakukan meskipun jumlah pelamar kerja lebih
kecil dibandingkan dengan kebutuhan tenaga
kerja. Sebab dengan dilakukannya seleksi akan
didapati sumber daya manusia yang lebih
kompeten lagi yang nantinya akan memiliki
dampak terhadap kemajuan visi misi
perusahaan/organisasi yang telah direncanakan.
Pelatihan (Training) dan Pengembangan
(Development)
Pelatihan (training) adalah suatu usaha
peningkatan pengetahuan (knowledge) dan
kemampuan (skill) seorang karyawan untuk
menerapkan aktivitas kerja tertentu. Atau proses
jangka pendek yang mempergunakan prosedur
sistematis dan terorganisasi dimana pegawai
non manajerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
94
Dengan kata lain pelatihan merupakan salah
satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan seorang
karyawan dalam menjalankan aktivitas
kerjanya. (Suwatno. Dkk, 2011). Artinya disini,
seorang karyawan dituntut untuk memiliki ilmu
pengetahuan ataupun kemampuan yang bersifat
skill melalui pelatihan guna untuk
meningkatkan kompetensinya sebagai
karyawan.
Sedangkan pengembangan (Development)
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
latihan. (Hasibuan, 2006). Pengembangan
merupakan aktivitas memelihara dan
meningkatkan kompetensi karyawan guna
mencapai efektivitas organisasi/perusahaan.
(Yuniarsih, 2009).
Pengembangan biasanya berhubungan
dengan peningkatan kompetensi, produktivitas,
disiplin, sikap, moral dan etos kerja karyawan
yang dilakukan melalui pelatihan. Dengan
demikian pelatihan dan pengembangan
merupakan satu kesatuan yang memiliki
keterkaitan satu sama lain. Dikatakan demikian
karena kegiatan pelatihan terhadap karyawan
bertujuan untuk pengembangan kompetensi dan
kemampuan teknis karyawan guna
meningkatkan kinerja dalam menunaikan
tanggung jawab pekerjaannya. Sehingga
melalui pelatiahan dan pengembangan,
karyawan di tuntut agar dapat memperoleh ilmu
yang akan mampu meningkatkan kompetensi
diri agar dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan baik.
Penilaian Kinerja (Performence Assessment)
Kinerja (performance) itu mengacu kepada
tingkat pencapaian yang membentuk pekerjaan
karyawan, dan juga yang mencerminkan
seberapa baik karyawan dalam memenuhi
persyatakan sebuah pekerjaan. Baik atau
buruknya kinerja karyawan akan diukur dari
hasil pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran
hasil kinerja adalah sebuah upaya dalam
penilaian kinerja karyawan untuk mengevaluasi
kinerja secara objektif guna menentukan
perencanaan pencapaian tujuan dalam suatu
perusahaan secara optimal.
Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan manajemen penilai untuk
menilai kinerja karyawan dengan cara
membandingkan kinerja atas kinerja dengan
deskripsi pekerjaan dalam suatu preode tertentu,
biasanya dalam satu tahun kebelakang.
(Sastrohadiwiryo, 2005) Penilaian kinerja
adalah proses yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
karyawan. Penilaian kinerja merupakan
instrumen penting dalam kegiatan manajemen
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
95
sumber daya manusia, untuk digunakan dalam
menjelaskan tujuan dan standar kinerja. Hal ini
akan menjadi pedoman dalam mengambil
keputusan-keputusan yang mempengaruhi
kompensasi/ gaji, pemberhentian dan kegiatan
karyawan lainnya.
Konpensasi (Compensation)
Kompensasi adalah total seluruh imbalan
yang diterima para karyawan sebagai pengganti
jasa yang telah mereka berikan. (Mondy, 2008).
Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima
karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
(Husen Umar, 2005). Kompensasi merupakan
item yang sangat penting dan perlu perhatian
khusus dalam seuatu perusahaan/organisasi.
Sebab kompensasi memiliki dampak yang
segnifikan terhadap kinerja karyawan dalam
sebuah perusahaan. Dikatakan demikian karena
“jika kompensasi diberikan secara benar, maka
para karyawan akan lebih terpuaskan dan
termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran
perusahaan/organisasi”. (Abu Fahmi, 2014).
