Management dispnea paa penyakit jantung

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sesak nafas (dispnea) merupakan suatu gejala umum yg ada pada banyak penyakit dan

    dapat diatasi dengan baik apabila penyebab dasar dari sesak telah diketahui. Sesak nafas

    merupakan keluhan mengapa seseorang datang berobat ke dokter dan sesak nafas adalah keluhan

    yang sering memerlukan penanganan darurat. Menurut  American Toracic Society sesak nafas

    merupakan suatu pengalaman subjekif ketidaknyamanan yang berbeda-beda intensitasnya,

    intensitas tingkatannya sesak nafas dapat berupa rasa tidak nyaman di dada yang dapat membaik 

    sendiri, membutuhkan bantuan nafas yang serius ( Severe air hunger) sampai pada tahap yang

    lebih fatal.

    Kesintasan pasien dengan sesak nafas sangat berkaitan dengan kemampuan tenaga

    kesehatan untuk dapat mengidentifikasi dan memberikan tatalaksana yang tepat pada penyebab

    yang mendasari sesak nafas tersebut. Sesak nafas dapat berhubungan dengan kondisi pulmonal,

    kariovaskular, campuran kondisi pulmonnal dan kardiovaskulan maupun non-pulmonal non-

    kardiovaskula. Beberapa kondisi jantung yang dapat memicu terjadinya sesak nadas diantaranya

    adalah disfungsi dari sitolik dan diastolik jantung kiri, gangguan irama atau aritmia, penyakit

    katup jantung, penyakit pericardium, infark miokard, hipertensi pulmonal, dan  shunt  intrakardiak 

    atau ekstrakardiak.

    Sebagai lini pertama dalam peleyanan kesehatan penting untuk mengetahui dan

    membedakan apa yang mendasari dari sesak nafas pasien melalui gejala gejala yang khas

    maupun pemeriksaan lanjutan dari gejala tersebut. !al ini agar tenaga kesehatan dapat

    melakukan pendekatan diagnostik dan terapi a"al yang tepat dan akhirnya dapat menurunkan

    angka kesakitan dan kematian penduduk 

    1

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    2/19

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 DISPNEA

    #ispnea$breathlessness$sesak napas atau biasa diungkapkan dengan tidak bisa menghirup

    cukup udara , %dara tidak masuk sempurna , &asa penuh di dada , #ada terasa berat,

    sempit , 'apas pendek . 'apas berat

    Bentuk keluhan sesak nafas

    Keluhan sesak nafas pada penderita gagal jantung kongestif dapat muncul dalam

     berbagai bentuk yakni)

    *rtopnea adalah keluhan sesak nafas yang timbul saat daam posisi

     berbaring. Keluhan ortopnesa biasa muncul sebagai manifestasi lanjut dari gagal

     jantung. *rtopnea terjadi akibat redistribusi cairan dari sirkulasi splancnic dan

    ekstremitas ba"ah ke sirkulasi sentral selama berbaring. +danya redistribusi

    cairan akan menyebabkan peningkatan tekanan kapiler pulmonal sehingga dapat

    menyebaban sesak nafas dan batuk yang biasanya muncul pada malam hari.

    Keluhan ortophnea dapat berkurang dengan posisi duduk ataumenggunakan bantal tambahan saat berbaring. Kluhan ortophnea tidak spesifik 

     pada gagal jantung kongestif. Keluhan ortopnea juga dapat muncul pada pasien

    dengan obesitas abdomen atau asctes dan pasien dengan penyakit pulmonal

    dengan mekanik paru yang terbantu dengan postur berdiri.

    Trepopnea adalah dispnea yang terjadi hanya pada posisi lateral

    dekubitus, yang sering pada pasien dengan penyakit jantung. Platypnea adalah

    dispnea yang terjadi hanya pada posisi tegak. !al yang mendasari yaitu bah"a

     perubahan posisi berhubungan dengan ventilasi-perfusi. 

    2

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    3/19

    +merican horacic Society membuat skala yang dapat digunakan untuk

    menentukan derajat dispnea.

