Instrusi Air Laut

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    1/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 1

    Instrusi Air Laut di Kota Semarang

    Oleh:

    Suwahono

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    2/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 2

    INSTRUSI AIR LAUT Di KOTA SEMARANG

    Oleh:

    Suwahono

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kotamadya Semarang termasuk salah satu kota pantai yang terdapat di Indonesia.

    Kota Semarang memiliki pantai memanjang pada bagian Barat dan Utara kota yang

    mayoritas digunakan untuk perumahan.

    Sebagai kota pesisir yang keadaan wilayahnya sebagian besar datar, kota Semarang

    memiliki ketinggian dari muka air laut berkisar 1-25 meter dari muka air laut dengan

    kemiringan tanah rata-rata 0-5 ke arah Barat. Berdasarkan peta geologi, kota Semarang

    dan sekitarnya ditutupi oleh jenis batuan tersier dan kuarter yaitu batuan gunung api dan

    endapan aluvial.

    Data yang direkam dari kawasan meliputi karakteristik geomorfologi, kondisi

    lingkungan, kondisi sosial ekonomi masyarakat, jenis kerugian fisik dan non fisik, dan

    adaptasi lingkungan dalam mengantisipasi banjir. Data ynga direkam dari 2 bangunan

    contoh meliputi denah, bahan bangunan yang digunakan, kerusakan yang pernah terjadi

    akibat banjir, perbaikan yang pernah dilakukan, perkiraan kerugian akibat banjir, jenis

    perbaikan yang pernah dilakukan. Data tersebut akan digunakan untuk dapat

    menindikasikan jumlah kerusakan bila air laut naik setinggi 1 meter.

    Dikatakan oleh para ahli bahwa ada kaitan antara kenaikan muka air laut dengan

    peningkatan suhu udara dunia. Beberapa indikasi dari meningkatnya muka air laut antara

    lain adalah garis pantai yang makin naik, kawasan pantai yang makin berkurang, hilangnya

    sebagian kawasan hutan bakau serta terjadinya abrasi dan sedimentasi.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    3/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 3

    Sekitar 65% penduduk Indonesia bermukim di pantai, maka pada kawasan pantai

    yang digunakan untuk tempat tinggal perubahan kondisi fisik pantai ini akan

    mempengaruhi kelangsungan hidup penduduk di kawasan tersebut. Kegiatan lain yang

    biasanya ada di kawasan pantai yang akan terganggu antar lain pelabuhan, gudang, tempat

    pelelangan ikan, tempat rekreasi, terumbu karang dan budidaya ikan, dsb.

    Untuk dapat membahas kerugian yang terjadi pada suatu kawasan akibat instrusi air laut

    maka pada makalah ini mengangkat permasalahan;

    Bagaimana Gambaran Kota Semarang?

    Bagaimana Instrusi air Laut Di kota Semarang?

    Bagaimana Cara Menanggulanginya?

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    4/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    I. GAMBARAN UMUM KOTA SEMARANG SEKARANGINISemarang sebagai kota raya dan lbu kota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang.

    Mulanya dari dataran lumpur,yang kemudian hari berkembang pesat menjadi lingkungan

    maju dan menampakkan diri sebagai kota yang penting. Sebagai kota besar, ia menyerap

    banyak pendatang. Mereka ini, kemudian mencari penghidupan dan menetap di Kota

    Semarang sampai akhir hayatnya. Lalu susul menyusul kehidupan generasi berikutnya. Di

    masa dulu, ada seorang dari kesultanan Demak bernama pangeran Made Pandan bersama

    putranya Raden Pandan Arang, meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat Disuatu

    tempat yang kemudian bernama Pulau Tirang, membuka hutan dan mendirikan pesantrendan menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-

    sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang),

    sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

    Peta Kecamatan Kota Semarang

    1. LetakGeografis

    Posisi geografi Kota Semarang terletak di pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya pada

    garis 6, 5' - 7, 10' Lintang Selatan dan 110, 35' Bujur Timur. Sedang luas wilayah

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    5/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 5

    mencapai 37.366.838 Ha atau 373,7 Km2. Letak geografi Kota Semarang ini dalam

    koridor pembangunan Jawa Tengah dan merupakan simpul empat pintu gerbang, yakni

    koridor pantai Utara, koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten

    Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah

    Kabupaten Demak/Grobogan dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan

    dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan, terutama dengan adanya

    pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang

    merupakan potensi bagi simpul transport Regional Jawa Tengah dan kota transit Regional

    Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar

    Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.

    2. TOPOGRAFI

    Topografi wilayah Kota Semarang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi.

    Dibagian Utara yang merupakan pantai dan dataran rendah memiliki kemiringan 0-2%

    sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-3,5 M.Di bagian Selatan merupakan daerah

    perbukitan, dengan kemiringan 2 - 40% dan ketinggian antara 90 - 200 M di atas

    permukaan air laut (DPL).2.2.

    3. DEMOGRAFI

    Jumlah Penduduk Kota Semarang pada tahun 2006 (data terbaru dari BPS) sebesar

    1.434.025 jiwa. Dengan jumlah tersebut Kota Semarang termasuk 5 besar Kabupaten/Kota

    yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Jawa Tengah. Jumlah penduduk pada tahun

    2006 tersebut terdiri dari 711.761 penduduk laki-laki dan 722.264 penduduk perempuan.

    Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Semarang Selatan sebesar

    14.470 orang per km2, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Mijen sebesar 786

    orang per km2. Jumlah usia produktif cukup besar, mencapai 69.30% dari jumlah

    penduduk. Ini menunjukkan potensi tenaga kerja dan segi kuantitas amat besar, sehingga

    kebutuhan tenaga kerja bagi mereka yang tertarik menanamkan investasinya di sinitidak

    menjadi masalah lagi. Belum lagi penduduk dari daerah hinterlandnya. Sementara itu jika

    kita lihat mata pencaharian penduduk tersebut tersebar pada pegawai negeri, sektor

    industri, ABRI, petani, buruh tani, pengusaha; pedagang, angkutan dan selebihnya

    pensiunan.

    Dari aspek pendidikan dapat kita lihat, bahwa rata-rata anak usia sekolah di Kota

    Semarang dapat melanjutkan hingga batas wajar sembilan tahun, bahkan tidak sedikit yang

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    6/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 6

    lulus SLTA dan Sarjana. Meskipun masih ada sebagian yang tidak mengenyam pendidikan

    formal, namun demikian dapat dicatat bahwa sejak tahun 2003 penduduk Kota Semarang

    telah bebas dan 3 buta (buta aksara, buta angka dan buta pengetahuan dasar). Dengan

    komposisi struktur pendidikan demikian ini cukup mendukung perkembangan Kota

    Semarang, apalagi peningkatan kualitas penduduk yang selalu mendapat prioritas utama

    didalam upaya peningkatan kesejahteraan. Tingkat kepadatan penduduk memang belum

    merata. Penduduk lebih tersentral di pusat kota. Pertumbuhan penduduk rata-rata

    1,43%/tahun. Ini berarti laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan, setidaknya terkendali

    dan kesejahteraan umum segera terealisasi.

    4.Iklim

    Kota Semarang termasuk daerah yang beriklim tropis, karena letaknya menghampiri

    garis khatulistiwa.y Kelembaban udara berkisar antara 67 % - 86 %

    y Curah hujan tahunan rata-rata 337 mm, dimana curah hujan tertinggi dicapai pada

    bulan Januari dengan rata-rata 660 mm/bulan dan terendah pada bulan Agustus

    berkisar 14,4 mm/bulan dengan jumlah hari hujan berkisar 149 hari hujan

    pertahun.

    y Temperatur/suhu udara di Kota Semarang rata-rata sekitar 26rC sampai dengan 33r

    C.

    y Kecepatan angin rata-rata 2-3 Knot/Jam

    y Penyinaran matahari rata-rata 49,33

    5. HIDROLOGI

    Potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai - sungai yang mengalir di

    Kota Semarang antara lain Kali Garang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur,

    Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain sebagainya. Kali Garang

    yan bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga

    mencapai Pegandan tepatnya di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran kali Kreo dan

    kaliKripik. Kali Garang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir

    membelah lembah-lembah GUnung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan

    aliran yang cukup deras. Setelah diadakan pengukuran debit Kali Garang mempunyai debit

    53,0 % dari debit total dan kali Kreo 34,7 % selanjutnya kali Kripik 12,3 %. Oleh karena

    kali Garang memberikan airnya yang cukup dominan bagi kota Semarang, maka langkah-

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    7/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 7

    langkah untuk menjaga kelestariannya juga terus dilakukan. Karena kali Garang digunakan

    untuk memenuhi kebutuhan air minum warga kota Semarang.

    Air Tanah Bebas ini merupakan air tanah yang terdapat pada lapisan pembawa air (

    aquifer ) dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan air tanah bebas ini sangat

    dipengaruhi oleh musim dan keadaan lingkungan sekitarnya. Penduduk Kota Semarang

    yang berada didataran rendah, banyak memanfaatkan air tanah ini dedngan membuat

    sumur-sumur gali (dangkal) dengan kedalaman rata-rata 3 - 18 m. Sedangkan untuk

    peduduk di dataran tinggi hanya dapat memanfaatkan sumur gali pada musim penghujan

    dengan kedalaman berkisar antara 20 - 40 m.

    Air Tanah Tertekan adalah air yang terkandung di dalam suatu lapisan pembawa air

    yang berada diantara 2 lapisan batuan kedap air sehingga hampir tetap debitnya disamping

    kualitasnya juga memenuhi syarat sebagai air bersih.Debit air ini sedikit sekali dipengaruhioleh musim dan keadaan di sekelilingnya. Untuk daerah Semarang bawah lapisan aquifer

    di dapat dari endapan alluvial dan delta sungai Garang. Kedalaman lapisan aquifer ini

    berkisar antara 50 - 90 meter, terletak di ujung Timur laut Kota dan pada mulut sungai

    Garang lama yang terletak di pertemuan antara lembah sungai Garang dengan dataran

    pantai. Kelompok aquifer delta Garang ini disebut pula kelompok aquifer utama karena

    merupakan sumber air tanah yang potensial dan bersifat tawar. untuk daerah Semarang

    yang berbatasan dengan kaki perbukitan air tanah artois ini terletak pada endapan pasir dan

    konglomerat formasi damar yang mulai diketemukan pada kedalaman antara 50 - 90 m.

