24

Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

  • Upload
    ledien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa
Page 2: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa
Page 3: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa
Page 4: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

1

MENJAGA KEPERCAYAAN PEMBELI UNTUK

MEMELIHARA PASAR BRIKET

Oleh :

Ferdianto Kangsotrisno

Universitas Kristen Satya Wacana

"How to maintain the business relationships with buyers in foreign countries of

briquettes?" It is a question of discussion of this research. This study aims to

explain how to maintain a business relationships with foreign buyers. This study

used a qualitative method with resource persons Mr. Erwadi Rahardjo, coconut

shell charcoal of briquettes owner business in Tingkir, Salatiga, Central Java.

The results of this research is how to maintain business relationships with buyers

from abroad of briquettes. From these results obtained, in maintaining business

relationships with foreign buyers the required honesty first, the second is the

company's business strategy, and the third is total quality management. By

knowing how to maintain business relationships with foreign buyers, the level of

entrepreneurship in Indonesia in the field of exports can be increased”

PENDAHULUAN

Setelah terjadinya krisis pada tahun 1998 di Indonesia maka pemerintah

semakin mengerti betapa pentingnya kewirausahaan (entrepreneurship).

Kewirausahaan dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sekarang ini

wirausaha merupakan suatu hal yang digencarkan oleh pemerintah untuk

memperbaiki perekonomian Indonesia. Hal ini tercermin pada pinjaman yang

diluncurkan melalui lembaga keuangan untuk usaha kecil menengah. Pinjaman ini

diberikan oleh pemerintah dalam rangka mengembangkan usaha kecil yang

berpotensi menjadi besar. Beberapa negara berkembang di Asia yang sukses

dalam melakukan kewirausahaan antara lain Singapore, China, dan Korea. China

merupakan negara yang dapat dikatakan paling sukses dalam mengembangkan

negara. Sekarang China merupakan negara yang berada di urutan nomor satu

dibandingkan dengan semua negara dalam hal perekonomian. Hal tersebut

dikarenakan jumlah pendapatan masyarakat China yang melonjak naik dengan

cepat.

Nurseto (2004) mengemukakan bahwa seorang wirausaha adalah orang

yang memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat

keputusan – keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan

menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan. Inovasi dan kreatifitas yang

Page 5: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

2

tercipta dari jiwa entrepreneur merupakan awal terciptanya usaha baru yang dapat

menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Indonesia memiliki banyak sumber

daya alam yang sangat besar. Sumber daya alam yang kita miliki seharusnya tidak

membuat perekonomian di Indonesia terpuruk. Hal tersebut dikarenakan

Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang bagus untuk mengelola

sumber daya alam yang ada. Pada akhirnya banyak masyarakat Indonesia yang

lebih memilih bekerja di kantor daripada membuka lapangan pekerjaan baru.

Namun di sisi lain, permasalahan yang selanjutnya dihadapi oleh sumber daya

manusia adalah tuntutan perusahaan yang mengharuskan pekerjanya memiliki

standar yang tinggi sedangkan sumber daya manusia di Indonesia tidak memenuhi

syarat perekrutan pekerja di perusahaan. Hal itulah yang membuat masyarakat

Indonesia memiliki jumlah pengangguran yang sangat tinggi. Kewirausahaan

sangat dibutuhkan di Indonesia untuk mengurangi pengangguran dengan

membuka lapangan pekerjaan yang sangat luas.

Salah satu bentuk kewirausahaan yang sedang marak berkembang pada

beberapa dekade terakhir ini adalah pembuatan briket dari tempurung/ batok

kelapa. Adapun usaha ini berkembang secara luas dan dianggap relatif sesuai

dikembangkan di Indonesia, karena bahan bakunya tersedia di hampir seluruh

wilayah nusantara. Selanjutnya, usaha pembuatan briket batok kelapa ini secara

berkesinambungan mengalami perkembangan yang positif dan hal ini terlihat

pada pangsa pasar yang menjangkau negara-negara di dunia. Agar dapat

memperluas jangkauan pasar maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh

pelaku usaha adalah menjaga hubungan bisnis. Pada penelitian ini penulis akan

meneliti tentang faktor – faktor yang diperhatikan untuk menjaga hubungan bisnis

di luar negeri. Penelitian ini menarik penulis karena penulis menganggap usaha ini

sangatlah unik. Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa sangatlah

besar, namun hanya beberapa produsen saja yang dapat bertahan di pasar briket.

Penelitian ini menarik karena di Indonesia hanya sedikit pelaku ekonomi yang

berkecimpung di dunia ekspor. Wirausaha di Indonesia kebanyakan hanya

berkecimpung di dunia perekonomian lokal. Diharapkan dengan adanya penelitian

ini menambah wawasan para wirausahawan agar dapat memasuki dunia ekspor

dengan menjaga hubungan bisnis antara pembeli di luar negeri dan wirausaha di

dalam negeri.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti cara menjaga hubungan

bisnis dengan pembeli dari luar negeri yang digunakan oleh pemilik arang batok

kelapa dalam menjalankan bisnisnya. Objek penelitian ini adalah usaha Arang

dari batok kelapa yang terletak di Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah.Berdasarkan

uraian diatas maka peneliti dapat merumuskan persoalan penelitian sebagai

berikut Bagaimana menjaga hubungan dengan pembeli briket di luar negeri?

Page 6: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

3

Penelitian ini bertujuan untuk membantu para pelaku bisnis di Indonesia

agar mengetahui cara menjaga hubungan bisnis di pasar ekspor. Dengan adanya

penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai bahan penelitian dan

penulisan selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

tambahan di dalam keilmuan pengembangan masyarakat dan kewirausahaan.

REVIEW LITERATUR

Entrepreneurship

Di Indonesia kata entrepreneurship sering diartikan sebagai orang – orang

yang tidak bekerja di sektor pemerintah. Entrepreneurship tidak jauh dengan kata

entrepreneur atau wirausaha. Di Indonesia entrepreneur juga sering di artikan

orang – orang yang dapat berdiri sendiri dalam mendirikan usahanya. Menurut

Nurseto (2004) mengemukakan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang

memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan –

keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan menghadapi

ketidakpastian untuk meraih keuntungan. Faktor – Faktor kesuksesan entrepreneur

dalam menjalankan bisnis wirausaha dikatakan bahwa “Empat faktor paling

penting bagi keberhasilan wirausaha yaitu pengalaman kerja sebelumnya, belajar

dari keberhasilan dan kegagalan, tim manajemen, dan keberuntungan.” (Wadhwa

et al, 2009). Menurut pandangan Nurseto, seorang wirausaha dalam mendirikan

usahanya agar meraih keberhasilan lebih menekankan pada pengetahuan yang

diketahui oleh seorang wirausaha tersebut. Dengan pengetahuannya yang luas,

maka seorang wirausaha dapat menciptakan sesuatu yang baru dan tidak mudah

ditiru oleh semua orang.

Menurut Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) Kewirausahaan adalah

proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya

yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang

mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan

kebebasan pribadi. Pada pandangan Hisrich, Peters, dan Sheperd, seorang

wirausaha merupakan orang yang dapat membuat sesuatu yang baru dan memiliki

nilai guna.

Dari dua pandangan tersebut terdapat hubungan yang sama antara satu

dengan yang lain. Menurut pandangan Nurseto, seorang wirausaha merupakan

seseorang yang berpengetahuan luas dan menurut Hisrich, Peters, dan Sheperd

seorang wirausaha adalah seseorang yang dapat membuat sesuatu yang baru serta

memiliki nilai guna. Dari dua hal tersebut dapat diartikan bahwa seorang

wirausaha adalah seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang sesuatu

barang dan dapat mengolah barang tersebut menjadi barang baru yang bernilai

Page 7: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

4

guna serta dapat menghasilkan keuntungan untuk diri sendiri maupun dengan

orang lain.