    Tabel 1. American Thoracic Society Scale of Dyspnea 3

     DESCRIPTIOS !RAD

     E 

     DE!REE 

     ot trou"led "y shortness o# "reath $hen hurrying on the

    level or $al%ing up a slight hill 

    Trou"led "y shortness o# "reath $hen hurrying on the level 

    or $al%ing up a slight hill 

    &al%s more slo$ly than people o# the same age on the level 

    "ecause o# "reathlessness or has to stop #or "reath $hen

    $al%ing at o$n pace on the level 

    Stops #or "reath a#ter $al%ing a"out ' yards or a#ter a #e$

    minutes on the level 

    Too "reahtless to leave the house "reathless on dressing or 

    undressing 

    '

    *

    +

    ,

     one

     -ild 

     -oderate

    Severe

    .ery severe

    • aro/ysmal 'octurnal #ispnea

    aro/ysmal 'octurnal #ispnea ('#0 adalah keluhan sesak nafas dan

     batuk yang muncul pada malam hari dan dapat membangunkan pasien dari

    tidurnya, biasanya terjadi -1 jam setelah pasien beristirahat. aro/ysmal

     'octurnal #ispnea tetap muncul dan bermanifestasi sebagai batuk dan mengi

     bahkan ketika pasien sudah dalam posisi duduk atau berdiri, istilah asma kardiak 

    erat kaitannya dengan kemunculan paro/ysmal nocturnal dispnea ini. ola nafas

    2heyne stokes juga dikenal sebagai pola nafas periodic atau siklik.

    ola nafas cheyne-stokes muncul pada 345 pasien dengan gagal jantung

    tingat akhir dan berhubungan dengan rendahnya curah jantung. ola nafas

    cheyne-stokes terjadi akibat penurunan sensitivitas pusat respiratori terhadap adar 

    3

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    4/19

    2* arterial. ada periode apnea kadar oksigen arteri turun dan kadar 2*

    meningkat. erubahan kandungan gas darah tersebut akan menstimulasi pusat

     pernafasan pada batang otak hingga menginduksi terjadinya hiperventilasi dan

    hipokapnia.

    • 6dema aru akut

    7agal jantung dapat mengakibatkan peningkatan tekanan vena pulmonal

    sehingga terjadi perpindahan keseimbangan antara tekanan hidrostatik capiler dan

    interstitium. ekanan hidrostatik meningkat dan mengakibatkan cairan keluar dari

    kapiler dengan kecepatan yang meningkat sehingga mengakibatkan edema

    alveolar. anda dini dari edema pulmonal adalah sesak nafas yang muncul saat

    aktivitas dan orthopnea. 7ambaran radiologi rontgen thora/ dapat menunjukan

    adanya penebalan peribronkial, peningkatan corakan bronkovaskular dan garis

    kerley B. Seiring dengan semakin lanjutnya edema pulmonal, dapat terjadi

     penumpukan cairan didalam alveoli. Sehingga dapat menimbulkan gambaran

    infiltrate difus.

    Tatalaksana pada edema par akt

    erapi harus segera dimulai setelah diagnosis ditegakkan meskipun pemeriksaan untuk melengkapi anamnesis pan pemeriksaan fisik masih

     berlangsung. asien diletakkan setengah duduk atau duduk harus segera diberi

    oksigen, 'itroglisrin,diuretic 89, Mrfin sulfat untuk menstabikan hemodinamik,

    trombolitik dan revaskularisasi.

    erapi oksigen (34-:450 diberikan sampai ;?4mmhg dengan terapo * konsentrasi dan aliran

    tinggi, retensi 2o, dan hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan

    edema secara adekuat maka perlu dilakukan intubasi endotrakeal,suction dan

     penggunaan ventilator.

    4

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    5/19

     'itrogliserin sublingual dan intravena

     'itrogliserin diberikan peroral 4,3-4,?mg tiap :-4 menit. =ika tekanan

    darah sistolik cukup baik (@A:mm!g0. 'itrogliserin intravena dapat diberikan

    dimulai dengan dosis 4.1 4.: mg$kgBB. =ika nitrgliserid tidak memberikan hasil

    yang memuaskan maka dapat diberikan nitroprusid.

    Morfin sulfat dapat diberikan 1-:mg i.9 dapat diulangi tiap : menit.sampai total

    :mg.

    #iuretik 8.9

    #iberikan furosemid 34-;4mg 8.9 bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan

    setelah 3 jam atau dilanjutkan dengan drip kontinyu sampai dicapai produksi

    urine ml$kgBB$jam1

    !bat Untk "enstab#lkan Keadaan Hem$d#nam#k 

     'itroprusid 89 ) dimulai dosis 4. mg$kgbb$menit diberikan pada pasien yang

    tidak mempelihatkan resppon yang baik pada terapi nitat atau pada pasien dengan

    regurgitasi mitral, regurgitasi aorta dan hipertensi berat. #osis dinaikkan sampai

    dapat perbaikan klinisdan hemodinamik atau sampai tekanan darah sistolik ;:  

    A4 mmhg pada pasien yang tadinya mempunyai tekanan darah normal ataupun

    selama dapat dipertahankan perfui ke organ-organ secara adekuat.

