Click here to load reader

Journal Reading Ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Journal Reading Wound Healing and Hyperbaric Oxygen Treatment

Nyoman Adhydeva Purusanti0861050094

Ilmu Kepaniteraan Kulit dan KelaminPeriode 7 Januari 2013-2 Februari 2013Fakultas Kedokteran Universitas Kristen IndonesiaJournal Readingjournal readingWound Healing and Hyperbaric Oxygen TreatmentNyoman Adhydeva P (08-094)ABSTRAKLatar belakang: Di negara berkembang luka adalah salah satu yang paling umum menyebabkan morbiditas. Luka mengurangi kualitas kehidupan dan mencakup bagian yang penting dari keseluruhan pembiayaan kesehatan. Penyembuhan luka memerlukan akses otentik dan keselarasan dari different cellular event. Event selular ini adalah fagositosis, kemotaksis, mitogenesis, sintesa kolagen dan komponen matriks lainnya. Perkembanganpenyembuhan luka terdiri dari beberapa fase; sebut saja, koagulasi, inflamasi, reepitelisasi, angiogenesis dan rekonfigurasi.

Terapi oksigen hiperbarik telah lama digunakan dan direkomendasikan sejak 40 tahun terakhir tanpa data ilmiah yang cukup atau konfirmasi tentang efek dan kegunaannya. Meningkatnya laporan terutama pada eksperimental dan dasar molekuler menunjukkan bahwa terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi alternatif penting dengan mekanisme yang berbeda. Saat ini keraguan tentang kegunaan terapi oksigen hiperbarik sudah tuntas dan model terapinya memenuhi dasar-dasar ilmiah.Nyoman Adhydeva P (08-094)Penyembuhan Luka Dermal Terdapat empat fase penyembuhan luka dermal : InflamasiEvent selularKontraksiRekonfigurasi

Nyoman Adhydeva P (08-094)Tahap Inflamasi

Berawal dengan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler. Setelah itu terjadi migrasi polimorfonuklear leukosit, monosit dan llimfosit.

Pada fase ini penyembuhan luka jahitan berlangsung selama 4-5 hari sementara pada luka terbuka berlangsung selama kurang lebih 7-10 hari.

Nyoman Adhydeva P (08-094)Nyoman Adhydeva P (08-094)Pengaruh faktor kemotaktik mempengaruhi migrasi polimorfonuklear leukosit pada luka dan mencegah infeksi, juga menyebabkan digesti enzimatik dan fagositosis ke arah debridemen jaringan nekrotik secara natural.

Limfosit T yang telah diaktifkan melepaskan faktor kemotaktik untuk fibroblas.

Dalam kasus PMNL atau defisiensi limfosit, perjalanan penyembuhan luka yang normal menjadi tidak sempurna. Banyak dan sedikit sitokin yang mempengaruhi sintesa kolagen dan angiogenesis dengan menyediakan monosit dan migrasi fibroblas.Tahap Seluler

Berawal dengan penurunan permeabilitas kapiler dan eksudasi.

Jaringan granulasi mencakup monosit, fibroblast dan pembuluh kapiler menjadi tersusun setelah 7-10 hari.

Kesatuan jaringan pada hari ke lima faktor pertumbuhan dibuat oleh fibroblas dengan stimulasi sitokin. Stimulasi fibrin dan fibronektin menyebabkan berawalnya migrasi pada fibroblas baru dan sintesis kolagen. Nyoman Adhydeva P (08-094)Nyoman Adhydeva P (08-094)Pengolah ini mencapai puncak pada hari ke enam atau tujuh dan berulang dua atau empat minggu. Kemudian monosit merangsang proliferasi sel endotel dan dengan konsentrasi tekanan oksigen yang menurun, meningkatkan konsentrasi laktat serta merangsang pengembangan vaskuler