Alasan – alasan yang mendorong seseorang menjadi wirausaha yaitu

adanya alasan keuangan, seseorang akan menjadi wirausaha karena membutuhkan

uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Mu’minah (2001) pernah meneliti

atas 8 orang pengusaha sukses di Pangandaran, hasil penelitian menunjukkan

bahwa 8 pengusaha tersebut memulai usahanya karena keterpaksaan.

Keterpaksaan tersebut karena himpitan ekonomi yang harus dipenuhi. Hal kedua

yang mendorong seseorang menjadi wirausaha adalah keluarga. Sulasmi (1989)

telah melakukan penelitian di Bandung kepada 22 orang pengusaha. Sekitar 55%

pengusaha tersebut berasal dari keluarga pengusaha. Alasan ketiga yaitu karena

orang yang ingin masuk ke wirausaha memang memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi. Menurut Muhandri (2002), seorang wirausaha yang memiliki pendidikan

tinggi memang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pengusaha. Dengan

banyak mempelajari hal – hal wirausaha, dapat mendorong seseorang untuk

menjadi seorang pengusaha.

Strategi Bisnis

Strategi bisnis sangat penting pada awal mendirikan usaha. Tanpa strategi

usaha, usaha yang kita dirikan akan berjalan tanpa arah dan tidak ada tujuan yang

ingin dicapai, Hal tersebut akan mempengaruhi kinerja dan hasil akhir yang

dicapai. Menurut Amalia et. al (2010) Perumusan strategi bisnis merupakan

proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk

membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan

perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam

rangka menyediakan customer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu

dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu pertama adalah

mengidentifikasi segmentasi pada saat akan memulai bisnis. Segmentasi yang

dimaksud yaitu tentang target konsumen yang akan membeli dan menggunakan

barang yang kita produksi. Yang kedua adalah melakukan analisis lingkungan

internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan

ancaman yang akan dihadapi dalam memulai bisnis. Yang ketiga adalah

merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-

strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya. Yang keempat adalah

menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi

dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki, kondisi eksternal yang

dihadapi dan memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang. Bentley, Omer, & Sharp (2013) menyatakan bahwa

Page 8: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

5

strategi bisnis sebagai diferensiasi produk tentang perbedaan – perbedaan barang

yang diproduksi serta kepemimpinan biaya dari sisi eksplorasi dan eksploitasi.

TQM ( Total Quality Management )

TQM biasanya timbul dari kepedulian terhadap kualitas produk, program

TQM yang paling sukses akhirnya menjadi inisiatif peningkatan efisiensi yang

melibatkan perubahan organisasi dalam otoritas pengambilan keputusan dan

ukuran kinerja. Untuk alasan ini, pelaksanaan yang efektif dari TQM

membutuhkan perubahan besar. Menurut Karen Hopper (1994), Tiga komponen

tersebut yaitu (1) sistem untuk mengalokasikan hak keputusan, (2) sistem

pengukuran kinerja , dan (3) reward and punishment sistem. TQM sangat penting

diterapkan diperusahaan untuk menjaga kualitas dari barang yang diproduksi.

Untuk beberapa perusahaan TQM dilakukan dengan membayar Quality Control

(QC) dari masing – masing negara. Dengan adanya QC perusahaan dapat

memperkecil dan menekan kesalahan dalam memproduksi barang. Ada beberapa

teori tentang TQM yang sudah dikemukakan oleh beberapa orang yaitu, Menurut

Atkinson (1990), TQM merupakan sebuah strategi pendekatan untuk dapat

menghasilkan produk dan jasa yang terbaik melalui adanya berbagai inovasi.

Selanjutnya Departemen Perdagangan dan Industri Inggris (United Kingdom’s

Department of Trade and Industry) (1991a) mengartikan TQM sebagai sebuah

cara mengelola secara efektif, efisien, fleksibel dan kompetitive dari suatu usaha

secara menyeluruh. The Deming Prize Committee (1986) memaknai TQM

sebagai sebuah sisitem aktivitas untuk memastikan kualitas barang dan jasa yang

diinginkan oleh konsumen secara ekonomis. Pfau (1989) menyatakan bahwa

TQM merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan kulaitas barang dan jasa

secara berkesinambungan melalui partisipasi dari seluruh fungsi dan tingkat

dalam suatu produksi.

Menurut Ekroman, Sri Soejatminah (2010) TQM diartikan sebagai

Filosofi manajemen yang mencakup semua penekanan dari aspek kebutuhan dan

harapan pelanggan, dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien guna

memaksimalkan potensi SDM agar dapat terlaksana secara maksimal bagi

kelangsungan perusahaan. Sependapat dengan Ekroman, Tjiptono (2001:4)

mengemukakan bahwa TQM merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan

menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing

organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses

dan lingkungannya. Sementara Greech (1996) mengatakan bahawa TQM

mencakup lima pilar yang terdiri atas produk, proses, organisasi, pemimpin dan

komitmen. Sehingga dari ke lima pilar yang saling memiliki korelasi maka suatu

Page 9: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

6

perusahaan dapat memaksimalkan sumberdaya yang dimilikinya sehingga dapaat

melakukan produksi secara efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Kemampuan Membangun Relasi dan Mempertahankan Pasar

Selain memperhatikan faktor manajemen kualitas, maka ada aspek lain

yang perlu mendapatkan perhatian dari pelaku bisnis (termasuk bisnis briket batok

kelapa) yaitu cara mengelola hubungan dengan customer. Hal ini perlu dilakukan

agar dapat mempertahankan relasi/ rekan bisnis dan mengembangkannya.

Sebagaimana diungkapkan oleh Parvatiyar & Sheth (2000) manajemen hubungan

pelanggan (Customer Relatipnship Management / CRM) sebagai bagian dari

strategi dan proses untuk menjangkau dan mempertahankan pelanggan mencakup

beberapa hal penting yang di antaranya adalah hubungan dengan pelanggan

individual, manajemen dan proses pengembangan bisnis pelanggan, pemasaran

frekuensi, loyalitas dan bermitra dengan pelanggan.

Dalam perspektif sempit, manajemen hubungan pelanggan adalah database

pemasaran menekankan aspek promosi pemasaran terkait dengan upaya Database

(Bickert, 1992). Sementara di sisi lain CRM dianggap hanya sebagai mencari

retensi pelanggan dengan menggunakan berbagai taktik pemasaran setelah yang

menyebabkan ikatan pelanggan atau tinggal berhubungan dengan pelanggan

setelah penjualan adalah dibuat (Vavra, 1992). Agar dapat melaksanakan proses

manajemen hubungan ini, maka pelaku usaha mulai dapat melakukan penerapan

keterlibatan asli dengan pelanggan (berkomunikasi dan berbagi pengetahuan)

sebagaimana diungkapkan oleh McKenna (1991). Selanjutnya,

Berry (1995), dalam sedikit pengertian yang lebih luas, juga memiliki pandangan

yang tepatberkaitan dengan CRM yang menekankan proses pemasaran dan

mengembangkan hubungan dengan pelanggan lebih dekat sehingga menjadi

loyal. Lebih lanjut lagi Parvatiyar & Sheth (2001) juga menyatakan bahwa ada

lima kunci yang tercakup pada CRM yaitu mengidentifikasi hubungan dengan

pelanggan, membangun hubungan, mempertahankan, memperbaiki hubungan

yang pernah mengalami masalah, serta meningkatkan hubungan yang lebih dekat

dengan pelanggan.

