22
JAMR 1

JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

1

Page 2: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

1

Editorial Staff

Journal of Accounting & Management Research

Editor in Chief

Khomsiyah (Universitas Trisakti Jakarta)

Managing Editors

Meiliana (Universitas Internasional Batam)

Editorial Board

Evi Silvana Muchsinati (Universitas Internasional Batam)

Handoko Karjantoro

(Universitas Internasional Batam)

R.A. Widyanti Diah Lestari (Universitas Internasional Batam)

Hepy H. Ariyanto

(Universitas Internasional Batam)

Teddy Jurnali (Universitas Internasional Batam)

Solimun

(Universitas Brawijaya Malang)

Sofyan Syafri Harahap (Universitas Trisakti Jakarta)

Editorial Office Universitas Internasional Batam

Jl. Gajah Mada, Baloi Sei Ladi-Batam, Indonesia Telp. +62-778-7437111 (Hunting)

Fax. +62-778-7437112 e-mail: [email protected]

Page 3: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

2

ISSN: 1907-6487 Vol. 09 No. 02 Desember 2014

Analisis Faktor Efisiensi Dan Faktor Oportunisme Yang Mempengaruhi Pemilihan Auditor Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ivone dan Supriyanto

4 Analisis Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Dan Kinerja Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Khosfyanti dan Hendi

20

Kualitas Audit Bukti Dari Kelangsungan Hidup Vily Andriani dan Robin

35

An Analysis Factor Of Price And Theory Of Planned Behavior Toward Purchase Behavior Lina dan Lily Purwianti

50

Analisis Tentang Pengaruh HRM Practices Terhadap Employee Performance Megawati dan Evi Silvana Muchsinati

63

Analisa Pengaruh Trust, Responsiveness, Product Quality Dan Customer Satisfaction Terhadap Customer Loyalty Pada Pengguna Mobil Jenis Minibus Hardi dan Rahmanita

76 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaaan Elektronik Di Batam) Hendi, Lily Sudhartio, Hepy H. Ariyanto

90

Analisis Pengaruh Dimensi Service Quality, Customer Satisfaction Dan Trust Terhadap Customer Loyalty Pada Sektor Banking

Cut Normalina dan Lily Purwianti 113 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keinginan Berpindah Kerja (Studi Empiris Pada Kantor Konsultan Pajak Di Batam)

Robby Krisyadi, Pulung Peranginangin, dan Hepy H. Ariyanto 127

Page 4: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

3

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Aduit Fees Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Singapore

Susiwati dan Bunandi 146 Analisispengaruh Tata Kelola Terhadap Kinerja Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2009-2013

Cecilia dan Hendi 157 Analisis Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2009-2013

Hendry Wiswanto dan Erna Wati 175

Page 5: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

157

ANALISISPENGARUH TATA KELOLA TERHADAP KINERJA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PADA TAHUN 2009-2013

Cecilia dan Hendi Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Internasional Batam

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyzing the impact of corporate governance which is measure by board independence, board size, managerial ownership, institutional ownership, audit committee, nomination committee and remuneration committee to firm performance which is measure by Tobin’s Q. This research also use variable control of firm size and solvability to firm performance. The research populations were taking from the financial reports of companies listed in Indonesian Stock Exchange in the period 2009 to 2013. Using the purposive sampling method, the samples which meet the requirements for this research are 291 firms or 1455 observations data. This research uses panel regression method to analyze the relationship between independent variables and dependent variable on longitudinal data. The observation data are then analyzed using Eviews 7. The result indicated that institutional ownership, nomination committee, solvability, board size and firm size have a significant effect on firm performance in Indonesian Stock Exchange. However this research found that board independence, managerial ownership, audit committee, and remuneration committee are insignificant to firm performance in Indonesian Stock Exchange. Keywords: Firm performance, board independence, board size, managerial

ownership, institutional ownership, audit committee, nomination committee, remuneration committee, firm size, solvability, Tobin’s Q.

PENDAHULUAN

Selama beberapa tahun terakhir istilah tata kelola perusahaan yang baik semakin dikenal di kalangan pengusaha maupun masyarakat luas. Istilah tata kelola perusahaan yang baik pertama kali diperkenalkan oleh komite Cadburypada tahun 1992 yang kemudian dikenal dengan istilah laporan Cadbury. Menurut komite Cadbury (1992), tata kelola perusahaan yang baik adalah sebuah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar memberikan pertangggungjawabannya kepada para pemegang saham.

Pengertian mengenai definisi tata kelola perusahaan juga beragam. Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002,tata kelola perusahaan yang baik diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap mementingkan kepentingan pemegang saham lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

Page 6: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

158

Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu sistem untuk mengendalikan operasional perusahaan sehingga operasional perusahaan dapat berjalan sesuai dengan harapan pemegang saham (Indonesian Institute for Corporate Governance, 2012). Apabila tata kelola perusahaan dapat berjalan dengan baik maka kinerja perusahaan akan baik sehingga memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Tata kelola perusahaan adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain sebuah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (Forum for Corporate Governance in Indonesia, 2001). Organization Economic Cooperation and Development (OECD, 2004) mendefinisikan tata kelola perusahaan adalah struktur dimana pemegang saham, anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer menyusun tujuan-tujuan untuk mendorong terciptanya kinerja perusahaan yang kompetitif. Isu mengenai tata kelola perusahaan yang baikmenjadi perhatian dunia setelah terungkapnya skandal terbesar dalamsejarah Amerika Serikat yang melibatkan perusahaan Enron. Enron adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan komunikasi. Perusahaan Enron meningkatkan laba perusahaan dan menyembunyikan sejumlah hutangnya. Skandal ini dibantu oleh salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP)Big 5 yaitu KAP Arthur Andersen yang mana merupakan auditor perusahaan Enron.

Skandal kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas laporan keuangan perusahaan menyebabkan merosotnya keyakinan investor terhadap penyajian laporan keuangan. Hal ini menyebabkan munculnyaSarbana oxley Act yang disahkan oleh Presiden W.Bush pada tanggal 30 juli 2002.Sarbana oxley Act merupakanundang–undang perlindungan terhadap investor dengan ekspektasi bahwa mekanisme tata kelola dapat diperkuat dan keandalan informasi keuangan terjamin.