Secara pengelompokan, kompensasi
terbagi kepada dua jenis yaitu kompensasi
langsung dan kompensasi tdiak langsung. Yang
dimaksud dengan kompensasi yaitu bayaran
yang diterima oleh karyawan dalam bentuk
upah, gaji, komisi dan bonus. Sedangkan
kompensasi tidak langsung meliputi seluruh
imbalan yang diberikan kepada karyawan yang
tidak termasuk kedalam kompensasi langsung.
(Mondy, 2008). Kompensasi langsung biasanya
diberikan secara rutin atau periodik langsung
diterima oleh karyawan, sedangkan kompensasi
tidak langsung biasanya imbalan yang diberikan
bisa secara rutin/periodik diterima karyawan
pada saat “nanti” atau “jika terjadi” sesuatu pada
karyawan atau tenaga kerja.
Oleh karena itu, komponennya pun berbeda
atara kompensasi langsung dan kompensasi
tidak langsung. Adapun komponen kompensasi
langsung sebagai beriku: (a) upah atau gaji
poko., (b) Tunjangan tunai sebagai suplemen
upah/gaji yang diterima pada setia bulan atau
minggu., (c) Tunjangan Hari Raya keagamaan.,
(d) bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan
dengan kinerja yang diberikan setiap bulan atau
minggu., (e) insentif, berupa komisi sebagai
penghargaan bagi karyawan memiliki prestasi
kerja, baik dalam penjualan dan sebagainya.
Sedangkan komponen kompensani tidak
langsung sebagai beriku: (1) fasilitas atau
kemudahan seperti transportasi, pemeliharaan
kesehatan dan lain-lain., (2) upah/gaji yang
masih diterima ketika meninggalkan pekerjaan
atau cuti., (3) bantuan atau santunan untuk
musibah., (4) iuran BPJS yang dbayarkan oleh
perusahaan., (5) bantuan baiaya pendidikan
cuma-cuma., (6) iuran dana pensiun yang
dibayar perusahaan., dan (7) premi asuransi
jiwa. (Abu Fahmi, 2014).
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
96
METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada
penulisan artikel ini adalah metode studi
literatur dengan analisis deskriptif. Metode ini
dilakukan untuk memanfaatkan sumbedaya
perpustakaan dalam memperoleh data, melacak
sumber-sumber yang relevan sebelumnya, guna
menyiapkan kerangka kerja secara teoritis.
Kajian literatus pada penulisan artikel ini
dilakukan dengan dua jenis, yaitu: literatur
pembahasan teori secara umum dan literatur
pembahasan teori menurut konsep Islam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rekrutmen Perspektif Syari’ah
Secara umum tujuan dari rekrutmen adalah
menyediakan sekumpulan calon karyawan yang
memenuhi syarat bagi perusahaan, dan tujuan
lebih spesifiknya yaitu: (a) Untuk menentukan
kebutuhan rekrutmen perusahaan di masa
sekarang dan masa yang akan datang., (b) Untuk
meningkatkan kumpulan calon karyawan yang
memenuhi syarat seefisien mungkin., (c) Untuk
mendukung inisiatif perusahaan dalam
mengelola tenaga kerja yang beragam., (d)
Untuk membantu mengurangi kemungkinan
keluarnya karyawan yang belum lama bekerja.,
(e) Untuk mengkoordinasikan upaya rekrutmen
dengan program seleksi dan pelatihan., (f)
Untuk mengevaluasi keefektifan berbagai
teknik dan sumber rekrutmen bagi semua jenis
pelamar kerja. (Meldona, 2009).
Proses rekrutmen dimulai saat
perusahaan/organisasi merasakan kebutuhan
tambahan karyawan baru, yang diperoleh dan
disesuaikan dengan strategi perekrutan, pada
sampai proses akhir menghasilkan kumpulan
pelamar. Untuk lebih lengkapnya mengenai
proses rekrutmen akan dijelaskan berikut ini: (1)
Penyusunan strategi untuk merekrut, artinya
rekrutmen yang akan dilakukan diselaraskan
dengan strategi perusahaan serta rencana
kegiatan yang diinginkan dan dibutuhkan
khusus yang ditentukan oleh perusahaan, (2)
Perencanaan rekrutmen. Pada proses ini
bermula dari spesifikasi yang jelas dari
kebutuhan karyawan (jumlah, kriteria keahlian
dan tingkat) dalam batasan waktu yang
ditentukan. Kemudian setelah diidentifikasi
jumlah yang dibutuhkan, maka disusun
perencanaan tentang bagai mana cara merekrut,
dari mana dan kapan harus melakukan
rekrutmen, (3) Sumber-sumber rekrutmen.
