183
ISSN 0853 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990 V I S I Volume 25 Nomor 3 Oktober 2017 The Effect of Monitoring, Questioning, and Repredicting Strategy In Reading Comprehension By The Engineering Students Of Nommensen HKBP University Academic Year 2016/2017 Fenty Debora Napitupulu Directive Speech Acts In Group Discussion Used By Sixth Semester Students Of English Departement Of Nommensen HKBP University Srisofian Sianturi Peranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh Model Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Menulis Surat Pribadi (Persönlicher Brief) Mahasiswa Semester II (dua) Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FKIP Universitas HKBP Nommensen Tahun Ajaran 2016/2017 Tarida Alvina Simanjuntak Proses Manufaktur dan Uji Mekanis Knalpot Komposit Polimer Hybrida Yang Diperkuat Serat Limbah Kelapa Sawit Untuk Sepeda Motor Jenis Suzuki Satria FU 150 CC 1. Parulian Siagian 2. Miduk Tampubolon 3. Francis Silaen Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Petugas Lapangan Keluarga Berencana Terhadap Adopsi Alat Kontrasepsi Vasektomi di Kota Sibolga Jan Nopemly Sianipar Siasat Kesantunan Berbahasa Mahasiswa-Mahasiswi dalam Mengungkapkan Pendapat di Kelas Fakultas Sastra Universitas Methodist Indonesia 1. Elita Modesta Br. Sembiring 2. Karana Jaya Tarigan Analisis Logaritma MFCC Untuk Pengenalan Pola Kunci Gitar Melalui Suara 1. Matra Prima Situmeang 2. Syahril Efendi 3. Iryanto Analisis Tema, Amanat dan Nilai-Nilai Didaktis dalam Novel “I am Hope” Karya Gayatri Djajengminardo 2016 Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sastra Di Sekolah Elfrida Pasaribu Majalah Ilmiah Universitas HKBP Nommensen

ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

ISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990

V I S IVolume 25 Nomor 3 Oktober 2017

The Effect of Monitoring, Questioning, and Repredicting Strategy In ReadingComprehension By The Engineering Students

Of Nommensen HKBP University Academic Year 2016/2017Fenty Debora Napitupulu

Directive Speech Acts In Group Discussion Used By Sixth Semester Students Of EnglishDepartement Of Nommensen HKBP University

Srisofian SianturiPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk

Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan ZamanNurliani Siregar

Pengaruh Model Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Menulis SuratPribadi (Persönlicher Brief) Mahasiswa Semester II (dua) Program Studi Pendidikan

Bahasa Jerman FKIP Universitas HKBP Nommensen Tahun Ajaran 2016/2017Tarida Alvina Simanjuntak

Proses Manufaktur dan Uji Mekanis Knalpot Komposit Polimer Hybrida Yang DiperkuatSerat Limbah Kelapa Sawit Untuk Sepeda Motor Jenis Suzuki Satria FU 150 CC

1. Parulian Siagian 2. Miduk Tampubolon 3. Francis SilaenPengaruh Komunikasi Penyuluhan Petugas Lapangan Keluarga Berencana Terhadap

Adopsi Alat Kontrasepsi Vasektomi di Kota SibolgaJan Nopemly Sianipar

Siasat Kesantunan Berbahasa Mahasiswa-Mahasiswi dalam Mengungkapkan Pendapat diKelas Fakultas Sastra Universitas Methodist Indonesia1. Elita Modesta Br. Sembiring 2. Karana Jaya Tarigan

Analisis Logaritma MFCC Untuk Pengenalan Pola Kunci Gitar Melalui Suara1. Matra Prima Situmeang 2. Syahril Efendi 3. Iryanto

Analisis Tema, Amanat dan Nilai-Nilai Didaktis dalam Novel “I am Hope” Karya GayatriDjajengminardo 2016 Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sastra Di Sekolah

Elfrida Pasaribu

Majalah IlmiahUniversitas HKBP Nommensen

Page 2: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

V I S IMajalah Ilmiah

Universitas HKBP Nommensen

Izin Penerbitan dari Departemen Penerangan Republik IndonesiaSTT No. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990

7 Pebruari 1990

Penerbit:Penasehat:

Pembina:

Ketua Pengarah:

Ketua Penyunting:

Anggota Penyunting:

Lay out:Tata Usaha:

Universitas HKBP NomensenKetua BPH YayasanRektorPembantu Rektor IPembantu Rektor IVKetua Lembaga Penelitian dan PengabdianMasyarakatProf.Dr.Monang Sitorus, M.Si

Prof.Dr. Monang Sitorus, M.SiIr. Rosnawyta Simanjuntak, MPDr. Richard Napitupulu, ST.,MTDr. Jadongan Sijabat, SE.,M.SiJunita Batubara, S.Sn.,M.Sn.,PhDProf. Dr. Hasan Sitorus, MSDr. Budiman Sinaga, SH.,MHDr. Sondang Manik, M.HumAlida Simanjuntak, S.PdRonauli Panjaitan, A.Md

Alamat Redaksi:

Majalah Ilmiah “VISI”Universitas HKBP NommensenJalan Sutomo No.4A Medan 20234

Sumatera Utara – Medan

Majalah ini diterbitkan tiga kali setahun: Pebruari, Juni dan OktoberBiaya langganan satu tahun untuk wilayah Indonesia

Rp 30.000 dan US$ 5 untuk pelanggan luar negeri (tidak termasuk ongkos kirim)Biaya langganan dikirim dengan pos wesel, yang ditujukan kepada Pimimpin Redaksi

Petunjuk penulisan naskah dicantumkan pada halaman dalamSampul belakang majalah iniE-mail : visi @ yahoo.co.id

Page 3: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

ISSN 0853 – 0203 STT NO. 1541/SK/DITJEN PPG/STT/1990

____ ___________________________________________VISI--Volume 25 Nomor 3 Oktober 2017____________________________________________________________________________________________

Fenty DeboraNapitupulu

Srisofian Sianturi

Nurliani Siregar

Tarida AlvinaSimanjuntak

Parulian Siagian1),Miduk Tampubolon 2),JFrancis Silaen 3)

Jan Nopemly Sianipar

Elita Modesta Br.Sembiring1)

Karana Jaya Tarigan2)

Matra Prima Situmeang1), Syahril Efendi 2),Iryanto3)

Elfrida Pasaribu

The Effect of Monitoring, Questioning, andRepredicting Strategy In Reading Comprehension ByThe Engineering Students Of Nommensen HKBPUniversity Academic Year 2016/2017

Directive Speech Acts In Group Discussion Used BySixth Semester Students Of English Departement OfNommensen HKBP University

Peranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman RemajaHKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai NilaiInstruktif Perkembangan Zaman

Pengaruh Model Pembelajaran Dan Motivasi BelajarTerhadap Hasil Belajar Menulis Surat Pribadi(Personlicher Brief) Mahasiswa Semester II (dua)Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FKIPUniversitas HKBP Nommensen Tahun Ajaran2016/2017

Proses Manufaktur dan Uji Mekanis Knalpot KompositPolimer Hybrida Yang Diperkuat Serat Limbah KelapaSawit Untuk Sepeda Motor Jenis Suzuki Satria FU 150CC

Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Petugas LapanganKeluarga Berencana Terhadap Adopsi AlatKontrasepsi Vasektomi di Kota Sibolga

Siasat Kesantunan Berbahasa Mahasiswa-Mahasiswidalam Mengungkapkan Pendapat di Kelas FakultasSastra Universitas Methodist Indonesia

Analisis Logaritma MFCC Untuk Pengenalaan PolaKunci Gitar Melalui Suara

Analisis Tema, Amanat dan Nilai-Nilai Didaktis dalamNovel “I am Hope” Karya Gayatri Djajengminardo2016 Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sastra DiSekolah

3204-3222

3223-3229

3230-3260

3261-3287

3288-3315

3316-3333

3334-3343

3344-3361

3362-3378

Majalah IlmiahUniversitas HKBP Nommensen

Page 4: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh kasih dan ridhoNya majalah ilmiahUniversitas HKBP Nommensen “VISI” Volume 25, Nomor 3, Oktober 2017 dapat terbit.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Saudara yang telahmengirimkan artikel untuk dimuat di majalah ini. Dalam rangka pengembangan kualitastulisan dan penerbitan serta terjalinnya komunikasi dalam pertukaran informasi ilmiah, kamiakan senang hati apabila Saudara berkenan memberikan masukan dan mengirimkantulisannya untuk dimuat pada edisi selanjutnya.

Akhirnya, kami berharap semoga tulisan-tulisan yang dimuat pada edisi inibermanfaat bagi para pembaca.

Pro Deo et PatriaRedaksi

Page 5: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

Majalah Ilmiah “Visi”, UHN adalah salah satu sarana/media bagi ilmuan dalam menyebarluaskanilmu pengetahuan, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun untuk kepentinganpembangunan secara umum. Redaksi mengundang ilmuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuanuntuk berperan serta dalam mengisi majalah ini. Naskah yang dikirim ke redaksi ditulis mengikuti tata cara penulisan ilmiah yang baku secara

umum, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, dengan spesifikasi:- Ukuran kertas : A4 atau letter- Ketikan : 2 spasi- Jumlah halaman : maksimum 24 halaman, dan- Software : Microsoft Words

Format dan Pedoman PenulisanJudulNama PenulisAbstrak (maksimum ¾ halaman). Memuat tujuan, metode dan kesimpulan hasil penelitian,disertai kata kunci. Abstrak dalam bahasa Inggris bila naskah dalam bahasa Indonesia atausebaliknya.I. Pendahuluan (maks. 4 hal.), memuat latar belakang, masalah, tinjauan pustaka, tujuan dan

hipotesis (bila ada).II. Metodologi penelitian (maks. 3 hal), memuat tempat dan waktu penelitian, bahan dan alat

atau objek penelitian, perlakuan (bila ada) dan metode (mis.: kriteria sampel, uji statistik).III. Hasil penelitian dan Pembahasan (maks. 12 halaman). Memuat hasil penelitian dan

kemukakan secara menarik dan mudah dimengerti, hindari tabel lampiran. Pembahasanmemuat interpretasi hasil yang didukung oleh tinjauan pustaka, dan bila perlu pembahasankelemahan dan kekuatan metode (penelitian) yang digunakan.

IV. Kesimpulan dan saran (maks. 2 halaman). Memuat kesimpulan yang relevan dengan juduldan saran (bila ada) yang relevan dengan penelitian.

Daftar Pustaka (maks. 2 halaman). Memuat daftar pustaka secara alfabetis dan hanya yang dikutipsaja, dengan susunan.

Untuk buku: nama belakang. Nama depan (tahun), Judul, kota tempat penerbitan. Penerbit.Untuk penerbitan periodikal: nama belakang, nama depan, (tahun). Judul tulisan, NamaPeriodikal, Vol. (nomor), nomor halaman.

Prosedur pengiriman naskah:- Kirimkan 1 (satu) eksemplar manuskrip naskah, file naskah dalam disket 31/2, serta riwayat

hidup penulis ke alamat Redaksi Majalah VISI UHN.- Naskah belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses penerbitan pada media lain.- Naskah yang dikrim ke redaksi sepenuhnya menjadi milik redaksi.

Redaksi berwewenang menyunting artikel tanpa mengubah isi dan tujuannya.

Page 6: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3204ISSN 0853 - 0203

THE EFFECT OF MONITORING, QUESTIONING, ANDREPREDICTING STRATEGY IN READING COMPREHENSION

BY THE ENGINEERING STUDENTS OFNOMMENSEN HKBP UNIVERSITY

ACADEMIC YEAR 2016/2017

OlehFenty Debora Napitupulu

Dosen FKIP Prodi Bahasa InggerisUniversitas HKBP Nommensen

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhmonitoring, questioning, and repredicting strategy terhadap pemahamanmahasiswa teknik dalam membaca teks deskriptif. Metode penelitiandirancang dengan metode eksperimen kuantitatif. Dalam hal ini, sampelpenelitian ini terdiri atas dua grup yang masing-masing tiap grup berjumlah30 mahasiswa. yaitu grup control dan grup eksperimen dimana siswa padagrup control diajarkan dengan menggunakan metode konvensional dan siswapada grup eksperimen diajarkan dengan menggunakan stategi monitoring,questioning, and repredicting. Kegiatan yang dilakukan pada kedua kelastersebut adalah pre test, treatment dan post test dan instrument pengumpul dataadalah test yakni pilihan berganda. Berdasarkan perhitungan yang didapatkan,hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test dalam kelaseksperimen (80,6) lebih tinggi dari nilai rata-rat post test dalam kelas control.(71,5). Perbedaannya diuji dengan menggunakan rumus t-test. Hasilperhitungan menunjukkan bahwa nilai t-observed(3.29) lebih tinggi dari nilai t-table (1,671).ini berarti bahwa hipotesis alternative(Ha) diterima dan hipotesisawal (Ho) ditolak. Pada kesimpulannya, Monitoring, Questioning andRepredicting Strategy dapat mempengaruhi pencapaian pemahamanmahasiswa teknik dalam membaca teks deskriptif.

Kata kunci : monitoring, questioning, and repredicting strategy

1. INTRODUCTION1.1.The Background of the Study

Language is very important for human being. Language is a tool ofcommunication that we use in our daily life to interact with others. By thelanguage we can share everything that we want to share by oral or written skill.In nowadays, English has the important role and position. It is important to

Page 7: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3205ISSN 0853 - 0203

develop knowledge, science, technology and culture. English is the languagethat is used for connecting peoples that having different tongues. It means that,English have to master by the people so that the people can built a goodcommunication and relationship with another nation.

English is needed to learn because English is international language.As international language, English has some skills that must be mastered bythe students. They are listening, reading, writing, and speaking. Those skillshave an important position in English. According to Patel (2008: 113) Readingis an active process which consists of recognition and comprehension skill.Reading is the ability to draw meaning from the printed page and interpretsthe information appropriately. Reading is not only a source of information andpleasurable activity but also consolidating and extending one’s knowledge ofthe language. Reading also certainly an important activity for expandingknowledge of language, that’s why reading must be mastered by the studentsbesides other skills. It means that the readers are not only able to read but alsobe able to find out the point of information or idea of the text.

The main goal of reading is comprehension. Comprehension is aspecial kind of thinking process. The purposes of reading comprehension skillare students expected to understand the context and also understandinformation from the text. So, the students have to comprehend the text so thatthey can find the detail or the right information about the text.

Based on the writer observation when taught reading, the writer sawthe students were lazy to read so their achievements on reading comprehensionwere low. They said that reading is not easy as people think and it’s a boringactivity. They cannot interpret and drawing the information from the textbecause they did not familiar with the text. They also lacked in vocabulariesso they wasted a lot of times to translate the difficult words from English toIndonesian and then they can understand the meaning of the text.

In fact, as long as reading process the students low of motivation eithermotivation from themselves and motivation from their surroundings. Theynever motivate and evaluate their reading ability by monitoring themselveswhen they did reading comprehension. Teachers seldom applied strategies,methods, models in teaching reading activity and did not give more attentionsto students’ reading comprehension ability. She/he usually used traditionalmethod in reading classroom activity such as they asked the students totranslate the whole text and asked the students to answer the questions. Itmeans that they only focused on product not process because they did not lettheir students to analyze and understanding the meaning of the text.

In order to make teaching and learning process be interesting andeffective, lecturers need a good technique, method or strategy in teachingreading. By using an appropriate technique, method or strategy, it is hopedthat the students’ achievement on the reading comprehension will improve and

Page 8: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3206ISSN 0853 - 0203

they can understand and drawing the meaning of the whole text. One of thestrategies that can be applied in improving students’ achievement in readingis Monitoring, Questioning and Repredicting strategy. It helps the students tobe easier and active in reading.

The reasons for choosing this strategy are most students were lack ofvocabularies, lack of motivations, lack of strategies or techniques that they canused in reading activity so they feel bored when they did readingcomprehension test. That’s why the writer is interested in applyingMonitoring, Questioning, and Repredicting strategy that was developed byDuffy (2009: 107) to teach reading comprehension. This strategy will betaught by some steps like before reading, during reading and after reading. Itwill help the students be easier to comprehend the text. This strategy isexpected to overcome all reading difficulties that are faced by the students1.2.The Problem of the Study

Based on the background of the study, the problem of the study isformulated as the following:

“Does Monitoring, Questioning, and Repredicting strategy significantlyaffect students of engineering in reading comprehension?”1.3.The Objective of the Study

As the objective of the study, the writer would like to know whetherMonitoring, Questioning, and Repredicting strategy significantly affectsstudents of engineering in reading comprehension or not.

1.4 REVIEW OF LITERATUREAccording to Patel (2008:113) reading is an active process which

consists of recognition and comprehension skill. Reading is an importantactivity in life that can update his/her knowledge in their studying. Readingmeans to understand the meaning of printed words such as written symbols.Reading is a complex activity, which involves a range of different skills,processes and types of knowledge. Cain (2010:3) said that “Reading has acomplex activity that includes both perception and thought”. In fact, readingis much more than a single skill. It involves the coordination of a range ofabilities, strategies, and knowledge. Reading is a process that has been doneand used by the reader to get advice from the writer by words, phrases, orclauses. The process that makes a group of words to be unity and coherence,and the meaning must be known individually.

In general, according to Brown (2004:189) there are several types ofreading performance are typically identified, and these types will serve asorganizers of various assessment tasks. They are namely: Perceptive,Selective, Interactive and Extensive.

Reading is about understanding written text. According to Grabe andStroller (2002:11-15) the purposes of reading can be classified into two, they

Page 9: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3207ISSN 0853 - 0203

are reading to search for simple information and reading to learn from the text..

According to Patel (2010: 33) there are two important aspects in reading,they are:

1. Mechanical skillMechanical skill included introduction to letter, linguistic (phoneme,

grapheme, words, phrase, clause, etc), introduction to the correlation betweenspelling and pronunciation, and a lower speed order.

2. Comprehension SkillComprehension skill included understanding of a simple meaning

(lexical, grammatical, and rhetorical), meaning of the significance or meaningof writers’ aim and readers’ reaction, the evaluation and assessment (content,form) and a flexible speed of reading.

Reading is decoding process. “If decoding is saying something,comprehension it means understanding something and getting its meaning”(Sadoski2004:67). This is the second fundamental competency of reading andthe central one. Comprehension involves producing a thought analog ofprinted language. Reading comprehension is the essence of reading. Thereader have to understand the text, and interpret the meaning of the words sothey able to comprehend the text and achieve their interest in reading.

According to Anderson(2003: 33) there are some factors that affectreading. Some of the factors can be seen as follows:1. Readers’ knowledge

The nature of the knowledge that readers have will influence not only whatthey remember of the text, but also their understanding and the process of thetext. In processing text, the readers combine the new information from the textinto their background knowledge.2. Readers’ motivation

Reader motivation has been shown to relate the quality of the outcome ofreading. In that extrinsically motivated students seem to read at the surfacelevel, paying attention to facts and detailsrather than to the main ideas, to whatthe next text is about, and to what the reader knows about the subject.3. Readers’ purpose

Different readers read the text with different purposes. The reasonsomeone is reading will influence the way they read, the skill that they use andtheir understanding towards the text.4. Readers’ strategies

Readers’ strategies mean the plan designed that the reader used whenprocessing the text. Strategies must be combined with the readers’ mind. Oncethe students are aware of these strategies and learn to apply them in readingprocess activity.

Page 10: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3208ISSN 0853 - 0203

5. Readers’ skillReaders’ skill is the ability of a good reader in order to process text

efficiently.6. Stable Characteristics

Stable characteristics like sex, age and personality. It means the typicalqualities of readers which are not likely to change in reading the text.7. Physical Characteristic

Physical characteristics like eye movement and speed of wordrecognition. It means the typical qualities of readers which can be experiencedthrough five senses, such as sight, rather than perceived through mind or spirit.Good readers quick in their word recognition. The ability to recognize wordsrapidly and accurately is important factor of reading ability.

A reader must have a good comprehension skill and expected able to readat all levels of comprehension. According to Westwood(2001: 21) Literalcomprehension involves acquiring information that is directly stated inselection and also a prerequisite for the higher-level understanding. The basicof literal comprehension is the readers know the meaning of words orvocabularies, constructed main ideas, cause and effect, and paraphrasing thesentence or the paragraph.Pardyono (2007:2) stated that Genre is a kind of text type that has social

purposes, generic structure and language feature. Genre is used to refer toparticular text-types. .

According to Pardiyono (2007) Description is any written English textwith the social function is to describe a particular person, place or thing.

Monitoring, Questioning and Repredicting is a strategy that was developedbyDuffy in 2009. This strategy can be applied in teaching reading and writing.In this study, the writer applied this strategy into reading comprehension skill.Monitoring, Questioning and Repredicting strategy must be applied togetherwhen teachers teach reading. It means that this strategy cannot be separated toone another. It can not apply only monitoring and questioning or questioningand Repredicting but this strategy have to apply together step by step.

Comprehension is an active cycle of mental activity. It starts when readersanticipate meaning by predicting ahead of time by what they will find in thepassage. As a good reader, do not sit back and passively wait for the meaningto come on them. They have to talk to themselves about the meaning that theyare constructing based of the text. They must move into the text, they have toread, they monitor, they question and they make a new prediction based ofpassage or the text. Furthermore explanation can be seen as follows:

a. MonitoringMonitoring is a process of talking to oneself or talk to themselves about

whether the meaning being encountered, is the meaning anticipate, whetherthe original prediction is coming true. When they read a text, they may ask

Page 11: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3209ISSN 0853 - 0203

themselves by does this make a sense? Is this what I had predicted? “If theycan monitor themselves naturally they can be successful readers” (Duffy,2009:107)

Monitoring needs when the students lack in comprehension, they stopin reading, go the previous sentence and re-read whole text to check andunderstand the passage. As a good reader, they may monitor and evaluate theirunderstanding while doing reading comprehension. They may comprehend thetext by use their prior knowledge (their background knowledge, andexperience) to create images of the text. On the other hand, poor reader orpassive readers commonly do not understand, and getting confused about themeaning of the text. When the readers monitor themselves, it will make a senseand help the brain to think about the new information from the text.Monitoring strategy can help the readers monitor their comprehension andrealized about how well they understand what they are reading and it helps thereader to focus attention while reading.

Thiede et al, (2003) defined monitoring accuracy can be improved ina variety of ways such as; take notes, visualize, and underlined the key wordsof the text. Monitoring strategy can help the readers to monitor theirunderstanding and knowing how far they have been achieving readingcomprehension. By monitoring themselves, it will help them to be morefocused while doing reading.

b. QuestioningQuestioning throughout the reading process is a crucial skill that keeps

the reader actively engaged (Myers 2006). Questioning is a common strategythat can be use by the teacher and also the students by self questioning.Questioning can keep students actively when reading. Questioning canstimulate the reader in understanding the text, develop students’ thinking andchallenge the students while reading. Monitoring and questioning are virtuallythe same, because questioning is also process of talking to one self aboutwhether the meaning make senses. The students prepare questioning forthemselves such as “I wonder….?”, “how can…?”, “how did she do that?”,“why am I read this?” or questioning can be given by the teacher that relatedto the reading material.In context, questioning strategy is used before, during and after reading.1. Before reading

The activities in this stage related to creating, developing backgroundknowledge, helping the students to access appropriate background knowledgethat they have already have. In this stage, teacher focuses on teaching studentsto use their self questioning process as a way of previewing text before readingbegins and guiding question to check comprehension during reading.

2. During reading

Page 12: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3210ISSN 0853 - 0203

In this stage, teacher asks the students to use their questioning as they readthe text. The students can formulate their own question while reading and lookfor the information of the text. When they have their own questions, the caneasily to check the information in general or specific information that theyconstructed and they can check the meaning of information that they createfrom the text.

3. After readingAfter reading, teacher asks the students to generate and answer the

questions after they have read the text. This strategy is used for studying andself-testing information that should have been gained from the text.Questioning help students to access the precise background knowledge thatthey have. Questions design to build background knowledge. Readers thatcreate their questions become easily to make prediction or easily to look forinformation that unstated in the text. The purposes of questioning are todevelop interest and motivate students to become involved in lesson and toevaluate student’s preparation.c. Repredicting

Repredicting means the readers make a new prediction in middle of thetext (Duffy 2009: 107). Predicting is only in the beginning of the process ofseeking meaning. Repredicting is based on thoughtful of personal knowledgeand the reader can make prediction based on the clues, titles, and topic thatrelated to the text. Repredicting takes place when students monitor what theyread in the passage, in the middle of the text they will stop for a while and thenthe teacher asks them to make a new prediction that they found in the text.

II.RESEARCH METHODOLOGY2.1 Research Design

This study was conducted by applying the experimental quantitativeresearch by using pre-test and post-test design. This design was applied inorder to investigate the effect of applying Monitoring, Questioning andRepredicting strategy on the students’ reading comprehension.2.2 Population

In conducting the research, there should be population and sample as thesource of the data. Arikunto (2010:173) defined that population is the wholeof research object. If someone wants to observe all of the elements in theresearch are called population research. It is a group of individual that shareone or more characteristics from which data can be gathered. The populationin this study was the studentof Engineering academic year of 2017/2016 whichare totally 90 students which consist of three classes.2.3 Sample

The sample was taken from two classes. The sample of this research wastaken by using random sampling technique. To take the sample, three pieces

Page 13: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3211ISSN 0853 - 0203

of rolled paper with the names of classes were put in a box. The first rolledpaper was chosen as the experimental group and the second one as the controlgroup.They were devided into two groups, they are the experimental (IX A)was taught by using Monitoring, Questioning and Repredicting strategy andthe control group(IX B) was taught by using Conventional method.

2.4 The Instrument of Collecting the DataThe data was collected by using test. This research was applied reading

comprehension test as the instrument of collecting data. The test wasconstructed by using multiple choices. The test was used for the pre-test andpost test. The test consisted of 20 items. The writer applied multiple choicesbecause it helped the students to be easier and more confidence to mark. Eachitem of test include 4 options namely a,b, c and d. The writer used descriptivetext as a kind of the test. The students chose the best answer that provided inthe test by circling the right answer.

2.5 The Procedures of the ResearchIn this study, there were three procedures are applied to collect the

data. The procedures were divided into three phases namely; pre test, treatment(teaching presentation) and post test.

III. DATA AND DATA ANALYSIS3.1 Data Analysis

After the data obtained, the writer calculated the mean score of theexperimental and control group in pre – test and post test. The result of pre –test in experimental and control group can be seen in the following table.

Table 3.1 The Scores of Pre–test in Experimental and Control Group

No

Experimental Group Control Group

InitialName

Pre –Test (X1)

InitialName

Pre –Test (Y1)

1 AH 60 FSH 55

2 YS 65 HS 60

3 RS 55 AH 50

4 VS 85 EWS 60

Page 14: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3212ISSN 0853 - 0203

5 AH 75 MS 50

6 AS 50 JH 50

7 GP 60 BH 40

8 HMS 80 HS 45

9 DJS 85 RHS 40

10 VT 50 RS 55

11 YP 55 ASH 65

12 ZS 60 ESH 60

13 FT 55 KS 70

14 IH 55 DMS 55

15 FP 50 SS 50

16 FRS 60 DAP 40

17 RH 75 IDT 40

18 VS 70 HLH 45

19 EM 55 MP 75

20 TH 50 PH 55

21 RP 55 DAH 50

22 TS 60 DJS 70

23 SP 55 INP 60

24 AH 75 RP 75

25 AM 60 RMS 50

26 RL 70 DAS 65

Page 15: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3213ISSN 0853 - 0203

27 ES 65 MS 65

28 SD 70 RPH 60

29 RH 55 ALP 65

30 BS 60 PTP 60

Total (∑) 1875 1680

Mean 62,5 56

Table 3.2The Scores of Post–test in Experimental and Control Group

No

Experimental Group Control Group

InitialName

Post –Test (X2)

InitialName

PostTest(Y2)

1 AH 80 FSH 70

2 YS 85 HS 80

3 RS 80 AH 65

4 VS 95 EWS 75

5 AH 95 MS 75

6 AS 75 JH 60

7 GP 80 BH 65

8 HMS 90 HS 50

9 DJS 95 RHS 50

10 VT 80 RS 70

11 YP 75 ASH 75

12 ZS 80 ESH 75

Page 16: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3214ISSN 0853 - 0203

13 FT 75 KS 80

14 IH 70 DMS 75

15 FP 75 SS 70

16 FRS 70 DAP 60

17 RH 95 IDT 60

18 VS 80 HLH 65

19 EM 70 MP 85

20 TH 75 PH 75

21 RP 70 DAH 70

22 TS 80 DJS 80

23 SP 75 INP 85

24 AH 90 RP 85

25 AM 75 RMS 75

26 RL 90 DAS 75

27 ES 90 MS 75

28 SD 85 RPH 70

29 RSH 70 ALP 75

30 BS 70 PTP 75

Total(∑)

24202145

Mean 80,6 71.5

Page 17: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3215ISSN 0853 - 0203

The scores of the students in experimental and control group are rising,but the rising of mean in experimental group is higher than the control group.It can be observed that the total score of pre – test in experimental group is1875 and the mean score is 62.5 and the total score in post – test is 2420 andthe mean score is 80.6. While the total score of pre – test in control group is1680 and the mean score is 56 and the total score in post – test is 2145 withthe mean score is 71.5.

The rising of the scores in experimental group it caused by somefactors, such as the students learn about the topic easier and be active sincethey applied Monitoring, Questioning and Repredicting Strategy issignificantly affect in learning reading comprehension.

3. 2 Data Analysis by Using T-Test

Table 3.3The Calculation of Mean Score of Experimental Group

No InitialName

Pre-Test(X1) Post-Test(X2) D(X2 - X1)

D2

(X2- X1)2

1 AH 60 80 20 400

2 YS 65 85 20 400

3 RS 55 80 25 625

4 VS 85 95 10 100

5 AH 75 95 20 400

6 AS 50 75 25 625

7 GP 60 80 10 100

8 HMS 80 90 15 225

9 DJS 85 95 10 100

10 VT 50 80 30 900

11 YP 55 75 20 400

12 ZS 60 80 20 400

Page 18: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3216ISSN 0853 - 0203

13 FT 55 75 20 400

14 IH 55 70 15 225

15 FP 50 75 25 625

16 FRS 60 70 10 100

17 RH 75 95 20 400

18 VS 70 80 10 100

19 EM 55 70 15 225

20 TH 50 75 25 625

21 RP 55 70 15 225

22 TS 60 80 20 400

23 SP 55 75 20 400

24 AH 75 90 15 225

25 AM 60 75 15 225

26 RL 70 90 20 400

27 ES 65 90 25 625

28 SD 70 85 15 225

29 RSH 55 70 15 225

30 BS 60 70 10 100

Total(∑) 1875 2420 545 10725

Mean 62,5 80,6 18.1 357.5

Page 19: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3217ISSN 0853 - 0203

∑=

= 18.1

Table 3.4 The Calculation of Mean Score ofControl GroupNo Initial Name Pre-Test

(Y1)Post-Test

(Y2)D

(Y2 - Y1)D2

(Y2- Y1)2

1 FSH 55 70 15 225

2 HS 60 80 20 400

3 AH 50 65 15 225

4 EWS 60 75 15 225

5 MS 50 75 25 625

6 JH 50 60 10 100

7 BH 40 65 25 625

8 HS 45 50 5 25

9 RHS 40 50 10 100

10 RS 55 70 15 225

11 ASH 65 75 10 100

12 ESH 60 75 15 225

13 KS 70 80 10 100

14 DMS 55 75 20 400

15 SS 50 70 20 25

16 DAP 40 60 10 100

Page 20: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3218ISSN 0853 - 0203

17 IDT 40 60 20 400

18 HLH 45 65 20 400

19 MP 75 85 15 225

20 PH 55 75 20 400

21 DAH 50 70 20 400

22 DJS 70 80 10 100

23 INP 60 85 25 625

24 RP 75 85 10 100

25 RMS 50 75 25 625

26 DAS 65 75 15 225

27 MS 65 75 10 100

28 RPH 60 70 10 100

29 ALP 65 75 10 100

30 PTP 60 75 15 225

Total (∑) 1680 2145 465 7750

Mean 56 71.5 15.5 258.3

∑=

= 15.5Thus, from the data, it can be seen that:

Mx= 18.1 Dx2 = 357.5

My = 15.5 Dy2 = 258.3

Nx = 30

Page 21: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3219ISSN 0853 - 0203

Ny = 30

Further, the writer applied that t-test formula as follows :

t =––

t =, .. .

t =..

t =.. .

t =.√ ,

t =.,

t = 3.29

After calculating the data into t-test formula above, it is obtained thattobserved is 3.29 and the t-table is 1.671. the t-observe is bigger than the t-table(1.671 ; p= 0.05). It means that using Monitoring, Questioning andRepredicting Strategy significantly affect on the students’ readingcomprehension.

3.3 The Validity of the Test

Arikunto (2010: 211) states that a test is said to have content validitywhen measuring certain specific goals that align with the subject matter orcontent that alreay given. The test is taken from the internet.To measure thevalidity of the test the writer tried to give the multiple choices test to thestudents. After that, the students’ score will become result to conclude that thetest is valid in testing the students’ reading comprehension. In readingcomprehension test, it aimed to enable students in comprehending the text. So,the domain of this text was based on the level of comprehension. And the testitems were created as the representative to the domain of the test.

Page 22: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3220ISSN 0853 - 0203

3.4The Reliability of the Test

The reliability of the test is needed in the research, to see the quality ofconsistency of the test. The test is called reliable when there is consistencywhenever it is used to measure. In order to measure the reliability of thetest instrument, the test was tried out to other students from different classwith the same question. To obtain the reliability of the test, the writer usedKuder Richardson Formula 21 as follow :

KR = KK − 1 1 − M K − MK.3.5 Testing Hypothesis

The testing hypothesis testing should be done in order to know whetherthe hypothesis is accepted or rejected.Based on the calculation of t-test, it wasfound that t-test was 3,29 and t-table 1,671. It means that t-test was higher thant-table at the level of significant of 0,05 with the degree freedom (df) 58 (df =Nx+Ny-2)

The result of the t-test calculation showed that t-test is higher than t-table or can be seen as follows:

t-test > t-table (p=0,05) with df = 58

3, 29> 1,671 (p=0,05) with df = 58

So based on the calculation, it is concluded that alternative hypothesis(Ha) is accepted. It means that there is significant effect of using Monitoring,Questioning and Repredicting Strategy in reading comprehension.

3.6 Research FindingsThe research findings found by the writer is the data of students’ score.

After applying the data into t-test formula, it is obtained that the value of t-observed is 3.29. In certain degree of freedom (df) the value which wasobtained is 58.

(df) = Nx + Ny – 2

(df) = 30 + 30 – 2

(df) = 58

Page 23: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3221ISSN 0853 - 0203

Based on the calculation above, the result of the research shows themean score of post test in the experimental group (80.6) is higher than controlgroup (71.5). The difference was tested by using t-test formula. The result ofthe calculation shows that t-observedvalue (3.29) is higher than t-tablevalue(1,671) where Pr (probability) is 0.05 in one-tail (see the t-table in theappendix). It can be concluded that there is a significant effect of Monitoring,Questioning and Repredicting Strategy on reading comprehensionachievement of engineering students of Nommensen HKBP Universityacademic year 2016/2017. In other words, the alternative hypothesis (Ha) isaccepted and the null hypothesis (Ho) is rejected.

IV. CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS4.1 Conclusions

After analyzing the data, it was found that Monitoring, Questioning andRepredicting Strategy significantly improve the students’readingcomprehension mastery.

1. There is significant different of mean score obtained from both of theexperimental group and control group. It can be seen the pre-test ofexperimental is 62.5 and the post test is 80.6 while the pre-test incontrol group is 56and the post-test is 71.5

2. The t-observe> t-table (P= 0.05) df (58), or 3,29 >1,671 (P = 0.05). Itmeans that alternative hypothesis (Ha) is accepted and null hypothesis(Ho) is rejected.

3. There is a significant effect of applying Monitoring, Questioning andRepredicting Strategy on teaching reading comprehensions ofengineering students in Nommensen HKBP University academic year2016/2017.

4.2 SuggestionsRelated to the conclusion above, some suggestions may be crucial for

improving in teaching English especially teaching reading text. In relation tothe conclusions, the suggestions are stated as follows:

1. The English teachers should give a chance for the students to practiceEnglish that has been taught in order to have opportunity in learningreading comprehension by using Monitoring, Questioning andRepredicting Strategy.

2. The Readers can be guided by applying Monitoring, Questioning andRepredictingStrategy. So, by applying this strategy the students areable to comprehend the text comprehensively especially in readingNarrative Text.

3. To other Researcher (s) who wants to conduct the related topic, thisstudy is expected to be useful source.

Page 24: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3222ISSN 0853 - 0203

REFERENCES

Anderson, J.C. 2003.AssesingReadingCambridge: CambridgeUniversity.

Arikunto, S. 2010. ProsedurPenelitian: SuatuPendekatanPraktik.Jakarta:RinekaCipta.

Brown D. 2004.Teaching by Principle: An Interactive Approach to LanguagePedagogy. San Fransisco: Pearson Education.

Cain, Kate.2010. Reading Development and Difficulties: BritishPsychological Society and BlackwellPublishing.Ltd.

Duffy, Gerald. 2009. Explaining Reading: A Resource for Teaching Conceptsand Strategies, Second Edition: New York.

Grabe, W & Stroller. 2002. Teaching and Researching Reading: London:PearsonEducational Longman.

Myers, Miriam.2006. Standarts –Based Reading Comprehension.HuntinghonBeach: BeachCity Press

Pardyono.M.Pd. 2007.PastiBisa Teaching Genre-Based Writing.Yogyakarta:Andi

Patel, M.F. 2008. English Language Teaching (Methods, Tools, andTechniques).Jaipur: Sunrise Publishers and Distributors.

Sadoski, Mark. 2004. Conceptual Foundations of Teaching Reading. NewYork: Guilford Press.

Thiede et al.2003. Accurancy of Metacognitive Monitoring Affects Learningof Texts. Journal of Educational Psychology, Vol, 95, No 1, 66-73.

Westwood, Peter.2001.Reading and Learning Difficulties: Approaches toteaching and Assesment.Victoria: Acer Press.

Page 25: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3204-3222

3223ISSN 0853 - 0203

Page 26: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3223ISSN 0853 - 0203

DIRECTIVE SPEECH ACTS IN GROUP DISCUSSION USED BYSIXTH SEMESTER STUDENTS OF ENGLISH DEPARTMENT OF

NOMMENSEN HKBP UNIVERSITY

Srisofian Sianturi, S.S., M.HumProgram Studi Pendidikan Bahasa Inggeris,

FKIP Universitas HKBP Nommensen

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang elemen dasar dalam ilmu pragmatik. Teoritindak tutur yang berfokus pada tindak tutur langsung pada diskusi kelompokyang digunakan oleh mahasiswa semester enam di jurusan PendidikanBahasa Inggris Universitas HKBP Nommensen. Penelitian inimengelompokkan dan menggambarkan jenis atau bentuk, fungsi tindak tuturlangsung dalam diskusi kelompok dan factor yang mempengaruhi tindak tutur.Data pada penelitian ini diambil dari ucapan-ucapan penyaji dan penanyapada diskusi kelompok dengan menggunakan Bebas Simak Libat Cakap.Subjek penelitian ini adalah 8 kelompok diskusi. Kemudian data dianalasisdengan menggunakan metode identitas. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa kecenderungan penyaji yang mengaplikasikan tindak tutur langsungdapat dipersentasekan bahwa permintaan (44%) dan yang terendah adalahlarangan (0%). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya keingitahuanmahasiswa tentang materi/topic yang dibahas dan memiliki kerjasama yangbaik. Kelompok diskusi mengaplikasikan instruksi sebagai tindak tutrlangsung yang paling banyak. Dapat diasumsikan bahwa penggunaaninstruksi memberikan keuntungan kepada pendengar. Penggunaanpermintaan dalam memberikan instruksi menjadikan instruksi lebih mudahuntuk dipahami. Factor yang mempengaruhi tindak tutur dalam diskusikelompok adalah lingkungan social, latar belakang dan peran penyaji ataupendengar.

Kata Kunci: Tindak Tutur, Tindak Tutur Langsung, Diskusi Kelompok

Page 27: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3224ISSN 0853 - 0203

I. Background

Language is so basic to our existence that life without words is difficultto envision. Furthermore, language is very important in communication andspeech acts are act of communication. By doing speech acts, speaker tries toconvey intention and purpose of the communication by the hope that it isunderstandable by the hearer. Speech acts are not just acts such as making aword, but also having more a meaning behind the words uttered, as suggestedby Austin’s theory in “How to Do Things with Words”. When commnicationis happening, the speaker often uses the action to state, to persuade, to warnand so which have come to be called speech acts. There is an interestingphenomenon to observe, i.e. the speaker’s decision in choosing directivespeech acts. The chosen utterances of directive speech acts show the speaker’sway in fulfilling conversational principle and in using strategy in runningcommunicative interaction with the hearer does the speaker intention.

In addition, applying directive speech acts in group discussion is a kindof speech act form. The directive speech acts uttered by the speaker to get thehearer to do something. It includes request, question, command, warn, permit,and advise. It means that it is important to consider to someone ways in whichmeaning of sentence in terms of what the speaker of those sentences intend toconvey is interpreted. Then, directive speech act is one of the types of actperformed by the speaker in uttering a sentence. The sentence can be a single,dialogue, conversation, even discourse. Someone’s utterance has the intentionthat is why directive speech act is related to the intention of speaker. How weintend the speaker’s utterance is the most important. In doing the directivespeech act, it has many functions. Directive speech act can entertain, persuade,and force the listener to do something that we need. In the function ofentertaining, the speaker tends to use the slip of tongue. Why does it happens?It is done on purpose. In group discussion also the slip of the tongue occurs.

