21
JURNAL RISET AKUNTANSI INDONESIA Vol. 7, No. 3, September 2004 . Hal. 295-315 Dampak Earnings Reporting Lags terhadap Koefisien Respon Labal JAS WADI Politeknik Negeri Malang - Universitas Brawijaya The objectives of the study are: (I) to analyze the mean d~xerence of market reac- tion to semi-annual versus annual earnings announcement; (2) to analyze the mean difference ofsemi-annual versus annual ERC; and (3) to empirically investi- gate the impact of reporting lags on ERC. This study uses a time-series of 47-listed company on the JSX during 1992-2001. The sample was proportionally selected from 8 industries. This study uses the 10years time-series on the equation I and 10 yearspooled-time series on the equation 2. The t test on semi-annual versus annual abnormal return and ERC of equation I was used to test the hypotheses I and 2. Furthermore, multiple-regression analysis of equation 2 was used to test the hy- potheses 3. The result of this study are as follows:(l) the investors respond indiflerently of semi-annual and annual earnings announcement, but cumulatively the semi-an- nual abnormal return is larger relatively to the annual CAR; (2) semi-annual ERC is greater relatively to the annual ERC; (3) there is negative direction of length of reporting lags on the ERC; and (4) based on sensitivity analysis, the determinants of ERC are earnings persistence, earnings predictabiliiy, growth opportuniiy, le- verage and industrial effect. The systematic risk andfirm size was inconsistent to the previous studies. The reason is probably caused by the structural change bias during 1997-1998 period. The study extent the ERC issues and contribute to BAPEPAM mainly to the decrees No. 17/PM2002 that revisedthe decreesNo. 80/PU/1996. This new decrees shorten the reporting lags of semi-annual and annual financial statement to BAPEPAM Based on the finding that J W S investors respond statistically insignificant the signal of early (lately) issuance offinancial statements, it (however) supports the BAPEPAM to gradually shorten the new reporting lags regulation. It is suggested to anticipate the global capital market that requires the real-time and more rel- evance informations. Keywords: Market Reaction; Earnings Response Coefficients; Timeliness ' Peuulis mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr. Mas'ud Mahfoedz, MBA. atas saran, kritik dan perbaikannya selama proses penulisan.

Jas Wadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jas Wadi

-

mber 2004

.25. ofManage-

they know.

rtegic Man-

y formula-

sterns. Vol.

rformance?

A Shategic

ue. Journal

mber: 9 6

y Press. ?petition in

tical indus-

s of Newly

n American

rironments.

JURNAL RISET AKUNTANSI INDONESIA Vol. 7 , No. 3, September 2004 . Hal. 295-315

Dampak Earnings Reporting Lags terhadap Koefisien Respon Labal

JAS WADI

Politeknik Negeri Malang - Universitas Brawijaya

The objectives of the study are: (I) to analyze the mean d~xerence of market reac- tion to semi-annual versus annual earnings announcement; (2) to analyze the mean difference ofsemi-annual versus annual ERC; and (3) to empirically investi- gate the impact of reporting lags on ERC. This study uses a time-series of 47-listed company on the JSX during 1992-2001. The sample was proportionally selected from 8 industries. This study uses the 10 years time-series on the equation I and 10 yearspooled-time series on the equation 2. The t test on semi-annual versus annual abnormal return and ERC of equation I was used to test the hypotheses I and 2. Furthermore, multiple-regression analysis of equation 2 was used to test the hy- potheses 3. The result of this study are as follows:(l) the investors respond indiflerently of semi-annual and annual earnings announcement, but cumulatively the semi-an- nual abnormal return is larger relatively to the annual CAR; (2) semi-annual ERC is greater relatively to the annual ERC; (3) there is negative direction of length of reporting lags on the ERC; and (4) based on sensitivity analysis, the determinants of ERC are earnings persistence, earnings predictabiliiy, growth opportuniiy, le- verage and industrial effect. The systematic risk andfirm size was inconsistent to the previous studies. The reason is probably caused by the structural change bias during 1997-1998 period. The study extent the ERC issues and contribute to BAPEPAM mainly to the decrees No. 17/PM2002 that revisedthe decreesNo. 80/PU/1996. This new decrees shorten the reporting lags of semi-annual and annual financial statement to BAPEPAM Based on the finding that J W S investors respond statistically insignificant the signal of early (lately) issuance offinancial statements, it (however) supports the BAPEPAM to gradually shorten the new reporting lags regulation. It is suggested to anticipate the global capital market that requires the real-time and more rel- evance informations.

Keywords: Market Reaction; Earnings Response Coefficients; Timeliness

' Peuulis mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr. Mas'ud Mahfoedz, MBA. atas saran, kritik dan perbaikannya selama proses penulisan.

Admin
Rectangle
Page 2: Jas Wadi

296 JRAI, September 2004

1. Pendahuluan

Pertengahan 2002, editorial staff majalah Investor Relation Business melaporkan bahwa SEC melakukan perubahan bertahap atas reporting lag penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di NYSE dari 90 menjadi 60 hari dari tanggal laporan keuangan. Dalam regulasi yang sama SEC juga mensyaratkan penyampaian laporan interim dari 45 menjadi 30 hari. Regulasi baru ini mewajibkan emitenNYSE mempercepatpenyampaian laporan keuangannya kepada publik. Di Indonesia, BAPEPAM denganKEP. No-17iPMI2002 jugamemperpendek reportinglags dari 120 harimenjadi 90 hari, sedangkanumk laporan keuangan tengah-tahun dari 60 hari menjadi 45 hari. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada investor mengenai kondisi keuangan emiten atau perusahaan publik.

