Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/view/39/37
http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/download/30/31
03
Praktik Telemedis di Indonesia
Tanggung Jawab Pihak KetigaPenyedia Layanan Telemedis
Hambatan dalam Praktik KlinisTelemedis
Latar Belakang
Tanggung Jawab
Keterbatasan Telemedis02
01
3
Tinjauan Prinsip EtikaKedokteran dalamTelemedis
Praktik Telemedis di Indonesia
Regulasi Telemedis di indonesia
Tinjauan Etik
Kesimpulan
05
06
04
Regulasi
KITA SUDAH BER-TELEMEDIS SEHARI-HARI TANPA DISADARI✓Dr Sp jaga on-call ditelpon/chat dr jaga/PPDS.
✓Dr membagi no HP ke pasien. Pasien menanyakan kondisimedisnya bahkan minta saran obat.
✓Dr ditanya keluarga/kenalan ttg kondisi medisnya bahkanminta saran obat; atau minta rujukan.
✓Teleradiologi, telekonsultasi di lab, dsb.
LAYANAN TELEMEDIS DEWASA INI
✓Sehari-hari dilakukan tanpa disadari (mutu?).
✓Diprakarsai faskes (mutu siber?).
✓Platform digital profesional komersil (mutu layanan?).
✓Diprakarsai perhimpunan selama pandemi→gratis/berbayar murah (mutu?).
✓Mutu Telemedis: Mutu layanan kes + mutu siber.
AKSES & PERSEPSI DARI SISI PASIEN/PENGGUNA
✓Mobilitas vs disabilitas berat (bed ridden).
✓Kebutuhan dasar di masa Pandemi.
✓Terbiasa di faskes yg sudah mengembangkan TM vs belum.
✓Punya uang vs tidak (andalkan BPJS, asuransi).
✓Dengar arahan Presiden.
✓Fakta sosial: Startup TM digunakan >> di Indonesia saat Pandemi. (survei kepuasan?)
PLATFORM DIGITAL TELEMEDIS PROFESIONAL KOMERSIL
✓ Sudah ada yg MoU dengan beberapa faskes, perhimpunan.
✓ Banyak dokter yang MoU & tergabung di layanan komersil.
✓ Potensi disrupsi dg hub Platform-faskes ≠ e-commerce-penjual barang.
✓Melewati standar keamanan siber (mis sertifikat Kemkominfo PenyelenggaraSistem elektronik layanan kesehatan; sertifikat keamanan info (privasi data) Kemkominfo, dsb).
✓ Seluruh ketentuan yg direkomendasikan fatwa MKEK ttg telemedis (baru terbit 5 Mei 2020) hampir semua platform belum ikut.
✓ Belum ada regulasi spesifik thd platform (kec saran dari fatwa MKEK).
