Upload
anggoendz-lovato
View
21
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
LAPORAN TUTORIAL IN CLINIC (TIC)
ASTHMA-COPD OVERLAP SYNDROME
Disusun Oleh
Yunisa Ramdhani 220112150057
Dewi Kania 220112150008
Ati Garmawanti 220112150017
Seviya Gani Maisy 220112150029
Rezi Febrina Mars 220112150031
Fitria Rachmi 220112150033
Lusiyanti 220112150034
Regina Masli Putri 220112150035
Nur Ainiyah 220112150082
Tiara Syahriza 220112150085
Rina Rindania 220112150085
Anggun F.Y.L. 220112150109
Evie Pratiwi 220112150110
PROGRAM PROFESI NERS XXX
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015
RESUME KASUS
Tuan K. Usia 65 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari SMRS, sesak dirasa hingga mencekik. Klien tidak dapat melakukan aktivitas apapun bahkan nafsu makan klien juga berkurang. Klien merasa sesaknya berkurang jika istirahat. Klien memiliki riwayat merokok sejak usia 20 tahun. Klien didiagnosa menderita Asma sejak usia 52 tahun. Klien juga menderita DM tipe II sejak 4 tahun yang lalu.Klien menyuntikkan insulin sendiri jika di rumah. Saat di RS klien menyutik insulin Novorapid 10 unit namun tidak langsung makan, akibatnya GDS klien turun hingga 52 . Klien adalah orang yang senang melakukan aktivitas dan bosan jika hanya istirahat. Klien didiagnosa oleh dokter menderita ACOS. Hasil pemerikaan fisik : TD= 160/100, HR 88x/m RR 30x/m, Suhu Afebris. Kesadaran CM, Suara nafas Wheezing, bibir tampak kering, akral dingin , tampak penggunaan otot bantu nafas, dullnes di lapang paru kiri dan kanan. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan yakni foto thorax mnunjukkan Cor tidak membesar dan terdapat erbercakan di lapang bawah keua paru denga kesan brokopneumonia bilateral. Hasil pemerikaan darah menunjukkan leukosit meningkat menjadi 20.200. Terapi yang diberikan kepada klien yakni Combivent/ 6 jam, Metilprednison 2X2,5mg. Omeprazole 2X20mg, Kaptopril 3x25mg.
STEP 1
Istilah yang tidak dimengerti
1. ACOS (yunisa) = Asthma COPD Overlap Syndrome ( Asma-PPOK) asma yang disertai dengan COPD ( anggun)
STEP 2
Pertanyaan
1. Apa yang membedakan ACOS dengan COPD? (Evi)2. Apa penyebab ACOS? (Lusiyanti)3. Bagaimana perjalanan penyakit hingga ACOS terjadi? (Yunisa)4. Apa yang mejadi masalah utama pada klien ini? Dan apa intervensi keperawatan yang
dapat dilakukan? (Atig)5. Bagaimana prognosis penyakit/ menajemen penyakit ini? (Dewi)6. Apa saja pemeriksaan diagnotik yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosa
ACOS? (Aini)7. Apa saja tanda gejala ACOS? (Rina)
STEP 3
1. ACOS merupakan gejala tumpang tindih antara asma dan COPD, sementara COPD merupakan penyakit paru obstruktif kronik. ACOS disertai Asma ( regina)
2. Penyebab asma sendiri bisa alergen, berupa debu dan cuaca, sementara COPD lebih mengarah kepada faktor usia.( Fitria)
3. Secara singkat ACOS terjadi ketika seorang terkena asma dan juga menderita COPD secara bersamaan mengakibatkan tidak efektifnya jalan nafas, disertai dengan penumukan sekret yang mengakibatkan terjadinya sesak nafas, atau ketidakefektifan pernafasan. Hal ini dapat mengakibatkan klien kelelahan. (Anggun)
4. Sepertinya yang menjadi prioritas adalah berihan jalan nafas, karena klien memiliki bronkopneumni. Untuk intervensi menggunakan nebulizer, chest isioterai dan mengajarkan batuk efektif kepada klien. ( Seviya)
5. Kemungkinan pognosisnya sama dengan COPD yakni irreversibel, namun dapat diusahakan untuk tidak kambuh sering. (Tiara)
6. Foto thoraks, cek sputum mungkindiperlukan untuk membedakan enyakit ACOS dengan penyakit lainnya(Ati)
7. Tanda gejala ACOS kalau ilihat dari kasus yang paling terlihat adalah sesak nafas dan sekret yang terakumulasi.( Rina)
STEP 4.
