56
july 2013 | kalibrasi | 1 JULY 2013 . VOL 2 . KALIBRASI PHYSICS MAGAZINE sky is not the limit bagaimana survive di luar angkasa

Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 1

JULY 2013 . VOL 2 .

KALIBRASIPHYSICS MAGAZINE

skyis not

the limit

bagaimana survivedi luar angkasa

Page 2: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

2 | kalibrasi | july 2013

kalibrasi

advanceyourknowledge

physics magazine

c

Page 3: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 3

content

supercontinuuMlight

nationalseminar 2013 :nuclearsciencethe new :

superstrong fIBER

NUCLEAR PHYSICS FOR MEDICAL AREA

CONTENT 3EDITORIAL 6MEMO 8KALIBERS 10

OPTICS

NANO

NUCLEARPHYSICS

what's on (?)

Serat kinerja tinggi yang digunakan untuk aplikasi seperti rompi antipeluru, diproduksi hanya dengan empat pilihan: Kevlar, Spectra, Dyneema, dan Zylon. Yang terbuat dari polimer seperti polietilena dan merupakan serat sintetis yang terkuat di dunia sampai saat ini.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerjasama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Padjadjaran menyelenggarakan Seminar Sains Nuklir 2013, Kamis (4/07) di Graha Sanusi Hardjadinata Iwa Koesoema-soemantri Universitas Padjadjaran Kampus, Bandung. Seminar ini dihadiri oleh 500 peserta dari peneliti, perwakilan lembaga, pemangku kepentingan, dan mahasiswa.

Pencitraan resonansi magnetik (MRI), atau resonansi magnetik tomografi (MRT) adalah teknik pencitraan medis yang digunakan dalam radiologi untuk meng-gambarkan struktur internal tubuh secara rinci.

Serat supercontinuum, merupakan sumber radiasi optik yang benar-benar luar biasa, telah muncul selama dekade terakhir dari upaya luas untuk suatu proses masterthose.

+

astronomytychobrahe

vsjohanneskepler

Johannes Kepler (27 Desember 1571 – 15 November 1630), seorang tokoh pent-ing dalam revolusi ilmiah, adalah seorang astronom Jerman, matematikawan dan astro-log. Dia paling dikenal melalui hukum ger-akan planetnya. Dia kadang dirujuk sebagai “astrofisikawan teoretikal pertama”, meski Carl Sagan juga memanggilnya sebagai ahli astrologi ilmiah terakhir.

cosmic journey !

12

18

26

54 32

30

34survivalin space

kita akan menelusuri kegiatan unik mer-eka selama di ruang angkasa. bagaimana astronot bertahan di ruang gravitasi nol?

Manusia melakukan perjalanan di tata surya melalui mata robot: pesawat ruang angkasa, wahana probe, dan rover yang terus mengirimkan gambar mencengang-kan. Hampir 200 misi tak berawak sejak 1958: yang melintas, mengorbit, menda-rat secara halus, sengaja dijatuhkan, juga kegagalan. belum ada lagi manusia yang meninggalkan Bumi melalui orbit rendah !

vol. 2

Page 4: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

4 | kalibrasi | july 2013

mechanicscutting-edgeracing bikesbagaimana Lance Armstrong bisa nya-man di atas tunggangannya ? Mari kita bahas anatomi maupun geometri dari salah satu sepeda balap Tour de France !

clutch brake engineering

bagaimana sistem kerja kopling rem pada kendaraan roda empat anda selama ini ? Di halaman ini kita akan membahas anatomi maupun mekanika dari kopling rem mobil anda.

heroes ofscience !

49

content+

35

++

44

sebuah kisah singkat nan memukau tentang jatuh-ban-gunnya seorang pengusaha kre-atif dan kepribadiannya yang menggugah dengan keinginan besar akan kesempurnaan dan kontrol gila-gilaan yang berha-sil merevolusi enam industri: komputer pribadi, film animasi, musik, ponsel, dan lainnya.

wereadcomics 21moviezone 22artline 24letmethink! 40askus 41campusarea 42

fiction 50shops 52game 53next 55+++

technovorestarting elevenios seven 38

join us

DESCLAIMER : SETIAP ARTIKEL/TULISAN/FOTO/MATERI APAPUN YANG TELAH DIMUAT DI MAJALAH KALIBRASI DAPaT DIUMUMKAN DAN DIPERBANYAK, TERMASUK DIALI-HWUJUDKAN KEMBALI DALAM FORMAT DIGITAL ATAUPUN NON DIGITAL YANG TETAP MERUPAKAN BAGIAN DARI MAJA-LAH KALIBRASI

t @majalahfisika f facebook.com/kalibers

cover: astronautsdesign: Ridwan Lamuda

superheroyang hidupkembali ?!

21DICERITAKAN MENGHILANG ATAU DIANGGAP MATI, PARA SUPERHERO INI KEMBALI BANGKIT DAN MEMUSNAHKAN KEJAHATAN DI MUKA BUMI

Page 5: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 5

letterfromeditor

Page 6: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

6 | kalibrasi | july 2013

Letter from E ditor

kalibrasiphysics magazine

GO INFINITY AND BEYOND !

penggagasDr. Eng. I Made Joni, M. Sc.pemimpin umumummu_imaroh

pemimpin redaksimuhammad_rizqan_akbarsekretaris redaksifebi_luthfianipenelitian & pengembanganagtri_henboralredaktur pelaksana/desain & layout ridwan_n_lamudatim redaksir_ajeng_agustina/nurul_halimah/kurnia/hafidz_nooresa/nisa_adila/zahra_inatsa_hauna/fotograferyonatan_r_purbasirkulasi dan distribusimuhammad_wahyudin

kontributorm_fadlullah/nurul_dwi/aldiva_rahadian

alamat redaksiruang kesekretariatan hifi fmipa unpadjl. raya bandung sumedangkm. 21, jatinangor 45363, indonesiaphone: +62 838-13076170e-mail: [email protected]: www.kalibrasiphysmagz.blogspot.comtwitter: @Kalibrasi2013

layanan iklanruang kesekretariatan hifi fmipa unpadjl. raya bandung sumedangkm. 21, jatinangor 45363, indonesiaphone: +62 878-22591951e-mail: [email protected]

Pada tahun 1986 silam, Indo-nesia pernah memiliki kes-empatan besar memberang-katkan astronot pertamanya

ke luar angkasa. Astronot itu bernama Pratiwi Sudarmono. Terlibat dalam misi STS 61-H milik pesawat Colum-bia, Pratiwi dijadwalkan bertugas se-bagai kru satelit Palapa B-3, satu dari tiga satelit komersil yang akan dilun-curkan kala itu.

Namun sayang, pada 28 Januari 1986 pesawat ulang-alik Challengger meledak 72 detik setelah diluncurkan. Akibat kejadian ini, NASA membatal-kan seluruh penerbangan pesawat luar angkasa, termasuk Columbia. Hingga akhirnya, Pratiwi gagal berangkat dan wacana peluncuran astronot Indone-sia ke luar angkasa pun hanya meny-isahkan tanda tanya.

Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda “celestial”. Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi “terrestrial”.

Karena atmosfer Bumi tidak me-miliki batas yang jelas, namun ter-diri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Federation Aero-nautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima

sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.

Di Amerika Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan sebagai astronot. 120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek atmosfer men-jadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer.

Pada Rabu (18/06), perusahaan multinasional Unilever Indonesia me-lalui brand AXE meluncurkan AXE Apollo Space Academy (AASA), yang menandai dimulainya pencarian orang Indonesia pertama untuk pergi ke luar angkasa.

Tak main-main dengan misi be-sarnya ini, sebagai pemimpin pasar kategori deodorant bodyspray, AXE langsung menggandeng Buzz Aldrin sebagai Global Ambassador AASA, sekaligus mengajak calon-calon as-tronot Indonesia bergabung dalam proses seleksi di akademi itu.

Buzz Aldrin dikenal sebagai as-tronot senior Amerika Serikat yang menjadi satu dari dua belas orang yang pernah menginjakkan kakinya di Bulan. “Jika Anda ingin merasakan pengalaman menakjubkan dan sekali seumur hidup, bergabunglah dengan dengan AXE Apollo Space Academy dan ukir sejarah sebagai orang In-donesia pertama yang pergi ke luar angkasa,” pesan Buzz Aldrin kepada seluruh masyarakat Indonesia. Minat ?

+

Ridwan Lamuda/@astronotcilik

Page 7: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 7

Page 8: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

8 | kalibrasi | july 2013

memo++

#

kilas edisi

promosi kontributorSudah bagus sampai saya juga tidak

bisa komentar apa-apa lagi. Sudah cukup kalau masalah artikel. Paling promosi kontributor aja, biar lebih rame edisi majalah selanjutnya.

Ridho Ismoyo Putravia facebook

Terima kasih kang atas apresiasinya. Kami akan berusaha untuk terus meny-empurnakan tiap edisinya, khususnya masalah kontributor. Dengan step by step, insyaallah dapat terlaksana.

artikel kamufi

Kalibrasi? Bisa dibilang ini adalah identitas dari fisika Unpad. Karena kurang greget kalau “lembaga ilmiah” tidak punya media jurnalistiknya. Teruslah mengorbit di fisika Unpad, untuk kemudian terbang jauh ke ranah fakultas, universitas, dan jawa barat. Bahkan hingga Indonesia. Kalau bisa artikel kamufi juga disertakan juga.

Heraldo Yanindravia facebook

Terima kasih atas apresiasinya. Me-mang menjadi instansi pelopor majalah fisika di Universitas Padjadjaran adalah salah satu visi kami. Untuk artikel Kamufi masuk Kalibrasi? Mungkin ada Al-Kindi sebagai solusinya.

kebanyakan halamanAwalnya jenuh, Ending-nya

lumayan,hampir semua yg serius dipas-ang di awal yg sebenernya bisa dituker. Halamannya jgn kebanyakan. Nampilin menu makanan disekitar fisika aja, daninfo soal tempat jajanan murah – enak gitu.Dari foto, harga, tempat, kelebihan serta kekurangannya

Aldiva Rahadian P.via facebook

Kami akan berusaha untu meng-kombinasikan konten yang lebih menarik dan ringan untuk dibaca. Masalah halaman, Kami akan berusaha membuat bahasan yang lebih simpel sehingga tidak memakan banyak hala-man.

tetap exist !Dengan kemunculan yang seperti

kemarin sudah memberikan impresi yang positif dengan format digital yang keren, mudah-mudahan bisa dipertah-ankan. Untuk konten saya tidak bisa terlalu berkomentar, karena jujur yang kemaren itu juga bacanya sekali lewat aja, hehehe. Tetap exist !

Rahmad SaihendraVia facebook

Kami berusaha untuk terus memper-tahankan majalah ini sebagai majalah pelopor fisika di Unpad yang lebih ringan untuk dibaca dan dipahami.

send letter to

f

t @majalahfisika

facebook/kalibers

++kirimkan aspirasi kalibers! ke redaksi majalah fisika kalibrasi. aspirasi terbaik akan dimuat di kolom memo# edisi selanjutnya. ayo beraspirasi untuk kalibrasi yang lebih baik !

Illustrasi: ridwan, foto: hilmi: doc.kalibrasi

Alhamdulillah, puji syukur kita senantiasa panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya majalah kalibrasi tahun ini dapat dipublikasikan. Majalah kalibrasi ini tidak akan bisa dipublikasikan tanpa tekad yang kuat dari

rekan-rekan pengurus untuk menghidupkan kembali majalah anak fisika unpad yang telah lama surut ini.

Majalah kalibrasi ini juga tidak lepas dari Peran Departemen Media Informasi BP HIFI FMIPA Unpad yang mendukung dan memfasilitasi media sebagai penunjang penerbitan majalah kalibrasi. Kalibrasi pada edisi Juni adalah majalah perdana, sehingga Nampak hal yang baru. Oleh karena itu pantas kalau diberikan judul eksistensi. Berkat masukan dari dosen dan alumni juga senior-senior majalah ini bisa menampilkan kesan yang khas dari jurusan Fisika.

Menurut saya ini sangat bagus untuk perkembangan majalah di Unpad khususnya di jurusan Fisika, karena dengan terbitnya majalah ini dapat menambah wawasan mahasiswa khususnya pada system pendidikan yang harusnya jadi perhatian mahasiswa itu sendiri.

Akhir kata, saya ucapkan selamat atas keberhasilan kalibrasi MEDFO HIFI FMIPA Un-pad, semoga di edisi berikutnya bisa menambah inspirasi bagi mahasiswa.

M. Hilmi ZulkifliKETUA BP HIFI 2013

Page 9: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 9

Page 10: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

10 | kalibrasi | july 2013

KALIBERS!JULY 2013+

Dr. rer. nat. AYi Bahtiar

Riesma TasomaraDi bulan suci ra-

madhan ini rasa lelah, kantuk, dan lapar pasti dialami oleh sebagian besar kaum muslimin yang sedang menjalank-an ibadah puasa. Namun, hal ini bukan alasan bagi salah satu kontestan PKM yang telah mengi-kuti monitoring dan evaluasi (MONEV) PKM ini.

“Kebetulan teteh sedang KKN, kemarin izin untuk mengikuti MONEV, banyak kegiatan selama KKN ini untuk mengisi waktu ramadhan. Di tempat KKN, aku palingan belajar dan bermain bersama anak-anak. Ikut pengajian ibu-ibu, tila-wah rutin dengan temen KKN, masak untuk buka dan sahur. Bagus sih, sebagai ajang belajar masak juga...”, ungkap Mahasiswa Berprestasi Jurusan Fisika tahun 2013 dan juara poster favorit OSN Science Project Pertamina.

Wah mau dong dimasakin juga sama teteh buat sahur ! RIDWAN/RIZQAN

Jaenudin

Illustrasi: aldiva, foto: risma/jaenudin: doc.kalibrasi

Siapa yang tak kenal sosok Beliau ? Menjabat sebagai Ketua Jurusan Fisika FMIPA Unpad yang juga ber-profesi sebagai dosen di beberapa

mata kuliah program studi, merupakan sosok yang humoris. Selain itu, Pria kelahiran Banjarsari ini pernah menjadi finalis ketua program studi tingkat nasional pada tahun 2010.Ikut berperan serta bersama dosen, ma-

hasiswa, tenaga administrasi, alumni, dan para stakeholder, telah membawa program studi fisika Unpad behasil mencetak akredi-tasi “A” untuk ketiga kalinya secara bertu-rut-turut.Terima kasih banyak ya pak. Semoga kita

dapat menjadi jurusan yang mencetak priba-di-pribadi yang unggul.RIDWAN

Pemuda yang biasa disapa ‘kang Jae’ ini, bersama para koleganya telah sukses menem-puh sidang kelulusan sebagai ‘Sarjana Segala ilmu’ di pertengahan bulan Juli.

