Upload
vudang
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. J. Juliwan M. SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
K E G I A T A N
D I B U L A N
A G U S T U S
Misa Minggu II,
9 Agustus 2015
Misa Minggu IV,
23 Agustus 2015
usim Panas yang dinantikan..
Di negara yang mempunyai 4
musim, Musim Panas atau
Summer menjadi masa yang sangat
dinantikan. Seolah Musim Panas ini
menjadi ‘surga’nya orang-orang yang
begitu merindukannya. Canada adalah
salah satu negara yang termasuk di
dalamnya, apalagi Canada dikenal dengan
musim dinginnya
yang panjang.
Kedatangan Musim
Panas menjadi
sukacita tersendiri
yang disertai dengan
masa liburan
panjang. Maka tidak
mengherankan
bahwa Musim Panas
menjadi identik
dengan masa
liburan. Oleh sebab
itulah ada banyak orang merencanakan
perjalanan dan menikmati Musim Panas ini
dengan pergi ke tempat-tempat rekreasi,
yang terkadang membutuhkan perjalanan
yang jauh dan biaya yang tidak murah juga.
Bahkan ada berbagai macam agenda dan
tawaran yang diajukan untuk mengisi
Musim Panas dan liburan ini.
Musim Panas dan masa liburan ini
ternyata ikut mempengaruhi pula kehadiran
umat dalam perayaan Ekaristi atau kegiatan
rohani lainnya. Para pastor sudah merasa
biasa bahwa jumlah umat yang ke gereja
berkurang selama Musim Panas karena
cukup banyak yang pergi liburan ke luar
daerah. Tentu saja situasi seperti ini
menjadi pengalaman tersendiri bagi kita
semua yang tinggal di Canada, daerah yang
memiliki Musim Panas. Begitu besarnya
pengaruh kemajuan dunia dalam kehidupan
kita sekarang ini. Tentu saja sangatlah
penting bagaimana menghadapi kemajuan
dunia dengan berbagai
tawarannya itu.
Musim Panas yang
sekaligus menjadi masa
liburan ini
merupakan
kesempatan yang
baik pula untuk
mengalami Kasih
Tuhan melalui
ciptaanNya. Melalui
berbagai perjalanan
liburan yang dilakukan, ke mana pun,
hendaknya kita semakin mampu menyadari
kaegungan karya Tuhan yang telah
menciptakan dunia dan seisinya ini. Relasi
yang indah dengan Tuhan, tentu akan
menjadi kekuatan tersendiri dalam
menjalani kehidupan ini. Bukan hanya
menjalani kehidupan, namun dalam
menghadapi tantangan jaman, kita akan
selalu siap. Sebenarnya dengan berbagai
aktivitas Musim Panas yang dilakukan,
setiap orang diajak untuk semakin mampu
masuk ke dalam Misteri Kasih Allah
kepada manusia dan ciptaanNya.
M
Bersambung ke halaman 8,
W W W . U K I . C A J U L I 2 0 1 5 / N O . 2 7 7
BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
Oleh Rm Johanes Juliwan Maslim, SCJ
July Summer
Is Coming...
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318
Deacon
Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Damianus Indyarta, (416) 284.4707
Sekretaris
Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
Seksi Bina Iman
Esther Kurniadi, (416) 371-2593
Seksi Sosial
Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121 [email protected]
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222 [email protected]
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379 [email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha [email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
H A L A M A N 3 J U L I 2 0 1 5 / N O . 2 7 7
ulan Januari 2016 nanti
Komunitas Umat Katolik
Indonesia Calgary akan
merayakan Ulang Tahun
mereka yang ke 5. Dalam
usia yang masih balita ini, UKI
Calgary berusaha untuk
membangun keluarga yang solid
dan setia akan Iman Katolik dan
dalam kebersamaan sebagai satu
keluarga. Tentu sebuah
perjuangan tersendiri bagi
seluruh umat di Calgary,
perjuangan itu sudah dimulai dan
sekarang sedang terus
dilanjutkan.
Dalam usia yang masih
muda ini, ternyata UKI Calgary
sudah berkembang baik dengan
berbagai sukacita dan
kendalanya. Itulah sebabnya
mereka berusaha bekerja bersama
dalam membangun umat yang
ada di Calgary. Di tengah
berbagai kesibukan kerja, mereka
berusaha memberikan waktu
untuk berkumpul dalam berbagai
kasih dan meneguhkan iman
katolik. Sebulan sekali, pada hari
Minggu ketiga, umat berkumpul
untuk merayakan Ekaristi (Misa)
di Gereja St. Joseph. Pelayanan
Misa dalam Bahasa Indonesia
sampai saat ini diperoleh 3 kali
setahun dan selebihnya Misa
dalam Bahasa Inggris, yang
dilayani oleh pastor setempat
dengan lagu-lagu Indonesia, jadi
ada perpaduan.