STEP 5
1. Konsep Umum Penyakit2. Masalah Keperawatan3. Intervensi Keperawatan
ACOS
KONSEP UMUMMasalah
KeerawatanIntervensi
Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang2. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :a. Mengetahui gambaran kosep umum dari ACOSb. Mengetahui perjalanan enyakit ACOSc. Mengetahui Masalah keperawatan yang mungkin timbul pada ACOSd. Mengetahui Asuhan keperawatan yang dapat dilakukan untuk klien dengan
ACOS.
BAB II
ISI
1. Definisi
ACOS atau Asthma-COPD overlap syndrom adalah kondisi ketika seseorang
menderita asma sekaligus menderita COPD (Chronic Obstructive Pulmonary
Disease) dan gejala antar kedua penyakit ini terjadi tumpang tindih. ACOS
dikarakteristiki oleh beberapa gejala yang merujuk pada asma dan beberapa gejala
lain yang merujuk pada COPD. ACOS merupakan diagnoa yang baru diakui,
dikarenaan dogma selama ini yang menyatakan bahwa pasien mungkin menderita
asma dan COPD, namun tidak mungkin terjadi secara bersamaan.Namun pada
praktiknya dalam dunia klinis sulit untuk memisahkan asma dan COPD maka ACOS
menjadi diagnosa yang diakui. Definisi Spesifik untuk ACOS belum dapat
dikembangkan hingga lebih banyak lagi penemuan atau riset yag dikembangkan untuk
mengetahui fenotipe dari penyakit ACOS dan mekanisme yang melatarbelakangi.
2. Etiologi
Penyebab dari ACOS sendiri belum diketahui dengan pasti,namun beberapa faktor
risiko diduga dapat memunculkan gejala tumpang tindih antara asma dan COPD ini.
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernafasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema ada keluarga
Berat badan lahir rendah, infeksi saluran nafas berulangm lingkungan asap
rokok dan polusi udara
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Selain faktor risiko tersebut, ACOS juga daat disebabkan oleh virus seerti
Rhinovirus, RSV, Virus Influenza, Virus Parainfluinza, Adenovirus, Virus
Rubeola, dan Paramyxovirus. Keseluruhan virus ini dapat mengakibatkan
bronhitis kronik yang merupakan alah atu penyakit COPD dan dapat terjadi
bersamaan dengan asma sehingga menjadi ACOS.
3. Manifestasi Klinis
Tanda gejala yang terdapat pada ACOS adalah tanda gejala yang terdapat baik pada
penderita COPD dan juga penderita asma seperti:
Batuk
Suara nafas Wheezing atau Ronchi
Suara yang berat atau kasar
Demam
Produksi Sputum berlebih dapat berwarna kuning atau hijau
Sesak nafas
Pursed lips breathing ( mulut setengah terkatup sambil bernafas)
Penggunaan otot alat batu nafas
Pelebaran sela iga
Barrel chest ( diameter antero dan tranversal sebanding)
Memiliki alergen tertentu yang dapat memicu kambuhnya asma
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Rutin
1. Faal Paru
Spirometri : pemeriksaan ini pada umumnya akan menunjukkan kesan
obstruktif, ditandai dengan volume residu yang bertambah . Spirometri
merupakan parameter yang umum dipakai untuk menilai beratnya ACOS dan
memantau perjalanan penyakit.
2. Pemeriksaan darah Rutin
Pemeriksaan darah rutin biasanya menunjukkan penurunan pada Hb ,
peningkatan pada leukosit
3. Radiologi
Foto toraks PA dan Lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain.
Pada bronkitis akan terlihat corakan bronkovaskular bertambah, terdapat
perbercakan pada lapang aru. Untuk empisema akan terlihat Hiperinflasi,
Hiperlusen, Ruang retrosternal meleber, Diagfragma mendatar
4. Analisa gas Darah
Analisa gas darah dilakukan untuk menilai gagal nafas kronik stabil atau gagal
nafas akut pada gagal nafa kronik
5. Bakteriologi
Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan gram dan kultur resistensi
diperlukan untuk mengtahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang
tepat.