“Pas sidang lumayan-lah sedikit gugup. Inti-nya harus tenang dan ti-dak mengidap penyakit amnesia”, ujar lulusan

yang sedang giatnya mengejar beasiswa kuliah ke Jerman. “tips biar tenang pas presentasi seminar jurusan atau sidang, ialah kuasai materinya dan siapkan presentasi yang bagus”, tambahnya. Oke deh, siap laksanakan. RIZQAN

Page 11: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 11

let's talkabout physics

opticssupercontinuum

lightp. 12

nano techthe new :superstrong

fiber

p. 18physicist

?

Page 12: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

12 | kalibrasi | july 2013

super continuum

light

optics

by :John M. Dudley (professor of physics at the University of Franche- Comté and the CNRS research institute FEMTO- ST in Besançon, France)Goery Genty (professor of physics at the Tampere University of Technology in Tampere, Finland)

When coupled into an optical waveguide, the familiar narroband radiation from a laser can become spectrally broadened into the ultimate white light.

The bright, spatially coherent optical radiation emitted by a laser—whether as brief pulses or a continuous beam—can be found in numerous research applica-tions: spectroscopy, photochemistry,

communications, atom trapping, nuclear fusion, materials processing, and more. But because the dif-ferent applications generally demand light in specific regions of the electromagnetic spectrum, engineers have for decades faced the ongoing task of developing new materials that lase at new wavelengths.

Fortunately, there’s another, potentially more powerful way to create the new wavelengths—using the processes of nonlinear optics to convert laser light from one wavelength to another. The fiber supercon-tinuum, a truly remarkable source of optical radiation, has emerged over the past decade out of extensive efforts to master those processes. A supercontinuum is broadband light generated from the nonlinear frequency conversion of laser light that is focused to

high intensity in a dielectric medium.The most useful such light today is produced

in optical fiber and typically spans the visible and near-IR regions of the spe trum with up to several watts of average power. Because it is produced in the guided mode of an optical waveguide, the supercon-tinuum preserves the spatial coherence properties of the incident light and thus essentially combines the brightness and focusing properties of a laser with the bandwidth of a white-light bulb. The result is an essentially arbitrary-wavelength source of spatially coherent laser light.1,2. What makes the supercon-tinuum so useful is. its adaptability. When spectrally filtered, it becomes a narrowband yet tunable source of light.

But when used over its full bandwidth, it proves invaluable for such applications as multiwavelength microscopy and the high-capacity encoding of infor-mation using multiple data channels that each con-tain a distinct wavelength. Indeed, a burgeoning com-

Page 13: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 13

optics

Immediate impact

An intense laser pulse strongly polarizes a dielec-tric material such that the induced polarization de-pends nonlinearly on the electric field of the incident light. That nonlinear light–matter interaction is be-hind the transformation of the incident narrowband light into broadband radiation. As a rule of thumb, the magnitude of the nonlinear polarization and the supercontinuum bandwidth scale with the pump power, so ultrashort picosecond and femtosecondpulses are usually used as pump sources because they have the highest peak power.

But a pulsed source isn’t a strict requirement. Robert Alfano and Stanley Shapiro generated the first supercontinuum in the late 1960s by focusing picosec-ond pulses of green laser light into bulk crystals and glasses.4 Researchers conducting subsequent experi-ments used liquids, gases, optical fiber, and other media.5 But in 1999 Jinendra Ranka, Robert Wind-eler, and Andrew Stentz revolutionized the field with experiments using a new type of photonic-crystal fiber.6 The fiber’s properties included its ability to

Figure 1. The injection of800-nm femtosecond pulsesinto an optical fiber (from thecoupler on the left) produces awhite-light supercontinuumthat is fed to another couplerand dispersed onto a screen(top) using a diffraction grating.Though only the visible portionof the spectrum is apparent,the supercontinuum actuallyextends from below 400 nm intothe IR above 1500 nm. The dis-persedspectrum can be seen asa collimated line focus becausethe spatial-focusing propertiesof the pump laser are preservedduring the spectral broadeningprocess in the fiber. (Photo byBenjamin Wetzel.)

confine light to small crosssectional areas to maintain the light’s intensity over long distances, as well as its engineered dispersion, which was tailored to opti-mize nonlinear soliton processes, discussed below, that generate a large optical bandwidth.

Those advantageous properties, on display in figure 1, enabled Ranka and company to produce a super-continuum using low-energy sources attainable from common, tabletop femto - second lasers. Before that development, generating such light required relatively large and complex experimental setups, an obstacle that significantly impeded widespread adoption of the technology. The experimental simplicity gener-ated enormous interest among the nonlinear-optics researchers who wanted to probe the underlying physics.

But it also attracted optical metrologists, who ap-plied the supercontinuum to precision measurements of optical frequencies.7–9 In fact, the supercontinuum was central to the development of the stabilized frequency comb, whose inventors were awarded the 2005 Nobel Prize in Physics.To appreciate the co nec-tion between the light source and comb, see the box at right.

Nonlinear and ultrafast

The signature feature of a supercontinuum is con-tinuous spectral broadening in a dielectric medium as light propagates through it. The reason for that broadening isn’t clear at first glance, though, because the familiar processes of optical harmonic generation

mercial market for such super - continuum sources is growing in imaging and microscopy, where the ability to focus light tightly produces diffraction-limited spatial resolution. Although generating a supercon-tinuum in the laboratory is easy—it’s simple enough for an undergraduate to carry out—understanding its subtleties isn’t.

Page 14: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

14 | kalibrasi | july 2013

Figure 2. Dispersion and self-phasemodulation.(a) The dispersion of an optical fiber causes different frequency components of a light pulse to become out of phase as the pulse propagates along the fiber. As a result, the pulse envelope broadens in time. (b) If the intensity I(t) of the pulse is high enough, it can modify the fiber’s refractive index. The nonlinear change in index induces a phase modulation (ϕ)nl that depends on the time-varying pulse intensity. Because a timevarying phase is equivalent to a changing frequency, the phase modulation generates new frequencies in the fiber and leads to a dynamic frequency variation, or chirp, across the temporal pulse profile.

involve the discete conversion of one monochro-matic frequency to another frequency, say, double or triple the original. Supercontinuum genera-tion, however, is very different. It depends on how an optical field that already spans quite a broad bandwidth—a short pulse, for example—interacts with a dielectric to generate a continuum of new frequency components.

The details fall under the topic of nonlinear ultrafast fiber optics.3 The linear optical properties of a material are determined by its refractive index. But a short light pulse can exper ence very large variations in the refractive index as a function of wavelength across its broad bandwidth. Thanks to that dispersion, the different frequency components in the spectrum become out of phase, which broad-ens the temporal pulse envelope as it propagates down the fiber. In addition, the power of an ultra-short light pulse can be so high that it modifies the refractive index itself by an amount proportional to the timedependent incident intensity—a process sometimes referred to as the optical Kerr effect. The nonlinear change in the material’s refra tive index in turn generates a time-dependent phase shift in the field oscillations of the light pulse propagating through the material.

That self-phase modulation across the temporal pulse generates the new frequency components. Specifically, it creates a temporally changing instan-taneous frequency, or chirp, such that the lower frequencies appear on the pulse’s leading edge with rising intensity and the higher frequencies appear on the pulse’s trailing edge with falling intensity, as shown in figure 2. Self-phase modulation oc-

curs when light is focused into any dielectric material, but the effects of diffraction in a bulk medium always limit the distance over which light is intense enough to stimulate nonlinear frequency generation. That explains why optical fiber is such an effective platform for the job: Because light is guided over long distances within a small cross- sectional area, effects such as self-phase modulation can be observed at much lower power in fiber than in bulk materials and can accumu-late with propagation distance.

Solitons evolve

Explaining supercontinuum generation in a fiber only in terms of self-phase modulation, however, is an oversimplification. The rich physics of the supercon-tinuum really arises from the interaction between the nonlinear effect of self-phase modulation and the linear dispersion. The preceding section described how non-linearity leads to dynamic frequency variations within a pulse envelope, with red- shifted components on the pulse’s leading edge and blue- shifted components on its trailing edge.

But depending on the properties of the optical fiber used and the wavelength of light pulses injected into it, dispersion will either increase or decrease the temporal separation between those red and blue components. If it increases, the pulse spreads out in time, but if it de-creases, the pulse can stabilize into a waveform known as an optical soliton. Solitons are localized nonlinear structures that have fascinated physicists since their fortuitous discovery on canals in the 19th century,11 and soliton effects have been identified in a wide range of physical systems,12 including optical-fiber wave-

optics

Page 15: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 15

Frequency combs and the supercontinuumThe precise measurement of optical frequencies affects fun-damentaland applied branches of physics alike. For instance, frequency referencesare as invaluable to the search for slow changes in the fundamentalconstants as they are to commu-nications and navigation. To measure anunknown optical fre-quency, it must be compared with one known more precisely. The technique for doing so was initially developed using roomsize frequency chains starting from a stable microwave reference linked to a cesium atomic clock; subsequently, the technique generated precisely known higher frequencies up to the optical regime via a number of intermediate oscillators.In the late 1990s, however, workers in the field realized that the technique could be greatly simplified using an optical frequency comb generated from a mode- locked laser. The optical spectrum associated with the pulses emitted by a laser whose cavity modes are locked in phase is not continuous. Rather, it consists of a comb of discrete lines, as shown here, exactly separated by the repetition rate at which the pulses are emitted. And that spectral comb can be used as a ruler to bridge a gap between two unknown frequencies under the laserpulse bandwidth.A problem that the limits the frequency comb, however, is that the absolute position of comb lines from the laser is generally unknown. However, if the laser is used to generate a supercontinuum that spans an octave in frequency, the posi-tion of the lines can be stabilized by reference to an atomic clock through two relatively straightforward RF measure-ments: one at the pulse repetition frequency 1/T and another derived from the measured interval between the fundamental pulse frequency and its second harmonic.The extended bandwidth of the supercontinuum provides much more flexibility in bridging frequency intervals. Around 2000 the use of the supercontinuum to stabilize a comb revolutionized the field of frequency metrology virtu-ally overnight. Frequency combs now enable the measure-ment of optical frequencies to better than 1 part in 1015. The precision rivals that of the best atomic clocks

guides. However, although the most well-known class of optical soliton is the invariant fundamental soli-ton— essentially, a pulse whose shape and amplitude are unchanging with propagation distance along the fiber—there also exists a class of higherorder solitons. With them, the interactions of self-phase modulation and dispersion produce structures whose shape and spectra evolve periodically with time and distance, as shown in figure 3.

Ideal periodic solitons are essentially impossible to see in practice because even slight perturbations to the fiber’s dispersive and nonlinear responses to light break the symmetry of the evolution. When those sym-

metry-breaking perturbations occur, the higher- or-der soliton undergoes a remarkable process known as soliton fission, in which an initial pulse splits into a train of individual fundamental soliton pulses that then undergo further nonlinear and dispersive propagation. Of course, the same perturbations that may induce higherorder soliton breakup can also affect the newly formed fundamental solitons. That fact is key to understanding how the supercontin-uum bandwidth increases with propagation in the fiber.

For each newly formed soliton, the effect of higherorder dispersion results in a resonant transfer of energy to shorter wavelengths, and the effect of inelastic light scattering within the bandwidth of each soliton leads to a continuous frequency shift to longer wavelengths.2 Understanding those two processes in full mathematical detail is complicated, but their impact on the pulse breakup in both the time and frequency domains can be readily appreci-ated from numerical modeling. The left-hand side of figure 3c, for instance, shows soliton fission induced by realistic dispersion and inelastic-scattering per-turbations in fiber.

The right-hand side shows the spectral evolution of the supercontinuum light, with the frequency-shifted soliton and the dispersive wave generated early in the evolution. The different processes occur such that each injected pulse generates an identi-cal supercontinuum at the fiber output. The optical spectra can span an octave of wavelengths and are extremely stable, with the phase coherence of each pulse preserved over hundreds of terahertz. Thanks to that stability, the octave- spanning supercontin-uum revolutionized the field of precision frequency measurement.

Instabilities

The generation of such a noise-free supercon-tinuum occurs using pulses shorter than 100 fs. For cases in which longer pulses are used, the initial stage of evolution does not follow higher- order soliton dynamics; instead, a noise- driven process known as modulation instability excites frequency sidebands in the spectrum, leading to strong modu-lation of the input pulse in time.

Remarkably, after that initial growth from noise, the modulated field still evolves to resemble a train of fundamental optical solitons, and one observes the same forms of frequencyshifting dynamics de-scribed earlier. But because the initial seed is noise- driven, the amplitude and widths of the emerging

optics

Page 16: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

16 | kalibrasi | july 2013

solitons vary randomly (both temporally and spec-trally) from shot to shot, and there is no phase sta-bility with wavelength across the supercontinuum.

A surprising link exists between such supercon-tinuu noise and the sudden, brief emergence of giant rogue waves on Earth’s oceans. In fact, the propaga-tion of water waves on an ocean and light waves in a fiber have much in common: In both systems, waves are dispersive, and the speed of an ocean wave, like that of an optical pulse, can also depend on its amplitude.

In the case of light propagation in a fiber, the noise created by long input pulses can behave like an “optical wind” that triggers the emergence of a small number of short- lived waves, each with extremely large amplitude. The analogy has opened up a new and extremely active field of research that uses optical systems to study non - linear wave shaping; that research has already confirmed more than 25 years of predictions from the hydrodynam-ics literature.15

It is particularly gratifying to see how rogue-wave experiments in optics are motivating water-tank experiments to generate similar waves in the hydrodynamic environment.16 The new research field is also fast developing, since it touches on such issues as turbulence, Bose–Einstein condensation,

softcondensed-matter physics, and non - linear acoustics.

Applications

Thanks to the ability nowadays to readily engi-neer dispersion into optical fibers, it is possible to fabricate optical waveguides that can generate a supercontinuum from a wide range of pump-laser sources. Indeed, laser sources are disparate enough that the coherent radiation available from super-continuum light spans a remarkably large range itself—from the UV (near 200 nm) to the IR (more than 4 μm). Figure 4 presents a survey of the avail-able sources that use different types of pump lasers, and it shows the spectral power density and band-width that each source provides. Virtually any laser source can be used to generate a supercontinuum over some bandwidth range—provided the laser is powerful enough.