The reasons mentioned above are considered to be the reasons why thisresearch should be done that is in order to describe the types of the directivespeech acts in group discussion used by the sixth semester of EnglishDepartment of Nommensen HKBP University.

The main aspects of this study is to see the types of the directive speechact and the function of the directive speech acts in group discussions used bythe sixth semester of English Department of Nommensen HKBP University.

Page 28: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3225ISSN 0853 - 0203

The problems of the study are formulated as; a) what kinds of thedirective speech acts in group discussion are used by the sixth semester ofEnglish Department?; b) how is the function of each kinds of the directivespeech acts in group discussion are used by the sixth semester of EnglishDepartment?

II. Research Method

This research applied descriptive qualitative research design. The dataforms were descriptive data written in script of group discussion. There aretwo types of data source. Firstly, the primary source which is obtainedauthentically by the researcher herself. Secondly, secondary source is used tosupport the primary data. To get the directive speech acts of the utterances, thewriter used the primary data source and observation as the secondary data. Theprimary data was the documentation of group presentation and the secondarydata was the recording of students’ discussion. The data recorded in non-numerical form and the presentation recording was transcribed. The methodof collecting data in this research is “Metode Simak” and the technique is“Simak Bebas Libat Cakap (SLBC)”

Here are the several steps that the writer made in collecting data:

1. The writer watched the group discussions. The function of watchingprocess here is just as synchronization of the topic discussion with thediscussion itself.

2. While identifying the data from the group discussion’s scripts, the writeridentified the video record.

3. Made a pragmatic transcription from the chosen speaker’s utterances.4. Classified the utterances according to the kinds of directive speech acts.

The subject of this study was 8 group discussions out of 24 group discussions.The subjects were chosen by using random sampling technique.

There were several main steps consisting of several sub steps the writerused to analyze the data:

1. Chose the kinds of utterance in the group discussions and classified theutterances finding the type of utterance.

2. Classified the utterances which have been categorized as utterances basedon Searle’s theory.

3. Classified the chosen utterances which were categorized as directivespeech acts into literal or non-literal directive speech acts which wereuttered directly or indirectly.

4. Described the function of directive speech acts

Page 29: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3226ISSN 0853 - 0203

III. Data Analysis

3.1 Types or Forms of Speech Act Directives

After the analysis of the data, a total of 50 directives were identifiedfrom the transcripts of the video-recorded. Then, they were classifiedaccording to their forms and functions. Six directive speech act forms wereextracted from the data. They are then presented in table 1.

Table 1. Directive Speech Act FormsForm Number of Instances % of All of

Directives1. Requestives 22 442. Questions 17 34

3. Requirements 3 6

4. Prohibitives - 0

5. Permissives 4 8

6. Advisories 4 8

TOTAL 50 100

Table 1 shows the frequency of the directive forms. Six forms areidentified in the directives expressed in the group discussion. Hence, it isinteresting to note that out of 50 directive instances, 22 ones (44%) belong tothe requestives which far the most frequent form. Questions make up the nextmore frequent form (34%). and permissives and advisories are ranked thethird.

3.2 Directive Speech Act Function

Eight function types were extracted from the data. Table 2 shows thefunctions in terms of their frequency and percentage.

Table 2. Directive Functions

Function Number of instances %

1. Elicitation 10 16.67

2. Instruction 17 28.33

3. Attention-getter 7 11.68

Page 30: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3227ISSN 0853 - 0203

4. Suggestion 5 8.33

5. Tactfulness 2 3.33

6. Advice 2 3.33

7. Conditional 9 15

8. Threat 8 13.33

TOTAL 60 100

As it is shown in table 2 the most frequent function expressed bydirective utterances is instruction, followed by elicitation and conditional insequence. That is to say, out of 17 instances 28.33% belong to instruction, to16.67% elicitation and 15% to conditional.

Instructions refers to utterances which are used to perform an action,while elicitations mostly expressed by interrogatives, tends to make thestudents provide the required information. What is interesting is that thespeakers tended to express ‘interrogative via pitch’ or even ‘plaininterrogatives’ louder and in clearer forms. Finally, conditions used to give theoptional to the students. Thus some functions may be realized by several formswhile some others are not. For instance, elicitation was expressed throughrequesting, questioning, requiring, prohibiting, and permitting. Whereas,advice, instruction, elicitation, and conditional express through requestives. Itis interesting to note that while one function may be realized by various formsand vice versa. In addition, it should be noted that of all directive forms used,requestives, comprise 15 instances, and advisories 10 instances. Thedistribution of forms and functions and their relationship are demonstrated inTable 3.

Table 3. Distribution of Directive Forms and Functions

Requestives Questions Requirements Prohibitives Permissives Advisories

1. Conditional 4 1 3

2. Tactfulness

3. Elicitation 1 5 1 2 2

4. Attention-getter 5

5. Instruction 8

6. Suggestion 2

7. Advice 2

Page 31: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3228ISSN 0853 - 0203

8. Threat 1

TOTAL 15 8 1 2 2 10

The highly frequent presence of directive when the speaker tends toinstruct, get attention, or even when the presenter/audience wants to ask oranswer questions, they tend to present themselves having high curiosity forthe topics in that interaction.

Regarding the directive forms used in the group discussion, alongwith their functions, the findings of this study reveal the attitude of thepresenter towards the audience and vice versa. That is to say the findingssuggest that the observed group discussion in which the presenter’s status ishigh and they use requestives in giving instructions. In such group discussions,the audience has the right to ask questions and give instructions, whereas thepresenter has the right to declare their opinions. In addition, as there is verticaldistance between the presenter and audience, the presenters are obliged toanswer or declare the can you the audience. For instance, in the case ofinterrogative/elicitation, it was noticed that whenever there were notappropriate answers.

3.3 Findings

From the data analysis, some findings are specified based on the aimat describing directive speech acts in group discussion as follow:

1) The tendency of presenter in directing the audience can becharacterized by using high percentage of requestives (44%) and verylow percentage of prohibitives (0%). This suggests that the presenterand audience have the high curiosity in knowing the material and theyhave good teamwork.

2) The group discussions are the types of setting in which instructions arethe most frequent from directives. The assumption behind usinginstruction as the point that the presenter considers the instructionbenefit to the audience. The using of ‘requestives’ in givinginstructions make the instruction easy to understand.

IV. Conclusions and Discussions

Conclusions

The study concerned on directive speech acts in group discussion usedby the sixth semester students of English Department of HKBP NommensenUniversity. Basen on the analysis, the conclusions are stated as the following:

Page 32: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3229ISSN 0853 - 0203

1) The tendency of presenter in directing the audience can becharacterized by using high percentage of requestives (44%) and verylow percentage of prohibitives (0%). This suggests that the presenterand audience have the high curiosity in knowing the material and theyhave good teamwork.

2) The group discussions are the types of setting in which instructions arethe most frequent from directives. The assumption behind usinginstruction as the point that the presenter considers the instructionbenefit to the audience. The using of ‘requestives’ in givinginstructions make the instruction easy to understand.

Suggestions

1) It is suggested to those who concerned with students of NommensenHKBP University to learn about directive speech acts.

2) It is suggested for the further researchers to use as the reference in thesame area of research.

3)

References

Gleason. 1998. Psycholinguistics. USA: Harcourt Brace College Publisher.

Heigham and Croker. 2009. Qualitative Research in Applied Linguistics. APractical Introduction. New York; Palgrave Macmillan

Jibril, Munzali. 2007. Convergence: English & Nigerian Language. Nigeria;Port Harcourt

Kabiruse. 2011. Speech Act Theory and Communication. Cambridge;Cambridge Scholars Publishing

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Paltridge and Phakiti, 2015. Research Methods in Applied linguistics. British;Bloomsbury

Renkema, jan. 2004. Introduction to Discourse Studies;Amsterdam/Philadelphia: john Benjamins

Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta;Duta Wacana University Press.

Yule. 1985. Discourse Analysis. Cobridge; Cambridge university

Page 33: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3223-3229

3230ISSN 0853 - 0203

Biodata Penulis

Srisofian Sianturi. Lahir di Simatupang, 06 Nopember 1985. Anak ke-2 dari7 bersaudara. Pada tahun 2009 menyelesaikan pendidikan dengan gelarSarjana Sastra (S.S) dari Universitas Methodist Indonesia. Pada tahunberikutnya melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana UniversitasNegeri Medan konsentrasi Linguistik Terapan Bahasa Inggris dan lulus padatahun 2012. Pada tahun 2014 mulai mengajar di Universitas HKBPNommensen, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan. Pada bulan September tahun 2017 menjabat sebagaiSekeretari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas HKBPNommensen.

Page 34: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3230ISSN 0853 - 0203

PERANAN PENATUA DALAM PERTUMBUHANIMAN REMAJA HKBP PEMATANG PANEI

UNTUK MENGHADAPINILAI-NILAI DESTRUKTIF PERKEMBANGAN ZAMAN

Oleh:

Pdt. Dr. Nurliani Siregar, M.PdPdt. Darman Halomoan Samosir, M.Pd

Dosen Program Studi PAK FKIP Universitas HKBP Nommensen

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana peranan penatua dalampertumbuhan iman jemaat dalam menghadapi nilai-nilai destruktif. Olehkarena itu peranan dan tugas Gereja di tengah-tengah kondisi masyarakat yangsemakin maju diharapkan menghasilkan menunjang pertumbuhan imankristiani dalam pembentukan kualitas Sumber Daya Manusia. Penatuadiharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan iman remaja dalammengahadapi nilai-nilai destruktif perkembangan zaman. Ini sejalan denganitu salah satu tugas pokok penatua sesuai dengan Agenda HKBP, yaitu:‘Mereka (penatua) adalah pelayan jemaat untuk mengamati anggota-anggotajemaat yang dipercayakan kepada mereka dan meneliti perilaku mereka.Apabila mereka mengetahui seseorang tidak berperangai yang baik, dia harusditegor dan diberitahukan kepada guru jemaat dan kepada Pendeta untukdinasehati”. Karena tugas ini bukanlah sesuatu yang mudah, timbulpertanyaan: Bagaimanakah penatua dapat menunaikan tugas yang berat itu?

Oleh karena itu metode penelitian yang dilakukan dengan Teknikmenganalisis data penelitian adalah analisis data kuantitatif. Data yangdiperoleh dalam bentuk kuantitatif dengan berpedoman pada skala likert. Dataanalisis dengan tehnik deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif yaitumenggambarkan data sebagaimana adanya. Analisis inferensial yaitu menarikkesimpulan melalui analisa statistik. Selanjutnya menganalisa data dalamrangka pengujian hipotesa diterima , maka dilakukan uji korelasi dan ujihipotesa. Berdasarkan analisis data bahwa Peranan Penatua DalamPertumbuhan Iman Remaja Menghadapi Nilai-Nilai Destruktif PerkembanganZaman menunjukkan hasil hubungan yang positif dan signifikan.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Peranan Penatua DalamMeningkatkan Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk

Page 35: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3231ISSN 0853 - 0203

Menghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman adalah signifikan.Hal ini terlihat dari perhitungan koefisien korelasi, uji signifikansi korelasi, ujideterminasi, uji regresi linier sederhana, uji independen dan uji kelinieranregresi.Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (a).Hendaknya Gereja memperlengkapi Penatua mengenai tugas dantanggungjawab dalam pelayanan terhadap remaja, (b). Hendaknya Penatuasemakin memahami dan menyadari bahwa betapa pentingnya memberikanpembinaan remaja melalui pengawasan, memimpin, dan menggembalakanmereka agar tercapai pertumbuhan iman yang mampu menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman, (c). Hendaknya Pengurus Gereja danorangtua bekerjasama dalam memberikan pembinaan kepada remaja baik didalam maupun di luar gereja.

Keywords : Peran Penatua, Pertumbuhan Iman Remaja. Nilai-nilai Destruktif

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam kondisi masyarakat sekarang ini, dapat disaksikan bahwa

percepatan arus informasi dan globalisasi telah memengaruhi berbagaisendi kehidupan, bahkan telah mengikis nilai-nilai spiritual dan nilai-nilaimoral di tengah-tengah masyarakat. Disinilah gereja diperhadapkan padamasalah yang sangat mendasar. Gereja dituntut melakukan danmengembangkan pelayanan dan kemampuan dalam meningkatkanpertumbuhan iman jemaat, agar senantiasa menjadi manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal itu harus dilakukan ditengah-tengah kondisi masyarakat yang semakin maju tetapi menghasilkanbanyak hal yang tidak menunjang pertumbuhan iman dalam pembentukankualitas SDM seperti yang diharapkan.

Remaja sebagai bagian dari jemaat perlu diperlengkapi dalammenghadapi kenyataan tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyakgodaan dan tantangan yang dihadapi oleh remaja dalam pertumbuhannya,seperti kekerasan di kalangan remaja, penggunaan narkoba dan minumankeras, pergaulan bebas, internet, game dan media sosial. Kita mungkinmelihat atau menghadapi remaja yang menunjukkan kurangnya rasa hormatkepada orang tua atau kepada yang lebih tua darinya, yang suka dan senangmengucapkan bahasa dan kata-kata yang buruk, yang waktunya tersitauntuk game dan media sosial, rendahnya rasa tanggung jawab dan

Page 36: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3232ISSN 0853 - 0203

kesungguhan dalam melakukan sesuatu, serta kurangnya minat mengikutiibadah.

Di samping itu, sama seperti setiap periode hidup manusia yangmemiliki masalahnya sendiri-sendiri, demikian halnya periode remaja.Pada periode tersebut terjadi perubahan-perubahan besar mengenaikematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksuil.Pada masa ini jiwa mereka masih labil dan mereka tidak memiliki peganganyang pasti. Mereka berbuat sesuai dengan pikiran dan nalar, perbuatan itumereka lakukan dalam mencari jati diri mereka yang sebenarnya. Munculpertanyaan: “Bagaimana sebaiknya sikap dan perilaku seorang remajaKristen menghadapi perkembangan zaman dalam prosespertumbuhannya?”

Pada umumnya remaja mengalami bahwa pencarian jati diri ataukeutuhan diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan-perubahansosial dan psikologis di dalam diri mereka maupun di tengah masyarakattempat mereka hidup. Perubahan-perubahan ini semakin gencar dalammasyarakat oleh perkembangan teknologi dan informasi. Tentunya dalampencarian serta penemuan diri, seorang remaja tidak terlepas dari situasimasyarakat sekitarnya karena setiap orang lahir dan dibesarkan dalam suatukomunitas, dan tidak terlepas dari komunitas tersebut. Jadi, baik buruknyasikap atau pola perilaku seorang remaja tidak terlepas dari baik buruknyakomunitas masyarakat tempat tinggalnya.

Di lain pihak, remaja perlu menikmati masa-masa remaja. Alkitabmenuliskan agar setiap anak menikmati masa mudanya. Akan tetapi Alkitabjuga tegas menekankan bahwa itu dilakukan dengan tidak mengabaikanperintah Tuhan. Sebab jika masa muda dilalui tanpa korelasi yang baikdengan Tuhan maka itu adalah sia-sia (Pkh 11:9-10). Hal ini sejalan denganAmsal 22: 6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”.

Mendidik bukanlah perkara yang mudah, karena di dalamnyaterkandung pengertian bukan hanya menyampaikan teori, tetapi jugamelatih tindakan nyata yang harus terus dibangun dengan disiplin. Didikanyang tepat pada masa muda, akan berdampak besar dalam kehidupan.Melayani orang muda (remaja), adalah sesuatu yang sangat penting,meskipun bukanlah hal yang mudah. Apa yang kita harapkan akan terjadidimasa yang akan datang, sangat bergantung kepada apa yang kita lakukan

Page 37: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3233ISSN 0853 - 0203

dalam kehidupan generasi muda saat ini. Kita terus mempersiapkan suatugenerasi yang takut akan Tuhan yang dapat menjauhkan diri nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman. Bagaimanakah Gereja berperan dalam halini? Karena apabila Gereja tidak menyikapinya dengan benar dan sungguh-sungguh, semua itu tentu akan mempengaruhi sikap dan perilaku remaja,adanya kegamangan menghadapi perkembangan zaman, bahkan tidakmampu membentengi diri terhadap nilai-nilai destruktif perkembanganzaman. Tentu ini dapat menghambat pertumbuhan iman remaja.

Dalam hal inilah Penatua harus mengambil peran sesuai dengantugas dan tanggungjawabnya atas jemaat. Ini sejalan dengan OrientasiPelayanan HKBP pada tahun 2017 yaitu Pendidikan dan Pemberdayaan.Dalam hal inilah peran penatua perlu diberdayakan dalam melayani remaja.Banyak potensi yang dimiliki oleh penatua sesuai dengan beragamnya latarbelakang pendidikan dan pekerjaan penatua yang membantu pelayanan dibidang remaja.

Menurut Abineno penatua mempunyai tiga tugas utama, yaitumengawasi, memimpin, dan menggembalakan (Penatua, 2011:92). Melaluitugas ini, penatua diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan imanremaja dalam mengahadapi nilai-nilai destruktif perkembangan zaman. Inisejalan dengan itu salah satu tugas pokok penatua sesuai dengan AgendaHKBP, yaitu: ‘Mereka (penatua) adalah pelayan jemaat untuk mengamatianggota-anggota jemaat yang dipercayakan kepada mereka dan menelitiperilaku mereka. Apabila mereka mengetahui seseorang tidak berperangaiyang baik, dia harus ditegor dan diberitahukan kepada guru jemaat dankepada Pendeta untuk dinasehati”.

Mengacu pada pernyataan di atas, ternyata penatua berperan dalampengawasan terhadap sikap dan perilaku jemaat. Melihat kenyataansekarang ini terutama dalam hubungannya dengan remaja, penatua harussungguh-sungguh melakukan tugasnya, sehingga harapan agar remajadapat bertumbuh imannya sehingga dapat menghadapi nilai-nilaiperkembangan zaman yang merusak. Itulah yang diharapkan terwujud diGereja HKBP Pematang Panei yang berada di Jl. Besar Seribudolok NagoriPematang Panei Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten Simalungun.HKBP Pematang Panei berada pada suatu tempat yang dapat dikategorikansebagai daerah transisi. Dari pengamatan di tengah-tengah masyarakatbanyak remaja yang menghabiskan waktu untuk media sosial dan bermain

Page 38: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3234ISSN 0853 - 0203

game, mulai tergoda untuk memakai narkoba dan minuman keras,rendahnya rasa tanggung jawab dan kesungguhan dalam melakukansesuatu. Hal ini tentu berdampak bagi remaja gereja di mana masih banyakditemukan yang kurang berminat mengikuti ibadah, demikian juga di antararemaja ada yang kurang percaya diri tampil dalam kegiatan-kegiatan gereja.Untuk itu peran penatua sangat penting dalam hal ini. Karena tugas inibukanlah sesuatu yang mudah, timbul pertanyaan: Bagaimanakah penatuadapat menunaikan tugas yang berat itu? Untuk itulah penting perlengkapandan pembinaan bagi para penatua agar mereka nantinya benar-benarmampu melaksanakan tugas panggilannya khususnya kepada remaja.

Dalam 1 Petrus 5: 2 – 3 dituliskan nasehat kepada penatua-penatua:‘Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada pada kamu, jangandengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, danjangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu memerintah atas mereka yangdipercayakan kepada kamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagikawanan domba itu’. Hal yang sama terdapat dalam surat Rasul Pauluskepada Titus: ‘Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaatharus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum,bukan pemarah, tidak serakah melainkan suka memberi tumpangan, sukaakan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri, dan berpegangkepada perkataan yang benar yang sesuai dengan ajaran sehat, supaya iasanggup menasehati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkanpenentang-penentangnya” (Titus 1:7-9).

Jadi dari permasalahan yang terjadi patutlah untuk mendapatkansebuah perhatian yang lebih juga berkelanjutan dari pihak gereja agarmelalui peran sintua, pelayanan kepada remaja semakin dapatmeningkatkan pertumbuhan iman, pengetahuan dan penghayatan akankasih Tuhan sehingga mampu mengahdapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman yang dihadapi remaja di tengah-tengah masyarakatyang terus berkembang dan semakin maju.

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:1. Remaja kurang aktif mengikuti ibadah

Page 39: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3235ISSN 0853 - 0203

2. Remaja banyak menghabiskan waktu untuk media sosial danbermain game.

3. Remaja yang tergoda untuk memakai narkoba dan minuman keras4. Pergaulan bebas di kalangan remaja akibat perkembangan zaman5. Peranan penatua yang masih kurang dalam melayani remaja

1.3 Batasan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

telah diuraikan, peneliti membuat batasan masalah yang merupakan titiktolak dalam pelaksanaan penelitian agar tidak terjadi penyimpanganakibatnya luasnya permasalahan. Adapun yang menjadi batasan masalahdalam penelitian ini adalah: “Peranan Penatua Dalam Pertumbuhan ImanRemaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman”1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada ruang lingkup di atas, maka yang menjadirumusan masalah adalah:Rumusan masalah umum:

Sejauhmana peranan penatua dalam meningkatkan pertumbuhaniman remaja.Rumusan masalah khusus:

1. Sejauhmanakah peranan pengawasan penatua terhadappertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman?

2. Sejauhmanakah peranan kepemimpinan penatua terhadappertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman?

3. Sejauhmanakah peranan penggembalaan penatua terhadappertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman?

1.5 Tujuan PenelitianSecara umum:Untuk mengetahui sejauhmana peranan penatua terhadap

pertumbuhan iman remaja.Secara khusus:

Page 40: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3236ISSN 0853 - 0203

1. Untuk mengetahui sejauhmana peranan pengawasan penatuaterhadap pertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman.

2. Untuk mengetahui sejauhmana peranan kepemimpinan penatuaterhadap pertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman.

3. Untuk mengetahui sejauhmana peranan penggembalaan penatuaterhadap pertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman.

1.6 Manfaat PenelitianBerdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini

diharapkan bermanfaat untuk:1. Menambah wawasan akan pentingnya peranan penatua dalam

pertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman”

2. Sebagai bahan masukan bagi penatua untuk lebih menyadariperannya dalam pertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilai destruktif perkembangan zaman

3. Sebagai bahan masukan bagi Gereja HKBP dalam mempersiapkandan memperlengkapi penatua dalam tugas pelayanan jemaatkhususnya kepada remaja.

4. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan FKIP UHN Pematangsiantardan acuan bagi peneliti lanjutan tentang peranan penatua dalampertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman.

II. LANDASAN TEORITIS2.1 Kerangka Teoritis

1. Peranan PenatuaPeranan adalah suatu bagian atau tugas utama yang memegang

pimpinan dalam suatu perkumpulan atau peristiwa (KBBI 1983:735).Dalam hal peranan seseorang dapat mempengaruhi dan mengarahkan oranglain kepada suatu tujuan tertentu karena dia yang memegang pimpinan. Jadikata peranan ada juga kaitannya dengan tugas dan tanggungjawab,misalnya peranan yang cukup besar dalam keluarga yang damai dan

Page 41: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3237ISSN 0853 - 0203

sejahtera. Berdasarkan pengertiaan penatua secara etimologi, sebagaimanadituliskan Bartlett (2003:7) berdasarkan penggunaannya dalam PerjanjianBaru, kata penatua menunjuk kepada suatu peran yang mempunyai tugastertun yang harus dilaksanakan. Ada dua kata yang dipakai, yaitu‘presbiteros’ dan ‘episkopos’. Kata ‘Presbiter’ yang kita kenal dalam gerejadiderivasi dari kata presbiteros. Kata presbiter kemudian berkembangmenjadi ‘imam’. Kata episkopos berarti penilik. Kata ini lebih menunjukkepada pekerjaan penatua. Kata episkopos kemudian berkembang menjadi‘Uskup’.

Menurut Abineno (1993: 86) dalam masyarakat, profesi penatua bisasaja berasal dari guru, dokter, pegawai negeri, atau sebagai karyawanperusahaan, dll. Ini tidaklah bertentangan dengan ketentuan dalam gerejabahkan banyak membantu dalam penunaian tugas gereja. Pertanyaannya,apakah untuk pelayanan gerejawi orang-orang tersebut cukup mempunyaitenaga dan inspirasi. Hal ini berhubungan dengan sifat dan macampekerjaan yang mereka lakukan dalam masyarakat. Seorang yang bekerjadi suatu kantor atau perusahaan kecil tidak dapat disamakan dengan seorangyang bekerja dalam suatu pabrik mesin yang banyak meminta energi daninspirasi.

Salah satu kesulitan lain yang dialami oleh penatua ialah sulitmenyesuaikan pekerjaan mereka dalam masyarakat dengan pelayanandalam jemaat. Dalam pekerjaan, banyak tenaga yang harus merekagunakan. Tugas-tugas itu kadang-kadang cukup banyak menyita tenaga danwaktu, sehingga kunjungan rumahtangga umpamanya yang telahditetapkan tidak jadi diadakan. Hal ini dapat mempunyai dampak negatifbaik bagi para penatua sendiri maupun bagi kualitas pelayanan yang merekalakukan dalam jemaat. Untuk dapat melayani keluarga-keluarga denganbaik penatua membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri (Penatua,1993:88-89).

Berdasarkan 1 Petrus 5:2 -3 jelas bahwa tugas penatua tidaklahringan. Penatua harus mampu mengatur Rumah Allah, seorang penilikjemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, tidak pemberang, tidakpeminum, tidak pemarah, tidak serakah melainkan suka memberitumpangan, suka akan orang yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapatmenguasai diri dan berpegang pada perkataan yang benar yang samadengan ajaran yang sehat. Jadi, penatua mempunyai tanggungjawab yang

Page 42: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3238ISSN 0853 - 0203

besar. Karena itu anggota jemaat yang dicalonkan untuk memangku jabatanpenatua tidak boleh melupakan hal itu dan secara tergesa-gesa dalammengambil keputusan untuk menerimanya. Tanpa mengetahui benar-benarapa yang dikatakan oleh Alkitab tentang jabatan itu.Ada tiga peran utama penatua menurut Abineno (Penatua, 1993:92)berdasarkan tugasnya:a. Bidang Pengawasan

Dalam bidang pengawasan penatua ditugaskan untuk memberitakanFirman Tuhan Allah kepada anggota-anggota jemaat. Disini tugas penatuaialah berkeliling dan melihat apakah Firman yang diberitakan itubertumbuh dan menghasilkan buah dan apakah hal itu nampak dalamanggota hidup jemaat. Penatua harus mengawasi dan meneliti perilakuanggota jemaat yang dipercayakan kepadanya. Apabila penatua melihatseseorang berperilaku tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dia harus ditegurdan diberitahukan kepada guru jemaat atau pendeta agar jemaat tersebutdinasehati.b. Bidang Kepemimpinan

Dalam bidang ini penatua bertugas untuk memberitakan Injil kepadajemaat. Dalam pekerjaan ini penatua menggunakan peraturan-peraturantetapi penatua harus ingat bahwa peraturan yang mereka berikan adalahpekerjaan rohani, oleh karena itu peraturan tidak boleh mereka gunakansebagai undang-undang. Dengan kasih mereka mengajak anggota jemaatuntuk datang beribadah. Penatua juga harus meneliti penyebab mengapasebahagian remaja belum berani untuk tampil percaya diri dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja.

c. Dalam Bidang PenggembalaanDalam bidang ini penatua ditugaskan untuk menjaga dan

menggembalakan kawanan domba Allah yang dipercayakan kepadanya.Penatua harus mengingat bahwa sebagai gembala dan pengajar, iamempunyai tugas pastoral, membimbing penyembah berhala, orang sesatsupaya turut memperoleh hidup di dalam Yesus Kristus. Dalam hal iniseorang gembala bertanggungjawab terhadap dombanya dantanggungjawab itu berat karena mencakup seluruh eksistensi dari domba-dombanya.

Page 43: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3239ISSN 0853 - 0203

Selain ketiga tugas tersebut, penatua mempunyai tugas dalam halkunjungan rumahtangga. Tugas ini terkait dengan pelayanan diakoniaGereja. Diakonia adalah salah satu tugas dari gereja untuk melayani wargajemaat. Pengertian ini sangat luas dan dalam yaitu melaksanakan kesaksianjemaat Allah bagi umat manusia (Kisah Para Rasul 6:1-4). Disini penatuaharus mengunjungi jemaat atau orang sakit dan mengingatkan mereka akanFirman Allah dan mendoakannya, menghibur orang yang berdukacita,merawat orang yang susah dan miskin. Dalam kaitannya dengan remaja,penatua mempunyai peranan yang sangat penting untuk membimbing,menghibur dan mendidik remaja agar menjadi manusia dewasa danbertanggungjawab serta mengarahkan mereka dalam pelaksanaan tugas danpanggilan sebagai anggota Tubuh Kristu. Ini ditegaskan oleh F.H. Sianipar(Tohonan Sintua, 2002:219) yang mengatakan bahwa penatua sebagai mitrapendeta dalam pelayanan, memiliki peranan dan tugas pembinaan kepadajemaat. Dalam hal inilah pelayanan kepada remaja harus lebih diperhatikanagar menyentuh kehidupan masalah-masalah yang dihadapi remaja.

2. Pengertian RemajaMenurut Yulia Singgih D. Gunarsa dalam Psikologi Perkembangan

Anak dan Remaja (2010:5) mengatakan bahwa remaja berasal dari kata‘Adolesensia’ dengan pengertian luas yang meliputi semua perubahan.Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasayakni antara 12 sampai 21 tahun.

Menurut para ahli dalam kutipannya mengatakan remaja berasal darikata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakupkematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidakmempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapitidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan bahwamasa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karenaremaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki statusanak-anak.

Boring E.G. (Hurlock, 1990:43) mengatakan bahwa masa remajamerupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masatransisi dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembanganyang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks

Page 44: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3240ISSN 0853 - 0203

(Hurlock, 1990:43) menyatakan bahwa masa remaja ialah suatu masa disaatindividu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksualmengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anakmenjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomiyang penuh pada keadaan yang mandiri.

Neidahart (Hurlock, 1990:43) menyatakan bahwa masa remajamerupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak kemasa dewasa dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri. Pendapatini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Ottorank (Hurlock,1990:43) bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis darikeadaan ketergantungan menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat(Hurlock, 1990:43) mengatakan masa remaja adalah masa dimanamunculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dankemampuan fisik yang lebih jelas dan daya pikir yang matang.

Erikson (Hurlock, 1990:44) menyatakan bahwa masa remaja adalahmasa kritis identitasatau masalah identitas ego remaja. Identitas diri yangdicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apaperannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungandan kesamaan baru para remaja memperjuangkan kembali dan seseorangakan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbingdalam mencapai identitas akhir.

Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakanpara ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individuyang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masadewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspekfisik, psikis dan sosial.

3. Pertumbuhan Iman RemajaPertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya adalah timbul

(hidup) dan bertambah besar atau sempurna (KBBI Pustaka Gramedia,2008:1498). Pertumbuhan dan perkembangan pada setiap organisme itumempunyai prinsip yaitu selalu berproses untuk menjadi. Sehubungandengan ini, organisme tersebut merupakan sistem yang hidup danmerupakan sistem yang terbuka karena selalu mengalami kemajuan danperubahan, sifatnya tidak statis, akan tetapi dinamis. Perkembangan yang

Page 45: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3241ISSN 0853 - 0203

dinamis itu didasari oleh faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati),distimulir oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar, dan diperlancar olehusaha usaha belajar. Dengan demikian pertumbuhan yaitu suatu prosesperubahan kearah kemajuan yang lebih baik. Dan ini berlaku juga dalamhal iman, di mana iman sebagai yang mengalami proses, perlu bertumbuhke arah yang lebih baik.

Iman ditinjau dari Perjanjian Lama menurut Harun Hadiwijono(1992:17-18) berasal dari kata kerja ‘aman’ yang berarti memegang teguh.Kata ini dapat muncul dalam bentuk yang bermacam-macam, umpamanyadalam arti memegang teguh kepada janji seseorang, karena itu dianggapteguh atau kuat sehingga dapat diamini, dipercaya. Jika diterapkan berartiia harus mengamini bahwa Allah adalah teguh dan kuat. Dalam Yesaya 7:9umpamanya dikatakan bahwa jika raja Ahas tidak percaya artinya tidakmengamini bahwa Allah adalah teguh jaya, sungguh-sungguh ia pun tidakteguh jaya. Menurut Perjanjian Lama, beriman kepada Allah berartimengamini bukan hanya dengan akalnya melainkan juga dengan segenapkepribadian dan cara hidupnya kepada segala janji Allah yang telahdiberikan dengan perantaraan Firman dan karyaNya. Barangsiapa yangberiman dengan cara yang demikian itu segenap hidupnya dikuasai olehjanji-janji Allah.

Dalam Perjanjian Baru iman berarti mengamini segenap kepribadiandan cara hidupnya kepada janji Allah bahwa ia didalam Kristus telahmendamaikan orang berdosa dengan dirinya sendiri sehingga segenaphidup orang yang beriman dikuasai oleh keyakinan yang demikian itu. Imandipandang sebagai tangan yang diulurkan manusia guna menerima kasihAllah yang sebesar itu. Juga dapat dikatakan bahwa iman disitu dipandangsebagai jalan keselamatan dalam arti yang demikian itu jugalah kata imandipakai dalam ungkapan ‘orang yang benar itu akan hidup oleh percayanyaatau imannya’ (Ibrani 10:38). Namun yang perlu diingat iman bukandipandang semata-mata sebagai jalan keselamatan. Yang dimaksud disiniialah ‘isi’ dari iman itu. Pengertian seperti itu kita jumpai umpamanya di 1Timotius 6:10 dimana disebutkan bahwa oleh sebab memburu uangbeberapa orang telah menyimpang dari iman. Kata iman disini bukanmenunjuk kepada iman yang menjadi jalan keselamatan, bukan iman yangdimiliki orang secara subjektif melainkan menunjuk kepada isi iman,kepada iman yang dipercaya atau kepada ajaran iman.

Page 46: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3242ISSN 0853 - 0203

Ada tiga unsur di dalam iman menurut Harun Hadiwijono (1992:403-406):a. Iman adalah ketaatan

Iman adalah ketaatan berfokus pada panggilan untuk menuntunmanusia agar mereka percaya dan taat kepada nama Tuhan YesusKristus.

b. Iman adalah pengetahuanIman adalah pengetahuan berfokus pada pengandaian adanyapengetahuan yang menjadi alasnya dan yang menjadi sumberkekuatannya. Bahkan iman sendiri adalah pengetahuan dan hikmat(Filipi 3:8). Oleh karena itu maka iman dipandang sebagai suatutindakan yang penuh kesadaran, berarah serta penuh keyakinan.

c. Iman adalah mempercayaiIman adalah mempercayai berfokus pada seluruh kehidupanmanusia. Menurut Kitab Roma 10:9 bahwa iman adalah soal hati,soal inti manusia. Orang yang beriman mempercayai segala janjidan kuasa Allah dengan menyerahkan dirinya secara mutlak kepadaAllah.

Dalam hubungannnya dengan pertumbuhan, ada beberapakeperluan anak yang khas pada waktu ia bertumbuh. Makin lama makinbesar hasratnya untuk mengemudikan hidupnya. Ia ingin melihat adanyakeseimbangan antara kejayaan dan kegagalan, adanya keselarasan dengankenyataan yang bertabah sempurna, dan ia ingin menjadi orang yangberkepribadian. Bersama dengan keperluan ini, seorang anak wajibmemenuhi beberapa tugas pertumbuhan tertentu waktu ia bertumbuh. Adatugas yang tidak berulang seperti belajar berjalan dan berbicara, ada pulatugas yang berulang seumur hidup seperti belajar menyesuaikan diri denganorang lain atau belajar melihat perbedaan antara yang benar dan yang salah.Semua tugas ini akan dilalui bersama dengan keadaan dan pengaruh darimasyarakat, gereja, sekolah dan rumah.

Dalam upaya memperoleh sosok pribadi yang kita harapkan, prosespertumbuhan dan perkembangan anak mutlak harus dipengaruhi. Salah satulingkungan hidup yang mempengaruhi adalah Gereja. Stimulasi menjadisuatu yang penting dan dibutuhkan oleh anak untuk merangsangperkembangan semua aspek kepribadian seperti aspek kognitif, emosi,sosial, moral dan spiritual. Salah satu sumber stimulasi bagi anak adalah

Page 47: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3243ISSN 0853 - 0203

Gereja. Di sinilah peran penatua menjadi pembimbing remaja supayaperkembangan remaja dapat berlangsung dengan baik. Dengan demiian,pengenalan akan perkembangan kepribadian anak menjadi langkah utamadan awal untuk melakukan pelayanan terhadap pertumbuhan iman remaja.

4. Remaja Menghadapi Nilai–nilai DestruktifMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1982), nilai adalah

harga sesuatu yang ditentukan atau dirupakan. Contohnya, nilai suatubarang, maka ditentukan atau dirupakan dengan uang. Sedangkanpengertian destruktif adalah bersifat destruksi yaitu merusak,memusnahkan, dan menghancurkan. Dengan demikian, nilai-nilaidestruktif adalah nilai-nilai (harga) yang merusak, memusnahkan danmenghancurkan.

Gunawan (2006: 77-83) memaparkan ada empat karakter Yesus yangdapat diteladani juga oleh remaja:1. Takut akan Tuhan

Salah satu tantangan terpenting yang kita hadapi dewasa ini adalahbagaimana kita hidup sebagai manusia Allah yang menghasilkan buah-buahRoh (Galatia 6 : 22-23) secara berlimpah-limpah. Tantangan itu bisa ditepisdan buah-buah Roh itu akan kita miliki jika kita adalah benar Takut AkanTuhan. Takut akan Tuhan adalah ketetapan hati dan pikiran orang percayayang tidak mau mengecewakan Tuhan melalui pikiran, ucapan dantindakannya sebagai ekspresi kasih kepadan-Nya. Jadi orang yang takutakan Tuhan akan berusaha untuk hidup seturut Firman-nya, menjauhkandiri dari segala bentuk kejahatan (dosa) dengan kerelaan hatinya sendiri,bukan karena terpaksa atau dorongan dari orang lain. Pengkhotbah 12 :13,“akhir kata dari segala yang didengar ialah : takut akan Tuhan danberpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajibansetiap orang”.

Dalam takut akan Tuhan terdapat unsur penghormatan. Rasa hormattersebut melebihi rasa hormat kepada manusia. Rasa hormat kepadamanusia mungkin terbatas pada sikap, waktu, tempat, dan kondisi. Namun,rasa hormat kepada Tuhan melebihi semuanya itu. Semua itu terjadi karenarasa hormat kepada Tuhan terjadi dan dilihat berdasarkan hati seseorangkepada Tuhan. Tidak terbatas pada sikap, kondisi, dan waktu tertentu. Dimana pun, kapan pun dan dalam keadaan apa pun, rasa hormat kepada

Page 48: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3244ISSN 0853 - 0203

Tuhan harus senantiasa ada. Dalam unsur takut akan Tuhan, terdapat jugaunsur keseganan. Yakub menyebut Allah dengan sebutan “Yang disegani”.Keseganan ini berhubungan dengan rasa takut manusia terhadapkedahsyatan yang menggetarkan manusia. Implikasi-implikasi pribaditentang takut akan Tuhan adalah:a. Pertama, jikalau kita sungguh-sungguh takut akan Tuhan, kita akan

hidup taant kepada perintah-perintah-Nya dan dengan tegas menampikdosa. Berkali-kali dalam wejangannya yang terakhir kepada bangsaIsrael, Musa mengingatkan takut akan Tuhan dengan melayani danmentaati Dia (Ul 5:29, 6:2,4). Dalam Pengk 12:13 “Takutlah akan Tuhandan berpeganglah pada perintah-perintahNya.

b. Suatu akibat wajar yang penting dari implikasi di atas ialah bahwa orangpercaya harus mengajar kepada anak-anaknya untuk takut akan Tuhandengan membina mereka untuk membenci dosa dan taat kepadaperintah-perintah Allah yang kudus (Ul 4 :10, Ul 6:1-2,6-9).

c. Takut akan Tuhan mempunyai efek yang menyucikan pada umat Allah.Sebagai mana terdapat efek yang menyucikan di dalam kebenaranFirman Allah (Yoh 17:17), demikian pula ada efek yang menyucikan didalam takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan membuat kita benci danmenjauhkan diri dari kejahatan (Ams 3:7, 8:13), menyebabkan kitaberhati-hati dan menahan diri dalam pembicaraan (Ams 10:19, Pengkh5 : 2, 6-7)

d. Takut yang kudus akan Tuhan mendorong umat Allah untukmenyembah Dia dengan segenap dirinya. Jika sungguh-sungguh, kitaakan menyambah dan memulikan Dia sebagai Tuhan atas segala Sesuatu(Mazm 22:24).

e. Allah sudah berjanji akan memberikan berkat kepada semua orang yangtakut akan Dia. “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalahkekayaan, kehormatan dan kehidupan” (Ams 22:24), perlindungan darikematian (Ams 14 :26-27), persediaan kebutuhan sehari-hari (Mazm34:10)

f. Akhirnya, takut akan Tuhan disertai dengan keyakinan dan kenyamananRohani yang tidak terkatakan bagi umat Allah dengan dorongan RohKudus (Kis 9 :31).