Terdapat dua sumber utama rekrutmen yang
dapat digunakan, yaitu sumber internal dan
sumber eksternal. Sumber internal artinya
rekrutmen karyawan yang dilakukan oleh
perusahaan melalui kebijakan dari dalam
perusahaan baik itu berupa promosi, transfer,
rotasi pekerjaan dan bahkan pemanggilan
kembali karyawan yang pernah bekerja di
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
97
perusahaan. Sedangkan sumber eksternal adalah
sumber rekrutmen yang berasal dari luar
perusahaan, seperti karyawan yang mencari
pekerjaan baru untuk pertama kalinya dan juga
bisa jadi karyawan sudah bekerja namun tidak
puas terhadap perusahaan sebelumnya, (4)
Penyaringan. Artinya lamaran-lamaran yang
masuk kemudian disaring untuk menyisihkan
pelamar yang kurang pas dan mendapatkan
kandidat yang benar-benar sesuai dan
memenuhi syarat, (5) Kumpulan pelamar.
Bagian ini merupakan proses akhir dari
rekrutmen sehingga akhirnya tersedialah
beberapa calon karyawan baru yang siap untuk
diajukan dalam proses seleksi. (Meldona, 2009).
Dalam Islam kegiatan ini hampir sama
halnya dengan memilih seorang pemimpin.
Islam mengajarkan bahwa memilih pemimpin
yaitu dengan cara memilih siapa diantara orang-
orang tersebut yang paling banyak kelebihannya
dan yang paling lengkap kreterianya. Oleh
sebab itu Islam mendorong kita untuk
memperlakukan setiap muslim secara adil.
Islam mendorong umatnya untuk memilih calon
pegawai berdasarkan pengetahuan, pengalaman
dan kemampuan teknis yang dimiliki. Memilih
calon karyawan dengan cara melihat calon
karyawan yang paling banyak kelebihannya dan
yang paling lengkap persyaratannya, merupakan
suatu tindakan yang adil dalam memberikan
peluang kepada pelamar pekerjaan untuk masuk
ketahap selanjutnya yaitu seleksi. Sehingga
dalam Islam pada proses rekrutmen tidak
dibolehkan adanya usur nepotisme, tindak
kezaliman, penipuan, intimidasi atau
kecenderungan terhadap golongan tertentu.
Karena dalam Islam memilih calon pegawai
harus dipilih berdasarkan kepatutan dan
kelayakan.
Kegiatan rekrutmen merupakan kegiatan
yang dimulai dari proses pencarian calon
karyawan yang bisa di dapatkan baik dari
internal maupun eksternal perusahaan dari
pengajuan lamaran. Proses ini adalah proses
dimana sejak dilakukannya promosi tentang
lowongan pekerjaan yang dibutuhkan sampai
kepda penentapan berkas lamran yang di anggap
memenuhi kreteria yang dibutuhkan. Lamaran
yang masuk ke perusahaan selanjutnya dipilah
dan dipilih yang kemudian untuk diseleksi
menjadi karyawan. Dalam proses inilah,
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan
rekrutmen dijadikan sebagai pedoman dalam
menetapkan lamaran yang dipilih untuk
mengikuti ketahap selanjutnya yaitu seleksi.
Dalam memilih dan menetapkan lamaran yang
dianggap layak, yang memiliki kreteria dalam
rekrutmen harus didasari dengan prinsip
keadilan. Prinsip keadilan inilah yang
merupakan prinsip syariah dalam proses
rekrutmen. Pihak perusahaan harus berlaku adil
terhadap semua individu yang mengajukan
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
98
lamaran keperusahaan, bukan cenderung kepada
golongan tertentu yang didasari dengan unsur
nepotisme. Karena dalam Islam baik memilih
maupun menetapkan suatu perkara apapun itu
dituntuk untuk berlaku adil. Hal ini
sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-
Maida 5:8 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman
hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.