Di Indonesia sendiri tata kelola perusahaan yang baik mulai menjadi perhatian ketika terjadinya krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1998yang mana pada saat itu banyak perbankan dan perusahaan di Indonesia bangkrut akibat kurangnya penerapantata kelola perusahaan yang baik dan kurangnya tingkat transparansi perusahaan (Sayidah, 2007).Menyadari akan hal ini, Pemerintah Indonesia membentuk sebuah Komite Nasional Corporate Governance di Indonesia (KNKCG) pada tahun 1999 melalui Keputusan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri. KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dan menerbitkan pedoman umum tentang tata kelola perusahaan yang baik pada tahun 1999 dan disempurnakan kembali pada tahun 2001 dan 2006.

Meskipun demikian, kasus mengenai lemahnya penerapan tata kelola perusahaan masih terjadi di Indonesia. Contohnya kasus akuntan publik Siddharta dan Harsono yang melakukan penyogokan terhadap aparat pajak di Indonesia untuk menerbitkan faktur palsu sebagai biaya yang harus dibayar kliennya pada tahun 2001. Serta kasus Perusahaan Kereta Api Indonesia yang terbukti melakukan manipulasi laporan keuangan sehingga terlihat menguntungkan meskipun perusahaan sedang mengalami kerugian yang serius pada tahun 2005.

Tata kelola perusahaan yang baik merupakan sekumpulan praktek dan mekanisme kontrol yang digunakan sebagai panduan dalam mengelola sebuah perusahaan guna mencapai kinerja yang efektif, efisien dan berorientasi sesuai dengan kepentingan para

Page 7: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

159

pemegang saham.(Mc.Kinsey & Company, 2002) menemukan bahwa investor di negara-negara maju mengatakanbersedia untuk membayar premi dengan harga yang lebih mahal untuk perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan konsisten.

Penelitian yang dilakukan oleh Political dan Economic Risk Consultancy Ltd (2013) Indonesia menduduki posisi kedua tertinggi tingkat korupsi di Asia yakni dengan skor 8,83 pada skala 10. Mensah, Aboagye, dan Buatsi(2003) menemukan bahwa praktik tata kelola yang buruk seperti korupsi dan pengungkapan yang kurang dapat menurunkan kinerja perusahaan. Berdasarkan survei penelitian yang dilakukan Asian Corporate Governance Assosiation (ACGA) pada tahun 2012 Indonesia berada di peringkat terakhir diantara 11 negara Asia Tenggara mengenai penerapan tata kelola perusahaan.

Perusahaan cenderung ingin memperoleh dana untuk operasional perusahaan dari pihak luar. Oleh sebab itu, penerapan tata kelola perusahaan yang baik sangat diperlukan dengan tujuan agar profitabilitas dan nilai saham perusahaan meningkat. Peningkatan saham perusahaan akan menarik perhatian investor untuk berinvestasi dengan harapan dapat memperoleh laba sesuai dengan yang diinginkan.

Peningkatan nilai saham dan kinerja perusahaan juga dapat tercapai apabila kerja sama yang baik antara pihak manajemen dengan pihak pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan. Namun dalam proses peningkatan kinerja perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan atau dikenal dengan istilah masalah keagenan. Menurut teori keagenan yang dikemukakan oleh Fama dan Jensen (1983) masalah keagenan terjadi ketika kepentingan manajer tidak sejalan dengan kepentingan pemilik perusahaan. Hal ini terjadi karena manajer akan bertindak secara oportunistik dengan mengambil keputusan untuk kepentingan pribadi sebelum memenuhi kepentingan pemegang saham

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu atau lebih principal (pemilik) menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjalankan aktivitas perusahaan yang akan menyebabkan munculnya biaya keagenan yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hubungan antara tata kelola dan kinerja perusahaan adalahtata kelola dapat menunjang kinerja perusahaan. Seiring dengan meningkatnya tata kelola perusahaan yang baik maka kinerja perusahaan juga akan meningkat begitu juga sebaliknya untuk penerapan tata kelola perusahaan yang lemah, maka kinerja perusahaan juga akan semakin menurun. Kurangnya tata kelola perusahaan yang baik dalam perusahaan merupakan penyebab utama kegagalan kinerja perusahaan di banyak perusahaan (Tornyeva & Wereko, 2012).

KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Berbagai penelitian empiris telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu mengenai tata kelola perusahaan yang didasarkan pada kerangka teori keagenan. Teori keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami prinsip tata kelola perusahaan salah satunya adalah biaya keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih pemilik (principal) menyewa manajer (agent) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan sehingga menyebabkan timbulnya biaya agensi (agency cost) untuk melakukan pengawasan terhadap manajemen.

Fama dan Jensen (1983) mengemukakan bahwa masalah keagenantimbul dikarenakan isi kontrak tidak benar-benar tertulis dan ditegakkan. Biaya keagenan ialah biaya untuk strukturisasi, monitoruntuk mengikat kontrak antara manajer dan pemilik

Page 8: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

160

kepentingan. Shleifer dan Vishny (1997) menyatakan bahwa penerapan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik akan menjamin pemilik untuk mendapatkan pengembalian sesuai dengan modal yang ditanamkan.

Hermalin dan Weisbach (1991), Connely dan Limpaphayom (2003), Garg (2007), Adams dan Ferreira (2009), Ibrahim et al. (2010), Sulong dan Nor (2010), Horvath dan Spirollari (2012), Rehman dan Shah (2013) menganalisa pengaruh tata kelola perusahaan menggunakan komisaris independen yang diukur dengan Tobin’s Q. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pearce dan Zahra (1992), Daily dan Dalton (1993), Jensen (1993), Ponnu (2008), Christensen et al. (2010), Azzam et al. (2011), Abbasi et al. (2012), Malik (2012), Latif et al. (2013) yang menambahkan dualitas Chief Executive Officer(CEO) serta penelitian yang dilakukan oleh Reddy et al. (2008) dan Tornyeva dan Wereko (2012) yang menambahkan kebijakan dividen terhadap kinerja perusahaan. Selain itu Shukeri et al. (2012) juga menambahkan variabel keragaman jenis kelamin terhadap kinerja perusahaan. Gondrige et al. (2012) menambahkan variabel kekuasaan CEO dan tingkat dari tata kelola terhadap kinerja perusahaan.

Lipton dan Lorsch (1992), Hermalin dan Weisbach (2003), Garg (2007), Sulong dan Nor (2008), Jaafar dan EL-Shawa (2009), Dar et al. (2011), Nyamongo dan Temesgen (2011), Chugh et al. (2012), Ghazali (2012), Tarus dan Omandi (2013) menganalisa pengaruh ukuran dewan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini kemudian dikembangkan oleh Ehikioya (2009) dan Tornyeva dan Wereko (2012) yang menambahkan keahlian dewan terhadap kinerja perusahaan. Haniffa dan Huddaib (2006), Rashid (2011) dan Latif et al. (2013), menambahkan variabel komposisi dewan serta Kumar dan Singh (2012) menggunakan variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan solvabilitas terhadap kinerja perusahaan. Penelitian lebih lanjut dikembangkan oleh Hussin dan Othman (2012) yang menggunakan persentase kepemilikan direktur non-eksekutif, ketua independen, dualitas CEO terhadap kinerja perusahaan.