    Pada daerah perbukitan kondisi artois masih mungkin ditemukan. karena adanya formasi

    damar yang permeable dan sering mengandung sisipan-sisipan batuan lanau atau batu

    lempung.

    6. Jenis Tanah

    Jenis Tanah di Kota Semarang meliputi kelompok mediteran coklat tua, latosol

    coklat tua kemerahan, asosiai alluvial kelabu, Alluvial Hidromort, Grumosol Kelabu Tua,

    Latosol Coklat dan Komplek Regosol Kelabu Tua dan Grumosol Kelabu Tua.

    Berikut gambaran penyebaran jenis tanah beserta lokasi dan kemampuannya :

    1. Mediteran Coklat Tua terdapat Kec. Tugu ;Kecamatan Semarang Selatan

    ;Kecamatan Gunungpati Kecamatan Semarang Timur, sehingga potensi tanaman

    yang layak ditanam adalah Tanaman tahunan/keras; Tanaman Holti-kultura

    Tanaman Palawija.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    8/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 8

    2. Latosol Coklat Tua Kemerahan terdapat di Kecamatan Mijen; Kecamatan.

    Gunungpati sehingga potensi tanaman diantaranya tanaman tahunan/keras;

    Tanaman Holtikultura ; Tanaman Padi.

    3. Asosiasi Aluvial Kelabu dan Coklat kekelabuhan terdapat Kecamatan

    Genuk; Kecamatan. Semarang Tengah, potensi tanaman yang mungkin Tanaman

    tahunan tidak produktip

    4. Alluvial Hidromort Brumusul kelabu tua terdapat di Kecamatan. Tugu

    Kecamatan. Semarang Utara Kecamatan. Kecamatan. Genuk Kecamatan. Mijen

    Tanama tahunan Tanaman Holtikultura Tanaman Padi

    II.GEOMORFOLOGI KOTA SEMARANG

    a. Morfologi Dan Geologi1. Morfologi

    Kota Semarang terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian Barat dan Utara

    Kota yang diantaranya berpotensi untuk perikanan, Kota ini mempunyai peluang untuk

    pengembangan pengolahan hasil usaha penangkapan ikan laut, pemeliharaan ikan tambak

    dan penggaraman.

    Sedangkan pada bagian dataran rendah mulai dari tepi pantai sebelah barat dan melebar

    kearah timur sejauh kurang lebih 20 kilometer dan memanjang dari selatan ke utara

    merupakan daerah-daerah pengembangan permukiman, pertokoan, perkantoran,

    pendidikan dan bahan

    Ke dua sungai ini mempunyai kemiringan dasar sungai yang relatif sangat landai (s

    1/10.000) di bagian hilir, kecepatan alirannya lambat dengan laju sedimentasi yang cukup

    tinggi sehingga mempunyai kecenderungan membentuk meander dan perubahan alur.

    Foto Udara kota Semarang

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    9/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 9

    Kota Semarang ditinjau dari proses pembentukan morfologi dapat dibagi menjadi 3

    (tiga) satuan, yaitu :

    1)Satuan Morfologi Pedataran

    2)Satuan Morfologi Bergelombang Lemah

    3)Satuan Morfologi Bergelombang Kuat.

    Pembagian satuan morfologi tersebut didasarkan atas kondisi karakteristik yang

    teramati termasuk gejala-gejala alamiah yang berpengaruh.

    1) Satuan Morfologi Pedataran

    Satuan morfologi pedataran dicirikan dengan ketinggian (elevasi) antara 2,0 m dpl

    sampai 5,0 m dpl, bentuk bentang alam (morfologi) relatif datar, dan persentasekemiringan lereng rata-rata 0 2 %.

    Satuan morfologi dataran meliputi hampir 85 % dari luas keseluruhan kota Semarang,

    dan 60 % diantaranya merupakan daerah terbangun (urban area). Proses geomorfologi

    yang bekerja berupa erosi lateral dan sedimentasi.

    2) Satuan Morfologi Bergelombang Lemah

    Satuan morfologi bergelombang lemah dicirikan dengan ketinggian (elevasi) antara 0

    1,75 m dpl, bentuk bentang alam (morfologi) relatif bergelombang lemah, dan

    presentase kemiringan lereng rata-rata 2 3 %.

    Satuan morfologi bergelombang lemah meliputi hampir 10 % dari luas keseluruhan

    wilayah kota Semarang, sebagian besar terdapat di darah gundukan pantai, tanggul

    sungai. Penggunaan lahan pada satuan morfologi bergelombang lemah berupa kebun

    campuran, padang rumput/semak, tambak dan sebagian permukiman. Proses

    geomorfologi yang bekerja berupa erosi lateral dan vertikal, serta sedimentasi.

    Khususnya pada daerah pantai mengalami abrasi dan sedimentasi.

    3) Satuan Morfologi Bergelombang Kuat.

    Satuan morfologi bergelombang kuat dicirikan dengan ketinggian (elevasi) antara 6

    25 m dpl, bentuk bentang alam (morfologi) relatif bergelombang kuat atau berbukit

    landai, dan persentase kemiringan lereng rata-rata 3 - 25 %.

