10
MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta Abstract This article is an introduction to the basic concept of using the modality of konnen 'can' in German sentences. The konnen unit of modality functions to reveal the speaker's attitude and has the status of a verb modifier. Modality is divided in function by some linguists into different areas like epistemic modality, modality- marking adverb, and deciderative and optative mode devices. On the basis of the results of a study conducted, it could be concluded that the modality unit of konnen 'can' in a sentence in German has the characteristics as follows: (1) it is merely an attributive element in a verb phrase rather than a core one so that if deleted the sentence remains grammatical, (2) its relation to any other element is loose in nature, and (3) its position is so firm that it cannot be permutated with any other element in a sentence. In addition, in sentences the konnen modality varies in meaning according to sentence context. The meaning expressed by the konnen modality can be of possibility, ability, or permission. Keywords: the konnen modality A. PENDAHULUAN Pada prinsipnya, bahasa terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan arti yang dinyatakan oleh bentuk itu (Ramlan, 1986: 25). Bentuk bahasa terdiri atas satuan- satuan gramatikal yang berupa wacana, kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem. Bentuk-bentuk itulah yang digunakan oleh para penutur bahasa dalam suatu komunikasi verbal. Dalam kalimat bahasa Indonesia, kita sering mendengar atau bahkan menggunakan modalitas dapat dan konstruksi lain yang mengandung modalitas itu seperti terdapat, mendapat, dapat saja, dan lain sebagainya. Satuan-satuan itu ada yang menggambarkan sikap pembicara, yang kemudian dikenal dengan modalitas, seperti modalitas dapat dalam kalimat bahasa Indonesia berikut ini. (1) Dia dapat menyelesaikan tugas itu dalam duahari. (2) Saya dapat mengemudikan mobil. Namun dalam kalimat bahasa Jerman fungsi modalitas dapat dan konstruksi- konstruksi lain yang mengandung modalitas memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan modalitas dapat dalam kalimat bahasa Indonesia. Kedua kalimat dalam bahasa Indonesia pada data (1) dan (2), apabila dialihbahasakan ke dalam kalimat bahasa Jerman akan memiliki bentuk sebagai berikut. (3) Er kann seine Aufgabe in zwei Tagen machen. 'Dia dapat menyelesaikan tugas itu dalam duahari'. (4) Ich kann das Auto steuern. 'Saya dapat mengemudikan mobil'. Dalam kalimat bahasa Jerman, modalitas dapat ditandai dengan kata konnen. Bentuk konnen dalam kalimat bahasa Jerman akan mengalami berbagai perubahan bentuk bergantung dari slot nominatif dalam kalimat yang mengisi fungsi subjek dalam kalimat 57

MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

  • Upload
    lecong

  • View
    238

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

oleh Sulis Triyono

FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

This article is an introduction to the basic concept of using the modality ofkonnen 'can' in German sentences. The konnen unit of modality functions to reveal

the speaker's attitude and has the status of a verb modifier. Modality is divided infunction by some linguists into different areas like epistemic modality, modality-marking adverb, and deciderative and optative mode devices.

On the basis of the results of a study conducted, it could be concluded thatthe modality unit of konnen 'can' in a sentence in German has the characteristics asfollows: (1) it is merely an attributive element in a verb phrase rather than a coreone so that if deleted the sentence remains grammatical, (2) its relation to any otherelement is loose in nature, and (3) its position is so firm that it cannot be permutatedwith any other element in a sentence. In addition, in sentences the konnen modalityvaries in meaning according to sentence context. The meaning expressed by thekonnen modality can be of possibility, ability, or permission.

Keywords: the konnen modality

A. PENDAHULUAN

Pada prinsipnya, bahasa terdiri atas dualapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan artiyang dinyatakan oleh bentuk itu (Ramlan,1986: 25). Bentuk bahasa terdiri atas satuan-satuan gramatikal yang berupa wacana,kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem.Bentuk-bentuk itulahyang digunakan oleh parapenutur bahasa dalam suatukomunikasi verbal.

Dalam kalimat bahasa Indonesia, kitasering mendengar atau bahkan menggunakanmodalitas dapat dan konstruksi lain yangmengandung modalitas itu seperti terdapat,mendapat, dapat saja, dan lain sebagainya.Satuan-satuan itu ada yang menggambarkansikap pembicara, yang kemudian dikenaldengan modalitas, seperti modalitas dapatdalam kalimat bahasa Indonesia berikut ini.

(1) Dia dapat menyelesaikan tugas itu dalamduahari.

(2) Saya dapatmengemudikanmobil.

Namun dalam kalimat bahasa Jerman

fungsi modalitas dapat dan konstruksi-konstruksi lain yang mengandung modalitasmemiliki bentuk yang berbeda dibandingkandengan modalitas dapat dalam kalimat bahasaIndonesia. Kedua kalimat dalam bahasa

Indonesia pada data (1) dan (2), apabiladialihbahasakan ke dalam kalimat bahasa

Jerman akanmemiliki bentuk sebagai berikut.

(3) Er kann seine Aufgabe in zwei Tagenmachen.

'Dia dapat menyelesaikan tugas itu dalamduahari'.

(4) Ichkann dasAuto steuern.