Goery Genty(professor of physics at the Tampere University of Technology in Tampere, Finland)

Figure 3. Numerical modeling of soliton dynamics. (a) The ideal evolution of a fundamental soliton, a wave whose shape is unchanging, shows perfect balance between non-linearity and dispersion. (b) At higher pulse intensity, the periodic structure of a higher-order soliton can emerge in time and frequency space: A lo-calized pea emerges at one time and location along the fiber, only to briefly disappear and later form again. (Time, frequency, and distance along the fiber are normalized coordinates, and inten-sity is color coded from blue to red to indicate the progressionfrom lowest to highest.). (c) In a process known as soliton fission, the initial light pulse splits into a series offundamental solitons (S) and disper-sive waves (DW). The two simulations (left and right) include higherorderdispersion that disrupts the initial peri-odic evolution.

optics

Page 17: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 17

But only the light generated from femto - second pulses possesses the high stability required for the most demanding applications in frequency metrol-ogy. Nonetheless, even unstable spectra find many applications, such as imaging and spectroscopy, in which time- averaged measurements are important.It’s hard to overestimate the impact that new devel-opments in optical fibers have on the field. Before the nonlinearity and dispersion- engineering pos-sibilities of fiber were fully recognized in the 1990s, producing a supercontinuum was an expensive prospect; it took complex lasers and large labora-tory facilities.

But thanks to advances in fibers and available pump sources, such bright, broadband light is now an affordable, compact technology that’s gener-ally about the size of a shoebox. Supercontinuum sources are finding commercial success in virtually all areas for which traditional lamps or LED sources had been standard. In confocal microscopy, for ex-ample, a broad bandwidth makes it straightforward to filter the output light so that it perfectly matches the excitation wavelength of a fluorophore, the imaging dye in tissue or cells.

The sources have also found applications in stim-ulated-emission-depletion microscopy,18 which images at a resolution below the diffraction limit. The technique uses two different wavelengths to es-sentially inhibit fluorescence in a specific region of the sample and activate fluorescence in a subdiffrac-tion-limit focal spot within that region. Still other novel applications exist in biomedical diagnostics.

As spectroscopic tools, a supercontinuum’s broad bandwidth and local frequency precision make it

ideal as an ultrasensitive (parts per billion) probe of, among other things, specific gas-phase molecules in a patient’s breath. In one of its more surprising applications, frequency- comb technology has im-proved by as much as two orders of magnitude the stability and accuracy of wavelength calibration in astrophysical spectrographs.

Such “astro-combs” represent a major advance in the resolution of astrophysical Doppler shifts, a technique for resolving the presence of exoplanets in orbit about a star. The technique is a remarkable example of how fundamental research in one field can find unexpected applications in another.

Brighter future

Supercontinuum generation involves the inter-action between a number of different nonlinear effects and the intrinsic linear dispersion of a fiber waveguide. Although its basic physics is now well understood, the richness of the underlying nonlin-ear dynamics provides ongoing challenges for theory and modeling and continues to offer up surprises.

The ability nowadays to generate such sources with compact tabletop systems has reduced the power needed for nonlinear frequency conversion and has led to new technological developments, commercial successes, and major contributions in numerous fields of science. As new materials and laser-pump sources continue to become available, the supercontinuum can be expected to find new applications, and one can only hope that some of them will be as unexpected and as exciting as the many we have seen to date.(ed*/PhysicsToday)

Figure 4. A survey of available super-continuum sources, each plotted as a bar whose width spans its range of wavelengths and whose color indicates the pulse dura-tion of the pump laser that produced it. The material and wavelength of the pump laser used to generate each source is also color coded.Ytterbium, erbium, and thulium are fiber-laser materials, whereas frequenc doubled, frequency-tripled, or neodymium doped yttrium aluminum garnet (YAG) and titanium-doped sapphire (Ti:sapphire) are solid-state-laser materials. All the data from pump sources below 1600 nm were obtained from silic based fiber as the supercontinu-um-generating medium.

optics

Page 18: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

18 | kalibrasi | july 2013

nano tech

the new:

superstrong fiberIn today’s market for high perfor-

mance fibers, used for applications such as bulletproof vests, manufac-

turers have only four options: Kevlar, Spectra, Dyneema, and Zylon. Made from polymers such as polyethylene, these were the strongest synthetic fibers in the world—until recently.

Marilyn Minus, an assistant professor of engineering at Northeastern, has developed a type of fiber that is stron-ger than the first three commercial products mentioned above, and—even in its first generation—closely ap-proaches the strength of the fourth (Zylon).

Adding small amounts of carbon nanotubes—straight, cylindrical particles made entirely of carbon—to polymer fibers increases their strength marginally. But as a gradu-ate student at the Georgia Institute of Technology five years ago, Minus figured that with a little more control, she might be able to turn those modest improvements into dramatic ones. She has spent the last four years at North-eastern proving her hunch.

Simply combining the nanotubes and polymer does not induce the polymer to uniformly coat the nanotube. Credit: Marilyn Minus With funding from a new grant from the Defense Advanced Re-search Projects Agency, Minus will now work out the method for a polymer called polyacrylonitrle, or PAN. This is the dominant ma-terial used to form carbon fibers, which are of particular interest in lightweight composite materials such as those used in the Boeing 787 airliner. With the more orga-nized structure afforded by Mi-nus’ method, this material could see a vast increase in its already great performance.(ed*/physics)

reference: phys.org

Marilyn Minus

+

Page 19: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 19

In a paper recently released in the journal Macromolecu-lar Materials and Engineering, Minus presented a tun-able process for creating super-strong fibers that rival the industry’s very best. As with previous work, Minus’ meth-od integrates carbon nanotubes into the polymer fiber, but rather than serving as simply an added ingredient, the nanotubes now also perform an organizational role.

From carbon black powder to metal-lic particles, a variety of materials can guide the formation of specific crystal types in a process called nucleation. But before carbon nanotubes

The fibers created by Minus’ team are shown in red. Tuning the crystallization process makes them stronger than any other material on the market except for Zylon. Credit: Marilyn Minus. This similarity allows the nanotubes to act likes skates along which the long poly-mer chains can slide, perfectly aligning themselves with one another.

But it’s the crystallization process that drives the remarkable properties recently reported. In their research, Minus and her colleagues showed that they could easily turn these properties on or off. By changing nothing but the pattern of heating and cooling the ma-terial, they were able to increase the strength and toughness of fibers made with the very same ingredients.

After using tuning the crystalliza-tion process, electron microscope imaging shows that the nanotubes inside the fiber are coated in poly-mer. Credit: Marilyn Minus In the current research, Minus and her colleagues worked out the recipe and process for one particu-lar polymer: polyvinyl alcohol.

nano tech

photo: doc.kalibrasi

Page 20: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

20 | kalibrasi | july 2013

becreativedon't becocky

Page 21: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 21

we_read_comics

yang hidup kembali (1)superheroDICERITAKAN MENGHILANG ATAU DIANGGAP MATI PARA SUPERHERO INI KEMBALI BANGKIT DAN MEMUSNAHKAN KEJAHATAN DI MUKA BUMI

Cerita komik nggak se-lalu happy ending. Di dalamnya

pasti selalu ada plot yang menceritakan tentang kesulitan yang ditemui oleh para jago-annya. Bahkan , nggak jarang kalau mereka harus mengakui keka-lahannya dan berujung pada kematian.

Namun, nggak mau mengecewakan para penggemarnya, mereka akhirnya kembali untuk menyelesaikan misi mer-eka dalam menyelamat-kan bumi. Siapa saja superhero yang mati dan berhasil bangkit kem-bali?RIDWAN

Steve Rogers (Captain Amer-ica) dan James Barnes (Bucky) berhasil menghadapi hampir selu-ruh ancaman di era Perang Dunia II, kecuali satu, Baron Zemo. Ia membuat sebuah pesawat dengan peledak dan menerbangkannya saat Captain America dan Bucky masih berusaha mematikan bom tersebut di dalam. Pesawat tersebut meledak di udara dan Captain America terlempar ke perairan beku dan Bucky nggak berhasil selamat.

Belakangan, diceritakan bahwa Captain America ternyata masih hidup. Ia hanya membeku berkat serum super-soldier yang men-galir dalam darahnya. Sedangkan Bucky dihidupkan lagi meng-gunakan bagian tubuh robot dan dicuci otaknya oleh ilmuwan dari Rusia serta diubah menjadi pem-bunuh bernama Winter Soldier

captain americadan bucky

supermanDi saat mempertah-

ankan kota Mertopolis dan Justice League dari anca-man Doomsday. Superman harus mengaku kalah. Di saat semua orang mengira ia telah mati, ternyata Su-perman nggak benar-benar mati dan hanya kehabisan energi. Setelah berbulan-bulan disimpan di matriks regenerasi Krypton oleh Eradicator, Superman hidup kembali untuk melindungi Lois Lane dan kota Metropolis.

batmanSuatu ketika Batman

ditawan oleh para pengikut seorang dewa kejahatan bernama Darkseid sebagai bagian dari rencana be-sarnya untuk menaklukan dunia. Meskipun Batman berhasil lolos, namun saat berhadapan dengan Dark-seid, ia diserang menggu-nakan sinar Omega hingga seluruh badannya terurai dan dianggap tewas.

Ternyata Batman terkirim ke masa lalu dan ia harus berjuang untuk kembali ke masanya den-gan bantuan para anggota Justics League.

thorSaat perang besar

Ragnarok terjadi, Thor menolak men-jalankan perannya seperti yang sudah diramalkan, yaitu menjadi sumber kekuatan Those Who Sit Above in Shadow (yaitu dewa bagi para dewa).

Thor justru menghancurkan Asgard, menggaga-lkan Ragnarok, dan membunuh dirinya sendiri. Thor tidak tewas namun bang-kit kembali berkat Dr. Blake, identitas Thor sebelumnya.

Siapa sajasuperheroyang mati& berhasilbangkitkembali ?

+

+photo: doc.kalibrasi

poweredbymarvel

Page 22: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

22 | kalibrasi | july 2013

movie_zone++

robotvs

monsterGenre: Action, Adventure, Sci-fiDirector: Guillermo del ToroWriters: Travis Beacham (screen-play & story), Guillermo del Toro (screenplay)Casts: Charlie Hunnam, Idris Elba, Charlie Day, Ron Perlman, Rinko KikuchiProduction: Warner Bros., Leg-endary Pictures

Pacific Rim SAAT BUMI DISERANG OLEH MONSTER BERBAHAYA, SATU-SATUNYA CARA MENGALAH-KAN MEREKA ADALAH DEN-GAN MENCIPTAKAN ROBOT PENGHANCUR

Muncul dari dasar lautan paling dalam di bumi, pasukan monster besar

yang dikenal dengan nama Kaiju mengancam bumi! Dengan ukuran dan kekuatannya yang luar biasa mereka berusaha untuk membumihanguskan per-mukaan bumi, menghancurkan sumber daya alam, serta mem-bahayakan jutaan nyawa umat manusia.

Walaupun dengan kekuatan senjata canggih yang dimiliki manusia saat ini ternyata belum cukup untuk memusnahkan para Kaiju. Akhirnya, ilmuwan menciptakan senjata hebat, yaitu robot pemusnah bernama

Jeagers sangat besar, maka dibutuhkan dua orang pilot yang jiwa dan pikirannya diga-bung untuk mengendalikan-nya.

Namun perlawanan sengit Jaeger hampir menemui jalan buntu. Kekuatan Kaiju yang bertambah besar, Jaeger yang perkasa pun tidak berkutik dihadapan mereka. Di ambang kekalahan, dua orang yang tidak disangka maju untuk menjadi harapan satu-satunya manusia untuk mengusir Kaiju selamanya. Mantan pilot Jaeger yang dimiliki umat manusia, Raleigh Backet (Charlie Hunman) serta gadis asal Jepang, Mako Mori (Rinko Kikuchi) bersatu.

Mampukah Becket dan Mori menjalankan tugasnya sebagai satu-satunya harapan umat manusia dalam memusnahkan Kaiju?

catch’em if you can!

Page 23: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 23

Pacific Rim ditukangi oleh Guill-erme del Toro, sutradara yang memang punya keunggulan dalam film-film dengan jenis sci-fi. Sebe-lumnya Del Toro berhasil masuk kedalam nominasi untuk Academy Awards berkat filmnya Pan’s Laby-rinth (2006). Ia pun merupakan salah satu penulis naskah untuk trilogi Hellboy serta The Hobbit.

Diperankan oleh Charlie Hun-nam yang dikenal lewar serial Son of Anarchy, Rinko Kikuchi peraih nominasi Oscar lewat aktingnya dalam Babel (2006), dan beberapa aktor senior seperti Idris Elba, Charlie Day, dan Ron Perlman.

Meskipun tidak dihuni oleh aktor-aktor papan atas, bukan berarti Pacific Rim film yang gak keren. Selain punya cerita yang tidak biasa, tim yang berada di belakang layar merupakan orang-orang terbaik di bidangnya. Tim CGI siap memanjakan mata kita dengan efek canggih saat perta-rungan sengit antara Kaiju dan Jaeger di tengah kota. Wah jadi kepengen nonton berkali-kali nih!RIDWAN

MONSTERBESAR DANPEMBURU

Kaiju atau monster besar yang muncul dalam Pacific Rim berasal dari bahasa Jepang yang artinya mon-ster besar. Bukan pertama kalinya kita melihat sang Kaiju muncul dalam layar lebar. Jauh sebelumnya, Kaiju pernah muncul juga dalam film Godzilla (1998), dan banyak film lainnya be-rasal dari Jepang, seperti film Ultraman.

Sedangkan robot pemusnah Kaiju yang disebut Jaeger diambil dari bahasa Jerman yang artinya hunter atau pemburu. Nama yang diberi-kan ini sangat pas un-tuk robot-robot tersebut, mengingat tugas mereka adalah untuk memburu dan menghancurkan Kaiju.

movie_zonealternate

movies

photo: doc.kalibrasi

Jalan cerita Despicable Me 2 sendiri dimulai ketika Gru (Steve Carrel) diculik oleh salah seorang

agen The Anti-Villain League, Lucy Wilde (Kristen Wiig). Penculikan terse-but sama sekali tidak bertujuan buruk bagi Gru .

Lucy justru membawa Gru ke markas besar The Anti-Villain League. Tujuannya untuk menemui pemimpin mereka, Silas Ramsbottom (Steve Coogan), yang kemudian meminta ban-tuan Gru untuk menemukan seorang penjahat yang telah mencuri sebuah laboratorium penelitian yang berisikan sebuah formula kimia yang jika dis-alah gunakan akan mampu mengubah makhluk hidup menjadi sosok yang sangat mematikan.

