25
JURNAL READING EPINEPHRINE AND DEXAMETHASONE IN CHILDREN WITH BRONCHIOLITIS Pembimbing : dr. Ariani Setyaningsih, Sp. A, M. Biomed Disusun oleh : Kukuh Hadi Tri Wibowo (209.121.0056)

Jurnal Reading

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal reading feny

Citation preview

Page 1: Jurnal Reading

JURNAL READING

EPINEPHRINE AND DEXAMETHASONE IN CHILDREN WITH BRONCHIOLITIS

Pembimbing :dr. Ariani Setyaningsih, Sp. A, M. Biomed Disusun oleh :Kukuh Hadi Tri Wibowo(209.121.0056) 

Page 2: Jurnal Reading

Pendahuluan

Meskipun telah banyak penelitian yang meneliti tentang keuntungan penggunaan nebul epinefrin atau kortikosteroid oral untuk tatalaksana bronkiolitis pada anak.

Namun sampai saat ini kombinasi dari kedua terapi diatas masih belum diketahui tentang efektivitasnya.

Page 3: Jurnal Reading

Pendahuluan

Bronkiolitis adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian bawah, ditandai dengan hidung berair, batuk, mengi, susah bernafas dan hipoksemia.

Disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV).

Pembiayaan di Amerika Serikat pertahun untuk RSV terkait bronkiolitis diperkirakan mencapai $365,000,000 sampai $691.000.000 pada tahun 1998.

Page 4: Jurnal Reading

Metode

Pasien dipilih selama musim bronkiolitis (Desember sampai April) di delapan IGD rumah sakit di Kanada dari tahun 2004 sampai 2007.

Bayi usia 6 minggu sampai 12 bulan dengan bronkiolitis dikatakan memenuhi syarat untuk dilakukan penelitian jika mereka memiliki skor 4 sampai 15 pada respiratory distress assessment index (RDAI).

Page 5: Jurnal Reading

RDAI dapat diandalkan karena memiliki nilai ukur yang baik, tingkat mengi dan gangguan pernapasan dapat diukur dengan skala antara 0 sampai 17.

Skor yang semakin tinggi menunjukkan penyakit yang semakin parah, skor di bawah 4 mengindikasikan penyakit yang sangat ringan.

Skor di atas 15 menunjukkanpenyakit yang sangat parah.

Page 6: Jurnal Reading

Pengacakan dilakukan oleh komputer, peneliti memberikan salah satu dari empat perlakuan: Nebul epinefrin ditambah deksametason

oral (kelompok 1), Nebul epinefrin ditambah plasebo oral

(kelompok 2). Nebul plasebo ditambah deksametason oral

(kelompok 3). Nebul plasebo ditambah plasebo oral

(kelompok 4).

Page 7: Jurnal Reading

Perlakuan nebul epinefrin sebanyak dua kali, diberikan 30 menit terpisah dengan penggunaan 1730 Updraft II nebulizer (Hudson RCI) .

Terdiri dari 3 ml epinefrin generik dalam larutan 1: 1000 yang dilarutkan pada normal saline.

Page 8: Jurnal Reading

Deksametason oral diberikan berdasarkan studi oleh Schuh et al., yang terdiri dari 1,0 mg deksametason per kilogram berat badan (dosis maksimum 10 mg) di IGD

Dilanjutkan dengan lima dosis deksametason sekali sehari (0,6 mg per kilogram, dosis maksimum 10 mg).

Page 9: Jurnal Reading

Plasebo diberikan setelah pemberian nebul pertama atau setelah terapi deksametason dilanjutkan dengan pemberian plasebo selama lima hari.

Plasebo terdiri dari Ora-Plus dan Ora-Sweet.

Page 10: Jurnal Reading
Page 11: Jurnal Reading

Untuk mengacak obat yang digunakan di setiap apotek disiapkan obat dengan nomor berurutan, dan terlihat sama.

Obat-obatan yang akan digunakan ataupun plasebo yang digunakan terlihat sama dalam penampilan, volume, berat, bau, dan rasa.

