8
103 JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019 FRAKSI ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) SEBAGAI ANALGETIKA TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Ethanol Fraction Leaf Aloe Vera (Aloe Vera L.) Analgesics As Of White Rats Wistar Male (Rattus Norvegicus) Mashuri Yusuf, Yuli Wahyu Trimulyani, Hestantia Titik Lestari Jurusan Farmasi FMIPA, Universitas Tulang Bawang Lampung E-mail : [email protected] 081273792722 Abstract Aloe vera leaf (Aloe vera L.) are the medicinal plants that thrive in Indonesia. One of the main ingredients in Aloe vera leaf (Aloe vera L.) is a flavonoid that provides a wide range of pharmacological activity and one of them as an analgetic. The aim of this study was to determine the analgeti effect of ethanol fraction Aloe vera leaf (Aloe vera L.) on white rats (Rattus norvegicus) thermic induced. The test animals used were 25 rats divided into 5 groups, each group consisting of 5 rats. Group 1 was given 2 ml of CMC 0,5%, group 2 was given 2 ml of mefenamic acid suspension, while the third group, 4 and 5 were given ethanol fraction Aloe vera leaf a dose of 6.37 mg / kg BW, 12.74 mg / kg BW, 25.4 mg / kg BW. Testing the analgesic effect is done by giving pain stimulation to the test animals using heat stimulation at a temperature of 65˚C. The response of the mice observed was the movement of licking legs and or jumping. Observations were carried out for 1 minute before administering the test substance then in the 30 minute after the test material was given until 120 minutes. The data obtained were analyzed using ANOVA test and continued with Duncan's test. The results of the ANOVA test showed that the average response of rats in the dose III group did not differ significantly from the positive control group. The results showed that the ethanol fraction of aloe vera leaves had an analgesic effect on wistar strain male rats. The III dose of 25.4 mg / kg BW showed a decrease in analgesic greater than doses I and II. Keywords : Analgetic, aloe vera leaves, rattus norvegicus Abstrak Daun lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman obat yang tumbuh subur di Indonesia. Salah satu kandungan utama daun lidah buaya (Aloe vera L.) adalah flavonoid yang memberikan berbagai macam aktivitas farmakologi salah satunya sebagai analgetika. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek analgetika fraksi etanol daun lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap tikus putih jantan galur wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi secara termik. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi ke dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus putih jantan. Kelompok 1 diberikan2 ml suspensi CMC 0,5%, kelompok 2 diberikan2

JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

103

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

FRAKSI ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)SEBAGAI ANALGETIKA TERHADAP TIKUS PUTIH

JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

Ethanol Fraction Leaf Aloe Vera (Aloe Vera L.)Analgesics As Of White Rats Wistar Male

(Rattus Norvegicus)

Mashuri Yusuf, Yuli Wahyu Trimulyani, Hestantia Titik LestariJurusan Farmasi FMIPA, Universitas Tulang Bawang Lampung

E-mail : [email protected]

Abstract

Aloe vera leaf (Aloe vera L.) are the medicinal plants that thrive in Indonesia. One of themain ingredients in Aloe vera leaf (Aloe vera L.) is a flavonoid that provides a wide rangeof pharmacological activity and one of them as an analgetic. The aim of this study wasto determine the analgeti effect of ethanol fraction Aloe vera leaf (Aloe vera L.) on whiterats (Rattus norvegicus) thermic induced. The test animals used were 25 rats dividedinto 5 groups, each group consisting of 5 rats. Group 1 was given 2 ml of CMC 0,5%,group 2 was given 2 ml of mefenamic acid suspension, while the third group, 4 and 5were given ethanol fraction Aloe vera leaf a dose of 6.37 mg / kg BW, 12.74 mg / kg BW,25.4 mg / kg BW. Testing the analgesic effect is done by giving pain stimulation to thetest animals using heat stimulation at a temperature of 65˚C. The response of the miceobserved was the movement of licking legs and or jumping. Observations were carriedout for 1 minute before administering the test substance then in the 30 minute after thetest material was given until 120 minutes. The data obtained were analyzed usingANOVA test and continued with Duncan's test. The results of the ANOVA test showedthat the average response of rats in the dose III group did not differ significantly from thepositive control group. The results showed that the ethanol fraction of aloe vera leaveshad an analgesic effect on wistar strain male rats. The III dose of 25.4 mg / kg BWshowed a decrease in analgesic greater than doses I and II.