    #opamin -: mikrogram$kgBB$menit ) atau dobutamin - 4 mg$kgBB$menit.

    #osis dapat ditingkatkan sesuai respon klinis. #an kedua obat ini bila diperlukan

    dapat diberikan bersama-sama.

    #igitalis bila ada fibrilasi atrium + atau kardiomegali.

    5

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    6/19

    2.2 EPIDE"I!L!%I

    #yspnea adalah masalah umum yang mempengaruhi hingga setengah dari pasien

     pera"atan rumah sakit akut tersier dan seperempat asien ra"at jalan. Studi berbasis

     populasi memiliki menunjukkan prevalensi A-15 untuk ringan sampai sedang dyspnea #i

    antara orang de"asa masyarakat yang bertempat tinggal, : sampai ;5 di antara de"asa

    komunitas-tinggal berusia 34 tahun atau lebih tua, dan :-1C5 dari orang de"asa berusia C4

    tahun dan lebih tua. #alam +merika Serikat, Dsesak napasD dan Dbekerja atau sulit, bernapas

    (dyspnea0 Daccount untuk 1-3444444 ga"at darurat mengunjungi setiap tahun.

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    7/19

    2.3 PAT!&ISI!L!%I

     "EKANIS"E DISPNEA

    #ispnea dipicu oleh stimulus terhadap reseptor yang terdapat dalam saluran napas atas, paru,

    otot-otot pernapasan, dinding dada, atau kombinasi dari reseptor-reseptor tersebut. #ispnea

    ditandai oleh aktivasi pusat pernapasan yang abnormal atau berlebihan dalam batang otak.

    +ktivasi ini berasal dari stimulus yang ditransmisikan dari atau melalui ) ,1

    . &eseptor intratoraks melalui nervus vagus

    . Saraf somatic aferen, terutama dari otot pernapasan dan dinding dada, selain itu juga dari

    otot rangka dan sendi lain

    1. Kemoreseptor di dalam otak, aorta dan badan karotis, serta semua tempat dalam sirkulasi

    3. usat kortikal yang lebih tinggi:. Serat aferen dalam nervus phrenikus

    +danya gangguan pada jantung akibat penyakit jantung koroner ataupun kadiomiopati

    dapat berakibat pada peningkatan volume diastolic akhir. eningkatan tekanan diastolic

    akan mengakibatkan edema interstitial dan edema intra alveolar yang akan mengaktvasi

    reseptor j ju/tacapillary sehingga akhirnya menyebabkan pernafasan cepat dan dangkal

    yang merupakan karakteristik sesak nafas akibat kardiovaskular.1

    Sesak nafas juga disebabkan karena penurunan Compliance  pulmonal peningkatan

    resistensi saluran nafas, kelelahan otot-otot pernafasan serta anemia. +nemia akan

    menyebabkan hipoksemia yang terjadi akibat 9E mismatch. #isfungsi diastolic, yng

    dikarakteristikan dengan ventrikel kiri yang kaku, dapat memicu terjadinya sesak nafas

     berat dengan aktifitas ringan

    2.' DIA%N!SIS

    #alam menetukan diagnosis banding sesak nafas terdapat empat kategori

     penyebab umum sesak nafas yakni kardiak, pulmonal, campuran kardiak atau pulmonaldan non-kardiak dan non-pulmonal. asien dengan sesak nafas dapat muncul dengan satu

    atau lebih gejala yang merupakan penanda positif dari penyebab kardiovaskular.

    2.'.1 Anamesa

    7

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    8/19

    Selama anamnesa dokter dapat menannyakan dan memeriksa tanda klinis yang

    sensitive dan spesifik pada gagal jantung.

    a. &i"ayat

    Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan saat anamnesa misalnya durasi sesak 

    nafas faktor faktor yang memicu munculnya keluhan misalnya aktifitas fisik yang

    terhambat, tidur, atau "aktu "aktu tertentu saat terjadinya keluhan sesak nafas

    tersebut, keluhan yang menyertai sesak nafas seperti nyeri dada, palpitasi,

     penggunaan bantal saat tidur dan kualitas dari tidur pasien pasien merupakan

     pertanyan yang harus diajukan untuk data menilai penyebab dari keluhan sesak nafas

    tersebut.