Page 12: Jurnal Reading

Peneliti mencatat skor pasien berdasarkan RDAI, RR, HR, dan SPO2 diawal, antara dua nebul, pada 60, 90, 120, 180, dan 240 menit,

Suhu rektal pada 120 dan 240 menit atau saat pulang;

Tekanan darah pada 240 menit atau saat pulang; dan efek samping di observasi selama di IGD.

Page 13: Jurnal Reading

Follow up menggunakan telepon kepatuhan pemberian obat yang

dilakukan melalui kunjungan kerumah pasien,

serta rincian mengenai bayi makan, tidur, pola nafas, dan batuk.

Tindak lanjut melalui telepon dilakukan setiap hari sampai hari ke-7, setiap 2 hari sampai hari ke-14, setiap 3 hari sampai hari 22.

Page 14: Jurnal Reading

Hasil

Dari 1.841 bayi tidak memenuhi syarat, 867 (47,1%) memiliki diagnosis asma, 90 (4,9%) memiliki skor RDAI di atas 15, dan 343 (18,6%) memiliki skor RDAI bawah 4.

Pada hari ketujuh, 34 dari 199 bayi dalam kelompok 1 (17,1%), 47 dari 198 bayi dalam kelompok 2 (23,7%), 51 dari 199 bayi dalam kelompok 3 (25,6%), dan 53 dari 201 bayi dalam kelompok 4 (26,4%) pasien MRS.

Page 15: Jurnal Reading
Page 16: Jurnal Reading
Page 17: Jurnal Reading

Bayi pada kelompok epinefrin dan bayi pada kelompok epinefrin-deksametason memiliki skor RDAI yang signifikan lebih rendah pada satu jam pertama dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Sedangkan pada bayi kelompok deksametason tidak menunjukkan penurunan SKOR RDAI yang signifikan dibandingkan dengan perubahan skor RDAI bayi pada kelompok plasebo (Tabel 2).

Page 18: Jurnal Reading

Bayi pada kelompok epinefrin-deksametason juga memiliki RR yang lebih rendah selama satu jam pertama dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Kelompok epinefrin dan kelompok epinefrin-deksametason juga terlihat menunjukkan peningkatan denyut jantung selama satu jam pertama, sedangkan bayi pada kelompok deksametason tidak.

Page 19: Jurnal Reading
Page 20: Jurnal Reading
Page 21: Jurnal Reading

Rata-rata waktu rawat inap pasien kelompok 1 sedikit lebih pendek jika dibandingkan dengan kelompok 4 (4,6 dan 5,3 jam, P = 0,02), sedangkan kelompok 3 (5,1 jam) atau kelompok 2 (4,9 jam ) tidak berbeda dibandingkan dengan kelompok 4.

Efek samping jarang (lampiran). Dilaporkan bahwa 76 bayi (9,5%) tampak pucat, 15 (1,9%) tremor, dan 14 (1,8%) muntah, dimana tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok.

Page 22: Jurnal Reading

Pembahasan

Terapi kombinasi antara epinefrin dan deksametason dibandingkan dengan plasebo terbukti mengurangi jumlah pasien MRS dalam 7 hari setelah mendaftar di IGD.

Efek kombinasi epinefrin dan deksametason yang paling jelas dalam 3 hari pertama setelah pasien mengkonsumsi obat.

Page 23: Jurnal Reading

Ketika epinefrin digunakan pada pasien rawat jalan yang diagnosis bronkiolitis dibandingkan dengan plasebo atau salbutamol, terdapat perbaikan jangka pendek.

Hal ini terbukti terdapat peningkatan skor RDAI dalam beberapa jam pertama setelah pengobatan dengan epinefrin dibandingkan dengan plasebo, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal jumlah pasien MRS.

Page 24: Jurnal Reading

Kesimpulan

Penelitian ini yang dilakukan pada 800 bayi dengan bronkiolitis menunjukkan bahwa pengobatan kombinasi antara epinefrin dan deksametason mengurangi pasien MRS serta memperpendek waktu KRS dan mempercepat hilangnya gejala.

Selain itu kami menemukan kurangnya manfaat ketika obat digunakan sendiri-sendiri.

Page 25: Jurnal Reading

PICO JURNAL