Walau pada awalnya menolak tawaran tersebut, dengan beralasan bahwa ia lebih memilih untuk berkon-sentrasi menjadi ayah yang baik bagi ketiga puterinya, Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier), dan Agnes (Elsie Fisher), Gru kemudian menyanggupi tugas tersebut.

Sebagai sebuah karya kedua, De-spicable Me 2 (2013) jelas bukanlah sebuah karya yang buruk. Meskipun dengan naskah cerita yang jelas jauh dari kecerdasan film-film animasi karya Pixar Animation Studios. Pena-saran ?? RIDWAN

Genre: Action, comedyDirector: Pierre Coffin, Chris RenaudWriters: Cinco Paul, Ken Daurio (screenplay)Casts: Steve Carrel, Kristen Wiig, Benjamin Bratt, Miranda Cosgrove, Russel Brand, Steve Coogan, Ken JeongProduction: Universal Pictures, Illumination Entertainment

despicable me 2

GRU is back !

movie_zone++

++

Page 24: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

24 | kalibrasi | july 2013

artdesign

photos

illustration

karya: Aldiva Rahadian Putra

Ngaku doyan motret & mendesain? Kirimin hasil karya kamu ke facebook fan page-nya Kalibrasi. Jangan lupa sertakan komentar seputar karya kamu (uku-ran foto minimal 300Kb, sekaligus data teknis, plus nama & kampus). Siap-siap karya kamu mendapat komentar dari fotografer dan desainer Kalibers!

Page 25: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 25

nuclearphysics

MRI'sworksp. 26

astronomyall about :

galaxyp. 29

let's talkabout physics

Page 26: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

26 | kalibrasi | july 2013

nuclear physics

magnetic resonance imagingPada bagian ini kita akan menjelas-

kan aplikasi fisika nuklir di bidang pengobatan, yang disebut pen-citraan resonansi magnetik (mag-

netic resonance imaging – MRI). Untuk dapat memahami aplikasi ini, pertama-ta-ma kita akan membahas momentum sudut spin dari inti. Pembahasan ini akan mirip dengan pembahasan mengenai spin untuk elektron dalam atom.

Fundamental

Elektron memiliki momentum sudut intrinsik, yang disebut spin. Inti juga memiliki spin karena partikel-partikel penyusunnya – neutron dan proton – masing-masing memiliki spin ½ , begitu pula momentum sudut orbit dalam inti. Semua jenis momentum sudut harus memenuhi aturan kuantum yang telah dijelaskan untuk momentum sudut spin dan orbital. Terdapat dua bilangan kuantum yang bersesuaian dengan momentum sudut, yang menentukan nilai-nilai yang diiz-inkan dari vektor momenum sudut dan arahnya dalam ruang. Besarnya momentum sudut nuklir adalah √(I(I+1)) ћ, di mana I disebut bilangan kuantum nuklir spin dan dapat berupa sebuah bilangan bulat atau setengah bilangan bulat, bergantung pada kombinasi antara spin proton dan spin neutronnya. Nilai maksimum dari kom-ponen z dari vektor momentum sudut spin adalah Iћ.

Spin nuklir bersesuaian dengan momen mag-

netik nuklir, yang serupa dengan momen elektron. Momen magnetik spin dari sebuah inti diukur dalam magneton nuklir, μn, sebuah satuan untuk momen. Di mana m adalah massa proton. Definisi ini dapat dianalogikan dengan magneton Bohr, yang bersesuaian dengan momen manetik spin dari elektron bebas. Perhatikan bahwa μn lebih kecil 1.836 kali lipat dari μb, karena perbedaan yang besar antara massa proton dan massa elektron.

Momen magnetik dari proton bebas adalah 2,7928 μn. Sayangnya, tidak ada teori umum ten-tang magnetisme nuklir yang dapat menjelaskan nilai tersebut. Neutron juga juga memiliki momen magnetik sebesar -1,9135 μn. Tanda negatif ini menandakan bahwa momennya berlawanan dengan momentum sudut spin dari neutron.

Adanya momen magnetik untuk neutron adalah suatu kejutan karena kita beranggapan bahwa neutron tidak bermuatan. Oleh karena itu, hal ini mengisyaratkan bahwa neutron bukanlah sebuah partikel pokok, melainkan sebuah struktur yang mengandung penyusun-penyusun yang bermuatan.

photo: doc.kalibrasi

reference: Physics for Scientist and Engineer++

Page 27: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 27

nuclear physics

magnetic resonance imagingMomen magnetik nuklir, dan juga momen mag-

netik elektron, berpresisi ketika diletakkan dalam medan magnet eksternal. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa torsi magnetik bekerja pada momen-tum sudut spin, sedemikian hingga terjadi presisi seperti sebuah gasing dalam suatu medan gravitasi.

Frekuensi presisi dari momen magnetik, yang disebut frekuensi presisi Larmor, besarnya seband-ing dengan besarnya medan magnet. Frekuensi ini dijelaskan secara skematis pada figur yang tertera, di mana medan magnet eksternalnya berada di sepanjang sumbu z.Energi potensial momen dipol magnetik μ dalam se-buah medan magnet eksternal B dinyatakan – μ.B . Ketika momen magnetik μ disejajarkan sedekat mungkin dengan medan sebagaimana yang diiz-inkan oleh fisika kuantum, maka energi potensial dari momen dipol di dalam medan akan bernilai minimum Emin .

Ketika μ berada antisejajar dengan medannya, maka energi potensialnya akan bernilai maksimum Emaks . Umumnya, terdapat keadaan-keadaan energi lainnya di antara nilai-nilai ini, yang ber-sesuaian dengan arah terkuantisasi dari momen magnetik terhadap medannya. Untuk sebuah inti dengan spin ½ , terdapat dua keadaan yang diiz-inkan, yaitu keadaan energi Emin dan Emaks. Dua keadaan energi ini ditunjukkan pada figur yang tertera.

Kita dapat mengamati transisi antara dua ke-adaan spin ini menggunakan sebuah teknik yang disebut NMR, singkatan dari Nuclear Magnetic Resonance. Sebuah medan konstan dimunculkan untuk mendefinisikan sebuah sumbu z. Kemudian, sebuah medan magnet kedua yang berosilasi ini diatur agar besarnya sama dengan frekuensi pre-sisi Larmor dariinti dalam sampel, maka torsi yang bekerja pada momen-momen magnetik yang berpre-sisi menyebabkan mereka untuk “berbalik” antara dua keadaan spin yang ditunjukkan pada figur sebelumnya.

Transisi ini akan menghasilkan sebuah energi absorpsi netto oleh inti. Absorpsi seperti ini dapat dideteksi secara elektronik.

reference: Physics for Scientist and Engineer

++

ilustrasi: astronotcilik

Page 28: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

28 | kalibrasi | july 2013

nuclear physics

mri's workSebuahteknisdiagnosismedisyangumumdigunakanadalahMRIatauMagneticResonanceImaging,yangdidasarkanpadaresonansimagnetiknuklir.Olehkarenaduapertigaatomdalamtubuhmanusiaadalahhidrogen(hidrogenmemberikansinyalyangkuat),makaMRIbekerjadenganbaikuntukmelihatjaringandibagiandalamtubuhmanusia.

mri's work

proton dalam berbagai bagian tubuh akan berpresisi pada frekuensi yang berlainan se-hingga sinyal resonansi dapat digunakan untuk menyediakan informasi mengenai posisi dari proton-protonnya.

Sebuah komputer digunakan untuk menganalisis data dan informasinya untuk memben-tuk citra akhirnya. Pemindaian MRI menunjukkan tingkat detai yang tinggi dari struktur jaringan tubuh bagian dalam. Keunggulan utama dari MRI dibandingkan teknik lainnya adalah MRI sangat tidak meru-sak sel.

Foton-foton yang terkait dengan sinyal berfrekuensi radio yang digunakan dalam

MRI memiliki energi sekitar 10^(-7) eV. Oleh karena ikatan-ikatan antar molekul jauh lebih besar (mendekati 1 eV), maka radiasi pada frekuensi radio nyaris tidak menyebabkan kerusakan sel. Sebagai perbandingan, sinar X memiliki energi sekitar 10^4 hingga 10^6 eV dan dapat menyebabkan kerusakan sel yang cukup parah.

Oleh karena itu, meskipun kata nuklir dalam MRI menyebabkan ketakutan bagi beberapa orang, radiasi pada frekuensi radio dalam MRI lebih aman dibandingkan sinar X. Pada kenyataannya, sebagian besar orang lebih memilih sinar X karena tidak ada kata nuklir di dalamnya. Satu kekurangan dari MRI adalah mahalnya biaya pembuatan perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur MRI.

Medan magnet yang dihasilkan oleh solenoida cukup besar untuk mengangkat sebuah mobil, dan kekuatan sinyal radio hampir sama dengan kuatnya sinyal dari stasiun penyiaran radio yang kecil. MRI cukup aman dalam penggunaan normal, namun medan magnet kuat dari solenoida membutuhkan kecermatan tingkat tinggi untuk memastikan bahwa tidak ada bahan feeromagnetik yang terdapat di seki-tar ruangan di mana terdapat perangkat MRI.

Masa depan MRI tampaknya tidak terbatas. dan telah memberikan sumbangan yang luar biasa bagi dunia kedokteran.(ed*)

Seperti banyak ciptaan berteknologi tinggi lainnya, MRI memiliki masa persiapan yang lama. Dibutuhkan penelitian selama bertahun-tahun sebelum pada 3 Juli 1977 ketika MRI pertama dilakukan manusia. Diperlu-kan waktu hampir lima jam untuk menghasilkan citra yang pertama. Menurut standar masa kini, proses itu cukup primitif.

Raymond Damadian, Larry Minkoff, dan Michael Goldsmith, bekerja keras dan dalam waktu yang lama untuk menyempurnakannya. Mereka menamai mesin orisinil mereka ‘Indomitable’ yang berarti tidak dapat ditaklukan.

Pasien diletakkan di dalam sebuah solenoida besar yang menghasilkan medan magnet konstan, namun besarnya medan magnet akan berubah-ubah di sepan-jang tubuhnya. Oleh karena variasi medan inilah,

photo: doc.kalibrasi

+

Magneticresonanceimaging

Page 29: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 29

kalibrasi

Page 30: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

30 | kalibrasi | july 2013

Jikalau Copernicus diakui sebagai astronom paling terkemuka pada awal abad ke-16, maka paling menonjol

setelah pertengahan abad adalah Tycho Brahe (1546-1601). Meskipun lahir setelah De Revolutionibus terbit, Brahe menentang ide Coper-nicus seumur hidupnya, terutama karena alasan filosofis.

Ia memang megusulkan seben-tuk sistem lain, yang terdiri dari ke-5 planet yang mengedari Ma-tahari (jadi sama dengan Coperni-cus). Perbedaannya, Bulan dan Ma-tahari ujung-ujungnya mengitari Bumi, sehingga Bumi tetap bergem-ing. Bisa jadi ini adalah kompromi untuk berkelit dari tekanan Gereja.

Sumbangan penting Brahe yang melampaui teorinya adalah catatan pengamatannya yang akurat. Pemerintah Denmark menghadiah-kan satu puri yang dikhususkan sebagai observatorium Brahe.

Dibantu sejumlah asisten, Brahe mengumpulkan banyak data

tentang posisi-posisi benda langit setiap malam tanpa teropong.Data yang dikumpulkan oleh Brahe jauh lebih akurat daripada peninggalan Yunani kuno. Berkat data inilah salah seorang asistennya, Johannes Kepler, menemukan bentuk orbit lonjong planet.

Selain menyumbang data rutin gerakan benda langit, Brahe juga mencatat beberapa peristiwa yang merongrong anggapan tentang “daerah di atas Bulan”. Salah satu kepercayaan Zaman Pertenga-han (yang berasal dari Aristoteles sendiri) adalah alam-semesta dapat dibagi dalam dua daerah: satu di atas lapisan bola Bulan dan ka-wasan di bawahnya. . Di atas bola Bulan semua zat terbuat dari eter, sejenis bahan yang sangat halus.

Benda-benda di kawasan itu berbentuk bola seluruhnya karena memang demikianlah bentuk pal-ing sempurna. Gerakannya pun sempurna – lingkaran. Di kawasan itu tidak ada gangguan dan peruba-

han karena dekat dengan surga. Kawasan di bawah bola Bulan sebaliknya.

Hukum fisikanya tidak sama. Inilah daerah rawan, sarat serba-perubahan dan ketidaksempur-naan. Hukum fisika di tempat ini, menurut anggapan kuno, menuntut gerak lurus. Pada 1572, Brahe mengamati setitik “bintang baru”. Bintang itu kemilau terus-menerus selama setahun lebih dan sirna. Pengamatan ini menjatuhkan ke-percayaan bahwa kawasan bintang-bintang tidak berubah.

Sekarang kita tahu bahwa Brahe mencatat bintang yang meledak – yang dinamakan Supernova. Brahe juga mengamati sejumlah komet – gelagat lain bahwa ada perubahan di kawasan atas bulan. Sampai masa itu komet selalu dianggap sebagai cuaca yang terjadi di bawah bola Bulan! Berkat pengukuran Brahe yang cermat, kita tahu bahwa komet melintas jauh dari Bumi.(ed**)

TYCHO

BRAHE

astronomy

vertentang alam semesta

photo: doc.kalibrasi

++

++

Page 31: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 31

JOHANES

KEPLER

astronomy

Bertolakbelakang dengan gurunya, Johanes Kepler (1571-1630) percaya pada sistem Copernicus sampai

akhir hayatnya. Kepler menerima alasan-alasan estetis yang diaju-kan oleh Copernicus. Kepler dan Copernicus sama-sama menganut pandangan mistik-religius tentang alam-semesta. Aliran mistik ini mengikuti Plato dan setelah dite-mukan kembali pada abad ke-16 dinamakan neoplatonisme.

Mari kita lihat perbedaan argumen pendukung Aristoteles menekankan pengamatan dan ingin melihat dunia sebagai mekanisme yang dapat dipahami dengan akal budi biasa. Sebaliknya neoplato-nis percaya bahwa dunia fana ini hanya samar-samar. Di balik dunia ini ada sebentuk kenyataan rohani yang lebih “nyata” daripada dunia sehari-sehari.

Kenyataan rohani itu hanya dapat ditembus oleh pemikir yang paling kuat, bisa lewat semedi, si-

hir, atau matematika. Anda jangan heran dulu karena sejak zaman Pythagoras di abad ke-6 SM, orang-orang sudah biasa menyatukan matematika dengan mistik. Diru-muskan lain, mencari pola-

pola ideal dan sempurna di langit memang ambisi khas neo-plantonis. Menurut mereka upaya ini dapat mempertemukan dengan keilahian di balik dunia fana.