Keywords : Analgetic, aloe vera leaves, rattus norvegicus

Abstrak

Daun lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman obat yang tumbuh subur diIndonesia. Salah satu kandungan utama daun lidah buaya (Aloe vera L.) adalahflavonoid yang memberikan berbagai macam aktivitas farmakologi salah satunyasebagai analgetika. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek analgetika fraksi etanoldaun lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap tikus putih jantan galur wistar (Rattusnorvegicus) yang diinduksi secara termik. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekortikus putih jantan yang dibagi ke dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekortikus putih jantan. Kelompok 1 diberikan2 ml suspensi CMC 0,5%, kelompok 2 diberikan2

Page 2: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

104

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

ml suspensi asam mefenamat, sedangkan kelompok 3, 4 dan 5 masing-masing diberikanfraksi etanol daun lidah buaya dengan dosis 6,37 mg/Kg BB, 12,74 mg/kg BB, 25,4mg/kg BB. Pengujian efek analgetika dilakukan dengan cara memberikan rangsangannyeri pada hewan uji menggunakan rangsangan panas pada suhu 65˚C. Respon tikusputih jantan yang diamati yaitu gerakan menjilat kaki dan atau melompat. Pengamatandilakukan selama 1 menit sebelum pemberian zat uji kemudian berturut-turut pada menitke-30 setelah pemberian bahan uji sampai menit ke-120. Data yang diperoleh dianalisadengan menggunakan uji anova dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil analisa uji anovamenunjukkan rata-rata respon tikus putih jantan pada kelompok dosis III tidak berbedasecara bermakna dengan kelompok kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwafraksi etanol daun lidah buaya memiliki efek analgetika terhadap tikus putih jantan galurwistar. Dosis III 25,4 mg/Kg BB menunjukkan penurunan analgetika lebih besardibanding dosis I dan II.

Kata kunci : Analgetika, daun lidah buaya, tikus putih jantan

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yangmemiliki banyak keanekaragamanhayati terutama pada tumbuhan dandiantaranya mempunyai potensisebagai tanaman obat. Indonesiamemiliki lebih dari 20.000 jenistumbuhan obat, namun 1000 jenistanaman telah terdata dan sekitar 300jenis yang sudah dimanfaatkan untukpengobatan tradisional [1]. Salah satutanaman yang memiliki khasiat sebagaiobat adalah lidah buaya (Aloe vera L.).Lidah buaya digunakan sebagai bahanobat sejak beberapa ribu tahun yang laluuntuk mengobati luka bakar, rambutrontok, infeksi kulit, peradangan sinus,dan rasa nyeri pada saluran cerna.Beberapa peneliti terdahulu telahmembuktikan bahwa Aloe veraberkhasiat sebagai antiinflamasi,antipiretik, antioksidan, antimikroba,antiseptik, kosmetik dan juga sebagaianalgetika atau penghilang nyeri [2,3].

World Health Organization (WHO)merekomendasikan penggunaan obattradisional termasuk herbal dalampemeliharaan kesehatan masyarakat,pencegahan dan pengobatan penyakit,terutama untuk penyakit kronis, penyakitdegeneratif dan kanker. WHO jugamendukung upaya-upaya dalampeningkatan keamanan dan khasiat dariobat tradisional. Departemen kesehatan

juga menganjurkan penggunaan danpengembangan serta penelitiantanaman yang berkhasiat obat.Tanaman obat selain harganya yangrelatif, dapat dijangkau masyarakat,mudah diperoleh dan penggunaannyajuga cukup praktis [1]. Penggunaantumbuhan berkhasiat obat denganberbagai alasan herbal dijadikansebagai pilihan utama untukpengobatan. Sehingga dengan semakinmeningkatnya kesadaran tersebut, riset-riset ilmiah pun kini semakin banyakdiarahkan pada bahan-bahan alamiuntuk mengetahui keseluruhan efekkhasiat yang terkandung dalamtanaman obat tersebut [4]