2. Terpimpin

Page 49: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3245ISSN 0853 - 0203

Seorang murid yang terpimpin adalah orang yang merespon padatuntutan Kristus dengan komitmen yang tulus dan sungguh-sungguh.Dia mengharapkan murid-murid untuk :a. mengasihi Dia untuk selamanya (Luk 14:26)b. menyangkal diri sendiri (Mat 16:24)c. memikul salibnya (Mat 16:24)d. mengikut Dia (Luk 14:27)e. melepaskan segala sesuatu yang dimiliki dan mengikut Dia (Luk

14:33)3. Sopan santun

Sopan santun (kesopanan) dapat diartikan sebagai perilaku seseorangyang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, tidaksombong dan berjiwa mulia. Perwujudan dari karakter sopan santunadalah perilaku yang menghormati orang lain melalui komunikasimenggunakan bahasa yang tidak meremehkan atau merendahkan oranglain.Sebagai orang Kristen kita perlu untuk memanfaatkan karunia Tuhanyang luar biasa ini untuk kemuliaan Tuhan, dengan karakter Sopan danSantun. “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari,jangan ada pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan danhawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati”. Sopan santun atauhormat menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tatatertib kehidupan sehari-hari, yang akan mengantarkan seorang pemudasukses dalam belajar dan sebagai pembekalan diri untuk ke depannyamenjadi pemuda yang lebih baik lagi. Hendaknya lingkungan baik dikeluarga maupun lingkungan masyarakat juga ikut berperan dan sebagaibahan informasi dalam meningkatkan peran guru dalam rangkamenerapkan sopan santun atau rasa hormat terhadap perilaku siswa.Contoh-contoh norma kesopanan ialah:a. Menghormati orang yang lebih tua.b. Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.c. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong.d. Tidak meludah di sembarang tempat.

4. Pemberani karena TuhanBerani (keberanian) adalah keadaan pikiran atau tindakan yang membuatseseorang mampu menghadapi suatu bahaya tanpa dikalahkan oleh

Page 50: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3246ISSN 0853 - 0203

ketakutan yang menyertainya. Seorang pribadi yang berani bukanseorang yang tidak mempunyai ketakutan, bukan pula seorang yangdikalahkan oleh ketakutan, melainkan seseorang yang mampumengendalikan ketakutan dan bertindak selaras dengan rasa kewajibanatau putusan rasional.Keberanian di dalam iman Kristen bukanlah keberanian untuk sebatasmengangkat senjata dalam pertarungan yang konyol. Karakter seorangpemberani, mempunyai rasa tanggung jawab yang sangat tinggi, karenatanggung jawab menghasilkan ketabahan dan ketekunan. Bahkan,tanggung jawab berjalan sejajar dengan kekuatan dan kemampuan.Sedangkan, seseorang yang membuat dirinya berani karena yakindengan kekuatannya dan kemampuannya.Dengan demikian, keberanian seorang remaja Kristen adalah, sepertiYesus Kristus, yakni keberanian untuk menghidupi dan berpegang padakebenaran ditengah-tengah ancaman dunia. Karena Firman Tuhankatakan : “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagaipenolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akantakut, sekalipun bumi berubah, gunung-gunung goncang di dalam laut”(Maz 46 : 2-3).

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pernyataan singkat ada tidaknyahubungan antara variabel X dan Y, sedangkan tujuan dan kerangkakonseptual adalah kristalisasi atau rancang bangun atau desain penelitiandari teori yang dikemukakan terlebih dahulu dalam kerangka teoritis. Untukmenguji kebenaran sejauhmana Peranan Penatua Dalam MeningkatkanPertumbuhan Iman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman maka:

1. Penatua berperan penting melaksanakan pengawasan sebagai upayamelihat apakah remaja secara khusus sudah hidup di dalam FirmanTuhan, dan jika tidak maka penatua akan menegur danmemberitahukan kepada pendeta untuk dinasehati dan menerimapelayanan lanjutan untuk pertumbuhan iman.

2. Penatua berperan penting melaksanakan tugas kepemimpinan karenapemimpin bukan hanya untuk mengajak remaja ikut hadir dalamkegiatan kebaktian melainkan juga melakukan tugas pengajaran,bimbingan, dorongan serta melatihnya agar bersemangat dalam

Page 51: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3247ISSN 0853 - 0203

mengikui setiap kegiatan-kegiatan yang diadakan untuk pertumbuhaniman sehingga mampu menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman.

3. Penatua berperan penting melaksanakan penggembalaan karena masihditemukannya remaja yang mengalami pergumulan dalam kehidupanmereka sehari-hari. Oleh karena itu, penggembalaan bukan hanyadiadakan di dalam gereja saja tetapi juga di luar gereja sebagai upayamenjaga, membimbing mereka ke arah kehidupan Kristus yangbertumbuh imannya dan mampu menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman.

Untuk lebih mengetahui gambaran secara sistematis dalam rangka analisisPeranan Penatua Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Iman Remaja UntukMenghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman, dapatdigambarkan sebagai berikut:

Variabel X Variabel Y(Independent Variabel) (Dependent Variabel)

2.3 Kerangka Hipotesa

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka konseptual yangdiuraikan di atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha : Ada peranan penatua yang signifikan dalam pertumbuhaniman remaja untuk menghadapi nilai-nilai destruktifperkembangan zaman.

Ho : Tidak ada peranan penatua yang signifikan dalampertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman.

Page 52: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3248ISSN 0853 - 0203

III. METODOLOGI PENELITIAN

Defenisi OperasionalDalam defenisi operasional ini akan diuraikan metodologi

penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan masalah, denganmenjelaskan secara singkat dari indikator empirik variabel bebas (X) danvariabel terikat (Y).3.1. Peranan Penatua (Variabel X)3.1.1. Peranan Penatua Dalam Bidang Pengawasan

Bidang pengawasan penatua ditugaskan untuk memberitakanFirman Tuhan Allah kepada anggota-anggota jemaat. Tugas penatua adalahberkeliling dan melihat apakah Firman yang diberitakan itu nampak dalamhidup anggota jemaat, di sini penatua harus mengawasi dan menelitiperilaku anggota jemaat yang dipercayakan kepadanya. Apabila penatuamelihat seseorang berperilaku tidak sesuai dengan Firman Tuhan, dia harusditegur dan diberitahukan kepada guru jemaat atau pendeta agar jemaattersebut dinasehati.

Skala pengukuran yang dipergunakan adalah skala interval yaitudidasarkan pada penjumlahan skor untuk tipe item dan dapat memberigambaran tentang objek yang dinilai secara konsisten.3.1.2. Peranan Penatua Dalam Bidang Kepemimpinan

Bidang pemimpin penatua ditugaskan dalam memberitakanpimpinan kepada jemaat. Pekerjaan penatua menggunakan peraturan-peraturan dan peraturan yang mereka berikan adalah pekerjaan rohani.Peraturan itu tidak boleh mereka gunakan sebagai undang-undang,melainkan dengan kasih penatua mengajak anggota jemaat untuk ikut hadirdalam menerima pengajaran, bimbingan, dorongan serta pelatihan agarmereka bersemangat dalam mengikuti setiap kegiatan-kegiatan yangdiadakan.

Skala pengukuran yang dipergunakan adalah skala interval yaitudengan didasarkan kepada penjumlahan skor untuk tiap item dan dapatmemberi gambaran tentang objek yang dinilai secara konsisten.3.1.3. Peranan Penatua Dalam Bidang Penggembalaan

Penatua ditugaskan untuk menjaga dan menggembalakan kawanandomba Allah yang dipercayakan kepadanya. Penatua juga bertugas sebagaipastoral membimbing, penyembah berhala, orang sesat supaya turut

Page 53: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3249ISSN 0853 - 0203

memperoleh hidup di dalam Yesus Kristus. Dalam hal ini seorang gembalabertanggungjawab terhadap dombanya dan tanggungjawab itu berat karenamencakup seluruh eksistensi dari domba-dombanya.

Skala pengukuran yang dipergunakan adalah skala interval yaitudengan didasarkan kepada penjumlahan skor untuk tiap item dan dapatmemberi gambaran tentang objek yang dinilai secara konsisten.

3.2. Pertumbuhan Iman Remaja Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman (Variabel Y)Dalam membina iman remaja bertujuan agar remaja dapat hidup

mandiri dalam iman. Pertumbuhan iman diawali dengan pengakuan danmenerima bahwa Yesus adalah Tuhan dalam seluruh kehidupannya. (Kis.16:31) yang diwujudkan dalam sikap hidup yang takut akan Tuhan,terpimpin, sopan santun, dan pemberani karena Tuhan sebagai buktikesetiaan hubungan dengan Allah dan keikutsertaan dalam pekerjaan Allah,dan buah dari hidup beriman di dalam kasih, sukacita, damai sejahtera,kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, danpenguasaan diri (Gal. 5:22-23 bnd. Yak 2:17).3.2.1 Jenis Metode Penelitian

Jenis metode penelitian adalah penelitian deskriptif yaitu yangsengaja dirancang untuk menganalisa dan menginterpensi data danmenentukan hubungan atau pengaruh variabel bebas, kemudian menarikkesimpulan tentang data yang dikumpulkan dan dianalisa. Disamping untukmenganalisa dan menginterpensi data, metode deskriptif ini jugamenetapkan sifat dan situasi kondisi yang terjadi pada waktu tertentu (ArifFurchan, 1985:415).

Alasan memilih metode deskriptif dalam penelitian ini adalahkarena metode deskriptif bertujuan untuk menginterpensi keadaansekarang, menganalisa serta menentukan hubungan variabel dalamfenomena yang diteliti (Amiran, 1993:21).3.2.2 Lokasi Penelitian

Konsep judul ini adalah Peranan Penatua Dalam Pertumbuhan ImanRemaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman.Lokasi penelitian adalah HKBP Pematang Panei yang berada di Jl. BesarSeribudolok Nagori Pematang Panei Kecamatan Panombeian PaneiKabupaten Simalungun.

Page 54: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3250ISSN 0853 - 0203

Alasan memilih lokasi penelitian:1. Karena peneliti merupakan anggota jemaat dari gereja tersebut.2. Remaja kurang aktif mengikuti ibadah, kurang menunjukkan sikap

hormat dan banyak menghabiskan waktu untuk media sosial danbermain game.

3. Belum pernah diteliti yang menyangkut Peranan Penatua DalamPertumbuhan Iman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-NilaiDestruktif Perkembangan Zaman.

3.2.3 Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi penelitian adalah seluruh remaja HKBP Pematang Panei

yang berusia 12 tahun hingga 17 tahun berjumlah 142 orang dari sebelaslingkungan.

Tabel 1Keadaan Populasi

LingkunganJenis kelamin

JumlahLaki-laki PerempuanI 12 10 22II 6 5 11III 10 3 13IV 5 12 17V 7 7 14VI - 5 5VII 4 6 10VIII 5 10 15IX 7 - 7X 6 5 11XI 10 7 17

Jumlah 72 70 142Sumber: Keadaan Statistik Remaja HKBP Pematang Panei 2017

Populasi yang didapat 142, maka untuk menentukan besarnyasampel dapat digunakan dengan Rumus Cochran.No = .( . )N =Keterangan :

½ Z = 1,96 = 0,05p = 0, 57

Page 55: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3251ISSN 0853 - 0203

q = 0, 43e = 0, 01N = 142 (Populasi Remaja), makaNo = , .( , . , ), = 94 selanjutnya dicari

N = = = , = , = 56,83 = 57 orang remaja

Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, maka jumlah sampeladalah 57. Dengan mempedomani rumus E.G.Cochran didapat jumlahsampel jenis kelamin dari tiap jenis dilakukan dengan cara:

x Jumlah sampel

Lingkungan I sampel untuk laki-laki= 12142 57 = 4,81 = 5Lingkungan I sampel untuk perempuan= 10142 57 = 4,017 = 4Dari contoh di atas, demikian selanjutnya untuk mencari sampel tiaplingkungan.

Tabel 2Keadaan Sampel

LingkunganJenis kelamin

JumlahLaki-laki PerempuanI 5 4 9II 2 2 4III 4 1 5IV 2 5 7V 3 3 6VI - 2 2VII 2 2 4VIII 2 4 6IX 3 - 3X 2 2 4XI 4 3 7

Jumlah 29 28 57

Page 56: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3252ISSN 0853 - 0203

3.3 Jenis dan Cara Pengumpulan DataData yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang

Peranan Penatua Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Iman Remaja HKBPPematang Panei Untuk Menghadapi Nilai-nilai Destruktif PerkembanganZaman. Alat yang akan dipergunakan dalam mengumpulkan data adalahangket tertutup.

Dalam angket, setiap angket pernyataan yang diajukan memilikialternatif jawaban yang terdiri dari tiga pilihan dan ketentuan:

1. Untuk pilihan ‘a’ diberi bobot 3 artinya option ‘a’ sangat berperandalam mewujudkan pertumbuhan iman.

2. Untuk pilihan ‘b’ diberi bobot 2 artinya berperan dalammewujudkan pertumbuhan iman.

3. Untuk pilihan ‘c’ diberi bobot 1 artinya kurang berperan dalammewujudkan pertumbuhan iman.

Dalam penyusunan angket tersebut terlebih dahulu dibuat kisi-kisi(lay out) dengan maksud agar penyusunan item angket dapat terperincisesuai dengan lay out angket. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 3Lay out Angket Peranan Penatua Terhadap Remaja

(Indikator Variabel Bebas X)No. Aspek Yang Dipertanyakan Jumlah Item1 1. Pengawasan 1-15

2 2. Kepemimpinan 16-30

3 3. Penggembalaan 31-45

Tabel 4Kisi-Kisi (lay out) Angket Pertumbuhan Iman

(Indikator Variabel Terikat Y)No. Aspek Yang Dipertanyakan Jumlah Item1 4. Takut akan Tuhan 46-53

2 5. Terpimpin 54-61

3 6. Sopan santun 62-69

4 7. Pemberani karena Tuhan 70-77

Page 57: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3253ISSN 0853 - 0203

3.3.1 Skala Pengukuran

Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dannisbah/ratio. Menurut Irianto bahwa kondisi skala interval sama dengankondisi skala ratio, maka teknik analisis yang digunakan pada skala intervaljuga berlaku skala ratio (1998:22).

Skala interval dengan skala ratio adalah skala yang digunakan untukdata yang menunjukkan adanya penggolongan yang mempunyai kebesaranyang sama. Ciri tersebut mempunyai kebesaran yang sama. Ciri tersebutmempunyai kebesaran yang berkelanjutan sehingga dapat diukur.

Penentuan jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalahberdasarkan indikator empirik dari tiap variabel (X) dan variabel (Y).

3.3.2 Uji Reabilitas

Berguna untuk membuktikan andal atau tidaknya suatu alat ukuryang digunakan. Keterandalan alat ukur yang digunakan dikatakan baikapabila dilakukan pengukuran dengan mengacu uji dua. Peter Hagul yangdikutip Singarimbun (1984:87) berpendapat bahwa ‘reabilitas lebih mudahdimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur yaitukemantapan, ketetapan dan hemogenitas’.

3.3.4 Teknik Analisis Data

Teknik yang dilakukan untuk menganalisis data penelitian adalahanalisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dalam bentuk kuantitatifdengan berpedoman pada skala likert. Data analisis dengan tehnikdeskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif yaitu menggambarkan datasebagaimana adanya. Analisis inferensial yaitu menarik kesimpulanmelalui analisa statistik. Selanjutnya untuk menganalisa data dalam rangkapengujian hipotesa diterima atau tidak diterima, maka dilakukan uji korelasidan uji hipotesa.

Page 58: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3254ISSN 0853 - 0203

3.4 PEMBAHASAN PENELITIAN3.4.1 Analisa Data Tentang Peranan Penatuaa. Secara Umum

Berdasarkan analisis data bahwa Peranan Penatua DalamPertumbuhan Iman Remaja Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman menunjukkan hasil bahwaPeranan Penatuamempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Artinya bahwa penatuaberperanan dalam pertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman.b. Secara Khusus1. Peranan Penatua Dalam Bidang Pengawasan

peranan penatua dalam bidang pengawasan mempunyai hubunganpositif dan signifikan dalam pertumbuhan iman remaja untukmenghadapi nilai-nilai destruktif perkembangan zaman.

2. Peranan Penatua Dalam Bidang Kepemimpinanperanan penatua dalam bidang kepemimpinan mempunyai hubunganyang positif dan signifikan dalam pertumbuhan iman remaja untukmenghadapi nilai-nilai destruktif perkembangan zaman.

3. Peranan Penatua Dalam Bidang Penggembalaanperanan penatua dalam bidang penggembalaan mempunyai hubunganyang positif dan signifikan dalam pertumbuhan iman remaja untukmenghadapi nilai-nilai destruktif perkembangan zaman.

3.5 Analisis Data Angket Tentang Pertumbuhan Iman RemajaBerdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil 2,39 (tabel 4.6

lampiran 5). Berdasarkan kategori penilaian maka dapat digolongkankedalam kategori baik. Artinya peranan penatua dalam bidang pengawasan,kepemimpinan, dan penggembalaan mempunyai hubungan yang positif dansignifikan dalam pertumbuhan iman remaja untuk menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman.A. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dapat dianalisisdengan perhitungan statistik atau tidak maka dianalisis dengan ujinormalitas data. Dari hasil perhitungan dan tabel kerja pada lampiran didapat hasilnya.

1. Uji Normalitas data X (Peranan Penatua)

Page 59: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3255ISSN 0853 - 0203

X = 111,93 ; = 5,09 ; X2hit = -165,69 sedangkan X2 tabel = k - 1 =

7 – 1 = 6 dan taraf nyata (α) = 0,05, maka 1-0,05 = 0,95 ; sedangkanX2 tabel = 0,95 (6) = 12,6. Untuk data X2= X2hitung lebih kecil dariX2tabel (-165,69 < 12,6). Kesimpulan: berdasarkan kriteria pengujianmaka data X adalah berdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Data Y (Pertumbuhan Iman Remaja)Y= 76,79 ; = 5,71 ; Y2

hit = -158.16 sedangkam Y2 tabel = k - 1 =7 – 1 = 6 dan taraf nyata (α) = 0,05, maka 1-0,05 = 0,95 ; sedangkanX2 tabel = 0,95 (6) = 12,6. Untuk data Y2= Y2hitung lebih kecil dariY2tabel (-158,16 < 12,6). Kesimpulan: berdasarkan kriteria pengujianmaka data Y adalah berdistribusi normal.

3.5.1 Pengujian Hipotesa

1. Koefisien KorelasiDari hasil perhitungan yang dilakukan yaitu koefisien korelasi antaraPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja UntukMenghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman diperoleh:= 57 ; = 141,93 ; = 136,63 ; = 354,13 ; =329,26 ; = 340,74.Berdasarkan data tersebut dapat dihitung koefisien korelasi denganmengunakan rumus yang dikemukakan pada Bab III, maka diperoleh“r” = 0,48. Melalui kriteria kualifikasi tingkat koefisien korelasilampiran 10, maka dapat diklasifikasikan bertaraf sedang.

2. Uji Signifikan KorelasiUntuk melihat ada tidaknya hubungan yang berarti antara PerananPenatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman, maka dilakukan uji statistikkorelasi yaitu statistik “t”. dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung

4,08 ; X = 0,05, dk = n – 2 ( 57 – 2 ) = 55, sehingga diperoleh ttab =1,67. Dengan demikian thit > ttab, hal ini menunjukkan bahwa PerananPenatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman, ada dan signifikan.

Page 60: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3256ISSN 0853 - 0203

3. Uji Korelasi DeterminasiSejauhmana pengaruh variabel X terhadap veriabel Y, maka digunakankoefisien determinasi maka diperoleh : r2 .100%= 0,482 X 100%=23,04%. Kesimpulan : Peranan Penatua mempunyai nilai 23,04%dalam Pertumbuhan Iman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-NilaiDestruktif Perkembangan Zaman.

4. Uji Regresi Linier SederhanaPersamaan regresi linier sederhana yang akan diuji adalah Y = a + bx.Dari hasil perhitungan diperoleh harga a = 0,57 ; b = 0,73. Dengandemikian persamaan regresi Y atas X adalah Y = 0,57 + 0,73X.Berdasarkan perhitungan itu ternyata angka-angka tersebutmenunjukkan pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat.Fungsi Y adalah untuk menyatakan bahwa Y diperoleh dari regresi dandibedakan dari Y hasil pengalaman. Koefisien “b” dinamakankoefisien arah regresi linier dan menunjukkan perubahan rata-ratavariabel Y untuk suatu perubahan variabel X sebesar satu. Dari hasilperhitungan regresi di atas menunjukkan bahwa Peranan Penatuameningkatkan Pertumbuhan Iman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman

5. Uji Independen

Untuk mengetahui apakah Variabel Y independen terhadap VariabelX, maka dilakukan Uji Independen yang dihitung melalui harga Fdengan menggunakan analisis varians (ANAVA). Berdasarkanperhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh Fhitung = 0,28sedangkan Ftabel = 0,96. Dengan demikian kriteria pengujian ujiindependen dinyatakan telah sesuai. Maka hasil perhitunganmenunjukkan bahwa variabel Y adalah independen dari variabel Xdalam pengertian linier.

6. Uji Kelinieran RegresiUji kelinieran regresi adalah untuk mengetahui apakah hipotesistentang model linier diterima atau tidak. Untuk mengetahui kelinierantersebut dilakukan perhitungan regresi linier (Lampiran 11), yaitu Ftabel

= 0,89, ternyata Fhitung < Ftabel (0,28 < 0,89). Dengan demikian hipotesis

Page 61: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3257ISSN 0853 - 0203

model linier dapat diterima dan tidak perlu dicari regresi model nonlinier.

3.5.2 Temuan PenelitianDari hasil perhitungan data dan hipotesa maka dapat

dikemukakan temuan penelitian bahwa:1. Setelah dilakukan uji normalitas data terhadap data X dan data Y

sebagai salah satu persyaratan untuk analisi data berikut ternyata dataX dan data Y masing-masing berdistribusi normal. Telah dilakukanpengujian normalitas data dengan menggunakan rumus Chi kuadrat(X2) tabel dengan taraf nyata = 0,05 yaitu:

a. Untuk data X (Peranan Penatua X2hitung = -169,69 sedangkan X2

tabel =12,6. Artinya data X (Peranan Penatua) berada pada distribusi normalatau data X berasal dari sampel terdistribusi normal.

b. Untuk data Y (Pertumbuhan Iman Remaja) Y2hitung= -158,16 sedangkan

Y2tabel= 12,6, artinya data Y (Pertumbuhan Iman Remaja) berada pada

distribusi normal atau data Y berasal dari sampel terdistribusi normal.2. Analisis data Pengujian Hipotesisa. Koefisien Korelasi

Hasil yang diperoleh dari koefisien korelasi adalah 0,48 yang berartiPeranan Penatua mempunyai koefisien korelasi dalam PertumbuhanIman Remaja, maka hipotesis diterima.

b. Uji signifikan korelasiSetelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai thitung = 4,08 > ttabel =1,67, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang baik antara PerananPenatua dalam Pertumbuhan Iman Remaja adalah ada dan signifikan.

c. Uji Koefisien DeterminasiPeranan Penatua mempunyai hubungan 23,04% dalam mewujudkanPertumbuhan Iman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman. Hubungan ini ditemukan oleh koefisiendeterminasi r2= 0,482.100% = 23,04% hal ini berarti semakin tinggiintegritas variabel X maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadapvaribael Y.

Page 62: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3258ISSN 0853 - 0203

d. Bentuk Regresi Linier SederhanaDiperoleh hubungan fungsional antara variabel X dan variabel Y yangdinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y = 0,57 + 0,73X.Hal ini berarti bahwa setiap pertambahan suatu unit X akan terjadipertambahan Y sebesar 0,73. Dengan kata lain apabila Peranan Penatuadalam keadaan lebih baik lagi maka semakin tinggi pula hasil yangdiperoleh sehubungan dengan Pertumbuhan Iman Remaja UntukMenghadapi Nilai-Nilai Destruktif Perkembangan Zaman.

e. Uji independenSetelah dilakukan perhitungan diperoleh Fhitung = 0,28 dan lebih kecil< daripada Ftabel = 0,96, yang berarti variabel Y independen darivariabel X dalam pengertian linier.

f. Persamaan Regresi Variabel X dan Variabel Y adalah Model Linier

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan uraian teoritis dan analisis data serta pengujianhipotesis, maka dikemukakan kesimpulan dan saran yang dianggap pentingdan sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian di atasmemperlihatkan Peranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman RemajaHKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman, dengan berbagai aspek yang dilakukan:

a. Peranan Penatua dalam bidang Pengawasan mempunyai hubunganpositif dan signifikan dalam meningkatkan Pertumbuhan ImanRemaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai Destruktif PerkembanganZaman, sehingga hipotesa pertama dapat diterima.

b. Peranan Penatua dalam bidang Kepemimpinan mempunyanhubungan positif dan signifikan dalam meningkatkan PertumbuhanIman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman, sehingga hipotesa kedua dapat diterima.

c. Peranan Penatua dalam bidang Penggembalaan mempunyaihubungan positif dan signifikan dalam meningkatkan PertumbuhanIman Remaja Untuk Menghadapi Nilai-Nilai DestruktifPerkembangan Zaman, sehingga hipotesa ketiga dapat diterima.

Page 63: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3259ISSN 0853 - 0203

B. SaranBerdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan menunjukkanhasil yang baik, akan tetapi perlu adanya tindak lanjut pada masamendatang. Oleh karena itu diberikan beberapa saran, antara lain:

1. Saran Praktisa. Hendaknya Gereja memperlengkapi Penatua mengenai tugas dan

tanggungjawab dalam pelayanan terhadap remaja.b. Hendaknya Penatua semakin memahami dan menyadari bahwa

betapa pentingnya memberikan pembinaan remaja melaluipengawasan, memimpin, dan menggembalakan mereka agartercapai pertumbuhan iman yang mampu menghadapi nilai-nilaidestruktif perkembangan zaman.

c. Hendaknya Pengurus Gereja dan orangtua bekerjasama dalammemberikan pembinaan kepada remaja baik di dalam maupun diluar gereja.

2. Saran TeoritisMenyadari akan ketidaksempurnaan penelitian ini maka disarankankepada yang ingin menindaklanjuti penelitian ini supaya dapatmeningkatkan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKAAlkitab. (2001). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Agenda HKBP; Bahasa Indonesia.(2015). Pearaja Tarutung: Kantor PusatHKBP.

Tata Aturan dan Tata Laksana HKBP 2002 Setelah Amandamen II.(2015). Pearaja Tarutung: Kantor Pusat HKBP.

Abineno, J.L.Ch. (2005). Penatua. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Bartlett, David L. (2003). Pelayanan Dalam Perjanjian Baru. Jakarta:BPK Gunung Mulia.

Bons Storm, M. (2011). Apakah Penggembalaan itu: Petunjuk PraktisPelayanan Pastoral. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Page 64: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (207) 25(3) 3230-3260

3260ISSN 0853 - 0203

Gibbs, Eddie. 2011. Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang. Jakarta :BPK Gunung Mulia.

Gunarsa D. Singgih. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hadiwijono, Harun. (1992). Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.KBBI. (1988). Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai

Pustaka.

Nasution, S. 1982. Metode Penelitian Naturalistik – Kuantitatif. Bandung:Tarsito.

Sadikin, Gunawan. (2006). Rhema Sorgawi Volume 1: Menjadi OrangKristen Yang Berbeda. Jakarta: Pustaka Sorgawi, Tjengkir Mas.

Sianipar, F.H. (2002). Tohonan Sintua. P. Siantar: Yayasan STT HKBP.

Singarimbun, Masri. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Sudjana. (1984). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sumarni, Sri. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta :Insan Madani.

Wuwungan, Ch. O. E. (2012). Bina Warga – Bunga Rampai PembinaanWarga Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Page 65: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3261ISSN 0853 - 0203

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DANMOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR

MENULIS SURAT PRIBADI (PERSŐNLICHER BRIEF)MAHASISWA SEMESTER II (DUA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMANFKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh :

Tarida Alvina Simanjuntak, S.Pd., M.Pd.

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa JermanFKIP Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk ; (1) untuk mengetahui kemampuandalam menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) mahasiswa yang diajardengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2)untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajarmahasiswa pada materi menulis surat pribadi (Persönlicher Brief), (3)untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajarandengan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Jermanmahasiswa pada materi menulis surat pribadi (Persönlicher Brief).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester2 (dua) yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah mahasiswa 10 orang.Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik totalsampling (sampel total). Maka sampel dalam penelitian ini adalahkeseluruhan populasi yang ada.

Penemuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil Pre Testdiperoleh nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 75, rata-rata skor adalah64,5. Sedangkan pada hasil Post Test yang telah diajarkan dengan modelpembelajaran koperatif tipe STAD diperoleh nilai terendah 70 dan nilaitertinggi 90, rata-rata skor adalah 81,5. Pada kelompok mahasiswa yangmemiliki motivasi belajar tinggi diperoleh hasil nilai terendah 75 dan nilaitertinggi 90, rata-rata skor adalah 82,86. Sedangkan pada kelompokmahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah diperoleh skor hasilbelajar terendah 70 dan tertinggi 85, serta skor rata-rata 78,33.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa harga Fhitung ( ) = 2,99 dengan taraf kepercayaan (α) sebesar 0,05 dengan dk = 1

Page 66: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3262ISSN 0853 - 0203

adalah ( ) = 2,89, sehingga dapat dinyatakan (2,99) > (2,89). Dengandemikian dapat disimpulkan pernyataan hipotesis penelitian yang menyatakanterdapat interaksi antara model pembelajaran koperatif tipe STAD danmotivasi belajar terhadap hasil menulis surat pribadi (Persönlicher Brief)telah teruji kebenarannya pada taraf signifikan α = 0,05.

Kata kunci: Model pembelajaran koperatif tipe STAD, Motivasibelajar,Menulis surat pribadi (Persönlicher Brief)

I. PENDAHULUAN

Surat pribadi (Persönlicher Brief) merupakan satu jenis karya yangberbentuk tulisan dan biasanya ditujukan oleh seseorang secara pribadikepada keluarga (orang tua, kakek, nenek, paman, tante, kakak, abang,adik, saudara sepupu, keponakan), dan teman. Surat pribadi (PersönlicherBrief) juga merupakan potret kehidupan yang diungkapkan pengaranglewat sebuah teks.

Menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) yang disusun ataudibuat bertujuan untuk menyatakan komunikasi secara tertulis. Suratpribadi (Persönlicher Brief) yang dibuat haruslah sesuai dan memenuhipilar-pilar utama dari sebuah surat, dan pilar itulah yang disebut denganunsur-unsur utama surat.

Pentingnya menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) sebagaisalah satu bahan/materi ajar dalam program studi pendidikan bahasaJerman dapat memberi pelajaran bagi mahasiswa untuk memahami salahsatu cara untuk berkomunikasi secara tertulis. Menulis surat pribadi(Persönlicher Brief) diharapkan mampu mengubah cara berpikir danparadigma mahasiswa agar berkarakter baik saat bersosialisasi dengankeluarga, teman maupun orang lain.

Hasil belajar mahasiswa pada setiap pokok bahasan misalnyamateri menulis surat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain,yaitu ; (1) faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa)seperti : faktor keluarga, lingkungan, tempat belajar (2) Faktor internal(faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa) seperti: minat, bakat,motivasi.

Perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi (IPTEK) saat ini membuat pembelajaran di dalam kelas haruslahdapat mengikuti perkembangan-perkembangan. Model pembelajarandiharapkan dapat membuat mahasiswa lebih antusias dan kreatifkhususnya dalam mengembangkan ide-ide berfikirnya. Penerapan modelpembelajaran yang menarik dan inovatif merupakan salah satu cara yang

Page 67: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3263ISSN 0853 - 0203

dapat dilakukan untuk membuat situasi pembelajaran di kelas lebihvariatif. Kecenderungan yang terjadi khususnya dalam pembelajaranbahasa Jerman, guru/ dosen masih lebih dominan menggunakanpendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa/ mahasiswa(student centered).

Salah satu kesulitan belajar bahasa termasuk kesulitan membacadan kesulitan menulis. Melihat terdapat kesenjangan dengan kenyataanyang sering terjadi dalam pembelajaran bahasa Jerman di dalam kelasmaka peneliti ingin melakukan suatu penelitian dengan menerapkanmodel pembelajaran koperatif tipe STAD (Student Teams AchievementDivision). Dalam pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat lebihbekerja secara koperatif dengan kreatif dalam mengembangkan ide-ideberfikirnya dan mampu bersosialisasi dengan rekan kerjanya secara baik.

Motivasi bagi seorang guru/dosen, bertujuan untuk menggerakkanatau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untukmeningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikansesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum.

Sesuai dengan teori tersebut, peneliti ingin mengetahui adanyaketerkaitan antara model pembelajaran pada pokok bahasan yang inginditeliti dengan motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa. Peneliti inginmengkaji dan melihat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajarbahasa Jerman mahasiswa pada materi surat pribadi (Persönlicher Brief).

Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan bahwamodel pembelajaran kooperatif model STAD juga dapat diterapkan dalampembelajaran bahasa Jerman materi menulis surat pribadi (PersönlicherBrief).

A. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STADterhadap hasil belajar mahasiswa pada materi menulis surat pribadi(Persönlicher Brief) ?

2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajarmahasiswa pada materi menulis surat pribadi (Persönlicher Brief)?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipeSTAD dan motivasi belajar mahasiswa terhadap hasil belajar menulissurat pribadi (Persönlicher Brief)?

B. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis menetapkan

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini :

Page 68: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3264ISSN 0853 - 0203

1. Untuk mengetahui kemampuan dalam menulis surat pribadi(Persönlicher Brief) mahasiswa yang diajar dengan menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajarmahasiswa pada materi menulis surat pribadi (Persönlicher Brief)

3. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara modelpembelajaran dengan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasilbelajar bahasa Jerman mahasiswa pada materi menulis surat pribadi(Persönlicher Brief).

C. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

sebagai berikut:1. Sebagai pengetahuan bagi guru maupun calon guru khususnya

pengajar bahasa Jerman bahwa untuk mengajar bahasa, modelpembelajaran yang dapat digunakan dapat bervariasi.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru maupun calon guru bahasaJerman dalam memilih model pembelajaran yang lebih efektif untukditerapkan pada suatu pokok bahasan yang akan diajarkan.

3. Sebagai bahan referensi bagi guru maupun calon guru khususnya yangmengajar bahasa Jerman dan pengembangan wawasan tentang modelpembelajaran dan memperhatikan motivasi belajar dominan siswa,sehingga pembelajaran dapat diorganisasikan dengan baik.

II. KAJIAN PUSTAKA1. Hakikat Menulis Surat Pribadi (Persönlicher Brief)

Definisi belajar dapat diidentifikasikan sebagai proses perubahantingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Smaldino(2011:11) mendefinisikan bahwa belajar sebagai perubahan terus-menerusdalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pembelajar dan interaksipembelajar dengan dunia. Sebagian besar pembelajar tidak belajar dengancara diberitahu, tapi dengan berbuat. Saat ini pengalaman belajar dapataktual atau virtual dan dapat berlangsung dengan atau tanpa teknologi.

Sehubungan dengan hal itu, Rusman (2013:1) mengatakan bahwahakikat belajar adalah proses interaksi terhadap semua interaksi yang adadi sekitar individu. Lebih lanjut, Rusman mengemukakan bahwa hasilbelajar diperoleh dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Hasilbelajar dalam bentuk pengetahuan dikelompokkan dalam empat kategoriyaitu 1) Fakta, merupakan pengetahuan tentang objek nyata, hubungandari kenyataan, dan informasi verbal dari suatu objek, peristiwa ataumanusia; 2) Konsep, merupakan pengetahuan tentang seperangkat objekkonkret atau definisi; 3) Prosedur, merupakan pengetahuan tentangtindakan demi tindakan yang bersifat linier dalam mencapai suatu tujuan,

Page 69: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3265ISSN 0853 - 0203

dan 4) Prinsip, merupakan pernyataan yang mengenai hubungan dari duakonsep atau lebih. Sedangkan hasil belajar dalam bentuk keterampilandikelompokan dalam tiga kategori yaitu 1) Keterampilan kognitif, adalahmerupakan keterampilan seseorang dalam menggunakan pikiran untukmengambil keputusan atau memecahkan masalah; 2) Acting, yaituketerampilan fisik atau teknik seperti olahraga atau terampil dalammengerjakan sesuatu; 3) Reaksi, merupakan keterampilan bereaksiterhadap suatu situasi dalam arti nilai-nilai emosi dan perasaan yang biasadisebut dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan sepertikomunikasi, persuasi, dan pendidikan.

Kemampuan belajar dalam bentuk keterampilan inilah yangdibutuhkan mahasiswa untuk menentukan kemampuan menulis suratpribadi (Persönlicher Brief). Sebab mahasiswa tidak akan mampu menulissurat pribadi (Persönlicher Brief) apabila mahasiswa tidak menguasaikemampuan menguasai prosedur penulisan dasar kalimat dan prosedursurat pribadi, menuliskan setiap pesan, maksud dan tujuan kepada pihakyang dituju serta melibatkan emosi, dan perasaan dalam penyampaiannya.

Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan menulis(Schreibfertigkeit) mahasiswa khususnya pada materi menulis suratpribadi (Persönlicher Brief) adalah perubahan terus-menerus dalamkemampuan berbahasa yang baik dan benar yang berasal dari pengalamanpembelajar dan interaksi pembelajar dengan lingkungannya, perubahantersebut mencakup pada kemampuan-kemampuan yang mendasar yangwajib dimiliki yaitu kemampuan secara kognitif, afektif danpsikomotorik.

Ada lima tahapan menulis, yaitu pra-menulis, pengedrafan,perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. Pada pra-menulis, siswa diberikesempatan menentukan apa yang akan ditulis, tujuan menulis, dankerangka tulisan. Setelah siswa menentukan apa yang akan ditulis dansistematika tulisan, siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan denganmenggunakan buku-buku dan sumber lainnya untuk memudahkan dalampenulisan. Pada pengedrafan, siswa dibimbing menuangkan gagasan,pikiran, dan perasaannya dalam bentuk draf kasar. Pada tahap perbaikan,siswa merevisi draf yang telah disusun. Beberapa manfaat menulis adalahsebagai berikut ;(1) menulis menyumbang kecerdasan,(2) menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas,(3) menulis menumbuhkan keberanian, dan(4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkaninformasi.

Page 70: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3266ISSN 0853 - 0203

Berdasarakan beberapa uraian tersebut penulis menyimpulkanbahwa menulis pada hakekatnya adalah sebagai berikut merangkaikankata dalam frasa secara tepat, menyusun klausa atau kalimat dengansusunan yang tepat dan merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebihbesar (paragraf) secara tepat dan baik.

Terkait pada materi menulis surat pribadi (Persönlicher Brief)perlu diketahui juga hakekat surat pribadi (Persönlicher Brief) dalam tatabahasa Jerman yaitu surat yang dikirimkan oleh seseorang secara pribadikepada keluarga, teman atau kenalan baru namun masih sebaya. Unsur-unsur surat yang perlu diperhatikan dalam penulisan pribadi yaitu; tempatdan tanggal penulisan surat (Ort und Datum), salam pembuka (Anrede),bentuk sapaan (Du-Form), kalimat pembuka (Einleitung), isi surat(Inhalt), kalimat penutup (Schlusssatz), salam penutup (Gruss), nama dantanda tangan (Name und Unterschrift).

Penerima surat pada umumnya pribadi sehingga bentuk sapaanyang digunakan adalah “du”. Pada surat pribadi tidak perlu ditulis alamatpengirim dan alamat surat. Bentuk sapaan du, dich, dir, dein, deinen,deinem, deiner, deines ditulis dengan huruf kecil, kecuali pada awalkalimat. Jika penerima surat lebih dari seseorang, maka digunakan bentuksapaan “ihr”. Bentuk sapaan ihr, euch, euer, euren, eures juga ditulisdengan huruf kecil, kecuali pada awal kalimat.

Pada waktu menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) biasanyakalimat pembuka (Einleitung) digunakan untuk mengucapkan terimakasih atas informasi atas surat yang sudah dikirimkan, permohonan maaf(Entschuldigung) misalnya karena keterlambatan menulis surat balasan.Kemudian yang harus diperhatikan pada bagian akhir surat, antara lainagar tidak mengakhiri surat secara tiba-tiba (Hantschel und Krieger,2003:22), sebaiknya surat diakhiri dengan mengutarakan keinginan ataumenyatakan harapan. Contoh bagan surat pribadi (Persönlicher Brief)dapat dilihat pada skema berikut ini ;

Page 71: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3267ISSN 0853 - 0203

Ort, Datum Berlin, 18. 3. 2017Berlin, 18. März 2017

Berlin, den 18. 3. 2017Berlin, den 18. März 2017

Anrede Liebe Alvina,Lieber Johannes,Liebe Alvina und lieber Johannes,Liebe Familie Schilling,Liebe Familie Tanjung,

Einleitungssatz *vielen Dank für deinen Brief ...

Brieftext ... ... ...

Schlusssatz Ich warte auf deine baldige Antwort ...Danke schön für deine Aufmerksamkeit...

