Slide Jurnal Reading

Embed Size (px)

DESCRIPTION

slide jurnal

Citation preview

KOMPLIKASI PEMASANGAN THORAKOSTOMI TUBE PADA TRAUMA DADA David Maritz, Lee Wallis, Timothy Hardcastle

KOMPLIKASI PEMASANGAN THORAKOSTOMI TUBE PADA TRAUMA DADAtranslated from COMPLICATION OF TUBE THORACOSTOMY FOR CHEST TRAUMA David Maritz, Lee Wallis, Timothy HardcastleFradita Y Yunus GuzasiahC111 09 294

Supervisordr. Muhammad Nuralim Mallapasi, Sp.BTKV

Journal reading

Tujuan

Untuk mengetahui komplikasi insersi dan posisi pada saat pemasangan drain intrakosta (ICDs) pada kasus trauma.

Apakah dibutuhkan pelatihan pada operator terhadap pemasangan drain intrakosta diluar unit trauma level 1. Pemasangan drain intrakosta (ICDs) sering dilakukan pada Pusat Emergensi Afrika Selatan.

Dengan berbagai variasi pemasangan dalam praktek kesehatan. Bukti menunjukkan bahwa sering terjadi komplikasi yang berkaitan dengan insersi dan pengelolaan drain intrakosta.

Tidak ada data pasti mengenai morbiditas dan mortalitas dari insersi drain intrakosta di Afrika Selatan.

Pemasangan drain intrakosta pada trauma merupakan keterampilan dasar bagi dokter yang bekerja pada unit emergensi.

Penyisipan tidak benar dan penempatan yang salah dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan bahkan kematian. Peserta di Inggris mengungkapkan bahwa 45% dari dokter junior telah terlatih dalam pemasangan drain intrakosta di ruang triase.

Seperti yang dijelaskan oleh Pedoman Perkumpulan Bedah thorax di Inggris. Pedoman yang jelas tentang metode yang benar pemasangan drain intrakosta.

Rumah Sakit Tygerberg (TBH) di kota Cape Metropolis (Dan berafiliasi ke Universitas Kedokteran Stellenbosch) memiliki unit trauma.

Yang terdiri dari ruang trauma depan dan unit resusitasi untuk manajemen perawatan intensif trauma yang parah.

Ruang depan menilai lebih dari 15.000 pasien per tahun, sedangkan unit resusitasi menerima lebih dari 900 pasien per tahun. Pemasangan drain intrakosta pada pasien trauma dada yang dirujuk ke Rumah Sakit Tygerberg ditangani di unit trauma untuk manajemen lebih lanjut dan rawat inap.

Unit ini dikelola oleh Trauma Bantuan Hidup Dasar Lanjut (ATLS) dari Bagian Trauma dari Divisi Bedah.

Unit ini menggunakan teknik terbuka dengan diseksi tumpul pada otot dan pleura (tanpa trokar) untuk memasukkan drain intrakosta.Metode Selama periode 3 bulan, semua pasien dengan atau tanpa pemasangan drainase interkosta pada ruang tindakan trauma di Rumah Sakit Tygerberg masuk dalam penelitian. Terkecuali pada pasien yang ditindaki di ruangan resusitasi. Komplikasi infeksi jangka panjang tidak disertakan. Ditemukan komplikasi oleh sistem pelaporan dan data tambahan dari pencarian department statistik bulanan

8 Sebuah buku catatan pelaporan-pribadi disimpan di unit trauma.

Staf diminta untuk mencatat setiap komplikasi yang berkaitan dengan insersi atau posisi pemasangan drain intrakosta yang mereka temui saat bertugas.

Data lain diperoleh dari penerimaan departemen rekam medic dan statistik bulanan.

Pedoman The American College of Surgeons ATLS untuk thoracostomi tube digunakan sebagai standar yang diterima selama praktek.