Analgetika atau obat penghalangnyeri adalah zat-zat yang mengurangiatau menghalau rasa nyeri tanpamenghilangkan kesadaran. Nyeri dapatdisebabkan oleh adanya rangsanganmekanis, kimiawi atau fisis (kalor, listrik)yang dapat menimbulkan kerusakanpada jaringan. Rangsangan tersebutdapat memicu pelepasan zat-zattertentu yang disebut mediator nyeri,antara lain: histamin, bradikidin,leukotrien dan prostaglandin [5].Sebagian besar penyakit pada tubuhdapat menimbulkan rasa nyeri sehingganyeri merupakan salah satu alasanutama seseorang datang untuk mencaripertolongan medis [6]. Pada dasarnyanyeri merupakan keadaan yang

Page 3: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

105

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

mengganggu dan tidak nyaman bagipenderitanya, namun nyeri dapatdigunakan sebagai tanda adanyakerusakan jaringan, diantaranya nyerikutan yang bersifat membakar danlambat hilang dengan pembebasanprostaglandin sebagai mediator spesifikuntuk nyeri yang berlangsung lama [7].

Penelitian sebelumnya,menyatakan ekstrak etanol dari daunlidah buaya efektif memiliki aktivitasanalgetik pada tikus putih jantan denganpemberian dosis 0,260g/kgBB yangdapat menurunkan respon sebanyak 16kali selama 120 menit. Daun lidah buayamengandung acemanan, saponin,sterol, triterpenoid, flavonoida, tanin,dan polifenol. Penelitian ini dibuktikanbahwa ekstrak etanol daun lidah buayadapat menghambat prostaglandinsehingga memberi efek analgesik yangdidukung dengan adanya senyawaflavonoid [3]. Flavonoid yang berperansebagai analgetik memiliki mekanismekerja menghambat kerja enzimsiklooksigenase dengan caramengurangi prostaglandin oleh asamarakidonat sehingga mengurangi rasanyeri. Selain itu flavonoid jugamenghambat degranulasi neutrofilsehingga akan menghambatpengeluaran sitokin, radikal bebas, sertaenzim yang berperan dalamperadangan [8]. Berdasarkan latarbelakang diatas, peneliti tertarik untukmembuktikan apakah fraksi etanol daridaun lidah buaya dapat memilikiaktivitas analgetik pada tikus putihjantan.

METODOLOGI PENELITIAN

Bahan dan Alat

Alat yang digunakan adalah Bejanamaserasi, hot plat, timbangan analitik,Stopwatch, erlenmeyer, beaker glass,gelas ukur, labu ukur, kaca aquarium,kandang tikus, sonde oral, batangpengaduk, kertas saring, kertas tempel,cawan petri, tabung reaksi, rak tabungreaksi, kawat, corong pisah 250 ml,

tabung gelap, statif, kapas, rotaryevaporator.

Bahan yang telah digunakan dalampenelitian ini meliputi: Daun LidahBuaya (Aloe vera L.), CMC (Carboxymethyl cellulosse), tablet asammefenamat 500 mg, aquadest, pakantikus, tikus putih jantan galur wistar(Rattus novergicus), etanol 70%, N-heksan p.a (C H ), kloroform p.a(CHCl ), etanol p.a (C H OH), asamklorida pekat (HCL), asam sulfat(H SO ), besi (III) klorida (FeCl ), asamasetat (CH COOH), serbuk magnesium(Mg), pereaksi Mayer, pereaksiDragendorff.PROSEDUR PENELITIAN

Persiapan Hewan uji

Hewan uji (tikus) diadaptasikan selama7 hari dengan tujuan untukmembiasakan terhadap lingkunganyang baru dan mengurangi stes padatikus yang dapat mempengaruhimetabolisme dan mengganggupenelitian. Tikus dipelihara dalamkandang yang diberi alas sekam danditutup dengan kawat. Pada tahap initikus diberi air minum dan makansebanyak 3 kali sehari. Hewan