'Saya dapatmengemudikan mobil'.Dalam kalimat bahasa Jerman,

modalitas dapat ditandai dengan kata konnen.Bentuk konnen dalam kalimat bahasa Jerman

akan mengalami berbagai perubahan bentukbergantung dari slot nominatif dalam kalimatyang mengisi fungsi subjek dalam kalimat

57

Page 2: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

58

bahasa Jerman itu. Perubahan modalitas

konnen 'dapat' sebagai akibat adanya pengaruhsubjek dalam kalimat bahasa Jerman disebutkonjugasi. Variasi bentuk konjugasi modalitaskonnen sebagaiberikut.

Singular Konjngasl

1. Person: ich

2. Person: du ~kannSt;.

3. Person: er (sie/es) I kat/n .;

1. Person: wir kiinnen.. 'kami dapat..'

2. Person: ihr

Sie

kiJnnt..

.kiJnnen..'kalian dapat ..'

,Anda dapat ..'

3. Person: sie 'mereka dapat ..'

Kalau kita cermati data (3) dan (4) padakedua kalimat bahasa Jerman tersebut di atas,bentuk modal konnen berubah menjadi bentukkann disebabkan oleh akibat adanya proseskonjugasi penyesuaian bentuk kata ganti orangkedua tunggal pada data (3) dan kata gantiorang pertama tunggal pada data (4).

Data nomor (3) Er kann seine Aufgabein zwei Tagen machen 'Dia dapat menyelesai-kan tugas itu dalam dua hari'. Kata er sebagaikata ganti orang kedua tunggal mempengaruhibentuk modal konnen menjadi bentuk kann.Sedangkan verba inti machen 'menyelesaikan'yang mengikuti modalitas konnen, letaknyaberubah menjadi di akhir kalimat. Kalimat padadata (3) tersebut sebelumnya adalah Er machtseine Aufgabe in zwei Tagen 'Dia menyelesai-kan tugas itu dalam dua hari'.

Demikian pula pada data (4) Ich kanndas Auto steuern 'Saya dapat mengemudikanmobil'. Bentuk modal konnen berubah menjadibentuk kann sebagai akibat adanya peran ichsebagai kata ganti orang pertama tunggal.Sedangkan kedudukan verba inti steuern'mengemudikan' yang terikat fungsinya denganmodal konnen letaknyajuga berada dibelakangkalimat bahasa Jerman.

Kedudukan modalitas konnen 'dapat'dalam kalimat bahasa Jerman seperti tersebut di

DIKSI Vol. : 13. No.2 Juli 2006

atas, mempunyai status sebagai pewatas verba,sehingga satuan itu tidak dapat digunakansebagai verba utama (Alwi, 1992: 96).Modalitas konnen 'dapat' apabila berfungsisebagai verba utama, maka dalam kalimatbahasa Jerman tidak diikuti oleh verba lainyangterletak di akhir kalimat. Dalam ragam lain,modalitas konnen 'dapat' dalam kalimat bahasaIndonesia digunakan sebagai bentuk lain darimendapat yang menyatakan memperoleh,sehingga dapat digunakan sebagai verba utama.Fungsi modalitas konnen 'dapat' dalam kalimatbahasa Indonesia tidak selalu berterima dalamkalimat bahasa Jerman. Hal ini disebabkan olehadanya fitur keluwesan modalitas konnen'dapat' dalam bahasa Indonesia yang sangatlonggar. Sedangkan modalitas konnen 'dapat'dalam bahasa Jermanbersifat tak longgar.

Kata dapat yang dimaksudkan dalamuraian di atas, rnisalnya:(5) Jangan bicara terlalu keras jika kamu tidak

ingin dapat teguran dari guru.(6) Tadiadik dapatuang dari ibu.

Akan tetapi modalitas konnen 'dapat'tersebut tidak selalu dapat dialihbahasakan kedalam bahasa Jerman dengan bentuk kalimatyang sarna.Kalimat pada data (5) dalam bahasaJerman akan menjadi 'Wenn der Lehrer dichnicht schlestes Gelaun hatte, spreche bitte nichtzu laut!' dan kalimat pada data (4) menjadi DieMutter hat dem jungeren Bruder das Geldgerade abgegeben.

Modalitas konnen 'dapat' sebagaimodalitas seperti halnya modalitas lainnyatidak mempunyai arti tersendiri, tetapi bertugasmenunjukkan cara (modus) yang digunakanuntuk menyatakan makna pikiran atau untukmengubah arti suatu ungkapan (HollanderdalamAlwi, 1992:7)

Pembicaraan mengenai satuan pewatasverba yang menggambarkan sikap pembicaraini memang sudah banyak dilakukan. Akantetapi umumnya pembicaraan itu menyangkuthal-hal yang umum, seperti oleh Alwi (1992)dan Sudaryanto (1983), sedang pembicaraanyang hanya sepintas dilakukan olehKridalaksana (1986) dan Verhaar(1996).

Page 3: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

Tulisan ini mengkaji modalitas konnen'dapat' dalam kalimat bahasa Jerman yangberstatus sebagai pewatas verba, yakni yangoleh Sudaryanto (1983) disebut pendesakpotensial, oleh Alwi (1992) disebut modalitasepistemik, oleh Kridalaksana (1986) disebutadverbia penanda modalitas, dan oleh Verhaar(1996) dinamakan alat modus desideratif atauoptatif, seperti pada contoh data (1) dan (2).Dengan demikian, satuan dapat yang berstatusdi luar contoh data nomor (3) dan (4) untuksementara dikesampingkan.