Dari ayat ini dapat dilihat bahwa betapa
pentingnya keadilan untuk di tegakan. Aspek
keadilan yang dimaksud ialah keadilan dalam
setiap ruang lingkup kehidupan, termasuk juga
dalam hal rekrutmen. Dalam proses rekrutmen
berdasarkan prinsip syariah, keadilan menjadi
aspek yang ditidak boleh di tinggalkan dalam
memilih dan menetapkan lamaran yang dipilih
untuk mengikuti ketahap selanjutnya.
Seleksi Perspektif Syari’ah
Secara umum tujuan seleksi adalah untuk
mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat
dalam mengemban amanah sesuatu pekerjaan
atau jabatan tertentu. Dengan demikian
diharapkan dari hasil proses seleksi diharapkan
mendapatkan sumber daya manusia yang
bertanggung jawab dan memiliki integritas yang
tinggi dan kinerja yang baik. Artinya tenaga
kerja atau karyawan yang diperoleh dari hasil
proses seleksi tersebut dapat bekerjasama
dengan rekan-rekan kerja lainnya dan dapat
memberikan prestasi kinerjanya yang tertuju
kepada realisasi tujuan perusahaan.
Tujuan akhir dari proses seleksi yakni
unntuk mendapatkan tenaga kerja yang paling
efektif dan kompeten dalam melaksanakan
tugas-tugas pekerjaannya. Dengan demikian
merupakan seatu keharusan dalam proses
seleksi diadakan penilaian akan sifat-sfat dan
karakteristik para pelamar untuk menjadi calon
karyawan baru. Oleh karena itu pada proses
seleksi ini dilakukanlah kualifikasi-kualifikasi
sebagai dasar dalam menentukan calon tenaga
kergja pada suatu perusahaan/organisasi.
Proses seleksi adalah tahapan-tahapan yang
akan dilewati oleh para pelamar dari
mengajukan lamaran pekerjaan sampai akhirnya
memperoleh keputusan ditolak atau diterima
sebagai karyawan baru. Pada proses seleksi,
setiap pelamar yang memiliki kreteria untuk
menjadi calon karyawan baru yang telah didapat
dari proses rekrutmen, akan mengikuti tahap-
tahap seleksi agar nantinya dapat memperoleh
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
99
keputusan ditolak atau diterima sehingga
ditetapkan sebagai karyawan baru.
Kegiatan seleksi atau pemilihan karyawan
adalah aktivitas kunci untuk menentukan
jalannya sebuah perusahaan. Oleh sebab itu
memilih calon karyawan haruslah selektif, agar
mendapatkan orang yang berkompeten,
memiliki pengetahuan luas, rasa tanggung
jawab yang tinggi dan dapat dipercaya
(amanah). Sebagaimana yang di firmakan Allah
SWT dalam Q.S.Al-Qashas [28]:26: “...karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang
kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat di percaya...”.
Dalam Islam, prosesi pengangkatan
karyawan haruslah berdasarkan pada kepatutan
dan kelayakan calon karyawan tersebut atas
pekerjaan yang akan dijalankannya. Karena
ketika penganggkatan calon karyawan adanya
unsur nepotisme atau pemihakan kepada
kelompok tertentu, dan itu jatuh kepada orang
yang disinyalir tidak memiliki kemampuan dan
rasa tanggung jawab atas pekerjaan tersebut
maka dikahwatirkan tidak akan terjadi
“kehancuran” yang berdapak terhadap
perusahaan/organisasi. Hal ini pernah di
isyaratkan oleh Rasulullah dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu
Hurairah. Bahwa Rasulullah bersabda:"Jika
amanat telah disia-siakan, tunggu saja
kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat
bertanya; 'bagaimana maksud amanat disia-
siakan? ' Nabi menjawab; "Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka
tunggulah kehancuran itu."
Ada persoalan pokok yang harus
diperhatikan pada proses seleksi. Yang menjadi
perosoalan pokok atau asasi tersebut yaitu
memberikan ujian seleksi. Hal ini dicermikan
dari sikap Rasulullah ketika akan mengangkat
Muadz bin jabal sebagai pejabat kehakiman
pada masa itu. Rasulullah SAW bertanya
kepada Muadz: “Dengan apa engkau akan
memutuskan perkara hukum?” Muadz
menjawab: “Dengan Kitab Allah.” Rasulullah
kembali bertanya: “jika kamu tidak
menemukan?” Muadz menjawab: “dengan
Sunnah Rasulullah (hadis).” Rasulullah
bertanya lagi: “jika engkau tidak
menemukannya juga?” Muadz menjawab: “aku
akan berijetihad dengan pendapatku.”