5. Patofisiolgi
Paparan Alergen Riwayat merokok, paaran polusi udara, Virus
IgE Inflamasi pada saluran pernafasan
Penyempitan Bronkus terjadi sering dan menahun
Jalan nafas Menyempit Metaplasia sel goblet, terbentuknya jaringan
Menghambat Ekspirasi parut pada bronkus, dan produki sputum
Bunyi Wheezing Menyempitnya jalan nafas
Jalan nafas tidak efektif
Bersihan Jalan
nafas tak efektif
Udara terperangkap dalam paru
Penurunan compliance paru
Suplai O2 menurun
Hipoksia
Metabolisme anaerob meningkat
Akumulasi asam laktat
Kelelahan
Intoleransi Aktivitas
6. Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan ACOS adalah :
Mengurangi gejala
Mencegah ekseserbasi berulang
Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
Meningkatkan kualitas hidup penderita
Penatalaksanaan secara umum ACOS meliputi
Edukasi : Edukasi merupakan hal penting ala pengelolaan ACOS jangka
panjang, agar klien stabil. ACOS bersivat reversibel parsial dan Ireversibel
oleh karena itu pencegahan kerusakan paru lebih lanjut melalui edukasi perlu
dilakukan. Tujuan dari edukasi yang diberikan yakni Pengetahuan dasar
tentang ACOS, Manfaat obat dan efek samping obat tersebut, cara mencegah
perburukan penyakit, menghindari pencetus ( berhenti merokok dan
menghindari alergen), penyesuaian aktivitas
Terapi oksigen : Pada ACOS dapat terjadi hipoksemia yang progresif dan
berkepanjangan yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan jaringan.
Pemberian Oksigen merupakan hal yang sanagat penting untuk
mempertahankan oksigenasi selular dan mencegah kerusakan sel baik di otot
maupun organ-organ lainnya. Manfaat oksigen yakni : Mengurangi seak,
memperbaiki aktivitas, mengurangi hipertensi pulmonal, megurangi
vasokontriksi, mengurangi hematokrit, meningkatkan kualitas hidup
Nutrisi : Malnutrisi sering terjadi pada penderita ACOS, hal ini dikarenakan
adanya kemungkinan bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja otot
respirasi karena hipoksemia berat. Malnutrisi dapat dievaluasi dengan
penurunan berat baan, kadar albumin darah, antropometri, pengukuran
kekuatan otot. Dianjurkan pada pasien dengan ACOS diberikan nutrisi yang
seimbang dengan waktu pemberian sering dalam porsi kecil.
Rehabilitasi : Tujuan rehabilitasi pada asien penderita ACOS adalah
mningkatkan toleransi latihan dan memperbaiki kualitas hidup. Rehabilitas
ditujukan pada penderita yang mengalami gejala berat pernafasan, beberaa kali
masuk ruang gawat darurat, kualitas hidup yang menurun.
Farmakoterapi : Adapun obat obatan yang diberikan pada penderita ACOS
yakni bronkodilator baik dari golongan antikolinergik, agonis beta 2, golongan
xanin dan kombinasi antikolinergic dan agonis beta 2. Penderita ACOS juga
diberikan Antiinflamasi. Antiinflamasi diberikan bila terjadi ekseserbasi akut
dalam bentuk oral atau injeksi intravena, berfungsi untuk menekan inflamasi
yang terjadi. Dipilih golongan metilprednisolon atau prednison. Antibioka
juga diberikan dapat menggunakan amoksilin, makrolid. Mukolitik diberikan
terutama hanya pada ekseserbasi akut karena akan membantu perbaikan
eksaserbasi terutama pada bronhitis kronik dengan sputum yang viscous.
7. Analisa Data
No Data Penunjang Etiologi Masalah
1 DO: RR 30X/m,
Akral Digin, Suara
nafas mengi, perkusi
dullnes pada kedua
lapang paru
DS: Klien megatakan
dirinya merasa sesak
Akumulasi sekret di paru dan
penyempitan bronkus
Menyempitnya jalan nafas
Suplai O2 menurun
Merangsang saraf simpatis
RR meningkat
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
2 DO: Klien tampak
sesak ketika berpindah
posisi
DS: Klien mengatakan
sejak sakit klien tidak
dapat berjalan lebih
dari 100m
Suplai 02 menurun
Hipoksia
Metabolisme Anaerob meningkat
Akumulasi asam laktat
Fatique
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
3. DO :Klien tampak
lemah, GDS 54
DS: Klien mengatakan
klien menyuntikkan
insulin namun tidak
segera makan dan
akhirnya merasa
lemas
Penyuntikan Insulin dan intake
makanan yang terlambat
Penurunan Gula darah secara tiba
tiba
Kelemahan
Risiko ketidakseimbangan Gula
darah
Risiko
Ketidakseimbangan
Gula darah
8. Asuhan Keperawatan
No Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan nafas
Setelah 3x24 jam:- Klien tidak lagi
sesak (RR 14-24x/m)
- Klien mampu untuk melakukan batuk efektif
- Suara nafas klien vesikuler
