Mengatasi Kaidah Emas Simpati dan empati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mengatasi Kaidah Emas Simpati dan empati( Milton J.Benneth

Citation preview

By : FX Arief PoyuonoProgram Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi

Universality of the Metal Ruley OK, precious metal

rule y Golden or silver what s the difference? y Across nations y Across continents y Across religions y Across time

One little problem . . .y History of practicing

golden/silver rule toward other peoples/nations? y Ethnic cleansings y Mongol hordes y Crusades y Slavery & racism y How the West was won

Bagaimana anda mengamati di lingkungan kita terjadinya proses komunikasi antarbudaya ? Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri dan karakter tersendiri dalam mengaktualisasikan perilakunya dalam berkomunikasi, juga pada saat melakukan hubungan sosial dengan orang lain, baik itu dalam posisi sebagai komunikator ataupun sebagai komunikan. Adapun segala bentuk ciri khas dan karakter yang dimiliki oleh setiap individu pada dasarnya dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang dimiliki, yang merupakan kebiasaan dan adat istiadat yang diperoleh secara turun menurun, dan juga dari faktor lingkungan wilayah di mana ia berada. Latar belakang budaya itulah yang akan mempengaruhi segala macam tingkah laku individu, bentuk pengetahuan, persepsi, dan interpretasinya untuk berkomunikasi di dalam kontak dengan orang lain. Untuk itu hal yang mendasar dalam menentukan perilaku individu pada saat berkomunikasi adalah latar belakang budaya yang mereka miliki. Dengan adanya latar belakang tersebut seseorang akan mencerminkan ciri khas dan karakteristik perilaku komunikasinya serta dapat mengaktualisasikan kemampuannya dalam menyampaikan dan memahami makna pesan yang muncul.

Contoh Komunikasi Antar Budayay Perusahaan Asing yang bergerak Di Indonesia yang pegawainya

berasala dari multikultural Dalam berinteraksi atau melakukan aktivitas sehari-hari, para karyawan pasti akan melakukan kontak dan berkomunikasi dengan karyawan lainnya. Dengan budaya yang berbeda itulah tidak menutup kemungkinan akan timbul kesalahpahaman yang akan mengakibatkan timbulnya suatu konflik atau hambatan yang terjadi antar sesama pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Hambatan apa yang sering dialami oleh orang-orang yang terlibat di dalam proses komunikasi tersebut?

Adapun hal-hal yang menjadi faktor penghambat komunikasi antarbudaya menurut DeVito adalah: Mengabaikan perbedaan antara anda dan kelompok yang secara kultural berbeda. Mengabaikan perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda. Mengabaikan perbedaan dalam makna (arti). Melanggar adat kebiasaan kultural. Menilai perbedaan secara negatif.

faktor-faktor penghambat lainnya adalah:1. Streotipe y Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstreotipan, yakni mengeneralisasikan orang-orang berdasarkan keanggotan kelompok. Menurut Samovar dan Poter streotipe adalah persepsi atau kepercayaan yang dianut mengenai kelompok-kelompok atau individu-individ berdasarkan pendapat dan sikap yang lebih dulu terbentu. Etnosentrisme y Merupakan paham di mana para penganut suatu kebudayaan atau suatu kelompok suku bangsa selalu merasa lebih superior daripada kelompok lain di luar mereka. Etnosentrisme sangat berpengaruh dalam komunikasi antarbudaya, misalnya meningkatkan kecenderungan untuk memilih dengan siapa anda berkomunikasi. 3. Prejudice atau prasangka y Prasangka adalah apa yang dalam pemikiran kita terhadap individu dan kelompok lain seperti dalam hubungan ras dan etnis atau melalui media massa yang populer. Prasangka memiliki kecenderungan bersifat negatif terhadap kelompok atau hal-hal khusus. Prasangka menjadi fokus karena pandangan yang negatif yang diiringi oleh adanya pemisahan yang tegas antara perasaan kelompok sendiri dan perasaan kelompok lain. 2.

Bagaimana Kita dapat menerapkan kaidah emas simpati dan empatiy Dalam menerapkan kaidah emas simpati dan empati adalah kita

harus menyadari semua perbedaan dalam berkomunikasi idealnya dapat diminimalisir dengan adanya sikap mau membuka diri. Dengan menerima bahwa nilai-nilai budaya itu bersifat relatif, tidak ada yang terbaik bagi semua orang dan memiliki sifat terbuka diharapkan menjadi modal awal dalam berkomunikasi antarbudaya. y Karena hambatan dan gangguan seperti adanya prasangka, stereotip ataupun sikap etnosentrisme dapat sedikit demi sedikit di minimalisasir dengan adanya sikap terbuka, saling menghargai dan menghormati serta mau belajar hal baru. y Dengan banyak membaca, bergaul dan memperluas wawasan kita, sikap-sikap yang kurang baik tadi dapat kita hindari.