    Beberapa kondisi yang menunjukan adanya latar belakang penyakit

    kardiovaskular sebagai penyebab sesak diantaranya adalah adanya dispnea on

    e/ertion, orthopnea, paro/ysmal nocturnl dispnea dan adanya edema.

    +namnesa juga haru peliputi penggunaan rokok, kemampuan dan kebiasaan

     berolahraga alergi, ri"ayat pekerjaan, dan ri"ayat penyakit sebelumnya seperti asma,

     penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif atau kelainan katup. &i"ayat

    keluarga dengan ri"ayat asma, masalah paru penyakit- penyakit seperti brokhitis

    kronis, bronkiektasis, infeksi pumonal yang serius, alergi dan demam hay.

    2.'.2 Pemer#ksaan (#s#k 2

    emeriksaan fisik yang menyeluruh dapat membantu tenaga kesehatan

    dalam menegakkan diagnnosa pada pasien sesak nafas. 7angguan pada saluran

     pernafasan dapat ditemukan dengan melihat abnormalitas secara umum dari nasofaring,

    faring, dan trakea. alpasi pada daerah leher dapat dilakukan untuk mencari massa yang

    dapat menyebabkan obstruksi saluran nafas. +uskultasi pada tiroid dilakukan untuk 

    mencari bunyi bruit yang mana merupakan tanda adanya penyakit dari makrovaskular.

    emeriksaan thora/ dilakujan dari inspeksu. 8nspeksi untuk menilai diameter 

    anteroposterior, deformitas, jejas atau luka pasca trauma, dan adanya usaha nafas

    tambahan dengan otot pernafasan aksesoris. #engan aukultasi, dokter dapat menilai

    8

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    9/19

    karakter dan kesimetrisan bunyi nafas seperti ronchi basah, ronchi kering, pekak ataupun

    "heeFing. &ongchi dan "heeFing merupakan penanda penyakit jantung kongestif.

    ada pemeriksaan kardiovaskular dapat ditemukan bising jantung, bunyi jantung

    tambahan, lokasi abnormal dari iktus kordis, dan abnormalitas ritme dan kecepatan detak 

     jantung. Bising sitolik dapat mengindikasikan adanya stenosis aorta atau insufisiensi

    mitral. Bunyi jantung ketiga (S10 dapat mengindikasikan adanya gagal jantung kongestif 

    dan ritme yang irregular dapat enunjukan adanya fibrilasi atrium.

    2.'.3 Pemer#ksaan Penn)an* '

    erdapat berbagai pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk 

    menegakkan diagnosis. Metode yang paling berguna untuk mengevaluasi keluhan sesak 

    nafas adalah elektrokardiografi dan rontgen thoraks. Kedua pemeriksaan penunjang

    tersebut tidak mahal,aman dan mudah dilakukan. 6lektrokardiografi dapat melihat

    abnormalitas dari ritme dan kecepatan irama jantung. Selain itu, elektrokardiografi juga

    dapat melihat adanya iskemia, injury ataupun infark jantung. Kelainan voltase jantung

    menunjukan adanya hipertrofi ventrikel kanan ataupun kiri jantung menunjukan adanya

    hipertrofi ventrikel kanan maupun kiri jantung. Kelainan pada pericardium seperti efusi

     pericardial juga dapat memberikan gambaran kelainan voltase pada pemeriksaan

    elektrokardiografi.

    #alam mencari penyebab sesak nafas akibat kardiovaskular, rontgen thoraks

    dapat digunaam untuk mengeksklusi penyebab pulmonal. Selain itu, gambaran siluet

     jantung yang meningkat juga dapat menggambarkan keadaan kardiomegali yang dapat

    menyebabkan keluhan sesak nafas. ada beberapa kasus pemeriksaan rontgen thoras dan

    elektrokardiografi dapat membantu menegakkan diagnosa penyebab keluhan sesak nafas

    terutama untuk mencari penyebab kardiovaskular yakni )

    • es Beban =antung

    es beban jantung dapat mencari penyebab sesak nafas terutama penyebab sesak 

    nafas akibat iskeia. es dapat dilakukan apabila iskemia dicurigai sebagai

     penyebab keluhan dyspnea on e/ertion0  &espon fisiologis normal dalam tes

    9

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    10/19

     beban jantung adalah terjadinya peningkatan tekanan darah dan kecepatan detak 

     jantung. %ntuk mencapai usaha maksimal, kecepatan detak jantung harus

    mencapai ;:5 target detak jantung pada usia pasien. +danya penyakit jantung

    sebelumnta dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan pada segmen S

    aritmia atau dengan adanya perubahan tekanan darah yang tidak sesuai selama tst

     berlangsung. Ketika hasil tes beban jantung tidak menunjukan hasil yang jelas

    maka pemeriksaan penunjang lain perlu dipertimbangkan.