METODE

Sebelum mendapatkan pembahasan ini, saya mengikuti kuliah

entrepreneur skill di Universitas Kristen Satya Wacana. Pengampu mata kuliah

tersebut mengajak kelas entrepreneur skill ke tempat – tempat home industri yang

ada di Salatiga. Salah satunya adalah pabrik briket arang batok kelapa. Dari mata

kuliah tersebut saya melihat adanya pengetahuan yang perlu dibagikan pada

masyarakat luas dan ada sesuatu yang unik dalam usaha ini. Setelah perkuliahan

Page 10: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

7

selesai, saya datang kembali ke pabrik briket arang batok kelapa untuk bertanya

tentang izin bila usaha dari briket arang batok kelapa milik Pak Irwadi akan

digunakan untuk penulisan kertas kerja, dan disanalah Pak Irwadi mengijinkan

dan berjanji akan membantu semaksimal mungkin. Teknik pengumpulan data

yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Wawancara dan observasi

dilakukan di daerah Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah.

Dalam pembuatan kertas kerja ini, saya bertanya kepada Pak Irwadi

seputar awal pertama berdiri, proses masuk ke pasar ekspor, proses produksi, yang

perlu diperhatikan dalam membangun usaha ekspor, dan rencana kedepan tentang

usaha yang dibangun. Pada proses wawancara, saya menggunakan handphone

untuk merekam pembicaraan dan membuat transkrip dari hasil wawancara. Pada

saat wawancara, Pak Irwadi kurang dapat berkonsentrasi dalam menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang saya ajukan. Hal itu dikarenakan beliau sibuk

dengan beberapa telepon dari konsumen yang bertanya tentang barang yang

mereka pesan. Bukan hanya telepon dari konsumen suara mesin dan para pegawai

yang berkonsultasi kepada Pak Irwadi juga agak mengganggu jalannya

wawancara. Dengan adanya gangguan itu, saya hanya dapat menunggu hingga

keperluan dari pabrik yang membutuhkan tenaga dan pikiran Pak Irwadi selesai

terlebih dahulu dan saya baru dapat melanjutkan wawancara saya dengan pak

Irwadi. Saya melakukan observasi guna melihat mesin apa saja yang digunakan

untuk membuat briket arang batok kelapa dan melihat proses produksi yang

berlangsung pada pabrik. Pada saat observasi penulis melihat mesin produksi,

pembagian jam kerja, dan penanganan pada mesin – mesin yang mengalami

kerusakan. Pada mesin produksi terdapat 4 mesin yang digunakan yaitu mesin

giling, mesin aduk, mesin cetak briket, dan oven. Proses observasi juga

menggunakan kamera handphone untuk mengambil gambar dari mesin – mesin

yang digunakan. Pada saat observasi Pak Irwadi mengijinkan saya untuk melihat –

lihat dan mengambil gambar semau saya tanpa batasan. Pada saat observasi, saya

berkeliling ditemani oleh asisten kepercayaan di pabrik milik Pak Irwadi. Pada

saat mengambil gambar asisten Pak Irwadi menjelaskan cara kerja dari mesin –

mesin yang saya foto.

Hasil wawancara dan observasi yang telah saya lakukan, saya tuliskan ke

dalam bentuk laporan. Saya menulis laporan dan melakukan analisis. Analisis

yang kami lakukan menggunakan metode tematik analisis. Analisis dilakukan

oleh dosen pembimbing dan saya. Analisis tersebut menuntun saya mulai

menentukan topik – topik yang dapat diangkat pada penelitian ini. Tema yang

digunakan yaitu Entrepreneurship. Dengan topik entrepreneur, strategi bisnis, dan

Total Quality Management. Ketiga topik tersebut merupakan topik – topik yang

akan dibahas pada penelitian ini. Saya membuat outline tulisan tentang topik

Page 11: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

8

tersebut. Berikutnya saya melakukan penulisan temuan empirik. Kesulitan yang

dialami pada saat di lapangan yaitu yang pertama sulitnya menentukan waktu

yang sesuai antara nara sumber. Namun hal itu dapat teratasi dengan cara

membuat janji ulang untuk pertemuan berikutnya.

BRIKET ARANG BATOK KELAPA

Di daerah Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, sebuah perusahaan didirikan

Pak Irwadi memproduksi briket dari arang batok kelapa. Pada tahun 2007, paman

Pak Irwadi berlibur di Indonesia dan memberikan informasi peluang usaha

eksport briket arang batok kelapa. Ide ini dipandang sangat baik sehingga Pak

Irwadi mulai mencari informasi mengenai besar potensi pasar briket dan

kebutuhan arang batok kelapa di Amerika. Setelah pencarian informasi, Pak

Irwadi melihat ada dua barang yang memiliki potensi pasar besar, yaitu briket dan

batu akrilik.

Kemudian Pak Irwadi mencari informasi mengenai bahan – bahan dan

cara pembuatan batu akrilik dan briket. Beliau lebih tertarik membuat briket arang

batok kelapa karena cara pembuatannya lebih mudah dibandingkan dengan

membuat batu akrilik. Selain itu bahan baku briket lebih mudah diperoleh

daripada akrilik. Briket berbahan dasar arang batok kelapa sejauh ini dianggap

sebagai sampah dan sangat mudah ditemukan di Indonesia karena sebagian besar

daratan Indonesia tumbuh pohon kelapa.

Eksperimen awal memulai usaha baru, Pak Irwadi membuat dan

mendesign sendiri mesin pencetak briket. Pada tahap ini Pak Irwadi tidak

memiliki tentang pengetahuan mesin. Pak Irwadi memberikan informasi tentang

pengetahuan mesin briket yang dibuat oleh beliau berdasarkan kebutuhan. Karena

bila ingin membuat sebuah briket, pabrik harus memiliki mesin untuk

memproduksi barang. Menurut Pak Irwadi hal tersebut dapat terjadi karena

kepepet. Pada saat keadaan mendesak, seseorang dapat melakukan apa yang

seharusnya tidak dapat dilakukan. Pengetahuan tersebut didapatkan karena adanya

kebutuhan yang mendesak untuk memproduksi briket arang batok kelapa. Setelah

berhasil membuat mesin, Pak Irwadi membuat briket dan dikirimkan ke

laboratorium Sucofindo untuk tes kelayakan untuk di eksport. Percobaan

pembuatan briket baru sesuai standart setelah enam kali, sebelumnya ditolak

karena belum memenuhi standart. Standart briket yang ada di pabrik Pak Irwadi

yaitu abu dari briket maksimal 2,5%. Karbon aktif dari briket minimal 75%,

Kalori minimal 7200 kalori per kilogramnya. Kadar air 6,9% sampai 7%.

Volatilmeter atau zat terbang 12% – 14%. Hasil penelitian ini berasal dari

Laboratorium Sucofindo. Sedangkan untuk standard pasar Eropa kadar abu

Page 12: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

9

maksimal 3%, kadar air maksimal 7%, karbon aktif minimal 75%, kalori minimal

7200kcal/kg, dan abu berwarna silver.