Jensen dan Meckling (1976), McConnell dan Servaes (1990), Horvath dan Spirollari (2012), Desoki dan Mousa (2012), Shukeri dan Shin (2012), Rehman dan Shah (2013) menganalisa pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Mandaci dan Gumus (2010), Sheikh et al. (2011), yang menambahkan konsentrasi kepemilikan dalam penelitiannya. Boone (2011) dan Reyna et al. (2012) menambahkan variabel kepemilikan keluarga serta Sulong dan Nor (2008) yang menggunakan variabel kepemilikan asing terhadap kinerja perusahaan. Wang dan Oliver (2009) juga menambahkan variabel kepemilikan Blockholder’s dalam penelitian pengaruh komposisi dewan terhadap kinerja perusahaan.

Jaher dan Ali (2005), Abbasi et al. (2012) meneliti pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfaraih et al. (2012) yang menambahkan kebijakan dividen terhadap kinerja perusahaan. Peneltian lebih lanjut dilakukan oleh Tornyeva dan Wereko (2012) yang menggunakan variabel kepemilikan asing serta Alipour (2013) yang menambahkan variabel konsentrasi kepemilikan, kepemilikan keluarga, kepemilikan pemerintah, dan kepemilikan individu terhadap kinerja perusahaan.

Zhang et al. (2007), Sunday (2008), Reddy et al. (2008), Yasser et al. (2011), Gill dan Obradovich (2012), Fauzi dan Locke (2012), Tarus dan Omandi (2013) menganalisa pengaruh komite audit terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Christensen et al. (2010) yang menambahkan variabel kehadiran komite audit serta Dar et al. (2011), Malik (2012) yang menggunakan variabel

Page 9: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

161

jumlah rapat komite audit. Bouaziz dan Triki (2012) yang menambahkan variabel jumlah komite audit independen dan ukuran dari komite audit terhadap kinerja perusahaan.

Jensen dan Murphy (1990), Montemayor (1996), Klein (1998), Reddy et al. (2008), Murwaningsari (2009), Christensen et al. (2010), Yameesri dan Herath (2010), Malik (2012) menganalisa pengaruh tata kelola perusahaan yang diukur dengan variabel komite nominasi dan remunerasi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Calleja (1999) yang menambahkan variabel komite lingkungan terhadap kinerja perusahaan.

Chugh et al. (2011), Najjar (2012), Bouaziz dan Triki (2012), AI-Matari et al. (2012), Mehrabani dan Dadgar (2013), melakukan penelitian dengan menggunakan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Penelitian ini berbeda dengan Bohren dan Strom (2010) dan Reyna et al. (2012) yang menambahkan variabel kontrol resiko dalam penelitiannya. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Rashid (2011), Yameesri dan Herath (2010) yang menggunakan tingkat pertumbuhan terhadap kinerja perusahaan. Hu et al. (2009) menggunakan variabel ukuran dewan dan Tornyeva dan Wereko (2012) yang menambahkan variabel umur perusahaan dan tangibilitas aset terhadap kinerja perusahaan.

Haniffa dan Hudaib (2006), Reddy et al. (2008), Jaafar dan El-Shawa (2009), Wang dan Oliver (2009), Irina dan Nadezhda (2009), Khatab et al. (2011), Hamdan et al. (2013) menganalisa pengaruh solvabilitas terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfaraih (2012) menambahkan variabel kontrol berupa tipe audit, kebijakan dividen dan kategori industri terhadap kinerja perusahaan. Alipour (2013) menambahkan variabel kontrol rasio lancar dan tipe industri terhadap kinerja perusahaan. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian dan kerangka model diatas maka hipotesis untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1: Komisarisindependen berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. H2: Ukuran dewan berpengaruh signifikan positif berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. H3: Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. H4: Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. H5: Komite audit berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. H6: Komitenominasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. H7: Komiteremunerasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan.

RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakanpenelitiankuantitatifyang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka serta melakukan analisis data dengan prosedur statistik.Dilihat dari segi tujuan penelitian, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian dasar (basic research) yang bersifat mengembangkan dan mengevaluasi konsep teoritis dantidak terpengaruh langsung pada kebijakan atau tindakan tertentu serta diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap pengembangan teori (Indriantoro & Supomo, 1999).

Page 10: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

162

Dilihat dari segi karakteristik masalah, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian historis (historical research)karena data-data yang dijadikan sebagai objek penelitian merupakan data-data perusahaan di masa lalu. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif (causal-comparative research) yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro & Supomo, 1999).

Berdasarkan sifat dan jenis data, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian arsip (archival research) yaitu penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Hal ini dilihat dari data-data yang diperoleh merupakan data eksternal yaitu akta, arsip data atau dokumen yang dipublikasi (Indriantoro & Supomo, 1999).

Berdasarkan skala pengukuran, penelitian ini menggunakan data norminal dan data rasio. Data norminal adalah instrumen yang dapat menghasilkan data yang jenisnya klasifikasi dan sifatnya hanya membedakan antar kelompok. Sedangkan data rasio adalah instrumen yang menghasilkan nilai atau skor yang bertingkat atau berjenjang yang memiliki angka nol dan memiliki perbandingan antar dua nilai yang memiliki arti (Supranto, 2008).

Dalam penelitian ini, variabel yang mempengaruhi (variabel independen) terdiri dari komisarisindependen, ukurandewan, kepemilikanmanajerial, kepemilikaninstitusional, komite audit, komitenominasi, komiteremunerasidan variabel kontrol berupa ukuran perusahan dan solvabilitas terhadap variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) yaitu kinerja perusahaan.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini mengunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak secara acak tetapi sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memilikilaporan tahunan Indonesia yang terdaftar dalam www.idx.co.id berturut-

turut antara tahun 2009 hingga 2013. 2. Laporan keuangan yang memiliki data-data yang diperlukan untuk

menghitungkomisaris independen, ukuran dewan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, komitenominasi,komiteremunerasi,ukuran perusahaan, solvabilitas dan Tobin’s Q.

