Upload
yenni-auliawati
View
88
Download
8
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Waste Management in Food Packaging Industries
Rizfi Fariz Pari, 0906640886
Rizqi Ilma Nugroho, 0906640892
Sekar Puri Hardiyani, 0906640904
Silvester Widyo, 0906640910
Suko Adi Prastiyo, 0906640923
Vini Paramita Afriadi,0906640936
Yenni Auliawati, 0906640942
KELOMPOK 9
PENGOLAHAN LIMBAH HAYATI, DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UI, 2012
Contents
Introduction
Glass
Aluminum
Paper/Carton
Polymer
INTRODUCTION
What is “waste”
European Union Framework Directive
on waste (91/156/EEC)
• Any substance or object which falls into one of sixteen categories in Annex 1 of the directive, which the holder must discard, intends to discard or requires to discard, which is an all encompassing definition
Environmental Protection Act
• Any substance which constitutes scrap material or an effluent or other unwanted surplus substance or article which requires to be disposed of as being broken, worn out, contaminated or otherwise spoiled (Clarke et al., 1999; Read, 1999)
Kegunaan kemasan
Jenis-jenis kemasan
Plastik Kaca Kertas Alumunium
Pendekatan utama untuk buang
manajemen, Berdasarkan prioritas
Figure 15.1 Data and operations needed for the three different
energy analysis methods (adapted from Kok et al., 2006)
Energy used to recycle packaging material
Aluminum
Bahan yang paling menarik untuk di recovery, karena daur ulang aluminium mengkonsumsi energi jauh lebih sedikit (11.7GJ/ton) dari peleburan bijih aluminium(140GJ/ton)
Glass
Energi proses intensif yang berlangsung di 1800K sehingga energi yang dibutuhkan untuk mendaur ulang kaca adalah 9.23GJ/ton dibandingkan dengan 14.1GJ/ton untuk bahan baku perawan. Kaca juga dapat didaur ulang dalam sebuah loop tertutup
Newspaper
biasanya fraksi terbesar kertas daur ulang
Plastic
didaur ulang berdasarkan 7 kategori
Figure 15.2 Life cycle of a product as used in the IO-EA-
process method (adapted from Kok et al., 2006)
Different kinds of landfills
KACA (GLASS)
Kaca
Kaca telah digunakan oleh Phoenicians sejak 5000 tahun
yang lalu, tetapi botol kaca ditemukan oleh Egyptians
1000 tahun kemudian.
Bahan dasar kaca adalah pasir, soda, dan batu kapur
yang dicampur dan kemudian dilelehkan pada suhu 1200oC
– 1500oC. Lalu setelah suhunya berkurang, lelehan kaca tersebut diambil dan
dimasukkan ke mesin pembentuk (shaping/ forming
machine)
Kaca adalah material yang ramah lingkungan, karena
sifatnya yang inaktif dan juga dapat di daur ulang. Proses
daur ulang ini dapat menghemat energi, bahan
baku, dan juga biaya produksi..
Proses daur ulang dapat menghemat energi
dikarenakan serpihan kaca meleleh lebih cepat
dibandingkan dengan bahan baku mentahnya. Tergantung pada bahan bakunya, daur ulang dapat menghemat energi sekitar 25% dan
menghemat bahan baku hingga 80%
Internasional
• Setiap tahun, jumlah konsumsi
soda dan energi berkurang
sebanyak 67% dan 35% pada
produksi soda, dikarenakan
penggunaan daur ulang
serpihan/sampah kaca, dimana
98% nya berasal dari bungkus yg
terbuat dari kaca.
• Berikut adalah tabel negara-
negara yang mendaur ulang
sampah kaca sampai dengan
tahun 1997:
Proses
Ada 5 tahap dasar untuk mendaur ulang sampah bungkus kaca, yaitu:
Pencucian Pemisahan
warna Penghancuran Pembungkusan Final Treatment
Pemisahan Warna
Pada zaman sekarang,
pemisahan warna,
sudah dapat dilakukan.