Isu reporting lags atau timeliness pada intinya menjelaskan relevansi laporan keuangan. Isu timeliness sebenamya telah menjadi pertanyaan lama, bersamaan adanya isu muatan informasi oleh Ball dan Brown (1968). Selanjutnya isu ini mulai diinvestigasi oleh heberapa peneliti di Ausha- lia, Dyer IV dan McHugh (1975), WhitMed (1980), dan ~ross-(l981), serta chamber dan Penman (1984). Perioda berikutnya, isu ketepatan waktu h a n g banyak mendapatkan perhatian secara empiris gnna mendukung isu relevansi atas informasi keuangan publikasian.

Isn penting lain dalam MBAR adalah hubungan antara laba dengan harga saham. Sebagai ekstensi isu muatan informasi, dalam 2 dekade ini isu koefisien respon laba banyak diteliti sebagai variabel yang menjelaskan perbedaan respon harga saham disebabkan perubahan laba emiten

Berdasarkan isu ketepatan waktu informasi keuangan pada hubungan laba akuntansi-harga saham maka penelitian ini didesain nntuk menguji dampak ketepatan waktu pelaporan keuangan terhadap koefisien respon laba. Kedua, terinspirasi atas perbedaan muatan informasi dan level koefisien respon laba atas pengumuman laba interim dan tahunan (Lee dan Park, 2000), maka penelitian ini didesain untuk menguji perbedaan koefisien respon laba tengah-tahun dan koefisien respon laba tahnnan.

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan: (1) menganalisis perbedaan reaksi pasar pada perioda laporan keuangan tengah-tahun dan laporan keuangan tahunan; (2) menganalisis perbedaan koefisien respon laba tengah-tahnn dan koefisien respon laba tahunan; dan (3) menganalisis dampak kecepatan penyampaian laporan keuangan tengah-tahun dan laporan keuangan tahunan terhadap koefisien respon laba. Hasil studi ini diharapkan: (1) memberikan kontribusi determinan lain (ketepatan waktu) pada koefisien respon laba; (2) menjadi masukan dan acuan pemsahaan dalam rangka untuk memaksimalkan kemakmuran para pemegang sahamnya dengan mempertimbangkan ketersediaan informasi yang relevan (tepat waktu); dan (3) memberikan bukti empiris atas isu ketepatan waktu laba, sehingga dapat digunakan sebagai panduan bagi manajemen, para investor, dan investor potensial serta BAPEPAM untuk mendiskusikan kembali atas isi Keputusan No.171 PMR002.

2. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis

2.1. Muatan Informasi

Penelitian-penelitian empiris yang membahas muatan informasi mempakan peudahulu dari

I isu koefisien respon laba. Penelitian ini terkait erat dengan teori hipotesis pasar efisien. Ball dan

Page 3: Jas Wadi
Page 4: Jas Wadi

298 JRAI, September 2004

H2 Kwf~ien respon laba perioda pengumuman Iapnran keuangan tengah-tahnn berbeda secara signifikan dengan koefisien respon laba perioda laporan keuangan tahunan.

Teori signaling dalam sains komunikasi, dignnakan dalam disiplin sains akuntansi untuk menjelaskan dan memprediksi pola perilaku komunikasi manajer kepada publik. Teori signaling dalam akuntansi salah satu ftmgsinya untuk menilai adanya informasi privat. Dalam pasar modal, pelaku pasar melakukan keputusan ekonomi dengan dasar informasi publiiasian, pengumuman, konferensi pas, danflingkepadaregulator. Namun demikian, para manajer masih tetap mempunyai informasi privat yang memuat nilai pemsahaan sebenarnya.

Informasi privat kadang-kadang mengindikasikan bahwa nilai pemsahaan lebih tinggi dari yang terefleksikan dalam harga saham saat hi. Sebagai contoh: (1) manajer mempunyai infomasi yang mengindiiasikan bahwa laba-jangka panjang akan lebih tinggi dari ekspektasi pasar; (2) manajer mengetahui babwa arus kas masa depan pemsahaan tidak terlalu bewolatilitas sehingga dapat menurunkan risiko sistematik (beta). Upayamanajer untuk meningkatkan kemakmnran pemegang d a m adalah dengan mengkomunikasikan good news kepada pasar mtuk meningkatkan harga saham.

Untuk mentransfer news manajer dapat mendiclose secara langsung. Namun, pengungkapan eksplisit mungkin berbahaya pada pemsahaan dengan alasan kompetitif atau larangan dari klausul perjanjian kerahasian perusaham. Ketikapengungkapan langsungt idakmungkindi i , manajer dapat menggunakan signal tertentu bahwa harga saham underpriced Berdasarkan teori signaling, signal dapat diabaikan jika tidak ada konsekuensi negatif (mgi) kepada manajer yang salah mengumumkan bahwa d a m underpriced.

Pada perkembangaunya, signaling diterapkan untuk mengakses informasi privat dari manajemen. Beberapa riset empiris mencatat pemanfaatan pola kebijakan deviden meningkat (devidend-signaling theory) sebagai proksi penilaian arus kas masa depan pemsahaan. Beberapa literaturfnance juga menjelaskan kebijakan open-market repurchases (OMR-signaling theory) sebagai signal bahwa harga sham emiten underpriced

Dengan rasional teori signaling, ketepatan w a h (timeliness) [didefmisikan sebagai earn- ings reporting lags] laporan keuangan kepada publik sehamsnya mengandung signal good news atas nilai pemsahaan. Kecepatan penyampaian laporan keuangan mengindiiasikan ada efisiensi dalam sistem informasi akuntansi dan operasi manajerial.