Kedatangan romo yang
merayakan Misa dalam Bahasa
Indonesia menjadi sebuah
moment untuk memperdalam
iman dan pengetahuan. Oleh
sebab itulah romo yang datang
untuk merayakan Misa, sekaligus
juga mendampingi dalam
pendalaman iman yang berbentuk
Retret atau Rekoleksi bersama.
Waktu yang tersedia, walaupun
tidak sangat panjang, namun
dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin. Inilah usaha yang
dilakukan selama ini untuk
semakin memantapkan landasan
iman Katolik. Kedatangan romo
juga menjadi kesempatan untuk
mengenal umat yang berada di
Calgary. Romo yang datang akan
tinggal di rumah salah satu
keluarga dan setiap kali datang
akan berpindah tempat ke
keluarga yang lain. Hal ini juga
sebagai kesempatan untuk
mengenal keluarga umat Katolik
di Calgary.
Perjalanan Umat Katolik
Indonesia di Calgary ini jelas
akan berlanjut dengan terus
berjuang. Kesatuan dan
kebersamaan sebagai satu
kawanan domba Allah akan
menjadi kekuatan untuk terus
berkembang. Walaupun dalam
jumlah mungkin merasa belum
banyak, namun dalam kualitas
akan terus berkembang.
Diperlukan semangat juang yang
tinggi yang disertai dengan
kerendahan hati dalam saling
melayani sesama saudara
sekomunitas. Perlu terus
membuka hati untuk
mengevaluasi diri dan
merencanakan perjalanan
selanjutnya dengan berbagai
program bersama.
Tuhan memberkati
perjuangan UKI Calgary.
-----
Romo Johanes Juliwan Maslim,
SCJ
Berusaha Untuk Setia
Mengenal perjalanan
Umat Katolik Indonesia
di Calgary
Foto atas, Rm J. Juliwan Maslim, SCJ. (Tengah) Rumah retreat Mt. St. Francice Cochrane. (Bawah) Sebagian dari para
peserta retreat UKI Calgary
B
H A L A M A N 4
MENJELANG PASKKAH YAHUDI
eristiwa ini terjadi ketika hari
raya Paskah orang Yahudi
sudah dekat (Yoh 6:4). Dalam
Injil Yohanes, penyebutan
waktu ini didapati pada peristiwa-
peristiwa yang
penting.
Pembersihan
Bait Allah (Yoh
2:13)terjadi pada
waktu itu.
Kemudian pada
peristiwa pemberian makan orang
banyak seperti di sini. Perjamuan
Terakhir dengan para murid (Yoh
13:1) terjadi juga menjelang Paskah
Yahudi. (Perjamuan ini bukan
perjamuan Paskah – yang bagi
Yohanes terjadi ketika Yesus wafat di
salib). Peristiwa memberi makan
orang banyak kali ini ditampilkan
sebagai salah satu dari tiga peristiwa
penting yang mendahului Paskah
baru, yakni kebangkitan Yesus.
Dalam kisah pembersihan Bait, orang
menyangka Yesus hendak
mengadakan pembaharuan sosial
besar-besaran bagi orang Yahudi
dalam waktu singkat. Tidak mereka
sadari bahwa Bait yang morat marit
dikotori sikap tak percaya itu sebentar
lagi akan digantikan dengan dirinya
yang nanti akan bangkit menjadi Bait
yang hidup bagi semua orang. Juga
dalam Perjamuan Terakhir para murid
sendiri belum amat menyadari bahwa
kebesaran Yesus terletak dalam
pelayanan, yakni sikap yang
diajarkannya pada saat-saat terakhir
itu. Dan orang-orang yang telah
dikenyangkan seperti dikisahkan
dalam petikan hari ini hanya
melihatnya hanya sebagai nabi yang
telah datang ke dunia (Yoh 6:14) dan
malah ingin menjadikannya raja.
Kesadaran batin orang-orang, juga
para murid terdekat, belum
berkembang utuh seperti orang buta
sejak lahir yang dibuka
penglihatannya oleh Yesus. Pada
mulanya memang orang itu mengenal
Yesus hanya sebagai penyembuh
paranormal (Yoh 9:11 dan 15).