Permasalahan dalam tulisan ini adalah

penggunaan modalitas konnen 'dapat' dalamkalimat bahasa Jerman sebagai pewatas verba.Permasalahan tersebut dapat dirumuskansebagai berikut.1. Bagaimana ciri-ciri sintaksis modalitas

konnen 'dapat' dalambahasa Jerman?

2. Apa makna modalitas konnen 'dapat'dalamkalimat bahasa Jerman?

Secara garis besar tulisan ini bertujuanuntuk mengamati modalitas konnen 'dapat'dalam kalimat bahasa Jerman. Berdasarkanancangan di atas, tulisan ini diharapkan dapatmengungkap hal-hal sebagai berikut: (1) cirisintaksis modalitas konnen 'dapat' dalamkalimat bahasa Jerman, dan (2) maknamodalitas konnen 'dapat' dalam kalimat bahasaJerman.

B. FUNGSI MODALITAS KONNEN

Pendapat para ahli yang satu denganahli yang lain mengenai modalitas sampai saatini masih sering berbeda-beda. Akan tetapi,mereka umumnya sepakat bahwa modalitasmerupakan gambaran sikap pembicara danstatusnya sebagai pewatas verba. Bentuk yangmenggambarkan sikap pembicara itu, ada yangberapa unsur gramatikal dan ada pula yangberupa unsur leksikal.

Dalam bahasa Indonesia, pengungkap-an sikap pembicara itu lazim diwujudkandengan unsur leksikal. Meskipun tidakmenutup kemungkinan muncul pula dalamunsur gramatikal, seperti peroakaian di dalamkalimat bahasa Indonesia diminum (esnya)!

59

Dimakan (kuenya)! Unsur leksikal yang biasadigunakan untuk mengungkapkan modalitas,antara lain dapat, boleh, bisa, mau, mampu,akan, harus, dan sudah. Hal inilah yangdikategorikan sebagai kelonggaran unsurleksikal modalitas konnen 'dapat' dalam kalimatbahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasaJerman bersifat tidak longgar karena fungsimodalitas konnen 'dapat' hanya memiliki duamakna, yaitu sebagai subjektiv dan objektiv.Makna subjektiv modalitas konnen 'dapat' yaitukemungkinan, kemampuan, dan izin. Maknaobjektiv yaitu 'dapat' dan bukan berarti bersifatlonggar menjadi bentuk leksikal *mendapatatau dalam bahasa Jerman disebut 'bekommen'.

Modalitas konnen 'dapat' menurut Engel (1991:477) dan Buscha (1992: 32) tidak berdirisebagai verba inti, melainkan sebagai verbabantu yang menjelaskan verba intinya dalamkalimat bahasa Jerman.

Secarajelas, Kridalaksana (1984: 125)memberi batasan modalitas sebagai carapembicara menyatakan sikap terhadap suatusituasi dalam suatu komunikasi antar pribadiatau makna kemungkinan, keharusan,kenyataan dan sebagainya yang dinyatakandalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia

keluwesan modalitas konnen 'dapat' dinyatakandengan kata-kata seperti barangkali, harus,akan, dan sebagainya atau dengan adverbiakalimat seperti pada hakekatnya, menuruthemat saya, dan sebagainya.

Senada dengan hal itu, Alwi (1992: 5)setuju bahwa modalitas lebih banyakberhubungan dengan sikap pembicara terhadapapa yang dikemukakan dalam tuturannya.Meskipun demikian, sikap pembicara itu masihmemerlukan penelasan lebih lanjut. Dalampenjelasannya Alwi (Ibid, 36-252)membedakan modalitas menjadi 4 (empat)macam, yaitu modalitas intensional(keingingan, harapan, ajakan, permintaan),modalitas epistemik (kemungkinan,keteramalan, keharusan, kepastian), modalitasdeontik (izin, perintah) dan modalitas dinamik(kemampuan).

Dengan menggunakan istilah pendesakyang dirumuskan sebagai pewatas verba yang

Modalitas Konnen dalam Kalimat Bahasa Jerman (Sulis Triyono)

Page 4: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

60

mengisi fungsi predikat, Sudaryanto (1983:177) mengungkapkan bahwa apa yang disebutmodalitas itu identik dengan pendesak, yangbernpa pendesak interogatif(apa, apakah, -kah,dsb), pendesak potensial (dapat, bisa, mampu),pendesak desideratif (mau, hendak, perlu,harns), pendesak habitual (suka, senang, biasa,takut, mudah, sulit), dan pendesak dubitatif(mungkin, barangkali).

Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, terlihat bahwa satuan modalitas konnen'dapat' sejajar dengan satuan bisa, mampu danboleh sebagai pendesak potensial. Pendesakpotensial mernpakan pendesak sekunder,dalamarti bahwa identitasnya sebagai pendesakditentukan oleh ada tidaknya kesamaan watakdengan negatif dan interogatif dalam halketentuan letaknya (Sudaryanto, 1983: 73).Pendesak di sini mempunyai status sebagaipembatas verba dan dalam bahasa Indonesiaeenderung dihipotesiskan terdapat mengawaliverba dalam struktur P O. Sedangkan dalambahasa Jerman sering disebut adanya unsur intiyang bersifat objektiv dan bersifat subjektivditinjau dari sikappembieara.

c. MODALITAS KONNEN DALAMKALIMATBAHASAJERMAN

Seperti telah diuraikan di atas,modalitas konnen 'dapat' dalam bahasa Jermandan bahasa Indonesia memiliki fungsi yangsarna yaitu' untuk mengungkapkan sikappembicara dan mempunyai status sebagaipewatas verba. Satuan modalitas konnen 'dapat'itu oleh beberapa linguis digolongkan dalamwadah yang berbeda-beda, seperti modalitasepistemik pendesak potensial dan adveriapenanda modalitas.

