13
TREA TMENT OPTION IN MET APLASTIC BREAST CANCER Pembimbing : dr. Fikhi A. Melbana Supervisor : dr . Djonny Ferianto Sambokaraeng, Sp.B !" #nk.

jurnal_2

  • Upload
    gupies

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PowerPoint Presentation

TREATMENT OPTION IN METAPLASTIC BREAST CANCERPembimbing :dr. Fikhi A. Melbana

Supervisor :dr. Djonny Ferianto Sambokaraeng, Sp.B (K) Onk.AbstrakKanker payudaya metaplastik (Metaplastic breast cancer, MBC) merupakan keganasan yang ditandai dengan gambaran histologist dua atau lebih tipe sel, biasanya campuran komponen epithelia dan mesekim. MBC lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan karsinoma duktal invasif (invasive ductal carcinoma,IDC). Pengobatan ideal untuk MBC belum diketahui. Penelitian terkini menitikberatkan pada perbedaan biologis antara MBC dan IDC dan potensi target baru untuk agen kemoterapi. Makalah ini merupakan ringkasan dari literature terbaru mengenai pendekatan pengobatan multidisiplin pada pasien dengan MBC.PendahuluanKanker payudara metaplastik (Metaplastic breast cancer, MBC) merupakan kasus keganasan yang jarang. MBC mewakili 0,25 1% dari seluruh kanker payudara. WHO memperkenalkan MBC sebagai kesatuan patologis yang unik pada tahun 2000. Secara keseluruhan, lebih dari 70% pasien dengan MBC yang menunjukkan American Joint Committee on Cancer (AJCC) stadium II atau lebih dibandingkan dengan 50% pada pasien dengan IDC. Pasien dengan MBC memiliki prognosis yang lebih buruk dengan 5-year survival rate berkisar antara 49% hingga 68%.

Terapi PembedahanPendekatan bedah mulai bergeser dari mastektomi menjadi terapi konservatif pada pasien yang sesuai. Meskipun tumornya berukuran besar, tidak menutup kemungkinan pasien dengan MBC dilakukan terapi konservasi payudara. Meskipun tumornya berukuran besar, tidak menutup kemungkinan pasien dengan MBC dilakukan terapi konservasi payudara.tidak ada perbedaan kelangsungan hidup antara pasien MBC yang diobati dengan mastektomi atau lumpektomi, serta tidak ada perbedaan kelangsungan hidup antara pasien yang menjalani mastektomi radikal termodifikasi ataupun terapi konservasi payudaraPendekatan Kemoterapi dan Terapi Hormonpasien dengan MBC yang menjalani kemoterapi adjuvan memiliki angka harapan hidup yang rendah. Studi retrospektif tunggal dan profil genom menunjukkan bahwa tumor ini bersifat kemoresisten.Variasi histologi dapat menjelaskan tingkat resistensi yang diamati dengan regimen kemoterapi standar iDC dan angka harapan hidup yang rendah. Studi baru-baru ini telah membuktikan reseptor yang berpotensi sebagai target baru untuk regimen kemoterapi. Salah satunya adalah EFGR (Her-1). 14 dari 20 sampel positif terhadap Her-1 dan hanya 1 sampel yang positif terhadap Her-2, dan sebaliknya pada IDC. Hal ini menunjukkan bahwa protein kinase inhibitor seperti gefitinib mungkin efektif pada beberapa pasien dengan MBC. Terapi RadiasiPada 43 pasien dengan MBC, tingkat rekurensi lokal 10,5% pada pasien yang menjalani lumpektomi dan radiasi adjuvant. Terapi radiasi adjuvant meningkatkan angka harapan hidup pada pasien yang menjalani pengobatan MBC.Terapi radiasi pasca mastektomi memiliki peran yang terbatas. Terapi radiasi dianjurkan pada pasien dengan empat atau lebih kelenjar aksilla metastatik, tumor primer yang berukuran besar (5 cm) dan invasi pada dinding dada. Pasien yang menjalani mastektomi yang menerima terapi radiasi menunjukkan 33% penurunan resiko kematian. Pasien yang menjalani mastektomi dengan ukuran tumor 5 cm dan kurang dari 4 kelenjar limfe aksilla metastatic, tidak terlalu bermakna dengan terapi radiasi. Terapi radiasi dianggap sebagai modalitas terapi pada pasien MBC yang menjalani mastektomi.

KesimpulanTerapi pembedahan dan staging aksilla membandingkan bahwa terapi konservasi payudara pada IDC sesuai pada kelompok pasien tertentu. Kemoterapi dan terapi hormonal tradisional untuk IDC tidak efektif dilakukan pada MBCterapi radiasi adjuvant, dianggap sebagai modalitas terapi pada pasien MBC tanpa memperhitungkan tindakan bedah yang dilakukan. Uji klinis yang membandingkan terapi standar IDC pada pasien dengan MBC perlu dilakukan