Dan diklasifikasikan sebagai komplikasi insersional (berkaitan dengan teknik penusukan) atau posisi (di tempat yang salah).HASIL

Sebanyak 3.989 pasien dengan trauma (Tabel I) yang terlihat di ruang depan unit trauma selama periode 3 bulan

Sebanyak 273 (6,8 %) pasien tiba dengan terpasang ICD atau memerlukan pemasangan ICD di unit trauma. Semua dirawat di bangsal dengan drain yang sudah terpasang di dada

Dalam kelompok 273 pasien, di indentifikasi 24 dengan total 26 komplikasi atau kesalahan yang berkaitan dengan penyisipan atau posisi ICD.

Tidak ada kematian akibat penyisipan ICD dicatat.

Dari jumlah pasien dengan komplikasi, 22 (92%) tiba di unit trauma dengan ICD yang telah terpasang.

Tujuh (27%) dari komplikasi yang terkait insersi (Tabel II).

Pada pasien dengan ICD yang telah terpasang

Empat pasien dengan drain intrakosta yang ditempatkan di tempat lain kecuali dada.

Sepuluh pasien drain intrakosta tidak dimasukkan cukup dalam (sisi ujung drain terakhir terletak di luar rongga dada).

Lima pasien dengan drain intrakosta di tempatkan pada anatomi yang salah.Yang terakhir lima drain yang terpasang di luar segitiga yang aman yang direkomendasikan oleh British Thoracic Society (segitiga ditandai dengan perbatasan anterior dari latisimus dorsi,batas lateral dari pectoralis major dan garis horizontal ke papila mammae) (Gambar 1).

Dua yang lainnya telah memiliki drain yang dimasukkan pada luka tusuk aslinya.

Gambar 1. Daerah segita yang aman yang direkomendasikan oelh Perkumpulan Bedah Thorax di Inggris (dengan izin dari BMJ Publishing group)

Terdapat Tiga drain intrakosta dengan kesalahan menjahit. Satu pasien drainnya terlepas dari dada pada saat pasien di transportasi.

Pasien lain, ICD telah telah terpasang pada sisi yang salah (tanpa konfirmasi foto thorax xray ( CXR )) di rumah sakit rujukan, tetapi segera dihentikan setelah sayatan pertama pasien menunjukkan hal lain. Selanjutnya, pasien tiba tanpa drain intrakosta, dan dilakukan pemeriksaan CXR ulang dan menunjukkan tidak ada indikasi untuk penempatan drain intrakosta.

Dalam kasus lain, drain intrakosta disisipkan di bawah diafragma kiri, seperti pada kasus gastrothorax akut dengan trauma tumpul pada dada di salah artikan sebagai tension pnemothorax. (Tabel III) (Gambar 2 dan 3).

Gambar. 2 Foto Thorax menunjukkan gastrothorax dengan drain intrakosta berada dibawah diafragma.

Ganbar.3 Foto Ct Scan abdomen, menunjukkan drain intrakosta berbatasan dengan perutDISKUSI

Pemasangan drain intrakosta pada trauma dada merupakan prosedur umum di Unit Emergensi Afrika Selatan.

Tidak ada data yang ditemukan pada Afrika Selatan terkait morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengan pemasangan drain intrakosta dan manajemennya. Meskipun adanya pedoman baku internasional, terdapat beberapa variasi dari segi pengalaman dan pelatihan antara operator.

Semua dokter yang bekerja dalam situasi darurat di Afrika Selatan pada tahap tertentu harus melakukan tindakan pemasangan drain intrakosta.

Diharuskan pemahaman yang lebih tentang anatomi dan fisiologi dari rongga pleura dan pengajaran yang benar dari teknik pemasangan.

Pelatihan dan pengawasan yang benar, merupakan prosedur sederhana dalam tindakan.

Sehingga morbiditas dan mortalitas menjadi rendah.

Komplikasi pemasangan drain intrakosta secara tradisional diklasifikasikan menyakut teknik insersi, posisi atau infektif (Tabel III).

Kesalahan paling umum yang ditemui Insersi pada lokasi anatomi yang salah. Penempatan di extrathorax. Dan penempatan yang terlalu dangkal (sisi ujung ICD berada di luar rongga dada).