Simpati diartikan menempatkan diri kita secara imajinatif dalam posisi orang lain (bennett, 1972;66).

y Definisi Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa

tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain. y Dari definisi ini harus dipahami bahwa kita tidak mengambil peran orang lain atau membayangkan bagaiman orang lain berpikir atau merasa, tetapi kita hanya merujuk bagaimana kita sendiri berpikiri atau merasa dalam situasi yang sama

Dua cara merespons simpati kepada orang lain Yaitu : 1. Merujuk memori kita sendiri, yang di sini kita sebut sebagai simpati ingatan (reminiscent sympathy); Contoh : Teknik simpati ingatan yang tampaknya tidak terbantah itu adalah sebagian alasan mengapa bekas alkoholik, narapidana, skizoprenik, dan orang orang berpengalaman lainnya seringkali dianggap sebagai penyuluh yang terpecaya dalam bidang pengalaman mereka. 2. Merujuk imajinasi kita dalaam situasi yang berbeda, di sini kita sebut Simpati imajinatif. Contoh : Reaksi ketika seseorang menceritakan selamat dari kecelakaan yang fatal yang belum pernah kita alami

Kerugian strategi komunikasi simpati bila diaplikasikan dengan dilingkungan yang multikulturaly

Simpati tidak peka pada perbedaan, kita suka terjebak dalam situasi dimana orang berpikir dan berbeda dengan kita, misal budaya, etnis, status sosial, ekonomi, pekerjaan, politik dll. Contoh kasus: Saya berasal dari etnis Jawa dan hanya mau berinteraksi dekat dengan orang-orang yang juga berasal dari etnis Jawa. Walaupun saya berusaha keras untuk berkomunikasi dengan orangorang yang berasal dari satu etnis dengan saya, namun sering kali saya juga terjebak dalam situasi komunikasi dimana terjadi perbedaan prinsip dengan orang lain. Misalnya saja ketika dalam rapat seorang yang berasal dari etnis Jawa merasa berbeda pendapat dengan kawan satu organisasinya yang beda etnis . Dengan situasi seperti ini, cenderung tidak cermat dan dapat menghambat komunikasi yang efektif. Oleh karena itu kita berusaha untuk tidak berpikir berbeda sehingga komunikasi akan berjalan dengan lebih efektif. Simpati melestarikan asumsi kesamaan, kita cenderung mengabaikan perbedaan dan mengutamakan kesamaan yang diperlukan untuk strategi kita. Contoh kasus: Saya dan Ibu MC adalah orang yang berbeda keyakinan dalam hal prinsip mengerjakan suatu pekerjaaan, sering kali cara saya akan bertolak belakang dengan cara yang digunakan oleh Ibu MC, namun dengan hasil akhir yang relatif sama. Namun hal ini tidak menjadi halangan untuk kami dalam bekerjasama, asalkan adanya rasa saling pengertian serta menghargai satu sama lain.

y

y

y

Kerugian strategi komunikasi simpati bila diaplikasikan dengan dilingkungan yang multikulturaly Simpati bersifat menggurui, pengalaman kita adalah ukuran terbaik untuk menilai dirinya. Orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda mungkin merasa pikiran dan perasaan mereka direndahkan.

Contoh kasus: Ibu Z adalah seorang manager dari bagian data entry. Beliau merasa sangat berpengalaman dan lebih baik dalam segala hal, sehingga jika ada suatu pekerjaan yang tidak benar sering menyalahkan bawahannya. Cara mengatasi kasus ini adalah seharusnya Ibu Z dapat bersikap lebih bijaksana apabila terjadi permasalahan dalam suatu pekerjaan dan hendaklah dibicarakan dengan baik, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dan akurat.y Berhadapan dengan perbedaan simpati melahirkan sikap defensif. Jika kita merasa pandangan dunia kita yang berbeda diabaikan atau dipandang rendah oleh orang lain, kita akan bersikap defensif untuk melindungi.

Contoh kasus: Ibu W adalah seorang HRD Manager di XXX, beliau membicarakan bahwa divisi Ibu Z sudah mendapatkan bonus dan naik gaji, sedangkan divisi Ibu MC belum mendapatkannya. Maka untuk menghindari konflik Ibu Z akan mengomentari pernyataan Ibu W dengan anggukan kepala atau kata iya saja kepada Ibu W dibandingkan dengan sikap emosi atau pernyataan yang bersifat provokasi.