Gruβ Viele GrüβeHerzliche GrüβeLiebe GrüβeHerzlichst

Unterschrift Tata SchmidtJojo Siregar

Brieftext mit kleinem Anfangsbuchstaben beginnen, da nachder Anrede ein Komma steht.(Setelah salam pembuka diletakkan tanda koma (,), maka katapertama harus ditulis dengan awal kata huruf kecil, kecualikata benda atau sesuatu yang sudah dibendakan).

Quelle : Dinsel und Reimann. 2000. Fit fürs Zertifikat Deutsch.

Page 72: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3268ISSN 0853 - 0203

Untuk mengaplikasikan skema surat pribadi tersebut, berikut ditampilkancontoh surat pribadi (Persönlicher Brief);

Das darf nicht fehlenDatum (nicht obligatorisch)mit oder ohne Ort, Komma undden

AnredeLieber JohannesIhr Lieben, usw

Anredeformdu – dich –dein Brief, usw

Inhaltinformell, z.B.Verwendung vonModalpartikeln

GruβformelHerzliche GrüβeAlles LiebeViele Liebe Grüβe, usw

UnterschritDein(e) + Vorname

Berlin, den 10. März 2017

Liebe Alvina,

du weiβt ja, dass ich am 22. meinenzwanzigsten Geburtstag feiere. Ausdiesem Grund werde ich eine riesigeGeburtstagparty machen. Natürlichmöchte ich dich und deine Familie andiesem besonderen Tag bei mirhaben.Ich hoffe, ihr habt noch nichts vor !Bis Sonntag also und

Alles Liebe

Dein Johannes

Quelle : Hantschel und Krieger. Mit Erfolg zur Mittelstufenprüfung.Testbuch.

2. Model PembelajaranDick and Carey (2011:7) menyatakan bahwa model pembelajaran

merupakan komponen umum dari bahan pembelajaran dan prosedur yangakan digunakan untuk menghasilkan suatu hasil belajar pada siswa, yangberkenaan dengan model pembelajaran untuk menyampaikan materisecara sistematik sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasaisecara efektif dan efisien.

Pernyataan di atas menyatakan bahwa adanya keterlibatanlangsung antara kemampuan guru dalam menentukan gaya belajar yangsesuai dengan materi pelajaran, kemampuan siswa, kemauan atau motivasi

Page 73: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3269ISSN 0853 - 0203

belajar siswa serta kesesuaian waktu dengan proses pembelajarannya.Apabila terjadi ketidaksinergian antara unsur-unsur tersebut maka akanmempengaruhi hasil belajar siswa.

Smaldino (2011:23) menambahkan bahwa model pengajaranmerupakan cara melibatkan para pembelajar dalam kegiatan belajarmengajar tertentu.Model pembelajaran dalam proses pelaksanaannyamencakup urutan penyajian, pengorganisasian materi pelajaran dan siswa,peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam prosespembelajaran dalam rangka mencapai suatu tujuan instruksional yangtelah ditetapkan. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan carayang sistemik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswauntuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Secara umum tujuanpembelajaran adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwasiswa telah melakukan aktifitas belajar yang meliputi pengetahuan,keterampilan, dan sikap yang diharapkan dicapai oleh siswa.

3. Model Pembelajaran KooperatifSmaldino, Lowther dan Russell (2011:37) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan model pengelompokkan di mana parasiswa bekerja sama untuk saling mendapatkan keuntungan dari potensibelajar anggota lainnya. Johnson dan Johnson dalam Smaldino (2011:37)menyatakan bahwa agar berhasil, kelompok belajar kooperatifmembutuhkan hal-hal berikut: (1) Para anggota yang memandang peranmereka sebagai bagian dari keseluruhan tim, (2) Keterlibatan interaktif diantara anggota kelompok, (3) Akuntabilitas individual dan kelompok, (4)Angota yang memiliki keterampilan antar personal dan kepemimpinandan (5) Kemampuan memahami belajar personal dan fungsi kelompok.

Peserta dalam model pembelajaran kooperatif adalah siswa yangmelakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar.Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan,di antaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa,pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan,pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik campuran yangditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan.Pendekatan apapun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslahmenjadi pertimbangan utama.

Shoimin (2014:45) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatifmerupakan suatu proses pembelajaran yang mana siswa belajar dalam satukelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap orang saling bekerja samadan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum

Page 74: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3270ISSN 0853 - 0203

selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahanpelajaran.

Shoimin (2014:46) menyatakan bahwa urutan langkah-langkahperilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif adalah sebagaiberikut:

Tabel 2.1. Tahap-tahap Pembelajaran KooperatifFase Tindakan Guru

Fase 1Menyampaikan tujuan danmemotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuanpembelajaran yang akan dicapai pada materiyang dipelajari dan memotivasi siswa untukbelajar.

Fase 2Menyajikan informasi dan materipelajaran

Guru menyajikan informasi atau materipelajaran kepada siswa baik dengandemonstrasi atau bahan bacaan.

Fase 3Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompokbelajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimanamembentuk kelompok belajar dan bekerjasama dalam kelompok agar terjadi perubahanyang efisien.

Fase 4Membimbing kelompok untukbekerja dan belajar

Guru mengamati, mendorong, danmembimbing siswa dalam menyelesaikantugas.

Fase 5Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentangmateri yang dipelajari atau masing-masingkelompok mempresentasikan hasil kerjakelompoknya.

Fase 6Memberikan penghargaan

Guru memberikan umpan balik terhadap hasilkerja seluruh kelompok yang telahmenunjukkan hasil kerja baik.

Terdapat enam fase utama dalam pembelajaran kooperatif menurutJoyce (2011:32). Pembelajaran kooperatif dimulai dengan gurumenginformasikan tujuan-tujuan dari pembelajaran dan memotivasi siswauntuk belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian informasi, sering dalambentuk teks bukan verbal. Kemudian dilanjutkan langkah-langkah di manasiswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama untukmenyelesaikan tugas-tugas yang saling bergantung. Fase terakhir daripembelajaran kooperatif meliputi penyajian produk akhir kelompok atau

Page 75: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3271ISSN 0853 - 0203

menguji apa yang telah dipelajari oleh siswa dan pengenalan kelompokdan usaha-usaha individu.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division (STAD)Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu

model atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhanadan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatifdalam kelas, STAD juga merupakan suatu model pembelajaran kooperatifyang efektif.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama,yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan danpenghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatanpengajaran yang teratur. Berikut ini lima komponen utama pembelajarankooperatif model STAD yaitu ; (a) Penyajian kelas, (b) Belajar kelompok,(c) Kuis, (d) Skor Perkembangan, (e) Penghargaan kelompok.

Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division (STAD).1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materipelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalampembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajiankelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan danlatihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalampenyajian materi pelajaran.2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalahmenguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satukelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatanyang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkanuntuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

3. KuisKuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalamkelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dandisumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan KelompokLangkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu danmemberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian

Page 76: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3272ISSN 0853 - 0203

penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembanganindividu dalam kelompoknya.

Model pembelajaran STAD memiliki beberapa prinsip yang dapatdijelaskan sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segalasesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semuaanggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dantanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama prosesbelajarnya.

6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dimintamempertanggungjawabkan secara individual materi yangditangani dalam kelompok kooperatif.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran STAD adalah sebagaiberikut:

Tabel 2.2. Tahap-Tahap Pelaksanaan Model Pembelajaran STADLangkah Indikator Aktivitas Guru

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Langkah 5

Langkah 6

Menyampaikan tujuan danmemotivasi siswa

Menyajikan informasi

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok- kelompokbelajarMembimbimg kelompok belajar

Evaluasi

Memberikan penghargaan

Guru menyampaikan tujuanpembelajaran danmengkomunikasikankompetensi dasaryang akan dicapai sertamemotivasi siswaGuru menyajikan informasikepada siswaGuru menginformasikanpengelompokkanSiswaGuru memotivasi sertamemfasilitasi kerja siswadalam kelompok-kelompokbelajarGuru mengevaluasi hasilbelajar tentangmateri pembelajaran yangtelah dilaksanakanGuru memberi penghargaanhasil belajar individual dankelompok

Page 77: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3273ISSN 0853 - 0203

Tabel 2.3. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD danModel Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran KooperatifTipe STAD

Pembelajaran Konvensional

1. Siswa lebih dituntut memahamisendiri suatu pokok bahasan

1. Siswa monoton mendengarpenjelasan guru

2. Guru bertindak sebagai fasilitator 2. Guru bertindak sebagaimonitor

3. Siswa belajar secara kooperatif atausecara berkelompok

3. Siswa belajar secara individu

4. Siswa bertanggung jawab pribadikepada kelompoknya masing-masing

4. Siswa hanya bertanggung jawabter-hadap dirinya sendiri

5. Siswa lebih bersifat aktif untukmengulas suatu pokok bahasan

5. Siswa cenderung pasif, karenahanya mendengarkan penjelasanguru

6. Waktu yang dibutuhkan lebih banyakuntuk satu topik pelajaran

6. Waktu yang dibutuhkan relativesingkat, untuk menyampaikanbahan pelajaran yang banyak

7. Pada pembagian kelompok biasanyakelas akan berisik sehinggadiperlukan guru yang terampil dalampengelolaan kelas secara maksimal

7. Organisasi kelas lebihsederhana, tidak perlu adapengelompokkan yangmemakan waktu

8. Dibutuhkan guru yang professionaldan jumlah siswa tidak dapat terlalubanyak

8. Guru dapat menguasai kelasdengan mudah walaupun jumlahsiswa lebih besar

7. Tidak dapat diterapkan untuk semuapokok bahasan, namun harusmemiliki sub-sub pokok bahasan

9. Dapat diterapkan untuk semuapokok bahasan.

5. Hakikat Motivasi BelajarSetiap kegiatan yang positif, sebaiknya di dorong oleh motivasi

yang baik pula. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseoranguntuk melakukan tindakan atau pemikiran yang dilakukan dengan sadardan bertujuan.

Marliany dalam Khairani, (2013:175) menyatakan setiapindividu dalam belajar sangatlah berbeda-beda khususnya biladitinjau dari motivasi belajar yang dimilikinya. Motivasimerupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, termasukaktivitas belajar, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata.Pada dasarnya perbuatan manusia dibagi atas tiga macam, yaitu

Page 78: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3274ISSN 0853 - 0203

(a) Perbuatan yang direncanakan, artinya digerakkan oleh suatutujuan yang akan dicapai, (b) Perbuatan yang tidak direncanakan,yang bersifat spontanitas, artinya tidak bermotif, (c) Perbuatanyang berada di antara dua keadaan, yakni direncanakan dan tidakdirencanakan, yang disebut dengan semi direncanakan.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual yang berperan secara khas dalam hal penumbuhan gairah,merasa senang dan semangat untuk belajar, serta mempunyai banyakenergi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2011:75). Ibaratnyaseseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarikpada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan apalagimencatat isi ceramah tersebut. Demikian juga dengan hasil belajar siswaakan menjadi optimal jika ada motivasi yang tepat terdapat dalam dirisiswa tersebut.

Keller dalam Smaldino (2011:115) mengemukakan bahwamotivasi belajar merupakan keadaan internal yang mendefinisikan apayang para siswa akan lakukan ketimbang apa yang dapat mereka lakukan,dengan kata lain faktor motivasi memengaruhi apa yang diperhatikan parasiswa, berapa lama mereka memerhatikan, dan berapa banyak usahamereka kerahkan dalam belajar. Salah satu pendekatan yang membantumemahami motivasi siswa adalah model ARCS dari Keller. Kellermenjelaskan empat aspek mendasar dari motivasi yang bisadipertimbangkan para guru ketika merancang mata pelajaran : (a)perhatian (attention), (b) relevansi (relevance), (c) percaya diri(confidence), (d) kepuasan (satisfaction).

Purwanto (2014:73) mangatakan motivasi belajar bertujuan untukmenggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dankemauannya untuk melakukan sesuatu khususnya aktivitas belajarsehingga memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkanatau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untukmeningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikansesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum disekolah. Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepadaseorang siswa yang maju ke depan kelas dan dapat mengerjakan hitunganmatematika di papan tulis. Dengan pujian itu, dalam diri anak tersebuttimbul rasa percaya pada dirinya sendiri; disamping itu timbulkeberaniannya sehingga ia tidak takut malu jika disuruh ke depan kelas.

Page 79: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3275ISSN 0853 - 0203

a. Teori-Teori MotivasiUntuk memahami lebih dalam tentang makna motivasi berprestasi

dalam pembelajaran, maka dipahami dahulu berbagai teori danpandangan para ahli tentang motivasi, antara lain sebagai berikut :

1. Teori Motivasi Abraham MaslowMarliany dalam Purwanto (2014:77) menyampaikan bahwa

Maslow yakin bahwa banyak tingkah laku manusia yang bisaditerapkan dengan memperhatikan tendensi individual untukmencapai tujuan-tujuan personal yang membuat kehidupan bagiindividu yang bersangkutan penuh makna dan memuaskan.

Maslow melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pernahberada dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagaimana manusia,kepuasaan itu sifatnya sementara. Jika suatu kebutuhan telahterpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan munculmenuntut pemuasan, begitu seterusnya. Berdasarkan cirri demikian,Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan manusia adalahmerupakan bawaan, tersusun menurut tingkatan atau bertingkat,sebagai berikut; (1) kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis, (2)kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan akan cinta dan memiliki, (4)kebutuhan akan rasa harga diri, dan (5) kebutuhan akan aktualisasidiri.Maslow dalam Purwanto (2014:77).

Aktua-lisasi

Diri (self-actualization)

Kebutuhan/penghargaan(esteem needs)

Kebutuhan sosial(social needs)

Kebutuhan rasa aman danPerlindungan (safety and security needs)

Kebutuhan fisiologis(physiological needs)

Gambar. Piramid Kebutuhan ManusiaSumber: Maslow dalam Purwanto (2014:77)

Page 80: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3276ISSN 0853 - 0203

Keterangan :(1) Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini merupakan dasar, yang

bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologisdasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan,sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dsb.

(2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety dan security)seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya danancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuantidak adil, dsb.

(3) Kebutuhan social (socil needs) yang meliputi antara lainkebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakuisebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, dan kerjasama.

(4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhandihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status,pangkat, dsb.

(5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization) sepertikebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki,pengembangan diri secara maksimum, kreativitas, dan ekspresidiri.

2. Teori Motivasi DavidC. Mc ClellandDavid C. McClelland dalam Khairani (2013:179) lebihmemusatkan pada 3 kebutuhan manusia, yakni;i. kebutuhan berprestasi (need for achievement atau nAch),ii. kebutuhan akan kekuasaan (need for power atau nPow),iii. kebutuhan akan kerjasama (need for affiliation atau nAff).

6. Hipotesis PenelitianBerdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir yang telah

diuraikan tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikutini, yaitu :1. Terdapat pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa pada materi

menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) dengan menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Tidak terdapat pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa padamateri menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) denganmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran koperatif tipe STADdan motivasi belajar mahasiswa terhadap hasil belajar menulis suratpribadi (Persönlicher Brief).

Page 81: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3277ISSN 0853 - 0203

III. METODOLOGI PENELITIANA. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan BahasaJerman FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Penelitianini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester2 (dua) yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah mahasiswa 10 orang.Sampel dalam penelitian ini adalah diambil dari keseluruhan populasiyang ada.C. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperiment. Dengandesain ini terlihat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STADdengan motivasi belaja rterhadap hasil belajar mahasiswa.D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan denganberpedoman kepada paradigma kuantitatif. Penelitian digunakan denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket dan data hasilbelajar yang diperoleh dengan cara memberikan tes. Cara yang digunakandi dalam pengumpulan data adalah melalui tes untuk mengetahui hasilbelajar menulis mahasiswa dan angket untuk mengetahui motivasi yangdimiliki tiap-tiap mahasiswa.

IV. HASIL PENELITIANA. Deskripsi Data1. Distribusi Nilai Hasil Pre-Test Mahasiswa Dalam Menulis Surat

Pribadi (Persönlicher Brief) sebelum pengajaran dengan ModelSTAD (Student Team Achievement Division).

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa skor hasilbelajar mahasiswa pada saat Pre Test diperoleh nilai terendah 55 dan nilaitertinggi 75, rata-rata skor adalah 64,5, skor modus 67, skor median 69,dan simpangan baku 5,57. Untuk melihat nilai mahasiswa digunakan kelasinterval yaitu nilai antara frekuensi absolut yaitu jumlah mahasiswa yangmemiliki nilai hasil belajar dan frekuensi relatif yaitu jumlah persen nilaihasil belajar. Hasil belajar mahasiswa dalam menulis surat pribadi(Persönlicher Brief) sebelum diterapkannya model pembelajaran tipeSTAD ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Page 82: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3278ISSN 0853 - 0203

Tabel 4.1. Tabel Frekuensi Nilai Pre-Test Mahasiswa

No Kelas Interval Frekuensi AbsolutFrekuensi Relatif

(%)

1. 55-58 2 20 %

2. 59-63 2 20 %

3. 64-67 3 30 %

4. 68-71 2 20 %

5. 72-75 1 10 %

Jumlah 10 100 %

2. Distribusi Hasil Post Test Mahasiswa Dalam Menulis Surat Pribadi(Persönlicher Brief) dengan Model Pembelajaran STAD (StudentTeam Achievement Division).

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa skor hasilbelajar mahasiswa pada saat Post Test diperoleh nilai terendah 70 dan nilaitertinggi 90, rata-rata skor adalah 81,5, skor modus 87, skor median 86,5,dan simpangan baku 5,80. Untuk melihat nilai mahasiswa digunakan kelasinterval yaitu nilai antara frekuensi absolut yaitu jumlah mahasiswa yangmemiliki nilai hasil belajar dan frekuensi relatif yaitu jumlah persen nilaihasil belajar. Hasil belajar mahasiswa dalam menulis surat pribadi(Persönlicher Brief) sesudah diterapkannya model pembelajaran tipeSTAD ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Tabel Frekuensi Nilai Post-Test Mahasiswa

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

1. 70-73 1 10 %

2. 74-77 2 20 %

3. 78-82 2 20 %

4. 83-86 3 30 %

5. 87-90 2 20 %

Jumlah 10 100 %

Page 83: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3279ISSN 0853 - 0203

3. Distribusi Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Menulis Surat Pribadi(Persönlicher Brief) dengan Model Pembelajaran STAD yangmemiliki Motivasi Tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa skor hasilbelajar mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi diperoleh nilaiterendah 75 dan nilai tertinggi 90, rata-rata skor adalah 82,86, skor modus86, skor median 85, dan simpangan baku 6,36. Untuk melihat nilaimahasiswa digunakan kelas interval yaitu nilai antara frekuensi absolutyaitu jumlah mahasiswa yang memiliki nilai hasil belajar dan frekuensirelatif yaitu jumlah persen nilai hasil belajar. Hasil belajar mahasiswadalam menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) yang memiliki motivasibelajar tinggi ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3. Tabel Frekuensi Nilai Mahasiswa yang memilikiMotivasi Belajar Tinggi

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

1. 75-78 2 28,57 %

2. 79-82 1 14,29 %

3. 83-86 2 28,57 %

4. 87-90 2 28,57 %

Jumlah 7 100 %

4. Distribusi Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Menulis Surat Pribadi(Persönlicher Brief) dengan Model Pembelajaran STAD yangmemiliki Motivasi Rendah.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hanya 3orang mahasiswa dari total 10 orang mahasiswa yang memiliki motivasibelajar rendah dengan skor hasil belajar 70, 80 dan 85. Dengan demikiandapat terlihat diantara ketiga mahasiswa tersebut memiliki nilai belajar dibawah rata-rata keseluruhan kelas yaitu 70 dan 80, sedangkan di atas nilairata-rata kelas hanya 1 orang yaitu 85. Perlu diketahui dari perhitungansebelumnya diketahui nilai rata-rata kelas setelah perlakuan pembelajarandengan tipe STAD yaitu 81,5. Maka dari ketiga nilai mahasiswa denganmotivasi rendah dapat dilihat rata-rata nilai yaitu 78,33, dengan simpanganbaku 7,63.

Page 84: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3280ISSN 0853 - 0203

B. Pengujian Persyaratan Analisis1. Uji Homogenitas Varians Populasia. Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Belajar Mahasiswa dalam

menulis Surat Pribadi (Persönlicher Brief) dengan ModelPembelajaran Koperatif Tipe STAD.

Besarnya varians untuk hasil pre test mahasiswa sebelumperlakuan model pembelajaran tipe STAD dengan N = 10 adalah =5,57 dan varians untuk post test mahasiswa dengan model pembelajarantipe STAD dengan N = 10 adalah = 5,80. Pengujian homogenitasvarians dilakukan dengan uji Fisher (uji F). Adapun ringkasan uji F untukhasail belajar mahasiswa terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Perhitungan Varian Hasil Belajar

Sampel N dkPre-Test 10 9 5,57Post-Test 10 9 5,80

1. Menghitung harga F hitung ;F = =,, = 1,04

2. Membandingkan harga F dengan harga FHarga pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang 9 dan dk

penyebut 9 adalah 3,18 oleh karena harga F (1,04) < dari F(3,18) maka disimpulkan bahwa varians sampel homogen.

b. Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Belajar Mahasiswa denganMotivasi Belajar Tinggi dan Motivasi Belajar Rendah.

Besarnya varians untuk hasil belajar mahasiswa yang memilikimotivasi belajar tinggi dengan N = 10 adalah = 6,36 dan varians untukhasil belajar mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan N = 10adalah = 7,63. Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan ujiFisher (uji F). Adapun ringkasan uji F untuk hasail belajar mahasiswaterlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Perhitungan Varian Hasil BelajarSampel N dk

Motivasi Tinggi 7 6 6,36Motivasi Rendah 3 6 7,63

Page 85: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3281ISSN 0853 - 0203

1. Menghitung harga F hitung ;F = =,, = 1,19

2. Membandingkan harga F dengan harga FHarga pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang 2 dan dk

penyebut 6 adalah 4,70 oleh karena harga F (1,19) < dari F(4,70) maka disimpulkan bahwa varians sampel homogen.

2. Uji Normalitas DataUntuk uji normalitas data digunakan uji Lilliefors dengan hipotesis

nol (Ho) yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasiberdistribusi normal. Penerimaan atau penolakan Ho berdasarkan padaperbandingan harga Lhitung (Lh) dengan harga L tabel (Lt) pada tarafsignifikansi sebesar 0,05, apabila Lhitung < Ltabel maka data tersebutadalah berdistribusi normal.

Tabel 4.6. Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Mahasiswadengan Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD dandengan Motivasi Belajar Tinggi serta Motivasi BelajarRendah

Kelompok N Lhitung Ltabel ( = 0,05) Kesimpulan

Koperatif STAD 10 0,0604 0,140 Normal

Motivasi Tinggi 7 0,0994 0,134 Normal

Motivasi Rendah 3 0,1096 0,157 Normal

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.6. untuk hasil belajar dengantipe STAD didapat Lhitung = 0,0604 , Ltabel = 0,140 maka Lh (0,0604) < Lt

(0,140) maka dinyatakan bahwa data kelompok pembelajaran tersebutadalah berdistribusi normal untuk taraf signifikansi = 0,05. Kemudianuntuk hasil perhitungan hasil belajar mahasiswa dengan motivasi tinggidiperoleh Lhitung = 0,0994 Ltabel = 0,134 maka Lh (0,0994) < Lt (0,134),untuk motivasi rendah Lhitung = 0,1096 dan Ltabel = 0,157 maka Lh (0,1096)< Lt (0,157) disimpulkan bahwa kedua data kelompok motivasi belajartersebut adalah berdistribusi normal untuk taraf signifikansi = 0,05.

Page 86: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3282ISSN 0853 - 0203

3. Pengujian Hipotesisa. Hasil Belajar Menulis Surat Pribadi (Persönlicher Brief) dengan

Model Pembelajaran Koperatif Tipe STADPengujian dilakukan terhadap hipotesis statistik yang dirumuskansebagai berikut:

10: Ho ; 01: Ha

Pernyataan hipotesis tersebut adalah :

Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada materi menulis suratpribadi (Persönlicher Brief) dengan model pembelajarankoperatif tipe STAD.

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar pada materi menulis suratpribadi (Persönlicher Brief) dengan model pembelajarankoperatif tipe STAD.

Dari hasil perhitungan analisis data terdapat nilai saat pre-test X= 64,5 dan nilai post-test X = 81,2. Dari hasil rata-rata nilai tersebutterlihat bahwa temuan penelitian nilai hasil belajar mahasiswa denganmetode pembelajaran koperatif tipe STAD meningkat dibanding sebelumperlakuan model pembelajaran.

b. Hasil Belajar Menulis Surat Pribadi (Persönlicher Brief)mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah.

Pengujian dilakukan terhadap hipotesis statistik yang dirumuskansebagai berikut:

01: Ho ; 01: Ha

Pernyataan hipotesis tersebut adalah :

H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada materi menulissurat pribadi (Persönlicher Brief) mahasiswa yang memilikimotivasi belajar tinggi dengan motivasi rendah.

Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar pada materi menulis suratpribadi (Persönlicher Brief) mahasiswa yang memilikimotivasi belajar tinggi dengan motivasi rendah.

Hasil perhitungan analisis varian tentang perbedaan hasil belajar

mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan rata-rata X =

78,33 dan yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan rata-rata X =82,86.

Page 87: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3283ISSN 0853 - 0203

Dari hasil rata-rata nilai tersebut terlihat bahwa temuan penelitiannilai hasil belajar kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajartinggi memiliki rata-rata nilai lebih tinggi daripada kelompok mahasiswayang memiliki motivasi rendah.

c. Interaksi antara Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD danMotivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Menulis Surat Pribadi(Persönlicher Brief).

Pengujian dilakukan terhadap hipotesis statistik yang dirumuskansebagai berikut :

Ho : Interaksi (B x T) = 0 ; Ha : Interaksi (B x T) 0

Pernyataan hipotesis tersebut adalah :

Ho = Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran koperatif tipeSTAD dan motivasi belajar terhadap hasil belajar menulis suratpribadi (Persönlicher Brief).

Ha = Terdapat interaksi antara model pembelajaran koperatif tipe STADdan motivasi belajar terhadap hasil belajar menulis surat pribadi(Persönlicher Brief).

Berikut perhitungan untuk mencari interaksi antara modelpembelajaran koperatif tipe STAD dan motivasi belajar terhadap hasilbelajar menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) :

1. Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) dengan rumus :2

i21

( X )JK = X -

N

Jumlah Kuadrat Motivasi Belajar ( JKMotivasi Belajar )

g

gRTlajarMotivasiBe N

P

N

P

N

PJK

2

2

22 )()(

1

)(

10

)815(

3

)235(

7

)580( 222

lajarMotivasiBeJK

JK Model PembelajaranTipe STAD

Motivasi Tinggi 242,85Motivasi Rendah 116,67

Total 359,52

Page 88: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3284ISSN 0853 - 0203

lajarMotivasiBeJK 42,97

Jumlah Kuadrat Model Pembelajaran Koperatif Tipe STAD ( JKSTAD)

g

gpostpreSTAD N

P

N

P

N

PJK

22

1

2 )(

2

)()(

20

)1455(

10

)640(

10

)815( 222

STADJK

STADJK153,12

Jumlah Kuadrat Interaksi ( JKinteraksi)

JKinteraksi = JKtotal - JKMotivasi Belajar – JKSTAD

= 359,52 – 42,97 – 153,12

= 163,43

Menghitung Kuadrat Tengah (KT)

eraksi

eraksiInteraksi df

JKKT

int

int1

12,153int eraksiKT

12,153InteraksiKT

Menghitung kuadrat tengah galat (KTdalam kelompok)

dalam kelompokdalam kelompok

dalam kelompok

JKKT =

df 7

52,359pokdalamkelomKT

=

51,36

Mencari Fhitung interaksi ( FI )

pokdalamkelom

eraksieraksi KT

KTF int

int

99,236,51

12,153int eraksiF

Page 89: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3285ISSN 0853 - 0203

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa harga F hitung( ) = 2,99 dengan taraf kepercayaan (α) sebesar 0,05 dengan dk = 1 adalah ( )= 2,89, sehingga dapat dinyatakan (2,99) > (2,89). Dengan demikian dapatdisimpulkan pernyataan hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat interaksiantara model pembelajaran koperatif tipe STAD dan motivasi belajar terhadaphasil menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) telah teruji kebenarannyapada taraf signifikan α = 0,05.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakansebelumnya, maka dapat simpulankan bahwa :1. Terdapat peningkatan hasil belajar mahasiswa pada materi menulis

surat pribadi (Persönlicher Brief) yang diajar dengan modelpembelajaran koperatif tipe STAD.

2. Hasil belajar mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebihtinggi daripada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran koperatif tipe STAD danmotivasi belajar yang juga memberikan perbedaan pengaruh terhadaphasil belajar mahasiswa pada materi menulis surat pribadi(Persönlicher Brief). Perbedaan pengaruh tersebut adalah:Hasil belajar mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yangdiajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD lebih tinggidaripada hasil belajar mahasiswa yang memiliki motivasi belajarrendah.

B. SaranBerdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka

disarankan beberapa hal berikut ;Materi menulis surat pribadi (Persönlicher Brief) memerlukan

daya nalar yang tinggi dan kemampuan tata bahasa Jerman yang baikdalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, disarankan bagi guruuntuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini agarhasil belajar bahasa Jerman materi menulis surat pribadi (PersönlicherBrief) tersebut lebih tinggi.

Pengunaan model pembelajaran koperatif tipe STAD jugamembuat mahasiswa lebih kreatif dalam mengkaji materi yang diberikandan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan bersosialisasidalam kelompok-kelompok belajar. Oleh sebab itu disarankan bagi guru-guru ataupun tenaga-tenaga pengajar bahasa Jerman khususnya, untukmemilih dan menguasai lebih banyak lagi model-model pembelajarankopertaif lainnya dan meningkatkan pengawasan pelaksanaanpembelajaran pada mahasiswa di dalam kelas. Model pembelajaran

Page 90: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3286ISSN 0853 - 0203

koperatif dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa maupun siswadi sekolah. Sehingga akan lebih banyak mahasiswa ataupun siswa yangmempunyai motivasi belajar lebih tinggi dalam setiap pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKAAlbrecht, U. und Dane, D. 2001. Passwort Deutsch. Stuttgart : Ernst Klett

Sprachen.

Arends, R. 1997. Learning To Teach. Yogjakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta_________ . 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta : Bumi Aksara.

Aufderstraβe, Müller, und Storz, 2002. Delfin ; Lehrwerk für Deutsch alsFremdsprache. Deutschland : Max Hueber Verlag.

De Porter, B. & Hernacki, M. 2000. Quantum Learning. Bandung :Penerbit Kaifa.

Dick & Carey. 2001. The Systematic Design of Instruction. New York :Wesley Educational.

Joyce, Bruce, dkk. 2011. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Khairani, H. Makmun. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: AswajaPressindo

Lie, A. 2004. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia.

Meier, D. 2005. The Accelerated Learning. Bandung : Mizan Pustaka.Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Remaja

Rosdakarya

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : RajaGrafindo Perkasa

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 91: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3261-3287

3287ISSN 0853 - 0203

Smaldino, Sharon E, dkk. 2011. Instructional Technology & Media ForLearning. Jakarta : Kencana Paramedia Group.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Perlmann-Balme, M. und Schwalb, S. 2007. Hauptkurs ; Deutsch alsFremdsprache Niveaustufe B2. Deutschland : Max HueberVerlag.

Reimann, M. 2000. Grundstufe Grammatik für Deutsch alsFremdsprache. Germany: Max Hueber Verlag.

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition.Massachussetts : Allyn and Bacon Publisher.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito Bandung.

Page 92: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3288ISSN 0853 - 0203

PROSES MANUFAKTUR DAN UJI MEKANIS KNALPOTKOMPOSIT POLIMER HYBRIDA YANG DIPERKUAT

SERAT LIMBAH BATANG KELAPA SAWITUNTUK SEPEDA MOTOR JENIS SUZUKI SATRIA FU 150 CC

Oleh

1. Parulian Siagian,.ST.,MT2. Miduk Tampubolon,. S.Si,.M.Si.,

3. Francis Silaen

Abstrak

Utilization of palm oil wastes such as palm oil rods to become newmaterials could be an alternative to making composite materials using oilpalm stem powder boosters. The palm oil rod is processed to be powdered andmixed with polyester resin for subsequent polymer composites. Then thematerial is used as material for the manufacture of motorcycle exhaust. Thepurpose of this study was to find out a good mixed formulation in themanufacture of motorcycle exhaust with polymer composite materialreinforced by palm stem powder, knowing the process of making with polymercomposite material reinforced powder of palm stem, and making exhaustpolymer composite reinforced coconut powder palm oil. Motorcycle exhaustis made using press printing method. From the research results obtained agood composition in making motorcycle exhaust is 90% resin and 10% oilpalm stem powder. During the hardening process the resin mixture and oilpalm stem powder occur in temperature rise due to the resin and catalystreaction up to 151 ° C and it takes 3 minutes for the composite mixture to fullyharden. By using this waste of palm oil stem got composite exhaust productthat is lighter 1,2 Kg compared with exhaust manufacer (conventional).

Keywords: Polymer, Manufacturing Process, Oil Palm Powder, Pull Test,Hard Test

Page 93: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3289ISSN 0853 - 0203

1.PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang

Knalpot adalah alat peredam kebisingan pada kendaraan, apakah itumobil, sepeda motor, dan lain sebagainya. Untuk tujuan tersebut maka knalpotdirancang sedemikian rupa agar suara yang keluar tidak begitu keras, dalamartian mampu menyerap bising yang dihasilkan oleh motor bakar penggerak.Salah satu penyebab utama kebisingan di kota-kota besar diakibatkan olehsuara kendaraan bermotor (khususnya di Indonesia sepeda motor) yangjumlahnya sangat banyak. Oleh karena itu kajian-kajian knalpot yang mampumemberikan tingkat peredaman suara yang besar, terus dilakukan untukmencari solusi alternatif.

Makin berkembangnya industri dibidang kimia polimer komposit,maka penggunaan komposit semakin meningkat di segala bidang. Kompositberpenguat serat alam banyak diaplikasikan pada alat-alat material yangmempunyai dua perpaduan sifat dasar, yaitu kuat dan ringan. Serat yangberbeda akan menghasilkan kualitas bahan yang berbeda. Salah satu bahanyang jarang digunakan dalam kelapa sawit adalah bagian batangnya. Batangkelapa sawit (BKS), sebagai limbah di pabrik kelapa sawit (PKS) jumlahnyacukup banyak, yaitu 3,23 juta batang pertahun. Pemanfaatan BKS untukproduk teknologi bermanfaat masih sangat terbatas jumlahnya. Padaumumnya BKS akan diolah menjadi pupuk kompos yang diberikan kembalike tanaman kelapa sawit. Namun saat ini BKS telah diolah menjadi bahanalternatif pengganti kayu seperti panel/dinding dan kertas.

Knalpot sepeda motor Suzuki Satria menggunakan material metal,namun penyerapan kebisingan pada knalpot jenis ini rendah. Suara kebisinganpada knalpot yang bersumber dari kecepatan gas buang yang masuk kedalamtabung knalpot melalui pipa penyalur, selalu berubah-ubah sesuai dengantingkat variasi putaran mesin. Kecepatan gas yang berubah-ubah tersebutmenerpa bagian dalam knalpot dan dinding knalpot. Fenomena ini seringdisebut dengan istilah noise generation mechanism untuk airborne.

1.2 Perumusan MasalahDimensi, bentuk, dan material dari sebuah silencer knalpot sepeda

motor dapat menentukan berapa besar kekuatan benda dan kemampuan serapbising pada sebuah mesin sepeda motor. Selain itu dari dimensi dan materialjuga menentukan kekuatan silencer knalpot dalam menerima perlakuan fisikyang aplikatif seperti tekan dan tarik. Pada umumnya bentuk yang digunakanpada knalpot adalah tabung silinder dengan material mild steel, stainless steel,dan alumunium. Sedangkan dimensi pada silencer knalpot ditentukan daribesarnya kapasitas mesin kendaraan tersebut serta kekuatan mekanis ygdialami knalpot.

Page 94: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3290ISSN 0853 - 0203

1.3. Tujuan Penelitian1.Mengetahui kekuatan mekanis dari bahan polymeric composite yang

diperkuat serat batang kelapa sawit.2.Mengetahui formulasi (komposisi) yang sesuai untuk knalpot sepeda

motor jenis Suzuki Satria dari bahan polymeric composite yangdiperkuat serat batang kelapa sawit.

Batasan Masalah1. Proses pembuatan knalpot komposit hybrida yang diperkuat serat batang

kelapa sawit.2. Pemilihan komposisi serat batang kelapa sawit yang akan digunakan

Adalah 10% dan 5%.3. Proses pembuatan bahan baku serat yang didapatkan dari batang kelapa

sawit4. Serat disusun sejajar satu sama lain

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Proses ProduksiBanyak proses dapat dipergunakan untuk menghasilkan sebuah produk yangmemiliki bentuk, ukuran dan kualitas permukaan tertentu. Menurut AgusSusanto, proses manufaktur tersebut dapat dibagi atas 8 (delapan) kelompokbesar yaitu :

- Prores pengecoran (Casting Processes)- Proses pembentukan (Forming Processes)- Proses pemesinan (Machining Processes)- Proses produksi polimer (Polymer Processing)- Proses metalurgi serbuk (Powder Metalurgy)- Proses penggabungan (Joining Processes)- Proses penyelesaian akhir seperti heat treatment dan surface treatment

(Finishing Processes)- Proses perakitan (Assembly Processes)

2.2. KompositMenurut Herman, komposit adalah bahan yang dicampurkan dua atau lebihtahap yang berbeda. Oleh karena itu komposit bersifat heterogen. Kompositadalah material yang satu tahap berlaku sebagai sebuah penguatan terhadaptahap kedua. Tahap kedua disebut matriks.Umumnya dalam komposit terdapat bahan yang disebut sebagai matriks danbahan penguat. Bahan matriks umumnya dapat berupa logam, polimer,keramik, karbon. Matriks dalam komposit berfungsi untuk mendistribusikan

Page 95: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3291ISSN 0853 - 0203

beban ke dalam seluruh material penguat komposit. Sifat matriks biasanya ulet(ductile). Bahan penguat dalam komposit berperan untuk menahan beban yangditerima oleh material komposit. Sifat bahan penguat biasanya kaku dantangguh. Bahan penguat yang umum digunakan selama ini adalah seratkarbon, serat gelas, keramik. Serat alam sebagai jenis serat yang memilikikelebihan-kelebihan mulai diaplikasikan sebagai bahan penguat dalamkomposit polimer.

Pada umumnya konsep material komposit yang dibuat dapat dibagi kedalam tiga kelompok utama:*Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites-PMC). Bahan ini

merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, PolimerBerpenguatan Serat (FRP –Fibre Reinforced Polymers or Plastic). Bahanini menggunakan suatu polimer berdasar resin sebagai matriknya dan suatujenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatan.

*Komposit Matriks Logam (Metal Matriks Composites-MMC). Ditemukanberkembang pada indurstri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logamseperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat sepertisilicon karbida.Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites–CMC). Digunakanpada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakankeramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silicon karbida atau boron nitride.

Secara garis besar komposit dapat diklasifikasikan menjadi empat macam,antara lain :1. Material serat komposit (Fibrous Composites Materials)

Terdiri dari dua komponen penyusun yaitu matriks dan serat. Skemapenyusunan serat dapat dibagi menjadi tigayaitu: Serat berturut, Seratterputus, Serat acak terputus

2. Material komposit berlapis (Laminated Composites Materials)Terdiri dari dua atau lebih lapisan material yang berbeda dan digabungsecara bersama-sama. Laminated composite dibentuk dari berbagai lapisan-lapisan dengan berbagai macam arah penyusunan serat yang ditentukanyang disebut lamina. Yang termasuk Laminated Composites (kompositberlapis) yaitu :Bimetals, Cladmetals, Laminated glass, Plastic basedlaminates

3. Material komposit partikel (Particulate Composites Materials)Terdiri dari suata atau lebih partikel yang tersuspensi di dalam matriks darimatriks lainnya. Partikel logam dan non-logam dapat digunakan sebagaimatriks. Empat kombinasi yang digunakan sebagai matriks kompositpartikelyaitu :Material komposit partikel non-logam di dalam matriks non-logamMaterial komposit partikel logam di dalam matriks non-logam

Page 96: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3292ISSN 0853 - 0203

Material komposit partikel non-logam di dalam matrikslogamMaterial komposit partikel logam di dalam matriks logam

4. Kombinasi dari ketiga tipe di atasSecara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh :Sifat-sifat seratSifat-sifat resinRasio serat terhadap resin dalam komposit fraksi volume serat(fibrevolume fraction), Geometri dan orientasi serat pada komposit

2.3. Proses ManufakturDasar-Dasar Proses Manufaktur

Menurut Slamet, perkembangan proses manufaktur modern dimulaisekitar tahun 1980-an. Terjadinya perang sipil membuat banyak kemajuanproses manufaktur di Amerika. Eksperimen dan analis pertama dalam prosesmanufaktur dibuat oleh Fred W. Taylor ketika menerbitkan tulisan tentangpemotongan logam yang merupakan dasar-dasar dari prosesmanufaktur.Kemudian diikuti oleh Myron L. Begemen sebagai pengembangan lanjutanproses manufaktur.Sejak pertama dipergunakannya mesin-mesin perkakas, secara perlahanberkencederungan untuk menggunakan mesin lebih efisien, yaitu denganmengkombinasikan proses manufaktur dan semakin digunakannya mesinsebagai pengganti manusia untuk menurunkan waktu pemrosesan dan jumlahtenaga kerja. Sejalan dengan perkembangan mesin-mesin produksi, kualitasproses manufaktur menjadi tuntutan. Berkembangannya pemahaman tentanginchangeeable mengharuskan pengendalian dimensi produk secara ketat,sehingga proses perakitan dapat berjalan cepat, biasa rendah khususnya padaproduksi massal. Untuk menjaga agar dimensi produk tetap terkendali, makamengharuskan penyedian fasilitas inspeksi yang memadahi.Untuk menghasilkan produk yang kompetitif, maka menjadi penting untukmerancang produk yang lebih murah, berkaitan dengan material, prosesmanufaktur atau pemindahan dan penyimpanan. Suatu produk dirancangmempunyai kekuatan yang tinggi, tahan korosi, mempunyai umur pakai yangpanjang atau yang lain, namun demikian kriteria ekonomis tetapdipertimbangkan. Untuk komponen-komponen yang diproduksi secara masal,perancangan disesuaikan dengan mesin-mesin yang ada, yaitu untuk minimasiberbagai macam waktu set-up.