Rasulullah SAW bersabda: “Alhamdulillah,
Allah SWT telah menolong Rasulullah
menjalankan agama sesuai dengan apa yang di
ridhai Allah dan Rasul-Nya.”
Islam mendorong umatnya dalam memilih
pegawai dilakukan berdasarkan dari
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
teknis yang dimiliki oleh sumber daya insani.
Proses seleksi karyawan pada prinsipnya
merupakan kegiatan membandingkan
spesifikasi karyawan dengan calon karyawan.
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
100
Sehingga dalam proses selsksi karyawan tentu
adanya tahap-tahap yang akan dilakukan. Pada
proses seleksi yang menggunakan prinsip
syariah tentunya langkah-langkah tersebut harus
didasari dengan prinsip syariah. Dalam prinsip
syariah, proses rekrutmen setidaknya dilakukan
dengan menggunakan instrument dan langka-
langkah berikut:
Kerangka Proses Rekrutmen Syari’ah
Tahap pertama seleksi syariah yang
dilakukan oleh Devisi Sumber Daya Insani
(SDI) adalah menganalisis aplikasi lamaran
yang masuk, seperti Curiculum Vitae (CV)
tentunya dengan kreteria pencantuman aspek-
aspek syariah dan aplikasi berkas-berkas
lamaran lainnya. Berikutnya melakukan tes
tertulis tentang wawasan syariah seperti
motivasinya dalam bekerja, pengetahuannya
tentang keagamaan dan lain sebagainya.
Kemudian wawancar syariah, pada proses ini
setidaknya yang diwawancarakan yaitu
mengenai nialinya melamar kerja, kesiapan
menghadapi resiko, pertanyaan-pertanyaan
seputar ibadah sehari-hari seperti kesadarnya
untuk shalat fardhu, membaca Al-Qur’an,
membayar zakat dan ibdah-ibdah lainnya.
Setelah itu barulah masuk kepada tahap
rekomendasi sayariah, pada tahap ini pihak
Devisi SDI meminta rekomendasi dari pihak
ketiga yang independen seperti Dewan
Pengawas Syariah, atau Dewan penasehat yang
ada dalam struktur organsisasi perusahaan untuk
memperkuat “temuan-temuan” dari hasil proses
wanwancara yang telah dilakukan.
Pelatihan (Training) dan Pengembangan
(Development) Perspektif Syari’ah
Pada prinsipnya diselenggarakannya
pelatihan kerja karyawan diarahkan untuk
membekali, meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi kerja karyawan
guna meningkatkan kemampuan dan
produktivitas karyawan. Tujuan-tujuan utama
pelatihan dan pengembangan pada intinya dapat
dikelompokkan dalam enam bidang utama yaitu
untu memperbaiki kinerja, memutakhirkan
keahlian para karyawan sejalan dengan
kemajuan teknologi, mengurangi waktu belajar
bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten
dalam pekerjaannya, membantu memecahkan
permasalahan operasional, memenuhi
kebutuhan -kebutuhan perkembangan pribadi,
dan mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Inst
rum
en S
elek
si S
yar
iah Y
ang
Dap
at D
igunak
an
Analisis Syariah 'Aplikasi Lamaran'
Tes Tertulis Wawasan Syariah
Wawancara Syariah
Rekomendasi
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
101
Islam memandang bahwa ilmu merupakan
dasar penentuan martabat dan derajat seseorang
dalam kehidupannya. Allah memerintah kepada
Rasul-Nya untuk senantiasa meminta tambahan
ilmu. Dengan bertambahnya ilmu, akan
meningkatkan pengetahuan seorang Muslim
terhadap berbagai dimensi kehidupan, baik
urusan dunia atau akherat. Sehingga, ia akan
mendekatakan diri dan lebih mengenal Allah
SWT., serta meningkatkan kemampuan dan
kompetensinya dalam menjalankan tugas
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Islam
mendorong untuk melakukan pelatihan terhadap
para karyawan dengan tujuan untuk
mengembangkan kompetensi dan kemampuan
teknis karyawan dalam menunaikan tanggung
jawab pekerjaannya. Pelatiahn dalam segala
bidang pekerjaan merupakan bentuk ilmu untuk
meningkatkan kinerja.