Dalam bahasa Jerman, bentukmodalitas konnen 'dapat' muneul sebagaipewatas verba seperti dalam bahasa Indonesia.Modalitas ini sering disejajarkan denganmodalitas bisa, boleh, dan mampu. Modalitaskonnen 'dapat' tidak berdiri sebagai verba inti,melainkan sebagai verba bantu yangmenjelaskan verba intinya dalam kalimatbahasa Jerman. Berikut disajikan datanya:

DIKSI Vol. : 13. No.2 Juli 2006

(1) Ursula kann eharmantplaudem 'Ursula bisabereakap-eakap denganamat menarik'.

(2) Der Turm konnte einsmrzen 'Menara itubisa me1indunginya'.

(3) So kann man das nieht maehen 'orang itutidak bisa membuatnya'.

Modalitas konnen 'dapat' pada kalimatUrsula kann eharmant plaudern akanmenjelaskan bahwa Ursula dapat menjadieharmant. Letak kann dalam kalimat berada

pada posisi kedua, sedangkan plaudem beradadi akhir suatu kalimat. Untuk mempermudahpenjelasan di atas berikut digambarkan posisimodalitas konnen 'dapat' pada kalimat bahasaJerman sebagaiberikut.Ursula kann eharmant plaudem

1 2 3 E

Pada posisi nomor 1 ditempati Ursulayang berfungsi sebagai Subjek (S) dalamkalimat. Posisi kedua kann berfungsi sebagaimodalitas (M). Posisi ketiga didudukieharmant. Posisi ketiga ini sifatnya sangatlonggar, dapat ditempati oleh Ergazung (E)'keterangan' atau oleh objek Dativ (D) dan/atauAkkusativ (A) dan bahkan oleh S. Akan tetapitidak mungkin ditempat oleh M. Posisi terakhirdalam kalimat bahasa Jerman di atas selalu

ditempati oleh verba inti. Oleh karena itu,kalimat Ursula kann eharmant plaudem dapatmenjadi Charmant kann Ursula plaudem tanpamempengaruhi makna dalam kalimat. Untukmemudahkan pengertian ini, disajikan strnkturgramatikal kalimatnya sebagaiberikut.Ursula kann eharmant plaudem

1 2 3 E

Charmant kann Ursula plaudem1 2 3 E

*Plaudem kann Ursula eharmant2 3 E

*Ursula kann plaudem eharmant1 2 3 E

Kalimat bertanda * (bintang) tersebutdi atas, tidak berterima karena tidak gramatikaldan tidak bermakna.

Page 5: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

Der Tunn konnte einstiirzen 'Menara

itu bisa melindunginya', tidak dapat dibalikseperti pada kalimat Ursula kann charmantplaudem yang menjadi Charmant kann Ursulaplaudem. Hal ini disebabkan oleh tidak adanyaunsur E atau D atauA dalam kalimat.

Sedangkan pada kalimat pada data (3)So kann man das nicht machen 'orang itu tidakbisa membuatnya' dapat menjadi Man kann sodas nicht machen seperti tersebut di atas, tandamempengaruhi makna dalam kalimat. Dengandemikian, konstruksi kalimat yangmengandung modalitas konnen 'dapat' dalambahasa Jerman selalu tetap dan tidak dapatdigantikan posisinya oleh kata lain. Jadi,kesimpulannya adalah posisi modalitas konnen'dapat' pada kalimat bahasa Jerman selaluberada pada slot kedua dan verba inti selaluberada pada akhir suatukalimat.

1. Kadar Keintian Modalitas Konnendalam KalimatBahasa Jerman

Sebagai pewatas verba, kehadiranmodalitas konnen 'dapat' merupakan atributdari verba dalam konstruksi frase verbal.

Sedangkan yang dimaksud frase verbal adalahfrase yang mempunyai distribusi yang sarnadengan kata golongan verba (Ramlan, 1986:159). Persamaan distribusi itu bisa diketahuidenganjelas dari databerikut ini.(4) Die Gro~mutter kann den Briefnicht lesen,

sie sieht ohne Brille schlecht.

'Nenek itu tidak dapat membaca suratkarena tidakmemakai kacamata'.

(5) Die Kinder konnen ihre Hausaufgabe gutmachen.

'Anak-anak itu dapat mengerjakanpekerjaan rumah denganbaik'.

(6) Ich kann mir das Leben im 21. Jahrhundertnicht vorstellen, dazu fehIt mir die notigePhantasie.

'Saya tidak dapat membayangkan bisahidup pada abad ke-2l, walau masih adakekurangannya'.

Kalimat (4), (5), dan (6) di atas,mengandung frase verbal dapat membaca,dapat mengerjakan, dan dapat membayangkan

61

yang distribusinya sarna dengan verbamembaca, mengerjakan dan membayangkan.Dengan demikian, modalitas dapat dalamkalimat tersebut sebagai atribut. Atribut padakalimat (4), (5), dan (6) bisa dilesapkan menjadikalimat (4a), (5a), dan (6a).Akan tetapi, setelahdikaji ulang mempengaruhi keutuhan maknadalam kalimat dan hubungan semantisgramatikal antarbagiannya menjadi berubah.Atribut yang dilesapkan pada kalimat (4), (5),dan (6) tersebut menjadi kalimat dengan maknabaru sebagaiberikut.