    • 6kokardiografi

    6kokardiografi dapat mendeteksi abnormalitas katup dan dapat membantu pasien

    dengan bising jantung yag mencurigakan dengan keluhan sesak nafas.

    6kokardiografi dapat menilai ukuran ruang jantung, hipertrofi dan fraksi ejeksi

    ventrikel kiri.

    2.+ %A%AL JANTUN% K!N%ESTI

    Salah satu gejala kardinal dari gagal jantung adalah sesak nafas dan kelelahan.

    ada stadium a"al gagal jantung, keluhan sesak nadas timbul saat terjadi peningkatan

    aktivitas, namun seiring dengan perjalanan penyakit gagal jantung keluhan sesak nafas

    dapat timbul dengan aktivitas ringan bahkan istirahat.

    +danya gangguan pada jantung akibat penyakit jantung koroner ataupun

    kadiomiopati dapat berakibat pada peningkatan volume diastolic akhir. eningkatan

    tekanan diastolic akan mengakibatkan edema interstitial dan edema intra alveolar yang

    akan mengaktvasi reseptor j ju/tacapillary sehingga akhirnya menyebabkan pernafasan

    cepat dan dangkal yang merupakan karakteristik sesak nafas akibat kardiovaskular.

    Sesak nafas juga disebabkan karena penurunan Compliance  pulmonal peningkatan

    resistensi saluran nafas, kelelahan otot-otot pernafasan serta anemia. +nemia akan

    menyebabkan hipoksemia yang terjadi akibat 9E mismatch. #isfungsi diastolic, yng

    dikarakteristikan dengan ventrikel kiri yang kaku, dapat memicu terjadinya sesak nafas

     berat dengan aktifitas ringan.

    10

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    11/19

    atalaksana 7agal jantung kongestif 

    #alam menangani gagal jantung, seorang dokter harus melakukan penyaringan

    mengenai penyakit komorbid serta melakukan penanganan penyakit komorbid tersebut

    seperti hipertensi, =K, diabetes mellitus, anemia, dan gangguan pernafasan saat tidur.

    a. enatalaksanaan non farmakologis

    asien yang telah terdiagnosis gagal jantung disarankan untu berhenti merokok 

    dan mengurangi konsumsi alcohol. erubahan suhu yang tiba-tiba serta aktivitas fisik 

     berat juga sebaiknya dihindari. +ktivitas fisik ringan hingga sedang telah terbukti

     bermanfaat bagi penderita gagal jantung 'G!+ kelas 8-888. ada pasien yang

    euvolum, aktivitas fisik yang isotonus sedang seperti berjalan dan sepeda statis,

    apabila dapat di toleransi, sangat dianjurkan.

    +ktifitas fisik yang disarankan dan dalam porsi yang tepat dapat mengurangi

    gejala gagal jantung meningkatkan kapasitas kemampuan beraktivitas serta

    meningkatan kualitas hidup. engturan pola makan, seperti restriksi garam,

    direkomendasikan pada penderita gagal jantung. engaturan asupan kalori juga

    direkomendasikan pada pasien dengan gagal jantung tahap akhir. engaturan pola

    akan, seperti retriksi garam, direkomendasikan pada penderita gagal jantung.

    engaturan asupan kalori juga direkomendasikan pada pasien dengan gagal jantung

    tahap akhir.

    erapi nonfarmakologis untuk &elief #yspnea

    Mengerutkan - bibir pernapasan dapat menjadi strategi yang efektif untuk

    menghilangkan dyspnea . &elaksasi dapat menjadi strategi yang efektif untuk

    menghilangkan dyspnea . 'oninvasif ventilasi tekanan positif dapat memberikan

     bantuan dari dyspnea .