Pemilihan mesin atau proses manufaktur untuk menghasilkan produkmerupakan pengetahuan tentang metode proses manufaktur. Faktor-faktoryang dipertimbangkan dalam pemilihan proses manufaktur meliputi jumlahproduk, kualitas akhir produk, dan keterbatasan dari peralatan yang ada.Kenyataannya, suatu produk dapat dibuat melalui berbagai macam metode,tetapi secara ekonomis biasanya ada satu jalan yang dipilih.

Page 97: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3293ISSN 0853 - 0203

Faktor-Faktor Proses ManufakturProses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda kerja dari bahanbaku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa prosestambahan. Suatu produk dapat dibuat dengan berbagai cara, di mana pemilihancara pembuatannya tergantung pada :Jumlah produk yang dibuat akan mempengaruhi pemilihan proses pembuatansebelum produksi dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan segiekonomis.Kualitas produk yang ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Kualitasproduk yang akan dibuat harus mempertimbangkan kemampuan dari produksiyang tersedia.Fasilitas produksi yang dimiliki yang dapat digunakan sebagai pertimbangansegi kualitas dan kuantitas produksi yang akan dibuat.Penyeragaman (standarisasi), terutama pada produk yang merupakankomponen atau elemen umum dari suatu mesin, yaitu harus mempunyai sifatmampu tukar (interchangeable). Penyeragaman yang dimaksud meliputibentuk geometri dan keadaan fisik.2.4. Bahan Komposit PolymerPolyester Resin

Menurut Siswo, bahan ini tergolong polimer thermoset dan memilikisifat yang dapat mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpapemberian tekanan ketika proses pencetakannya menjadi suatu peralatantertentu. Resin polyester tak jenuh merupakan hasil reaksi antara asam basatak jenuh seperti anhidrid ftalat dengan alcohol dihidrat seperti etilen glikol.Struktur material yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis strukturcrosslink dengan keunggulan pada daya tahan yang lebih baik terhadappembebanan tertentu. Hal ini disebabkan molekul yang dimiliki bahan iniadalah dalam bentuk rantai molekul raksasa atom-atom karbin yang salingberhubungan satu dengan lainnya.

Tabel 2.1 Karakteristik Mekanik Polyester Resin / Tak JenuhSifat Mekanik Satuan Besaran

Berat jenis Mg.m-³ 1.2s/d1.5Modulus young (E) Gpa 2s/d4.5

Kekuatan tarik Mpa 40s/d90*Sumber data : Siswo Pranoto (2010)

Page 98: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3294ISSN 0853 - 0203

Pada temperatur kamar resin ini cukup stabil, tetapi dengan penambahan suatuperoksida (biasanya disebut katalis) akan terjadi pengerasan (curing).Pengerasan ini terjadi karena reaksi ikat silang secara radikal bebas dayripoliester dengan monomer reaktif yang ditambahkan dalam resin poliestertersebut. Sebagai monomer aktif, dalam hal ini ditambahkan stirena yang padaumumnya dengan komposisi 30/70 resin. Dalam reaksi initerjadi konversiikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Adanya radikal bebas yangterbentuksetelah terjadinya dekomposisi, memungkinkan terjadi reaksipropagasi antara resin polyester dengan stirena takjenuh (monomer reaktif).Reaksi ini akan merubah resin poliester dan molekul stirena menjadi radikalbebas sehingga terjadi mekanisme reaksi berikutnya dengan molekul resinselanjutnya. Reaksi antara stirena dengan ikatan rangkap yang reaktif daripolyester (Pritchard G, 1984), akan menghasilkan ikatan silang dalam bentukpolimer jaringan tiga dimensi. Struktur molekul dalam bentuk padat dapatdigambarkan sebagai berikut (Gambar 2.1) :

Gambar 2.1 Struktur Molekul Padat Polimer dan StirenaDimana :M = komponen asam maleat anhidratP = komponen phtalik anhidratG = komponen glikolX = monomer reaktif yang ditambahkan (stirena)Batang Kelapa Sawit (BKS)

Menurut Rahmadhani, kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) yaitumerupakan tumbuhan dari ordo : Palmales family : Palmaceae, sub familyCocoideae. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan monokotil dengan ciri-ciritidak memiliki kambiumm, pertumbuhan sekunder, lingkaran tahun, sel jari-jari, kayu awal, kayu akhir, cabang, mata kayu. Pertumbuhan dan pertambahandiameter batang berasal dari pembelahan secara keseluruhan dan pembebasansel pada jaringan dasar pembesaran serat dari berkas pembuluh. Batang terdiridari serat dan parenkim. Pohon kelapa sawit produktif sampai umur 25 tahun,ketinggian 9-12 meter dan diameter 45-65 cm yang diukur pada ketinggian 1,5meter dari permukaan tanah.Jika tanaman telah mencapai dari 12 meter sudahsulit untuk dipanen maka pada umumnya tanaman di atas 25 tahun sudahdiremajakan. Batang kelapa sawit memiliki jaringan parenkim dan serat(Gambar 2.2)

Page 99: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3295ISSN 0853 - 0203

Gambar 2.2. Penampang Melintang Batang Kelapa Sawit

Komponen-komponen yang terkandung dalam kayu kelapa sawitadalah selulosa, lignin, parenkim, air, dan abu dan pati (Tomimura, 1992).Kandungan parenkim dan air meningkat sesuai dengan ketinggiannya.Tingginya kadar air menyebabkan kestabilan dimensi batang kelapa sawitrendah. Parenkim pada bagian atas pohon mengandung pati hingga 40% inimenyebabkan sifat fisik dan mekanik batang kelapa sawit juga rendah, yaitumudah patah, retak dan mudah diserang rayap (Tomimura, 1992).Kerapatan kayu betang kelapa sawit berkisar dari 0,2 g/ml sampai 0,6 g/mldengan kerapatan rata-rata 0,37 g/ml (Lubis, A. U. 1994). Persentasekandungan dari kayu kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Persentase Komponen-Komponen Kayu Kelapa SawitKomponen Kandungan %

Air 12,5Abu 2,25SiO2 0,48

Lignin 17,22Hemiselulosa 16,81

α-selulosa 30,77Pentosa 20,05

2.5. Pembersih SeratPembersih serat yang digunakan adalah sodium hydroxide (NaOH)

konsentrasi 1molar dengan volume pemakaian sebesar 1% dari volume airyang digunakan untuk merendam TKKS. Bahan ini berfungsi sebagai pengikatsisa lemak perebusan TKKS sehingga membentuk larutan sabun yang terpisahdengan serat.

2.6. HardenerBahan hardener merupakan bahan yang memungkinkan terjadinya

proses curing, yaitu proses pengerasan pada resin (Romels C. A, 2011).Hardener ini terdiri dari dua bahan yaitu katalisator dan accelerator.Katalisator dan accelerator akan menimbulkan panas, pengaruh panas inidiperlukan untuk mempercepat proses pengeringan sehingga bahan menjadikuat. Namun apabila panasnya terlalu tinggi maka akan merusak ikatan-ikatan

Page 100: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3296ISSN 0853 - 0203

antar molekul dan juga akan merusak seratnya. Katalisator adalah bahan yangmempercepat terbukanya ikatan rangkap molekul polimer kemudian akanterjadi pengikatan-pengikatan antar molekul molekulnya. Katalisator yangdigunakan adalah Methyl Ethyl Ketone Peroxide (MEKP) yang merupakanhasil dari reaksi Methyl Ethyl Ketone dengan HidrogenPeroxide. Produk darireaksi ini merupakan sebuah percampuran sesungguhnya dari dua campuranganda atau majemuk peroxide yang berbeda yang disebut monomer dan dimer.Setiap campuran majemuk ini menunjukkan sebuah perbedaan reaksi terhadapcobalt. Accelerator, bahan yang mempercepat terjadinya ikatan-ikatandiantara molekul molekul yang sudah mempunyai ikatan tunggal dan untukmempercepat proses curing (pengerasan).Katalis yang digunakan untukmempercepat proses pengerasan komposit pada kondisi suhu kamar dankondisi udara terbuka. Selain itu pemberian katalis dapat digunakan untukmengatur pembentukan blowing agent, sehingga tidak mengembang secaraberlebihan, atau terlalu cepat mengeras yang dapat mengakibatkanterhambatnya pembentukan gelembung. Jenis katalis yang digunakan iniadalah metil etil keton peroxida (MEKP) atau dikenal juga dengan istilahbutanone peroxide.

2.7 Pengujian Tarik

Proses pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarikbenda uji. Pengujian tarik untuk kekuatan tarik daerah las dimaksudkan untukmengetahui apakah kekuatan las mempunyai nilai yang sama, lebih rendahatau lebih tinggi.Pengujian tarik untuk kualitas kekuatan tarik dimaksudkanuntuk mengetahui berapa nilai kekuatannya dan dimanakah letak putusnyasuatu sambungan las. Pembebanan tarik adalah pembebanan yang diberikanpada benda dengan memberikan gaya tarik berlawanan arah pada salah satuujung benda.

Penarikan gaya terhadap beban akan mengakibatkan terjadinyaperubahan bentuk (deformasi) bahan tersebut. Proses terjadinya deformasipada bahan uji adalah proses pergeseran butiran kristal logam yangmengakibatkan melemahnya gaya elektromagnetik setiap atom logam hinggaterlepas ikatan tersebut oleh penarikan gaya maksimum.

Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu dan pelan–pelanbertambah besar, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenaiperpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva tegangan regangan.

Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu dan pelan–pelanbertambah besar, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan mengenaiperpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva tegangan-regangan.Tegangan dapat diperoleh dengan membagi beban dengan luas penampangmula benda uji.

Page 101: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3297ISSN 0853 - 0203

Gambar 2.3. Kurva tegangan-regangan tarik

Proses pengujian tarik dilakukan dengan cara , kedua ujung spesimendijepit; salah satu ujung dihubungkan dengan perangkat pengukur beban darimesin uji dan ujung lainnya dihubungkan ke perangkat peregang. (R.E.Smallman). …………………………………………………………………………….……...( )

Dimana: σu= Tegangan nominal (kg/mm2)Fu = Beban maksimal (kg)Ao = Luas penampang mula dari penampang batang (mm2).

= ∆ 100% = − 1 100%…………………… . (2)Dimana: q = Reduksi penampang (%)

Ao = Luas penampang mula (mm2)A1 = Luas penampang akhir (mm2)

Gambar 2.4. Batas elastis dan tegangan luluh 0,2 %

Page 102: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3298ISSN 0853 - 0203

2.8 Pengujian KekerasanPengujian kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang dipakai, karenadapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa kesukaran mengenaispesifikasi.Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanicalproperties) dari suatu material.

Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yangdalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan dinilai dariukuran sifat mekanis material yang diperoleh dari DEFORMASI PLASTIS(deformasi yang diberikan dan setelah dilepaskan).

Pengujian yang paling banyak dipakai adalah dengan menekankan penekantertentu kepada benda uji dengan beban tertentu dan dengan mengukur ukuran bekaspenekanan yang terbentuk diatasnya, cara ini dinamakan cara kekerasan denganpenekanan.

Kekerasan juga didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untukmenahan beban identasi atau penetrasi (penekanan). Didunia teknik, umumnyapengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :1.Brinnel (HB/BHN), 2.Rockwell (HR/RHN), 3.Vikers (HV/VHN), 4. MicroHardness

Metode pengujian kekerasan yang di gunakan dalam melakukan penelitianini adalah metode pengujian Vickers.

2.8.. Uji Keras VickersPengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode penekanan yaitu metode Vickers. Pada pengukurankekerasan menurut Vickers sebuah intan yang berbentuk limas (piramid),kemudian intan tersebut ditekankan pada benda uji dengan suatu gaya tertentu,maka pada benda uji terdapat bekas injakan dari intan ini. Bekas injakan iniakan lebih besar apabila benda uji tersebut semakin lunak dan bila bebanpenekanan bertambah berat.

Gambar 2.5. Skala Vickers

Page 103: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3299ISSN 0853 - 0203

Perhitungan kekerasan didasarkan pada panjang diagonal segi empatbekas injakan dan beban yang digunakan. Nilai kekerasan hasil pengujianmetode Vickers disebut juga dengan kekerasan HV atau VHN (VickersHardness Numbers) yang besarnya .

dimana :P = Beban penekanan indentor (kgf)d = Panjang diagonal bekas penekanan indentor (mm)θ = Sudut dua sisi pyramid yang berhadapan (136o)

Adapun keuntungan dari metode pengujian vickers adalah :1. Dengan pendesak yang sama, baik pada bahan yang keras maupun lunak

nilai kekerasan suatu benda uji dapat diketahui.2. Penentuan angka kekerasan pada benda-benda kerja yang tipis atau kecildapatdiukur dengan memilih gaya yang relatif kecil.

Pengujian mikro vickers adalah metode pengujian kekerasan denganpembebanan yang relatif kecil yang sulit dideteksi oleh metode makro vickers.Pada penelitian ini menggunakan metode mikro vickers karena untukmengetahui seberapa besar nilai kekerasan pada permukaan benda uji hasildari proses heat treatment, sehingga pembebanan yang dibutuhkan juga relatifkecil yaitu berkisar antara 10 sampai 1000 gf.2.9 Karakteristik MaterialDalam mencari karakteristik material, kami melakukan pengujian tarik dankeras dengan menggunakan 2 variasi komposisi :1. Resin 90% , Serat batang kelapa sawit 10%.2. Resin 95% , Serat batang kelapa sawit 5%.

Berdasarkan pengujian tarik dan keras yang dilakukan oleh teman sayamaka diperoleh hasil dengan rata-rata pengujian tarik sebagai berikut :

2.10 Pengaruh Perlakuan Alkali (NaOH)Alkali apabila dicampur dengan serat akan akan mengubah sifat fisis

mekanis serat kelapa sawit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan saudaraMenanti maka dihasilkan tabel perlakuan alkali terhadap variasi konsentrasidan variasi waktu perendaman.

Page 104: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3300ISSN 0853 - 0203

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan WaktuPenelitian ini dilaksanakan di laboratorium Metalurgi FT UHN Medan3.2 Perancangan ProdukKnalpot berbentuk silinder (Gambar 3) dengan dimensi sebagai berikut :Panjang (l) : 400 mm, Diameter luar (d1) : 100 mm, Diameter dalam (d2) : 80mm,Volume ruang gas buang = 7.536.000 mm3

Gambar 3.1 Desain Knalpot

3.3 Bahan dan Alat1. Batang Kelapa Sawit2. Serat Batang Kelapa Sawit3. Serat batang kelapa sawit digunakan sebagai penguat alami dalam suatu

Material komposit.

Gambar 3.2 Serat Batang Kelapa Sawit Gambar 3.3.Pola Spesimen dari Kayu

Gambar 3.4 NaOH Gambar 3.5. Serat BKS

3. Resin (Polyester)Resin merupakan material polimer kondensat yang dibentuk berdasarkanreaksi antara kelompok polyol , yang merupakan organik gabungan denganalkohol multiple atau gugusan fungsi hidroksi, dan polycarboxylic yangmengandung ikatan ganda. Resin seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.4

Page 105: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3301ISSN 0853 - 0203

adalah jenis polimer thermoset yang memiliki rantai karbon yang panjang.Matriks jenis ini memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar denganpenambahan katalis tanpa pemberian tekanan proses pembentukan.

3.3. Alat1. Cetakan Karet

Cetakan karet digunakan sebagai cetakan spesimen uji tarik.

Gbr 3.6 Cetakan Karet Spesimen Uji Tarik Gambar 3.7 Gelas Ukur

Gambar 3.8 Jangka Sorong Gambar 3.9 Mesin Uji Tarik 3.10 Alat Uji Kekerasan

Gambar 3.11. Parang Gambar 3.12 Mesin Bor Tangan

Gambar 3.13 Timbangan Digital Gambar 3.14.Baskom Gambar 3.15 Spons

NaOH digunakan untuk membersihkan lemak yang tersisa pada cacahanbatang kelapa sawit setelah direndam dengan air.

Gambar 3.16 Mirror Glaze Gambar 3.17 Penjepit

Page 106: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3302ISSN 0853 - 0203

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemilihan Variasi Campuran KompositDalam pembuatan knalpot komposit hybrida yang diperkuat dengan seratbatang kelapa sawit, terdapat 2 variasi yang akan diuji kekuatannya yaitudengan uji tarik dan keras.

1. Resin 90% , serat batang kelapa sawit 10%. 2. Resin 95% , serat batangkelapa sawit 5%.

4.2 Hasil Penelitian

Data Hasil Uji Tarik pada table 4Tabel 4.1 Perbandinganresin terhadap serat batang kelapa sawit pada spesimenpenelitian I. Spesimen Uji Tarik Resin 90% dan Serat 10%

NO Spesimen Perbandingan Resin 90 % dengan Serat BKS 10 %

Resin (gram) Serat (gram) Berat Total (gram)

1 IA 53,46 2,27 55,732 IB 53,46 2,26 55,723 IC 53,45 2,26 55,714 ID 53,47 2,25 55,725 IE 53,47 2,27 55,74

Pertama sekali serat disusun sejajar dalam cetakan karet sebanyak 2,27 gram,kemudian resin polimer dan katalis dicampur dalam sebuah wadah yang telahdisediakan. Kemudian di aduk secara perlahan-lahan agar resin polimer dankatalis tercampur dengan rata, setelah itu kemudian dituangkan kedalamcetakan karet.

(a)

(b)

Page 107: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3303ISSN 0853 - 0203

(c.)

d.

e.Gambar 4.2 Spesimen Uji Tarik Resin 90% dan Serat 10%

Tabel 4.2 Ukuran Spesimen Serat BKS Komposisi 90% Resin 10% Serat

No Spesimen Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm)1 IA 200 13,20 12,092 IB 200 13,15 12,453 IC 200 13,12 12,104 ID 200 13,10 11,705 IE 200 13,10 12,00

0500000

10000001500000200000025000003000000

1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73

POINT 1

Time<ms> 0

Extension<um> 0.000

Page 108: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3304ISSN 0853 - 0203

Grafik Uji Tarik Spesimen IA Grafik Uji Tarik Spesimen IB

Grafik Uji Tarik Spesimen IC Grafik Uji Tarik Spesimen ID

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61

Extension<um> 0.000

Time<ms> 0

POINT 1

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61

Extension<um> 0.000

Time<ms> 0

POINT 1

0100000200000300000400000500000600000700000800000

1 15 29 43 57 71 85 99 113

127

141

155

169

183

197

211

Extension<um> 0.0000 2.000 2 8.000 8

Load<N> 0.000 152.851189.847

Time<ms> 0 100 200

POINT 1 2 3

Page 109: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3305ISSN 0853 - 0203

Grafik Uji Tarik Spesimen IE

Tabel 4.3 Perbandinganresin terhadap seratbatang kelapa sawit padaspesimen penelitian II. Spesimen Uji Tarik Resin 95% ddanSerat 5%

NO Spesimen Perbandingan Resin 95 % dengan Serat BKS 5 %

Resin (gram) Serat (gram) Berat Total (gram)1 IIA 56,43 2,13 58,562 IIB 56,42 2,14 58,563 IIC 56,45 2,13 58,58

4 IID 56,44 2,13 58,575 IIE 56,43 2,13 58,56

Serat disusun sejajar di dalam cetakan karet yaitu 1,13 gram, kemudianresin polimer dan katalis dicampur dalam sebuah wadah yang telahdisediakan. Kemudian diaduk secra perlahan-lahan agar resin polimer dankatalis tercampur dengan rata, kemudian dituang ke dalam cetakan karet.

(a)

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

1 15 29 43 57 71 85 99 113

127

141

155

169

183

197

211

Extension<um> 0.0000 2.000 2 8.000 8

Load<N> 0.000 152.851189.847

Time<ms> 0 100 200

POINT 1 2 3

Page 110: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3306ISSN 0853 - 0203

b.

c.

d.

Gambar 4.3. Spesimen Uji Tarik Resin 95% ddan Serat 5%Tabel 4.4 Ukuran Spesimen Serat BKS Komposisi 95% Resin

5% SeratNo Spesimen Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm)1 IIA 200 13,10 12,302 IIB 200 13,09 12,403 IIC 200 13,12 12,004 IID 200 13,10 12,155 IIE 200 13,10 12,00

Page 111: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3307ISSN 0853 - 0203

Grafik Uji Tarik Spesimen IIA

Grafik Uji Tarik Spesimen IIB Grafik Uji Tarik Spesimen IIC

Grafik Uji Tarik Spesimen IID Grafik Uji Tarik Spesimen IIE

05000000

0200000400000600000800000

10000001200000140000016000001800000

1 4 7 10131619222528313437404346

Extension<um> 0.000

Time<ms> 0

POINT 1

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76

Extension<um> 0.000

Time<ms> 0

POINT 1

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61

Extension<um> 0.000

Time<ms> 0

POINT 1

Page 112: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3308ISSN 0853 - 0203

4.4.2 Data dan Hasil Uji KerasPengujian kekerasan menghasilkan data dari nilai kekerasan spesimen I 90%resin dengan 10% serat dan spesimen II 95% resin dengan 5% serat. Nilaikekerasan dari setiap spesimen dapat dilihat dari tabel.

Gambar 4. 4. Spesimen I = 90% Resin+10% Serat

Tabel 4.5 Tabel Uji Kekerasan Spesimen ITitik d1(μm) d2(μm) d rata-rata (μm) d rata-rata (mm) VHN

1 141,84 139,57 281,41 0,28141 3,2941260082 138,24 141,99 280,23 0,28023 3,3079970023 148,64 149,34 297,98 0,29798 3,1109470434 147,43 148,60 296,03 0,29603 3,1314393815 166,04 154,36 320,40 0,32040 2,8932584276 157,08 153,42 310,50 0,31050 2,9855072467 150,34 148,89 299,23 0,29923 3,097951409

2.62.72.82.9

33.13.23.33.4

1 2 3 4 5 6 7

vhn

Axis Title

VHN

Page 113: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3309ISSN 0853 - 0203

Gambar 4.5. Spesimen II = 95% Resin + 5%

Serat Uji Kekerasan Spesimen I

Tabel 4.6 Tabel Uji Kekerasan Speimen II

Titik d1 (μm) d2 (μm)d rata-rata

(μm)d rata-rata

(mm) VHN

1 150 149.04 299.04 0.29904 3.09992

2 132.61 144.11 276.72 0.27672 3.349957

3 146.32 134.26 280.58 0.28058 3.303871

4 127.59 134.76 262.35 0.26235 3.533448

5 140.02 137.36 277.38 0.27738 3.341986

6 159.99 157.72 317.71 0.31771 2.917755

7 159.68 159.35 319.03 0.31903 2.905683

4.7.Grafik Uji Kekerasan Spesimen II

4.5 Proses Pembuatan Knalpot Komposit4.5.1 Cetakan Knalpot

Cetakan knalpot terbuat dari material besi coran yang telah mengalamiproses pembubutan dan pengelasan. Karena proses pengecoran menggunakanmetode teknik cetak tekan, maka cetakan knalpot terdiri dari dua komponen.

0

1

2

3

4

1 2 3 4 5 6 7

Axis

Title

Axis Title

VHN

Page 114: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3310ISSN 0853 - 0203

Yaitu cavity dan dies seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6. Pada keduasisi cetakan terdapat 6 lubang yang disediakan untuk baut dan mur. Baut danmur nantinya akan dikunci untuk menjaga agar campuran komposit tidakmengembang dan tidak sesuai dengan rancangan yang sudah ditetapkan.

(a) (b)Gambar 4.6 (a) Die (b) Cavity

4.5.2 Proses Pengecoran ProdukTahapan dalam melakukan proses pengecoran produk dengan menggunakanmetode teknik cetak tekan adalah sebagai berikut :1. Menyiapkan alat & bahan yang digunakan selama proses pengecoran.Diantaranya; cetakan knalpot, wadah campuran resin, timbangan digital,mesin bor, kunci pas, resin, serat batang kelapa sawit, katalis, spons, danmirror glaze.2. Melapisi cetakan knalpot dengan mirror glaze menggunakan spons secaramerata keseluruhpermukaan cetakan agar mempermudah proses pelepasan campuran kompositapabila sudah mengeras seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.7.

(a) (b)Gambar 4.7 (a) Pelapisan cavity dengan wax (b) Pelapisan die dengan wax

1. Menyiapkan wadah sebagai tempat serat batang kelapa sawit dan resin.Kemudian dilakukan penimbangan untuk menakar jumlah serat dan resinyang akan digunakan pada proses pengecoran ini. Resin dituangkan dalamwadah yang sama setelah serat batang kelapa sawit dituangkan. Prosesiniditunjukkan pada Gambar 4.8. Banyak resin yang digunakan adalah

Page 115: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3311ISSN 0853 - 0203

seberat 1.360 gr, sedangkan serat BKS 240 gr. Total resin dan serat BKSyang digunakan pada campuran ini adalah sebesar 1.600 gr.

2.

Gambar 4.8 (a) Proses penuangan & penimbangan serat batang kelapa sawit(b) Proses dan penimbangan resin pada wadah yang telah diisi serat batang

kelapa sawit4. Melakukan proses pengadukan pada wadah yang telah diisi serat batang

kelapa sawit dan resin dengan menggunakan mesin bor bermata mixerhingga merata selama ± 30 detik (Gambar 4.191a). Setelah meratacampuran dicampur katalis (Gambar 4.9 b) untuk mempercepat prosespengerasan pada campuran.

(a) (b)Gambar 4.9 (a) Proses pengadukan campuran serat batang kelapa sawitdengan resin (b) Katalis untuk mempercepat proses pengerasan campuranresin

Page 116: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3312ISSN 0853 - 0203

5. Menuangkan campuran komposit pada cetakan yang telah disediakan secaramerata.

Gambar 4.10 Proses penuangan campuran komposit pada cavity dan menutup cetakan

6. Menutup cetakan (cavity) dengan die (Gambar 4.11) dan gunakan kunci pasuntuk mengunci baut dan mur pada lubang yang telah disediakan

Pada tahapan ini terjadi reaksi ikat silang antara katalis (MEKP)dengan resin polyester sehingga campuran mengalami kenaikan temperaturdan mengeras. Pada saat resin dan serat BKS dicampur, temperaturcampuran awalnya berada pada suhu 29 °C. Ketika campuran ditambahkankatalis MEKP, campuran mengalami reaksi dengan ditandai peningkatantemperatur seperti yang terlihat pada Gambar 4.11 Pada 1 menit pertamacampuran resin dan serat BKS berada pada suhu 32 °C. Kemudian padamenit ke-3 campuran mengalami pengerasan akibat reaksi kimia.Temperatur pada menit ini berada pada suhu 37°C.

Temperatur campuran terus mengalami peningkatan hingga pada suhumaksimal berada di 151 °C bertahan di menit ke 7 sampai dengan 8. Dansetelah itu setiap menitnya campuran yang sudah mengalami pengerasanmengalami penuruhan temperatur 2 °C secara konstan setiap menitnyahingga pada pada menit ke 67 temperatur campuran yang sudah mengerasberada pada suhu awal, yaitu 29 °C. Data kenaikan temperatur terhadapwaktu ini didapatkan dengan menggunakan termometer digital danstopwatch.

Grafik kenaikan temperatur pada proses pengerasan campuran

0%

20%

40%

60%

80%

100%

85 40 60 65

Series 3

Series 1

Page 117: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3313ISSN 0853 - 0203

4.5.3 Proses Perakitan Produk KnalpotSetelah proses pengecoran bagian knalpot selesai, maka prosesselanjutnya adalah merakit produk komposit untuk dijadikan knalpotkomposit utuh. Langkah yang dibutuhkan dalam proses ini adalahsebagai berikut :1. Lakukan proses pengecoran yang sama untuk mendapatkan bagian

knalpot lainnya. Dan setelah proses pengecoran kedua bagian knalpotkomposit (Gambar 4.12) telah selesai maka proses selanjutnya adalahmenyatukan kedua bagian knalpot menjadi satu untuk menjadiknalpot utuh

Gambar 4.11. Hasil cetakan komposit2. Menyiapkan resin sebagai bahan perekat kedua bagian knalpot dan

kuas (Gambar 4.13) sebagai alat untuk mengoleskan resin padapermukaan pinggiran komposit.

Gambar 4.12. Resin dan kuas3. Mengoleskan resin pada masing-masing pinggiran (Gambar

4.14)komposit menggunakan kuas secara merata.

Gambar 4.13 Pengolesan resin pada pinggiran komposit4. Menggabungkan kedua bagian komposit setelah dioleskan resin secara

merata. Setelah digabungkan maka knalpot komposit dijepit menggunakanjepitan (Gambar 4.14) agar tidak terjadi pergeseran saat resin mengeras.

Page 118: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3314ISSN 0853 - 0203

(a) (b)Gambar 4.14 (a) Menggabungkan kedua bagian knalpot komposit (b)Menjepitknalpot dengan jepitan.

4.5. Produk Knalpot KompositHasil pengecoran dan perakitan campuran komposit diperlihatkan

pada Gambar 4.16. Bila dibandingkan dengan knalpot pabrikan Suzuki Satria150 (Gambar 4.17) yang terbuat dari material full metal maka bobot knalpotkomposit lebih ringan dibandingkan knalpot full metal yaitu 1,4 Kg sedangkanknalpot pabrikan Suzuki sebesar 2,5 Kg. Massa kedua knalpot didapatkandengan menimbang di timbangan digital. Selain itu diameter dalam knalpotkomposit lebih kecil bila dibandingkan knalpot pabrikan dikarenakanketebalan dinding knalpot komposit lebih tebal dari knalpot pabrikan Suzuki.

Gbr.4.16 Knalpot Komposit Hybrida Gbr.4.17 Knalpot Pabrikan

5. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanDari hasil proses pembuatan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Formulasi yang baik untuk pembuatan knalpot komposit polimerhybrida adalah resin 90% dan serat batang kelapa sawit 10%.

2. Lamanya campuran resin dan serat batang kelapa sawit untukmengeras adalah 3 menit, terjadi kenaikan suhu hingga 151 °C yangdikarenakan reaksi pencampuran resin dan serat BKS dengan katalis.

3. Knalpot komposit memiliki bobot yang lebih ringan 1,2 Kg biladibandingkan dengan knalpot pabrikan dengan material full metal.

Page 119: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3315ISSN 0853 - 0203

Saran.1.Untuk penelitian selanjutnya perlu divariasikan susunan serat yanglebih banyak dan tambahan zat untuk bisa meningkatkan kekuatanserat sebelum di campur dengan resin komposit.

DAFTAR PUSTAKAAgus Susanto. “Teknik Manufaktur”. 7 Juli 2010.

http://agssutanto.wordpress.com/teknik-manufaktur/

Azom, “Composite Casting Resin”, 6 Agustus 2013.http://www.azom.com/article

Chawla, K.K., Composite Materials, First Ed., Berlin: Springer-Verlag NewYork Inc, 1987

Frank A., 1998, Cassis, Polyester and Vinyl Ester Resins, Chapman and Hall.

Guritno, Purboyo. Wirjosentono , Basuki. Sifat Fisik dan Mekanis BatangKelapan Sawit, Jurnal Rispa. Medan, 1997

Hahim, Jasmi, Pemprosesan Bahan, Universiti Teknologi Malaysia, Skudai,Johor Darul Ta’zim, 2003

Herman, Sinaga. “Defenisi Komposit”. 24 Februari 2010. http://material-teknik.blogspot.com/2010/02/defenisi-komposit.html

Hull, Derek, Introduction to Composite Materials, First Pub., New York:Cambridge University Press, 1981

Illazir, “Polyol/Polypropilene Glicol PPG”. 14 April 2012.http://foamku.wordpress.com/2012/04/14/polyol-polypropilene-glicol-ppg/

Phillips N, Leslie, Design with Advance Composite Materials, First Published,Springer-Verlag, Berlin Heidelberg New York, the united kingdomLondon SWIY 4SU. 1989

PRITCHARD G., "Developments in Reinforced Plastic-3", Elsevier AppliedScience Publisher, New York, 1984

Romels C. A. Lumintang Komposit Hibrid Polyester Berpenguat SerbukBatang dan Serat Sabut Kelapa, 2011

Page 120: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3288-3315

3316ISSN 0853 - 0203

Page 121: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3316

ISSN 0853 - 0203

Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Petugas LapanganKeluarga Berencana terhadap Adopsi Alat Kontrasepsi Vasektomi

diKota Sibolga

Jan Nopemly SianiparMagister Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara

Abstrak:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhkomunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana terhadapadopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota sibolga. Penelitian inimenggunakan teori Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai AgenPerubahan, Teori Knowledge Attitude Practice, Teori Difusi dan AdopsiInovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional.Populasi pada penelitian ini adalah pasangan usia subur sebanyak 12.384pasangan yang ada di kota sibolga. Penarikan sampel menggunakanrumus slovin dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 99 responden.Teknik penarikan sampel menggunakan teknik proportional sampling.Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Ujihipotesis menggunakan pearson product moment diketahui bahwa nilaikoefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,646 berada dalamtingkat hubungan yang kuat. Untuk uji regresi linear sederhana sebesar41% yang dapat ditafsirkan bahwa komunikasi penyuluhan memilikipengaruh kontribusi sebesar 41% terhadap adopsi alat kontrasepsivasektomi dan 59% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluarkomunikasi penyuluhan. Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkannilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan angkasignifikansi tersebut dapat dilihat bahwa hipotesis alternatif yangditerima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antarakomunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana denganadopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota Sibolga.

KataKunci: Komunikasi Penyuluhan, Keluarga Berencana, Vasektomi.

Page 122: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3317

ISSN 0853 - 0203

I. Pendahuluan

Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa iniadalah mengurangi jumlah kemiskinan dengan menggunakan berbagaicara baik melalui peningkatkan infrastruktur ekonomi seperti membangunjalan, jembatan, pasar, serta sarana lain, membangun derajat danpartisipasi masyarakat melalui peningkatan pendidikan maupun kesehatan.

Beberapa masalah kependudukan di Indonesia antara lain: 1)Pertambahan penduduk yang cepat, 2) Penyebaran penduduk yang tidakmerata dan 3) Kualitas penduduk yang masih rendah. (Pahlupi, 2012: 2).Pertambahan jumlah penduduk tanpa kontrol dapat menimbulkanproblema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Problema tersebutantara lain adalah semakin besarnya kebutuhan akan fasilitas pendidikan,kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal ini tentu saja merupakanmasalah yang rumit bagi pemerintah Indonesia dalam pembangunan danmeningkatkan taraf hidup masyarakat guna mewujudkan keluarga bahagiadan sejahtera. Tingkat pertambahan penduduk yang terus meningkat tanpadiimbangi dengan aspek-aspek kehidupan lainnya merupakan penghalangdalam usaha mencapai kesejahteraan hidup dan juga akan menimbulkandampak negatif terhadap pembangunan.

Keluarga berencana artinya mengatur jumlah anak dengan caramenjarakkan kehamilan dan menghindari kematian ibu dan anak. Programkeluarga berencana lebih diarahkan untuk membantu pasangan atauperorangan dalam mencapai tujuan reproduksinya dalam rangkamembangun keluarga kecil berkualitas dengan reproduksi dan menghargaihak reproduksi seseorang dalam mengatur jumlah dan jarak kelahiran(Noviawati & Sujiyatni. 2011: 27). Dengan program keluarga berencanadapat mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan danmengurangi kesehatan dan kematian karena kehamilan dan persalinandengan prinsip operasional pemberdayaan perempuan dan peningkatanpartisipasi pria.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluargayaitu untuk mewujudkan pembangunan keluarga sejahtera, pemerintahIndonesia telah menetapkan kebijaksanaan upaya penyelenggaraanKeluarga Berencana. Kebijaksaan tersebut dilakukan dengan upayapeningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat, pembinaan keluargadan pengaturan kelahiran dengan memperhatikan nilai-nilai agama,keselarasan, dan keseimbangan, antara jumlah penduduk dengan daya

Page 123: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3318

ISSN 0853 - 0203

dukung dan daya tampung lingkungan, kondisi perkembangan sosialekonomi dan sosial budaya, serta tata nilai yang hidup dalam masyarakat(Soleha, 2016: 41).

Upaya peningkatan partisipasi pria dalam ber-KB yang selama inidiukur dengan tingkat kesetaraan KB melalui penggunaan alat kontrasepsikondom dan MOP atau yang sering disebut vasektomi telah mendapatperhatian serius dari pemerintah sejak isu kesetaraan gender dalam berKB. Program KB pria yang kini semakin marak digalakkan pemerintahdalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk adalah vasektomi,sebagai bentuk perubahan paradigma program KB. Jika selama ini yanglebih berperan dalam mengikuti program KB adalah kaum wanita denganberbagai metode KB maka dengan perubahan paradigma, kaum pria bisaberperan aktif dalam ber KB (Ekarini, 2008 :7).

Penggunaan metode kontrasepsi modern bagi pria di Indonesiakurang dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan, rendahnyaketerlibatan pria dalam penggunaan metode kontrasepsi mantap(vasektomi) diakibatkan oleh adanya kekhawatiran para pria setelahvasektomi mereka akan kehilangan kejantanannya. Disamping itu masihadanya anggapan vasektomi itu bertentangan dengan budaya yang merekajalani. Menurut BKKBN (2003) hal yang mendasar dalam pelaksanaanpengembangan program partisipasi pria untuk mewujudkan keadilan dankesetaraan gender adalah dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap,dan perilaku pria atau suami maupun isterinya tentang keluarga berencanadan kesehatan reproduksi untuk meningkatkan kesertaan KB pria, yangutama hendaklah diberi pengetahuan yang cukup tentang KB dankesehatan reproduksi (Ekarini, 2008: 8).

Salah satu cara yang dianggap efektif untuk mensukseskanprogram Keluarga Berencana adalah dengan melakukan komunikasipenyuluhan. Proses penyuluhan dapat berhasil jika pesan disampaikandengan proses komunikasi yang jelas sehingga bagi kedua pihak yaitukomunikator dan komunikan memiliki pemahaman yang sama (Nasution,1990:15). Cara-cara yang ditempuh dalam melakukan komunikasipenyuluhan umumnya memerlukan persiapan yang matang dalammenggunakan berbagai metode dan teknik berkomunikasi.

Pelaksana Penyuluhan adalah Petugas Lapangan KeluargaBerencana atau yang sering disebut sebagai PLKB yang bertugasmembina satu kelurahan atau lebih. Perubahan pengetahuan, sikap,perilaku dari pasangan usia subur (PUS) adalah salah satu tanggung jawab

Page 124: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3319

ISSN 0853 - 0203

dari PLKB untuk dapat menfasilitasi mereka dalam pemilihan alatkontrasepsi, PLKB membantu pasangan usia subur untuk mengerti danpaham akan arti pentingnya alat kontrasepsi, sama halnya PLKB mampumemberikan penjelasan tentang vasektomi, manfaat dan tujuan dari alatkontrasepsi vasektomi, membantu pasangan usia subur dalam memberikankepercayaan dan membantu mereka keluar dari kebudayaan yang masihmengikat pengetahuan mereka.

Penyuluhan pada umumnya adalah sebagai difusi inovasi dimanakegiatan penyuluhan bertujuan mengubah kehidupan masyarakat menjadilebih baik dari keadaan yang ada menuju tingkat yang lebih baik lagi(Nasution, 1990: 15). Penyuluhan juga merupakan keterlibatan seseoranguntuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuanmembantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuatkeputusan yang benar (A.W.Van den Ban, 1999:25). Dengan demikianseorang penyuluh harus dapat mempersiapkan materi yang akan disuluh,mengetahui siapa yang disuluh sehingga komunikasi dapat berjalandengan lancar dan menghasilkan komunikasi yang efektif.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkandiatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah komunikasi penyuluhan petugas lapangankeluarga berencana di kota sibolga?

2. Bagaimanakah adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kotasibolga?

3. Sejauhmanakah pengaruh komunikasi penyuluhan petugaslapangan keluarga berencana terhadap adopsi alat kontrasepsivasektomi di kota Sibolga?

Dan tujuan dari penelitian ini yakni:1. Untuk mengetahui gambaran komunikasi penyuluhan petugas

lapangan keluarga berencana di kota sibolga.2. Untuk mengetahui gambaran adopsi alat kontrasepsi vasektomi

di kota sibolga.3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi penyuluhan petugas

lapangan keluarga berencana terhadap adopsi alat kontrasepsivasektomi di kota Sibolga.