Dyer IV dan McHugh (1975) melakukan investigasi atas atribut pemsahaan yang mentaati dan tidak mentaati regulasi atas ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan pada bursa efek. Dengan setting pada The Aush.alian Stock Exchange - Sidney Stock Exchange 120 sampel pemsahaan dipilib untuk menjelaskan adanya reporting delays. Berikut gambar yang menjelaskan aktivitas pelaporan yang mempengaruhi reporting lags.

i

J

line Pori Exc men pen! men

dari

kete

laba

Page 5: Jas Wadi
Page 6: Jas Wadi

300 JRAI, September 2004

Collins et al. (1994) melakukan penilaian atas variabel lack of timeliness dan noise sebagai faktor yang menjelaskan rendahnya nilai RZ hubungan laba tahunan-return saham. Dengan mod i fwi horizon waktu atas return saham diperolehpenjelasan nilai R2 laba akuntansi untuk salah satu modelnya dapat mencapai 3-6 kalmya. Ini berarti bahwa ada indikasi bahwa ketepatan waktu juga dapat menjelaskan variasi dari ERC tengah-tahun dan tahunan.

Beberapa penelitian di Indonesia, semisal Isroah (1999) yang menemukan adanya reaksi pasar tidak signifkan berbeda antara yang melaporkan laporan keuangan lebii awal (terlambat). Namun Priyastiwi (2000) menemukan ada hubungan antara variabel ketepatan waktu laporan keuangan dengan harga saham. Temuan penelitian memberikan bukti bahwapolapelaporan direaksi pasat. Penyampaian laporan keuangan lebih awal akan dinggap sebagai good news dan terlambat sebagai bod news. Halim (2000) mengeksplorasi faktor-faktor yang mempenga~hi audit delay. Perilaku emiten dalam pola pelaporan ini mempakan ftmgsi dari ukuran pemsahaan, industri, jenis opini, profitabilitas, dan lamanya waktu audit.

Na'im (1 999; 2000) menginvestigasi pengaruh ukuran pe~Sahaan, profitabilitas, danfinan- cia1 distress pada ketidakpatuhan atas regnlasi informasi [information regulation noncomplience (IRN)] di BEJ. Level IRN pemsahaan dibuktikan sebagai determinan atas kepatuhan penyampaian laporan keuangan secara tepat waktu. Na'im menemnkan bahwa profitabilitas emiten negatif dan signilikan 10% denganpropensitas untukIRN. Dengan kata lain semakinrendah tingkat profitabilitas, maka semkin tinggi kecenderungan untuk untuk terlambat.

Dalamrangkamemberikan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada investor atas kondisi keuangan emiten dan dalam rangka mengikuti perkembangan pasar modal global maka BAPEPAM mengelnarkan Keputusan No. 17/PM/2002 u n a menyempumakan Lampiran Keputusan X.K.2. atas Keputusan No. 80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Keputusan tersebut mempercepat jeda pelaporan (reporting lag) penyampaian laporan keuangan emiten kepada publik dan BAPEPAM mulai akhir tahun fiska12002. Dalam keputusan tersehut emiten wajib mengnmumkan laporan keuangan (1) tahunan, palimg lambat 3 bulan dari tanggal laporan keuangan - opini akuntan; dan (2) tengah tahunan (a) i bulan setelah tanggal laporan keuangan - jika tanpa diaudit; (b) 2 bulan setelah tanggal laporan keuangan - jika ada telaah terbatas; dan (c) 3 bulan setelah tanggal laporan keuangan - jika ada opini akuntan.

Dalam rangkamemberikan ekstensi atas penelitian seputar isu ERC padaperioda interim dan tahunan, maka adanya variabel ketepatan wakh diharapkan bermanfaat dalam menjelaskan ERC. Berikut hipotesis yang akan diuji:

eorningsreportinglags perioda tengah tahunan dan perioda tahunan berpengarnh terhadap ERG

3. Metode Penelitian

3.1. Populasidan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahan-perusaham yang tercatat di BEJ. Pemilihan sampel ditentukan secara proporsional atas kedelapan kelompok indusai yang ada; yang tercatat di BEJ sejakperioda 1992; selain perbankan dan jasa keuangan; dan mengabaikan dampak pengnmuman deviden serta dampak pemecahan saham terhadap pembahan harga.

Jasw -

- -

F F

1 - ' 1

I <

F 1, 1

- 1 I <

3.2.

Dat; UGI dan keu; pub

3.3.

Vari a.

Page 7: Jas Wadi

ise sebagai I. Dengan lntuk salah atan waktu

nya reaksi erlambat). tu laporan m dreaksi terlambat

rdit delay. ustri, jenis

danfinan- omplience ~yampaian egatif dan ~fitabilitas,

tas kondisi APEPAM an X.K.2. 1 berkala. keuangan n tersebut ~ r i tanggal a1 laporan ~ d a telaah

lterim dan kan ERC.