Untuk mempermudah analisis, maka masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut: Variabel Dependen

Pengukuran variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan skala rasio. Variabel dependen yang digunakan dalam pengukuran kinerja perusahaan adalah rasio penilaian pasar yang diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan melalui potensi perkembangan harga saham, potensi kemampuan manajer dalam mengelola aset perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi. (Fauzi & Locke, 2012) perhitungan mengenai Tobin’s Q dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tobin’s Q = Nilai Pasar Saham + NilaiUtang

Nilai Aset Nilai pasar sahamdiperoleh dari perkalian jumlah saham yang beredar dengan harga saham. Skor interprestasi menurut Sudiyatno (2010) adalah :

Tobin’s Q< 1, menggambarkan bahwa saham dalam kondisi undervalued. Manajemen telah gagal mengelola aset perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi rendah.

Page 11: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

163

Tobin’s Q = 1, menggambarkan bahwa saham dalam kondisi average. Manajemen dalam mengelola aset perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi tidak berkembang.

Tobin’s Q>1, menggambarkan bahwa saham dalam kondisi overvalued. Manajemen telah berhasil mengelola aset perusahaan dan potensi pertumbuhan investasi tinggi. Variabel independen Komisaris Independen Komisaris Independen = ∑ dewan komisaris independen

∑ dewan komisaris dalam perusahaan

Komisaris independen adalah jumlah dewan komisaris independen dalam perusahaan. Komisaris independen diukur melalui perbandingan antara jumlah dewan komisaris independen dibandingkan dengan jumlah komisaris dalam perusahaan (Abbasi et al., 2012). Ukuran Dewan Ukuran dewan merupakan jumlah anggota dewan direksidalam perusahaan. Pengukuran ukuran dewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah anggota dewan direksi pada perusahaan(Fauzi & Locke, 2012).

Ukuran Dewan = ∑ anggota dewan direksi

Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan.Menurut Gill dan Obradovisch (2012), pengukuran kepemilikan manajerial menggunakan persentase atas kepemilikan manajemen terhadap jumlah kepemilikan

Kepemilikan Manajerial = jumlah saham kepemilikan manajemen jumlah kepemilikan

Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Pengukuran kepemilikan institusional menggunakan persentase kepemilikan institusi dalam perusahaan (Abbasi et al., 2012).

Kepemilikan Institusional = jumlah saham kepemilikan institusional jumlah kepemilikan

Komite Audit Komite audit merupakan pendukung dewan komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Pengukuran komite audit dalam penelitian ini adalah jumlah anggota dalam komite audit pada perusahaan tersebut (Gill & Obradovisch, 2012).

Page 12: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

164

Komite Nominasi Dalam peraturan OJK Pasal 1, nominasi adalah pengusulan seseorang untuk ditempatkan dalam jabatan sebagai anggota direksi atau dewan komisaris. Pengukuran komite nominasi dalam penelitian menggunakan dummy variabel dan diberi angka 1 jika memiliki komite nominasi dan angka 0 apabila perusahaan tersebut tidak memiliki komite nominasi (Fauzi & Locke, 2012). Komite Remunerasi Dalam peraturan OJK Pasal 1, remunerasi adalah imbalan yang ditetapkan dan diberikan kepada anggota direksi dan dewan komisaris karena kedudukan dan peran yang diberikan sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Pengukuran komite remunerasi dalam penelitian menggunakan dummy variabel dan diberi angka 1 jika memiliki komite remunerasi dan angka 0 apabila perusahaan tersebut tidak memiliki komite remunerasi (Fauzi & Locke, 2012). Variabel kontrol Ukuran Perusahaan Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aset dari perusahaan. Pengukuran ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan rumus logaritma dari total aset perusahaan (Abbasi et al., 2012).

Ukuran Perusahaan = Log total aset perusahaan

Solvabilitas Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa besar kemampuan melunasi utang dengan menggunakan aset uang dimilikinya.Pengukuran solvabilitas dalam penelitian ini menggunakan jumlah utang yang dimiliki perusahaan dibagi dengan jumlah aset perusahaan (Abbasi et al., 2012).

Solvabilitas = jumlah utang jumlahaset

Sesuai dengan tujuan penelitian, metode analisis data yang akan digunakan adalah Analisis Regresi Panel karena penelitian bermaksud menyelidiki hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen pada data longitudinal (gabungan antara data cross sectional dengan data time series). Perangkat lunak yang digunakan adalah program SPSS (Statistical Package for the Social Science) versi 21dan program Eviews 7. Langkah-langkah analisis data meliputi Statistika DeskriptifdanUji Outlierdenganmenggunakan SPSS, Pemilihan model terbaik dengan Uji Chow dan Uji Hausman, Uji F, Uji t dan pengukuran Goodness of Fit Model dengan menggunakan Eviews 7.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk data sekunder. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 sampai dengan 2013. Jumlah populasi yang diteliti sebanyak291 perusahaan (1.455 data).Data perusahaan yang outlier adalah 56 data, sehingga jumlah data

Page 13: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

165

yang diteliti sebanyak 1.399 data. Informasi mengenai sampel penelitian disajikan pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Daftar Jumlah Perusahaan yang Dijadikan Sampel Keterangan JumlahPerusahaan yang terdaftar di BEI Perusahaan yang terdaftar setelah tahun 2009 Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap Perusahaan yang dijadikan sampel Tahun penelitian Total data perusahaan periode 2009-2013 Total data perusahaan yang outlier Total data perusahaan yang bebas outlier

484 perusahaan (92 perusahaan) (101 perusahaan) 291 perusahaan 5 tahun 1.455 data

(56) data 1.399 data

Sumber: Data sekunder diolah (2014).

Tabel 2 Hasil Uji Chow

Effect Test Statstic d.f. Prob Cross-section F 3,327384 (279.1110) 0,0000

Cross-section Chi-square 850,278316 279 0,0000 Sumber: Data sekunder diolah (2014).

Hasil uji chow disajikan dalam test cross section fixed effect dengan memperhatikan nilai probabilitas pada cross-section F. Jika nilai probabilitas kurang dari 0,05, maka menggunakan model regresi panel dengan fixed effect. Jika nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka akan digunakan model teknik regresi data panel dengan Pooled Least Square. Hasil uji ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari data yang diuji adalah 0,0000, sehingga model yang digunakan adalah fixed effect. Dengan dikarenakan menggunakan fixed effectmodel maka harus melakukan uji yang lebih lanjut yaitu melakukan uji hausman yang dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 5 Hasil Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statstic Chi-Sq. d.f. Prob Cross-section random 11,969965 9 0,2150

Sumber: Data sekunder diolah (2014). Hasil uji hausman disajikan dalam test cross section random effect dengan memperhatikan nilai probabilitas pada cross-section random. Jika nilai probabilitas kurang dari 0,05, maka menggunakan model regresi panel dengan fixed effect. Jika nilai probabilits lebih dari 0,05 maka akan digunakan model teknik regresi data panel dengan random effect. Hasil uji ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari data yang diuji adalah 0,2150, sehingga model yang digunakan adalah random effect.