Kemudian ketika ditanya-tanya oleh
kaum Farisi, orang itu mulai berpikir
bahwa tentunya Yesus itu nabi (Yoh
9:17). Tapi ketika bertemu Yesus lagi
dan berbicara dengannya, ia
menyadari siapa sesungguhnya dia
dan sujud menyeru “Aku percaya,
Tuhan” (Yoh 9:38). Orang-orang di
Bait Allah, orang banyak di tepi
Danau Tiberias di Galilea, bahkan
para murid terdekat sendiri masih
perlu maju setapak lagi agar
menyadari siapa Yesus itu. Tanda-
tanda besar – mukjizat – baru
membuat orang mulai mengakui
kebesarannya menurut bayangan
masing-masing. Jadi belum tentu
sejalan dengan yang dipikirkan
Yesus. Kebenaran baru tercapai bila
orang berani maju sendiri seperti
orang tadi.
PERMINTAAN YESUS
Kisah memberi makan lima ribu
orang ini dijumpai dalam semua Injil
(Mrk 6:30-44 Mat 14:13-21 Luk 9:10
-17 dan petikan hari ini Yoh 6:1-15).
Menurut Markus, Matius dan Lukas,
para murid menyadari bahwa hari
sudah mulai petang dan akan makin
sulit mendapatkan makanan. Warung-
warung segera akan tutup. Waktu itu
memang belum lazim ada kedai
makan yang buka malam hari. Maka
para murid mengusulkan kepada
Yesus, yang sedang melayani orang-
orang itu, agar menyuruh mereka
bubar saja dan pergi membeli
makanan sendiri-sendiri. Tapi Yesus
malah menyuruh murid-muridnya
Bingkisan Kasih
Injil Minggu Biasa XVII
tahun B, Yoh 6:1-15,
mengisahkan bagaimana
Yesus mampu memberi
makan lima ribu orang
dengan membagi-bagikan
lima roti jelai dan dua ikan
yang kebetulan tersedia
pada waktu itu. Sisa
potongan roti setelah
semua orang makan
bahkan mencapai dua belas
bakul penuh! Apa
wartanya? Sebelum
membicarakan lebih lanjut,
marilah kita memahami
kisah “Yesus memberi
makan orang banyak”
bukannya sebagai tindakan
ajaib “memperbanyak
makanan” semata-mata.
Tekanan diletakkan pada
perhatian Yesus kepada
orang-orang yang
mendatanginya, bukan
pada mukjizatnya sendiri.
Oleh Prof. Agustinus GIANTO, S.J.
P
J U L I 2 0 1 5 / N O . 2 7 7 H A L A M A N 5
ikut bertanggung jawab memberi
makan orang banyak itu. Sikap ini
tampak jelas dalam Injil Yohanes. Di
situ Yesus mulai menggugah
perhatian Filipus dengan bertanya,
“Di mana kita bisa membeli roti
supaya mereka dapat makan?”
Begitulah Yesus mengajak murid-
murid melayani dan menyediakan
makanan bagi orang-orang yang telah
kena pesona para murid itu sendiri.
Jangan orang-orang itu ditinggalkan
dan dibiarkan sendirian setelah sukses
dikecap. Kembalikan kepuasan
kepada mereka!
Tentu saja tidak mudah. Filipus
menghitung, uang dua ratus dinar
takkan cukup buat orang sebanyak itu.
Kita tahu, sedinar itu upah lazim satu
hari kerja bagi pekerja biasa dan
boleh jadi hanya cukup bagi satu
keluarga dengan lima orang. Maka
paling banter dengan dua ratus dinar
hanya akan dapat disediakan makanan
bagi seribu orang, bukan lima ribu!
Masing-masing orang tak bakal
mendapat sepotong kecil roti saja!
Apa ini namanya memberi makan?
Begitulah cara berpikir dengan angka-
angka melulu. Hasilnya ialah angkat
tangan menyerah.
Filipus bukan sebarang orang. Tokoh
ini berasal dari Betsaida, kota pusat
perdagangan ikan di tepi danau
tempat peristiwa ini terjadi. Ia dulu
dipanggil Yesus sendiri agar
mengikutinya (Yoh 1:43-48). Ia
kemudian mempertemukan Natanael
dengan Yesus. Ia juga pernah diminta
orang-orang “Yunani” (maksudnya,
orang Yahudi yang berpendidikan
modern) untuk memperkenalkan
mereka kepada Yesus (Yoh 12:21).