    Satuan morfologi bergelombang kuat meliputi hampir 5 % dari luas keseluruhan

    wilayah Kota Semarang, terdapat setempat-setempat dibagian tengah dan Timur Kota

    Semarang.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    10/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 10

    Penggunaan lahan pada satuan morfologi bergelombang kuat ini berupa perkebunan

    (kebun campuran), semak belukar dan sebagian permukiman, serta tempat pendidikan

    tinggi. Proses geomorfologi yang bekerja adalah pelapukan fisik, erosi dan

    sedimentasi.

    2.Geologi.

    A. Geologi Daratan

    Berdasarkan Peta geologi Kota Semarang dan sekitarnya ditutupi oleh jenis batuan

    tersier dan kuarter, yaitu batuan gunung api dan endapan aluvial.

    Secara regional terdapat tiga satuan batuan yang terdapat di daerah ini. Urutannya dari

    yang tuan ke yang muda adalah sebagai berikut :

    1)

    Formasi CambaSatuan ini dijumpai di sekitar daerah pantai Marina, Kampus Unhas dan Kawasan

    Industri semarang. Batuannya terdiri dari satuan sedimen laut bersilangan dengan

    batuan gunung api, batupasir tufaan berselingan dengan tufa, batupasir dan

    batulempung; bersisipan dengan napal, batugamping, konglomerat dan breksi gunung

    api. Warnanya beraneka yaitu coklat, merah, kelabu muda sampai kehitaman.

    Umumnya mengeras kuat, berlapis-lapis dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm. Batuan

    ini terbentuk pada Kala Miosen Tengah dan dalam geologi regional disebut sebagai

    Formasi Camba (Tmc).

    2) Batuan Gunungapi

    Satuan ini dijumpai di sekitar Gunung pati. Batuannya terdiri dari lava dan breksi,

    dengan sisipan sedikit tufa dan konglomerat bersusun basal, sebagian besar forfir

    dengan fenokris piroksen besar sampai 1 cm, warnanya kelabu tua kahijauan hingga

    hitam. Lava sebagian berkekar meniang dan sebagian lagi berkekar lapis, pada

    umumnya breksi berkomponen kasar, dari 15 cm sampai 60 cm, terutama basal dan

    sedikit andesit, dengan semen tufa berbutir kasar sampai lapili, banyak mengandung

    pecahan piroksen, Batuan ini terbentuk pada kala Pliosen akhir, dan dalam geologi

    regional disebut sebagai batuan Gunung api Baturape-Cindako(Tpbv).

    3) Endapan Aluvial

    Satuan batuan ini terletak tidak selaras di atas batuan yang lebih tua. Satuan ini

    dilaporkan terbentuk pada zaman Kuarter dan dalam geologi regional dikenal sebagai

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    11/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 11

    endapan aluvial sungai meliputi daerah bagian timur dan selatan Kota Semarang

    sampai ke wilayah Kabupaten Semarang.

    B. Geologi Pantai/LautWilayah kota Semarang dipengaruhi oleh hidrodinamika pantai/laut yang terdiri dari

    beberapa unsur, seperti angin, ombak/gelombang, arus bawah laut, arus pasang surut,

    pasang surut, abrasi, akrasi, dan sedimentasi.

    Sehubungan dengan hal tersebut, fisiografi daerah kota Semarang relatif tidak stabil,

    karena pada musim kemarau arah sedimentasi dari Utara ke Selatan, sedangkan pada

    musim hujan arah sedimentasi dari Selatan ke Utara.

    Tabel : Data Unsur Geologi Pantai/Laut Semarang, Tahun 1999

    No Unsur Geologi Pantai/Laut Notasi

    1. Temperatur air laut - s 1 Km dari garis pantai 30 rC

    - s (1-2) Km dari garis pantai (30-31) r C

    - Lebih dari 2 Km dari garis pantai 31r C ke

    atas

    2. Derajat Keasaman (pH) - Daerah pantai 7,5

    - Daerah kepulauan (8 8,5)

    3. Salinitas Air laut - Daerah Pantai (25-29)

    - s 1 km dari garis pantai 25

    - s (1-2) km dari garis pantai (25-26)

    - Lebih dari 2 km dari garis pantai 26 ke atas

    4. Arah Ombak/Gelombang - Musim kemarau (Musim Timur) N 270r E

    N 360r E

    - Musim Penghujan (Musim Barat) N 180r E

    N 270r E

    5. Tinggi Ombak/Gelombang - Daerah pantai (20-40) cm

    - Daerah lepas pantai (50-150) cm- Kecepatan/interval (3,77 11,57) detik

    6. Arus Susur Pantai (0,03 0,5) m/detik

    7. Jumlah Angkutan Pasir

    (Sedimentasi Pantai)

    0,2 x 10-6 m 3 /hari sampai 2 x 10 m 3 /hari

    8. Pasang surut Type campuran

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    12/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 12

    Tunggang Pasang Surut 2,08 m

    9. Jumlah angkutan pasir

    (Sedimentasi lepas Pantai)

    28.470 m-6

    /tahun

    10. Sumber Material Sedimen Sungai Banjir kanal barat, pecahan karang dansaluran pembuangan

    Sumber : Pemkot Kota Semarang, 1992

    Pt.PPK, 1998

    Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Perkotaan (RIPPP) Kota Semarang,

    1999

    a. LingkunganBerdasarkan data geologi dan pengamatan indikasi di lapangan, Pemerintah Kota