Dalam Islam, pada prinsipnya
penegembangan manusia telah dibekali oleh
Allah SWT. Karena didalam diri manusia itu
memiliki potensi yang dapat dibangun melalui
pengembangan guna meningkatkan kompetensi
diri manusia itu sendiri. Potensi tersebut yaitu
potensi jasmani, kalbu, akal dan hidup. Potensi
jasmani merupakan potensi yang
memungkinkan manusia memiliki kemampuan
dan keterampilan teknis. Potensi kalbu
merupakan potensi yang memungkinkan
manusia mampu memiliki kemampuan moral,
estetika, etika serta mampu untuk berkhayal,
beriman dan merasakan kebesaran Illahi.
Potensi akal merupakan potensi yang
memungkinkanya memiliki kemampuan
mengembangkan ilmu dan teknologi. Dan
potensi sosial merupakan potensi yang
memungkinkannya memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan,
mempertahankan hidup dan mampu
menghadapi tantangan.
Dalam tatanan implementasinya, pelatihan
dan pengembangan yang didasari atas prinsip
syariah, bukan hanya kemampuan dalam bidang
pengetahuan umum dan teknologi yang
dikembangkan. Namun ada juga hal pokok yang
merupakan faktor penting untuk dapat terus
dijaga dan dikembangkan, yaitu kompetensi
dalam bidang syari’ah (sharia competence).
Kompentensi syari’ah lebih dimaknai sebagai
suatu kompetensi yang dibutuhkan bagi para
karyawan di industri atau perusahaan khususnya
perusahaan yang basicnya syari’ah.
Penilaian Kinerja Perspektif Syari’ah
Secara umum penilaian kinerja bertujuan
untuk membandingkan yang diharapkan oleh
seorang karyawan dengan apa yang
sesungguhnya ia kerjakan. Sehingga penilaian
kinerja dalam suatu perusahaan memiliki fungsi
tersendiri. Fungsi dari penilaian kinerja ini
dinataranya yaitu: pertama, dijadikan sebagai
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
102
sumber data untuk perencanaan
ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan
jangka panjang bagi perusahaan. Kedua, nasihat
yang perlu disampaikan kepada para karyawan
dalam perusahaan. Ketiga, sebagai alat untuk
memberikan umpan balik (feed back) yang
mendorong kearah kemajuan dan meningkatkan
kualitas kinerja para karyawan. Dan yang
keempat dapat dijadikan sebagai acuan atau
bahan informasi dalam pengambilan keputusan
pada bidang kinerja karyawan.
Dalam konteks penilaian kinerja karyawan
ada berbagai metode yang dapat digunakan.
Metode mana yang harus digunakan, tergantung
kepada perusahaan yang bersangkutan. Sebagai
salah satu contoh dari metode penilaian kinerja
yakni penilaian kinerja denga cara ranking
method. Rangking method ialah penilaian
dengan menyususn orang yang dinilai
berdasarkan tingkatannya pada berbagai sifat
yang dinilai. Adapun makanisme cara
perhitungan dengan menggunakan metode
ranking ini dapat dengan cara sebagai berikut:
Nama : FULAN
Jabatan : ………
Sifat yang
di nilai
Jele
k
(20)
Ku
ran
g
(40)
Sed
ang
(60)
Bai
k
(80)
Terb
aik
(100)
Ju
mla
h
1. Moral √ 60
2. Kualitas √ 80
3. Kuantitas √ 80
4. Inisiatip √ 40
5. Loyalitas √ 80
6. Leadershi
p√ 60
7. Kerjasama √ 60
8. Ketelitian √ 80
Jumlah 40 260 240 540
*Nilai Akhir = Jumlah Nilai Keseluruhan
Jumlah item yang dinilai= ⋯
Penilaian kinerja dalam perspektif syari’ah
pada prinsipnya merupakan kegiatan
merencanakan, memantau, serta mengevaluasi
kompetensi syari’ah para karyawan.