Setelah briket yang diproduksi, memenuhi standard dari Eropa, Pak Irwadi

mulai melakukan pemasaran briket melalui iklan Internet. Dari Internet itulah Pak

Irwadi menemukan pembeli, mempertanyakan kualifikasi produk dan kalau setuju

baru dibuat perjanjian mengenai pembelian produk. Jika sudah cocok, pembeli

akan datang ke tempat produksi melihat dan melakukan kontrak, biasanya selama

satu bulan. Selama kontrak berlangsung Pak Irwadi memproduksi briket sesuai

dengan kontrak yang ada. Isi kontrak meliputi jumlah kontainer yang bisa dikirim

dalam sebulan oleh Pak Irwadi. Untuk saat ini Pak Irwadi dapat memenuhi

permintaan pelanggan hingga 8 kontainer setiap bulannya. Satu kontainer

berisikan 20 ton briket dari arang batok kelapa. Harga setiap kilogram briket

adalah Rp 8500,00 per kilogram. Bentuk briket dapat disesuaikan dengan

permintaan dan sesuai dengan kegunaannya. Pak Irwadi dapat memproduksi dua

bentuk briket yaitu briket yang digunakan untuk barbecue dan shiza.

Setelah adanya kontrak, Pak Irwadi memulai produksi dan menyiapkan

apa saja yang dibutuhkan. Bahan baku briket yang dipakai Pak Irwadi adalah

arang batok kelapa, tepung terigu, dan air. Semua bahan baku ini dicampurkan

dan giling serta dibentuk berupa kubus. Untuk bahan baku pak Irwadi

mendapatkan dari luar pulau Jawa dan sudah dalam bentuk arang batok kelapa

sesuai dengan standard yang diberikan. Sebagian besar arang batok kelapa berasal

dari Sulawesi. Dalam seminggu Pak Irwadi mendapatkan kurang lebih 10 ton

arang batok kelapa. Untuk bahan baku sendiri Pak Irwadi tidak mengalami

kesulitan mendapatkannya. Beliau memberikan info bahwa hampir diseluruh

Indonesia memiliki areal yang ditumbuhi dengan kelapa. Langkah awal

pembuatan briket dari arang batok kelapa adalah penyortiran batok arang kelapa.

Penyortiran arang batok kelapa dilakukan tiga sampai empat orang. Penyortiran

bertujuan untuk membersihkan debu yang menempel pada arang batok kelapa.

Proses penyortiran ini juga dilakukan untuk menentukan berat dari bahan baku

yang dijual pada Pak Irwadi. Setelah bersih barulah arang batok kelapa itu

ditimbang beratnya, setelah itu baru Pak Irwadi membayar bahan baku tersebut.

Tahap selanjutnya adalah tahap penggilingan dan pencampuran bahan

baku. Pada proses ini Pak Irwadi sedikit mengalami kesulitan karena proses

pensortiran menggunakan tenaga manusia yang disortir sebanyak sepuluh ton,

akibatnya ada beberapa arang batok kelapa yang kurang bersih. Tahap

penggilingan merupakan proses penghalusan arang batok kelapa yang sudah

disortir dan dibersihkan dari kotoran yang menempel. Arang batok kelapa akan

dimasukkan ke mesin giling hingga halus menjadi serbuk arang. Setelah proses

Page 13: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

10

penggilingan selesai, akan menuju ke proses pencampuran bahan baku. Dalam

bentuk serbuk, arang tersebut nantinya akan dicampur dengan tepung dan air.

Tahap pencampuran dilakukan menggunakan mesin yang mencapurkan arang

batok kelapa yang sudah halus, air, dan tepung rose brand. Pada proses ini bahan

baku yang dicampur akan agak lunak dan basah. Proses ini bertujuan

memudahkan mesin pencetak briket mengolah bahan baku setengah jadi.

Proses selanjutnya adalah proses pencetakan. Proses pencetakan

merupakan proses dimana adonan yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat

pencetak briket. Pada mesin ini, briket akan dipanaskan dan dihaluskan kembali

dengan mesin giling. Proses pemanasan di sini bertujuan mematangkan adonan

agar dapat dibentuk menjadi briket yang diminta. Proses pematangan hingga

pencetakan menggunakan tenaga mesin. Namun untuk proses selanjutnya

membutuhkan tenaga manusia secara manual. Pada proses memasak serbuk arang

menggunakan tenaga manusia pada saat adonan dimasukkan dan pada saat adonan

keluar dalam bentuk briket. Pada penerimaan adonan yang sudah jadi, pekerja

meletakkan adonan briket yang sudah terbentuk pada sebuah papan yang nantinya

akan menuju proses pemotongan. Setelah pencetakan briket selesai, briket yang

masih basah tersebut dipotong dengan mesin pemotong yang sudah disediakan.

Proses pemotongan dilakukan dengan mesin yang sudah didesign sedemikian rupa

agar mempermudah pemotongan briket yang masih basah. Pada saat proses

pemotongan bagian tepi dari adonan dipisahkan dari adonan yang lain dan diolah

kembali, karena pada tepi adonan ini tidak terbentuk dengan sempurna. Briket

yang sudah selesai dipotong dengan mesin, akan di masukkan ke dalam mesin

oven untuk pengeringan.

Proses pengeringan yang dilakukan oleh Pak Irwadi menggunakan oven

yang didesign sedemikian rupa agar dapat mengeringkan briket secara sempurna.

Proses ini tidak pernah terkendala dengan musim yang ada di Salatiga, karena

menggunakan oven yang sudah disetting suhu pengeringannya. Apabila ada panas

matahari, biasa Pak Irwadi menggunakan tenaga panas matahari. Namun apabila

suhu lembab, Pak Irwadi menggunakan mesin oven untuk proses pengeringan.

Briket yang sudah kering dari mesin oven akan diletakkan sejenak supaya dingin

dan siap dipacking menggunakan kotakyang disediakan konsumen atau pembeli

briket. Langkah terakhir pada proses produksi yaitu pengujian briket untuk kadar

abu, panas, dan asap. Pengujian bertujuan untuk mengecek kualitas briket,apakah

layak untuk dikirim atau tidak. Setelah pengujian dinyatakan layak, maka briket

akan dimasukkan kedalam dus yang sudah tersedia dan siap dimasukkan ke

kontainer untuk dikirim ke daerah Eropa. Apabila tidak layak maka briket akan

diolah kembali dari langkah awal. Pada proses ini pak Irwadi menggunakan jasa

Page 14: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

11

Quality control dari setiap negara. Ada yang dari Eropa, Belanda, Inggris,

Amerika, dan Jerman.

Dari hasil wawancara, Pak Irwadi mendapatkan laba setiap kontainer dari

briket tersebut sebesar Rp 55.000.000,00. Laba yang diterima merupakan laba

bersih. Pajak dalam bisnis ini adalah 0% karena kebijakan pemerintah Indonesia

menarik minat para wirausahawan untuk berbisnis dan melakukan eksport.

Sistem pembayaran dalam bisnis briket tidak rumit. Jika kontrak disetujui,

pihak konsumen akan memberikan tanda jadi sebesar 60% dari harga kesepakatan.

Pada saat briket siap dimasukkan ke dalam dus, konsumen akan membayar 20%

dari kekurangan pembayaran. Ketika barang sudah akan dimasukkan ke dalam

kontainer 20% sisa pembayaran bayarkan sekaligus dilunasi semua. Setelah

pelunasan selesai barulah barang – barang tersebut dimasukkan ke kontainer

untuk dikirim. Di tempat pak Irwadi minimal seminggu sebelum jadwal

pengiriman, pembayaran sudah dalam status lunas. Apabila pembayaran tidak

dilakukan, maka pak Irwadi akan menunda pengiriman hingga pelunasan

dilakukan.