    :

     b. enatalaksanaan akrmakologis

    Setelah diagnosis klinis dari gagal jantung ditegakkan, yang penting untuk dinilai

    dari pasien gagal jantung adalah untuk menentukan bagaimana status retensi cairan

    11

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    12/19

     pada pasien tersebut sebelum memulai penatalaksanaan lebih lanjut. +pabila pasien

    tida memiliki gejala retensi cairan, maka pasien dapat diberikan +26 inhibitor 

    ataupun +&B jika pasie tidak mengkonsumsi +26 inhibitor.

    %ambar 1. Al*$r#tma Terap# %a*al Jantn*

    +pabila pasien memiliki gejala retensi cairan, maka diuretic adalah satu-satunya

    obat farmakologis yang dapat mengontrol retensi cairan secara adekuat. anda dan

    gejala retensi cairan menjadi salah satu acuan dalam keputuasan pemberian diuretic.

    #iuretik harus dimulai dalam dosis rendah kemudian secara hati-hati dititrasi dosisya

    untuk mengurangi tanda gejala retensi cairan hingga mencapai berat kering pasien.

    ada pasien dengan tanda retensi cairan telah teratasi, terapi dengan diuretic tetap

    harus dilanjutkan untuk mencegah rekurensi retensi cairan. ada pasien yang refrakter 

    terhadap loop diuretic, enambahan kelas diuretic yang berbeda seperti thiaFide atau

    metaFolone dapat dipertimbangkan. erlu diperhatikan pada pemberian diuretic, dapat

    terjadi gangguan elektrolit serta kekurangan cairan srta makin memburuknya kejadian

    12

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    13/19

    aFotermia. Salah satu efek samping yang paling penting dalam pemberian diuretic

    adalah gangguan keseimbangan potassium sehingga mmeringankan resiko aritmia.

    Tabel 2.D$s#s D#ret#, -an* D#sarankan

    #iuretik #osis +"al #osis Maksimal

    urosemide 4-34mg Hd atau bid 344mg$hari

    orsemide 4-4 mg Hd atau bid 44mg$hari

    Bumetanide 4.: mg Hd atau bid 4 mg$hari

    !ydrochlorthiaFide : mg Hd 44 mg$hari

    MetolaFone .:-:mg Hd atau bid 4mg$hari

    2.PEN-AKIT JANTUN% K!/!NE/

    ada pasien dengan penyakit jantung koroner gejala yang umumnya timbul adalah

    nyeri dada(angina0. 'amun, selain angina keluhan lain seperti sesak nafas juga dapat

    muncul bersamaan. Beratnya gejala sesak nafas dan angina dinilai berdasar klasifikasi

    fungsional e$ 1or% 2eart Association seperti tertera pada tabel berikut

    Tabel klas#(#kas# pen0ak#t kard#$asklar.

    Kelas 'e" Gork !eart +ssociation unctional 2lassification

    8 Memiliki pebabkan keterbatasan aktivitas. +ktivitas penyakit

    13

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    14/19

     jantung namun tanpa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak 

    nafas atau angina.

    88 enyakit jantung menyebabkan sedikit keterbatasan aktivitas

    fisik. 'yaman saat istirahat, aktivitas fisik menyebabkan

    kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau angina.888 enyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan aktivitas

    fisik sedang. 'yaman saat istirahat. +ktivan aktitas fisik 

    kurang dari biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak 

    nafas atau angina.

    89 enyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan fisik yang

    nyata. 7ejala insufisiensi kadiak atau sindrom angina dapat

    muncul bahkan saat istirahat. +pabila pasien melakukan

    aktivitas fisik dilakukan, rasa tidak nyaman meningkat.

    2. KA/DI!"I!PATI

    Kardiomiopati merupakan penyakit otot jantung. Keadaan ini

    menunjukkan difungsi difus yang terjadi akibat penyakit jantung structural seperti

     penyakit jantung koroner penyakit katup primer, ataupun hipertensi kronis.

    #alam seluruh bentuk kardiomiopati, gejala dini yang umumnya muncul adalah

    terjadinya sesak nafas yang berhubungan dengan aktivitas serta kelelahan.7ejala ini

    umumnya sulit dikenali hingga gejala lebih lanjut muncul. Ketika kardiomiopati telah

     berprogres hingga menyebabkan kondisi gagal jantung.