Kompetensi syari’ah perlu dilakukan dan
dikembangkan karena sejalan dengan
perusahaan yaitu menyelaraskan antara bisnis
dan mardhotillah. Bertujuan untuk
mengharuskan sumber daya manusia atau
karyawan memahami tentang prinsip syariah itu
sendiri dalam melakukan kegiatan bsisnis atau
pekerjaan-pekerjaan lainnya.
Implementasi syari’ah dalam aspek
penilaian kinerja pada prinsipnya adalah
merencanakan, memantau serta mengevaluasi
kemampuan atau kompetensi syari’ah para
karyawan. Hal ini dilakuakan karena setiap
perusahaan yang berbasiskan pada prinsip
syari’ah itu akan memiliki tujuan selain tujuan
bisnis dan juga mardhotilllah (kegiatan bisnis
yang diridhai Allah SWT.). Penilain kinerja
berdasarkan prinsip syariah secara teknis pada
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
103
dasarnya hampir serupa dengan apa yang ada
pada sistem penilaian kinerja umumnya. Akan
tetapi dalam tatanan penilaian kinerja
berdasarkan syariah ada aspek-aspek pembeda
yang dapat dilakukan dalam sistem penilaian
kinerja berdasarkan prinsip syariah. Adapun
hal-hal yang dapat dilakukan dalam penilaian
kinerja berdasarkan prinsip syariah yakni
sebagai berikut:
1. Penilaian mengenai iplementasi syari’ah,
disini di nilai apakah seorang karyawan dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik atau
bahkan sampai bisa menghafalkannya.
2. Penilaian terhadap disiplin kehadiran, dalam
hal ini seorang karyawan dapat di nilai dari
disiplin waktu kerja dan juga dalam
keterlambatan masuk kantor.
Konpensasi Perspektif Syari’ah
Di Indonesia kompensasi telah di atur di
dalam undang-undang. Undang-undang yang
mengatur tentang kompensasi di Indonesia
terdapat dalam Undang-Undang No.13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam undang-
undang tesebut menjelaskan bahwa kompensasi
atau upah adalah hak pekerja/karyawan atau
buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha
atau pemberi kerja kepada pekerja/karyawan
atau buruh yang ditetapkan dan dibayar menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perudang-undang termasuk tunjangan
bagi pekerja/karyawan atau buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa
yang telah atau akan dilakukan.
Dalam perspektif syariah, secara
pengertian kompensasi memiliki makna arti
yang sama seperti apa yang telah di jelaskan
sebelumnya. Dimana kompensasi merupakan
imbalan atau upah yang diberikan kepada
seseorang pekerja atau karyawan sebagai dari
apa yang telah dikerjakannya.
Dalam Islam upah ditentukan berdasarkan
jenis pekerjaan, sesuai dengan apa yang telah
mereka kerjakan. Hal ini sebagaimana di
firmanakan Allh SWT dalam Q.S.Al-Ahqaf
[46]:19; “dan bagi setiap orang memperoleh
tingkatan sesuai dengan apa yang telah mereka
kerjakan…”. Ayat ini memberikan makna,
bahwa imbalan baik itu imbalan berupa pahala
dari Allah dalam beribadah, termasuk juga
imbalan dari sesema manusia, sesuai atas apa
yang telah dikerjakan. Dengan itu, kompensasi
atau upah yang dibayarkan kepada masing-
masing karyawan bisa berbeda berdasarkan
jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang
dipikulnya.
Mekanisme penetapan kompensasi atau
upah dalam Islam, telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an dan al-Hadits. Karena praktik upah-
mengupah ini telah di lakukan pada zaman
Rasulullah. Proses penetapan gaji yang pertama
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
104
kali dalam Islam dapat dilihat pada saat
kebijakan Rasulullah untuk memberikan gaji
satu dirham setiap hari kepada Itab bin Usaid
yang di angkat sebagai gubernur Mekkah pada
saat itu.
Disamping itu, selain Al-Qur’an
membenarkan dan membolehkan adanya
kompensasi atau upah pembayaran dalam
bermuamalah antara sesama manusia yang
masih dalam koridor syariat Islam. Kebolehan
tersebut dapat dilihat dalam Q.S.Al-Baqarah
[2]:233; “…Maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut…”.
Di dalam Hadits juga terdapat pembenaran
yang dapat dijadikan sebagai landasan sebagai
umat Islam dalam kom[ensasi atau upah
mengupah. Dalam sebuah Hadits di riwayatkan
oleh Ibnu Majah menerangkan: “Berikanalah
upah pekerja sebelum keringatnya kering” (HR.