Perbedaan antara kedua ali-ran tersebut, pendekatan empiris lawan matematis; observasi lawan logika – merupakan bagian dari penjelajahan fisika. Perbedaan itu masih terjadi sampai sekarang. Hal yang istimewa dari Kepler adalah ia sungguh setia pada fakta em-piris. Boleh dikatakan pandangan Aristoteles dan neoplatonis berpadu dalam sosok Kepler.

Pada satu sisi Kepler bertekad setia pada fakta-fakta yang ber-tentangan dengan keyakinannya. Ini adalah warasan Tycho Brahe, pendukung Aristoteles. Sebalknya,

ia percaya bahwa di dalam Mataha-ri kita dapat menemukan prinsip hidup alam-semesta, sehingga layak diletakkan di pusat. Ide sperti ini khas neoplatonis. Dalam bukunya yang pertama, Mysterium Cosmographicum (1596), yang ditulis ketika berusia 25 tahun, Kepler mengaku sebagaik pengi-kut Copernicus. Tapi ia menegur Copernicus karena dianggapan kurang konsisten.

Copernicus masih menempat-kan pusat alam-semesta di pusat Bumi, seolah-olah Bumi masih menentukan segalanya.Kepler tidak menyerah. Ia berjuang mencari penyebabnya, walaupun harus menghitung tanpa kalkula-tor, tanpa kalkulus, bahkan tanpa kaidah-kaidah matematik yang sekarang lazim untuk pelajar SMU. WOW !.(ed**)

sustentang alam semesta

photo: doc.kalibrasi

++

++

Page 32: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

32 | kalibrasi | july 2013

astronomy

perjalanan kosmisManusia melakukan perjalanan di tata surya melalui mata robot: pesawat ruang angkasa, wahana probe, dan rover yang terus mengirimkan gambar mencengang-kan. Hampir 200 misi tak berawak sejak 1958: yang melintas, mengorbit, mendarat secara halus, sengaja dijatuhkan, juga kegagalan. belum ada lagi manusia yang meninggalkan Bumi melalui orbit rendah sejak 1972, saat Apollo 17 melakukan misi terakhir NASA dari 9 misi berawak ke Bulan. Misi pihak swasta: membawa orang sipil mengitari Mars pada 2018. (ed**/NGC)

BAGIAN DALAM TATA SURYASoviet-lah yang pertama mencapai Bulan, menabrakkan Luna 2 pada 1959. NASA pertama kali melintasi Venus dengan Mariner 2, 1962; 1965: Mariner 4 mengirim gambar Mars. Misi Messenger NASA kini adalah menjadi yang pertama mengorbit dan memetakan Merkurius. Pesawat misi surya memantau Matahari dan dampaknya ke Bumi.

photo: doc.kalibrasi

++

Page 33: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 33

astronomy

MENCAPAI RUANG ANGKASAPioneer 10 dan 11, diluncurkan 1972 dan 1973, adalah yang pertama ke luar Mars dan mengambil gambar Jupiter dari dekat. Voyager 1 dan 2 di-luncurkan 1977, mempelajari Jupiter dan Saturnus; Voyager 2 mengirim gambar jarak dekat pertama Uranus dan Neptunus, terus mengirimkan transmisi saat meninggalkan tata surya menuju ruang antar bintang.

MENUJU JUPITER DAN SETERUSNYAMencapai gas raksasa itu pada 1955, selama 8 tahun Galileo men-girim gambar dan data Jupiter juga bulannya. Juno akan tiba pada 2016. Cassini masih mengirim gambar Saturnus dan bulannya. Huygens mendarat di Titan, 2005. 2015: 9 tahun diluncurkan, New Horizon mempelajari Plutu dan puing planet sabuk Kuiper.

ASTEROID DAN KOMETDalam perjalanan ke Jupiter, 1991, Galileo men-gambil gambar jarak dekat asteroid (Gaspra) dan menemukan satelit asteroid pertama (Dactyl, men-gorbit Ida). Wahana Dawn NASA akan mencapai asteroid/planet kerdil Ceres, 2015. Wahana Rosetta milik ESA akan mendarat di komet pada 2014.

Pioneer 11

Gambar tanpa skala.Misi-misi yang diluncurkan sam-pai akhir 2012. Kegagalan yang ditunjukkan mencapai setidaknya orbit Bumi. Banyak yang lainnya gagal meluncur.

++

Page 34: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

34 | kalibrasi | july 2013

astronomy

Bisa ke luar angkasa adalah cita-cita kita waktu masih kecil. Dulu, yang kita tahu, ke luar ang-kasa itu bisa melihat benda-benda langit, saat perjalanan menuju kesana. Waktu itu, kita sama

sekali nggak tahu apa yang dilakukan. Tapi, sekitar kita harus tahu, aktivitas-aktivitas unik yang bisa dilakukan di luar angkasa. Astronot asal Kanada, Chris Hadfield baru-baru ini memperlihatkan aktivitas keseharian di Inter-national Space Station (ISS). Seru dan bikin kita pengen terbang ke luar angkasa. Nggak percaya? Baca artikelnya dan siap-siap berangkat!

a. Daur Ulang AirDaur ulang nggak cuma bisa kita lakukan di

bumi. Di luar angkasa, kita juga bisa mend-aur ulang air, dibantu dengan mesin filteri-sasi. Adalah Water Recivery System merupakan perangkat untuk mendaur ulang segala jenis cairan di luar angkasa, seperti air minum, air seni dan keringat, se-banyak 93%. Penyuling ini berbentuk seperti drum dan berputar untuk menghasilkan medan gravitasi buatan, se-hingga bisa digunakan untuk merebus air. Alat ini bisa mendaur ulang sekitar 6000 liter air.

b. Tidur BerdiriAda pengalaman yang

seru saat kita berada di luar angkasa. Kalau kita biasanya tidur dalam kon-disi terlentang, di luar angkasa, kita tidur dalam kondisi berdiri, di kon-disi gravitasi nol. Kita akan tidur di dalam sebuah ruangan kecil, lengkap dengan kantung tidur yang terikat di dinding, tanpa kasur dan bantal. Saat tidur, tubuh kita akan terikat di situ, sehingga tidak kemana-mana.

c. Masak bayamBanyak hal menarik yang bisa kita

lakukan di tempat nun jauh disana. Ka-lau di sini, kita harus mencuci dulu sebelum memasak. Di luar angkasa, cukup bayam kering dan air. Lho, kok bisa? Di sana kita hanya menyambungkan saluran distribusi air dan pilih jumlah air yang diinginkan, lalu tekan tombol.

d. Sikat gigiSiapa bilang astronot

nggak bisa sikat gigi. Di luar angkasa, kita bisa menyikat gigi seperti pada umumnya. Tapi uniknya, di sana kita bisa menelan busa pasta gigi tersebut. Wah! Tenang, pasta gigi di sana memang sen-gaja dibuat supaya bisa ditelan, kok.

e. Buang AirUrusan buang hajat, astronot

akan lebih mendapat tantangan apabila sedang menjalankan space-walk di luar pesawat. Dalam kon-disi ini, ia biasanya menggunakan popok dewasa super-absorben yang

mampu menyimpan hingga satu liter cairan. Popok ini ia gunakan selama takeoff dan pedaratan.

photo: doc.kalibrasi

++ survivalin spaceBagaimanaastronautbertahandiruanggravitasinol?Disinikita

bisatemukanjawabannya.

++

Page 35: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 35

Page 36: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

36 | kalibrasi | july 2013

heroes_of_science

shortstory of

photo: doc.kalibrasi

stevejobs

Steven Paul “Steve” Jobs, lahir di San Francisco, California, Amerika Serikat, 24 Februari 1955 – meninggal di Palo Alto,

California,Amerika Serikat, 5 Okto-ber 2011 pada umur 56 tahun, adalah seorang tokoh bisnis dan penemu Amerika Serikat.

Ia adalah pendiri pendamping, ket-ua, dan mantan CEO Apple Inc. Jobs juga sebelumnya menjabat sebagai pe-jabat eksekutif Pixar Animation Stu-dios.

Selain itu, ia menjadi anggota de-wan direktur The Walt Disney Company pada tahun 2006, setelah pengambilan alih Pixar oleh Disney. Namanya di-cantumkan sebagai produser eksekutif dalam film Toy Story tahun 1995.

Pada akhir 1970-an, Jobs, bersama pendiri pendamping Apple Steve Wozniak, Mike Markkula, dan lainnya, merancang, mengembangkan, dan memasarkan salah satu jajaran komputer pribadi pertama yang sukses secara komersial, yaitu seri Apple II. Pada awal 1980-an, Jobs termasuk orang-orang yang pertama kali melihat potensi komersial dari antarmuka pengguna grafis yang digerakkanteti-kus PARC Xerox yang kemudian mendorong pembuatan Macintosh.

Setelah kalah melawan keputusan dewan direktur tahun 1984, Jobs mengun-durkan diri dari Apple dan mendirikan NeXT, sebuah perusahaan pengemban-gan platform komputer yang berkecimpung dalam pasar pendidikan tinggi dan bisnis. Pembelian NeXT oleh Apple pada tahun 1996 membawa kembali Jobs ke perusahaan yang ia dirikan bersama, dan ia menjabat sebagai CEO-nya sejak 1997 hingga 2011.

Page 37: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 37

heroes_of_science

Tahun 1986, ia mengambil alih divisi grafis komput-er Lucasfilm Ltd yang kemudian menjadi Pixar Anima-tion Studios. Ia menjadi CEO dan pemegang saham terbesarnya sebanyak 50,1% sampai diambil alih oleh The Walt Disney Company tahun 2006. Karena itu pula Jobs menjadi pemegang saham perorangan terbesar di Disney sebanyak 7% dan anggota Dewan Direktur Disney. Setelah mengundurkan diri sebagai CEO pada 24 Agustus 2011, Jobs terpilih sebagai ketua dewan direktur Apple.

Pada 5 Oktober 2011, Steve Jobs meninggal dunia di California pada usia 56 tahun, tujuh tahun setelah didiagnosis menderita kanker pankreas. Pada waktu kematiannya, ia dikenal luas sebagai seorang vision-er, perintis dan jenius dalam bidang bisnis, inovasi, dan desain produk, dan orang yang berhasil men-gubah wajah dunia modern, merevolusi enam indus-tri yang berbeda, dan “contoh bagi semua kepala eksekutif”. Kematiannya ditanggapi secara luas dan dianggap sebagai kehilangan besar bagi dunia oleh para penggemarnya di seluruh dunia.

Tanggal 27 November 2007, Jobs digelari tokoh bisnis terkuat oleh Fortune Magazine. Tanggal 5 Desember 2007, Gubernur California Arnold Schwar-zenegger dan Ibu Negara Bagian Maria Shriver memasukkan Jobs ke California Hall of Fame yang terletak di The California Museum for History, Women and the Arts.

Bulan Agustus 2009, Jobs terpilih sebagai pen-gusaha paling dikagumi di antara para remaja ber-dasarkan survei oleh Junior Achievement. Tanggal 5 November 2009, Jobs diberi gelar CEO dasawarsa ini oleh Fortune Magazine.

Bulan November 2009, Jobs menempati pering-kat ke-57 dalam Forbes: The World’s Most Powerful People. Bulan Desember 2010, Financial Times mem-beri Jobs gelar sebagai tokoh tahun ini, mengakhiri artikelnya dengan menyatakan, “Dalam otobiografi-nya, John Sculley, mantan eksekutif PepsiCo yang pernah memimpin Apple, mengatakan sesuatu tentang ambisi pria yang ia pecat: ‘Apple harusnya menjadi perusahaan produk konsumen yang luar biasa. Ini rencana gila.

Teknologi tinggi tidak dapat dirancang dan dijual sebagai produk konsumen.’ Sungguh salah per-nyataan ini”. Pada waktu kematiannya, ia dikenal luas sebagai seorang visioner, perintis dan jenius dalam bidang bisnis, inovasi, dan desain produk,

Semasa hidupnya, Ia mendapatkan National Medal of Technology dari Presiden Ron-ald Reagan pada tahun 1984 bersama Steve Wozniak (terma-suk orang-orang yang pertama menerimanya), dan Jef-ferson Award for Public Service dalam kategori “Pelayanan Publik Terbaik oleh Individu Berusia 35 Tahun atau Lebih Muda” (a.k.a. Samuel S. Beard Award) pada tahun 1987.

dan orang yang berhasil mengubah wajah dunia modern, merevolusi enam industri yang

berbeda, dan “contoh bagi semua kepala eksekutif”.

Kematiannya ditanggapi secara luas dan dianggap sebagai kehilangan besar bagi dunia oleh para pengge-marnya di seluruh dunia.

Setelah pengunduran dirinya seb-agai CEO Apple, Jobs dianggap sebagai Thomas Edison dan Henry Ford pada masanya. (ed**)

Prestasi hebat per-tama yang dihasil-kan oleh kolaborasi Jobs-Ive dalam bi-dang desain adalah

iMac.

Page 38: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

38 | kalibrasi | july 2013

starting elevenios sevenCEO APPLE, TIM COOK TELAH MEMPERKENALKAN SISTEM OPERASI TERBANRUNYA, IOS 7 DALAM ACARA WWDC (WORLD WIDE DEVELOPER CONFERENCE) 2013 YANG DISELENGGARAKAN PADA 10 JUNI 2013 LALU, DI SAN FRANSISCO, AMERIKA SERIKAT.WALAUPUN BELUM BISA DIGUNAKAN SECARA MASSAL, NAMUN BE-BERAPA ISU PERIHAL FITUR TERBARU YANG DISEMATKAN DI DALAM SISTEM OPERASI MILIK IPHONE INI MEMBUAT BANYAK ORANG PE-NASARAN. MARI BERKENALAN DENGAN SISTEM OPERASI YANG RILIS SEPTEMBER MENDATANG INI.(ed**)

1. DESAIN MODERNDi bawah kendali tangan kreatif Jonathan Ive, Vice Presi-

dent bidang Desain Industri, Apple pun mematikan desain skeuo-morphic yang melekat di iOS sebelumnya. Skeumorphic merupakan elemen visual berupa tekstur di dunia nyata yang dihadirkan atau direplikasi di alam digital.

Tekstur itu seperti kulit, kayu, dan kertas. Desain ini terlihat pada aplikasi bawaan Apple, misalnya Ebook Reader atau News-stand, meja hijau di Game Center, atau garis-garis di Notes.

Kali ini Ive menghadirkan desain yang lebih flat dan minimalis, tapi kaya efek. Misal saja efek transparan di layar dan pergerakan ikon saat kita menggerakkan perangkat iOS. Gambar background pun akan terlihat, sehingga tak lagi terlihat bersembunyi dibalik ikon-ikon.