● Eliminasi batasan jarak, geografis, hingga biaya terkait● Daerah terpencil yang kekurangan tenaga medis
TELEMEDIS DI INDONESIA 9NEGARA KEPULAUAN
EdukasiDokter-Pasien
Komunikasi/ KonsultasiDokter-Pasien
Supervisi/ KonsultasiDokter-Dokter
EkspertisiDokter-Dokter
Layanan FarmasiJarak JauhApoteker-Pasien
TelesurgeryDokter-Pasien
PERAN TELEMEDIS DALAM PRAKTIK SEHARI-HARI 10
HAMBATAN PADA PRAKTIK
TELEMEDISKeterbatasan dalam praktik
klinis kedokteran secara ideal
01
KETERBATASAN INFORMASI 12
Ketelitian dalam memeriksaterbatas daripada pemeriksaan
tatap muka
PengenalanKondisi “Gawat”
Waspada gejala red flag dan diagnosis banding sangat penting
Non-maleficence & patient safety
Diskrepansi Pemahaman
Penjabaran suatu keluhan, hoax dan ilmu “pribadi” pasienterhadap yang dialaminya
Ketelitian dan KeyakinanMenyimpulkan Diagnosis
Praktik TelemedisRisiko akses oleh pihak lain hinggapengantaran obat sampai ke pasien
Praktik TatapMukaAkses terbatas dokter, perawat, staf rekammedis, dan pasien sendiri
KERAHASIAAN DATA MEDIS
Tanggung jawabpenyedia jasa untukmemastikanENKRIPSI DATA
13
vs
Keterampilan Dasar
Keterampilanklinis dasar praktiktatap muka
Keterampilan Khusus
Pemeriksaan terbatasSistem monev pasienEdukasi pasien daring
KURIKULUM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Praktik klinis telemedis belum diikutkan dalam Pendidikan kedokteran di Indonesia
Telemedis
Kemampuanpraktik masihterbatas
14
TANGGUNG JAWAB
PENYELENGGARA TELEMEDIS
Tanggung Jawab Pihak KetigaPenyedia Layanan Telemedis
02
TATA KELOLA ORGANISASI KOMITE MEDIK
KredensialNilai etika kedokteranPeningkatan mutu
PERLINDUNGAN SENGKETA MEDIK
Antisipasi sengketa medik dan komplain pada proses layanan, regulasi administratif
RAHASIA MEDIS
Sumpah menjaga kerahasiaan medis, mengikat secara hukum dan aturanSesuai dengan:• American Medical Association General Assembly tentang Telemedis• Fatwa MKEK Pusat IDI tentang Telemedis
..SEBAGAI FASILITAS LAYANAN KESEHATAN 16
TINJAUAN ETIK & REGULASI
TELEMEDIS
Tinjauan Prinsip Etika Kedokteran dalamTelemedis dan Regulasinya di Indonesia
03
● Atas dasar beneficence (kebaikan) meraih pasien yang tidak dapat datang berobat secara fisik
● Perlu diperhatikan prinsip non-maleficence dalammembedakan keluhan gawat, tatalaksana, monevgejala dan efek samping obat
● Kecakapan penyimpulan diagnosis:
KODEKI Pasal 7
PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN DALAM TELEMEDIS 18
● Seorang dokter wajib hanya memberi surat keterangan dan pendapatyang telah diperiksa sendiri kebenarannya
● Dalam memberikan surat keterangan medis/ahli atau ekspertis dan pendapat ahli apapun bentuk dan tujuannya, dokter wajibmendasarkan isinya pada fakta medis yang diyakininya benar sesuaidengan pertanggungjawaban profesinya sebagai dokter
KODEKI PASAL 7: KECAKAPAN KETERAMPILAN 19
● Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruhkeilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika iatidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, ataspersetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepadadokter yang mempunyai keahlian untuk itu
KODEKI PASAL 14: SUPERVISI KONSUL ANTARDOKTER 20
AMERICAN MEDICAL ASSOCIATION
Enam poin penting dalampraktik telemedis
UU 29/2004 Pasal 37 Ayat 2 dan 3
Regulasi SIP praktik maksimal 3 tempat
FATWA TELEMEDIS MKEK PUSAT IDI
017/PB/K.MKEK/05/2020Terutama praktik telemedis dalamCOVID-19
REGULASI YANG MENDUKUNG DAN PERLU DIPERHATIKAN 21
PERKONSIL 74/2020Kompetensi dokter dalampraktik telemedis
SURAT EDARAN KEMENKESHK.02.01/MENKES/303/2020Pengaturan dan himbauantelemedis
● Kewenangan klinis & Praktek Kedokteran melalui Telemedicine pada masa Pandemi COVID-19 di Indonesia.
✓ Pasal 4: Gadar (rujuk faskes) vs non Gadar (nilai kelaikan).
✓ Pasal 5: general consent kepada pasien.
✓ Pasal 7: rekam medis manual atau elektronik (transkrip).