Memang Filipus orang yang
terpandang di masyarakat. Boleh jadi
ia usahawan penting di kota pasar
ikan itu. Dan dia itulah yang sekarang
diminta Yesus memikirkan keadaan
orang banyak. Tapi ia hanya bisa
mengalokasi 200 dinar bagi konsumsi
masa. Lalu apa mesti menghubungi
relasi sana sini yang bisa membantu?
Pada saat itu Andreas, seorang murid
yang berasal dari Betsaida juga,
tampil dengan sebuah pemecahan
yang malah semakin tak masuk akal.
Pembaca perlu membiarkan diri
dibawa Yohanes masuk ke dalam
Injilnya. Seakan-akan Oom Hans kita
ini berbisik, kalian tahu kan, Filipus
dan Andreas bisa saja mengontak para
relasimereka di Betsaida dan tempat-
tempat lain yang dengan senang hati
akan menyiapkan lima ribu nasi
bungkus! Hubungi mereka cepat-
cepat pasti beres deh! Kita makin
diperkenalkan ke sisi-sisi manusiawi
orang-orang yang diceritakan. Kita
boleh jadi akan merasa rada
kelabakan seperti Filipus. Baru begitu
kita akan mulai melihat bahwa Filipus
mungkin belum betul-betul
memperhatikan kebutuhan orang
banyak yang telah terjaring ke sana.Ia
memang sudah bisa memikirkan sisi
finansial pengurusan paroki tapi
belum sigap menanggapi kebutuhan
umat yang ada di situ. Oom Hans ini
tidak menyindir Filipus atau siapa
saja, ia mengajak kita membaca
kisahnya dengan humor dan melihat
diri kita sendiri di mana.
BUNGKKUSAN MAKANAN –
BINGKISAN KASIH
Pemecahan yang makin absurd
diajukan oleh Andreas yang tentunya
juga orang yang punya banyak relasi
seperti Filipus. Andreas mendapati
seorang anak kecil yang mempunyai
lima roti dan dua ikan, tapi, tapi,
tapi... Ia berpikir seperti Filipus juga.
Oom Hans membiarkan pembaca
menangkap maksud tulisannya
dengan kreatif. Kita boleh bertanya
siapa anak kecil itu? Kok tiba-tiba
dimunculkan. Dan apa yang
dibawakannya? Lima roti dan dua
ikan itu kiranya bukan bekal yang
dibawanya.Terlalu banyak. Tentunya
juga bukan barang dagangan. Lalu
apa? Mari kita bayangkan, anak itu
diutus oleh ibunya yang tinggal di
dekat-dekat situ untuk menyampaikan
bungkusan roti dan ikan bagi Andreas
dan Filipus yang pernah mampir ke
rumahnya. Kita ingat Yesus beberapa
waktu sebelumnya mengutus murid-
muridnya dua berdua mengunjungi
pelbagai tempat menyiapkan
kedatangannya. Bungkusan makanan
itu sekedar tanda masih ingat akan
kunjungan mereka berdua yang tak
membawa bekal makanan. Juga
ungkapan terima kasih. Tentu
Andreas rada kikuk. Apa yang mau
dibuat dengan roti dan ikan yang
memang enak itu bagi orang sebanyak
ini? Kita berhenti di sini dan masuk
kembali ke dalam teks Yohanes.
Yesus mengambil roti tadi. Yesus
mengucap syukur – mengucap terima
kasih kepada Yang Maha Kuasa.
Begitu juga dilakukannya dengan
ikannya. Lalu dibagi-bagikannya
kepada semua orang di situ. Itulah
mukjizatnya! Yesus mengubah tanda
terima kasih yang dibawakan anak
kecil tadi menjadi makanan bagi lima
ribu orang dewasa. Dan masih sisa
dua belas bakul penuh potongan roti
yang dapat diberikan kepada siapa
saja.
Ungkapan syukur kepada yang ada di
surga itu telah mengubah bungkusan
roti dan ikan tadi menjadi bingkisan
Bersambung ke halaman 11,
H A L A M A N 6
eperti tahun-tahun sebelumnya,
Mudika kembali mengadakan retret
tahunan yang diadakan tanggal 26-
28 Juni di JERICHO HOUSE,
Winfield, Niagara Falls area. Tema retreat
kali ini adalah “Inner Healing” atau luka
batin dengan tiga pembicara utama Father
Peter McKenna SCJ, Frater James dan Romo Juliwan SCJ.