    Semarang dalam buku Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Perkotaan (RIPP)

    Kota Semarang thn 1999/2000, menguraikan bahwa wilayah Kota Semarang

    mempunyai potensi terhadap terjadi bencana alam seperti :

    1. Banjir/genangan air

    Banjir/genangan air disebabkan oleh volume air yang terlalu banyak akibat terjadinya

    musim hujan dan pasang naik air laut, dapat terjadi pada daerah Kecamatan Semarang

    Tengah, Johar ,Genuk, Banjar dawa

    2. Instrusi air laut

    Instrusi air laut disebabkan oleh penyusupan air laut kearah daratan melalui pori-pori

    batuan/tanah dimana pada skala besar dapat mengakibatkan terjadinya amblesan

    (turunnya permukaan tanah). Hal ini potensil terjadi pada daerah Kecamatan semarang

    Tengah, Genuk, Tugu, Mangkang, Pedurungan.

    3. Abrasi/Erosi

    Abrasi/erosi adalah proses pengikisan tanah/batuan oleh air, baik air laut (abrasi)

    maupun air sungai (erosi) yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan permukaan

    lereng/tebing (pantai/sungai). Hal ini dapat terjadi pada daerah aliran sungai (S. Banjir

    Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur.

    4. Sedimentasi/Akrasi

    Sedimentasi/Akrasi adalah proses penimbunan massa pasir atau lempung pada daerah

    sungai (sedimentasi) dan daerah pantai (akrasi). Hal ini potensil terjadi pada daerah

    Jatibarang, Gunung pati..

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    13/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 13

    5. Retakan tanah

    Retakan tanah yang dapat terjadi di wilayah Kota semarang merupakan retakan yang

    relatif kecil (tetapi diperlukan perhatian serius) yaitu berkisar antara 1 3 cm.

    Hal tersebut disebabkan oleh adanya kandungan mineral lempung minmirolonite

    pada sebagian tanah penyusun Kota Semarang. Retakan tanah dapat terjadi pada

    daerah Kecamatan Gunung Pati, kawasan kampus Untag, Unika, Tanjakan UNNES,

    Manyaran, Tembalang.

    III. Air Tanah Dan Instrusi Air Laut.

    Siklus Air

    Air tanah ada di bawah permukaan bumi dimana pun, seperti di bukit,

    pegunungan, dataran, dan gurun. Namun, keberadaannya belum tentu dengan mudah

    dapat diakses. Perlu penanganan tertentu, karena kadangkala susah untuk menentukan

    lokasi, mengukur dan menggambarkan keberadaan air tanah. Ada yang dekat dengan

    permukaan lahan, seperti di daerah rawa, atau ditemukan jauh pada beberapa puluh - ratusmeter di bawah permukaan.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    14/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 14

    Instrusi air laut alami

    Air tanah tersimpan dan bergerak perlahan melalui batuan permeabel yang

    disebut akuifer (aquifers). Kata ini berasal dari kata latin aqua (or water), dan ferre (to

    bear or carry). Makna akuifer adalah membawa air di bawah tanah. Akuifer dapat berupa

    lapisan gravel atau sand, lapisan batupasir (sandstone) atau batugamping yang bergua

    (cavernous limestone), pada jejak aliran lava, dan fractured granite.Air tanah digunakan

    untuk kebutuhan air minum dan kebutuhan industri. Eksploitasi besar-besaran dari

    pemompaan air tanah dapat menyebabkan berbagai masalah :

    a. Kerucut depresi (kekeringan pada sumur yang dangkal)

    b. Keringnya sungai dan danau

    c. Penurunan muka tanah (subsidence)

    Air berperan sebagai pelarut, dan juga didalamnya terkandung banyak mineral

    terlarut yang berasal dari batuan yang kontak dengan air tanah. Contoh dari zat yang

    terlarut di dalam air yaitu : sodium, calcium, magnesium, potassium, chloride,

    bicarbonate dan sulfat. Pada kimia air, maka zat-zat ini disebut sebagai unsur umum

    (common constituent).

    Untuk air minum, tidak dirokomendasikan jika kuantitas mineral terlarut

    melebihi 1,000 mg/L (milligrams per liter). Oleh karena itu dalam air tanah, harus benar-

    benar dilihat konsentrasi dari dissolved minerals, karena jangan sampai tidak toleran bagi

    kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan.

    Unsur dari mineral terlarut dapat membahayakan jika dalam konsentrasi

    tertingi; misal kebanyakan sodium dapat menyebabkan heart trouble. Boron merupakan

    mineral yang baik bagi tanaman jika sedikit jumlahnya, namun jika kebanyakan dapat

    menjadi racun (toxic) bagi sejumlah tanaman.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    15/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 15

    Kebutuhan air tanah semakin besar. Pertumbuhan industri, teknologi dan

    polulasi penduduk menyebabkan penggunaan air menjadi meningkat. Hal ini

    menyebabkan tekanan pada ketersediaan lahan dan sumberdaya air. terlebihlagi terjadi

    penurunan kualitas air tanah. Tekanan ini dapat disebabkan oleh sampah perkotaan dan

    industri (municipal and industrial wastes), pupuk kimia, herbisida, dan pestisida yang

    masuk ke dalam tanah dan menerus ke akuifer sehingga menyebabkan penurunan

    kualitas air tanah. Problem polusi lainnya meliputi kebocoran yang terjadi pada septic

    tank, dan air lindi pada TPA Sampah (landfill leachates). Pada daerah pantai (coastal

    areas), pemompaan yang intensif dari air tanah tawar (fresh ground water) telah

    menyebabkan intrusi air laut yang masuk kedalam akuifer air tawar (fresh-water

    aquifers).