3. PEMBARUAN APLIKASI BAWAANAplikasi bawaan Apple pun hadir dalam wajah baru. Misalnya saja aplikasi

Weather yang kali ini hadir dengan animasi serupa live weather widget di Android. Menu kalender juga lebih bersih dalam warna putih. Perubahan hari bisa dilakukan dengan swipe.

Mail juga mengalami perubahan. Melihat isi email di inbox bisa dilakukan hanya dengan swipe layar. Sedangkan untuk Safari, sekarang tampilannya semakin bersih. Ikon logonya pun juga ikut berubah dan perubahan besar dilakukan seperti menghad-irkan kesan 3D saat perpindahan antar tab browser. Lalu ada beberapa fitur baru lain-nya seperti full screen dan fitur kontrol orangtua untuk mencegah anak buka website dewasa.

2. KEHADIRAN TOMBOL ‘BACK’

Kali ini iOS dilengkapi dengan tom-bol “back” seperti pada Android. Namun ini bukan merupakan tombol sungguhan, melainkan sebuah gestur. Kita bisa swipe dari arah kiri untuk hadirkan fitur ini. Fitur ini akan muncul di sejumlah ap-likasi yang membutuhkan tombol “back”. Misalnya saja browser Safari dan Mail.

photo: doc.kalibrasi

technovore

Page 39: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 39

4. CAMERA DAN AIR DROPUntuk kamera, Apple memperbarui dengan menghadirkan filter gam-

bar seperti aplikasi Instagram. Ada juga kemampuan mengubah berbagai mode kamera, dari panoramic hingga fitur baru yang disebut square.

Di Camera Roll, kita bisa mengatur foto menjadi Moments, yaitu pengaturan berdasarkan lokasi dan waktu. Dengan demikian, label lokasi

dan waktu. Dengan demikian, label lokasi pun bisa ditaruh di sejumlah foto yang sudah kita ambil.

Ada juga fitur AirDrop yang menggantikan Instashare dan BumpJika Samsung memiliki S-Beam, Apple punya AirDrop. Airdrop adalah

cara berbagai konten dengan pengguna terdekat dengan cepat. Fitur ini merupakan inovasi baru dalam sistem operasi iOS. Untuk menggunakan

fitur ini, kita hanya perlu memilih ikon AirDrop yang terdapat di pusat notifikasi, kemudian pilihan file yang akan dibagikan pada user lain

tanpa harus terhubung dengan jaringan tertentu atau melakukan pen-gaturan yang rumit. Namun, harus sesama pengguna Apple untuk bisa

menggunakan fitur ini. Fitur ini bisa juga di share ke Facebook, Twitter, email, dan iCloud.

5. PANDORA, DIGANTIKANOLEH ITUNES RADIOApple memperkaya iTunes dengan

menghadirkan fitur Radio. Pen-galaman penggunaan sama seperti layanan streaming musik Pandora. Dengan layanan baru iTunes Radio, kita bisa melakukan streaming lebih dari 200 stasiun radio dan menden-garkan jutaan musik gratis. Kita bisa memainkan secara pre-loaded berdasarkan genre, atau membuat berdasarkan artis tersendiri.

10. FLASHLIGHT APPS, DIGANTIKAN CON-TROL CENTER

Control Center akan muncul saat kita swipe layar dari bawah ke atas. Control center akan memuat setelan wifi, Bluetooth, kecerahan layar hingga lampu senter. Sejak kehadiran iPhone 4, Apple menambahkan back-facing LED di iPhone.

Untuk itu, di iOS 7 terbaru Apple telah menambahkan sebuah fungsi baru di Control Center yang memung-kinkan pengguna untuk menggunakan back-facing LED pada perangkatnya sebagai flashlight atau fungsi senter. Sehingga nantinya kita nggak perlu lagi mengunduh aplikasi lampu senter yang banyak tersedia di App Store.

11. FACETIME AUDIOVolP atau era panggilan

berbasis internet juga turut mempengaruhi Apple untuk mengeluarkan layanan sejenis yang diberi nama Facetime Audio dalam sistem operasi iOS 7. Ini merupakan penambahan fitur di Facetime, layanan video call dari Apple. VolP pada Facetime Audio ini bisa digunakan secara cuma-cuma oleh para peng-guna Apple ketika jaringan ada di wifi, LTE, atau 3G.

9. AUXO, DIGANTIKAN OLEH MULITASKING

Auxo telah menjadi jailbreak tweak terpopuler untuk iOS. Hal ini tak lepas dari fungsinya yang dianggap mumpuni. Namun, pengguna iOS 7 tak perlu meng-gunakan aplikasi ini lagi karena Apple telah memiliki fitur multitasking yang serupa tanpa boros baterai.

Interface untuk multitasking bisa dilakukan dengan double tap di tombol home seperti di iOS sebelumnya. Tapi jika di iOS lama hanya muncul rak kecil di bagian bawah, kali ini akan hadir lebih besar. Fitur ini juga dapat mempelajari aplikasi apa saja yang sering dibuka dan memiliki update terbaru.

8. NOTIFICATION CENTER YANG LEBIH BAIK

Kali ini notifikasi akan hadir lebih pintar dengan adanya kategori baru, seperti All, Missed, dan Today. Pada tab Today, kita bisa mendapat rangkuman kegiatanmu. Tentu ini akan membantu kita dalam berak-tivitas. Sejumlah aplikasi seperti kalender, cuaca, dan remainder juga dimunculkan di bagian bawah.

7. FITUR ANTI MALINGiPhone memang dikenal sebagai ponsel yang paling

sering dicuri. Fitur seperti Find My iPhone seperti diang-gap kurang memberikan keamanan maksimal, Apple pun memberikan keamanan baru.

Dengan Activation Lock, kini pencuri tak bisa menyatakan iPhone tanpa meretas nama dan password kita di iCloud. Tentu ini bukan fitur yang nggak bisa ditembus. Namun setidaknya ini menambah keamanan sehingga maling akan berpikir lebih lama sebelum mencuri iPhone kita.

6. SIRI LEBIH PINTARiPhone memang dikenal sebagai ponsel yang

paling sering dicFitur Siri ternyata juga terlewat-kan untuk mendapat sentuhan baru dari sistem operasi iOS terbaru ini, terutama terkait dengan kemampuan intelegensi ketika diperintahkan.

Interface pada Siri juga hadir dengan desain berbeda dengan latar belakang berwarna abu-abu yang agak tembus pandang.

Fitur baru pada Siri adalah opsi untuk memilih suara dari pria dan wanita yang sama fleksibelnya pada Siri sebelumnya. Siri kini juga memiliki beberapa update misalnya

kemampuan untuk mengatur pencahayaan layar, memutar voicemail, dan mematikan/menyalakan Bluetooth.

Selain itu aplikasi Siri juga akan terintegrasi dengan Twitter, Wikipedia, dan mesin pencari Bing. Jadi siri dapat membacakan hasil pencarian yang ada di Wikipedia. Saat ini Siri juga menguasai sejumlah bahasa baru, seperti Perancis

dan Jerman.

Page 40: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

40 | kalibrasi | july 2013

KETIDAKPASTIANKETIDAKPASTIANSUATU ASAS

dengan segala ketidakpastian dalam alam semesta ini, tercipta sebuah kehidupan, kehidupan makhluk-makhluk, kehidupan manusia, planet bumi, dan lain sebagainya.

Memang di dunia ini tidak ada yang pasti, setiap pengukuran pun pasti memiliki sesatan atau ketidakpastian, karena, seb-

agaimana ujung kea rah makro belum di temukan, maka ujung kea rah mikro pun belum di temukan. Tidak ada yang yang benar-benar presisi.

Dalam ilmu pengetahuan selalu dite-mukan sesuatu yang lebih kecil, hingga tingkat atom, bahkan ada lagi yang lebih kecil yakni quark, mungkin saat ini telah ditemukan kembali yang lebih kecil. Seolah besarnya semesta ini tak hingga, baik kea rah makro maupun mikro.

Ajaibnya, dengan segala ketidakpastian dalam alam semesta ini, tercipta sebuah kehidupan, kehidupan makhluk-makhluk, kehidupan manusia, planet bumi, dan lain sebagainya. Bisa diibaratkan, kita melem-parkan kepingan-kepingan puzzle yang kita sendiri tidak tahu itu gambar apa, lalu kita lempar-lemparkan, lalu terbentuklah sebuah gambar, mungkinkah?

Agaknya hampir mustahil, kecuali kita benar-benar sesuatu yang super, seb-agaimana tersusunnya alam semesta ini dengan segala makhluk di dalamnya, rasanya mustahil semua ini tersusun secara kebetulan semata dengan ketidakpastian yang dimiliki alam semesta itu sendiri, pasti dibalik itu ada sesuatu yang “super”, ses-

uatu yang “pasti” dalam menyusun segala ketidakpastian dalam bentuk-bentuk se-buah penciptaan, sesuatu yang melam-paui alam semesta, sesuatu yang tak berhingga, yang menyusun alam terbatas manusia ini.

Maka selayaknya setiap manusia itu beri-man kepada sesuatu itu, beriman kepada Tuhannya.RIZQAN

sesuatu yang pasti di alam ini

adalah keti-dakpastian itu sendiri

photo: doc.kalibrasi

Let me think !

Page 41: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 41

us !

ask

Apakah Hemo-folia Itu?

Hemofilia merupakan penyakit yang mengganggu proses pembekuan darah sehingga darah tidak dapat mengalir atau berhenti dalam waktu yang lama. Kelainan ini terjadi karena tubuh pender-ita tidak dapat memproduksi protein pembeku darah faktor VIII atau faktor IX, yaitu kom-ponen protein dalam darah yang bertanggung jawab untuk menghentikan penda-rahan.

Hemofilia bukanlah penya-kit yang menular sehingga tidak berbahaya bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.

Apakah Nyamuk Memi-liki Golongan Darah?

Nyamuk, sama seperti serangga lainnya, sama sekali tidak memiliki darah dalam tubuh mereka sehingga tidak mungkin mereka memiliki golongan darah seperti darah seperti manusia. Noda da-rah yang kamu dapati ketika kamu mematikan seekor nyamuk sebenarnya meru-pakan darah manusia yang pernah ia isap sebelumnya. Berbeda dengan manusia yang menggunakan darah untuk membawa zat makan-an dan oksigen, nyamuk menggunakan semacam zat kimia untuk membawa makanannya.

Nyamuk, sama seperti serangga lainnya, sama sekali tidak memiliki darah dalam tubuh mereka sehingga tidak mungkin mereka me-miliki golongan darah seperti darah seperti manusia. Ber-beda dengan manusia yang menggunakan darah untuk membawa zat makanan dan oksigen, nyamuk menggunak-an semacam zat kimia untuk membawa makanannya.

TEKNIK NAVIGASISEEKOR SEMUT !Memanfaatkan Pola Polarisasi Cahaya UntukMencari Jejak Pulang?

Semut merupakan binatang sosial yang hidup dalam suatu koloni besar. Kebersamaan mereka dicirikan oleh sistem pengorganisasian kerja yang sempurna dan zat kimia berbau khas,

feromon, yang dapat digunakan sebagai pemandu dan penanda koloni. Ketika semut berjalan, feromon akan ditinggalkan oleh semut yang berjalan di belakang-nya sehingga hampir tidak mungkin salah satu ang-gota koloni dapat tersesat dari rombongan. Namun bagaimana mereka mengetahui jalan pulang ketika jejak kimia itu terhapus?

Sama seperti manusia, semut ternyata mengandalkan penglihatannya untuk mengenali jalan pulang. Hanya saja bayangan yang ia lihat tidak sempurna seperti bayangan yang kita lihat, ia hanya melihat pola polarisasi cahaya. Kemampuan inilah yang menjadi kunci bagi semut bagi semut untuk mengetahui ja-lan pulang. Pola polarisasi cahaya yang tidak dapat kita lihat secara langsung ternyata menjadi jejak penanda terbaik ketika ia tersesat. Prof. Wehner dari Universitas Zurich menemukan bahwa semut dapat mengenali pola polarisasi cahaya di langit bahkan di daerah yang paling sempit.

Susunan pola yang teratur akan mempermudah merka unruk mengenali jalur yang harus ditempuh. Cara lain yang ia lakukan adalah mengenali posisi dan bentuk benda-benda yang pernah mereka lihat, seper-ti kamu yang menghafalkan jalan dengan cara mengin-gat bentuk bangunan di pinggir jalan.RIDWAN

ilutrasi: astronotcilik

Dari pertanyaan yang sederhana hingga rumit, semua tertuang dalam kolom ini.

++

Page 42: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

42 | kalibrasi | july 2013

LKMMAcara ini hampir dihadiri oleh

seluruh Lembaga Kemaha-siswaan yang ada di Uni-

versitas Padjadjaran. Dari yang namanya Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM, BEM, BPM, dan Him-punan pun ambil andil dalam acara LKMM : SOL VI ini.

LKMM : SOL VI merupakan salah satu kegiatan berupa pela-tihan kepemimpinan yang diada-kan di tingkat universitas. LKMM itu sendiri merupakan singkatan dari ‘Latihan Kepemimpinan dan Managerial Mahasiswa’, sedangkan SOL merupakan singkatan dari ‘School of Leader’ dan VI mengarti-kan bahwa acara ini adalah acara ‘keenam’ kalinya yang universitas selenggarakan.

Nah, saking penasarannya den-gan pelatihan kepemimpinan ini, tim Redaksi KALIBRASI berhasil mewawancarai salah satu peserta LKMM : SOL VI.

Simak wawancara RIDWAN langsung dengan cowok yang berna-ma lengkap Muhammad Fadlullah Fathul Mubin ini.

Tahu gak sih kamu ada pelatihan semacam ini?

Awalnya, saya sendiri tidak tahu bahwa ada acara seperti ini di tingkat Universitas.

Wajar, sewaktu itu masih berpredikat Mahasiswa Baru dan

baru diberi amanah dalam men-gurus Himpunan. Sudah tentu akan lebih memprioritaskan amanah yang baru di pegang ini.

Siapa yang mengajak kamu ikut pelatihan ini ?

Ketika itu salah seorang alumni dari SOL mengajak saya untuk turut ikut bergabung dalam acara ini. Dari namanya saja, saya sudah tertarik dan terlebih ini merupakan acara yang di selenggarakan dari BEM Unpad.

Karena masih hangat-hangat-nya dan masih menggebu-gebu akibat dari proses kaderisasi oleh Himpunan Fisika ini, tan-pa pikir panjang saya langsung menerima tawaran tersebut.

Lalu, bagaimana perasaan kamu setelah mendapat tawaran itu ?