✓ Pasal 9: larangan telekondul tanpa via Fasyankes; penjelasan tidakjujur/lengkap/etis, dx&th di luar kompetensi
✓ Pasal 10: berhak mendapat imbalan
PERKONSIL NO 74/2020 22
23
WORLD MEDICAL ASSOCIATION (WMA)
PERNYATAAN
TERHADAP ETIK TELEMEDICINEAdopted by the 60th WMA General Assembly, New Delhi, India, Oct 2009
Mutu Layanan• Kualitas pelayanan setidaknya ekuivalen terhadap layanan tatap muka• Tidak boleh menurunkan mutu layanan yang diberikan• Tanggung jawab dokter DAN provider
MutuLayanan
Rahasiamedis
Informed Consent
ARAHAN ETIK WMA (1)
✓Hub Dr-Pasien: pemeriksaan personal & wawasanmemadai thd perjalanan penyakit ps. Telemedis dipilihpada situasi dokter tdk dapat hadir fisik selama periodeyg dianggap aman & dpt diterima. Dapat pula u/ manajemen kasus kronik setelah terapi awal yg sudahterbukti aman dan efektif.
✓Hub Dr-pasien berdasarkan mutual trust & respect. Masing2 dapat identifikasi TM terhadap hal tsb. Padatelemedis antar dokter, dr yg berhadapan dg ps yg tetapbertanggungjawab dan mengoordinasikan dg dokter ahli.
ARAHAN ETIK WMA (2)
✓Dr berupaya menjamin rahasia medis ps, termasukmemastikan hal ini pd provider.
✓Memberikan consent memadai termasuk: cara kerjaTM, buat janji ketemu Dr, privasi, kemungkinanbocor/hack, protokol interaksi di TM, protokolperesepan & koordinasi antar Dr di TM.
✓ TM dapat hanya dinikmati yg kaya.
OTONOMI & PRIVASI DR: WMA
✓Dr tidak berpartisipasi pd TM yg melanggarhukum/etik suatu negara.
✓ TM dpt mengganggu privasi Dr 24/7. Dr dapatinformasikan pasien ttg jadwal aktifnya & protokollayanan emergensi dsb apabila ia tdk dapatdihubungi.
✓Dr menelaah otonomi profesi termasuk diskresikapan cukup dg TM kapan konsultasi tatap muka.
TANGGUNGJAWAB DR: WMA (1)
✓ Saran yg diberikan harus terkema secara detil dandapat dilacak kembali.
✓ Bila keputusan dibuat untuk menggunakan TM, maka Dr perlu mempertimbangkan sistemtelekomunikasi yg tepat.
✓Dr harus memastikan pasien memahami saran danterapi yg diberikan serta melakukan promosi layananberkelanjutan (compliance).
TANGGUNGJAWAB DR: WMA (2)
✓ Rujuk/opini pembanding dimungkinkan.
✓ Sadari kesulitan spesifik & ketidakpastian yg dapat terjadisaat kontak via TM. Dpt sarankan tatap muka apabila itu ygterbaik menurut kepentingan terbaik pasien.
✓Dr hanya praktek via TM pada negara/yurisdiksi izinprakteknya (tidak boleh antar negara). Lintas negara hanyaboleh via TM antar 2 dokter.
✓Dr memastikan medical indemnity cover termasuk di TM.
KUALITAS LAYANAN: WMA
✓ Penilaian kualitas layanan kesehatan diterapkan untukmenilai keamanan pasien dan standar praktek yang terbaikseiring TM. TM harus ikut EBM practice guideline hinggatingkat mungkin dikerjakan. TM harus diuji efektivitas, efisiensi, keamanan, feasibility, cost-effectiveness.
✓ Kesempatan & kelemahan TM pada kasus emergensi harusdidefinisikan dg baik. Jika TM dapat berperan, dipastikanmempertimbangkan kondisi parahnya penyakit dankompetensi orang yg bersama pasien. Harus sesuai protokolpengiriman ke layanan gadar.