    Seberapa intensif pemompaan air tanah (ground-water pumping) dapatmenyebabkan intrusi air laut (salt-water intrusion) pada akuifer yang berada di daerah

    pantai (coastal aquifers). Terlihat pada gambar berikut

    Instrusi Air Laut Akibat Ground Water Pumping

    IV. Solusi Mengatasi Instrusi Air Laut Di kota Semarang.Saat ini cukup sulit rasanya menemukan kawasan perumahan, khususnya

    perumahan menengah ke bawah yang tidak hanya "berlabel bebas banjir" tapi benar-benar

    bebas dari banjir. Banjir yang semula musibah berubah menjadi hal yang biasa, karena

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    16/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 16

    kerapkali terjadi dan bahkan menjadi rutinitas yang terjadi setiap musim hujan pada suatu

    kawasan perumahan, seperti yang dialami beberapa kawasan perumahan di daerah Genuk,

    Tlogosari Raden Patah, dan mangkang.

    Penghuni kawasan perumahan yang dilanda rob nampak pasrah menerima

    musibah ini, mereka kesulitan untuk pindah ke lokasi lain karena harga jual rumah turun

    drastis bahkan tidak ada yang berminat untuk membelinya, seperti di Perumahan Raden

    patah harga rumah tipe 21 luas tanah 60 m2 yang telah direnovasi dengan biaya Rp. 25

    juta akan dijual dengan harga yang sangat murah (Rp.10 juta) tidak ada yang berminat

    membelinya. Keadaan ini membuat mereka, rob merupakan hal biasa dan mereka telah

    siap menerima kedatangannya setiap tahun.

    Kawasan perumahan yang tergolong menengah ke bawah atau berlokasi

    dipinggiran kota, yang rata-rata masih menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih(tidak ada PDAM) biasanya tidak hanya dilanda banjir pada musim hujan tetapi juga

    dilanda kekeringan atau menurunnya permukaan air tanah dimusim kemarau.

    Salah satu faktor yang menyebabkan banjir dan menurunnya permukaan air

    tanah di kawasan perumahan adalah proses alih fungsi lahan. Proses alih fungsi lahan dari

    lahan pertanian atau hutan ke perumahan akan dapat menimbullkan dampak negatif,

    apabila tidak diikuti oleh upaya-upaya menyeimbangkan kembali fungsi lingkungan.

    Disisi lain dipicu oleh pengembangan fisik bangunan rumah yang terlalu pesat ke arah

    horisontal yang menyebabkan tidak adanya lagi area terbuka sebagai resapan air, sehingga

    air yang meresap ke dalam tanah menjadi kecil dan memperbesar volume aliran air

    permukaan.

    Solusi guna mengatasi Instrusi Air laut pada kawasan perumahan dapat

    dilakukan dengan cara pencegahan sedini mungkin melalui perencanaan dari awal oleh

    pihak pengembang perumahan (kontraktor/developer) dengan mengalokasikan lahan

    untuk pembuatan konstruksi sumur resapan air.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    17/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 17

    Sumur Resapan pengendali air tanah

    1. Faktor Penyebab Instrusi Air laut dibeberapa kawasan perumahan di kotaSemarang

    Berbagai aktivitas manusia dan derap pembangunan yang berkembang pesat akan

    mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap lahan. Perubahan penggunaan

    lahan dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan untuk perumahan, akan berpengaruh

    pada berkurangnya tingkat peresapan air ke dalam tanah yang menyebabkan banjir pada

    musim hujan dan instrusi air laut.

    Terjadinya banjir dan Instrusi air laut pada kawasan perumahan dapat disebabkan oleh

    beberapa faktor diantaranya :

    a. Pengembangan rumah yang melewati batas Garis Sempadan Bangunan (GSB).

    b. Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik

    c. Masih kurangnya kesadaran para penghuni kawasan permukiman terhadap

    pentingnya resapan air

    Pengembangan rumah merupakan suatu kebutuhan dari setiap penghuni kawasan

    perumahan sejalan penambahan jumlah anggota keluarga atau untuk kebutuhan lain.

    Proses pengembangan rumah-rumah pada suatu kawasan perumahan biasanya berkisar

    antara 5 sampai 15 tahun atau dapat lebih cepat tergantung dari lokasi perumahan dan

    fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) yang dimiliki perumahan tersebut.

    Pengembangan rumah atau penambahan jumlah ruangan terjadi dihampir semua lokasi

    perumahan, rumah-rumah dikembangkan kearah horisontal dengan pertimbangan biaya

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    18/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 18

    konstruksi akan lebih murah jika dibandingkan dengan pengembangan kearah vertikal. Hal

    ini berakibat garis sempadan bangunan antara 3 4 m dari tepi jalan yang semula

    diperlukan untuk area resapan air dan penghijauan atau taman menjadi tidak ada atau

    berubah menjadi kedap air, sehingga pada waktu musim hujan volume aliran air

    permukaan menjadi besar dan volume air yang meresap ke dalam tanah menjadi sangat

    sedikit, yang mengakibatkan genangan-genangan air bahkan banjir dan berkurangnya

    persediaan air tanah pada lokasi perumahan.