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara silmutan. Berdasarkan hasil regresi nilai F sebesar

Page 14: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

166

11,73589 dengan nilai signifikan 0,000. Ini menandakan bahwa variabel komisaris independen, ukuran dewan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, komite remunerasi, ukuran perusahaan dan solvabilitas secara silmutan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi pada penelitian yang bersifat kuantitatif dapat digunakan untuk memprediksi variabel kinerja perusahaan. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 Hasil Uji F

Variabel Dependen F Sig. Kesimpulan Kinerja Perusahaan 11,73589 0,0000 Signifikan

Sumber: Data sekunder diolah (2014).

Hasil uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji t dalam regresi panel dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5 Hasil Uji T

Variabel Coefficients t-Statistic Prob. Kesimpulan Hipotesis

C 2,199144 5,009011 0,0000INDP -0,198228 -1,522059 0,1282 Tidak signifikan Tidak dapat dibuktikan

BSIZE 0,053018 3,881873 0,0001 Signifikan positif Tidak dapat dibuktikan

MANASHIP 0,188703 0,887168 0,3751 Tidak signifikan Tidak dapat dibuktikan

INSTSHIP 0,216736 1,913136 0,0559 Signifikan positif Dapat dibuktikan

AC 0,023315 0,747369 0,4550 Tidak signifikan Tidak dapat dibuktikan

NC 0,244950 2,332453 0,0198 Signifikan positif Dapat dibuktikan

RC -0,144880 -1,442931 0,1493 Tidak signifikan Tidak dapat dibuktikan

FS -0,122167 -3,289833 0,0010 Signifikan negatif Tidak dapat dibuktikan LEV 0,451651 8,005396 0,0000 Signifikan positif Dapat dibuktikan

Sumber: Data sekunder diolah (2014).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin bertambah atau berkurang jumlah komisaris independen dalam perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh Ibrahim dan Samad (2011) bahwa semakin tinggi komisaris independen tidak mengarahkan secara langsung kinerja perusahaan yang tinggi. Akan tetapi, lebih mengarah kepada proses pengambilan keputusan yang lebih bijak dimana berhubungan dengan remunerasi eksekutif, perputaran CEO, dan akuisisi. Kemudian, komisaris independen juga dianggap lebih berperan sebagai penasihat dimana dapat memberikan pertimbangan independen yang berkontribusi pada perusahaan (Rashid et al., 2010). Hasil penelitian tidak sejalan dengan hipotesis namun konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bohren dan Strom(2010), Ibrahim et al.(2010), Gondrige et al.(2012), Kumar dan Singh (2012), Tornyeva dan Wereko (2012), dan Latif et al. (2013).

Page 15: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

167

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yermarck (1996) bahwa semakin banyaknya anggota dewan dalam perusahaan dapat memberikan lebih banyak pendapat dalam proses pengambilan keputusan. (Chugh, Meador & Kumar, 2011) ukuran dewan yang lebih besar menciptakan lebih banyak kesempatan dan sumber daya untuk kinerja keuangan yang lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang dan Oliver (2009), Ehikioya (2009), Jaafar dan EL-Shawa (2009), Rashid (2011), Sheikh et al. (2011), Gondrige et al. (2012), Desoki dan Mousa (2012), Fauzi dan Locke (2012), Kumar dan Singh (2012), Tornyeva (2012), Tarus dan Omandi (2013), Latif et al. (2013), Rehman dan Shah (2013).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini mungkin didasari pada kondisi di Indonesia dimana rata-rata proporsi kepemilikan manajerial dalam perusahaan masih sangat rendah yakni 4,6% sehingga penerapan kepemilikan manajerial untuk memotivasi manajer dalam melakukan tindakan guna meningkatkan kinerja perusahaan belum dapat berjalan dengan efektif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaher dan Ali (2005), Sulong dan Nor (2008) dan Desoki dan Mousa (2012). Namun, hasil ini bertolak dengan teori Jensen dan Meckling (1976) bahwa teori keagenan bisa dikurangi apabila manajer mempunyai kepemilikan saham dalam perusahaan serta penelitian yang dilakukan oleh McConnell dan Servaes (1990), Haniffa dan Hudaib (2006), Murwaningsari (2009),Wang dan Oliver (2009), Fauzi dan Locke (2012), Horvath dan Spirollari (2012) bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif dan Sheikh et al.(2011), Boone (2011), Reyna et al. (2012) bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh oleh Jensen dan Meckling (1976) bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh McConnell dan Servaes (1990), Murwaningsari (2009), Abbasi et al. (2012), Alfaraih et al. (2012), Tornyeva (2012), Alipour (2013). Namun, hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaher dan Ali (2005) bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Klein (1998) bahwa ada tidaknya komite audit dalam perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten denga penelitian yang dilakukan oleh Kajola (2008), Malik (2012). Namun, hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Christensen et al. (2010), Fauzi dan Locke (2012), Gill dan Obradovich (2012), dan Bouaziz dan Triki (2012) bahwa komite audit berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite nominasi sebesar berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian Calleja (1999) bahwa perusahaan yang memiliki komite nominasi akan berprestasi lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki komite dewan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Christensenet al. (2010),Fauzi dan Locke (2012), Malik (2012). Hasil ini bertolak belakang dengan