Pelaksanaan retret merupakan kerjasama antara mudika cores
dan KTM (Komunitas Tritunggal Mahakudus) – PDKK Gratia.
Peserta tahun ini (lima puluh orang) didampingi oleh empat
pasutri, berangkat menuju rumah retret dengan Bus dari dua
lokasi penjemputan yaitu North York dan Missisauga. Peserta
disambut oleh Sr. Jaqcline and Br. Bill yang merupakan
pengelola “Jericho House”. Setelah semua peserta berkumpul,
dan acara pembagian kamar, retret ini dibuka dengan MISA
Kudus yang dipimpin oleh Fr. Peter McKenna, SCJ. Setelah
misa dilanjutkan dengan makan malam bersama. Acara hari
pertama ditutup dengan adorasi.
Hari kedua –tepat jam tujuh pagi peserta retret diperkenalkan
dengan meditasi katolik, yaitu Doa Yesus (Jesus
Prayer) selama empat puluh lima menit. Setelah
peserta menikmati sarapan pagi, session berikutnya
dibawakan oleh Frater James, seorang novis SCJ dari
USA dan mahasiswa tingkat akhir Theology di
Chicago. Sebagai orang muda (salah satu anggota SCJ
termuda di north America), beliau mengisi dua session
yang intinya menceritakan Kasih Allah yang sungguh
besar dan bagaimana Jesus telah diutus untuk
menyelamatkan: “No greater Love and Christ the saviour”. Frater juga
membagi pengalamannya bertugas di Kamboja untuk menolong atau
menyelamatkan korban HUMAN TRAFICKING terutama anak-anak.
Sesi sore diisi oleh Fr. Peter McKenna dengan judul “Harden Not Your
Heart”. Sesi ini, sebagai pengantar penerimaan sakramen pertobatan.
Luka batin dapat disembuhkan dengan “rekonsiliasi” atau pertobatan –
seperti Tuhan yang telah mengirimkan putra tunggal nya Jesus ke dunia untuk menyelamatkan – maka diharapkan
Retreat MUDIKA
June 26 – 28, 2015 Oleh Damianus Indyarta
S
H A L A M A N 7
peserta retreat untuk membuka hati dan memaafkan siapa saja yang telah
melukai hati nya yg dilambangkan dengan pembasuhan kaki para figures. Ada
enam figures yg melambangkan ayah, ibu, saudara perempuan dan saudara laki
-laki.
Setelah acara pembasuhan kaki, peserta retret bisa menerima sakramen tobat
dari Fr. Peter McKenna SCJ, dan Romo Johanes Juliwan Maslim,SCJ. Frater
James juga menerima counseling untuk peserta yang membutuhkan. Malam
itu, para peserta juga menerima surat cinta dari orang tua
masing-masing yang merupakan tanda cinta. Acara membaca
surat cinta yang dikirim oleh orang tua sangat mengharukan
para peserta retreat.
Session akhir di hari minggu dibuka dengan ceramah Romo
Johanes Juliwan Maslim, SCJ yang membahas sakramen-
sakramen di gereja katolik yang dapat digunakan sebagai alat
untuk membebaskan kita atas segala kesalahan dan dosa-dosa
yang telah diperbuat. Di akhir sesion, Romo Juliwan
memberikan tiga pertanyaan untuk diskusi kelompok sebagai
berikut:
1. Rahmat atau karunia apa yang diperoleh..didapat di dalam
Retret ini?
2. Penyembuhan apa yang dialami dalam Retret ini ?
3. Apa rencana and yang akan dilakukan setelah Retret ini
sebagai buah-buah Retret?
Pembahasan kelompok dilaksanakan setelah MISA
penutup dan Praise worship. Ada enam kelompok yang
melakukan presentasi final, membahas ketiga
pertanyaan tersebut dan membagikan pengalaman
mereka kepada seluruh peserta.
Sampai ketemu kembali di retreat Mudika mendatang.□
H A L A M A N 8
Kegiatan bersama Piknik
UKI
Dalam kegiatan Piknik yang
kita adakan sebagai satu Keluarga
Besar UKI, tampaklah suasana indah.