    Sistem drainase suatu kawasan perumahan biasanya direncanakan sesuai dengan

    jumlah volume air permukaan yang berasal dari rumah-rumah per-blok dengan kondisi

    rumah yang standar (rumah belum dikembangkan). Kondisi ini yang membuat dimensi

    saluran drainase tidak dapat menampung lagi volume air permukaan sejalan dengan

    pengembangan rumah-rumah, yang berakibat terjadinya genangan-genangan air bahkanbanjir pada kawasan tersebut dan sekitarnya. Solusi yang dapat ditawarkan adalah

    a. Penerapan Konstruksi Sumur Resapan Air

    Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam

    mengatasi banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan,

    karena dengan pertimbangan : a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan

    biaya besar, b) tidak memerlukan lahan yang luas, dan c) bentuk konstruksi SRA

    sederhana.

    Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa

    bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali

    dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan

    diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat

    yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1)

    mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga

    memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi

    muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan

    terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4)

    mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah

    yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut,

    1995).

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    19/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 19

    Gambar 1. Sumur Resapan Air Pada Pekarangan Rumah

    (Sumber: PU Cipta Karya, 2003)

    Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah,

    mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan

    tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka

    panjang (Pasaribu, 1999). Oleh karena itu pembuatan sumur resapan perlu digalakkan

    terutama pada setiap pembangunan rumah tinggal.

    1. Bentuk Dan Ukuran Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA)

    Bentuk dan ukuran konstruksi SRA sesuai dengan SNI No. 03-2459-1991 yang

    dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil adalah berbentuk segi empat atau silinder

    dengan ukuran minimal diameter 0,8 meter dan maksimum 1,4 meter dengan kedalaman

    disesuaikan dengan tipe konstruksi SRA. Pemilihan bahan bangunan yang dipakai

    tergantung dari fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan campuran 1 Pc :

    2 Psr : 3 Krl untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran spesi 1 Pc : 5

    Psr tidak diplester, tebal bata (Gambar Berikut).

    Kontrusi Sumur Resapan

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    20/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 20

    Data teknis sumur resapan air yang dikeluarkan oleh PU Cipta Karya adalah sebagai

    berikut :

    y Ukuran maksimum diameter 1,4 meter

    y Ukuran pipa masuk diameter 110 mm

    y Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm

    y Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter

    y Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4 pasir

    tanpa plester

    y Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm

    y Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1 semen : 2

    pasir : 3 kerikil.

    b. Desain Konstruksi Sumur Resapan Air

    Sumur resapan air akan dapat berfungsi dengan baik, apabila didesain berdasarkan

    kondisi lingkungan dimana sumur tersebut akan dibuat. Desain sumur resapan air dalam

    hal ini meliputi bentuk, jenis konstruksi dan dimensi sumur resapan air. Menurut SNI No.

    02-2453-1991Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk

    Lahan Perkarangan diperlukan persyaratan teknis pemilihan lokasi dan jumlah sumur

    resapan pada pekarangan, persyaratan teknik meliputi :

    1. Umum : dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari kontaminasi

    dan pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk daerah dengan sanitasi

    lingkungan yang tidak baik hanya digunakan menampung air hujan dari talang,

    mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi dan hidrologi.

    2. Pemilihan lokasi : keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan,

    permeabilitas yang diperkenankan 2 12,5 cm/jam, jarak penempatan

    diperhitungkan dengan tangki septik tank 2 meter, resapan tangki septik

    tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter, sumur air bersih 2 meter.

    3. Jumlah : penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan

    maksimum, permeabilitas dan luas bidang tanah.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    21/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 21

    Dalam mendesain dimensi konstruksi sumur resapan air untuk kawasan perumahan

    terdapat tiga parameter utama yang perlu diperhatikan yaitu : permeabilitas tanah, curah

    hujan, dan luas atap rumah/permukaan kedap air (Dephut, 1994). Permeabilitas tanah dapat

    kita tentukan berdasarkan hasil pengukuran langsung di lokasi permukiman dengan

    Metode Auger Hole Terbalik. Data permeabilitas tanah ini diperlukan untuk menentukan

    volume sumur resapan air yang akan dibuat.

    Curah hujan diperlukan untuk menentukan dimensi sumur resapan air. Data curah

    hujan yang diperlukan selama 10 tahun pengamatan (diperoleh dari stasiun hujan terdekat).

    Pengukuran luas atap rumah didasarkan atas luas permukaan atap yang merupakan tempat

    curah hujan jatuh secara langsung diatasnya. Sedangkan untuk mendesain bentuk dan jenis

    konstruksi sumur resapan air diperlukan parameter sifat-sifat fisik tanah yang meliputi

    Infiltrasi,tekstur tanah, struktur tanah, dan pori drainase (Mulyana, 1998).c. Pembuatan Sumur Resapan Air

    Setelah diperoleh desain konstruksi (dimensi, bentuk dan jenis) sumur resapan air

    sesuai dengan kondisi lingkungan pada kawasan perumahan, selanjutnya dalam proses

    pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola penerapan yaitu: a) pembuatan

    secara kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan perumahan); dan b)

    pembuatan per-tipe rumah.