Page 16: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

168

penelitian yang dilakukan oleh Murwaningsari (2009), Yameesri dan Herath (2010) bahwa komite nominasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan komite remunerasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.Hal ini disebabkan jumlah perusahaan di Indonesia yang membentuk komite remunerasi masih sedikit yakni hanya 87 perusahaan dari data yang diolah. Penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Murwaningsari (2009). Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi dan Locke (2012) dan Christensen et al. (2010) bahwa komite remunersi berpengaruh signifikan positif dan Reddy et al. (2008) dan Malik (2012) bahwa komite remunerasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh Bruno dan Claessens (2007) bahwaukuran perusahaan yang besar dapat meningkatkan masalah keagenan akibat meningkatnya pengawasan pada perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis namunkonsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Reddy et al. (2008), Hu et al. (2009),Wang dan Oliver (2009),Yameesri dan Herath (2010), Abbasi et al.(2012), Kumar dan Singh (2012), Tornyeva dan Wereko (2012).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh Khatab et al. (2011) bahwabahwa nilai perusahan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaafar dan EL-Shawa (2009), Wang dan Oliver (2009), Khatab et al. (2011), Rashid (2011), Sheikh et al.(2011), Abbasi et al. (2012), Hamdan et al. (2013). Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Reddy et al. (2008), Christensen et al. (2010), Alfaraih et al. (2012), Kumar dan Singh (2012), Alipour (2013) bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan negatif dan Haniffa dan Hudaib (2006), Irina dan Nadezhda (2009), Rehman dan Shah(2013) bahwa solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Berdasarkan hasil uji T pada Tabel 7, maka dapat disajikan persamaan regresi panel untuk penelitian adalah sebagai berikut:

FP = 2,199144 – 0,198228 INDP + 0,053018 BSIZE + 0,18873 MANAHIP +

0,216736 INSTSHIP + 0,023315 AC + 0,244950 NC – 0,144880 RC – 0,122167 FS + 0,451651 LEV + e

Hasil uji Goodness of Fit Model ini dilakukan untuk menguji persentase kecocokan model yaitu pengaruh komisaris independen, ukuran dewan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, komite nominasi, komite remunerasi, ukuran perusahaan dan solvabilitas terhadap kinerja perusahaanyang dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6 Hasil Uji Goodness of Fit Model

Variabel Dependen R Square Adjusted R square

Kinerja Perusahaan 0,070669 0,064647

Sumber: Data sekunder diolah (2014).

Page 17: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

169

Berdasarkan Tabel 6, terlihat hasil uji adjusted R Square sebesar 0,0646 atau 6,5%,

artinya variabel komisaris independen, ukuran dewan, kepemilikan manajerial, kepemilikan Institusional, komite audit, komite nominasi, komite remunerasi, ukuran perusahaan dan solvabilitas hanya dapat menjelasin variabel kinerja perusahaan sebesar 6,5% sedangkan 93,5% dijelasin oleh faktor lain atau variabel independen lain yang tidak terdapat di model seperti kepemilikan keluarga, kepemilikan individu, konsentrasi kepemilikan, kepemilikan keluarga, jumlah rapat komite audit, umur perusahaan, dan variabel tata kelola lain terhadap kinerja perusahaan.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh tata kelola terhadap kinerja

perusahaan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan, kepemilikan institusional, komite nominasi, solvabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan.

Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan. Menurut Bruno dan Claessens, (2007) Ukuran perusahaan yang besar dapat meningkatkan masalah keagenan akibat meningkatnya pengawasan pada perusahaan. Sedangkan variabel komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit dan komite remunerasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu Penelitian ini hanya terbatas pada data sekunder perusahaan publik yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak menerbitkan data laporan tahunan secara lengkap berturut-turut lima tahun dari tahun 2009–2013, Masih kurangnya literatur-literatur pendukung yang diperoleh mengenai komite nominasi dan komite remunerasi terhadap kinerja perusahaan dan Pengaruh antara variabel independen terhadap kinerja perusahaan masihrendah ditunjukkan oleh hasil uji Goodness of Fit Modelhanya 6,5%, sehingga dapat disimpulkan masih banyak faktor-faktor lain yang diluar model penelitianyang mempengaruhi kinerjaperusahaan seperti kepemilikan keluarga, kepemilikan individu, konsentrasi kepemilikan, kepemilikan keluarga, jumlah rapat komite audit, umur perusahaan, dan variabel tata kelola lain terhadap kinerja perusahaan.

Rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian sebidang di masa yang akan datang Memperluas sampel baik dengan menggunakan cara menambah tahun pengamatan sehingga akan memberikan jumlah sampel yang lebih besar dan kemungkinan memperoleh kondisi yang sebenarnya serta Peneliti selanjutnya diharapkan mengumpulkan literatur-literatur lain sebagai referensi pendukung mengenai variabel yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abbasi, M., Kalantari, E., & Abbasi, H. (2012). Impact of corporate governance

mechanisms on firm value: Evidence from the food industry of Iran. Journal of Basic and applied Scientific Researcs, 2(5), 4712-4721.

Adams, R. B., & Ferreira, D. (2009). Women in the boardroom and their impact on governance and performance. Journal of Financial Economics, 94, 291–309.

Page 18: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

170

AI-Matari, Y. A., Al-Swidi, A. K., &Fadzil, F. H. Bt. (2012). Board of directors, audit committee characteristics and performance of Saudi Arabia listed companies. International Review of Management and Marketing, 2(4), 241-251.

Alipour, M. (2013). An investigation of the association between ownership structure and corporate performance empirical evidence from Tehran Stock Exchange (TSE). Management Research Review, 36(11), 1137-1166.

Alfaraih, M., Alanezi, F., & Almujamed. (2012). The influence of institutional and government ownership on firm performance: Evidence from Kuwait. International Business Research, 5(10), 192-200.

Ariefianto, M. D.(2012). Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan MenggunakanEviews.Jakarta: Erlangga.

Azzam, M., Usmani, S.,& Abassi, Z. (2011). The impact of corporate governance on firm’s performance: Evidence from oil and gas sector of Pakistan. Journal of basic and applied sciences,5(12),2978 -2983.

Bohren, O., & Strom, O. (2010). Governance and politics: regulating independence and diversity in the board room. Journal of Business Finance and Accounting, 37(9) & (10), 1281-1308.

Boone, N. (2011). Block shareholder identity and firm performance in New Zealand. Pasific Accounting Review, 23(2), 185-210.

Bouaziz, Z., & Triki, M. (2012). The impact of the boards of directors on the financial performance of Tunisian companies. Universal Journal of Marketing and Business Research, 1(22), 56-71.

Bruno, V.G., & Claessens, S. (2007). Corporate governance and regulations: Can there be too much of a good thing? Working Paper.

Calleja, N. (1999). To delegate or not to delegate: board committees and corporate performance in Australia’s top 100 companies. Sydney Law Review, 21(1), 5–35.

Christensen, J., Kent, P., & Stewart, J. (2010). Corporate governance and company performance. Australian Accounting Review, 55(20), 372-286.

Chugh, Lal. C., Meador, J. W., &Kumar, A. S. (2012). Corporate governance and firm performance: Evidence from India. Journal of finance and accounting, 1-10.