Pembuatan Simplisia Daun LidahBuaya

Bahan baku daun lidah buaya sebanyak17 kg yang masih segar dikumpulkan,dibuang bagian yang tidak diperlukan(sortasi basah), dicuci bersih pada airyang mengalir dan ditiriskan. Daun lidahbuaya selanjutnya dihilangkan durinyadengan menggunakan pisau dandipotong-potong secara horizontalkemudian ditimbang dan didapatsebanyak 10 kg, selanjutnya dijemurhingga kering dibawah sinar matahariyang ditutup dengan kain berwarnahitam, sortasi kering, penghalusan, dandidapat simplisia seberat 300 gram.

Page 4: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

106

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

Pemeriksaan Karakteristik SimplisiaDaun Lidah Buaya

Kadar Air Simplisia Lidah Buaya

Daun Lidah Buaya Dimasukkan lebihkurang 10 gram simplisia dan timbangseksama dalam wadah yang telahditara. Dikeringkan pada suhu 105ºCselama 5 jam dan ditimbang. Dilanjutkanpengeringan dan timbang pada jarak 1jam sampai perbedaan antara 2penimbangan berturut-turut tidak lebihdari 0,25%.

Pembuatan Ekstrak Etanol DaunLidah Buaya

simplisia daun lidah buaya sebanyak300 mg diekstraksi dengan metodemaserasi dimana sampel dimasukkanke dalam wadah gelap yang tertutupbaik dan terlindung cahaya laluditambahkan etanol 70% sampaiterendam sempurna selama 6 jampertama sambil sekali-sekali diaduk,Setelah didiamkan selama 24 jamkemudian disaring sehingga didapatfiltrat dan ampas, selanjutnya ampasdirendam kembali dengan etanol 70%.Proses maserasi terus dilakukan sampaiwarna pelarut berubah menjadi jernih.Ekstrak etanol yang diperoleh kemudiandiuapakan dengan rotary evaporatorsehingga diperoleh ekstrak etanol daunLidah Buaya kental [9].

Pembuatan Fraksi Etanol Daun LidahBuaya

Ekstrak kental daun Lidah Buaya yangdidapat ditambahkan etanol sebanyak100 ml dan dimasukkan dalam corongpisah lalu tambahkan 100 ml n-heksandan dilakukan pengocokkan lalupisahkan fraksi etanol dan fraksi n-heksan, ambil fraksi etanol yang didapatkemudian masukkan kembali kedalamcorong pisah dan tambahkan n-heksanyang baru 100 ml. Proses ini dilakukansampai warna n-heksan tidak berubahlagi. Hasil fraksi etanol yang didapat

dimasukkan kembali kedalam corongpisah lalu tambahkan 100 ml kloroform,lakukan pengocokkan dan pisahkanfraksi etanol dan fraksi kloroform.Proses ini dilakukan sampai warnakloroform tidak berubah lagi, fraksietanol yang didapat dievaporatorsampai didapat fraksi etanol kental 18 g[10].

Pembuatan larutan CMC (CarboxyMethyl Cellulose) 0,5%

Timbang CMC sebanyak 0,5 g.Masukkan ke dalam lumpang laluditambahkan sedikit demi sedikitaquadest yang sudah dipanaskan.Kemudian digerus hingga homogen dandimasukkan ke dalam labu ukur 100 mlkemudian add aquadest 100 ml.

Pembuatan Suspensi AsamMefenamat

Asam mefenamat diberikan dalambentuk suspensi dengan CMC sesuaidengan dosis efektif manusia, yaitu 500mg, bila di konversikan berdasarkankonversi Paget dan Barnes, yaitu dosisuntuk setiap 200 g tikus adalah 0,018kali dosis manusia yaitu 500 mg,sehingga dosis yang digunakan adalah133,5 mg/kg BB tikus. Timbang asammefenamat sebanyak 133,5 mg.Masukkan ke dalam lumpang laluditambahkan sedikit larutan CMC.Kemudian digerus hingga homogenmasukkan kedalam labu ukur,tambahkan larutan CMC ad 25 ml.