Hal ini dilakukan dengan
laser, seperti bagan
disamping ini:
Penghancuran
Pada awal setelah penghancuran, pengotor (metal, label, dll) harus
di buang dengan melalui detektor.
Setelah dihancurkan, maka dipisahkan
kembali antara yg dapat di daur ulang dengan
yang tidak dapat di daur ulang dengan cara
Sieving
Block Flow Diagram
Pengemasan
• Pengemasan merupakan unsur penting pada proses
pendaur-ulangan sampah kaca. Pengemasan harus
benar benar pada kondisi yang baik agar kaca tidak
pecah.
Dampak pada lingkungan
ALUMINIUM
Latar Belakang
• Sejak 1960-an
• Material yg paling banyak di daur ulang
• Menghemat energi dan mengurangi
polusi
• Aluminium murni vs aluminium daur
ulang.
Kelebihan aluminium
Menjaga kualitas makanan
Ringan, sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar dan emisi selama transportasi (cocok untuk aplikasi pengemasan
dimana berat produk yang terpenting)
Kuat dan memiliki penjagaan yang unik terhadap kualitas produk, melindungi dari sinar UV, bau dan bakteri, kokoh, tak
mudah rusak, higienis, mudah dibuka dan dapat di daur ulang.
Tahan panas dan dingin, mudah untuk di sterilisasi
Pembuatan Aluminium
PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM
DALAM INDUSTRI MAKANAN
KERTAS/KARTON
Produksi Kertas
1950
50 juta ton
1998
300 juta ton
2010
400 juta ton
Recycle Kertas
Eropa, Jepang, US mengonsumsi 2/3 dari total produksi kertas di dunia (koran, packaging, etc.)
Untuk menjaga SDA dan meningkatkan produksi dibutuhkan recycle
Hal ini berkaitan dengan pembuangan kertas itu sendiri, oleh karena itu kertas di-recycle
Recycle Kertas
Tujuan recycle adalah memanfaatkan serat yang terkadung pasca konsumsi kertas
Internal recycle : dilakukan pada pabrik itu sendiri (Contoh : waste digunakan untuk produksi tissue toilet atau handuk toilet)
Perekat (adhesive) harus dikembalikan lagi pada pabrik kertas
Adhesive standard : EN 1720, American TAPPI Standard UM 666
Permasalahan
Keterbatasan air dan pembatansan pembuangan limbah cair
Konservasi air in-plant mengurangi limbah, mengurangi volume
effluent, meminimalkan limbah padat
Pada pabrik kertas daur ulang, zero discharge
sangat mungkin setelah ada treatment khusus
(Tapi hal ini jarang dimiliki).
Adanya 2 skenario :
1. End –of-pipe
2. Kontrol dan manajemen polusi
melalui penerapan in-plant control
• Process water usage and
wastewater discharged from
the board paper mill
(adapted from Sohair et al.,
2006)
Kesimpulan
• Pelaksanaan langkah-langkah pencegahan polusi, seperti
pemulihan serat, pengurangan konsumsi air tawar dan
optimalisasi penggunaan air putih, terbukti sangat efektif
biaya.
• Semua solusi yang diimplementasikan memiliki periode
pengembalian pendek dan menghasilkan penghematan besar
dibandingkan dengan end-of-pipe treatment
Penanganan Limbah Buzzini dan Pires (2007) mengevaluasi performa upflow anaerobic sludge blanket (UASB) reactor untuk treatment Black liquor dari Kraft pulping
Kinerja reaktor dievaluasi dari sudut pandang COD, pH, konsentrasi asam volatil, alkalinitas, konsentrasi metana dalam biogas dan pemeriksaan mikrobiologi dari lumpur.
Tanpa resirkulasi, pengurangan HRT 36-30 jam tidak signifikan mempengaruhi efisiensi COD removal rata-rata.
Volatile rata konsentrasi asam dalam limbah meningkat sebesar 16%.
Efisiensi removal COD rata-rata bervariasi 80-86% , dalam kasus terakhir ini, waktu retensi hidrolik adalah 30 dan 24 jam.
Life Cycle Impact Assessment
Untuk menginvestigasi lima alternatif manajemen limbah koran.