Ketika pertama kali menerima tawaran tersebut, sebenarnya ada salah seorang teman saya yang akan menemani saya di kegiatan ini. Tetapi entah kenapa, rekan saya tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan ini dan alhasil saya menjadi single fighter perwakilan dari HIFI pada acara tersebut. Su-lit memang di tambah ada be-berapa doktrin yang membuat

saya bimbang. Disitulah mental memang dipakai, apapun prosesnya cobalah yakin pasti ada muatan yang disampaikan dari proses tersebut. Positif Thinking!

photo: Fadhlan: Ridwan

Kalo boleh tahu, siapa aja yang boleh mendaftar ke LKMM ini? Ribet gak sih?

Acara ini hampir dihad-iri oleh seluruh Lembaga Kemahasiswaan yang ada di Universitas Padjadjaran. Dari yang namanya Unit Ke-giatan Mahasiswa atau UKM, BEM, BPM, dan Himpunan pun ambil andil dalam acara LKMM : SOL VI.

Dan dalam mengikuti acara ini, peserta meru-pakan perwakilan dari Lem-baga Kemahasiswaan ataupun mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan ini dengan status Non-Delega-si.

Atau dengan kata lain, kegiatan ini memerlukan persetujuan dari masing-masing Lembaga Kemaha-siswaan yang akan mengir-imkan delegasinya (Bagi yang merupakan Delegasi dari LK).

campus_area

SCHOOL OF LEADER

Page 43: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 43

LKMM

ilutrasi: astronotcilik

Setelah menjadi peserta, per-asaan kamu gimana ?

Setelah mengalami proses yang berlarut-larut dan berb-agai macam acara di dalamnya, saya akui ini merupakan salah satu acara yang bisa dibilang sangat sukses dan sangatlah menarik untuk diikuti.

Di samping acaranya, saya rasa setiap peserta bahkan panitia yang mengikuti acara ini dapat mengambil banyak pengalaman, ilmu, dan muatan softskill yang terdapat di dalamnya.

Pematerinya pasti berpengala-man banget ya ?

Setiap pematerian diisi oleh pemateri yang merupakan ses-eorang yang sangat super dan berpengalaman. A great leaders on the pitch.

Lalu, bagaimana dengan fasilitas penunjang dalam pelatihan ini?

Tidak hanya pemateriannya saja, bahkan hingga fasilitas yang sangat mendukung untuk pembentukan jiwa kepemimpin.

Tidak perlu penasaran jika mengikuti acara ini dan tempat yang ditemui sangatlah ses-uai dengan setiap muatan yang akan di sampaikan.Mungkin bisa

dibilang, hampir setiap rang-kaian kegiatan pada acara ini bermuatan kepemimpinan.

Bekal yang sangat penting untuk benih pemimpin-pemimpin selanjutnya. Apalagi HIFI memang dikenal sebagai salah satu LK yang memiliki ‘paso-kan’ pemimpin yang mumpuni.

Hal apa sih yang bagi kamu itu penting? Dapet temen banyak gak disana?

Satu hal penting bagi saya, sesuatu yang dapat di ambil lebih dari kegiatan ini yaitu teman-teman baru. Teman-teman baru ini yang lebih worthed.

Teman-teman baru ini yang dapat menjadi tempat untuk sharing mengenai apapun, baik Lembaga Kemahasiswaan yang di-pegang ataupun bencana sosial yang sedang terjadi.

Ini membuat saya sadar akan quotes “diatas langit, ma-sih ada langit”. So, is there still any-space for our arro-gance?

Apa harapan kamu selanjutnya dengan pelatihan kepemimpinan ini?

Kegiatan ini memang wajib untuk diikuti. Jika diizinkan, mungkin saya akan mengajak sebanyak-banyaknya dan memper-

banyak perwakilan dari Him-punan Fisika ini. Dan dapat digaris bawahi bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan ta-hunan. Berarti, kemungkinan besar tahun depan kegiatan ini akan diadakan lagi.

Persiapkan saja perwakilan dari Himpunan Fisika ini untuk mengikuti kegiatan tersebut.On the Pitch. HIFI sudah memiliki warna di tingkat Universitas. Gak perlu heran lagi bahwa kader-kader dari Himpunan Fisika ini dapat membuktikan apa yang telah diwariskan oleh pendahulunya.

Untuk yang penasaran, rekan-rekan Kalibrasi bisa memper-siapkan diri dan mendaftarkan diri langsung apabila acara LKMM : School Of Leader ini telah di selenggarakan lagi. Mari mulai banggakan himpunan ini!

Diatas langit, ma-sih ada langit dan

dapat berkaca untuk lebih baik kedepan-nya serta memupuk ‘Proud’ tersebut

dari sekarang

Muhammad Fadlullah Fathul MubinPeserta LKMM: SOL VI

SCHOOL OF LEADER

Page 44: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

44 | kalibrasi | july 2013

mechanics

Pro cyclists use cleverengineering and new materialsto leave their rivals in the dust…

In bicycle racing, one thing will neverchange: the more power you put intothe system, the more speed you getout. But over the past 50 years, the technology and design of racing bikes

has undergone radical changes, and the future promises evenlighter, faster and more efficient machines.

Take, for example, the Dogma 2 designed by Italian bicycle manufacturer Pinarello – the bike on which British cyclist Sir Bradley Wig-gins won the 2012 Tour de France. At first glance, this is a bicycle like any other that has been built in the past 120 years. There are two rubber tyres, handlebars, a tubular frame, pedals and a chain-and-sprocket mechanismthat powers the rear wheel. But the Dogma 2has about as much in common with your aver-age bike as a Ferrari does with a Fiat.

The first critical difference between the Dogma 2 and the majority of bikes on the mar-ket today is that it is purely for racing. Racing bikes are not designed for comfort nor style, and certainly not for affordability. They are built to be aerodynamically flawless, feather

cutting-edgeracing bikes

SaddleTo decrease overall weight ofthe bike, all nonessentialitems are sacrifi ced, includinga comfortable saddle cushion

DerailleursThough some bikes aregetting wireless derailleurs,most still are controlledmanually via cables linkedto the gear shifter.

++

Page 45: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 45photo: doc.kalibrasi

FrameHigh-end racing bikeframes are almostentirely carbon-fi breconstruction tailored toprecise measurementsof the rider.

StemOn racing bikes, the handl bars are mounted directly on a shortened stem that im-proves handling and makes it easier to swap handlebars after a crash.

Gear shifterSmall pivoting switches

on the brake handles alterthe tension of the cable

when the gear is changed, inturn moving the derailleurs.

HandlebarsRacing bike

handl bars ergonomically fi t the natural

shape and angle of the

rider’s hands.

WheelRacing rims are a

composite of aluminiumand carbon fi bre with

tyre pressure pumped upto 9.8kg/cm2 (140psi) for

road bikes and up to15.5kg/cm2 (220psi)

for track events.

PedalRacing pedals have only twopieces – the footplate and the crank arm – positioning the pedal much closer to the bike.

racing bike anatomyProfessional racing bikes are lighter, smaller and

custom-made to suit the rider and the event

What is a Retül fitting?

photo: doc.kalibrasi

Page 46: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

46 | kalibrasi | july 2013

light and astoundingly efficient about transfe ring muscle power to speed.

Let’s start with weight. Think about the last time you lifted a mountain bike to stow it on the roof rack of your car. Those things can be heavy and bulky. In con-trast, the Dogma 2 frame weighs just 920 grams (two pounds)!

That’s because nearly every serious racing bike is made from carbon fibre, a super-light material with an impressive strength-to-weight ratio. The carbon fibre used in the Dogma 2 is called 60HM1K, which means it can withstand a hefty 60 tons of force per square centimetre.

Then there’s the aerodynamics of the Dogma 2. Every single part of this ma-chine is modified to reduce drag. The fat rims and flattened spokes of the tyres cut effortlessly through the air; vertical frame parts are triangular in cross-section with the point facing forward; and even seem-ingly aesthetic flares have been engi-

mechanics

++

photo: doc.kalibrasi

Page 47: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 47

neered for speed and efficiency. For exam-ple, the forks on the Dogma 2 – the part of the frame that attaches to the front wheel – are wavy, which looks u deniably cool.

But the undulasting width of the tub-ing works to absorb vibrational frequen-cies from the front wheel, making for a smoother, faster ride. All cables for break-ing and shifting are also routed internally, further minimising the profile. One of the massive advantages of carbon fibre - beyond its strength and then shaped to achieve even the most ambitious engineer-ing goals. For instance, all racing bikes mount the chainset - the powertrein of the bike - on the rightside. This cartesian im-balance in the forces exerted on the right and left sides of the frame while pedalling.

Pinarello responded to that imbalance by creating an ‘asymmetrical’ frame for both the original 2009 Dogma and its se-quel. Carbon-fibre frames are contructed by layering multiple sheets of carbon-fibre fabric to provide custumised structural rigidity and wall thickness. A close look at the right side of the Dogma frame reveals slightly thicker tube walls to balance ped-alling stress across the frame.

The result is a bike that responds with maximum effi ciency to pedalling forces Interestingly one of the subtlest innov tions in modern racing bikes is also one of the most technologically brilliant. Many professional gear-shifting systems are now entirely wireless. Yes, that’s right – not a single cable. The mechanism on a bike responsible for moving the chain from sprocket to sprocket is called a de-railleur (French for derailer). Bikes have both a front and back derailleur.

++

Page 48: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

48 | kalibrasi | july 2013

mechanics

The chainset in focusOften referred to as the crankset in the USA, the chainset is the highly effi cient drivetrain on a modern racing bike. By pedalling, the rider applies torque to two front chainrings that pull a chain around ten or more rear

CogsetThis rear assemblyconsists of ten or moresprockets of varying sizes, each corresponding to a different gear.

Front derailleurThe front derailleur switchesback and forth from thelarge to small chainringsto provide the right tensionfor low or high gears.

Crank armAn aluminium or carbon-fi bre

crank arm transfers forcefrom the pedals into torque

that rotates the chainring.

sprockets, or gears. The teeth on each sprock-et are carefully spaced in order to allow rear derailleurs to slip the chain from sprocket to sprocket in a fraction of a second while on the move.

Rear derailleurThe rear derailleur recoversslack to maintain tension-and smoothly moves the chain across ten or more sprockets.

ChainA lightweight nickelplatedroll chain transferspower from the chainringsto the rear cogset.

ChainringThe large (as many as 53 teeth) and small (as few

as 20 teeth) chainrings pull the chain which powers the

wheels.

++

The front one sits above and behind the right pedal, moving the chain from one large sprocket to a much smaller one. The rear de-railleur, on the other hand, slips the chain on and off up to 11 different sprockets which are mounted in the centre of the rear wheel.Until recently, riders changed gears by ad-justing the tension of cables that ran from the handlebars to the derailleurs.

But even the best shifting systems experi-ence wear on the metal cables that can affect shifting speed. In a wireless shifting system like the Campagnolo Electronic Power Shift,

ergonomic light-touch triggers are built into the handlebars and brake levers.

A tiny radio inside the handlebars transmits each shift command wirelessly to the derail-leurs, which seamlessly move the chain using small electronic motors. A mechanical derailleur can downshift a maximum of fi ve sprockets at a time and upshift only three, while an electronic shifting system can downshift or upshift all 11 sprockets at once. Bike manufacturers are already developing on-board computers and sensors to create the first fully automatic electronic shifting system.(ed**)

photo: doc.kalibrasi

Page 49: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 49

mechanics

Clutch brakeengineering

photo: doc.kalibrasi

++

Looks may deceive, but this metal ring canplay a vital role in engaging a vehicle’s

transmission.

Transmissions play a funda-mental role in the process of getting a vehicle to move.

A car’s transmission is co nected to the engine and serves to ‘trans-mit’ the power generated there to the wheels that drive the vehicle. Within this transmission, gears are used to reduce the number of revo-lutions of a crankshaft, ensuring more effective use of the engine’s torque.

When a car is in neutral, power from the engine is driving the transmission input shaft, in turn rotating some parts in the trans-mission on idle. However, once fi rst gear is selected to go forwards or reverse to go backwards, the clutch is depressed, disengaging the input shaft from the engine. Due to inertia, the input shaft could still spin for some time how-ever, meaning certain parts of the transmission will be spinning too fast to interlock with the gears.

A clutch brake works by fi xing to the input shaft on a manual gearbox, acting as a source of fric-tion between the release bearing and transmission bearing retainer cap, effectively reducing the input shaft’s rate of rotation and slowing the spinning inside the gearbox. This allows for the gears to ‘mesh’ effectively without any signifi cant grinding or clashing. Indeed, clutch brakes are instrumental in avoid-

ing excessive wear of those all-important inner transmis-

sion components. There

are three common types of clutch brake found in vehicles: a one-piece clutch brake, a two-piece ‘hinged’ clutch brake and a torque-limiting clutch brake.

The one-piece variety can only be installed with the transmission removed from the vehicle, so it can go over the circular input shaft. Its thick plate provides a good friction surface to slow the input shaft when it’s spinning. A two-piece hinged clutch brake, on the other hand, can be installed with the trans-

mission in place, simply by hinging and then fi xing around the input shaft.

Finally, a torquelimit-ing clutch brake is com-monly used for more heavy-duty applications and features a hub with washers that slip un-der a certain amount of torque, ensuring the smooth engagement of gears in the transmis-sion.

Friction surfaceThis surface on either siderubs between the releasebearing and transmissionwhen engaged, slowing downthe spinning input shaft.

TangsThe metal tangs hereare splined into thegrooves of the inputshaft, locking to it.

Powerfromengine

Input shaft holeThe hole in the middle is where the input shaft sits. Hinged clutch brakes can simply clip round it.

Page 50: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

50 | kalibrasi | july 2013

lienAnd once upon a

time, when I fell in

love with you…

“Halo makhluk bumi,

perkenalkan, aku adalah makhluk dari planet saturnus, ya planet ber-

cincin yang mempunyai banyak bu-lan itu. Namaku juga diambil dari salah satu bulan terbesar di satur-nus ini. Jangan tanya mengapa aku bisa mengerti bahasa kalian, bahkan menulis cerita disini.

Kami, oleh Tuhan diberikan anugrah bisa belajar dengan cepat, mengerti sesuatu hanya dalam sekejap mata saja, membaca piki-ran makhluk lain selain makhluk saturnus tentunya, namun kami tak terlihat atau bahasa keren-nya invisible. Ya, Tuhan memang sangat adil, kami yang¬ diberi-kan kelebihan tadi, justru punya kekurangan juga.

