17
Oleh : Mutiara Rachel Rizki Ovianti Suci Utami Pembimbing : dr. Eva Susana Putri,SpAn JOURNAL READING

Jourding Anastesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

journal reading anastesi ROS

Citation preview

PowerPoint Presentation

Oleh:Mutiara RachelRizki OviantiSuci UtamiPembimbing: dr. Eva Susana Putri,SpAn

JOURNAL READING

PENDAHULUAN

Propofol (2,6-diisopropyphenol) merupakan anastesi dan sering digunakan sebagai sedasi jangka pendek ketika pembedahan yang juga baik sebagai kombinasi terapi bagi pasien dengan penyakit yang kritis. Propofol memberikian efek farmakodinamik yang beragam, dimulai dari hipnosis pada general anastesi, dan juga amnestik yang baik dan memberikan efek relaksasi otot.

Propofol juga memiliki peran sebagai imunomodulator dengan menurunkan produki dari proinflamasi sitokin dan mengubah biosintesi nitrit oxida (NO). Propofol menghambat fungsi neutrofil (chemotaxis, attachment, migrasi, fagositosis, dan produksi dari reactive oxygen species/ROS).

Propofol memberikan aktifitas antioxidant dengan cara mengumpulkan radical bebas dan peroxynitrate sehingga menurunkan stress oxidatic yang menimbulkan peroksidasi lipid. Karena aksi anti inflamasi tersebut, efek farmakologi propafol hingga saat ini masih diselidiki.

Pemberian propofol secara intavena memiliki efek anti-inflamasi in vivo. Contohnya pada endotoximeal induced septik, propofol menghambat produksi stimuli-induced dari proinflamasi sitokin dan kemokin termasuk TNF-a, IL-1, IL-6, dan IL-8.

Lebih lanjut propofol menekan produksi pro-inflamasi sitokin dan sintesis NO/biosintesis NO pada aktivasi endotoxin lipopolisakarida (LPS) makrofag dan sel mononuklear darah perifer in vitro.

Propfol memiliki efek anti-inflamasi pada LPS-induced alveolar tipe II ephitelial cell injury dengan menurunkan regulasi CD14 dan menekan TLR 4. Propofol memoulasi LPS induce inflamasi pada sel monosit THP1 dengan menghambat aktivitas cyclooxygenase..

Song et al menunjukan bahwa propofol menghambat aktivasi hepatic nuclear factor(NF)-kB sehingga terjadi menurunan produksi pro-inflamasi sitokin TNF-a dan IL-6

Chiu et al mengkomfirmasi mengenai efek inhibitor dari propofol pada LPS atau lipoteichoic acid activated NF-kB pada makrofag.

Dibawah stress oxidatif yang menyebabkan inflamasi, propofol menghalag phosphorylasi dan degradasi dari inhibitor kB (ikB) kinase (IKK) dan iKB, hasilnya berupa inaktivasi NF-kB pada hepatosit. Stimulasi propofol juga menghambat LPS atau aktivasi asam lipotoichoic, aktivasi protein mitogen kinase (MAPK)/extraxellular, regulasi signal kinase (ERK), upstream regulator NF-kB nuclear translocation.

Infeksi bakteri gram negatif menyebabkan endotoxemia yang menyebabkan syndrom kegagalan/disfungsi multiple organ, atau bisa juga menimbulkan penyakit yang mengancam nyawa seperti shock septic.

Inflamasi organ sistemik berat mengambil peran terhadap terjadinya sepsis, oleh karena itu pemberian agent anti-inflamasi untuk melindungi sel dari kerusakan seluler karena LPS. Inhibisi sinyal LPS menimbulkan proses anti-inflamasi.