I terhadap

an sampel a t di BEJ gumuman

TABEL 1. Prosedur Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

pewsahaan terdaflardi BEJ sampai akhirOktober2002 301 Perusaham yang tidak termasuksampel:

Pe~sahaan yang terdaHardi BEJ setelah 1992' Emiten sejak 1979 - 1992 dikeluarkan dari

(174)

penyampelan (bank, jasa keuangan, &datatidak lengkap) Total pe~sahaan yangterpilih menjadi sampel-

(W 47

Terdapat 5 emiten yang terdaHar pada 1993 yang dimasukkan dalam penyampelan dalam rangka meningkatkan n sampel. Emiten tersebut adalah PT. Sarasa Nugraha; PT. Modemland Realty; PT. Texmako Perkasa Engginering; PT. SekarLaut;dan PT. BantoPasificTimber. Data laporan keuangan 1991 dan 1992dipemiehdari Neraca Perbandingan perioda 1993, data harga saham diperoleh secara winsorizing dengan nilai saat terdaHardi BEJ, dan tanggal publikasi lapran keuangan akhirtahun 1992, lapran keuangan tengah tahun 1993ditetapkan pada 30April1993 dan 31 Agustus 1993, b e ~ ~ b l l . N = 47 berasal dari pembagian proprsional atas ke-8 kelompkemiten di BEJ Fecuali perbankan dan jasa keuangan]: pertanlan (2); pertambangan (2); industri dasardan kimia (10); aneka industri (9); industri barang konsumsi (7); properti dan real estat (6); infrastwktur, utilitas, dan transportasi (2); dan perdagangan, jasa dan investasi (10).

Data yang digunakan dalam penelitian h i d i k u m p u h dari beberapa sumber antara lain: PPA UGM, PACAP MM UGM, Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Jakarta dan Laporan Biro PKP I dan I1 BAPEPAM. Data-data yang digunakan dalam penelitian h i adalah: (1) data-datapada laporan keuangan perioda yang berakhir pada tanggal 3 1 Desember 1991 sampai 30 Juni 2002; (2) tanggal publikasi laporan keuangan; (3) data emiten dan data pasar.

Variabel penelitian dioperasionalisasikan sebagai berikut: a. Cummulative abnormal return (CAR) adalah salah satu variabel dependen dalam model

yang akan digunakan.

Dalam ha1 hi:

CAR,,,,, adalah CAR pemsahaan i selama periodajendela 3 hari dari tanggal publikasi laporan keuangan

A% adalah abnormal return perusahan i pada bari t

Ra adalah return seseungguhnya perusahaan i pada hari t

% adalah return pasar pada bari t

Page 8: Jas Wadi

302 IRAI, September 2004

Unexpected EPS dalam ukuran level digunakan sebagai variabel independen penelitian yang diperhihmgkan dengan model random - walk.

UE. ,t =E. ,t -E t - 1 ................ [GI Dalam ha1 hi:

UE, adalah unexpected EPS pemsahaan i pada perioda t E* adalah EPS pemsahaan i pada perioda t E,, adalah EPS pemsahaan ipada perioda t-l

Return tabunan dan return tengah-tahunan digunakan untuk mengurangi kesaiahan pengukuran (Hartono, 1999; Chandrarin, 2002).

R,t = Pit -Pit-1 ................

Pit-1 [dl

Dalam ha1 hi:

R, adalah return tabunadtengah-tabunan pemsahaan i perioda t

P, adalah barga penutupan saham pemsahaan i pada perioda t P,, adalah harga penutupan saham perusahaan i pada perioda t-1

Koefisien respon laba (ERC) adalah slope a, pada hubungan CAR dengan UE setelah diiendalikan R,. Reporting lags adalah selisih tanggal pengumuman dengan tanggal publikasi laporan keuangan. Ada beberapa data tanggal publikasi laporan keuangan: tanggal penyerahan ke BAPEPAM, tanggal iklan di koran, tanggal registrasi dokumen mask di PRPM. Dalam penelitian ini, tanggal yang dipilih adalah tanggal yang paling awal. Persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan pemsahaan nntuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Persistensi akan diukur dari slope regresi atas perbedaan laba saat ini dengan laba sebelumnya (Lipe, 1990; Cbandrarin, 2002).

xi, = U + + Gi ................ [el Dalam hat hi: X, adalah laba pemsahaan i perioda t

X,, adalah laba pemsahaan i perioda t-l

Prediktabilitas laba diukur dari deviasi standar residual dari formulapersistensi laba. Sebagai penjelasan tambahan, Lipe (1990) menggukur variabel ini dari nilai variansi residual. Kesempatan pertumbuhan adalah variabel yang menjelaskan prospek pertumbuhan pemsabaan di masa mendatang. Variabel hi diukur dari market-to-book value ratio masing- masing pemsabaan pada perioda akhiu perioda laporan keuangan.

Market capitalization Market - to - book ratio =

Book value of equity

Beta adalah risiko sistematik pemsahaan yang diestimasi dengan model pasar (Hartono, 2000). Beta ditunjukkan dari slope regresi pada persamaan return perusahaan dengan re- turn pasar sampai sehari sebelum tanggal publikasi.

Page 9: Jas Wadi
Page 10: Jas Wadi

304 JRAI, September 2004

3.5. Metoda AnaliisData

Sebelum dilakukan analisis, akan dilakukan pemeriksaan awal terhadap asumsi klasik model regresi. Pengujian tersebut dilakukan dalam rangka mengetahui apakab model tersebut telah memenuhi asumsi regresi linear. Pengujian tersebut terdiri: uji multikolimieritas; uji otokorelasi; dan uji heteroskedastisitas.

Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan menggunakan uji t pada return abnormal perioda bari t-3 sampai dengan hari t+3 dari tanggal pengumuman laba tengah-tahun versus pengumuman laba tabunan. Pengujian hipotesis 1 juga akan dilakukan atas beda CAR perioda tengab tahun dan perioda tahunan. Pengujian hipotesis 2 dengan uji t dilakukan untuk membedakan ERC perioda pengumuman laba tengah-tahunan versus tahunan. Dan pengujian hipotesis 3 akan memberikan bukti atas pengamh reporting tags terhadap koefisien respon laba. Analisis atas signifikansi statistik masing-masing variabel digunakan uji t serta uji F untuk menentukan pengaruh secara bersamaan semua variabel independen terhadap ERC.