(4a) Die Gro~mutter liest den Brief nicht, siesieht ohneBrille schlecht.

(5a) Die Kinder machen ihreHausaufgabe gut.(6a) Ich stelle mir das Leben im 21. Jahrhundert

nicht vor, dazu fehlt mir die notigePhantasie.

Suatu bukti bahwa kalimat denganmenggunakan modalitas konnen 'dapat' sebagaiatribut dari verba dalam konstruksi frase verbal

memiliki tingkat tinggi atau rendah kadarkeintian modalitasnya digunakanlah tekniklesap.Apabila kalimat yang salah satu unsumyadilesapkan tetap gramtikal berarti kadarkeintian unsur itu rendah. Begitu pulasebaliknya, apabila salah satu unsur dalamkalimat tersebut tidak dapat dilesapkan berartikadar keintian unsur itu tinggi. Hal itu tentunyaperlu mcndapat perhatian bahwa dari_ prosespelesapan itu, memunculkan suatu kalimatyang tidak mengambarkan secara jelas tentangsikap pembicara atau tidak. Apabila unsurdalam kalimat yang dilesapkan tersebut tetapmemiliki makna yang sesuai dengan sikappembicara, maka kadar keintiannya rendah.Dan sebaliknya, apabila tidak sesuai denganmakna sikap pembicara, maka kadar keintianmodalitas konnen 'dapat' dalam kalimat tinggi.Berdasarkan teknik lesap pada kalimat (4a),(5a), dan (6a) tersebut dapat disimpulkanbahwa ketiga kalimat itu tetap gramatikal danhubungan antar unsur-unsumya tidak berubah.Akan tetapi, makna yang terkadung didalamnya tidak sesuai dengan sikap pembicara.Dengan demikian, kadar keintian modalitaskonnen 'dapat' dalam kalimat bahasa Jermantinggi.

Modalitas Konnen dalam Kalimat Bahasa Jerman (Sulis Triyono)

Page 6: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

62

2. Hubungan antara Modalitas Konnendan Bagian Lain dalam Kalimat

Bentuk bahasa yang digunakan olehmasyarakat penutumya terdiri atas satuan-satuan yang sering disebut satuan gramatik.Satuan-satuan itu meliputi wacana, kalimat,klausa, frase, kata, dan morfem (Ramlan, 1986:25). Dalam suatu tuturan, satuan-satuan ituakan selalu terdiri atas satuan-satuan yang lainsesuai dengan tingkat keluasan satuan itu.Satuan gramatikal kalimat misalnya, terbentukatas satuan lain yang lebih kecil seperti klausa,frase, kata, dan satuan lainnya. Hubunganantarsatuan gramatik itu ada yang erat, tetapiada pula yang longgar. Hubungan yang eratartinya antarsatuan itu tidak dapat disisipisatuan lain, sebaliknya hubungan yang longgarmengindikasikan bahwa antara satuan gramtikyang diwatasi dengan satuan yang mewatasibisa disisipi oleh satuan gramatik lain.

Hubungan antara modalitas konnen'dapat' dengan satuan gramatik lain dalam suatukalimat temyata bersifat longgar karena antaramodalitas konnen 'dapat' dengan satuan lain itubisa disisipi satuan lain. Datayang bisa diamati:(7) Die SchUler konnen ihre Haufaufgabe

machen.

'Murid-murid dapat mengerjakanpekerjaan rumah'.

(8) Die SchUler konnen ihre Haufaufgabe ineiner Stunde machen.

'Murid-murid dapat mengerjakanpekerjaan rumah dalam waktu satujam'.

(9)"Die SchUler konnen ihre Haufaufgabe ineiner Stunde fertig machen.'Murid-murid dapat mengerjakanpekerjaan rumah dalam waktu satu jamselesai'.

Hubungan modalitas konnen 'dapat'dengan satuan lainpada kalimat (7), (8), dan (9)tersebut bersifat longgar ditinjau dari unsurgramatikalnya. Hal ini bisa dibuktikan denganmenggunakan teknik sisip. Kalimat (8)merupakan hasil dari teknik sisip pada kalimat(7) yang telah disisipi dengan satuan gramatikalin einer Stunde 'dalam waktu satu jam'. Padakalimat (8), penyisipan dilakukan setelah

DIKSI Vol. : 13. No.2 Juli 2006

satuan modalitas konnen dengan satuan lain.Sedang pada kalimat (9) telah disisipi dengansatuan gramatikal in einer Stunde fertig 'dalamwaktu satu jam selesai'. Penyisipan dilakukansetelah satuan modalitas konnen dengan satuanlain. Secara gramatikalletak modalitas konnenselalu berada di slot kedua atau sebagai pengisipredikat dan verba inti di akhir kalimat. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa secaragramatikal hubungan modalitas kOlmendengansatuan unsur lainnyabersifat longgar.

3. Ketegaran Letak Modalitas Konnendalam Kalimat BahasaJerman

Salah satu sifat kata adalah mempunyaimobilitias luar.Di dalam suatu satuan gramatikyang lebih luas, kata mempunyai kebebasanuntuk berpindah tempat. Meskipun demikian,kebebasan itu juga bergantung pada valensisintaksis dalam satuan itu, sehingga ada katayang letak ketegarannya rendah dan kata yangletak ketegarmmyakuat.

