Upload
keynechrista
View
230
Download
5
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ophtalmology
Citation preview
JOURNAL READING
JOURNAL READING
Oleh:
Keyne Christa Monintja 2013-061-111
Angelina 2013-061-112
Laura Cynthia Bria 2013-061-113
Ruth Isabelle Sugiono 2014-061-098
Jessica Jasmine Gondo 2014-061-099
International Photographic Classification and Grading System for Myopic Maculopathy
Pembimbing:
Prof. DR. Dr. H. H. B. Mailangkay, Sp.M(K)
Ohno-Matsui K,Kawasaki R,Jonas JB,Cheung CM,Saw SM,Verhoeven VJ,Klaver CC, Moriyama M,Shinohara K,Kawasaki Y,Yamazaki M,Meuer S, Ishibashi T,Yasuda M, Yamashita H,Sugano A,Wang JJ,Mitchell P,Wong TY;META-analysis for Pathologic Myopia (META-PM) Study Group;META-analysis for Pathologic Myopia META-PM Study Group.
PENDAHULUAN
Myopic Makulopathy
Salah satu penyebab terbanyak gangguan penglihatan dan buta di seluruh dunia, terutama Asia Timur.
Penyebab terbesar ke 3 dari penglihatan buruk dan kebutaan. (Studi Tajimi di Jepang)
Penyebab tersering ke 2 dari gangguan penglihatan dan kebutaan. (Studi Shinpai di Taiwan dan Beijing)
Dilaporkan juga mempunyai peran signifikan terhadap kebutaan yang terjadi di hemisfer barat.
Myopic Makulopathy
Perubahan utama: elongasi aksial dari bola mata yang berlebihan dan deformasi dari segmen okular posterior, dengan staphyloma sebagai tanda penting.
Lesi koroid dan retina dapat berkembang pada sisi posterior mata.
Curtin dan Karlin (1970) : Definisi myopic maculopathy termasuk fitur atrofi koroid, bintik Fuchs, Lacquer cracks, staphyloma posterior dan perubahan optic disc.
Setelah definisi utama Curtin dan Karlin pada tahun 1970, belum terdapat revisi dari definisi myopic maculopathy.
Kurangnya klasifikasi umum dan perbandingan langsung, insiden dan pola individual masih menyebabkan tidak mungkin dilakukan klasifikasi.
Dengan adanya anti vascular endothelial growth factor (VEGF) untuk penatalaksanaan CNV, ada kebutuhkan untuk sistem tingkatan berdasarkan foto untuk mengklasifikasikan fenotipe yang berbeda untuk mengetahui penggunaan terapi.
Pada penelitian klonis,angiografi dan optical coherence topography (OCT) tidak selalu tersedia sehingga gambaran retina berwarna adalah cara utama untuk menentukan diagnosis.
METODE
Studi ini terdiri 2 fase :
Pertemuan konsensus untuk menentukan sistem klasifikasi dari makulopati myopia
Menentukan kesepakatan bagi inter dan intra observer dalam menerapkan sistem klasifikasi pada 100 subjek penelitian.
Pertemuan Konsensus
Untuk memformulasikan sistem klasifikasi.
Draft berdasarkan studi yang dilakukan oleh Hayashi et al serta informasi dari literature review, textbooks, dan studi observasi dari 3500 pasien dengan myopia patologis di High Myopia Clinic of the Tokyo Medical and Dental Unviersity, Tokyo, Japan.
Menentukan kesepakatan bagi inter dan intra observer dalam menerapkan sistem klasifikasi
5 observer dilatih untuk menggunakan sistem klasifikasi dan diminta untuk menilai 100 gambar, yang setidaknya memiliki 1 tanda myopia patologis dengan derajat myopia yang tinggi.
Proposed Classification of Myopic Maculopathy
Myopic maculopathyPlus lesionsCategory 0No macular lessionsCategory 1Tessellated fundusLacquer cracks (LC)Category 2Diffuse chorioretinal atrophyChoroidal neovascularization (CNV)Category 3Patchy chorioretinal atrophyFuchs spot (Fs)Category 4Macular atrophySimplified Definitions Of Myopic Maculopathy
Myopic macular lesions
Tessellated fundus (category 1)
Well defined choroidal vessels that can be observed clearly around the fovea as well as around the arcade vessels
Diffuse chorioretinal atrophy (Category 2)
Yellowish white appearance of posterior pole. When present, further estimate size and extent using disc area as a relative size unit.
Simplified Definitions Of Myopic Maculopathy
Myopic macular lesions
Patchy chorioretinal atrophy (Category 3)
Well-defined grayish white lesiona in the macular area or around the optic disc
Macular atrophy (Category 4)
Well-defined grayish white or whitish, round chorioretinal atrophic lesion in the foveal region;may appear around a regressed CNV (Fuchs spot)
Plus lesions on the myopic macular lesions
Lacquer cracks
Yellowish linear lesions in the macula. Often criss-cross over the underlying choroidal vessels. Newly developed lacquer cracks may be seen with hemorrhage.
Choroidal neovascularization
Lesion associated with CNV and exudation, hemorrhage, or serious retinal detachment at the posterior pole.
Fuchs spot
Pigmented grayish white scar of myopic CNV without associated exudation, and sometime associated with pigmentation.
Simplified Definitions Of Myopic Maculopathy
Simplified Definitions Of Myopic Maculopathy
Posterior staphyloma
Local bulging of the sclera at the posterior pole of the eye, that has a radius of less than the surrounding curvature of the wall of the eye :
Macula involved : Wide (Curtins type I), Narrow (Curtins type II), and inferior (Curtins type V)
Macula not involved : Peripapillary (Curtins type III), Nasal (Curtins type IV), and inferior (Curtins type V)
Others (Curtins type VI-X and any posterior staphyloma that cannot be classified into Curtins I-X)
HASIL
Klasifikasi oleh Curtin dan Karlin :
Berdasarkan perubahan pada fundus yang berhubungan dengan : peningkatan axial length, optic nerve crescent, chorioretinal athropy dan central pigmen spot, posterior staphyloma.
Keterbatasan : tidak meckup semua lesi miopi (seperti : CNV), dan juga tidak membahas secara detail tentang perbedaan diffuse dan patchy chorioretinal athrophy.
Klasifikasi oleh Avilla,dkk :
Integrted tesselation (M1)
Posterior staphyloma (M2)
Laquer cracks (M3)
Focal choroidal athropy (M4)
Large geographyc athropy (M5
DISKUSI
Klasifikasi untuk menentukan myopic maculopathy studi observasional jangka panjang
Lc, Myopic CNV, dan Fs dalam pertimbangan plus sign
Lc berkaitan dengan resiko myopic CNV
Fs sebagai konsekuensi dari myopic CNV
Mempengaruhi visual aquity
Dapat berkaitan dengan berbagai kategori dari myopic maculopathy
Posterior staphyloma tidak termasuk dalam klasifikasi posterior staphyloma terbatas pada daerah fundus saja
Klasifikasi Curtin mengenai posterior staphyloma akan dimodifikasi untuk studi lebih lanjut
Klasifikasi digunakan untuk
Clinical trial dan studi epidemiologi
Perbandingan langsung dari temuan pada studi
Keterbatasan beberapa tes tidak masukkan dalam klasifikasi
Angiografi fluoresen
fundus autoflouresen
ultrasound B-scan
gambar OCT
LAMPIRAN
TERIMAKASIH