Analisis sensitivitas akan dilakukanpada model utama (perhitungan abnormalreturn model sesuaian-pasar dengan perioda jendela * 3 hari) dengan perioda jendela * 5 hari. Selanjutnya pendekatanmodel pasar -beta koreksi metodaFowler and Rorke untuk periode koreksi 4 tag dan 4 lead pada perioda jendela i. 3 dan i. 5 juga akan digunakan dalam rangka memberikan perspektif pada pendekatan lain.

4. Analisis dan Pembahasan

Pada tabel 2 dan 3 dibawah ini dilaporkan statistik deskriptif dari sampel yang digunakan. Sampel dikelompokkan dalam 2 kelompok yaituperioda pengumuman laba tengah-tahun dan laba tahunan.

Varia Tengah-Tahunan I Tahumn Mean Med Dev. Var Mak Min I Mean Med Dev. Var Mak Min

Std Std CAR, 0.04 0.01 0.15 0.023 1.02 0.88 0.027 0.02 0.16 0.03 1.03 -0.92 CAFt 0.03 0.02 0.15 0.022 1.14 0.87 0.025 0.001 0.15 0.02 1.06 -0.63 UE 22.41 1.94 1994.89 3979614 15672 19504 16.09 -5.00 1048.8 1099911 7940 -8059 R 0.09 0.06 1.W 1.00 10.88 0.96 0.17 -0.18 1.62 2.61 20.33 -0.94

Dalam ha1 ini: CAR, adalab CAR sesuaian-pasar, perioda jendela *3 bari dari tanggal publikasi CAR, adalab CAR model pasar beta koreksi, periodajendela* 3 hari dari tanggal publikasi -- UE - adalab unexpected EPS dengan model randur&alk R adalah return tahunan

Tabel 2 di atas merupakan ringkasan atas 470 titik obsewasi pada perioda tengah tahnn dan 470 titik obsewasi tahunan. Kelompok sampel tengab tabun diperoleh dari data runtnt w a h dari Juni 1993-2002. Sedangkan kelompok sampel tahunan diperoleh dari data runtut waktu dari Desember 1992-2001.

Dalaml

4.2.

heteror

Page 11: Jas Wadi
Page 12: Jas Wadi

3 0 6 JRAI, September 2004

Multikolinieritas dalam persamaan 2 untuk kedua perioda tengah tahunan dan tahunan mengindikasikan tidak ada bias antar variabel independennya. Hal ini mengikuti rule ofthumb atas masing-masing nilai variance-infating factor kurang dari 5, sebagai batasan bahwa variabel tidak bersifat multikolinier. Variabel-variabel pada persamaan 2 dideteksi terjadi otokorelasi. Hal ini memperhatikan nilai D-W perioda tengah tahunan dan tahunan, masing-masing 0,165 dan 0,218 berurutan, yang ada jauh dibawab perkiraan d, Dengan mempelajaritabel dismbusi Dwbin-Watson n=100 dan k = 5 (Netter et al., 1993), nilai tabel D-W diestimasi secara interpolasi berada dibawah nilai d, untuk N=470 dan k=8, sehingga disimpulkan ada otokorelasi positif diantara variabel independen.

Hasil uji Glesjer pada persamaan 2 atas sampel perioda tengah tahun dan tahunan dengan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara statistik signiiikan mempengaruhi nilai residual ahsolut. Sehingga disimpulkan bahwa ada indikasi heteroskedastisitas. Dalam rangka melanjutkan analisis, maka dilakukan transformasi semi-log pada variabel jeda waktu pelaporan [LgRL], prediktabilitas laba [LgEPr], dan besaran perusaham [LgSIZE] untukmemperbaiki variabel penelitian yang terdeteksi heteroskedastisitas.

4.3. PengujianHipotesis 1 dan 2

Sebelum pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian signif&& reaksi pasar atas pengumman laba tengah tahun dan tahunan.

TABEL 5 Uji t atas AbnormalRetum Perioda Tengah Tahun dan Tahunan

) Sign. ,469 .OW .OW .C67" ,153 ,127 ,253 1 ,391 .W ,094" .IV .OlT ,851 ,161

secara slatistik signifikan pada p<0,05 -secarastatistik signifikan pad p<0,10

Pengujian signifkansi AR model sesuain-pasar atas pengumman laba dilakukan secara cross-sectional atas abnormal rehrrn pada perioda jendela. Analisis signifikansi model hi , tidak mempertimbangkan periode estimasi seperti pada perhitungan return abnormal model pasar (Hartono, 2000). Dengan memperhatikan nilai signilikausi padatabel5, untuk perioda tengah tahunan disimpulkan h-2 dan h-1 pasar bereaksi atas pengumman laba secara sigoifikan pada p<0,05, sedangkan hO pasar bereaksi dan signifkan pada p<O, 10. Untuk perioda tahunan disimpulkan h-2 dan h-1 pasar bereaksi atas pengumman laba secara statistik sigoifkan pada p<O,10 dan h 0 dan h t l secarastatistiksignifkan padap<0,05.