Piknik ini menjadi kesempatan untuk
bergembira bersama dengan berbagai
acara di dalamnya. Piknik ini
diadakan dalam menyambut Musim
Panas dan menjadi kesempatan untuk
berekreasi bersama. Kita
memberikan waktu di tengah berbagai
kegiatan yang kita miliki bagi
kebersamaan ini. Hal ini
mengingatkan kita bahwa memang
kita tidak hidup sendirian di dunia ini.
Kita berusaha untuk memberikan
sedikit waktu kita bagi kebersamaan.
Ini menjadi tanda nyata dalam berbagi
kasih dan menghidupi panggilan kita
sebagai pengikut Kristus, sebagai
umat Katolik. Semua acara dan
kegiatan yang diadakan menjadi
sarana bagi tujuan utama, yakni
menjadikan kita satu sebagai
Keluarga Besar UKI. Oleh sebab
itulah kehadiran kita menunjukkan
bahwa kita mencintai UKI kita ini.
Inilah pula saat untuk
mensyukuri kehidupan yang indah,
yang berasal dari Tuhan bagi kita
semua. Dengan berjumpa bersama
dan disertai pula dengan doa,
menunjukkan bahwa kita selalu ada
bersama di dalam kasih dan
penyertaanNya. Maka sangatlah
diperlukan perpaduan keduanya,
yakni jasmani dan rohani. Semuanya
itu menyadarkan kita bahwa kita
hidup tidak hanya dari makanan
jasmani namun juga makanan rohani.
Memang kesadaran ini tidak selalu
hadir di dalam kehidupan kita.
Jasmani menjadi lebih dominan dan
itulah yang menjadikan manusia
semakin menjauh dari rohnya, dari
Roh Allah. Jangan pernah lupa bahwa
Roh Allah ada di dalam diri kita
masing-masing.
Inilah salah satu realita dalam
kehidupan kita yang terjadi di Musim
Panas ini. Dalam kebersamaan Piknik
UKI, kita memadukan unsur rekreasi
kita dengan iman kita akan Tuhan
Yesus dalam satu kesatuan Umat
katolik. Lihatlah begitu indahnya
perpaduan ini dan yang perlu terus
dikembangkan dalam berbagai bentuk
yang lain. Diharapkan semua yang
hadir ikut membawa kekayaan ini di
dalam hidupnya.
Orang Muda Katolik dalam
Retret Youth
Di penghujung bulan Juni
lalu, telah diadakan Retret untuk
Kaum Muda Katolik UKI. Dalam
Retret ini diusahakan pula untuk
membantu Kaum Muda kita
memadukan situasi pergolakan hidup
mereka dengan kekayaan iman
Katolik. Sebagaimana keadaan
Musim Panas yang juga menjadi
masa libur, demikian pula suasana
Kaum Muda kita. Suasana rekreatif
dan penuh kegembiraan biasanya
menyertai Kaum Muda kita. Dalam
Retret ini, suasana rekreatif dan
kegembiraan itu dipadukan dengan
suasana meditatif (doa) dan sukacita
Ilahi. Perpaduan inilah yang
menjadikan Retret Kaum Muda ini
sebuah kekayaan bagi tiap pribadi
yang ikut.
Melalui Retret ini, Kaum
Muda kita dibantu untuk menyadari
kasih Allah yang melimpah bagi
dirinya melalui kedua orang tua dan
seluruh kehidupannya. Selain itu
setiap orang diajak untuk melihat
dirinya sebagai pribadi yang begitu
dicintai Tuhan sebagai citraNya. Oleh
sebab itulah perlunya selalu
bersyukur atas semua karunia dan
kebaikan Tuhan ini. Ternyata tidak
semua orang menyadari hal ini dan
masih berpusat pada diri sendiri dan
kehebatan diri. Selain itu ketegangan
dan permasalahan hidup yang terjadi
telah membuat luka dan beban
tersendiri. Oleh sebab itulah
diperlukan keterbukaan hati untuk
mengakui kelemahan diri dan
mengampuni pula kesalahan sesama.
Inilah pengalaman akan kasih Allah
yang menyembuhkan dan membawa
sukacita ilahi.
Inilah pula Musim Panas
dalam kehidupan Kaum Muda kita,
yang bukan hanya menjadi saat untuk
berlibur dan bersenang secara
manusiawi, namun sukacita secara
rohani. Perlulah selalu menyadari
kekuatan ilahi yang ada di dalam diri
setiap orang sehingga tidak hanya
mengandalkan diri sendiri saja.