Fase Kontraksi

Pada fase ini penurunan ukuran luka mulai terjadi pada hari ke 7 dan menjadi kelihatan di hari ke 14. Miofibroblas (yang diubah fibroblast) memainkan peran utama pada tingkatan ini. Pada luka jahitan aktifitas miofibroblast sangat langka. Luka superfisial yang memanjang hingga ke dermis pars papiler memperlihatkan kontraksi kecil sementara kontraksi luka lebih dalam melibatkan retikuler dermis terjadi lokalisasi miofibroblasts di retikular dermis.Lokalisasi dari luka juga mempengaruhi kontraksi dan kontraksi terjadi lebih lamban di daerah seperti kulit kepala dan aspek anterior dari tulang kering (tibia) dimana kulit luarnya tebal. Juga luka melingkar (round-shaped) menunjukkan kontraksi yang lebih lambat dibandingkan luka yang bersudut. Pada luka yang terjadi pada penghubung organ implantasi /transplantasi (joints grafting) diharapkan tidak terjadi kontraksi yang tidak dikehendaki.Nyoman Adhydeva P (08-094)Remodeling Pada fase ini pembentukan kapiler, eritema dan edema berkurang. Sementara terjadi penghancuran kolagen, di sisi lain sintesis kolagen yang baru terbentuk menurun dan setelahnya kuat tarik kekuatan kulit perlahan-lahan meningkat. Pada luka yang dijahit tingkat sintesis kolagen lebih dari tingkat penghancuran kolagen dan dalam 3-4 minggu baru muncul.Tetapi pada luka hipertrofi dan keloid sintesis lebih mendominasi daripada penghancuran kolagenKekuatan-tarik dari kulit menjadi jelas di hari ke 6 dan dengan cepat meningkat sampai minggu ke 6. Peningkatan kekuatan-tarik berlanjut selama sekitar 1 tahun, tidak akan pernah menjadi normal kembali.

Nyoman Adhydeva P (08-094)Penyembuhan Luka Epidermal

Re-epitelisasi dari luka dilakukan oleh sel suprabasal dan proses ini mulai kira-kira 12 jam setelah kerusakan kulit. Pada luka yang dalam perbaikan sel yang utama bertempat di tepi luka sedangkan jika kerusakan kulit dangkal sel-sel suprabasal ini ada pada semua bagian luka dan tambahan kulit. Oleh karena itu re-epitelisasi luka dangkal jauh lebih lebih cepat dari luka dalam. Pada reepithelisasi luka jahitan hampir secara penuh selesai setelah 24-48 jam sedangkan pada luka terbuka setelah 36-48 jam dan terjadi peningkatan aktivasi miosit.Nyoman Adhydeva P (08-094)Penggolongan yang lain mengenai penyembuhan luka dapat dibuat menurut cara dari formasi luka itu.Penyembuhan luka setelah ada proses yang berhubungan dg pembedahan disebut penyembuhan primer sedang penyembuhan dari luka terbuka terjadi setelah kerusakan jaringan dan kulit disebut penyembuhan sekunder

Nyoman Adhydeva P (08-094)Penyembuhan luka dan OksigenPercobaan dan uji klinis menyatakan bahwa oksigen mempunyai peran yang amat penting pada penyembuhan luka. Oksigen memudahkan pembasmian bakteri melalui produk oksidatif dan memainkan peran yang penting pada reepitelisasi, angiogenesis dan sintese kolagen

Nyoman Adhydeva P (08-094)Terapi Oksigen HiperbarikTerapi oksigen hiperbarik telah digunakan dan direkomendasikan 40 tahun terakhir tanpa konfirmasi atau data ilmiah yang cukup tentang efek dan kegunaannyaNamun selama tahun terakhir studi eksperimental dan klinis mempresentasikan bukti ilmiah jelas yang dan terdaftar.Terutama peningkatan kasus diabetes mellitus dan komplikasinya di seluruh dunia, olahraga menyelam tersebar luas setiap hari dan peningkatan kasus keracunan karbon monoksida (CO) menunjukan suatu arti penting yang khusus dalam terapi oksigen hiperbarik dan meningkat pemakaian nya.Meningkatnya laporan studi terutama pada percobaan dan molekular menunjukkan terapi oksigen hiperbarik itu bisa menjadi suatu alternatif yang penting dengan mekanisme yang berbeda. Keraguan tentang kehandalan dari terapi oksigen hiperbarik saat ini tidak ada lagi dan terapi ini sudah berbasis ilmiah.

Nyoman Adhydeva P (08-094)Penjelasan yang paling sederhana tentang terapi oksigen hiperbarik dapat dibuat sebagai model terapi medis yang digunakan pada pasien dengan pemberian 100% oksigen tekanan penuh serta terisolasi di bawah tekanan yang lebih tinggi dibanding tekanan udara yang normalTerapi oksigen hiperbarik umumnya dilakukan sekali sehari tetapi ada juga dilakukan terapi yang berbeda.Keuntungan dari terapi oksigen hiperbarik dapat ditekankan di empat kategori yang utama, yakni; mekanik, bakteriostatik, intoksikasi dan hipoksia dengan efek menyembuhkan. Oksigen Hiperbarik mempunyai dua efek yang utama terhadap tubuh:- efek mekanis pada gas tubuh - peningkatan tekanan oksigen parsial (pO2).

Efektivitas dalam pengobatan tergantung pada dua efek yang utama ini

Nyoman Adhydeva P (08-094)Unit Penanganan Terapi Oksigen Hiperbarik.