Page 125: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3320

ISSN 0853 - 0203

II. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuantitatif korelasional. Penelitiankorelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabilaada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu(Arikunto, 2006: 35).

Penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabelserta saling hubungan di antara variabel-variabel tersebut dapat dilakukanserentak dalam kondisi yang realistik, dengan studi korelasional penelitidapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukanmengenai ada tidaknya efek variabel satu terhadap variabel yang lain(Azwar, 2009: 73). Penulisan kajian ini adalah untuk mengkaji korelasiatau hubungan dari dua variabel yang ada yaitu ingin melihat apakah adakorelasi positif atau negatif antara komunikasi penyuluhan keluargaberencana dengan Adopsi alat kontrasepsi vasektomi.

Lokasi penelitian berada di kota Sibolga dikarenakan penulismelihat program KB pria yang semakin marak digalakkan olehpemerintah kota sibolga dalam upaya menekan laju pertumbuhanpenduduk yaitu melalui Badan Keluarga Berencana dan PemberdayaaPerempuan.

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telahdiuraikan di atas, maka variabel yang akan digunakan dalam penelitianadalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yangmempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atautimbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalampenelitian ini adalah komunikasi penyuluhan petugas lapangankeluarga berencana.

2. Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yangdipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabelbebas, variabel terikat pada penelitian ini adalah adopsi alatkontrasepsi vasektomi.

Tabel 1. Variabel OperasionalVariabel Teoritis Variabel Operasional

Komunikasi Penyuluhan (X) - Penyuluh- Metode Penyuluhan- Media Penyuluhan- Materi Penyuluhan

Page 126: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3321

ISSN 0853 - 0203

Adopsi Alat KontrasepsiVasektomi (Y)

- Pengetahuan- Sikap- Tindakan

Sumber: Hasil Penelitian, 2016.

Populasi dan Metode Pengambilan SampelPada suatu penelitian, seorang peniliti dapat menduga sifat-sifat

dari suatu kumpulan subyek penelitian hanya dengan mempelajari danmengamati sebagian dari kumpulan tersebut. Bagian yang diamatidisebut sebagai sampel sedangkan kumpulan subyek penelitian disebutpopulasi. Bungin dalam siregar (2013:30) menyatakan bahwa Populasimerupakan keseluruhan (universum) dari objek yang dapat berupamanusia, hewan tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadisumber data penelitian. Populasi penelitian yang akan dilakukannantinya adalah Pasangan Usia Subur yang ada disetiap kecamatan dikota Sibolga yaitu sebanyak 12.384 pasangan.

Tabel Jumlah PopulasiNo Nama Kecamatan Jumlah PUS

1 Sibolga Kota 1907

2 Sibolga Selatan 4421

3 Sibolga Utara 3099

4 Sibolga Sambas 2957

Total 12384

Sumber penelitian 2016

Penentuan besar jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan denganmenggunakan teknik Slovin (Siregar, 2013:34):

Nn =

1 + Ne2

Dimana,n : SampelN : Populasi

Page 127: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3322

ISSN 0853 - 0203

e : Nilai kritis ( presentase tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 10%berdasarkan rumus tersebut)maka jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah :diketahui :

- Jumlah Total Pasangan Usia Subur = 12.384- e = 0,1

maka:n = N / ( 1+ N e2 )

= 12.384 / (1+12.384 x 0,12)= 99,14

Dari hasil perhitungan, maka jumlah sampel dibulatkan menjadi99 orang responden. Pada tahap selanjutnya Teknik penarikan sampelmenggunakan purposive sampling, yaitu mencakup orang-orang yangdiseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat oleh penelitiberdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006:154) dalam hal inikriteria yang ditentukan penulis adalah suami yang memiliki usia istridiatas umur 25 tahun dan sudah memiliki dua orang anak atau lebih.

Adapun rumus penyebaran sampel adalah sebagai berikut :

Keterangan : n = Jumlah Sampeln1 = Jumlah Pus Per KecamatanN = Jumlah Populasi

Tabel Jumlah Sampel PUSNo Nama Kecamatan Jumlah PUS

1 Sibolga Kota

2 Sibolga Selatan

3 Sibolga Utara

4 Sibolga Sambas

Total 99

Sumber penelitian 2016

Page 128: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3323

ISSN 0853 - 0203

III. Hasil Penelitian dan PembahasanDari kegiatan penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan

teknik penelitian lapangan (Field Research), yaitu alat pengumpulan datadalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secaratertulis pula oleh responden. Wawancara bebas merupakan metodepengumpulan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernyamelalui tanya jawab secara bebas antara pewawancara dan responden(Riduwan, 2013). Hasil dari wawancara ini digunakan untuk melengkapidan mempertajam analisis data. Penelitian kepustakaan (Libraryresearch), yaitu suatu cara pengambilan data yang dilakukan melaluikeputusan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yangberkaitan dengan masalah yang dibahas.

Setelah data-data kuesioner terkumpul, kemudian penelitimengolah data hasil penelitian dengan menggunakan uji validitas Siregar(2013:46), validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana alatukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian ini mengukurvaliditas kuesioner yang diberikan kepada responden, denganmenggunakan bantuan SPSS for windows versi 13.0. kemudian hasilnyadilanjutkan dengan uji reliabilitas Siregar (2013:55), reliabilitas adalahuntuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabiladilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang samadengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pengujian reliabilitasalat ukur internal consistency, dilakukan dengan cara mencoba alat ukurcukup hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis denganteknik tertentu. Teknik pengukurannya dapat menggunakan metode alphacronbach yang digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yangtidak mempunyai pilihan benar atau salah maupun ya atau tidakmelainkan digunakan untuk menghitung realibiltas suatu tes yangmengukur sikap atau perilaku

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dalambeberapa tahap analisis yaitu :

1. Analisis Tabel TunggalYaitu analisis yang dilakukan setelah memasukkan danmemurnikan data. Analisis ini digunakan untuk mengujikarakteristik sampel dan mulai mencari hubungan-hubungannya (Chadwick, 1991:402). Selain itu tabel tunggaljuga digunakan untuk melihat sebaran frekuensi jawabanresponden pada setiap item pertanyaan.

Page 129: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3324

ISSN 0853 - 0203

2. Analisis Tabel SilangYaitu penggabungan distribusi frekwensi (biasanya dileburmenjadi sejumlah kategori yang memungkinkan untukditangani) untuk dua variabel atau lebih (Chadwick, 1991:412)

3. Analisis KorelasiAnalisis korelasi digunakan bertujuan untuk menguji secarateknik stastistik tentang ada atau tidaknya hubungan serta arahhubungan dari komunikasi penyuluhan PLKB dengan adopsialat kontrasepsi vasektomi. Perhitungan analisis korelasidilakukan dengan bantuan program Statistical Product andService Solution (SPSS).

4. Uji Asumsi KlasikUji asumsi kalsik merupakan salah satu syarat dalammelakukan uji statistik parametrik, untuk penelitian uji beda,maka perlu dilakukan uji asumsi. Apabila uji asumsi klasik initelah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi sudah dapatdigunakan.

5. Analisis Regresi Linear SederhanaRegresi linear sederhana digunakan jika terdapat data dari duavariabel penelitian yang sudah diketahui yang mana variabelbebas X dan yang mana variabel terikat Y sedangkan nilai-nilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi berdasarkansuatu nilai X tertentu (Kriyantono, 2008:182). Dengan rumus :Y = a + bXDimana:Y= variabel tidak bebas (subjek dalam variabel tak

bebas/dependen yang diprediksi)X= variabel bebas (subjek pada variabel independen yang

mempunyai nilai tertentu)a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan

variabel6. Uji HipotesisYaitu jawaban yang bersifat sementara terhadap pemecahanpermasalahan melalui data yang terkumpul (Singarimbun,1995:46)

Hasil Uji ValiditasValiditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 144). Tinggi

Page 130: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3325

ISSN 0853 - 0203

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yangterkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yangdimaksud. Adapun tahap-tahap uji validitas yang dilakukan adalah sebagaiberikut:

- Menentukan derajat kebebasan (degree of freedom-df), dimanajumlah sampel sebanyak 99 responden, maka df = N-2 = 99-2 = 97dengan bantuan SPSS versi 13.0 dimana tingkat signifikan (α) = 5%, sehingga diperoleh t tabel = 0, 197

- Uji validitas didapat dengan membandingkan r tabel dengan rhitung (diperoleh dari corrected item-total correlation).

Hasil Uji ReliabilitasReliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Dengan kata

lain, suatu alat ukur memiliki realibilitas bila hasil pengukurannya relatifkonsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali oleh penelitilainnya, (Kriyantono, 2010:57), Uji ini juga diterapkan untuk mengetahuiapakah responden telah menjawab pertanyaan-pertanyaan secara konsistenatau tidak, sehingga kesungguhan jawabannya dapat dipercaya, semakintinggi koefisien reliabilitas semakin reliable jawaban yang diperoleh dariresponden. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi tidaknyajawaban seseorang terhadap item-item pertanyaan di dalam sebuahkuesioner, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilaiCroanbach’s Alpha > 0.60 (Sarjono & Julianita, 2011:45).

Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’sAlpha

N of items Keterangan

KomunikasiPenyuluh

0,862 22 Reliabel

Adopsi AlatKontrasepsiVasektomi

0,770 14 Reliabel

Dari tabel diketahui bahwa nilai Croanbach’s Alpha untukvariabel x dengan 22 item pertanyaan yang valid adalah sebesar 0,862.Nilai Croanbach’s Alpha untuk variabel Y dengan 14 item pertanyaanyang valid adalah sebesar 0,770. Dengan demikian, dapat diambilkesimpulan bahwa kuesioner tersebut reliabel karena nilai Croanbach’sAlpha pada kedua variabel > 0,60.

Page 131: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3326

ISSN 0853 - 0203

Analisis Tabel TunggalAnalisis tabel tunggal digunakan untuk mendapatkan gambaran

umum tentang karekteristik responden dan untuk mendapatkan jawabandari setiap pertanyaan yang diberikan kepada responden berkaitan denganvariabel yang akan diteliti. Adapun karakteristik responden dalampenelitian ini adalah 99 responden yang terdiri dari pasangan usia suburdalam hal ini adalah suami yang memiliki istri di atas umur 25 tahun dansudah memiliki 2 anak atau lebih yang pernah mengikuti penyuluhan alatkontrasepsi vasektomi dari petugas lapangan keluarga berencana kotasibolga.

Indikator kemampuan komunikasi penyuluh yang menunjukkankomukasi Petugas Lapangan Keluarga Berencana yang baik dalammenyampaikan materi penyuluhan alat kontrasepsi vasektomi berdampakbaik bagi pasangan usia subur yang mendapatkan penyuluhan sehinggamereka dapat memahami informasi alat kontrasepsi vasektomi yangdisampaikan.

Indikator pengetahuan sebelum mendapatkan penyuluhanmenunjukkan kekurangtahuan pasangan usia subur terhadap informasi alatkontrasepsi vasektomi dan setelah mendapatkan penyuluhan indikatorpengetahuan merubah pasangan usia subur menjadi memahami informasialat kontrasepsi vasektomi.

Indikator tindakan yang menunjukkan kemampuan komunikasiPetugas Lapangan Keluarga Berencana yang baik dalam memberikanpenyuluhan memberikan ketertarikan pasangan usia subur untukmenggunakan alat kontrasepsi vasektomi, hal ini juga menunjukkanbahwa semakin tinggi atau semakin baik pasangan usia subur menerimainformasi mengenai vasektomi dari PLKB maka semakin meningkatpenggunaan alat kontrasepsi vasektomi di kalangan pasangan usia suburyang ada dikota Sibolga.

Hasil Analisis KorelasiAnalisis korelasi digunakan untuk menguji secara teknik statistik

tentang ada atau tidaknya hubungan serta arah hubungan dari komunikasipenyuluhan Petugas Lapangan Keluarga Berencana dengan adopsi alatkontrasepsi vasektomi. Perhitungan analisis korelasi dilakukan denganbantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS), denganhasil sebagai berikut:

Page 132: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3327

ISSN 0853 - 0203

Tabel Analisis Korelasi

Correlations

1 ,646 **,000

99 99,646 ** 1,000

99 99

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Komunikasi Penyuluhan

Adopsi Alat KontrasepsiVasektomi

KomunikasiPenyuluhan

Adopsi AlatKontrasepsiVasektomi

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Berdasarkan dari tabel korelasi diatas maka dapat diberi analisa sebagaiberikut:

1. Nilai Koefisien Korelasi diketahui 0.646 lebih besar dari r (tabel)

0,197, artinya terdapat korelasi yang signifikan antara komunikasipenyuluhan dan adopsi alat kontrasepsi vasektomi. Hubunganantara komunikasi penyuluhan dan adopsi alat kontrasepsivasektomi tergolong dalam tingkat hubungan yang kuat karenaberada di rentang 0,60 – 0,799 (Sugiyono, 2009: 231)

2. Nilai koefisien korelasi bertanda positif (+)0,646 menunjukkanbahwa variabel X memiliki hubungan searah (positif) denganvariabel Y.

Uji Asumsi KlasikUji asumsi klasik merupakan salah satu syarat dalam melakukan

uji statistik parametrik, untuk penelitian uji beda, maka perlu dilakukan ujiasumsi. Apabila uji asumsi klasik ini telah terpenuhi, maka alat ujistatistik regresi sudah dapat digunakan.Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratananalisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum melakukan analisisyang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalandistribusinya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni:jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusinormal, sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka datatersebut tidak berdistribusi normal. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untukmengetahui uji mana yang berlaku pada data hasil penelitian ini, makadilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov(karena data yang diuji respondennya lebih dari 50 orang) pada SPSSVersi 13.0.

Page 133: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3328

ISSN 0853 - 0203

Tabel Uji NormalitasOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

99,0000000

3,70138055,105,067

-,1051,047

,223

NMeanStd. Deviation

Normal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Asumsi Normalitas juga dapat dilihat dari tabel. Variabel KomunikasiPenyuluhan dan Variabel Adopsi Alat Kontrasepsi Vasektomi jugamemiliki nilai Kolmogorov-Smirnov 0,223 > 0,05, maka dapatdisimpulkan data berdistribusi normal, sehingga data yang digunakanmemenuhi asumsi normalitas.Uji Independent

Uji independent atau uji keberartian dilakukan untuk mengetahuiapakah hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) berartisignifikan atau tidak. Uji independent pada dasarnya termasuk dalambagian uji asumsi klasik statistik atau uji syarat.

Dalam melakukan uji independent jika nilai signifikansi < 0,05maka hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)adalah berarti. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka hubungan antaravariabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah tidak berarti.

Page 134: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3329

ISSN 0853 - 0203

Tabel Uji IndependentANOVA Table

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Adopsi AlatKontrasepsiVasektomi *KomunikasiPenyuluhan

BetweenGroups

(Combined)

1630,490 32 50,953 5,001 ,000

Linearity960,288 1 960,288 94,25

5 ,000

Deviation fromLinearity 670,202 31 21,619 2,122 ,005

Within Groups672,419 66 10,188

Total2302,909 98

Sumber penelitian 2016Dari uji independent yang digunakan dapat ditarik kesimpulan

dalam uji independent yaitu, berdasarkan nilai signifikansi = 0,000 lebihkecil dari 0,05, artinya hubungan antara variabel komunikasi penyuluhan(X) dengan Adopsi Alat Kontrasepsi Vasektomi (Y) adalah berarti.

Analisis Regresi Linear SederhanaRegresi linear sederhana digunakan jika terdapat data dari dua

variabel penelitian yang sudah diketahui yang mana variabel bebas X danyang mana variabel terikat Y sedangkan nilai-nilai Y lainnya dapatdihitung atau diprediksi berdasarkan suatu nilai X tertentu ( Kriyantono,2008:182). Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metoderegresi yang dapat dipakai sebagai alat inferensi statistik untukmenentukan pengaruh komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluargaberencana terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi.

Model Summary b

,646 a ,417 ,411 3,720Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Komunikasi Penyuluhana.

Dependent Variable: Adopsi Alat KontrasepsiVasektomi

b.

Page 135: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3330

ISSN 0853 - 0203

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.7, menunjukkannilai R Square atau Koefisien Determinasi (KD) untuk melihat seberapabagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi komunikasi penyuluhanPLKB dan adopsi alat kontrasepsi vasektomi. Dari data tersebut dapatdilihat seberapa besar pengaruh komunikasi penyuluhan PLKB terhadapadopsi alat kontrasepsi vasektomi. Nilai KD yang diperoleh adalah 41%yang dapat ditafsirkan bahwa komunikasi penyuluhan PLKB memilikipengaruh kontribusi sebesar 41% terhadap adopsi alat kontrasepsivasektomi dan 59% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluarkomunikasi penyuluhan.

Hasil Uji HipotesisDari hasil uji regresi linear sederhana di dapat tabel yang

menerangkan hipotesis penelitian yaitu:

Coefficientsa

16,100 2,145 7,504 ,000,360 ,043 ,646 8,329 ,000

(Constant)Komunikasi Penyuluhan

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Adopsi Alat Kontrasepsi Vasektomia.

1. Apabila nilai signifikansi < 0,05 makan H0 ditolak dan menerimaHa

2. Apabila nilai signifikansi > 0,05 makan H0 diterima dan menolakHa

H0 :Tidak terdapatnya pengaruh komunikasi penyuluhan petugaslapangan keluarga berencana dengan adopsi alat kontrasepsivasektomi di kota Sibolga.

Ha :Terdapatnya pengaruh komunikasi penyuluhan petugas lapangankeluarga berencana dengan adopsi alat kontrasepsi vasektomi dikota Sibolga.

Dari tabel diatas dapat diketahui dengan nilai signifikansi yaitu 0,000yang berarti 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak danmenerima Ha. Dengan demikian kesimpulan yang dapat diambil dari ujihipotesis ini adalah terdapat pengaruh komunikasi penyuluhan petugaslapangan keluarga berencana dengan adopsi alat kontrasepsi vasektomi dikota Sibolga dan karena t (hitung) nilainya positif maka berarti komunikasipenyuluhan petugas lapangan keluarga berencana tersebut berhubunganpositif dengan adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota Sibolga.

Page 136: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3331

ISSN 0853 - 0203

IV. Kesimpulan dan SaranA. Kesimpulan

Beberapa simpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah1. Komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana di

kota Sibolga dinilai baik. Persiapan dari penyuluh dalammempersiapkan penyuluhan yang akan diberikan kepada pasanganusia subur berdampak positif kepada penerimaan informasi olehpasangan usia subur yang ada di kota Sibolga.

2. Adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota sibolga dinilai positifkarena dengan komunikasi penyuluhan yang diberikan PLKBmengenai alat kontrasepsi vasektomi dapat menambahpengetahuan, menarik perhatian dan memberikan ketertarikanpasangan usia subur untuk menggunakan alat kontrasepsivasektomi.

3. Berdasarkan analisis data bahwa komunikasi penyuluhan petugaslapangan keluarga berencana berpengaruh (bernilai positif)terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota Sibolga yangartinya semakin baik komunikasi penyuluhan petugas lapangankeluarga berencana maka tingkat adopsi alat kontrasepsi vasektomisemakin baik.

B. SaranBeberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasilpenelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Saran TeoritisDisarankan untuk penelitian selanjutnya agar lebih kaya dalammenganalisa teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu untukteori Pengetahuan Sikap dan Tindakan (Knowledge AttitudePractise), teori-teori yang berkaitan tentang dengan penyuluhan.

2. Saran AkademisBagi penelitian selanjutnya mengenai komunikasi penyuluhansemoga hasil penelitian yang ada dapat menjadi referensi dansumber bacaan bagi mereka yang tertarik untuk mengembangkanpenelitian sejenis dan semoga nantinya penelitian mendatang dapatmengukur faktor-faktor lain yang belum tersentuh dalam penelitianini.

3. Saran PraktisMelalui kajian-kajian yang ada dalam penelitian tesis ini dapatmembantua. BKKBN untuk meningkatkan kualitas petugas lapangankeluarga berencana melalui pelatihan-pelatihan mengenai materi

Page 137: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3332

ISSN 0853 - 0203

alat kontrasepsi vasektomi dan bagi Badan Keluarga Berencanadan Pemberdaya Perempuan agar dapat menambah kuantitaspelaksanaan penyuluhan alat kontrasepsi vasektomi sehinggapasangan usia subur yang ada di Sibolga lebih mengetahui danmemahami tentang alat kontrasepsi vasektomi.b. Bagi petugas lapangan keluarga berencana, agar lebih dapatmempersiapkan diri, materi, metode, dan media penyuluhansebelum melaksanakan penyuluhan bagi pasangan usia subur,sehingga penyuluhan yang dilaksanakan dapat berjalan lancar danmemberikan hasil yang baik dan seperti yang diinginkan penyuluh.Kemudian PLKB juga agar dapat menjelaskan manfaat vasektomiuntuk dapat meyakinkan para pasangan dan keluarga calonakseptor vasektomi.

Daftar PustakaArikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Ban, A. W. Van Den, & Hawkins, H. S. (1999). Penyuluhan Pertanian.Yogyakarta: Kanisius

BKKBN. (1997). Pengetahuan Dasar Program Keluarga Berencana BagiMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Perguruan Tinggi.Jakarta: BKKBN

Cangara, Hafied. (2013). Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta:Rajawali Pers

Chadwick A. Bruce, Howard M. Bahr, Stan L.Albrect. (1991). MetodePenelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. IKIP Semarang Press

Ekarini, Sri Madya. (2008). Analisis faktor-faktor yang berpengaruhterhadap partisipasi pria dalam keluarga berencana di kecamatansolo kabupaten Boyolali. Situs :https://www.scribd.com/doc/50264832/Partisipasi-Pria-dalam-berKB diakses 06 juli 2016 pukul 15.15 Wib.

Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi: DisertaiContoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising,

Page 138: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3316-3333

3333

ISSN 0853 - 0203

Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: KencanaPrenada Media Group

Nasution, Zulkarimein. (1990). Prinsip-Prinsip Komunikasi UntukPenyuluhan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia

Noviawati, Setya & Sujiyatini. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KBTerkini. Jogjakarta: Nuha Modika

Pahlupi, Riza. (2012). Hubungan antara kegiatan penyuluhan programkeluarga berencana (KB) dengan perubahan sikap pendudukkabupaten garut. Ejurnal mahasiswa universitas padjajaran vol.1no.1. Situs: http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/1479.Diakses 4 April 2016 pukul 20.15 Wib

Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis (Cetakankesembilan). Bandung: Alfabeta

Sarjono, Haryadi & Winda, Julianita. (2011). SPSS VS LISRELL: Sebuahpengantar, aplikasi untuk riset. Jakarta: Salemba Empat

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1995). Metode PenelitianSurvai. Jakarta: PT Pustaka LP3S Indonesia

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif : DilengkapiPerbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : Prenada

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta

Page 139: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3334ISSN 0853 - 0203

Siasat Kesantunan Berbahasa Mahasiswa- Mahasiswi dalamMengungkapkan Pendapat di Kelas Fakultas Sastra

Universitas Methodist Indonesia

Elita Modesta Br Sembiring, SS., M.Hum(1), Karana Jaya Tarigan, SS., M.Hum(2)

Universitas Methodist Indonesia(1).(2)

e-mail: [email protected]

AbstractThe aim of the research is to find out the politeness strategies used by TheStudents of Letters Faculty of The Methodist University of Indonesia in askingand giving questions. Students come from different background. Etnic,religion, and culture are their different. By knowing the politeness incommunication, it may maintain the harmonious relationship among them.The research was done in the class of Letters Faculty of The MethodistUniversity of Indonesia. The subjectas are the Letters Faculty in the fifthsemester in 2017. The research uses qualitative research by observing andrecording the utterances of the students. The result shows that students usepoliteness in asking and giving questions. Their utterances are polite by usingsome strategies of politeness. The utterances such as ‘guys’, ‘wanna’, ‘friend’,‘thank you’ and ‘sorry’ are the utterances of the the students in creating theharmonious relationship. There are four types of politeness strategies used bystudents. They are bald on record strategy 58.6%, positive strategy 34.1%,negative strategy 4.9% and off record strategy 2.4%. The dominant type ofpoliteness is bald on record strategy. It shows that students try to minimize thedistance between them. As the students in the class, they are not different oneanother. For the reason they speak directly and to the point.

Key words: politeness, strategy, students

I. PENDAHULUAN

Universitas Methodist Indonesia adalah Universitas swasta terkemukadi Sumatera Utara. Universitas ini memberikan sumbangan berupa pendidikanyang dikenal cukup baik dan bermartabat tidak hanya di Sumatera Utaranamun juga di pulau Sumatera. Sebagai universitas yang dikenal luas, tentusaja universitas ini didatangi oleh mahasiswa dan mahasiswi yangberanekaragam latar belakang seperti halnya Sumatera Utara terdiri dariberanekaragam suku, agama dan budaya. Hal ini dapat dilihat dengan jelas diUniversitas Methodist Indonesia yang terdiri dari beranekaragam mahasiswayang datang dari beranekaragam suku, seperti suku Batak Toba, Batak Karo,Batak Simalungun, Pakpak. Nias, Tionghoa, Jawa dan India.

Page 140: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3335ISSN 0853 - 0203

Dengan beranekaragamnya latar belakang mahasiswa dan mahasiswidi universitas ini, kemungkinan terjadinya kesalahpahaman semakin besarterjadi. Kebiasaan, budaya, bahasa serta tingkah laku yang berbeda menjadipemicu munculnya konflik. Hal ini terjadi karena sesuatu yang dianggap biasaatau bernilai sopan bagi satu mahasiswa dapat ditanggapi tidak biasa ataubernilai tidak sopan bagi mahasiswa lainnya. Salah satu bentuk kesantunandapat diwujudkan dalam kesantunan berbahasa. Kesantunan (politeness),kesopansantunan atau etiket adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlakudalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkandan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunansekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karenaitu, kesantunan ini biasa disebut ‘tatakrama’.

Berdasarkan penjelasan di atas, masalah penelitian dirumuskansebagai berikut: (1) Bagaimanakah mahasiswa-mahasiswi merealisasikansiasat kesantunan berbahasa dalam mengungkapkan dan menanggapipendapat di dalam kelas?, (2) Siasat kesantunan apakah yang digunakanmahasiswa-mahasiswi dalam mengungkapkan pendapat di dalam kelas?, (3)Siasat kesantunan apakah yang paling sering digunakan mahasiswa-mahasiswi dalam menanggapi pendapat di kelas dan mengapa demikian?

Adapun tujuan penelitian ini yakni untuk menggambarkan siasatkesantunan mahasiswa-mahasiswi dalam mengungkapkan dan menanggapipendapat di kelas, serta ntuk mengetahui siasat kesantunan mahasiswa-mahasiswi dalam mengungkapkan dan menanggapi pendapat di dalam kelasserta alasan penggunaan siasat kesantunan tersebut.

Kesantunan

Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakatibersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligusmenjadi persyaratan yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu,kesantunan ini biasa disebut “tatakrama” (Sibarani, 2004:170).

Kesantunan dapat dilihat dari berbagai segi dalam pergaulan sehari-hari (Edward, 1985). Pertama, kesantunan memperlihatkan sikap yangmengandung nilai sopan santun atau etiket dalam pergaulan sehari- hari.Kedua, kesantunan sangat kontekstual, yakni berlaku dalam masyarakat,tempat atau situasi tertentu, tetapi belum tentu berlaku bagi masyarakat,tempat atau situasi lain. Ketiga, kesantunan selalu bipolar, yaitu memilikihubungan dua kutub, seperti antara anak dan orangtua, antara orang yangmasih muda dan orang yang lebih tua, antara tuan rumah dan tamu, antara priadan wanita, antara murid dan guru, dan sebagainya. Keempat, kesantunan

Page 141: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3336ISSN 0853 - 0203

tercermin dalam cara berpakaian (berbusana), cara berbuat (bertindak) dancara bertutur (berbahasa). Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacaraberkomunikasi lewat tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketikaberkomunikasi, kita tunduk pada norma-norma budaya, tidak hanya sekedarmenyampaikan ide yang kita pikirkan. Tatacara berbahasa harus sesuai denganunsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakat tempat hidup dandipergunakannya suatu bahasa dalam berkomunikasi. Apabila tatacaraberbahasa seseorang tidak sesuai dengan norma-norma budaya, maka ia akanmendapatkan nilai negatif, misalnya dituduh sebagai orang yang sombong,angkuh, tak acuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak berbudaya (Sibarani,2004:170).

Kesantunan Berbahasa

Kesantunan berbahasa adalah sebagai strategi menghindarimengancam muka orang lain. Kesantunan berbahasa merupakan upayamemenuhi wajah positif dan wajah negatif individu peserta berkomunikasi.Wajah positif adalah keinginan seseorang untuk diterima dan dihargai. Wajahnegatif adalah keinginan seseorang untuk tidak diganggu, Brown danLevinson (1987:80). Ada 25 siasat kesantunan berbahasa yang menjadi siasatuntuk memenuhi keinginan wajah negatif dan wajah positif. Strategikesantunan berbahasa positif, dirinci ke dalam 15 sub kategori: 1) memberiperhatian (notice); 2) melebihkan dalam memberikan komentar atau pujian(exaggerate); 3) menegaskan (intensify); 4) menggunakan penanda sebagaianggota kelompok yang sama (use in-group identity markers); 5)mengupayakan kesepakatan (seek agreement); 6) menghindari perbedaanpendapat (avoid disagreement); 7) mengisyaratkan kesamaan pandangan(presuppose common ground); 8) menggunakan lelucon (joke); 9)menampilkan pengetahuan penutur dan mempertimbangkan keinginanpenutur (assert S’ knowledge and concern for H’s wants); 10) menawarkan,berjanji (offer, promise); 11) bersikap optimis (be optimistic); 12)menyertakan penutur dan petutur dalam kegiatan (include both S and H in theactivity); 13) memberi atau meminta alasan (give reasons); 14) menerima ataumenampilkan sikap timbal balik atau saling (assume or assert reciprocity); 15)memberi hadiah kepada petutur (give gifts to H) (Brown dan Levinson,1987:101-128). Strategi kesantunan berbahasa negatif terdiri dari 10 strategi,yakni: (1) Menggunakan ujaran tidak langsung (be conventionally indirect);(2) Pertanyaan, kalimat berpagar (question, hedge); (3) Bersikap pesimis (bepessimistic); (4) Meminimalkan tekanan (minimize imposition); (5)Memberikan penghormatan (give deference); (6) Meminta maaf (apologize),(7)Menghindarkan penggunaan kata ‘Saya’ dan ‘Kamu’ (impersonalize S danH: avoid the pronouns ‘I’ and ‘You’); (8) Menyatakan tindakan pengancaman

Page 142: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3337ISSN 0853 - 0203

muka sebagai aturan yang bersifat umum (state the FTA as a general rule);(9) Nominalisasi (nominalize); (10) Menyatakan terus terang penuturberhutang budi kepada petutur (go on records) (Brown dan Levinson, 1987:109-209).

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan deskriptif kualitatif(Bogdan and Biklen, 1982). Adapun metode yang digunakan adalah denganpengamatan (observing) dan perekaman (recording). Penelitian ini akandilakukan di kelas perkuliahan Mahasiswa Fakultas Sastra UniversitasMethodist Indonesia pada program Sastra Inggris dengan mata kuliah CrossCultural Understanding. Subjek penelitian ini adalah 3 (tiga) kelas mahasiswadi program studi Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas MethodistIndonesia. Adapun jumlah mahasiswa adalah 70 orang mahasiswa yang terdiridari kelas A (22 orang), kelas B (25 orang) dan kelas C (23 orang).Pengambilan data dilakukan dengan mengikuti pedoman observasiselanjutnya dilakukan perekaman serta pencatatan. Kemudian data dianalisisdengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui siasat kesantunanyang digunakan masing-masing mahasiswa.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini adalah tuturan dari aktifitas mahasiswa saatmengungkapkan dan menanggapi pendapat di Kelas Fakultas SastraUniversitas Methodist Indonesia dengan kurun waktu Mei sampai dengan Juli2017. Adapun jumlah data yang dianalisis sebanyak 41 tuturan. Data tersebutdianalisis berdasarkan strategi kesantunan Brown dan Levinson. Dari hasildata analisis ditemukan empat jenis strategi kesantunan yang diaplikasikanoleh mahasiswa dalam mengungkapkan dan menanggapi pendapat yangmengandung kaidah strategi kesantunan bebahasa.

Mahasiswa dapat memanfaatkan hal ini untuk saling memberikanpendapat masing-masing, berupa pujian, kritikan, saran, ucapan terimakasih,meminta maaf serta hal lain yang dapat menunjukkan bahwa sebagaimahasiswa mereka memang telah secara matang dan percaya diri memberikanpendapat serta menanggapi pendapat orang lain dengan cara yang baik danlayak.

Page 143: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3338ISSN 0853 - 0203

b. Analisis Data

Hasil penelitian terhadap kesantunan berbahasa dalammengungkapkan dan menaggapi pendapat di kelas Fakultas Sastra UniversitasMethodist Indonesia adalah seperti analisis yang dijelaskan di bawah ini untukmasing-masing contoh siasat kesantunan.

1. Strategi Kesantunan Berbicara Langsung (bald on record)

Tuturan yang dianalisis yaitu tuturan yang bertanya dan yangmenanggapi. Pada setiap tuturan ditandai dengan inisial Q yaitu yang bertanya(questioner) dan A untuk yang menanggapi (Answer).

1. A : Ok Olivia, I will answer your question about culture shock. In myopinion, culture shock happened to me in my boarding house in Parangras. The people in Parang ras, al of the people are Karonese. Then, whenI buy something I say “buk” but they say “dont say buk but bik”. Thenthey say kam not kau. For the kam is polite and kau is not polite.(Ok Olivia, saya akan menjawab pertanyaan anda tentang culture shock.Menurut pendapat saya culture shock terjadi pada saya di rumah kos sayadi Parang ras. Orang – orang di situ adalah mayoritas orang karo. Terus,ketika saya membeli sesuatu saya katakan buk dan mereka bilang bukanbuk tapi bik. Dan mereka bilang gunakan kam bukan kau. Bagi merekakam adalah sopan dan kau adalah kasar).

Pada tuturan (1) di atas menunjukkan bahwa penutur berusahamemberikan penjelasan terhadap mitra tutur. Penjelasan yang diberikan untukmengurangi kebingungan dan ketidakpahaman mitra tutur secara langsung.

2. Strategi Kesantunan Positif25. A : Ok Olivia, I will answer your question about culture shock. In my

opinion, culture shock happened to me in my boarding house in Parangras. The people in Parang ras, al of the people are Karonese. Then,when I buy something I say “buk” but they say “dont say buk but bik”.Then they say kam not kau. For the kam is polite and kau is not polite.(Ok Olivia, saya akan menjawab pertanyaan anda tentang culture

shock. Menurut pendapat saya culture shock terjadi pada saya di rumahkos saya di Parang ras. Orang – orang di situ adalah mayoritas orangkaro. Terus, ketika saya membeli sesuatu saya katakan buk dan merekabilang bukan buk tapi bik. Dan mereka bilang gunakan kam bukan kau.Bagi mereka kam adalah sopan dan kau adalah kasar).

Cara bertutur dalam tuturan (25) Olivia, adalah strategi kesantunanpositif dengan sub kategori yaitu menggunakan penanda sebagai anggota

Page 144: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3339ISSN 0853 - 0203

kelompok yang sama (use in-group identity markers) (bentuk sapaan, dialek,jargon atau slang).

3. Strategi Kesantunan Negatif39. A : Ok, thank you, different culture terjadi di Aceh. Beda dengan

disini Medan.(ok, thank you, different culture happenned in Aceh. Different fromhere Medan.negative).

Tuturan “Thank you” dalam tuturan yang dituturkan oleh penuturyakni mahasiswa merupakan strategi kesantunan yang masuk ke dalamkesantunan negatif.

4. Strategi Kesantunan tidak langsung (off record strategy)41 A : I can answer no ask.

( saya bisa menjawab bukan bertanya)

Pada tuturan ini terdapat strategi kesantunan berbahasa tidaklangsung. I can answer no ask. Merupakan pernyataan penutur untuk menolakbertanya namun bersedia menjawab jika ditanya. Penutur tidak secaralangsung menolak untuk memberikan pertanyaan namun penutur inginmenghindari membuat pertanyaan dengan ingin lebih menjawab. Dengan katalain secara tidak langsung menolak untuk memberi pertanyaan.

Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan analisa data di atasadalah:

1. Mahasiswa menggunakan strategi kesantunan berbahasa seperti yangdikemukakan oleh Brown dan Levinson dalam mengungkapkan danmenanggapi pendapat di Kelas Fakultas Sastra Universitas MethodistIndonesia. Mengikutsertakan mitra tutur, memberikan alasan,menghindari kesalah pahaman dengan kata maaf serta memberikan kataterima kasih adalah bentuk kesantunan yang digunakan mahasiswa dalammengungkapkan dan menanggapi pendapat. Kesantunan tidak hanyadilihat dari kata – kata namun juga dari tindakan. Dari hasil peneilitiandiperoleh bahwa mahasiswa meskipun menggunakan kesantunan dalamberkata-kata namun tidak demikian dengan tindakan. Ada beberapatindakan mahasiswa yang menunjukkan bahwa mahasiswa tidak santundalam tindakan. Beberapa diantaranya adalah saat berbicara, mahasiswatidak segan sambil mengeluskan rambut, sesekali melemparkan lidah dansenyuman, ada beberapa mahasiswa yang tidak berdiri ketika inginmenyampaikan sehingga saat berbicara terkesan sangat sepele. Dalammendengarkan pendapat mahasiswa yang lain, mahasiswa tidak seganmenggoyang-goyangkan kaki sambil memutar-mutarnya. Sebahagian

Page 145: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3340ISSN 0853 - 0203

mereka menyandarkan diri ke kursi seperti tidak ada semangatmendengarkan.

2. Terdapat empat jenis kesantunan berbahasa yang dipaparkan, mahasiswamenggunakan keempat kesantunan bahasa tersebut dalammengungkapkan dan menanggapi pendapat. Adapun masing – masingkesantunan berbahasa tersebut adalah kesantunan berbahasa langsung(58.6%), kesantunan berbahasa positif (34.1%), kesantunan berbahasanegatif (4.9%) dan kesantunan berbahasa tidak langsung (2.4%).

3. Dilihat dari persentase penggunaan keempat jenis kesantunan makakesantunan berbahasa langsung (bald on record) yang paling dominandilakukan yakni 58.6 %. Adapun maksudnya adalah bahwa dalamberkomunikasi meskipun di situasi formal seperti di dalam kelas, namunhubungan antara penutur dan mitra tutur dalam hal ini adalah sama-samasebagai mahasiswa. Kedekatan hubungan antara mereka membuatkemunikasi mereka juga tidak terbatas artinya mereka bebas berbicaralangsung karena mereka tidak mempunyai batasan satu sama lain. Alasanitulah yang membuat mahasiswa satu dengan yang lain berbicara langsung(to the point).

Pembahasan

Kesantunan berbahasa seperti yang dipaparkan oleh Brown, Penelopeand S.C. Levinson. (1987 : 1) menjadi acuan dalam penelitian ini. Adapunteori tersebut mengungkapkan empat kesantunan berbahasa yang umumnyadigunakan oleh masyarakat di berbagai negara yang berbeda-beda. Dilihat darihasil penelitian tersebut terbukti bahwa mahasiswa di kelas Fakultas SastraUniversitas Methodist Indonesia menggunakan keempat kesantunanberbahasa tersebut. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung teoriyang dipaparkan oleh Brown dan Levinson.

Jika ditilik dari makna kesantunan bahwa kesantunan bukanlah sebuahkata-kata saja namun juga dengan tindakan seperti yang dipaparkan Raatmadalam mendukung teori yang dipaparkan oleh Bayraktaroglu, A and Sifianou,M. (2001) bahwa menjadi santun harus dengan kata diikuti dengan tindakan“You can be polite in both your words and actions”. Dilihat dari hasilpenelitian terhadap mahasiswa kata-kata santun tidak diikuti dengan tindakanyang sopan dan santun. Ini terlihat dalam rekaman video kesantunanberbahasa mahasiswa di kelas. Mahasiswa saat mengungkapkan pendapattidak dibarengi dengan tindakan yang santun. Terlihat mahasiswa berbicarasambil menggoyang-goyangkan kaki, menarik-narik rambut bahkan sambilduduk memberi dan menanggapi pendapat cara duduk mereka tidak sopan,kaki terbentang menunjukkan ketidaksiapan berbicara dan menanggapi. Hal

Page 146: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3341ISSN 0853 - 0203

ini terlihat lebih seronok karena dalam situasi yang formal dibuat seperti disituasi tidak formal.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa santun tidak hanya dalamberbicara namun juga bertingkahlaku. Jika Brown dan Levinson lebihmengutamakan kesantunan berbahasa dalam ungkapan maka peneliti dalamhal ini ingin menambahkan bahwa berkomunikasi tidak cukup hanya dengankata-kata namun juga dengan tindakan seperti yang dipaparkan oleh Raatmadalam mendukung teori yang dipaparkan oleh Bayraktaroglu, A and Sifianou,M. (2001).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa menggunakan strategi kesantunan berbahasa dalammengungkapkan dan menanggapi pendapat di Kelas Fakultas SastraUniversitas Methodist Indonesia. Kerjasama yang baik antaramahasiswa sebagai penutur dan mitra tutur menciptakan keharmonisandalam proses belajar mengajar, penggunaan kata slang seperti ;guys’,‘wanna’, ‘friend’ serta ungkapan ‘terimakasih’ dan ‘maaf’ adalahbentuk tuturan yang membuat keharmonisan berkomunikasi dalammengungkapkan dan menanggapi pendapat dalam proses belajarmengajar.