Perlulah disadari bahwa keputusasaan
dan kekecewaan seringkali terjadi
karena orang hanya yakin akan
kemampuan diri sendiri saja dan lupa
bahwa semuanya itu berasal dari
Tuhan.
Senantiasa menyadari
kehadiran Tuhan..
Semua realita yang kita
hadapi dalam perjalanan hidup di
dunia ini, hendaknya menghantar kita
kepada Kasih Karunia Allah yang
begitu besar. Begitu pula dengan
pengalaman akan Musim Panas yang
sekarang ada dengan masa
liburannya, hendaknya menghantar
kita sampai pada pengalaman akan
Kasih Tuhan. Setiap tahun kita
mengalami Musim Pansa, namun
tentu ada pengalaman yang berbeda.
Melalui pengalaman yang berbeda
itulah kita sedang merangkai sebuah
peristiwa kehidupan kita sebagai citra
Allah, pribadi yang dikasi oleh Allah.
Bersambung ke halaman 9,
Sambungan dari halaman 1,
H A L A M A N 9 J U L I 2 0 1 5 / N O . 2 7 7
Sebagai seorang beriman
Katolik, kita tidak ingin membiarkan
setiap pengalaman dan peristiwa
kehidupan kita berlalu begitu saja.
Setiap pengalaman hidup, baik itu
menggembirakan maupun tidak,
selalu menjadi bagian di dalam
kehidupan kita. Dengan demikian
menjadi kesempatan bagi kita untuk
merenungkan setiap peristiwa itu dan
menyadari kehadiran Tuhan di
dalamnya. Hal imni akan sangat
membantu kita untuk melihat
bagaimana kita menyadari Tuhan di
dalam kehidupan kita.
Paus Fransiskus mengajak
kita semua bahkan seluruh manusia
untuk menyadari begitu indahnya
ciptaan Tuhan, sekaligus beliau
mengingatkan begitu menyedihkan
kerusakan yang telah terjadi oleh ulah
manusia. Kerusakan yang terjadi
dalam diri manusia sendiri dan alam
raya ini. Jika mausia masih saja
meneruskan perbuatannya yang tidak
baik ini, maka manusia sedang
menghancurkan dirinya dan alam
ciptaan Tuhan ini. Semuanya itu
sudah bisa kita lihat dari berbagai
perilaku manusia sekarang ini dan
bagaimana kita menghargai alam kita
saat ini.
Semoga Musim Panas yang
sedang berlangsung ini serta liburan
yang kita alami sekarang ini, semakin
membuka mata kita akan realita
jaman ini. Kita disadarkan akan tugas
dan tanggungjawab kita untuk
mencintai dan merawat semua
ciptaan Tuhan, baik manusia maupun
alamnya.
Selamat mengisi liburan
Musim Panas ini sambil mengalami
kehadiran Tuhan di dalam hidup kita
semua. Tuhan memberkati. □
The best place to find love is not in another person but in the Bible. The Bible tells
of God’s great love for us. This is expressed in what my friend called the best love
note she had ever received. It’s found in John 3: 16.
For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whoever be-
lieves in him, should not perish, but have everlasting life. God loves us like no one
else ever could. He showed that love when he sent his Son, Jesus, to be our saviour.
He’s also the best companion we’ll ever have.
Let us pray: Thank you God for sending your Son, Jesus, to us. Teach us to learn
more about him and to follow him to you.
Banyak orang yang mencari kebahagiaan, tetapi hanya sedikit yang menemukann-
ya. Sebab mereka mencari kebahagiaan tidak pada Allah, melainkan pada hal-hal
duniawi. Bagi Yesus, hidup bahagia terletak hanya pada Allah. Kalau kita sungguh
percaya dan menggantungkan seluruh hidup kita pada Allah, maka kita akan
menemukan kebahagiaan yang sejati. Miskin bisa menjadi berkah bila dimanfaat-
kan untuk berkembang dalam hidup. Kaya bisa menjadi kutuk bila orang puas dan
tidak lagi membutuhkan Allah dan sesamanya. Hidup miskin atau kaya patut
disyukuri dan dinikmati, sebab yang menentukan kebahagiaan hidup kita bukan
keduanya, melainkan rasa syukur kita kepada Allah.
Tuhan Yesus sungguh mengasihi kita. Dia menunjukkan jalan bahagia untuk hidup
kita. Kita dengarkan Sabda-Nya dan kita jadikan pedoman sebagai arah dan
tujuan hidup kita.