Modalitas konnen yang merupakanpewatas verba mempunyai ketegaran letakyang cukup kuat (Sudaryanto, 1983: 186). Halini bisa dilihat dari ketidakkemungkinan satuanmodalitas konnen ditempatkan selain di posisikedua atau berada pada fungsi predikat.Sedangkan letak verba intiberada di akhir suatukalimat. Dengan demikian, modalitas konnenmengisi fungsi predikat dalam kalimat bahasaJerman sebagai berikut.(10) Der Fiinfjiihrigekann bereits lesen, seine

Mutter hat es ihm beigebracht.'Anak berusia 5 tahun mulai bisa

membaca, ibuyang mengajarinya'.(11) *Der Fiinfjiihrige bereits kann lesen,

seine Mutter hat es ihm beigebracht.

(12) *Der Fiinfjiihrige bereits lesen kann,seine Mutter hat es ihm beigebracht.

Kalimat (11) dan (12) setelahdilakukan teknik permutase menjadi tidakgramatikal (bertanda *). Teknik permutasimodalitas pada kalimat bahasa Jerman tersebutdigunakan untuk menguji tingkat ketegaranletak modalitas konnen dalam suatu kalimat. Di

dalam pengujian ketegaran letak modalitas

Page 7: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

konnen dengan menggunakan teknik permutasidihipotesiskan bahwa apabila modalitaskonnen dapat dipindah-pindah letaknya dalamsuatu kalimat, maka tingkat ketegaran letakmodalitas konnen rendah. Dan sebaliknya,apabila tidak bisa dipindah-pindah, makatingkat ketegaran letakmodalitas menjadi kuat.

Berdasarkan pengujian dengan teknikpermutasi pada kalimat (11) dan (12)dinyatakan bahwa kedua kalimat tersebut tidakberterima secara gramatikal. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa ketegaran letakmodalitas konnen dalam kalimat bahasa Jerman

bersifat kuat. Ketegaran itu bersifat mutlakkarena letak modalitas bahasa Jerman tidak

dapat dipindah-pindahkan, tidak seperti kalimatdalam bahasa Indonesia yang dapat dipindah-pindah tanpa mempengaruhimakna, misalnya:(13) Pemeriksaan Imam Samudra dapat saja

dipercepat darijadwal semula.(13a) Dapat saja pemeriksaan Imam Samudra

dipercepat darijadwal semula.(13b) Pemeriksaan Imam Samudra dipercepat

darijadwal semula dapat saja.Berdasarkan data (13) dalam bahasa

Indonesia, kalimat yang mengandungmodalitas konnen yang sudah disisipi satuanlain seperti saja, menjadi bentuk dapat+sajadimungkinkan berada di depan subjek. Hal inibisa dibuktikan dengan menggunakan teknikpermutasi, sehingga menjadi kalimat (13a) dan(13b) tetap gramatikal danberterima.

4. Makna Modalitas Konnen dalamKalimat Bahasa Jerman

Sebagai alat komunikasi verbal, bahasamerupakan suatu sistem lambang bunyi yangbersifat arbitrer (Cheer, 1990: 1). Demikianpula hubungan antara kata dengan maknanyajuga bersifat arbitrer. Artinya tidak adahubungan wajib antara deretan fonempembentuk kata itu dengan maknanya. Akantetapi, hubungan itu bersifat konvensional,artinya disepakati setiap anggota masyarakatsuatu bahasa untukmemaknai hubungan itu.

Sebagai bentuk alat komunikasi verbal,modalitas dapat juga mempunyai makna.

63

Makna modal it as konnen yangmengungkapkan sikap pembicara, eratkatiannya dengan makna epistemik dan maknamuasal, yaitu kemungkinan, kemampuan, danizin. Makna epistemik dan makna muasaldalam kalimat bahasa Jerman diwujudkandalam bentuk sebagaiberikut.

a. Makna KemungkinanModalitas konnen dalam suatu kalimat

bahasa Jerman bisa memunculkanMoglichkeitsbedeutung 'makna kemungkinan'.Data yang dapat ditunjukan adalah:(14) Siekann auchdaran gedachthaben

'Dia mungkin juga sudah memikirkan-nya'

(14a) *Siehat auch daran gedachtkonnen

'*Dia dapatjuga sudahmemikirkannya'(14b) *Siedarfauchdarangedachthaben

'*Dia bolehjuga sudah memikirkannya'(14c) *Sie ist auch in der Lage, daran gedacht

zu haben

'*Dia mampu juga sudah memikirkan-nya'

Berdasarkan paparan data (14) di atasdapat kita cermati bahwa untuk opsi verbainfmitif *konnen 'dapat', *darf 'boleh', dan *inder Lage sein 'mampu' tidak dapat dipasangkan,karena dalam konteks kalimat bahasa Jerman

tersebut di atas hanya memiliki satu opsikonnen yang berarti mungkin. Pada data (14a)dalam bentuk kalimat Perfekt posisi keduadalam kalimat itu diisi oleh verba bantu hat.Padahal, seharusnya diisi oleh modalitaskonnen 'dapat'. Sedangkan verba bantu habenberada pada akhir kalimat, sehingga kalimat(14a) secara gramatikal tidak berterima. Padadata (14b) dan (14c) secara gramatikal dapatdibenarkan, tetapi secara semantik terdapatkesalahan, karena penggunaan modalitaskonnen memiliki makna kemungkinan.Sedangkan penggunaan leksikon yanglangsung mengacu pada makna *dapat, *boleh,dan *mampu seperti pada data (14b) dan (14c)menjadi tidak sesuai dengan konteks kalimat.Dengan demikian, makna kalimat Sie kannauch daran gedacht haben berarti 'Dia mungkin

Modalitas Konnen dalam Kalimat Bahasa Jerman (Sulis Triyono)

Page 8: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

64

juga sudah memikirkannya.' Demikian pulaterjadi pada kalimat yang terdapat pada datasebagai berikut.