Banyak praktisi mungkin tidak mengklasifikasikan ini sebagai komplikasi, dan morbiditas jangka panjang (jika ada) mereka tidak diketahui. Sehinggga banyak Drain Intrakosta yang perlu diletakkan kembali atau disesuaikan kembali.

Kebanyakan komplikasi (92%) yang tercatat dalam pemeriksaan ini tekait pemasangan drain intrakosta ditempatkan oleh dokter di luar unit trauma khusus.

Menunjukkan bahwa operator di RS rujukan masih butuh pelatihan lebih terhadap teknik ini.

Banyak dokter yang bekerja di RS bekerja sebagai asisten ahli dan mungkin juga tidak dalam pelatihan praktek klinis kedaruratan.

Pengawasan dan bimbingan untuk peserta magang baru yang berkualitas dan pelayanan petugas medis juga kurang. Faktor risiko untuk terjadinya komplikasi setelah pemasangan drain intrakosta telah di identifikasi. Faktor terkait penyisipan drain intrakosta oleh operator non - bedah. Faktor lain lain menyangkut pemasangan di luar dari unit trauma. Penelitian menunjukkan bahwa prosedur transfer pasien dengan drain intrakosta yang terpasang ke unit trauma memiliki komplikasi secara keseluruhan sebanyak 38%.

Masalah utama adalah bahwa tingkat pelatihan, pengalaman dan keterampilan teknis terkait dengan kemungkinan komplikasi Dengan hati-hati aplikasi teknik yang direkomendasikan dan dijelaskan dalam pelatihan ATLS, banyak komplikasi atau kesalahan dapat dihindari.

Sebelum penyisipan, operator harus memastikan bahwa pasien memiliki analgesia dan sedasi yang memadai dan memastikan saluran dimasukkan ke dalam sisi yang benar. Insersi drain intrakosta tidak boleh ditempatkan lebih rendah dari sela interkosta IV, karena diafragma dapat naik setinggi sela interkosta V pada ekspirasi.

Dengan daerah insersi yang benar, kesempatan memasukkan drain intrakosta ke dalam hepar atau limfa bisa diminimalkan.

Operator harus memastikan bahwa sisi ujung dalam dari drain intakosta berada dalam rongga dada.

Dengan menggunakan teknik terbuka (sayatan pada kulit dengan bantuan dan pedoman 2 jari, dan diseksi tumpul pada otot dan pleura tanpa menggunakan trocar).

Jari sebagai penuntun pada rongga dada untuk menghindari penetrasi dan herniasi dari organ perut atau penetrasi paru-paru pada dinding dada . Operator harus memajukan selang tabung superior (apikal) dan posterior.

Memastikan bahwa selang tidak tertekuk dan sisi ujung terakhir selang tabung drain tidak berada dalam jaringan subkutan sebelum penjahitan.

Hal ini memerlukan penyisipan sekitar 12- 15 cm dari selang ke dada. Drain intakosta harus berada tepat melekat pada dinding dada dengan pemasangan selang drainase yang benar.

Pemeriksaan Foto Thorax harus mengkonfirmasi penempatan selang drain intakosta yang benar.

Serta penempatan selang drainase yang benar pada pasien hematothorax/pnemothorax berhasil.

Pelatihan dokter secara berkala dan teratur dalam keadaan darurat perlu ditangani.

Mencakup program untuk meningkatkan keterampilan dokter yang bekerja dengan sumber daya yang minim.

Memproduksi poster tentang langkah kunci dari pemasangan drain intrakosta, dan ditampilkan pada unit emergensi, berfungsi sebagai pengingat dari teknik pemasangan drain intrakosta dan mengurangi tingkat komplikasi.Kesimpulan

Operator di rumah sakit rujukan memerlukan pelatihan yang memadai dalam teknik insersi drain intrakosta pada pasien trauma dada serta mendapatkan keuntungan dari instrukstur yang lebih berpengalaman dan pengawasan lebih dekat dari yang lebih ahli mengenai teknik insersi drain intrakosta.TERIMAHKASIH