LCIA digunakan untuk menentukan peringkat alternatif dan bertanya
bagaimana peringkat ini terkait dengan SLCC terkait dengan setiap
alternatif.
Cost minimizing dipecahkan dan bertanya bagaimana ini peringkat
ekonomi murni yang berkaitan dengan
peringkat LCIA
Cost minimizing dipecahkan ketika biaya
eksternal dari penggunaan bahan
bakar fosil dimasukkan dan kemudian
dibandingkan solusi untuk hasil LCIA.
• Polyolefin/newspaper
fiber composites
preparation and
characterization
flowsheet
• (adapted from
Baroulaki et al., 2006)
POLYMER
Polymer
Biodegradable synthetic
copolymers and composites
Landfill Incineration
Pyrolysis Re-use and
recovery Composting
Recycling The issue of
contamination on recycling
Biodegradable Polymer
Biodegradable copolyamides based on diacids, diamines and α-amino acids
Proses degradasi polimer biodegradable terjadi dalam dua tahap
Pada tahap pertama, terjadi pemotongan rantai istimewa di daerah amorf
dari polimer semicrystalline.
Rantai awalnya acak scissions mengakibatkan
penurunan tingkat keterikatan, sehingga
memudahkan mobilitas non-degradable segmen
rantai di wilayah ini.
The penguraian potensi copolyamides disintesis
dikonfirmasi oleh eksperimen
biodegradabilitas berbagai seperti hidrolisis alkali, serangan mikroba-
bakteri
Partially degradable blends
• Skema degradasi berlaku umum dari polimer tinggi
massa molar terdiri dari tahap berikut:
Chitosan-poly (Vinyl alcohol) Blends
PVA dicampurkan dalam Larutan Chitosan dan
diaduk dan ditambahkan plasticizer
Senyawa berberat molekul kecil
ditambahkan ke campuran untuk
menurunkan titik leleh
WAXDP digunakan untuk melihat persentasi tinggi dari kristalitas dari
PVA
Hasil yang dilihat adalah menurunnya kristalitas
akibat gangguan kristalitas chitosan dalam
kondisi campuran
Landfill
Insinerasi
• Insinerasi adalah metode
pengolahan sampah dengan
cara membakar sampah pada
suatu tungku
pembakaran.Teknologi
insinerasi merupakan teknologi
yang mengkonversi materi
padat menjadi materi gas (gas
buang), serta materi padatan
yang sulit terbakar, yaitu abu
(bottom ash) dan debu (fly
ash).
Pirolisis
• Digunakan dalam mendaur
ulang senyawa berberat
molekul besar
• Mengubah campuran limbah
plastik ke produk turunan
minyak, gas yang dapat
dibakar, dan residu berat
• Pirolisis menghasilkan 35%
etilena, 9% propana, 39,7%
minyak (aromatik) dan sisanya
residu
Advantages
• volume can increase with little addition of people/equipment
• filled land can be reused for other community purposes Landfill
• requires minimum land
• can be operated in any weather
• produces stable odor-free residue
• refuse volume is reduced by half
Incinerasi
•Produces a marketable product (electricity)
•Low risk of water pollution
•Low risk of odours
•Minimal risk of health consequences
•Commercially proven technology
Pirolisis
•Energy and raw materials savings as replacing many single use products with one reusable one reduces the number that need to be manufactured
•Reduced disposal needs and costs
•Some older items were better handcrafted and appreciate in value.
Re-use and Recongvery
•Saleable Product, Destruction of pathogens
•Kills weed seeds Reduces mass and volume
• Improved handling, transportability
•Soil conditioner Reduces odour
Composting
Disadvantages
•completed landfill areas can settle and requires maintenance
•requires proper planning, design, and operation Landfill
•expensive to build and operate
•high energy requirement
•requires skilled personnel and continuous maintenance
•unsightly - smell, waste, vermin
Insinerasi
•Technology is still evolving
•Markets are yet to be developed for char product and pyrolysis liquids Pirolisis
• Reuse often requires cleaning or transport, which have environmental costs.
• Some items, such as freon could be hazardous or less energy efficient as they continue to be used.
