19
Penelitian Temuan Radiografi dan prognosis dari kista tulang sederhana pada rahang Y Suei*, 1 , A Taguchi 2 , T Nagasaki 3 and K Tanimoto 3 1 Department of Oral and Maxillofacial Radiology, Hiroshima University Hospital, Hiroshima, Japan; 2 Department of Oral andMaxillofacial Radiology, Matsumoto Dental University, Shiojiri, Japan; 3 Department of Oral and Maxillofacial Radiology, Graduate School of Biomedical Sciences, Hiroshima University, Hiroshima, Japan Tujuan : Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kemungkinan prediksi radiografi dan prognosis kista tulang sederhana pada rahang. Metode : Hubungan antara temuan radiografi dan hasil pengobatan (penyembuhan atau pengulangan) yang diselidiki oleh penulis dalam 31 kasus yang dirawat di rumah sakit dan 108 kasus yang telah dipublikasikan . Hasil : 17 dari 31 kasus , lesi yang ada pada temuan radiografi ini seperti lamina dura yang diawetkan berdekatan dengan lesi, dengan margin mulus, dan tidak ada perluasan tulang lunak, dan mereka semua akan sembuh setelah operasi. Dalam 14 kasus lain, ada resorpsi lamina dura, margin bergigi, ekspansi tulang nodular, resorpsi akar, massa sklerotik atau rongga ganda, dan sembilan kasus yang kambuh. Meskipun ada informasi yang tidak lengkap dalam studi kasus yang telah diterbitkan, hasil yang sama tetap dicatat. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara gambar radiografi dari lesi dan prognosis. Pemeriksaan radiografi harus digunakan tidak hanya untuk

Jurnal Kista Tulang Sederhana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal

Citation preview

Page 1: Jurnal Kista Tulang Sederhana

Penelitian

Temuan Radiografi dan prognosis dari kista tulang

sederhana pada rahang Y Suei*,1, A Taguchi2, T Nagasaki3 and K Tanimoto3

1Department of Oral and Maxillofacial Radiology, Hiroshima University Hospital, Hiroshima, Japan; 2Department of Oral andMaxillofacial Radiology, Matsumoto Dental University, Shiojiri, Japan; 3Department of Oral and Maxillofacial Radiology, Graduate School of Biomedical Sciences, Hiroshima University, Hiroshima, Japan

Tujuan : Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kemungkinan prediksi

radiografi dan prognosis kista tulang sederhana pada rahang.

Metode : Hubungan antara temuan radiografi dan hasil pengobatan

(penyembuhan atau pengulangan) yang diselidiki oleh penulis dalam 31 kasus yang

dirawat di rumah sakit dan 108 kasus yang telah dipublikasikan .

Hasil : 17 dari 31 kasus , lesi yang ada pada temuan radiografi ini seperti

lamina dura yang diawetkan berdekatan dengan lesi, dengan margin mulus, dan

tidak ada perluasan tulang lunak, dan mereka semua akan sembuh setelah operasi.

Dalam 14 kasus lain, ada resorpsi lamina dura, margin bergigi, ekspansi tulang

nodular, resorpsi akar, massa sklerotik atau rongga ganda, dan sembilan kasus yang

kambuh. Meskipun ada informasi yang tidak lengkap dalam studi kasus yang telah

diterbitkan, hasil yang sama tetap dicatat.

Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara gambar radiografi

dari lesi dan prognosis. Pemeriksaan radiografi harus digunakan tidak hanya untuk

menemukan dan mendiagnosis lesi, tetapi juga untuk memprediksi kemungkinan

prognosis.

Kata kunci: Kista tulang , diagnosa, radiologi, hasil pengobatan

Pengantar

Tampaknya menjadi keyakinan bahwa

kista tulang sederhana pada rahang dapat

disembuhkan terutama oleh kuretase

tulang sederhana. Namun, penelitian

sebelumnya telah melaporkan berbagai

perawatan dan prognosis. Dalam beberapa

kasus, tindak lanjut dari radiografi tanpa

operasi menunjukkan kesembuhan.

Terkadang dengan spontan lesi mereda

setelah hembusan rongga atau eksplorasi

bedah tanpa kuretase. Di beberapa kasus

melibatkan ekstraksi gigi yang terlibat,

Page 2: Jurnal Kista Tulang Sederhana

reseksi parsial dari tulang rahang, atau

operasi berulang lebih dari tiga kali untuk

lesi yang kambuh. Kekambuhan bahkan

terjadi dalam beberapa kasus dengan

pembentukan tulang awal setelah operasi.

Karena adanya variasi dalam prognosis,

wajar saja mengubah rencana untuk tindak

lanjut sesuai dengan kemungkinan

prognosis lesi tersebut. Namun, tidak ada

sarana umum untuk mengetahui prognosis

lesi, meskipun beberapa makalah telah

menunjukkan hubungan yang mungkin

antara beberapa temuan klinis dan

kekambuhan pada lesi itu.

Penelitian ini dirancang untuk menguji

temuan radiografi yang berguna untuk

memprediksi prognosis kista tulang

sederhana pada rahang. Pemeriksaan

radiografi dianggap paling sesuai,

berdasarkan kemampuannya untuk

memprediksi prognosis, karena dilakukan

pada semua kasus dan hasilnya sering

dilaporkan dalam literatur.

Bahan dan metode

Penelitian itu melibatkan 31 pasien dengan

kista tulang sederhana pada rahang yang

dirawat di rumah sakit dan 108 kasus yang

telah dipublikasikan dalam literatur bahasa

Inggris, dimana hasil pengobatan

(penyembuhan atau pengulangan) telah

dinyatakan. Semua kasus ini telah

didiagnosa dengan ditemukannya rongga

antara tulang tanpa lapisan epitel. Massa

jaringan lunak, jika terlihat, yang secara

histologis diperiksa untuk mencari

kemungkinan lain pada setiap badan.

Kasus yang diterbitkan awalnya diselidiki

oleh survei literatur, yang dilakukan

dengan menggunakan PubMed, database

yang dibuat oleh National Center for

Biotechnology Information (NCBI:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Istilah

"kista tulang sederhana" dan beberapa

sinonim kista tulang sederhana tersebut

( kista tulang traumatis, hemoragik /

perdarahan kista tulang, kista ekstravasasi,

kista tulang soliter, kista tulang idiopatik

/rongga dan rongga tulang progresif)

digunakan sebagai istilah pencarian.

Termasuk tiga studi15-17 yang dikutip dari

literatur, diperoleh melalui PubMed, total

nya ada 108 kasus kista tulang sederhana

di dalam 63 laporan, yang diikuti hingga

penyembuhan atau kekambuhan yang

terus diidentifikasi.

Menurut rekam medik pasien dan

radiografi dalam kasus kami dan deskripsi

penulis dalam penerbitan kasus , umur dan

seks, temuan radiografi, temuan

histologis, prosedur pengobatan dan

prognosis telah diselidiki. Untuk penilaian

radiografi, kita menetapkan 10 hasil

penelitian dan 2 ahli radiologi mulut,

termasuk penulis pertama (YS), dilakukan

Page 3: Jurnal Kista Tulang Sederhana

pemeriksaan intraoral dan radiografi

panoramik dari kasus. Apabila evaluasi

berbeda antara kedua pengamat, penentuan

hasil akhir ditemukan setelah diskusi oleh

konsesus. Hasil dari temuan disajikan

pada Tabel 1 dan gambar 1-5. Dalam

survei untuk prosedur pengobatan, kami

tidak membedakan antara kuretase dinding

tulang dan eksplorasi rongga karena

kuretase menyeluruh dari dinding tulang

dianggap sulit pada pasien dengan akar

gigi yang terbuka dan pembungkus

neurovaskuler di dalam lubang. Dalam

kasus ini, bagian dari dinding jaringan

lunak mungkin setelah kuretase akan tetap

dan efek dari prosedur ini seperti

eksplorasi. Hasil pengobatan bisa dinilai

sebagai masa penyembuhan atau

kekambuhan yang diputuskan oleh hasil

radiografi. Kriteria penyembuhan adalah

resolusi lesi radiolusen dengan trabekula

tulang yang baru terbentuk. Kriteria untuk

pengulangan adalah pembesaran atau

reformasi radiolusen setelah dilakukan

operasi. Dalam review kasus yang telah

diterbitkan, diasumsikan bahwa deskripsi

seperti "penyembuhan total", "regenerasi

semua tulang" dan "trabekulasi tulang

normal" yang menunjukkan kondisi

penyembuhan. Deskripsi seperti

"pembentukan tulang yang memadai" dan

"pembentukan tulang yang baik" tidak

diasumsikan untuk menunjukkan sebuah

penyembuhan karena kekambuhan dapat

terjadi setelah regenerasi tulang. 13 Pasien

yang menjalani operasi kedua ketika ada

sedikit atau tidak tulang yang mengalami

regenerasi setelah operasi primer (kista

persisten18) yang dimasukkan ke kelompok

kasus dengan kekambuhan.

Akhirnya, untuk mengidentifikasi temuan

radiografi berguna untuk mencari

kemungkinan prognosis, jumlah kasus

sembuh dan berulang telah diselidiki pada

kelompok kasus untuk setiap temuan

radiografi. Selanjutnya, untuk menilai

kemungkinan klasifikasi radiografi dari

lesi dan kaitannya dengan prognosis, kasus

dibagi berdasarkan temuan radiografi dan

prognosis yang telah dibandingkan.

Hasil

Jumlah total kasus penyembuhan dan

kasus berulang adalah 102 dan 37, masing-

masing pada (Tabel 2). Tingkat

kekambuhan adalah 26,6%. Pasien dengan

kekambuhan lebih lama dibandingkan

dengan penyembuhan dan lebih banyak

perempuan daripada laki-laki yang

memiliki kekambuhan. Pemeriksaan

histologis dilakukan pada 22 pasien,

termasuk semua 9 pasien dengan

kekambuhan, dan di dalam 82 kasus yang

diterbitkan, jaringan fibroconnective telah

dikonfirmasi, jaringan granulasi, bekuan

darah dan atau ujung tulang. Dalam

beberapa kasus, sel raksasa dan atau

Page 4: Jurnal Kista Tulang Sederhana

pembentukan tulang displastik dapat

ditemukan dalam jaringan ikat. Tidak ada

hubungan khusus antara temuan histologis

dan prognosis, namun tingkat tinggi

kekambuhan dikonfirmasi dalam kasus-

kasus bersamaan dengan Osseus Dysplasia

(OD), 9 dari 10 kasus dengan OD telah

terulang. Prosedur bedah dan hasil

pengobatan ditunjukkan pada Tabel 3.

Hasil menunjukkan kemungkinan bahwa

fenestration dan penutupan lubang dengan

bahan yang lebih daripada kuretase kuratif

atau eksplorasi lubang, meskipun tidak ada

perbedaan yang signifikan. Hubungan

antara temuan radiografi dan prognosis

akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.

Hubungan antara temuan radiografi dan

prognosis

Dalam studi kasus kami, sepuluh temuan

didefinisikan dapat dinilai keseluruhan

kecuali dua kasus. Dalam satu kasus, lesi

tidak menghubungi lamina dura, dalam

kasus lain, ekspansi tulang tidak dinilai

karena tidak adanya radiograf oklusal.

Tabel 1 Sepuluh temuan radiografi dan definisinya

Temuan Radiografi Definisi

lamina dura utuh Lamina dura berdekatan dengan lesi cukup baik diawetkan (Gambar 1)

lamina dura absen Lamina dura diserap kembali oleh lesi sebagian besar atau seluruhnya (gambar 2)

Resorpsi akar Lesi telah diserap akar gigi (Gambar 3)

Batas halusBatas rongga yang halus dan melingkar, dan lesi berbentuk bulat atau bulat telur, kecuali daerah sekitar akar gigi (Gambar 1)

Batas bergigi Batas lesi bergigi atau garis radiopak septum-seperti yang diamati dalam rongga (Gambar 3 dan 4)

Tidak perluasan Perluasan tulang tidak terlihat secara radiografi

Perluasan halusSedikit hingga sedang perluasan tulang dengan permukaan halus transisi ke permukaan tulang di sekitarnya (Gambar 1)

Perluasan nodular

Perluasan tulang menonjol dan / atau memiliki permukaan yang tidak teratur. Batas antara permukaan tulang diperluas dan sekitarnya mungkin bengkok (Gambar4)

Massa Radiopak Massa radiopak ditemukan didalam lubang (gambar 4 dan 5)

Beberapa rongga Beberapa lesi yang ditemukan (Figure 4)

Page 5: Jurnal Kista Tulang Sederhana

Gambar 1. (a) Kista tulang sederhana dengan batas mulus. (b) radiografi temuan dengan lamina dura yang utuh. Lamina dura berdekatan dengan lesi yang cukup terjaga dengan baik. (c) oklusal radiograf menunjukkan ekspansi tulang lunak. (d) 4 tahun dan 3 bulan setelah operasi, penyembuhan lesi disetujui oleh pembentukan tulang trabekula yang baru.

Page 6: Jurnal Kista Tulang Sederhana

Gambar 2. Kista tulang sederhana dengan lamina dura yang absen. Sebagian besar lamina dura telah diresorpsi.

Gambar 3 kista tulang sederhana dengan resorpsi akar gigi molar pertama . Septum-seperti garis radiopak juga terlihat (panah). lesi inikambuh setelah operasi

Dalam kasus yang dipublikasikan,

kebanyakan dijelaskan hanya beberapa

temuan yang ada. Temuan mengenai

lamina dura, batas dan perluasani rongga

tulang hanya digambarkan dalam 22, 16

dan 31 dari masing-masing dari 108 kasus

yang telah diterbitkan. Secara keseluruhan,

hasilnya serupa antara dua studi (Tabel 4).

Sebagian besar lesi dengan temuan

radiografi adanya lamina dura yang utuh

atau margin mulus sembuh setelah operasi,

sedangkan lebih dari 60% terulang lagi

dalam kasus dengan ditemukannya suatu

lamina dura absen, resorpsi akar, marjin

bergigi, massa radiopak atau

lubang/rongga ganda.

Klasifikasi Radiografi

Kasus dalam penelitian ini dibagi menjadi

dua kelompok berdasarkan temuan dari

lamina dura: 17 kasus dengan lamina dura

yang utuh dan 13 kasus dengan lamina

dura yang absen (Tabel 5). Dalam kasus

dengan lamina dura yang utuh, temuan

terkait hanya ada batas halus dan tidak

atau ekspansi tulang lunak, semua kasus

yang sembuh. Sedangkan pada 13 kasus

dengan lamina dura yang absen, batas

bergigi, resorpsi akar, ekspansi tulang

nodular, massa radiopak atau beberapa

lubang yang diamati, ditemukan ada

kekambuhan pada 8 kasus setelah operasi.

Tidak ada klasifikasi bermakna lain dari

kasus yang telah ditemukan, selain pada

lamina dura.

Dalam survei kasus diterbitkan, evaluasi

klasifikasi kasus radiografi itu sulit karena

deskripsi yang tidak sempurna mengenai

temuan radiografi di sebagian besar

laporan. Hanya empat kasus yang

dilaporkan ,semua temuan tentang lamina

dura, marjin dan perluasan rongga tulang.

Page 7: Jurnal Kista Tulang Sederhana

Diskusi

Pemeriksaan radiografi menyediakan

banyak informasi klinis tentang lesi kista

tulang sederhana pada rahang, termasuk

adanya kondisi lain seperti osseus displasia

(OD) dan displasia fibrosa. Shear19

menunjukkan bahwa penafsiran

kecermatan radiografi yang baik adalah

yang paling berharga dalam diagnosis.

Namun demikian, sebagian besar penulis

telah menggunakan radiografi hanya untuk

menunjukkan garis besar lesi, dan tidak

ada studi radiografi ekstensif telah

dilakukan.

Hubungan antara temuan radiografi dan

prognosis

Semua kasus kami dengan lamina dura

yang utuh segera sembuh setelah

pengobatan, dan penyembuhan spontan

dilaporkan dalam kasus-kasus dengan

lamina dura yang utuh.5, 20 Kekambuhan

dikonfirmasi hanya 2 dari 17 kasus yang

dipublikasikan dengan lamina dura yang

utuh. Oleh karena itu, suatu lamina dura

yang utuh dapat digunakan sebagai tanda

kemungkinan penyembuhan setelah

operasi. Namun, lamina dura dapat

diresorpsi sebagian dalam kasus yang

dianggap memiliki lamina dura utuh atau

beberapa lamina dura mungkin tetap dalam

kasus yang dianggap memiliki lamina dura

yang absen. Temuan dari lamina dura

berguna untuk memprediksi prognosis,

tapi keputusan dalam kasus perbatasan

harus dihindari. Temuan lamina dura yang

absen belum ditekankan dalam studi kista

tulang sederhana, tapi itu tidak langka dan

dianggap sebagai kemungkinan tanda

kekambuhan setelah operasi (Tabel 4).

Tingkat kekambuhan tinggi di dalam

kasus-kasus dengan batas bergigi (keadaan

multilocular) telah dikonfirmasi

dalampembelajaran kista tulang

sederhana.21 Ini belum ditetapkan dalam

kista tulang sederhana pada tulang rahang,

meskipun kita mengamati kekambuhan

pada 65,4% (17/26) kasus dengan batas

bergigi dibandingkan 4,8% (1/21) kasus

dengan batas halus. Oleh karena itu, batas

bergigi adalah kemungkinan tanda

kekambuhan, meskipun hal ini tidak harus

dibingungkan dengan interdental bergigi

terkait dengan lamina dura yang utuh.

Hubungan antara kehadiran ekspansi

tulang dan tingkat kekambuhan itu sendiri

belum dapat diselidiki.

Page 8: Jurnal Kista Tulang Sederhana

Gambar 4 (a) kista tulang sederhana disertai dengan florid cemento-osseous displasia (FCOD) . Rongga dengan batas bergigi diamati di daerah gigi molar kanan dan anterior. Tidak ada massa sklerotik jelas, tapi satu dikukuhkan dalam radiografi periapikal dari daerah incisor. (b) Karakteristik temuan ekspansi nodular. Tulang ekspansi menonjol dengan permukaan tidak teratur dicatat. (c) Tujuh bulan setelah operasi, pembentukan tulang dikonfirmasi dalam rongga. (d) 4 tahun dan 10 bulan setelah operasi, di samping kekambuhan lesi, pembentukan massa sklerotik dari FCOD dikonfirmasi (panah).

Dalam studi ini, tingkat kekambuhan lebih

besar pada kasus-kasus dengan ekspansi

tulang dibandingkan mereka yang tidak

ekspansi tulang. Selain itu, sifat ekspansi

(halus atau nodular) adalah penting untuk

memprediksi prognosis, sebagian besar

kasus dengan ekspansi mulus sembuh,

sedangkan empat kasus lainnya dengan

ekspansi nodular terulang dalam studi

kasus kami (Tabel 4). Pada 8 dari 16 kasus

adanya radiopak dalam rongga, massa itu

adalah OD dan kekambuhan terjadi pada 7

kasus. Melrose et al22 mengkonfirmasi

untuk tindak lanjut studi kista tulang

sederhana pada rahang terkait dengan OD

bahwa tiga dari sembilan kasus kambuh

setelah operasi. Kista tulang sederhana

dengan OD harus diakui memiliki potensi

tinggi untuk kambuh setelah pengobatan.

Sebuah massa radiopak selain pada OD

terlihat dalam delapan kasus, dan enam

dari mereka kambuh setelah operasi.

Mungkin ada hubungan antara massa

radiopak dan prognosis, tetapi hal ini tidak

Page 9: Jurnal Kista Tulang Sederhana

dapat dibahas saat ini. Dalam kasus

dengan beberapa rongga , tingkat

kekambuhan yang dilaporkan tinggi .22, 23

Dalam penelitian ini (kasus terakhir

ditambah penulis sendiri) juga, 14 dari 19

kasus dengan beberapa rongga terulang

setelah operasi.

Tabel 2 Usia pasien dan jenis kelamin dalam distribusi kasus penyembuhan dan berulang

Hasil perawatan (jumlah kasus)

Jumlah Pria/Wanita

Umuru rata-rata (hasil) (tahun)

31 kasus kami

Penyembuhan (22) 10/12 16.5 (10–38) P _ 0.0032∗∗Pengulangan (9) 1/8 38.1 (21–76)

Kasus yang dierbitkan (108 kasus)

Penyembuhan(80)∗ 29/27 19.0 (10–51)P _ 0.104∗∗Pengulangan (28)† 7/12 25.7 (7–51)

Total

Penyembuhan (102)∗ 39/39 18.3 (10–51) P _ 0.0018∗∗Pengulangan (37)† 8/20 29.6 (7–76)

Total (139) 47/59 21.1

∗,† Jenis kelamin atau usia tidak dinyatakan dalam 24 dan 9 kasus, masing-masing. ∗∗ Tes mandiri.

Tabel 3 Prosedur bedah dan jumlah penyembuhan serta kasus yang terulang

Prosedur operasi

Studi kasus Review literatur

Total hasil pengulanganPenyembuhan

Pengulangan Penyembuhan

Pengulangan

(n _ 22) (n _ 9) (n _ 80) (n _ 28) (%)

Kuretase dinding tulang / eksplorasi rongga 17 7 58 20 29.3

Fenestrasion 3 2 8 0 15.4

Menutup lubang dengan bahan∗ 0 0 8 0 0

Aspirasi 0 0 1 0 0

Osteotomy dari kondilus 0 0 1 0 0

Tidak diketahui / tidak tercatat 2 0 4 8 –

∗ Gelfoam diaplikasikan dalam lima kasus. Ujung tulang, spons gelatin atau paket kasa diterapkan masing-masing dalam satu kasus.

Page 10: Jurnal Kista Tulang Sederhana

Gambar 5 Kista tulang sederhana dengan massa radiopak dalam rongga (panah panjang). Resorpsi akar diduga pada akar medial molar pertama (panah pendek). Lesi terulang dua kali setelah operasi

Selain itu, kami mencatat proporsi yang

tinggi dari beberapa rongga kista tulang

sederhana mempengaruhi tulang rahang:

13,6% (18/132 kasus) dalam penelitian ini,

dan 21,4% (3/14), 11 20% (15/3), 24 6,2%

(10/161) 23 dan 4,0% (2/51) 10 dalam studi

yang dilaporkan. Bahkan tidak termasuk

kasus dengan OD, 12 kasus (9,4%)

memiliki beberapa rongga dalam

penelitian kami. Tulang rahang

diperkirakan memiliki sifat aneh yang

menghasilkan lesi kista tulang sederhana .