Uji Aktivitas Analgetik

Hewan percobaan dikelompokkan kedalam 5 kelompok dan 5 kalipengulangan yang masing-masing tikusdiadaptasikan dengan lingkungan. Kacaaquarium diletakkan diatas hot plate,kemudian hot plate dipanaskan hinggasuhu 65ºC. Setelah suhu mencapai65ºC, tikus dimasukkan ke dalam kacaaquarium tersebut. Setelah tikusdidalam kaca aquarium makaresponnya diamati, yaitu berupa

Page 5: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

107

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

gerakan menjilat kaki dan ataumelompat. Pengamatan dilakukanselama 1 menit. Selanjutnya setiapkelompok diberikan bahan uji secaraoral.a. P3 :

Diberi fraksi etanol daun lidah buayadosis 25,4 mg /kgBB secara oral.

b. Kontrol positif :Sebagai kontrol positif, tikus diberiasam mefenamat dosis 133,5 mg/kgBB secara oral.

c. P1 :Diberi fraksi etanol daun lidah buayadosis 6,37 mg/kg BB secara oral.

d. P2 :Diberi fraksi etanol daun lidah buayadosis 12,74 mg/kgBB secara oral.

e. Kontrol negatif :Sebagai kontrol negatif, tikus diberisuspensi CMC 0,5% secara oral.

Tikus lalu diistirahatkan selama 30menit, kemudian selanjutnya tiap tikusdimasukkan kedalam kaca aquariumselama 1 menit. Setelah pengamatan 1menit, tikus lalu dikeluarkan dari kacaaquarium untuk diistirahatkan dandiamati kembali pada menit ke-30dengan dimasukkanya kembali tikuskedalam kaca aquarium pengamatan

dilakukan hingga menit ke-120, denganinterval 30 menit untuk setiappengamatan.

Analisis Data

Data yang diperoleh diolah secarastatistik menggunakan SPSS untukmengetahui pengaruh fraksi etanol daunlidah buaya terhadap pengujiananalgetika, dimana penurunan responanalgetik di uji homogenitasnya dan ujikenormalannya. Apabila kedua ujidipenuhi maka selanjutnya dilakukan ujiANOVA satu arah untuk melihat adatidaknya perbedaan bermakna antarakelompok perlakuan dilanjutkan ujilanjut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Fitokimia Fraksi etanol daunlidah buaya

Hasil skrining menunjukkan bahwafraksi etanol daun lidah buayamengandung senyawa metabolitsekunder golongan Saponin, Alkaloid,Flavonoid, Fenol.

Tabel 1. Jumlah Lompatan Selama 120 Menit

KelompokRata-rata Jumlah Lompatan Selama 120 Menit

Perlakuan Jumlah Lompatan Rata-rata ±SD

P3 Dosis III (25,4 mg/kgBB) 53,6±1.342Kontrol positif Kontrol + (Asam Mefenamat) 62,2±1.304

P2 Dosis II (12,74 mg/kgBB) 71,4±1.581P1 Dosis I (6,37 mg/kgBB) 76,6±1.000

Kontrol negatif Kontrol – (Suspensi CMC 0,5%) 100±2.915

Pada tabel 1. terlihat bahwa dosis III(25,4 mg/kgBB) tidak berbeda nyatadengan kontrol positif. Dosis III (25,4mg/kgBB) memiliki efek analgetik yangsama terhadap kontrol positif danberbeda nyata dengan kontrol negatif(CMC 0,5%) sehingga memiliki efekyang baik dibandingkan dengan kontrolnegatif. Pada dosis II (12,74 mg/kgBB)tidak berbeda nyata dengan dosis I (6,37

mg/kgBB) sehingga dosis II (12,74mg/kgBB) memiliki efek analgetik yangsama dengan dosis I (6,37 mg/kgBB)tetapi berbeda nyata dengan kontrolpositif sehingga memiliki efek analgetikyang tidak lebih baik dari kontrol positif.Pada kontrol negatif terlihat sangatberbeda nyata dengan semua perlakuandimana kontrol negatif tidak memilikiefek analgetik. Aktivitas analgetik juga