REKOMENDASI: WMA
✓ TM dapat diadaptasi sesuai regulasi, termasuk mengizinkan platform sesuai kepenntingan terbaik pasien.
✓WMA dan IDI dapat mengembangkan norma etik, CPG, legislasinasional & kesepakatan int’l TM sesuai prinsip melindungi hub Dr-ps, kerahasiaan, dan mutu layanan.
✓ TM tidak dipandang mampu menggantikan tatap muka.
✓ TM membutuhkan kemampuan identifikasi & kendali konsekuensipd hub kesejawatan dan alur rujukan ps.
✓ Teknologi baru dapat membutuhkan standar baru.
✓Dr dpt melobi etika TM sesuai kepentingan terbaik pasien.
✓ Aspek hukum
✓ Etika profesi kedokteran
✓ Etika komunikasi
FATWA ETIK MKEK PUSAT IDI
Negatif PositifDIREKOMENDASI
KAN
LAYANAN TELEMEDIS DAN PRAKTIK DARING DI ERA PANDEMI COVID-19
Komite medikdan tata kelola
organisasi
Mempertahankan mutulayanan
Peraga edukasitanda bahaya
Rekam mediskonsultasidaring dan
rahasia medis
Penyedia layanan
wajib membentuk
komite medik
dan tata kelolaorganisasi
Pelatihan dokter
berkala
Pengenalan
tanda dan keluhan
gawat tiap sesi
konsultasi
Merekam seluruhpercakapan dan video
konsultasi
Sumpah dan perjanjian tertulis
rahasia medis
FATWA ETIK MKEK PUSAT IDI: TELEMEDIS
●Kerjasama pelatihan berkalabagi dokter.
REKOMENDASI KEPADA PENGEMBANG LAYANAN TELEMEDIS KONSULTASI DARING (1):
MUTU
LAYA-
NAN
WAWAS
DIRI
PASIEN
KOMITE
MEDIK
Peraga edukasi
tanda bahaya
Independen, profesional:
Kredensial, etik & disiplin,
kendali mutu, audit
medik, sesuai tatakelola
klinik
●Perjanjian tertulis /Angkatsumpah
●Seluruhnya mulai komisaris, pimpinan, sd pegawai teknis
REKOMENDASI KEPADA PENGEMBANG LAYANAN TELEMEDIS KONSULTASI DARING (2):
RAHASI
A MEDIS
SYARA
T & KE-
TENTU
AN
REKAM
MEDIS
Pengguna layanan
& dokter
Semua pihak
Rekaman seluruh
percakapan & video
konsultasi diperlakukan
seperti rekam medis
JASA PRAKTIK &BAGI HASIL
✓Diperbolehkan menarik jasa praktik
✓Mengatur sistem bagi hasil→ besaran wajar adil
✓Sistem kapitasi, remunerasi, fee-for-service
TELEMEDIS YG DIPRAKARSAI FASYANKES
✓ Penyaring awal
Layanan telemedis sebagai penyaring awal→ butuh kefaskes lanjutan?
✓ Pasien pernah berobat→ dpt komunikasi 3 arah
Dokter jaga/siaga untuk menghubungkan pasien dg DPJP sebelumnya. Mengakses & menuliskan RM.
✓ Pasien baru→ HATI-HATI
KOMITE MEDIK✓ Status tanda registrasi tiap dokter aktif
✓ Kredensial & pengaturan kewenangan klinis
✓ Program kendali mutu
✓ Audit medik berkala
khususnya kasus komplain & obat
kategori lingkaranmerah
✓ Advokasi etik & medik
HIMBAUAN BAGI DOKTER
Menyadariketerbatasan
Proaktifmeningkatkan
kompetensi
Tanggap gejalatanda bahaya
Keyakinan klinis
Praktik daring &
Telemedis
→ PF terbatas
Pelayanan telemedis
Tidak ada di kurikulum
Pendidikan dokter
Diagnosis banding
mengarah gawat juga
Harus diperhitungkan
Apabila ragu,
Lebih baik rujuk
(boleh rujuk secara
telemedis lebih dulu)
Harus hati-hati, tidak punya data serupa dengan dokter yang
menangani langsung
Tidak boleh mendiskreditkandokter sebelumnya
..SECOND OPINION..