Saat ini Pak Irwadi memiliki sebuah pabrik pembuat briket dari arang

batok kelapa. Untuk pabrik ini kapasitas produksi setiap bulannya adalah 4

kontainer. Satu kontainer berisikan 20 ton briket dari arang batok kelapa. Pada

pabrik ini Pak Irwadi dapat memenuhi permintaan konsumen sebesar 80 ton briket

arang batok kelapa setiap bulannya. Saat ini Pak Irwadi tidak melakukan proses

marketing karena para konsumen yang membeli briket arang batok kelapa adalah

konsumen yang selalu membeli briket arang batok kelapa. Proses marketing

hanya dilakukan hanya sekali pada saat awal pabrik briket arang batok kelapa

berdiri. Pada awalnya pabrik ini ingin dikuasai oleh satu pembeli saja, namun

kebijakan yang diambil Pak Irwadi berbanding terbalik dengan konsumen yang

menginginkan semua hasil produksinya dibeli hanya pada satu konsumen. Setelah

proses marketing pada awal berdirinya usaha ini, para konsumen memberikan

kontrak yang diperbaharui setiap awal bulan. Untuk saat ini Pak Irwadi

mempunyai 3 konsumen yang diberikan secara adil untuk briket arang batok

kelapa. Para konsumen mendapatkan hasil produksi dengan jumlah yang sama.

Strategi ini dilakukan supaya konsumen tidak memainkan harga dan memonopoli

hasil produksi. Untuk saat ini konsumen yang belum terlayani sebanyak 2

konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa pasar untuk briket arang batok kelapa

sangatlah terbuka lebar dan besar. Pabrik milik Pak Irwadi yang baru merubah

tenaga yang tadinya menggunakan diesel atau mesin penggerak menjadi listik

industri. Hal ini dilakukan karena untuk menghemat pengeluaran dibagian

produksi. Dengan menggunakan listrik industri, pengeluaran untuk produksi

Page 15: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

12

menjadi berkurang. Bila satu bulan menggunakan bahan bakar solar sebanyak 60

juta rupiah, dengan menggunakan tenaga listrik akan menghabiskan listrik sekitar

40 juta rupiah saja. Maka pada pabrik yang kedua sudah menggunakan tenaga

listrik industri. Kelemahan dari listrik industri yaitu pengeluaran yang

membengkak pada awal pemasangan. Karena pemasangan listrik akan

menghabiskan dana sekitar 120 juta rupiah.

Pak Irwadi sedang berkonsentrasi mendirikan pabrik yang kedua.

Direncanakan pabrik tersebut dapat memproduksi 8 kontainer setiap bulannya.

Hal tersebut dilakukan karena banyaknya permintaan briket di Eropa. Namun

dengan adanya pabrik kedua yang dibangun, permintaan briket arang batok kelapa

masih sangat banyak sekali dan cakupan pasar briket arang batok kelapa sangat

luas. Pasar briket arang batok kelapa sangatlah luas dikarenakan barang ini

merupakan energi dan akan selalu dikonsumsi. Dengan adanya bahan baku yang

tidak merusak alam, usaha dalam bidang briket arang batok kelapa dapat

dikatakan tidak akan pernah mati dan untuk setiap tahunnya akan selalu

bertambah jumlah kebutuhan akan briket ini.

Untuk rencana ke depannya Pak Irwadi akan membuat satu pabrik untuk

mengolah satu buah kelapa utuh. Untuk serabut kelapa akan di eksport ke Jepang.

Nantinya di Jepang serabut kelapa akan digunakan untuk bahan baku pembuatan

fiber. Untuk daging kelapa akan di eksport juga ke Eropa. Di sana daging kelapa

akan dikeringkan dan digunakan sebagai bumbu dapur. Untuk air kelapanya akan

digunakan sebagai nata de coco, dan batok kelapa akan tetap digunakan untuk

bahan baku briket. Dalam waktu dekat ini, beliau membuka kesempatan untuk

para wirausaha yang ingin berkecimpung di dalam bisnis ini. Dengan

menggunakan modal tiga ratus juta rupiah, para wirausaha baru akan

mendapatkan satu set mesin yang digunakan untuk memproduksi briket. Tentu

saja wirausaha yang ingin bergabung tidak berjalan sendirian, Pak Irwadi akan

membantu dalam produksi dan hasil produksi itu akan dibeli oleh Pak Irwadi

untuk memenuhi permintaan pasar.

HASIL DAN DISKUSI

Dalam rangka menjelaskan dinamika usaha Pak Irwadi, Saya mencoba

membahasnya dari perspektif Enterpreneurship, strategi usaha, dan Total Quality

Management.

Entrepreneurship Yang Dimiliki Pak Irwadi

Entrepreneurship di Indonesia dekat dengan istilah wirausaha. Pada saat

ini negara - negara berkembang memerlukan beberapa wirausaha untuk

Page 16: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

13

meningkatkan pendapatan dan mengurangi angka pengangguran. Di Salatiga

terdapat sebuah pabrik briket arang batok kelapa. Nama Pemilik dari usaha ini

adalah Bpk Erwadi Rahandjo, SE. Pada awalnya Pak Irwadi memiliki usaha

kuningan yang berada di Salatiga. Pabrik kuningan ini tidak berjalan dengan baik.

Dan pada akhirnya usaha kuningan ini mengalami kebangkrutan dan tutup.

Setelah gagal dalam membangun usaha kuningan, Pak Irwadi bekerja di

perusahaan pengiriman briket arang batok kelapa yang berada di Bawen. Dari

tempat itulah Pak Irwadi memiliki pengetahuan tentang briket. Pada saat di

CocoBrasa posisi terakhir Pak Irwadi sebagai direktur perusahaan pada saat itulah

Pak Irwadi mendapatkan ilmu tentang briket arang batok kelapa. Setelah beberapa

tahun di perusahaan CocoBrasa, Pak Irwadi memutuskan untuk keluar dan

membuat usaha briket sendiri. Pada awal usaha, Pak Irwadi mencari info cara

membuat briket arang batok kelapa. Pak Irwadi memilih arang batok kelapa

sebagai bahan baku utama karena ketersediaan arang batok kelapa di Indonesia

sangat banyak. Setelah mendapatkan info tentang cara pembuatan, Pak Irwadi uji

coba untuk pembelian mesin pencetak briket. Setelah mesin jadi, Pak Irwadi

mengajak teman – teman yang ingin bekerja sama dengan beliau dalam

membangun usaha briket arang batok kelapa. Setelah ada tiga teman yang

menginginkan usaha tersebut bersama – sama, usaha briket arang batok kelapa

mulai dibuat dan dijalankan. Tujuan mencari teman dalam membangun usaha ini

adalah untuk mencari dana dalam pembuatan mesin pabrik dan modal awal

pembangunan usaha.