Page 6: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

108

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

erdapat kecenderungan penurunan nilaijumlah jilatan setiap kelompok terhadapstimulasi panas yang dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Jilatan Selama 120 Menit

KelompokRata-rata Jumlah Jilatan Selama 120 MenitPerlakuan Jumlah Jilatan Rata-rata ± SD

P3 Dosis III (25,4 mg/kgBB) 14,2±.548

Kontrol positif Kontrol + (Asam Mefenamat) 17±1.304

P2 Dosis II (12,74 mg/kgBB) 18±1.140

P1 Dosis I (6,37 mg/kgBB) 20,6±1.517

Kontrol negatif Kontrol – (Suspensi CMC 0,5%) 32±1.225

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf tika atas yang sama(dibelakang simpang baku) tidak berbeda nyata dengan uji lanjut Ducan.Kontrol negatif : Suspensi CMC 0,5%Kontrol positif : Asam mefenamatP1 : Fraksi etanol daun lidah buaya dosis 6,37 mg/kgP2 : Fraksi etanol daun lidah buaya dosis 12,74 mg/kgP3 : Fraksi etanol daun lidah buaya dosis 25,4 mg /kg

terlihat bahwa dosis III (25,4 mg/kgBB)tidak berbeda nyata dengan kontrolpositif. Dosis III (25,4 mg/kgBB)memiliki efek analgetik yang samaterhadap kontrol positif dan berbedanyata dengan kontrol negatif (CMC0,5%) sehingga memiliki efek yang baikdibandingkan dengan kontrol negatif.Pada dosis II (12,74 mg/kgBB) tidakberbeda nyata dengan dosis I (6,37mg/kgBB) sehingga dosis II (12,74mg/kgBB) memiliki efek analgetik yangsama dengan dosis I (6,37 mg/kgBB)tetapi berbeda nyata dengan kontrolpositif sehingga memiliki efek analgetikyang tidak lebih baik dari kontrol positif.Pada kontrol negatif terlihat sangatberbeda nyata dengan semua perlakuandimana kontrol negatif tidak memilikiefek analgetik.

Dilihat dari ketiga dosis fraksi daunlidah buaya yang diberikan, penelitian inimembuktikan bahwa secarafarmakologis tumbuhan ini memiliki efekanalgetika. Fraksi etanol daun lidahbuaya memiliki efek analgetika karenaadanya kandungan flavonoid. Flavonoidberperan sebagai analgetika, yang

mekanisme kerjanya adalahmenghambat kerja enzimsiklooksigenase, dengan demikian akanmengurangi produksi prostaglandin olehasam arakidonat sehingga menguranginyeri, selain itu flavonoid menghambatdegranulasi neutrophil sehingga akanmenghambat pengeluaran sitokon,radikal bebas, serta enzim yangberperan dalam peradangan (11).

Penelitian sebelumnya, menyatakanekstrak etanol daun lidah buaya efektifmemiliki aktivitas analgetik pada tikusputih jantan dari pengamatan yangdilakukan pada menit ke-30, 60, 90, dan120 setelah pemberian bahan uji yangpada setiap kelompok terdiri dari 3 ekortikus. Hasil pengamatan menunjukanekstrak daun lidah buaya dengan dosis0,065 g/kgBB, dosis 0,130 g/kgBB, dandosis 0,260 g/kgBB memiliki efekanalgetik pada tikus putih jantanterutama pada dosis 0,260 g/kgBBdengan rata-rata nilai total respon tikusyaitu sebanyak 5,333 kali (dibulatkanmenjadi 5). Pada fraksi etanol daun lidahbuaya memiliki efek analgetik padadosis 25,4 mg/kgBB dengan rata-rata

Page 7: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

109

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

nilai total respon tikus yaitu sebanyak 5kali, hal ini diduga karena adanyakandungan flavonoid [3].