Keuntungan Simpati Simpati itu mudah. Kebanyakan kita tidak merasa senang kalau

menghadapi sesuatu yang tidak kita kenal. Kita lebih suka mengidentifikasikan fenomena dengan kategori yang sudah ada untuk kita. Kerangka rujukan yang paling kita kenal adalah diri kita sendiri. Jadi, kita lebih senang menggeneralisasikan diri kita kepada yang lain Simpati dapat dipercaya. Kepercayaan adalah faktor utama keberhasilan simpati ingatan. Karena asusmsi kesamaan menyebar luas, banyak orang percaya bahwa situasi yang sama melahirkan pengalaman yang sama. Karena itu kita cenderung mempercayai orang orang yang telah mengalaminya. Simpati seringkali cermat. Kecermatan pengertian simpati bukanlah akibat proses. Kecermatan berasal dari kecenderungan kita untuk berada di sekitar orang orang yang sama dengan kita. Simpati mungkin menyenangkan. Kadang kadang orang merasa senag ketika mengetahui bahwa orang lain menghadapi situasi yang sama walaupun pengalamannya berbeda.

Definisi Pengertian/asumsi EmpathyM. Rogers & Dilip K. Bhowmik mendefinisikan Emphaty sebagai kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Sigmund Freud ,1921 Mendefinisikan Emphaty sebagai Memahami orang yang tidak memiliki makna emosional bagi kita Bennet,1972) mendefinisikan Empati sebagai Partisipasi emosional dan intelektual secara imajinatif pada pengalaman orang lain (imaginative intellectual and emotional participation in another persons experience)Golden Rule didasarkan pada KESAMAAN: "Di bawah, kita semua sama." "Orang lain ingin diperlakukan seperti yang saya lakukan" (hal. 191) Stotland Dunn, Zender, dan Natsoulas menyatakan bahwa : Emphaty sebagai keadaan ketika pengamat bereaksi secara emosional karena ia menanggapi orang lain mengalami atau siap mengalami suatu emosi. Jalaludin Rakhmat bahwa : Pengertiam empati dapat dikontraskan dengan pengertiam simpati. Dalam simpati kita menempatkan diri kita secara imajinatif pada posisi orang lain. Bila saya melihat anda menangis karena kehilangan kekasih anda, saya mencoba membayangkan perasaan saya bila saya juga kehilangan kekasih.Saya beranggapan anda pun mempunyai perasaan seperti perasaan saya. Dalam empati, kita tidak menempatkan diri kita pada posisi orang lain; kita ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. Dengan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang lain merasakannya. (1985 : 166).

Definisi Pengertian/asumsi Empathyy What if they don t want treatment we d want?y Assume either mad or bad (p. 196; from Watzlawick,

Beavin, & Jackson p. 213). y If mad (insane): Give therapy, reeducation: We re only doing this for your own good (p. 197). y Bad? Punish them . . . If necessary, kill them.

y Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang

mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.Selain itu, Empati adalah kemampuan menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam.Empati adalah kemampuan dalam mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut.

Ada enam langkah dalam prosedur untuk menjadi petunjuk mengembangkan keterampilan empati, yaitu :1.Mengasumsikan Perbedaan y Asumsi ini harus ada supaya ada motivasi untuk berempati y Kita menerima bahwa kita bisa saja berbeda menghadapi situasi yang berbeda, maka kita akan membayangkan pikiran dan perasaan kita dari perspektif yang lain 2.Mengenali diriy Mengenal diri kita secukupnya sehingga dimungkinkan peneguhan kembali identitas

individual secara mudah

y Kemungkinan perubahan dalam diri kita sebagai akibat melakukan empati

3. Menunda Diriy Diri (identitas) memiliki batas antara diri kita dengan dunia (orang) lain y Penundaan diri diperlancar dengan mengetahui batas-batas diri sendiri, jika pengetahuan diri

tidak baik malah akan mengarah pada egosentrisme

y Difokuskan pada kemampuan memperluas batas

Ada enam langkah dalam prosedur untuk menjadi petunjuk mengembangkan keterampilan empati, yaitu4. Meneguhkan kembali diriy Kegagalan dalam berempati dapat berakibat pada kehilangan identitas y Empati interpersonal membiarkan penundaan identitas secara terkendali dan sementara untuk mencapai tujuan khusus, yaitu memahami orang lain 5. Melakukan Imajinasi Terbimbing. Jika batas diri diperluas, perbedaan antara yang internal dengan yang eksternal (subjektif dan objektif) dihapuskan. Dalam keadaan yang diperluas, kita dapat menggerakan perhatian kita ke dalam pengalaman peristiwa yang biasanya eksternal, bukan memusatkan perhatian kita kepada peristiwa tersebut. Geseran kesadaran ke dalam fenomena ini, yang biasanya tidak dihubungkan dengan diri, dapat disebut imajinasi . Agar empati interpersonal yangcermat terjadi, kita harus membiarkan imajinasi kita dibimbing ke dalam pengalaman orang lain tertentu.