(15) Er kann nieht gekommen sein

'Dia mungkin tidak bisa datang'(15a) *Er ist nieht gekommen konnen

'Dia tidak dapat datang'(15b) *Erdarft nieht gekommen sein

'Diaboleh tidak datang'

(15e) *EristinderLagezukommen'Dia mampu datang'

Akan tetapi, kalimat Er kann niehtgekommen sein mimiliki dua kemungkinan.Kemungkinan pertama adalah es ist unrnoglieh,dass er gekommen ist 'dia tidak mungkin bisadatang' dan kemungkinan kedua es ist moglieh,dass er nieht gekommen ist 'dia mungkin tidakbisa datang'. Oleh karena itu, opsi yang dipilihdapat berupa dua kemungkinan itu.

Er kann nieht gekommen sein dalambahasa Jerman dipengaruhi oleh peranmodalitas konnen dalam konteks yangdimaksud oleh pembieara dan sikap pembieara.Oleh karena itu, disebut sebagai maknasubjektiv pembieara. Hal ini dapat dijelaskanbahwa argumen pertama Er kann niehtgekommen sein yang berarti 'dia tidak mungkinbisa datang' disebut sebagai Negation desModalverben 'makna negativ modalitas'.Sedangkan untuk argumen kedua Er kann niehtgekommen sein yang berarti 'dia mungkin tidakbisa datang' disebut sebagai Negation desHauptverbs 'maknanegativ verba inti'.(16) Ich kann nur sehreiben, wenn du mir

Papier gibst. 'Saya mungkin hanya bisamenulis saja, apabila kamu memberikukertas'.

(16a) *Ich sehreibe nur, wenn du mir Papiergibst.

(16b) *Ich darf nur sehreiben, wenn du mirPapier gibst.

(16e) *Ich bin in der Lage. nur zu sehreiben,wenn du mir Papier gibst.

Seperti pada data (14) dan (15) tersebutdi atas, bahwa keberterimaan seeara gramatikalberpengaruh terhadap keberterimaan seeara

DIKSI Vol. : 13. No.2 Juli 2006

semantik. Makna semantik tidak terlepas darikonteks dalam kalimat dan bentuk

gramatikalnya. Modalitas konnen 'dapat' padakalimat di atas, temyata hanya dapat digantidengan satuan mungkin yang menggambarkanmakna 'kemungkinan', sehingga bisadiidentifIkasi bahwa modalitas konnen di atas

mempunyai makna 'kemungkinan'.

b. Makna KemampuanModalitas konnen 'dapat' juga

mempunyai Hihigkeitsbedeutung 'maknakemampuan'. Data yang bisa diamati:(17) Man kann dort schon sehwimmen, das

Wasser ist warm genug.

'Orang itu sudah bisa (mampu) berenangkarena airnya eukup hangat'.

(18) Martin kann jetzt schon sehwimmen,seine Tantehat es ihm beigebraeht.'Martin sekarang sudah bisa (mampu)berenang, tantenya yang mengajarinya'.

(19) Sie konnte nieht sehen, weil es zu dunklewar.

'Dia tidak mampu melihat karena terlalugelap'.

Pada ketiga kalimat bahasa Jermantersebut, makna konnen memiliki artikemampuan. Hal ini dapat diuji dari kalimatMan kann dort schon sehwimmen 'orang itubisa berenang'. Makna kann sehwimmen 'bisaberenang' pada kalimat tersebut berarti mampuberenang. Demikian pula pada kalimat (18) dan(19) memiliki makna mampu. Modalitaskonnen pada kalimat (18) dan (19) hanya bisadiganti dengan satuan mampu yangmenyatakan makna 'kemampuan', sehinggabisa diidentifikasi bahwa satuan modalitas

konnen itumempunyai makna 'kemampuan',

c. Makna Izin

Selain mempunyai makna kemungkin-an (Mogliehkeitsbedeutung) dan maknakemampuan (Fiihigkeitsbedeutung), modalitaskonnen dalam bahasa Jerman memilikiErlaubnisbedeutung 'makna izin'. Data dapatdiamati padapaparan di bawah ini.

Page 9: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

(20) Meinetwegen kann er machen, was erwill.

'Tak apalah, dia boleh mengerjakan,sesuai keinginannya'.

(21) Wer mit dem Sprachtest fertig ist, kannnach Hause gehen.

'Siapa yang telah selesai mengerjakanujian, boleh pulang'.

Untuk memudahkan kita mencermati

gejala kebahasaan yang mengandung maknaizin adalah data pada kalimat (21) sebagaiberikut.

(21) Wer mit dem Sprachtest fertig ist, kannnach Hause gehen. ' Siapa yang telahselesai mengerjakan ujian, boleh pulang'.

(21a) *Wer mit dem Sprachtest fertig ist, darfnach Hause gehen.

(21b) *Wer mit dem Sprachtest fertig ist, istnach Hause gegangen.

(21c) *Wer mit dem Sprachtest fertig ist, istnach Hause.