Jumlah respon nyeri semakinberkurang seiring semakinmeningkatnya dosis yang diberikankepada hewan uji, sehinggamenunjukan bahwa kandungansenyawa analgetik dalam fraksi etanoldaun lidah buaya pada berbagaikonsentrasi mampu menghambatrespon nyeri pada tikus, semakin sedikitrata-rata jumlah respon yangdiperlihatkan oleh tikus menunjukkansemakin baik efek analgetik pada suatu

bahan uji. Dari hasil penelitian ini terlihatbahwa tidak semua tikus menunjukkanrespon yang sama walaupun dalam satukelompok perlakuan, hal ini dapat terjadikarena banyak faktor. Salah satu faktoryang diduga dapat mempengaruhi haltersebut yaitu laju dan metabolisme obatyang berbeda dari setiap tikus adapunfaktor-faktor yang mempengaruhi lajudan metabolisme obat yaitu penyakit,makanan, lingkungan dan faktor lainyang mungkin dikarenakan berbedanyaintensitas rangsangan nyeri yang dapatditahan oleh masing-masing individu [4].

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yangsudah dilakukan, fraksi etanoldaun lidah buaya memiliki aktivitasanalgetika pada tikus putih jantangalur wistar.

2. Fraksi etanol daun lidah buayadosis III (25,4 mg/kg BB)merupakan dosis yang palingefektif sebagi analgetika.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebihlanjut tentang fraksi etanol daunlidah buaya apabila akan dibuatformulasi sediaan obat sehinggatetap berefek sebagai analgetika.

2. Disarankan pada penelitiselanjutnya untuk mengisolasisenyawa apa saja yang berkhasiatsebagai analgetika.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada LaboratoriumFarmakologi Universitas TulangBawang Lampung yang telah membantumenyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Christian A. Sewta, Christi Mambo,Jane Wuisan. 2015. Uji EfekEkstrak Daun Lidah Buaya (Aloevera L.) Terhadap PenyembuhanLuka Insisi Kulit Kelinci(Oryctolagus cuniculus). Jurnal e-Biomedik (eBm). 3(1): 454

[2] Tjahajani A, Widurini. 2011. Aloevera leaf anti Inflamation’s activityspeeds up the healing proccess oforal mucosa ulceration. Journal ofDentistry Indonesia. 18(1): 17-20.

[3] Cicilia Bertha Uli Lumban Gaol,Widdhi Bodhi, Widya Astuti Lolo.2016. Uji Efek Analgetika EkstrakEtanol Daun Lidah Buaya (Aloevera L.) Pada Tikus Putih JantanGalur Wistar (Rattus norvegicus).Jurnal Ilmiah Farmasi. 5(1): 8-14.

[4] Angelia Tudang, Jane Wuisan,Johanis A.Najoan W. 2013. Uji EfekAnalgetik Ekstrak Daun Picisan(Polypodium nummulariifoliumMett.) Pada Mencit Swiss (Musmusculus). Jurnal e-biomedik(ebm). 1(2): 779-784

[5] Tjay, T. H,. Rahardja, K, 2002.Obat-obat Penting Khasiat danPenggunaannya Edisi 5. Jakarta:PT Elex Medika Computindo.

Page 8: JFL Jurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

110

JFLJurnal Farmasi Lampung Vol. 8. No. 2 Desember 2019

[6] Price, S. A., Wilson I. M. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6. Jakarta:EGC.

[7] Satyanegara, M.D, (1978). Teoridan Terapi Nyeri. Jakarta: PantjaSimpati.

[8] Heru sasongko, sugiyarto, yenifarida, nur rohman efendi, diahpratiwi, ahmad dwi setyawan, tentriwidiyani. 2016. Aktivitas AnalgesikEkstrak Etanol Daun Karika (Caricapulbescens) Secara In Vitro.Journal of Pharmaceutical Scienceand Clinical Research. 01: 83 – 89.

[9] Dirjen POM. 2008. FarmakopeHerbal Indonesia. Edisi I. Jakarta:

Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.

[10] Saifudin A. 2014. Senyawa AlamMetabolit Sekunder Teori, Konsepdan Teknik Pemurnian. Edisi I.Yogyakarta: DEEPUBLISH;

[11] Patel. J.M., 2008. A Review ofPotential Health Benefit ofFlavonoid, LethbrigeUndergraduate Research Journal.3(2): 1-5.