Berdasarkan dengan hasil wawancara yang sudah didapatkan, Pak Irwadi

merupakan entrepreneur. Hal itu ditunjukkan dari kesesuaian pengertian dan ciri

dari seorang entrepreneur. Pak Irwadi yang dulunya membuka usaha kuningan

dan ternyata tidak berhasil merupakan cerminan dari kegagalan Pak Irwadi dalam

membangun sebuah usaha. Hal ini sesuai dengan salah satu faktor kesuksesan

entrepreneur yang dikemukan Nurseto tentang empat faktor paling penting bagi

keberhasilan wirausaha. Setelah kegagalan dialami, lalu Pak Irwadi bekerja

disebuah perusahaan pengiriman briket. Disana Pak Irwadi mengetahui tentang

besarnya pangsa pasar untuk briket. Serta Pak Irwadi mencari informasi tentang

ketersediaan bahan baku yang ada di Indonesia. Hal menunjukkan bahwa Pak

Irwadi memiliki pengetahuan yang luas tentang bahan baku yang akan digunakan

dalam usaha briket. Setelah mengetahui, Pak Irwadi membuat sebuah alat

produksi untuk memcetak briket. Proses penciptaan mesin yang digunakan Pak

Irwadi dalam membuat briket merupakan cerminan definisi pengertian

entrepreneur dari Hisrich, Peters, dan Sheperd pada tahun 2008. Bukan hanya

mesin saja namun Pak Irwadi dapat merubah sesuatu yang dianggap limbah

menjadi sesuatu yang bernilai jual sangat tinggi yaitu batok kelapa. Batok kelapa

selama ini digunakan untuk kerajinan tangan. Setelah Pak Irwadi mengetahui

Page 17: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

14

tentang briket, batok kelapa yang tadinya hanya dibuang dan dibuat kerjainan,

dapat diolah menjadi barang komoditi eksport yaitu menjadi briket arang batok

kelapa.

Strategi Mempertahankan Pembeli Luar Negeri

Strategi bisnis sangat dibutuhkan oleh perusahaan pada saat awal berdiri.

Namun pada perusahaan briket arang batok kelapa milik Pak Irwadi, strategi

bisnis pada saat awal berdiri hanya dilakukan satu kali saja. Pak Irwadi pada tahap

strategi usaha hanya melakukan promosi melalui internet pada saat awal

pembuatan usaha saja. Hingga saat ini Pak Irwadi tidak melakukan promosi

kembali, karena hingga saat ini pelanggan yang ingin membeli produk briket dari

Pak Irwadi sangat banyak sekali. Strategi perusahaan pada pabrik briket milik Pak

Irwadi yaitu beliau membuatkan briket dalam satu pabrik terdiri dari 3 pembeli.

Hal itu dilakukan supaya harga jual briket tidak dipermainkan oleh satu pembeli

saja. Dengan adanya 3 pembeli dalam 1 pabrik, harga jual briket akan bersaing

dengan sendirinya antara pembeli pertama dengan pembeli kedua begitu juga

dengan pembeli ketiga. Pada usaha briket arang batok kelapa ini sasaran pasar

yang dituju adalah para pembeli untuk daerah Eropa dan Amerika. Pada usaha

briket arang batok kelapa ini sudah banyak para wirausahawan yang membuat.

Namun menurut pengakuan dari Pak Irwadi, belum banyak para wirausahawan

yang membuat untuk menembus pasar Eropa. Hal itu dikarenakan standart dari

spesifikasi di daerah Eropa jauh lebih tinggi dan lebih sulit dibandingkan dengan

menembus pasar Timur Tengah. Hal tersebut juga dikarenakan harga briket

dengan standart Eropa lebih tinggi dibandingkan dengan harga briket dengan

standart Timur Tengah. Pada usaha ini pun bahan baku yang dibutuhkan sangat

banyak dijumpai di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini bahan baku arang batok

kelapa paling banyak berasal dari wilayah Sulawesi. Permintaan untuk briket saat

ini sangat besar. Pabrik briket milik Pak Irwadi hingga saat ini sudah menolak 3

pembeli yang memesan sangat banyak. Untuk saat ini Pak Irwadi telah membuat

satu pabrik baru untuk mengolah satu buah kepala utuh. Kulit kelapa akan di

ekspor lagi ke Jepang untuk digunakan sebagai coco fiber, daging kelapa akan

digunakan untuk bumbu yang akan di ekspor ke Amerika dan Eropa, batok kelapa

akan digunakan untuk bahan baku briket, dan air kelapa akan dijual untuk nata de

coco.

Bentley, Omer, & Sharp (2013) menyatakan bahwa strategi bisnis sebagai

diferensiasi produk tentang perbedaan – perbedaan barang yang diproduksi serta

kepemimpinan biaya dari sisi eksplorasi dan eksploitasi. Dalam strategi

bisnisnya Pak Irwadi sudah melakukan diferensiasi barang yang diproduksi, yaitu

dengan menetapkan standart Eropa pada briket yang diproduksi. Hal itu

Page 18: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

15

membedakan antara briket yang diproduksi kebanyakan orang dan briket yang

diproduksi di pabrik milik Pak Irwadi. Kebanyakan pengusaha briket hanya

membuat briket yang tembus hingga pasar Timur Tengah saja. Yang dapat

dikatakan memiliki kualitas rendah. Pada sisi kepemimpinan biaya, Pak Irwadi

telah melakukan strategi untuk menghemat pengeluaran yang harus dikeluarkan

tiap bulan dengan menarik listrik industri ke dalam pabrik yang sekarang. Dalam

segi eksplorasi dan eksploitasi. Eksplorasi yang dilakukan Pak Irwadi yaitu

dengan mencari bahan baku yang mudah ditemui dan tidak merusak lingkungan.

Bahan baku yang digunakan ramah lingkungan, tidak berlimbah, dan berkualitas

tinggi. Pada sisi eksploitasi, Pak Irwadi menggunakan batok kelapa yang biasanya

hanya dibakar menjadi arang dan dibuang menjadi suatu barang komoditi yang

bernilai jual tinggi dibandingkan dengan arang – arang yang ada di Indonesia.

Menurut Amalia et. al (2010) Langkah pertama dalam membuat strategi

bisnis adalah mengidentifikasi segmentasi pada saat akan memulai bisnis. Pak

Irwadi sudah melakukan segmentasi para pabrik yang briket, yaitu dengan

menentukan pasar yang akan dituju adalah pasar Eropa. Dengan kualitas tinggi

dan bagus. Yang kedua adalah melakukan analisis lingkungan internal dan

eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman

yang akan dihadapi oleh dalam memulai bisnis. Menurut peneliti sesuai dengan

hasil wawancara yang dilakukan, Pak Irwadi sudah melakukan langkah kedua.

Pada tahap ini kekuatan yang dimiliki oleh Pak Irwadi adalah pengetahuan yang

luas tentang briket dan sedikitnya jumlah pesaing yang berkecimpung dalam

usaha briket arang batok kelapa untuk pasar Eropa. Karena pada pasar Eropa

jarang ada para produsen briket yang dapat memenuhi standart kualitas dari

negara tersebut. Kelemahan pada usaha ini adalah ketergantungan perusahaan

untuk pemasok bahan baku arang batok kelapa. Karena pemasok bahan baku

hanya dapat mengirimkan arang batok kelapa dalam jumlah tertentu, namun Pak

Irwadi membutuhkan bahan baku setiap hari dalam jumlah yang besar. Akibatnya

muncul ancaman apabila pemasok tidak dapat mengirimkan arang batok kelapa ke

pabrik briket milik Pak Irwadi. Peluang pada usaha ini sangatlah luas, karena

jumlah pembeli yang sangat banyak dan kurangnya produsen, maka dalam usaha

ini produsen dapat mengembangkan usaha sebesar – besarnya. Hal itu

dikarenakan sedikitnya produsen briket yang memenuhi standart untuk pasar

Eropa. Yang ketiga adalah merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key

success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis

sebelumnya. Kunci sukses yang ada pada Pak Irwadi adalah pengetahuan Pak

Irwadi tentang mesin yang dirancang sendiri dan tentang pengetahuan beliau akan

briket arang batok kelapa. Yang keempat adalah menentukan tujuan dan target

terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan

sumber daya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi dan memilih

Page 19: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

16

strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka

panjang. Pada tahap keempat ini Pak Irwadi memilih untuk membuat pabrik baru

yang akan mengolah satu buah kelapa utuh. Hal ini dilakukan untuk

menanggulangi apabila bahan baku yang dipasok kurang mencukupi permintaan

briket arang batok kelapa. Pabrik baru ini juga akan dapat meningkatkan

pendapatan Pak Irwadi sendiri.