• more durable than single-use products. This is particularly significant if only a small proportion of the reusable products are in fact reused.
• Sorting and preparing items for reuse takes time, which is inconvenient for consumers and costs money for businesses.
• Special skills are required to tweak the functional throughput of items when devoting them to new uses outside of their original purpose.
Re-use and Recovery
•Loss of Ammonia
•Tme consumed
•Cost equipment
•Land required
Composting
RECYCLING
Kompos merupakan hasil pengurai parsial dari
campuran bahan organik yang dapat dipercepat
dengan berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik.
Pengomposan adalah suatu proses dimana bahan
organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energi. Industri
Limbah Padat
Limbah Cair
Serbuk gergaji kayu, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, dan limbah pengalengan makanan.
Alkohol, limbah pengolahan kertas, dan limbah pengolahan minyak kelapa sawit
Proses Kompos (Arvanitoyannis, 1999)
Pengumpulan dan pemilihan bahan daur ulang dari aliran limbah
Bahan baku reklamasi dengan perlakuan khusus, sehingga dapat
menggantikan material ‘virgin’ pada operasi manufaktur
Pemasaran bahan daur ulang
Pendirian pasar untuk material daur ulang
Keterlibatan publik untuk operasi program daur ulang
Kemasan atau desain produk: suatu produk harus dirancang agar dapat di
daur ulang. material campuran plastik harus dihindari.
Bahan baku: diharapkan suatu produk tidak mengandung bahan baku yang
tidak dapat di daur ulang.
Manajemen operasi: identifikasi bagian distribusi.
Legislasi: inspeksi untuk kemasan dan pajak yang tidak mengganggu daur
ulang untuk pemilihan manajemennya.
Edukasi konsumen mengenai daur ulang agar persentase konsumen yang
peduli terhadap promosi manajemen skema daur ulang
Teknologi dan aplikasi: memiliki peran penting untuk meningkatkan proses
daur ulang (Vogas, 1995)
Biaya untuk
mengumpulkan dan memisahkan
Menghindari pengurangan
biaya TPA
Pengurangan pendapatan dari daur ulang yang
dijual oleh fasilitas material
Terdiri dari gelas, plastik, bungkusan metal, kaleng, kertas, papan, kain, oil,
material konstruksi, abu, dan bahan organik.
PENYORTIRAN (SORTING)
Penyortiran
Post-consumer plastics
Pemisahan makro Pemisahan mikro
Pemisahan plastik dan kaca
Manual Mesin
Pengumpulan bahan yang dapat di daur ulang (recyclables)
Pemisahan Makro
Memisahkan material dari sampah yang dibuang dan memisahkannya menjadi komponen yang berbeda secara manual atau otomatis
Teknik dan metode pemisahan
• Gravitasi/sentrifugasi
• Metode berdasarkan bentuk fragmen individu (manual, alat pengukuran 3D)
• Detektor metal
• Teknik sonik (ultrasonik)
Pemisahan Mikro
Pemisahan polimer berdasarkan tipe setelah dihancurkan menjadi ukuran berdiameter kecil antara 1/8 hingga 1/4 inci (0.3-0.6 cm)
Menggunakan teknik berdasarkan
• Geometri (klasifikasi udara, mikronisasi)
• Densitas (hidrosiklon, swim/sink)
• Titik lebur (heated rolls)
• Mekanis (pengupasan)
• Sifat pelarutan (gradien temperatur)
Dasar Teknik Pemisahan Plastik
Dasar Teknik
Pemisahan Plastik
Perbedaan densitas
bentuk
warna sifat
fisiokimia
kelarutan
Solubility-Based Processes (SDP)
Pelarutan polimer inkompatibel dalam pelarut pada temperatur berbeda atau dalam pelarut berbeda, sehingga polimer terpisah tiap waktu.
Daur ulang skala lab.
• pipa PP,
• botol PVC,
• limbah busa PS,
• film LDPE dari rumah kaca,
• botol HDPE dari kemasan agrokimia
Gambar. Diagram alir metode disolusi/presipitasi untuk pemisahan campuran
polimer (Pappa et al., 2001)
Solubility-Based Processes (SDP)
Gambar. Fowsheet umum skema proses kering untuk memisahkan campuran dari
tiga plastik (Dodbiba dkk, 2005.)