Jaswadi -

2

Dalam ha! AR,, - A4 4 . 2 - A4

DERC,

4.4. Pe

Page 13: Jas Wadi
Page 14: Jas Wadi
Page 15: Jas Wadi
Page 16: Jas Wadi

310 J R N , September 2004

G a m b a r Z . N i i a i M i n i m u m , M e a n , d a n M a k s i m u m d a r i R e p o r t i n g L a g T a h u n a n I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0

P e r l o d a 1 9 9 2 . 2 0 0 2

G a m b a r 3 . N i l a i M i n i m u m , M e a n , d a n M a k s i m u m R e p o r t i n g L a g T e n g a h T a h u n a n

Gambar 2 di atas menunjukkan nilai minimum, mean d m maksimum dari reporting lags perioda tahunan dari sampel penelitian. Data ini menunjukkan bahwa BAPEPAM hams segera mempertimbangkan penyesuaian regulasi informasi seperti SEC'. Gambar 3 di atas. juga menunjukkan nilai minimum, mean, dan maksimum untuk reporting lags perioda tengah tahunan atas sampel penelitian. Rata-rata reportinglags berada pada hari ke 61 setelah tanggal 30 Juni. Namun, dengan studi dokumentasi atas monitoring penyerahan laporan keuangan di PKP, diketahui bahwa hampir semua laporan keuangan tengah tahunan tersebut tidak diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Jadi dengan aturan baruBAPEPAM, makamulai 2002 dan setemsnyarata-rata jeda waktu pelaporan ini akan berada pada nilai 30 h i .

' BAF'EPAM melalui Kep. No 17PMl2002 memajukan reporting lags laporan keuangan auditan per 31 Desembe12002 dari 120 hari menjadi 90 hari. Kepuiusan bam tersebut telah dilakukan SEC sejak 1980-an. Pada saat yang hampir bersamaan dengan Kep Ketua BAF'EPAM diatas, SEC secara bertahap dalam 3 tahun kedepan memajukan jeda waktu pelaporan 10K dari 90 hari menjadi 60 hari (Investor Relation Business, 2002)

jen re$ ke! sel

sec tat

Pe sel sta

Page 17: Jas Wadi

wting lags ms segera :nunjjukkan tas sampel un, dengan wa hampu ublik. Jadi laporan ini

auditan per ak 1980-an. lam 3 tahun iness, 2002)

TABEL 9 Panel 9a: Hasil Analisis RegresiPersamaan 2 (ERC,; * 5)

'secara statistik signifikan pada p<0,01 "secara statistik signifikan pada p<0,05 -s"secara statistiksignifikan pada pc0,lO

Perioda Tahunan

SEE t sign. regr -0,09 0,26 -2,03 0,41 0.08 0.09 1.84 0.07*"

Variabel

LgRL EP

~ d j R2 Sign.

Analisis sensitivitas dilakukan terhadap variabel CAR yang diitung kembali dengan perioda jendela* 5. Hasil analisis regresi pada tabel 9 di atas, digunakan sebagai pembanding hasil analisis regresi pada tabel 7. Dengan menambah panjang perioda jendela, basil analisis regresi secara keseluruhan memjelaskan temuan yang lebih baik, dari perspektif konsistensi terhadap studi sebelumnya dan tingkat signifikansi.

Pada temuan diatas variabel reporting lags berpengaruh negatif atas variasi ERC, namun secara statistiktidak signifikan. Secara umum, hanya variabel kesempatan pertumbuhan (EG) perioda tahunan yang bertentangan dengan studi sebelumnya (misal: Collins dan Kothari, 1989) dan besaran perusahaan (LgSIZE) perioda tengah tahunan yang mempunyai arab bertentangan dengan studi sebelumnya (Easton dan Zmijewski, 1989). Namun variabel tersebut jauh dari tingkat signifkansi statistik. Penjelasan dari temuan tersebut adalah kemungkinan bias data yang digunakan.

Perioda Tengah Tahunan

Koef SEE regr

T Sign.

-0,05 69,66 -1,15 0,25 0.18 19,73 4,lO 0.03**

,152 .OO'

0,15 .OO*

Page 18: Jas Wadi

TABEL 9 Panel 9b: Hasil Analisis Regresi Persamaan 2 (ERC,; *3 dan * 5)

'secara statistiksignifikan pada p<0,01 *secara statistiksignifikan pada p<0,05 '"secarastatistiksignifikan pada p4,lO

Persamaan 2 juga diuji kembali dengan menggunakan ERC yang diperoleb dari CARmodel pasar beta koreksi (ERC,) denganperiodajende1a.t- 3 dan + 5. Adapun ikhtisar basil analisis regresi dengan ERC, disajikan pada tabel 9 diatas. Pada perioda tengah tahun .t- 3 , variabel reporting lags mempunyai arah sesuai prediisi tetapi tidak signifian. Variabel persistensi laba, risiko beta, dan besaran perusaham mempunyai arah yang tidak konsisten dengan temuan studi terdahulu. Narnun pada level diskibusi penyarnpelan variabel-variabel ini menjelaskan ERC secara statistik tidak signifkan. Sedangkan pada perioda tahunan 3 , variabel reporting lags juga mempunyai arah sesuai denganprediii tetapi tidak signifikan. Variabel pembuhan laba danrisiko betamempunyai arah yang tidak konsisten dengan temuan penelitian terdahulu. Namun, kedua variabel ini secara statistik juga tidak signifian.