TQM (Total Quality Management) Dalam Usaha Arang Batok

Kelapa

Total Quality Management pada perusahaan produksi sangatlah penting.

Karena hal ini digunakan untuk menjaga kualitas dan menjaga kepercayaan

pelanggan terhadap suatu perusahaan. Pada perusahaan Pak Irwadi Total Quality

Control dilakukan sejak awal bahan baku datang ke pabrik. Di pabrik tersebut

arang batok kelapa yang datang akan disortir secara manual untuk menghilangkan

debu dan untuk membedakan mana kualitas yang biasa – biasa saja dengan

kualitas yang bagus. Arang batok kelapa pun yang akan dibayar tidak semuanya,

hanya yang sesuai dengan standart untuk pembuatan briket arang batok kelapa.

Penyortiran arang batok kelapa yang datang dilakukan kurang lebih tiga orang.

Setelah penyortiran selesai, arang batok kelapa akan dihaluskan dan dicampur

dengan bahan baku. Setelah tercampur, adonan akan dicetak menjadi briket dalam

bentuk kubus. Proses selanjutnya adalah pengeringan. Proses pengeringan

dilakukan menggunakan oven. Setelah kering, briket akan diuji coba sebelum

dimasukkan ke dalam kardus yang sudah disediakan oleh para konsumen. Uji

coba dilakukan oleh Quality Control kepercayaan dari setiap negara. Hal yang

dilihat pada saat uji coba briket yaitu kadar panas pada saat setelah dipanaskan,

warna abu, warna asap yang dikeluarkan dari briket. Briket akan menjadi berwana

sangat merah setelah dipanaskan, briket yang berwarna merah ini menandakan

bahwa panas yang terkandung di dalam briket sangatlah tinggi. Bukan hanya

kadar panas yang di uji, namun pengujian juga dilakukan pada asap dan abu. Bila

aku tidak berwana putih, maka barang tersebut tidak memenuhi standart. Pada uji

coba ini abu dapat berwarna putih dan dapat berwarna cream. Apabila abu

berwarna orange, maka briket tidak dapat di masukkan kedalam dus dan tidak

dapat dikirim. Demikian pula dengan asap. Apabila asap yang ditimbulkan terlalu

banyak dan tidak berwarna putih, maka briket tersebut tidak sesuai dengan

standart yang ada.

Menurut Karen Hopper (1994), TQM biasanya timbul dari kepedulian

terhadap kualitas produk, program TQM yang paling sukses akhirnya menjadi

inisiatif peningkatan efisiensi yang melibatkan perubahan organisasi-lebar dalam

otoritas pengambilan keputusan dan ukuran kinerja. Pak Irwadi melakukan TQM

Page 20: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

17

sejak bahan baku masuk dari pabrik hingga proses terakhir. Pak Irwadi melakukan

hal ini karena tidak mau mengecewakan para pembeli yang sudah

mempercayakan pembelian briket di tempat Pak Irwadi. Pak Irwadi juga

memberikan kisi – kisi tentang keberhasilan dalam berbisnis ekspor yaitu tentang

kejujuran. Pada tahap akhir dari pembuatan briket juga melibatkan banyak ahli.

Pak Irwadi menggunakan jasa para QC ( Quality Control ) dari masing – masing

negara untuk mengontrol pembuatan briket dari awal hingga dikirim ke Eropa.

Menurut Atkinson (1990), TQM merupakan sebuah strategi pendekatan untuk

dapat menghasilkan produk dan jasa yang terbaik melalui adanya berbagai

inovasi. Dalam perusahaan briket arang batok kelapa ini, Pak Irwadi

menghasilkan briket arang batok kelapa dengan kualitas terbaik. Hal itu terbukti

dari standart yang digunakan untuk membuat briket menembus pasar briket

standart Eropa. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa standart Eropa merupakan

standart tertinggi. Departemen Perdagangan dan Industri Inggris (United

Kingdom’s Department of Trade and Industry) (1991a) mengartikan TQM

sebagai sebuah cara mengelola usaha dengan efektif, efisien, fleksibel dan

kompetitive secara menyeluruh. Pak Irwadi mengambil keputusan untuk

mengganti mesin penggerak yang menggunakan diesel dengan listrik industri. Hal

ini dikarenakan pengeluaran pabrik briket akan jauh lebih murah dibandingkan

dengan menggunakan mesin penggerak diesel.

The Deming Prize Committee (1986) memaknai TQM sebagai sebuah

sisitem aktivitas untuk memastikan kualitas barang dan jasa yang diinginkan oleh

konsumen secara ekonomis. Kualitas dan standart yang sudah ditetapkan di pabrik

dipantau dari awal bahan baku memasuki pabrik. Pemantauan dimulai pada saat

penyortiran arang batok kelapa sampai menjadi briket arang batok kelapa. Tidak

hanya berhenti sampai disitu, pemantauan tetap dilakukan sampai briket arang

batok kelapa akan dikirim ke konsumen. Pfau (1989) menyatakan bahwa TQM

merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas barang dan jasa secara

berkesinambungan melalui partisipasi dari seluruh fungsi dan tingkat dalam suatu

produksi. Briket arang batok kelapa yang diproduksi Pak Irwadi selalu dibuat

dengan semaksimal mungkin untuk memenuhi standart yang sudah diterapkan.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kualitas dari barang yang diproduksi. Menurut

beliau apabila briket arang batok kelapa sudah tercampur dengan bahan – bahan

yang dilarang seperti kayu, pada uji laboratorium akan berbeda hasilnya dan para

konsumen tidak akan menerima barang tersebut. Menurut Ekroman, Sri

Soejatminah (2010) TQM diartikan sebagai Filosofi manajemen yang mencakup

semua penekanan dari aspek kebutuhan dan harapan pelanggan, dan tujuan

organisasi secara efektif dan efisien guna memaksimalkan potensi SDM agar

dapat terlaksana secara maksimal bagi kelangsungan perusahaan . Sependapat

dengan Ekroman , Tjiptono (2001:4) mengemukakan bahwa TQM merupakan

Page 21: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

18

suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan

usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-

menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Hal ini sesuai

dengan pemanfaatan dan pengembangan usaha briket batok kelapa yang

dikembangkan di wilayah Tingkir Salatiga Jawa Tengah, di mana pengusaha

briket berupaya memaksimalkan potensi sumber daya yang ada di sekitarnya.

Mulai dari sumber daya alam hingga sumber daya manusia. Dari segi sumber

daya alam, Pak Irwadi telah menggunakan batok kelapa yang di Indonesia sangat

berlimpah keberadaannya. Dari segi sumber daya manusia, pekerja – pekerja yang

ada di pabrik briket merupakan warga sekitar. Dengan adanya pembagian jam

kerja yang teratur, maka usaha ini dapat berjalan 24 jam dengan masing – masing

pekerjaannya.