- Tidak terjadi dulness pada perkusi di lapang paru klien
-Kolaborai pemberian oksigen dengan nasal kanul 6-7 lpm
-Nebulizer dengan combiven + NaCl per 6 jam
- Lakukan Chest Fisioterapy pada klien
-Lakukan postural drainage pada klien
-Ajarkan klien untuk melakukan batuk efektif
-berikan
-Pemberian oksigen membantu menangani hipoksia
-Nebulizer dengan combivent membantu vasodilasi jalan nafas dan melancarkan pengeluaran sekret
- Chest Fisiotheraphy membantu memperceat pengeluaran sekret
-Postural drainage membantu mengarahkan sekret yang bertumpuk ke saluran pengeluaran sekret
-Batuk efektif membantu mengeluarkan sputum tana mebuat klien lelah
Posisi tidur Semifowler bagi klien
-Anjurkan klien untuk minum dengan air hangat
-Posisi emifowler mmbantu memperluas ekspansi paru klien
-Air hangat akan membuat kerngkongan vasodilasi sehingga sekret dapat dikeluarkan
2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia
Setelah 3X24 jam klien diberikan intervesi:
- Klien mamu melakukan aktivitas ringan
- Klien tidak merasa sesak ketika melakukan aktivitas
- Klien mamu untuk makan tanpa mengalami penurunan nafsu makan karena kelelahan
-Dekatkan barang barang yang menjadi kebutuhan klien kepada klien
-Minta keluarga untuk mendampingi klien
-Edukasi keluarga mengenai kondisi klien agar keluarga termotivasi untuk membantu klien melakukan aktivitas
-anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil namun sering
-Selama klien
- Mendekatkan barang yang dibutuhkan klien membantu mengurangi tenaga yang digunakan klien
-Pendampingan dari keluarga akan membantu klien dalam melakuakan hal atau memenuhi kebutuhan klien selama bedrest
-Makan dalam porsi kecil mengurangi rasa lelah klien
-Bedrest membantu mengurangi metabolisme anaerob yang
masih sesak anjurkan klien untuk bedrest
harus dilakukan oleh tubuh sehingga dapat menurunkan rasa lelah yang dialami oleh klien
3 Risiko Ketidakseimbangan Gula darah berhubungan dengan ketidakpatuhan penggunaan insulin
Setelah 3x24 jam klien diberikan intervesi:
- Tidak terjadi ketidakseimbangan gula darah pada klien
- Klienmampu untuk menggunakan insulin dengan tepat dan patuh
- Klien mengetahui tana tanda hiperglikemia dan hipoglikemia
-Mengevaluasi cara pengguanaan inulin yang selama ini dilakukan oleh klien-Mengawasi pengguanaan insulin klien
-memberikan pendkes mengenai tanda tanda hipoglikemi dan hiperglikemi pada klien
-Mengajarkan kembali cara penggunaan inulin yang benar kepada klien
-Penggunaan yang salah dapat memicu fluktuasi gula darah klien
-Pengawasan ketat menghindarkan klien dari ketiakpatuhan penggunaan insulin
-Pengenalan tanda hipoglikemi dan hiperglikemi akan menjadikan klien lebih waspada dalam memantau gula darah klien
-pengunaan insuli yang benar membantu mengontrol gula darah klien
BAB IIIPENUTUP
1. Kesimpulan
ACOS merupakan gejala yang tumang tindih antara asma dan COPD. ACOS
merupakan penyakit yang ireversibel atau reversibel sebagian . Oleh karena itu fokus
penatalaksanaan yang dilakukan adalah untuk mencegah keruakan paru yang cepat
dan pengontrolan keadaan pernafan klien melalui pengobatan, penghinaran faktor
pencetus, nutrisi dan rehabilitasi. Peran perawat dalam hal ini yang paling penting
adalah dalam memberikan edukasi kesehatan agar klien mampu melakukan perawatan
diri sehingga kekambuhan dapat dikurangi dan kerusakan paru tidak bertamabah atau
melambat.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien, alih bahasa: I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, edisi 3, Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall (1997) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, alih bahasa: Yasmin Asih, edisi 6, Jakarta: EGC
Gofton, Douglas : Respiratory Disease, 3rd edition, PG Publishing Pte Ltd, 1984, page : 346-379.
Harrison : Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, edisi 13, volume ketiga, Jakarta8.20003, hal :1347-1353.
Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Media Aesculapius 1999, Jakarta, hal : 480-482.
Long Barbara C. (1996) Perawatan medical Bedah Suatu pendekatan Proses keperawatan, alih bahasa: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung, Bandung.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (2001) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, edisi ketiga, Jakarta: balai Penerbit FKUI