Connelly, J.T., & Limpaphayom, P. (2003). Board characteristics and firm performances: Evidence from the life insurance industry in Thailand. Paper Submitted to Sasin Graduate Institute of Business Administration, Chulanglongkorn University.

Collier, P., & Gregory, A. (1999). Audit committee activity and agency costs. Journal of Accounting and Public Policy, 18, 311-332.

Dar, L. A., Naseem, M. A., Rehman, R. Ur., &Niazi, Dr. G. S. K. (2011).Corporate governance and firm performance a case study of Pakistan oil and gas companies listed in Karachi Stock Exchange. Journal of Management and Business Research, 11(8), 1-9.

Daily, C. M., & D. R. Dalton. (1993). The relationship between governance structure and corporate performance in entrepreneurial firms. Journal of Business Venturing, 7(5), 375-386.

Desoki, A. M., & Mousa, G. A. (2012). Do board ownership and characteristics affect on firm performance? Evidence from Egypt. Global Advanced Research Journal of Economics, Accounting and Finance, 1(2), 015-032.

Ehikioya, B. I. (2009). Corporate governance structure and firm performance in developing economics: Evidence from Nigeria. Corporate Governance, 9(3), 231-243.

Page 19: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

171

Fama, E. F., & Jensen, M. C. (1983). Separation of ownership and control. Journal of Law and Economics, 26(2), 301-325.

Fauzi, F.,& Locke, S. (2012). Board structure, ownership structure and firm performance: A study of New Zealand listed – firms. Journal of Accounting and Finance, 8(2), 43-67.

FCGI. 2001.Corporate Governance, Jakarta: Publikasi FCGI. Garg, A. K. (2007). Influence of board size and independence on firm performance: A

study of Indian companies. Vikalpa, 32(3), 39-60. Ghazali, N. A. M. (2012). Ownership structure, corporate governance and corporate

performance in Malaysia. Journal of Commerce and Management, 20(2), 109-119.

Ghozali, I. (2001). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gill, A.,& Obradovich, J. (2012). The impact of corporate governance and financial leverage on the value of American firms. Journal of Financial and Economics, 91, 46-56.

Gondrige, E. D. O., Clemente, A. & Espejo, M. D. S. B. (2012). Composition of board and firm value of Brazilian public companies. Brazilian Business Review, 9(3), 71-93.

Gujarati, D. (2003). Basic econometrics 4thedition. New York: Mc Graw Hill Company. Haniffa, R., & Hudaib, M. (2006). Corporate governance structure and performance of

Malaysian listed companies. Journal of Business Finance & Accounting, 33(7) & (8), 1034-1062.

Hamdan, A. M., Saren, A.M., & Reyad, S. M. R. (2013). The impact of audit committee characteristics on the performance: Evidence from Jordan. International Management Review, 9(1), 32-42.

Hermalin, B. E., & Weisbach, M.S. (1991). The effects of board composition and direct incentives on firm performance. Financial Management, 20(4), 101–12.

Hermalin, E. B.,& Weisbach, S. M. (2003). Boards of directors as an endogenously determined instituition: A survey of the economic literature. Economic Policy Review, 7-26.

Hu, H. W., Tam, O. K.,& Tan, M. Guo-Sze. (2009). Internal governance mechanisms and firm performance in China. Asia Pac j Manag. DOI 10.1007/s10490-009-9135-6.

Hussin, N., & Othman, DR. R. (2012). Code of corporate governance and firm performance. British Journal of Economics, Finance and Management Sciences, 6(2), 1-22.

Horvath, R., & Spirollari, P. (2012). Do the board of directors characteristics influence firm’s performance: The U.S Evidence. Prague Economic Papers, 4, 470-486.

Ibrahim, Q., Rehman, R. Ur., & Raoof, A. (2010). Role of corporate governance in firm performance: A comparative study between chemical and pharmaceutical sectors of Pakistan. Journal of Finance and Economincs, 50,7-16.

Ibrahim, H., & Samad, F. A. (2011). Corporate governance mechanisms and performance of public-listed family-ownership in Malaysia. International Journal of Economics and Finance, 3(1).

IICG (2012), Indonesian institute for corporate governance. Retrieved from: http://iicg.org/v25/tata-kelola-perusahaan.

Page 20: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

172

Irina, I., & Nadezhda, Z. (2009). The relationship between corporate governance and company performance in concentrated ownership systems: The case of Germany. KOPIIOPATNBHBIE NHAHCBI,4(12), 34-56.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (1999). Metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen edisi pertama. Yogyakarta: B PFE-Yogyakarta.

Indrianto, N.,& Supomo, B.(2002). Metedologi penelitian bisnis, Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.

Jaafar, A., & El-Shawa. (2009). Ownership concentration, board characteristics and performance: Evidence from Jordan. Accounting in Emerging Economics, 9, 73-95

Jaher, H., & Ali, M. (2005). Corporate governance structure and firm performance: Empirical evidence from Brusa Malaysia, Kuala Lumpur. International Business & Economic Research Journal, 4(9), 59-65.

Jensen, M., & Murphy, K. (1990). Performance pay and top- management incentives. Journal of Political Economy, 98(2), 225–64.

Jensen, M. C.,& Meckling, W. H. (1976). Theory of firm: Managerial behavior, agency cost and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3, 305-360.

Jensen, M. (1993). The modern industrial revolution, exit, and the failure of internal control systems. Journal of Finance, 48(3), 831–80.

Khatab, H., Masood, M., Zaman, K., Saleem, S., & Saeed, B. (2011). Corporate governance and firm performance: A case study of Karachi Stock Market. International Journal of Trade, Economics and Finance, 2(1), 39-43.

Kumar, N.,& Singh, S.P. (2012). Outside directors, corporate governance,and firm performance: Empirical evidence from India. Asian journal of finance and accounting, 4(2), 39-40.

Klein,A. (1998). Firm performance and board committee structure. The Journal of Law & Economics, 41(1), 275-304.

Latif, B., Shahid, M. N., Haq, M. Z. UL. (2013). Impact of corporate governance on firm performance: Evidence from sugar mills of Pakistan. European Journal of Business and Management, 5(1), 51-59.

Latif, R. A., Kamardin, H., Mohd, K. N., & Adam, N. C. (2013). Multiple directorships, board characteristics and firm performance in Malaysia. Management, 3(2), 105-111.

Lipton, M.,& Lorsch, J.W. (1992). A modest proposal for improved corporate governance. Business Lawyer, 48(1), 59-77.

Malik, S. U. (2012). Relationship between corporate governance score and stock price: Evidence from KSE-30 index companies. International Journal of Business and Social Science, 3(4), 239-249.