Tapi, bentuk invisible kami ini hanya berlaku jika kami keluar dari zona nyaman kami –planet satur-nus. Bangsa kami sangat menyukai perjalanan, atau traveling. Hampir setiap hari, kami mondar-mandir keluar planet, mereka bilang kalau di Saturnus terus bosen, makannya mereka keliling Alam Semesta.

Banyak yang pergi, dengan alasan yang bermacam-macam, dari mulai pergi ke Mars karena kat-anya ada kendaraan yang bisa jadi robot atau main ke planet Krypton buat ketemu sama pahlawan kece yang ga belajar gimana caranya pake ‘underwear’ yang bener, hing-ga perjalanan ekstrim mendekati matahari.

Katanya pengen bikin gelap kulitnya, kemudian kembali lagi setelah berhari hari atau berbulan-bulan. Ada juga yang pergi, tapi tak pernah kembali. Mereka yang tak kembali katanya pergi ke suatu planet yang faktanya jaraknya itu ga jauh-jauh amat dari sini, tapi entah ada apa di planet itu sampai-sampai mereka tak kembali kerumah mereka.

Dari rumor yang beredar, planet itu konon sangat indah, banyak hal yang tak mungkin ditemukan disini, tapi juga sangat banyak mis-terinya. ada juga diantara mereka yang tak pernah kembali kemung-kinan besar mati. Mati saat pergi, atau mati saat akan kembali.

IT’S ME !

Namaku adalah Rhea, seperti kataku tadi, Rhea adalah salah satu nama bulan yang kedua ter-besar setelah Titan. Sebagai salah satu makhluk saturnus, mungkin hanya akulah yang aneh seperti alien, ketika mayoritas bangsa kami menghabiskan waktu untuk berkeliling alam semesta hanya untuk kesenangan, mengabadikan memori hanya untuk dipajang di Wall of Fame-nya planet kami, ya sama mungkin dengan anak-anak remaja yang bolos sekolah untuk datang di acara music pagi (jangan tanya aku tahu ini dari mana).

Sedangkan aku, aku juga berkel-iling alam semesta sama sep-erti mereka, tapi saat pulang, aku menuliskan apa yang aku pelajari

FICTION

Page 51: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 51

liendari planetsaturnus

part 1dari perjalananku dalam ensik-lopedi, lumayan bisa menambah koleksi ensiklopedi sumber bacaan di perpustakaan di planet ini.

Aku sangat bersemangat, apalagi dengan hal baru, selalu penasaran dengan hal baru adalah sifat ku yang terkadang seringkali mem-berikan efek buruk untukku karena aku akan selalu mencari jawaban atas rasa penasaran itu.

Rumor planet misterius itu benar-benar membuatku banyak menghabiskan waktu mempela-jarinya, sampai suatu hari aku memutuskan untuk mengunjungi planet yang ku ketahui namanya belakangan ini, ya, aku akan pergi ke planet itu, Bumi.

Hari ini, aku putuskan untuk berangkat menuju planet bumi yang katanya indah itu. Aku pergi dengan menaiki kendaraan yang super cepat, yang makhluk sini suka kendarain kalo mau jalan-ja-lan. Sekedar informasi, kendaraan itu aku yang desain loh.

Berbekal kemampuan luar biasa, buku jurnal harian, aku pergi ke sana. Sepanjang perjalanan, ban-yak sekali muda-mudi bergentay-angan berdua-duaan mengelilingi alam semesta. Aku tak peduli, tujuanku hanya ilmu pengetahuan. Bukan foto-foto memori indah yang lama-lama akan membusuk seir-ing tidak harmonisnya hubungan mereka. Kupercepat kendaraanku hingga jarum penunjuk kecepatan menunjukan kecepatan maksimum.

Tak lama berselang, terlihatlah sebuah planet yang memang dari kejauhan saja sudah cukup mem-buat ku berdecak kagum. Biru, hijau, diselimuti sesuatu menyeru-pai kapas putih. Ada bagian yan terkena matahari, ada juga yang tidak, setidaknya kejadian ini ham-pir sama diseluruh planet di Bima Sakti ini.

Setelah berputar-putar, aku putuskan untuk mendaratkan kendaraanku dibagian tergelapnya terlbih dahulu, ternyata bumi juga mempunyai satelit seperti di satur-nus, namanya Bulan. Indah, tapi sebenarna ia tak bercahaya, hanya memantulkan matahari dengan sempurna, aku berdecak kagum lagi atas kebesaran Tuhan ini.

Mungkin keputusan mendaratkan diri di bagian gelap adalah kes-alahan, tak kulihat apapun selain bulan yang memantulkan cahaya, bintang lain yang ada disekitarnya, dan benda-benda asing dengan batang dan daun. Tuhan, gelap, apa yang indah dari gelapnya bumi ? tunjukkan aku sesuatu Tuhan. Kau tak ingin membuatku kecewa kan, Tuhan ?Namun tetap kuputuskan pencari-anku, hingga pada suatu ketika, kulihat disana, ya dari arah sana, aku tak tahu pasti nama arahnya, tapi dari balik benda kerucut itu kulihat…….

TO BE CONTINUED

oleh :Nurul Dwi A.

Pengen cerpen kamu dimuat juga?Kirimkan saja karya kamu ke email [email protected], dengan panjang tulisan maksimal 6000 karakter (berikut spasi). Cerpen yang kamu kirim akan dapat konfirma-si sebelum dimuat oleh tim Redaksi KALIBRASI.Ditunggu!

ilustrasi: astronotcilik/nuy

++

Page 52: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

52 | kalibrasi | july 2013

NEW COMER : IOS 7iOS 7 adalah sistem

operasi mobile yang akan datang yang dirancang oleh Apple Inc sebagai penerus iOS 6. Hal itu diu-mumkan pada 2013 World-wide Developers Conference perusahaan pada tanggal 10 Juni, dan dijadwalkan untuk rilis pada September 2013 nanti.

ADOBEINDESIGNAdobe InDesign

adalah aplikasi per-angkat lunak desktop publishing diproduksi oleh Adobe Systems. Hal ini dapat digu-nakan untuk membuat karya seperti poster, flyer, brosur, majalah, koran dan buku. InDe-sign juga dapat mem-publikasikan konten cocok untuk perangkat tablet dalam hubun-

gannya dengan Adobe Digital Publishing Suite.

Desainer grafis dan seniman produksi adalah pengguna uta-ma, menciptakan dan meletakkan publikasi berkala, poster, dan media cetak. Ini juga mendukung ekspor ke EPUB dan SWF for-mat untuk membuat publikasi digital, dan konten cocok untuk

konsumsi pada kom-puter tablet. Adobe pengolah kata InCopy menggunakan mesin format yang sama den-gan InDesign.

SONYWALKMAN

NWZ-W273Mau punya mu-

sic player yang 100 persen anti air? Sony Walkman NWZ-W273 adalah pilhan yang tepat, karena dapat digunakan hingga kedalaman 2 meter.

Dengan desainnya yang sederhana dan ringan, music player ini memiliki kapasitas memori hingga 4 GB. Music player serba-guna ini juga dileng-kapi docking station yang bisa terhubung dengan PC atau Mac menggunakan USB.

Soal kualitas su-ara, nggak perlu diragukan lagi, per-paduan bass dan treble yang seim-bang, bisa bikin kita betah denger musik berjam-jam.

+

+

+

+RANTAU1 MUARA

Novel ini adalah buku ketiga dari trilogi Neg-eri 5 Menara, novelis yang sempat tinggal di Washington DC, London, Quebec, dan Singapura. Novel ini memiliki banyak pesan-pesan penting yang bisa didapatkan oleh pembaca. Cinta, meng-hadapi permasalahan, hingga menyikapi perjalanan hidup yang menentukan masa depan.

photo: doc.kalibrasi

shops

++

Page 53: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 53

NGGAK PERLUSOK JAGOAN

DENGAN SATU GAME SAJA.

COBAIN EMPATVIDEO GAME

LAINNYA BERSAMA

TEMEN-TEMEN KAMU. LUMAYAN SAMBIL NUNGGU BEDUG MAGHRIB

BERKUMANDANG.CHALLANGE YOUR

BRAIN.

GAM

ES

+

X CHALLANGE YOUR BRAIN

Summoner FinaLFantasy XIVPlatform : PlayStation 3Salah satu jobs di Final Fan-tasy XIV: A Realm Reborn adalah Summoner. Sum-moner memiliki kemampuan untuk memanggil primals seperti Ifrit, Garuda dan Ti-tan dalam bentuk “Egi”.

Pacific RimPlatform : PlayStation 3, Xbox 360, ESRB, PC“Alien life. They came from deep beneath the Pacific...they counted on the humans to hide; to fail. They never considered we’d rise to the challenge.” Kira-kira seperti itulah kalimat pembuka game ini, tapi tanpa suara berat khas dari pilot Gipsy Danger, Raleigh Antrobus.

Project Zero 2:Wii EditionPlatform : Nintendo WiiProject Zero 2, atau lebih dikenal dengan judul Fatal Frame II: Crimson But-terfly, merupakan game yang sangat HG rekomen-dasikan untuk dimainkan saat Halloween. Berteriak panik bersama teman jauh lebih seru dibandingkan berteriak sendiri dan me-larikan diri keluar kamar saat bertemu Kusabi. Jika kamu menikmati Fatal Frame 2 di PS2, versi Wii masih menimbulkan rasa yang sama.

Tiny ThiefPlatform : Android, iOS, Rovio, ESRBSetelah sekian lama “mem-eras” habis serial Angry Birds, developer dari Fin-landia ini akhirnya move on ke game barunya, Tiny Thief. So Tricky !

++

Page 54: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

54 | kalibrasi | july 2013

Unpad dan BATANTandatangani KerjaSama KembangkanPenelitianTeknologi NuklirKepala BATAN, Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto (kiri) dan Rektor

Unpad, Prof. Ganjar Kurnia (Foto: Arief Maulana)*

Badan Tenaga Nuklir Na-sional (BATAN) bekerja sama dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pen-getahuan Alam (FMIPA) Unpad menggelar Semi-nar Sains dan Nuklir 2013, Kamis (4/07) di Grha Sa-nusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemaso-emantri, Bandung. Seminar ini diikuti oleh 500 peserta yang berasal dari peneliti, perwakilan instansi, stake-holder, dan mahasiswa.

Ketua pelaksana ke-giatan, Haryo Seno, S.ST., mengungkap-kan, seminar ber-

tema “Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir serta Peranan MIPA di Bidang Kesehatan, Lingkungan, dan Industri, untuk Pembangunan Berkelanjutan” ini merupakan wadah bagi pertu-karan gagasan yang menampung berbagai hasil penelitian ter-kait dengan sains dan teknologi nuklir. “Ajang pertukaran gaga-

san tersebut diharapkan dapat mengembangkan sains dan teknologi nuklir dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan, pangan, dan industri,” ujarnya.

Senada dengan Haryo, Ke-pala BATAN, Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto pun mengungkapkan, pemanfaatan sains dan teknologi nuklir tentunya harus didukung oleh peran serta para peneliti akademisi, termasuk dari Un-pad. Hal ini disebabkan, potensi nuklir ke depan akan bermanfaat bagi perkembangan masyarakat Indonesia. “Kami pun menawar-kan kerja sama kepada dosen, peneliti, dan mahasiswa Unpad untuk memanfaatkan laborato-rium dan sarana di BATAN bagi penelitian dan tugas akhirnya,” ungkap Prof. Djarot.

“Lebih lanjut ia mengungkap-

kan, kerja sama dengan FMIPA Unpad sendiri sudah terjalin sejak lama, yaitu dengan ban-yaknya peneliti Unpad yang menjadi peneliti di BATAN. “Kita menyadari bahwa untuk pengem-bangan teknologi ini tidak bisa sendirian. Oleh karena itu, kita upayakan akan terus melakukan kerja sama dengan berbagai pi-hak untuk bisa mencapai strategi pembangunan Iptek tahun 2014,” ujar Rektor saat membuka keg-iatan.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, pun mengapresiasi ta-waran tersebut. “Kita bisa opera-sionalkan kerja sama tersebut melalui penandatanganan piagam kerja sama sehingga ke depan para peneliti di BATAN bisa lang-sung menjadi peneliti di Unpad,” jelasnya.

Seminar tersebut meng-hadirkan 4 pembicara utama, yakni Kepala BATAN, Rektor Unpad, Deputi Bidang Sumber Daya Iptek Kementrian Riset dan Teknologi RI, Prof. Freddy Permana Zen, M.Sc., D.Sc., dan peneliti dari ANSTO (Australian Nuclear Science and Technology Organization), Prof. D.D. Cohen, serta penyajian makalah dari para peserta. Dalam kesempatan tersebut, dilakukan penandatan-ganan Piagam Kerja Sama terkait dengan kerja sama penelitian antara BATAN dengan Unpad, FMIPA Unpad, FTG Unpad, Faperta Unpad, dan FK Unpad.(ed**)

WHAT'S

ON!

Page 55: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

july 2013 | kalibrasi | 55

nextvol:3Release On Agustus 2013

bill gatesstory

Bernama lengkap William Henry Gates III, yang juga merupakan orang terkaya nomor 1 di dunia menurut versi Bloom-berg yang merupakan pendiri sekaligus komisaris Microsoft. Penasaran?

mutansekitar kitaKemampuan layaknya mutan dil film X-Men juga ada di dunia nyata, lho. Siapa saja, sih, mereka, dan apa kekua-tannya? Langsung saja cek informasi mengenai manusia mutan di dunia nyata ini di edisi selanjutnya!

5tools to help yousurvive worst-case

scenarios

photo: doc.kalibrasi

Muhammad Hilmi Z.@hilmiteasemangatnya harus lebih kerasa lagi.

Rahmad Saihendra@RahmadSaihendramaju terus majalah fisika.

Ganjar Nurohman@ganjarnurohmanmajalah fisika sukses terus.

Sundus MirrotinAaaa seneng ban-geeet kalibrasi ma-sih eksiis, good job kawaaan!...

Adi Hardiana S.sekarang keren ban-get majalah Kali-brasinya, dulu kita ngerjainnya ma-sih jadul banget bareng...

Surya Fadli Windamantap untuk edisi kali

Ronald Samuel P.JAYA KALIBRASI FISI-KA UNPAD.. SALUT BUAT KEPENGURUSANYA YANG SEKARANG!

John ‘Phys’Kalo bisa Materinya ikuti perkembangan teknologi masa kini namun bahasanya yang dibuat mudah..

advance your knowledge

++

viafanpage

Page 56: Kalibrasi Vol. 2 (Ed. 2 2013)

56 | kalibrasi | july 2013

Selamat MenunaikanIbadah Puasa

powered by:

kalibrasiphysics magazine