Ibnu Majah). Dan Hadits lain yang di
riwayatkan oleh Abd Razaq dari Abu Hurairah,
menjelaskan: “Barang siapa yang meminta
untuk menjadi buruh, beritaukanlah upahnya”.
(HR.Abd Razaq dari Abu Hurairah). Dari kedua
Hadits ini dapat dipahami bahwa yang pertama
dalam penetapan kompensasi atau upah bagi
para karyawan diberitaukan sebelum mereka
mulai menjalankan pekerjaanya. Hal ini dapat
mendorong semangat bagi pekerja untuk
memulai pekerjaannya dan memberikan rasa
ketenangan. Dan untuk menghilangkan
keraguan pekerja atau karyawan atau
kekhawatirannya bahwa upah atau konpensasi
mereka tidak akan di bayar. Namun demikian
mengenai waktu pemberiannya Islam
memberikan kebabasan, tergantung kepada
kesepakan antara keduabelah pihak. Maka dari
sini terlihat bahwa dalam Islam, sistem
kompensasi atau upah mengupah harus di awali
dengan akad (perjanjian), hal ini dilakukan
dengan tujuan agar tidak ada pihak yang
terzalimi dan merasa di rugikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Islam mendorong umatnya dalam memilih
pegawai dilakukan berdasarkan dari
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
teknis serta etika dan moral yang dimiliki oleh
sumber daya insani. Model rekrutmen, seleksi,
pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja
dan kompensasi dalam perspektif syari’ah,
secara teknis setiap proses pada masing-masing
variabel tersebut harus didasari oleh nilai-nilai
syari’ah, yaitu didasarkan pada aturan, etika dan
moral dalam Islam. Sehingga, apabila konsep ini
telah di implentasikan maka akan didapat
sumber daya insani yang memiliki kemampuan
secara teknis, dan memiliki moral, loyalitas
serta rasa tanggung jawab.
Pengimplementasian prinsip dasar nilai-
nilai syari’ah pada serangkaian kegiatan yang
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)
JURNAL AGHINYA STIESNU BENGKULU Model Rekrutmen, Seleksi, Pelatihan Dan Pengembangan, Penilaian Kinerja, Dan
Kompensasi Karyawan Dalam Perspektif
Manajemen Syari’ah
Miko Polindi, Ida Farida
105
ada dalam manajemen sumber daya insani di
perusahaan atau organisasi, secara teoritis
memang hal ini terlihat mudah. Namun dalam
tatanan praktik, nilai-nilai syari’ah bukanlah
sesuatu yang secara spontan mudah untuk di
terapkan, hal ini memerlukan system dan model
agar dapat di implementasikan di suatu
perusahaan. Untuk itu sebagai saran dari hasil
penelitian ini, diharapkan setiap perusahaan,
khususnya yang menggunakan prinsip syariah
pada pengoprasianya, hendaknya dalam
serangkaian proses manajemen sumber daya
manusianya harus menggunakan model
manajemen yang didasari pada nilai-nilai
syari’ah.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Fahmi, D. (2014). HRD Syariah: Teori dan Implementasi Manajmen Sumber Daya Manusi Berbasis Syariah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Cupian, d. (2020). Analsisis Pelaksanaan
Rekrutmen, Seleksi, dan Penempatan
berdasarkan Perspektif Islamic Human
Capital. KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol.1 No.1.
Hasibuan, M. S. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Husen Umar. (2005). Riset SDM dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Mardiah, N. (2016). Rekrutmen, Seleksi dan
Penempatan dalam Perpektif Islam.
Maqdis: Jurnal Kajian Ekonomi Islam,
Vol.1 No.2.
Marihot Manullang. (2006). Manajemen Personalia. Yoyakarta: Gaja Mada
University Press.
Meldona. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif. Malang:
UIN Malang Press.
Mondy, R. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Sastrohadiwiryo, S. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional dan Operasional . Jakarta: Bu,i Aksara.
Sinn, A. I. (2012). Manajemen Syari'ah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutrisno, E. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: KENCANA.
Suwatno. Dkk. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Yuniarsih, T. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi dan Isu Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2019 ISSN 2621-8348 (Online)