Hal ini berspekulasi bahwa ini

berhubungan dengan jaringan

odontogenik, karena kista tulang sederhana

sering terjadi dalam tubuh mandibula dan

berkaitan dengan OD.2, 22,25

Klasifikasi radiografi dan prognosis

Studi kami menunjukkan bahwa kasus

kista tulang sederhana dapat

diklasifikasikan menjadi dua kelompok

radiografis, dan klasifikasi yang mungkin

berhubungan dengan prognosis (Tabel 5).

Lesi dalam satu kelompok memiliki

temuan hanya lamina dura yang utuh,

batas mulus dan tidak ada ekspansi tulang

halus dan akan sembuh setelah operasi,

sedangkan lesi pada kelompok lain dapat

mencakup temuan lamina dura yang absen,

resorpsi akar, batas bergigi, nodular

ekspansi, massa radiopak atau lesi ganda

dan bisa kambuh kembali.

Dalam kesimpulan, penilaian radiografi

dianggap berguna untuk memperkirakan

prognosis lesi kista tulang sederhana.

Dalam kasus dengan gambar radiografi

dura lamina absen, batas bergigi, ekspansi

tulang nodular, massa radiopak atau

rongga ganda, kebutuhan untuk tindak

lanjut dalam jangka panjang dan

kemungkinan pengulangan operasi harus

dipertimbangkan.

Page 11: Jurnal Kista Tulang Sederhana

Tabel 4 Jumlah kasus hasil temuan radiografi dan hasil pengobatannya

Temuan radiografi

Kasus kami Kasus yang diterbitkan Total

Penyembuhan (n _ 22)

Pengulangan (n _ 9)

Penyembuhan (n _ 80)

Pengulangan (n _ 28)

Penyembuhan

Pengulangan

Hasil pengulangan (%)

lamina dura utuh 17 0 15 2 32 2 5.9

lamina dura absen 5 8 2 3 7 11 61.0

Resorpsi akar 1 4 0 0 1 4 80.0

Batas halus 20 1 0 0 20 1 4.8

Batas bergigi 2 8 7 9 9 17 65.4

Tanpa perluasan 9 2 10 1 19 3 13.6

Perluasan halus 12 3

14 6 26 13 33.3Perluasan nodular 0 4

Massa Radiopak∗ 1 5 2 8 3 13 81.3

Beberapa rongga 1 5 4 9 5 14 73.7 Dalam survei kasus yang diterbitkan, sebagian besar kasus yang dijelaskan hanya beberapa

temuan, jika ada, dan jumlah temuan tidak 10 tetapi 9 karena ekspansi tulang dilaporkan ada atau tidaknya, sedangkan penulis dalam kasus kami menggambarkannya sebagai absen, halus atau nodular . Oleh karena itu, jumlah baris dalam 2 kolom pertama adalah 10 dan bahwa dalam 5 kolom berikut adalah 9

∗ Histologi adalah cemento-osseous displasia dalam delapan kasus, gigi dalam tiga kasus, tulang dalam satu kasus dan tidak diketahui dalam empat kasus.

†Osseous dysplasia terkait pada 7 kasus.

Tabel 5 Klasifikasi radiografi pada 30 kasus kami berdasarkan keberadaan lamina dura dan distribusi lainnya