Nyoman Adhydeva P (08-094)Efek dari Terapi Oksigen Hiperbarik pada Luka HipoksiaPenyulit dalam penyembuhan luka adalah dengan hipoksia yang kronis. Banyak percobaan eksperimental telah mengungkapkan bahwa di bawah kondisi hipoksia penyembuhan luka dapat tertunda

Kemampuan dan efektivitas fagositik antibakteri dari leukosit berkurang pada 30 mm Hg dan bahkan lebih di bawah tekanan ini. Bahkan fagositosis mungkin pada tingkat tekanan rendah yang disebut ledakan oksidatif, NADPH oksidase yang bergantung pembentukan superoksida , akan dihambat.

Terapi oksigen hiperbarik meningkatkan oksigenasi dan karenanya membantu neutrofil membunuh bakteri di daerah luka hipoksia.Tingkat oksigen dalam jaringan yang terluka merupakan faktor utama yang yang menentukan infeksi luka. Oksigen tidak hanya pasokan energi yang penting, tetapi juga bertindak sebagai antibakteri.

Nyoman Adhydeva P (08-094)Ketika tekanan parsial oksigen dalam jaringan naik dari 10 mmHg sampai 40 mm Hg sintesis kolagen meningkat 7 kali lipat. Jika pO2 sekitar daerah yang terluka di bawah 10 mmHg fibroblas migrasi ke wilayah tersebut tidak dapat dicapai secara efektif. Oksigen ekstra yang diperoleh oleh aliran darah mempercepat angiogenesis dalam luka iskemik dan karenanya waktu penyembuhan dipersingkat. Oksigen hiperbarik meningkatkan proliferasi kapiler Terapi oksigen hiperbarik juga dapat digunakan untuk luka bermasalah seperti ulkus yang menyertai insufisiensi vaskular perifer, ulserasi vena statis, ulkus dekubitus, infeksi luka, kerusakan jaringan terkena radiasi, kerusakan akibat dingin dan gigitan hewan beracun.

Nyoman Adhydeva P (08-094)Patofisiologi Efek dari Penggunaan Oksigen HiperbarikDalam penggunaan klinis hiperbarik menunjukkan suatu efek terapeutik Ilmu pengobatan oksigen hiperbarik dibatasi maksimal tekanan 3 atm dalam pemakaian klinis.Meningkatan tekanan maksimal ini tidak akan menimbulkan suatu manfaat lebih tetapi sebaliknya yaitu dapat meningkatkan keracunan terhadap oksigenEfek racun oksigen lebih manifestasi pada bagian sistem organ karena aliran darah lebih banyak menuju ke sistem organ dibandingkan dengan bagian tubuh yang lainDi samping resiko yang secara relatif serius ini beberapa efek yang tak dikehendaki lain dapat terjadi disebabkan masalah di peraturan tekanan seperti sakit kepala, sakit pada telinga, sinus dan gigi.

Nyoman Adhydeva P (08-094)Penggunaan Terapi Oksigen Hiperbarik pada Penyembuhan LukaTerapi oksigen hiperbarik umumnya diterapkan sekali atau dua kali sehari selama 45-120 menit pada tekanan atmosfer berubah dari 1,5 sampai 3 atm, perubahan sesuai dengan karakter kasus. Pada luka yang kronis tentu saja durasi rata-rata terapi adalah sekitar 20-30 kali.Tetapi jika dibutuhkan terapi dapat diperpanjang sampai 60 kali Dalam terapi oksigen hiperbarik pada gangrenosum pioderma terapi dapat digunakan sebagai adjuvan dan telah dilaporkan dapat mengurangi rasa sakit dan mempermudah penyembuhan lukaNyoman Adhydeva P (08-094)

Nyoman Adhydeva P (08-094)

Nyoman Adhydeva P (08-094).Terapi oksigen hiperbarik juga dianjurkan untuk cerebral palsy dan anak-anak autis tapi ini masih merupakan konsep yang kontroversial. Telah diusulkan bahwa terapi oksigen hiperbarik menaikan kadar oksigen dalam daerah yang dorman di neuron dan ditemukan dapat mengaktifkan neuron. Tapi ini hanya hipotesis yang belum terbukti.

Nyoman Adhydeva P (08-094)

Nyoman Adhydeva P (08-094)Foot ulcer sebelum dan sesudah terapi oksigen hiperbariksebelumsesudah

Nyoman Adhydeva P (08-094)Ulkus diabetik pada kaki sebelum dan sesudah terapi oksigen hiperbariksebelumsesudah

Nyoman Adhydeva P (08-094)Terima KasihNyoman Adhydeva P (08-094)