    #ispnea pada cardiomyopathy disebabkan penurunan fungsi kontraksi

    miokardium diikuti oleh adanya dilatasi pada ruang ventrikel. enurunan fungsi kontraksi

    miokardium disebabkan karena adanya kerusakan pada kardiomiosit, kerusakan ini akan

    mengakibatkan kontraksi ventrikel menurun, dan diikuti dengan penurunan volume

    sekuncup serta curah jantung. enurunan kontraksi ventrikel jika sudah tidak dapat

    14

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    15/19

    diatasi lagi oleh mekanisme kompensasi (baik oleh peningkatan simpatis, mekanisme

    rank-Starling, sistem reninangiotensin-aldosteron$&++ dan vasopresin0, maka akan

    menyebabkan ventrikel hanya dapat memompa sejumlah kecil darah ke sirkulasi,

    sehingga nantinya darah tersebut akan lebih banyak tertimbun di ventrikel, timbunan

    darah inilah yang akan menyebabkan dilatasi ruang ventrikel yang bersifat progresif.

      #ilatasi ruang yang progresif nantinya akan membuat disfungsi katup mitral

    (katup mitral tidak dapat tertutup sempurna0, kelainan pada katup mitral ini akan

    menyebabkan terjadinya regurgitasi darah ke atrium kiri. &egurgitasi darah ke atrium kiri

    memiliki tiga dampak yang buruk, yaitu peningkatan tekanan dan volume yang

     berlebihan di atrium kiri sehingga atrium kiri membesar yang akan meningkatkan resiko,

    dampak buruk berikutnya adalah regurgitasi ke atrium kiri menyebabkan darah yang

    dipompakan oleh ventrikel kiri lebih sedikit sehingga memperparah penurunan stroke

    volume yang telah terjadi, dampak buruk yang terakhir adalah pada saat diastolik volume

    darah yang masuk ke atrium kiri menjadi lebih besar karena mendapat tambah darah yang

    disebabkan oleh regurgitasi ventrikel kiri yang pada akhirnya akan menambah jumah

    darah di ventrikel kiri, sehingga memperparah dilatasi yang telah terjadi.

    enurunan stroke volume karena menurunnya kontraktilitas miokardium dan

    ditambah dengan adanya regurgitasi katup mitral akan menimbulkan gejala kelelahan dan

    kelemahan pada otot rangka karena kurangnya suplai darah ke otot rangka. ada

    kardiomiopati dilatasi juga terjadi peningkatan tekanan pengisian ventrikel yang akan

    menimbulkan gejalagejala kongesti paru seperti dispnea, ortopnea, ronki basah dan juga

    gejala-gejala kongesti sistemik seperti peningkatan tekanan vena jugularis, hepatomegali

    dan edema perifer.?

    erapi kardiomiopati ditujukkan pada ada atau tidaknya gejala dan mencegah

     progresi menjadi ggal jntung. ada kardio miopati yang mengalami retensi cairan maka

     pemberian diuretic untuk mengatasi gejala retensu cairan dapat dilakukan. emberian

    obat-obatan simtomatik lain seperti penyekat beta atau penyekat kanal kalsium.

    enatalaksanaan armakologis ada kardiopati

    15

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    16/19

    engobatan kardiomiopati ditujuka sesuai gambaran klinis yang timbu, dimana

    sebagian besar timbul gejala gagal jantung kongestif. Sehingga pengobatan standar untuk 

    gagal jantung kongestif, sehingga pengobatan standar untuk gagal jantung kongestif 

    diberikan,seperti diuretika untuk mengurangi gejala, +26 inhibitor, dan penghabat Beta.

    #igoksin merupakan pilihan pengobatan lini kedua, dimana dosis optimal yang

    akan dicapai adalah apabila kadar dalam serum encapai 4.: 4.; ng$m

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    17/19

    Kelainan katup dapat menyebabkan keluhan sesak nafas. Beberapa bentuk 

    kelainan katup yang menyebabkan gejala sesak nafas misalnya mitral stenosis, Mitral

    regurgitasi, stenosis aorta, reggurgitasi aorta, stenosis tricuspid, regurgitasi tricuspid.

    Kelainan katup dapat menyebabkan kelainan structural lain seperti kardiomiopati

    yang selanjutnya dapat menyebabkan gejala gagal jantung.

    enanganan disfungsi valvular dilakukan sesuai dengan kondisi masing-masing

     pasien dan kelainan katup yang terjadi. ada pasien dengan mitra stenosis, 8ndikasi

    operasi dilakukan apabila kelainan katup telah menyebabkan gangguan pada kelas

    fungsional 'G!+ minimal kelas 88-89. ada pasien dengan regurgitasi mitral, pemberian

    anti-koagulan oral merupakan indikasi apabila pasien datang dengan regurgitasi mitral

    yang bergejala dengan kondisi ekokardiografi yang sesuai. +pabila pasien tidak memiliki

    gejala namun telah mengalami disfungsi ventrikel kiri serta memenuhi persyaratan hasil

    ekokardiografi maka terapi surgical repair katup mitral dapat diindikasikan.

    ada pasien dengan kelainan katup berupa stenosis aorta dan regurgitasi aorta

    yang bergejala dan dengan disertai kelainan fraksi ejeksi, tindakan penggantian katup

    aorta dapat dilakukan. 'amun pada pasien tanpa gejala dan tanpa kelainan ekokardiografi

    mka monitoring dan evaluasi ekokardiografi harus dilakukan minimal satu tahun sekali.

    BAB III

    KESI"PULAN

    Sesak nafas (dispnea) merupakan suatu gejala umum yg ada pada banyak penyakit dan dapat

    diatasi dengan baik apabila penyebab dasar dari sesak telah diketahui. Sesak nafas merupakan

    keluhan mengapa seseorang datang berobat ke dokter dan sesak nafas adalah keluhan yang

    17

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    18/19

    sering memerlukan penanganan darurat. Menurut  American Toracic Society sesak nafas

    merupakan suatu pengalaman subjekif ketidaknyamanan yang berbeda-beda intensitasnya,

    intensitas tingkatannya sesak nafas dapat berupa rasa tidak nyaman di dada yang dapat membaik 

    sendiri, membutuhkan bantuan nafas yang serius ( Severe air hunger) sampai pada tahap yang

    lebih fatal.

    Kesintasan pasien dengan sesak nafas sangat berkaitan dengan kemampuan tenaga

    kesehatan untuk dapat mengidentifikasi dan memberikan tatalaksana yang tepat pada penyebab

    yang mendasari sesak nafas tersebut. Sesak nafas dapat berhubungan dengan kondisi pulmonal,

    kariovaskular, campuran kondisi pulmonnal dan kardiovaskulan maupun non-pulmonal non-

    kardiovaskula. Beberapa kondisi jantung yang dapat memicu terjadinya sesak nadas diantaranya

    adalah disfungsi dari sitolik dan diastolik jantung kiri, gangguan irama atau aritmia, penyakit

    katup jantung, penyakit pericardium, infark miokard, hipertensi pulmonal, dan  shunt  intrakardiak 

    atau ekstrakardiak.

    Sebagai lini pertama dalam peleyanan kesehatan penting untuk mengetahui dan

    membedakan apa yang mendasari dari sesak nafas pasien melalui gejala gejala yang khas

    maupun pemeriksaan lanjutan dari gejala tersebut. !al ini agar tenaga kesehatan dapat

    melakukan pendekatan diagnostik dan terapi a"al yang tepat dan akhirnya dapat menurunkan

    angka kesakitan dan kematian penduduk 

    DA&TA/ PUSTAKA

    . Menaldi &, Iahju +.6'#6K++' K!%S%S S6S+K '++S #epartemen

    ulmonologi J 8lmu Kedokteran &espirasi K%8 - &S ersahabatan =akarta

    . 8ngram &!, Braun"auld =6. #yspnea and pulmonary edema. 8n )Kasper, Braun"auld,

    auci, !auser,

  • 8/17/2019 Management dispnea paa penyakit jantung

    19/19

    1. Braun"auld. 6/amination of the patient. 8n ) Braun"auld. !eart #isease. + te/tbook of 

    cardiovascular medicine. ?th edition. IB SaundersL 44.p. ;-143. rosiding +bstrak Simposium J "orkshop K*+#8 4: . usat 8nformasi ilmiah

    :. Buku +jar 8lmu enyakit #alam jilid $6ditor ) +ru I. Sudoyo, Bambang Setiyohadi

    ed.:. =akarta ) 8nterna ublishing, 44.?. Mark B. arshall, &ichard M. Sch"artFstein. +M6&82+' =*%&'+< *

    &6S8&+*&G +'# 2&882+< 2+&6 M6#828'6 9*< ;: 4C. atofisiologi dan atogenesis Kardiomiopati Iilliam #osen bagian isiologi K

    %K&8#+;. Mahler #, Selecky , !arrod 2, Benditt =, 2arrieri-Kohlman 9, 2urtis = et al. +merican

    2ollege of 2hest hysicians 2onsensus Statement on the Management of #yspnea in

    atients Iith +dvanced