Batas

Resorpsi akar

Perluasan

Massa Radiopak

Beberapa rongga

Angka kasus dengan

pengulanganhalus bergigi Tanpa Halus Nodular

lamina dura utuh (17 kasus) 17 0 0 6 10 0 0 0 0

lamina dura absen (13 kasus) 4 9 5 5 4 4 6 6 8

Referensi

1. Weber AL, Kaneda T, Scrivani SJ, Aziz S. Jaws and temporomandibular

joints. In: Som PM, Curtin HD (eds). Head and neck

Page 12: Jurnal Kista Tulang Sederhana

imaging, 4th edn. St. Louis: Mosby, 2003, pp 942–943.2. White SC, Pharoah MJ. Oral radiology principles and interpretation,5th edn. St. Louis: Mosby, 2004, pp 405–409.3. Shafer WG, Hine MK, Levy BM. A textbook of oral pathology,4th edn. Philadelphia: WB Saunders, 1983, pp 541–544.4. Damante JH, Da S Guerra EN, Ferreira Jr O. Spontaneousresolution of simple bone cysts. Dentomaxillofac Radiol 2002; 31:182–186.5. Sapp JP, Stark ML. Self-healing traumatic bone cysts. Oral SurgOral Med Oral Pathol 1990; 69: 597–602.6. Chapman PJ, Romaniuk K. Traumatic bone cyst of the mandible:regression following aspiration. Int J Oral Surg 1985; 14: 290–294.7. Howe GL. ‘‘Haemorrhagic cysts’’ of the mandible. II. Br J OralSurg 1965; 3: 77–91.8. Narang R, Jarrett JH. Large traumatic bone cyst of the mandible.J Oral Surg 1980; 38: 617–618.9. Lindsay JS, Martin WR, Green HG. Traumatic bone cyst treatedwith homogenous bone graft. Report of a case. Oral Surg OralMed Oral Pathol 1966; 21: 536–542.10. Matsumura S, Murakami S, Kakimoto N, Furukawa S, KishinoM, Ishida T, et al. Histopathologic and radiographic findings ofthe simple bone cyst. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral RadiolEndod 1998; 85: 619–625.11. MacDonald-Jankowski DS. Traumatic bone cysts in the jaws ofa Hong Kong Chinese population. Clin Radiol 1995; 50: 787–791.12. Dellinger TM, Holder R, Livingston HM, Hill WJ. Alternativetreatments for a traumatic bone cyst: a longitudinal case report.Quintessence Int 1998; 29: 497–502.13. Horner K, Forman GH, Smith NJ. Atypical simple bone cysts ofthe jaws. I. Recurrent lesions. Clin Radiol 1988; 39: 53–57.14. Vijayaraghavan K, Whitlock RI. An unusual case of ‘‘haemorrhagic’’bone cyst. Br J Oral Surg 1975; 13: 64–72.15. Moss M, Levey A. The traumatic bone cyst: report of three cases.J Am Dent Assoc 1966; 72: 397–402.

16. Ivy RH, Curtis L. Hemorrhagic or traumatic cysts of mandible.Int J Orthodont 1937; 23: 640–643.17. Blum T. Unusual bone cavities in the mandible: a report of threecases of traumatic bone cysts. J Am Dent Assoc 1932; 19: 281–301.18. Chang CH, Stanton RP, Glutting J. Unicameral bone cyststreated by injection of bone marrow or methylprednisolone. JBone Joint Surg Br 2002; 84: 407–412.19. Shear M. Cysts of the oral regions. Oxford, UK: Butterworth-Heinemann, 1992.20. Szerlip L. Traumatic bone cysts. Resolution without surgery. OralSurg Oral Med Oral Pathol 1966; 21: 201–204.21. Campanacci M, Capanna R, Picci P. Unicameral and aneurysmalbone cysts. Clin Orthop Relat Res 1986; 204: 25–36.22. Melrose RJ, Abrams AM, Mills BG. Florid osseous dysplasia. Aclinical-pathologic study of thirty-four cases. Oral Surg Oral MedOral Pathol 1976; 41: 62–82.23. Kaugars GE, Cale AE. Traumatic bone cyst. Oral Surg Oral MedOral Pathol 1987; 63: 318–324.24. Saito Y, Hoshina Y, Nagamine T, Nakajima T, Suzuki M,Hayashi T. Simple bone cyst. A clinical and histopathologic studyof fifteen cases. Oral Surg Oral Med Oral Pathol 1992; 74:487–491.25. Waldron CA, Giansanti JS, Browand BC. Sclerotic cementalmasses of the jaws (so-called chronic sclerosing osteomyelitis,sclerosing osteitis, multiple enostosis, and gigantiform cementoma).Oral Surg Oral Med Oral Pathol 1975; 39: 590–604.