Dari tiga perspektif diatas, masing – masing pembahasan memiliki

keterkaitan antara satu dengan yang lain. Dalam study kasus ini pengusaha yang

ingin membangun usaha atau bisnis harus memiliki kemauan untuk belajar dan

berani keluar dari zona nyaman yang telah dijalani. Pak Irwadi yang dulunya

seorang direktur perusahaan memutuskan untuk mengundurkan diri dari

perusahaan tersebut dan mencoba untuk membuat usaha sendiri dari pengetahuan

yang didapat selama ini. Dari pengetahuan Pak Irwadi itulah yang menjadikan

usaha briket arang batok kelapa menjadi diminati oleh banyak konsumen.

Tentunya keberhasilan ini tidak semata – mata datang sendiri, Pak Irwadi telah

menghitung matang – matang tentang bisnis ini pada saat awal usaha. Meskipun

promosi briket dilakukan hanya satu kali, Pak Irwadi mampu mendapatkan

perhatian konsumen hingga sekarang. Pak Irwadi mengatakan bahwa kejujuran

dalam berbisnis juga penting karena dengan kejujuran itulah Pak Irwadi dipercaya

oleh para konsumen. Dalam rangka mempertahankan konsumen, Pak Irwadi tidak

ingin mengecewakan konsumen. Kualitas briket arang batok kelapa yang

diproduksi semaksimal mungkin akan dipertahankan. Untuk mempertahankan

kualitas itulah Pak Irwadi melakukan kontrol secara rutin sejak awal arang batok

kelapa masuk ke pabrik. Pak Irwadi menyortir arang batok kelapa sejak awal

proses produksi. Sortir bertujuan untuk memilik mana arang batok kelapa yang

baik dan mana yang buruk. Apabila pemilihan bahan baku salah atau kurang

cermat, briket yang dihasilkan juga tidak akan sempurna. Ketiga perspektif diatas

memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dalam hal ini kata entrepreneurship,

strategi bisnis, dan Total Quality Management tidak dapat terpisahkan. Pak Irwadi

sebelum mendirikan briket sudah mengasah kemampuan entrepreneur pada usaha

kuningan, setelah gagal Pak Irwadi membuat sebuah pabrik baru untuk produksi

briket arang batok kelapa. Strategi bisnis yang digunakan yaitu promosi pada awal

bisnis dengan menggunakan internet. Setelah banyak pesanan, ntuk

Page 22: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

19

mempertahankan kualitas Pak Irwadi melakukan kontrol menyeluruh pada proses

produksi.

KESIMPULAN

Penulis menemukan beberapa hal penting yang terdapat pada kertas kerja

ini. Penemuan ini berkaitan dengan cara menjaga hubungan bisnis dengan

pembeli di luar negeri. Hal pertama yang dibutuhkan pada bisnis ekspor yaitu

kejujuran (Honesty). Dengan kejujuran banyak orang akan percaya (Trush)

dengan barang produksi kita dan banyak orang yang akan berminat dengan barang

yang diproduksi oleh perusahaan kita. Yang kedua untuk membuat sebuah usaha

yang maju, tidak dibutuhkan modal yang banyak untuk membuat usaha. Dengan

adanya banyak sumber daya alam yang di Indonesia, kita dapat menggunakannya

untuk menolong perekonomian diri sendiri dan perekonomian negara. Yang

ketiga, dalam membangun sebuah usaha perlu adanya strategi bisnis. Strategi

bisnis yang dibutuhkan dalam membangun sebuah usaha bukan hanya

memperhitungkan pendapatan dan pengeluaran namun juga harus melihat visi dan

misi yang akan dicapai. Yang keempat, apabila seseorang ditempatkan di posisi

yang mendesak maka seseorang tersebut akan menggunakan segala akal untuk

mendapatkan sesuatu. Termasuk Pak Irwadi, beliau terdesak dengan adanya

tuntutan ekonomi, beliau menggunakan pengetahuan yang ada untuk membuat

sesuatu yang tadinya limbah menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi.

Dari keempat hal yang sudah disebutkan, kejujuran dalam melakukan

bisnis merupakan hal yang paling dibutuhkan. Dengan adanya kejujuran, para

konsumen yang membeli barang dan jasa dari kita tidak akan mengalami rasa

kecewa. Dengan adanya kejujuran tersebut dapat menjadikan usaha kita dipercaya

oleh konsumen dam dari kepercayaan itu juga yang akan membuat konsumen

membeli kembali barang dari kita.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Alfi; Hidayat, Wahyu & Budiatmo, Agung. 2010. “Analisis Strategi

Pengembangan Usaha pada UKM Batik Semarangan Di Kota Semarang”.

Alma, Buchari. 2001. Kewirausahaan. C.V. Alpabeta, Bandung.

Atkinson, P.E. 1990. Creating culture change: The key to successful Total Quality

Management. IFS Publications.

Bentley, Omer, Sharp. 2013. Business Strategy, Financial Reporting Irregularities,

and Audit Effort.CAR Vol. 30 No. 2.

Berry, L. L. 1995, Fall “Relationship Marketing of Services--Growing Interest,

Page 23: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

20

Emerging Perspectives.” Journal of the Academy of Marketing Science, pp. 236-

245.

Bickert, J. 1992, May. “The Database Revolution.” Target Marketing, pp.14-18.

Deming Prize Committee. 1986. The Deming prize guide. Tokyo: Japanese Union

of Scientists and Engineers.

Department of Trade and Industry. 1991a. Total Quality Management – a

practical approach. London: DTI Publications.

Drucker, Peter F. 1985. Inovasi dan Kewirausahaan, Praktek dan Dasar-dasar.

(Terjemahan Rusjdi Naib). Surabaya: Erlangga.

Ekroman, Sri Soejatminah. 2010. Quality Assurance Dalam Sistem Pendidikan

Tinggi. Balitbang Diknasmen DIKTI, PLSP Kebudayaan SETJEN ITJEN.

Editorial jurnal pendidikan dan kebudayaan edisi 34.

Edward P.Lazear; 2003. “Entrepreneurship”.

Greech, B. 1996. Lima Pilar TQM (penerjemah:Sindoro, A)Jakarta: Binarupa

Aksara.

Karen Hopper Wruck, Michael C. Jensen; 1994. “Science, Specific Knowledge

and Total Quality Management”.

McKenna, R. 1991. Relationship Marketing: Successful Strategies for the Age of

the Customers. Addison-Wesley.

Muhandri, T. 2002. “Karakteristik Produk Pangan yang Sesuai untuk UKM”.

Tesis. Magister Program Studi Teknik dan Manajemen Industri. Institut

Teknologi Bandung.

Muhandri, T. 2002. Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) Kecil Menengah

Yang Tangguh. Bogor : Falsafah Sain IPB.

Nurseto, Tejo. 2004. Strategi Menumbuhkan Wirausaha Kecil Menengah yang

Tangguh. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol 1, No 1.

Pfau, L.D. 1989. Total Quality Management gives companies a way to enhance

position in global market. Industrial Engineering, April.

Parvatiyar, A. & Sheth, J. N. 2000. “The Domain and Conceptual Foundations of

Relationship Marketing.” In J. N. Sheth & A. Parvatiyar (Eds.), Handbook

of Relationship Marketing (pp. 3-38. Thousand Oaks, CA: Sage

Publications,.

Page 24: Menjaga Kepercayaan Pembeli untuk Memelihara Pasar Briketrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5022/2/T1_212009077_Full... · Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa

21

Robert Hisrich, Michael Peters, Dean Sheperd. 2008. “ Entrepreneurship”.

Sulasmi. 1989. ”Karakteristik 22 Pengusaha Wanita di Bandung”. Tesis. Magister

Program Studi Teknik dan Manajemen Industri. Institut Teknologi

Bandung.

Tjiptono, F. 2001. Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Andi Offset.