:

6. Membiarkan Pengalaman Empati. Jika kita membiarkan imajinasi kita dibimbing ke dalam diri orang lain, kita sedang mengalami seakan akan orang itu adalah diri kita sendiri.

Perbedaan antara simpati dengan empatiy Milton J. Bennett melukiskan perbedaan antara simpati dengan empati dengan pengalaman

pribadinya : aku dan istriku telah menemukan bahwa perbedaan antara simpati dengan empati sangat menentukan dalam komunikasi yang menyangkut hubungan ( interpersonal ). Sebagai contoh adalah pengalaman kami dalam berhubungan satu sama lain ketika sakit. Bila sakit, aku ingin ditinggalkan sendirian ( mungkin lebih baik menanggung derita dengan tabah ). Bila istriku sakit, ia ingin diperhatikan betul ( mungkin makin lebih menyenanginya ). Ketika kami baru menikah, aku ungkapkan simpatiku pada istriku dengan meninggalkannya sendirian. Tentu saja, ia akan bersimpati padaku, ketika aku sakit, dengan menanyakan apa perasaanku kira kira 10 menit sekali. Setelah bertahun tahun kebingungan, mengapa kami jengkel ketika kami sakit, kami menemukan bahwa kami mempunyai ekspektasi yang berbeda bagaimana sepatutnya yang sakit dilayani. Kami sekarang berusaha berempati, dan bukan bersimpati, dengan membayangkan pengalaman orang lain ketika sakit, kami memperlakukan orang lain berbeda dari caranya kami memperlakukan diri kami. ( Bennett, 1979 : 418 ).

y Kejujuran adalah faktor ketiga yang menumbuhkan sikap

percaya. Menerima dan empati mungkin saja dipersepsi salah oleh orang lain. Kita harus jujur mengungkapkan diri kita kepada orang lain. Kita harus menghindari terlalu banyak melakukan "penopengan".

Dua sikap yang berlaku untuk melakukan simpati dan empati yaitu :y Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap difensif dalam komunikasi. y Sikap terbuka mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan

paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. Kepada kedua pihak yang menjalin hubungan, kepada Anda dan saya, Kejujuran adalah faktor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya. Menerima dan empati mungkin saja dipersepsi salah oleh orang lain. Kita harus jujur mengungkapkan diri kita kepada orang lain. Kita harus menghindari terlalu banyak melakukan "penopengan".

Carl Rogers berpesan : .... when someone understand how it feels and seems to be me, without wanting to analyze me or judge me, then I can blossom and grow in that climate.( ... bila orang lain memahami bagaimana perasaan dan pandangan saya, tanpa berkeinginan untuk menganalisa atau menilai saya, barulah saya mendapat tumbuh dan berkembang pada iklim seperti itu ).

Kesimpulan Dengan menerapkan kaidah emas simpati dan empati misalnya, kita dapat melakukan pekerjaan bersama-sama secara terorganisir, dengan dapat merasakan didalam pekerjaan yang kita lakukan itu adalah satu tim. Jika salah satu anggota tim tersebut tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik maka akan berpengaruh kepada anggota tim yang lain, dan akan mempengaruhi tim secara keseluruhan. Oleh karena itu kita dapat memposisikan diri dengan kondisi seperti itu, sehingga kita dapat terpacu untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab kita dengan sebaik mungkin, karena tidak ingin keadaan itu terjadi kepada kita. Selain itu saling hormat dan saling menghargai sesama anggota lain tentu juga diperlukan, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Makna dari apa yang kita sampaikan agar pihak lain dapat memahami pesan yang diterima, dan tentunya dengan sikap rendah hati. Dengan memiliki rasa empati yang tinggi, diharapkan dapat meminimalisir ancaman kegagalan dalam berkomunikasi antar budaya, yang memiliki asumsi bahwa semua orang adalah sama dalam segala hal: ingin memperoleh kesenangan, keselamatan, keberhasilan, kenyamanan dan sebagainya. Dengan kata lain, kalau kita melakukan suatu tindakan, kita harus selalu ingat, kalau kita tidak suka dipermalukan, maka orang lain pun juga sama.

y Bennett, Milton J. Overcoming the Golden Rule:

y y y y

Sympathy and Empathy. asic Concepts in Intercultural Communication: Selected Readings. Ed. Milton J. Bennett. Yarmouth, ME: Intercultural Press, 1998. 191-214. Hall, Bradford J. Among Cultures: The Challenge of Communication. 2nd ed. Belmont, CA: Thomson Wadsworth, 2005. Hall, Edward T. eyond Culture. New York: Doubleday, 1976. Rogers, Carl R. A Way of Being. Boston: Houghton Mifflin, 1980. Watzlawick, Paul, Janet H. Beavin, and Don D. Jackson. Pragmatics of Human Communication. New York: Norton, 1967