FEEDSTOCK RECYCLING
Feedstock Recycling
Tujuan
• Mengkonversi plastik pasca-konsumen menjadi komponen dasar mereka (minyak, gas, nafta)
• Menggunakannya sebagai bahan baku sekunder untuk produksi plastik baru, cat atau perekat.
• Plastik pasca-konsumen juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti minyak untuk bahan mentah
Aplikasi
• Degradasi plastik menjadi monomer2
• Pirolisis menjadi monomer dan minyak. Contoh: Pirolisis limbah campuran plastik dan elastomer
• Gasifikasi menjadi syngas
• Pemecahan katalitik limbah plastik film dengan zeolit Nanokristalin HZSM-5 (~60 nm size)
Gambar. Diagram alir dari recycling pilot plant (Bertin and Robin, 2002)
Teknik Feedstock Recycle
Hidrogenasi
Gasifikasi
Proses BASF
Proses Reduksi
Hidrogenasi
• Me-recover minyak mentah (crude) sintetik dan gas sintetik untuk digunakan di industri
• Terjadi dalam kondisi tekanan sangat tinggi, plastik harus dicairkan dahulu (depolimerisasi) agar dapat dipompa
• Proses
• Depolimerisasi
• Dipompa dengan tekanan tinggi 15-250 bar
• Cairan dipanaskan hingga 440-480oC Klorin terurai (decomposed)
• Transfer ke reaktor kolom bertekanan tinggi hidrogenisasi
• Padatan dan komponen yang tidak digunakan akan terbuang
• Produk akhir terdiri dari minyak mentah (crude) dan gas sintetik (campuran metana, etana, propana, butana, pentana, dan heksana).
• Pemanfaatan dalam sistem tertutup menguntungkan karena tidak ada emisi berbahaya ke lingkungan
Hidrogenasi Kohleol-Anlage Bottrop
Gasifikasi
• Plastik dikonversi menjadi campuran gas (umumnya CO2 dan H2) pada 800oC atau lebih dengan penambahan O2 dan steam Klorin terurai
• Logam berat dan mineral dilelehkan menjadi ampas bijih seperti kaca (vitrifikasi)
• Crude gas didinginkan untuk mencegah pembentukan senyawa berbahaya seperti dioksin dan furan
• Tar dan padatan dipisahkan
• Tar cair yang mengandung karbon & hidrogen dikonversi menjadi gas dengan gasifier
Produksi Gas
Proses BASF
Mengonversi plastik bekas menjadi produk petrokimia sebagai bahan mentah
Aglomerat dikonversi dalam 3 tahapan proses
• Pencairan (liquefaction) sekitar 30oC tanpa kehadiran udara dan dehidroklorinasi PVC dalam campuran plastik
Plastik cair dipecah tanpa penambahan hidrogen pada suhu 400oC untuk menjadi feedstock
• Rantai polimer terpotong dan berbagai minyak dan gas terbentuk
• Gas dikompres dan digunakan sebagai feedstock
Setelah distilasi, dapat digunakan untuk produksi polimer (polietilen, polipropilen)
Minyak digasifikasi dan diproses menjadi metanol
Proses dalam sistem tertutup tidak menghasilkan emisi beracun bagi lingkungan
Proses Reduksi
• Aglomerat plastik digunakan sebagai pengganti heavy oil, bahan untuk furnace
• Merupakan reaksi karbon, CO, atau H2 dengan Oksigen
• Gas terbentuk ketika plastik dinjeksikan ke dalam furnace pada suhu 2000oC, leleh di bagian bawah furnace dan mengalami gasifikasi
• Lebih dari 80% gas tereduksi dari plastik
• Campuran gas CO dan steam diperoleh dan digunakan untuk pabrik baja.
Reduksi O2
Reference
• Arvanitoyannis, I.S. 2008. Waste Management For The
Food Industries. Elsevier Academic Press