    Tampak samping resapan diperumahan.

    Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus

    direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan sudah nampak

    jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada setiap blok (per-blok bisa

    terdiri dari 10 rumah atau lebih). Alternatif lain, SRA dibuat dalam bentuk danau untuk

    semua rumah pada suatu kawasan perumahan (seperti perumahan Bogor Lakeside),

    sehingga SRA berfungsi disamping untuk meresapkan air ke dalam tanah juga sebagai

    tempat rekreasi warga perumahan,.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    22/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 22

    d. Pembuatan Lubang Resapan Berpori

    Gambar. Pembuat Lubang Resapan Berposri

    LRB dibuat dengan mengebor (manual) tanah sedalam kurang dari semeter.

    Selanjutnya pada bagian atas lubang, ditempatkan bis beton lingkaran berukuran kecil,

    atau persis seukuran konblok semen segi enam. Tepat di atas beton dipasang teralis besi

    sebagai saringan.

    LRB selanjutnya diisi sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori atau

    pori berbentuk liang (terowongan kecil) yang dibentuk oleh aktifitas fauna tanah atau akar

    tanaman. Pada musim hujan, begitu masuk lubang, air akan mengenai sampah organik.

    Proses selanjutnya, sampah tersebut dipanen saat musim kemarau sebagai humus, sebagai

    pupuk tanaman.

    Koordinator Team Biopori Endarwati mengatakan, LRB berfungsi sebagai sumur

    resapan. Berbeda dengan resapan konvensional yang hanya meresapkan air di bagian

    dasar, LBR bisa meresapkan air di dindingnya.

    Biaya pembuatannya pun sangat murah. Satu LRB hanya menghabiskan paling

    banyak Rp 20.000. Untuk bor manualnya, tim menyediakan dengan harga Rp 200.000.

    Paling tidak, konblok dan aeral semen di halaman dan di jalan bisa diselingi LBR. Jarak

    antar LRB setidaknya satu meter, ujarnya.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    23/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 23

    Bab III. Penutup

    Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :

    1. Kota Semarang Sebagai Ibukota propinsi memiliki tipe geografis, Demografi yang

    berbeda dengan kota lainnya tentu saja penengannanya akan berbeda pula.

    2. Guna mengantisipasi terjadinya instrusi air laut di kawasan perumahan, hendaknya

    pihak kontraktor atau developer perumahan merencanakan dari awal pembuatan

    konstruksi sumur resapan air atau mengalokasikan lahan untuk pembangunan

    pompa pengendali banjir.

    3. Penerapan sumur resapan air pada kawasan perumahan menjadi suatu keharusan

    yang perlu direalisasikan secara bersama-sama pada setiap rumah, sebagai suatu

    upaya memperkecil genangan-genangan air atau bahaya banjir dan mencegah

    menurunnya permukaaan air tanah serta dalam rangka mewujudkan perumahanyang berwawasan lingkungan.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    24/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 24

    Daftar Pustaka

    Adhisthana. 2003. Banjir rob melanda perumahan di Semarang.

    http://adhisthana.tripod.com/artikel/semarang.txt

    Anonim. 2003. Dijual Murah Pun Tak Ada yang Berminat Beli. Kompas, Jakarta.

    http://www.kompas.com//kompas-cetak/0302/14/metro/130038.htm

    Dephut. 1994.Pedoman Penyusunan Rencana Pembuatan Bangunan Sumur Resapan Air.

    Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan, Jakarta.

    Dephut. 1995. Petunjuk Teknis Uji coba Pembuatan Percontohan Sumur Resapan Air.Departemen Kehutanan, Jakarta.

    Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk

    Lahan Pekarangan SNI No.03-2459-1991. Departemen Kimpraswil, Jakarta.

    http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/uraian_SNI/SNIKIM/Perumahan/sni-03-2459-

    1991.htm

    Balitbang Kimpraswil. 2001. Ringkasan Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan

    Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan SNI No.02-2453-1991. Departemen Kimpraswil,

    Jakarta. http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/uraian_SNI/SNIKIM/Perumahan/ sni-02-

    2453-1991.htm

    Mulyana, Rachmat. 1998. Penentuan Tipe Konstruksi Sumur Resapan Air Berdasarkan

    Sifat-sifat Fisik Tanah dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Puncak. Tesis

    S2 IPB, Bogor.

    Pasaribu, 1999.Sumur Resapan Air Mengurangi Genangan Banjir Dan Mengembalikan

    Persediaan Air. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.5 No.19 Th.V IKIP Medan,

    Medan.

  • 8/14/2019 Instrusi Air Laut

    25/25

    Tugas Kimia Lingkungan - Studi instrusi Air laut

    Indikasi Instrusi Air Laut Di Kota Semarang Suwahono - 25

    PU Cipta Karya. 2003. Sumur Resapan Air. http://www.pu.go.id/publik/

    ciptakarya/html/ind/resapan-htm.

    Saragih, John F.B. 1997. Merenovasi Rumah Tipe 21 dan Tipe 36. PT.Gramedia Pustaka

    Utama,Jakarta. instrusi air laut

    WWW. Semarang.go.id, Diunduh tanggal 28 Maret 2009