Kasih Tuhan
tak pernah berakhir
Devotional
Readings by Njoo Tik Poen
1 John 3: 1 – Behold what manner of love the Father
has bestowed on us, that we should be called children
of God.
Sambungan dari halaman 8,
J U L I 2 0 1 5 / N O . 2 7 7 H A L A M A N 1 0 Sambungan dari halaman 3,
Pewartaan Injil pertama kali di Cina terjadi pada abad
kelima. Di zaman modern, berkat pengiriman misionaris
seperti Matteo Ricci, banyak orang Cina masuk agama
Kristen, baik di kelas atas maupun di antara orang-orang
biasa, tanpa pernah melupakan asal-usul dan budaya mere-
ka. Namun demikian, dimana ada pewartaan Injil,
bagaimanapun, tidak lama kemudian datanglah kemartiran.
Pastor Francis Fernández de Capillas, Imam Dominikan
tewas pada 1648, dianggap sebagai martir pertama dari
Cina. Setelahnya, tiga abad berikutnya, bertambah tidak
hanya misionaris dari Barat, tetapi juga pria dan wanita
pribumi, dari segala usia dan status, termasuk beberapa
seminaris, yang pada tahun 1811, telah dikeluarkan
perintah khusus untuk menentang mereka.
Para martir yang diperingati oleh Gereja tanggal 9 Juli ini
telah dibeatifikasi pada waktu yang berbeda, tetapi
penyebab-penyebab beatifikasi mereka telah disatukan.
Lambang: Daun Palma.
Martirologi Roma: St. Agostino Zhao Rong, Imam, St.
Pietro Sans i Jordá, Uskup, dan kawan-kawan lain, Martir,
yang di berbagai waktu dan tempat di Cina telah bersaksi
dengan berani atas Injil Kristus dengan ucapan dan per-
buatan, menjadi korban dari penganiayaan karena telah
mengajar iman atau mengakui iman. Kemartiran mereka
dibayar pada Perjamuan Surgawi yang mulia. □
(Shirley Hadisandjaja)
1 Tesalonika 4:14 “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka
yang telah meninggal dalam Kristus akan dikumpulkan Allah bersama-sama Dia”
Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, TURUT BERDUKA CITA,
atas berpulangnya:
Erna (Sunarti Krisnadewi/Kwee Soen Hwa Nio, 89 thn)
Meninggal, 3 Juli 2015 di Markham
Ibu / Ibu Mertua dari John Tjioe Ming Tao dan Elizabeth
Joseph Tjioe Ming Lie dan Lingsie Susanna Tjioe Su Ching dan Marcus Pudjowargono
Cucu / Cucu Mantu
Angeline Tjioe dan Robert Caroline Tjioe dan Martin Lee
Tracy, Jenny Tjioe Mary, Genevieve, Stephana, Jacinta Pudjowargono
Cicit
Ryan, Leo, Sean Owen, Tyrell, Gavin, Theo, Richie Lee
Paula Pudjowargono, Aedan Delfin
Saudara: Alm Kwee Yetty Nio (+), Kwee Watter Nio (+), Kwee Kwie Nio (+), Kwee Liang Nio (+), Kwee Ing Tjwan, Kwee Koen
Hwa Nio (+), Kwee Swan Hwa
Keponakan: Leny Anadarko & Rudy Otting Cucu Keponakan: Amanda & Armand Otting
Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa di sorga. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan,
ketabahan serta penghiburan dariNya.
9 Juli / Para Martir Kudus asal Cina
(St. Agostino Zhao Rong dan 119 kawan).
† dari 1648 sampai 1930
H A L A M A N 1 1
kasih yang luar biasa besarnya bagi
semua orang yang ada di situ. Perkara
yang tadi kelihatan tak mungkin kini
menjadi kenyataan berkat ketulusan
bocah yang membawakannya, dan
juga berkat syukur Yesus kepada
Bapanya.
Sebelum membagi-bagikan makanan,
Yesus menyuruh orang-orang itu
duduk. Yohanes mencatat, “...di
tempat itu banyak rumput” (6:10).
Orang-orang itu ditampilkan Oom
Hans sebagai domba-domba yang
dibawa ke tempat yang banyak
rumputnya oleh sang Gembala Baik.
Terasa suasana tenteram yang di
tempat orang-orang itu berada
bersama dengan tokoh yang mereka
dengarkan dan mereka ikuti ke mana
saja ia pergi .□
Salam hangat,
A. Gianto
Sambungan dari halaman 5,
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA
TELEPHONE # 905-695-1745