Pada perioda tengah tahun * 5, variabel reporting lags mempunyai arah sesuai prediksi tetapi tidak signifkan. Pada bagian ini, secara keseluruhan (uji F) variabel independen tidak menjelaskan ERC. Hal ini d i g k i n k a n karena investor BEJ bereaksi secara cepat atas peristiwa pengumuman laba. Dari analisis pada tabel 4 diketahui babwa investor merespon peristiwa pengumuman labapada b-3 sampai h 0. Sedangkan padaperiodatahunan i 5, variabel pertumbuhan laba dan leverage tidak konsisten dengan penelitian terdahulu.

5. Simpulan dan Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, berikut ini kesimpulan yang dapat ditarik secara umum: (1) secara statistik tidak ada beda mean yang signifikan antara AR barian pada perioda jendela tengab tahun dan tahunan, namun secara kumulatif, CAR tengah tahun lebih besar dibandingkan tahunan; (2) ada perbedaan ERC pada perioda tengah tahunan dan tahunan pada

Page 19: Jas Wadi
Page 20: Jas Wadi

314 JRAI, September 2004

Beaver, W.H., R. Lambert, and D.Morse, 1980. The Information Contents of Security Prices. Journal of Accounting andEconomics, 2 (March), 3-38

Beaver, W.H., R.Clarke, and W.F. Wright, 1979. The Association Between Unsystematic Security Return and the Magnitude and Earnings Forecast Error. Journal ofAccounting Research, 17 (Autum), 3 16-40.

Bushman R., Chen, Q., E. Engel, and A. Smith, 2000. The Sensitivity of Corporate Governance Systems to the Timeliness of Accounting Eamings. Working Paper CoNection, SSRN.

Chaney, P.K., and D.C. Jeter, 1991. The Effect of Size on the Magnitude ofLong-Window Earnings Response Coefficients. Contemporary Accounting Research, 8 (2), 540-60.

Chandrarin, G., 2002. The Impact of Accounting Methods of Translation Gains (Losses) on the Earnings Response Coefficients. Proceeding Artrcles on SNA 5,24-35.

Chamber, A.E., and S.H. Penmq 1984. Timeliness of Reporting and Stock Price Reaction to Earnings Announcements. Journal ofAccountingResearch, 22 (1) 21-47.

Collin, W.A., W.S. Hopwood, and J.C. Mckeown, 1984. The Predictability ofInterim Earnings over Alterna- tive Quarters. Journal ojAccounting Research, 22 (2) Autum, 467-79.

Collins, D.W., and S.P. Kothari, 1989. An Analysis ofthe Intertemporal and Cross-Sectional Determinants of Emings Responsss Coeficiunts. The Jour~~o l o/;lrcoun~mng ondEconumrrc, (July) 143-81

Collms, D.W. S P Kothari. J. Shanksn.anJ KG. Slwm. 1991. Lackof rimelinessandNoise~ Exolanalions ~~ ~ ~~~

~

for the Low Contemporenous Return-Earnings Association. Journal ofAccomting andEconomics, 18,289-424.

Collins, W.A., W.S. Hoopwood, and J.C. Mckeown, 1984. The Predictability of Interim Earnings Over Alternative quarters. Journal ofAccounting Research, 22 (2), 467-79.

Cornell, B. and W. Landsman, 1989. Security Price Response to Quarter-ly Earnings Announcements and Analysts' Forecast Revisions. The Accounting Review, 64 (4), 680-92.

Dhaliwal, D.S., and S.S. Reynolds, 1994. The Effect of Default Risk of Debt on the Earnings Response Coefficient. The AccountingReview, 68 (2 -April), 412-19.

Dhaliwal, D.S., K.J. Lee, and N.L. Fargher, 1991. The Association Between Unexpected Earnings andAbnor- ma1 Security Retum in the Presence of Financial Leverage. ContemporaryAccountingResearch, 8 (I), 20-41 -- ...

Dyer lV, J.C., and A.J. McHugh, 1975. Timeliness of the Australian Annual Report. Journal of Accounting Research, 13 (2) Autum, 204-19.

Easton, P.D., and M.E. Zmijewski, 1993. SEC Form lOWlOQ Report and Annual Report to Shareholders: Reporting Lags and Squared Market Model Prediction Errors. Journal ojAccounting Research, 31 (I) 11 3-29 --.

Easton. P.D., and M.E. Zmijewski, 1989. Cross-Sectional Variation in the Stock-Market Response to Ac- counting Earnings Announcement. Journal ojAccounting andEconomics, July, 117-41.

Editorial Staff, 2002. SEC Cuts Reporting Deadlines: Regulator Slashes 10-K Prep Time, Compromises a Little on 10-Q. Investor Relations Business; Sep 9*, New York.

Foster, G., 1977.Quarterly Accounting Data: Time-Series Properties and Predictive-Ability Results. The Accounting Review, 52 (January) 1-21.

Foster, G., 1986. FinancialStatement Analysis, 2"6Edition. Prentice-Hall International, Iuc., New Jersey. Gelh, D., and P. Zarowin, 2000. Corporate Disclosure Policy and the Informativeness of Stock Prices.

Working Paper Collection, SSRN. Givoly, D., and D. Palmon, 1982. Timeliness of AnnualEarnings Announcements: Some Empirical Evidence.

The Accounting Review, LVII (3) 486-508. Halim, U., 2000. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris padapemsahaan-Pemsahaan

di BEJ. JurnalBisnis dan Akuntansi, 2 (1) 63-75. Handayani, R., 2002. Analisis Respon Harga Saham Terhadap Pengumuman LabaKuartal Interim dan Kuartal

Keempat. Thesis S2 UGM, Jokjakarta. Hangerman, R.L., M.E. Zmijewski, andP. Shah, 1984. The Association Between the Magnitude of Quarterly

EarningsForecast Errors andRisk- Adjusted StockReturn. Journal ofAccounring Research, 22 (2), 526-40.

Hartono, J., 1998. TeoriPortojolio dan Analisis Investasi. BPFE, Jokjakarta.

Page 21: Jas Wadi

Journal of

,Return and I), 316-40. :Systems to

:s Response

he Earnings

to Earnings

ver Altema-

:minants of -81. xplanations Economics,

nings Over

ements and

s Response

and Abnor- ?arch, 8 (I),

Accounting

~areholders: arch,31(1)

m e to Ac-

ipromises a

lesults. The

w Jersey. ock Prices.

11 Evidence.

Pemsahaan

dan Kuartal

)f Quarterly rrch, 22 (2),

Hartono, J., 1999. Bias dari Penggunaan Model di MBAR. JurnalEkonomi don Bisnis Indonesia, 14 (1) 28- 36.

Isroah, 1999. Kecepatan Reaksi Pasar Saham atas Publikasi Laba di BEJ: Ukuran Pemsahaan, Tipe Laporan, Reporting Lag dam Sinyal Laba. Thesis S2 UGM, Jokjakarta.

Jones, C.P., 1999. Investment: Analysis andManagemen1. John Wliey & Sons, Inc., New York. Kim, Y.W., R.J. Willett, and 1.1. Jang, 2002. Default Risk as A Factor Affecting the Earnings Response

Coetficient. Working Paper, Quensland University of Technology. Kormedi, R.C., and R. Lipe, 1987. Earnings Innovation, Earnings Persistence, and Stock Return. Journal of

Business, 60 (3) 323-45. Kothari, S.P. and R.G. Sloan, 1992. Information in Prices about Future Eaamings: Implication for Earnings

Response Coefficients. Journal of Accounting and Economics, 15, 143-71. Kothari, S.P., 1992, Price-Earnings Remessions in the Presence of Prices Leadine Earnines: Earnines Level - - -

vs. Change Spesifications &d A'ternative Deflators. Journal ofAccounlingandEconomics, 15,173- 202.

Kross, W., 198 1 . Earnings and Announcement Time Lags. Jorinral o/'Barrnm Research, (September) 267-81 Kruss, W., and D.D. Schrwler, 1984 An Eniniricdl lnvesueation ofthe Effect oPOuarterlv Esm~nes An- - , "- -~

nouncement Timing on Stock Return. Journal ofAccounting Research, 22 (1) 153-76. Lee, I., and C.W. Park, 2000. Intraday Stock Price Reactions to Interim-Quarter versus Fourth-Quarter

Earnings Announcements. Journal ofBusiness Finance & Accounting, 27 (7) & (8), 1027-46. Lev, B., and S.R. Thiagarajan, 1993. Fundamental Information Analisis. Journal of Accounting Research,

(Autum) 190-215. Lipe, R.C., 1986. The Information Contained in the Components of Earnings. Journal of Accounting Re-

search. 24 (Suplement), 37-64. Lipe, R.C., 1990. The Relation Between Stock Return, Accounting Earnings, and Alternative Information.

Accounting Review, January, 49-71. Machfoedz, M., 1994. Financial Ratio Analysis and the Prediction of Earnings Change in Indonesia. Kelola:

7 (iii) p. 114-37. Morse, D., 1981. Price and Trading Volume Reaction Surrounding Earnings Announcements: A Closer Exami-

nation. JournalofAccountingResearch, 374-383. Na'im, A., 1999. Nilai Informasi Ketepatan Waktu PenyampaianLaporan Keuangan: Analisis EmpirikRegulasi

Informasi di Indonesia. JurnalEkonomi don Bisnis, (14) 85-100. Na'im, A,, 2000. Timeliness of Annual Financial Statement Submission: A Preliminary Empirical Evidence

from Indonesia. Asian Academy of Management Journal, 5 (2), 45-64. Neter, I., W. Wasserman, and G.A. Whitmore, 1993. AppliedStalistics. Simon & Schuster Inc., 4* Edtion,

MA. Patel, J.M., and M.F. Wolfson, 1982. Good News, Bad News, and the Intraday Timing of Corporate Disclo-

sures. The Accounting Review, LVII (3) July, 509-68. Priyastiwi, 2000. Analisis Efek Interaksi antara Tipe Earnings dan Ketepatan Waktu Laporan Keuangan

terhadap Return Saham. Thesis S2 UGM, Jokj&a. Scott, W.R, 1997. FinancialAccounting Theory. Prentice-Hall International, Inc., New Jersey. Stice, E.K., 1991. TheMarket Reaction to 10-K and 10-Q Fillings and to Subsequent the Wall Street Journal

Earning Announcement The Accounting Review, 42-55. Teoh, S.H., and T.J. Wong, 1993. Perceived Auditor Quality and ERC. The AccountingReview, 68 (2), 346-66. Uyara, A.S., dan A. Tuasikal, 2002. Moderasi Aliran Kas Bebas Terhadap Hubungan Rasio Pemhayaran

Deviden dan Pengeluaran Modal dengan Earnings Response Coefficients. ArtikPlSNA 5,16-26. Watts, RL, and J.L. Zimmerman, 1986. Positive Accounting Theory. Prentice-Hall International, NJ. Whittred, G.P., 1980. Audit Qualification and the Timeliness od Corporate Annual Reports. The Accounting

Review, LV (October), 563-77. Wolk, H.I., M.G. Tearney, and J.L. Dodd, 2001. Accounlingtheory: A ConceptualandInstihrtio~IApproach.

5&Edition, South-Western College Publishing.