RESEP OBAT
Haruskerjasama
profesi farmasi
Dipastikansesuai indikasi
medis
Identitas pasienaman
Standar
kefarmasian
OTC (lingkaran hijau)
Lingkaran biru
Lingkaran merah
Pengiriman tersegel
Diterimalangsung pasien
Tidakbocor ke
kurir/ orang lain
Kesimpulan04
Prinsiptata kelola klinis dan
evaluasi sebagaimanaprotokol layanan kesehatan
tatap muka dilakukan.
Membutuhkan kerjasama antaraPemerintah
IDI & MKEK IDIProvider Telemedis
TERIMA KASIH
● Institute of Medicine. Telemedicine: A guide to assessing telecommunications in healthcare. Field M, editor. Washington D.C.: National Academies Press; 1996.
● Eysenbach G, Sa ER, Diepgen TL. Shopping around the internet today and tomorrow: towards the millennium of cybermedicine. BMJ [online serial]. 1999;319:1294–1294. Accessed at: http://www.bmj.com/cgi/doi/10.1136/bmj.319.7220.1294.
● Santosa F, Purwadianto A, Sidipratomo P, Pratama P, Prawiroharjo P. Sikap Etis Dokter terhadap Pasien yang “Mendiagnosis” Diri Sendiri Menggunakan Informasi Internet pada Era Cyber Medicine. J Etika Kedokt Indones [online serial]. 2018;2:53. Accessed at: http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/view/19.
● Choi PJ, Oskouian RJ, Tubbs RS. Telesurgery: Past, Present, and Future. Cureus [online serial]. Epub 2018 May 31. Accessed at: https://www.cureus.com/articles/12751-telesurgery-past-present-and-future.
● Prawiroharjo P, Pratama P, Librianty N. Layanan Telemedis di Indonesia: Keniscayaan, Risiko, dan Batasan Etika. J EtikaKedokt Indones [online serial]. 2019;3:1. Accessed at: http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/view/30.
● Prawiroharjo P, Sundoro J, Hartanto J, Hatta GF, Sulaiman A. Tinjauan Etik Layanan Konsultasi Daring dan Kunjungan RumahBerbasis Aplikasi. J Etika Kedokt Indones [online serial]. 2019;3:37. Accessed at: http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/view/39.
● Prawiroharjo P, Libritany N. Tinjauan Etika Penggunaan Media Sosial oleh Dokter. J Etika Kedokt Indones [online serial]. 2017;1:31. Accessed at: http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/view/7.
Referensi
● Lambert KM, Barry P, Stokes G. Risk management and legal issues with the use of social media in the healthcare setting. J Healthc Risk Manag [online serial]. 2012;31:41–47. Accessed at: http://doi.wiley.com/10.1002/jhrm.20103.
● Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 74 tahun 2020. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 2020. ● Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
● Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. Fatwa layanan telemedis dan konsultasi daring khususnya di masa pandemiCOVID-19. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia; 2020.
● American Medical Association. 50-state survey: establishment of a patient-physician relationship via telemedicine. Am. Med. Assoc. 2018.
● KAPLAN B, LITEWKA S. Ethical Challenges of Telemedicine and Telehealth. Cambridge Q Healthc Ethics [online serial]. 2008;17:401–416. Accessed at: https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0963180108080535/type/journal_article.
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 37. Jakarta; 2004. ● Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia; 2012. ● Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. Kode etik kedokteran tahun 2012. Jakarta: Majelis World Medical Association.
WMA statement on guiding principles for the use of telehealth for the provision of health care. WMA 2017.
Referensi