2. Terdapat 4 strategi kesantunan menurut teori Brown dan Levinsondengan rincian strategi kesantunan berbicara langsung terdiri dari58.6% bentuk tuturan, strategi kesantunan positif terdiri dari 34.1%tuturan, strategi kesantunan negatif 4.9% serta strategi kesantunantidak langsung 2.4%.

3. Mahasiswa menggunakan kesantunan langsung dalammengungkapkan dan menanggapi pendapat. Kesantunan berbahasalangsung menjadi paling dominan dalam penelitian ini. Paling menarikbahwa dalam berkomunikasi meskipun di situasi formal seperti didalam kelas, namun hubungan antara penutur dan mitra tutur dalam halini adalah sama-sama sebagai mahasiswa tetap terjaga dan terkesanbersahabat. Kedekatan hubungan antara mereka membuat komunikasimereka juga tidak terbatas artinya mereka bebas berbicara langsungkarena mereka tidak mempunyai batasan satu sama lain.

4. Kesantunan tidak hanya dilihat dari kata – kata namun juga daritindakan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mahasiswa meskipunmenggunakan kesantunan dalam berkata-kata namun tidak demikian

Page 147: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3342ISSN 0853 - 0203

dengan tindakan. Ada beberapa tindakan mahasiswa yangmenunjukkan bahwa mahasiswa tidak santun dalam tindakan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

1. Dengan melihat hasil penelitian maka peneliti menyarankan agardalam berkomunikasi baik situasi formal maupun informal,kesantunan tetap menjadi kunci utama. Dengan hasil ini, penelitimenyarankan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahanajar khususnya di bidang bahasa kajian sosiolinguistik.

2. Dalam berkomunikasi hendaknya tidak hanya santun dalam kata – katanamun juga dalam tindakan (being polite in words and action).

3. Tidak hanya mahasiswa, dosen juga diharapkan menggunakankesantunan dalam kata dan tindakan dalam berkomunikasi. Agarhubungan tetap harmonis maka gunakanlah kesantunan dalamberkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Austin, J. 1962. How to Do Things with Words. Cambridge: HarvardUniversity Press

Bayraktaroglu, A and Sifianou, M. 2001, Linguistic Politeness: the case ofGreek and Turkish, USA: John Benjamins B.V.

Bogdan, R.C and S.K Biklen (1982). Qualitative Research for Education.Syracuse University. United State of America. Allyn and Bacon

Brown, Penelope and S.C. Levinson. (1987). Politeness: Universal inLanguage Usage. Cambridge: Cambridge University Press.

Fraser, B. 1990. Face threatening ect. Computational Linguistics.Cambridge: Cambridge University Press.

Geertz, C. 1960. The Religion of Java, Glencoe, Illionis: The Free Press

Ginting, Siti Aisyah. 2007. Kesantunan Dalam Upacara Perkawinan“Angantin Manuk”. Jurnal Linguistik Terapan Pascasarjana UNIMED.Vol.4.No.2. p.21-28

Page 148: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3334-3343

3343ISSN 0853 - 0203

Gunarwan, Asim. 1994. Kesantunan Negatif di Kalangan DwibahasawanIndonesia-Jawa di Jakarta: Kajian Sosiopragmatik. PELLBA 7Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya: Kelima. BahasaBudaya. Penyunting Bambang Kaswanti Purwo. Jakarta: LembagaBahasa UNIKA Atma Jaya

Held, G.1996. ‘Two Polite Speech Acts in Contrastive view: aspects of therealization of requesting and thanking in French and Italian’. Berlin:de Gruyter

Lakoff dan Ide. 2005. Broadening the Horizon of Linguistic Politeness.USA: John Benjamins

Murni, S dan Deborah. 2006. Strategies of Politeness in Short MessageLanguage. Medan: Kumpulan Makalah Pertemuan Linguistik Utara 5(4-5 Desember 2006)

Sembiring, Elita. 2012. Politeness Strategies Used in Karoness WeddingCeremony “Cabur Bulung”. Jurnal Linguistik Terapan PascasarjanaUNIMED Vol.7.No.1. p.25-30

Sianturi, Srisofian. 2012. Politeness Strategies Used by Batak TobaTeenagers. Jurnal Linguistik Terapan Pascasarjana UNIMEDVol.7.No.1. p.31-36

Sibarani, Robert. 2004. Kesantunan Bahasa. Antropolinguistik. Medan:Penerbit Poda

Page 149: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3344ISSN 0853 - 0203

ANALISIS ALGORITMA MFCC UNTUK PENGENALANPOLA KUNCI GITAR MELALUI SUARA

Matra Prima Situmeang1

Dr. Syahril Efendi, S.Si, M.ITProf. Dr. Drs. Iryanto, M.Si.

1. Program Studi S2 Ilmu Komputer Fasilkom-TI ,2. Universitas Sumatera Utara, Indonesia

ABSTRACT

The complexity of MFCC computation result in the decrease of itscomputation speed. This fact has coused the emergence of researchest that arerelated to its computation’s acceleration of computing. Among these studies,Efficient MFCC algorithm in which the efficiency of this study performed onstage hamming window. Other study is MFCC Enhancement offers somestudies on the opportunities to improve the MFCC algorithm.

This study is included as an effort to accelerate the MFCC algorithmcomputation, where the acceleration of parallelization of computing is done instages with Fast Fourier Transform (FFT). Logically, FFT parallelization willspeed up the computation.

This study has found that in the trials for each chord A-Major, B-Major,C-Major, D-Major, E-Major, F-Major and G-Major with the variation of pulsecode modulation (PCM) 16 bit, and 32-bit, as well as the number of framesper second, 48,000, 88,200, and 96,000, the FFT-Parallel can speed up MFCCby 3 times faster (on average) than the MFCC which uses FFT-Serial.

Keywords : MFCC, Mel Frequency, Paralel Processing, Fast FourierTransform, Chord, Guitar

1. PENDAHULUAN2.1. Latar Belakang

Mel Frequency Ceptral Coeficient (MFCC) merupakan algoritma dalammengekstraksi ciri (feature extraction, FE) dari suara. (Muda, L. et al 2010).Representasi dari hasil FE adalah sebuah matrik vektor ciri. Algoritma MFCCini dibuat berdasarkan sistem persepsi pendengaran manusia. (Tiwari, V.2010). Selain MFCC, masih terdapat alagoritma FE seperti Liniear PredictiveCeptral Coefficient (LPCC), Bark Frequency Ceptral Coeficient (BFCC)dalam konteks pengenalan suara (voice recognition, VR) (Gulzar, T et al2014). Analisis Performansi MFCC dan LPCC (Rana M. et al 2014)menyimpulkan bahwa performansi MFCC lebih baik dibanding denganLPCC.

Page 150: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3345ISSN 0853 - 0203

2.2. MasalahWalaupun algoritma MFCC merupakan yang terbaik dibanding dengan

LPCC, dan BFCC dalam mengenal pola kord gitar, namun kompleksitaskomputasinya berimplikasi terhadap kecepatan eksekusi MFCC. Upayapercepatan komputasi pada algoritma MFCC merupakan topik penelitianOleh karena itu, penelitian percepatan komputasi pada tahapan FFT dilakukansecara parallel, sehingga diharapkan, paralelisasi FFT secara logis akanmenambah kecepatan komputasi (speed up, SU).2.3. Tinjauan Pustaka1.3.1. Mel-Frequency Cepstrum Coefficients (MFCCs)

Mel-frequency Cepstrum coefficient merupakan metode yang palingdikenal dan paling banyak digunakan pada bidang ekstraksi fitur suara(Tiwari, V. 2010). MFC (Mel-Frequency Cepstrum) memetakan komponenfrekuensi dengan mengunakan skala Mel yang dimodelkan berdasarkanpersepsi suara dari kuping manusia. Mel-frequency cepstrum mewakilispectrum jangka pendek dari suara mengunakan linear cosine transform darilog dari sebuah spectrum skala mel.

MFCC merupakan parameter domain frekuensi yang lebih konsisten danakurat daripada fitur domain waktu. Langkah – langkah untuk menghitungMFCC:

Tahapan – tahapan FE dari suara menjadi sebuah koefisien dalamalgoritma MFCC (Chakraborty, K. et al 2014) adalah Pre Emphasis,Sampling dan Windowing, Fast Fourier Transform (FFT), Mel Filter Bank(MFB), dan Discrete Cosine Transform (Dhingra, S. D. et al 2013). Tahapanproses lainya FE diperlihatkan pada Gambar 1 (Muda, L. et al 2010).

Gambar 1. Tahapan Proses MFCC (Sumber : Tiwari, V. 2010)

1.3.2. Komputasi ParalelPada lingkup komputasi Paralel dikenal Hukum Amdahl yang

menjelaskan bahwa dari T1 (waktu yg dibutuhkan menjalankan pekerjaandalam satu komputer) tadi, ada sebagian yg tidak bisa diparalelkan. Untuk

Page 151: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3346ISSN 0853 - 0203

menyatakan ini kita gunakan notasi α dimana 0 ≤ α ≤ 1 menunjukkanberapa bagian dari T1 yang tidak bisa dijadikan paralel (atau bagian serial dari

program ini). Maka kita ketahui α * T1 adalah waktu yg tidak akan

terpengaruh oleh bertambahnya prosesor yang digunakan (a). Sisanya (1-α)

* T1 adalah waktu yang akan berkurang menjadi( ) ∗

bila kita

menggunakan prosesor tambahan (b). Sehingga waktu total yangdibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan dalam prosesor adalah (a) + (b)atau : = ∗+ ( − ) ∗Di mana : N = jumlah prosesor

T1 = Total waktu yang dibutuhkan proses dengan 1 prosesor.TN = Total waktu yang dibutuhkan proses parallel dengan N prosesor.

α = Bagian dari T1 yang tidak bisa dijadikan parallel, 0 ≤ α ≤ 1Dengan substitusi kedua persamaan tersebut maka peningkatan kecepatan

yang kita peroleh dari persamaan adalah :

= ∗ + ( − ) ∗1.3.3. Kunci Gitar

Kunci Gitar sering disebut Kord (Hewitt, M., 2008) adalah kelompoknot dari suatu Skala yang dimainkan secara bersamaan dan memberikanharmoni. Sebuah contoh adalah Kord C mayor yamg terdiri dari not C, E danG. Kord ini terdiri dari tiga buah not sehingga disebut dengan triad. Pada triadini, not C disebut sebagai root, not E sebagai third, dan not G sebagai fifth.Karena terdapat 7 buah not dalam Skala maka terdapat 7 buah triad mayoryaitu : C mayor, D mayor, E mayor, F mayor, G mayor, A mayor, dan Bmayor.2.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan bahwa paralelisasiFFT dapat mempercepat proses komputasi pada proses MFCC.

2. METODE PENELITIANDalam penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan diperlihatkan

secara flowchart pada Gambar 2.

Page 152: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3347ISSN 0853 - 0203

Gambar 2 Alur Metode Penelitian.2.1. Alat PenelitianAlat yang digunakan pada penelitian ini adalah :Sistem Operasi Windows 7Ultimate 32 bit, 6.1. build 7601, Komputer HP 431 Intel core i3, 2230M [email protected] GHz (4 CPUs) ~2.20GHz, memory 2048 MB RAM. SoftwarePropgramming Language MATLAB R2015a, Audacity 2.1.2 Music Editor2.2. Pengumpulan Data Chord

Pengumpulan data menggunakan metode studi literatur, yaitumengumpulkan data dari buku-buku referensi, modul-modul yang relevandengan objek permasalahan, serta menggunakan metode studi observasi, yaitudengan mengumpulkan data chord gitar yang sudah tersedia yaitu A-mayor,B-mayor, C-mayor, D-mayor, E-mayor, F-mayor, dan G-mayor yang tersediapada http://freesound.org.Untuk Pulse Code Modulation (PCM) yangdiartikan sebagai teknik memproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digitalyang ekivalen terdiri dari 16 bit dan 32 bit. Jumlah frame per detik untukmasing masing chord adalah 48.000, 88.200, dan 96.000 frame per detik.2.3. Analisis Algoritma fft_serial dan Paralelisasi Proses FFTKomputasi fft_serial ini menggunakan Radix 2 in Frequency. Sebagaimanaalgoritmanya diperlihatkan pada Gambar 3.

Start

Pengumpulan Data Chord

Persiapan Alat Penelitian

Pengujian Chord Gitar dengan proses fft_serial

Pengujian Chord Gitar dengan proses fft_ paralel

Pembahasan

Pengambilan Kesimpulan

Selesai

Analisis Algoritma fft_serial dan Paralelisasi Proses FFT

Page 153: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3348ISSN 0853 - 0203

Gambar 3 : Algoritma Radix 2 Decimation in Frequency (rad2DIF)Proses paralelisasi fft selanjutnya disebut fft_paralel. Proses ini akan

mendapatkan bagian dari fft_serial yang dapat diparalelkan. Selanjutnya akanditentukan persentasi proses fft_serial yang dapat diparalelkan dari MFCC.Gambar 3 memperlihatkan bahwa terdapat 3 loop FOR yang ditunjukkan oleh(for 1), (for 2), dan (for 3).

Setelah ditemukan bagian fft_serial yang dapat diparalelkan makadibuatkan algoritma fft_paralel. Paralelisasi rad2DIF pada looping (for 3) iniakan memberikan percepatan komputasi (speed up) terhadap proses MFCC.Sebagai mana diketahui bahwa N merupakan power of two (Tabel 3.1) dengandemikian dapat dikatakan bahwa paralelisasi proses looping (for 3) dapatdibuat dengan kelipatan dua sepanjang N > 2. Sebab jika N=2 maka M= N/2

Input : Normal Order, An array of Length NOutput: Normal Order (Output Bits reversed) X[k]function radix2(x);

xcheck=x;p=nextpow2(length(x));x=[x zeros(1,(2^p)-length(x))];N=length(x);Index Helping for Controlling range of indices of the Butterflyat Each Stage (Shrinking)M=N/2;Number of times decimation has to occurfor stage=1:log2(N); …………………………………………………..(for -1)

Adjusting the index variations of the butterfly in each stagefor index=0:(N/(2^(stage-1))):(N-1); ……………………………….(for -2)

Within a stage, for a given index (single) as reference,develop a local Butterfly Indexfor n=0:M-1; …………………………………………………….. (for -3)

a=x(n+index+1)+ x(n+index+M+1);b=(x(n+index+1)- x(n+index+M+1)).*exp((-j*(2*pi)/N)*(2^(stage-1))*(n));x(n+1+index)=a;In place Computationx(n+M+1+index)=b;

end;end;Used for creating Butterfly Pairs (INDEXing the wings) (Shrinkage)M=M/2;

end;Bit reversing X[k] to obtain X[k] 0<k<N-1X=bitrevorder(x)Cross Check the answer using inbuilt FFTYcheck=fft(xcheck,N)

End Function

Page 154: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3349ISSN 0853 - 0203

= 2/2 = 1 yang diartikan bahwa komputasi parallel sama halnya dengankomputasi serial. Misalkan N=16 maka M = N/2 = 8 maka dapat diparalelisasidengan 4 buah proses saling parallel. Paralelisasi proses (for -3) menjadi 4buah proses yaitu (forPar -1), (forPar -2), (forPar -3), dan (forPar -4)diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4 : Paralelisasi looping (for 3)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Hasil Penelitian3.1.1. PCM dan Framing

Pada percobaan ini, chord yang digunakan adalah A-Major, B-Major, C-Major, D-Major, E-Major, F-Major, dan G-Major dan masing-masing chordmemiliki jumlah frame/detik 48,000, dan 88,200 secara berturut-turut.Sementara itu, Pulse Code Modulation (PCM) yang diartikan sebagai teknikmemproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital yang ekivalen terdiridari 16 bit dan 32 bit. Dengan memperhatikan perbedaan jumlah frame/ detikdan representasi PCM tersebut di atas maka terdapat rekord dengan jumlahbyte yang berbeda. Adapun record tersebut diperlihatkan pada Tabel 1.

Pada Tabel 1. terdapat nama file a_16_48000_.wav memiliki arti bahwachord A-Major, PCM 16 bit, Jumlah Frame/detik 48,000, jumlah byte 592,636

for n=0:1; …………………………………………………….. (forPar -1)a=x(n+index+1)+ x(n+index+M+1);b=(x(n+index+1)- x(n+index+M+1)).*exp((-j*(2*pi)/N)*(2^(stage-1))*(n));x(n+1+index)=a;x(n+M+1+index)=b;

end;for n=2:3; …………………………………………………….. (forPar -2)

a=x(n+index+1)+ x(n+index+M+1);b=(x(n+index+1)- x(n+index+M+1)).*exp((-j*(2*pi)/N)*(2^(stage-1))*(n));x(n+1+index)=a;x(n+M+1+index)=b;

end;for n=4:5; …………………………………………………….. (forPar -3)

a=x(n+index+1)+ x(n+index+M+1);b=(x(n+index+1)- x(n+index+M+1)).*exp((-j*(2*pi)/N)*(2^(stage-1))*(n));x(n+1+index)=a;x(n+M+1+index)=b;

end;for n=6:7; …………………………………………………….. (forPar -4)

a=x(n+index+1)+ x(n+index+M+1);b=(x(n+index+1)- x(n+index+M+1)).*exp((-j*(2*pi)/N)*(2^(stage-1))*(n));x(n+1+index)=a;x(n+M+1+index)=b;

end;

Page 155: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3350ISSN 0853 - 0203

dan jenis ekstensi filenya adalah WAV. Selanjutnya, untuk PCM 16 bit chordA-Major, jumlah frame 88200 adalah a_16_88200_.wav. Demikian jugahalnya dengan chord a_32_48000_.wav diartikan sebagai chord A-Major,PCM 32 bit, Jumlah Frame/detik 48,000, jumlah byte 1,185,264 dan jenisekstensi filenya adalah WAV. Dan masih terdapat chord A-Major lainnyayaitu a_16_88200_.wav.

Jika diperhatikan bahwa untuk chord A-Major dengan frame yang samanamun PCM yang berbeda maka terdapat perbedaan jumlah byte di antara keduanya di mana a_16_48000_.wav memiliki jumlah byte dua kali lipatdibanding dengan a_32_48000_.wav.Untuk chord Major lainnya seperti B-Major, C-Major, D-Major, E-Major, F-Major, dan G-Major berlaku juga pemahaman seperti A-Major.

Tabel 1. : Frame dan PCM Pada Chord Major

No. Nama File Chord PCMJumlah

Frame/detikJumlahByte

1 a_16_48000_.wav A-Major 16 bit 48.000 592.6362 a_16_88200_.wav A-Major 16 bit 88.200 1.088.9323 a_32_48000_.wav A-Major 32 bit 48.000 1.185.2644 a_32_88200_.wav A-Major 32 bit 88.200 2.177.8565 b_16_48000_.wav B-Major 16 bit 48.000 506.1486 b_16_88200_.wav B-Major 16 bit 88.200 930.0107 b_32_48000_.wav B-Major 32 bit 48.000 1.012.2888 b_32_88200_.wav B-Major 32 bit 88.200 1.860.0129 c_16_48000_.wav C-Major 16 bit 48.000 672.716

10 c_16_88200_.wav C-Major 16 bit 88.200 1.236.07811 c_32_48000_.wav C-Major 32 bit 48.000 1.345.42412 c_32_88200_.wav C-Major 32 bit 88.200 2.472.14813 d_16_48000_.wav D-Major 16 bit 48.000 727.17014 d_16_88200_.wav D-Major 16 bit 88.200 1.336.13815 d_32_48000_.wav D-Major 32 bit 48.000 1.454.33216 d_32_88200_.wav D-Major 32 bit 88.200 2.672.26817 e_16_48000_.wav E-Major 16 bit 48.000 746.38818 e_16_88200_.wav E-Major 16 bit 88.200 1.371.45219 e_32_48000_.wav E-Major 32 bit 48.000 1.492.76820 e_32_88200_.wav E-Major 32 bit 88.200 2.742.89621 f_16_48000_.wav F-Major 16 bit 48.000 570.21222 f_16_88200_.wav F-Major 16 bit 88.200 1.047.72823 f_32_48000_.wav F-Major 32 bit 48.000 1.140.416

Page 156: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3351ISSN 0853 - 0203

24 f_32_88200_.wav F-Major 32 bit 88.200 2.095.44825 g_16_48000_.wav G-Major 16 bit 48.000 602.24426 g_16_88200_.wav G-Major 16 bit 88.200 1.106.58627 g_32_48000_.wav G-Major 32 bit 48.000 1.204.48028 g_32_88200_.wav G-Major 32 bit 88.200 2.213.164

3.1.2. Hasil FFT SerialHasil uji coba proses FFT serial terhadap chord A-Major dengan PCM

16 bit, jumlah frame per detik 48.000 memperlihatkan bahwa dalam 10 kalipercobaan terdapat waktu minimum 3.9003 detik, waktu maksimum 3.9137detik, dan rerata waktu eksekusi selama 3.9087 detik dengan standard deviasi0.0042 detik. Untuk jumlah frame per detik 88.200 memperlihatkan bahwadalam 10 kali percobaan terdapat waktu minimum 7.8631 detik, waktumaksimum 8.1204 detik, dan rerata waktu eksekusi selama 7.9131 detikdengan standard deviasi 0.0754 detik. PCM 32 bit chord A-Major untukjumlah frame per detik 48.000, dan 88.200, minimumnya secara berturut turutadalah 3.8582, dan 7.9033 detik. Untuk maksimumnya 4.1315, dan 8.0784detik. Rerata 3.9669, dan 7.9756 detik dengan standard deviasi secaraberturut-turut 0.0743, dan 0.0641 detik. Hasilnya diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2. : Proses FFT Serial untuk Chord A-Major

Nama File a_16_48000 a_16_88200 a_32_48000 a_32_88200PCM 16 bit 16 bit 32 bit 32 bitJumlah Frame / det 48.000 88.200 48.000 88.200Jumlah Byte 592.636 1.088.932 1.185.264 2.177.856Waktu Eksekusi-1 3.9072 7.8960 3.8582 8.0784Waktu Eksekusi-2 3.9046 7.9184 3.9038 8.0489Waktu Eksekusi-3 3.9100 7.9242 4.0238 7.9418Waktu Eksekusi-4 3.9093 8.1204 3.9432 8.0198Waktu Eksekusi-5 3.9132 7.8987 3.9632 8.0263Waktu Eksekusi-6 3.9102 7.8774 4.1315 7.9204Waktu Eksekusi-7 3.9056 7.8734 4.0056 7.9835Waktu Eksekusi-8 3.9137 7.8811 3.9444 7.9277Waktu Eksekusi-9 3.9003 7.8778 3.9349 7.9062Waktu Eksekusi-10 3.9125 7.8631 3.9606 7.9033Rerata 3.9087 7.9131 3.9669 7.9756Minimum 3.9003 7.8631 3.8582 7.9033Maximum 3.9137 8.1204 4.1315 8.0784Standard Deviasi 0.004258377 0.075457865 0.074364774 0.064165412

Page 157: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3352ISSN 0853 - 0203

3.1.3. Hasil FFT ParalelProses FFT paralel untuk chord A-Major dengan PCM 16 bit, jumlah

frame per detik 48.000 memperlihatkan bahwa dalam 10 kali percobaanterdapat waktu minimum 1.1975 detik, waktu maksimum 1.5188 detik, danrerata waktu eksekusi selama 1.2492 detik dengan standard deviasi 0.0990detik. Untuk jumlah frame per detik 88.200 memperlihatkan bahwa dalam 10kali percobaan terdapat waktu minimum 2.1959 detik, waktu maksimum2.4328 detik, dan rerata waktu eksekusi selama 2.2434 detik dengan standarddeviasi 0.0707 detik. Proses FFT parallel PCM 32 bit chord A-Major untukjumlah frame per detik 48.000, dan 88.200 waktu minimumnya secara berturutturut adalah 1.2314, 2.2529 detik. Untuk maksimumnya 1.4501, 2.6711 detik.Rerata 1.2724, 2.3406 detik dengan standard deviasi secara berturut-turut0.0657, 0.0657 detik. Hasil diperlihatkan pada Tabel 3.

Tabel 3. : Proses FFT Paralel untuk Chord A-MajorNama File a_16_48000 a_16_88200 a_32_48000 a_32_88200

PCM 16 bit 16 bit 32 bit 32 bitJumlah Frame / det 48,000 88,200 48,000 88,200Jumlah Byte 592,636 1,088,932 1,185,264 2,177,856Waktu Eksekusi-1 1.5188 2.4328 1.4501 2.4534Waktu Eksekusi-2 1.2383 2.1959 1.2806 2.3402Waktu Eksekusi-3 1.2056 2.2554 1.2314 2.4338Waktu Eksekusi-4 1.2122 2.2714 1.2598 2.2529Waktu Eksekusi-5 1.2939 2.2002 1.2466 2.2861Waktu Eksekusi-6 1.2044 2.2186 1.2366 2.3357Waktu Eksekusi-7 1.2171 2.2094 1.2357 2.3235Waktu Eksekusi-8 1.1975 2.2185 1.2345 2.2850Waktu Eksekusi-9 1.2038 2.2057 1.2922 2.3066Waktu Eksekusi-10 1.2004 2.2264 1.2564 2.3885Rerata 1.2492 2.2434 1.2724 2.3406Minimum 1.1975 2.1959 1.2314 2.2529Maximum 1.5188 2.4328 1.4501 2.4534Standard Deviasi 0.099008 0.0707297 0.065712 0.065769

3.2. Pembahasan3.2.1. PCM 16 bit dan PCM 32 bit Dan Jumlah Byte

Pulse Code Modulation (PCM) yang diartikan sebagai teknikmemproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital yang ekivalen terdiridari 16 bit dan 32 bit. Pada Tabel 4 memperlihatkan bahwa chord A-Majoruntuk jumlah frame per detik yang sama dan untuk PCM 16 dan PCM 32memiliki Jumlah Byte yang berbeda. Tabel 4.4 baris 1 dan 2 dengan jumlahframe per detik 48.000 memperlihatkan perbedaan jumlah byte untuk PCM 32bit sebesar 1.185.264 dua kali lipat dari jumlah byte PCM 16 bit sebesar592.636. Demikian juga halnya dengan jumlah frame per detik 88.200 untuk

Page 158: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3353ISSN 0853 - 0203

PCM 32 bit sebesar 2.177.856 dua kali lipat dari jumlah byte PCM 16 bitsebesar 1.088.932.

Tabel 4. : Chord A-Major, PCM 16 bit, PCM 32 Dan Jumlah Byte

No. Nama File Chord PCMJumlah

Frame/detikJumlahByte

1 a_16_48000_.wav A-Major 16 bit 48.000 592.6362 a_32_48000_.wav A-Major 32 bit 48.000 1.185.2643 a_16_88200_.wav A-Major 16 bit 88.200 1.088.9324 a_32_88200_.wav A-Major 32 bit 88.200 2.177.856

3.2.2. Jumlah Framing Perdetik Dan Waktu Eksekusi3.2.2.1. Proses Serial

Tabel 5. memperlihatkan hasil dari 10 kali percobaan chord A-Major,PCM 16 bit, jumlah frame per detik 48.000 memiliki rerata waktu 3.9087detik, dengan waktu eksekusi minimum 3.9003 detik, waktu eksekusimaksimum 3.9137 detik, dan standard deviasi 0.004258 detik. PCM 16 bit,jumlah frame per detik 88.200 memiliki rerata waktu 7.9131 detik, denganwaktu eksekusi minimum 7.8631 detik, waktu eksekusi maksimum 8.1204detik, dan standard deviasi 0.075458 detik. PCM 32 bit, jumlah frame per detik48.000 memiliki rerata waktu 3.9669 detik, dengan waktu eksekusi minimum3.8582 detik, waktu eksekusi maksimum 4.1315 detik, dan standard deviasi0.074365 detik. PCM 32 bit, jumlah frame per detik 88.200 memiliki reratawaktu 7.9756 detik, dengan waktu eksekusi minimum 7.9033 detik, waktueksekusi maksimum 8.0784 detik, dan standard deviasi 0.064165 detik.

Tabel 5. : Proses Serial Chord A-Major, Frame Dan Rerata WaktuEksekusi

No. Nama File PCM Frame/detik Rerata Min Max Stdev1 a_16_48000_.wav 16 bit 48,000 3.9087 3.9003 3.9137 0.0042582 a_16_88200_.wav 16 bit 88,200 7.9131 7.8631 8.1204 0.0754583 a_32_48000_.wav 32 bit 48,000 3.9669 3.8582 4.1315 0.0743654 a_32_88200_.wav 32 bit 88,200 7.9756 7.9033 8.0784 0.064165

3.2.2.2. Proses ParalelTabel 6. memperlihatkan hasil dari 10 kali percobaan chord A-Major secaraparalel, PCM 16 bit, jumlah frame per detik 48.000 memiliki rerata waktu1.2492 detik, dengan waktu eksekusi minimum 1.1975 detik, waktu eksekusimaksimum 1.5188 detik, dan standard deviasi 0.099008 detik. PCM 16 bit,jumlah frame per detik 88.200 memiliki rerata waktu 2.2434 detik, denganwaktu eksekusi minimum 2.1959 detik, waktu eksekusi maksimum 2.4328detik, dan standard deviasi 0.070730 detik. PCM 32 bit, jumlah frame per detik48.000 memiliki rerata waktu 1.2724 detik, dengan waktu eksekusi minimum

Page 159: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3354ISSN 0853 - 0203

1.2314 detik, waktu eksekusi maksimum 1.4501 detik, dan standard deviasi0.065712 detik. PCM 32 bit, jumlah frame per detik 88.200 memiliki reratawaktu 2.3406 detik, dengan waktu eksekusi minimum 2.2529 detik, waktueksekusi maksimum 2.4534 detik, dan standard deviasi 0.065769 detik.Tabel 6.: Proses Paralel Chord A-Major, Frame Dan Rerata WaktuEksekusi

No. Nama File PCM Frame/detik Rerata Min Max Stdev1 a_16_48000_.wav 16 bit 48,000 1.2492 1.1975 1.5188 0.0990082 a_16_88200_.wav 16 bit 88,200 2.2434 2.1959 2.4328 0.0707303 a_32_48000_.wav 32 bit 48,000 1.2724 1.2314 1.4501 0.0657124 a_32_88200_.wav 32 bit 88,200 2.3406 2.2529 2.4534 0.065769

3.2.3. Percepatan (Speed Up)Tabel 7. memperlihatkan bahwa dalam 10 kali percobaan terhadap chord A-Major, PCM 16 bit, dan jumlah frame per detik 48.000 hasilnya menunjukkanproses paralel lebih cepat dari proses serial, di mana rerata speed up lebih daritiga kali lipat tepatnya 3.1441. serta minimum speed up adalah 2.5726 danmaksimum 3.2682.Tabel 7. : Speed Up Chord A-Major, PCM 16 bit, Jumlah

Frame/ detik 48.000Nama File a_16_48000_.wav

Speed Up

PCM 16 bit 32 bitJumlah Frame / det 48,000 48,000Jumlah Byte 592,636 592,636Proses FFT Serial FFT ParalelWaktu Eksekusi-1 3.9072 1.5188 2.5726Waktu Eksekusi-2 3.9046 1.2383 3.1532Waktu Eksekusi-3 3.9100 1.2056 3.2432Waktu Eksekusi-4 3.9093 1.2122 3.2250Waktu Eksekusi-5 3.9132 1.2939 3.0243Waktu Eksekusi-6 3.9102 1.2044 3.2466Waktu Eksekusi-7 3.9056 1.2171 3.2089Waktu Eksekusi-8 3.9137 1.1975 3.2682Waktu Eksekusi-9 3.9003 1.2038 3.2400Waktu Eksekusi-10 3.9125 1.2004 3.2593Rerata 3.9087 1.2492 3.1441Minimum 3.9003 1.1975 2.5726Maximum 3.9137 1.5188 3.2682

Page 160: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3355ISSN 0853 - 0203

Gambar 5. memperlihatkan secara grafis bahwa proses FFT-Paralellebih cepat dibandingkan dengan FFT-Serial pada A-Major,PCM 16 bit,jumlah frame per detik 48.00 untuk masing-masing percobaan. Terlihat padaGambar 5 secara grafis menegaskan bahwa untuk masing masing percobaandari 1 hingga 10 selalu terjadi speed up.

Gambar 5 : Speed Up FFT Paralel terhadap FFT serial untukChord A-Major, PCM 16 bit, Jumlah Frame per Detik 48.000

Tabel 8. memperlihatkan bahwa dalam 10 kali percobaan terhadap chordA-Major, PCM 16 bit, dan jumlah frame per detik 88.200 hasilnyamenunjukkan proses paralel lebih cepat dari proses serial, di mana rerata speedup lebih dari tiga kali lipat tepatnya 3.5300. serta minimum speed up adalah3.2456 dan maksimum 3.6060.

Tabel 8. : Speed Up Chord A-Major, PCM 16 bit, JumlahFrame/ detik 88.200

0.0000

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

2.5000

3.0000

3.5000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Percobaan ke-

Speed Up

Nama File a_16_88200_.wav

Speed Up

PCM 16 bit 16 bitJumlah Frame / det 88,200 88,200Jumlah Byte 1,088,932 1,088,932Proses FFT Serial FFT ParalelWaktu Eksekusi-1 7.8960 2.4328 3.2456Waktu Eksekusi-2 7.9184 2.1959 3.6060Waktu Eksekusi-3 7.9242 2.2554 3.5134Waktu Eksekusi-4 8.1204 2.2714 3.5751Waktu Eksekusi-5 7.8987 2.2002 3.5900

Page 161: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3356ISSN 0853 - 0203

Gambar 6. memperlihatkan secara grafis bahwa proses FFT-Paralellebih cepat dibandingkan dengan FFT-Serial pada A-Major,PCM 16 bit,jumlah frame per detik 88.200 untuk masing-masing percobaan. Terlihat padaGambar 6 secara grafis menegaskan bahwa untuk masing masing percobaandari 1 hingga 10 selalu terjadi speed up.

Gambar 6 : Speed Up FFT Paralel terhadap FFT serial untukChord A-Major, PCM 16 bit, Jumlah Frame per Detik 88.200

Tabel 9. memperlihatkan bahwa dalam 10 kali percobaan terhadap chordA-Major, PCM 16 bit, dan jumlah frame per detik 96.000 hasilnyamenunjukkan proses paralel lebih cepat dari proses serial, di mana rerata speedup lebih dari tiga kali lipat tepatnya 3.2992. serta minimum speed up adalah1.6042 dan maksimum 3.8361.

3.00003.10003.20003.30003.40003.50003.60003.7000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Percobaan ke-

Speed Up

Waktu Eksekusi-6 7.8774 2.2186 3.5506Waktu Eksekusi-7 7.8734 2.2094 3.5636Waktu Eksekusi-8 7.8811 2.2185 3.5524Waktu Eksekusi-9 7.8778 2.2057 3.5716Waktu Eksekusi-10 7.8631 2.2264 3.5318Rerata 7.9131 2.2434 3.5300Minimum 7.8631 2.1959 3.2456Maximum 8.1204 2.4328 3.6060

Page 162: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3357ISSN 0853 - 0203

Tabel 9. : Speed Up Chord A-Major, PCM 16 bit,Jumlah Frame/ detik 96.000

Nama File a_16_96000_.wav

Speed Up

PCM 16 bit 16 bitJumlah Frame / det 96,000 96,000Jumlah Byte 1,185,228 1,185,228Proses FFT Serial FFT ParalelWaktu Eksekusi-1 7.9411 2.4257 3.2737Waktu Eksekusi-2 7.9388 2.2539 3.5223Waktu Eksekusi-3 7.8614 4.9004 1.6042Waktu Eksekusi-4 7.9167 2.2622 3.4996Waktu Eksekusi-5 7.9570 2.2757 3.4965Waktu Eksekusi-6 8.1605 2.3145 3.5258Waktu Eksekusi-7 8.8856 2.3163 3.8361Waktu Eksekusi-8 7.9846 2.3222 3.4384Waktu Eksekusi-9 7.8709 2.2877 3.4405Waktu Eksekusi-10 7.9513 2.3698 3.3553Rerata 8.0468 2.5728 3.2992Minimum 7.8614 2.2539 1.6042Maximum 8.8856 4.9004 3.8361

Gambar 7. memperlihatkan secara grafis bahwa proses FFT-Paralellebih cepat dibandingkan dengan FFT-Serial pada A-Major, PCM 16 bit,jumlah frame per detik 96.000 untuk masing-masing percobaan. Terlihat padaGambar 7 secara grafis menegaskan bahwa untuk masing masing percobaandari 1 hingga 10 selalu terjadi speed up.

Gambar 7 : Speed Up FFT Paralel terhadap FFT serial untukChord A-Major, PCM 16 bit, Jumlah Frame per Detik 96.000

0.00001.00002.00003.00004.00005.0000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Percobaan ke

Speed Up

Page 163: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3358ISSN 0853 - 0203

Tabel 10. memperlihatkan bahwa dalam 10 kali percobaan terhadapchord A-Major, PCM 32 bit, dan jumlah frame per detik 48.000 hasilnyamenunjukkan proses paralel lebih cepat dari proses serial, di mana rerata speedup lebih dari tiga kali lipat tepatnya 3.1261. serta minimum speed up adalah2.6606 dan maksimum 3.3410.

Tabel 10. : Speed Up Chord A-Major, PCM 32 bit,Jumlah Frame/ detik 48.000

Nama File a_32_48000_.wav

SpeedUp

PCM 32 bit 32 bitJumlah Frame / det 48,000 48,000Jumlah Byte 1,185,264 1,185,264Proses FFT Serial FFT ParalelWaktu Eksekusi-1 3.8582 1.4501 2.6606Waktu Eksekusi-2 3.9038 1.2806 3.0484Waktu Eksekusi-3 4.0238 1.2314 3.2677Waktu Eksekusi-4 3.9432 1.2598 3.1300Waktu Eksekusi-5 3.9632 1.2466 3.1792Waktu Eksekusi-6 4.1315 1.2366 3.3410Waktu Eksekusi-7 4.0056 1.2357 3.2416Waktu Eksekusi-8 3.9444 1.2345 3.1951Waktu Eksekusi-9 3.9349 1.2922 3.0451Waktu Eksekusi-10 3.9606 1.2564 3.1523Rerata 3.9669 1.2724 3.1261Minimum 3.8582 1.2314 2.6606Maximum 4.1315 1.4501 3.3410

Gambar 8. memperlihatkan secara grafis bahwa proses FFT-Paralellebih cepat dibandingkan dengan FFT-Serial pada A-Major, PCM 32 bit,jumlah frame per detik48.000 untuk masing-masing percobaan. Terlihat padaGambar 8 secara grafis menegaskan bahwa untuk masing masing percobaandari 1 hingga 10 selalu terjadi speed up.

Page 164: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3359ISSN 0853 - 0203

Gambar 8 : Speed Up FFT Paralel terhadap FFT serial untukChord A-Major, PCM 32 bit, Jumlah Frame per Detik 48.000

Tabel 11. memperlihatkan bahwa dalam 10 kali percobaan terhadapchord A-Major, PCM 32 bit, dan jumlah frame per detik 88.200 hasilnyamenunjukkan proses paralel lebih cepat dari proses serial, di mana rerata speedup lebih dari tiga kali lipat tepatnya 3.4099. serta minimum speed up adalah3.2631 dan maksimum 3.5598.

Tabel 11. : Speed Up Chord A-Major, PCM 32 bit, JumlahFrame/ detik 88.200

Nama File a_32_88200_.wav

Speed Up

PCM 32 bit 32 bitJumlah Frame / det 88,200 88,200Jumlah Byte 2,177,856 2,177,856Proses FFT Serial FFT ParalelWaktu Eksekusi-1 8.0784 2.4534 3.2927Waktu Eksekusi-2 8.0489 2.3402 3.4394Waktu Eksekusi-3 7.9418 2.4338 3.2631Waktu Eksekusi-4 8.0198 2.2529 3.5598Waktu Eksekusi-5 8.0263 2.2861 3.5109Waktu Eksekusi-6 7.9204 2.3357 3.3910Waktu Eksekusi-7 7.9835 2.3235 3.4360Waktu Eksekusi-8 7.9277 2.2850 3.4695Waktu Eksekusi-9 7.9062 2.3066 3.4276Waktu Eksekusi-10 7.9033 2.3885 3.3089Rerata 7.9756 2.3406 3.4099Minimum 7.9033 2.2529 3.2631Maximum 8.0784 2.4534 3.5598

0.00001.00002.00003.00004.0000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Percobaan ke

Speed Up

Page 165: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3360ISSN 0853 - 0203

Gambar 9. memperlihatkan secara grafis bahwa proses FFT-Paralellebih cepat dibandingkan dengan FFT-Serial pada A-Major, PCM 32 bit,jumlah frame per detik 88.200 untuk masing-masing percobaan. Terlihat padaGambar 9 secara grafis menegaskan bahwa untuk masing masing percobaandari 1 hingga 10 selalu terjadi speed up.