Mandacı, P.E.,& Gumus, G. K. (2010). Ownership concentration, managerial ownership and firm performance: Evidence from Turkey. SEE Journal, 57-66.

McKinsey & Company. (2002). Global investor survey: key findings, RetrievedFebruary 09,2014 from http://www.eiod.org/uploads/Publications/Pdf/II-Rp-4-1.pdf.

Mcclave, T. J., & Sincich T. (2003). Statistics, 9thedition. Pearson Education International. McConnell, J. J., & Servaes, H. (1990). Additional evidence on equity ownership and

corporate value. Journal of Financial Economics, 27, 595-612.

Page 21: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

173

Mehrabani, F.,& Dadgar, Y. (2013). The impact of corporate governance in firm performance: Evidence from Iran. International Journal of Trends in Economics Management & Technology, 2(3), 9-13.

Mensah, S. K., Aboagye, E., Addo., & Buatsi S. (2003). Corporate governance and corruption in Ghana. A Report prepared for IDRC CRDI ACMF CIPE October 2003.

Montemayor, E. (1996). Congruence between pay policy and competitive strategy in high-performing firms. Journal of Management, 22(6), 889-908.

Murwaningsari, E. (2009). Hubungan corporate governance, corporate social responsibilities, dan corporate financial performance dalam satu continum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 11(1), 30-41.

Najjar, N. (2012). The impact of corporate governance on theinsurance firm’s performance in Bahrain. International journal of learning anddevelopment, 2(2),1-2.

OECD, 2004, Principles of corporate governance, Paris, France, OECD Publication Service.

Pearce II, J, A., & Zahra, S. A. (1992). Board composition from a strategic contingency perspective. Journal of Management Studies, 29(4), 411-438.

Pedoman Umum Good Corporate Governance.(2006). Komite nasional kebijakan governance.

Political & Economic Risk Consultancy Ltd. (2013). Corruption’s impact on the business environment. Asian Intelligence,871.

Ponnu, C. H. (2008).Corporate governance structure and the performance of Malaysian Public Listed Companies. International of Business Research Paper, 4(2), 217-230.

Rashid, A., Zoysa, A. D., Lodh, S., & Rudkin, K. (2010). Board composition and firm performance: Evidence from Bangladesh. Australasian Accounting Business and Finance Journal, 4(I), 76 – 95.

Rashid, A. (2011). Largest blockholding and firm performance: Evidence from emerging economy. Journal of Finance and Economics, 65,25-34.

Rehman, A.,& Shah, S. Z. A. (2013). Board independence, ownership structure and firm performance: Evidence from Pakistan. Journal of Contemporary Research in Business, 5(3), 832-845.

Reddy, K., Locke, S., Scrimgeour, F., & Gunasekarage, A. (2008). Corporate governance practices and their financial performance: an empirical study in New Zealand. Int. J. Business Governance and Ethics, 4(1), 51-78.

Reyna, J. M. S. M., Vazques, R. D. & Valdes, A. L. (2012). Corporate governance, ownership structure and performance in Mexico. International Business Research, 5(11), 12-27.

McClave, J. T., & Sincich. (2004). Statistics 9th edition. Pearson Education International. Nyamongo, E. M., & Temesgen, K. (2011). The effect of governance on performance of

commercial banks in Kenya: a panel of study. Emerald Group Publishing Limited, 13(3), 236-248.

Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada statistik parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.3.

Sayidah, Nur. (2007). Pengaruh kualitas corporate governance terhadap kinerja perusahaan publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005). JAAI, 11(1), 1-19.

Page 22: JAMR - repository.uib.ac.idrepository.uib.ac.id/803/1/JAMR - HENDI.pdf · Enron, Tyco International, Worldcommengenai keterlibatan skandal akuntansi yang mengarah pada kredibilitas

JAMR 

174

Sheikh, N. A., Wang, Z. & Khan, S. (2011). The impact of internal attributes of corporate governance on firm performance: Evidence from Pakistan. International Journal of Commerce and Management, 23(1), 38-55.

Shleifer, A., & Vishny, R.W. (1997). A survey of corporate governance. Journal of Financial Economics, 52(2), 737-83.

Shukeri, S. N., Shin, O. W., &Shaari, M. S. (2012). Does board of director’s characteristic affect firm performance? Evidence from Malaysian Public Listed Companies. International Business Research, 5(9), 120-127.

Sudiyatno, B. (2010). Tobin’s Q dan altman z-score sebagai indicator pengukuran kinerja perusahaan. Kajian Akuntansi, ISSN 1979-4886, 9-21.

Suhardjanto, D. & Anggitarini, D. (2010). Karakteristik dewan komisaris dan komite audit serta pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Jurnal Akuntansi, 2, 125-245.

Sulong, Z.,& Nor, F. M. (2008). Dividends, ownership structure and board governance on firm value: Empirical evidence from Malaysian listed firms. Malaysian Accounting Reviews, 7(2), 55-94.

Sulong, Z., & Nor, F. M. (2010). Corporate governance mechanisms and firm valuation in Malaysian Listed Firms: A panel data analysis. Journal of Modern Accounting and Auditing, 6(1).

Sunardi, Harjono. (2010). Pengaruh penilaian kinerja dengan ROI dan EVA terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, 70-92.

Sunday O, K. (2008). Corporate governance and firm performance: The case of Nigerian listed firms. Journal of Economics, Finance, and Administrative Sciences, 14, 16-28.

Tarus, D. K., & Omandi, E. M. (2013). Business case for corporate transparency: Evidence from Kenya. European Journal of Business and Management, 5(3), 113-125.

Tornyeva, K., & Wereko, T. (2012). Corporate governance and firm performance: Evidence from the insurance sector of Ghana. European Journal of Business and Management, 4(13), 95-112.

Wang, Y., & Oliver, J. (2009). Board composition and firm performance variance: Australian evidence. Accounting Research Journal, 22(2), 196-212.

Yameesri, J.,& Herath, S. K. (2010). Board characteristics and corporate value: Evidence from Thailand. Emerald Article, 10(3), 279-292.

Yasser, Q. R., Entebang, H., & Mansor, S. A. (2011). Corporate governance and firm performance in Pakistan: The case of Karachi Stock Exchange (KSE)-30. Journal of Economics and International Finance, 3(8),482-491.

Zhang, Yang, Jian Zhou., & Nan Zhou. (2007). Audit committee quality, auditor, independence, and internal control weakness. Journal of Accounting and Public Policy, 26, 300-327.