Data (21) menunjukan bahwapenggunaan modalitas konnen pada kalimatbahasa Jerman hanya bisa diganti denganmodalitas konnen dalam bahasa Indonesia

artinya 'boleh' yang menyatakan makna 'izin'.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwamodalitas konnen dalam kalimat bahasa Jerman

mempunyai makna 'izin'. Untuk mengungkapmakna izin dalam kalimat bahasa Jerman

tersebut menggunakan makna subjektivmodalitas konnen karena ditinjau dari sikappembicara. Dengan demikian, data (21a),(21b), dan (21c) secara semantik tidakberterima.

D. PENUTUP

1. SimpulanModalitas dalam bahasa Jerman

mempunyai fungsi dan makna sesuai dengankonteksnya masing-masing. Modalitas ataupendesak potensial dalam bahasa Jermanmenggambarkan sikap pembicara terhadap halyang dibicarakan. Pengungkapan itu bisadengan unsur gramatikal dan bisa pula denganunsur leksikal. Kajian modalitas ini termasukkajian pada modalitas epistemik atau pendesak

65

potensial.

Berdasarkan perilaku sintaksisnyamodalitas konnen dalam kalimat bahasa Jerman

mempunyai ciri-ciri: (1) bukan sebagai unsurinti, hanya sebagai atribut dalam frase verba,sehingga jika dilesapkan kalimatnya tetapgramatikal, (2) hubungan unsur modalitaskonnen dengan unsur-unsur lain bersifatlonggar, (3) ketegaran letak modalitas konnensangat kuat dan bersifat mutlak sehingga tidakbisa dipermutasikan dengan unsur lain dalamsuatu kalimat.

Selain itu, modalitas konnen dalam kalimatbahasa Jerman mempunyai makna yangberbeda-beda bergantung pada kontekskalimatnya. Makna yang dinyatakan olehmodalitas konnen berupa makna'kemungkinan', 'kemampuan', dan 'izin'.

2. ImplikasiBerdasarkan pengkajan tersebut di

atas, dapat dikemukakan implikasinya dalampengajaran bahasa Jerman sebagai berikut.Modalitas konnen dalam kalimat bahasa

Jerman berfungsi untuk menyatakan sikappembicara. Dalam merealisasikan sikappembicara untuk mengungkapkan maknakemungkinan, makna mampu, dan makna izindapat digunakan modalitas konnen. Kadarkeintian modalitas konnen tersebut sangattinggi. Sebagai pewatas verba, kehadiranmodalitas konnen 'dapat' merupakan atributdari verba dalam konstruksi fraseverbal. Secara

gramatikal hubungan antara modalitas konnendan unsur lainnya dalam kalimat bahasa Jermanbersifat longgar. Modalitas konnen memilikiketegaran yang bersifat mutlak karena letakmodalitas konnen dalam kalimat bahasa Jerman

tidak dapat dipindah-pindahkan. Letakmodalitas konnen dalam kalimat pada posisikedua dan pasangan verba inti yang terkaitdengan modalitas berada pada akhir kalimat,seperti berikut: Die Kinder konnen ihreHausaufgabe gut machen. Posisi pertamadiduduki die Kinder 'anak-anak'. Pada posisikedua diisi oleh modalitas konnen 'dapat'.Posisi ketiga diisi oleh ihre Hausaufgabe'pekerjaan rumahnya'. Posisi keempat diisi

Modalitas Konnen dalam Kalimat Bahasa Jerman (Sulis Triyono)

Page 10: MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN · MODALITAS KONNEN DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN oleh Sulis Triyono FBS Universitas Negeri Yogyakarta ... it is merely an attributive element

66

Erganzung (E) gut 'baik'. Posisi terakhir dalamkalimat itu diisi oleh verba inti machen

'mengerjakan'. Dengan demikian, kalimat DieKinder konnen ihre Hausaufgabe gut machenberarti 'anak-anak itu dapat mengerjakanpekerjaan rumahnya denganbaik'.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 1992. Modalitas dalam BahasaIndonesia. Yogyakarta:Kanisius.

, et. al. 1993. Tata Bahasa BakuBahasa Indonesia. Jakarta:

Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Buscha, Joachim & Irene Zoch. 1992. DerInfinitiv. Zur Theorie und Praxis desDeutschunterrichts fur Auslander.

Leipzig: Langenscheidt VerlagEnzyklopadie.

Chaer, Abdul. 1990. Pengantar SemantikBahasa Indonesia. Jakarta: Rineha

Cipta.

Engel, Ulrich. 1991. Deutsche Gramrnatik.Heidelberg: Julius GroosVerlag.

DIKSI Vol. : 13. No.2 Juli 2006

Grebe, Paul. 1973. Duden. Die Gramrnatik.Mannheim: Duden Verlag.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. KamusLinguistik. Jakarta: Gramedia.

. 1986. Kelas Kata dalamBahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Ramlan, M. 1986. Ilmu Bahasa Indonesia,Sintaksis.Yogyakarta:Karyono.

Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek dalamBahasa Indonesia, Keselarasan PolaUmum. Jakarta: Djambatan._' 1984. Metode Linguistik BagianPertama, ke Arah Memahami MetodeLinguistik. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press._' 1986. Metode Linguistik BagianKedua, Metode dan Aneka TeknikPengumpulan Data. Yogyakarta:Gadjah MadaUniversity Press.

Verhaar, lW.M. 1986. Asas-asas LinguistikUmum. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.