Gambar 9 : Speed Up FFT Paralel terhadap FFT serial untukChord A-Major, PCM 32 bit, Jumlah Frame per Detik 88.200

4. KESIMPULANBerdasarkan hasil percobaan dan pembahasan terhadap algoritma MFCC dimana proses FFT dilakukan secara paralel maka dapat disimpulkan :1. PCM 32 bit untuk jumlah frame per detik yang sama menghasilkan lebih

besar byte dibandingkan dengan PCM 16 bit. Dengan kata lain, PCM 32bit menghasilkan dua kali lipat dari jumlah byte yang dihasilkan PCM16 bit.

2. Algoritma FFT_paralel pada MFCC menghasilkan Speed Up 3 kalilebih cepat dari waktu eksekusi FFT_serial. Dengan kata lain, waktueksekusi yang dibutuhkan FFT_paralel adalah 1/3 dari waktu yangdibutuhkan oleh FFT_serial.

3.10003.15003.20003.25003.30003.35003.40003.45003.50003.55003.6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Percobaan ke

Speed Up

Page 166: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3344-3361

3361ISSN 0853 - 0203

DAFTAR PUSTAKA

Chakraborty, K. Talele, A. & Upadaya, S. 2014. Voice Recognition UsingMFCC Algorithm. International Journal of Innovative Researchin Advanced Engineering (IJIRAE) 1(10):158-161.

Dhingra, S. D. Nijhawan, G. & Pandit, P. 2013. Isolated Speech RecognitionUsing MFCC and DTW. International Journal of AdvanceReseach in Electrical, Electronic and Instrumenttion Engineering2(8):4085-4092.

Gulzar, T. Singh, A. & Sharma, S. 2014. Comparative Analysis of LPCC,MFCC and BFCC for the Recognition of Hindi Words usingArtificial Neural Networks, International Journal of ComputerApplications 101(12):22-27

Hewitt, M., 2008, Music Theory for Computer Musicians, CourseTechnology

Muda, L., Begam, M. & Elamvazuthi, I. 2010. Voice Recognition Algorithmsusing Mel Frequency Ceptral Coefficient (MFCC) And DynamicTime Warping Techniques. Jurnal Of Computing 2(3):138-143.

Tiwari, V. 2010. MFCC and Its Application In Speaker Recognition.International Jurnal on Emerging Technologies 1(1):19-22.

Page 167: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3362ISSN 0853 - 0203

Analisis Tema, Amanat Dan Nilai-Nilai DidaktisDalam Novel "L Am Hope"Karya Gayatri Djajengminardo 2016

Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sastra Di SekolahOlehElfrida Pasaribu

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar

ABSTRACT

This research aim to analyse theme, didactic commendation and valuein general of novel I am Hope masterpiece Gayatri Djajengminardo ascomponent of study teaching of art in school. This research is qualitativeresearch done in library FKIP UHN Pematangsiantar.

Method applied in this research is descriptive method of Analitis withqualitative form. Data is obtained with read technique repeatedly and record-keeping.

Based on result of data analysis in general of novel I am Hope isobtained theme; During there are bravery of hope will be able to be reachedwhile commendation obtained in this novel is; Life is struggle, never give upand is patient in experiencing life. Didactic value gotten in general of novel Iam Hope is; religion education value , education value of morale, socialeducation value and liberal education value.

General of Novel I am Hope has relevansi with study teachingmaterial of art in school, either from the angle of art, language, culture social,and also psychology.

Keyword : Theme, Commendation, Didactic Value, Study Teaching Material1. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Sastra dapat dipandang sebagai cerminan kehidupan masyarakat yangmemiliki dinamika sesuai dengan perkembangan masyarakat dan terkaitdengan konteks budaya. Kosasih (2003: 194) menyatakan bahwa secaraetimologis kata kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni susastra;1) Su berarti bagus atau indah:2) Sastra berarti buku tulisan atau huruf .

Dengan demikian susastra berarti tulisan yang bagus atau tulisan yangindah. Adapun imbuhan ke-an pada kata kesusastraan berarti segala sesuatuyang berhubungan dengan (tulisan yang bagus atau tulisan yang indah). Istilahkesusastraan kemudian diartikan sebagai tulisan atau karangan yang

Page 168: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3363ISSN 0853 - 0203

mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dalam bahasa yang indah. Sastramerupakan salah satu bagian dari seni hal ini dikarenakan sastra memiliki sifatestetika dalam bahasanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Rahmanto (2005:l8) menyatakan karya sastra adalah karya seni dalam bentuk ungkapan tertulisyang indah dan bermanfaat (dulce et utile, istilah Quintus Horatius Flaccus).Salah satu hasil karya sastra adalah novel.

Novel berasal dari bahasa ltalia “novella” yang berarti sebuah barangbaru yang kecil, kemudian berkembang di Inggris dan Amerika Serikat.Kemudian kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam bentuk prosa.Tarigan (1986:164) menyatakan, novel adalah suatu cerita fiktif dan panjangyang melukiskan para tokoh, gerak, serta adegan kehidupan yang nyata padasuatu keadaan tertentu .

Novel I am Hope karya Gayatri Djajengminardo menceritakan tentangperjuangan seorang gadis melawan penyakit kanker dan dapat mencapai cita-cita dan harapan yakni kesembuhan dan pementasan drama kehidupan “Akudan Harapanku”.

Selain itu dalam novel I am Hope karya Gayatri Djajengminardo jugaterdapat nilai-nilai didaktis yang bersifat mendidik dan memberikanpengajaran kepada orang lain, karena itu novel ini dapat dipakai sebagai bahanajar pembelajaran sastra di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik denganmenganalisis novel "l am Hope" Karya Gayatri Djajengminardo, karena didalam novel tersebut memiliki banyak motivasi-motivasi yang membangundan dapat membuka mata setiap orang yang membacanya dan setiap orangberhak memiliki cita-cita dan harapan dalam hidup

Peneliti berkeyakinan bahwa penelitian ini akan terlaksana denganbaik karena didukung oleh kemampuan yang ada, buku-buku referensi, danpengalaman. Oleh karena itu, setelah melalui pertimbangan waktu, dana dankemampuan ilmu pengetahuan yang dimiliki maka, peneliti mengambil judulpenelitian ini yakni; Analisis Tema, Amanat dan Nilai-Nilai Didaktis dalamnovel "I am Hope"Karya Gayatri Djajengminardo 2016 Sebagai Bahan AjarPembelajaran Sastra di Sekolah .

Adapun masalah dalam penelitian ini antara lain: Apakah tema,amanat, nilai-nilai didaktis dalam novel "l am Hope" Karya GayatriDjajengminardo ? dan apakah novel "I am Hope" Karya GayatriDjajengrninardo dapat dipakai sebagai bahan ajar pembelajaran sastra disekolah?

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi teoripembelajaran di sekolah dalam mendeskripsikan novel-novel yang ada dalambahasa Indonesia dan memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya dalam

Page 169: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3364ISSN 0853 - 0203

bidang sastra terutama dalam penganalisisan novel sebagai bahan ajarpembelajaran sastra.

II. KAJIAN TEORITISA. Pengertian Karya Sastra

Menurut Suwardi (2005; 72), menyatakan bahwa karya sastra sebagaihasil ekspresi individual penulisnya. Kepribadian, emosi dan kepercayaanpenulis yang tetuang dalam karya sastra. Karya sastra sebagai suatu karya seniberusaha memikat para penggemarnya atau masyarakat melalui keindahannya,hal tersebut juga bisa dikatakan sebagai perekam dan cerminan kehidupanmasyarakat, karena temanya bisa diangkat dari kehidupan masyarakat.

Karya sastra memiliki fungsi-fungsi dan nilai-nilai dalampenggunaannya, Kosasih (2003: 194) menyatakan bahwa secara umum fungsisastra dapat digolongkan dalam lima golongan besar:

1. Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang dan gembira sertamenghibur para penikmat atau pembacanya.

2. Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmatatau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yangterkandung di dalamnya.

3. Fungsi estetis, yaitu membicarakan keindahan bagi para penikmatatau para pembacanya.

4. Fungsi moralitas, yaitu mengandung nilai moral yang tinggisehingga parapenikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dantidak baik bagi dirinya.

5. Fungsi religiusitas, mengandung ajaran agama dapat dijadikanteladan bagi para penikmat atau pembacanya.

B. Pengertian NovelNovel sebagai salah satu karya sastra merupakan hasil karangan

melalui proses ekspresi, imajinasi dan kreasi pengarang.Sumardjo (1988:29-30) menyatakan novel dalam arti luas adalah

cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Artinya, cerita dengan temayang kompleks, pesan cerita yang beragam, dan nilai didaktis yang lazimdalam kehidupan masyarakat. Novel dapat dibagi menjadi tiga golongan,yakni:

1. Novel percintaan melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secaraimbang, bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan.

2. Novel petualangan sedikit sekali memasukkan peranan wanita.Meskipun dalam jenis novel petualangan ini sering ada percintaanjuga, namun hanya bersifat sampingan belaka; artinya, novel itutidak semata-mata berbicara persoalan cinta.

Page 170: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3365ISSN 0853 - 0203

3. Novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis danserba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Novel inimementingkan ide, konsep dan gagasan sastrawannya yangkelihatan dengan jelas kalau diutarakan dalam bentuk cerita .

C. Pengertian Tema, Amanat dan Nilai-nilai Didaktis1. Tema

Istilah tema berasal dari bahasa Inggris “ theme”, yakni ide yangmenjadi pokok suatu pembicaraan atau ide pokok suatu tulisan. Zulfahnur dkk.(1996:25) menyatakan, bahwa tema merupakan emosional yang sangatpenting dari suatu cerita karena dengan dasar itu pengarang dapatmembayangkan dalam fantasinya bagaimana cerita akan dibangun danberakhir. Tema merupakan makna keseluruhan yang didukung cerita, dengansendirinya akan "tersembunyi", dibalik cerita yang mendukungnya. Jadi, temaadalah pokok persoalan atau pokok pikiran yang disampaikan pengarangmelalui hasil karyanya dan pokok pembicaraan itu merupakan ide sentral yangdapat menjiwai seluruh isi cerita.

2. AmanatAmanat merupakan pesan yang terdapat dalam novel yang

disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat harus disimpulkan sendirioleh pembaca karena tersirat dalam cerita.

Menurut Zulfahnur dkk (1996:26), menyatakan bahwa amanatmerupakan pesan berupa ide, gagasan, ajaran moral dan nilai-nilai kemanusianyang ingin disampaikan/ dikemukakan pengarang lewat cerita. Pada umumnyadalam cerita atau novel disampaikan secara tersirat. Amanat dalam cerita ataunovel terdapat dalam keseluruhan cerita. Karena itu, untuk dapat mengetahuiamanat sebuah cerita atau novel pembaca harus kritis.

3. Nilai-Nilai DidaktisDidaktis berasal dari bahasa Yunani “didasko” yang asal katanya

adalah "didaksin" atau pengajaran yang berarti perbuatan atau aktivitas yangmenyebabkan timbulnya kegiatan dan kecakapan baru bagi orang lain.Didaktis bersifat mendidik. “Mendidik adalah suatu kegiatan yang memberituntunan mengenai tingkah laku kesopanan dan kecerdasan dalam berfikir(Sugiono, 2008:326).

Kosasih (2003 : I95), menyatakan bahwa nilai-niiai didaktis yangterdapat dalam novel meliputi nilai : 1. Religius / Agama, 2. Moral, 3. Sosialdan 4. Budaya.

E Bahan Ajar Pembelajaran1. Bahan AjarMenurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008:6),

pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

Page 171: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3366ISSN 0853 - 0203

membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yangdimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Menurut Koesnandar (2008), bahan ajar dibedakan dua jenis yakni ;1. Berdasarkan subjeknya, yaitu : (a) bahan ajar yang sengaja

dirancang untuk belajar, seperti buku, handouts, LKS dan modul. (b) bahanajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar, misalnyaklipingkoran, koran, film, iklan atau berita.

2. Berdasarkan Fungsinya, bahan ajar terdiri atas tiga kelompok yaitubahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri.

3. Berdasarkan teknologi yang digunakan, Direktorat PembinaanSekolah Menengah Atas (2008: 11) mengelompokkan bahan ajar menjadiempat kategori:

a. Bahan ajar cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembarkegiatan siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, danmodel/maket. Bahan ajar dengar (audio) antara lain kaset, radio,piringan hitam, dan CD audio.

b. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk& film.

c. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material)seperti CAI (Computer Assisted Instruction), (CD) multimediapembelajaran interaktif .

d. Bahan ajar berbasis web (web based learning material).

2. PembelajaranPara ahli pendidikan memberikan batasan pengertian pembelajaran

pada beberapa unsur-unsur pembelajaran secara terkait yaitu: 1) interaksi gurudan siswa secara terprogram 2) lingkungan dan sumber belajar 3) tujuanpembelajaran.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) bahwa pembelajaranadalah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agarterjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didikdan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan.

III. METODOLOGI PENELITIANA. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perpustakaan FKIP UHNPematangsiantar, bulan Oktober 2016 - Januari 2017

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DeskriptifAnalisis Kualitatif. Nazir (2003) menyatakan bahwa metode deskriptifdirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saatpenelitian dilakukan. Dengan kata lain metode diskriptif digunakan untukmendiskripsikan keadaan objek yang menjadi pusat perhatian dan mendukung

Page 172: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3367ISSN 0853 - 0203

objek penelitian tersebut. Metode deskriptif disertai kegiatan analisis agardiperoleh pembahasan yang lebih mendalam tentang struktur yang meliputitema, amanat dan nilai-nilai didaktis dalam novel "I am Hope', Karya GayatriDjajengminardo dan kegunaannya dalam pembelajaran sastra di sekolah..B. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel “I Am Hope" KaryaGayatri Djajengminardo dan literatur atau buku-buku sastra yang lain sebagaipendukung untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan. Topikyang dianalisis adalah; Tema, Amanat dan Nilai-Nilai Didaktis, novel “I AmHope" Karya Gayatri Djajengminardo yang dapat dipakai sebagai bahan ajarsastra di sekolah.

B. Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang dipakai adalah metode penelitian

kepustakaan (library research). Data dikumpulan dan dicatat yangberhubungan dengan novel "I am Hope".kemudian data dianalisis dan diidentifikasi mana yang termasuk tema, amanatdan nilai-nilai didaktis serta mendeskripsikan novel tersebut menjadi bahanajar pembelajaran sastra di sekolah.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Sinopsis Novel "l am Hope" Karya Gayatri Djajengminardo 2016

Sinopsis Novel "l am Hope" bercerita tentang seorang gadis bernamaMia 23 tahun. Ia bercita-cita ingin membuat sebuah pertunjukan teater.Namun, mimpi indahnya tersebut harus terhenti sejenak karena ia mengidapkanker, penyakit yang juga sama merenggut nyawa sang ibunda.

Ayah Mia bernama Raja Fariz Abdinegara 51 tahun pernah menjadisalah seorang komposer terbaik di tanah air. Perwatakannya tinggi atletis,berambut klimis. dengan tatapan tajam menusuk. Namun karir Raja redupketika Madina yaitu ibunda Mia meninggal dunia akibat kanker.

Mia berlatar belakang dari keluarga berkecukupan, saat ini ia hidup alakadarnya karena biaya pengobatan ibunda terdahulu. Dan sejak ia divoniskanker oleh dokter, di saat yang sama ia merasa seluruh pengalaman kelamyang pernah menimpa keluarganya akan kembali terulang. Ayahnya akansedih dan kembali terpuruk, ekonomi keluarga akan merosot, dan paling mirisia akan kehilangan mimpinya.

Namun demikian, Mia selalu ditemani oleh perempuan bernuansapelangi yang selalu setia dan bersikap positif di sampingnya yaitu Maia. Maiaadalah sosok sahabat yang tak pernah lepas dari diri Mia semanjak kecilhingga sampai saat ini Maia selalu ada saat Mia membutuhkannya.Menginspirasi Mia untuk berjuang melawan penyakitnya, bahkan dalam hari-

Page 173: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3368ISSN 0853 - 0203

hari terkelam. Mia tetap tegar berjuang menguatkan hatinya untukmenghadapi beberapa proses kemotrapi, sampai seluruh energi yang telah iapersiapkan untuk membuat sebuah pertunjukan habis terkuras.

Pada suatu ketika saat Mia menjalani pengobatan di rumah sakit. Miamengunjungi sebuah PH (Production House) untuk menemui seorangproduser terkenal dan mengirimkan naskah yang menjadi mimpi jugasemangatnya itu kepada sang produser. Namun setiba disana. Mia malahmemperoleh kekecewaan. Sang produser yang hendak ia temui tidak ditempat, namun Mia tidak menyerah sampai di situ. Mia kemudian menitipkankaryanya kepada asisten Rama Sastra dengan penuh kekesalan. Mia berbalikpulang. la mulai gelisah. Satu bulan terlewati sejak dirinya datang ke rumahproduksi Rama Sastra. Sekarang masuk bulan kedua. Berkali-kali mengecektelepon genggamnya. Mulai memotret hari demi hari penantiannya dikalender. Harapannya semakin tipis. Untunglah Maia hadir di saat yang tepat.Menghibur dan menyemangati. Mengajaknya berkhayal, bernyanyi. Menarimengikuti lagu-lagu kesukaan mereka berdua.

Hari ini adalah hari Mia ke rumah sakit mengambil hasil ceklaboratorium yang telah dijadwalkan oleh dokter. Rumah sakit yang tidak jauhdari rumahnya. Mia melangkah tergesa, ingin semuanya cepat selesai. SangDokter menyalami Mia ramah, menyuruhnya duduk di hadapannya tersenyummenenangkan hati Mia. Dokter Hermawan mengetuk pelan jarinya di atasmeja. Dengan gerakan dramatis, sang dokter membuka amplop perlahan danmengeluarkan hasil rontgen Mia. Tatapan sang dokter kembali ke Mia. Sangdokter menjelaskan hasil rontgen dan dinyatakan bahwa Mia positif memilikisel tumor aktif yang ada diparu-paru kiri.

Mia ingin berteriak keras. Namun lidahnya kelu. Tenggorokannyaterasa sangat kering, tangannya dingin sekali dan menggengam erat gelangjumputan pemberian ibunya. Mia tak ingin apa yang selanjutnya sang dokterbicarakan. Ia keluar dari ruang dokter Hermawan. Berjalan bagai robot.Lorong rumah sakit yang terang benderang dengan orang ramai lalu-lalang.terlihat seperli bayangan kabur.

Setibanya di rumah, hati Mia terasa terguncang karena tak tau harusbagaimana ia menjelaskan kepada ayahnya. Saat Mia membuka pintu semuagelap namun. Mia tau bahwa ayahnya memberikan kejutan ulang tahunnyayang ke-23. Raja diikuti Maia di belakangnya, muncul menyanyikan lagupanjang umur sambil membawa martabak kesukaan Mia yang berhiaskan lilinberangka 23. Raja memetik gitar mengiringi nyanyian untuk Mia. Miabingung harus bersikap bagaimana. Saat ini ia cemas bagaimana kalauayahnya mengetahui bahwa Mia memiliki penyakit mematikan. Mungkin,ayahnya pasti akan merasakan kekecewaan dan frustasi yang begitu hebat danitu terulang untuk kedua kalinya setelah istrinya Madina meninggal karenapenyakit yang sama seperli Mia.

Page 174: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3369ISSN 0853 - 0203

Raja menangkap sinyal Mia. lalu terdiam dan kemudian memandangMia dengan takut. Sekujur tubuhnya menjadi kaku ketika Mia mulaimeneteskan airmata dan mengangguk pelan. Raja menggelengkan kepalanya.Tidak. Mia, jangan Tuhanku, jangan, Madina.... Raja berteriak dalam hati. Miamengangguk sekali lagi. Airmata semakin deras membanjiri wajahnya. Rajamenggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia mulai kehilangan kendali. Rajakemudian membawa Mia kembali ke rumah sakit untuk mengetahui apa yangharus mereka lakukan untuk kesembuhan Mia. Namun, dokter Hermawanmengatakan bahwa kondisi Mia untuk bertahan hidup adalah delapan bulanlagi. Dokter Hermawan menyarankan agar Mia melakukan radiasi ataukemotrapi masih ada harapan untuk sembuh walau hanya sedikit.

Hari-hari Mia dipenuhi dengan pikiran-pikiran bahwa hidupnya tidakberarti. Namun, Maia menepis anggapan Mia bahwa ia masih punyakesempatan untuk membuat hidupnya berarti. Lalu Maia mengajaknyaketempat pertunjukan teater monolog di Kafe Saujana. Kabarnya yang mainaktor muda berbakat dan banyak dibicarakan orang karena keahliannya di ataspanggung. Ia bisa menyerap emosi penonton hanya dengan mimik mukanyasaat monolog. Mia tersenyum kecil. Asa kembali hadir dalam dirinya.

Mia dan Maia kemudian pergi untuk melihat kehebatan aktor yangbanyak dibicarakan orang. Kemudian mereka masuk dan menyaksikanpertunjukan itu. Tidak lama kemudian, pandangan Mia terpaku pada seorangaktor tampan yang bernama David Kameswara yang membuat detak jantungMia tidak seperti biasanya, seolah mereka memiliki sebuah ikatan.

Pikiran Maia mengatakan ini adalah sebuah kesempatan untuk Miamengenal seorang pria yang sejalan dengan Mia. Dengan sangat takut Miamenghampiri David yang sedang duduk sembari menikmati secangkir kopihangat. Dengan sangat gugup, Mia mengulurkan tangannya ke arah Davidsembari tersenyum sedikit ketakutan. Perkenalan tersebut disambut hangatoleh David, membuat jantungnya berdesir dan membuat konsentrasinyahampir kacau saat di panggung. Jantungnya berdebar hebat saat melihatkecantikan Mia dan baru kali ini David merasakan getaran itu saat bertemuperempuan.

David kemudian menjalin komunikasi dengan Mia. Dengan penuhsemangat David dan Mia membuat sebuah rencana pertemuan untuk merekaberdua. Dan ini pertama kali Mia kencan dengan seorang pria idamannya.Pada saat David bertanya kepada Mia, apa yang menjadi harapannya denganlantang Mia menjawab yaitu dapat mementaskan hasil karyanya di depanbanyak orang. Hati David tertegun melihat semangat Mia saat itu. KeinginanDavid muncul untuk membatu Mia mewujudkan impiannya. Akhirnya Davidmembawa Mia bertemu dengan Rama Sastra yang selama ini dicari-cari olehMia. Mia akhirnya dibantu oleh David untuk menyerahkan langsung naskahyang ia tulis kepada sang produser, yaitu Rama Sastra. Sambil terheran-heran

Page 175: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3370ISSN 0853 - 0203

Mia kagum melihat keberanian dan rasa peduli David terhadap orang lain.Bagai pelangi yang hadir di tengah hujan upaya David dan Mia tersebutternyata membuahkan hasil yang sangat baik. Mereka berhasil membuat RamaSastra setuju membaca naskah tersebut, bahkan Rama bersedia untukmembantu Mia mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.

Kebahagiaan Mia tidak sepenuhnya utuh. Tenaganya terkuras sangatbanyak saat latihan untuk pementasan teater. Sementara Mia dianjurkanDokter Hemawan untuk banyak istirahat. Mia yang merasa bahwa waktunyasemakin sedikit jika hanya diam di atas tempat tidur. Semangat Mia untukmewujudkan cita-citanya dan tidak memiliki waktu untuk istirahat membuatAyahnya marah besar. Raja yang tidak pernah membentak anak satu-satunyamembuat Mia sampai menangis. Di sisi lain, Raja sangat sedih melihatsemangat Mia yang tidak didukung oleh keadaan. Hatinya berantakan melihattubuh Mia semakin kurus dan rambutnya semakin tipis. Namun, Raja luluhmelihat tekad Mia sangat besar untuk dunia teater. Akhirnya Raja memberikanMia kesempatan utuk mewujudkan mimpinya.

Dengan dukungan dari Raja, David dan Maia, serta semangat yangtinggi. Mia kembali mengejar mimpinya, sampai titik darah penghabisan.dimana mental yang melampaui pisik tidaklah cukup lagi Mia harus istirahatdi atas tempat tidur rumah sakit.

Mia kembali harus menjalani operasi pengangkatan sel karkernya dania tidak menyerah. Keteguhan semangat wanita bernuansa pelangimenyelimuti hati Mia yang juga tidak pernah padam, mengajaknya untukmenyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Hati Raja seperti dicambukbahwa hari ini adalah penentuan apakah anaknya akan sembuh untuk selama-lamanya atau pergi utuk selama-lamanya. Usai menjalani operasi yang sukses,Mia kembali mengejar impiannya. Wanita bernuansa pelangi, seperti selpositif yang selalu membantu Mia dalam pengobatannya melawan sel-selnegatif yaitu kanker. Dan pada saat itu juga ayahnya Mia, Raja Abdinegarakembali menjadi seorang komposer musik yang selama ini ia tinggalkansemenjak istrinya Madina meninggal dunia. Dengan kekuatan dan hiduppantang menyerah dalam mengapai cita-cita dan harapan menjadi energipositif bagi orang-orang di sekitanya. Dimana ada keberanian maka sebuahkesempatan untuk menggapai mimpi dan harapan menjadi penulis hebat danwanita yang tangguh dalam menjalani setiap proses kehidupan.

Akhirnya impian Mia selama bertahun-tahun menjadi kenyataan.Malam yang telah ia perjuangkan, bahkan dengan nyawanya. Gedung seniJakarta tampak ramai. Parkiran kenderaan baik motor seperti tak kuasamenampung banyaknya kenderaan yang ingin masuk ke areal tersebut.

Umbul-umbul pertunjukan teater sudah terpasang meriah dimana-mana. Disitu terpampang foto David dan seorang perempuan dengantulisan besar-besar

Page 176: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3371ISSN 0853 - 0203

”AKU dan HARAPANKU”. Itulah spanduk pementasan teater karya Mia.Tepukan tangan paling keras terdengar ketika Mia tampil di atas panggung.Sekuat tenaga Mia menahan airmatanya yang berlomba ingin tumpah, semuapenonton terlihat senang dengan puas. Wajah mereka penuh senyum dengankualitas pertunjukan yang mereka saksikan malam ini. Terngiang dalam benakMia kata-kata terakhir Maia sebelum mereka berangkat ke gedung “Miajangan pernah mengeluh ya, tokh hidup menawarkan kita banyak sekalikesempatan dan kebahagiaan. Percaya akan semua akan baik-baik saja,apapun yang terjadi kelak di masa depan sesederhana itu, sebenarnya”. Maia…. Sayangku aku adalah kamu, kamu adalah aku, kita adalah harapanselamanya.

B. Tema Novel “I Am Hope”Tema yang ditemukan dalam novel “I Am Hope” adalah “ Selama ada

keberanian , maka harapan akan terwujud”. Hal Ini dapat dilihat dalamkutipan berikut yakni:

1. Mia mulai terbatuk keras sampai kepalanya mulai terasa sakit “ batukkog hoby , nggak kelar-kelar …. Gumamnya kesal (I am Hope,2016:10)

2. Dengan gerakan dramatis sang dokter membuka amplop perlahan danmengeluarkan hasil rongen Mia (I am Hope, 2016:44)

3. Ada beberapa hal yang saya curigai sebagai sel …. tumor aktif (I amHope, 2016:45).

4. Dimana ada keberanian disitu ada harapan , Mia sayang (I am Hope,2016:46)

5. Aku ingin sembuh, aku ingin hidup, aku ingin pertunjukanku tetapberjalan kata-kata itu Mia ucapkan (I am Hope, 2016 :170).

C. Amanat Novel ‘I Am Hope ‘1. Jadilah orang yang mempunyai harapan dalam kehidupan ini.

Hal ini dapat didukung oleh kutipan berikut ;a. Harapannya melambung melihat bagian depan bangunan rumahproduksi pertunjukan teater milik Rama Sastra yang didesainsecara unik,( I am hope, 2016 ;28)b. “Di mana ada keberanian, di situ ada harapan, Mia sayang,,,,,:(I am Hope, 2016;46)

2. Setiap manusia harus mempunyai cita-cita dan harapan agar dapattermotivasi dalam kehidupan ini.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;

Page 177: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3372ISSN 0853 - 0203

1) Mia mulai terbatuk keras, sampai kepalanya terasa sakit “Batukkok hobi, nggak kelar….” Gumannya kesal, Perempuan cantikini langsung terjaga sepenuhnya, bangun dari tempat tidur. ( Iam Hope ;2016 ;5).

2) Dan bersiap untuk pergi. Ia melirik sekilas meja kerjanya yangrapi. Di atas laptop tergeletak karyanya, naskah teater berjudulAKU dan HARAPANKU. Mia tersenyum kecil . Bahagia ( Iam Hope ;2016 ;10).

3. Hidup adalah perjuanganHal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;

“Mi, dokter bilang kamu masih punya waktu delapan bulan lagiuntuk hidup’ lama lho itu. Ayo cepatan bikin pertunjukan , kitacari actor bagus buat cerita kamu . ya…ya ? Maia mengatakanhal seberat itu kepada Mia dengan cara yang sangat santai.Mia syok, delapan bulan( I am Hope, 2016 ;55).

4. Pantang menyerah dalam menggapai kesembuhanHal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;a. Ruang kemoterapi terasa dingin dan asing. Takut-takut. Mia

melangkah ke tempat tidur, Terlihat seorang pasien kemotanpa rambut di kepala berbaring di sebelah tempat tidurMia, tangannya diinfus oleh cairan bening , Ia menatap Mialalu tersenyum ramah,” Kamu baru?”. Mia mengangguk pelanmembalas senyumnya ( Iam Hope, 2016; 57 ).

b. Mia menguatkan hati , aku tak boleh menyerah , Mimpi danharapan itu benar-benar ada di depan mata. Menunggu untukdiwujudkan , sekali lengah, semua akan musnah. Dandigagahkanlah dirinya menuju gedung teater. Tak ada yangboleh tahu penyakitku,

( I am Hope, 2016 ;130}

5. Bersabarlah dalam menjalani kehidupanHal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;1) Mia sukses mengumpulkan semangat. Ia mulai mengetik lagi

ceritanya, mengabaikan rasa mual di perut, Darah yang kadangkeluar dari batuk atau sesak yang muncul semakin sering (I amHope, 2016 : 84)

Page 178: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3373ISSN 0853 - 0203

2) “Mia masa depresi saat mengalamipenyakit ini adalah hal yangnormal. Menghadapi kanker bukanlah hal yang mudah. Dankami akan terus berusaha membantu secara pengobatan. Tapiproses pengobatan kamu butuh keyakinan mental untuk mausembuh …”(I am Hope, 2016 : 84).

Dari penjelasan di atas cara mendeskripsikan amanat suatu novel dapatmenjadi suatu materi pembelajaran sastra di sekolah

D. Nilai-Nilai Didaktis dalam novel “I Am Hope”Suatu karangan berbentuk prosa maupun puisi yang cenderung kepada

suatu maksud hendak mengajak pembaca agar menjadi manusia yang disebutdidaktis. Pengarang menggunakan kesuksesan itu untuk meyakinkan ajaran-ajaran, baik mengenai susila maupun yang berbau agama.

Yang menjadi nilai-nilai didaktis dalam novel “I Am Hope” KaryaGayatri Djajengminardo adalah sebagai berikut :

1. Nilai SosialHarus perduli terhadap sesama manusia dan mau membantu dalamkesusahan.Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;1. “Kamu istirahat ya…, muka kamu pucat sekali” David tak bisa

menyembunyikan kecemasannya. Ia menuntun Mia turun darimobilnya dan memeluk pinggang Mia menuju pagar rumah keluargaAbdinegara (I am Hope, 2016 : 119).

2. Aku kan kena kanker. Pasti kamu bakal kabur kalau tau. Miameneriakkannya dalam hati (I am Hope, 2016 : 119).

3. “Sakit Madina sama dengan sakit yang dialami Mia sekarang” kataRaja pelan, berusaha menyembunyikan duka di matanya (I am Hope,2016 : 121).

2. Nilai Morala. Kita harus mau menghormati orang tua

Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;1. “Duuh, mamaaaa… kangen sama aku ya ? Iseng benar mampir

di tidurku. Lagi apa Ma di atas sana, bikin pertunjukan komedisama malaikat-malaikat ?. Siapa aja penontonnya ?, aku maudong nonton.” Celoteh Mia dalam hati tak maumenyuarakannya. Takut ayahnya Raja, mendengar danmenganggapnya gila, pagi-pagi buta bicara sendiri.(I am Hope, 2016 : 9).

Page 179: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3374ISSN 0853 - 0203

b. Hendaknya kita mau menolong sesama temanHal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;

1. Maia. Sosok yang selalu hadir dalam kehidupan Mia, sejak iakecil. Maia ada disaat Mia menginginkan ia ada. Tak terpisahkan,bahkan disaat terkelam dalam hidupnya. Maia adalah cahaya danharapan dalam hidup Mia. (I am Hope, 2016 : 24).

2. Maia tak pernah membiarkan kesedihan melarutkan harapan dansemangatnya menjalani hari (I am Hope, 2016 : 24).

3. Nilai Pendidikan ReligiusNilai yang berkaitan dengan keimanan terhadap Tuhan Yang MahaEsa dan berhubungan dengan pergaulan sesama manusia, sertadengan lingkungannya.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini;

a. “Terpujilah Tuhan yang untuk percaya telah memberikan cahayadalam gelap, memberi kenyamanan dalam keputus asaan….”(I am Hope, 2016 : 65).

b. “Ayo kita berdoa, semoga pertunjukan ini lancar”, kata Mialantang kepada semuanya. Mereka pun membuat formasimelingkar saling bergandengan tangan.” Selesai…..” kata Miamenutup sesi doa.

(I am Hope, 2016 : 194).

4. Nilai BudayaNilai budaya yang terdapat dalam novel I am Hope adalah sebagaiberikut : Cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama olehkelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini dapatdilihat dari kutipan ini: Pernikahan Raja dengan Madina (I am Hope,2016; 22).Dari penjelasan di atas cara mendeskripsikan nilai-nilai didaktis suatunovel dapat menjadi suatu materi pembelajaran sastra di sekolah.

E. Novel I am Hope Sebagai Bahan Ajar Pembelajaran Sastra diSekolah

Mia berusia 23 tahun mengidap penyakit kanker paru yangmempunyai cita-cita menjadi penulis novel terkenal. Pada akhirnya, dengantekad dan kerja keras, mimpi Mia pun menjadi kenyataan. (I am Hope,2016:78)

Banyak sekali kisah teladan yang dapat dipetik dari novel ini. Olehkarena itu, novel I am Hope sangat menarik dikaji dari segi tema, amanat dan

Page 180: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3375ISSN 0853 - 0203

nilai-nilai didaktis yang dapat diajarkan kepada siswa, khususnya dalampembelajaran apresiasi sastra bagi siswa di sekolah.

Novel I am Hope mengandung nilai-nilai didaktis (pendidikan) yangberupa nilai religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (I amHope, 2016:67).

Nilai pendidikan karakter tersebut tercermin dalam ucapan, tingkahlaku, dan pemikiran tokoh -tokoh dalam novel tersebut. Nilai yang dominandalam novel ini adalah nilai sosial dan nilai kerja keras. Dari penjelasan di atasbahwa novel I am Hope dapat dijadikan sebagai bahan ajar tertulis (sastra)yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakanproses pembelajaran sastra (novel) di sekolah.

Selain itu, novel I am Hope juga memiliki relevansi dengan bahanpembelajaran sastra di sekolah, baik dari segi sastra, bahasa, sosial budaya,maupun psikologi.

1. Dari segi sastra, novel I am Hope tersusun dari unsur-unsur yangsaling berhubungan secara harmonis sehingga membentuk ceritayang utuh dan menarik sehingga dapat digunakan sebagai bahanpembelajaran siswa di sekolah terutama dalam cara mengapresiasisastra (novel).

2. Dari segi bahasa, novel I am Hope mudah dipahami karenamenggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan strukturkalimat yang tidak terlalu panjang .

3. Dari segi sosial budaya, novel I am Hope memiliki latar sosial danbudaya masyarakat yang berupa cara berpikir dan bersikap paratokohnya yang merefleksikan semangat hidup, budaya, pandanganhidup, dan keyakinan pengarang sehingga dapat menambahwawasan siswa terhadap kehidupan sosial dan kebudayaan.

4. Dari segi psikologi, novel I am Hope yang menghadirkan kisah-kisah yang realistis-imajiner sejalan dengan tahap perkembanganpsikologi siswa yang memasuki tahap realistik yang sudah terlepasdari dunia fantasi dan sangat berminat pada realitas.Hal ini sesuai dengan pendapat Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas (2008: 6), yang menyatakan bahwa bahan ajar adalah segalabentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakankegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahantertulis maupun bahan tidak tertulis. Artinya, bahwa novel ‘I am Hope’ KaryaGayatry Djajengminardo dapat digunakan sebagai bahan ajar pembelajaransastra untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajardi sekolah.

Page 181: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3376ISSN 0853 - 0203

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Setelah membaca Novel “ I am Hope” , mengenai tema, amanat dannilai-nilai didaktis maka dapat disimpulkan bahwa:

Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang gadis melawanpenyakit kanker dan dapat mencapai cita-cita serta harapan yakni kesembuhandan pementasan drama kehidupan “Aku dan Harapanku”.

Tema dalam novel I am Hope adalah Selama ada keberanian harapanakan dapat tercapai.

Amanat dalam novel I am Hope adalah Hidup adalah perjuangan,pantang menyerah dan bersabarlah dalam menjalani kehidupan serta jadilahorang yang mempunyai harapan dalam menjalani kehidupan ini karenasetiap manusia harus mempunyai cita-cita dan harapan .

Nilai-nilai didaktis yang terdapat dalam novel I am Hope, yaitu:(a) Nilai pendidikan religius merupakan nilai yang berkaitan dengan keimananterhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berhubungan dengan pergaulan manusiadengan manusia, serta manusia dengan lingkungannya. (b) Nilai pendidikanmoral yaitu hendaknya kita mau menolong sesama teman, (c) Nilaipendidikan sosial yaitu suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestariharus perduli terhadap sesama manusia dan mau membantu dalamberkesusahan, (d) Nilai pendidikan budaya yaitu cara hidup yangberkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok dan diwariskan darigenerasi ke generasi (pernikahan Raja dengan Madina)..

Novel I am Hope memiliki relevansi dengan bahan ajarpembelajaransastra di Sekolah, hal ini dapat dilihat dari segi ; Sastra, bahwa novel I am

Hope tersusun dari unsur-unsur yang saling berhubungan secara harmonissehingga membentuk cerita yang utuh dan menarik. Bahasa, bahwa novelI am Hope mudah dipahami dengan struktur kalimat yang tidak terlalu panjangyang dapat memperkaya kosa kata siswa. Sosial budaya, bahwa novel I amHope memiliki latar sosial dan budaya masyarakat yang berupa caraberpikir dan bersikap para tokohnya yang merefleksikan semangat hidup,budaya, pandangan hidup, dan keyakinan pengarang sehingga dapatmenambah wawasan siswa terhadap kehidupan sosial dan kebudayaan.Psikologi, bahwa novel I am Hope yang menghadirkan kisah-kisah yangrealistis-imajiner sejalan dengan tahap perkembangan psikologi siswa yangmemasuki tahap realistik yang sudah terlepas dari dunia fantasi dan sangatberminat pada realitas.

Page 182: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3377ISSN 0853 - 0203

B. SaranGuru hendaknya dapat memaksimalkan penggunaan bahan ajar untuk

pembelajaran sastra di sekolah. Novel “I am Hope” ini memenuhi empatmacam manfaat pembelajaran sastra, yaitu: membantu keterampilanberbahasa, meningkatkan pengetahuan apresiasi, mengembangkan cipta danrasa, dan menunjang pembentukan watak.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia ke empat. Jakarta:Depdiknas Balai Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Belawati, Tian, dkk. 2006. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Chaer,Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonsia. Jakarta:Rineka Cipta

Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono 1999. Metode Bahan Ajar. Bandung: Nusa Indah

Endraswara, Suwardi. 2005. Metode dan Teori Pengajaran Sastra.Yogyakarta: Buana Pustaka.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonsia. Bandung: Nusa Indah

Kemendiknas. 2010. Pedoman Sekolah Pengembangan Budaya danKarakter Bangsa.Jakarta: Kemendiknas.

Koesnandar. 2008. Bahan Ajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesastraan. Bandung: Rama WidyaMinardo, Dj. 2016.

Novel I am Hope. Jakarta. Rineka Cipta Nazir. 2003. Metode Penelitian.Darussalam: Ghalia Indonsia

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi . Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

Page 183: ISSN 0853 V I S I VISI OKT 2017.pdfPeranan Penatua Dalam Pertumbuhan Iman Remaja HKBP Pematang Panei Untuk Menghadapi Nilai Nilai Instruktif Perkembangan Zaman Nurliani Siregar Pengaruh

VISI (2017) 25(3) 3362-3378

3378ISSN 0853 - 0203

Pradopo, R. Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, danPenerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahmanto, B. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: PenerbitKanisius.

Rusyana, Yus. 1994. Metode Pengajaran Sastra .Bandung: Gunung Larang.Sugiono, 1988.

Kesusastraan Indonesia.Bandung:Angkasa Sumardjo.1984 .Kesusastraan Indonesia. Bandung: Graha Indonesia

Tarigan, H.G. 1986. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : AngkasaWaluyo, Herman J. 1994.

Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Zulfahnur, dkk. 1996.Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar