Makalah Breathing Circuit (2)

Embed Size (px)

Citation preview

SIRKUIT PERNAPASAN ANESTESI

Monica Handayani*, Donni Indra Kusuma **

ABSTRACT For an anesthesiologist, an understanding of the functioning of anesthesia delivery systems is very important. Based on the facts of the American Society of Anesthesiologists Data (ASA), Caplan found that despite the demands of the patient against the errors of the anesthesia delivery systems are rare, but when it happens it will be a big problem, which often result in death or permanent brain damage. 1,2 Anesthesia circuit, known as the respiratory system is a system that functions to deliver oxygen and anesthetic gases from the anesthesia machine to a patient who was operated. Anesthesia circuit is a pipe / tube that is an extension of the upper respiratory tract of patients. Rebreathing anesthesia circuit and is classified as a non-rebreathing based on presence or absence of expiratory air is inhaled again. This circuit is also classified as open, semi open, semi closed and closed based on the presence or absence of (1) bag, (2) expiratory air we breathe again (rebreathing exhaled gas), (3) components to absorb korbondioksia and expiratory (CO2 absorber) (4) one-way valve.

Keywords : Breathing Circuit, Mapelson, Anasthetic Machine

ABSTRAKBagi seorang ahli anestesi, pemahaman terhadap fungsi dari sistem penghantaran anestesi ini sangatlah penting. Berdasarkan fakta dari data American Society of Anesthe siologists (ASA), Caplan menemukan bahwa meskipun tuntutan dari pasien terhadap kesalahan dari sistem penghantaran anestesi jarang terjadi, akan tetapi ketika itu terjadi maka akan menjadi suatu masalah yang besar, yang sering mengakibatkan kematian atau kerusakan otak yang menetap. Sirkuit anestesi atau dikenal dengan sistem pernafasan merupakan sistem yang berfungsi menghantarkan oksigen dan gas anestesi dari mesin anestesi kepada pasien yang dioperasi. Sirkuit anestesi merupakan suatu pipa/tabung yang merupakan perpanjangan dari saluran pernafasan atas pasien.

___________________________________________________________________________* Coassistant Anestesi FK Untar 13 Mei 2013 - 2 Juni 2013** Dokter Spesialis Anestesiologi BLUD RSUD Kota SemarangSirkuit anestesi diklasifikasikan sebagai rebreathing dan non-rebreathing berdasarkan ada tidaknya udara ekspirasi yang dihirup kembali. Sirkuit ini juga diklasifikasikan sebagai open, semi open, semi closed dan closed berdasarkan ada tidaknya (1) reservoir bag, (2) udara ekspirasi yang dihirup kembali (rebreathing exhaled gas), (3) komponen untuk menyerap korbondioksia ekspirasi serta (CO2 absorber) (4) katup satu arah.

Kata Kunci : sirkuit anestesi, Mapleson, mesin anestesi

PENDAHULUAN Sistem penghantaran anestesi (Anesthesia Delivery System) telah bekembang mulai dari peralatan yang sederhana hingga menjadi suatu sistem yang sangat kompleks yang terdiri dari mesin anestesi, sirkuit anestesi, vaporizer, pembuangan gas serta monitor. Bagi seorang ahli anestesi, pemahaman terhadap fungsi dari sistem penghantarananestesi ini sangatlah penting. Berdasarkan fakta dari data American Society of Anesthesiologists (ASA), Caplan menemukan bahwa meskipuntuntutan dari pasien terhadap kesalahan dari sistem penghantaran anestesi jarang terjadi, akan tetapi ketika itu terjadi maka akan menjadi suatu masalah yang besar, yang sering mengakibatkan kematian atau kerusakan otak yang menetap.1,2 Sirkuit anestesi atau dikenal dengan sistem pernafasan merupakan sistem yang berfungsi menghantarkan oksigen dan gas anestesi dari mesin anestesi kepada pasien yang dioperasi. Sirkuit anestesi merupakan suatu pipa/tabung yang merupakan perpanjangan dari saluran pernafasan atas pasien. Komponen sirkuit anestesi pada saat sekarang ini terdiri dari kantong udara, pipa yang berlekuk-lekuk, celah untuk aliran udara segar, katup pengatur tekanan dan penghubung pada pasien. Aliran gas dari sumber gas berupa campuran oksigen dan zat anestesi akan mengalir melalui vaporizer dan bersama zat anestesi cair tersebut keluar menuju sirkuit. Campuran oksigen dan zat anestesi yang berupa gas atau uap ini disebut sebagai fresh gas flow (FGF) (aliran gas segar). Sistem pernafasan atau sirkuit anestesi ini dirancang untuk mempertahankan tersedianya oksigen yang cukup di dalam paru sehingga mampu dihantarkan darah kepada jaringan dan selanjutnya mampu mengangkut karbondioksida dari tubuh. Sistem pernafasan ini harus dapat menjamin pasien mampu bernafas dengan nyaman, tanpa adanya peningkatan usaha bernafas, tidak menambah ruang rugi (dead space) fisiologis serta dapat menghantarkan gas / agen anestesi secara lancar pada sistem pernafasan pasien. Sampai saat ini berbagai teknik dan modifikasi sirkuit anestesi telah dikembangkan dan masingmasing mempunyai efisiensi, kenyamanan dan kerumitan sendiri sendiri. 3,4Sirkuit anestesi diklasifikasikan sebagai rebreathing dan non-rebreathing berdasarkan ada tidaknya udara ekspirasi yang dihirup kembali. Sirkuit ini juga diklasifikasikan sebagai open, semi open, semi closed dan closed berdasarkan ada tidaknya (1) reservoir bag, (2) udara ekspirasi yang dihirup kembali (rebreathing exhaled gas), (3) komponen untuk menyerap korbondioksia ekspirasi (CO2 absorber) serta (4) katup satu arah (Tabel 1). Meskipun dengan pengklasifikasian tersebut kadang menyebabkan kebingungan dibandingkan pemahaman. 4,5

Tabel 1. Klasifikasi sirkuit Anastesi(Dikutip dari daftar pustaka no. 4)

SISTEM INSUFLASIIstilah insuflasi menunjukkan peniupan gas anestesi di wajah pasien. Meskipun insuflasi dikategorikan sebagai breathing system, mungkin istilah ini lebih baik bila dianggap sebagai suatu teknik anestesi tanpa hubungan langsung antara sebuah rangkaian alat pernafasan dengan pasien. Karena anak-anak sering menolak penempatan masker wajah atau melalui intravena, insuflasi berguna sekali untuk induksi pasien anak-anak dengan anestesi inhalasi (gambar 1). Hal ini berguna untuk situasi yang lain.4

(Dikutip dari daftar pustaka no. 4)Pada pembedahan ophtalmic (mata) dengan anestesi lokal, akumulasi CO2 di bawah kain (drapping) kepala dan leher, dapat berbahaya. Insuflasi O2 dan udara di wajah pasien pada laju aliran tinggi (>10 L/menit) dapat menghindari masalah ini (gambar 2). Karena insuflasi menghindari kontak langsung dengan pasien, maka hembusan gas rebreathing tidak akan terjadi jika alirannya cukup tinggi. Pada teknik ini ventilasi tidak dapat dikontrol sehingga gas yang masuk mengandung sejumlah udara atmosfer yang tidak dapat diprediksi.4

(Dikutip dari daftar pustaka no. 4)

SISTEM OPEN-DROP Meskipun anestesi tetes terbuka (open drop) tidak digunakan lagi dalam kedokteran modern, tapi ada makna bersejarah yang akan dijelaskan di sini. Penggunaan sistem open drop diawali oleh Simpson yang pertama kali menggunakan kloroform pada tahun 1847 dengan cara sederhana yaitu dengan menyiramkan zat ini pada sebuah sapu tangan dan diletakkan menutupi mulut dan hidung penderita sehingga ia dapat menghirup uapnya.6 Kemudian Schimmelbusch (1860-1895), seorang ahli bedah di Berlin menggunakan masker yang dapat dipakai untuk memberikan kloroform, etil klorida atau dietil eter.7 Masker Schimmelbusch berupa masker rangka besi dengan cekungan untuk mengumpulkan agen anestesi yang berlebihan dan dilengkapi rangka kawat yang dapat dilepas untuk menahan kain penutup (gambar 3).8 Pada teknik ini sejumlah zat anestesi inhalasi diteteskan melalui masker yang dipasang pada wajah penderita diatas mulut dan hidung. Zat anestesi yang mudah menguap, seperti ether atau halothane menetes di atas kain tipis yang menutupi wajah (masker Schimmebusch), digunakan pada wajah pasien. Zat anestesi diteteskan secara perlahan-lahan di atas masker kemudian dialirkan oksigen yang cukup dibawahnya sehingga didapatkan sirkulasi udara yang baik di bawah masker. Ketika proses inspirasi, udara melewati kain, menguapkan agen cair dan membawa zat anestesi dalam konsentrasi tinggi pada pasien. Penguapan menurunkan temperatur masker, mengakibatkan kondensasi uap air dan pengembunan serta penurunan tekanan uap anestesi (tekanan uap sebanding dengan suhu). Turunan dari anestesi open-drop modern adalah menggunakan vaporizer draw-over yang tergantung pada usaha nafas pasien untuk mengambil udara ruangan melalui ruang vaporizer.4

SISTEM DRAW-OVERAlat draw-over merupakan rangkaian nonbreathing yang menggunakan udara sekitar sebagai pengangkut gas, walaupun suplemen O2 dapat digunakan jika tersedia. Walaupun alat ini sederhana, tetapi konsentrasi udara dan oksigen yang masuk dapat diprediksi dan dikontrol. Alat ini dapat dilengkapi dengan perlatan yang memungkinkan Intermitent Positive- Pressure Ventilation (IPPV) dan pembuangan pasif, serta Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan Positive End-Expiratory Pressure (PEEP). 4

(Dikutip dari daftar pustaka no. 4)

Pada sebagian besar dasar alat (gambar 4), udara diambil melalui alat penguap resistensi rendah saat pasien inspirasi. Pasien bernafas spontan dengan udara ruang dan agen inhalasi, sering menimbulkan saturasi oksigen (SpO2)