Latar Belakang Masalah

Anastesi propofol memiliki efek immunomodulator, terutama sebagai anti-inflamasi. Endotoxin liposakarida pada bakteri merangsang inflamasi melalui 4 sinyal toll-like receptor (TLR).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini mencari tau mekanisme molekuler dari propofol terhadap LPS/TLR4 yang merangsang aktivas inflamasi pada murine macrophage RAW264.7

Materials and Methods

Reagent

Propofol

LPS (lipopolisakarida)qqq derivad E-coli dilarutkan dalam saline phosphate-buffered steril (PBS)

NF-kB inhibitor pyrrolidine dithiocarbamate (PBDTC), Phospoinositide-3 kinase(PI3K) inhibitor LY294002, PP2A inhibitor okadaic acid (OA), Antioxidant diphenyl iodonium (DPI), dilarutkan dalam DMSO untuk didilusi dengan PBS

Rabbit anti-mouse iNOS, IKKB, Phopoho-IKKB (ser180), NF-kB, phospho-p38 MAPK (Thr180/Tyr 182), JNK, phospho-JNK (Thr180/Tyr 185), ERK1/2, phospho-Akt (Scr473), p38 MAPK, phospo-ERK1/2, PTEN dan phopsp-PTN

Antibodi B-actin dan horseradish perogsidase-conjugated anti-rabbit IgG

585.000 8480329555

9

Animal Treatment

Penelitian ini menggunakan 6 anak tikus jantan berusia 6 minggu, diberimakan seperti biasa dan air yang ditambah libitum, masing-masing disuntikan 15mg/kg LPS derivat E-coli yang dilarutkan kedalam PBS steril, konsetntrasi dari volume total yaitu 20uL/injeksi.

Untuk membuktikan peran anti-inflamasi pada propofol, anak tikus diberi 5mg/kgb propofol yang diencerkan dengan PBS

Kultur cell

RAW264.7 murine makrofage, dibiakan didalam cawan petri dengan 2mM L-glutamine, dan 15mM HEPES disuplementasi dngan 10% serum bivine fetal (FBS), 100 unit penisilin dan 100ug/ml streptomisin. Disimpan dengan suhu 37C dangan atmosphere CO2 5%

Penilaian Viabilitas

Menggunakan penilaian WST-8, sel dikultur dalam 96 jaringan didalam medium DMEM baik dengan adanya propofol dan tanpa propofol. Reagent diberikan setelah 24 jam

Penilaian Citotoxixitas

Penilaain colorimetric digunakan untuk mengevaluasi kerusakan sel dan aktivitas lactac dehydrogenase.

Penilaian Apoptosis

Apoptosis dianalisa menggunakan propidium iodide (PI)

Western Blotting

Cell yang telah dikumpulkan di lisis dengan buffer mengandung 1% Triton X-100, Tris (pH7.5) 50mM, EDTA 10mM, 0.02% sodium azide dan protease inhibitor coctail selama 5 menit.

Deteksi produksi NO

Produksi NO diukur sebagai akumulasi nitrin (NO2) didalam medium menggunakan reaksi kolometrik dengan reagen Griess. Sampel dicampur dengan perbandingan 1:1. Sodium nitrit dilarutkan dakam double-distlled kemudian digunakan sebagai standar (1-50nM)

Cell kultur supernatants dan murine ascites dikumpulkan dan dilihat kadar TNF-a, IL-6 dan IL-10 dengan perangkat ELISA

Immunocytochemistry staining

Seldidiamkan dalam 3.7% formaldehyd PBS selama 10 menit, setlah dibersihkan 2x dengan PBS, lalu sel dicampurkan dengan nti-NF-kB p65 antibodi, dinkubasi dalam semalam dengan suhu 4C. Selanjutnya dicuci lagi kemudian diinkubasi kembali selama 1 jam dalam suhu ruangan, lalu dicucikembali dan dilihat melalui mikroskop fluroroscent. Kemudian dihitung sell positif dalam tiga lapang pandang.

Pengukuran ROS Intraselullar

Stress oxidative intraselular diukur dengan oksidasi dichrodihydroflurescein diacetat. Sel ditanam selama semalaman kemudian dicuci 2x dengan Hanks Buffered Salt Solution (HBSS) sebelum dilakukan percobaan. Kadar ROS dikalkulasi dengan cara melihat peningkatan persentasi dengan membandigkan dengan kontrol, nilai kontrol normalnya hingga 100% dari nilai basal.

Analisa Statistik

Tiap kelompok diabndikan menggunakan t-test dua sisi atau analisa ANOVA satu sisi, diikuti dengan test post-hic Dunnets.

Hasil analisis dianggap signifikan dengan p value